10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin “communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama; sama di sini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Jika tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communication actors), yaitu komunikator dan komunikan itu, dengan kata lain perkataan komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi8. Kenyataan bahwa terdapat dua mahzab utama dalam studi komunikasi. Mahzab pertama melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Ia tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ia melihat komunikasi sebagai suatu proses yang dengannya seorang pribadi mempengaruhi perilaku atau state of mind pribadi yang lain. Mahzab ini sebagai Mahzab “Proses”9. Mahzab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Ia berkenaan dengan bagaimana pesan atau teks berinteraksi dengan 8 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003 hal 30. 9 Fiske, John. Cultural and Communication Studies: Sebuah pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra, 2007 hal 8 10 11 orang-orang dalam rangka menghasilkan makna; yakni ia berkenaan dengan peran teks dalam kebudayaan kita. Bagi mahzab ini, studi komunikasi adalah studi tentang teks dan kebudayaan. Metode studinya yang utama adalah semiotika (ilmu tentang tanda dan makna)10. Pemasaran adalah sekumpulan rancangan kegiatan yang saling terkait untuk mengenali kebutuhan konsumen dan mengembangkan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga yang tepat dari sebuah produk dan layanan untuk mencapai kepuasan dari konsumen yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan11. Pengertian pemasaran yang paling populer adalah penjualan. Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara eceran. Bagi sebagian orang, kegiatan pemasaran mencakup sejumlah kegiatan, seperti riset pemasaran, penentuan harga, atau perencanaan produk12. Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan tersebut, namun demikian pemasaran ternyata tidak lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan tersebut. berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi, semuanya adalah kegiatan pemasaran. Namun begitu, pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu13. 10 Ibid. hal 9 11 Kennedy, John E dan Soemanagara, R. Dermawan. Marketing Communication Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 13. 12 13 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 2. Ibid. 11 12 Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian “baru” yang disebut Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran)14. Marketing Communication merupakan pendekatan interdisiplin antara disiplin manajemen, dan disiplin komunikasi. Marketing communication dapat dikatakan sebagai sebuah kajian tentang komunikasi dalam lingkup manajemen dan komunikasi15. Komunikasi pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen. Pemasar menggunakan iklan, pemasaran langsung, publisitas, promosi penjualan, dan penjualan langsung, untuk memberikan informasi yang mereka harapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen16. Kegiatan marketing communication adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan17. 14 Kennedy, John E dan Soemanagara, R. Dermawan. Marketing Communication Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 4. 15 16 Ibid. hal 10 . Machfoedz, Mahmud. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010 hal 16. 17 Kennedy, John E dan Soemanagara, R. Dermawan. Marketing Communication Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 5. 12 13 2.2. Bauran Pemasaran Dalam konsep pemasaran tersirat suatu sistem kegiatan yang berkaitan dengan produk, harga, tempat dan promosi (product, price, place and promotion) atau lebih dikenal dengan marketing mix (bauran pemasaran)18. 2.2.1. Bauran Produk (Product Mix) Produk pada dasarnya adalah segala hal yang dapat dipasarkan yang dapat memuaskan konsumennya ketika dipakai atau digunakan. Suatu produk tidak saja merupakan objek-objek yang dapat dilihat namun merupakan suatu gabungan dari berbagai manfaat yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen yang tidak saja bersifat fungsional namun juga kebutuhan sosial dan psikologis19. Pengembangan suatu produk meliputi penetapan manfaat yang akan ditawarkannya. Manfaat ini dikomunikasikan dan disampaikan melalui karakteristik produk seperti kualitas, ciri dan desain. Keputusan tentang ciri-ciri tersebut sangat berpengaruh pada reaksi konsumen terhadap suatu produk20. Perencanaan produk melibatkan berbagai keputusan tidak saja mengenai produk itu sendiri namun juga berbagai aspek yang terlibat, seperti pelayanan, garansi produk, nama produk, dan juga kemasan21. 