Sastra Indonesia UP. Fakultas Ilmu Budaya Universitas - FIB

advertisement
JURNAL HASIL PENELITIAN
ANALISIS NOVEL “AMBA” KARYA LAKSMI PAMUNTJAK DITINJAU
DARI SOSIOLOGI SASTRA
OLEH
ITA VERLI ASTUTI
NIM 1014015027
Sastra Indonesia
UP. Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Mulawarman Samarinda
2014
ABSTRAK
Ita Verli Astuti, 2014.Analisis Novel “Amba” Karya Laksmi Pamuntjak
Ditinjau dari Sosiologi Sastra, Fakultas Ilmu Budaya
Program Studi Sastra Indonesia.Pembimbing (1) Dra. Hj.
Endang Dwi Sulistyowati, M.Si dan (2) Drs. Akhmad
Murtadlo, M.Pd.
Kata Kunci : Analisis, Novel, Sosiologi Sastra
Latar belakang penelitian ini adalah karena aspek sosiologi sastra
berkaitan dengan kehidupan masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.Sehingga pelajaran mengenai hubungan masyarakat tersebut dapat
diaplikasikan dalam kehidupan.Aspek Sosiologi tersebut mencakup Aspek
Sosiologi dalam Karya Sastra dan Hubungan Sosial Karya Sastra dengan
Masyarakat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
unsur-unsur sosiologi sastra Novel Amba karya Laksmi Pamuntjak yaitu
gambaran tentang aspek sosiologi sastra.Dalam operasional penelitian membahas
kaitan antara sastra dan sosiologi.Dalam konteks ini penulis membuktikan adanya
aspek sosiologi dalam novel Amba.
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik baca dan teknik
mencatat.Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data aspek sosiologi
dalam novel Ambaadalah mengidentifikasi aspek-aspek sosiologi sastra dalam
novel Amba, kemudian mengklasifikasikan aspek-aspek sosiologi dalam novel
Amba, kemudian mengkategorikan aspek-aspek sosiologi dalam novel Amba
sesuai klasifikasi yang telah di tentukan dan melakukan interpretasi dengan
memberikan kesimpulan. Metode yang digunakan adalah metode
Deskriptif.Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif bertujuan
menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai
populasi atau mengenai bidang tertentu.Penelitian ini berusaha menggambarkan
aspek-aspek sosiologi sastra yang terdapat di dalam novel Amba karya Laksmi
Pamuntjak.Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan aspekaspek sosiologi sastra dalam novel Ambakarya Laksmi Pamuntjak adalah sebagai
berikut: (1) Sosiologi dalam Karya Sastra yaitu berupa Fakta sosial, Sejarah
sosial, Perilaku sosial, Peristiwa Sosial; (2) Hubungan Sosial Karya Sastra dengan
Masyarakat yaitu berupa karya sastra refleksi dari keadaan sosial masyarakat,
sastra merupakan sinkronik dan diakronik zamannya, sastra sebagai manifestasi
keadaan sosial budaya.
ABSTRACT
Ita Verli Astuti, 2014. Novel Analysis “Amba” by author Laksmi Pamuntjak
in terms of Sociology Literature, Faculty of Humanities
Department
Indonesia
Literature
Mulawarman
University.Advisor (1) Dra. Hj. Endang Dwi Sulistyowati,
M.Si and advisor (2) Drs. Akhmad Murtadlo, M.Pd.
Key Words: Novel, Analysis, Sociology Literature
Background of this study is aspect if sociology literature that connected
with human lives. Therefore, people can adapt with their surroundings and applied
the study about human relationship. This contains with sociology aspect in
literature work and relationship between social literature works.
The objective of this study is to find out elements of sociological literary
in Amba novel author by Laksmi Pamuntjak. This study investigate the
relationship between literary and sociology. In this situation the writer proving the
existence of sociological aspect in Amba novel.
Data analysis technique in this study are reading technique and noted
technique. The writer identified sociological literary aspects in Amba novel, and
then classified sociological aspect in Amba novel, and next categorized
sociological aspect in Amba novel, and the last interpreted by giving the result.
This study use descriptive method which means the writer describe the data
systematically and accurate according to the fact and characteristic about
something. This study try to describe sociological literary aspect in Amba novel
by Laksmi Pamuntjak. Data collection in this study is descriptive.
