tanggung jawab bank kustodian sebagai lembaga penyimpanan

advertisement
TANGGUNG JAWAB BANK KUSTODIAN SEBAGAI LEMBAGA PENYIMPANAN DANA
DALAM PASAR MODAL
CUSTODIAN BANK RESPONSIBILITY AS A FUND SAVING ISTITUTION
IN CAPITAL MARKET
1
Miranda, 2Aminuddin, 3Muhammad Asrhi
1
2
Program Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin
Bagian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi:
Miranda, SH
Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP: 0812 4581 3360
Emai : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana penerapan sanksi terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh Bank Kustodian dalam pasar modal serta menjelaskan tugas dan
funsi Bank Kustodian sebagai tempat penyimpanan dana bagi para investor Penelitian ini adalah
penelitian normatif empiris, yaitu penelitian yang didasarkan pada kajian kepustakaan. Untuk
menunjang dan melengkapi data yang diperoleh dari kajian kepustakaan, maka dilakukan
penelitian lapangan. Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan, kemudian dianalisis secara
analisis deskriptif kualitatif. kemudian diaplikasikan pada peristiwa keaslian data/informasi yang
diperoleh dari lapangan. Langkah-langkahnya adalah (a) menyeleksi data, (b) klasifikasi data dan (c)
Interpretasi Data Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama tanggung jawab bank kustodian
yaitu tanggung perdata berdasarkan adanya unsur kesalahan dimana bank kustodian wajib
memberikan ganti rugi kepada investor yang diakibatkan karena kesalahannya, selain itu bank
kustodian juga bertanggung secara pidana dan adminitratif. Kedua secara umum Bank kustodian
bertugas untuk menyimpan efek atau unit penyertaan milik pemegang rekening dan proses
peralihan hak dari efek yang telah dimilikinya, pengurusan terhadap akan adanya hak yang akan
didapat dari efek yang dimilikinya, serta menunggu instruksi untuk menjual kembali efek tersebut,
sedangkan fungsi Bank Kustodian dalam pasar modal adalah sebagai lembaga penitipan dan
pengamanan, administrasi, serta sebagai transfer agent.
Kata kunci: Tanggung Jawab Bank Kustodian
Abstract :
This study aims to identify and explain how responsibility implementation on valation made by
custodian bank in capital market and explan the task and function of custodian bank as a place fr
fund savig for investors.The research is an empirical normative research based on library studies.
Fiedl research is conducted to completete the data obtained from library studies. The result of
library studies is then analiyzed with qualititative descrpitive analysis then applied to the events of
the authenticity of the data / information obtained from the field. The steps are (a) selecting data,
(b) the classification of data and (c) Interpretation of Data. The result of the research indicated
that : the first is responsibilities of the custodian bank is civil liability based on particular
elements of the element error mission where custodian bank is obliged t give compensation to
holders of investors. Resulting from negligence. In addition custodian bank may also be liable to
criminal and administrative.Second, generally the custodian bank is obliged to keep the effect or
property participation unit of the account holder and the process off rights shift of the effects they
have, the administration of the coming rights which will be obtained from effect they have, and
waiting for instruction resell the effect, meanwhile the custodian bank function in capital market is
an custodian and safety institution, administration, and transfer agent.
Keywords: Custodian Bank Responsibility
PENDAHULUAN
Segenap upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memasyarakatkan pasar
modal, sehinga masyarakat tergerak untuk membeli sejumlah efek dari
perusahaan-perusahaan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan investasi.
Pemilik efek perusahaan-perusahaan oleh masyarakat ternyata memberi harapan
dan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan sebagai dampak positif dari
kinerja perusahaan. ( Irsan Nuasaruddin, dkk 2004)
Investasi sering diartikan dengan menabung, khususnya bagi sebagian
orang awam. Namun sebenarnya ada perbedaan antara investasi dan menabung,
investasi dapat diartikan membeli barang modal diantaranya money capital
(saham) dan capital investment (real asset/property/peralatan modal dan lain-lain),
sedangkan menabung mempunyai makna menahan diri dari pengeluaran untuk
keperluan masa datang dan biasanya berhubungan dengan produk bank seperti
tabungan, deposito dan lain-lain.
Investasi adalah sejumlah hasil penanaman dana dalam jumlah tertentu
yang sangat ditentukan oleh kemampuan dalam memprediksi masa depan
(Pratomo Prio Eko dkk 2002). Pada dasarnya investasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satu diantaranya adalah masuk pada suatu perusahaan efek
baik dengan secara langsung maupun tidak langsung dengan menanamkan
investasi dalam kegiatan pasar modal.
Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi pelanggaran atau kesalahan yang
dilakukan oleh pelaku pasar modal, maka pemerintah mengatur seluk beluk
mengenai pasar modal sehingga dapat memberikan jaminan perlindungan dan
kepastian hukum, aturan hukum tersebut diatur dalam Undang-Undang Pasar
Modal Nomor 8 Tahun 1995 (yang selanjutnya disebut UUPM).
Defenisi otentik pasar modal terdapat di dalam pasal 1 angka 13 UUPM
yang menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan
yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. UUPM
telah menggariskan bahwa pasar modal mempunyai peran penting dalam
pembangunan ekonomi nasional karena suatu pasar modal dapat berfungsi
sebagai:
Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke
dalam kegiatan-kegiatan yang produktif, Sumber pembiayaan yang mudah, murah
dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional, mendorong terciptanya
kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja, mempertinggi
efesiensi alokasi sumber produksi, memperkokoh beroperasinya mekanisme
finansial market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi
sarana “open market operational’sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral,
menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang reseonable, sebagai
alternatif investasi bagi para pemodal. (Departemen Keuangan Republik
Indonesia. .hlm. 5)
Pasar modal tidak berdiri sendiri melainkan dijalankan oleh berbagai pihak
secara langsung maupun tidak langsung dan setiap pihak atau lembaga yang
tercantum dalam UUPM mempunyai wewenang masing-masing. Para pihak yang
terkait dalam kegiatan pasar modal antara lain BAPEPAM, Bursa Efek, emiten,
Investor, manager investasi, lembaga kriling dan penjaminan (LKP), lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, Kustodian, wali amanat, dan biro adminstrasi
efek
Para pemodal yang akan memberikan sejumlah dana kepada perusahaan
efek untuk mengelola dananya harus mempunyai unsur kepercayaan (trust), tak
terkecuali Manager investasi dan kustodian karena dua pihak inilah yang akan
selalu berhubungan langsung dengan investor. Dana investasi yang terkumpul dari
investor akan dikelola oleh manager investasi dan kustodian merupakan pihak
yang menyimpan dan mengawasi setiap penggunaan dana tersebut.
Menurut pasal 1 angka 8 UUPM pengertian kustodian adalah pihak yang
memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta
jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Dalam pasal 43 ayat 1 UUPM dijelaskan bahwa pihak-pihak yang dapat
menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI), perusahaan efek atau Bank umum yang telah
mendapatkan persetujuan dari BAPEPAM.
Menurut pasal 44 ayat 1 UUPM kustodian yang menyelenggarakan
kegiatan penitipan bertanggungjawab untuk menyimpan efek milik pemegang
rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian
dan pemegang rekening yang dimaksud.
Dana milik investor tersebut tidak dipegang oleh manager investasi tetapi
dana tersebut disimpan di Bank Kustodian. Selain sebagai lembaga penitipan dan
pengamanan Bank Kustodian juga merupakan administrator yang mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya dan bertugas menghitung
NAB/NAV setiap jenis reksadana untuk kemudian diumumkan melalui media.
(http;//www.kumpulanartikelindonesia.com, 2012)
Menurut pasal 45 UUPM, kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau
dana yang tercatat pada rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang
rekening atau pihak yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya.
Bank kustodian merupakan lembaga yang menyimpan dan mengawasi dana
para investor dalam pasar modal yang telah ditetapkan pemerintah
melalui
BAPEPAM-LK, keyakinan tersebut tidak seiring dengan apa yang diharapkan
para pemilik dana, pasalnya ada beberapa kasus dimana pihak Bank kustodian
melakukan kelalaian dan tidak mempertanggung jawabkan dana yang dititipkan
investor yang akibatnya dana (jumlah investasi) yang telah dipercayakan investor
melalui Bank tersebut terlambat dikembalikan, bahkan sama sekali tidak dapat
dikembalikan, hal ini jelas sangat merugikan investor.
Bank kustodian sebagai lembaga penitipan memegang peranan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan reksa dana, namun para pemodal atau
investor yang menggunakan jasa Bank kustodian untuk menanamkan dananya
melalui reksa dana tidak terelepas dari berbagai risiko yang akan atau sedang
dialami oleh investor tersebut.
