POLIMORFISME GEN INTERFERON GAMMA (IFN-γ) PADA PENDERITA INFLUENZA LIKE ILLNESS DIEASE TAHUN 2010 Gamma Interferon Gen Polymorphisme ((IFN-γ) in Influenza Like IIness Disease Patients in 2010 Rusni Mato, Muhammad Hatta dan Rizalinda Syahrir ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui polimorfisme gen Interferon Gamma (IFN-γ) pada penderita Influenza Like Illness Desease di Makassar Tahun 2010. Pengumpulan sampel penderita Influenza Like Illness Desease pada penelitian ini dilaksanakan di puskesmas sudiang di Makassar. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekular Fakultas Kedokteran UNHAS. Desain penelitian yang digunakan adalah case control study. Pengambilan sampel menggunakan teknik Deskriptif dengan jumlah 10 sampel dari penderita Influenza Like Illnes Desease dan 20 sampel dari individu sehat sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen interferon gamma pada penderita Influenza Like Illness Desease di Puskesmas sudiang Makassar tahun 2010 adalah 100% dalam bentuk normal (genotip GG) dan pada kelompok individu sehat adalah 100% dalam bentuk normal (genotip GG). Kata Kunci : Gen Interferon Gamma,Influenza Like Illness Desease ABSTRACT The purpose of the research is to indicate Gamma Interferon Gen polymorphism at Influenza Like Illness Disease patients in Makassar in 2010. Samples of Influenza like Illness disease patients were collected at public health center (Puskesmas) Sudiang in Makassar,The research was conducted at the Laboratory of Moleculer Biology of Medical Faculty of Hasanuddin University. The research design used case control study.The samples were collected by using descriptive technique with the amount of 10 samples of influenza like illness disease patients and 20 samples from healthy individuals as a control group. The results indicate that gamma Interferon interferon gen in the patients of influenza like illness disease at the Sudiang Puskesmas in 2010 is 100 % in normal from (genotip GG) and in the healthy individual group is 100 % in normal from (genotip GG). Key Words : Gamma Interferon Gen,Influenza Illness Like Disease PENDAHULUAN Virus influenza adalah virus dengan materi genetic asam ribo –nukleat (ribo nucleic acid/RNA) serat tunggal (single stranded),berpolaritas negatif yang terpisah dalam 8 segmen (McGeoch dkk,1976),dari Familia orthomyxoviridae (Webster dan Hulse 2004,Horimoto dan Kawaoka 2001). Virus influenza masih tetap menjadi perhatian utama bidang kesehatan pada beberapa negara di dunia,dan pertama kali di temukan di Hongkong pada tahun 1997 dan menginfeksi 18 orang dan 6 orang di antaranya meninggal,Di Indonesia virus ini menyerang sejak Oktober 2003 sampai Februari 2004 di laporkan sebanyak 4,7 juta ayam ternak mati,Laporan WHO pada 1 tanggal tanggal 18 juni 2007 menyebutkan jumlah kasus AI pada manusia di Indonesia sebanyak 100 orang dan 80 orang di antaranya meninggal dunia (WHO,2007,2008). Virus influenza mengalami perubahan pada dasarnya melalui dua cara yaitu antigenic drift dan antigenic shift.perubahan dengan cara antigenic drift jika virus berubah sedikit demi sedikit secara terus –menerus dalam jangka waktu yang lama.virus ini akan menghasilkan strain baru yang tidak dapat di kenali oleh antibodi virus ynag lama,karena adanya virus strain baru yang terus menerus inilah orang terserang influenza beberapa kali. Respon sistem kekebalan tubuh terhadap influenza meliputi reaksi antibodi humoral,antibodi lokal ,respon imun seluler.Antibodi terhadap hemaglutinin