The result of this study show sociological literary aspect in Amba by
Laksmi Pamuntjak as: (1) Sociology in literary works is sociological fact,
sociological history, sociological behavior, sociological event; (2) The
relationship between Sociological of Literary Works and Society is reflection of
social conditions, literary as synchronic and diachronic of the lime, literary as
manifestations of socio-cultural situation.
I.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sastra adalah hasil pemikiran seseorang dalam bentuk
tulisan.Tulisan itu sendiri berupa gambaran hasil pemikiran yang telah
tercipta melalui bahasa dan tulisan. Hasil dari tulisan, gambaran berupa
tulisan, suara, serta karya-karya sastra lain yang menjadi sesuatu yang
dapat dihasilkan dan dinikmati.Teori sosiologi sastra dipilih sebagai
metode analisis karena peneliti ingin gambaran pada aspek sosiologi sastra
dapat diaplikasikan terhadap kehidupan bermasyarakat yang berkaitan
dengan aspek-aspek sosiologi yang terdapat pada novel Amba karya
Lakmsi Pamuntjak.
Novel ini berkisah pada tahun 1965, peristiwa G30S PKI yang
mengakibatkan bentrokan fisik antara Banser dengan PKI.Dan dalam
sebuah serbuan antara Banser dengan PKI Bhisma hilang selamalamanya.Bhisma hilang karena ditangkap oleh pemerintah Orde Baru
karena dianggap sebagai anggota komunis, dan Bhisma dibuang ke pulau
Buru sebagai Tahanan Politik.Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan
dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tidak kembali.Inilah yang
membuat Amba untuk memantapkan keinginannya mencari Bhisma ke
pulau Buru.
Adapun alasan diangkatnya sosiologi sebagai bahan kajian karena
novel ini sudah memasuki penjualan terbaik di Indonesia.Selain itu,
banyak nya nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat
pada novel tersebut. Hal ini juga menjadi pertimbangan bahwa novel ini
memang memiliki kelebihan lain dari segi isi dan bahasanya sehingga
penulis tertarik mengadakan pengkajian dari aspek sosiologi sastra.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka
timbul beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran novel “Amba” karya Laksmi Pamuntjak
ditinjau dari sosiologi sastra yang mencakup fakta sosial,sejarah
sosial,perilaku sosial dan peristiwa sosial?
2. Apakah novel “Amba” karya Laksmi Pamuntjak merupakan
Refleksi bagi kehidupan masyarakat?
c. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini antara
lain sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikannovel “Amba” karya Laksmi
Pamuntjak ditinjau dari sosiologi sastra yang mencakup fakta
sosial, sejarah sosial, perilaku sosial dan peristiwa sosial.
2. Untuk mendeskripsikan refleksi novel “Amba” karya Laksmi
Pamunjak bagi kehidupan masyarakat.
II.
Dasar Teori
a. Novel
Novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman
novelle, dan dalam bahasa Yunani novellus.Kemudian masuk ke
Indonesia menjadi novel.Yang memiliki arti sebuah karya prosa fiksi
yang tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu
pendek.Nurgiantoro, (1995:9) menjelaskan bahwa Novel merupakan
karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih
mendalam dan disajikan dengan halus.
Novel menurut (Jakob Sumardjo Drs) adalah bentuk sastra yang
paling popular di dunia.Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan
paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada
masyarakat.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995:694)
dijelaskan bahwa Novel merupakan karangan prosa yang panjang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orangorang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
perilaku.Dalam beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang
disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap perilaku.
b. Pengertian Sosial dan Sosiologi Sastra
Sosial berkenaan dengan masyarakat, berkenaan dengan umum,
suka menolong dan memperhatikan orang lain sedangkan dalam
pandangan Wolff (Faruk, 1994:3), sosiologi sastra merupakan disiplin
yang tanpa bentuk, tidak terdefinisikan dengan baik, terdiri dari
sejumlah studi-studi empiris dan berbagai percobaan pada teori yang
agak lebih general, yang masing-masingnya hanya mempunyai
kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dengan hubungan
sastra dengan masyarakat.