Pada hakekatnya pemerintah telah membuat peraturan yang berkaitan
dengan kustodian yang bertujuan untuk melindungi nasabah sekaligus memberikan
kepastian terhadap investor reksa dana dan peratururan BAPEPAM-LK bertujuan
untuk mengatur tata cara atau mekanisme kerja Bank kustodian dari sejak
permohonan untuk menjadi Bank kustodian hingga pemeliharaan dokumen.
Peraturan-peraturan tersebut diharapkan agar Bank kustodian menjalankan
fungsinya dengan itikad baik serta diharapkan agar investor reksa dana
memperoleh haknya.
Untuk mendukung efektifitas peranan Bank kustodian maka badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (.selanjutnya disebut BapepamLK) mengeluarkan peraturan Bapepam-LK Nomor IV.B.1 angka 5 tentang
kewajiban Bank kustodian terkait dengan Pedoman Pengelolaan Reksa Dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektifodian, Peraturan Bapepam Nomor VI.A.2
tentang Fungsi Bank Kustodian dengan efek beragun asset, Peraturan Bapepam
VI.A.3 tentang Rekening Efek pada Bank Kustodian, Peraturan Bapepam X.G.1
tentang Laporan umum sebagai Kustodian, serta peraturan Bapepam Nomor X.G.2.
Tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai Kustodian, yang
secara garis besar mewajibkan Bank kustodian untuk melakukan pencatatan
seluruh pembelian maupun penebusan/pencairan (redemption) oleh masyarakat
pemodal serta mencatatkan account nasabah serta memberikan surat konfirmasi
sebagai tanda bukti pembelian, pencairan atau pemindahan (switching) antar jenis
reksadana (Muhammad Roufiqueq, 2012)
Adanya perkara hukum PT. Falcon Asia Resources, yaitu jenis Reksa Dana
Campuran Falcon Optima, dimana penjualan kembali atas Unit Penyertaan Reksa
Dana milik beberapa investor terjadi secara sepihak oleh PT. Falcon tanpa
sepengetahuan investor. Hasil pencairan dana tersebut tidak ditransfer oleh Bank
Kustodian dalam hal ini Bank CIMB Niaga ke rekening milik investor melainkan
ke rekening PT. Falcon, Bank CIMB Niaga juga di duga tidak melakukan
konfirmasi terkait dengan pengiriman hasil penjualan kembali ke rekening tujuan
yang berbeda dengan rekening Bank yang telah disampaikan oleh pemegang unit
penyertaan sebelumnya, serta tidak mempunyai standar prosedur operasi yang
memadai untuk dapat memastikan bahwa hasil redemption RD FAOP diterima
oleh pemegang unit penyertaan. (http;//www.neraca.co.id 2012)
Kuasa hukum dari beberapa investor yang mengalami kerugian tersebut
telah berupaya menyelesaikan perkara tersebut secara damai dengan PT. Falcon
dan Bank CIMB Niaga selaku Bank Kustodian, namun upaya tersebut belum
berhasil, pasalnya Falcon dan Bank CIMB Niaga terkesan mengulur waktu dan
tidak kunjung mengembalikan dana investor yang telah diinvestasikan sehingga
mengakibatkan kerugian besar bagi para nasabah Falcon Asia.
Dalam kenyataannya dari contoh kasus diatas tentang adanya pihak bank
kustodian yang melakukan tindakan-tindakan tanpa sepengetahuan pihak investor
atau pemegang unit penyertaan yang mengakibatkan kerugian, maka pihak bank
kustodian bertanggung jawab kepada investor untuk memberikan ganti rugi
karena kesalahannya dalam melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kontrak
investasi kolektif yang telah disepakati dan tugasnya sebagai wakil dari investor
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
bagaimanakah tanggungjawab Bank Kustodian terhadap dana investor dalam
pasar modal dan bagaimanakah tugas dan fungsi Bank Kustodian sebagai tempat
penyimpanan dana bagi para investor.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Jakarta. Lokasi penelitian dipilih
dengan pertimbangan bahwa sebagian besar responden terdapat di Jakarta,
meliputi; Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM-LK), Bursa Efek Jakarta,
dan Bank Kustodian. Penelitian bersifat Sosio Yuridis, yaitu penelitian yang
didasarkan tidak hanya pada penelitian kepustakaan (Library Research). akan
tetapi juga penelitian empiris. Untuk menunjang dan melengkapi data yang
diperoleh dari penelitian kepustakaan, maka dilakukan penelitian lapangan (Field
Research).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari Bank Kustodian di
Kota Jakarta yang berjumlah 14 (empat belas). Adapun sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) dari Bank Kustodian, 3 (tiga) orang nasabah
Bank Kustodian, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM), dan Bursa Efek Jakarta. Penentuan sampel ditetapkan secara non
probality sampling (pengambilan sampel secara tidak acak) dengan cara penarikan
purposive sampling (penarikan sampel bertujuan). Hal ini disebabkan oleh adanya
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara
kepada pihak-pihak yang terkait sesuai dengan objek penelitian. Penulis juga
mengamati langsung kondisi di lapangan. Data yang diperoleh kemudian diolah
dan dianalisis untuk menemukan jawaban atas masalah yang diteliti.
