(Studi pada PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung) (Skrip

advertisement
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP
BALANCED SCORECARD
(Studi pada PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
NURIS SANIDA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2017
ABSTRAK
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP
BALANCED SCORECARD (Studi pada PT Kimia Farma Apotek Bandar
Lampung)
Oleh :
NURIS SANIDA
Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran yang dipakai untuk mengukur
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memakai konsep Balanced Scorecard yang merupakan alat manajerial yang
dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan antara langkah-langkah eksternal
untuk pemegang saham dan pelanggan, dan langkah-langkah seperti financial,
pelanggan,, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga
seimbang antara hasil dari upaya terakhir dan langkah-langkah yang mendorong
kinerja perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja PT Kimia Farma
Apotek Bandar Lampung apabila diukur dengan perspektif Balanced Scorecard.
Hasil pengukuran dengan konsep Balanced Scorecard pada aspek keuangan dinilai
tidak baik. Hasil pengukuran dengan konsep Balanced Scorecad pada aspek
pelanggan dinilai cukup baik. Hasil pengukuran dengan konsep Balanced Scorecad
pada aspek proses bisnis internal dinilai baik. Hasil pengukuran dengan konsep
Balanced Scorecad pada aspek pembelajaran dan pertumbuhan dinilai baik.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil pengukuran dengan konsep
Balanced Scorecad kinerja empat aspek PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung
secara keseluruhan dinilai cukup baik.
Kata kunci : Kinerja Perusahaan, Balanced Scorecard, Mengukur Kinerja dengan
konsep Balanced Scorecard.
ABSTRACT
ANALYSIS OF CORPORATE PERFORMANCE MEASUREMENT WITH
BALANCED SCORECARD CONCEPT (Case Study of PT Kimia Farma
Apotek Bandar Lampung)
By :
NURIS SANIDA
Company performance is a measure used to measure the success of the company in
achieving the goals set, by using the concept of balanced scorecard is a managerial
tool designed to help enterprise companies between external steps for shareholders
and customers, and steps such as financial, customer, internal business processes,
learning and growth, so balanced between the results of past efforts and steps that
drive corporate performance.
This study aims to identify and analyze the performance PT Kimia Farma Apotek
Bandar Lampung when measured with a balanced scorecard perspectives on the
financial aspect is not considered good. The measurement results with the concept of
the balanced scorecard in the aspect of customers is considered good. The
measurement results with the concept of balanced scorecard on aspect of learning and
growth is considered good.
The result shows that the measurement with the concept of balanced scorecard
performance with four aspects PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung overall is
good.
Keywords : company performance, balanced scorecard, measure performance with a
balanced scorecard concept.
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
KONSEP BALANCED SCORECARD
(Studi pada PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung)
Oleh
Nuris Sanida
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung 17 Januari 1995. Penulis merupakan anak kedua
dari tiga bersudara dari pasangan Bapak Ersan Sanggriho dan Ibu Yeti Nelwida.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Perumnas Wayhalim
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007, melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010, dan masuk
SMA Negeri 2 Bandar Lampungyang diselesaikan pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis melanjutkan kembali studi di Universitas Lampung.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan jurusan S1 Manajemen dengan mengambil
konsentrasi bisnis. dan pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Sendang Agung, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten
Lampung Tengah. Selama menjadi mahasiswa peneliti terdaftar menjadi pengurus
dalam UKMF EBEC (Economic Business Enterpreneur Club) dan terdaftar
menjadi anggota dalam UKMF HMJ (Himpunan Mahasiswa Manajemen).
MOTTO
“Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan itu
sendiri”
(Ar-rahman : 60)
“Kegagalan adalah keberhasilan bahwa kita telah berani
mencoba”
(Nuris Sanida)
“If you can’t make it good at least make it look good”
(Bill Gates)
PERSEMBAHAN
Pujisyukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ayah dan Ibu, yang selalu membimbing, menyayangi dengan tulus, memberi
dukungan, doa, serta nasehat yang tak henti-hentinya selama ini.
Kiyai Niko dan Adek Rafi yang selalu memberikan semangat, do’a dan dukungan
untukku.
Seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat dan do’a.
Sahabat-sahabat dan Almamater tercinta jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan dan berkah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Perusahaan dengan
Konsep Balanced Scorecard (Studi Pada PT Kimia Farma Apotek Bandar
Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si.selaku dosen Pembimbing Utama, terimakasih atas
bimbingan, masukan, arahan dan nasihat yang telah diberikan selama proses
penyelesaian skripsi.
5. Ibu Faila Shofa, S.E., M.S.M., selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing Kedua, yang telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan dan
saran-sarannya selama proses penyelesaian skripsi.
6. Bapak Dr.Ribhan, S.E., M.Si., selaku dosen penguji utama, terimakasih atas
saran dan masukan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Dr. Dorothy Rouly Pandjaitan, S.E., M.Si., selaku dosen pembahas dua,
terimakasih atas saran dan masukan yang telah diberikan untuk
penyempurnaan skripsi ini.
8. Ibu Yuniarti, S.E., M.Si., selaku dosen pembahas tiga, terimakasih atas saran
dan masukan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtias Lampung
yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, pengalaman yang sangat
berharga dan tidak ternilai.
10. Seluruh Staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtias Lampung.
11. Kedua orang tuaku tercinta Papa Ersan Sanggriho dan Ibu Yeti Nelwida yang
senantiasa memberikan nasihat, do’a,dan dukungan kepada penulis.
Terimakasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan selama
ini.
12. Kiyai Niko dan Adek Rafi yang selalu memberikan semangat dan dukungan
yang tiada henti-hentinya. Terimakasih selalu mendengarkan keluh kesah
penulis.
13. Sahabat dari kecil Nadiyah Dalilah, Dina Hapiza ,Yuli Agustina, Desi Zuliana,
Titin Meilinda, Selva Bertiani, semoga selalu terjaga kebersamaan dan
keseruannya kawan. Terimakasih untuk segala dukungan.
14. Teman-teman Ekonomi dan Bisnis 2013 Chandra, Dita, Ega, Fariz, Ikbal,
Gusti, Mawar, Shaaliladini, Mona, Ocha, Rifati, Tirra,Vio, M. Riyadhi
Saputra dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas
bantuannya selama ini.
15. Keluarga KKN Desa Sendang Agung Kecamatan Sendang Agung. Untuk
bapak dan ibu kepala dusun serta adik-adikku yang telah menjaga saya selama
40 hari KKN berlangsung, dan untuk teman-teman KKN Dani, Evi, Ilwan,
Bang Imam, Mba Ulfa,Yoga. Kita pernah berjuang bersama dan terimakasih
atas pengalaman hidup yang sama-sama kita rasakan didesa orang, semoga
selalu terjaga kebersamaannya.
16. Terimakasih kepada teman SMA, Ami,Yeyen, Nidya, Desti atas pengalaman
hidup selama ini.
17. Keluarga besar EBEC, terimakasih atas dukungan dan motivasi, serta
pengalaman organisasi selama ini.
18. kepada Mypatner M. Riyadhi Saputra, terimakasih atas dukungan, doa,
motivasi dan bantuan yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi.
19. Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis berdoa semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT.Amin. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya.
Bandar Lampung,22 Maret 2017
Penulis,
Nuris Sanida
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah...................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 12
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen................................................................ 14
B. Proses Manajemen....................................................................... 14
C. Definisi Manajemen Operasi ....................................................... 16
D. Manajemen Operasi .................................................................... 17
E. Definisi Kinerja ........................................................................... 19
1. Pengukuran Kinerja ................................................................. 20
F Balance Scorecard ........................................................................ 20
1. Definisi Balance Scorecard ...................................................... 20
2. Manfaat Balance Scorecard...................................................... 21
3. Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard.................... 23
4. Perspektif Balance Scorecard................................................... 25
