Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory Eka Siskawati Elfitrl Santi Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang Abstract A Company's paradigm and orientation have changed, not only to satisfy their stakeholders financial/y, but also socially and environmentally. It is caused by the bad effect of the company to the society and environment in case of pollution and environment destruction is greater than benefits they should give to the society and environment. Therefore, greater impacts to environment demand greater social responsibilities to the society and environment. PT. Semen Padang has been chosen as sample in this study, because they show high sensitifity to the environment. Natural resources exploitation and the effects of factory waste demand company's social responsibility. This study will be conducted in two steps. First, conducting Content Analysis to company's financial statement, and second conducting interview to company's financial officers. This study revealed that PT. Semen Padang has presents their social activities although in a smaR scale. Key words: Environmental accounting, Accountability theory, legitimacy theory, Political economy theory 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oalam dua dekade terakhir ini, terjadi perubahan paradigma dan orientasi dalam perusahaan mengenai apa yang menjadi tujuan utama mereka. Meskipun pada dasamya tujuan utama sebuah perusahaan adalah menghasilkan keuntungan sebesar mungkin, akan tetapi belakangan berkembang paradigma bahwa perusahaan haruslah memuaskan stakeholder yang lebih luas dan tidak sekedar dalam hal finansial semata. Karena itulah kemudian model triple bottom line" muncul sebagai perspektif yang harus dicapai oleh perusahaan yakni meliputi perform a finansial, sosial dan lingkungan (O'Oonovan,2002). M Alasan utama lahirnya triple bottom line tersebut adalah karena perusahaan memperoleh manfaat yang besar dari lingkungan sosialnya. Bahkan banyak dari perusahaan itu yang kemudian memberikan efek "buruk" kepada lingkungan akibat operasinya seperti pembuangan limbah dan pengrusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam. Sehingga, semakin besar dampak sosial dan lingkungan suatu perusahaan, maka semakin besar tuntutan bagi mereka untuk menunjukkan tanggung jawabnya kepada lingkungannya (Milne dan Patten,2002). Selain itu, diyakini bahwa perusahaan adalah merupakan sebuah hasil bentukan dari lingkungan sosial, dan mereka dapat bertahan disebabkan oleh keinginan lingkungan sosial untuk membiarkan mereka tetap berjalan (Reich,1998, dikutip oleh O'Oonovan,2002). Karena itulah ide tentang kontrak sosial antara bisnis dan individu dalam lingkungan sosial menekankan bahwa disamping tujuan utama perusahaan mencapai profit, juga ada tanggung jawab lain terkait dengan lingkungan sosialnya. Tanggung jawab ini merupakan bentuk perjanjian atau kontrak yang tidak tertulis antara Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory prusahaan dengan lingkungan sosial. Ide mengenai kontrak sosial ini merupakan bag ian integral dart teori sosial seperti •stakeholder theory" (Roberts, 1992), "legitimacy theory" (Deegan et al,2002), "accountability theory" (Gray et al,1996), dan "political economy theory" (Buhr,1998) yang mencoba menjelaskan berbagai aspek perusahaan. dari perilaku sosial Meskipun diakui oleh O'Donovan (2002) bahwa definisi antara teori yang satu dengan lainnya seringkali overlap, akan tetapi perbedaan utama teori-teori terse but adalah dari sudut mana mereka memandang dan bisa diuji. Political economy theory berpendapat bahwa keputusan manajemen untuk mengungkapkan aktivitas sosial mereka disebabkan oleh pengaruh hubungan antara politik,sosial dan ekonomi (GraY,et al,1996). Sedangkan stakeholder theory berdasarkan pada pegaruh stakeholder terhadap aktivitas dan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan (Roberts,1992). Accountability theory berdasarkan kepada hak stakeholder untuk meminta pelaporan (Gray et al,1996), dan legitimacy theory dilihat dari perspectif managerial dalam hal bagaimana manajer memilih strategi untuk mempertahankan legitimasi (Deegan et al,2002). Dari penelitian-penelitian sebelumnya, legitimacy theory banyak mendapatkan perhatian dart pada peneliti. Seperti misalnya Patten (1992), Deegan dan Rankin (1996), Milne dan Patten (2001), O'Donovan (2002) dan Nik Ahmad dan Sulaiman (2004). Patten (1992) dan Deegan dan Rankin (1996) mencoba menganalisa aktivitas perusahaan yang mengancam legitimasi mereka seperti polusi dan pencemaran oleh minyak, Milne dan Patten (2002) menganalisa efek legitimasi terhadap keputusan investor, O'Donovan (2002) menguji legitimasi dalam konteks laporan keuangan, sedangkan Nik Ahmad dan 42 Sulaiman (2004) melakukan studi tentang content analysis pada perusahaan-perusahaan di Malaysia dalam perspektif legitimacy theory. Penelitian ini mencoba untuk menguji akuntabilitas lingkungan pada PT Semen Padang dalam perspektif legitimacy theory. Pemilihan PT.Semen Padang didasarkan pada fakta bahwa industri tersebut memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap lingkungan. Dimana eksploitasi terhadap sumber daya alam yang dilakukan serta dampak dari limbah industri terhadap lingkungan memerlukan suatu bentuk tanggung jawab sosial dan ling kung an dari perusahaan tersebut. Peneliti memberikan fokus penelitian ini pada masalah trend dan model pengungkapan aktivitas lingkungan pada laporan tahunan PT. Semen Padang, persepsi dan motivasi manajemen dalam melakukan pengungkapan aktivitas lingkungannya, legitimacy theory berlaku dalam mengungkapkan aktivitas lingkungan dalam laporan tahunan PT Semen Padang. 1.2. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian 1.2.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai bertkut : a. Mengevaluasi trend dan model pengungkapan aktivitas lingkungan pada laporan tahunan PT. Semen Padang b. Mengivestigasi persepsi dan motivasi manajemen dalam melakukan pengungkapan aktivitas lingkungannya. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 Akuntabilltas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory 1.2.2. Kontribusi Penelitian Penelitian ,nl diharapkan akan memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Memberikan bukti empirik level dan model tentang pengungkapan aktivitas lingkungan pada laporan keuangan PT. Semen Padang 2. Mengeksplorasi persepsi dan motivasi manajemen dalam pengungkapan melakukan aktivitas lingkungannya. 3. 2. Memberikan bukti emplrls tentang legitimacy theory dalam mengungkapkan aktivitas lingkungan dalam laporan keuangan. Landasan Teorl 2.1. Akuntabllitas Lingkungan Perusahaan Dalam konteks umum, akuntabilitas bermakna pemberian laperan oleh akuntor kepada akunti (Burritt dan Welch,1997). Gray et al (1996) mengungkapkan pemberian laporan oleh akunti tersebut tidak saja memenuhi tanggung jawab terhadap akuntor, tetapi juga akan meningkatkan hubungan sosial. Ini dikarenakan oleh hubungan akuntor dan akunti tidak lagi seperti hubungan tradisional antara pemegang saham dan manajer, akan tetapi berkembang menjadi hubungan yang lebih luas antara kelompok yang memegang kendali dengan kelompok yang tidak memegang kendali (Burritt dan Welch,1997). Sehingga perusahaan harus berusaha memenuhi keingintahuan publik tentang akuntabilitas mereka. Dalam konteks inilah akuntabilitas sosial dan lingkungan kemudian lahir. Akuntabilitas lingkungan terkait dengan aktifitas yang ditunjukkan oleh organisasi dan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas mereka tersebut terhadap sistem ekologi. Maunders dan Burritt (1991) sangat setuju bahwa krisis lingkungan terus te~adi dan ini meningkatkan akuntabilitas lingkungan perusahaan bisa membantu untuk agar menyelesaikan krisis lingkungan tersebutTekanan dari berbagai jenis kelompok dalam masyarakat agar lebih peduli dengan perusahaan lingkungannya semakin memberikan motivasi kepada perusahaan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah perusahaan yang abersih-. Selain dari pemerintah, investor dan pelanggang, tekanan juga datang kelompok penekan seperti Greenpeace dan Friends of the Earth (Watson dan MackaY,2003). Gambar 1. memberikan ilustrasi alasan kenapa sebuah perusahaan harus menunjukkan tanggung jawab lingkungan dan sosialnya: Geed dUzens/ip CumllU1il~ Emplo}'e~ Shareholders Gambar 1. Perusahaan dan tanggung jawab sossialnya Sumber : MedleY,1997 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 43 Akuntabilitas Llngkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory Berbagai penelitian terdahulu yang ditujukan untuk melihat pengimplementasian akuntabilitas lingkungan dalam perusahaan antara lain dilakukan oleh Deegan et al (2002) yang menganalisa level pengungkapan aktivitas sosial dan lingkungan pada salah satu perusahaan terbesar di Australia dengan menganalisa laporan keuangan dari tahun 1983 sampai dengan 1997. Mereka menemukan ada trend yang positif dalam hal pengungkapan akuntabilitas sosial dan lingkungan pada perusahaan tersebut dalam waktu lebih dari 10 tahun. 5elain Deegan et al (2002), Adams (2004) mencoba menginvestigasi sejauh mana perusahaan kimia di Australia telah menunjukkan kepedulian sosial dan lingkungan mereka. Adams (2004) menemukan tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan kimia tersebut tentang aktivitas lingkungan dan sosialnya masih sangat rendah. la menyimpulkan bahwa tidak adanya kewajiban dari regulator untuk memuat laporan sosial dan lingkungan akan menyebabkan perusahaan tidak konsisten dalam mengungkapkan aktifitas sosial dan lingkungan mereka. Adanya variasi dalam pengungkapan ini sebenarnya dijelaskan oleh berbagai teori seperti "stakeholder theory" (Roberts, 1992), "legitimacy theory" (Patten,1992, Deegan, 2002), "accountability theory" (Gray et al,1996), dan ·political economy theory" (Buhr,1998). Secara khusus, legitimacy theory akan dibahas pada bag ian berikut ini. 2.2. Legitimacy Theory dan Pengelolaannya 2.2.1. Defenisi Legitimacy Theory Pengertian legitimacy teori menurut Dowling and Preffer. 1975 adalah: 44 "5uatu kondisi dimana sistem nilai suatu entitasl perusahaan kongruen dengan sistem nilai lingkungan sosial yang lebih besar dimana entitas tersebut berada, jika perbedaan antara dua sistem nilai ini terjadi, maka akan terdapat ancaman terhadap legitimacy entitas tersebut." Pengertian legitimacy theory menurut Deegan et al. 2002 adalah: "Suatu perspektif managerial dalam hal bagaimanan manejer mamilih stategi untuk mempertahankan legitimasinya." Premis utama yang mendasari teori ini menurut Gray et al. 1996 adalah : "5ebuah organisasi hanya akan dapat eksis jika lingkungan sosial dimana organisasi itu berada menganggap bahwa nilai- nilai perusahaan sejalan dengan nilai sosial yang berlaku. II Untuk menjaga legitimasinya perusahaan mencoba untuk menyesuaikan diri dengan berbagai cara terhadap lingkungan sosialnya, atau mencoba merubah persepsi dan ekspektasi sosial atau nilai-nilai yang menjadi bag ian dari proses legitimasi. Secara umum diakui bahwa jika suatu perusahaan merubah kegiatannya dengan tujuan untuk merubah persepsi pihak lain, hal ini harus diikuti dengan pengungkapan, jika tidak pihak- pihak yang dimaksud tidak akan mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh perusahaan atau apa yang sedang dicapai perusahaan, akibatnya legitimasi akan menjadi rumit. 