BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Internet saat ini merupakan fasilitas yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Banyaknya fitur yang ada di internet membuat
penggunanya merasa terbantu, misalnya bagi peserta didik dalam mengerjakan
tugas. seacrh engine seperti google merupakan salah satu yang banyak diakses
oleh mereka, namun sayang, mesin pencari ini tidak cukup baik dalam menyaring
informasi yang ada, misalnya ketika pengguna memasukkan kata kunci ”cerita”,
yang muncul adalah situs cerita dewasa atau cerita seks, hal ini yang membuat
peserta didik kadang terjerumus dalam mengakses situs porno, setelah melihat
situs tersebut, biasanya mereka merasa penasaran, dan setelah sekali membuka,
mereka terus membuka situs-situs porno yang lainnya.
Adanya intensitas waktu yang digunakan dalam mengakses situs porno
akan membentuk suatu kebiasaan yang akhirnya tidak bisa ditinggalkan dan
membawa dampak negatif bagi penggunanya,dalam hal ini peserta didik.
Perkembangan peserta didik dari anak-anak menjadi remaja merupakan hal yang
pasti terjadi, perkembangan ini meliputi perkembangan fisik, mental dan seksual.
Tak hanya itu saja, tuntutan dari lingkungan sosial pun mulai mereka rasakan. Hal
ini menimbulkan kecemasan bagi remaja, dan kecemasan ini lah yang membuat
remaja harus dapat memilih jalan keluar yang positif atau negatif.
Untuk menguasai tugas perkembangan yang penting dalam pembentukan
hubungan-hubungan baru dan yang lebih matang dengan lawan jenis, dan dalam
memainkan peran yang tepat dengan seksnya, remaja harus memperoleh konsep
yang dimiliki ketika masih anak-anak. Dorongan untuk melakukan hal ini datang
dari tekanan-tekanan sosial tetapi terutama dari minat remaja pada seks dan
keingintahuannya tentang seks. Meningkatnya minat pada seks membuat remaja
Ranti Purwanti, 2014
Program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mereduksi kebiasaan mengakses situs
porno pada remaja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
selalu berusaha mencari lebih banyak infromasi mengenai seks. Hanya sedikit
remaja yang berharap mendapatkan informasi tentang seks dari orang tuanya.
Oleh karena itu, remaja mencari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat
diperoleh salahsatunya dengan membuka situs-situs porno di internet yang
memang bisa diakses bebas tanpa ada orang lain yang tahu. Sehubungan dengan
hal ini, secara teori dapat dijelaskan bahwa terjadinya peningkatan perhatian
remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
perubahan fisik selama periode pubertas. Terutama terjadinya perubahan
hormonal yang menyebabkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri
remaja. Dorongan seksual remaja ini sangat tinggi, bahkan beberapa lebih tinggi
dari dorongan yang terjadi pada orang dewasa. Mengingat remaja masih belum
memiliki pengalaman tentang seksual, dengan sendirinya hal ini akan
menimbulkan ketegangan dalam diri, baik yang bersifat psikis maupun fisik.
Untuk meredakan ketegangannya, beberapa remaja dapat menyalurkannya dalam
berbagai aktivitas. Ada yang menyalurkannya secara positif, seperti aktif dalam
organisasi atau kegiatan hobi sesuai dengan minat dan bakatnya. Sebagian lainnya
kurang memiliki arahan dalam penyaluran energi sehingga diantaranya terjebak
dalam ketergantungan terhadap pornografi.
Berdasarkan penelitian LIPI pada 2005-2007 di sejumlah kota di
Indonesia, menyaksikan atau mengakses konten porno bisa menimbulkan
addiction atau ketagihan, dari hasil penelitian di Palembang dan Semarang,
sebanyak 51 persen dan 42 persen responden mengaku ketagihan setelah
menyaksikan tayangan pornografi.
Supeno (2008: 2) berpendapat
”Dampak situs porno bersifat negatif, seperti data-data dari kepolisian
misalnya, selama tahun 2006 terjadi tindak pidana aborsi sekitar 3,3 juta
kasus dan perkosaan meningkat 200%. Data di LPA (Lembaga
Pemasyarakatan Anak) Tangerang menunjukkan bahwa kejahatan seksual
menempati urutan kedua setelah narkoba. Sekitar 75% pelaku kejahatan
seksual mengaku melakukan perkosaan setelah menyaksikan CD porno.
Bahaya lain dari maraknya pornografi, menyangkut resiko gangguan
kesehatan, psikologis, pendidikan, dan rontoknya berbagai nilai moral
masyarakat.”
3
Menurut Hurlock (1994:122) dorongan untuk melakukan hubungan
seksual datang dari tekanan-tekanan sosial, terutama dari minat
dan
keingintahuan remaja pada seks. Meningkatnya minat pada seks membuat
remaja mencari informasi yang mungkin dapat diperoleh tentang seks.
Perkembangan masa remaja yang dituntut untuk selaras dengan
lingkungan pada saat ini bukanlah suatu hal yang mudah. Kondisi fisik dan
lingkungan sosial yang semakin berkembang ditambah lagi dengan kemajuan
teknologi yang semakin pesat memungkinkan mereka untuk terjerumus
kepada perilaku yang meyimpang seperti mengakses situs-situs porno untuk
pemuasan terhadap keinginan seksualitas pada dirinya.
