Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif

advertisement
Akuntabilitas Lingkungan
pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy
Theory
Eka Siskawati
Elfitrl Santi
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang
Abstract
A Company's paradigm and orientation have changed, not only to satisfy their stakeholders
financial/y, but also socially and environmentally. It is caused by the bad effect of the company to
the society and environment in case of pollution and environment destruction is greater than
benefits they should give to the society and environment. Therefore, greater impacts to
environment demand greater social responsibilities to the society and environment. PT. Semen
Padang has been chosen as sample in this study, because they show high sensitifity to the
environment. Natural resources exploitation and the effects of factory waste demand company's
social responsibility. This study will be conducted in two steps. First, conducting Content
Analysis to company's financial statement, and second conducting interview to company's
financial officers. This study revealed that PT. Semen Padang has presents their social activities
although in a smaR scale.
Key words: Environmental accounting, Accountability theory, legitimacy theory, Political
economy theory
1.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Oalam dua dekade terakhir ini, terjadi
perubahan paradigma dan orientasi
dalam perusahaan mengenai apa yang
menjadi
tujuan
utama
mereka.
Meskipun pada dasamya tujuan utama
sebuah
perusahaan
adalah
menghasilkan
keuntungan
sebesar
mungkin, akan tetapi belakangan
berkembang
paradigma
bahwa
perusahaan
haruslah
memuaskan
stakeholder yang lebih luas dan tidak
sekedar dalam hal finansial semata.
Karena itulah kemudian model triple
bottom line" muncul sebagai perspektif
yang harus dicapai oleh perusahaan
yakni meliputi perform a finansial, sosial
dan lingkungan (O'Oonovan,2002).
M
Alasan utama lahirnya triple bottom line
tersebut adalah karena perusahaan
memperoleh manfaat yang besar dari
lingkungan sosialnya. Bahkan banyak
dari perusahaan itu yang kemudian
memberikan efek "buruk" kepada
lingkungan akibat operasinya seperti
pembuangan limbah dan pengrusakan
lingkungan akibat eksploitasi sumber
daya alam. Sehingga, semakin besar
dampak sosial dan lingkungan suatu
perusahaan, maka semakin besar
tuntutan
bagi
mereka
untuk
menunjukkan
tanggung
jawabnya
kepada lingkungannya (Milne dan
Patten,2002).
Selain itu, diyakini bahwa perusahaan
adalah
merupakan
sebuah
hasil
bentukan dari lingkungan sosial, dan
mereka dapat bertahan disebabkan oleh
keinginan lingkungan sosial untuk
membiarkan mereka tetap berjalan
(Reich,1998,
dikutip
oleh
O'Oonovan,2002). Karena itulah ide
tentang kontrak sosial antara bisnis dan
individu
dalam
lingkungan
sosial
menekankan bahwa disamping tujuan
utama perusahaan mencapai profit, juga
ada tanggung jawab lain terkait dengan
lingkungan sosialnya. Tanggung jawab
ini merupakan bentuk perjanjian atau
kontrak yang tidak tertulis antara
Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
prusahaan dengan lingkungan sosial.
Ide mengenai kontrak sosial ini
merupakan bag ian integral dart teori
sosial seperti •stakeholder theory"
(Roberts, 1992),
"legitimacy
theory"
(Deegan et al,2002), "accountability
theory" (Gray et al,1996), dan "political
economy theory" (Buhr,1998) yang
mencoba menjelaskan berbagai aspek
perusahaan.
dari
perilaku
sosial
Meskipun diakui oleh O'Donovan (2002)
bahwa definisi antara teori yang satu
dengan lainnya seringkali overlap, akan
tetapi perbedaan utama teori-teori
terse but adalah dari sudut mana mereka
memandang dan bisa diuji.
Political economy theory berpendapat
bahwa keputusan manajemen untuk
mengungkapkan aktivitas sosial mereka
disebabkan oleh pengaruh hubungan
antara politik,sosial dan ekonomi
(GraY,et
al,1996).
Sedangkan
stakeholder theory berdasarkan pada
pegaruh stakeholder terhadap aktivitas
dan pengungkapan yang dilakukan oleh
perusahaan
(Roberts,1992).
Accountability
theory
berdasarkan
kepada hak stakeholder untuk meminta
pelaporan (Gray et al,1996), dan
legitimacy theory dilihat dari perspectif
managerial dalam hal bagaimana
manajer
memilih
strategi
untuk
mempertahankan legitimasi (Deegan et
al,2002).
Dari penelitian-penelitian sebelumnya,
legitimacy theory banyak mendapatkan
perhatian dart pada peneliti. Seperti
misalnya Patten (1992), Deegan dan
Rankin (1996), Milne dan Patten (2001),
O'Donovan (2002) dan Nik Ahmad dan
Sulaiman (2004). Patten (1992) dan
Deegan dan Rankin (1996) mencoba
menganalisa aktivitas perusahaan yang
mengancam legitimasi mereka seperti
polusi dan pencemaran oleh minyak,
Milne dan Patten (2002) menganalisa
efek legitimasi terhadap keputusan
investor, O'Donovan (2002) menguji
legitimasi dalam konteks laporan
keuangan, sedangkan Nik Ahmad dan
42
Sulaiman (2004) melakukan studi
tentang
content
analysis
pada
perusahaan-perusahaan di Malaysia
dalam perspektif legitimacy theory.
Penelitian ini mencoba untuk menguji
akuntabilitas lingkungan pada PT
Semen Padang dalam perspektif
legitimacy theory. Pemilihan PT.Semen
Padang didasarkan pada fakta bahwa
industri tersebut memiliki sensitifitas
yang tinggi terhadap lingkungan.
Dimana eksploitasi terhadap sumber
daya alam yang dilakukan serta dampak
dari limbah industri terhadap lingkungan
memerlukan suatu bentuk tanggung
jawab sosial dan ling kung an dari
perusahaan tersebut.
Peneliti memberikan fokus penelitian ini
pada masalah trend dan model
pengungkapan aktivitas lingkungan
pada laporan tahunan PT. Semen
Padang,
persepsi
dan
motivasi
manajemen
dalam
melakukan
pengungkapan aktivitas lingkungannya,
legitimacy
theory
berlaku
dalam
mengungkapkan aktivitas lingkungan
dalam laporan tahunan PT Semen
Padang.
1.2. Tujuan Penelitian dan
Kontribusi Penelitian
1.2.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai
beberapa tujuan sebagai bertkut :
a.
Mengevaluasi trend dan model
pengungkapan
aktivitas
lingkungan pada laporan tahunan
PT. Semen Padang
b.
Mengivestigasi
persepsi
dan
motivasi
manajemen
dalam
melakukan
pengungkapan
aktivitas lingkungannya.
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
Akuntabilltas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
1.2.2. Kontribusi Penelitian
Penelitian
,nl
diharapkan
akan
memberikan kontribusi sebagai berikut :
1. Memberikan
bukti
empirik
level
dan
model
tentang
pengungkapan
aktivitas
lingkungan
pada
laporan
keuangan PT. Semen Padang
2. Mengeksplorasi persepsi dan
motivasi manajemen dalam
pengungkapan
melakukan
aktivitas lingkungannya.