G Perspektif Finansial ( Financial Perspective) .............................. 26
1. Perspektif Pelanggan (Costumer Perspective).......................... 27
2. Perspektif Proses Bisnis Internal ( Internal Process
Perspective)............................................................................... 29
3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ( Learning and
Growth Perspective).................................................................. 30
H. Penelitian Terdahulu ................................................................... 32
I. Kerangka Berpikir........................................................................ 33
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 34
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 34
1. Jenis Data .............................................................................. 34
i
2. Sumber Data.......................................................................... 35
C. Definisi Operasional ................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37
E. Definisi Konseptual .................................................................. 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ..................................................................... 45
1. Sejarah Perusahaan............................................................. 45
2. Visi dan Misi Perusahaan................................................... 48
3. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................... 49
B. Mengukur Kinerja Masing-masing Aspek ............................... 49
1. Mengukur Kinerja Aspek Keuangan.................................. 49
2. Mengukur Kinerja Aspek Pelanggan ................................. 53
3. Mengukur Kinerja Aspek Proses Bisnis Internal ............... 56
4. Mengukur Kinerja Aspek Proses Pembelajaran dan
Pertumbuhan ...................................................................... 60
C. Pembahasan .............................................................................. 64
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................. 70
B. Saran......................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Cabang PT Kimia Farma Apotek di Bandar Lampung................................ 5
2. Daftar Nama Pesaing PT Kimia Farma........................................................ 6
3. Data Kas dan Setara Kas pada periode 2012-2016 ...................................... 10
4 Kerangka Berpikir........................................................................................ 32
5. Definisi Operasional Variabel (Indikator dan Formula Pengukuran) .......... 39
6. Perbandingan ROI dan Persentase kinerja PT Kimia Farma Apotek .......... 50
7. Perbandingan CR dan Persentase kinerja PT Kimia Farma Apotek ............ 51
8. Perbandingan DAR dan Persentase kinerja PT Kimia Farma Apotek ......... 52
9. Data Jumlah Pelanggan PT Kimia Farma Apotek ....................................... 53
10. Perbandingan Akuisisi Pelanggan dan Persentase kinerja PT Kimia Farma
Apotek .......................................................................................................... 54
11 Perbandingan Retensi Pelanggan dan Persentase kinerja PT Kimia Farma
Apotek ......................................................................................................... 55
12. Data Indikator Perspektif Proses Internal Bisnis ....................................... 57
13. Perbandingan Inovasi Produk dan Persentase kinerja PT Kimia Farma
Apotek ........................................................................................................ 58
14. Perbandingan Proses Operasi dan Persentase kinerja PT Kimia Farma
Apotek ........................................................................................................ 58
15. Perbandingan Layanan Purna Jual dan Persentase kinerja PT Kimia
Farma Apotek............................................................................................. 59
16. Data Indikator Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ....................... 60
17. Perbandingan Produktivitas Karyawan dan Persentase kinerja PT Kimia
Farma Apotek............................................................................................. 61
18. Perbandingan Retensi Karyawan dan Persentase kinerja PT Kimia Farma
Apotek ........................................................................................................ 62
19. Kinerja PT Kimia Farma Apotek yang diukur dengan Konsep Balanced
Scrorecard .................................................................................................. 63
20. Rangkuman Hasil Pengukuran PT Kimia Farma Apotek Bandar
Lampung .................................................................................................... 69
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Gambar Data Kas dan Setara Kas pada periode 2012-2016 ........................ 11
2. Gambar Diagram Jumlah Pelanggan PT Kimia Farma Apotek ................... 54
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Struktur organisasi di apotek I ...................................................................... L-1
2 Struktur organisasi di apotek II ..................................................................... L-1
3 Struktur organisasi di apotek III.................................................................... L-1
4 Struktur organisasi di apotek IV ................................................................... L-1
5 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Perusahaan................................... L-2
6 Perhitungan Masing-Masing Aspek Kinerja................................................. L-3
7 Job description .............................................................................................. L-4
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya meneliti pada sisi
keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan
dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. Penilaian
kinerja perusahaan yang semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan,
karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan
kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan, dan sebaliknya, kinerja
keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan
melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi
masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja perusahaan berfokus pada
aspek keuangan dan mengabaikan kinerja non keuangan, seperti kepuasan
pelanggan, produktivitas karyawan, dan sebagainya, maka diciptakanlah sebuah
model pengukuran kinerja yang tidak hanya mencakup keuangan saja melainkan
non keuangan pula, yaitu konsep balanced scorecard.
Penilaian kinerja bertujuan untuk menentukan konstribusi suatu bagian dalam
perusahaan terhadap organisasi perusahaan secara keseluruhan, memberikan dasar
bagi penilaian mutu prestasi manajer bagian dalam perusahaan, dan memberikan
motivasi bagi manajer bagian di dalam menjualkan bagiannya seirama dengan
2
tujuan pokok organisasi perusahaan secara keseluruhan (Mulyadi, 2007 : 139).
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan yang dilakukan
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang terdapat di dalam perusahaan,
hasil pengukuran kemudian dipergunakan sebagai umpan balik yang akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik
dimana
perusahaan
memerlukan
penyesuaian-penyesuaian
atas
aktivitas
perencanaan dan pengendalian (Yuwono, Sukarno dan Ichsan, 2007 :3).
Konsep Balanced scorecard, dikembangkan pada awal 1990-an, didasarkan pada
asumsi bahwa efisiensi penggunaan modal investasi tidak lagi satu-satunya
penentu untuk keunggulan kompetitif, tetapi faktor yang jelas seperti modal
intelektual, penciptaan pengetahuan, atau orientasi pelanggan yang sangat baik,
sama-sama penting menurut (Kaplan dan Norton, 1992 dalam Stephanie et al.
2014 :96). Oleh karena itu, Balanced scorecard menggabungkan langkah-langkah
non-keuangan dan keuangan dalam proses pelaporan internal perusahaan sehingga
manajer dapat menilai efisiensi secara strategis dan.tujuan utama dari balanced
scorecard untuk menerjemahkan strategi bisnis ke dalam tujuan strategis dimana
strategis yang mengalir ke bawah dalam sistem hirarkis perspektif. Dengan
demikian, ada cara antara perspektif ini yang akhirnya menyebabkan peningkatan
kinerja ekonomi.
Istilah Balanced scorecard yaitu mengacu pada kinerja perusahaan antara
langkah-langkah eksternal untuk pemegang saham dan pelanggan, dan langkahlangkah seperti financial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan, sehingga seimbang antara hasil dari upaya terakhir dan langkahlangkah yang mendorong kinerja perusahaan. Jadi Balanced scorecard
yaitu
3
seimbang antara tujuan, dan hasil yang mudah diukur dan subjektif sehingga
kinerja dapat diukur menurut (Kaplan dan Norton, 1996 dalam Stephanie et al.
2014 :97).
Balanced scorecard dapat dikategorikan ke dalam tiga generasi. Generasi pertama
dikembangkan oleh Kaplan dan Norton 1992 dalam Stephanie at al.(2014 :98)
untuk menilai efektivitas dimensi keuangan dan non-keuangan. Selain dimensi
