AUDIT ATAU PEMERIKSAAN ATAS PENGGUNAAN

advertisement
AUDIT ATAU PEMERIKSAAN ATAS PENGGUNAAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH
(Studi Kasus pada SMK X Surabaya)
Oleh:
Intan Martinasari Ludviana
Dosen Pembimbing:
Akie Rusaktiva Rustam, SE., MSA., Ak.
ABSTRACT
The purposes of this research are: 1) determine the audit or examination that is
used to report operational funding of education, 2) determine the procedures used
to audit or examine operational support local education. This study used a
qualitative research case study method. This study describes the object under
study phenomenon the recapitulation sheet financial budget. Data obtained
through the evidence and documentation. After that, the subject phenomenon
analyzed to find the possibility of error and then provide advice. From the
research that has been done can be concluded that: SMK X Surabaya not have
adequate knowledge of accounting and auditing that are still experiencing an
error at the time of engagement with the public accounting firm. We recommend
using the default public accounting firm in accordance with the SPAP in
conducting the audit.
Keyword: accounting, auditing, engagement, examination
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin terselenggaranya wajib
belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan
dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan pendidikan bagi
seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan
pendidikan yang sederajat.
Sektor Pendidikan, terutama pendidikan dasar merupakan sektor yang
paling penting dan menentukan perjalanan bangsa di kemudian hari sehingga
sudah seharusnya Pemerintah memberikan perhatian yang serius, komitmen
daerah terhadap pendidikan dasar ini di perlihatkan melalui penyediaan anggaran
1
yang memadai, karena anggaran merupakan parameter yang paling utama dalam
memperlihatkan prioritas yang dilakukan oleh sebuah pemerintah.
Pemerintah kota Surabaya mempunyai cara lain untuk mencerdaskan
tingkat pendidikan masyarakatnya. Pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan
Daerah setempat telah meluncurkan program Hibah Biaya Operasional
Pendidikan Daerah (Bopda) untuk sekolah negeri dan swasta. Program ini
ditujukan untuk tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan menengah.
Namun penulis hanya membatasi untuk mengulas hibah Bopda di tingkat SMA
atau SMK swasta di Surabaya.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah tahun
2011 yang disingkat dengan Bopda merupakan petunjuk teknis penggunaan dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya
pada sektor pendidikan yang memperoleh 30%. Terbitnya Perwali Kota Surabaya
ini dalam rangka pendampingan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
tahun 2011 yang perlu didukung dengan pembiayaan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diwujudkan dalam bentuk
program atau kegiatan biaya operasional pendidikan. Tujuan diterbitkannya
Perwali tersebut agar pengelolaan biaya operasional sekolah dapat dilaksanakan
secara efektif, efisien, akuntabel sesuai dengan prinsip pengelolaan keuangan
daerah dan meminimalisir tingkat penyalahgunaan dana yang mengarah pada
permasalahan pidana korupsi.
Pada Peraturan Walikota Surabaya Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pengganggaran, Pelaksanaan, dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan
Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menyatakan bahwa
terhadap pemeriksaan/audit hibah berupa uang dengan jumlah diatas Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dilakukan pemeriksaaan/ audit oleh
Kantor Akuntan Publik/ pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan terhadap penggunaan hibah berupa uang dengan
jumlah sampai Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dapat dilakukan
pemeriksaan/ audit oleh pejabat yang berwenang sesuai perundang-undangan.
Pembiayaan penggunaan Kantor Akuntan Publik dibebankan pada masing-masing
penerima hibah. Pelaksanaan pemeriksaan/ audit oleh Kantor Akuntan Publik/
pejabat yang berwenang harus bersifat atestasi sehingga dapat memberikan
pendapat tentang kecukupan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk tujuan
pelaporan pertanggungjawaban.
Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah jenis audit/pemeriksaan yang diterapkan atas penggunaan dana
Bopda pada SMK X Surabaya?
2. Bagaimanakah prosedur-prosedur audit/pemeriksaan atas penggunaan
dana Bopda SMK X Surabaya?