3.
2.
Memberikan
bukti
emplrls
tentang legitimacy theory dalam
mengungkapkan
aktivitas
lingkungan
dalam
laporan
keuangan.
Landasan Teorl
2.1. Akuntabllitas Lingkungan
Perusahaan
Dalam konteks umum, akuntabilitas
bermakna pemberian laperan oleh
akuntor kepada akunti
(Burritt dan
Welch,1997). Gray et al (1996)
mengungkapkan pemberian laporan
oleh
akunti tersebut tidak saja
memenuhi tanggung jawab terhadap
akuntor, tetapi juga akan meningkatkan
hubungan sosial. Ini dikarenakan oleh
hubungan akuntor dan akunti tidak lagi
seperti hubungan tradisional antara
pemegang saham dan manajer, akan
tetapi berkembang menjadi hubungan
yang lebih luas antara kelompok yang
memegang kendali dengan kelompok
yang tidak memegang kendali (Burritt
dan Welch,1997). Sehingga perusahaan
harus
berusaha
memenuhi
keingintahuan
publik
tentang
akuntabilitas mereka. Dalam konteks
inilah akuntabilitas sosial dan lingkungan
kemudian lahir. Akuntabilitas lingkungan
terkait dengan aktifitas yang ditunjukkan
oleh organisasi
dan dampak yang
ditimbulkan oleh aktivitas mereka
tersebut terhadap sistem ekologi.
Maunders dan Burritt (1991) sangat
setuju bahwa krisis lingkungan terus
te~adi
dan
ini
meningkatkan
akuntabilitas lingkungan perusahaan
bisa
membantu
untuk
agar
menyelesaikan
krisis
lingkungan
tersebutTekanan dari berbagai jenis
kelompok dalam masyarakat agar
lebih
peduli
dengan
perusahaan
lingkungannya semakin memberikan
motivasi kepada perusahaan untuk
menunjukkan bahwa mereka adalah
perusahaan yang abersih-. Selain dari
pemerintah,
investor dan pelanggang, tekanan juga
datang kelompok penekan seperti
Greenpeace dan Friends of the Earth
(Watson dan MackaY,2003).
Gambar 1. memberikan ilustrasi alasan
kenapa
sebuah perusahaan harus
menunjukkan
tanggung
jawab
lingkungan dan sosialnya:
Geed dUzens/ip
CumllU1il~
Emplo}'e~
Shareholders
Gambar 1. Perusahaan dan tanggung
jawab sossialnya
Sumber : MedleY,1997
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
43
Akuntabilitas Llngkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
Berbagai penelitian terdahulu yang
ditujukan
untuk
melihat
pengimplementasian
akuntabilitas
lingkungan dalam perusahaan antara
lain dilakukan oleh Deegan et al (2002)
yang menganalisa level pengungkapan
aktivitas sosial dan lingkungan pada
salah satu perusahaan terbesar di
Australia dengan menganalisa laporan
keuangan dari tahun 1983 sampai
dengan 1997. Mereka menemukan ada
trend
yang
positif
dalam
hal
pengungkapan akuntabilitas sosial dan
lingkungan pada perusahaan tersebut
dalam waktu lebih dari 10 tahun. 5elain
Deegan et al (2002), Adams (2004)
mencoba menginvestigasi sejauh mana
perusahaan kimia di Australia telah
menunjukkan kepedulian sosial dan
lingkungan mereka. Adams (2004)
menemukan tingkat pengungkapan
dalam laporan keuangan perusahaan
kimia
tersebut
tentang
aktivitas
lingkungan dan sosialnya masih sangat
rendah. la menyimpulkan bahwa tidak
adanya kewajiban dari regulator untuk
memuat laporan sosial dan lingkungan
akan menyebabkan perusahaan tidak
konsisten
dalam
mengungkapkan
aktifitas sosial dan lingkungan mereka.
Adanya variasi dalam pengungkapan ini
sebenarnya dijelaskan oleh berbagai
teori seperti "stakeholder theory"
(Roberts, 1992),
"legitimacy
theory"
(Patten,1992,
Deegan,
2002),
"accountability theory" (Gray et al,1996),
dan
·political
economy
theory"
(Buhr,1998). Secara khusus, legitimacy
theory akan dibahas pada bag ian berikut
ini.
2.2.
Legitimacy Theory dan
Pengelolaannya
2.2.1. Defenisi Legitimacy Theory
Pengertian legitimacy teori menurut
Dowling and Preffer. 1975 adalah:
44
"5uatu kondisi dimana sistem nilai suatu
entitasl perusahaan kongruen dengan
sistem nilai lingkungan sosial yang lebih
besar dimana entitas tersebut berada,
jika perbedaan antara dua sistem nilai ini
terjadi, maka akan terdapat ancaman
terhadap legitimacy entitas tersebut."
Pengertian legitimacy theory menurut
Deegan et al. 2002 adalah:
"Suatu perspektif managerial dalam hal
bagaimanan manejer mamilih stategi
untuk mempertahankan legitimasinya."
Premis utama yang mendasari teori ini
menurut Gray et al. 1996 adalah :
"5ebuah organisasi hanya akan dapat
eksis jika lingkungan sosial dimana
organisasi itu berada menganggap
bahwa nilai- nilai perusahaan sejalan
dengan nilai sosial yang berlaku.
II
Untuk
menjaga
legitimasinya
perusahaan
mencoba
untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai cara
terhadap lingkungan sosialnya, atau
mencoba merubah
persepsi dan
ekspektasi sosial atau nilai-nilai yang
menjadi bag ian dari proses legitimasi.
Secara umum diakui bahwa jika suatu
perusahaan
merubah
kegiatannya
dengan tujuan untuk merubah persepsi
pihak lain, hal ini harus diikuti dengan
pengungkapan, jika tidak pihak- pihak
yang dimaksud tidak akan mengetahui
apa yang sedang dilakukan oleh
perusahaan atau apa yang sedang
dicapai perusahaan, akibatnya legitimasi
akan menjadi rumit.
2.2.2. Mengelola Legitimasi
Perusahaan
Pad a umumnya legitimasi adalah
pengakuan dari pihak eksternal terhadap
perusahaan, namun sebenarnya hal ini
dapat dikendalikan oleh perusahaan itu
sendiri. Ini mengindifikasikan bahwa
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
perubahan nilai dan norma-norma sosial
merupakan motivasi bagi perubahan
perusahaan dan juga merupakan
sumber target utama bagi legitimasi
perusahaan.
Hal
tersebut
dapat
digambarkan sebagai berikut:
Daerah x adalah daerah kongruen
antara kegiatan perusahaan dengan
ekspektasi sosial, berdasarkan nilai dan
norma- norma sosial. Daerah y dan z
adalah daerah yang tidak kongruen
antara kegiatan perusahaan dengan
persepsi soslal. Daerah ini disebut
-/llegitimacy" atau "Gap Legitimacy".
