PERANAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI SDN BI TLOGOWARU MALANG Meila Tri Wahyuni ABSTRAK Wahyuni, Meila Tri. 2009. Peranan Penilaian Portofolio dalam Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Yayik Sayekti, SH., M.Hum (II) Dra. Sri Untari, M.Si Kata kunci: peranan penilaian portofolio, optimalisasi kemampuan berpikir siswa, pembelajaran PKn. Portofolio adalah inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik atau pengalaman nyata. Penilaian portofolio ini sudah banyak diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, termasuk di SDN BI Tlogowaru Malang. Namun kenyataan di lapangan saat ini menunjukkan bahwa sebagian dari siswa memandang mata pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Sehingga ketika mengikuti pelajaran PKn, siswa lebih cenderung mendengar, mencatat, mengerjakan soal dan menghafal konsep-konsep teori-teori yang diceramahkan oleh guru atau bersifat konvensional. Akibatnya setiap pelajaran berlangsung siswa menjadi kurang tertarik, kurang berminat dan kurang diberi kesempatan lebih banyak untuk mengoptimalkan kemampuannya yang menyebabkan kemampuan berpikir siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan peranan penilaian portofolio pada pembelajaran PKn; (2) mendeskripsikan penilaian portofolio yang dilakukan oleh guru dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran PKn; (3) mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa; dan (4) mendeskripsikan cara mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research. Tindakan dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus melalui empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas III SDN BI Tlogowaru Malang yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) peranan penilaian portofolio pada pembelajaran PKn yaitu digunakan sebagai landasan mencapai level penguasaan berikutnya dengan memberikan lembar tugas terhadap tugas kliping maupun mading pada siklus I dan II, sehingga siswa dapat memahami tugas serta dapat beralih kepenguasaan kompetensi berikutnya; dan berperan sebagai ranah yang harus dikembangkan yaitu pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada tahapan kemampuan berpikir; serta sebagai pencatatan kemampuan yang telah dicapai siswa sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) bagi siswa; (2) penilaian portofolio dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa terbukti dengan perbaikan atau peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 48% meningkat pada siklus berikutnya mencapai 84% untuk tugas kliping, mading dan LKS; (3) hambatan yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi hambatan yang berasal dari guru yaitu pelaksanakan penilaian proses menuntut perhatian yang lebih kepada siswa, waktu terbatas dan penentuan kriteria penilaian atau rubrik penilaian; sedangkan hambatan dari diri siswa yaitu siswa ramai saat pelajaran, dan ketidaklengkapan siswa dalam membawa bahan yang ditugaskan; (4) untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan meminta bantuan kepada guru Kelas III untuk melakukan penilaian proses di kelas, pengkondisian waktu, melakukan koordinasi dalam penentuan kriteria penilaian, mengingatkan siswa untuk lebih memperhatikan, dan pengorganisasian yang lebih matang. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah merumuskan secara tegas mengenai dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional. Pasal 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memuat dasar pendidikan nasional, yaitu berdasar Pancasila dan UUD 1945, sedang fungsinya adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mata pelajaran PKn memiliki peranan yang sangat penting, dalam hubungannya dengan pembentukan warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Melalui mata pelajaran PKn, siswa diharapkan menjadi warga negara yang baik, yang dapat memahami kebhinekaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dalam mata pelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang, harapan untuk menjadikan mata pelajaran tersebut sebagai mata pelajaran yang tidak monoton, tidak menjenuhkan belum dapat terwujud secara memuaskan, sehingga setiap pelajaran berlangsung siswa menjadi kurang tertarik, kurang berminat dan kurang diberi kesempatan lebih banyak untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam mengikuti pelajarannya. Hal ini disebabkan selama ini mata pelajaran PKn di sekolah cenderung menggunakan metode ceramah. Ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pembelajaran. Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik (E. Mulyasa, 2005:114). Dengan menggunakan metode ceramah, guru akan menjadi satu-satunya pusat perhatian. Sehingga proses belajar mengajar lebih banyak didominasi oleh guru. Akibatnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar relatif kecil. Sebagian dari siswa memandang mata pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Sehingga ketika mengikuti pelajaran PKn, siswa merasa cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep teori-teori yang diceramahkan oleh guru. Kondisi yang semacam inilah yang bertolakbelakang dengan semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang kurang bermakna ini akan semakin meluas, apabila dalam proses pembelajaran tersebut guru masih menerapkan strategi dan pendekatan pembelajaran yang konvensional, yang memandang siswa sebagai objek saja, komunikasi lebih banyak berlangsung searah, dan penilaian lebih menekankan pada aspek kognitif. Dalam rangka untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran mata pelajaran PKn maka perlu dikaji mengenai peranan penilaian portofolio itu sendiri. Karena penilaian yang terjadi di sekolah saat ini, terutama pada penilaian PKn lebih menekankan pada aspek kognitifnya saja. Model pembelajaran berbasis portofolio menurut Budimansyah (2002:3) merupakan satu bentuk dari praktik belajar kewarganegaraan, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik atau pengalaman nyata. Sedangkan Menurut Haribowo (2000:23) salah satu penilaian secara berkesinambungan adalah portofolio. Senada dengan hal tersebut Rusoni (2001:15) menjelaskan sistem penilaian yang sedang berkembang dan disinyalir memiliki banyak manfaat baik bagi guru maupun siswa adalah portofolio. Kata portofolio mulai dikenal dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan dasar, menengah dan bersamaan dengan dilaksanakannya kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian yang dilakukan bukan secara parsial, melainkan menyeluruh meliputi proses, hasil perkembangan,wawasan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai siswa. Atas dasar itu sistem penilaian yang berbasis portofolio (portofolio based assessment) dikembangkan. Penilaian ini adalah salah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil perkembangan, wawasan, pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya. Penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment) memperoleh penekanan yang lebih disamping instrumen yang lain seperti pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benarsalah yang merupakan instrumen penilaian dalam bentuk tes dan unjuk kerja (performance), wawancara, serta pengamatan yang merupakan instrumen penilaian non tes. Berbagai alasan yang melatarbelakangi dilaksanakan penelitian ini, karena hal tersebut merupakan masalah yang menarik untuk dikaji. Berdasarkan dari hasil pra observasi di SDN BI Tlogowaru Malang, hal itulah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang menyangkut “Peranan Penilaian Portofolio dalam Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Pembelajaran PKN di SDN BI Tlogowaru Malang”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peranan penilaian portofolio pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang? 2. Apakah penilaian portofolio yang dilakukan oleh guru dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang? 3. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang? 4. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan peranan penilaian portofolio pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. 2. Mendeskripsikan penilaian portofolio yang dilakukan oleh guru dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. 3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. 4. Mendeskripsikan cara mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa Penelitian ini dapat dijadikan acuan siswa sebagai motivasi agar terus menerus mempunyai semangat dan harapan baru untuk mengoptimalkan kemampuannya dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. 2. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru dalam mengembangkan sistem penilaian portofolio di kelas. Dengan demikian, nilai yang diberikan guru untuk siswa benar-benar menunjukkan kemampuan dan keberhasilan siswa. 3. Bagi sekolah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan KBM terutama mata pelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN BI Tlogowaru Malang pada semester genap tahun ajaran 2008/2009 di kelas III dengan jumlah murid 25 siswa. F. Definisi Operasional 1. Penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek (Sudjana, 1989:3). 2. Popham (dalam Haribowo, 2000:23) menyatakan bahwa portofolio adalah metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang. 3. Optimalisasi adalah proses untuk menjadikan sesuatu paling tinggi atau paling baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 4. Kemampuan berpikir diasumsikan sebagai sebuah proses kognitif. berpikir adalah eksplorasi pengalaman yang dilakukan secara sadar dalam mencapai suatu tujuan (Poedjawinata, dalam Setiawan, 2005:47). 5. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003). 6. Mata Pelajaran PKn adalah merupakan bidang kajian interdisipliner, artinya materinya dapat dijabarkan dari antara lain: disiplin ilmu politik, hukum, sejarah, ekonomi, moral, dan filsafat (Depdiknas, 2003 dalam Untari, 2006:3). METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan atau Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisis induktif untuk berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai konteks. Sedangkan jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan Kelas (PTK) atau yang disebut Classroom Action Research, yaitu sistematik terhadap praktik pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas dan hasil belajar dengan melakukan tindakan tertentu. Wardani (2004:14) mengemukakan bahwa ”penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan (guru, siswa, Kepala Sekolah) dalam situasi sosial pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran. Hopkins (dalam TIM Pelatih Proyek PGSM, 1999:6), menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memprbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Elliot (dalam Sadianto, 2006:20) ”bahwa PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya”. Karakteristik PTK (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999:6), meliputi: a. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan langsung oleh guru atau praktisi pendidikan yang lain, yang berarti dilaksanakan langsung oleh orang-orang yang paling tahu permasalahan yang dihadapi langsung dalam pembelajaran. b. Penelitian Tindakan Kelas diangkat dari permasalahan aktual yang dihadapi guru atau praktisi pendidikan dalam menjalankan tugasnya. c. Penelitian Tindakan Kelas mengandung tindakan yang berarti penelitian tindakan kelas merupakan upaya perbaikan dan mempunyai tujuan utama untuk melakukan perbaikan praktik-praktik pembelajaran dan diharapkan menghasilkan alternatif-alternatif baru untuk melaksanakan proses pendidikan atau pembelajaran. d. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif yang berarti antara peneliti dan siswa seharusnya terjadi hubungan kesejawatan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Penelitian ini termasuk dalam karakteristik penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dan dilakukan dalam upaya perbaikan terhadap praktikpraktik pembelajaran di kelas. B. Kehadiran Peneliti Sesuai dengan pendekatan dan jenis penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Peneliti bertindak sebagai perencana tindakan, pengumpul data, observer dan sebagai pelapor hasil penelitian. Selain kehadiran peneliti, kehadiran peserta didik (siswa) sebagai subjek penelitian juga sangat diperlukan. Tanpa adanya peserta didik atau subjek yang diteliti, maka penelitian ini tidak akan bisa berjalan karena sumber data yang paling utama berasal dari peserta didik. Selama berada di lokasi penelitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap subjek peneliti (siswa) secara tidak langsung. Secara tidak langsung tersebut pengamatan dilakukan terhadap rekaman aktivitas siswa dalam kelas yang berupa rekap-rekap nilai dan catatan lainnya. Peneliti juga mendapat informasi dari Kepala Sekolah dan Guru tentang penilaian yang dilakukan. C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bertaraf Internasional Tlogowaru Malang yang merupakan sekolah percontohan (model) berskala Nasional yang didirikan sebagai amanat UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003. Penelitian akan dilaksanakan di kelas III Semester Genap Tahun ajaran 2008-2009. Keunikan dari lokasi penelitian ini adalah bahwa sekolah tersebut telah memenuhi seluruh Standart Nasional Pendidikan yang meliputi aspek pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, serta penilaian. Selain itu hasil sertifikasi sekolah ini berpredikat baik yang diperoleh dari salah satu negara anggota OECD atau negara maju. D. Data dan Sumber Data Menurut Arikunto (2004:129), yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Data manusia berasal dari hasil observasi selama kegiatan dan hasil wawancara dengan siswa serta guru kelas III SD Negeri Bertaraf Internasional Malang. Sedangkan data non manusia