2.2.2. Mengelola Legitimasi Perusahaan Pad a umumnya legitimasi adalah pengakuan dari pihak eksternal terhadap perusahaan, namun sebenarnya hal ini dapat dikendalikan oleh perusahaan itu sendiri. Ini mengindifikasikan bahwa Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory perubahan nilai dan norma-norma sosial merupakan motivasi bagi perubahan perusahaan dan juga merupakan sumber target utama bagi legitimasi perusahaan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Daerah x adalah daerah kongruen antara kegiatan perusahaan dengan ekspektasi sosial, berdasarkan nilai dan norma- norma sosial. Daerah y dan z adalah daerah yang tidak kongruen antara kegiatan perusahaan dengan persepsi soslal. Daerah ini disebut -/llegitimacy" atau "Gap Legitimacy". Tujuan perusahaan adalah memperoleh legitimasi dengan cara memperluas daerah X sebesar mung kin, dan memperkecil gap legitimasi. Beberapa pendapat menjadikan taktik legitimasi dan pendekatan pengungkapan pada laporan keuangan dapat dipakai untuk memperkecil gap legitimasi. Gambar2 Issuel Event dan legitimacy perusahaan Pada level tertentu Wartick and Mahon (1994) menyebutkan bahwa gap legitimasi dapat bertambah karena: a. Kinerja perusahaan berubah, sedangkan ekspektasi sosial terhadap perusahaan tetap. b. Ekspektasi sosial terhadap perusahaan berubah. sedangkan kinerja perusahaan tetap. c. Kinerja perusahaan dan ekspektasi sosial berubah, tapi saling bergerak kearah yang berlawanan, atau bergerak kearah yang sarna tapi pada rentang waktu yang berbeda. Perusahaan yang memiliki legitimasi, dapat mengelola legitimasi dengan mengidentifikasi isu-isu penting pada waktu yang bersamaan dengan pengidentifikasian stakeholder yang memiliki atribut penting yang dapat memberikan legitimasi terhadap perusahaan berkaitan dengan isu-isu tersebut. Jika legitimasi diancam, perusahaan akan mulai melakukan proses legitimasi yang ditargetkan kepada kelompok yang dapat menarik Mpengakuan publik" yaitu mereka memiliki ·stakeholder attribute" dalam memberikan legitimasi. Istilah seperti "relevant publik~ constituents dan social actors telah digunakan untuk mendiskripsikan stakeholder yang secara potensial berpengaruh dalam penentuan legitimasi organisas!. Jika perusahaan merubah aktivitasnya, diasumsikan bahwa manager akan menyadari dampak yang terjadi akibat perubahan ini. Pada beberapa situasi, mengidentifikasikan status perusahaan lebih sullt karena perusahaan dapat kehilangan legitimasinya meskipun tidak merubah aktivitas. Hal Ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini: a. Perubahan kegiatan diberikan kepada publik. yang b. Nilai perubahan yang diberikan kepada publik terjadi karena: 1. Adanya kepekaan sosial (Elsboch dan Sutton, 1992) 2. Tekanan dari pemerintah I institusi (Deegan dan Gordon, 1996) 3. Pengaruh media (Ader, 1995) Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57 45 Akuntabllitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory 4. Tekanan dari kepentingan kelompok (Tilt. 1994 ) Masing- masing item tersebut sarna pentingnya jika berdiri sendiri atau bahkan dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, menyebabkan flow on effect. Contoh, tekanan media atau kepentingan suatu kelompok dapat tekanan menyebabkan pemerintah/institusi, yang akan menyebabkan meningkatnya kepekaan sosial pada kelompok tertentu. Isu-isu sosial terbaru merupakan gejala awal terhadap ancaman legitimasi (Brown dan Deegan, 1999; Patten, 1992). Dalam hubungannya dengan isu- isu tersebut, langkah-Iangkah yang harus dilakukan perusahaan untuk mengelola legitimasinya adalah: a. Mengidentifikasi kegiatan yang akan diberikan kepada publik. b. Mewujudkan kegiatan yang akan diberikan tersebut dan nilai- nilai dan persepsi lingkungan perusahaan. c. d. Memberikan keputusan tujuan dari respon organisasi yang potensial terhadap ancaman legitimasi. Keputusan akan taktik alternatif pengungkapan tersedia dan cocok mengelola legitimasi, berhubungan dengan respon organisasi. Kinerja Iingkungan dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahaan. Hal ini juga menunjukan perJunya informasi biaya lingkungan yang memadai. Dalam kenyataannya bagi banyak organisasi pengelolaan biaya lingkungan menjadi prioritas utama dan minat yang intens, hal ini dilatar belakangi oleh alasan berikut ini : a. Di banyak negara peraturan lingkungan telah meningkat secara signifikan, bahkan diperkirakan akan semakin ketat lagi. Seringkali hukum dan peraturan tersebut menyebutkan hukuman dan denda yang sang at besar, sehingga menciptakan insentif yang kuat untuk mematuhinya. Pemilihan metode yang paling murah untuk mematuhinya menjadi pilihan utama. Untuk memenuhi tujuan ini biaya pemenuhan harus diukur dan penyebab utamanya harus diidentifikasi. b. Keberhasilan penyelesaian masalah lingkungan menjadi isu yang semakin kompetitif. Perusahaan-perusahaan dan yang untuk yang tujuan Literatur dalam mengelola legitimasi eksplisit dan implisit secara menyebutkan bahwa mengontrol dan mengkomunikasikan respon taktik merupakan suatu alat pengendalian legitimasi. Laporan keuangan tahunan telah menjadi media komunikasi utama dan data bagi penelitian- penelitian untuk pengungkapan kegiatan lingkungan. 46 Laporan keuangan tahunan telah lama dianggap sebagai dokumen publik utama, yang merupakan cerminan perusahaan yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap alur pasar dan sudut pandang serta reaksi publik secara umum terhadap perusahaan. Seluruh informasi dalam laporan keuangan tahunan dapat digunakan oleh manajer untuk mengirimkan sinyal-sinyal khusus kepada publik. Telah diakui pula bahwa seluruh informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, digunakan untuk meyakinkan pembaca sudut pandang manajemen terhadap lingkungan. Sudut pandang ini sesuai dengan penggunaan laporan keuangan tahunan dengan tujuan legitimasi. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 Akuntabllitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory menemukan bahwa pemenuhan tujuan bisnis dan menyelesaikan masalah lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. (Hansen Mowen, 2005:70) perusahaan dan jumlah relatif yang akan dihabiskan untuk setiap kategori. 