keuangan, kepuasan pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan seimbang dengan langkah-langkah keuangan. Pada tahun 1996,
Kaplan dan Norton menganjurkan hubungan sebab akibat antara perspektif yang
disorot hasil yang ditargetkan organisasi dan hipotesis sarana yang ini bisa dapat
dicapai. Dalam istilah awam, misalnya, sebuah organisasi yang melatih karyawan
mereka dengan baik meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan,
yang hasil lebih pembelian dan profitabilitas. Dengan demikian, versi kedua dari
balanced scorecard itu suatu sistem pengukuran kinerja multidimensional yang
menghubungkan hasil strategis melalui hubungan sebab dan akibat (Kaplan dan
Norton, 1996 dalam Stephanie et al,2014 :98).
Beberapa penelitian tentang pengukuran kinerja perusahaan dengan konsep
Balanced Scorecard antara lain dilakukan oleh Tika Arwinda (2015) meneliti
tentang analisis Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan
pada PT Jamsostek cabang belawan dari hasil penelitian perhitungan Balanced
scorecard (BSC) diketahui bahwa kinerja PT. Jamsostek Cabang Belawan masih
dikatakan kurang baik dengan kategori BBB, kinerja masih perlu diperbaiki lagi
agar perusahaan mampu mencapai kinerja sangat baik. Sebaiknya perusahaan
menerapkan balanced scorecard (BSC) untuk dapat membantu perusahaan dalam
4
mengukur kinerjanya tidak hanya dari aspek keuangannya saja tetapi juga
mempertimbangkan kinerja dari aspek non keuangan. Sehingga perusahaan dapat
merumuskan strategi yang tepat sebelum melakukan tindakan jangka panjang.
Marlys dan Salterio (2000) meneliti tentang WCS Incorporated dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa perhitungan Balanced Scorecard dilakukan
dengan penetapan target-target oleh perusahaan untuk masing-masing divisi
usaha.hasil pemberian skor menurut aspek menjadi cerminan kinerja masingmasing divisi dan mengetahui kinerja secara keseluruhan perusahaan dapat
menjumlahkan skor masing-masing aspek dengan menggunakan skor skala 100.
Stephanie et al. (2014) meneliti tentang mengelola kinerja lingkungan dan
ekonomi menggunakan tinjauan teori dan praktek pengukuran dari hasil penelitian
menyoroti peran penting dari balanced scorecard berkelanjutan sebagai alat yang
mengelola baik kinerja ekonomi dan lingkungan. Mayoritas studi balanced
scorecard berkelanjutan yang ada yang ditemukan alam normatif memberitahukan
secara terbatas informasi tentang bagaimana proses integrasi antara dimensi
ekonomi dan lingkungan sedang dilakukan keluar melalui balanced scorecard.
Penelitian di masa depan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang
peran berkelanjutan balanced scorecard sebagai alat penting dalam pengelolaan
ekonomi dan lingkungan kinerja dalam organisasi.
PT Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh PT kimia
farma Tbk, untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam
upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan
konsolidasi PT Kimia Farma Tbk. PT Kimia Farma Apotek merupakan
5
perusahaan Farmasi yang melakukan kegiatan bisnis berupa produk obat-obatan.
Perusahaan ini merupkan jaringan yang langsung dari distributor pedagang besar,
farmasi dan distributor resmi obat-obatan pihak ketiga. Contoh enseval, PT APL,
PT Sanbe Farma. PT Kimia Farma memiliki sebuah gudang penyimpanan
persediaan
yang digunakan perusahaan dalam aktivitas operasi perusahaan.
Gudang penyimpanan yang dimiliki Apotek Kimia Farma terdapat di Kimia
Farma Apotek 131 terletak di Jalan Kartini No. 44-45 yang berukuran 10x10
meter dan mampu menampung persediaan obat-obatan sebanyak 200 juta obat
untuk PT Kimia Farma Apotek di wilayah Bandar Lampung.
Berikut beberapa cabang apotek Kimia Farma di Bandar Lampung :
TABEL 1.1. CABANG PT KIMIA FARMA APOTEK di BANDAR
LAMPUNG
No.
Cabang Apotek Kimia Farma di
Bandar Lampung
Alamat
1.
Kimia Farma Apotek 131
Terletak di Jalan Kartini No. 44-45
2.
Kimia Farma Apotek 222
Terletak di Jalan Gajah Mada No. 56
3.
Kimia Farma Apotek 327
Terletak di Jalan Gatot Subroto
4.
Kimia Farma Apotek 256
Terletak di Jalan Raden Saleh No. 9
5.
Kimia Farma Apotek 467
Terletak di Jalan Pangeran Antasari
No. 137 B
6.
Kimia Farma Apotek 647
Terletak di Jalan Tengku Umar
No. 24 F
7.
Kimia Farma Apotek 648
Terletak di Jalan Wolter Mongonsidi No. 7
8.
Kimia Farma Apotek 318
Terletak di Jalan ZA. Pagar Alam No.77
9.
Kimia Farma Apotek 285
Terletak di Jalan Kimaja Way Halim
(Sumber: PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung 2016)
6
Dilihat dari tabel 1.1 bahwa di Bandar Lampung PT Kimia Farma Apotek
memiliki 9 cabang apotek yang lokasinya menyebar dikota Bandar Lampung
mulai dari daerah Kedaton, Antasari, hingga Tanjung karang. Cabang PT Kimia
Farma Apotek di Bandar Lampung ini memiliki lokasi yang strategis dan
mudah untuk dijangkau oleh konsumen karena seluruh lokasi cabang PT Kimia
Farma Apotek terletak tepat ditepi jalan raya utama di Bandar Lampung. Lokasi
9 cabang PT Kimia Farma Apotek juga tidak berdekatan sehingga konsumen
dari daerah manapun di Bandar Lampung bias dengan mudah menemukan
cabang PT Kimia Farma Apotek.
Data pesaing PT Kimia Farma Apotek di Bandar Lampung :
TABEL 1.2 DAFTAR NAMA PESAING PT KIMIA FARMA
No
Nama Apotik
Alamat
1.
Apotek K24
Jalan Arief Rahman Hakim No. 36, Rt
05 Lk.II, Kel. Jagabaya,, Kec.
Sukabumi,, Kota Bandar Lampung,
Bandar Lampung City, Lampung,
Indonesia
2.
Apotek enggal
Jalan Raden Intan No.122, Tanjung
Karang Pusat, Pelita, Engal, Kota
Bandar Lampung, Lampung 35213,
Indonesia
3.
Apotek Indra Jaya
Jalan WR. Monginsidi No.20 B, Gotong
Royong, Tj. Karang Pusat, Kota Bandar
Lampung, Lampung 35211, Indonesia
4.
Apotek Gemari
Jalan Raden Intan No.35, Tj. Karang,
Engal, Kota Bandar Lampung,
Lampung 35213, Indonesia
(Sumber: PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung 2016)
Apotek-apotek pesaing dari tabel 1.2 ini lokasinya tidak jauh dari PT Kimia
Farma Apotek, di samping itu apotek tersebut merupakan apotek yang cukup
7
besar dan memiliki kelengkapan obat-obatan yang sama dengan PT Kimia
Farma besarnya, di samping itu dari segi pelayanan termasuk apotek yang
mempunyai pelayanan yang baik terhadap konsumen, dan merupakan ancaman
atau pesaing terhadap PT Kimia Farma Apotek yang akan menurunkan omset
PT Kimia Farma Apotek kalau tidak berinovasi.
PT Kimia Farma Apotek dalam menjalankan kegiatan usahanya juga
menerapkan kebijaksanaan pemasaran yaitu melayani penjualan langsung dan
melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya peraktek
dokter, optik, dan pelaynan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi
obat. Apotek kimia farma dipimpin oleh tenaga apoteker yang bekerja full timer
sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik dengan tujuan
menciptakan kepuasan dalam diri pelanggan dengan harapan pelanggan yang
memiliki loyalitas terhadap PT Kimia Farma Apotek. PT Kimia Farma Apotek
memiliki 57 karyawan lama, 8 karyawan baru, 6 karyawan yang keluar dan total
karyawan aktif sekarang 59 karyawan hingga bulan Januari 2017 untuk
diwilayah Bandar Lampung.
PT Kimia Farma Apotek yang dahulu terkoordinasi dalam Unit Apotek Daerah
(UAD) sejak bulan Juli tahun 2004 dibuat dalam orientasi bisnis manager dan
apotek pelayanan sebagai hasil restrukturisasi organisasi yang dilakukan.
Manajemen PT Kimia Farma Apotek melakukan perubahan struktur
(restrukturisasi) organisasi dan sistem pengelolaan sumber daya manusia (SDM)
dengan pendekatan efisiensi, produktifitas, kompetensi dan komitmen dalam
rangka mengantisipasi perubahan yang ada. Salah satu perubahan yang
8
dilakukan adalah dengan mengubah persepsi dan citra lama tentang Kimia
Farma, dengan konsep baru bahwa setiap Apotek Kimia Farma bukan lagi
terbatas sebagai gerai untuk jual obat, tetapi menjadi pusat pelayanan kesehatan
atau health center, yang didukung oleh berbagai aktivitas penunjang seperti
laboratorium klinik, optik, praktek dokter, dan gerai untuk obat-obatan
tradisional Indonesia seperti herbal medicine. Perubahan yang dilakukan secara
fisik antara lain dengan memperbaharui penampilan eksterior dan interior dari
apotek-apotek Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia. Bersamaan itu
diciptakan pula budaya baru di lingkungan setiap apotek untuk lebih
berorientasi kepada pelayanan konsumen, dimana setiap Apotek Kimia Farma
haruslah mampu memberikan pelayanan yang baik, penyediaan obat yang baik
dan lengkap.
Perusahaan PT Kimia Farma Apotek memiliki visi Menjadi perusahaan
Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang
berkesinambungan. Juga mempunyai misi yaitu, melakukan aktivitas usaha di
bidang-bidang industri kimia dan farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi,
retail farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi asset, mengelola
perusahaan secara Good Corporate Governance dan operational excellence
didukung oleh SDM professional, memberikan nilai tambah dan manfaat bagi
seluruh stakeholder, dan PT Kimia Farma telah menetapkan budaya perusahaan
yang merupakan nilai-nilai inti perseroan (Corporate values) yaitu ICARE yang
menjadi acuan atau pedoman bagi Perseroan dalam menjalankan usahanya,
untuk berkarya meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Berikut
adalah budaya perusahaan (corporate culture) perseroan :
9