18 Soedarsono, Dewi K. “Corporate and Marketing Communication.” Dalam Corporate and Marketing Communication. Jakarta: Puskombis Program Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana, 2011 hal 8. 19 20 21 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 75. Machfoedz, Mahmud. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010 hal 62. Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 77-76. 13 14 2.2.2. Bauran Harga (Price Mix) Bagi sebagian konsumen, isyarat harga barangkali dirasakan dalam peran positif karena kesimpulan bahwa tingkat isyarat harga berkaitan secara positif dengan tingkat kualitas produk. Pada tingkat di mana konsumen merasakan harga dalam cara ini, mereka memandang harga yang lebih tinggi dengan lebih baik karena persepsi peningkatan dalam kualitas produk untuk pengeluaran uang tambahan22. Variabel harga dalam bauran pemasaran mengacu pada apa yang harus diberikan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang biasanya menggunakan nilai uang. Harga suatu produk ditentukan tidak saja berdasarkan biaya produksi namun juga faktor-faktor lain, seperti tingkat permintaan terhadap produk bersangkutan, tingkat persaingan, serta persepsi konsumen terhadap produk23. Dengan demikian, perusahaan harus mempertimbangkan seluruh bauran pemasaran pada waktu penetapan harga. Jika produk diposisikan pada faktor bukan harga (nonprice), maka keputusan tentang kualitas, promosi, dan distribusi akan sangat mempengaruhi harga. Jika harga dipandang sebagai faktor penentuan posisi yang penting, harga akan sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan tentang elemen bauran pemasaran yang lain. Pada umumnya, perusahaan akan 22 23 Usmara, Usi. Pemikiran Kreatif Pemasaran. Yogyakarta: Amara Books, 2008 hal 91. Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 78. 14 15 mempertimbangkan semua keputusan bauran pemasaran secara bersama-sama pada waktu mengembangkan program pemasaran24. 2.2.3. Bauran Tempat (Place Mix) Produsen atau perusahaan penghasil barang dan jasa sangat menyadari pentingnya peran perantara pemasaran. Konsumen pada umumnya berhubungan langsung dengan para perantara pemasaran (warung, toko, supermarket, dan lainlain) dan bukan kepada produsen25. Saluran distribusi dalam program pemasaran terpadu berfungsi sebagai suatu advertising reminder, yaitu pengingat bagi konsumen terhadap iklan yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, berapa kali Anda melihat logo atau merek suatu produk di pusat perbelanjaan yang mana logo atau merek itu mengingatkan Anda kepada iklan produk itu di media massa26. Saluran distribusi memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pemindahan itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang akan mempergunakannya. Para anggota saluran distribusi memiliki beberapa fungsi kunci. Beberapa anggota membantu menyelesaikan transaksi-transaksi:27 24 25 26 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 66. Ibid. hal 80. Ibid. hal 81. 27 Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Indeks. 2004 hal 510. 15 16 a. Informasi : mengumpulkan dan mendistribusikan informasi riset pemasaran dan informasi intelijen mengenai para pelaku dan berbagai kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang diperlukan untuk merencanakan dan membantu pertukaran. b. Promosi : mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif mengenai suatu tawaran. c. Kontak : bertemu dan berkomunikasi dengan calon pembeli. d. Penyesuaian : membentuk dan menyesuaikan tawaran tertentu dengan kebutuhan pembeli, yang meliputi aktivitas-aktivitas seperti pabrikasi, penggolongan tawaran, perakitan, dan pengemasan. e. Negosiasi : mencapai persetujuan mengenai harga dan syarat lainnya mengenai tawaran sehingga pemindahan kepemilikan dapat dilakukan. Ada banyak tingkatan saluran distribusi, diantaranya saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. Saluran pemasaran langsung, tidak menggunakan perantara. Saluran tersebut terdiri dari perusahaan yang menjual langsung kepada konsumen. misalnya, Avon, Amway dan Tupperware menjual produk mereka dari pintu ke pintu atau melalui pesta di rumah dan kantor; Land’s End dan Fingerhut menjual produk mereka melalui surat, telepon, atau melalui situs internet; dan Singer menjual mesin jahitnya melalui tokonya sendiri28. Saluran pemasaran tidak langsung terdiri dari satu tingkatan perantara. Dalam pasar konsumen, tingkatan itu biasanya adalah pengecer. Misalnya, 28 Ibid. hal 511. 