i IDENTIFIKASI JENIS HIU HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PULAU BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Emiliya, Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Arief Pratomo, ST., M.Si Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Risandi Dwirama Putra, ST., M.Eng. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Dijumpai 6 spesies Hiu yaitu Hemigaleus microstoma atau dengan nama lokal (Hiu kacang), jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu), Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang), Carcharhinus limbatus(Hiu Sirip Hitam), Loxodon macrorhinus(Hiu Kejen), dan Carcharhinus brevipinna (Hiu Merak Bulu). Namun paling banyak dijumpai adalah jenis adalah jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu).Kesemua jenis ikan hiu yang dijumpai ternyata masuk kedalam hiu yang dilindungi dengan status Red List. Artinya jenis Hiu yang ditangkap nelayan di Bintan merupakan hiu yang secara populasi sudah terancam, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan atau sosialisasi kepada nelayan menyenai kondisi sumberdaya hiu di Pulau Bintan. Kemudian ikan pari hasil tangkapan yang paling banyak adalah berjenis kelamin betina dibandingkan dengan jantan, di kawatirkan akan mengancam sistem reproduksi dan perkembang biakan ikan Hiu karena hiu betina banyak yang ditangkap. Kata kunci : Identifikasi, Hiu, Pulau Bintan. ii IDENTIFICATION OF THE TYPE SHARK FISHERMEN CATCH ON BINTAN ISLAND RIAU ISLANDS PROVINCE Emiliya, Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Arief Pratomo, ST., M.Si Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Risandi Dwirama Putra, ST., M.Eng. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRACT Found six species of sharks that Hemigaleus microstoma or local name (Hiu Kacang), the type of Carcharhinus leucas (Hiu Buas), Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang), Carcharhinus limbatus (Hiu Sirip Hitam), Loxodon macrorhinus (Hiu Kejen), and Carcharhinus brevipinna (Hiu Merak Bulu). But most often found is the type is the type of Carcharhinus leucas (Hiu Buas). All of the species of sharks that were found turned out into the shark that is protected by the Red List status. That is the type of shark caught by fishermen in Bintan are shark populations that are already at risk, for it is necessary to manage or dissemination to the state of the resource menyenai shark fisherman on the island of Bintan. Then stingray catches the most is a female compared to male, in kawatirkan would threaten the reproductive system and the proliferation of sharks because many female sharks were captured. Keywords: Identification, Sharks, Bintan 3 1 I. PENDAHULUAN Hiu merupakan hewan predator yang hidup disekitar terumbu karang dan bergerak disekitar dasar perairan. Hewan predator ini berada pada tingkat atas rantai makanan yang sangat menentukan dan mengontrol keseimbangan jaring makanan yang komplek. Ayotte, ( 2005). Hiu akan memakan ikan-ikan yang lebih kecil,dan secara alamiah hiu akan memangsa hewanhewan yang lemah dan sakit, sehingga hanya akan menyisakan hewan-hewan yang masih sehat untuk bertahan hidup di alam. Karena itu hiu memiliki peranan penting dalam menstabilkan ekosistem dalam menjaga komposisi populasi ikan. Selain itu, hiu mempunyai tingkat pertumbuhan yang lambat dan umur yang panjang, usia dewasa ikan hiu membutuhkan waktu sekitar delapan belas tahun lebih. (Last dan Stevens,1994). Indonesia sebagai salah satu negara yang memanfaatkan sumber daya ikan bertulang rawan (hiu dan pari) terbesar di dunia, dengan dugaan hasil tangkapan sebesar 105,000 ton pada tahun 2002 dan 118,000 ton pada tahun 2003. Ikan hiu dan pari yang tertangkap bisa sebagai hasil tangkap sampingan maupun sebagai tangkapan utama. Beberapa alat tangkap yang digunakan untuk menangkap hiu dan pari sebagai tangkapan utama antara lain adalah berbagai jenis jaring insang, pancing rawai dan tombak. Sedangkan untuk hasil tangkap sampingan oleh nelayan yang menggunakan pukat dasar, pukat udang, jaring insang, pancing rawai dan bagan. Meskipun Indonesia memiliki kekayaan jenis hiu dan pari tertinggi di dunia, namun hampir tidak ada kajian atau pun publikasi mengenai aspek biologi maupun komposisi jenis tersebut. Pengetahuan mengenai pengenalan jenis hiu dan pari yang ada di Indonesia amatlah dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang amat tinggi. (White,1977). Status sumberdaya hiu didunia terancam punah akibat kelebihan tangkap (overfishing). Sebagian besar produk perikanan hiu di Indonesia dihasilkan tangkapan sampingan (72%), dan hanya 28% perikanan dihasilkan sebagai target tangkapan utama. Saat ini sumberdaya perikanan hiu di Indonesia mengalami penurunan, dengan penurunan “Hasil Tangkap Perunit Usaha” hingga 26-50% dibandingkan dengan hasil tangkapan 10 tahun yang lalu (Zainudin,2011). Diperkirakan terdapat penangkapan hiu yang didaratkan di (TPI) Bintan. Hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Bintan umumnya didaratkan di tempat Pendaratan Ikan (TPI) seperti di Desa Kawal, Pasar Ikan Kawal, pasar Bintan Center, Pasar ikan Kijang. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui jenis hiu apa saja yang tertangkap oleh nelayan khususnya diperairan Bintan, Kepulauan Riau. II. TINJAUAN PUSTAKA Perikanan hiu di Indonesia dimulai pada tahun 1970. Penangkapannya menggunakan pancing rawai (tuna longline). Hasil tangkapan hiu tersebut bukan merupakan tangkapan target melainkan tangkapan sampingan (by-catch) di perikanan tuna. Penangkapan hiu meningkat ketika permintaan terhadap sirip hiu di pasar internasional semakin tinggi. Bahkan nelayan menjadikan hiu menjadi tangkapan utama mereka (Fahmi dan Dharmadi, 2005). Nilai produksi perikanan hiu di Indonesia tergolong tinggi. Pada tahun 1987 tercatat produksi perikanan hiu di Indonesia sebesar 36,884 ton, pada tahun 2000 meningkat menjadi 68,366 ton. Angka tersebut hampir 2 kali lipat dari tahun 1987 (Darmadi et al., 2002). Data FAO menunjukkan bahwa Indonesia merupakan urutan teratas sebagai negara yang paling banyak menangkap hiu dan pari setiap tahunnya (Stevens et al., 2000; Traffic, 2002). Hiu merupakan hewan predator yang hidup disekitar terumbu karang dan bergerak disekitar dasar perairan. Hewan predator ini berada pada tingkat atas rantai makanan yang sangat menentukan dan mengontrol keseimbangan jaring makanan yang komplek (Ayotte, 2005). Disisi lain, ikan hiu mempunyai tingkat pertumbuhan yang lambat dan umur yang panjang. Usia dewasa ikan hiu membutuhkan waktu sekitar delapan belas tahun lebih (Last & Stevens, 1994). Hiu merupakan ikan yang memiliki kerangka tulang rawan dari subkelas Elasmobranchii. Kelompok Elasmobranchii terdiri dari hiu dan pari memili kitingkat 2 keanekaragaman yang tinggi serta dapat ditemukan di berbagai kondisi lingkungan, mulai dari perairan tawar hingga palung laut terdalam dan dari daerah laut beriklim dingin sampai daerah tropis yang hangat (Compagno, 2001). Hiu memiliki persebaran yang sangat luas dan hamper ditemukan di seluruh perairan samudra. Sebagian besar hiu hidup pada perairan tropis yang hangat dan beberapa spesies hiu hidup di perairan dingin. Hiu juga dapat ditemukan pada daerah pantai hingga laut dalam serta di ekosistem terumbu karang (Ayotte, 2005). Kelompok Elasmobranchii memiliki system reproduksi secara seksual. Kebanyakan hiu memiliki tipe reproduksi Ovovivipar yaitu pembuahan hingga melahirkan terjadi di dalam tubuh. Embrio berkembang di dalam tubuh dan mendapat suplai makanan dari kuning telur atau disuplai oleh induknya sendiri. Beberapa hiu juga memiliki tipe reproduksi ovipar yaitu melakukan pemijahan yang menghasilkan telur dan juga melahirkan, namun spesies ini sangat jarang ditemukan (Compagno, 1984). Hiu memiliki nilai ekonomis tinggi karena hamper semua dari bagian tubuhnya dapat diolah menjadi produk. Meski diketahui memiliki protein tinggi daging hiu bukan bahan konsumsi popular bagi paranelayan dan masyarakat Indonesia. Namun sebaliknya hiu menjadi salah satu produk paling berharga di pasar. III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016, diwilayah Tempat Pendaratan Ikan (TPI) dan pasar-pasar di Pulau Bintan dan Kota Tanjungpinang, berdasarkan tempat lokasi untuk identifikasi dilaksanakan pada 6 lokasi, meliputi Tempat Pendaratan Ikan Desa Kawal, Tempat Pendaratan Ikan Sei Enam Kijang, Pasar Desa Kawal, Pasar Kijang, Pasar Bincen Kota Tanjungpinang, Pasar KUD Kota Tanjungpinang. C. Teknik Identifikasi dan Inventarisasi 1. Teknik Sampling Pengambilan sampel dilakukan bulan April-Mei dengan survei langsung kelapangan untuk memilih secara visual untuk mengidentifikasi sampel yang diambil, diupayakan ikan hiu yang utuh yang berada di tempat pendaratan ikan dan pasar-pasar yang sudah di tentukan di pulau Bintan, agar memudahkan untuk mengidentifikasi ikan hiu. 2. Pengamatan Morfologi Ikan cucut yang lebih dikenal dengan nama ikanhiu pada umumnya bersifat predator. Habitatnyabervariasi dari perairan dekat pantai (inshore) sampaipalung dalam (trench). Ikan cucut mempunyai ciricirimorfologis sebagai berikut: 1. Bentuk tubuh seperti torpedo dan memiliki ekor yang kuat. 2. Insang terletak di sisi kiri dan kanan bagian belakang kepala. Insang tidak memiliki tutup, tetapi berupa celah insang (gill openings atau gill slit). Jumlah celah insang antara 5-7 buah. 3. Mulut terletak di bagian ujung terdepan bagian bawah. 