bersumber dari dokumen yaitu hasil tugas pembuatan kliping dan mading serta lembar kegiatan siswa (LKS). E. Prosedur Penelitian Alur paparan data yang digunakan dalam penelitian pada siklus I dan Siklus II digambarkan sebagai berikut: Permasalahan Terselesaikan Pelaksanaan Tindakan I Analisis data I dan Refleksi I Belum Terselesaikan Rencana Tindakan I Observasi I Rencana Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II terselesaikan Analisis data II dan Refleksi II Belum terselesaikan Observasi II Siklus Selanjutnya Gambar 3.1 Alur dalam Tindakan Kelas (diadaptasi dari TIM Pelatih Proyek PGSM, 1999:27) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas (Siklus I), yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan tindakan I. a) Melakukan diskusi dengan guru tentang rencana penelitian yang akan dilaksanakan. b) Mengkoordinasikan kelas agar dapat digunakan untuk penelitian. c) Mempersiapkan perangkat dan bahan penelitian. d) Mempersiapkan instrumen penelitian dan lembar observasi. e) Pada penelitian ini rencana pembelajaran yang digunakan adalah RPP yang telah disusun oleh peneliti, tugas dan bukti yang perlu dikumpulkan oleh siswa dalam penilaian portofolio yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kelas. 2. Pelaksanaan Tindakan I. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Selain itu guru juga menyertakan portofolio sebagai bahan penilaian proses belajar mengajar siswa. 3. Observasi I. Tahap observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti membuat catatan harian. Pengamatan meliputi keaktifan siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi kendala-kendala yang dialami siswa selama berlangsungnya penilaian portofolio. Kegiatan ini dilakukan peneliti, dibantu oleh guru dan teman sejawat. 4. Refleksi Tindakan I. Hasil observasi tindakan dibahas bersama guru kelas setelah pokok bahasan disampaikan. Pada akhir siklus I akan diperoleh gambaran bagaimana peranan penilaian portofolio dalam pembelajaran PKn. Hal-hal yang menjadi permasalahan pada siklus I kemudian digunakan sebagai pertimbangan untuk perencanaan tindakan pada siklus II. Setelah melakukan kegiatan refleksi pada siklus I, dapat dilanjutkan dengan kegiatan pada siklus II jika belum tercapai ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. Siklus II pada dasarnya adalah melengkapi apa yang kurang dan perlu perbaikan dari kegiatan siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk mengahasilkan hasil akhir atau kesimpulan penelitian. Secara teknis siklus II dilaksanakan seperti pada siklus I. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas (Siklus II), yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan tindakan II. a) Melakukan diskusi dengan guru tentang rencana penelitian yang akan dilaksanakan. b) Mengkoordinasikan kelas agar dapat digunakan untuk penelitian. c) Mempersiapkan perangkat dan bahan penelitian. d) Mempersiapkan instrumen penelitian dan lembar observasi. e) Pada penelitian ini rencana pembelajaran yang digunakan adalah RPP yang telah disusun oleh peneliti, tugas dan bukti yang perlu dikumpulkan oleh siswa dalam menyusun portofolio yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kelas. 2. Pelaksanaan Tindakan II. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Selain itu guru juga menyertakan portofolio sebagai bahan penilaian proses belajar mengajar siswa. 3. Observasi II. Tahap observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti membuat catatan harian. Pengamatan meliputi keaktifan siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi kendala-kendala yang dialami siswa selama berlangsungnya penilaian portofolio. Kegiatan ini dilakukan peneliti, dibantu oleh guru dan teman sejawat. 4. Refleksi Tindakan II. Hasil observasi tindakan dibahas bersama guru kelas setelah pokok bahasan disampaikan. Pada akhir siklus II akan diperoleh gambaran bagaimana peranan penilaian portofolio dalam pembelajaran PKn. F. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara diantaranya (1) Observasi), (2) Wawancara, (3) Dokumentasi. a. Observasi. Tantra (dalam Indrawati, 2008:54) menyatakan bahwa observasi merupakan suatu upaya untuk merekam proses yang terjadi selama kegiatan berlangsung, baik itu melalui pengamatan langsung maupun tidak langsung. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kondisi awal lingkungan lokasi penelitian. Pelaksanaannya dilakukan dengan pengamatan langsung oleh peneliti di lokasi penelitian. b. Wawancara. Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Teknik wawancara digunakan untuk mengungkap tentang peranan penilaian portofolio di kelas III yang dilaksanakan oleh guru dalam mata pelajaran PKn. c. Studi Dokumentasi. Diperoleh dari RPP yang disusun guru dan berkas berupa tugas-tugas yang terkumpul dalam portofolio siswa. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengungkap data tentang peranan penilaian portofolio dan kegiatan siswa dalam mengerjakan portofolio. G. Teknik Analisis dan Interpretasi Data Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan selama pengumpulan data berlangsung sampai pada waktu dilakukan penarikan kesimpulan. Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka analisis data yang digunakan adalah analisis data secara induktif. Moleong (2004:10) menyatakan bahwa analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Alasan-alasan itu diantaranya yaitu: (1) proses induktif lebih dapat mengungkapkan kenyataankenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data, (2) analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti dan reponden menjadi lebih eksplisit dan dapat dikenal serta akurat, (3) analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya, (4) analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubunganhubungan, dan (5) analisis demikian dapat memperhitungkan nilainilai sebagai bagian dari struktur analitik. Berdasarkan Analisis data yang diperoleh maka dilakukan interpretasi data secara kualitatif sebagai kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Analisis data itu sendiri merupakan proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional (TIM Pelatih Proyek PGSM, 1999:43). Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) reduksi data merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi bermakna; (2) paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representatif tabular, representasi grafis dan sebagainya; dan (3) penyimpulan, merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas (TIM Pelatih Proyek PGSM, 1999:43). H. Pengecekan Keabsahan Temuan Keabsahan temuan dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan beberapa teknik yaitu diantaranya: 1. Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2004:330). Hal tersebut bermanfaat untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding terhadap data awal. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2004:330). