KAJIAN EFEK SINERGISTIK PROBIOTIK DENGAN FRUKTOOLIGOSAKARIDA (FOS) TERHADAP DIAREGENIK Escherichia coli THE SYNERGISTIC EFFECT OF PROBIOTIC AND FRUCTOOLIGOSACCARIDE (FOS) TO Escherichia coli DIARRHEAGENIC (Agnes Sri Harti * dan Ratno Agung Samsumaharto *) I. PENDAHULUAN Probiotik adalah biopreparasi yang mengandung sel hidup atau organisme alami yang mampu berkolonisasi dan sebagai bagian microflora dalam hewan, manusia serta menstimulir proses digestive dan imunitas.. Jenis bakteri “baik” yang tergolong probiotik antara lain Lactobacillus casei Shirota strain, L. reuteri, L. acidophilus LA-1, L. Gasseri, L. rhamnosus, Bifidobacterium lactis Bb-12, B. breve, B. longum. Prebiotik merupakan makanan yang tidak dapat dicerna, tetapi menguntungkan terhadap penghuni bakteri colon dengan cara meningkatkan jumlah dan aktivitas bakteri baik. Beberapa jenis prebiotik yang telah digunakan yaitu lacto sucrose, soybean oligosacharida, palatinose, isomaltive oligosacharida, gluco oligosacharida, xylo oligosacharida, laktulosa, laktitol dan xilitol, sorbitol dan manitol. Substrat yang dapat diperlukan berasal dari bahan makanan yang tidak dapat diserap dan dicerna oleh enzim mamalia termasuk manusia antara lain “dietary fiber” yang larut dalam air (Waspodo I, 2004). Diare infeksius merupakan salah satu kasus tertinggi di dunia sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas. Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC) adalah bakteri penyebab diare terutama pada anak-anak. Konsep synergistik (campuran probiotik dan oligosakarida) akhir-akhir ini dipakai untuk karakterisasi makanan peningkatan kesehatan dan suplemen yang dipakai sebagai penyusun makanan penting pada manusia. Dengan kombinasi keduanya (probiotik dan oligosakarida) maka berguna untuk meningkatkan daya hidup bakteri probiotic selama melewati saluran pencernaan atas dan implantasi lebih efisien dalam hal kolonisasi mikrobiota, bersamaan dengan efek stimulasi oligosakarida dalam pertumbuhan dan atau aktivitas antara keduanya bakteri exogenous (probiotik) dan endogenous. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek sinergisme probiotik (Lactobacillus acidophilus) dan fruktooligosakarida (FOS) terhadap pertumbuhan diaregenik Escherichia coli. II. METODOLOGI PENELITIAN 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Biologi Universitas Setia Budi, di Surakarta 1 2. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : inkubator, autoclave, entkas, waterbath, inkubator, spektrofotometer, ultracentrifuge, timbangan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lactobacillus acidophilus, diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi PAU Pangan dan Gizi, Universitas Gajah Mada Yogyakarta; Isolat standart EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli) O 114, O 126, O 142 dan ATCC 10536, diperoleh dari Biofarma Bandung; Isolat diaregenik Escherichia coli diperoleh dari Puskesmas daerah Yogyakarta; Prebiotik FOS diperoleh dari sumbangan P.T. Sari Husada, Yogyakarta; media BGLB cair, media BHI cair, media uji biokimia, larutan NaCl fisiologis steril, akuadest steril 3. Pengambilan Sampel Sebanyak 30 sampel feces / tinja diperoleh dengan cara mengambil olesan tinja dari lubang dubur anak-anak penderita diare yang datang di Puskesmas. 4. Isolasi dan Identifikasi Diaregenik E. coli Satu ose sampel feces digoreskan medium lempeng Endo Agar dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 – 48 jam. Koloni khas E. coli tampak membentuk warna metalik (kilap logam) dan diidentifikasi uji biokimiawi sesuai standar Bergeys Manual of Sistematic Bacteriology. 