Waters dan Crook (dalam Heru Kurniawan, 2011:4), sosiologi
adalah analisis sistematis tentang struktur tingkah laku sosial. Dalam
definisi ini, terdapat empat elemen penting menjadi fokus sosiologi:
(1) tingkah laku yang dikaji adalah karakter sosial, bukan individual,
tingkah laku yang ditunjukan untuk orang lain (bukan untuk dirinya
sendiri) sehingga mempunyai konsekuensi bagi orang lain atau
merupakan konsekuensi dari tingkah laku orang lain ada hubungan
timbal balik; (2) tingkah laku sosial yang dipelajari sosiologi adalah
struktur yaitu pola atau regulasi tertentu yang berusaha untuk
memahami elemen-elemen tingkah laku sosial; (3) penjelasan
sosiologi bersifat analitis yaitu menjelaskan tingkah laku manusia
berdasarkan prinsip-prinsip metodelogi penelitian tertentu, bukan
berdasarkan konsensus-konsensus khusus; dan (4) sosiologi bersifat
sistematis yaitu memahami tingkah laku sosial yang menempatkan
dirinya sebagai disiplin ilmu.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa
adanya hubungan antara sastra dengan masyarakat dapat saling
melengkapi.Perspektif sosiologi sastra yang patut diperhatikan adalah
adanya pernyataan Levin (Elizabeth dan Burns, 1973:31) “literature is
not only the effect of social causes but also the cause of social
effect”.Sugesti ini memberikan arah bahwa penelitian sosiologi sastra
dapat kearah hubungan pengaruh timbal balik antara sosiologi dan
sastra. Keduanya akan saling mempengaruhi dalam hal-hal tertentu
yang pada gilirannya menarik perhatian peneliti.
III.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Penelitian
kualitatif tidak menekankan pada kuantum atau jumlah, jadi lebih
menekankan pada segi kualitas secara alamiah karena menyangkut
pengertian, konsep, nilai serta ciri-ciri yang melekat pada objek
penelitian.Menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) mengartikan bahwa
metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata (bisa lisan untuk
penelitian budaya, sosial, filsafat), catatan-catatan yang berhubungan
dengan makna, nilai serta pengertian.Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti suatu objek, baik berupa nilai-nilai budaya
manusia, sistem pemikiran filsafat, nilai-nilai etika, nilai karya seni,
sekelompok manusia, peristiwa atau objek budaya lainnya.
IV.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis, novel setebal
494 halaman ini terdapat aspek sosiologi sastra yang terdiri dari fakta
sosial, sejarah sosial, perilaku sosial, dan peristiwa sosial.Lalu terdapat
juga hubungan sosial karya dengan masyarakat yang terdiri dari karya
sastra refleksi dari keadaan sosial masyarakat dan sastra merupakan
sinkronik dan diakronik zamannya.
Fakta tentang nama-nama tokoh, peran utama dalam novel “Amba”
adalah tokoh Amba, tokoh yang digambarkan sebagai gadis yang
cerdas, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan gigih dalam
menggapai sesuatu. Tokoh lain yang berperan dalam jalannya suatu
cerita adalah Ayah Amba yaitu Sudarminto, yang digambarkan sebagai
sosok ayah yang bijaksana terhadap anaknya. Selain Nuniek yang
berperan sebagai Ibu Amba digambarkan sebagai sosok Ibu yang
sederhana dan setia terhadap keluarganya.Bhisma yang diceritakan
sebagai kekasih Amba digambarkan sebagai tokoh yang selalu
dikagumi Amba dan setia terhadap kekasihnya.Fakta tentang bendabenda material yang dipergunakan dalam novel “Amba” yaitu berupa
kereta dan kapal laut yang masih sering dipakai hingga sekarang.Fakta
tentang waktu yang dijelaskan pada novel “Amba” yaitu pada tahun
peristiwa tersebut sedang berlangsung. Seperti pada malam 6 Oktober
1965, peristiwa bentrokan fisik antara Banser dengan PKI.Dan pada
akhir Februari 2006 pada tahun tersebut terjadi peritiwa dimana Amba
mulai mencari Bhisma yang hilang ke pulau Buru.
Sejarah sosial yang terdapat dalam novel “Amba” menceritakan
sejarah peristiwa G30S di Yogyakarta yang menjadikan Pahlawan
Nasional Jendral Nasution salah satu tokoh yang menjadi sasaran
dalam peristiwa tersebut. Pada peristiwa tersebut terjadi bentrokan
fisik antara Banser dengan PKI.
