Tiki’ Jaringan HAM Perempuan Papua (Papuan Women’s Human Rights Network) Sekretariat: Jl. Bosnik Blok D-61 Kamkey Abepura. Kelrhn.Awiyo. Distrik Abepura. Kota Jayapura-Papua. Kode Pos 99358 Perenungan. Solidaritas Perempuan Atas Tindakan Kekerasan dan Diskriminasi Terhadap Perempuan . Momentum Solidaritas Perempuan Internasional yang dikenal dengan nama 16 Days of Activism Against Gender Violence atau Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, 2014. Tema “Kekerasan terhadap Perempuan adalah PelanggaranHAM” Sub tema: Stop Kekerasan, Lindungi Perempuan dari Kekerasan” Latar belakang 16 Hari Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan adalah hari-hari kampanye anti kekerasan terhadap peristiwa-peristiwa penting dunia yang terjadi atas tindak kekerasan, diskriminasi serta pelanggaran hak asasi atas manusia termasuk perempuan. Digagas untuk pertama kali oleh Women’s Global Leadership Institute tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership. Kampanye ini bersifat internasional karena merupakan komitmen dunia mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Peristiwa penting dunia, diperingati setiap tahun pada tanggal 25 November sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dan ditutup pada tanggal 10 Desember sebagai Hari HAM Internasional, karena saat itu Acuan Kampanye 16 Hari Anti kekerasan, Tiki Jaringan HAM Peremuan Papua Page 1 Tiki’ Jaringan HAM Perempuan Papua (Papuan Women’s Human Rights Network) Sekretariat: Jl. Bosnik Blok D-61 Kamkey Abepura. Kelrhn.Awiyo. Distrik Abepura. Kota Jayapura-Papua. Kode Pos 99358 ditetapkannya dokumen bersejarah, yaitu Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa tahun 1948. Ini menandakan bahwa semua orang di dunia punya tanggungjawab menjaga agar setiap orang menjalani kehidupan dengan tanpa ada tekanan, kekerasan, intimidasi, diskriminasi, pembunuhan, dan tindak kekerasan lainnya. Dan sebagai negara, kewajiban negara adalah melindungi dan ada kepastian hukum yang adil bagi setiap warga bangsanya. Indonesia sebagai negara yang ikut dalam menandatangani kesepakatan ini, dan 16 hari kampanye anti kekerasan terhadap perempuan telah menjadi komitmen negara. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) merupakan salah satu lembaga negara yang mendapatkan mandat menjadi inisiator kegiatan ini di Indonesia. Dipilihnya rentang waktu tersebut adalah dalam rangka menghubungkan secara simbolik antara Kekerasan Terhadap Perempuan dan HAM, serta menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM. Salah satu institusi nasional hak asasi manusia di Indonesia, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menjadi inisiator kegiatan ini di Indonesia. Peristiwa Penting Dalam Kampanye 16 Hari Peristiwa-peristiwa penting yang menjadi alasan peringatan dan perayaan yang sifatnya kampanye internasional adalah: 1. 25 November 1960. Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Tanggal ini dipilih sebagai penghormatan atas meninggalnya Mirabal bersaudara yang bernama Patricia Minerva dan Maria Teresa. Pembunuhan keji telah terjadi atas dua bersaudara ini pada tanggal 25 November 1960. Peristiwa pembunuhan ini dilakukan oleh Penguasa Diktator Republik Dominika Rafael Trujillo. Mirabal bersaudara merupakan aktivis politik yang tak henti memperjuangkan demokrasi dan keadilan, serta menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran peguasa Republik Dominika pada waktu itu. Berkali-kali mereka mendapat tekanan dan penganiayaan dari penguasa yang berakhir pada pembunuhan keji tersebut. Tanggal ini sekaligus juga menandai ada dan diakuinya kekerasan berbasis jender. Tanggal ini dideklarasikan pertama kalinya sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan pada tahun 1981 dalam Kongres Perempuan Amerika Latin yang pertama. 2. 1 Desember 1988. Hari AIDS Sedunia. Hari AIDS Sedunia pertama kali dicanangkan dalam konferensi internasional tingkat menteri kesehatan se-dunia pada tahun 1988. Hari ini menandai dimulainya kampanye tahunan dalam upaya menggalang dukungan publik serta mengembangkan suatu program yang mencakup kegiatan pencegahan penyebaran HIV/AIDS, dan juga pendidikan dan penyadaran akan isu-isu seputar permasalahan AIDS. Acuan Kampanye 16 Hari Anti kekerasan, Tiki Jaringan HAM Peremuan Papua Page 2 Tiki’ Jaringan HAM Perempuan Papua (Papuan Women’s Human Rights Network) Sekretariat: Jl. Bosnik Blok D-61 Kamkey Abepura. Kelrhn.Awiyo. Distrik Abepura. Kota Jayapura-Papua. Kode Pos 99358 3. 