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi penyidik. Teknik triangulasi ini dilakukan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data (Moleong, 2004:331). 2. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini menurut Moleong (2004:333) mengandung beberapa maksud antara lain: (1) untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran; dan (2) diskusi dengan teman sejawat memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk memulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti. Dengan demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jelas mengumpulkan rekan-rekan sebaya yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti sehingga bersama mereka peneliti dapat mereview persepsi dan analisis yang sedang dilakukan. TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Mengenai Lokasi Objek Penelitian Dasar hukum berdirinya Sekolah Bertaraf Internasional yaitu berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat 3 “ Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah suatu sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya, meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian dan telah menyelenggarakan serta menghasilkan lulusan dengan ciri keinternasionalan. Sekolah Bertaraf Internasional adalah Sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) memiliki karakteristik keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dari berbagai aspek. Pengakuan internasional ditandai dengan penggunaan standar pendidikan internasional dan dibuktikan dengan hasil sertifikasi berpredikat baik dari salah satu negara anggota OECD atau negara maju lainnya. Model Sekolah SD Nasional Bertaraf Internasional Tlogowaru yang adalah sekolah negeri percontohan (model) berskala Nasional yang didirikan berkat dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional untuk secara bertahap meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pembangunan sekolah ini dirintis sejak tanggal 2005 dan diresmikan penggunaannya oleh Mendiknas tanggal 4 Agustus 2007. Visi dari SD Negeri Bertaraf Internasional ini adalah mewujudkan sekolah berprestasi, berjiwa nasional, berakhlak mulia dan bertaraf Internasional. Sedangkan Indikator yang dikembangkan adalah mampu beradaptasi dan proaktif terhadap perubahan, mampu memecahkan masalah, memiliki integritas, memiliki etika dan tatakrama yang berbudaya Indonesia, memiliki daya saing global, memiliki moral dan akhlak mulia. Sedangkan misi dari Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional Tlogowaru Malang yaitu: a. Membimbing siswa untuk melaksanakan agama yang dianutnya secara konsekuen; b. Menyiapkan siswa agar menjadi warga negara yang produktif serta memiliki budi pekerti yang luhur, cinta pada bangsa dan Negara; c. Menjadikan kewirausahaan sebagai soko guru pembelajaran siswa di sekolah; d. Menyelenggarakan sekolah Nasional bertaraf Internasional; e. Menanamkan dan membiasakan nilai-nilai disiplin kepada warga sekolah; f. Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih dan indah; g. Menerapkan manajemen berbasis sekolah; dan h. Menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk berprestasi di bidang olah raga. SD Negeri Bertaraf Internasional Tlogowaru Malang menggunakan model kurikulum dengan memaksimalkan KTSP yang berbasis lingkungan sekolah sehat. Selain itu di sekolah ini menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris untuk pelajaran English, Science, dan Math. Beberapa kegiatan penunjang pembelajaran diantaranya Remedial/Klinik Pembelajaran, Subject Club, Refleksi Pembelajaran, Field Trip Study, Optimalisasi penggunaan Laboratorium, Perpustakaan dan Lingkungan. B. Temuan Penelitian Untuk mengetahui Peranan Penilaian Portofolio dalam Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Siswa di SDN BI Tlogowaru, maka dilaksanakan beberapa Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas, diantaranya meliputi: 1. Tahap Pra Tindakan Pada kegiatan pembelajaran pra tindakan, peneliti bertindak sebagai observer. Berdasarkan studi pendahuluan maka peneliti berkesimpulan: a. Bahwa di kelas III dibutuhkan persiapan pembelajaran secara matang. b. Berdasarkan observasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru diketahui bahwa indikator pada RPP kurang jelas sehingga perlu pembenahan lagi. c. Ketika guru belum cukup jelas dalam memberikan penjelasan terkait dengan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa, maka semakin rendah kemampuan berpikir siswa. Sehingga perlu adanya lembar tugas yang terarah agar dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I a. Perencanaan Tindakan I. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang telah dikoordinasikan bersama dengan guru kelas III berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk Siklus I. Pada siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 26 dan 28 Mei 2009. b. Pelaksanaan Tindakan I. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru dibantu oleh dua orang observer yaitu guru kelas III dan teman sejawat. Tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. c. Observasi I Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru kelas III dan teman sejawat bertindak sebagai observer untuk mengamati seluruh kejadian yang terjadi selama kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah tabel 4.12 mengenai pencapaian prestasi siswa pada siklus I berdasarkan tugas kliping, mading dan LKS. Tabel 4.12 Pencapaian Prestasi Siswa Siklus I No Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Vermel Yusvina Ilham Rachma Yoferi Prafita Lia Fino Adit Reand Galih Asih Andhika Sofi Fika Sheilla Nanda Abyan Atha Albert Daniar Pras Boby Monique Rara Nilai Kliping Mading LKS Jml Skor Nilai 75,8 56 51,2 60,8 51,2 86 56 66,2 60,8 51,2 90 90 70,2 75 64,8 92 87,2 77 72,2 62 73 62,8 68,2 77,8 83,2 83,2 73 68,2 77,8 53,2 92 66,8 77 81,8 57,2 79,8 85,2 75 75 64,8 85,2 79,8 75 75 55,2 79,8 64,8 75 79,8 85,2 88 94 63 85 44 73 74 85 54 84 90 90 97 92 79 88 89 73 89 63 85 247 223 182,4 223,6 148,4 251 122,8 217,2 227,6 162,4 253,8 265,2 235,2 247 221,6 256,2 255 152 236,2 117,2 225,8 216,6 206,2 157,6 253,4 Ratarata 82,3 74,3 60,8 74,5 49,4 83,6 40,93 72,4 75,86 54,1 84,6 88,4 78,4 82,3 73,8 85,4 85 50,6 78,7 39 75,3 72,2 68,73 52,5 84,4 Keterangan Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah Persentase (%) 12 48% 13 52% Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh data bahwa pencapaian prestasi siswa pada siklus I melalui tugas-tugas portofolio terdapat 12 siswa yang dikategorikan tuntas dalam kegiatan pembelajaran dengan persentase ketuntasan mencapai 48% dan 13 siswa lainnya belum tuntas dengan persentase mencapai 52%. Hal ini memberikan gambaran bahwa kemampuan berpikir siswa perlu dioptimalkan kembali karena jumlah ketuntasan belajar siswa dikelas belum mencapai maksimal. d. Refleksi I Selama pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas III telah