2
Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis jenis audit yang digunakan dalam
penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis prosedur-prosedur yang diterapkan
dalam penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Auditing
Terdapat beberapa pengertian auditing, di antaranya yaitu menurut Alvin
Arens et.al, (1996:1) auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang
mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari
keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang
terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pengertian auditing
menurut Mulyadi (2010:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan. Pengertian auditing menurut William Boynton et.al, (2002:5)
adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Jenis-jenis Audit
1. Audit laporan keuangan
2. Audit kepatuhan
3. Audit operasional
Opini Audit
1.
2.
3.
4.
5.
Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
Pendapat wajar dengan pengecualian
Pendapat tidak wajar
Pernyataan tidak memberikan pendapat
Jenis-jenis Auditor
1. Auditor independen
2. Auditor internal
3. Auditor pemerintah
3
Proses Audit
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri.
2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan.
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna
laporan keuangan.
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit.
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk
memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan
melaksanakan pengujian substantif.
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu
pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah.
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan.
Standar Auditing
Secara umum terdapat sepuluh standar auditing dalam Standar Profesional
Akuntan Publik yang terbagi atas Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan,
dan Standar Pelaporan. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor;
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental yang harus dipertahankan oleh auditor;
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya;
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan;
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya;
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor;
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
4
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Standar Atestasi
Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi
mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan
suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab
pihak lain. Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian
deklarasi secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi
tersebut. Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara
implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Standar
atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi: pemeriksaan (examination), review,
dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
Biaya Operasional Pendidikan Daerah (Bopda)
Tujuan Bopda
Tujuan pemberian hibah biaya operasional pendidikan daerah adalah
sebagai berikut:
a. Meringankan biaya pendidikan bagi masyarakat;
b. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan di kota Surabaya;
c. Mendorong sekolah swasta memenuhi standar nasional pendidikan
sebagaimana diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
d. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa yang berasal dari keluarga
miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun.
Sumber Dana
Menurut Pasal 3 Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 Tahun 2011
tentang Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah
Kepada Sekolah Swasta Tahun 2011, belanja hibah operasional pendidikan daerah
kepada sekolah swasta, dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Surabaya Tahun Anggaran 2011 pada belanja tidak langsung Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Besaran Dana
Pasal 4 Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah Kepada
Sekolah Swasta Tahun 2011 menyebutkan bahwa:
1. Besaran hibah biaya operasional pendidikan daerah untuk sekolah swasta
berdasarkan perhitungan setiap siswa per sekolah adalah sebagai berikut:
a. Siswa Sekolah Dasar (SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI)/ULA (setara
SD/MI)/Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Swasta sebesar Rp 29.000,00
(dua puluh Sembilan ribu rupiah) per siswa per bulan;
5
b. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)/WUSTHO (setingkat
SMP/Mts)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)/ Sekolah Menengah Pertama
Luar Biasa (SMPLB) Swasta sebesar Rp 70.500,00 (tujuh puluh ribu lima
ratus rupiah) per siswa per bulan;
c. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)/madrasah Aliyah (MA)/Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Swasta sebesar Rp 152.000,00 (seratus lima puluh dua ribu rupiah)
per siswa per bulan.
2. Hibah biaya operasional pendidikan daerah tidak bileh digunakan untuk
membiayai jenis kegiatan sebagai berikut:
a. investasi lahan dan bukan lahan yang digunakan untuk penyelenggaraan
pendidikan maupun satuan pendidikan kecuali pengadaan sarana dan
prasarana pembelajaran;
b. membayar tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional maupun
tunjangan struktural;
c. membayar gaji rutin bagi guru negeri diperbantukan dan/atau guru negeri
yang mengajar untuk memenuhi target 24 (dua puluh empat) jam;
d. membayar gaji rutin bagi guru tetap yayasan/pengelola pendidikan.
3. Belanja hibah biaya operasional pendidikan daerah digunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan sekolah swasta sebagai berikut:
a. Pengadaan alat tulis kantor;
b. Pembayaran rekening listrik, air, telepon dan internet;
c. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan;
d. Pengembangan kurikulum;
e. Kegiatan kesiswaan akademis maupun non akademis;
f. Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran;
g. Pemeliharaan gedung dan fasilitas sekolah swasta;
h. Pengembangan lembaga sekolah swasta.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai
sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil,
analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif
dan makna merupakan hal yang esensial. Dalam hal ini penelitian yang digunakan
adalah penelitian studi kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang digunakan
untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial yaitu individu, lembaga, atau masyarakat.
