IMPLEMENTASI GRAFIK PENGENDALI INDIVIDUAL BERBASIS DISTRIBUSI LOGLOGISTIK (3P) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS BERAT BATANG ROKOK (Studi Kasus PR. TRUBUS ALAMI TULUNGAGUNG) Wida Rekno Agustian, Hendro Permadi, dan I Nengah Parta Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Pada penelitian ini menggunakan data berat batang rokok sebagai variabel yang akan digunakan dalam pengendalian kualitas rokok yang dihasilkan oleh PR.Trubus Alami Tulungagung. Metode yang digunakan dalam pengendalian kualitas berat batang rokok adalah grafik pengendali individual berbasis distribusi Loglogistik (3P). Pendugaan parameter distribusi Loglogistik (3P) dengan menggunakan alat bantu software minitab 16 dan untuk menentukan parameter mean dan standart deviasi distribusi Loglogistik (3P) dengan menggunakan nilai harapan/ekspektasi matematis dari X ditulis sebagai [E( )] dan menggunakan metode simulasi Bootstrap. Dengan software minitab 16 diperoleh nilai-nilai parameter dari distribusi Loglogistik (3P), yaitu lokasi (µ) sebesar -1,55303, nilai parameter skala (σ) sebesar 0,0553865 dan parameter threshold (α) sebesar 1,57488. Dengan menggunakan percentil grafik pengendali individual berbasis distribusi Loglogistik (3P) diperoleh nilai UCL = 1,85, CL = 1,78, LCL = 1,72. Grafik tersebut menunjukkan bahwa berat batang rokok produksi Pabrik Rokok Trubus Alami Tulungagung belum terkendali secara statistik (out of statistical control). Kata kunci: kualitas berat batang rokok, distribusi loglogistik ( 3P), grafik pengendali individual. Pabrik Rokok Trubus Alami memiliki tempat pemasaran cukup luas dengan sasaran jangka panjangnya adalah meningkatkan nilai perusahaan bagi semua pihak. Untuk itu perusahaan selalu meningkatkan efisiensi kerja dan selalu menjaga produk yang dipasarkan. Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas rokok adalah berat batang rokok, karena jika berat batang rokok tidak sesuai dengan berat yang telah di tentukan oleh Pabrik Rokok Trubus Alami maka akan berpengaruh terhadap citarasa rokok itu sendiri. Berat rokok berpengaruh terhadap rasa, karena berat rokok menentukan kepadatan batang rokok, jika rokok terlalu berat atau tembakau terlalu banyak maka rokok cenderung padat dan jika rokok terlalu padat maka rokok mengandung tembakau yang berlebihan, sehingga terasa berat jika dihisap dan akan mengganggu citarasa rokok itu sendiri, dan sebaliknya. Sehingga, untuk menjaga kualitas produksi berat batang rokok dilakukan proses pengendalian kualitas guna menentukan keberhasilan Pabrik Rokok Trubus Alami. METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena peneliti menggunakan data berat batang rokok yang telah dikumpulkan dan dicatat oleh Pabrik Rokok Trubus Alami Tulungagung selama enam puluh hari, yaitu pada tanggal 1 September 2012 sampai dengan 30 Oktober 2012. Metode yang digunakan adalah grafik pengendali individual. Hal ini dikarenakan ukuran sampel yang diambil setiap kali observasi adalah satu, sehingga merupakan data univariate (data tunggal). Grafik pengendali atau peta kendali di gunakan untuk menaksir parameter suatu proses produksi. Grafik pengendali (control chart) merupakan gambar sederhana dengan tiga garis, yaitu garis tengah disebut garis pusat (center line) merupakan nilai rata-rata dan kedua garis lainnya merupakan batas pengendali atas (upper control limit) dan batas pengendali bawah (lower control limit). Selama titik-titik berada di dalam batas pengendali, proses dianggap dalam keadaan terkendali dan tidak perlu tindakan apapun. Tetapi suatu titik di bawah yang terletak di luar batas pengendali diinterprestasikan sebagai fakta bahwa proses tidak terkendali dan diperlukan proses penyelidikan dan perbaikan. PEMBAHASAN Untuk menjaga kualitas suatu produk rokok harus dilakukan proses pemeriksaan terhadap kualitas suatu produk rokok yang dihasilkan. Salah satu faktor penting pada kualitas rokok adalah berat batang rokok, karena berat batang