PROSIDING 2012© Arsitektur Elektro Geologi Mesin HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR DAVIT (DEWI-DEWI) DAN PENUNJANGNYA Ganding Sitepu, Sunarto & Anggiat Panjaitan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea – Makassar, 90245 Telp./Fax: (0411) 585637 e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi perkiraan kondisi konstruksi penunjang dewidewi atau davit yaitu alat menurunkan dan menaikkan sekoci penolong pada kapal. Tujuan utama penelitian adalah menemukenali beban-beban struktur yang terjadi, momen dan gaya lintang yang terjadi pada struktur, termasuk balok geladak pendukung pondasi davit dan kekakuan struktur penunjang tersebut pada berbagai kondisi saat penurunan sekoci penolong dalam keadaan kapal miring. Penelitian dilakukan dengan menyusun diagram benda bebas untuk memastikan sistem gaya yang bekerja, dan selanjutnya perhitungan momen dan gaya lintang menggunakan Program Ansys®. Program Ansys® dapat memberikan keluaran berupa distribusi tegangan lentur, tegangan geser dan torsi yang terjadi pada elemen struktur. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dimensi struktur penunjang dewi-dewi sudah memadai dan tegangan yang terjadi saat peluncuran masih jauh lebih kecil dari tegangan yang diijinkan oleh BKI. Kata Kunci: dewi-dewi, sekoci, tegangan PENDAHULUAN Regulasi International Maritime Organization (IMO) yaitu SOLAS-74 pada tahun 2006 diamandemen dengan tambahan ketentuan tentang kewajiban menempatkan awak kapal pada sekoci penolong pada saat latihan penurunan sekoci. Amandemen ini sangat berpotensi menjadi keadaan yang benar-benar darurat saat latihan/simulasi penurunan sekoci. Penolong kalau rancangan konstruksi dan daya motor penggerak naik-turun sekoci tidak akurat. Akurasi penetapan beban dan gaya atau momen yang bekerja harus benar-benar merepresentasikan kondisi ril sekoci dan mekanisme penempatan dan penurunannya. Peraturan Umum IMO tentang Sekoci Penolong antara lain yang penting adalah konstruksi, kapasitas, akses, keapungan, stabilitas, propulsi dan penempatan. Konstruksi sekoci harus cukup kuat menahan muatan, saat diluncurkan dan dinaikkan, tidak terjadi defleksi yang dapat mengganggu proses peluncuran. Kapasitas sekoci dipersyaratkan tidak boleh lebih dari 150 orang dan asumsi massa penumpang rata-rata 75 kg. Sekoci penolong harus mudah diakses oleh seluruh penumpang dan orang yang ada di kapal. Pada kapal barang, seluruh awak kapal harus dapat naik ke sekoci penolong dalam waktu tidak lebih dari tiga menit. Sekoci penolong harus dirancang dapat dicapai oleh orang tanpa bantuan baik dari laut maupun dengan memanjat. Semua sekoci penolong harus dilengkapi dengan peralatan peluncuran kecuali sekoci yang letaknya kurang dari 4,5m dari permukaan air dan beratnya tidak lebih 185 kg. Kapal sebagai sarana transportasi moda laut telah berperan sebagai urat nadi perdagangan antar-pulau antar-benua sejak dari dahulu hingga sekarang. Sebagai sarana transportasi kapal senantiasa mempunyai resiko kecelakaan. Telah banyak upaya dilakukan untuk pencegahan kecelakaan, akan tetapi nampaknya kecelakaan tidak dapat dicegah secara absolut. Sebagai upaya mengurangi korban, terutama korban manusia dalam setiap kecelakaan kapal maka IMO, sebuah badan di bawah PBB mengeluarkan konvensi SOLAS. Dalam SOLAS tersebut diatur bahwa kapal harus dilengkapi dengan sekoci penolong dengan kapasitas yang ditentukan berdasarkan jumlah orang di atas kapal dan jarak pelayaran. Sekoci penolong diturunkan dengan davit atau dikenal juga dengan dewi-dewi. Umumnya dewi-dewi dengan sistem gravitasi. Davit dipasang di atas geladak sekoci dan harus dapat menahan beban saat sekoci diturunkan Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan TP5 - 1 ISBN : 978-979-127255-0-6 Analisis Kekuatan Struktur Davit… Arsitektur Elektro Geologi Ganding