Sumber Data
Untuk menunjang terlaksananya kegiatan penelitian dan untuk kelancaran
penulis menyusun skripsi ini diperlukan berbagai data. Data-data yang digunakan
dalam penelitian ini berasal dari:
6
Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang secara khusus
dikumpulkan peneliti dari sumber asli untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer yang diambil pada penelitian ini adalah data yang berupa opini subjek
penelitian secara individual dengan metode wawancara dengan pihak-pihak terkait
yaitu dengan auditor dan staf yang menghasilkan data-data Bopda serta
pengetahuan mendalam tentang Bopda. Data primer yang dikumpulkan tersebut
akan memberikan informasi yang diperlukan dalam proses audit/pemeriksaan atas
penggunaan Bopda.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui perantara. Dalam penelitian ini data sekunder meliputi talaah literatur
untuk membentuk landasan teori, penelitian terdahulu atau dari teori yang ada
untuk mengukur kriteria-kriteria penelitian, bukti, catatan, dokumen atau arsiparsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder diperoleh
dari buku-buku, internet, dan literatur terkait lainnya. Bukti-bukti yang dihasilkan
adalah berupa:
a. Proposal kegiatan
b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah
c. Surat Perjanjian
d. Lembar Rekapitulasi Anggaran Keuangan
e. Bukti Kas Umum
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Observasi/Pengamatan.
Observasi/Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data dengan cara
mengamati aktivitas dan kondisi obyek penelitian. Teknik ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui operasional instansi, budaya kerja dan
penerapan teknologi oleh instansi pemerintah.
2.
Interview/Wawancara.
Interview/Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab
langsung terhadap pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data
dan keterangan yang berlandaskan pada tujuan penelitian. Teknik ini
dilaksanakan untuk mengetahui kondisi internal instansi pemerintah.
3.
Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data-data dan
dokumen instansi pemerintah yang relevan dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Langkah-langkah teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang dipahami.
2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan audit.
3. Mengetahui prosedur-prosedur penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
7
PEMBAHASAN
Jenis Audit yang Digunakan dalam Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Untuk pertanggungjawaban laporan penggunaan dana hibah Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah (Bopda) SMK X Surabaya sesuai pasal 9
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 Tahun 2011, maka untuk laporannya
dapat diaudit/diperiksa oleh kantor akuntan publik. Pada tahun 2011 SMK X
Surabaya memberikan tanggung jawab pelaporan kepada KAP Abdul Ghonie
Abubakar. Pada tanggal 15 Desember 2011 kedua belah pihak yaitu pihak
pertama adalah SMK X Surabaya dengan pihak kedua adalah KAP Abdul Ghonie
Abubakar menandatangai surat perjanjian dan telah sepakat untuk melaksanakan
jasa audit atas penggunaan dana hibah Bopda SMK X Surabaya selama tahun
2011.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), untuk perikatan
antara kedua belah pihak ini adalah perikatan pemeriksaan sesuai Standar Atestasi
Kepatuhan Seksi 500. Tujuan prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan KAP
Abdul Ghonie Abubakar atas asersi manajemen tentang kepatuhan terhadap
persyaratan tertentu adalah untuk menyatakan pendapat tentang apakah asersi
manajemen disajikan secara wajar dalam semua hal yang material berdasarkan
kriteria yang disepakati. Untuk menyatakan pendapat semacam itu, KAP Abdul
Ghonie Abubakar harus mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung
asersi manajemen tentang kepatuhan terhadap persyaratan tertentu.