4. Gigi triangular. 5. Ekor pada umumnya berbentuk heterocercal yaitu bentuk cagak dengan cuping bagian atasnya lebih berkembang di banding bagian cuping bawahnya. Bentuk ekor demikian sangat membantu pergerakannya sebagai ikan predator sejati (Nontji dalam Anonimus, 2001) D. a. Teknik Pengukuran Morfometrik Teknik Pengukuran Terdapat banyak karakter pada teknik pengukuran namun pada survey ini hanya terdapat 3 karakter yang akan diukur. Pengukuran morfometrik dilakukan terhadap 3 karakter, sebagai berikut: 1. TL = total length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung ekor atas (panjang total) 2. FL = fork length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai pangkal cabang ekor (panjang cagak) 3 3. SL = precaudal length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai ujung gurat sisi (panjang standar) b. Teknik penetuan jenis kelamin pada Hiu Hiu secara seksual dimorfik dimana pada perbedaan visual antara jantan dan betina.Cara mudah untuk mengenali jenis kelamin ikan Hiu dengan melihat adanya claspers pada ikan tersebut.Kalau terdapat claspers maka ikan tersebut adalah berkelamin jantan.Kalau tidak berarti ikan tersebut betina. E. Data Pendukung Selain pengukuran morfometrik dan Hiu data pendukung yang diambil adalah cara pengambilan data tersebut dilakukan dengan mewawancara kepada nelayan setempat. F. Analisis Data Analisis data penelitian ini menggunakan teknik Tabulasi data dimana proses penelitian menggunakan tabel-tabel. Dari hasil pengukuran morfometrik ikan hiu. Lalu data hasil morfometrik sampel yang diperoleh disesuaikan dengan kunci identifikasi untuk dicocokkan data jenis pada buku panduan identifikasi Logbook (survei monitoring hiu)dan (Economically Important Sharks dan Rays). Sedangkan untuk morfologi jenis spesies hiu (Economically Important Sharks dan Rays). Data pendukung dibuat untuk melihat aspek praktek penangkapan Hiu di Bintan secara Deskriftif. IV. A. 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Jenis Ikan Hiu Hasil Tangkapan Nelayan di Bintan Hasil penelitian pada beberapa lokasi pendaratan ikan Hiu dan juga beberapa tempat pelelangan ikan berupa pasar di kawasan pulau Bintan, dijumpai sebanyak 6 spesies Hiu yang ditangkap oleh nelayan di Pulau Bintan. Dari hasil survei langsung ke lokasi tujuan, hasilnya teridentifikasi jenijenis Hiu hasil tangkapan yang secara lengkap tertera pada tabel. Tabel. Jenis-jenis Ikan Hiu Hasil Tangkapan Nelayan Di Pulau Bintan Nama Lokal Family Nama Ilmiah Hiu Kacang Opisthoproctidae Hemigaleus microstoma Hiu Buas Hiu Karang Carcharhinus leucas Carcharhinus melanopterus Carcharhinidae Hiu Sirip Hitam Carcharhinus limbatus Hiu Merak Bulu Hiu Kejen Carcharhinus brevipinna Elephantidae Loxodon macrorhinus Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Hiu hasil tangkapan nelayan di Pulau Bintan yang diidentifikasi terdiri dari 2 family. Dari family Hemigaleidaehanya dijumpai 1 spesies yaitu Hemigaleus microstoma atau dengan nama lokal (Hiu kacang). Sedangkan pada family Carcharhinidae dijumpai 5 spesies masingmasing yakni Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu), Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang), Carcharhinus limbatus(Hiu Sirip Hitam), Loxodon macrorhinus(Hiu Kejen), dan Carcharhinus brevipinna (Hiu Merak Bulu). Namun diketahui bahwa diantara 5 spesies yang dijumpai, ditemukannya bervariasi pada setiap lokasi sampling, artinya tidak semua lokasi sampling menjumpai jenis yang sama. Untuk melihat jenis-jenis yang dijumpai pada setiap lokasi sampling dapat dilihat secara rinci seperti tabel. Tabel. Jenis Hiu pada setiap lokasi sampling Nama Ilmiah Hemigaleus microstoma Carcharhinus leucas Carcharhinus melanopterus Carcharhinus limbatus Loxodon macrorhinus Carcharhinus brevipinna JUMLAH Lokasi Sampling/Pasar Kawal Kijang KUD Binsen + + - - + + + + + + + + + - - - + - - - + - + - 6 3 3 2 Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Keterangan : Tidak dijumpai (-) Dijumpai (+) Hasil seperti pada tabel menunjukkan bahwa pada lokasi pendaratan ikan di Kawal dijumpai keseluruhan jenis yaitu sebanyak 5 jenis, pada lokasi pendaratan ikan di Barek Motor Kijang terdapat 3 spesies, di lokasi pasar KUD 4 Tanjungpinang dijumpai sebanyak 3 spesies, pada pasar Bintan Center dijumpai sebanyak 2 spesies. Spesies yang dijumpai pada semua lokasi sampling diantaranya jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) dan Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang) sehingga