Sitepu, Sunarto & Anggiat Panjaitan Mesin Perkapalan Sipil dan telah bermuatan penuh. Permasalahannya adalah mengingat dudukan davit pada geladak sekoci berpeluang adanya kelemahan atau ketidakkakuan struktur penunjangnya. Struktur penunjang itu adalah balok geladak dan penegar dinding bangunan atas. Ketidakkakuan struktur penunjang davit dapat mengakibatkan terganggunya kerja davit dalam menurunkan sekoci dan berakibat fatal pada usaha penyelamatan jika terjadi kecelakaan kapal. Beban struktur penunjang akan semakin besar bila kapal dalam keadaan oleng. Hal tersebut merupakan motivasi utama mendorong pentingnya penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah membuat model mekanika konstruksi dewi-dewi dan struktur pendukungnya; menghitung beban yang terjadi pada saat penurunan sekoci penolong pada kondisi beban penuh, baik saat kapal tegak maupun kapal dalam keadaan oleng; menganalisis tegangan dan deformasi konstruksi dewi-dewi dan struktur pendukungnya. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai salah metode dalam menganalisis struktur kapal khususnya komponen yang mendapat konsentrasi beban; pendekatan penyelesaian tugas mahasiswa dalam percepatan pemahaman karakteristik struktur dan aplikasi program komputer; dan dipakai untuk menilai kekuatan dan kekakuan struktur dewi-dewi dan konstruksi pendukungnya. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Taggart (1980), davit berfungsi sebagai alat untuk menurunkan dan menaikkan sekoci penolong pada kapal. Keberadaan sekoci penolong ini sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dalam Konvensi keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) oleh International maritime Organization. Sekoci penolong berguna untuk menyelamatkan penumpang atau awak kapal dalam hal kapal dalam keadaan bahaya sehingga harus ditinggalkan. Davit yang paling banyak dan lazim digunakan pada kapal niaga adalah davit atau dewi-dewi yang bekerja berdasarkan gaya gravitasi bumi ketika menurunkan sekoci penolong. Pada saat menaikkan sekoci dewi-dewi ini menggunakan winch yang berpenggerak listrik. Dewi-dewi dan sekoci penolong ditempatkan di geladak sekoci. Dengan demikian posisi pondasi dan penopang dewi-dewi tidak langsung bertumpu pada balok geladak utama atau gading kapal. Geladak sekoci berada pada bangunan atas atau rumah geladak. Penempatanya diatur sedemikian rupa sehingga proses evakuasi penumpang atau awak kapal bila kapal dalam keadaan bahaya bisa berlangsung cepat. Struktur penunjang dewi-dewi harus cukup kuat dan kaku sehingga dalam kondisi ekstrim, saat kapal oleng dan bergerak dinamis seharusnya proses penurunan sekoci tidak boleh terganggu oleh lenturan atau perubahan bentuk dewi-dewi. Dalam menahan beban yaitu berat sekoci penolong beserta penumpangnya, dewi-dewi harus tetap stabil (Lehmann, 2005). Balok pendukung dewi-dewi pada bangunan atas terdiri dari balok geladak sekoci, sekat penegar dan gading atau penegar dinding bangunan atas (Fricke, 2003). Dalam hal struktur atau konstruksi tersebut kurang kuat maka perlu ditambahkan interkostal atau penguat tambahan lain yang dapat menyalurkan beban yang bekerja ke struktur utama kapal seperti geladak kekuatan, sekat dan bahkan ke konstruksi dasar ganda kapal (Fricke, 2004 dan Lehmannn, 2005). Tegangan yang terjadi pada struktur konstruksi pendukung dewi-dewi dan dewi-dewi itu sendiri menurut BKI (2006) tidak boleh lebih dari 150 N/mm2. Selanjutnya dinyatakan bahwa konstruksi dewi-dewi dan pendukungnya harus cukup kaku sehingga tidak menimbulkan hambatan dalam operasi penurunan dan penaikan sekoci penolong dalam keadaan bermuatan penuh. Perhitungan kekuatan struktur dapat didekati dengan beberapa metode (Hughes, 1988). Metode analitis banyak dilakukan pada struktur sederhana karena perhitungan ini sangat membutuhkan tenaga dan waktu (Toogood, 