16 17 pembuat televisi, kamera, ban, mebel, peralatan besar, dan beberapa produk lainnya menjual barangnya kepada pengecer besar seperti Wal-Mart dan Sears, yang kemudian menjualnya secara langsung kepada konsumen akhir29. 2.2.4. Bauran Promosi (Promotion Mix) Metode promosi merupakan proses dalam menyajikan bentuk dasar dan gaya dari pesan yang akan disampaikan ke pasar. Dalam memilih metode promosi, seharusnya metode-metode dan media yang akan digunakan dinyatakan dengan jelas30. Promosi (promotion) merupakan total sebuah perusahaan terdiri dari ramuan khusus pemasangan iklan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan alat-alat pemasaran langsung yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasangan iklan dan pemasaran. Definisi-definisi lima perangkat (alat-alat) promosi utama adalah sebagai berikut31: a. Pemasangan iklan: Setiap bentuk presentasi dan promosi non-personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang, atau jasa, oleh sponsor yang jelas. 29 30 Ibid. The official MIM Academy Coursebook. Brand Operation. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2010 hal 178. 31 Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Indeks, 2004 hal 601. 17 18 b. Penjualan personal: Presentasi personal oleh tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. c. Promosi penjualan: Insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat: Membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. e. Pemasaran langsung: Hubungan-hubungan langsung dengan masingmasing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng-penggunaan telepon, surat, fax, email, internet, dan perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu. Perusahaan harus mengkombinasikan berbagai elemen yang terdapat dalam bauran promosi atau promotional mix dengan memperhitungkan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing elemen tersebut. manajemen promosi (promotional management) mencakup kegiatan mengkoordinasikan elemenelemen bauran promosi sehingga dapat mengembangkan program komunikasi pemasaran yang terpadu, terkontrol, dan efektif. Praktisi pemasaran harus mempertimbangkan instrumen promosi mana yang akan digunakan dan 18 19 bagaimana mengkombinasikan berbagai instrumen promosi tersebut sehingga dapat mencapai tujuan pemasaran dan promosi yang sudah ditetapkan. Perusahaan juga harus dapat mendistribusikan seluruh anggaran promosi yang dialokasikan kepada seluruh elemen promotional mix. Berapa persen dari anggaran yang harus diberikan untuk iklan media, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan penjualan personal32. Namun demikian, bukan berarti promosi hanya dikuasai oleh kekuatan kapital karena promosi adalah perilaku individu dalam arti yang sangat luas untuk mempertahankan dirinya melalui pencarian simpati terhadap dunia sosial di lingkungannya. Simpati dalam lingkungan sosial adalah kekuatan bagi pribadi untuk melangsungkan hidup dengan individu lain. Karena itu budaya promosi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masing-masing individu secara sosiologis33. Perencanaan marketing communication harus disesuaikan dengan kemampuan pembiayaan atau anggaran yang disediakan. Diperlukan kehati-hatian dalam penentuan strategi marketing communication, agar strategi ini dapat mencapai sebuah efisiensi dan efektivitas. Dengan melihat jumlah barang yang akan dijual dan keuntungan yang akan diraih, biasanya dihasilkan sebuah keputusan untuk menetapkan angka prioritas bagi marketing communication. Tinggi-rendahnya biaya atau anggaran marketing communication akan menentukan apa saja yang akan dibiayai, segmentasi yang dituju, media, dan efek32 33 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 34. Bungin, M. Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana, 2008. 19 20 efek berarti apakah sekadar untuk memenangkan perhatian konsumen terhadap produk baru atau memang untuk mengejar penjualan34. 