rokok dapat mempengaruhi citarasa rokok tersebut. Sehingga, diperlukan suatu cara untuk menjaga kualitas produk dengan mengendalikan kualitas dari suatu produk tersebut (quality control). Data berat batang rokok tidak berdistribusi normal, sehingga dilakukan pemeriksaan distribusi data berat batang rokok yang paling sesuai. Untuk menentukan suatu data mengikuti distribusi tertentu dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Anderson-Darling untuk distribusi yang diuji. Dari nilai Anderson-Darling tersebut dapat dilihat bahwa distribusi yang memiliki nilai Anderson-Darling yang paling kecil merupakan distribusi yang sesuai dengan data. Distribusi yang sesuai adalah distribusi Loglogistik (3P). Untuk menentukan batas-batas kendali grafik kendali individual berbasis distribusi Loglogistik (3P) dengan menggunakan invers kumulatif Loglogistik (3P). Sehingga dapat diperoleh nilai batas kendali atas (BPA) atau disebut UCL (Upper Control Limit) dan batas kendali bawah (BPB) atau disebut LCL (Lower Control Limit ) dan untuk menentukan garis tengah atau disebut CL ( Center Line) menggunakan fungsi kepadatan probalilitas distribusi Loglogistik (3P) dengan metode simulasi Bootstrap. Batas-batas kendali sebagai berikut: CL = exp(µ)Γ(1+σ)Γ(1-σ)+α = exp(-1.55303)Γ(1+0.0553865)Γ(1-0.0553865)+ 1.57488 = 0,2116058358. 0,9709187031. 1.035168015 + 1.57488 = 1.787557405 UCL = = (0.99865| µ,σ,α) = (0.99865| -1.55303, 0.0553865, 1.57488) = 1.85 = (0.00135| µ,σ,α) = (0.00135| -1.55303, 0.0553865, 1.57488) =1.72 Selanjutnya setelah di ketahui batas - batas kendali dari data yang berbasis distribusi Loglogistik (3P) dapat di buat grafik kendali individual. Pada perindustrian batas kendali yang digunakan adalah batas kendali 3 sigma, artinya kita percaya 99,73% dari hasil produksi berat suatu produk pada setiap sampel lot yang dilakukan akan berada diantara rata-rata populasi ditambah atau dikurangi 3 sigma, sedangkan 0,27% berada di luar selang yang dibuat atau dengan kata lain boleh cacat 27 produk dari 10000 produk. Dari grafik kendali individual berbasis distribusi Loglogistik (3P) dengan batas kendali 3 sigma tidak terkendali secara statistik karena ada 1 titik yang keluar batas kendali, yaitu titik ke 7 dengan jenis kesalahan satu titik lebih dari 3 sigma. Berat batang rokok pada titik ke-7 sebesar 1,86, sehingga berat terlalu berat. Hal itu diduga adanya pegawai baru yang belum mahir melinting rokok sehingga mengakibatkan proses produksi tidak terkendali statistik. LCL = PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan grafik kendali individual berbasis distribusi Loglogistik (3P) dapat diketahui bahwa data berat batang rokok jenis trubus alami belum terkendali secara statistik (out of statistical control). Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, diharapkan perusahaan melakukan peninjauan kembali pada proses produksi khususnya pada kinerja karyawan dan Pabrik Rokok Trubus Alami perlu lebih memperhatikan kualitas tembakau yang akan dipakai dalam proses produksi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan dapat diminimumkan. DAFTAR RUJUKAN Abadyo & Permadi, H. 2000. Metoda Statistika Praktis. Malang: ‘UM Press’ Universitas Negeri Malang. Ariani, Dorothea. W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Andi. Kus Coskun. 2006. Estimation Of Parameters Of The Loglogistic Distribution Based On Progressive Censoring Using The Em Algorithm.Open Hacettepe Journal of Mathematics and Statistics Volume 35 (2) (2006), 203 - 211. Montgomery, D. C. Pengendalian Kualitas Satistik. Terjemahan Zanzawi Soejoeti.1990. Yogyakarta: Gajahmada University Press M. Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik. Jakarta: Erlangga. Susiswo. 2008. Teori Peluang. Malang: ‘UM Press’ Universitas Negeri Malang. Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. Hendro Permadi, M.Si NIP. 196612241999031001 Dr. I Nengah Parta, S. Pd, M. Si NIP.196612291993021001 Penulis, Wida Rekno Agustian