2001). Metode yang banyak dilakukan saat ini adalah metode elemen hingga. Dalam hal ini konstruksi yang akan dihitung dielementasi. Secara prinsip metode ini menggunakan pendekatan teori elastisitas (Schlüter, 1999). Masing-masing elemen harus memenuhi syarat kompatibilitas sehingga peralihan antar elemen tidak terjadi diskontinuitas ubah bentukan yang bertentangan atau menyimpang jauh dari kondisi nyata. Perhitungan konstruksi dengan metode elemen hingga sudah berkembang sangat jauh dan saat ini sudah tersedia berbagai program komputer untuk memudahkan dan mempercepat proses perhitungan (Zanic, 2012). Menurut ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Perkapalan TP5 - 2 Volume 6 : Desember 2012 PROSIDING 2012© Arsitektur Elektro Geologi Mesin HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil Delpero (2010) Ansys® adalah salah satu program perhitungan kekuatan struktur dengan metode elemen hingga yang bersifat interaktif dan objek oriented. Dengan program ini bisa dihitung struktur yang dimodelkan sebagai elemen pelat, cangkang, balok atau batang. Program Ansys® juga dapat menghitung baik kondisi statis maupun dinamis, dengan tipe beban titik, terdistribusi, puntiran, periodik atau aperiodik dan sebagainya. Output program ini berupa tegangan, pergeseran, regangan dan geseran puntir (Delpero, 2010). Menurut Paul (2012) tahapan dalam penggunaan Ansys®, sebagaimana program perhitungan struktur (statik, elastostatik, dan dinamik) lainnya dalam terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah pemodelan. Struktur konstruksi yang akan dihitung harus dimodelkan dengan memperhatikan bentuk, dimensi, properti bahan, penampang, dan beban yang bekerja. Tahap kedua adalah processing. Tahap ini program bekerja melakukan iterasi hingga konvergens dan menghasilkan output sesuai dengan permintaan. Tahap ketiga adalah penampilan output. Output program harus diinterpretasi untuk mengambil simpulan tentang struktur yang dianalisis. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, kalkulasi dilakukan dengan bantuan Program Ansys®, yaitu sebuah program komputer untuk perhitungan struktur dengan metode elemen hingga. Prosedur kerja program dimulai dengan pemodelan struktur, prosesing perhitungan dan selanjutnya adalah interpretasi output. Struktur davit dan pondasinya serta balok geladak sebagai penunjangnya dimodelkan sebagai elemen frame kombinasi dengan elemen pelat. Dalam hal memungkinkan akan dimodelkan dengan tipe elemen pelat. Output Ansys® berupa tegangan lentur, tegangan geser dan puntiran pada tiap nodal sehingga dapat diinterpretasikan dan dianalisis. HASIL DAN BAHASAN Untuk penelitian ini dipilih satu dewi-dewi gravitasi yang umum dipakai sebagai sarana peluncuran sekoci penolong seperti Gambar 1. Dewi-dewi ini berfungsi menurunkan sekoci ke geladak embarkasi, tempat penumpang atau orang di atas kapal berkumpul dan naik ke sekoci penolong dalam hal kapal dalam keadaan bahaya dan diperintahkan meninggalkan kapal. Secara gravitasi sekoci penolong akan turun, dan kecepatan turunnya harus dapat dikendalikan, agar sekoci tidak rusak ketika sampai di permukaan air. Sistem pendukung sekoci atau struktur dan konstruksi dewi-dewi terutama lengan dewi-dewi yang secara langsung memikul beban berat sekoci dan penumpang di dalamnya harus cukup kuat dan stabil. Gambar 1. Dewi-Dewi Gravitasi saat Peluncuran Sekoci Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan TP5 - 3 ISBN : 978-979-127255-0-6 Analisis Kekuatan Struktur Davit… Arsitektur Elektro Geologi Ganding Sitepu, Sunarto & Anggiat Panjaitan Mesin Perkapalan Sipil Ukuran dewi-dewi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Model ini secara geometris relatif kecil tetapi sebagai bahan kajian sudah memadai untuk selanjutnya dapat diaplikasikan pada dimensi dewi-dewi yang lebih besar. Gambar 2. Dimensi