2 Desember 1949. Hari Internasional untuk Penghapusan Perbudakan. Hari ini merupakan hari diadopsinya Konvensi PBB mengenai Penindasan terhadap orang-orang yang diperdagangkan dan eksploitasi terhadap orang lain (UN Convention for the Suppression of the traffic in persons and the Exploitation of other) dalam resolusi Majelis Umum PBB No 317 (IV) pada tahun 1949. Konvensi ini merupakan salah satu tonggak perjalanan dalam upaya memberikan perlindungan bagi korban, terutama bagi kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak, atas kejahatan perdagangan manusia. 4. Desember 1982. Hari Internasional bagi Penyandang Cacat. Hari ini merupakan peringatan lahirnya Program Aksi Sedunia bagi Penyandang Cacat (the World Programme of Action concerning Disabled Persons). Program aksi ini diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1982 untuk meningkatkan pemahaman publik akan isu mengenai penyandang cacat dan juga mambangkitkan kesadaran akan manfaat yang dapat diperoleh, baik oleh masyarakat maupun penyandang cacat, dengan mengintegrasikan keberadaan mereka dalam segala aspek kehidupan masyarakat. 5. 5 Desember 1985. Hari Internasional bagi Sukarelawan. Pada tahun 1985 PBB menetapkan tanggal 5 Desember sebagai Hari Internasional bagi Sukarelawan. Pada hari ini, PBB mengajak organisasi-organisasi dan negaranegara di dunia untuk menyelenggarakan aktivitas bersama sebagai wujud rasa terima kasih dan sekaligus penghargaan kepada orang-orang yang telah memberikan kontribusi amat berarti bagi masyarakat dengan cara mengabdikan hidupnya sebagai sukarelawan. 6. 6 Desember 1989. Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan Pada hari ini di tahun 1989, terjadi pembunuhan massal di Universitas Montreal Kanada yang menewaskan 14 mahasiswi dan melukai 13 lainnya dengan menggunakan senapan semi otomatis kaliber 223. Pelaku melakukan tindakan tersebut karena percaya bahwa kehadiran para mahasiswi itulah yang menyebabkan dirinya tidak diterima di universitas tersebut. Sebelum pada akhirnya pelaku bunuh diri, lelaki ini meninggalkan sepucuk surat yang berisikan kemarahan amat sangat pada para feminis dan juga daftar 19 perempuan terkemuka yang sangat dibencinya. 7. 10 Desember 1948. Hari HAM Internasional. Hari HAM Internasional bagi organisasi-organisasi di dunia merupakan perayaan akan ditetapkannya dokumen bersejarah, yaitu Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) oleh PBB di tahun 1948, dan sekaligus merupakan momen untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip HAM yang secara detil terkandung di dalam deklarasi tersebut. Tema kampanye nasional yang telah ditetapkan oleh Komnas Perempuan tahun 2010 – 2014, bertemakan “Kekerasan Seksual” (Sexual Violence Against Women), Kenali dan Tangani! Tema lokal jaringan HAM Perempuan Papua, merupakan tema Acuan Kampanye 16 Hari Anti kekerasan, Tiki Jaringan HAM Peremuan Papua Page 3 Tiki’ Jaringan HAM Perempuan Papua (Papuan Women’s Human Rights Network) Sekretariat: Jl. Bosnik Blok D-61 Kamkey Abepura. Kelrhn.Awiyo. Distrik Abepura. Kota Jayapura-Papua. Kode Pos 99358 tahun sebelumnya: “Kekerasan terhadap Perempuan adalah Pelanggaran HAM” dengan sub tem: Stop Kekerasan, Lindungi Perempuan dari Kekerasan”. Berkait dengan tema nasional adalah karena masih merupakan isu penting dalam kampanye anti kekerasan terhadap perempuan. Mengurai simpul akar permasalahan dan memecah kebisuan para perempuan korban kasus kekerasan seksual hanya dapat terjadi dengan mendekatkannya pada penglihatan, pendengaran, pikiran dan hati. Komnas Perempuan mengeluarkan Catatan Tahunan Kekerasan terhadap Perempuan (Catahu KtP) tahun 2009, misalnya, menunjukkan bahwa dalam kekerasan di rumah (KDRT) dan relasi personal yang mencapai 95% atau 136,849 kasus, sebanyak 48,68% di antaranya adalah kekerasan seksual. Laporan STOP SUDAH! mendokumentasikan kekerasan terhadap perempuan dimana ditemukan 135 kasus kekerasan seksual: pemerkosaan, perbudakan seksual, penyiksaan seksual, eksploitasi seksual. (2009-2010)1 Kemudian, laporan pendokumentasian tahun 2011-2014, ditemukan 10 kasus kekerasan seksual, yang situasi dan modus kekerasan seksual ini terjadinya hampir sama dan menyebar hampir di seluruh wilayah tanah Papua.2 Kekerasan seksual seolah menjadi puncak dari berbagai kekerasan lain yang dialami perempuan, dimana