Analisis Data
Berdasarkan sifat penelitian deskriptif kualitatif, maka data yang diperoleh
dari penelitian lapangan akan dihubungkan dengan data yang diperoleh dari
penelitian kepustakaan, kemudian akan dianalisa dan diinterpretasikan sehingga
dapat membahas permasalahan di dalam penelitian ini secara menyeluruh dan
objektif.
HASIL
Tanggungjawab Bank Kustodian terhadap Dana Investor dalam Pasar Modal
Dari hasil wawancara penulis dengan Yunita Selfiani (wawancara pada
tanggal 25 Agustus 20012, Jakarta) selaku Humas Divisi Kustodian Bank Rakyat
Indonesia, Bank Kustodian sendiri merupakan bagian dari kegiatan usaha suatu
bank dalam penyimpanan surat berharga dan administrasinya. Bank Kustodian
bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) serta administrator Reksa
Dana. Dana yang terkumpul dari sekian banyak investor melalui Reksa Dana
bukan merupakan bagian dari kekayaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian,
sehingga tidak termasuk dalam neraca keuangan baik Manajer Investasi maupun
Bank Kustodian.
Menurut Djoko Hendratto (wawancara pada tanggal 1 Agustus 2012,
Jakarta) selaku Biro Penyidikan dan Pemeriksaan BAPEPAM-LK, dalam hal
semacam kasus yang dilakukan oleh Bank Kustodian CIMB Niaga bersama
dengan PT. Falcon terkait sanksi apa yang akan diberikan BAPEPAM-LK, dinilai
dugaan tersebut muncul karena perseroan dianggap tidak melaksanakan prinsip
kehati-hatian dalam melaksanakan tugasnya selaku Bank Kustodian dalam pasal
44 UUPM juncto peraturan IV.B.1.
Andri Ramadhan Abun (wawancara pada tanggal 1 Agustus 2012, Jakarta)
selaku Biro Kepatutan dan Pengelolaan Investasi BAPEPAM-LK mengatakan
bahwa, atas kesalahan prosedur yang dilakukan, BAPEPAM-LK memberikan
sanksi yang keras, dan bekerja secara profesional memberikan hukuman yang
berat kepada (CIMB Niaga dan PT. Falcon) dalam hal tersebut sanksi
administratif yaitu pencabutan izin. Pencabutan izin di sini bukanlah pencabutan
izin operasi sementara tetapi pencabutan izin bank kostudiannya. Dengan
diberikannya sanksi yang keras, akan menimbulkan efek jera baik bagi perusahaan
yang melanggar, maupun perusahaan lain yang sejenis, agar kejadian ini tidak
berulang lagi di masa mendatang, hal tersebut berkaitan dengan rasa tidak percaya
investor kepada pasar modal Indonesia.
