1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batu permata

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batu permata merupakan salah satu benda memiliki nilai tukar tinggi
yang ada sejak jaman dahulu kala. Dibuktikan dengan adanya bukti permata
sebagai persembahan untuk para putri raja atau sebagai hadiah kepada raja.
Asal-mula Sejarah Batu Intan Berlian berasal dari Yunani kuno
Adamas yang berarti baik, tidak dapat diubah, tidak bisa dipecahkan, tidak dapat
dilemahkan. Diamonds diperkirakan telah terlebih dahulu diakui dan ditambang di
India, di mana deposito aluvial yang signifikan dari batu bisa ditemukan berabadabad yang lalu di sepanjang sungai Penner, Krishna dan Godavari. Berlian telah
dikenal di India selama setidaknya 3.000 tahun, tetapi kemungkinan besar 6.000
tahun.
Berlian telah dihargai sebagai batu permata sejak menggunakan
mereka sebagai ikon agama di India kuno. penggunaan alatalat mereka dalam
ukiran juga tanggal untuk awal sejarah manusia. Popularitas berlian telah
meningkat sejak abad ke19 karena pasokan meningkat, meningkatkan
pemotongan dan polishing teknik, pertumbuhan ekonomi dunia, dan iklan yang
inovatif dan sukses kampanye.
Ada banyak permata yang terkenal di dunia dimana memiliki harga
yang sangat mahal Koh I Noor salah satunya. Koh I Noor merupakan permata
berwarna jernih yang di akui sebagai batu yang tanpa cacat (flawless) sehingga
commit to user
dalam beberapa situs dituliskan “tak ternilai harganya” dan menempati peringkat
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertama dalam 10 berlian termahal di dunia. Ada pula berlian terbesar di dunia
yang memiliki harga triyunan.
Indonesia yang merupakan pertemuan dari dua jalur cincin api dunia
yaitu suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan
pada saat meletus. Di dunia internasional batu mulia dikenal dengan gemstone
sementara di Indonesia dikenal dengan batu akik.
Fenomena batu akik di Indonesia juga mencapai titik yang luar biasa,
dimana batu ini dulu hanya dipakai oleh orang tua saja namun kini mulai diminati
oleh para anak muda bahkan wanita. Antusiasme ini juga menjadikan batu akik
memiliki harga yang kian melambung, bahkan ini juga terjadi dipertambangan
batu itu sendiri. Harga batu kini mencapai 300-400% dibanding sebelum jenis
produk ini tenar dipasaran, bahkan ada beberapa jenis batu yang memiliki
kenaikan harga hingga lebih dari 500%. Batu bacan yang berasal dari Halmahera
Utara yang merupakan jenis batu chalcedony (kalseidon) merupakan jenis batu
termahal di Indonesia.
Banyak public figure yang menggunakan batu akik yang membuat
masyarakat menjadikan jenis batu tersebut sangat diminati masyarakat. Sebagai
contoh batu sunge dareh yang melekat di jari manis mantan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, batu asal sumatera barat ini menjadi buruan para kolektor
dengan harga yang tinggi pula.
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Surakarta atau yang lebih dikenal dengan nama “Solo” merupakan
kota terbesar ketiga belas (13) di Indonesia dan kedua (2) di Jawa Tengah
merupakan salah satu pusat budaya di Jawa dan juga memiliki pasar barangbarang seni yang telah ada selama ratusan tahun. Solo merupakan salah satu pusat
bisnis dan juga masuk dalam sepuluh besar kota untuk investasi terbaik di
Indonesia. Perkembangan solo menjadi kota besar juga mulai nampak dengan
banyak dibangunnya gedung-gedung, hotel, pusat perbelanjaan dan juga
perkantoran. Menurut Heine dan Phan (2011) kota akan lebih memiliki konsumsi
barang mewah dan fahion yang tinggi. Hal ini juga didukung oleh penelitian dari
Zhang dan Kim (2013) dimana kota yang telah maju akan meningkatkan pola
konsumsi masyarakat terhadap barang-barang prestige. Hal ini yang menjadi
pertimbangan penulis untuk menjadikan Surakarta sebagai tempat penelitian.
Perilaku pembelian produk ini merupakan bentuk dari perilaku
pembelian produk fashion dimana fungsi dari produk ini untuk penunjang
penampilan bagi si pemakai bukan didasarkan pada manfaat langsung atas produk
atau fungsi fisik produk. Sehingga unsur intrinsik dari produk lebih menguatkan
daripada sisi ekstrinsik produk. Begitu pula bentuk rangsangan yang diterima oleh
konsumen berbeda dari produk-produk yang umum atau berdasar pada fungsi.
Dalam penelitiannya Shukla (2012) menerangkan dimensi nilai
mempengaruhi niat beli dari konsumen produk fashion. Hal ini juga dibuktikan
secara nyata ketika kita menemui bentuk fahion yang terkadang kurang sesuai
dengan fungsi utama dari suatu produk.