Perencanaaan suatu perikatan untuk memeriksa asersi manajemen tentang
kepatuhan SMK X Surabaya terhadap persyaratan yang meliputi kegiatankegiatan yang dilakukan dengan menggunakan dana dari APBD yang telah diatur
dalam Perwali Surabaya Nomor 12 Tahun 2011. Penyajian asersi dapat
berhubungan dengan penggolongan pos untuk penerimaan dan pengeluaran pada
tahun 2011. Di dalam pos pengeluaran terdapat 8 aspek kegiatan yang harus
dipatuhi yaitu:
1. Pengadaan alat tulis kantor
2. Pembayaran rekening listrik, air, telepon, dan internet
3. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Pengembangan Kurikulum
5. Kegiatan Kesiswaan Akademis maupun Non-Akademis
6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
7. Pemeliharaan Gedung dan Fasilitas Sekolah Swasta
8. Pengembangan Lembaga Sekolah Swasta
Auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor untuk menentukan dan
memilih aspek yang akan diuji yaitu:
a. Tingkat persyaratan kepatuhan pada tingkat aspek
b. Pertimbangan materialitas
c. Sifat dan luasnya kegiatan yang dilaksanakan pada tiap aspek
d. Kesamaan kegiatan dan pengendalian terhadap kepatuhan pada tiap aspek
8
Auditor harus menerapkan prosedur untuk memberikan keyakinan yang
memadai dalam mendeteksi ketidakpatuhan material. Penentuan prosedur ini
terhadap kecukupan bukti dan dokumen merupakan masalah pertimbangan
profesionalitas. Dengan adanya bukti-bukti dan dokumen berupa lembar
rekapitulasi anggaran keuangan SMK X Surabaya pada tahun 2011 auditor harus
membandingan dengan peraturan yang berlaku. Untuk perikatan yang mencakup
kepatuhan terhadap persyaratan peraturan, prosedur yang digunakan oleh
praktisi harus mencakup review terhadap laporan tentang pemeriksaan
signifikan dan komunikasi yang bersangkutan antara badan pengatur, pengajuan
pertanyaan kepada badan pengatur, termasuk pengajuan pertanyaan tentang
pemeriksaan yang sedang berjalan.
Untuk pelaporan terhadap penggunaan dana hibah SMK X Surabaya
tersebut, auditor hanya melaporkan laporan arus kas saja. Sesuai dengan SA
Seksi 552, auditor dapat mengadakan perikatan untuk melaporkan laporan keuangan
ringkasan yang berasal dari laporan keuangan auditan. Karena laporan keuangan
ringkasan bukan merupakan suatu penyajian yang wajar atas posisi keuangan dan
hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, auditor tidak boleh melaporkan laporan keuangan
ringkasan dengan cara yang sama seperti halnya jika auditor melaporkan laporan
keuangan lengkap yang merupakan asal laporan keuangan ringkasan.
Sesuai dengan PSAK Nomor 1, laporan keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Komponen
laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas selama periode
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi dan informasi penjelasan lainnya
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Pelaporan terhadap penggunaan dana hibah ini, laporan keuangan yang
dibuat adalah laporan arus kas saja karena hanya melaporkan tentang kas
penerimaan dan pengeluaran. Sesuai dengan PSAK Nomor 2 informasi tentang
arus kas entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya.
9
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai kini arus kas masa depan dari berbagai entitas. Informasi
tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Prosedur-prosedur dalam Melakukan Audit atas Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah
Prosedur-prosedur yang dilakukan oleh KAP adalah:
1. Melakukan evaluasi atas sistem pelaporan pertanggungjawaban atas
penerimaan dan pengunaan Dana Hibah Bopda, guna dapat memahami siklus
dan alur pelaporan.
2. Melakukan pengumpulan atas dokumen-dokumen dan laporan yang berkaitan
dengan penerimaan dan pengeluaran untuk periode yang dimaksud.
3. Melakukan evaluasi atas kelengkapan dokumen-dokumen dalam laporan
tersebut baik yang terkait dengan dokumen penerimaan maupun pengeluaran.
4. Menguji kewajaran atas transaksi, baik penerimaan maupun pengeluaran
untuk selanjutnya menyajikan laporan hasil pelaksanaan pemeriksaan dalam
bentuk laporan auditor independen untuk periode laporan.
5. Melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengujian secara sampling
antara pencatatan transaksi penerimaan dengan Lembar Rincian Anggaran
Kegiatan (LRAK).
6. Melakukan reklasifikasi dalam penyajian pos penerimaan dan pengeluaran
agar memungkinkan dipahami dan diruntut secara lebih mudah.