Innovative, Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk
membangun produk unggulan

Customer First, Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja

Accountable, Dengan senantiasa bertanggung jawab atas amanah yang
dipercayakan oleh perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme,
integritas dan kerja sama

Responsible, Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat
waktu, tepat sasaran dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha
untuk tegar dan bijaksana dalam menghadapi setiap masalah

Eco-Friendly, Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa
layanan yang ramah lingkungan.
PT Kimia Farma Apotek untuk dapat memiliki keunggulan dalam persaingan
bisnis yang pesat, perlu memiliki kerangka kerja sistem pengukuran kinerja
yang tepat, dengan menggunakan konsep Balance Scorecard yang memiliki
keistimewaan dalam hal cakupan pengukurannya yang cukup komprehensif
karena selain tetap mempertimbangkan kinerja keuangan. Balance Scorecard
juga mempertimbangkan kinerja-kinerja non keuangan, yaitu pelanggan, proses
internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Di samping itu, Balance
Scorecard tidak hanya mengukur hasil akhir (outcome) tetapi juga mengukur
aktivitas-aktivitas penentu akhir (driver).
10
TABEL 1.3. DATA KAS dan SETARA KAS pada PERIODE 2012-2016
Data Kas dan Setara Kas PT. Kimia Farma Apotek Bandar Lampung
Tahun
Total Pendapatan
2012
Rp 199,38 juta
Persentase Kerja
Perusahaan
2,80%
2013
Rp 316,49 juta
58,74%
2014
Rp 394,15 juta
24,54%
2015
Rp 573,36 juta
45,47%
2016
Rp 460,99 juta
19,59%
(Sumber : PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung 2016)
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa data kas dan setara kas mengalami penurunan
pada tahun 2016 persentase kerja perusahaan 19,59% menjadi Rp. 460,99 juta
dibanding 2015 sebesar Rp. 573,36 juta, menurut perhitungan data PT Kimia
Farma Apotek dan pertumbuhan tersebut dikategorikan semakin menurun akibat
resep dari dokter yang suka berubah ubah sehingga produk obat jadi lama
habisnya dan menyebabkan kadaluarsa, dan pendorong persentase kerja
perusahaan pada PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung terutama karena
adanya pesaing yang membuat PT Kimia Farma Apotek meningkatan kualitas
produk, pelayanannya dan harus meningkatkan lagi pengukuran kinerja
perusahaannya untuk mengoptimalkan peningkatan pemasukan kas tiap
tahunnya, dan bisa dilihat dari grafik 1.1 yang menunjukkan data kas dan setara
kas pada periode 2012-2016.
11
GAMBAR 1.1 DATA KAS dan SETARA KAS pada PERIODE
2012-2016
700
600
500
2016
400
2015
2014
300
2013
200
2012
100
0
199,38
316,49
394,15
573,36
460,99
(Sumber : PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung 2016)
Oleh karena itu untuk dapat menentukan kinerja, perusahaan dapat menerapkan
Balanced Scorecard sebagai alat ukur berbasis strategic, seperti financial
perpectice, internal proses business perspective, customer perspective, dan
learning dan growth. Keunggulan penerapan Balanced Scorecard adalah untuk
dapat memberikan ukuran yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam perbaikan
strategis. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis menarik untuk
meneliti sejauh mana tingkat keberhasilan kinerja suatu perusahaan dengan
menggunakan konsep Balance Scorecard, sehingga peneliti merasa tertarik
untuk meneliti skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGUKURAN KINERJA
PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi
pada PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung)”.
12
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terurai pada latar belakang penelitian, penelitian ini
merumuskan masalah mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan metode
Balanced Scorecard, berikut rumusan masalah penelitian ini :
1. bagaimana kinerja perusahaan PT Kimia Farma Apotek Bandar
Lampung bila diukur dengan metode Balance scorecard ?
2. bagaimana tingkat produktivitas PT Kimia Farma Apotek Bandar
Lampung
pada setiap bagian organisasi yang terlibat dalam proses
peningkatan kinerja perusahaan ?
3. bagimana perencanaan strategis yang harus diterapkan PT Kimia Farma
Apotek Bandar Lampung untuk setiap perspektif dalam Balanced
Scorecard agar sesuai dengan visi dan tujuan perusahaan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengukuran
kinerja perusahaan melalui metode Balanced Scorecard. Berikut uraian tujuan
penelitian :
1. mengetahui pengaruh kinerja perusahaan PT Kimia Farma Apotek
Bandar Lampung bila diukur dengan metode Balance scorecard ?
2. mengetahui tingkat produktivitas PT Kimia Farma Apotek Bandar
Lampung
pada setiap bagian organisasi yang terlibat dalam proses
peningkatan kinerja perusahaan ?
13
3. mengetahui perencanaan strategis yang harus diterapkan PT Kimia
Farma Apotek Bandar Lampung untuk setiap perspektif dalam Balanced
Scorecard agar sesuai dengan visi dan tujuan perusahaan ?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :
1. Manfaat bagi perusahaan :
Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam pengambilan
keputusan, terutama dalam hal pengukuran kinerja perusahaan PT Kimia Farma
Apotek Bandar Lampung.
2. Manfaat bagi akademisi :
a. Sebagai bahan referensi khususnya dalam materi pengukuran kinerja
perusahaan.
b. Sebagai pembanding bagi peneliti lainnya yang membahas materi
pengukuran kinerja perusahaan.
c. Sebagai media korektif bagi peneliti lain maupun akademisi lainya.
3. Manfaat bagi peneliti :
a. Memperoleh ilmu pengetahuan baik teori maupun praktik khususnya
dibidang analisis pengukuran kinerja perusahaan.
b. Memperoleh kesempatan untuk menganalisis permasalahan kinerja
perusahaan di Kimia Farma Apotek Bandar Lampung.
c. Memperoleh wawasan tentang menganalisis kinerja perusahaan yang
dilakukan oleh pserusahaan Kimia Farma Apotek Bandar Lampung.
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter (2010 :36), manajemen mengacu pada proses
mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan
secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.Sedangkan menurut
Griffin (2008 :7), manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk
perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia,
finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa manajemen adalah
proses perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian perusahaan yang dilakukan
melalui orang lain guna mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
Manajemen perusahaan yang baik tentu akan mengasilkan output perusahaan
yang efektif dan efisien dan mendukung tercapaianya tujuan perusahaan.
B. Proses Manajemen
Proses manajemen melibatkan lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengendalian
(David, 2012 :192).
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai lima proses manajemen :
15
1. Perencanaan: terdiri atas semua aktivitas manajerial yang terkait dengan
persiapan dimasa depan. Tugas-tugas khusunya mencakup peramalan,
penetapan tujuan, penggunaan strategi, pengembangan kebijakan dan
penentuan sasaran.
2. Pengorganisasian: mengkoordinasikan aktivitas dan sumber daya. Fungsi
manajemen ini adalah mengorganisasikan orang-orang dan sumber daya
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana. Secara khusus,
pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan
berbagai aktivitas dan sumber daya.
3. Pemotivasian:
mencakup
perilaku.Tugas
spesifiknya
upaya-upaya
mencakup
menuju
kepemimpinan,
pembentukan
komunikasi,
kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan
pekerjaan,
kepuasan
kerja,
pemenuhan
kebutuhan,
perubahan
organisasional, semangat kerja karyawan, dan semangat kerja manajerial.
4. Penempatan staf : aktivitas penempatan staf berpusat pada manajemen
personalia atau sumber daya manusia. Termasuk didalamnya adalah
administrasi gaji dan upah, tunjangan karyawan, wawancara, rekrutmen,
pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keamanan karyawan
tindakan alternatif, peluang kerja yang setara, hubungan dengan serikat
kerja,pengembangan karir, riset personalia, kebijakan pendisiplinan,
prosedur keluhan, dan kehumasan.
5. Pengendalian : memonitor dan mengevaluasi aktivitas.
Tahap terakhir dari proses manajemen adalah pengendalian (controlling), atau
pemantauan kemauan organisasi dalam mencapai tujuannya. Ketika organisasi
16
bergerak menuju tujuannya, manajer harus memonitor kemajuan untuk
memastikan bahwa organisasi tersebut berkinerja sedemikian rupa sehingga akan
mencapai tujuannya pada waktu yang telah ditentukan.
Pengendalian membantu memastikan efektivitas dan efisiensi yang diperlukan
demi keberhasilan manajemen. Implikasinya bagi manajer adalah manajer harus
sepenuhnya memahami setiap fungsi dasar tersebut, manajer yang efektif
terlatih dalam melaksanakan setiap fungsi dan harus mampu bergerak maju
mundur diantara berbagai fungsi sesuai dengan keadaan dan harus sering
melaksanakan beberapa fungsi dan aktivitas secara bersamaan. Manajer tidak
boleh hanya efektif dalam salah satu fungsi atau hanya melaksanakan sebagian
fungsi karena semuanya penting bagi kelangsungan perusahaan.
C. Definisi Manajemen Operasi
Heizer dan Render (2012 :4) mendefinisikan manajemen operasi adalah sebuah
kegiatan yang berhubungan dengan proses menciptakan barang atau jasa dari
input menjadi output. Manajemen operasi menyangkut sebuah proses dari awal 15
barang belum tercipta sampai barang tersebut menjadi output. Pada perusahaan
manufaktur, dapat terlihat jelas aktivitas proses produksi dalam menghasilkan
barang. Pada organisasi yang tidak memproduksi barang secara fisik, fungsi
produksi tidak terlihat dengan jelas, contohnya adalah proses yang terjadi di bank,
rumah sakit, penerbangan dan organisasi jasa lainnya. Terlepas dari produk akhir
berupa barang atau jasa, aktivitas produksi yang berlangsung dalam organisasi
disebut sebagai operasi atau manajemen operasi atau manajemen operasi.
Daft (2009 :216), mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen
17
yang mengkhususkan pada produksi barang. Setiap kegiatan operasi hanya
berfokus pada kegiatan memproduksi barang dan memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan sektor produksi.
Sementara menurut Schroeder (2010 :23), memberikan penekanan terhadap
definisi kegiatan produksi dan operasi pada 3 hal, yaitu :
1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa.
2. Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.
3. Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen
operasi.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi
merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan, atau pembuatan
barang, jasa atau kombinasinya melalui proses transformasi dari masukan sumber
daya produk menjadi keluaran yang diinginkan. Umpan balik dari konsumen dan
informasi mengenai performa produk dan jasa tersebut digunakan untuk
melakukan penyesuaian yang berkelanjutan terhadap input, proses transformasi
dan output.
D. Manajemen Operasi
Menurut Heizer dan Render (2012 :4) manajemen operasi penting untuk
dipelajari, karena alasan-alasan berikut. Alasan yang pertama adalah karena
manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama bagi setiap
organisasi, selalu ada fungsi operasi dalam semua bidang usaha dan memiliki
hubungan yang erat dengan fungsi-fungsi bisnis lainnya, misalnya bagian
pemasaran menyediakan informasi mengenai keinginan konsumen, bagian
18
keuangan menyediakan informasi tentang budget perusahaan, dan manajemen
operasi harus mengkomunikasikan kebutuhan dan kemampuannya kepada fungsi
bisnis lainnya. Semua organisasi pasti akan melakukan kegiatan menjual dan
memproduksi,
sehingga
penting
untuk
mengetahui
bagaimana
proses
mengorganisasikan sumber daya perusahaan agar menjadi produktif. Alasan yang
kedua adalah, agar mengetahui bagaimana proses pembuatan produk atau jasa.
Alasan yang ketiga, adalah untuk mengetahui apa yang manajer operasi lakukan,
yang berguna untuk mengembangkan karir kita dalam bagian operasional. Alasan
yang keempat adalah karena manajemen operasi merupakan bagian yang
menghabiskan persentase pendapatan yang besar. Manajemen operasi mampu
memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan keuntungan dan
memperbaiki layanan kepada masyarakat. Manajemen operasi bertanggung jawab
atas keputusan strategi dan taktikal perusahaan.
Seorang manajer operasi menerapkan proses manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan karyawan, pengarahan, dan
pengendalian kedalam pengambilan keputusan pada fungsi manajemen operasi.
Terdapat sepuluh keputusan penting dalam manajemen operasi yang masingmasing membutuhkan proses manajemen yang baik. Berikut adalah ke-sepuluh
keputusan penting dalam manajemen operasi :