Penilaian dari orang lain sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
mempengaruhi pembelian produk ini, meskipun beberapa juga membeli untuk
memberikan kesan pada orang lain.
Yoo dan Lee (2009) menyatakan jika materialistisme, citra diri dan
persepsi pada status diri akan mempengaruhi pemilihan produk fashion. Faktor
hedonis merupakan hal yang sangat lazim bagi produk-produk fashion seperti
yang diungkapkan oleh Dhurup (2014). Peneliti lain seperti Shukla (2012) juga
mengemukakan jika nilai hedonism akan mempengaruhi dalam niat membeli
suatu produk. Selain itu Shukla (2012) juga menyetujui jika nilai akan status diri
juga mempengaruhi niat pembelian.
Produk ini juga dapat dikategorikan dalam barang mewah dimana jika
didasarkan pada harga yang relative tinggi atau mahal. Beberapa hal yang
mendasari pembelian barang mewah adalah persepsi tentang barang mewah
tersebut. Hung et al (2011) menyatakan jika pengaruh sosial mempengaruhi dalam
pemilihan barang atau merek mewah. Bearden dan Etzel (1982) juga menyatakan
jika pengaruh sosial akan memperkuat minat beli konsumen terhadap suatu
produk.
Persepsi terhadap barang mewah juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi dari pemilihan produk mewah. Berton et al (2009) juga
mengemukan jika persepsi terhadap barang mewah menjadi faktor penentu niat
beli dari konsumen, dimana dibagi menjadi dua yaitu: persepsi dan pengaruh
sosial.
Berton et al (2009) menyebutkan jika nilai fungsional menjadi dasar
pertama dari persepsi ini. Kemudian diikuti oleh nilai pengalaman yang
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikemukakan oleh Vigneron dan Johnson (2009) dan nilai simbolis yang
dikemukakan oleh Truong et al (2008). Ahmad et al (2013) menyatakan jika
etnosentrisme, materilistisme, kenyamanan, minat atas keunikan dan vanity
menjadi penentu keputusan pembelian pada produk mewah.
Produk batu akik merupakan perhiasan yang menunjang penampilan
bagi penggunanya. Sujatha dan Kumaresan (2013) menyatakan produk perhiasan
merupakan produk yang terpengaruh oleh gaya hidup (lifestyle) dari konsumen
atau penggunanya. Dari hasil penelitiannya ditemukan jika gaya hidup akan
mempengaruhi bentuk niat pembelian atas perhiasan. Wijayanti dan Seminari
(2013) juga menerangkan pengaruh gaya hidup dalam niat pembelian produk
handphone. Meskipun berbeda secara bentuk fisik antara handphone dengan
perhiasan, namun bila dilihat dari fungsinya kedua produk tersebut merupakan
produk fashion yang berperan dalam menunjang penampilan yang memberikan
sebuah posisi tertentu dalam sebuah kelompok bagi pemilik atau penggunanya.
Penelitian ini merupakan pengembangan dan penggabungan dari beberapa konsep
yang diambil dari penelitian Shukla (2012), Sujatha dan Kumaresan (2013),
Monkhouse et al (2012) serta dari Wijayanti dan Seminari (2013). Dari
pembahasan diatas disusunlah penelitian ini dengan judul: ANALISIS DIMENSI
NILAI TERHADAP NIAT PEMBELIAN PRODUK FASHION (Studi Kasus
Konsumen Batu Akik di Surakarta).
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah dimensi nilai berpengaruh pada niat pembelian batu akik pada konsumen
di kota Surakarta?
1.
2.
3.
4.
5.
C. TUJUAN
Menguji secara empiris pengaruh nilai materialisme pada niat pembelian batu
akik pada konsumen di kota Surakarta.
Menguji secara empiris pengaruh citra diri pada niat pembelian batu akik pada
konsumen di kota Surakarta.
Menguji secara empiris pengaruh persepsi terhadap status pada niat pembelian
batu akik pada konsumen di kota Surakarta.
Menguji secara empiris pengaruh nilai hedonisme pada niat pembelian batu
akik pada konsumen di kota Surakarta.
Menguji secara empiris pengaruh gaya hidup pada niat pembelian batu akik
pada konsumen di kota Surakarta.
D. MANFAAT
1. Bagi Akademisi
Akan menambah pemahaman tentang keputusan pembelian produk fashion dan
juga akan menambah pengetahuan tentang persepsi konsumen terhadap barang
mewah.
2. Bagi Praktisi
Akan menjadi acuan pemasaran batu mulia pada umumnya dan batu
akik pada khususnya dengan mengembangkan system pemasaran yang
didasarkan pada variable-variabel yang mempengaruhi niat pembelian
konsumen batu mulia.
commit to user
Download