7. Melakukan rekonsiliasi Bank pada rekening yang dimiliki SMA atau SMK
tersebut, serta melakukan uji transaksi buku tabungan maupun bukti
pendukung yang ada.
8. Melakukan telaah atas kewajiban perpajakan yang timbul dari penggunaan
Dana Hibah BOPDA sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan
perpajakan yang berlaku.
9. Sesuai dengan pembatasan tugas auditor, maka auditor tidak akan melakukan
pemeriksaan atas transaksi-transaksi lain berupa :
a. Penerimaan dari Yayasan yang menaungi SMA atau SMK tersebut.
b. Dana-dana yang dihimpun sebagai hasil dari berbagai kegiatan SMA atau
SMK tersebut.
c. Penerimaan dari lembaga lain (kecuali Dana Hibah Bopda).
Keseluruhan prosedur yang telah dilakukan akan didapatkan hasil bahwa
laporan keuangan penggunaan dana menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material. Laporan pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan Dana
Hibah Bopda SMK X Surabaya untuk periode pada tanggal tersebut sesuai dengan
prinsip dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
10
SMK X
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA HIBAH BOPDA
PERIODE 1 JANUARI 2011 S/D 31 DESEMBER 2011
URAIAN
Jumlah (Rp)
PENERIMAAN DANA HIBAH BOPDA
Dana BOPDA Januari s/d Juni 2011
517.104.000,00
Dana BOPDA Juli s/d Desember 2011
514.368.000,00
Jumlah
1.031.472.000,00
Total Penerimaan
1.031.472.000,00
PENGELUARAN
1. Pengadaan Alat Tulis Kantor
63.166.682,00
2. Pembayaran Rekening Listrik, Air, Telepon dan Internet
99.681.132,00
3. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
52.100.400,00
4. Pengembangan Kurikulum
207.393.050,00
5. Kegiatan Kesiswaan Akademis maupun Non-Akademis
138.520.199,00
6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
316.350.187,00
7. Pemeliharaan Gedung dan Fasilitas Sekolah Swasta
130.451.950,00
8. Pengembangan Lembaga Sekolah Swasta
23.808.400,00
Jumlah
1.031.472.000,00
Total Pengeluaran
1.031.472.000,00
SALDO DANA HIBAH BOPDA TAHUN 2011
0,00
Hasil akhir dari prosedur-prosedur tersebut yaitu auditor membuat laporan
pertanggungjawaban dana hibah Bopda dan laporan arus kas selama satu tahun.
Pada laporan pertanggungjawaban disebutkan bahwa pada semester pertama yaitu
Januari-Juni 2011, penerimaan yang diperoleh SMK X Surabaya adalah sebesar
Rp 517.104.000,00 yang didapat dari 567 siswa X 6 bulan X Rp 152.000,00.
Sedangkan pada semester kedua yaitu pada bulan Juli-Desember 2011 penerimaan
yang diterima adalah sebesar Rp 514.368.000,00 yang didapat dari 564 siswa X 6
bulan X Rp 152.000,00. Dari kedua semester tersebut apabila dijumlahkan sebesar
Rp 1.031.472.000,00. Realisasi Keuangan pada tahun 2011 akan dijelaskan pada
Lampiran 1. Dari bagian pengeluaran yang mencakup delapan aspek sesuai NPHD
juga dapat dilihat bahwa jumlahnya sebesar Rp 1.031.472.000,00. Jadi
11
penerimaan dan pengeluaran yang digunakan oleh SMK X Surabaya ini sudah
seimbang sehingga menghasilkan saldo Rp 0,00
SMK X
ARUS KAS
PERIODE 01 JANUARI 2011 S/D 31 DESEMBER 2011
URAIAN
Saldo Kas Awal
Jumlah (Rp)
0,00
PENERIMAAN DANA HIBAH BOPDA
1. Dana BOPDA Januari s/d Juni 2011
517.104.000,00
2. Dana BOPDA Juli s/d Desember 2011
514.368.000,00
Jumlah
1.031.472.000,00
Total Penerimaan
1.031.472.000,00
PENGELUARAN DANA HIBAH BOPDA
1. Pengadaan Alat Tulis Kantor
63.166.682,00
2. Pembayaran Rekening Listrik, Air, Telepon dan Internet
3. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Pengembangan Kurikulum
5. Kegiatan Kesiswaan Akademis maupun Non-Akademis
6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
99.681.132,00
52.100.400,00
207.393.050,00
138.520.199,00
316.350.187,00
7. Pemeliharaan Gedung dan Fasilitas Sekolah Swasta
130.451.950,00
8. Pengembangan Lembaga Sekolah Swasta
Jumlah
Sisa Lebih
Saldo Kas Akhir
Total Pengeluaran
23.808.400,00
1.031.472.000,00
0,00
0,00
1.031.472.000,00
Tahapan Audit
Berikut ini perbedaan tahapan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan
publik dengan standar yang berlaku:
Tahapan Audit
Pelaksanaan
(Actual)
Surat Penugasan
Audit
Understand Client Business None
Surat Perikatan