Tujuan perusahaan adalah memperoleh
legitimasi dengan cara memperluas
daerah X sebesar mung kin, dan
memperkecil gap legitimasi. Beberapa
pendapat menjadikan taktik legitimasi
dan pendekatan pengungkapan pada
laporan keuangan dapat dipakai untuk
memperkecil gap legitimasi.
Gambar2
Issuel Event dan legitimacy perusahaan
Pada level tertentu Wartick and Mahon
(1994) menyebutkan
bahwa gap
legitimasi dapat bertambah karena:
a. Kinerja
perusahaan
berubah,
sedangkan
ekspektasi
sosial
terhadap perusahaan tetap.
b.
Ekspektasi
sosial
terhadap
perusahaan berubah. sedangkan
kinerja perusahaan tetap.
c.
Kinerja
perusahaan
dan
ekspektasi sosial berubah, tapi
saling bergerak kearah yang
berlawanan, atau bergerak kearah
yang sarna tapi pada rentang
waktu yang berbeda.
Perusahaan yang memiliki legitimasi,
dapat mengelola legitimasi dengan
mengidentifikasi isu-isu penting pada
waktu
yang
bersamaan
dengan
pengidentifikasian stakeholder yang
memiliki atribut penting yang dapat
memberikan
legitimasi
terhadap
perusahaan berkaitan dengan isu-isu
tersebut. Jika legitimasi diancam,
perusahaan akan mulai melakukan
proses legitimasi yang ditargetkan
kepada kelompok yang dapat menarik
Mpengakuan publik" yaitu mereka
memiliki ·stakeholder attribute" dalam
memberikan legitimasi. Istilah seperti
"relevant publik~ constituents dan social
actors
telah
digunakan
untuk
mendiskripsikan
stakeholder
yang
secara potensial berpengaruh dalam
penentuan legitimasi organisas!. Jika
perusahaan
merubah
aktivitasnya,
diasumsikan bahwa manager akan
menyadari dampak yang terjadi akibat
perubahan ini. Pada beberapa situasi,
mengidentifikasikan status perusahaan
lebih sullt karena perusahaan dapat
kehilangan legitimasinya meskipun tidak
merubah aktivitas. Hal Ini dapat terjadi
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut ini:
a.
Perubahan
kegiatan
diberikan kepada publik.
yang
b.
Nilai perubahan yang diberikan
kepada publik terjadi karena:
1.
Adanya
kepekaan
sosial
(Elsboch dan Sutton, 1992)
2.
Tekanan dari pemerintah I
institusi (Deegan dan Gordon,
1996)
3.
Pengaruh media (Ader, 1995)
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57
45
Akuntabllitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
4.
Tekanan dari kepentingan
kelompok (Tilt. 1994 )
Masing- masing item tersebut sarna
pentingnya jika berdiri sendiri atau
bahkan dapat saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya, menyebabkan flow
on effect. Contoh, tekanan media atau
kepentingan suatu kelompok dapat
tekanan
menyebabkan
pemerintah/institusi,
yang
akan
menyebabkan meningkatnya kepekaan
sosial pada kelompok tertentu. Isu-isu
sosial terbaru merupakan gejala awal
terhadap ancaman legitimasi (Brown
dan Deegan, 1999; Patten, 1992).
Dalam hubungannya dengan isu- isu
tersebut, langkah-Iangkah yang harus
dilakukan perusahaan untuk mengelola
legitimasinya adalah:
a. Mengidentifikasi kegiatan yang
akan diberikan kepada publik.
b. Mewujudkan kegiatan yang akan
diberikan tersebut dan nilai- nilai
dan
persepsi
lingkungan
perusahaan.
c.
d.
Memberikan keputusan tujuan dari
respon organisasi yang potensial
terhadap ancaman legitimasi.
Keputusan akan taktik
alternatif pengungkapan
tersedia
dan
cocok
mengelola
legitimasi,
berhubungan
dengan
respon organisasi.
Kinerja Iingkungan dapat memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
posisi keuangan perusahaan. Hal ini
juga menunjukan perJunya informasi
biaya lingkungan yang memadai. Dalam
kenyataannya bagi banyak organisasi
pengelolaan biaya lingkungan menjadi
prioritas utama dan minat yang intens,
hal ini dilatar belakangi oleh alasan
berikut ini :
a.
Di banyak negara peraturan
lingkungan
telah
meningkat
secara
signifikan,
bahkan
diperkirakan akan semakin ketat
lagi.
Seringkali hukum dan
peraturan tersebut menyebutkan
hukuman dan denda yang sang at
besar, sehingga menciptakan
insentif
yang
kuat
untuk
mematuhinya. Pemilihan metode
yang
paling
murah
untuk
mematuhinya menjadi pilihan
utama. Untuk memenuhi tujuan ini
biaya pemenuhan harus diukur
dan penyebab utamanya harus
diidentifikasi.
b.
Keberhasilan
penyelesaian
masalah lingkungan menjadi isu
yang
semakin
kompetitif.
Perusahaan-perusahaan
dan
yang
untuk
yang
tujuan
Literatur dalam mengelola legitimasi
eksplisit
dan
implisit
secara
menyebutkan bahwa mengontrol dan
mengkomunikasikan
respon
taktik
merupakan suatu alat pengendalian
legitimasi. Laporan keuangan tahunan
telah menjadi media komunikasi utama
dan data bagi penelitian- penelitian
untuk
pengungkapan
kegiatan
lingkungan.
46
Laporan keuangan tahunan telah lama
dianggap sebagai dokumen publik
utama, yang merupakan cerminan
perusahaan yang sangat penting dan
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap alur pasar dan sudut pandang
serta reaksi publik secara umum
terhadap perusahaan. Seluruh informasi
dalam laporan keuangan tahunan dapat
digunakan
oleh
manajer
untuk
mengirimkan
sinyal-sinyal
khusus
kepada publik. Telah diakui pula bahwa
seluruh informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan tahunan perusahaan,
digunakan untuk meyakinkan pembaca
sudut pandang manajemen terhadap
lingkungan. Sudut pandang ini sesuai
dengan penggunaan laporan keuangan
tahunan dengan tujuan legitimasi.
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
Akuntabllitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
menemukan bahwa pemenuhan
tujuan bisnis dan menyelesaikan
masalah lingkungan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
(Hansen Mowen, 2005:70)
perusahaan dan jumlah relatif yang akan
dihabiskan untuk setiap kategori.
2.4. Klaslflkasl Model Siaya
Llngkungan Secara Sederhana
2.3.
Model Siaya Kualitas
Llngkungan
a. Biaya pencegahan lingkungan
(Environmental Prevention Costs).
Merupakan biaya-biaya untuk
aktivitas yang dilakukan untuk
mencegah diproduksinya limbah
yang
dapat
menyebabkan
kerusakan lingkungan.
Klasifikasi model biaya lingkungan
secara sederhana dapat dikelompokkan
sebagai berikut : (Hansen Mowen, 2005)
a.
1. Mengevaluasi
Pemasok
d.