Rahmawati (2002: 4) menyatakan
”Aktivitas remaja yang selalu terpapar dengan berbagai produk
kebudayaan yang tanpa filter seperti tayangan-tayangan porno, film
dan bacaan-bacaan bertema seks ikut memberi andil dalam
perkembangan biologis dan psikologis remaja. Materi-materi porno di
dunia maya dengan segala kemudahan akses konsumsinya, akhirnya
dapat menjadi tempat pelarian dari ketegangan mental dan memperkuat
pola perilaku seksual, hal ini disebabkan karena situs pornografi dapat
meningkatkan neurotrasmitter ketika terjadi rangsangan seksual yang
menghasilkan efek menyenangkan bagi tubuh sehingga cenderung
diulang dan secara psikologis dapat menimbulkan adiksi.”
Bimbingan dan konseling pribadi sosial sebagaimana yang dirumuskan
oleh Yusuf dan Nurihsan (2005: 11) yaitu
“Sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah
yang berhubungan dengan keadaan psikologis konseli, sehingga individu
memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu
dalam menangani masalah-masalah dirinya. Dalam hal ini, bimbingan dan
konseling pribadi sosial berperan dalam membantu peserta didik dalam
mengatasi kecanggungan dalam dirinya sebagai remaja dalam menghadapi
perubahan-perubahan fisik yang terjadi dalam dirinya sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada dalam dirinya
tersebut dengan baik.”
Berdasarkan
data di atas, permasalahan pornografi
menyinggung
banyak aspek kehidupan remaja di antaranya aspek biologis, psikologis, sosial dan
perilaku keseharian mereka sebagai penerus di masa depan. Adapun lokasi
sekolah ini sangat strategis dan terdapat sekitar lima hingga enam warung
4
internet disekitarnya. Untuk menyelenggarakan layanan bimbingan terlebih
dahulu perlu dirumuskan rancangan program agar bimbingan dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien. Atas dasar pemikiran tersebut, perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial
untuk Mereduksi Kebiasaan Mengakses Situs Porno pada Remaja” (Studi
Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2013/2014).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran kebiasaaan mengakses situs porno peserta didik Kelas
VIII di SMPN 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Bagaimana rumusan program bimbingan dan konseling pribadi sosial yang
tepat untuk mereduksi kebiasaan peserta didik Kelas VIII di SMPN 2 Cibadak
Kabupaten Sukabumi dalam mengakses situs porno.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini yaitu terciptanya program bimbingan
dan konseling pribadi sosial
yang efektif dalam mereduksi kebiasaan
mengakses situs porno di kalangan peserta didik SMPN 2 Cibadak Tahun
Ajaran 2013/2014.
Secara spesifik, tujuan penelitian adalah:
1. memperoleh gambaran empirik kebiasaaan mengakses situs porno peserta
didik di SMPN 2 Cibadak Tahun Ajaran 2013/2014;
2. memperoleh perumusan program bimbingan dan konseling pribadi sosial
untuk mereduksi kebiasaan situs porno peserta didik di SMPN 2 Cibadak
Tahun Ajaran 2013/2014;
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
5
Secara teoretis penelitian dapat memberi sumbangan pengetahuan dan
wawasan bagi ilmu psikologi pendidikan dan bimbingan.
2. Manfaat praktis
Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut.
a. Bagi peserta didik diharapkan
mengetahui dampak negatif
kebiasaan
mengakses situs porno pada dirinya;
b. Bagi
konselor, hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk
menangani peserta didik yang memiliki kebiasaan mengakses situs porno;
c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menjadi landasan pemikiran untuk
penelitian selanjutnya.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitaif
yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan
penganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan perhitungan
statsitik (analisis statistik) dalam bentuk data nurnerikal atau angka sehingga
memudahkan proses analisis dan penafsirannya (Arikunto, 2002:12).
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mereduksi kebiasaan mengakses
situs porno di kalangan peserta didik SMP sebagai landasan program bimbingan
dan konseling pribadi sosial hipotetik bagi peserta didik.
2.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode deskripstif, yaitu metode yang digunakan
untuk mendespkripsikan atau mengggambarkan fenomena-fenomena pada saat
sekarang, tanpa memperhatikan keadaan sebelumnya untuk kemudian dianalisis
dan simpulkan
Metode deskriptif digunakan untuk
mengetahui gambaran umum
kebiasaaan mengakses situs porno peserta didik sehingga dapat direduksi
kebiasaan mengakses situs porno yang dialami peserta didik SMP.
F. Struktur Organisasi Penelitian
6
Penelitian diorganisasikan menjadi karya tulis yang dituangkan dalam lima
bab antara sebagai berikut; Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi; Bab II merupakan kajian
teoritis yang membahas tentang konsep program bimbingan dan konseling pribadi
sosial, konsep kebiasaan mengakses situs prono, kajian terdahulu, dan kajian
pemikiran; Bab III menyajikan metode penelitian yang mencakup pendekatan
penelitian dan teknik sampling, langkah-langkah penelitian, definisi operasional
variabel, pengembangan instrumen dan pengumpulan data, uji coba alat ukur,
sampel penelitian,
persiapan pengumpulan data penelitian, pelaksanaan
pengumpulan data, prosedur pengolahan data, dan analisis data akhir; Bab IV
menguraikan hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian; Bab V
merupakan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian.
Download