korban juga mengalami kekerasan secara fisik maupun psikologis. Kekerasan seksual juga ditemukan di ranah rumah tangga, komunitas dan negara. Pelecehan seksual, ancaman dan tindak perkosaan, eksploitasi seksual dalam berbagai bentuknya, perdagangan orang untuk eksploitasi seksual, dan perbudakan seksual adalah sejumlah kasus yang berhasil dicatat Komnas Perempuan (seperti: kasus Mei 98, peristiwa 1965, Aceh, Poso, Ambon, Manggarai hingga Papua). Situasi kekerasan seksual, dapat dibaca juga dalam laporan media masa di Papua seperti Cepos, Bintang Papua yang hampir setiap hari melaporkan/memberitakan para perempuan korban akibat kekerasan termasukan kekerasan seksual. Pandangan Perempuan terhadap Kekerasan Fakta pendokumentasian yang dilaporkan oleh Komnas Perempuan dan jaringan Tiki Papua, menunjukkan bahwa kekerasan seksual terus berulang dan membentuk pola yang khas dialami oleh perempuan dalam situasi apapun termasuk dalam situasi konflik. Umumnya cara pandang perempuan sendiri yang menyudutkan korban maupun pandangan umum masyarakat, cara pandang ini diyakini korban sebagai penghalag dalam menyelesaikan kasus-kasus seksual yang terjadi di rumah tangga, komunitas dan negara, korban memilih untuk bungkam. Kekerasan seksual dalam pengertian yang sempit dapat menyulitkan korban, sebagai contoh misalnya dalam kasus perkosaan, justru dicampuradukkan dengan persoalan moralitas. Perangkat hukum yang tidak sensitif terhadap trauma korban belum lagi stigmatisasi oleh masyarakat yang harus ditanggung 1 LaporanSTOP SUDAH! Kesaksian Perempuan Papua Korban Kekerasan dan Pelanggaran HAM, 19632009. KP-Tiki. 2 Laporan Anyam Noken Kehidupan, 2011-2014. KP-Tiki. Acuan Kampanye 16 Hari Anti kekerasan, Tiki Jaringan HAM Peremuan Papua Page 4 Tiki’ Jaringan HAM Perempuan Papua (Papuan Women’s Human Rights Network) Sekretariat: Jl. Bosnik Blok D-61 Kamkey Abepura. Kelrhn.Awiyo. Distrik Abepura. Kota Jayapura-Papua. Kode Pos 99358 oleh korban. Perjuangan untuk menegakkan keadilan dan pemulihan bagi perempuan korban kekerasan seksual tampaknya masih jauh dari harapan. Makna bagi Perempuan Momentum menyuarakan Anti Kekerasan terhadap Perempuan harus terus disuarakan oleh kaum perempuan danoleh siapa saja sebagai makluk citaan Tuhan yang bertanggungjawab bersama-sama dalam menyelamatkan kehidupan perempuan. Kekerasan seksual, adalah tindakan pelanggaran terhadap HAM perempuan, karena: 1) trauma perempuan merupakan penundaan satu generasi bangsa; 2) 10 hak dasar peremuan Papua harus dimaknai sebagai suatu dukungan bagi perempuan dalam memenuhi hak-hak dasarnya. Untuk itu setiap komponen perempuan Papua khususnya dan perempuan lainnya harus bersama-sama mendorong, bertindak menyuarakan Stop Kekerasan terhadap Perempuan atau Stop Kekerasan, Lindungi Perempuan. Sebagai Jaringan HAM Peremuan di Tanah Papua, kronologis dan acuan memperingati dan merayakan 16 hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan ini adalah juga menyuarakan tentang upaya-upaya Perdamaian. Dengan demikian, seluruh elemen perempuan yang terwadah dalam birokrasi pemerintahan, kelompok perempuan di parlemen, lembaga-lembaga formal yang menangani isu-isu yang berkait dengan perempuan dan anak; kelompok perempuan profesional, kelompok perempuan akademi, kelompok perempuan aktifis, komunitas perempuan berbasis etnis, harus bersama-sama memperjuangkan situasi yang memberi rasa adil, rasa damai dan rasa aman bagi perempuan. Tujuan a. Menggalang kesadaran publik untuk melakukan aksi-aksi solidaritas yang dapat diikuti oleh siapa saja. b. Menggalang kesadaran publik untuk membangun dan melembagakan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan. Agenda Kegiatan Kampanye 1. Publikasi dan Desiminasi Informasi. Bentuk kegiatan: dialog public,leaflet, spanduk, baliho, stiker, 2. Seminra, diskusi terarah (FGD) atas Kebijakan pembangunan perempuan. 3. Inmemorialisasi (Melawan Lupa) 4. Perayaan budaya pameran 5. Renungan lilin perdamaian. Penutup. Peringatan dan perayaan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dapat dilakukan oleh siapa saja, khususnya kepada elemen perempuan. Kronologis dan acuan ini menjadi acuan agar makna kampanye ini tidak sekedar peringatan dan perayaan rutin, tetapi hendaknya menjadi momentum yang menghasilkan komitmen-komitmen baru bagi masa depan perempuan. Acuan Kampanye 16 Hari Anti kekerasan, Tiki Jaringan HAM Peremuan Papua Page 5