2.4. Klaslflkasl Model Siaya Llngkungan Secara Sederhana 2.3. Model Siaya Kualitas Llngkungan a. Biaya pencegahan lingkungan (Environmental Prevention Costs). Merupakan biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Klasifikasi model biaya lingkungan secara sederhana dapat dikelompokkan sebagai berikut : (Hansen Mowen, 2005) a. 1. Mengevaluasi Pemasok d. Pelaporan biaya lingkungan adalah penting jika suatu organisasi serius untuk memperbaiki kinerja lingkungan dan mengendalikan biaya lingkungannya. Pelaporan biaya lingkungan dapat memberikan manfaat penting seperti, dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas Memilih 3. Mendesain Proses 4. Biaya kegagalan internal lingkungan (Environmental Internal Failure Costs), adalah biaya-biaya yang dikeluarkan karena diproduksinya limbah tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (Environmental External Failure Costs). Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah ke dalam lingkungan. (Hansen Mowen,2005) dan 2. Mengevaluasi dan Memilih alat untuk mengendalikan Polusi b. Biaya deteksi lingkungan (Environmental Detection Cost. Biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah aktivitas di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku. c. Klasifikasi Siaya Llngkungan Menurut Aktlvitas Pencegahan Mendesain Produk 5. Melaksanakan lingkungan Studi 6. Mengaudit risiko lingkungan 7. Mengembangkan Sistem Manajemen lingkungan 8. Mendaur ulang Produk 9. Memperoleh 14001 b. Sertifikat ISO Klaslfikasl Siaya Llngkungan Menurut Aktlvltas Kegagalan Internal 1. Mengoperasikan pengendali polusi 2. Mengolah dan sampah beracun peralatan membuang 3. Memelihara peralatan polusi Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 47 Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory 4. Mendapatkan lisensi fasilitas untuk memproduksi limbah 5. c. Mendaur ulang sisa bahan Klasifikasi Biaya Lingkungan Menurut Aktivitas Deteksi Lingkungan aktivitas 1. Mengaudit lingkungan d. 2. Memeriksa produk dan proses 3. Menguji pencemaran 4. Memverifikasi kinerja lingkungan dari pemasok 5. Mengukur tingkat pencemaran Klasifikasi Biaya Lingkungan Menurut Aktivltas Kegagalan Ekstemal 1. Membersihkan tercemar 2. 48 danau yang Membersihkan minyak yang tumpah 3. Membersihkan tercemar tanah yang 4. Merestorasi tanah ke keadaan alamiahnya 5. Menggunakan bahan baku dan listrik secara tidak efisien 6. Hilangnya lapangan karena pencemaran 7. Rusaknya ekosistem karena pembuangan sampah padat kerja 2.5. Pengertian ISO SERTIFIKAT Internasional 14001: ISO untuk (Organisasi Standardisasi) 1. Diperoleh jika Perusahaan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi standar internasional yang telah ditetapkan secara khusus. 2. Standar ini berhubungan dengan prosedur manajemen Iingkungan dan tidak secara langsung mer)unjukan tingkat kinerja Iingkungan yang dapat diterima. Oleh sebab itu sertifikasi ini khususnya berfungsi sebagai tanda bahwa perusahaan tertarik dan bersedia memperbaiki kinerja lingkungannya. 2.6. Pengertlan Anggaran Pengertian anggaran menurut Mulyadi. 1997 adalah: ·Suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur da/am satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencangkup jangka waktu satu tahun." Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, danl biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam penyusunan anggaran, setiap manejer dalam organisasi merencanakan aktiva, pendapatan, danl atau biaya yang menjadi tanggungjawabnya dibawah koordinasi manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh setiap Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 AkuntabOitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory manejer tersebut melaksanakan rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisa kinerja manejer dan sekaligus untuk memotivasi para manejer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing- masing. Informasi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manejer untuk merencanakan pendapatan dan! atau biaya dengan aktiva yang digunakan untuk menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manejer yang bertanggung jawab. 2.7. Fungsl Anggaran 1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja 2. Anggaran merupakan aktifitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang 3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas. 4. Anggaran berfungsi sebagai tolak dipakai sebagai ukur yang pembanding hasil operasi sesungguhnya. 5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. 6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisuasi. 7. Untuk menjamin terlaksananya berbagai program yang disusun dalam proses perencanaan jangka panjang, manajemen menyusun anggaran yang berisikan rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja tersebut. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut yang ditunjuk manajer bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana kerja dan dialokasikan berbagai sumber daya yang diperlukan kepada manajer yang bersangkutan. Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Anggaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan prakiraan (forecast). Anggaran berisi kuantifikasi keuangan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka pendek perusahaan. Disamping rencana kerja yang dicantumkan dalam anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, rencana kerja tersebut juga dinyatakan dalam satuan lain didalam anggaran. Prakiraan, dilain pihak, dapat dinyatakan dalam rupiah atau dalam satuan lain. Sekali periode anggaran ditetapkan, dalam jangka panjang periode tertentu akan tetap dipertahankan, karena berdasarkan jangka waktu tersebut pengukuran kinerja manajer dilaksanakan. 