berjalan sesuai dengan perencanaan. Namun selama pelaksanaan pembelajaran, ditemukan beberapa kendala. Kendala tersebut diantaranya: a) Siswa banyak yang masih ragu untuk menjawab b) Masih ada siswa yang tidak lengkap membawa bahan dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan kliping. c) Pada waktu kegiatan kelompok siswa kurang dapat bekerjasama dengan temannya dalam satu kelompok. Walaupun tidak semuanya pasif namun jika siswa cenderung pasif didiamkan dikhawatirkan akan berakibat buruk pada prestasi belajarnya. d) Adanya siswa yang terlambat untuk mengumpulkan tugas LKS. Sehingga terdapat beberapa jumlah siswa yang belum mencapai tuntas dalam mengerjakan tugas tersebut. e) Pada siklus I peneliti sudah membuat lembar tugas dan lembar observasi tapi dalam pelaksanaannya belum sistematis. f) Pencapaian prestasi siswa melalui tugas-tugas portofolio diantaranya kliping, mading, dan LKS memberikan gambaran bahwa kemampuan berpikir siswa perlu dioptimalkan. Hal ini membuktikan bahwa ketuntasan belajar dikelas dan kemampuan berpikir siswa masih rendah. Karena itu perlu dilakukan perbaikan kembali pada siklus selanjutnya. 3. Tahap Tindakan Kelas Siklus II a. Perencanaan Tindakan II Berdasarkan hasil refleksi dan temuan pada siklus I, peneliti dan guru merencanakan tindakan berikutnya yang akan dilakukan pada siklus II. Pada siklus II yang akan dibahas adalah masalah-masalah yang belum tuntas pada siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan yaitu tanggal 2 dan 4 Juni 2009. b.Pelaksanaan Tindakan II Tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. c. Observasi II Tabel 4.20 Pencapaian Prestasi Siswa Siklus II No Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Vermel Yusvina Ilham Rachma Yoferi Prafita Lia Fino Adit Reand Galih Asih Andhika Sofi Fika Sheilla Nanda Abyan Atha Albert Daniar Pras Boby Monique Rara Nilai Kliping 79,8 79,8 75 75 79,8 90 79,8 85,2 79,8 60 87,2 92 87,2 81,8 77 91,2 96 81 76,2 66 85,8 81 81 91,2 96 Mading LKS 87,2 44 75 80 73 77 85,2 88 79,8 75 96 76 81,8 97 77 69 81,8 85 62 90 79,8 91 92 95 75 97 79,8 97 77 82 91,2 89 85,8 97 77 85 81,8 87 72,2 75 81,8 80 81,8 80 77 57 96 100 92 92 Jumlah Persentase (%) Jml Skor Nilai 211 234,8 225 248,2 234,6 262 258,6 231,2 246,6 212 258 279 259,2 258,6 236 271,4 278,8 243 245 213,2 247,6 242,8 215 287,2 280 Ratarata 70,3 78,26 75 82,73 78,2 87,3 86,2 77,06 82,2 70,6 86 93 86,4 86,2 78,6 90,46 92,93 81 81,6 71,06 82,53 80,9 71,6 95,7 93,3 Keterangan Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21 4 84% 16% Berdasarkan tabel 4.20 di atas diperoleh data bahwa pencapaian prestasi siswa pada siklus II melalui tugas-tugas portofolio diantaranya tugas kliping, mading dan LKS terdapat 21 siswa yang dikategorikan tuntas dalam kegiatan pembelajaran dengan persentase ketuntasan mencapai 84% dan 4 siswa lainnya belum tuntas dengan persentase mencapai 16%. Hal ini memberikan gambaran bahwa penilaian portofolio dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa. Yang ditandai dengan perbaikan atau peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus II. d. Refleksi II Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Peneliti dapat memperbaiki pembelajaran pada siklus sebelumnya dengan memberikan informasi yang lebih jelas terhadap tugas yang diberikan kepada siswa pada saat proses pembelajaran. Sehingga dengan pemberian informasi yang jelas mengenai tugas, siswa dapat lebih lebih berupaya untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan keantusiasan siswa dalam menyelesaikan tugas, berdiskusi dengan kelompoknya dan kegiatan bertanya serta menjawab pertanyaan pada proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ini tidak ditemui kendala yang berarti, hal ini mengandung arti bahwa kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan saat itu juga. Hasil pencapaian prestasi siswa melalui tugas-tugas portofolio diantaranya kliping, mading, dan LKS memberikan gambaran bahwa kemampuan berpikir siswa dapat optimal dengan adanya perbaikan atau peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus II. Karena berdasarkan data yang diperoleh pada tabel tersebut terdapat 21 siswa yang dikategorikan tuntas dengan persentase mencapai 84%. Sedangkan sisanya yang tidak tuntas terdapat 4 siswa dengan persentase mencapai 52%. Hal ini dapat dibandingkan pada siklus I atau siklus sebelumnya persentase ketuntasan siswa hanya mencapai 48% dari 12 siswa. Sedangkan sisanya yang tidak tuntas mencapai 13% dari 13 siswa. PEMBAHASAN 1. Peranan Penilaian Portofolio pada Pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu (Pedoman Penilaian Kelas, 2004:22). Informasi perkembangan peserta didik atau siswa tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya. Melalui penilaian portofolio, siswa atau peserta didik dapat ditunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dari waktu ke waktu dan atau juga dapat dibandingkan dengan siswa atau peserta didik yang lain. Sejalan dengan pendapat Rusoni (2001) bahwa portofolio bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta membentuk gambaran otentik kepada guru tentang apa yang dipelajari siswa, kesulitan dan kendala yang dialami siswa dalam belajar dan jenis bantuan yang diharapkan siswa. Sehingga dengan demikian portofolio juga dapat membantu siswa dalam membentuk rasa tanggung jawab dalam belajar, memonitor diri dalam menanamkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri dan membuat argumen-argumen yang logis. Berdasarkan temuan penelitian bahwa peranan penilaian portofolio dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sebagai landasan mencapai level penguasaan berikutnya. Pada saat sebelum dilaksanakan siklus atau pada tahap pra tindakan diketahui siswa belum memahami tugas yang diberikan oleh guru kelas. Hal ini ditenggarai karena siswa belum mendapatkan pedoman atau lembar tugas dari guru tersebut. Karena pada saat itu tugas yang disampaikan secara lisan kepada siswa, akibatnya tidak semua siswa paham mengenai tugas yang diberikan. Sehingga waktu yang digunakan habis dan kegiatan tidak selesai. Untuk memperbaiki kekurangan tersebut, peneliti mempersiapkan lembar tugas pada kegiatan pembuatan tugas kliping dan mading. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami tugas yang diberikan sehingga dengan pemahaman tersebut dapat dijadikan landasan bagi peneliti untuk beralih kepenguasaan materi berikutnya. Berdasarkan temuan penelitian juga dijelaskan bahwa jika tugas yang diberikan kepada siswa belum mencapai hasil yang memuaskan, maka guru kelas memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbaikan. Perbaikan ini dimaksudkan untuk dapat mendorong siswa untuk mempelajari kesalahan- kesalahan mereka dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini juga merupakan salah satu manfaat penilaian portofolio yaitu memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan cara atau strategi belajarnya agar lebih efektif (Haribowo, 2000:24). Kemudian berdasarkan pernyataan Balitbang Depdiknas (2003:12) bahwa ”setelah satu karya (portofolio) dinilai ternyata hasilnya jelek atau belum memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberikan kesempatan untuk memperbaiki lagi”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai level penguasaan kompetensi berikutnya, peneliti harus mengetahui pemahaman siswa terhadap beberapa konsep dan topik melalui tugas-tugas dengan memberikan pedoman atau lembar tugas sebagai acuan siswa dalam mengerjakan tugas. Sehingga dengan tugas yang terarah akan memaksimalkan kemampuan berpikir siswa dan kompetensi yang akan dicapai dapat terselesaikan serta dapat berlanjut kepada penguasaan kompetensi berikutnya. 2) Sebagai ranah yang harus dikembangkan. Peranan penilaian portofolio dalam pembelajaran dapat dilihat dari tahapan kemampuan berpikir yang berusaha guru kembangkan pada setiap kegiatan pembelajaran dengan melihat aspek C1 (Knowledge), C2 (Comprehension), C3 (Application), C4 (Analysis), C5 (Syntesis) dan C6 (Evaluation). Pada setiap kompetensi dasar guru selalu melakukan penilaian terhadap proses dan hasil dari setiap kegiatan yang dilakukan misalnya pembuatan tugas kliping dan mading serta hasil dari tugas LKS. Berdasarkan temuan penelitian bahwa kemampuan berpikir siswa dapat berkembang dari aspek C1 (Knowledge) hingga aspek C2 (Comprehension) dan C3 (Application). Hal ini terbukti dengan perbaikan atau peningkatan ketuntasan belajar siswa yang terus meningkat pada siklus berikutnya untuk tugas kliping, mading dan LKS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan sebagai ranah yang dikembangkan melalui serangkaian kegiatan pembelajaran dengan mengacu kepada beberapa tahapan atau tingkatan kemampuan berpikir pada diri siswa. 3) Pencatatan kemampuan yang telah dicapai. Pencatatan kemampuan dimasukkan ke dalam daftar nilai siswa sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Dan ketika tugas tersebut dibagikan, siswa dapat mengetahui letak kelemahannya dan dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) bagi siswa. Seperti halnya dikemukakan oleh Haribowo (2000:24), salah satu manfaat sekaligus peranan penilaian portofolio adalah dengan memberikan umpan balik (feed back) terhadap metode, proses dan hasil kerja siswa. Dan sejalan dengan pendapat Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004:77) salah satunya yaitu menerapkan prinsip proses dan hasil dimana guru dalam memberikan penilaian kepada siswa tidak hanya menilai berdasarkan hasil kerjanya saja melainkan juga memberikan penilaian terhadap prosesnya yang meliputi sikap siswa dalam belajar, antusias atau tidaknya dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya. Sehingga dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pencatatan terhadap kemampuan yang telah dicapai siswa tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) bagi siswa untuk mengarah kepada perbaikan selanjutnya yang meliputi proses dan hasil kerja. 2. Penilaian Portofolio dalam Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. Penilaian portofolio dilakukan berdasarkan penilaian proses dan hasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Surapranata dan Hatta (2004:47-64) yang secara umum membedakan penilaian portofolio ke dalam dua bentuk yaitu tinjauan proses (Process Oriented) dan tinjauan hasil (Product Oriented). Berdasarkan temuan penelitian, penilaian dilaksanakan dengan melakukan observasi terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi aspek keaktifan dalam pembelajaran, kerjasama dalam kelompok, dan keberanian atau ketepatan dalam menjawab. Sedangkan penilaian hasil diperoleh dari hasil tugas kliping dan mading dengan memperhatikan rubrik penilaian yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dikoordinasikan bersama guru Kelas III. Pemberian tugas portofolio yang meliputi tugas kliping, mading, dan LKS adalah upaya yang dilakukan peneliti dalam melakukan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa. Hal ini dimaksudkan agar tugas tersebut mudah dipahami dan mudah dibuat oleh siswa. Karena menurut Manoy (dalam Purwanto, 2003:13) bahwa portofolio itu dapat dibuat oleh guru dan siswa secara bersama-sama. Pembelajaran yang diarahkan kepada pemberian tugas tersebut hal ini didasarkan pada pernyataan Surapranata dan Hatta (2004:79), yaitu: ”Pada hakikatnya antara pengajaran dan penilaian portofolio itu tidak dapat dipisahkan. Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pengajarannya menggunakan pendekatan portofolio. Jika dalam mengajar guru hanya menuntut siswa untuk menghafal fakta atau pengetahuan pada taraf yang rendah, maka penilaian portofolio tidak akan bermakna. Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya menuntut siswa untuk menunjukkan kemampuan yang nyata serta menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada taraf yang tinggi. Dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dikelas dan penilaian terhadap tugas kliping, mading dan LKS merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena kegiatan tersebut saling berhubungan dengan kemampuan berpikir siswa sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Trihadiyanti, 2009), bahwa tingkatan atau tahapan kemampuan berpikir meliputi aspek C1 (Knowledge), C2 (Comprehension), C3 (Application), C4 (Analysis), C5 (Synthesis), dan C6 (Evaluation). Berdasarkan temuan penelitian, kemampuan berpikir siswa masih dalam ruang aspek C1 (Knowledge), C2 (Comprehension) dan berkembang hingga C3 (Application). C1 (Knowledge) merupakan kemampuan berpikir tahap awal yang mencangkup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Kemudian C2 (Comprehension) mencangkup kemampuan untuk mengungkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari pada kemampuan pada tahap awal yakni pengetahuan atau C1 (Knowledge). Sedangkan aspek C3 (Application) yaitu mencangkup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah, pengetahuan, informasi, pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru dalam kehidupan sehari-hari. Tahap kemampuan berpikir pada aspek C3 (Application) ini merupakan tahapan kemampuan berpikir setingkat lebih tinggi dari pada kemampuan pada aspek C2 (Comprehension). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada aspek C3 (Application) merupakan tahapan kemampuan berpikir lebih tinggi dibandingkan tahapan kemampuan berpikir pada aspek C2 (Comprehension) dan C1 (Knowledge). Meskipun ketiga tahapan tersebut termasuk dalam berpikir tingkat rendah yang meliputi knowledge, comprehension dan application menurut Web dan Coxford (dalam Trihadiyanti, 2009), namun untuk ukuran siswa kelas III SD hal tersebut sudah cukup maksimal. Dengan demikian berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa terbukti dengan perbaikan atau peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 48% meningkat pada siklus berikutnya mencapai 84%. Penilaian tersebut diambil dari tugas-tugas portofolio yaitu tugas kliping, mading dan LKS pada setiap siklusnya dengan meninjau keaktifan dan keantusiasan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Hal tersebut meliputi berbagai aspek yang coba dikembangkan oleh peneliti pada setiap pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan kemampuan berpikir pada setiap siswa. 