2.3. Analisis dalam Perencanaan Marketing Communication 2.3.1. Analisis Peluang Pasar Dalam beberapa aspek, analisis ini mencakup karakteristik dan kebutuhan pasar, strategi produk, tempat, daya beli masyarakat, saluran distribusi, dan sebagainya. Analisis peluang pasar usaha dibutuhkan pada produk yang akan memasuki pasar baru, produk baru ke dalam pasar, atau produk baru untuk pasar baru. Peluang pasar (market oppurtinity) adalah wilayah di mana terdapat kecenderungan permintaan yang positif. Perusahaan percaya bahwa di pasar masih terdapat kebutuhan yang belum terpuaskan, yang dianggap sebagai peluang bagi produk baru untuk memenuhinya. Dan, perusahaan berpeluang memasuki pasar jika pasar terdapat persaingan yang efektif. Jadi dapat digambarkan bahwa peluang pasar ini tercipta jika di pasar terdapat tiga hal: permintaan, kebutuhan dan peluang yang belum terpuaskan, serta persaingan yang efektif35. Suatu perusahaan biasanya mengidentifikasi peluang pasar dengan cara memperhatikan pasar secara cermat dan menandai jika terdapat kecenderungan kenaikan permintaan dan juga memerhatikan tingkat kompetisi yang terdapat pada setiap segmen pasar. Suatu pasar tidak dapat dipandang sebagai satu kelompok 34 Kennedy, John E. dan Soemanegera, R. Dermawan. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 104. 35 Kennedy, John E. dan Soemanegera, R. Dermawan. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 65. 20 21 besar konsumen yang homogen tetapi terdiri dari kelompok-kelompok konsumen yang heterogen36. 2.3.2. Analisis Pesaing Dalam penyusunan strategi perencanaan marketing communication bagi produk dan layanan, dibutuhkan analisis tentang kondisi persaingan di pasar yang akan dimasuki. Sebagai contoh, jika Anda bermaksud membuka usaha restoran di sebuah kota, Anda perlu mengamati siapa saja pesaing usaha Anda. Pengamatan terhadap segmentasi atau pasar sasaran tiap-tiap restoran pesaing akan membantu Anda melihat sejauh mana peluang pangsa pasar yang dapat dipengaruhi, berapa harga yang mereka tetapkan untuk produk yang sejenis dengan produk Anda, bagaimana mereka memberikan layanan terbaik pada tamu, dan kemampuan finansial (ekuitas) mereka. Pesaing produk dibagi menjadi dua bagian: pesaing langsung (direct competitor) dan pesaing tidak langsung (indirect competitor)37. Keadaan persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan persaingan dasar, yaitu ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan bargaining para pembeli, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar para pemasok dan persaingan sesama industri. Gabungan dari lima kekuatan dasar tersebut (collective strength) menentukan keuntungan potensial (profit potential) suatu industri38. 36 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 51-52. 37 Kennedy, John E. dan Soemanegera, R. Dermawan. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 66. 38 Usmara, Usi. Pemikiran Kreatif Pemasaran. Yogyakarta: Amara Books, 2008 hal 187. 21 22 Untuk merencanakan strategi-strategi pemasaran untuk bersaing yang efektif, perusahaan perlu menemukan informasi sebanyak mungkin tentang para pesaingnya. Perusahaan itu harus terus-menerus membanding-bandingkan produk, harga, saluran, dan promosinya terhadap produk, harga, saluran, dan promosi pesaing dekatnya. Dengan cara itu, perusahaan tersebut dapat menemukan bidangbidang potensi keunggulan atau kelemahan dalam bersaing yang dimilikinya. Analisis pesaing melibatkan, pertama-tama upaya mengidentifikasi dan mengkaji para pesaing dan kemudian memilih para pesaing mana yang akan diserang atau dihindari39. Gambar 1. Langkah-langkah Dalam Menganalisis Para Pesaing Mengidentifikasi para pesaing perusahaan Mengkaji tujuan, strategi, kekuatan dan kelemahan, dan pola reaksi para pesaing Memilih pesaing yang akan diserang atau dihindari 2.3.3. Menetapkan Pasar Sasaran Setelah melakukan analisis terhadap peluang pasar dan pesaing, selanjutnya kita memilih satu atau lebih pasar sasaran. Langkah ini menjadi fokus dari hasil, tujuan dan pencapaian yang merupakan harapan perusahaan terhadap pasar. Strategi promosi yang kita susun akan berbeda dari strategi perusahaan lain 39 Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Indeks. 2004, hal 808-809. 22 23 ditentukan oleh pasar apa yang digunakan, pencapaian yang diharapkan, dan kemampuan keuangan yang dimiliki40. Proses ini dapat kita tentukan melalui langkah-langkah dasar, yaitu mengidentifikasi pasar tentang kebutuhan yang belum terpuaskan, menentukan segmentasi pasar, menyeleksi pasar sasaran, dan pemosisian perusahaan melalui strategi pemasaran41. Pasar dibagi-bagi ke dalam sejumlah segmen yang kemudian dipilih untuk dijadikan target pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran dan promosi. Target atau sasaran setiap segmen tantu saja tidak sama, ini berarti praktisi pemasaran harus menyediakan anggaran yang berbeda serta strategi bauran promosi yang berbeda juga42. 