Pelaporan biaya lingkungan adalah
penting jika suatu organisasi serius
untuk memperbaiki kinerja lingkungan
dan
mengendalikan
biaya
lingkungannya.
Pelaporan
biaya
lingkungan dapat memberikan manfaat
penting
seperti,
dampak
biaya
lingkungan
terhadap
profitabilitas
Memilih
3. Mendesain Proses
4.
Biaya
kegagalan
internal
lingkungan
(Environmental
Internal Failure Costs), adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan
karena
diproduksinya
limbah
tetapi tidak dibuang ke lingkungan
luar.
Biaya
kegagalan
eksternal
lingkungan
(Environmental
External
Failure
Costs).
Merupakan
biaya-biaya
yang
dikeluarkan untuk aktivitas yang
dilakukan setelah melepas limbah
ke dalam lingkungan. (Hansen
Mowen,2005)
dan
2. Mengevaluasi dan Memilih
alat untuk mengendalikan
Polusi
b. Biaya
deteksi
lingkungan
(Environmental Detection Cost.
Biaya yang dikeluarkan untuk
menentukan apakah aktivitas di
perusahaan
telah
memenuhi
standar lingkungan yang berlaku.
c.
Klasifikasi Siaya Llngkungan
Menurut Aktlvitas Pencegahan
Mendesain Produk
5. Melaksanakan
lingkungan
Studi
6. Mengaudit risiko lingkungan
7. Mengembangkan
Sistem
Manajemen lingkungan
8.
Mendaur ulang Produk
9. Memperoleh
14001
b.
Sertifikat
ISO
Klaslfikasl Siaya Llngkungan
Menurut Aktlvltas Kegagalan
Internal
1. Mengoperasikan
pengendali polusi
2.
Mengolah dan
sampah beracun
peralatan
membuang
3. Memelihara peralatan polusi
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
47
Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
4. Mendapatkan lisensi fasilitas
untuk memproduksi limbah
5.
c.
Mendaur ulang sisa bahan
Klasifikasi Biaya Lingkungan
Menurut
Aktivitas
Deteksi
Lingkungan
aktivitas
1. Mengaudit
lingkungan
d.
2.
Memeriksa produk dan proses
3.
Menguji pencemaran
4.
Memverifikasi
kinerja
lingkungan dari pemasok
5.
Mengukur tingkat pencemaran
Klasifikasi Biaya Lingkungan
Menurut Aktivltas Kegagalan
Ekstemal
1. Membersihkan
tercemar
2.
48
danau
yang
Membersihkan minyak yang
tumpah
3.
Membersihkan
tercemar
tanah
yang
4.
Merestorasi tanah ke keadaan
alamiahnya
5.
Menggunakan bahan baku
dan listrik secara tidak efisien
6.
Hilangnya lapangan
karena pencemaran
7.
Rusaknya ekosistem karena
pembuangan sampah padat
kerja
2.5.
Pengertian ISO
SERTIFIKAT
Internasional
14001:
ISO
untuk
(Organisasi
Standardisasi)
1. Diperoleh
jika
Perusahaan
menerapkan sistem manajemen
lingkungan
yang
memenuhi
standar internasional yang telah
ditetapkan secara khusus.
2. Standar ini berhubungan dengan
prosedur manajemen Iingkungan
dan
tidak secara langsung
mer)unjukan
tingkat
kinerja
Iingkungan yang dapat diterima.
Oleh sebab itu sertifikasi ini
khususnya
berfungsi sebagai
tanda bahwa perusahaan tertarik
dan bersedia memperbaiki kinerja
lingkungannya.
2.6.
Pengertlan Anggaran
Pengertian anggaran menurut Mulyadi.
1997 adalah:
·Suatu rencana kerja yang dinyatakan
secara kuantitatif, yang diukur da/am
satuan moneter standar dan satuan
ukuran yang lain, yang mencangkup
jangka waktu satu tahun."
Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
merupakan
informasi aktiva, pendapatan, danl biaya
yang dihubungkan dengan manajer
yang bertanggung jawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu. Dalam
penyusunan anggaran, setiap manejer
dalam organisasi merencanakan aktiva,
pendapatan, danl atau biaya yang
menjadi tanggungjawabnya dibawah
koordinasi
manajemen
puncak.
Pelaksanaan
anggaran
tersebut
memerlukan informasi akuntansi guna
memantau sampai seberapa jauh setiap
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
AkuntabOitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
manejer
tersebut
melaksanakan
rencananya.
Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban dengan demikian
merupakan dasar untuk menganalisa
kinerja manejer dan sekaligus untuk
memotivasi para manejer dalam
melaksanakan rencana mereka yang
dituangkan dalam anggaran mereka
masing- masing.
Informasi
pertanggungjawaban
merupakan informasi yang penting
dalam proses pengendalian manajemen
karena informasi tersebut menekankan
hubungan antara informasi keuangan
dengan manajer yang bertanggung
jawab terhadap perencanaan dan
pelaksanaannya. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara memberikan
peran bagi setiap manejer untuk
merencanakan pendapatan dan! atau
biaya dengan aktiva yang digunakan
untuk menyajikan informasi realisasi
pendapatan dan biaya tersebut menurut
manejer yang bertanggung jawab.
2.7. Fungsl Anggaran
1. Anggaran merupakan hasil akhir
proses penyusunan rencana kerja
2. Anggaran merupakan aktifitas
yang
akan
dilaksanakan
perusahaan dimasa yang akan
datang
3. Anggaran berfungsi sebagai alat
komunikasi
intern
yang
menghubungkan berbagai unit
organisasi dalam perusahaan dan
yang menghubungkan manajer
bawah dengan manajer atas.
4. Anggaran berfungsi sebagai tolak
dipakai sebagai
ukur yang
pembanding
hasil
operasi
sesungguhnya.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat
pengendalian
yang
memungkinkan
manajemen
menunjuk bidang yang kuat dan
lemah bagi perusahaan.
6. Anggaran berfungsi sebagai alat
untuk
mempengaruhi
dan
memotivasi
manajer
dan
karyawan
agar
senantiasa
bertindak secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan
organisuasi.
7. Untuk menjamin terlaksananya
berbagai program yang disusun
dalam proses perencanaan jangka
panjang, manajemen menyusun
anggaran yang berisikan rencana
kerja tahunan dan taksiran nilai
sumber daya yang diperlukan
untuk pelaksanaan rencana kerja
tersebut.
Dalam
proses
penyusunan anggaran tersebut
yang
ditunjuk
manajer
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan rencana kerja dan
dialokasikan berbagai sumber
daya yang diperlukan kepada
manajer
yang
bersangkutan.
Anggaran menjamin pelaksanaan
rencana kerja dengan biaya
sesuai dengan yang direncanakan
dalam anggaran.
Anggaran memiliki karakteristik yang
berbeda dengan prakiraan (forecast).
Anggaran berisi kuantifikasi keuangan
rencana kerja untuk mencapai sasaran
jangka pendek perusahaan. Disamping
rencana kerja yang dicantumkan dalam
anggaran dinyatakan dalam satuan
keuangan, rencana kerja tersebut juga
dinyatakan dalam satuan lain didalam
anggaran. Prakiraan, dilain pihak, dapat
dinyatakan dalam rupiah atau dalam
satuan lain.