mengindikasikan bahwa jenis ini memiliki sebaran yang cukup luas dengan populasi yang tersebar di sepanjang perairan Pulau Bintan. Dari hasil pengamatan dilapangan bahwa jenis yang paling banyak dijumpai adalah di pasar Kawal. Yang menjadi factor utama adalah bahwa pasar kawal dekat dengan pelabuhan bongkar muat ikan hui hasil tangkapan nelayan di Pulau Bintan dalam skala besar, sehingga banyak nelayan yang langsung menjual hasi tangkapan melalui pihak ketiga (pedagang) atau langsung berdagang secara pribadi pada pasar yang telah disiapkan. Selain itu diketahui bahwa sentra pendaratan ikan hiu di Pulau Bintan dilakukan di Kawal, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa jenis hiu yang dijual di tempat lain adalah hasil pendaratan ikan hiu yang berasal dari pelabuhan pendaratan ikan Kawal. 2. Pengamatan Kondisi Morfologi Ikan Hiu Hasil Tangkapan Nelayan di Bintan Pengamatan morfologi ikan Hiu yang diambil meliputi jumlah jenis yang dijumpai dan komposisinya dalam persentase, jenis kelamin ikan Hiu hasil tangkapan, kondisi morfologi meliputi TL=total length, FL=fork length, SL=precaudal length, dan berat/bobot ikan. Berikut dijelaskan kondisi morfologi dan bobot tubuh ikan hiu dari 4 lokasi sampling yaitu Kawal, Kijang, KUD Tanjungpinang, serta Bintan Center Tanjungpinang. a. Pelabuhan Pendaratan Ikan Kawal 1) Komposisi Hiu Berdasarka Jenis Dari hasil survei dari penelitian yang dilakukan di pelabuhan pendaratan ikan Hiu di Kawal bahwa jenis yang dijumpai paling banyak yaitu Hemigaleus microstoma (Hiu Kacang) dengan jumlah sebanyak 61 ekor dan jenis yang dijumpai paling sedikit adalah jenis Carcharhinus limbatus(Hiu Sirip Hitam) dengan jumlah sebanyak 26 ekor saja. Untuk lebih jelasnya lagi maka digambarkan persentase untuk masing-masing jenis Hiu yang dijumpai speperti tertera pada gambar. Persentase Per Jenis (%) Hemigaleus microstoma 16% 23% Carcharhinus leucas Carcharhinus melanopterus 19% Carcharhinus limbatus 10% 17% Loxodon macrorhinus 15% Carcharhinus brevipinna Gambar. Persentase jenis Hiu di Pelabuhan Pendaratan Ikan Kawal Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Dari grafik diatas spesies yaitu Hemigaleus microstoma (Hiu kacang) memiliki pesentase mencapai 23%. Jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) persentase jenisnya sebesar 15%, jenis Hiu Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang) sebesar 17%, jenis HiuCarcharhinus limbatus(Hiu Sirip Hitam) sebesar 10%, jenis HiuLoxodon macrorhinus(Hiu Kejen) persentasenya sebesar 19%, dan Carcharhinus brevipinna (Hiu Merak Bulu) persentasenya sebesar 16%. Dengan demikian menjelaskan bahwa memang jenis Hiu Hemigaleus microstoma (Hiu kacang) paling banyak dijumpai di pelabuhan pendaratan ikan Kawal. 2) Komposisi Hiu Berdasarkan Kelamin Hasil seperti tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah jenis kelamin jantan yang paling banyak dijumpai adalah pada spesies Hemigaleus microstoma (hiu kacang) dengan jumlah sebnyak 35 ekor, sedangkan terrendah pada jenis Carcharhinus brevipinna (hiu sirip Hitam) dan Carcharhinus brevipinna (hiu merak bulu) masing-masing 13 ekor. Sedangkan pada jenis kelamin betina tertinggi pada jenis Hiu Kejen (Loxodon macrorhinus) dengan jumlah sebanyak 38 ekor, sedangkan terendah pada jenis Hiu Buas (Carcharhinus leucas) dan Hiu Sirip Hitam (Carcharhinus limbatus) juga dengan masing-masing 5 dijumpai sebnyak 13 ekor. Untuk lebih jelasnya grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin dapat dilihat pada gambar. 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jantan Betina yang dijumpai yakni, Hiu Kacang (Hemigaleus microstoma ), Hiu Buas (Carcharhinus leucas), dan Hiu Karang (Carcharhinus melanopterus ). Dari hasil tersebut didapatkan bahwa jenis yang dijumpai paling banyak yaitu Carcharhinus leucas (Hiu Buas) dengan jumlah sebanyak 55 ekor dan jenis yang dijumpai paling sedikit adalah jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu karang) dengan jumlah sebanyak 26 ekor. Untuk lebih jelasnya lagi maka digambarkan persentase untuk masingmasing jenis Hiu yang dijumpai seperti tertera pada gambar. Persentase Per Jenis (%) Gambar. grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin Sumber : Data Survei Lapangan (2016) 20% 37% secara keseluruhan total jumlah hasil tangkapan nelayan terhadap sumberdaya ikan Hiu lebih tinggi pada jenis kelaminn betina dengan jumlah total sebanyak 138 ekor, sedangkan pada jenis kelamin jantan dengan jumlah sebnyak 128 ekor. 3) Kondisi Morfologi dan Ukuran Tubuh Hiu Kondisi morfologi ikan Hiu hasil tangkapan nelayan di Bintan mendapati bahwa jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu Buas) memiliki ukuran rata-rata morfologi paling tinggi dengan nilai Ratarata Ukuran Panjang total 93.67 cm, nilai Rata-rata Ukuran Panjang cagak 88.00 cm, nilai Rata-rata Ukuran Panjang standar 77.33 cm, dengan rata-rata ukuran berat tubuh mencapai 3.67 kg. Dengan demikian bobot paling berat adalah pada jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu Buas). 