5. Pengujian Efek Sinergistik Probiotik (L. acidophilus) dengan FOS Terhadap Diaregenik Escherichia coli. Ada 3 tahap pengujian yaitu : a. Pertumbuhan L. acidophilus pada media BHI cair yang ditambah FOS berbagai prosentase : 0 %; 0.5 %; 1.0 %; 2.0 %; 4.0 % dan 8.0 %. Lalu diinkubasi pada suhu 37 C selama 20 jam. b. Pertumbuhan bakteri E. coli pada media yang ditambah L. acidophilus dan FOS. Inokulasi media BHI cair yang telah dikultur Lactobacillus acidophilus dengan sejumlah (satu ose) inokulum diaregenik Escherichia coli (Standart Brown II) lalu inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. a. Perhitungan bakteri E. coli metode MPN Dibuat seri pengenceran dari media BHI yang telah ditumbuhi E. coli dan L. acidophilus menggunakan NaCl fisiologis steril (Pengenceran 10-3,10-6 ,10-6). Dari masing-masing pengenceran diambil 50 ul tiap tabung dan diinokulasi pada 3 seri media BGLB cair. Semua media BGLB cair tersebut diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. 2 Diamati hasil uji positif adanya E. coli dengan terbentuknya keruh dan gas (adanya rongga dalam tabung Durham). Ditentukan jumlah E. coli dari jumlah tabung positif dan index MPN ditentukan dengan rujukan Tabel MPN. 6. Rancangan Penelitian Untuk mengetahui efek sinergistik probiotik dan prebiotik digunakan desain penelitian Pre Test Post Test with Control Group Design. 7. Variabel Penelitian Variabel tergantung adalah jumlah sel bakteri. Variabel bebas adalah isolat Lactobacillus acidophilus, isolat diaregenik Escherichia coli dan konsentrasi prebiotik FOS . 8. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil percobaan di laboratorium. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penambahan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus Diinokulasi bakteri Lactobacillus acidophilus (umur biakan 20 jam) pada media BHI cair yang ditambah prebiotik FOS dengan prosentase : 0 %; 0.5 %; 1.0 %; 2.0 %; 4.0 % dan 8.0 %. Lalu diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam dan diukur OD pertumbuhan (Absorbansi) L. acidophilus pada = 565 nm secara spektrofotometri. TABEL 1. Hasil Pengukuran Pengaruh Penambahan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Prosentase FOS 0 % (kontrol) 0,5 % 1,0 % 2,0 % 4,0 % 8,0 % Absorbansi (A) pada = 565 nm 1,273 1,395 1,612 1,856 1,768 1,686 Hasil percobaan menunjukkan konsentrasi optimum Fruktooligosakarida (FOS) yang dipakai adalah 2,0 % karena memberikan OD yang optimal. 3 TABEL 2. Data Efek Sinergistik Probiotik (Lactobacillus acidophilus) Dengan Prebiotik FOS (Fruktooligosakarida) 2 % Terhadap Jumlah Bakteri Diaregenik Escherichia coli Secara Metode MPN. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Kode Sampel P 10-3 EPEC O 114 0 EPEC O 126 0 EPEC O 142 1 ETEC / LT 2 ETEC / ST 2 ATCC 10536 2 ATCC 25922 0 1 2 2 2 3 3 4 2 7 1 8 0 9 1 15 1 18 2 22 1 24 0 25 0 43 2 BHI + E. coli ATCC 3 25922 (kontrol negatif) (BHI + FOS) + E. coli 3 ATCC 25922 BHI + E. coli + L. 3 acido-philus (kontrol positif) P 10-6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 P 10-9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 > 2400 3 1 460 MPN / 100 ml 0 0 3,6 9,1 15 9,1 0 9,1 9,1 23 9,1 3,6 0 3,6 3,6 9,1 3,6 0 0 9,1 > 2400 Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan probiotik (Lactobacillus acidophilus) mampu menghambat pertumbuhan bakteri diaregenik Escherichia coli yang dapat ditunjukkan pada no. 21 jumlah E. coli / 100 ml metode MPN yaitu > 2400 x 10 6 dari medium BHI + E. coli ATCC 25922 (kontrol negatif) dibandingkan no. 23 jumlah E. coli / 100 ml metode MPN yaitu 460 x 10 6 dari medium BHI + E. coli + L. acidophilus (kontrol positif). Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan L. acidophilus mampu menekan pertumbuhan E. coli yang ditunjukkan dari penurunan jumlah E. coli . Sedangkan efek sinergistik prebiotik dan penambahan prebiotik FOS (Fruktooligosakarida) menunjukkan hasil uji statistik yang berbeda nyata dari sampel no. 1 s/d no. 20 dibandingkan dengan kontrol negatif maupun kontrol positif maka diaregenik E. coli berdasarkan metode MPN / 100 ml. Hal ini membuktikan bahwa FOS mampu berperan sebagai prebiotik dibandingkan 4 tanpa prebiotik dengan adanya penurunan jumlah E. coli / 100 ml metode MPN yang bermakna bahkan sampai tidak mampu tumbuh (0) Bakteri probiotik yang pertama beredar di pasaran terdapat dalam bentuk beku atau kering beku sebagai food supplement. Pada tahun 1997 pasar produk yogurt probiotik mancapai 65 % dan susu probiotik mencapai 23 % dari total pangan fungsional yang dipasarkan. Aspek penting dalam pengembangan pangan fungsional adalah pemilihan galur bakteri probiotik yang akan digunakan bersifat aman, mampu bertahan melewati pencernaan bagian atas dan garam empedu dan mampu mengkolonisasi alat pencernaan serta mampu tumbuh dalam susu (Jenie B.S.L., 2003). Berbagai macam usaha dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas probiotik, salah satunya pengembangan pangan sinbiotik yaitu penggabungan probiotik dengan prebiotik menjadi jenis makanan yang berfungsi sebagai makanan pembawa probiotik contoh Bifidobacteria dengan prebiotik frukooligosakarida. Di Indonesia juga dikenal beberapa industri susu, salah satunya PT. Sari Husada telah mengembangkan penggunaan FOS pada produk susu bayi yang dapat memberi manfaat lebih dibandingkan dengan produk susu tanpa penambahan probiotik. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa adanya efek sinergisme probiotik (Lactobacillus acidophilus) dalam prebiotik fruktooligosakarida (FOS) 2% mampu menekan pertumbuhan diaregenik Escherichia coli. V. DAFTAR PUSTAKA Afset J.E., Kare Bergh and Lars Bevanger, 2003. High Prevalence of Atypical Enteropatogenic Escherichia coli (EPEC) in Norwegian Children with Diarrhoea. Abstract Journal Medical Microbiology 52 : 1015 – 1019. Bomba et al, 2002. Improvement of the probiotic effect of microorganisms by their combination with maltodextrins, fructo-oligosaccharides and polyunsaturated fatty acids. British Journal of Nutrition, Volume 88 September Supplement 2002. Clarke S.C. et al, 2003. Virulence of Enteropathogenic Escherichia coli, a Global Pathogen. Clinical Microbiology Reviews, Vol. 16, No. 3 : 365 – 378. Jenie B.S.L., 2003 . Pangan Fungsional Penyusun Flora Usus yang Menguntungkan dalam Seminar Sehari Keseimbangan Flora Usus Bagi Kesehatan dan Kebugaran, IPB Bogor. Shah N.P., 2000. Probiotic Bacteria : Selective Enumeration and Survival in Dairy Product. Journal Dairy Science, 2000 (83 : 894 – 907). Waspodo I., 2004. Agar Probiotik Menyehatkan Saluran Cerna dalam Harian Kompas (6 November 2004). Winarno F.G., 2003. Mikroflora Usus Bagi Kesehatan dan Kebugaran dalam Seminar Sehari Keseimbangan Flora Usus Bagi Kesehatan dan Kebugaran, IPB Bogor. 5 6