Penumpu Dewi-Dewi Pemodelan dewi-dewi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar perhitungan kekuatan (tegangan) pada lengan atau boom sekoci dapat dilihat pada Gambar 3. Beban yang bekerja adalah 300 N (di simulasi sebagai berat sekoci dan penumpang di atasnya). Lengan atau bom sekoci adalah terbuat dari profil baja perpenampang persegi berongga. Boom ini akan berputar pada sumbu yang merupakan pangkal boom dengan letakan yang tertumpu pada geladak. Gerakan boom ditumpukan pada penumpu yang juga letakannya di geladak. Fokus perhitungan kekuatan dalam penelitian adalah kekuatan lengan. Dengan demikian yang akan dihitung adalah momen yang bekerja sepanjang lengan, dan tegangan yang terjadi pada lengan. Untuk mendapatkan tegangan maka harus terlebih dahulu dihitung momen inersia penampang dan modulus penampang lengan matau boom. Gambar 3. Struktur Lengan Dewi-Dewi dan Diagram Benda Bebas Diagram benda bebas pada Gambar 3 memperlihatkan posisi adanya reaksi tumpuan, yakni pada sendi engsel di pangkal boom ( RAV dan RAH). Reaksi tumpuan lainnya adalah tumpuan dari penumpu lengan di tekukan lengan ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Perkapalan TP5 - 4 Volume 6 : Desember 2012 PROSIDING 2012© Arsitektur Elektro Geologi Mesin HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil (D) yaitu RD. Dengan prinsip elastostatika, maka perhitungan dan tegangan yang terjadi dapat dihitung sebagai berikut, Perhitungan Momen yang Bekerja pada Boom Sekoci 𝛴𝑀𝐴 = 0 300 × 28 − (300 cos 30°) × 103 + (300 sin 30°) × 20 − 𝑅𝐷 × 45 = 0 𝑅𝐷 = −314,67 𝑁 𝛴𝑀𝐶 = 0 (𝑅𝐴𝑉 × 28) − (𝑅𝐴𝐻 × 103) + (𝑅𝐷 × 58) = 0 (𝑅𝐴𝑉 × 28) − (𝑅𝐴𝐻 × 103) = 18,2507 𝑁𝑐𝑚 𝛴𝑀𝐷 = 0 (300 × 28) + (300 sin 30° × 28) − (300 cos 30° × 58) − (𝑅𝐴𝐻 × 45) = 0 Diperoleh, RAH = -54,86 N dan RAv = -45,01 N Selanjutnya dipandang elemen dewi-dewi BC (Gambar 3), titik B dijadikan acuan perhitungan: 𝑀 = 300 𝑋 − 300 cos 30° 𝑌 𝑌 = 0,86 𝑃 𝑋 = 0,5 𝑃 𝑀 = 150 𝑃 259,8 𝑃 Dengan mensubstitusi P = 54, diperoleh momen di B 𝑀𝐵 = −5.959,6 𝑁𝑐𝑚 Bidang momen atau distribusi momen sepanjang lengan sekoci ditunjukkan pada Gambar 4. Momen maksimal terjadi ditekukan lengan yaitu di titik B. Gambar 4. Diagram Bidang Momen Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan TP5 - 5 ISBN : 978-979-127255-0-6 Analisis Kekuatan Struktur Davit… Arsitektur Elektro Geologi Ganding Sitepu, Sunarto & Anggiat Panjaitan Mesin Perkapalan Sipil Selanjutnya dihitung tegangan yang bekerja pada lengan dewi-dewi saat meluncurkan sekoci. Penampang lengan adalah berbentuk balon berongga dengan tebal pelat 2,5 mm. Tegangan yang diduga kritis adalah di 3 titik seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5. Gambar 5. Tempat atau Potongan pada Lengan Dewi-Dewi yang Tegangannya Tinggi Pada Pot 1 (Gambar 5), di sini P = 12 cm sehingga: 𝑀 = 150 × 12 − 259,8 × 12 = −1.316,6 𝑁𝑐𝑚 Tinggi penampang pada pot ini h = 50 mm, tebal pelat 2,5 mm, Modulus penampang W = 7,1645 cm3 dan Tegangan = 183,9 N/cm2. Bila digunakan baja normal (BKI) dengan tegangan mulur 235 N/mm2, dan dengan tegangan ijin 80 N/mm2, maka tegangan yang terjadi masih jauh di bawah tegangan ijin sehingga dapat disimpulkan struktur dewi-dewi di pot 1 sangat kuat. Potongan 2 (Gambar 5), di sini P = 54 cm, Besarnya momen M = 5.926,6 Ncm, Tinggi penampang pada potongan ini h = 90 mm, tebal tetap 2,5 mm, Modulus penampang lengan boom dewi-dewi: W = 16,32 cm3, Tegangan yang terjadi = 3,63 N/mm2. Dengan batasan tegangan yang ijinkan 80 N/mm2, dapat disimpulkan bahwa tegangan pada potongan-2 lengan dewi-dewi sangat memenuhi syarat kekuatan. Potongan 2 (Gambar 5), di sini P = 15 cm, Besarnya momen 822,9 Ncm, Tingggi penampang pada potongan ini adalah 60 mm, dan tebal penampang 2,5 mm, Modulus penampang W = 9,2 cm3, Tegangan yang diperoleh s = 0,89 N/mm2. Dengan batasan tegangan yang ijinkan 80 N/mm2, dapat disimpulkan bahwa tegangan pada potongan-2 lengan dewi-dewi sangat memenuhi syarat kekuatan. SIMPULAN Dari analisis yang dilakukan terhadap dimensi dan beban yang bekerja pada struktur penunjang dewi-dewi yang bekerja saat peluncuran sekoci penolong dapat disimpulkan bahwa: 1. 