8erbeda dengan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57 49 Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory prakiraan, jangka waktu yang dicakup dalam prakiraan dapat berubah, mengikuti kebutuhan pemakaian informasi. Perbedaan yang mencolok antara anggaran dengan prakiraan adalah adanya komitmen manajemen dalam anggaran. Proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang dapat menjadikan setiap manajer dalam organisasi perusahaan memiliki persepsi yang jelas mengenai peran mereka masing- masing dalam mencapai sasaran anggaran. Dengan persepsi yang jelas tentang sasaran anggaran yang harus dicapai dan dengan alokasi sumber daya yang memadai untuk mencapai sasaran anggaran. Proses penyusunan anggaran yang mengakibatkan para manajer memiliki komitmen untuk mencapai sasaran anggaran menghasilkan anggaran yang berupa self imposed budget Anggaran semacam Ini menimbulkan motivasi dalam diri setiap manajer untu mencapai sasaran anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran dikonsumsi berbagai sumber daya yang diukur dengan menggunakan informasi akuntansi. Hasil pengukuran konsumsi sumber daya ini dikomunikasikan oleh fungsi akuntansi manajemen kepada penyusunan anggaran, agar mereka memperoleh umpan balik dengan segera hasil pelaksanaan anggarannya. Penyimpangan yang te~adi dalam pelaksanaan anggaran dianalisis dan dicari penyebabnya untuk dasar bagi penyusunan anggaran dalam merancang tindakan koreksi yang diperlukan dan untuk penilaian kinerja penyusunan anggaran. 3. Metode Penelitian 3.1. Metode Pelaksanaan Penelitian Sebelum peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah diatas, peneliti bersama dua orang mahaslwa melakukan penelitian pendahuluan. Peneliti ingin melihat apakah PT.Semen Padang telah melaksanakan aktivitas lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Laporan Keuangan dan Pendekatan Anggaran. a. Pendekatan Laporan Keuangan. Untuk tujuan ini penulis menggunakan data Laporan Keuangan Tahunan. Dalam laporan tersebut penulis akan melihat pengungkapanpengungkapan yang tersaji, baik berslfat moneter maupun nonmoneter. Sampel yang digunakan dalam penelitian Ini berupa laporan keuangan lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2000 sampai tahun 2004. Penulis akan menganalisa pengungkapan tersebut dengan melihat trenddari laporan keuangan PT.Semen Padang dari tahun 2000 sampai tahun 2004. b. Pendekatan Anggaran. Untuk tujuan ini dilakukan ana lisa terhadap Rencana kerja dan anggaran perusahaan selama 5 tahun terakhir. Penulis menggunakan Environmental Key Performance Indicators (Reporting Guidelines For UK Business) sebagai pembanding terhadap anggaran PT. Semen Padang. Environmental Key Performance Indicators merupakan panduan pelaporan kinerja aktivitas lingkungan oleh pemerintah Inggris. Panduan ini dipilih karena inggris merupakan salah satu negara yang tingkat kepeduliannya terhadap 50 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57 Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory lingkungan sangat tinggi. Ini dapat dilihat dari telah adanya standar resmi dari pemerintah inggris mengenai panduan pelaporan aktivitas lingkungan untuk bisnis. Penelitian ini bersifat kualitatif, membandingkan anggaran PT. Semen Padang dengan standar pelaporan aktivitas lingkungan dari pemerintah inggris dan menganalisa perbandingan terse but dengan melihat trend dari anggaran PT. Semen Padang tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. laporan keuangan sebagai sumber melihat performa utama untuk lingkungan sebuah perusahaan (Deegan dan Rankin, 1997). Terakhir, informasi yang diberikan dalam laporan tahunan mempunyai kredibilitas yang tinggi (Unerman,2000). Penelitian selanjutnya akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah dengan melakukan content analysis terhadap laporan tahunan PT Semen Padang selama 5 tahun terakhir. Content analysis dilakukan dengan cara mengkodifikasi teks (atau lsi) dari suatu tulisan atau laporan ke dalam berberapa kelompok atau dimensi, tergantung kriteria yang dipilih (Kripendof,1980, dikutip oleh Nik Ahmad dan Sulaiman ,2004). 2. Informasi berupa informasi yang posltif dan negatif (good news dan bad news) Pemilihan content analysis dikarena metode merupakan cara analisa yag paling tepat untuk sebuah studi eksploratif tentang pengungkapan aktifitas lingkungan dalam laporan keuangan (Nik Ahmad dan Sulaiman,2004). Peneliti memilih laporan tahunan sebagai satu-satunya dokumen yang akan dianalisa dalam content analysis dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut. Pertama, ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan laporan tahunan sebagai dokumen utama dalam content analysis (Wilmshurt dan Frost, 2000, Nik Ahmad dan Sulaiman,2004). Kedua, laporan tahunan bukan saja merupakan laporan yang aksesnya mudah didapat oleh peneliti (Unerman, 2000), tapi juga suatu bentuk pengungkapan yang lakukan oleh perusahaan secara reguler (Buhr,1998). Ketiga, laporan tahunan dianggap oleh berbagai pengguna Peneliti akan mengelompokkan kategori yang akan dianalisa dengan mengadopsi model Nik Ahmad .dan Sulaiman (2004) sebagai berikut: 1. Bukti- bukti berupa moneter dan non- moneter 3. Statement of chairman, board of director dan lain-lainnya 4. Sub tema lingkungan, audit lingkungan dan kebijakan mengenai lingkungan. Lebih lanjut, peneliti akan mengukuT jumlah kalimat yang berkaitan dengan aktifitas lingkungan. Meskipun pada dasarnya content analysis bisa dilakukan dengan menghitung jumlah kata (Deegan dan Gordon,1996, dikutip oleh Nik Ahmad dan Sulaiman,2004) dan jumlah halaman (Gray et al,1995), akan tetapi dua metode terakhir ini sering mendapat perdebatan. Karenanya, analisa berdasarkan jumlah kalimat dianggap lebih Iogis (Nik Ahmad dan Sulaiman,2004). Sedangkan tahap kedua penelitian dilakukan dengan in depth interview dengan manajer keuangan PT Semen Padang. Tujuan dari interview adalah untuk mengetahui pilihan kebijakan dan persepsi manajemen tentang isu akuntanbilitas lingkungan. Pertanyaan akan terdiri dari closed dan open-ended questions. Model pertanyaan akan dimodifikasi dari O'Donovan (2002) yang melakukan interview dengan beberapa Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No. 1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57 51 Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory manajer perusahaan di Autralia tentang kebijakan pengungkapan akuntabilitas Iingkungan mereka. 