43% Pelabuhan Pendaratan Ikan Barek Motor Kijang 1) Komposisi Hiu Berdasarkan Jenis Dari hasil survei dari penelitian yang dilakukan di pelabuhan pendaratan ikan Hiu di barek motor Kijang terdapat 3 jenis Carcharhinus leucas Carcharhinus melanopterus Gambar . Persentase Jenis Ikan Hiu di Pendaratan Ikan Barek Motor Kijang Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Dari grafik diatas spesies yaitu Hemigaleus microstoma (Hiu kacang) memiliki pesentase mencapai 37%. Jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) persentase jenisnya sebesar 43%, dan jenis Hiu Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang) sebesar 20%. Dengan demikian menjelaskan bahwa memang jenis Hiu Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) paling banyak dijumpai di pelabuhan pendaratan ikan Barek Motor Kijang. 2) b. Hemigaleus microstoma Komposisi Hiu Berdasarkan Kelamin jumlah jenis kelamin jantan maupun betina yang paling banyak dijumpai adalah pada spesies Carcharhinus leucas (hiu Buas) dengan jumlah masing-masing sebanyak 26 dan 29 ekor, sedangkan terendah pada jenis Carcharhinus melanopterus (hiu karang) masing-masing 14 dan 12 ekor. Untuk lebih jelasnya grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin dapat dilihat pada gambar. 6 jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu karang) dengan jumlah sebanyak 37 ekor. Untuk lebih jelasnya lagi maka digambarkan persentase untuk masing-masing jenis Hiu yang dijumpai seperti tertera pada gambar. 35 30 25 20 Jantan 15 Persentase Per Jenis (%) Betina 10 5 35% 0 Hemigaleus Carcharhinus Carcharhinus microstoma leucas melanopterus 65% Carcharhinus melanopterus Gambar. grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Secara keseluruhan total jumlah hasil tangkapan nelayan terhadap sumberdaya ikan Hiu lebih tinggi pada jenis kelaminn betina dengan jumlah total sebanyak 60 ekor, sedangkan pada jenis kelamin jantan dengan jumlah sebnyak 67 ekor. 3) Kondisi Morfologi dan Ukuran Tubuh Hiu Kondisi morfologi ikan Hiu hasil tangkapan nelayan di Bintan yang didaratkan di Pelabuhan Pendaratan Ikan Kijang mendapati bahwa jenis Carcharhinus leucas (Hiu Buas) juga memiliki ukuran rata-rata morfologi paling tinggi dengan nilai Ratarata Ukuran Panjang total 64 cm, nilai Ratarata Ukuran Panjang cagak 55 cm, nilai Ratarata Ukuran Panjang standar 49 cm, dengan rata-rata ukuran berat tubuh mencapai 1,95 kg. Dengan demikian bobot paling berat adalah pada jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas) sesuai dengan jumlah yang dijumpai paling banyak juga jenis Hiu Buas. c. Pasar Ikan Bintan Center Tanjungpinang 1) Komposisi Hiu Berdasarkan Jenis Dari hasil survei dari penelitian yang dilakukan di Pasar Ikan Bintan Center Tanjungpinang terdapat 2 jenis yang dijumpai yakni, Hiu Buas (Carcharhinus leucas), dan Hiu Karang (Carcharhinus melanopterus ). Dari hasil tersebut didapatkan bahwa jenis yang dijumpai paling banyak yaitu Carcharhinus leucas (Hiu Buas) dengan jumlah sebanyak 68 ekor dan jenis yang dijumpai paling sedikit adalah Carcharhinus leucas Gambar. Persentase Jenis Ikan Hiu di Pasar Ikan Bintan Center Tanjungpinang Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Dari grafik diatas spesies yaitu jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) persentase jenisnya sebesar 65%, dan jenis Hiu Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang) sebesar 35%. Dengan demikian menjelaskan bahwa Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) paling banyak dijumpai di Pasar Ikan Bintan Center Tanjungpinang. 2) Komposisi Hiu Berdasarkan Kelamin jumlah jenis kelamin jantan maupun betina yang paling banyak dijumpai adalah pada spesies Carcharhinus leucas (hiu Buas) dengan jumlah masing-masing sebanyak 29 dan 39 ekor, sedangkan terendah pada jenis Carcharhinus melanopterus (hiu karang) masing-masing 17 dan 20 ekor. Untuk lebih jelasnya grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin dapat dilihat pada gambar. 