merupakan respon imun yang paling penting untuk perlindungan tubuh dari berbagai infeksi.perlindungan terhadap pathogen intraseluler ini sangat tergantung pada respon imun adaptif yang di perantarai sel.Langkah penting dalam menghilangkan pathogen ini sangat tergantung pada patogen ini adalah aktivitas magropag dan produksi sitokin terutama Tumor Nekrosis Faktor alfa (TNF-α),interleukin-12(IL12),IL-15,serta IL 18 yang menginduksi produksi IFN-γ oleh sel TH1.Respon Imun adaptif telah terbukti menjadi penting untuk proses ini.Setelah terinternaliasi patogen intraseluler magropag,menghasilkan IL-12 yang merangsang produksi IFN- γ oleh sel NK dan sel T (Mizuno,2004,Janssen,et.al,2002). IFN-γ merupakan salah satu jenis sitokin,memegang peran baik pada respon imun bawaan maupun pada respon imun adaptif di perantarai sel terhadap mikroba intrasel pada model hewan percobaan tikus,yang kekurangan IFN-γ atau reseptor IFN-γ,susceptible terhadap virus,seperti influenza (Abbas,Lichtman,Pilia ,2007). Ada banyak laporan penelitian yang berhubungan dengan IFN-γ dengan berbagai penyakit misalnya pada hepatitis ,tuberkolosis berdasarkan hasil penelitian Ali,et,al,(2006) di Vietnam, IFN-γ SNP +874 mempengaruhi produksi IFN-γ dan terkait dengan susceptibility terhadap tuberkolosis.Sebuah alel CA refeat polymorphisme dalam intron 5 dari IFN-γR1 berhubungan dengan susceptibility terhadap tuberkolosis. Secara singkat dikatakan IFN-γ adalah suatu senyawa glikoprotein yang di bentuk oleh sel tubuh akibat rangsangan,spesifik terhadap sel inang tetapi tidak spesifik terhadap virus (Mutschler,1986). Polimorfisme IFN-γ pada penderita influenza dengan orang normal belum di ketahui apakah ada perbedaan atau tidak,apabila terjadi polimorfisme pada gen ini akan mempengaruhi ketahanan tubuh seseorang terhadap infeks. Berdasarkan uraian di atas,maka peneliti akan melakukan penelitian terhadap analisi polimorfisme IFN-γ G5644A pada penderita Influenza like Illness Disease melalui tehnik RFLPPCR di Makassar. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui polimorfisme IFN-γ pada penderita influenza like Illness Disease 2. Mengetahui polimorfisme IFN-γ pada orang normal METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah observasional study dengan pendekatan deskriftif untuk mengetahui polimorfisme gen IFN-γ dan pada penderita influenza like illnes dan Orang normal di puskesmas sudiang Tahun 2010. B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan nopember 2010, di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar. 2 C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sampel darah dari yang diambil dari puskesmas sudiang Makassar. penderita like illness 2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah sampel darah penderita Influenza like illnes sebanyak 10 sampel serta sampel darah kontrol yakni 20 sampel. D. Kriteria Sampel 1. Kriteria inklusif : a. penderita positif flu A dan B b. bersedia menjadi responden saat penelitian 2. Kriteria eksklusif : a. penderita tidak positif flu A dan B b. Tidak bersedia menjadi responden saat penelitian E. Data Penelitian Variabel data yang diteliti yaitu: 1.wawancara terstruktur dengan menggunakan responden,meliputi umur,jenis kelamin kuisioner yang berisi :identitas 2.Hasil Uji PCR-RFLP dari darah penderita influenza like illnes disease F.Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu: cawan petri, bunsen, pipet, inkubator, botol transport, oven, tabung reaksi, otoklaf, ose bulat, pipet, tube, inkubator, vortex, waterbath, tabung eppendorf, rak tabung eppendorf, sentrifuse Harmle Z 229, inkubator, stopwatch, gyrotary shaker, mikropipet + tip filter, DNA thermal cycler (Hybaid OMN-E), botol reagen, perangkat mesin Translimunator UV, elektroforesis + tip supply, sendok tanduk, freezer 40C, neraca analitik, mikropipet + tip filter, ,mikrotube, rak, sarung tangan. 2. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu: sampel darah individu penderita Influenza like illnes,medium MRVP (Methyl Red-Voges Proskauer), pereaksi indol (kovaks), larutan metil alkohol, larutan alfa naftol, larutan KOH 40%. larutan buffer L6 (Guadinium thyocianate GuSCN, buffer TE (Tris EDTA), diatom, larutan buffer L2, buffer TE (tris – EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetat), triton X, etanol 70%, aseton, aquades steril, ekstrak DNA terdiri dari: 10x buffer PCR (Roche), 10x Ex Taq polimerase buffer, MgCl2, deoksinukleotida triposfat (dNTPs): dATP, dGTP, dTTP, dCTP, dH2O, pure destillated water, parafin/mineral oil, gel agarosa 2%, marker (Smart Ladder SF), buffer loading 6x, buffer TBE (Tris Borat EDTA) 0,5X, EtBr (Ethidium Bromida), kertas parafin, kertas label, air, dan primer gen IFN-γ (Bream, et al, 2002) yang secara spesifik akan mengamplifikasi target sebagai berikut: Primer Forward : 5’ATCCAATGTGCTTGTGAATGAA3’ Primer Reverse : 5’CCGAGAGAATTAAGCCAAAGA3’ Dan enzim retriksi : AVa II yang digunakan untuk pemotongan DNA yaitu: 5’...G G(A ) CC 3 Produk PCR-RFLP adalah 242 bpr pada suhu 95oC dengan pemotongan pita DNA pada 159 bpr dan 60 bpr G. Prosedur Kerja 1. Pengambilan Sampel Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dari 10 individu penderita influenza like illnes. Sampel selanjutnya akan diberi perlakuan yaitu: ekstraksi DNA (sedimen) untuk uji Restriction Fragment Lenght Polimorphism Polymerase Chain Reaction (RFLP PCR). 2. Ekstraksi DNA dengan Metode Boom Sampel darah utuh 100 µl dimasukkan kedalam 900 µl larutan "L6" yang terdiri dari 120 g Guanidium thyocianate (GuSCN) dalam 100 ml 0.1 M Tris HCl, pH 6.4; 22 ml 0.2 M Ethylen Diamine Tetra Acetat (EDTA) pH 8.0 dan 2.6 g Triton X-100 dengan konsentrasi akhir 50 mM Tris HCl, 5 M GuSCN, 20 mM EDTA, 0.1 % Triton X-100. Selanjutnya dihomogenkan (dilakukan vortex) dan dirotasi dengan grytory shaker selama semalam dengan posisi tidur. Selanjutnya ditambahkan diatom 30µl yang terdiri dari suspensi diatom yang terdiri dari 50ml H2O dan 500 µl dari 32 % (w/v) "Celite" ("diatom"). 30 µl suspensi diatom ini dapat mengikat 10 µg DNA bakteri. Kemudian dilakuan vortex, dirotasi dengan grytory shaker selama 15 menit dan kemudian disentrifuse di dalam tabung efendorf 1,5 ml dengan kecepatan 12.000 rpm selama 15 detik. Supernatan dibuang dan sedimen dicuci dengan larutan "L2" yang terdiri dari 120 g GuSCN dalam 100 ml 0.1 M Tris HCl, pH 6.4, yaitu dengan menambahkan 900 µl larutan ”L2”. Selanjutnya divortex dan disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 15 menit, pencucian diulangi sebanyak 2 kali dengan menggunakan larutan "L2" dan dilanjutkan dengan etanol 70 % sebanyak 2 kali pencucian dan aseton sebanyak 1 kali pencucian. Hasilnya kemudian dipanaskan dalam "waterbath" pada suhu 56 ºC selama 10 menit atau sampai kering. Setelah itu ditambahkan 90 µl larutan destillate water. Kemudian dilakukan vortex dan diinkubasi kembali dalam"waterbath" pada suhu56 ºC selama 10 menitKemudian disentrifus selama 15 detik pada kecepatan 12.000 rpm dan diambil supernatannya. Supernatan dari proses ini