Desain produk dan jasa

Manajemen mutu

Desain proses dan kapasitas

Strategi lokasi

Strategi tata letak
19

Sumber daya manusia dan sistem kerja

Manajemen rantai pasokan

Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan

Penjadwalan jangka pendek dan menengah

Pemeliharaan
Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu-ilmu
lain, termasuk teknik industri dan ilmu manajemen. Ilmu ini, seiring dengan
statistik, juga manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan
produktivitas. Begitu pula dalam ilmu-ilmu pasti seperti biologi, kimia, fisika,
juga memberikan kontribusi terhadap kemajuan manajemen operasi. Kontribusi
terpenting bagi manajemen operasi adalah berasal dari ilmu informatika, yang
diartikan sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan
informasi. Ilmu informatika, dan internet memberikan sumbangsih dalam
peningkatan produktivitas dan menyajikan barang atau jasa yang lebih bervariasi
pada masyarakat.
E. Definisi Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic
planning) suatu organisasi. Secara umum dapat juga dikatakan bahwa kinerja
merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisai dalam periode tertentu
(Bastian, 2001 :329).
20
1. Pengukuran Kinerja
Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran yang dipakai untuk mengukur
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja menurut Atkinson et al. (2012 :111) adalah alat yang kuat
untuk mengkomunikasikan dengan jelas dan tanpa ambigu apa yang dimaksud
perusahaan terkait pernyataan tujuan, misi, dan visi strategisnya
Yuwono, Sukarno dan Ichsan (2007 :3) menyatakan bahwa penilaian kinerja
adalah tindakan pengukuran yang dilakukan yang dilakukan terhadap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang terdapat di dalam perusahaan, hasil pengukuran
kemudian dipergunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi
tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan
memerlukan
penyesuaian-penyesuaian
atas
aktivitas
perencanaan
dan
pengendalian.
F. Balance Scorecard
1. Definisi Blance Scorecard
Balanced Scorecard merupakan alat manajerial yang dirancang untuk membantu
perusahaan-perusahaan individu yang memiliki kinerja keuangan jangka pendek
menurut (David, 2009 :513). Atkison et al. (2012 :105) juga berpendapat bahwa
Balanced Scorecard merupakan alat manajerial memungkinkan perusahaan untuk
mengembangkan pandangan yang lebih komprehensif dan memberikan cara yang
jelas bahwa perusahaan-perusahaan yang harus mengukur untuk mengevaluasi
implikasi yang timbul dari tujuan strategis.
21
Menurut definisi dari Kaplan dan Norton (1996) dalam Stephanie (2014 :98)
mengatakan Balanced Scorecard yaitu mengacu pada kinerja perusahaan antara
langkah-langkah eksternal untuk pemegang saham dan pelanggan, dan langkahlangkah seperti financial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan, sehingga seimbang antara hasil dari upaya terakhir dan langkahlangkah yang mendorong kinerja perusahaan. Jadi Balanced scorecard
yaitu
seimbang antara tujuan, dan hasil yang mudah diukur dan subjektif sehingga
kinerja dapat diukur.
2. Manfaat Balanced Scorecard
Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton
(2000:122) adalah sebagai berikut:
a. Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
b. Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal,
dan belajar dan bertumbuh).
c. Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah
mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem
dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
d. Membangun
Balanced
Scorecard,
sebelum
Balanced
Scorecard
diterapkan oleh suatu organisasi, organisasi terlebih dahulu harus
membangun atau menyusun Balanced Scorecard.
22
Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru.
Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan
peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton,
2000:9) adalah:
a. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan
dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh
perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi
perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan
strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan
ukuran pencapaiannya.
b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
Balanced Scorecard.
Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan
kepada tiap karyawan apa yangdilakukan perusahaan untuk mencapai apa
yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini
bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
c. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis. Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan
antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced scrorecard
sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana
yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan
jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
d. Meningkatkan Umpan balik dan pembelajaran strategis
23
Proses keempat ini akan memberikan strategis learning kepada
perusahaan. Dengan Balanced Scorecard sebagai pusat sistem perusahaan,
maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah
dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
3. Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard
Keunggulan Balanced Scorecard dalam system perencanaan strategis menurut
Mulyadi (2014: 237-245) adalah mampu menghasilkan rencana strategis yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada
perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain: customer, proses
bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan empat
perspektif tersebut menghasilkan manfaat, yaitu menjanjikan kinerja
keuangan yang berlipat ganda dan jangka panjang, serta memampukan
perusahaan untuk memasuki lingkungan yang kompleks.
2) Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan
sebab akibat (causal relationship) diantara berbagai sasaran strategik yang
dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang
ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan
kasual dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kekoherenan juga berarti dibangunnya hubungan sebab akibat
antara keluaran yang dihasilkan sistem perencanaan strategik (renstra).
24
Sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem perencanaan strategik
merupakan penerjemahan visi, misi tujuan dan strategi yang dihasilkan
sistem perumusan strategi.
3) Terukur
Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang
dihasilkan oleh system tersebut. Balanced Scorecard mengukur sasaransasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran–sasaran strategik di
perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam
pendekatan Balanced Scorecard, sasaran di ketiga perspektif non
keuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga
dapat terwujud. Dengan demikian, keterukuran sasaran-sasaran strategik di
ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran
strategik non keuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda
dan berjangka panjang.
4) Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategik sangat penting untuk menghasilkan kinerja keuangan jangka
panjang. Keseimbangan sasaran strategik yang ditetapkan dalam
perencanaan strategik mencakup empat sasaran strategik yang perlu
diwujudkan oleh perusahaan, yaitu financial returns yang berlipat ganda
dan berjangka panjang (perspektif keuangan), produk jasa yang mampu
menghasilkan value terbaik bagi customer (perspektif pelanggan), proses
25
yang produktif dan cost effective (perspektif bisnis internal) dan sumber
daya manusia yang produktif dan berkomitmen (perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan).
Menurut Atkinson et al. (2012: 139-142) sedikitnya ada empat kelemahan dalam
membuat dan memasukkan ukuran serta sistem manajemen baru ke
organisasi, yaitu:
1) Manajemen senior tidak berkomitmen.
2) Tanggung jawab Balanced Scorecard tidak mengalir kebawah.
3) Solusi dirancang berlebihan atau Balanced Scorecard diperlukan
sebagai peristiwa satu kali.
4) Balanced Scorecard diperlakukan sebagai system atau proyek
konsultasi
4. Perspektif Balance Scorecard
Dalam Balanced Scorecard terdapat 4 perspektif yang dikaitkan dengan visi dan
strategi organisasi menurut Kaplan dan Norton (1992 :72), yaitu:
1) Perspektif finansial (shareholders-pemegang saham),
2) Perspektif pelanggan (customers),
3) Perspektif proses bisnis internal (internal-business-process), dan
4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, manajemen, dan
organisasi (learning and growth).
Masing-masing perspektif saling terkait dan membentuk hubungan sebab akibat.
Ketiga perspektif lainnya akan mendorong perspektif finansial sehingga mampu
memberikan keuntungan pada perusahaan dan shareholder.
26
Berikut akan dijelaskan mengenai keempat perspektif Balanced Scorecard.
G. Perspektif Finansial ( Financial Perspective)
Menurut Gaspersz (2006 :38) Untuk membangun suatu Balanced Scorecard, unitunit bisnis harus dikaitkan dengan tujuan finansial yang berkaitan dengan strategi
perusahaan. Tujuan finansial berperan sebagai fokus bagi tujuan-tujuan strategik
dan ukuran-ukuran semua perspektif dalam Balanced Scorecard. Setiap ukuran
yang dipilih menjadi bagian dari suatu keterkaitan hubungan sebab-akibat yang
memuncak pada peningkatan kinerja finansial.
Aspek
keuangan
menunjukkan
apakah
perencanaan,
implementasi
dan
pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Pengukuran
kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan
bisnis, yaitu:
a. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki
potensi pertumbuhan terbaik. Disini manajemen terikat dengan komitmen
untuk mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi,
menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan
jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina
dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
b. Tahap Bertahan (Sustain)
Tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Pada
27
tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada,
bahkan mengembangkannya jika memungkinkan.
c. Tahap Menuai (Harvest)
Tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar menuai hasil investasi
ditahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi
pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan
dan perbaikan.
1. Perspektif Pelanggan (Costumer Perspective)
Gaspersz (2006 :52) Dalam perspektif pelanggan dari Balanced Scorecard,
perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar di mana mereka
akan berkompetisi.
Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu:
1) kelompok pengukuran inti (Core measurement group), yang memiliki
beberapa komponen pengukuran, yaitu:

Pangsa Pasar (Market Share): pangsa pasar ini menggambarkan
proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu.
Hal itu diungkapkan dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang
dibelanjakan atau volume satuan yang terjual.

