%" J\ '.1" PROFIL PENGETAEUAIY PESERTA DIDIK TENTAITG StrKS DAII RENCANA PELAK.SANAAI\I LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 15 PADA}IG L .1: JI]RNAL P.-EY b (e'^?" ' {lr') Oleh : PUTRI .IP NPur rrOeOZll Ulf YTINITA i li,uu PROGRAM SEKOLAH TINGGI Wffi]' A}t DAN KONSELING UAN DAN ILMU PENDIDIKAN SUMATERA BARAT PAI}AI\TG 2017 I I I { J PROFIL PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TENTANG SEKS DAN RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 15 PADANG Oleh: Yunita Putri Student Guidance And Counseling STKIP PGRI SUMATERA BARAT e-mail : http://www.stkip-pgri-sumbar.ac.id ABSTRACT The rationale behind was ; There are some students who did peversity in school environment. The purpose of the research are to uncover : 1) The Student’s Knowledge Profile about Sex in SMA Negeri 15 Padang, 2) The Knowledge of The Students seen by Classification of the sciences. The types of the research was quantitative descriptive. The participants of the research were; All XI Students of Social Sciences in SMA Negeri 15 Padang which were amount 157. In taking the sample the writer used proportional random sampling technique. The number of the sample were 113 students. The retrieved data was analyzed by using percentage to collect the aspect that was observed because the data is a collection through question form that was processed by using Software IBM Statistical Package for the Social Sciences version 20 for windows (IBM SPSS Versi 20.0). Keywords: sex, knowledge. PENDAHULUAN Pemberian pengetahuan tentang seks bukanlah tanggung jawab guru, pastor, guru agama, ataupun para ulama, tetapi adalah tanggung jawab orang tua. Orang tua diharapkan bisa membantu anak-anak agar dapat berkembang menjadi seorang pria atau wanita dewasa yang matang, beriman dan mampu menyesuaikan diri dengan baik. Sementara itu bagi orang tua pada sebagian besar masyarakat masih menganggap tabu jika membicarakan permasalahan seks kepada anak. Jika ada anak yang bertanya masalah seputar seks, maka orang tua akan terkejut, bingung bahkan ada yang marah. Mengenai hal ini Djiwandono (2001:12) menyatakan mungkin orang tua tidak memiliki pengetahuan seputar seks yang dapat diberikan kepada anaknya, atau mereka tidak tahu bagaimana memberikannya sehingga orang tua menjadi risih bahkan memarahi anaknya. Ada juga orang tua yang beranggapan bahwa nantinya remaja akan mengetahuinya sendiri melalui sekolah dan buku-buku. Bahkan orang tua juga beranggapan jika remaja diberi penjelasan seputar seks maka nantinya remaja akan mencoba-coba dan melakukan perbuatan yang melanggar susila. Sejalan dengan pernyataan tersebut Darma (2001:47) menjelaskan bahwa keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua seharusnya tidak membuat pada orang tua bersikap defensif seperti menolak menjawab pertanyaan remaja, berpura-pura tidak mendengar pertanyaan remaja atau mengalihkan perhatian ke hal yang lain. Padahal jika orang tua bersikap demikian dapat mengakibatkan: 1. Remaja mencari informasi ke tempat lain yang belum tentu layak informasinya. 2. Orang tua dihinggapi perasaan cemas jika remaja kembali menanyakan hal yang sama. 3. Remaja akan memperoleh informasi yang ia butuhkan. Kurangnya pengetahuan dan informasi yang tepat dan benar mengenai persoalan seksual akan menjerumuskan remaja pada masalah perilaku seksual yang tidak sehat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh pakar seks juga Obsetri dan Boyke (2010:18) bahwa dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 7% pada tahun 1990-an menjadi 35% tahun 2014, selanjutnya menurut Wilopo, sekjen IPADI dan Deputi KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat ada 25 juta perempuan remaja melahirkan anak dan sebagian dari mereka sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Sarwono (2007:148) mengungkapkan: Masalah seksualitas pada remaja antara lain timbul karena faktor sebagai berikut: (1) Perubahan yang hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu. (2) Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan baik secara hukum maupun norma sosial yang menuntut persyaratan makin lama makin tinggi,seperti pendidikan, pekerjaan, persiapan mental, dan lain-lain. (3) Adanya norma agama dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah (termasuk ciuman dan masturbasi). Sementara remaja yang dapat menahan diri cenderung melanggar. (4) Kecenderungan melanggar semakin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa teknologi seperti TV, VCD, HP, Internet, majalah dan lain-lain. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba dan akan meniru apa yang dilihat dan di dengarnya dari media massa, karena mereka pada umumnya belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya. (5) orang tua sendiri baik karena ketidaktahuannya maupun sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan seks dengan anak, tidak terbuka terhadap anak, malah cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah yang satu ini. Memberikan pengetahuan mengenai pendidikan seks sangatlah penting mengingat remaja dalam potensi seksual yang aktif. Karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan remaja sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktifitas seksual mereka sendiri. Realita yang terjadi saat sekarang ialah terbatasnya pemberian informasi mengenai seks dan cara penyampaian yang tepat kepada remaja. Selain itu remaja masih malu menanyakan soal-soal seks kepada orang tua atau guru-guru di sekolah. Untuk memenuhi keingintahuan mereka para remaja menanyakan hal ini kepada teman sebayanya dan berusaha untuk mencari informasi seputar seks melalui media lain seperti majalah orang dewasa, VCD porno dan situs-situs porno melalui internet. Semua hal di atas dapat terjadi apabila pengetahuan peserta didik tentang seks tidak dibarengi dengan bekal nilai-nilai agama. Banyaknya beredar film porno, situs-situs porno, VCD porno, gambar-gambar porno ditambah lagi dengan rasa ingin tahu yang besar membuat remaja sibuk untuk mencari tahu sendiri semua hal yang berhubungan dengan seks. Berdasarkan observasi awal yang telah peneliti lakukan pada tanggal 04 September 2014 di SMA Negeri 15 Padang maka terlihat beberapa kejanggalan yang terjadi pada peserta didik SMA Negeri 15 Padang, seperti adanya peserta didik yang berpegangan tangan dengan lawan jenis tanpa rasa canggung (remaja lakilaki dan perempuan saling bersentuhan), adanya siswa laki-laki dan perempuan yang duduk berdekatan tanpa rasa canggung. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 11 September 2014 dengan seorang guru BK diperoleh informasi tentang adanya peserta didik yang menonton video porno, adanya peserta didik yang berpacaran di belakang gedung sekolah, adanya peserta didik yang bercerita tentang seks, tidak ada pendidikan seks yang diberikan kepada peserta didik di SMA Negeri 15 Padang, dan bagi mereka hal yang demikian itu merupakan hal yang biasa saja. Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penelitian secara umum pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui profil pengetahuan peserta didik tentang seks di SMA Negeri 15 Padang, dan mendeskripsikan penelitian secara khusus pada penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik tentang seks ditinjau dari pengetahuan biasa di SMA Negeri 15 Padang. b. Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik tentang seks ditinjau dari pengetahuan ilmu di SMA Negeri 15 Padang. c. Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik tentang seks ditinjau dari pengetahuan filsafat di SMA Negeri 15 Padang. d. Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik tentang seks ditinjau dari pengetahuan agama di SMA Negeri 15 Padang. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus sampai 14 September 2016. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 15 Padang. Alasan peneliti memilih tempat ini karena masalah yang akan diteliti ditemukan pada peserta didik di SMA Negeri 15 Padang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian pada masa sekarang.Menurut Sugiyono (2011:31) Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, aktual , faktal dan akurat menegani faktor-faktor dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilaksanakan berdasarkan kepada masalah yang sedang terjadi sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu keadaan, sehingga pemahaman terhadap permasalahan lebih jelas. Penelitian ini akan mengungkapkan dan menggambarkan apa adanya mengenai bagaimana Profil Pengetahuan Seks Peserta Didik di SMA Negeri 15 Padang dan Implikasinya dalam Layanan Informasi. 1.Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti yang memiliki kesempatan serta hak yang sama untuk diteliti. Menurut Yusuf (2007:180) “Populasi adalah salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek penelitiannya”.Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 15 Padang tahun pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian sebanyak 157 orang. 2.Sampel Yusuf (2007:186) mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut”. Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan formula Taro Yamane dalam Riduwan (2010: 65), sehingga jumlah sampel sebanyak 113 orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan instrumen yang telah disebarkan sebagai alat ungkap dalam penelitian ini maka deskripsi dari hasil data mengenai profil pengetahuan peserta didik tentang seks di SMA Negeri 15 Padang adalah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Data yang berdistribusi normal adalah data yang memusat pada nilai rata-rata atau median. 