akan mendapat hasil ektraksi DNA dan disimpan pada frezer untuk dilakukan analisa PCR 3. Pembuatan 2 % Gel agarose Menimbang 2 gram agarose, selanjutnya dilarutkan dalam 100 ml TBE buffer 1x. Campuran agarose dan TBE buffer 1x dipanaskan hingga larut. Selanjutnya ditambahkan 50 µl ethidium bromida (EtBr). Setelah itu, larutan dimasukkan dalam pencetak gel dan ditunggu hingga beku. 4. Metode RFLP-PCR Pembuatan PCR mix 22,5 µl dimasukan dalam tabung PCR yang terdiri dari 2,5 µl 10X buffer, 0,1 µl 10X Enzim Taq DNA polymerase Ampli Taq GOLD, 0,1 µl MgCl2, 0,1 µl dNTPs, pure destilasi water 19,5 µl, 0,1 µl primer forward dan 0,1 µl primer reverse dari gen IFN-γ. Kemudian dihomogenkan dengan di vortex ± 5 detik.Kemudian pada tabung PCR ditambahkan 2,5 µl sampel ekstrak DNA dan selanjutnya dilakukan amplifikasi dengan menggunakan mesin PCR (DNA Thermal Cycler). Proses amplifikasi dilakukan sebanyak 35 siklus dan setiap siklus terdiri dari denaturasi pada 95 ºC selama 15 detik annealing pada suhu 53 ºC selama 30 detik 4 "waterbath" pada suhu 56 ºC selama 10 menit. Kemudian disentrifus selama 15 detik pada kecepatan 12.000 rpm dan diambil supernatannya. Supernatan dari proses ini akan mendapat hasil ektraksi DNA dan disimpan pada frezer untuk dilakukan analisa PCR. 3. Pembuatan 2 % Gel agarose Menimbang 2 gram agarose, selanjutnya dilarutkan dalam 100 ml TBE buffer 1x. Campuran agarose dan TBE buffer 1x dipanaskan hingga larut. Selanjutnya ditambahkan 50 µl ethidium bromida (EtBr). Setelah itu, larutan dimasukkan dalam pencetak gel dan ditunggu hingga beku. 4. Metode RFLP-PCR Pembuatan PCR mix 22,5 µl dimasukan dalam tabung PCR yang terdiri dari 2,5 µl 10X buffer, 0,1 µl 10X Enzim Taq DNA polymerase Ampli Taq GOLD, 0,1 µl MgCl2, 0,1 µl dNTPs, pure destilasi water 19,5 µl, 0,1 µl primer forward dan 0,1 µl primer reverse dari gen IFN-γ. Kemudian dihomogenkan dengan di vortex ± 5 detik. Kemudian pada tabung PCR ditambahkan 2,5 µl sampel ekstrak DNA dan selanjutnya dilakukan amplifikasi dengan menggunakan mesin PCR (DNA Thermal Cycler). Proses amplifikasi dilakukan sebanyak 35 siklus dan setiap siklus terdiri dari denaturasi pada 95 ºC selama 15 detik, annealing pada suhu 53 ºC selama 30 detik dan elongasi pada suhu 72 ºC selama 45 detik. Hasil produk aplifikasi ini diambil sebanyak 6,4 µl produk DNA yang digunakan untuk mencampur dengan 0,1 µl enzim restriksi AvaII, NEB sebanyak 1,5 µl dan 7 µl aquades dalam tabung PCR kemudian divortex sebentar hingga homogen. Kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 1 x 24 jam di ruangan. Hasil pemotogan dari campuran tersebut dan dan sisa hasil produk PCR dilewatkan melalui elektroforesis gel agarose 2%. Sisa hasil produk PCR digunakan sebagai indikator saat proses elektroforesis untuk melihat ada tidaknya pita (band) DNA dari sampel. Pada proses elektroforesis dimasukkan campuran 10 µl amplikon RE (DNA ditambah enzim restriksi) dengan 1 µl cairan ”Blue juice loading dye” (tanpa marker) ke dalam lubang sumur gel. Kemudian marker 1000 bp dimasukkan pada sumur gel lubang pertama sebagai penanda. Selanjutnya sumur gel lubang terakhir dimasukkan campuran kontrol negatif. Selanjutnya proses running elektroforesis dimulai dengan dihidupkan dan dijalankan dari muatan negatif (katode) ke muatan positif (anode) pada 100 A selama kurang lebih 40 menit hingga pita biru sampai mendekati garis merah dan selanjutnya elektroforesis dimatikan. Setelah elektroforesis itu, gel diamati di atas UV Transilluminator dengan melihat