2.4. Proses Pemasaran 2.4.1. Segmentasi (Segmenting) Segmentasi adalah teknik yang diaplikasikan untuk memilah pasar massal menjadi unit-unit yang lebih mudah diidentifikasi, sehingga kebutuhan individu konsumen dapat lebih mudah dipenuhi43. Segmen pasar terdiri dari sekelompok pelanggan yang memiliki sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa. Alih-alih menciptakan 40 Kennedy, John E. dan Soemanegera, R. Dermawan. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 68. 41 42 43 Ibid. Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 54. Machfoedz, Mahmud. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010 hal 122. 23 24 segmen, tugas pemasar adalah mengidentifikasi segmen dan memutuskan segmen mana yang akan dibidik. Pemasaran segmen menawarkan manfaat kunci melebihi pemasaran masal. Perusahaan sering kali dapat merancang, memberi harga, melepaskan, dan menghantarkan produk atau jasa dengan lebih baik da juga dapat menyesuaikan program dan kegiatan pemasaran untuk mengalahkan pemasaran yang dilakukan pesaing44. Dalam batas tertentu, setiap orang adalah segmen pasar tersendiri karena tidak ada dua atau lebih orang mempunyai kesamaan yang tepat dalam motivasi, kebutuhan, proses keputusan, dan perilaku pembelian. Dengan demikian, tujuan segmentasi pasar adalah untuk mengidentifikasikan berbagai kelompok dalam pasar yang lebih luas, yang mempunyai kesamaan dalam kebutuhan dan respons kepada tindakan promosi serta bauran pemasaran lainnya, agar dapat ditetapkan perlakuan pemasaran terpisah. Selanjutnya pemasaran korelasi kelompok yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan daya reaksi mereka terhadap sifat yang lain seperti lokasi geografis dan demografis45. Pembagian pasar sasaran pada tabel menunjukkan pembagian pasar sasaran berdasarkan kluster dan segmentasi. Pembagian ini bertujuan untuk membantu kita mengklasifikasi sebuah produk atas kelompok-kelompok pesan yang akan digunakan. Dengan demikian, kriteria untuk menentukan pasar dalam 44 Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Erlangga, 2009 hal 228. 45 Machfoedz, Mahmud. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010 hal 122. 24 25 beberapa segmen didasarkan pada kebutuhan atau karakteristik yang terkait dengan produk dan layanan46. Tabel 2. Metode Pembagian Pasar Sasaran Kluster Segmentasi Segmentasi Geografis Regional Ukuran kota Wilayah padat Wilayah kota Wilayah pedesaan Segmentasi Demografis Umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan status perkawinan, pendapatan, Segmentasi Psikologis Kebutuhan dan keinginan Kepribadian Persepsi Segmentasi pembelajaran Sikap dan gaya hidup Segmentasi sosial budaya Kultur Agama Suku Kelas masyarakat Jenis keluarga 2.4.2. Target (Targeting) Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. Kadang-kadang targeting disebut juga dengan selecting karena audiensi harus diseleksi. 46 Kennedy, John E. dan Soemanegera, R. Dermawan. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 71. 25 26 Perusahaan harus memiliki keberanian utuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa bagian saja (segmen) konsumen dan meninggalkan bagian lainnya47. Ada banyak teknik statistik untuk mengetahui segmen pasar. Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasarnya, perusahaan harus memutuskan berapa banyak dan segmen pasar mana yang dibidik. Pemasar lama kelamaan mulai menggabungkan beberapa variabel dalam usahanya mengidentifikasi kelompok sasaran yang lebih kecil dan didefinisikan dengan baik. Hal ini membuat sejumlah peneliti pasar mendukung pendekatan segmentasi pasar berdasarkan kebutuhan48. Elemen ini berguna untuk menggambarkan target market yang akan memanfaatkan produk/jasa. Perusahaan harus mengidentifikasi perilaku target market sehingga positioning yang disusun benar-benar sesuai dengan yang dipersepsikan pasar49. 2.4.3. Penetapan Posisi (Positioning) Penetapan posisi produk (positioning) adalah penetapan arti produk di dalam pikiran konsumen menurut ciri atau arti pentingnya berdasarkan pembandingan dengan produk pesaing. Dengan demikian, Pepsodent, misalnya 47 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 70. 