45 40 35 30 25 20 Jantan 15 Betina 10 5 0 Carcharhinus leucas Carcharhinus melanopterus 7 Gambar. grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Persentase Per Jenis (%) Secara keseluruhan total jumlah hasil tangkapan nelayan yang terdapat di Pasar Ikan Bintan Center Tanjungpinang terhadap sumberdaya ikan Hiu lebih tinggi pada jenis kelaminn betina dengan jumlah total sebanyak 46 ekor, sedangkan pada jenis kelamin jantan dengan jumlah sebnyak 59 ekor. 3) Kondisi Morfologi dan Ukuran Tubuh Hiu Kondisi morfologi ikan Hiu hasil tangkapan nelayan di Bintan yang didaratkan di Pasar Ikan Bintan Center Tanjungpinang mendapati bahwa jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang) juga memiliki ukuran rata-rata morfologi paling tinggi dengan nilai Rata-rata Ukuran Panjang total 97,67 cm, nilai Rata-rata Ukuran Panjang cagak 91 cm, nilai Rata-rata Ukuran Panjang standar 88,67 cm, dengan rata-rata ukuran berat tubuh mencapai 4,03 kg. Dengan demikian bobot paling berat adalah pada jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang). 20% 32% 48% Carcharhinus leucas Carcharhinus melanopterus Carcharhinus brevipinna Gambar. Persentase Jenis Ikan Hiu di Pasar Induk Pelantar KUD Tanjungpinang Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Dari grafik diatas spesies yaitu Hiu Merak Bulu (Carcharhinus brevipinna ) memiliki pesentase mencapai 20%. Jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) persentase jenisnya sebesar 48%, dan jenis Hiu Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang) sebesar 32%. Dengan demikian menjelaskan bahwa memang jenis Hiu Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu) paling banyak dijumpai di Pasar Induk Pelantar KUD Tanjungpinang. 2) d. Pasar Pelantar KUD Tanjungpinang 1) Komposisi Hiu Berdasarkan Jenis Dari hasil survei dari penelitian yang dilakukan di Pasar Induk Pelantar KUD Tanjungpinang terdapat 3 jenis yang dijumpai yakni, Hiu Merak Bulu (Carcharhinus brevipinna ), Hiu Buas (Carcharhinus leucas), dan Hiu Karang (Carcharhinus melanopterus ). Dari hasil tersebut didapatkan bahwa jenis yang dijumpai paling banyak yaitu Carcharhinus leucas (Hiu Buas) dengan jumlah sebanyak 26 ekor dan jenis yang dijumpai paling sedikit adalah jenis Hiu Merak Bulu (Carcharhinus brevipinna ) dengan jumlah sebanyak 11 ekor. Untuk lebih jelasnya lagi maka digambarkan persentase untuk masingmasing jenis Hiu yang dijumpai seperti tertera pada gambar. Komposisi Hiu Berdasarkan Kelamin Hasil seperti tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah jenis kelamin jantan maupun betina yang paling banyak dijumpai adalah pada spesies Carcharhinus leucas (hiu Buas) dengan jumlah masingmasing sebanyak 10 dan 16 ekor, sedangkan terendah pada jenis Carcharhinus brevipinna (hiu merak bulu) masing-masing 7 dan 4 ekor. Untuk lebih jelasnya grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin dapat dilihat pada gambar. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Jantan Betina Carcharhinus Carcharhinus Carcharhinus leucas melanopterus brevipinna Gambar. grafik jumlah jenis ikan Hiu menurut jenis kelamin 8 Sumber : Data Survei Lapangan (2016) Secara keseluruhan total jumlah hasil tangkapan nelayan terhadap sumberdaya ikan Hiu yang dijual di di Pasar Induk Pelantar KUD Tanjungpinanglebih tinggi pada jenis kelaminn betina dengan jumlah total sebanyak 23 ekor, sedangkan pada jenis kelamin jantan dengan jumlah sebanyak 31 ekor. 3) Kondisi Morfologi dan Ukuran Tubuh Hiu Kondisi morfologi ikan Hiu hasil tangkapan nelayan di Bintan yang didaratkan di Pasar Induk Pelantar KUD Tanjungpinang mendapati bahwa jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang) memiliki ukuran rata-rata morfologi paling tinggi dengan nilai Rata-rata Ukuran Panjang total 102,50 cm, nilai Rata-rata Ukuran Panjang cagak 89 cm, nilai Rata-rata Ukuran Panjang standar 85,5 cm, dengan rata-rata ukuran berat tubuh mencapai 3,75 kg. Dengan demikian bobot paling berat adalah pada jenis Carcharhinus melanopterus (Hiu Buas) sesuai dengan jumlah yang dijumpai paling banyak juga jenis Hiu Buas. B. Pembahasan Dijumpai 6 spesies Hiu yaitu Hemigaleus microstoma atau dengan nama lokal (Hiu kacang), jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu), Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang), Carcharhinus limbatus(Hiu Sirip Hitam), Loxodon macrorhinus(Hiu Kejen), dan Carcharhinus brevipinna (Hiu Merak Bulu). Namun paling banyak dijumpai adalah jenis adalah jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu). Dari keseluruhan jenis yang dijumapi di perairan Pulau Bintan maka status keterlindungan ikan Hiu hasil tangkapan dapat dilihat pada tabel. Tabel. Status Keterlindungan Hiu hasil tangkapan nelayan P. Bintan No. 1 2 3 4 5 6 Nama Ilmiah Hemigaleus microstoma Carcharhinus leucas Carcharhinus melanopterus