pita (band) DNA yang terbentuk lalu hasilnya disimpan. Ukuran produk gen IFN-γ yang dihasilkan pada pemeriksaan RFLP PCR adalah 461 kb. Setelah dilakukan restriksi dengan menggunakan enzim AvaII dihasilkan pemotongan pada 242, 159, dan 60 kb. Hal ini menunjukkan kondisi yang normal (genotip GG). Apabila terjadi pemotongan pada 401 dan 60 kb, hal ini menunjukkan kondisi mutasi (genotip GT). . HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polimorfisme gen interferon gamma (IFN-γ) pada penderita Influenza like illnes Tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan dari bulan oktober sampai Desember 2010. Pengumpulan sampel dilakukan di Puskesmas Sudiang Makassar dan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekular Fakultas Kedokteran UNHAS. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 10 responden. Responden penderita influenza like illnes ditentukan sesuai dengan kriteria inklusi yaitu penderita dengan hasil pemeriksaan laboratorium dengan uji RLFP PCR. Setelah data terkumpul,kemudian di lakukan pengolahan data.Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk tabel. 5 1.Karakteristik penderita a) Jenis kelamin penderita Table 1.Distribusi frekuensi jenis kelamin penderita Influenza like sudiang 2010 (Data primer,2010) Illnes Disease di Penderita ILI Jenis Kelamin N % Perempuan 4 40 Laki - laki 10 60 Total 10 100 Berdasarkan Tabel 1: Frekuensi jenis kelamin terbanyak pada penderita adalah jenis kelamin laki- laki yaitu 6 (60% ) sedangkan frekuenzi jenis kelamin perempuan yaitu 4 ( 40% ) b) Umur responden Tabel 2: Deskripsi Umur Penderita Influenza like llIness Dsease Tahun 2010 (Data Primer, 2010) Penderita ILI Mean Median Minimum Maksimum 22,5 24,5 19 35 Berdasarkan table 3.rata-rata umur penderita Infuenza IIlness Desea =+22,5 2.Frekuensi polimorfisme gen (IFN-γ), pada penderita IInfluenza Illness Desea di puskesmas sudiang tahun 2010. Untuk mengidentifikasi polimorfisme gen interferon Gamma (IFN-γ), di gunakan pemeriksaan RFLP PCR.ukuran produk gen Interferon Gamma (IFN-γ),yang di hasilkan pada pemeriksaan PCR adalah 461 kb.setelah di lakukan restriksi dengan menggunakan enzim Ava II di hasilkan pemotongan pada 242,159 dan 60 kb.hal ini menunjukkan kondisi ynag normal (genotip GG).Apabila terjadi pemotongan pada 401 dan 60 kb.hal ini menunjukkan kondisi mutasi( genotip GT.).Namun pada penelitian ini,semua sampel penelitian (10 responden) pada penderita Influenza Like IIlness Desease adalah 100% menunjukkan tidak terjadi polimorfisme gen interferon Gamma (IFN-γ), atau normal (genotip GG) 6 Gambar 6 :Hasil pemeriksaan RFLP PCR pada gen interferon Gamma pada orang normal (control).Hasil menunjukkan gen interferon Gamma (IFN-γ),Normal (genotip GG) pada nomor sampel 1- 15 PEMBAHASAN Interferon gamma (IFN-γ) merupakan salah satu jenis sitokin yang termasuk dalam kelompok pengatur immune-mediated inflammation dan berfungsi sebagai kurir (pembawa berita) antar sel. IFN-γ diproduksi oleh limfosit T bila distimulasi oleh berbagai macam penyebab seperti polinukleotida, beberapa sitokin lain serta ekstrak virus,(seperti hepatitis, herpes, HIV/ AIDS), jamur dan bakteri. Meskipun banyak sitokin yang terlibat pada respon terhadap penyakit infeksi, IFN-γ memainkan peran kunci terutama pada infeksi virus, seperti dalam meningkatkan efek limfosit T terhadap makrofag alveolar .(Subagyo, dkk, 2006, Janssen, et al, 2002). Pada penelitian ini, tidak ditemukannya polimorfisme gen IFN-γ pada penderita Influenza like Illness di Puskesmas Sudiang Makasar. Semua sampel gen IFN-γ yang digunakan (20 sampel) berada dalam kategori normal (genotip GG). Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah sampel pada penelitian ini terbatas (10 sampel), dan target lokasi dari gen IFN-γ yang memiliki kemungkinan untuk terjadi polimorfisme kecil. Hal ini berbeda dengan beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang menunjukkan adanya polimorfisme pada gen pada suatu penyakit infeksi. Bahkan memiliki hubungan dengan susceptibility individu terhadap suatu infeksi. Seperti pada penelitian oleh Ali, et al., 2006, tentang IFN-γ SNP +874 mempengaruhi produksi IFN-γ dan terkait dengan susceptibility terhadap tuberkulosis. Sebuah alel dari CA repeat polymorphism dalam intron 5 dari IFN-γR1 berhubungan dengan susceptibility terhadap tuberkulosis. Cooke, et al, 2006, tentang Polymorphism within the Interferon- γ/Receptor Complex Is Associated with Pulmonary Tuberculosis, pada 1.301 populasi Afrika Barat, menemukan terjadinya polimorfisme pada 2 promoter IFNG (-1616GG dan +323TT), genotip -56CC IFNGR1, tetapi tidak ditemukan pada IFNGR2. Hal ini menunjukkan secara signifikan hubungan penyakit tuberkulosis paru dengan IFN-γR1 dan merupakan risiko perkembangan tuberkulosis. Pada penelitian yang lain, Kardum, et al, 2006, tentang Interferon-γ Receptor-1 Gene Promoter Polymorphisms (G-611A; T-56C) and Susceptibility to Tuberculosis, menunjukkan bahwa kombinasi SNP IFN-γ dan IFN-γR1 berhubungan dengan perlindungan terhadap tuberkulosis. Henri, et al, 2002, tentang Description of three new polymorphisms in the intronic and 3′UTR regions of the human interferon gamma gene yang dilakukan pada 244 sampel pada populasi Sudan yang merupakan area endemik skistosomiasis, menemukan polimorfisme pada 3’UTR region yaitu transisi A menjadi G pada posisi +2109 serta transisi G menjadi A pada posisi +3810 dan +5134. 7 Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kelompok jenis kelamin pada laki – laki sebanyak 60 % yang menderita influenza like illness disease sedangkan pada kelompok jenis kelamin perempuan sebanyak 40%. Hal ini juga disebabkan karena immunitas terhadap penyakit influenza pada lakilaki lebih tinggi dibanding perempuan. Hal ini sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Schweiger (2000) yang menyatakan bahwa daya immunitas laki-laki terhadap influenza lebih tinggi dibanding perempuan. Berdasarkan data klinis yang ada, penderita Influenza like illness disease umumnya datang dengan demam (38oC atau lebih), batuk dan sesak napas yang umumnya timbul antara 116 hari. Gejala lain yang dapat menyertai antara lain epistaxis, pneumonia, konjungtivitis, diare, muntah, nyeri abdomen, nyeri pleuritik, ensefalopati, perdarahan hidung dan gusi, serta dilaporkan kasus dengan kejang (WHO Jakarta, 2007). Virus influenza adalah virus dengan materi genetik asam ribo-nukleat (ribo nucleic acid/RNA) serat tunggal (single stranded/ss), berpolaritas negatif (-) yang terpisah dalam 8 segmen (McGeoch dkk. 1976), dari Familia Orthomyxoviridae (Webster dan Hulse 2004; Horimoto dan Kawaoka 2001). Virus-virus dari keluarga ini dikelompokkan menjadi klas A, B, dan C berdasarkan perbedaan antigenik nukleoprotein (NP) and matriks (M1) (Fouchier dkk. 2005; Horimoto dan Kawaoka 2005). KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang di peroleh dapat di simpulkan bahwa : 1) Metode RFLP PCR dapat mendeteksi polimorfisme gen IFN-γ Pada penderita Influenza Like IIlness Desease 2) Pada