Retensi Pelanggan (Customer Retention): menunjukkan tingkat
dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan
pelanggan. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui
besarnya presentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang
ada saat ini.
28

Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition): pengukuran ini
menunjukkan tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik
pelanggan baru memenangkan bisnis baru. Akuisisi ini dapat
diukur dengan membandingkan banyaknya jumlah pelanggan baru
di segmen yang ada.

Profitabilitas Pelanggan (Customer Profitability): suatu tingkat
laba bersih yang diperoleh perusahaan dari suatu target segmen
tertentu.

Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction): pengukuran ini
berfungsi untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait
dengan kriteria spesifik dalam value proportion.
2. Proporsi nilai pelanggan ( Customer Value Proportion )yang merupakan
pemicu kinerja yang terdapat pada Proporsi nilai inti (Core Value
Proportion) didasarkan pada atribut sebagai berikut:

Produk atau atribut layanan yang meliputi fungsi produk atau jasa,
harga dan kualitas. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang
diinginkan pelanggan atas produk atau jasa yang ditawarkan.

Hubungan
pelanggan
adalah
strategi
dimana
perusahaan
mengadakan pendekatan agar perasaan pelanggan merasa puas atau
produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

Gambar dan reputasi adalah membangun image dan reputasi dapat
dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang
dijanjikan.
29
2. Perspektif Proses Bisnis Internal ( Internal Process Perspective)
Dalam perspektif ini, agar dapat menentukan tolak ukur bagi kinerja ini,
manajemen perusahaan pertama-tama perlu mengidentifikasi proses bsinis
internal yang terdapat di dalam perusahaan. Kaplan & Norton (2000 :169),
pendekatan Balanced Scorecard membagi pengukuran dalam perspektif proses
bisnis internal menjadi tiga bagian:
a. Inovasi (Innovation)
Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu mengidentifikasi
kebutuhan pasar dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan pasar tersebut.
b. Operasi (Operations)
Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka.
c. Pelayanan Purna Jual (Postsale Service)
Tahapan ini perusahaan berupaya untuk memberikan manfaat tambahan
kepada para pelanggan yang telah memberi produk-produknya dalam
berbagai layanan purna transaksi jual-beli, seperti garansi, aktivitas
perbaikan dan pemrosesan pembayaran.
3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ( Learning and
Growth Perspective)
Kaplan dan Norton (2000 :25), Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah
proses mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Balanced
30
Scorecard menekankan pentingnya investasi untuk kepentingan masa depan,
dalam perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga fakor yang
diperhatikan, (Kaplan & Norton, 2000 :174), yaitu:
a. Kemampuan Karyawan (Employee Capabilities)
Akibat adanya pergeseran teknologi yang menunjukkan seluruh pekerjaan
diotomatisasi, maka pekerjaan yang sama yang dilakukan secara
terusmenerus pada tahap efisiensi dan produktivitas yang tidak sama, tidak
lagi cukup bagi tercapainya keberhasilan perusahaan, ole karena itu
perusahaan harus melakukan perbaikan terusmenerus.
b. Kemampuan Sistem Informasi (Information System)
Motivasi dan keahlian karyawan diperlukan dalam mencapai tujuan
pelanggan dan bisnis internal, namun itu saja tidak cukup jika mereka
tidak memiliki informasi yang memadai. Dalam persaingan bisnis yang
sangat ketat ini maka diperlukan informasi yang tepat, cepat, dan akurat
sebagai umpan balik. Informasi tersebut dapat berupa informasi tentang
pelanggan, proses bisnis internal, keuangan, dan keputusan yang dibuat
oleh karyawan.
c. Motivasi, Kekuasaan, dan keselarasan (Motivation, Empowerment, and
Alignment)
Ukuran dari motivasi karyawan adalah jumlah saran per-pegawai, dimana
ukuran ini menangkap partisipasi karyawan yang sedang berlangsung
dalam memperbaiki kinerja perusahaan, dan tingkat kualitas partisipasi
karyawan dalam memberikan saran untuk peluang perbaikan.
31
Untuk menentukan tujuan dan ukuran yang berkaitan dengan kemampuan
karyawan, ada tiga hal yang dipertimbangkan yaitu:
a. Produktivitas Karyawan
Ialah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan usaha peningkatan moral
dan keahlian karyawan, inovasi, dan kepuasan pelanggan.
b. Presentase Pelatihan Karyawan yang Terampil
Untuk meningkatkan kompetensi dalam mengelola manajemen, sehingga
karyawan dapat terus berkembang dan terampil di masing-masing unit
kerja.
c. Kepuasan karyawan
Kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting dan
hal ini merupakan pra-kondisi untuk meningkatkan daya tanggap mutu,
prouktivitas, dan layanan pelanggan. Untuk mencapai kepuasan karyawan,
maka pihak manager dapat melakukan survey secara rutin.
32
H. Penelitian Terdahulu
TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti
Judul
Perbedaan
Persamaan
Alat Analisis
Hasil
Arwinda
(2015)
Analisis
Balanced
Scorecard
sebagai alat
pengukuran
kinerja
perusahaan
pada PT
Jamsostek
cabang
belawan
Managing
Environmental
and Economic
Performance:
A Review of
Theory and
Practice on
Performance
Measurement
Objek yang
Diteliti kierja
pada
PT Jamsostek
cabang
belawan
Meneliti dengan
Metode Balance
Scorecard
Metode
Deskriptif dan
Uji Validitas
dan
Realibilitas
kinerja masih
perlu diperbaiki
lagi agar
perusahaan
mampu
mencapai
kinerja yang
baik
Objek yang
diteliti
mengelola
baik kinerja
ekonomi dan
lingkungan
Meneliti dengan
Metode Balance
Scorecard
Metode
Deskriptif dan
Uji Validitas
dan
Realibilitas
Marlys dan
Salterio
(2000)
WCS
Incorporated
Aplikasi
Balanced
Scorecard
Meneliti dengan
Aspek keuangan,
pelanggan, bisnis
internal, inovasi
dan pembelajaran
Sapardian
to
(1992)
Analisis
Pengukuran
Kinerja
Perusahaan
dengan
Konsep
Balanced
Scorecard
(Studi Kasus
pada PT
Trusco Insan
Mandiri
Samarinda)
Aplikasi
Balanced
Scorecard
Meneliti dengan
Aspek keuangan,
pelanggan, bisnis
internal, inovasi
dan pembelajaran
Penerapan target
kinerja untuk
tetapkan skor
yang diperoleh
tiap aspek
ukuran:
memakai skala
100
Meneliti dengan
Metode Balance
Scorecard
Diperlukan
meningkatkan
pemahaman
tentang peran
berkelanjutan
balanced
scorecard
sebagai alat
penting dalam
pengelolaan
ekonomi dan
lingkungan
kinerja dalam
organisasi
Aplikasi
Balanced
Scorecard
semakin banyak
yang mengisi
riset perubahan
dalam
manajemen
Bahwa
perusahaan
tradisional tidak
mampu
menerapkan
Balanced
scorecard tanpa
keterlibatan para
manajer senior
yang memiliki
gambar paling
lengkap
mengenai misi
dan tujuan
perusahaan
Stephanie
et al
(2014)
(Sumber : berbagai jurnal)
33
I. Kerangka Berpikir
Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat aspek, yaitu
keuangan, aspek konsumen, aspek bisnis internal, dan aspek pertumbuhan dan
pembelajaran. Aspek keuangan memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan
dan implementasinya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba
perusahaan. Aspek konsumen memungkinkan manajer untuk mengartikulasikan
strategi yang berorientasi pada konsumen dan pasar yang nantinya akan
memberikan keuntungan keuangan masa depan yang lebih besar. Kemudian aspek
proses bisnis internal memberikan informasi menyangkut proses internal
perusahaan yang akan berdampak kepada kepuasan konsumen dan pencapaian
tujuan keuangan perusahaan. Sementara aspek pembelajaran dan pertumbuhan
mengidentifikasi
infrastruktur
yang
harus
dibangun
perusahaan
dalam
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Secara skema
kerangka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
GAMBAR 2.1 KERANGKA BERPIKIR
(Sumber : Kaplan dan Norton, 1996 :105)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif.
Desain deskriptif ini tujuan utamanya metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas menurut Sugiyono (2009 :21). Dalam
Penelitian ini penulis menggunakan jenis desain penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan 4 perspektif dengan
konsep Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perpektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
pada PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif
deskriptif non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu
merumuskan hipotesis. Penelitian ini akan memaparkan analisis pengukuran
kinerja perusahaan dengan konsep Balanced Scorecard studi pada PT Kimia
Farma
Apotek
di
BandarLampung.
Penelitian
yang
pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur.
Jenis data yang digunakan oleh penulisan adalah :
didukung
melalui
35
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang meliputi laporan
keuangan seperti laporan rugi laba, dan neraca perusahaan (sugiyono, 2013 :10).
2. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang terdiri dari kumpulan data non angka yang
sifatnya deskriptif, meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur entitas dan
gambaran mengenai proses penjualan dan pelayanan (Sugiyono, 2013 :12).
2. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2012 :225). Sumber primer ini berupa data yang
diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung dan wawancara atau
pengajuan pertanyaan kepada pimpinan perusahaan atau kepala cabang dan
karyawan yang berkepentingan dalam perusahaan, serta data yang diperoleh dari
pihak-pihak pelanggan yang berkaitan langsung dengan perusahaan.
2. Data sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan
informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini
dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam
bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2012 :225). Data ini digunakan untuk
mendukung infomasi dari data primer yang diperoleh baik dari wawancara,
36
maupun dari Studi Literatur (misalnya data tentang karyawan, keuangan,
pelanggan, struktur organisasi).
C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, pengukuran kinerja dengan Balanced scorecard akan
dilakukan dengan data yang ada. Aspek-aspek yang digunakan dalam Balanced
scorecard :
1. Aspek keuangan
Menurut Kasmir (2014 :200) pengukuran kinerja keuangan menunjukkan
apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan strategi memberikan
perbaikan yang mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam
sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang
terukur. Penggunaan aspek keuangan dilakukan agar dapat memberikan
kinerja suatu organisasi dalam kemampuan mengelola keuangan dan
menciptakan keuntungan. Kebaikan pengukuran dalam aspek keuangan
adalah perusahaan akan mengetahui kinerja pada waktu lampau.
Keburukannya adalah tidak dapat memberikan bagaimana kinerja kinerja
dimasa mendatang. Hal ini dapat terlepas dari sifat laporan keuangan
berdimensi waktu lampau. Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan menghitung nilai ROI, cash ratio dan Debt to total
assets ratio (DAR).
2. Aspek pelanggan
Kaplan dan Norton (1996 :73) menyatakan bahwa pengukuran kinerja
merupakan aspek pelanggan menunjukkan gambaran kepuasan pelanggan
37
dan kemampuan mempertahankan pelanggan lama serta keuntungan yang
diperoleh dari pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan
untuk mendapatkan gambaran mengenai kepuasan pelanggan akan
pelayanan di PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung. Keuntungan
pengukuran ini, organisasi bisnis dapat mengetahui tingkat kepuasan
stakeholders bisnis ini atau pihak konsumen untuk menjadi pertimbangan
perbaikan kinerja dimasa mendatang. Kekurangannya tentu terletak pada
subyektivitas pelanggan atau responden yang diteliti. Pengukuran yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah akuisisi pelanggan, dan retensi
pelanggan.
3. Aspek Proses Bisnis Internal
Menurut Hermawan (1996 :56) pengukuran kinerja merupakan aspek
proses bisnis internal merupakan identifikasi perusahaan proses bisnis
internal yang mempunyai nilai-nilai dan diinginkan konsumen. Hal ini
dilakukan untuk mencari gambaran kinerja proses bisnis internal.
Kelebihan pengukuran ini adalah dapat dengan rinci melihat kinerja
operasi atau kinerja proses pelayanan PT Kimia Farma Apotek Bandar
Lampung
terhadap
para
konsumen
mengenai
kinerja
karyawan.
Kekurangannya terletak kesulitan penerapan jika data yang tersedia untuk
pengukuran tidak lengkap. Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah inovasi produk, proses operasi, layanan purna jual.
38
4. Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kaplan dan Norton (1996 :40) menyatakan bahwa pengukuran kinerja
aspek pembelajaran dan pertumbuhan merupakan gambaran dalam
mendorong perusahaan menjadi organisasi belajar (learning organization)
sekaligus mendorong pertumbuhannya. Penggunaan aspek ini diterapkan
agar melihat bagaimana proses pembelajaran dan pertumbuhan suatu
organisasi berjalan. Kelebihan pengukuran ini dapat lebih melihat sikap
karyawan dalam perusahaan sehingga akan memberikan solusi yang baik
bagi perbaikan produktivitas karyawan. Kekurangannya terletak pada
kurang independennya sikap karyawan karena factor tekanan dari pihak
yang lebih mempunyai kekuasaan dalam organisasi bisnis tersebut.
Pengukuran yang dilakukan produktivitas karyawan dan kesetiaan
karyawan. Tabel 4 berikut ini menampilkan definisi, indikator pengukuran
variabel:
39
TABEL3.1. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL (IDIKATOR dan
FORMULA PENGUKURAN)
No
1.
2.
3.
4.
Definisi Variabel
(1)
Kinerja perspektif
keuangan: menunjukkan
apakah
perencanaan, implementasi
dan pelaksanaan strategi
memberikan
perbaikan yang mendasar,
perbaikan dalam sasaran
yang
secara khusus
berhubungan dengan
keuntungan yang terukur
(Kasmir, 2014 :200)
Kinerja perspektif
pelanggan:
Adalah gambaran akuisisi
pelanggan
Dan retensi pelanggan.
(Kaplan dan Norton, 1996
:73)
(2)
Formula Pengukuran
Skala
(3)
Kriteria Baik
Penjelasan
(4)
(5)
Gambaran
seluruh
pengukuran
Perhitungan
skor tiap
tahun
Perhitungan
skor tiap
tahun
Perhitungan
skor tiap
tahun
ROI
ROI=
Rasio
meningkat
Cash Ratio
CR=
Rasio
menurun
Debt to
total assets
ratio
DAR=
Rasio
menurutn
Gambaran
seluruh
pengukuran
akuisisi
Pelanggan
Rasio pelanggan baru
terhadap total pelanggan
Rasio
meningkat
Retensi
Pelanggan
Rasio pelanggan lama
terhadap total pelanggan
pada periode sebelumnya
Rasio
meningkat
Kinerja perspektif proses
bisnis :
Merupakan identifikasi
Perusahaan proses bisnis
internal yang mempunyai
nilai-nilai
dan yang di inginkan
konsumen.
Inovasi
produk
Kontribusi produk baru
terhadap laba
Rasio
meningkat
Proses
Operasi
Waktu pelayanan
administrasi
(Hermawan Ancelia, 1996
:56)
Layanan
Purna Jual
Waktu
semakin
sedikit
Rasio
meningkat
Kinerja perspektif
pembelajaran dan
pertumbuhan:
Merupakan gambaran
dalam mendorong
perusahaan menjadi
organisasi belajar
(Learning organization)
sekaligus mendorong
pertumbuhannya. (Kaplan
dan Norton, 1996 :40)
Produktivit
as
Karyawan
Kesetiaan
Karyawan
Rasio keluhan yang
berhasil ditangani
Laba bersih terhadap
jumlah karyawan
ℎ
ℎ
Nilainya
meningkat
Rasio
menurun
Analisis
scoring hasil
survey
Perhitungan
skor tiap
tahun
Gambaran
seluruh
pengukuran
Perhitungan
skor tiap
tahun
Perhitungan
skor tiap
tahun
Perhitungan
skor tiap
tahun
Gambaran
seluruh
pengukuran
Perhitungan
skor tiap
tahun
Perhitungan
skor tiap
tahun
40
D. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013 :187) menyatakan bahwa secara umum terdapat 2 macam teknik
pengumpulan data, yaitu wawancara, studi literatur, dan kuisioner :
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil dan teknik
wawancara ini dilakukan terhadap pimpinan perusahaan atau kepala cabang dan
karyawan yang berkepentingan dalam perusahaan, serta data yang diperoleh dari
pihak-pihak pelanggan yang berkaitan langsung dengan perusahaan. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau selfreport, atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi (Sugiyono 2013
:188).
2. Studi Literatur
Teknik
ini
mengungkapkan
berbagai
teori-teori
yang
relevan
dengan
permasalahan yang sedang dihadapi peneliti sebagai bahan pembahasan yang
relevan dan dapat memperlengkap hasil penelitian dengan menggunakan beberapa
literature, yaitu berupa jurnal, buku, artikel, dan lainnya yang berhubungan
dengan masalah dan tujuan penelitian. Sejalan dengan itu, Danial dan Warsiah
(2007:80) mengungkapkan bahwa studi literatur adalah teknik penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku, majalah yang
berkenaan dengan maslah dan tujuan penelitian. Dalam menggunakan teknik studi
41
literatur, peneliti melakukan penambahan informasi melalui membaca dan
mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan penelitian yang sedang
peneliti jalani, agar mendapatkan informasi lain yang dapat mendukung hasil dari
penelitian tersebut.
E. Definisi Konseptual
Balanced scorecard (BSC), merupakan salah satu metode pengukuran dan
manajemen performance untuk factor internal dan eksternal dari suatu
perusahaan. Metode Balanced scorecard melengkapi manajemen dengan
framework yang mentraslasikan visi dan strategi ke dalam system pengukuran
yang terintegrasi yaitu : aspek keuangan, aspek konsumen, aspek proses bisnis
internal, aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Empat aspek di dalam BSC
menyatakan adanya saling keterkaitan untuk dapat menggambarkan strategi yang
dimiliki perusahaan.
F. Teknik Analisis Data
Mengukur kinerja serta perhitungan skor masing-masing aspek
1. Mengukur Kinerja Aspek Keuangan
Rsio keuangan yang dihitung adalah:
a. Return On Investment (ROI)
mengukur tingkat pengembalian atau hasil penjualan atau investasi
yang ditanamkan.
=
(Sumber : Kasmir, 2014 :202)
100%
42
b. Current Ratio (CR), kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Merupakan asset
jangka pendek (aktiva lancar) dibagi dengan hutang jangka pendek
(hutang lancar), dinyatakan dalam persen.
=
(Sumber : Kasmir, 2014 :136)
100%
ℎ
c. Debt to total assets ratio (DAR) adalah salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan.
=
ℎ
(Sumber : Kasmir, 2014 :156)
100%
Untuk menghitung rasio dalam perspektif keuangan digunakan
laporan keuangan tahunan perusahaan, yaitu laporan keuangan PT.
Kimia Farma Apotek Bandar Lampung 2012-2016. Selanjutnya