Tugas dan Fungsi Bank Kustodian sebagai Tempat Penyimpanan Dana bagi
Para Investor
Yunita Selfiani (wawancara pada tanggal 25 Agustus 20012, Jakarta)
selaku Humas Divisi Kustodian Bank Rakyat Indonesia, mengatakan berdasarkan
prinsip kerja dari Kustodian tersebut, yakni sebagai lembaga yang melakukan
kegiatannya demi kepentingan pihak yang diwakilinya, maka kustodian dapat
dikatakan bersifat pasif. Hal ini karena seperti yang sudah disebutkan di atas
bahwa terhadap setiap efek yang dititipkan padanya merupakan bukan bagian dari
harta Kustodian itu sendiri melainkan tetap menjadi milik pemegang efek yang
menjadi pemegang rekening pada kustodian tersebut. Sehingga pihak Kustodian
selalu melakukan konfirmasi terlebih dahulu terhadap pihak pemegang efek untuk
melakukan pengurusannya.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menemukan bahwa dalam pasar modal sendiri, klasifikasi
pelanggaran pasar modal dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu bersifat teknis
administratif dan bersifat khas pasar modal seperti insider trading, manipulasi
pasar, dan penipuan. Dapat diuraikan yang termasuk pelanggaran bersifat teknis
administratif adalah :
Pelanggaran terhadap pasal 85 sampai dengan pasal 89 UUPM, yang pada
intinya berkaitan dengan kewajiban untuk menyampaikan laporan atau dokumen
tertentu kepada BAPEPAM-LK dan masyarakat. Laporan dimaksud mencakup
segala jenis laporan atau dokumen, baik yang bersifat berkala maupun yang
bersifat insidentil.
Pelanggaran terhadap masalah perijinan, persetujuan, dan pendaftaran di
BAPEPAM-LK. Tegas disebutkan dalam pasal 103 Undang-Undang Pasar Modal
bahwa setiap pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal tanpa ijin,
persetujuan, atau pendaftaran dari BAPEPAM-LK dapat dikenakan sanksi
administratif (termasuk denda didalamnya), pidana kurungan hingga pidana
penjara. Walaupun sifat pelanggaran hanya bersifat teknis administratif, namun
sanksi terhadap pelanggaran tersebut cukup berat. Hal ini mengingat seriusnya
dampak dan akibat yang dapat ditimbulkan dari pelanggaran tersebut cukup berat
yang tidak bersifat materiil-individual (kebendaan dan hanya menyangkut pihakpihak tertentu). Tetapi juga mempunyai dampak psikologis terhadap pasar dan
kepercayaan masyarakat.
Ketentuan pasal 46 UUPM telah meletakkan hak kepada investor
untuk menuntut ganti rugi apabila Bank Kustodian melakukan kesalahan
baik karena kesengajaan, kelalaian maupun kekurang hati-hatian.
Menurut penelit i, Bank CIMB Niaga bertanggung jawab sesuai dengan
unsur kesalahan yang dibuatnya yaitu tidak melakukan konfirmasi atas
efek yang dikeluarkan dan serta melakukan penjualan kembali bukan
berdasarkan perintah dari pemegang rekening.
Dalam pasal tersebut di atas, jelas diatur yang menjadi tanggungjawab
dari Bank kustodian, sehingga
buktikan
telah
melakukan
jika dalam kegiatan nya Bank kustodian di
pelanggaran
peraturan
perundang-undangan,
pertanggungjawaban perdata yang dapat dimintakan sebagai bentuk tanggung
jawab dalam rangka melindungi hak investor atau pemegang unit penyertaan
Dalam Pasal 111 UUPM tersebut dapat ditemukan syarat-syarat mengenai
hal tersebut ada 3 (tiga) cara yaitu: Adanya pelanggaran atas UUPM ataupun
peraturan pelaksanaannya. Adanya kerugian, Kerugian tersebut timbul sebagai
akibat dari pelanggaran atas perundang-undangan tersebut. Jika ada beberapa
pihak yang dirugikan, tuntutan ganti rugi dapat dilakukan sendiri-sendiri, ataupun
secara bersama-sama (class action)
Dalam hukum pidana yang menjadi pokok pembahasan ada 3 aspek yaitu
masalah perbuatan, pertanggung jawaban dan pidana itu sendiri dalam hal ini
sanksi yang diberikan terhadap konsekuensi bagi yang melanggar. Berkaitan
dengan ketiga permasalahan tersebut dalam dataran pembahasan baik secara teori
maupun dalam operasionalnya tidak dapat disatukan atau dicampuradukan satu
dengan yang lainnya, karena merupakan unsur yang berbeda-beda yang disatukan
dalam satu bagian yaitu hukum pidana. Seseorang dikatakan telah melanggar
hukum pidana apabila perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dan bertentangan
dengan norma masyarakat dan hal ini telah termaktub dalam perundang-undang
yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana, sebagaimana tertuang dalam pasal 1
ayat 1 yang berbunyi: “Tiada suatu perbuatan boleh dihukum, melainkan atas
kekuatan ketentuan pidana dalam undang-undang, yang terdahulu dari pada
perbuatan itu.