48 Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Erlangga, 2009 hal 249. 49 The official MIM Academy Coursebook. Brand Operation. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2010 hal 2324. 26 27 diposisikan sebagai pasta gigi keluarga. Honda, diposisikan sebagai mobil keluarga, dan sebagainya50. Di dalam sembilan elemen pemasaran, positioning berada di komponen strategi selain segmentasi dan targeting. Di antara ketiga elemen, positioning merupakan being strategy atau alasan bagi “eksistensi” sebuah produk atau merek. Dengan kata lain, positioning adalah upaya untuk menyatakan identitas sebuah merek.51 Pernyataan positioning itu harus dapat diungkapkan secara jelas dan tegas yang dapat disusun berdasarkan pengalaman yang panjang dalam bidang tertentu, hasil-hasil studi, informasi, informasi dari mulut ke mulut, atau publisitas yang ada. Pernyataan itu selain membuat atribut-atribut yang penting bagi konsumen juga harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar, dan harus dapat dipercaya. Pernyataan itu harus disebarluaskan dengan teknik-teknik audiovisual yang baik dan dengan frekuensi yang cukup sering52. 2.5. Media Cetak The print media, of course, includes newspaper and magazine, but they also include directories, mail, brochures, packaging, and all other forms of message delivery that are produced by printing on paper or some other material. Print messages are relatively permanent compared to broadcast messages, which are fleeting. In this case permanence means that the message can be kept (clipped and field, for example) and revisited53. 50 51 52 53 Machfoedz, Mahmud. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010 hal 133. The official MIM Academy Coursebook. Brand Operation. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2010 hal 20. Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 73. Duncan, Tom. IMC: Using Advertising & Promotion to Build Brands. New York: McGraw-Hill, 2002 hal 378-379 . 27 28 Media cetak, tentu saja, termasuk surat kabar dan majalah, tetapi juga termasuk direktori, surat, brosur, kemasan dan semua bentuk lain dari pengiriman pesan yang diproduksi dengan mencetak di kertas atau beberapa materi lainnya. Pesan-pesan cetak relatif permanen dibandingkan dengan pesan-pesan siar yang sekilas. Dalam hal ini permanen berarti pesan dapat disimpan (dipotong sebagai contoh) dan dapat ditinjau kembali. Majalah dan surat kabar saat ini, telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Banyak orang yang bergantung pada kedua media itu untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal. Para pencari kerja sangat bergantung pada surat kabar untuk mengetahui lowongan pekerjaan yang ditawarkan melalui iklan. Mereka yang suka berbelanja (shopping) tidak akan pergi belanja sebelum mendapatkan informasi dari surat kabar yang memuaskan pusat perbelanjaan yang tengah menawarkan potongan harga (discount)54. Pada surat kabar Pikiran Rakyat, hampir 40% ruang yang ada terisi oleh iklan baris dan iklan kolom. Begitu pula halnya dengan media cetak lainnya seperti majalah dan tabloid yang dapat hidup dari penyewaan ruang iklan. Media cetak lainnya yang juga menjadi peluang promosi adalah folder atau brosur, katalog, dan flyer, yang merupakan media lini-bawah yang tidak terpisahkan. Visualisasi yang kuat sangatlah penting untuk meningkatkan daya tarik konsumen sasaran55. 54 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 280. 55 Kennedy, John E. dan Soemanegera, R. Dermawan. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2009 hal 96. 28 29 Di Indonesia, menjelang tahun 2000, puluhan surat kabar dan majalah terbit, khususnya di kota-kota besar, namun tidak banyak dari mereka yang dapat bertahan karena tidak mampu menarik pendapatan iklan untuk mendukung operasi mereka. Media cetak harus mampu menarik pembaca atau audiensi tertentu, atau dengan kata lain target pembaca tertentu, agar dapat menarik minat pemasang iklan56. Menurut Zaenuddin, pada tahun 2001 jumlah media massa cetak yang tercatat di Dewan Pers mencapai 564 media, terdiri dari koran (305), majalah (127) dan tabloid (132). Setelah berselang hampir satu windu, pastilah jumlah itu mengalami pertambahan. Berapa jumlah media massa cetak secara pasti memang sulit dilacak57. 