3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang. Dalam melakukan penilaian portofolio, peneliti selalu mengutamakan penilaian dengan meninjau proses dan hasilnya. Pada berlangsungnya penilaian proses, yang dinilai adalah seluruh keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran baik secara kelompok maupun individu dengan memperhatikan tiga aspek yakni diantaranya keaktifan dalam pembelajaran, kerjasama dengan kelompok dan keberanian. Sedangkan penilaian hasil dengan memperhatikan beberapa kriteria yang telah ditentukan pada rubrik penilaian. Hambatan yang dirasakan cukup sulit oleh peneliti yang bertindak sebagai guru yaitu pada saat melakukan penilaian proses. Karena pelaksanakan penilaian proses menuntut perhatian yang lebih kepada siswa. Selain itu dalam melakukan transfer materi kepada siswa, peneliti juga harus memperhatikan keterlibatan siswa pada saat proses pelajaran. Pencatatan nama dan aktivitas yang dilakukan siswa merupakan hal yang penting karena terkait dengan beberapa aspek penilaian proses yang telah dijelaskan sebelumnya. Sehingga peneliti dibantu oleh guru Kelas III untuk melakukan penilaian pada setiap siswa pada saat proses pembelajaran, dan hal ini bermaksud agar penilaian yang dilakukan tetap konsisten. Hambatan yang lain yaitu terbatasnya alokasi waktu pembelajaran yaitu untuk setiap satu kali pertemuan ditetapkan 2 x 30 menit atau sekitar satu jam; kesulitan dalam penentuan kriteria penilaian atau penyusunan rubrik penilaian portofolio untuk setiap tugas yang diberikan kepada siswa. Hal ini sesuai pendapat Surapranata dan Hatta (2004:90) terkait dengan penjelasan di atas bahwa salah satu kelemahan penilaian portofolio yaitu memerlukan waktu ekstra dibandingkan dengan penilaian lain yang biasa digunakan oleh guru, pencapaian akhir tidak hanya menitikberatkan pada hasil melainkan proses pembelajarannya juga, serta memerlukan penentuan kriteria penilaian dimana guru harus mengembangkan kriteria penilaian sendiri terhadap tugas portofolio tersebut. Sedangkan hambatan yang berasal dari siswa yaitu siswa ramai saat pelajaran, yang menyebabkan peneliti harus berkali-kali untuk mengingatkan siswa untuk memperhatikan. Selain itu ketidaklengkapan siswa dalam membawa bahan serta peralatan yang dibutuhkan, misalnya dalam tugas pembuatan kliping. Akibatnya proses pembelajaran siswa menjadi terganggu karena terdapat siswa lain yang tidak membawa bahan. 4. Cara mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang Berikut ini adalah cara yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan penilaian portofolio berdasarkan temuan penelitian diantaranya yaitu pada saat dilaksanakan penilaian proses. Peneliti kesulitan dalam menilai aktifitas masing-masing siswa karena belum mengetahui atau menghafal nama-nama siswa dan bersamaan dengan itu peneliti yang bertindak sebagai guru juga dituntut untuk konsentrasi dalam penyampaian materi. Cara mengatasinya yaitu dengan meminta bantuan kepada guru Kelas III untuk menilai segala aktifitas siswa berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga dapat diketahui perkembangan kemajuan pada setiap siswa dan agar penilaian yang dilakukan tetap konsisten. Berdasarkan pembahasan sebelumnya untuk hambatan dari segi terbatasnya waktu, peneliti mengatasinya dengan penambahan waktu mengajar bekisar sepuluh hingga lima belas menit. Karena dalam prakteknya dilapangan pelaksanakan penilaian proses menuntut guru kelas untuk memperhatikan satu persatu siswa sehingga waktu pembelajaran dikondisikan sesuai dengan kebutuhan tanpa menggangu pelajaran yang lain. Sedangkan kesulitan dalam penentuan kriteria penilaian atau penyusunan rubrik penilaian portofolio untuk setiap tugas yang diberikan kepada siswa, dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan guru kelas III mengenai rubrik penilaian portofolio yang akan disusun. Kemudian cara mengatasi hambatan yang berasal dari diri siswa yakni siswa ramai saat pelajaran. Peneliti yang dibantu oleh guru Kelas III dalam melakukan kegiatan penilaian terhadap proses dan hasil terhadap tugas kliping dan mading serta penilaian hasil LKS, peneliti selalu mengingatkan dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dan bekerjasama dengan kelompoknya dengan memperbolehkan ramai tetapi tetap dalam satu koridor bahwa ramai yang mereka buat untuk membahas tugas yang telah diberikan dan sebagai rewardnya akan diberikan penambahan nilai. Selain itu siswa juga sering diingatkan untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti di depan kelas agar siswa memiliki pemahaman terhadap materi. Dan apabila siswa belum paham, maka diberikan kesempatan untuk bertanya. Sehingga pada waktu pelaksanaan siswa dapat lebih termotivasi untuk memperbaiki perolehan nilai, dan siswa memiliki pemahaman terhadap kompetensi yang diajarkan. Hambatan berikutnya yang berasal dari diri siswa yaitu ketidaklengkapan siswa dalam membawa bahan serta peralatan yang dibutuhkan pada kegiatan pembelajaran. Peneliti dapat mengantisipasinya dengan menyediakan bahan dan peralatan yang dibutuhkan atau dengan pengorganisasian yang lebih matang. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian dan analisis temuan penelitian dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Peranan penilaian portofolio pada pembelajaran PKN di SDN BI Tlogowaru yaitu a. Dapat digunakan sebagai landasan mencapai level penguasaan berikutnya dimana sebelum dilaksanakan siklus siswa belum diberikan pedoman atau lembar tugas akibatnya pemahaman siswa kurang terhadap tugas yang diberikan dan ketika memasuki siklus I dan II guru memberikan lembar tugas terhadap tugas kliping dan mading agar siswa dapat memahami tugas yang diberikan dan dapat beralih kepenguasaan materi berikutnya. b. Kemudian digunakan sebagai ranah yang harus dikembangkan yaitu pembelajaran dilakukan dengan mengacu kepada aspek dari tahapan kemampuan berpikir. c. Sebagai pencatatan kemampuan yang telah dicapai siswa sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) bagi siswa. 2. Penilaian portofolio dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa terbukti dengan perbaikan atau peningkatan ketuntasan belajar siswa dari tugas-tugas portofolio pada setiap siklusnya. 