3.2. Daerah Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Padang, tepatnya pad a PT Semen Padang anaJisa dan Sedangkan proses pengolahan data akan dilakukan di Kampus Politeknik Negeri Padang. 3.3. Pemilihan Objek Objek yang dipilih sebagai case study dalam peneJitian ini adalah PT Semen Padang. Pemilihan PT Semen Padang dikarenakan oleh perusahaan ini mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggl terhadap Iingkungan, dimana kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang mereka lakukan dapat merusak ekologi. Selain itu, Iimbah industri dari perusahaan ini juga bisa mengancam Jingkungan di sekitamya. Karenanya PT Semen Padang sangat rentan untuk menjadi perusahaan yang "tidak bersih". 4. Anatisa dan Pembahasan 4.1. Metodologl Penelitian Temuan dari penelitian ini diperoleh melalui content analysis dan depth interview. Sebelum melakukan content analysis terhadap laporan keuangan PT. Semen Padang, tim penulis beserta dua orang mahasiswa yang terlibat melakukan peninjauan kembali terhadap laporan keuangan PT.Semen Padang. Untuk melihat apakah PT. Semen Padang telah melakukan aktivitas lingkungan dan bagaimana trend pengungkapannya dari tahun ketahun dari dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan anggaran dan pendekatan 52 taporan keuangan. Adapun hasil dari pendekatan anggaran ditemukan bahwa PT.Semen Padang sudah membuat mata anggaran yang berkaitan dengan Aktivitas tingkungan, dengan trend yang cenderung menurun. Adapun hasil dari pendekatan taporan keuangan ditemukan hal yang sama yaitu PT. Semen Padang sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas Iingkungan, dengan trend yang cenderung menu run pula (lihat Lampiran 1). Content analysis dilakukan dengan cara mengkodifikasi teks atau isi laparan tahunan (annual report) PT Semen Padang ke dalam kriteria yang dipilih, dalam hal ini adalah aktivitas Iingkungan. Proses pengkodean dilakukan oleh tim coders. Guna meyakinkan reabilitas dari hasil content analysis, maka peneliti menunjuk dua orang coder tambahan disamping tim peneliti yang berjumlah tiga orang. Sehingga total coder adalah lima orang. Penambahan jumlah coder ini diharapkan bisa meningkatkan reabilitas temuan sehingga hasil penelitian lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dua orang coder tambahan dipilih dari mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang sebelumnya telah diberikan pelatihan dan breafing oleh tim peneliti. Proses pengkodean dilakukan pertama kali oleh dua orang coder yang dipilih kemudian hasil pengkodeannya diverifikasi dan dibandingkan dengan hasil pengkodean peneliti. Setiap ada perbedaan dari hasil pengkodean didiskusikan sehingga hasil akhir merupakan hasil diskusi dan temuan· tim coders yang sudah disepakati. Analisa yang dilakukan terhadap annual report PT Semen Padang meJiputi tiga tahap. Tahap pertama adalah, tim coder melihat ada tidaknya eksistensi aktivitas Iingkungan dalam beberapa bag ian annual report dengan sebelumnya mengeluarkan laporan keuangan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No. 1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57 Akuntabilitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory metode ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Wilmshurst dan Frost (2000) dimana mereka tidak mengikut sertakan laporan keuangan dalam content analysis untuk aktivitas lingkung an. Selanjutnya, peneliti mengelompokkan pengungkapan yang dilakukan oleh PT Semen Padang tersebut ke dalam beberapa kategori dan terakhir mengalkulasikan jumlah kalimat yang berhubungan dengan aktivitas lingkungan dan membandingkannya dengan total kalimat yang ada. Cara ini dikenal dengan pendekatan smith (2003): Jumlah kalimat tentang kegiatan lingkungan dimensi =---------Total jumlah kalimat dalam teks Sedangkan hasil interview akan ditampilkan ke dalam matriks untuk melihat kecenderungan dan pola jawaban yang diberikan (O'Donovan,2002). Metode ini sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh Miles dan Huberman (1994) dalam menganalisa temuan kualitatif. Selanjutnya, hasil analisa content dan interview akan analysis dintegrasikan untuk mendapatkan kesimpulan integral dari penelitian ini. 4.2. Analisa dan Pembahasan Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana trend dan model pengungkapan aktivitas lingkungan pada laporan tahunan PT Semen Padang. Untuk itu, data diambil dari laporan tahunan PT Semen Padang dari tahun 2000 sampai dengan 2005. Dikarenakan oleh laporan tahunan tahun 2002, 2003 dan 2005 tidak diproduksi oleh PT Semen Padang, maka data kemudian diambil dari tahun 2000, 2001 dan 2004. Dari ketiga tahun laporan tahunan yang teredia tersebut, level pengungkapan aktivitas lingkungan pada PT Semen Padang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel1 Total pengungkapan aktivitas lingkungan 2000 3 2001 3 2004 13 Total Kalimat 50 76 158 Persentase pengungkapan per total kalimat 6% 3,94% 8,2 % Jumlah kalimat yang relevan Dari tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa pengungkapan aktivitas lingkungan pada PT Semen Padang menunjukkan trend yang menaik dari tahun 2000 ke tahun 2004. Pada tahun 2000, jumlah kalimat yang relevan dengan aktivitas lingkungan adalah tiga kalimat, dimana jumlah yang sama juga ditemui pada tahun 2001. Meskipun jumlah kalimat yang menunjukkan pengungkapan aktivitas lingkungan pada PT Semen Padang dari tahun 2000 dan 2001 sama, tetapi persentasenya menunjukan penurunan. Ini dikarenakan oleh jumlah total kalimat dalam annual report tahun 2001 lebih banyak dari tahun 2000. Peningkatan signifikan dalam pengungkapan aktivitas lingkungan terjadi pada tahun 2004, dimana total kalimat yang berhubungan dengan aktivitas lingkungan adalah 13 kalimat dan persentasenya adalah 8,2% dari total kalimat. Sedangkan model pengungkapan aktivitas lingkungan PT Semen Padang tersebut dapat dikelompokkan kedalam kategori sebagai berikut (Tabel 2): Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No. 1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57 53 Akuntabilitas Llngkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory Tabel2 Pengungkapan aktivitas Iingkungan dalam laporan tahunan PT Semen Padang aktifitas Iingkungan ataupun dampak negatif yang ditimbulkan dari industri yang mereka lakukan. 