Dalam Undang-Udang Pasar Modal, terkait dengan aspek pidana, sesuai
dengan ketentuan Pasal 103, 104,107, 109, tanggung jawab pidana ini dapat
dibebankan kepada Bank kustodian jika melakukan beberapa perbuatan, yaitu
:Melakukan kegiatan pasar modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran,
Melakukan penipuan, Manipulasi pasar, menghambat pemeriksaan yang
dilakukan oleh BAPEPAM-LK Dalam kenyataannya dari contoh kasus diatas
tentang adanya pihak bank kustodian yang melakukan tindakan-tindakan tanpa
sepengetahuan
pihak
investor
atau
pemegang
unit
penyertaan
yang
mengakibatkan kerugian, maka pihak bank kustodian bertanggung jawab kepada
investor untuk memberikan ganti rugi karena kesalahannya dalam melakukan
tindakan yang tidak sesuai dengan kontrak investasi kolektif yang telah disepakati
dan tugasnya sebagai wakil dari investor.
dalam hal tindak lanjut perintah melakukan tindakan tertentu kepada PT. Bank
CIMB Niaga sehubungan dengan surat No. 010/FR SCO/VI/2011 Tanggal 23
Juni 2011 perihal permohonan untuk bisa menandatangani kembali kontrak
dengan pengelolaan portofolio efek baru bagi Bank Kustodian PT. Bank CIMB
Niaga Tbk.
Mengingat bahwa Bank CIMB Niaga segera tanggap dalam melakukan
perbaikan internal antara lain melakukan pergantian karyawan, perbaikan standart
operasi dan sistem informasi teknologi dan melakukan upaya
adanya
penyelesaian dari Manajer investasi ke investor, maka BAPEPAM-LK melalui
surat BAPEPAM-LK-LK No.5-1147/BL/2010 Tanggal 23-12-2010 menyatakan
bahwa pencabutan izin Bank CIMB Niaga dinyatakan tidak berlaku lagi.
Sementara sanksi administratif yang dapat dijatuhkan oleh BAPEPAM-LK
sesuai dengan Pasal 102 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal adalah sebagai berikut: Peringatan tertulis, denda yaitu kewajiban
untuk membayar sejumlah uang tertentu, pembatasan kegiatan usah, pembekuan
kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan persetujuan, dan pembatalan
pendaftaran Menurut peneliti, kustodian bedasarkan fungsinya dapat melakukan
pengurusan terhadap efek yang dimiliki oleh nasabahnya untuk menindaklanjuti
dari kegiatan Transaksi di Luar Bursa demi kepentingan nasabahnya. Kewajiban
yang dilakukan dalam rangka hal tersebut adalah menyimpan efek atau unit
penyertaan. Penyimpanan efek atau unit penyertaan dilakukan dalam rangka:
proses peralihan kepemilikan dan sesudah proses tersebut selesai, dalam rangka
mendapatkan keuntungan (Capital Gain), dalam rangka untuk dijual kembali
Mengingat fungsi kustodian bukan hanya sebagai tempat penyimpan atas
atau unit penyertaan saja, melainkan juga bertugas mengurus kepentingan
pemegang unit penyertaan dari unit penyertaan yang dimilikinya, maka dalam
rangka mengurus kepentingan pemegang unit penyertaan, kustodian terhadap
lembaga penunjang pasar modal yang lain bertindak sebagai kesatuan yang
tunggal. Tidak bertindak atas dasar orang per orang atau per nasabah.
Pencatatan perubahan dalam rekening efek yang dilakukan pihak Kustodian
ini bersifat kewajiban mutlak. Transaksi bursa mempunyai makna pergantian
kepemilikan atas suatu efek yang diikuti dengan pergantian dengan subyek atau
pihak yang menikmati hak atas efek tersebut. Salah satu hak yang dapat dinikmati
oleh pemilik efek sebagai pemegang hak adalah akan mendapatkan dividen yang
dibagikan oleh pihak Perusahaan atau Emiten. Hak ini akan menjadi hilang bagi
pemilik efek sebagai pemegang hak apabila pihak memiliki efek tersebut tidak
terdaftar dalam buku daftar pemegang efek emiten sebagai pemegang hak.