Terdapat juga hubungan sosial karya dengan masyarakat yang
terdiri dari karya sastra refleksi dari keadaan sosial masyarakat,
masyarakat pembaca dapat menemukan pengalaman baru setelah
membaca novel “Amba”, novel ini dapat memberikan pelajaran yang
mendalam tentang sejarah Indonesia. Sastra merupakan sinkronik dan
diakronik zamannya, novel “Amba” dapat menginspirasi masyarakat
pembaca untuk lebih mengenal bangsanya.Bahwa bangsa Indonesia
dahulu pernah mengalami peristiwa besar yang telah membentuk
Indonesia hingga sekarang.
Bahasa yang digunakan oleh pengarang yaitu Bahasa Indonesia
yang mudah dipahami namun ada beberapa bahasa daerah yang
disebutkan seperti “mauweng”, “soa”, dan bahasa dari daerah jawa
“Duh Gusti ayune” .
V.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada novel “Amba”
jika ditinjau dari Aspek Sosiologi Sastra, maka menurut penulis
banyak ditemukan berbagai macam fakta sosial berupa fakta tentang
tempat yaitu Kediri, Lambelu, Namlea, Waeapo yang menjadi tempat
terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam novel “Amba”.
Terdapat juga fakta tentang waktu yang menyatakan kapan
terjadinya peristiwa tersebut sedang berlangsung.Pada novel “Amba”
fakta tentang waktu yang menyatakan peristiwa sedang berlangsung
yaitu pada malam 6 Oktober 1965.
Sejarah sosial yang terjadi pada novel “Amba” yaitu berkisah pada
tahun 1965.Peristiwa G30S PKI yang mengakibatkan bentrokan fisik
antara Banser dengan PKI.Terdapat peristiwa sosial yang terdapat
dalam novel “Amba” salah satunya berupa perjuangan seorang Amba
yang telah terpisah oleh Bhisma, lelaki yang telah memberikan anak di
luar nikah yang hilang akibat peristiwa G30S PKI di Yogyakarta.
Perjuangan yang tak kenal lelah yang pada akhirnya Amba harus
menerima kenyataan bahwa Bhisma telah terbunuh.
Dalam novel “Amba” terdapat hubungan sosial karya dengan
masyarakat seperti karya sastra refleksi dari keadaan sosial
masyarakat, masyarakat pembaca dapat menemukan pengalaman baru
setelah membaca novel “Amba”, novel dapat memberikan
pengetahuan yang mendalam tentang sejarah Indonesia. Sastra
merupakam sinkronik dan diakronik zamannya, novel “Amba” dapat
menginspirasi masyarakat untuk lebih mengenal bangsanya sendiri
bahwa dahulu pernah mengalami peristiwa besar yang telah
membentuk Indonesia hingga sekarang.Dan dapat membangkitkan
kecintaan para masyarakat pembaca khususnya dalam bidang
sejarah.Dan sastra sebagai manifestasi keadaan sosial budaya, budaya
yang diceritakan pada novel “Amba” adalah budaya pada peristiwa
G30S PKI di Yogyakarta.
VI.
Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Terdapat Sosiologi Sastra dalam novel “Amba” yang berupa fakta
sosial, peristiwa sosial, perilaku sosial dan sejarah sosial.
2. Dalam novel “Amba” terdapat hubungan sosial karya dengan
masyarakat salah satunya ialah karya sastra ini dapat menginspirasi
masyarakat pembaca khususnya para pemuda dan pemudi untuk lebih
mengenal bangsanya sendiri melalui peristiwa besar yang telah
membentuk Indonesia hingga sekarang. Dan karya sastra ini mampu
membangkitkan kecintaan para masyarakat pembaca khususnya dalam
bidang sejarah.
3. Sastra tidak lahir dari situasi kekosongan budaya dan juga karya sastra
merupakan karya fiksi yang bersifat imajinatif, pengarang berusaha
memanfaatkan kondisi sosial di sekitarnya sebagai objek karya sastra
salah satunya Novel “ Amba”. Karya sastra menerima pengaruh dari
masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap
masyarakat.
b. Saran-saran
Beberapa saran yang dapat dikemukakan kepada pembaca adalah
sebagai berikut:
1. Bagi para pembaca agar dapat mengambil pembelajaran yang
diperoleh dari novel “Amba” yakni sebuah keteguhan hati, dan
kegigihan dalam menggapai sesuatu. Sebuah kejujuran dan kecerdasan
yang dapat menjadikan sosok yang berbakti kepada kedua orang tua.
2. Untuk menulis sebuah karya sastra yang menarik sebaiknya
mengandung cerita yang dapat menginspirasi masyarakat. Tidak hanya
memerlukan imajinasi tetapi juga referensi yang luas.