2. Deskripsi Data Profil Pengetahuan Peserta Didik tentang Seks di SMA Negeri 15 Padang a.Deskripsi Secara Umum Deskripsi data profil pengetahuan peserta didik tentang seks menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 53 item. Setiap item jawaban responden diberi skor 0 sampai 4 untuk semua pernyataan karena pernyataan angket bentuk positif dan negatif. Berdasarkan jawaban responden maka deskripsi pengetahuan peserta didik tentang seks, pada variabel ini skor terendah 0, skor tertinggi 212, dan intervalnya 42,4. b.Deskripsi Khusus 1) Deskripsi data pengetahuan peserta didik tentang seks dilihat dari pengetahuan biasa dengan 13 pernyataan yang valid dan reliabel. Setiap item jawaban responden diberi skor 0 sampai 4, jadi pada indikator ini skor terendah 0, skor tertinggi 52 skor ideal 52 dan skor interval 10,4. (Terlampir pada halaman 160). 2) Deskripsi data pengetahuan peserta didik tentang seks dilihat dari pengetahuan ilmu dengan 13 pernyataan yang valid dan reliabel. Setiap item jawaban responden diberi skor 0 sampai 4, jadi pada indikator ini skor terendah 0, skor tertinggi 52 skor ideal 52 dan skor interval 10,4. (Terlampir pada halaman 161). 3) Deskripsi data pengetahuan peserta didik tentang seks dilihat dari pengetahuan filsafat dengan 13 pernyataan yang valid dan reliabel. Setiap item jawaban responden diberi skor 0 sampai 4, jadi pada indikator ini skor terendah 0, skor tertinggi 52 skor ideal 52 dan skor interval 10,4. (Terlampir pada halaman 162). 4) Deskripsi data pengetahuan peserta didik tentang seks dilihat dari pengetahuan agama dengan 14 pernyataan yang valid dan reliabel. Setiap item jawaban responden diberi skor 0 sampai 4, jadi pada indikator ini skor terendah 0, skor tertinggi 56 skor ideal 56 dan skor interval 11,2. (Terlampir pada halaman 163). PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai Pengetahuan Peserta Didik tentang Seks dan Rencana Pelaksanaan Layanan Informasi di SMA Negeri15 Padang. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara Umum, Pengetahuan Peserta Didik tentang Seks di SMA Negeri15 Padang terdapat 54 orang (47,8 %) memiliki pengetahuan yang cukup tinggi. 2. Secara Khusus a. Pengetahuan Peserta Didik tentang Seks dilihat dari Pengetahuan Biasa terdapat 44 orang (38,9 %) memiliki pengetahuan yang cukup tinggi. b. Pengetahuan Peserta Didik tentang Seks dilihat dari Pengetahuan Ilmu terdapat 48 orang (42,5 %) memiliki pengetahuan yang cukup tinggi. c. Pengetahuan Peserta Didik tentang Seks dilihat dari Pengetahuan Filsafat terdapat 50 orang (44,2 %) memiliki pengetahuan yang cukup tinggi. d. Pengetahuan Peserta Didik tentang Seks dilihat dari Pengetahuan Agama terdapat 57 orang (50,4 %) memiliki pengetahuan yang cukup tinggi. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka Peneliti mengemukakan beberapa saran bagi: 1. Peserta didik, setelah memperoleh pengetahuan tentang diharapkan peserta didik dapat yang dialaminya saat remaja. 2. Guru Bimbingan dan Konseling, diharapkan kepada guru BK agar dapat 3. 4. 5. 6. memberikan perhatian khusus kepada peserta didik terkait dengan pemberian pengetahuan tentang seks secara tepat dengan merencanakan program layanan yang akan diberikan kepada peserta mengarahkan dorongan seksualnya kepada hal-hal positif dan mampu memahami setiap perkembangan didik yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang seks. Diantaranya dengan memberikan layanan informasi mengenai pengetahuan tentang seks. Selain itu juga dapat dilakukan kegiatan pendukung, diantaranya aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan dan alih tangan kasus. Orang tua, diharapkan kepada orang tua agar dapat memberikan informasi tentang pengetahuan seks sedini mungkin kepada peserta didik agar peserta didik tidak mencari tahu persoalan seks dari sumber yang salah. Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Padang, diharapkan kepada Kepala Sekolah agar dapat mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling terutama dalam kegiatan pemberian layanan kepada peserta didik. Pengelola program studi bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera barat, diharapkan dapat lebih meningkatkan potensi dan kemampuan calon guru bimbingan dan konseling untuk kedepannya. Peneliti selanjutnya, agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dan acuan serta dapat melanjutkan penelitian ini dengan melihat variabel yang berbeda. KEPUSTAKAAN Bebas Kalangan Remaja. Diakses 21 Januari 2016, jam 15.53 dari http: // www. bkkbn Nugraha D. Boyke. Waspada Seks. go. Id. Darma Monty P. Satia. 2001. Persepsi Orang Membentuk Perilaku Anak: Dampak Pygmalion di dalam Keluaraga. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Djiwandono Sri Esti Wuryani. 2001. Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Anak Anda Tentang Seks, Jakarta: Grasindo. Sarwono, W. Sarlito. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Riduwan. (2010). Belajar mudah Penelitian. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Bandung: Alfabeta. R & D. Bandung: Alfabeta. Yusuf, A Muri. (2007). Metodologi Penelitian. Bandung: UNP Press.