3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang meliputi: a. Kesulitan didalam melaksanakan penilaian proses, karena pelaksanakan penilaian proses menuntut perhatian yang lebih kepada siswa. b. Waktu yang disediakan terbatas. Karena penilaian portofolio membutuhkan waktu ekstra dibanding dengan penilaian lain yang digunakan oleh guru. c. Kesulitan dalam penentuan kriteria penilaian atau penentuan rubrik penilaian portofolio untuk setiap tugas yang diberikan kepada siswa. Sehingga peneliti berkoordinasi dengan guru kelas III dalam mengembangkan kriteria penilaian yang akan dibuat dalam rubrik penilaian. d. Siswa ramai pada saat pelajaran dan ketidaklengkapan siswa dalam membawa bahan yang ditugaskan. 4. Cara mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian portofolio untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran PKn di SDN BI Tlogowaru Malang yaitu: a. Penilaian proses dilakukan dengan meminta bantuan kepada guru Kelas III untuk menilai segala aktifitas siswa berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga dapat diketahui perkembangan kemajuan pada setiap siswa dan agar penilaian yang dilakukan tetap konsisten. b. Melakukan pengkondisian waktu dengan membagi waktu yang ada dengan setepat-tepatnya. c. Melakukan koordinasi dengan guru kelas III dalam mengembangkan kriteria penilaian dengan membuat rubrik penilaian portofolio yang lebih detail. d. Mengingatkan siswa agar lebih memperhatikan dan menyediakan bahan dan peralatan yang dibutuhkan atau dengan pengorganisasian yang lebih matang. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran yang dapat diajukan yaitu: 1. Seyogyanya siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk mengoptimalkan kemampuannya pada setiap pelajaran. 2. Seyogyanya guru dapat mengembangkan kriteria penilaian dengan membuat rubrik penilaian yang lebih detail. 3. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan KBM. Bagi peneliti lanjutan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian sejenis. DAFTAR PUSTAKA Al Hakim, Suparlan. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Malang: Penerbit UM Press. Agus, Mulyanto. Tuntutan di Era Krisis : Pembiasaan Berpikir Kritis dengan Pembiasaan Membaca Kritis, (Online), (http://www.fkipuninus.org/index.php/artikel-fkip-uninus-bandung/artikelpendidikan/58, diakses tanggal 5 maret 2009). Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung: PT Genesindo. Corebima, A.D. 2004. Pengukuran kemampuan berpikir. Makalah disampaikan pada pelatihan PBMP (pemberdayaan Berpikir melaui Pertanyaan) Pada Pembelajaran bagi Guru Sains Biologi Dalam Rangka RUKK VA 9-10 Juli 2004. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Depdiknas. 2003. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ellenia, Merry. 2007. Pelaksanaan Penilaian Portofolio Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 4 Tegal. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS Universitas Negeri Semarang. Fajar, Arnie. 2002. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Haribowo, H. 2000. Penilaian Portofolio (Portofolio Assesment. Buletin Pelangi Pendidikan: Buletin Peningkatan mutu pendidikan Menengah Umum. Indarwati, Yustina. 2008. Penerapan Penilaian Portofolio (Portofolio Based Assesment) Untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Diklat Akuntansi di SMKN 1 Boyolangu Tulungagung tahun ajaran 2007-2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Akuntansi FE Univesitas Negeri Malang. Lailil Fitri, Menik. 2006. Penerapan Pembelajaran Berdasar Masalah dengan Strategi Kooperatif STAD pada Mata Pelajaran Biologi untuk meningkatakan keterampilan proses dan kemampuan Berpikir siswa kelas X D SMAN 1 Ngantang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Marzano, R. J. Brandt, R.S. Huges, C.S. Jones, B.F. Pressiensen, B.Z. Rankin, S.C & Suhor, C. (1988). Dimension of Thinking: A frame work for curriculum and Instruction. Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslihati, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Malang: LP3 UM. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang (UM Press): IKIP Malang. Nurgiyanto, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Purwanto, S. E. 2003. Penggunaan Model Asesmen Portofolio dalam Penilaian Proses dan Hasil Belajar Matematiaka Siswa kelas I SMU Muhammadiyah I Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Rusoni, Elin. 2001. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Pembelajaran Matematik, (Online), (http://www.pdk.go.id/publikasi/bulletin/Tertulis/0821001/Portofolio, diakses tanggal 5 Maret 2009). Sadianto, Didik. 2006. Membantu Siswa Kelas VIII SMPN 8 Malang Menyusun Portofolio Hasil belajar Geometri topik Garis-Garis pada segitiga dalam Rangka Penerapan Asesmen alternatif. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Setiawan, I. G. AN. 2005. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Strategi Inkuiri dan Pembelajaran Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP di Kecamatan Buleleng Bali. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana (PPS) Universitas Negeri Malang. Sudjana, Dr. Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Surapranata, Sumarna dan Hatta, M. 2004. Penilaian Portofolio. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Surindra, Ujang. 2004. Penerapan Portofolio Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas I SMU Negeri I Ponggok Kabupaten Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM TIM Pelatih Proyek. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Bahan penelitian Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen P&K Dirjen PT Proyek PGSM IBRD loan no. 3979 IND. Trihadiyanti, S.Pd. Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah, (Online), (http://www.sdbinatalenta.com/images/artikel_tri.pdf, diakses tanggal 5 Maret 2009). Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press. Untari, Sri. 2006. Buku petunjuk Tekhnis Praktik Pengalaman lapangan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan. Malang: Universitas Negeri Malang. Wardani, G. A. K. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Winarti, 2007. Penerapan Penilaian Portofolio Siswa Kelas 1 AK pada Mata Pelajaran Skuntansi di SMK PGRI 2 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Akuntansi FE Universitas Negeri Malang. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Yasin, A. 2002. Penerapan Model Asesment Portofolio pada Pengajaran Bahasa Inggris. Jurnal Gentengkali. 4 (3&4):64-69. Yuliarini, Nita. 2006. Penerapan Pola Pemerdayaan berpikir melaui Pertanyaan (PBMP) dengan metode Kooperatif Think Pair Share(TPS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa kelas VII SMPN 1 Pujon Pada mata Pelajran Biologi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA. Zainul, Asmawi. 2005. Alternative Assesment. Jakarta:PAU-PPAI Universitas Terbuka. Zubaidah, S. 2006. Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran bedasarkan maslah (PBM). Makalah disajikan dalam Seminar dan Lokakarya persiapan PTK PHK A2 Setting Wilayah Pertanian. Tanggal 8 Juli 2006 di jurusan Biologi Universitas Negeri Malang. , 2003. Penilaian Kelas. Jakarta: Balitbang Depdiknas.