Sekali periode anggaran ditetapkan,
dalam jangka panjang periode tertentu
akan tetap dipertahankan, karena
berdasarkan jangka waktu tersebut
pengukuran
kinerja
manajer
dilaksanakan.
8erbeda
dengan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57
49
Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
prakiraan, jangka waktu yang dicakup
dalam
prakiraan
dapat berubah,
mengikuti
kebutuhan
pemakaian
informasi.
Perbedaan yang mencolok antara
anggaran dengan prakiraan adalah
adanya komitmen manajemen dalam
anggaran. Proses penyusunan anggaran
yang berhasil adalah yang dapat
menjadikan setiap manajer dalam
organisasi perusahaan memiliki persepsi
yang jelas mengenai peran mereka
masing- masing dalam mencapai
sasaran anggaran. Dengan persepsi
yang jelas tentang sasaran anggaran
yang harus dicapai dan dengan alokasi
sumber daya yang memadai untuk
mencapai sasaran anggaran. Proses
penyusunan
anggaran
yang
mengakibatkan para manajer memiliki
komitmen untuk mencapai sasaran
anggaran menghasilkan anggaran yang
berupa self imposed budget Anggaran
semacam Ini menimbulkan motivasi
dalam diri setiap manajer untu mencapai
sasaran anggaran.
Dalam
pelaksanaan
anggaran
dikonsumsi berbagai sumber daya yang
diukur dengan menggunakan informasi
akuntansi. Hasil pengukuran konsumsi
sumber daya ini dikomunikasikan oleh
fungsi akuntansi manajemen kepada
penyusunan anggaran, agar mereka
memperoleh umpan balik dengan
segera hasil pelaksanaan anggarannya.
Penyimpangan yang te~adi dalam
pelaksanaan anggaran dianalisis dan
dicari penyebabnya untuk dasar bagi
penyusunan
anggaran
dalam
merancang tindakan koreksi yang
diperlukan dan untuk penilaian kinerja
penyusunan anggaran.
3.
Metode Penelitian
3.1. Metode Pelaksanaan Penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian
yang berkaitan dengan masalah diatas,
peneliti bersama dua orang mahaslwa
melakukan penelitian pendahuluan.
Peneliti ingin melihat apakah PT.Semen
Padang telah melaksanakan aktivitas
lingkungan. Penelitian ini dilakukan
dengan
dua
pendekatan
yaitu
pendekatan Laporan Keuangan dan
Pendekatan Anggaran.
a. Pendekatan Laporan Keuangan.
Untuk
tujuan
ini
penulis
menggunakan
data
Laporan
Keuangan
Tahunan.
Dalam
laporan tersebut penulis akan
melihat
pengungkapanpengungkapan yang tersaji, baik
berslfat moneter maupun nonmoneter. Sampel yang digunakan
dalam penelitian Ini berupa
laporan keuangan lima tahun
terakhir yaitu dari tahun 2000
sampai tahun 2004. Penulis akan
menganalisa
pengungkapan
tersebut dengan melihat trenddari
laporan keuangan PT.Semen
Padang dari tahun 2000 sampai
tahun 2004.
b.
Pendekatan Anggaran. Untuk
tujuan ini dilakukan ana lisa
terhadap Rencana kerja dan
anggaran perusahaan selama 5
tahun
terakhir.
Penulis
menggunakan Environmental Key
Performance Indicators (Reporting
Guidelines For UK Business)
sebagai pembanding terhadap
anggaran PT. Semen Padang.
Environmental Key Performance
Indicators merupakan panduan
pelaporan kinerja
aktivitas
lingkungan
oleh
pemerintah
Inggris. Panduan ini dipilih karena
inggris merupakan salah satu
negara
yang
tingkat
kepeduliannya
terhadap
50
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57
Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
lingkungan sangat tinggi. Ini dapat
dilihat dari telah adanya standar
resmi dari pemerintah inggris
mengenai panduan pelaporan
aktivitas lingkungan untuk bisnis.
Penelitian ini bersifat kualitatif,
membandingkan anggaran PT.
Semen Padang dengan standar
pelaporan aktivitas lingkungan dari
pemerintah
inggris
dan
menganalisa
perbandingan
terse but dengan melihat trend dari
anggaran PT. Semen Padang
tahun 2000 sampai dengan tahun
2004.
laporan keuangan sebagai sumber
melihat
performa
utama
untuk
lingkungan sebuah perusahaan (Deegan
dan Rankin, 1997). Terakhir, informasi
yang diberikan dalam laporan tahunan
mempunyai kredibilitas yang tinggi
(Unerman,2000).
Penelitian selanjutnya akan dilakukan
dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
dengan melakukan content analysis
terhadap laporan tahunan PT Semen
Padang selama 5 tahun terakhir.
Content analysis dilakukan dengan cara
mengkodifikasi teks (atau lsi) dari suatu
tulisan atau laporan ke dalam berberapa
kelompok atau dimensi, tergantung
kriteria yang dipilih (Kripendof,1980,
dikutip
oleh
Nik
Ahmad
dan
Sulaiman ,2004).
2. Informasi berupa informasi yang
posltif dan negatif (good news dan
bad news)
Pemilihan content analysis dikarena
metode merupakan cara analisa yag
paling tepat untuk sebuah studi
eksploratif
tentang
pengungkapan
aktifitas lingkungan dalam laporan
keuangan
(Nik
Ahmad
dan
Sulaiman,2004).
Peneliti
memilih
laporan tahunan sebagai satu-satunya
dokumen yang akan dianalisa dalam
content analysis dikarenakan beberapa
alasan sebagai berikut. Pertama, ini
konsisten dengan penelitian sebelumnya
yang menggunakan laporan tahunan
sebagai dokumen utama dalam content
analysis (Wilmshurt dan Frost, 2000, Nik
Ahmad dan Sulaiman,2004). Kedua,
laporan tahunan bukan saja merupakan
laporan yang aksesnya mudah didapat
oleh peneliti (Unerman, 2000), tapi juga
suatu bentuk pengungkapan yang
lakukan oleh perusahaan secara reguler
(Buhr,1998). Ketiga, laporan tahunan
dianggap oleh berbagai pengguna
Peneliti akan mengelompokkan kategori
yang
akan
dianalisa
dengan
mengadopsi model Nik Ahmad .dan
Sulaiman (2004) sebagai berikut:
1. Bukti- bukti berupa moneter dan
non- moneter
3. Statement of chairman, board of
director dan lain-lainnya
4.
Sub tema lingkungan, audit
lingkungan
dan
kebijakan
mengenai lingkungan.
Lebih lanjut, peneliti akan mengukuT
jumlah kalimat yang berkaitan dengan
aktifitas lingkungan. Meskipun pada
dasarnya
content
analysis
bisa
dilakukan dengan menghitung jumlah
kata (Deegan dan Gordon,1996, dikutip
oleh Nik Ahmad dan Sulaiman,2004)
dan jumlah halaman (Gray et al,1995),
akan tetapi dua metode terakhir ini
sering
mendapat
perdebatan.