penderita Influenza like illness tidak terjadi polimorfisme Gen IFN-γ. SARAN 1. Untuk lebih mendapatkan hasil yang lebih akurat dibutuhkan jumlah 2. sampel yang lebih banyak oleh karenanya itu kami sarangkan kepada penelitian lebih lanjut untuk menambah jumlah sampel 3..Untuk peneliti selanjutnya agar menambah variable pengukuran Agar penelitian tentang gen IFN-γ lebih bermakna agar penelitianUntuk kepentingan klinis. DAFTAR PUSTAKA Abbas, A.K., Lichtman, A.H., Pillai, S. 2007. Cellular and Molecular Immunology. Sixth edition. Saunders Elsevier Inc.: Philadelphia. Anonim 2, 1990 Drug Information for the Health Care Proffesional,United Stata Phamacospesial Convection Inc,1561.1564,2876. Amsterdam, J.G.C.Van, et al. 2004. Genetic susceptibility for Salmonella infections. RIVM report 340210001. 23-27. Aru, S. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan IPD FKUI: Jakarta. Bream, J.H., et al. 2002. A single nucleotide polymorphism in the proximal IFN gamma promoter alters control of gene transcription. Genes and Immunity Journal, (Online), Vol. 3, (www.nature.com/gene, diakses 7 Maret 2010). Beigel, J.H., et al. 2005.Current concepts:Avian Influenza A(H5NI) infection in humas,The New England Journal of Medecine 353 Cooke, G.S., et al. 2006. Polymorphism within the Interferon-γ/Receptor Complex Is Associated with Pulmonary Tuberculosis. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, (Online), Vol. 174, (www.atsjournals.org, diakses 7 Maret 2010). Dahlan, M.S. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Salemba Medika: Jakarta. 8 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2008. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan: Makassar. Emmeluth, D. 2008. Deadly Diseases and Epidemics : Typhoid Fever. Chelsea House Publishers: Philadelphia. Etokebe, G.E. 2005. Interferon-g Gene (T874A and G2109A) Polymorphisms Are Associated With Microscopy-positive Tuberculosis. Scandinavian Journal of Immunology, Vol. 63 : 136-141. Everest, P., et al. 2001. The Molecular Mechanisms of Severe Typhoid Fever. Trends in Microbiology, (Online), Vol. 9, (http://www.cell.com/trends/microbiology, diakses 21 Maret 2010). Fatchiyah, Arumingtyas, E.L. 2006. Manipulasi Gen & RFLP Analysis. Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Universitas Brawijaya: Malang. Gaffar, S. 2007. Bioteknologi Molekul. Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran. Garrity, G.M. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. Second Edition. Springer: USA. Guyton, A.C., Hall, J.E. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Terjemahan oleh Irawati Setiawan, LMA Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso. 2007. Jakarta: EGC. Hamid, N., Jain, S.K. 2007. Immunological, Cellular and Molecular Events in Typhoid Fever. Department of Biotechnology, Hamdard University, Hamdard Nagar: New Delhi. Hatta, M., Smits, H.L. 2007. Detection of Salmonella Typhii By Nested Polimerase Chain in Blood, Urine, and Stools Samples. American Journal of Hygine and Therapy, (Online), ( http://www.ajtmh.org diakses 3 Januari 2010). Henri, S., et al. 2002. Description of three new polymorphisms in the intronic and 3′UTR regions of the human interferon gamma gene. Genes and Immunity Journal, (Online), Vol. 3, (www.nature.com/gene, diakses 7 Maret 2010). Huang, J.H., et al. 1998. Analyses of the NRAMP1 and IFN- γR1 Genes in Women with Mycobacterium avium-intracellulare Pulmonary Disease. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Vol. 157: 377 – 381. Janssen, R., et al. 2002. Divergent Role for TNF-α in IFN-γ-Induced Killing of Toxoplasma gondii and Salmonella typhimurium Contributes to Selective Susceptibility of Patients with Partial IFN-γ Receptor 1 Deficiency. The Journal of Immunology, (Online), Vol.169, (http://www.jimmunol.org/cgi/content/full/169/7/3900#BIBL, diakses 14 Februari 2010). Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2005. Medical Microbiology. The McGraw-Hill Companies, Inc.: United States of America. Kardum, L.B., et al. 2006. Interferon- γ Receptor-1 Gene Promoter Polymorphisms (G-611A; T56C) and Susceptibility to Tuberculosis. Scandinavian Journal of Immunology, Vol. 63: 142-150. Karuniawati, A. 2008. Polymerase Chain Reaction (PCR) Application: Biomedical point of view: Infectious Diseases. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional dan Workshop Aplikasi Multidisiplin Polymerase Chain Reaction, Universitas Sam Ratulangi Manado, Manado 4 – 5 Agustus 2008. Levinson, W. 2008. Review of Medical Microbiology & Immunology. Tenth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.: United States of America. Mastroeni, P., Menager, N. 2003. Development of acquired immunity to Salmonella. Journal of Medical Microbiology, (Online), Vol. 52, (http://jmm.sgmjournals.org, diakses 3 Januari 2010). Mizuno, Y. 2004. Host Defense Mechanisms Against Salmonella Infection. Japanese Journal of Clinical Microbiology. Vol. 27. No. 6: 67-72. 9 Moran, A. 2007. No association between the +874T/A single nucleotide polymorphism in the IFN- γ gene and susceptibility to TB. The International Journal of Tuberculosis and Lung Disease. Vol. 11. N0.1: 113-115. Na’im, R. 2004. Pengembangan Uji Diagnostik melalui Teknik Molekuler. Cermin Dunia Kedokteran. No. 146: 32 – 34. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. 2006. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Edisi 4. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Ryan, K.J., Ray, C.G. 2004. Sherris Medical Microbiology: An Introduction to Infectious Diseases. 4th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.: United States of America. Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2006. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Sagung Seto: Jakarta. Schroder, K. et al. 2004. Interferon-γ: An Overview of Signals, Mechanisms and Functions. Journal of Leukocyte Biology, (Online), Vol. 75, (http://www.jleukbio.org, diakses 3 Januari 2010). Subagyo, A. dkk. 2006. Pemeriksaan Interferon-gamma dalam Darah untuk Deteksi Infeksi Tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Vol. 3, No. 2: 6 – 19. Suryanto, D. 2003. Melihat Keanekaragaman Organisme Melalui Beberapa Teknik Genetika Molekuler. Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Wistreich, G.A. 2009. Essential Clinical Immunology. Cambridge University Press: New York. Wain, J., Hosoglu, S. 2008. The Laboratory Diagnosis of Enteric Fever. J Infect Developing Countries, Vol. 2. No. 6:421-425. Yuwono, T. 2004. Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction. ANDI Yogyakarta: Yogyakarta. Zabriskie, J.B. 2009. Essential Clinical Immunology. Cambridge University Press: New York. Zhang, X.L., Jeza, V.T., Pan, Q. 2008. Salmonella Typhi: from a Human Pathogen to a Vaccine Vector. Cellular & Molecular Immunology. Vol. 5, No. 2: 91 – 97. Zhou, Lillehoj, Lamont. 2004. Associations of Interferon-γ Genotype and Protein Level with Antibody Response in Salmonellosis. American Association of Pathologists. 10