2. Kekuatan struktur penunjang dewi-dewi sangat baik Penampang lengan berbentuk persegi berongga memperkuat dan baik dalam menahan beban pada berbagai arah, karena dalam hal sekoci mengalami ayunan saat peluncuran atau penaikan maka kekuatan lengan akan memadai untuk menahan beban. ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Perkapalan TP5 - 6 Volume 6 : Desember 2012 PROSIDING 2012© Arsitektur Elektro Geologi Mesin HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil SARAN Karena IMO mensyaratkan dalam latihan penurunan sekoci, sekoci harus dalam keadaan berisi maka perlu diperhitungkan factor kelelahan lengan karena frekuensi latihan yang relative tinggi. DAFTAR PUSTAKA Bansal, R.,K., (1998), Engineering Mechanics And Strength of Materials-1 Edition, Laxmi publications Limited, Golden house, Daryaganj, New Delhi110002. Beer, F.,P., Johnston, E.,R., DeWolf, J..T., (2004), Mechanics of Materials-3Edition, Tata McGraw-Hill Publishing company limited, West patel nagar, New Delhi-110 008. Biro Klasifikasi Indonesia, (2006), Rules for the Classification and Construction of Seagoing Steel Ships, Volume 2, BKI, Jakarta. Delpero, Tommaso, et.,al., (2010), Finite Element Modeling with ANSYS, Swiss Federal Institute of Technology, Zurich. Fricke, Wolfgang, & Lehmann, Eike, (2003), Strukturanalyse von Schiffen, Technische Universitaet Hamburg, Hamburg. Fricke, Wolfgang, & Lehmann, Eike, (2004), Grundlagen der Schiffskonstruktion, Technische Universitaet Hamburg, Hamburg. Hughes, Owen, F., (1988), Ship Structural Design, a Rationally-Based Computer-Aided Optimozation Approach, The Society of Naval Architecture and Marine Engineers, Jercey City. Lehmann, Eike, (2005), Grundzuge des Schiffbau, Arbeitsbereich Schiffstechnische Konstruktionen und Berechnungen, TU Hamburg, Hamburg. Mario, Clerici, (2001), Finite Elemente Modellierung und Simulation von Geometrisch Exakten Timoshenko Balken, Eidgenoessischen Technischen Hochschule Zurich, Zurich. Khurmi, R.,S., & Gupta, J.,K., (1979), A textbook of Machine Design Multicolour Edition, S. Chand and company, Ramnagar, New Delhi-110 055. Paul, Dufour, (2012), The Basics of the Finite Element Method: Ansys Tips, www.ansys.belcan.com, diakses 10 Januari 2012. Punmia, B.,C., (1965), Theory of Structures-Vol.2-3 rd Edition, Laxmi Publications Limited, Golden house, Daryaganj, New Delhi-110002. Puri, S.,K., (1978), Survival in Lifeboat and Liferaft 6th Edition, Marine Publications of India, E-75, Kirtinagar, New Delhi – 110 015. Schlüter, H.,J., (1999), Finite Element Method, Institut für Schiffstechnik Duisburg, Duisburg. Taggart, Robert, (Ed), (1980), Ship Design and Construction, The Society of Naval Architecture and Marine Engineers. New York. Tayal, A.,K., (1989) Engineering Mechanics Statics and Dynamics-13Edition, Umesh Publications, 5-B, Nath Market, Nai Sarak, New Delhi-110006. Toogood, R.,W., (2001), Finite Element Method using Pro/ENGINEER and ANSYS, University of Alberta ANSYS Tutorials - www.mece.ualberta.ca/tutorials/ansys/AU/ProE/ProE.html, diakses 10 Oktober 2012. Zanic, Vedran, et.,al., (2012), Case Studies in Structural Design and Optimization, Faculty of Mechanical Engineering and Naval Architecture, University of Zagreb. Zagreb, Croatia. Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Perkapalan TP5 - 7 ISBN : 978-979-127255-0-6 Analisis Kekuatan Struktur Davit… Arsitektur Elektro ISBN : 978-979-127255-0-6 Geologi Ganding Sitepu, Sunarto & Anggiat Panjaitan Mesin Perkapalan Sipil Group Teknik Perkapalan TP5 - 8 Volume 6 : Desember 2012