Karenanya, analisa berdasarkan jumlah
kalimat dianggap lebih Iogis (Nik Ahmad
dan Sulaiman,2004).
Sedangkan tahap kedua penelitian
dilakukan dengan in depth interview
dengan manajer keuangan PT Semen
Padang. Tujuan dari interview adalah
untuk mengetahui pilihan kebijakan dan
persepsi manajemen tentang
isu
akuntanbilitas lingkungan. Pertanyaan
akan terdiri dari closed dan open-ended
questions. Model pertanyaan akan
dimodifikasi dari O'Donovan (2002) yang
melakukan interview dengan beberapa
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No. 1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57
51
Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
manajer perusahaan di Autralia tentang
kebijakan pengungkapan akuntabilitas
Iingkungan mereka.
3.2.
Daerah Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Padang,
tepatnya pad a PT Semen Padang
anaJisa
dan
Sedangkan
proses
pengolahan data akan dilakukan di
Kampus Politeknik Negeri Padang.
3.3.
Pemilihan Objek
Objek yang dipilih sebagai case study
dalam peneJitian ini adalah PT Semen
Padang. Pemilihan PT Semen Padang
dikarenakan
oleh
perusahaan
ini
mempunyai tingkat sensitifitas yang
tinggl terhadap Iingkungan, dimana
kegiatan eksploitasi sumber daya alam
yang mereka lakukan dapat merusak
ekologi. Selain itu, Iimbah industri dari
perusahaan ini juga bisa mengancam
Jingkungan di sekitamya. Karenanya PT
Semen Padang sangat rentan untuk
menjadi perusahaan yang "tidak bersih".
4.
Anatisa dan Pembahasan
4.1.
Metodologl Penelitian
Temuan dari penelitian ini diperoleh
melalui content analysis dan depth
interview. Sebelum melakukan content
analysis terhadap laporan keuangan
PT. Semen Padang, tim penulis beserta
dua orang mahasiswa yang terlibat
melakukan peninjauan kembali terhadap
laporan keuangan PT.Semen Padang.
Untuk
melihat apakah
PT. Semen
Padang telah
melakukan aktivitas
lingkungan
dan
bagaimana
trend
pengungkapannya dari tahun ketahun
dari dua pendekatan yang berbeda yaitu
pendekatan anggaran dan pendekatan
52
taporan keuangan. Adapun hasil dari
pendekatan anggaran ditemukan bahwa
PT.Semen Padang sudah membuat
mata anggaran yang berkaitan dengan
Aktivitas tingkungan, dengan trend yang
cenderung menurun. Adapun hasil dari
pendekatan
taporan
keuangan
ditemukan hal yang sama yaitu
PT. Semen Padang sudah melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas
Iingkungan,
dengan
trend
yang
cenderung menu run pula (lihat Lampiran
1).
Content analysis dilakukan dengan cara
mengkodifikasi teks atau isi laparan
tahunan (annual report) PT Semen
Padang ke dalam kriteria yang dipilih,
dalam
hal
ini
adalah
aktivitas
Iingkungan.
Proses
pengkodean
dilakukan oleh tim coders. Guna
meyakinkan reabilitas dari hasil content
analysis, maka peneliti menunjuk dua
orang coder tambahan disamping tim
peneliti yang berjumlah tiga orang.
Sehingga total coder adalah lima orang.
Penambahan
jumlah
coder
ini
diharapkan bisa meningkatkan reabilitas
temuan sehingga hasil penelitian lebih
dapat dipertanggungjawabkan.
Dua
orang coder tambahan dipilih dari
mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang
sebelumnya telah diberikan pelatihan
dan breafing oleh tim peneliti. Proses
pengkodean dilakukan pertama kali oleh
dua orang coder yang dipilih kemudian
hasil pengkodeannya diverifikasi dan
dibandingkan dengan hasil pengkodean
peneliti. Setiap ada perbedaan dari hasil
pengkodean didiskusikan sehingga hasil
akhir merupakan hasil diskusi dan
temuan· tim coders yang sudah
disepakati.
Analisa yang dilakukan terhadap annual
report PT Semen Padang meJiputi tiga
tahap. Tahap pertama adalah, tim coder
melihat ada tidaknya eksistensi aktivitas
Iingkungan dalam beberapa bag ian
annual report dengan sebelumnya
mengeluarkan
laporan
keuangan.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No. 1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57
Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
metode ini konsisten dengan yang
dilakukan oleh Wilmshurst dan Frost
(2000) dimana mereka tidak mengikut
sertakan laporan keuangan dalam
content
analysis
untuk
aktivitas
lingkung an.
Selanjutnya,
peneliti
mengelompokkan pengungkapan yang
dilakukan oleh PT Semen Padang
tersebut ke dalam beberapa kategori
dan terakhir mengalkulasikan jumlah
kalimat yang berhubungan dengan
aktivitas
lingkungan
dan
membandingkannya
dengan
total
kalimat yang ada. Cara ini dikenal
dengan pendekatan smith (2003):
Jumlah kalimat tentang kegiatan
lingkungan
dimensi =---------Total jumlah kalimat dalam
teks
Sedangkan
hasil
interview
akan
ditampilkan ke dalam matriks untuk
melihat kecenderungan dan pola
jawaban
yang
diberikan
(O'Donovan,2002). Metode ini sesuai
dengan apa yang dianjurkan oleh Miles
dan
Huberman
(1994)
dalam
menganalisa
temuan
kualitatif.
Selanjutnya, hasil analisa content
dan
interview
akan
analysis
dintegrasikan
untuk
mendapatkan
kesimpulan integral dari penelitian ini.
4.2. Analisa dan Pembahasan
Tujuan pertama dari penelitian ini adalah
untuk melihat bagaimana trend dan
model
pengungkapan
aktivitas
lingkungan pada laporan tahunan PT
Semen Padang. Untuk itu, data diambil
dari laporan tahunan PT Semen Padang
dari tahun 2000 sampai dengan 2005.
Dikarenakan
oleh laporan tahunan
tahun 2002, 2003 dan 2005 tidak
diproduksi oleh PT Semen Padang,
maka data kemudian diambil dari tahun
2000, 2001 dan 2004. Dari ketiga tahun
laporan tahunan yang teredia tersebut,
level pengungkapan aktivitas lingkungan
pada PT Semen Padang dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel1
Total pengungkapan aktivitas
lingkungan
2000
3
2001
3
2004
13
Total Kalimat
50
76
158
Persentase
pengungkapan
per total
kalimat
6%
3,94%
8,2
%
Jumlah kalimat
yang relevan
Dari tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa
pengungkapan aktivitas
lingkungan
pada PT Semen Padang menunjukkan
trend yang menaik dari tahun 2000 ke
tahun 2004. Pada tahun 2000, jumlah
kalimat yang relevan dengan aktivitas
lingkungan adalah tiga kalimat, dimana
jumlah yang sama juga ditemui pada
tahun 2001. Meskipun jumlah kalimat
yang
menunjukkan
pengungkapan
aktivitas lingkungan pada PT Semen
Padang dari tahun 2000 dan 2001
sama, tetapi persentasenya menunjukan
penurunan. Ini dikarenakan oleh jumlah
total kalimat dalam annual report tahun
2001 lebih banyak dari tahun 2000.