Carcharhinus limbatus Loxodon macrorhinus Carcharhinus brevipinna Sumber data: IUNCN (2016) Status Keterlindungan Vulnerable/VU Near Threatened/NT Near Threatened/NT Near Threatened/NT Least Concern/LC Near Threatened/NT Menurut IUNCN (2016) The Bull Shark (Carcharhinus leucas) adalah spesies tropis dan subtropis umum yang terjadi di laut, muara dan air tawar yang sudah masuk kedalam jenis ikan Hiu yang terancam dan dilindungi (red list). Ini adalah satu-satunya spesies hiu yang bisa eksis untuk waktu yang lama di air tawar dan menembus jarak jauh sampai sungai besar. Hal ini memungkinkan dijumpainya jenis ini di daerah muara dan air tawar membuatnya lebih rentan terhadap dampak ancaman ekploitasi manusia dan rentan terhadap perubahan dan modifikasi habitat. Jenis ini sering hidup pada area muara hingga air tawar dengan demikianBull Shark (Carcharhinus leucas) lebih rentan terhadap dampakekploitasi manusia daripada spesies ikan hiu yang memang hidup menetap di wilayah pesisir atau lepas pantai lainnya. Bull Shark (Carcharhinus leucas) lebih sering menjadi target tangkapan umum oleh manusia. Sesuai dengan hasil tangkapan terhadap jenis ini yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis yang lainnya karena jenis ini memiliki sebaran dan ruaya yang cukup luas dari perairan laut menuju ke perairan Muara. Menurut www.fishbase.org (yang diakses 29 Agustus 2016) menyebutkan bahwa jenis Hemigaleus microstoma atau dengan nama lokal (Hiu kacang) termasuk kedalam jenis dengan keterlindungan (red list). Dan menurut Sadili,dkk (2013) (Hemigaleus microstoma ) adalah hiu yang hidupdan ditemukan di perairan dangkal hingga kedalaman sekitar 170 m. Hemigaleus microstoma mencapai ukuran umumnyaantara 45-110 cm. IUNCN (2016) mengatakan bahwa Karakteristikdan kebiasaan hidup serta peluang dan nilai ekonomis yang tinggi pada jenis ini membuat ekploitasi jenis ini meningkat drastis. Hal ini diambil sebagai catch (target tangkapan)di area Atlantik timur dan oleh perikanan internasional lepas pantai, tertangkap oleh longlines, pancing, pukat dan trawl. Dari hasil penelitian rata-rata ukuran panjang tubuh ikan Hiu Hemigaleus microstoma ini mencapai 88 cm. Menurut IUNCN (2016) The Whitetip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus) memiliki distribusi luas di Samudra Hindia dan Pasifik tropis dan subtropis. Spesies ini sering ditemukan antara kedalaman 10-40 m di sekitar terumbu, 9 pantai, dan sering dijumpai pada gua-gua karang. Secara umum jenis ini berlimpah di area terumbu karang, namun saat ini habitat bagi jenis hiu ini sangat terbatas, di tambah lagi dengan adanya limbah, sampah,dan meningkatnya tekanan memancing bagi spesies ini mungkin menjadi ancaman kepunahan semakin besar.The Blacktip Shark (Carcharhinus limbatus) adalah spesies Hiu berukuran sedang yang sering ditangkap di perikanan komersial. Daging Carcharhinus limbatus adalah jenis Hiu yang dianggap baik dan sirip sangat berharga. The Blacktip Shark tersebar luas di perairan hangat - sedang, subtropis dan tropis di seluruh dunia . The Blacktip Shark (Carcharhinus limbatus) sering dijumpai di perairan pantai pada saat dewasa dan melakukan pembuahan di perairan pantai, sehingga sangat rentan terhadap tekanan penangkapan dan ekploitasi dan perubahan habitat yang disebabkan manusia. Menurut IUNCN (2016)The Spadenose Shark (Loxodon macrorhinus) adalah hiu pesisir kecil yang berlimpah di Samudra Hindia bagian utara dan Asia Tenggara. Meskipun umumnya menjadi spesies target perikanannamun kurang adanya data yang tersedia. Namun, karena kekhawatiran akan fekunditas jenis Hiu ini yang terbatas dan potensi eploitasi yang terus meningkatsehingga tidak terjadi pesetaraan antara rekrutmen dan overfishing. The Bignose Shark (Carcharhinus brevipinna) memiliki kebiasaan hisup pada dasar perairan dan mengalami diurnally migrasi (12-430 m) dan memiliki distribusi tersebar di tepi landas kontinen di laut tropis dan hangat,. Spesies ini bukan merupakan target tangkapan namun diambil sebagai bycatch (tangkapan sampingan) dengan longlines pada area pelagis dan kadang-kadang menggunakan di trawl dasar. Namun populasi jenis ini sulit diprediksi dan tidak dapat digunakan untuk menilai tren kematian atau populasi karena tidak ada laporan yang pasti mengenai hasil tangkapan jenis ini. Kesemua jeni ikan hiu yang dijumpai ternyata masuk kedalam hiu yang dilindungi dengan status Red List. Artinya jenis Hiu yang ditangkap nelayan di Bintan merupakan hiu yang secara populasi sudah terancam, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan atau sosialisasi kepada nelayan menyenai kondisi sumberdaya hiu di Pulau Bintan. Kemudian ikan pari hasil tangkapan yang paling banyak adalah berjenis kelamin betina dibandingkan dengan jantan, di kawatirkan akan mengancam sistem reproduksi dan perkembang biakan ikan Hiu karena hiu betina banyak yang ditangkap. V. A. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini diantaranya: 1. Dijumpai 6 spesies Hiu yaitu Hemigaleus microstoma atau dengan nama lokal (Hiu kacang), jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu), Carcharhinus melanopterus (Hiu Karang), Carcharhinus limbatus(Hiu Sirip Hitam), Loxodon macrorhinus(Hiu Kejen), dan Carcharhinus brevipinna (Hiu Merak Bulu). Namun paling banyak dijumpai adalah jenis adalah jenis Carcharhinus leucas(Hiu Buas/Batu). 2. Pada lokasi penelitian pasar Kawal jumlah kelamin betina lebih banyak dari kelamin jantan, ukuran panjang tubuh rata-rata sebesar 85,67cm, ukuran panjang cagak rata-rata 85,67cm, ukuran panjang standart rata-rata 74,67cm, dan berat ratarata 3,15kg. Di pasar Barek Motor Kijang jumlah kelamin betina lebih banyak dari kelamin jantan, ukuran panjang tubuh rata-rata sebesar 59,83cm, ukuran panjang cagak rata-rata 48,67cm, ukuran panjang standart rata-rata 43,5cm, dan berat rata-rata 1,52kg. Di lokasi pasar Bintan center jumlah kelamin betina lebih banyak dari kelamin jantan, ukuran panjang tubuh rata-rata sebesar 88cm, ukuran panjang cagak rata-rata 7817cm, ukuran panjang standart rata-rata 76cm, dan berat rata-rata 3,28kg. Dan di lokasi pasar KUD Tanjunngpinang jumlah kelamin betina lebih banyak dari kelamin jantan, ukuran panjang tubuh rata-rata sebesar 89,83cm, ukuran panjang cagak rata-rata 78,17cm, ukuran panjang standart 10 3. rata-rata 74,83cm, dan berat ratarata 3,07kg. Kesemua jenis ikan hiu yang dijumpai ternyata masuk kedalam hiu yang dilindungi dengan status Red List. Artinya jenis Hiu yang ditangkap nelayan di Bintan merupakan hiu yang secara populasi sudah terancam, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan atau sosialisasi kepada nelayan menyenai kondisi sumberdaya hiu di Pulau Bintan. Kemudian ikan pari hasil tangkapan yang paling banyak adalah berjenis kelamin betina dibandingkan dengan jantan, di kawatirkan akan mengancam sistem reproduksi dan perkembang biakan ikan Hiu karena hiu betina banyak yang ditangkap. B. Saran Saran yang disampaikan oleh peneliti adalah perlu dilakukan penelitian terkait mengenai populasi dan stok ikan Hiu untuk jenis yang masuk dalam Red List menurut IUNCN sehingga didapatkan hasil mengenai kondisi pemanfaatan atau ekplotasi yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA Anonimus.2001.Biologi, Potensi, Distribusi kelimpahan cucut (Elasmobranchii), slengseng (Scomber australicus), dan kenyar (Sarda) Anonim.2012.Marphometrics.Diaksesdari(ht tp://en.wikifedia.org/wiki/morp hometrics). Pada tanggal 3 Mei 2012.Pukul 14.04 WIB Anonim.2012.Panduan praktikum Osteictyes. Diakses dari (http://www.scribd.com/doc.37 990780/panduanpraktikumosteictyes).Pada tangganl 03 Mei 2013.Pukul 13.23 WIB Ayotte,L.2005.Sharks-educator’s Guide.3D Entertainment ltd. And United Nations Environment Program Compagno,L.J.V.(1984).FAO Species Catalogue.Vol.4,Sharks of the World.An annotated and illustrated catalogue of shark species known to date.FAO Fisheries Synopsis No.125.vol.4:pt 1 (noncarcharhinoids),pp.viii,1250:pt.2 (carchariniformes) pp x, 251-655. Compagno ,L.J.V. (2001). Sharks of the world. An annotated and illustrated catalogue of shark species known to date,Volume 2.Bullhead, mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes,Lamnifor mes and Orectolobiformes).269 pp FAO ,Rome. Darmawan, A. 2015. Pedoman Umum Minotoring Hiu Paus di Indonesia,Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dijent Kelautan,Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta Fahmi, dharmadi. 2006. Economically Important Shark and Rays Indonesia Lamb Print,perth,western Australia http://www.pusatbiologi.com/2013/02/klasif ikasi-ciri-ciri-anatomidan.htmltanggal akses: 28-032016.Jam 20.00 WIB Last, P.R.& Stevens.J.D. (1994). Sharks and rays of Australia.CSIRO Australia 513 pp. Rajabnadia,L. Abdullah.Buku Ajar Ichtyology.Kendari ;Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluleo Sharks Trust.2014. Whale sharks Distribution [online]. http://www.sharkstruts.org/end / whale_shark_distribution. Diakses tanggal 10 Maret 2016. White,Wiliam T.1977. Economically Important Sharks and Rays Indonesia.Australia center for 11 international Agricultural Research. Yusnaini dkk,2010. Penuntut peaktikum ichthyology.jurusan perikanan fakultas perikan dan ilmu kelautan universitas Haluoleo.Kendari.