2.6. Tabloid Tabloid merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut jenis media massa cetak yang bentuknya mengikuti format surat kabar namun ukurannya lebih kecil. Biasanya separuh (sekitar 30 cm X 40 cm) dari ukuran surat kabar yang berukuran lebar atau disebut broadsheet. Seringkali tabloid selalu diasosiasikan dengan gaya jurnalistiknya yang lebih mementingkan segi sensasi, ketimbang menyajikan fakta dan melaporkan peristiwa secara obyektif dan apa adanya58. 56 57 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 280. El Bahry, Salman. Menulislah, Maka Kamu Akan Kaya. Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2008 hal 84. 58 Hadiyanto. Membudayakan Kebiasaan Menulis Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Fikahati Aneska, 2001 hal 73. 29 30 Penerbitan tabloid di Indonesia menjadi trend baru di era pasca orde baru. Indikasinya bisa dilihat dari banyaknya izin penerbitan pers yang berformat tabloid. Dari 852 SIUPP yang pernah dikeluarkan sampai pertengahan tahun 1999 lalu, jumlah tabloid mencapai 443 (51,99%), sementara majalah hanya 222 (26,05%) dan surat kabar 184 (21,59%). Sedangkan sisanya hanya berupa buletin. Sehingga tak salah jika ada yang menyebut pers Indonesia saat inii memasuki era tabloid59. Munculnya beraneka ragam tabloid menurut kalangan pers lebih disebabkan pada pertimbangan ekonomi karena daya beli masyarakat yang masih rendah akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Daripada harus berlangganan surat kabar atau majalah yang dianggap lebih mahal, maka membeli tabloid dianggap lebih murah. Tabloid biasanya hanya menyediakan ruang yang seadanya sebagai lahan bagi dimuat lebih banyak yang berbentuk kolom opini atau artikel. Sangat jarang memuat tulisan-tulisan yang bebentuk feature, kecuali yang ditulis oleh wartawan sendiri60. 2.7. Iklan Advertising (iklan) merupakan segala bentuk promosi dan presentasi ide, produk, dan jasa dari sponsor berbayar. Bentuk-bentuk iklan diantaranya billboards, internet, mailings, otion pictures, house magazine, packaging-outer 59 60 Ibid. hal 73-74. Ibid. hal 74. 30 31 displays, display signs, point of purchase, poster dan leaflet, print ads directories, broadcast ads dan packaging inserts61. Tujuan pemasangan iklan adalah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan terhadap khalayak sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan pemasangan iklan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan utamanyaapakah tujuannya adalah menginformasikan, membujuk atau mengingatkan62. Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara satu industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga konsumen yang menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. suatu perusahaan beriklan dengan tujuan untuk mendapatkan respons atau aksi segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang dari barang atau jasa yang dihasilkannya63. Berikut jenis-jenis iklan dalam berbagai tingkatan atau level: a. Iklan Nasional Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar secara nasional atau di sebagian beasar wilayah suatu negara. Tujuan dari pemasangan iklan berskala nasional ini adalah untuk menginformasikan atau mengingatkan konsumen kepada perusahaan atau merek yang diiklankan 61 The official MIM Academy Coursebook. Brand Operation. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2010 hal 189. 62 Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Indeks. 2004, hal 640. 63 Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010 hal 19. 31 32 beserta fitur atau kelengkapan yang dimiliki dan juga keuntungan, manfaat, penggunaan, serta menciptakan atau memperkuat citra produk bersangkutan sehingga konsumen akan cenderung membeli produk yang diiklankan. b. Iklan Lokal Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat atau institusi tertentu. Promosi yang dilakukan iklan lokal sering dalam bentuk aksi langsung (direct action advertising) yang dirancang untuk memperoleh penjualan secara cepat. c. Iklan Primer dan Selektif Iklan primer dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan industri. Pemasang iklan akan lebih fokus menggunakan iklan primer. Misalkan, merek produk jasa yang dihasilkannya telah mendominasi pasar dan akan mendapatkan keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis produk bersangkutan secara umum meningkat. Iklan selektif memusatkan perhatian untuk menciptakan permintaan terhadap suatu merek tertentu. Iklan selektif lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu merek produk tertentu. 32