Peningkatan
signifikan
dalam
pengungkapan aktivitas
lingkungan
terjadi pada tahun 2004, dimana total
kalimat yang berhubungan dengan
aktivitas lingkungan adalah 13 kalimat
dan persentasenya adalah 8,2% dari
total kalimat.
Sedangkan
model
pengungkapan
aktivitas lingkungan PT Semen Padang
tersebut dapat dikelompokkan kedalam
kategori sebagai berikut (Tabel 2):
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No. 1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57
53
Akuntabilitas Llngkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
Tabel2
Pengungkapan aktivitas Iingkungan
dalam laporan tahunan PT Semen
Padang
aktifitas Iingkungan ataupun dampak
negatif yang ditimbulkan dari industri
yang mereka lakukan.
2000 2001 2004
Bukti-bukti:
Moneter
Non-Moneter
Total
Tipe informasl
Baik
Buruk
Total
Lokasi
Laporan Komisaris
Laporan Direksi
Pembahasan
manajemen
Total
Subtema
Llngkungan
Audit Lingkungan
Kebijakan mengenai
lingkungan
Total
-
-
3
3
3
3
13
13
3
3
13
3
13
-
-
3
-
-
-
-
3
3
13
3
3
13
-
-
-
3
3
13
3
3
13
Dari tabel 2, terlihat fakta bahwa PT
Semen Padang secara konsisten
melaporkan aktivitas lingkungannya dari
tahun 2000 sampai 2004 dengan
memberikan bukti non-meneter. Tidak
terlihat berapa jumlah moneter yang
dikeluarkan untuk aktivitas lingkungan.
Ini memberikan indikasi bahwa informasi
yang diungkapkan masih sangat umum
(Nik Ahmad & Sulaiman,2004). Indikasi
ini juga didukung oleh fakta bahwa
semua informasi yang dilaporkan berupa
informasi yang baik (positif). Konsisten
dengan hasil penelitian sebelumnya (Nik
Ahmad dan Sulaiman,2004; Wilmshurst
dan Frost,2000) bahwa pengungkapan
aktivitas
yang
dilakukan
oleh
perusahaan pada umumnya adalah
demi menjaga hubungan dengan public
(public-relation), sehingga perusahaan
lebih cenderung untuk tidak melaporkan
hal-hal yang negatif berkaitan dengan
54
Temuan lainnya dari hasil content
analysis menunjukkan bahwa PT Semen
Padang secara konsisten melaporkan
aktivitas lingkungannya dalam bagian
Pembahasan Manajemen, sedangkan
pad a bag ian lain tidak ditemukan. Nik
Ahmad
dan
Sulaiman
(2004)
berpendapat bahwa ini juga bisa
memberikan
indikasi
bahwa
pengungkapan masih sangat umum.
Tetapi pada PT Semen Padang
setidaknya ditemukan bahwa level
pengungkapan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Fakta yang
menunjukkan bahwa sub tema yang
diungkapkan
berkaitan
dengan
kebijakan lingkungan, dan tidak ada
yang berkaltan dengan audit lingkungan,
memberikan bukti bahwa audit terhadap
aktivitas lingkungan belum menjadi
suatu kewajiban bagi perusahaanperusahaan di Indonesia.
Berkaitan dengan motivasi dan persepsi
manajemen terhadap pengungkapan
aktivitas lingkungan dalam laporan
tahunan, dari hasil wawancara di
peroleh fakta bahwa PT Semen Padang
merasa perlu mengungkapkan aktivitas
Iingkungannya karena itu merupakan
instruksi dari mentri negara BUMN. Ini
bisa memberikan indikasi bahwa jika
pengungkapan
aktivitas lingkungan
bukan merupakan mandatori dari
pemerintah maka PT Semen Padang
tidak akan memberikan prioritas dan
perhatian pada pengungkapan aktivitas
lingkungan.
Hal lainnya yang menjadi motivasi
manajemen
PT
Semen
Padang
mengungkapkan aktivitas lingkungannya
karena
itu
merupakan
syarat
memperoleh sertifikasi ISO 14001
tentang manajemen lingkungan. Dengan
kata
lain,
PT
Semen
Padang
mengungkapan aktivitas lingkungannya
karena
hal
tersebut
diwajibkan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
kepadanya,
baik secara /egislasi
pemerintah,
maupun
dalam
hal
mendapatkan sertifikasi. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa komitmen PT
Semen Padang untuk melakukan dan
melaporkan aktivitas lingkungannya
akan terjaga selama Itu merupakan
kewajiban atas mereka.
Meskipun diakui oleh manajemen PT
Semen
Padang
bahwa
aktivitas
lingkungan
ini
dilakukan
untuk
memenuhi tuntutan dari masyarakat,
namun ini tidak secara spesifik ditujukan
bag!
konsumen.
Tuntutan
dari
masyarakat dirasakan bertambah besar
terutama semenjak era reformasi,
dimana masyarakat semakin peduli
dengan hak-hak mereka. Masyarakat
sekitar PT Semen Padang menuntut
agar perusahaan memberikan kontribusi
kepada lingkungan dimana perusahaan
berada. Sehingga PT Semen Padang
merasa perlu untuk menunjukkan
kepada masyarakat bahwa mereka
adalah
perusahaan
yang
peduli
terhadap lingkungannya. Dan hal ini
konsisten dengan hasil temuan content
analysis yang menunjukkan trend
pengungkapan aktivitas lingkungan
pada PT Semen Padang mengalami
peningkatan.
Hal lainnya yang terungkap dari hasil
wawancara adalah persepsi manajemen
bahwa
seharusnya
pengungkapan
aktivitas
lingkungan yang mereka
lakukan seharusnya menjadi pengurang
terhadap kewajiban pajak yang mereka
bayarkan. Alasannya adalah karena
pengeluaran yang dilakukan dinikmati
oleh masyarakat dan lingkungan,
sehingga sudah sewajarnya menjadi
pengurang pajak.
Yang
tidak
menjadi
pendorong
pengungkapan aktivitas lingkungan
adalah kepedulian konsumen dan
tekanan dari lembaga independen
seperti LSM. Sehingga temuan ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
sebelumnya
(Nik
Ahmad
dan
Sulaiman,2004) yang menunjukkan
bahwa tekanan dari konsumen dan
lobby group merupakan alasan kenapa
perusahaan
merasa
perlu
untuk
mengungkapkan
aktivitas
lingkungannya. Penjelasan dari fakta ini
bisa jadi karena perbedaan kultur
dan
latar
belakang
masyarakat
pendidikan masyarakat di Indonesia.
Konsumen di Indonesia bisa jadi tidak
begitu mempedulikan apakah sebuah
produk ramah Iingkungan atau tidak.