Audit General
Metode Pemeriksaan
Sampling
Laporan
Audit General
Sumber: Data diolah sendiri oleh penulis
Yang Sebenarnya
(Standards)
Audit
None
Atestasi/ Pemeriksaan
Full check
Pemeriksaan (Atestasi)
12
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang
penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah SMK X Surabaya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis audit/pemeriksaan adalah atestasi pemeriksaan. Karena jika
menggunakan audit tidak mencukupi kriteria-kriteria yang dibutuhkan. Oleh
sebab itu menggunakan atestasi pemeriksaan karena lebih sesuai.
2. Prosedur yang dilakukan adalah prosedur yang sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berikut ini adalah
rekomendasi yang diberikan oleh penulis:
1. Bagi SMK X Surabaya :
a. SMK X Surabaya seharusnya mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
akuntansi dan audit untuk mendukung pemahaman dalam mengelola dana
Bopda.
b. SMK X Surabaya sebaiknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya
laporan bagi penilaian kinerja mereka
2. Bagi Pemerintah Kota Surabaya:
a. Sebaiknya Pemerintah Kota Surabaya memberikan pelatihan tentang
akuntansi dan audit kepada pengurus sekolah agar bisa menggunakan dana
Bopda dengan tepat.
b. Sebaiknya Pemerintah Kota Surabaya menentukan jenis audit yang
digunakan oleh pihak yang melakukan pelaporan terhadap penggunaan
dana Bopda.
3. Bagi Kantor Akuntan Publik:
a. Sebaiknya melakukan komunikasi yang rutin kepada pihak sekolah dengan
pihak yang berwenang agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan
pembuatan/ penentuan jenis audit/pemeriksaan.
b. Sebaiknya kantor akuntan publik menggunakan standar yang sesuai
dengan jenis audit/pemeriksaan berlaku dengan tepat dalam melakukan
proses auditnya.
c. Sebaiknya kantor akuntan publik menggunakan standar yang sesuai
dengan
jenis
audit/pemeriksaan
dalam
pembuatan
format
laporan/pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2011. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 tentang Petunjuk Teknis
Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah Kepada
Sekolah Swasta.
13
_______. 2011. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 54 tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban
dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
______. 2011. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 61 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 54 Tahun 2011
tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan,
Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi
Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dalam Pasal 8 penganggaran untuk Hibah Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah.
_______. 2011. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 62
Tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah.
_______. 2008. Undang – Keputusan Menteri
PER/05/M.PAN/03/2008. (Online).
Aparatur Negara
No.
_______. 2001. Undang – Undang Akuntan Publik Nomor 15.
Harahap, 2000. Prinsip- Prinsip Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Mulyadi. 2009. Auditing. Cetakan ke-6. Jakarta : Salemba Empat.
Sukrisno, Agoes. 2004. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) tentang definisi Auditing.
Boynton William C., Johnson Raymond N., Kell
Auditing jilid 1 edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Walter G. 2003. Modern
Boynton William C., Johnson Raymond N., Kell
Auditing jilid 2 edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Walter G. 2003. Modern
Arens Alvin A., Elder Randal J., Beasley Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance jilid 1 edisi 12. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Jusup, Haryono Al. 2002. Auditing. Yogyakarta: STIE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
14
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Novanti, Weyby Rizeqy. 2012. Analisis Pengendalian Manajemen atas
Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) (Studi Kasus
Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan).
15
Download