Pencatatan atas setiap mutasi efek ini juga menunjukkan kustodian sebagai
kelanjutan dari Transaksi Bursa. Tujuan lebih lanjut dari pencatatan efek salah
satunya adalah untuk mendapatkan Dividen. Kustodian setelah melakukan
pencatatan dan telah memastikan siapa yang berhak mendapat dividen tersebut
kepada Biro Administrasi Efek. Tentunya pencatatan ini dilakukan setelah adanya
penyelesain Transaksi Bursa.
Secara umum, fungsi Bank Kustodian di Indonesia ada 3 yaitu: pertama
sebagai lembaga Penitipan dan Pengamanan. Semua dana dan Efek yang
terkumpul dari reksa dana disimpan dan berada dibawah pengawasan Bank
Kustodian., kedua sebagai administrasi dengan menghitung Net Asset Value atau
NAB dari setiap jenis reksadana KIK setiap akhir hari bursa yang untuk
selanjutnya diumumkan kepada masyarakat via koran atau internet, ketiga sebagai
transfer
Agent.
Melakukan
pencatatan
seluruh
pembelian
maupun
penebusan/pencairan (redemption) oleh masyarakat pemodal serta mencatat setiap
account nasabah. Di samping itu memberikan surat konfirmasi sebagai tanda bukti
pembelian, pencairan atau pemindahan (switching) antar jenis reksa dana.
KESIMPULAN DAN SARAN
Tanggungjawab
Bank
Kustodian
terhadap
dana
investor
dapat
dipertanggungjawabkan dengan pertanggungjawaban perdata, pidana, dan
administratif. Dalam hal kasus yang terjadi oleh PT. Bank CIMB Niaga
merupakan pertanggungjawaban yang berupa penyelesaian kewajiban Bank
Kustodian terhadap para investor. Bentuk penyelesain kewajiban Bank Kustodian
itu sendiri berupa pengembalian dana Investor maupun pembayaran ganti
kerugian dan PT. Bank CIMB Niaga tidak diperkenankan untuk menandatangani
kontrak Investasi Kolektif maupun Kontrak Pengelolaan Investasi untuk
kepentingan nasabah secara individual sebelum proses pemeriksaaan lebih lanjut
selesai dilaksanakan oleh BAPEPAM-LK.
Bank Kustodian melaksanakan fungsinya sebagai lembaga yang
menyelenggarakan kegiatan penitipan mempunyai beberapa tanggungjawab
terhadap pemegang unit penyertaan yang menjadi nasabahnya, tanggungjawab
tersebut di antaranya adalah menyimpan efek atau unit penyertaan milik
pemegang rekening dan tanggungjawab lainnya sesuai dengan kontrak antar
kustodian dengan pemegang rekening. Secara umum, fungsi Bank Kustodian di
Indonesia ada 3 yaitu Lembaga penitipan dan pengamanan, administrasi, dan
sebagai transfer agent.
Bank Kustodian harus bertanggungjawab atas segala kerugian yang timbul
karena tindakannya, seperti yang diatur dalam Peraturan BAPEPAM Nomor
IV.B.2, serta lebih diperinci lagi bentuk dan nilainya, sehingga apabila benarbenar timbul kerugian, bisa langsung diterapkan terhadap kerugian yang terjadi
dan bagaimana penyelesaiannya, karena peraturan BAPEPAM merupakan
peraturan pelaksanaan yang sudah khusus yang berhubungan dengan Pasar Modal.
Diperlukannya penegakan hukum yang tegas terhadap pihak-pihak pelaku Pasar
Modal terutama pada Bank Kustodian, agar investor benar-benar mendapat
perlindungan hukum apabila mengalami kerugian akibat kesalahan atau
pelanggaran yang dilakukan oleh Bank Kustodian
DAFTAR PUSTAKA
Nasruddin Irsan dan Surya Indra. (2004), Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia.
Prenadi Media. Jakarta
Pratomo Prio Eko dan Ubaidillah Nugraha, (2002) Reksadana (solusi pencernaan
investasi di era modern), PT. Gramedia pustaka Umum, Jakarta,)
Departemen Keuangan Republik Indonesia. Seluk Beluk Pasar Modal. Jakarta
http;//www.kumpulanartikelindonesia.com/Bank-kustodian-pengertian-dan
tanggung-jawab.html. diakses tanggal 21 mei 2012
MuhammadRoufique,http://www.tantangankajiulangBankkustodianalreview.com.
diakses tanggal (21-05-2012)
http;//www.neraca.co.id//Lambat Ungkap Kasus Bank Kustodian CIMB Niaga
.html. diakses tanggal (21-05-2012)
Download