Demikian juga dengan kelompok
penekan yang tidak segencar Green
Peace
menyuarakan
kepedulian
perusahaan terhadap lingkungannya.
Tabel3
Motivasi Manajemen dalam
Pengungkapan Aktivitas Lingkungan
Pengaruh terhadap
pengungkapan
pada PSP
Peraturan Pemerintah
Persyaratan
ISO
14001
Be
aruh
8erpengaruh
Motivasi manajemen PT Semen Padang
dalam
mengungkapkan
aktivitas
lingkungannya dapat disajikan dalam
tabel3.
5.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
bagaimana
trend
dan
model
pengungkapan yang dilakukan aktivitas
lingkungan yang dilakukan oleh PT
Semen Padang. Disamping melihat
bagaimana legitimacy theory berlaku
dalam pengungkapan PT Semen
Padang. Dari hasil content analysis
terlihat bahwa meskipun pengungkapan
Jurnai Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
55
Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
aktivitas Iingkungan PT Semen Padang
masih general, akan tetapi menunjukkan
trend yang menaik. Informasi yang
bersifat umum konsisten dengan
legitimacy theory yaitu tujuan utamanya
hanya demi mendapatkan legitimasi dari
publik dengan cara menjaga hubungan
dengan publik. Perusahaan tidak
perlu
memberikan detail
merasa
informasi selama informasi yang
diberikan dianggap sudah memuaskan
publik.
Hasil
wawancara
juga
mendukung pendapat ini dimana pada
tahun-tahun
terkahir ini
tuntutan
masyarakat terhadap PT Semen Padang
sudah semakin berkurang.
Daftar Referensi
Adams,C.A. (2004), The ethical, social
and
environmental
reporting performance portrayal
gap,
Accounting,
Auditing&Accountability Journal,
Vol. 17 No. 5,pp. 731-757
Buhr,
N.(1998),
Evironmental
performance,legislation
and
annual report disclosure: The
case
of acid
rain
and
Falconbridge.
Accounting,
&
Accountability
Auditing
Journal, Vol. 11 No.2, pp. 163-
190.
Meskipun
dari
hasil
wawancara
ditemukan bahwa tidak semua faktor
yang biasanya mendorong manajemen
mengungkapkan aktivitas lingkunganya
berlaku pada PT Semen Padang, tapi
secara umum PT Semen Padang
termotifasi oleh peraturan pemerintah
dan tuntutan masyarakal Secara umum
dapat dikatakan bahwa legitimacy theory
juga berlaku dalam pengungkapan yang
dilakuka oleh PT Semen Padang.
Namun demikian penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan, antara lain
sampel annual report yang diambil
hanya dari tiga tahun dan dari satu
perusahaan.
Sehingga
isu
generalizability dari temuan tidak berlaku
dalam penelitian ini. Untuk itu penelitian
lanjutan dapat dilakukan dengan
mengamabil sampel yang lebih banyak
dari berbagai industri dan tahun
pelaporan yang lebih luas. Sehingga
perbandingan level pengungkapan antar
perusahaan dapat dilihat. Selain itu,
beberapa bagian dari laporan tahunan
seperti laporan keungan serta gambar
tidak dimasukkan. Penelitian kedepan
mung kin
bisa
mengikutsertakan
penghitungan gambar dan laporan
keuangan dalam content analysis unruk
lebih luasnya.
Burritt,R.L. dan Welch,S. (1997),
Accountability for environmental
performance of the Australian
Commonwealth public sector.
Accounting,
Auditing
&
Accountability Jouma/, Vol. 10
No.4, pp. 532-561.
Deegan, C. dan Rankin,M. (1996). Do
Australian companies report
environmental
news
objectively?,
Accounting,
Auditing&Accountability Jouma/,
Vol. 9 No.2, pp. 50-67.
Deegan, C. dan Rankin, M. (1997),
"The
materiality
of
environmental information to
users of accounting reports",
Accounting,
Auditing&Accountability Jouma/,
Vol. 10 No.4, pp. 562-83.
Deegan,
C,
Rankin,
M
dan
Tobin,J,(2002), An examination
of the corporate social and
environmental disclosures of
BHP from 1983-1997 : A test of
legitimacy theory, Accounting,
Auditing&Accountability Journal,
Vol. 15 No.3, pp. 312-343.
Gray, R., Kouhy, R. dan Lavers, S.
(1995), Corporate social and
56
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57
Akuntabllitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory
environmental
reporting:
a
review of the literature and a
longitudinal
study
of
UK
disclosure. Accounting, Auditing
& Accountability Journal. Vol. 8
No.2. pp. 47-77.
Gray. R. Owen. 0 dan Adams. C (1996).
Accounting and accountability,
changes and challenges in
corporate
social
and
environmental
reporting.
England: Prentice Hall Europe.
Maunders. K.T. dan Burritt, R.l. (1991).
Accounting and ecological Crisis.
Accounting,
Auditing
and
Accountability Journal, Vol. 4
No.3. pp. 9-26.
Environmental
Medley,P.(1997).
accounting - what does it mean
to professional accountants?
Accounting,
Auditing
&
Accountability Journal, Vol. 10
No.4, pp. 594-600.
Miles,M.B dan Huberman, AM, (1994).
Qualitative data analysis : an
expanded sounDeboo~ Sage
Publications :Thousand Oaks.
Milne.M.J dan Patten,D.M (2002),
Securing
organizational
legitimacy:An
experimental
decision case examining the
of
environmental
impact
disclosures,
Accounting,
Auditing
&
Accountability
Journal. Vol. 15 No.3. pp. 372405.
Nik
Ahmad.N.N. dan Sulaiman,M.
(2004).
Environmental
disclosure in Malaysian annual
reports: A legitimacy theory
International
perspective.
Journal
of
Commerce
&
Management,Vol.
14.
No.1,
pp.44-58
O'Donovan, G, (2002), Environmental
disclosures in the annual report:
Extending the applicability and
predictive power of legitimacy
theory,
Accounting
Organizations and Society, Vol.
15 No.3, pp. 344-371.
Patten,
D.
(1992).
Intra-industry
environmental disclosures in
response to the Alaskan oil spill:
a note on legitimacy theory.
Accounting, Organizations and
Society. Vol. 17 No.5. pp. 471-
5.
Roberts, R.W. (1992), Determinants of
corporate social responsibility
disclosure: an application of
stakeholder theory, Accounting
Organizations and Society, Vol.
17 No.6, pp. 595-612.
Smith,M, (2003). Research Methods in
Accounting: Sage Publications:
New Delhi.
Unerman,
J.(2000).
Methodological
issues-reflections
on
quantifICation in corporate social
reporting
content
analysis.
Accounting,
Auditing
&
Accountability Journal, Vol. 13
No.5, pp. 667-681.
Watson.M dan Mackay. J. (2003).
Auditing for the environment.
Managerial Auditing Journal.
18/8,pp.625-630
Wilmshurt. T.D. dan Frost,G.R. (2000).
Corporate
environmental
reporting: A test of legitimacy
theory. Accounting, Auditing &
Accountability Journal. Vol. 13
No.1, pp. 10-26.
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57
57
Download