3. Dalam membaca keseluruhan cerita sebaiknya membaca dengan
cermat agar dapat menikmati ungkapan-ungkapan yang mewarnai
sebuah makna dalam karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, Suwardi (eds), 2008. Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Penelitian Sosiologi Sastra.
Escarpit, Robert (eds), 2005. Sosiologi Sastra. Apa Yang Dimaksud Dengan
Sosiologi Sastra, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis,Teori, Dan
Pendekatan Menuju Analisis Masalah-masalah Sosial, Perubahan sosial,
Dan Kajian-kajian Strategis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Faruk,Dr, 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
Indonesia.
Moleong, Lexy.J. (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sosiologi Sastra
Djojosuroto, Rinayati, dan Sumaryati. 2000. Prinsip-prinsip
PenelitianBahasadan Sastra indonesia. Jakarta: Nuansa
Dasar
LAMPIRAN
Ringkasan Novel
Amba merupakan anak seorang guru disebuah kota kecil Kadipura di Jawa
Tengah. Ia merupakan anak sulung dari dua saudaranya yang kembar yaitu
Ambika dan Ambalika. Ayahnya seorang kepala sekolah di Kadipura dan ibunya
mantan kembang desa pada waktu itu. Semenjak lahir, Amba selalu tahu ia bukan
yang tercantik di keluarganya. Ibunya bekas kembang desa, tapi ketika si kembar
Ambika dan Ambalika lahir, hidupnya seketika berubah. Ia bukan lagi bukan yang
tercantik, melainkan yang paling tidak cantik.
Di Rumah Sakit Sono Walujo lah Amba bertemu dengan Bhisma, dokter
lulusan Universitas di Jerman.Semenjak itu Amba berkenalan dengan Bhisma,
hatinya tak berhenti bergemuruh.Seperti ada sesuatu dari diri Bhisma yang
membuatnya terpesona dan kagum pada sosok dokter muda itu. Semenjak Amba
di Kediri dan bekerja sebagai penerjemah, ia menjalin hubungan dengan Bhisma.
Sampai pada saat Amba mengandung anak Bhisma buah dari percintaan mereka.
Pada malam 6 Oktober 1965, semenjak pagi rumah sakit seperti
diguncang-guncang.Baret hijau dan orang-orang yang tampak marah, atau juga
cemas, datang membawa senjata.Bingung dan ketakutan menyebar.Separuh dari
pegawai menghilang tanpa izin, satu-persatu. Semua mendengar kabar bahwa di
alun-alun kota, Banser berkumpul lalu bergerak ke Banjaran, menyerang kantor
PKI. Perkelahian terjadi, korban jatuh, orang-orang PKI menginggalkan tempat
itu, dan kantor mereka dibakar.
Didetik itu sebuah tembakan terdengar.Sebuah lagi dan sebuah lagi.
Bhisma memeluk Amba dan tiarap mengikuti yang lain-lain di deretan depan.
Amba tidak tahu dari mana dan ke mana senjata itu diarahkan. Dalam gelap ia
melihat semburan api, suara tembakan lagi, lalu mendadak sebuah cahaya yang
menyilaukan menerangi seluruh pekarangan depan. Beberapa belas orang, tidak
jelas lagi siapa, mencoba menahan serbuan. Pada saat itu Amba baru sadar ia telah
terpisah dari Bhisma. Dan Bhisma hilang karena tertangkap oleh pemerintah Orde
baru, karena Bhisma dianggap sebagai anggota komunis dan Bhisma dibuang ke
pulau Buru sebagai tahanan politik (Tapol).
Setelah bertahun-tahun Amba menunggu Tahanan Politik dari Buru
dipulangkan, Bhisma tetap tidak kembali. Dan pada tahun 2006, Amba
memutuskakn untuk pergi ke pulau Buru untuk mencari Bhisma dengan
menggunakan kapal Lambelu yang bertujuan ke kota Namlea kecamatan Buru
Utara Timur. Dan pada saat itu Amba bertemu dengan Samuel, seorang teman
yang baru bertemu dengan nya di kapal itu. Dan Samuel akan menemani Amba
untuk mencari Bhisma. Kemudian yang tidak disangka-sangka terjadi, Amba
mendapat informasi bahwa Bhisma telah hilang selama-lamanya karena telah
terbunuh.
Download