2000 2001 2004 Bukti-bukti: Moneter Non-Moneter Total Tipe informasl Baik Buruk Total Lokasi Laporan Komisaris Laporan Direksi Pembahasan manajemen Total Subtema Llngkungan Audit Lingkungan Kebijakan mengenai lingkungan Total - - 3 3 3 3 13 13 3 3 13 3 13 - - 3 - - - - 3 3 13 3 3 13 - - - 3 3 13 3 3 13 Dari tabel 2, terlihat fakta bahwa PT Semen Padang secara konsisten melaporkan aktivitas lingkungannya dari tahun 2000 sampai 2004 dengan memberikan bukti non-meneter. Tidak terlihat berapa jumlah moneter yang dikeluarkan untuk aktivitas lingkungan. Ini memberikan indikasi bahwa informasi yang diungkapkan masih sangat umum (Nik Ahmad & Sulaiman,2004). Indikasi ini juga didukung oleh fakta bahwa semua informasi yang dilaporkan berupa informasi yang baik (positif). Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya (Nik Ahmad dan Sulaiman,2004; Wilmshurst dan Frost,2000) bahwa pengungkapan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya adalah demi menjaga hubungan dengan public (public-relation), sehingga perusahaan lebih cenderung untuk tidak melaporkan hal-hal yang negatif berkaitan dengan 54 Temuan lainnya dari hasil content analysis menunjukkan bahwa PT Semen Padang secara konsisten melaporkan aktivitas lingkungannya dalam bagian Pembahasan Manajemen, sedangkan pad a bag ian lain tidak ditemukan. Nik Ahmad dan Sulaiman (2004) berpendapat bahwa ini juga bisa memberikan indikasi bahwa pengungkapan masih sangat umum. Tetapi pada PT Semen Padang setidaknya ditemukan bahwa level pengungkapan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Fakta yang menunjukkan bahwa sub tema yang diungkapkan berkaitan dengan kebijakan lingkungan, dan tidak ada yang berkaltan dengan audit lingkungan, memberikan bukti bahwa audit terhadap aktivitas lingkungan belum menjadi suatu kewajiban bagi perusahaanperusahaan di Indonesia. Berkaitan dengan motivasi dan persepsi manajemen terhadap pengungkapan aktivitas lingkungan dalam laporan tahunan, dari hasil wawancara di peroleh fakta bahwa PT Semen Padang merasa perlu mengungkapkan aktivitas Iingkungannya karena itu merupakan instruksi dari mentri negara BUMN. Ini bisa memberikan indikasi bahwa jika pengungkapan aktivitas lingkungan bukan merupakan mandatori dari pemerintah maka PT Semen Padang tidak akan memberikan prioritas dan perhatian pada pengungkapan aktivitas lingkungan. Hal lainnya yang menjadi motivasi manajemen PT Semen Padang mengungkapkan aktivitas lingkungannya karena itu merupakan syarat memperoleh sertifikasi ISO 14001 tentang manajemen lingkungan. Dengan kata lain, PT Semen Padang mengungkapan aktivitas lingkungannya karena hal tersebut diwajibkan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory kepadanya, baik secara /egislasi pemerintah, maupun dalam hal mendapatkan sertifikasi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa komitmen PT Semen Padang untuk melakukan dan melaporkan aktivitas lingkungannya akan terjaga selama Itu merupakan kewajiban atas mereka. Meskipun diakui oleh manajemen PT Semen Padang bahwa aktivitas lingkungan ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan dari masyarakat, namun ini tidak secara spesifik ditujukan bag! konsumen. Tuntutan dari masyarakat dirasakan bertambah besar terutama semenjak era reformasi, dimana masyarakat semakin peduli dengan hak-hak mereka. Masyarakat sekitar PT Semen Padang menuntut agar perusahaan memberikan kontribusi kepada lingkungan dimana perusahaan berada. Sehingga PT Semen Padang merasa perlu untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka adalah perusahaan yang peduli terhadap lingkungannya. Dan hal ini konsisten dengan hasil temuan content analysis yang menunjukkan trend pengungkapan aktivitas lingkungan pada PT Semen Padang mengalami peningkatan. Hal lainnya yang terungkap dari hasil wawancara adalah persepsi manajemen bahwa seharusnya pengungkapan aktivitas lingkungan yang mereka lakukan seharusnya menjadi pengurang terhadap kewajiban pajak yang mereka bayarkan. Alasannya adalah karena pengeluaran yang dilakukan dinikmati oleh masyarakat dan lingkungan, sehingga sudah sewajarnya menjadi pengurang pajak. Yang tidak menjadi pendorong pengungkapan aktivitas lingkungan adalah kepedulian konsumen dan tekanan dari lembaga independen seperti LSM. Sehingga temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya (Nik Ahmad dan Sulaiman,2004) yang menunjukkan bahwa tekanan dari konsumen dan lobby group merupakan alasan kenapa perusahaan merasa perlu untuk mengungkapkan aktivitas lingkungannya. Penjelasan dari fakta ini bisa jadi karena perbedaan kultur dan latar belakang masyarakat pendidikan masyarakat di Indonesia. Konsumen di Indonesia bisa jadi tidak begitu mempedulikan apakah sebuah produk ramah Iingkungan atau tidak. Demikian juga dengan kelompok penekan yang tidak segencar Green Peace menyuarakan kepedulian perusahaan terhadap lingkungannya. Tabel3 Motivasi Manajemen dalam Pengungkapan Aktivitas Lingkungan Pengaruh terhadap pengungkapan pada PSP Peraturan Pemerintah Persyaratan ISO 14001 Be aruh 8erpengaruh Motivasi manajemen PT Semen Padang dalam mengungkapkan aktivitas lingkungannya dapat disajikan dalam tabel3. 5. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana trend dan model pengungkapan yang dilakukan aktivitas lingkungan yang dilakukan oleh PT Semen Padang. Disamping melihat bagaimana legitimacy theory berlaku dalam pengungkapan PT Semen Padang. Dari hasil content analysis terlihat bahwa meskipun pengungkapan Jurnai Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 55 Akuntabilitas Ungkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory aktivitas Iingkungan PT Semen Padang masih general, akan tetapi menunjukkan trend yang menaik. Informasi yang bersifat umum konsisten dengan legitimacy theory yaitu tujuan utamanya hanya demi mendapatkan legitimasi dari publik dengan cara menjaga hubungan dengan publik. Perusahaan tidak perlu memberikan detail merasa informasi selama informasi yang diberikan dianggap sudah memuaskan publik. Hasil wawancara juga mendukung pendapat ini dimana pada tahun-tahun terkahir ini tuntutan masyarakat terhadap PT Semen Padang sudah semakin berkurang. Daftar Referensi Adams,C.A. (2004), The ethical, social and environmental reporting performance portrayal gap, Accounting, Auditing&Accountability Journal, Vol. 17 No. 5,pp. 731-757 Buhr, N.(1998), Evironmental performance,legislation and annual report disclosure: The case of acid rain and Falconbridge. Accounting, & Accountability Auditing Journal, Vol. 11 No.2, pp. 163- 190. Meskipun dari hasil wawancara ditemukan bahwa tidak semua faktor yang biasanya mendorong manajemen mengungkapkan aktivitas lingkunganya berlaku pada PT Semen Padang, tapi secara umum PT Semen Padang termotifasi oleh peraturan pemerintah dan tuntutan masyarakal Secara umum dapat dikatakan bahwa legitimacy theory juga berlaku dalam pengungkapan yang dilakuka oleh PT Semen Padang. Namun demikian penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sampel annual report yang diambil hanya dari tiga tahun dan dari satu perusahaan. Sehingga isu generalizability dari temuan tidak berlaku dalam penelitian ini. Untuk itu penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan mengamabil sampel yang lebih banyak dari berbagai industri dan tahun pelaporan yang lebih luas. Sehingga perbandingan level pengungkapan antar perusahaan dapat dilihat. Selain itu, beberapa bagian dari laporan tahunan seperti laporan keungan serta gambar tidak dimasukkan. Penelitian kedepan mung kin bisa mengikutsertakan penghitungan gambar dan laporan keuangan dalam content analysis unruk lebih luasnya. Burritt,R.L. dan Welch,S. (1997), Accountability for environmental performance of the Australian Commonwealth public sector. Accounting, Auditing & Accountability Jouma/, Vol. 10 No.4, pp. 532-561. Deegan, C. dan Rankin,M. (1996). Do Australian companies report environmental news objectively?, Accounting, Auditing&Accountability Jouma/, Vol. 9 No.2, pp. 50-67. Deegan, C. dan Rankin, M. (1997), "The materiality of environmental information to users of accounting reports", Accounting, Auditing&Accountability Jouma/, Vol. 10 No.4, pp. 562-83. Deegan, C, Rankin, M dan Tobin,J,(2002), An examination of the corporate social and environmental disclosures of BHP from 1983-1997 : A test of legitimacy theory, Accounting, Auditing&Accountability Journal, Vol. 15 No.3, pp. 312-343. Gray, R., Kouhy, R. dan Lavers, S. (1995), Corporate social and 56 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 20091SSN 1858-3687 hal 41-57 Akuntabllitas Lingkungan pada PT Semen Padang dalam Perspektif Legitimacy Theory environmental reporting: a review of the literature and a longitudinal study of UK disclosure. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 8 No.2. pp. 47-77. Gray. R. Owen. 0 dan Adams. C (1996). Accounting and accountability, changes and challenges in corporate social and environmental reporting. England: Prentice Hall Europe. Maunders. K.T. dan Burritt, R.l. (1991). Accounting and ecological Crisis. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 4 No.3. pp. 9-26. Environmental Medley,P.(1997). accounting - what does it mean to professional accountants? Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 10 No.4, pp. 594-600. Miles,M.B dan Huberman, AM, (1994). Qualitative data analysis : an expanded sounDeboo~ Sage Publications :Thousand Oaks. Milne.M.J dan Patten,D.M (2002), Securing organizational legitimacy:An experimental decision case examining the of environmental impact disclosures, Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 15 No.3. pp. 372405. Nik Ahmad.N.N. dan Sulaiman,M. (2004). Environmental disclosure in Malaysian annual reports: A legitimacy theory International perspective. Journal of Commerce & Management,Vol. 14. No.1, pp.44-58 O'Donovan, G, (2002), Environmental disclosures in the annual report: Extending the applicability and predictive power of legitimacy theory, Accounting Organizations and Society, Vol. 15 No.3, pp. 344-371. Patten, D. (1992). Intra-industry environmental disclosures in response to the Alaskan oil spill: a note on legitimacy theory. Accounting, Organizations and Society. Vol. 17 No.5. pp. 471- 5. Roberts, R.W. (1992), Determinants of corporate social responsibility disclosure: an application of stakeholder theory, Accounting Organizations and Society, Vol. 17 No.6, pp. 595-612. Smith,M, (2003). Research Methods in Accounting: Sage Publications: New Delhi. Unerman, J.(2000). Methodological issues-reflections on quantifICation in corporate social reporting content analysis. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 13 No.5, pp. 667-681. Watson.M dan Mackay. J. (2003). Auditing for the environment. Managerial Auditing Journal. 18/8,pp.625-630 Wilmshurt. T.D. dan Frost,G.R. (2000). Corporate environmental reporting: A test of legitimacy theory. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 13 No.1, pp. 10-26. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni 2009 ISSN 1858-3687 hal 41-57 57