hasil dari perhitungan rasio dibandingkan antara periode satu
dengan periode yang lain, apakah dari rasio tersebut terdapat
kenaikan atau penurunan kinerja.
2. Mengukur Kinerja Aspek Pelanggan
Perhitungan yang dipergunakan adalah :
a. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition): pengukuran ini
menunjukkan tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik
pelanggan baru memenangkan bisnis baru. Akuisisi ini dapat
diukur dengan membandingkan banyaknya jumlah pelanggan baru
di segmen yang ada (Gaspersz, 2006 :52).
43
=
100%
(Sumber : Husein, 1998 :98)
b. Retensi Pelanggan (Customer Retention): menunjukkan tingkat
dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan
pelanggan. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui
besarnya presentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang
ada saat ini(Gaspersz, 2006 :52).
=
(Sumber : Yuwono et al, 2007 :165)
100%
3. Mengukur Kinerja Aspek Proses Bisnis Internal
a. Inovasi produk, yaitu dapat diukur dengan mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan secara spesifik untuk masa kini dan masa
mendatang yang di peroleh dari kuisioner yang diberikan untuk
pelanggan. Sehingga perusahaan mampu menawarkan produk
(barang atau jasa) sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Yuwono et
al, 2007 :166).
=
ℎ
(Sumber : Yuwono et al, 2007 :166)
100%
b. Proses operasi merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara
nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka (Yuwono et al,
2007 :166).
44
=
(Sumber : Yuwono et al, 2007 :166)
c. Pelayanan purna jual tahapan ini perusahaan berupaya untuk
memberikan manfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah
memberi produk-produknya dalam berbagai layanan purna
transaksi jual-beli, seperti garansi, aktivitas perbaikan dan
pemrosesan pembayaran (Yuwono et al, 2007 :166).
=
ℎ
ℎ
(Sumber : Yuwono et al, 2007 :166)
ℎ
ℎ
100%
4. Mengukur kinerja aspek pembelajaran dan pertumbuhan
a. Produktivitas karyawan, untuk mengetahui produktivitas karyawan
dalam periode tertentu dengan membandingkan keuntungan jasa
dengan jumlah karyawan selama tahun 2012 sampai tahun 2016.
=
ℎ∶
(Sumber : Hermawan, 1996 :57)
ℎ
b. Retensi karyawan, merupakan kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan
selama
mungkin
pekerja
yang
diminati
perusahaan dengan membandingkan jumlah karyawan yang keluar
dengan jumlah seluruh karyawan pada tahun 2012-2016.
=
(Sumber :Hermawan, 1996 :57)
ℎ
ℎ
ℎ
100%
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan
dari setiap perspektif Balanced Scorecard yang digunakan untuk mengukur kinerja
PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung sebagai berikut:
1) Perspektif Keuangan
Setelah dilakukan mengukur perspektif keuangan ada 2 indikator yang tidak
baik yaitu ROI dan CR, dan satu indikator DAR baik, artinya dalam perspektif
keuangan perusahaan ini masih kurang baik.
2) Perspektif Pelanggan
Setelah dilakukan pengolahan data perspektif pelanggan memiliki satu
indikator yang tidak baik dan satu indikator baik, artinya masih cukup baik.
3) Perspektif Proses Internal Bisnis
Inovasi yang dilakukan PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung baik
karena memiliki dua indikator yang baik dan satu indikator yang tidak baik,
karena
perusahaan
administrasi.
melakukan
deadline
pengurangan
waktu
proses
71
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Umumnya karyawan merasa cukup puas bekerja pada perusahaan namun PT
Kimia Farma Apotek Bandar Lampung harus tetap melakukan perubahanperubahan agar tingkat kepuasan karyawan tercapai.
Secara keseluruhan, kinerja perusahaan dari 4 (empat) perpektif balanced scorecard
dapat dikatakan baik karena perusahan dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.
Terdapat 6 (enam) dari 10 (sepuluh) indikator tolak ukur yang digunakan dengan
perspektif Balanced Scorecard berhasil memenuhi target.
Setelah mengkaji keempat perspektif Balanced Scorecard, setiap perspektif memiliki
keterkaitan yang dapat disimpulkan bahwa pelanggan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan kinerja perusahaan dimana kepuasan pelanggan mengakibatkan
perusahaan melakukan perubahan-perubahan atau peningakatan inovasi dan
melakukan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan. Untuk itu peningkan
program training sebagai proses pembelajaran para karyawan harus dilakukan agar
para karyawan dapat membantu perusahan dalam melakukan perubahan atau inovasi.
Semakin banyak customer yang menjadi konsumen, maka pelayanan dan inovasi
yang dilakukan perusahaan juga semakin bertambah dan perusahan tidak akan ragu
untuk membekali para karyawannya dengan ilmu yang diharapkan akan berguna bagi
perusahaan karena hal tersebu secara langsung akan menigkatkan profitabilitas
perusahaan yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
72
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah:
1) Perusahaan berusaha memperbaiki kinerja dari perpektif keuangan terutama
pada indikator ROI dan CR , caranya untuk peningkatan ROI dapat dilakukan
dengan berusaha meningkatkan penjualan dan menekan biaya-biaya atau
efisiensi sehingga perolehan laba perusahaan bias meningkat pada masa yang
akan datang. CR bisa dengan cara mengurangi kewajiban jangka pendek
dengan melepas atau menjual asset asset jangka panjang atau asset tetap yang
tidak produktif.
2) Perlu adanya penambahan karyawan agar lebih fokus pembagian kerjanya.
Kemudian bisa juga dengan membuat departemen khusus untuk melakukan
ekspansi mencari pelanggan baru dan membuat departemen khusus pula
bagian pelayanan pelanggan lama.
3) Proses operasi disarankan perusahaan untuk tetap mempertahankan prosesnya
selama 7 hari yang semula adalah 20 hari, hal ini bertujuan agar pelanggan
merasa lebih nyaman dengan proses administrasi yang tidak terlalu lama.
4) Dalam penelitian ini peneliti mengakui adanya kekurangan dalam penargetan
setiap tahunnya pada setiap indikator karena keterbatasan waktu, dana, dan
data yang diperoleh oleh perusahaan tidak lengkap. Sehingga peneliti
selanjutnya disarankan untuk mengembangkan lagi setiap penargetan pada
setiap indikator.
5) Bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan konsep Balanced Scorecard
disarankan agar menambah lebih banyak lagi indikator yang digunakan,
73
seperti pada indikator pelanggan di tambah kepuasan konsumen dan
profitabilitas pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Arwinda, Tika. 2015. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Kinerja Perusahaan pada PT Jamsostek Cabang Belawan. JURNAL RISET
AKUNTANSI DAN BISNIS, Volume 15 No.1-Maret 2015,
Atkinson, Anthony A., Kaplan, Robert S. Matsumura, Ella Mae, dan Young, S.
Mark. 2012. Akuntansi Manajemen, Edisi Kelima, Jilid 2. Jakarta: Indeks.
Bastian, I. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Penerbit BPF.
Yogyakarta.
Daft, Richard L. 2009. Manajemen. Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.
Danial, E and Warsiah N. 2009. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:
laboratorium PKn UPI.
David, Fred R. 2012. Strategic Management (Manajemen Strategis Konsep).
Salemba Empat. Jakarta.
Gaspersz, V. 2006. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard
dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Griffin, Ricky W. 2008. Manajemen. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Heizer, J. and Render, B. 2012. Operation Management. Prentice Hall
International. Nine Edition. United States of America.
Hermawan, Anccela. 1996. Balanced Scorecard Sebagai Sarana Akuntansi
Manajemen Strategik. Jakarta: IAI.
Husein, Umar. 1998. Riset Akuntansi: Panduan Lengkap Untuk Membuat Skripsi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kaplan, R.S., and Norton, D.P. 1992. The Balanced Scorecard:Measures that
drive performance. Harvard Business Review, Vol.70, no. 1, pp. 71-79.
. 1996. Translating Strategy into Action: The
Balanced Scorecard, Harvard Business School Press, USA.
. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi, Terjemahan oleh Peter R.Yosi Pasla dari Balanced
Scorecard : Transalting Strategi Into Action (1996), Erlangga, Jakarta.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Raja Gravindo Persada, Jakarta.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Menejemen. Salemba
Empat. Jakarta.
. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced
Scorecard.Yogyakarta: UUP STIM YKPN
Robbins, Stephen P. dan Coulter,Mary. 2010. Manajemen. Edisi Kesepuluh.
Jakarta: Erlangga.
Schroeder,R.G. 2010. Operations Management Contemporary Concepts and
Cases. Third Edition. McGraw Hill.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit: Alfabeta Bandung.
. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Bandung :
Alfabeta..
Stephanie et al. 2014. Meneliti Tentang Mengelola Kinerja Lingkungan dan
Ekonomi Menggunakan Tinjauan Teori dan Praktek Pengukuran. The
International Journal of Accounting and Business Society, vol. 22, No. 1
August 2014.
Yuwono, S., Sukarno, E., & Ichsan, M. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
http://www.kimia farma.co.id.diakses tanggal 14 November 2016
Download