Diet Hiperkalori dengan Nutrisi Enteral pada Kasus ALS

advertisement
BERITA TERKINI
Diet Hiperkalori dengan Nutrisi Enteral
pada Kasus ALS (Studi Fase 2)
A
myotrophic lateral sclerosis (ALS)
merupakan kondisi neurodegeneratif
dengan progresivitas yang cepat yang
menggangu neuron pada saraf motorik yang
mencakup 2 orang per 100.000 orang per
tahunnya. Angka harapan hidup berkisar 30
bulan dengan penyebab kematian terbesar
adalah kegagalan napas. Kehilangan massa
otot dan cadangan lemak adalah gejala yang
umum terjadi pada ALS dan merupakan
hasil dari kondisi disfagia, depresi, anoreksia,
kesulitan akses makanan, dan peningkatan
kebutuhan energi oleh karena kondisi
hipermetabolik.
Nutrisi enteral yang diberikan via gastrostomi
direkomendasikan diberikan pada pasien
ALS yang telah kehilangan 10% berat badan
tubuh. Nutrisi enteral ini dapat diberikan
pada pasien yang sebelum terdapat
risiko akibat intubasi endotrakeal ketika
prosedur gastrostomi. Belum terdapat
rekomendasi standard terkait pemberian
nutrisi enteral pasien dengan ALS. Beberapa
studi menunjukkan terdapat kaitan antara
BMI (body mass index) terhadap angka
keselamatan pasien dengan ALS. Pasien ALS
dengan BMI <18,5 memiliki angka harapan
hidup yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan pasien obesitas ringan (BMI 30-35)
yang dimana progresivitas penyakit lebih
lambat dan angka harapan hidup yang lebih
panjang.
Studi fase 2 terbaru dilakukan untuk
membandingkan efek dari pemberian diet
hiperkalori terhadap pasien 24 pasien dengan
ALS. 24 pasien secara acak dibagi menjadi
3 kategori intervensi nutrisi: diet isokalori
(kontrol), diet hiperkalori tinggi karbohidrat
dan diet hiperkalori tinggi lemak.
Berikut hasil studi tersebut:
1. Kelompok diet hiperkalori tinggi
karbohidrat memiliki angka kejadian efek
samping secara keseluruhan yang lebih
rendah dibandingkan 2 kelompok lainnya,
akan tetapi tidak bermakna secara statistik
(p=0,06).
2. Kelompok diet hiperkalori tinggi
karbohidrat memiliki angka kejadian
efek samping serius yang lebih rendah
dibandingkan 2 kelompok lain secara
bermakna (p=0,0005).
3. Jumlah kejadian drop-out akibat efek
samping lebih rendah pada kelompok diet
hiperkalori tinggi karbohidrat dibandingkan 2
kelompok lainnya.
4. Mortalitas pasca 5 bulan follow-up pada
kelompok diet hiperkalori tinggi karbohidrat
dibandingkan dengan 2 kelompok lainnya
secara bermakna (p=0,03).
5. Efek samping, tolerabilitas, mortalitas,
dan progresivitas penyakit sebanding antara
kelompok diet hiperkalori tinggi lemak dan
kontrol.
Simpulannya, berdasarkan studi kecil fase
2 ini, pemberian nutrisi enteral hiperkalori
tinggi karbohidrat aman dan dapat ditoleransi
dengan baik pada pasien dengan ALS. (MAJ)
REFERENSI:
1.
Wills AM, Hubbard J, Macklin EA, Glass J, Tandan R, Simpson EP, et al. Hypercaloric enteral nutrition in patients with amyotrophic lateral slerosis: A randomised, double-blind, placebo-
2.
Greenwood DI. Nutrition management of amyotrophic lateral sclerosis. Nutrl Clin Pract. 2013;28(3):392-9.
controlled phase 2 trial. Lancet 2014. DOI: 10.1016/S0140-6736(14)60222-1.
698
CDK-220/ vol. 41 no. 9 th. 2014
Download