EKSPRESI GEN MADS-BOX KELAS B PISTILLATA (PaphPI) PADA PERKEMBANGAN BUNGA ANGGREK SELOP (Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith) Putri Eka Maharani, Dahlia, Dwi Listyorini Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Paphiopedilum glaucophyllum J.J Smith merupakan anggrek endemik jawa timur, Indonesia. Anggrek ini memiliki morfologi labelum berbentuk selop berwarna merah muda keunguan dan bukaan selop berwarna kuning cerah. Petal bunga anggrek selop berwarna cokelat keunguan membentuk spiral dan memiliki banyak trikoma. Karakter perhiasan bunga yang unik ini akibat dari adanya gen yang berperan dalam perkembangan bunga, adapun gen tersebut salah satunya adalah PISTILLATA (PI). Gen PISTILLATA (PI) merupakan salah satu gen anggota dari subfamili gen MADS-box. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi gen PISTILLATA (PaphPI) dari Paphiopedilum glaucophyllum J.J Smith yang diawali dengan cara isolasi RNA total dan membuat cDNA menggunakan primer: Forward: 5’-ATG GGG CGA GGG AAG ATC GAG AT-3’ dan Reverse: 5’-TGT TAT TTA TTT CCT TGC AAG TTG GGC T-3’. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi gen PaphPI dari visualisasi hasil elektroforesis memiliki pola yang sama pada organ colum, labelum, sepal dan petal. Hal ini diduga gen PaphPI berperan dalam keseluruhan perkembangan bunga. Kata Kunci: Paphiopedilum glaucophyllum J.J Smith, PaphPI, Perkembangan bunga ABSTRACT: Paphiopedilum glaucophyllum J.J Smith is endemic orchid of East Java, Indonesia. This orchid has a slipper-shaped labellum pink to purple and bright yellow margin. Slipper orchid has a twisted petals purplish brown and a lot of trichomes. The unique perianth character are coordinated by floral development gene, namely PISTILLATA (PI). PISTILLATA (PI) gene is a member of sub-family of MADS-Box gene. This study aimed to determine PISTILLATA (PaphPI) gene expression of Paphiopedilum glaucophyllum J.J Smith that begins with total RNA isolation and cDNA synthesis using primer: Forward: 5’-ATG GGG CGA GGG AAG ATC GAG AT-3’ and Reverse: 5’-TGT TAT TTA TTT CCT TGC AAG TTG GGC T-3’. The result showed the PaphPI gene expression in organ column, labellum, sepal and petal has a same pattern. Suspected PaphPI gene play a role in overall process of the floral development. Keyword : Paphiopedilum glaucophyllum J.J Smith, PaphPI, Floral development Orchidaceae dibagi menjadi 5 subfamili yaitu Apostasioideae, Vanilloideae, Cypripedioideae, Orchidoideae, dan Epidendroideae (Chochai, 2013). Anggrek memiliki bentuk bunga yang beragam tergantung spesiesnya. Bunga anggrek terdiri atas lima bagian utama, yaitu sepal, petal, benangsari, putik dan ovari. Sepal adalah pelindung bunga terluar ketika bunga masih kuncup. Tidak seperti tanaman dikotil, semua anggrek memiliki sepal yang berwarna. Anggrek memiliki tiga helai sepal dan tiga helai petal yang berwarna indah. Sepal dan petal pada bunga anggrek yang memiliki kemiripan bentuk dan warna disebut tepal. Dua helai petal tersusun membentuk sudut 120o, helai ketiga terdeferensiasi dan berukuran lebih besar disebut labelum. Bentuk, corak dan warna labelum beragam. Putik dan benang sarinya menjadi satu membentuk suatu struktur yang disebut colum atau gimnostemium (Palomino, 2013). Setiap spesies tumbuhan 1 2 memiliki ciri khas morfologi bunga yang membedakannya dari spesies lain. Diversifikasi morfologi bunga ini merupakan ekspresi kombinasi dari gen-gen MADS-Box (Aceto & Gaudio, 2011). Cypripedioidae merupakan kelompok anggrek selop dimana semua anggotanya memiliki persamaan yaitu memiliki bentuk labelum seperti selop. Cypripedioidae dibagi menjadi 5 genus yaitu Cypripedium, Mexipedium, Paphiopedilum, Phragmipedium dan Selenipedium (Guo et al., 2012; Chocai, 2013). Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith merupakan salah satu spesies yang termasuk kedalam kelompok genus Paphiopedilum Subgenus Cochlopetalum. Anggrek ini endemik Jawa Timur, Indonesia. Semua spesies Paphiopedilum sudah terancam punah dan masuk dalam daftar apendiks 1 CITES (McGough, et al., 2006; De et al., 2014), meskipun demikian anggrek ini masih banyak diperdagangkan. Banyaknya peminat yang memperdagangkan anggrek Paphiopedilum tidak seimbang dengan sedikitnya penelitian mengenai anggrek tersebut, terutama penelitian mengenai gen MADSBox kelas B. Oleh karena itu untuk menambah wawasan tentang gen pada Paphiopedilum maka sangat perlu dilakukan penelitian tentang gen MADS-Box kelas B PISTILLATA pada Paphiopedilum galucophyllum J. J. Smith. METODE Analisi ekspresi gen PaphPI dilakukan dengan metode semi-kuantitatif RT-PCR yaitu mendeskripsikan visualisasi hasil elektroforesis dan dibandingkan dengan Housekeeping gene Actin. Isolasi RNA dan Sintesis cDNA Isolasi RNA kuncup bunga anggrek Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith menggunakan regaen TriPure. Masing-masing organ kuncup bunga diisolasi secara terpisah yaitu Colum, Labelum, Sepal dan Petal. Total RNA yang didapatkan disintesis 8 macam cDNA. Amplifikasi gen PISTILLATA (PaphPI) dilakukan dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction) menggunakan sepasang primer yaitu gen PaphPI pada Paphiopedilum macabre, yaitu primer forward F : (5’- ATG GGG CGA GGG AAG ATC GAG AT-3’) dan primer reverse R : (5’-TGT TAT TTA TTT CCT TGC AAG TTG GGC T-3’) (Pan, et al.,2011). PCR dan Elektroforesis Tahap PCR (Poly Chain Reaction) dilakukan sesuai dengan protokol modifikasi kit PCR My TaqTM Red Mix. Siklus PCR yang dilakukan meliputi Initial denaturation selama 10 menit dengan suhu 94oC sebanyak 1 kali, Denaturation selama 15 detik dengan suhu 94oC, Annealing selama 1 menit dengan suhu yang disesuaikan (PaphPI = 59oC dan Actin = 54oC), dan Extention selama 20 detik dengan suhu 72oC masing-masing sebanyak 40 kali. Final Extention dilakukan sebagai tahap penutup selama 10 menit dengan suhu 72oC. Hasil pada tahap ini diteruskan ke tahap elektroforesis. 3 Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik semi-kuantitatif. Data yang diperoleh berupa hasil elektroforesis Gen PaphPI pada Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith dianalisis secara deskriptif dibandingkan dengan nilai kuantifikasi relatif Housekeeping gene (gen Actin). HASIL PENELITIAN A. Kajian Biologis Anggrek Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith Terdapat sekitar 200 spesies anggrek selop yang terbagi menjadi lima genus, yaitu Cypripedium, Mexipedium, Paphiopedilum, Phragmipedium dan Selenipedium. Cypripedium memiliki distribusi yang paling luas meliputi belahan bumi utara dan daerah subtropis, genus Selenipedium endemik di daerah Amerika Selatan, genus Mexipedium dan Phragmipedium tersebar di daerah neotropis serta Paphiopedilum yang tersebar di daerah tropis Asia (Guo et al., 2012). Genus Paphiopedilum dibagi menjadi 6 subgenus, yaitu Cochlopetalum, Brachypetalum, Paphiopedilum, Parvisepalum, Sigmapetalum dan Polyantha. Beberapa spesies yang termasuk dalam subgenus Cochlopetalum adalah Paphiopedilum glaucophyllum, P. chamberlianum, P. moquetteanum, P. Liemianum, dan P. Primulinum. Gambar 1. Anggota Subgenus Cochlopetalum (Sumber: Slipperorchids, tanpa tahun). Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith adalah salah satu spesies anggrek selop yang termasuk tanaman endemik Jawa Timur, Indonesia . Habitat alami Anggrek Selop berada di kawasan selatan lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur (Dyer, 1906; Lawless, 2005). anggrek ini termasuk kedalam appendiks 1 CITES (Convention on International Trade in Endangered Species; konvensi perdagangan internasional untuk spesies-spesies tumbuhan dan satwa liar) (De, et al, 2014), yaitu spesies tumbuhan dan satwa liar yang terancam sehingga dilarang dari segala bentuk perdagangan internasional. B. Gen MADS-Box pada Anggrek Pada Phalaenopsis aphrodite terdapat 5 gen yang termasuk kedalam kelas B, yaitu empat gen APETALA3 dan satu gen PISTILLATA. Empat gen yang termasuk kedalam kelas A yaitu APETALA1 dan AGAMOUS-like6. Empat gen yang termasuk dalam kelas C dan D yaitu gen AGAMOUS dan gen SEEDSTICK. 4 Tiga gen SEPALATA yang termasuk kelas E yaitu PaSEP-1, PaSEP-2, dan PaSEP-3 (Su et al., 2013). Tabel 2.1. ABCDE Kelas fungsional dari gen MADS-Box pada Phalaenopsis aphrodite. Kelas B A C/D E Clade AP3 AP3 AP3 AP3 PI AP1 AP1 AGL6 AGL6 AG AG AG STK SEP SEP SEP Nama PaAP3-1 PaAP3-2 PaAP3-3 PaAP3-4 PaPI-1 PaAP1-1 PaAP1-2 PaAGL6-1 PaAGL6-2 PaAG-1 PaAG-2 PaAG-3 PaAG-4 PaSEP-1 PaSEP-2 PaSEP-3 Phalaeonopsis aphrodite yang memperlihatkan tiga pola ekspresi. Pola pertama diwakili oleh PaAP3-1 yang dominan diekspresikan di sepal dan petal, pada lingkaran pertama dan dua. Pola kedua diwakili oleh PaAP3-4 dan PaAP3-3 yang sangat tinggi diekspresikan di labelum dan colum. Pola ketiga diwakili oleh PaPI-1 dan PaAP3-2 yang diekspresikan di semua organ bunga kecuali polinia. Hasil dari penelitian yang lainnya menunjukkan bahwa semua kelompok gen PI di Orchidaceae diekspresikan pada semua organ bunga, yaitu sepal, petal, labelum, dan column (Su et al., 2013). Selain itu, kelomok gen PI juga diekspresikan pada ovarium yang sedang berkembang (Cantone, et al, 2009). C. Housekeeping Gene Actin Housekeeping gene mengkode protein esensial yang memelihara fungsi sel (Roche, 2002). Housekeeping gene merupakan gen yang terus menerus diekspresikan selama suatu organisme hidup. Housekeeping gene memiliki tingkat eksperesi yang stabil di berbagai jaringan pada semua tahapan perkembangan (Coker & Davies, 2003; Libault et al., 2008). Housekeeping gene biasa digunakan sebagai kontrol dalam studi analisis ekspresi gen (Glare et al., 2002; Roche, 2002; Dheda et al., 2004; Jain et al., 2006; Hannum et al., 2010). Gen Actin adalah protein yang sangat penting bagi sel eukariotik. Actin berperan penting dalam membentuk jaringan yang memberikan dukungan mekanik sel, menentukan bentuk sel, pergerakan sel, dan juga pembelahan sel (Thellin et al., 1999; Libault et al., 2008). Actin juga penting dalam morfogenesis sel pada tumbuhan, sebagai komponen dinding sel, terlibat dalam pertumbuhan rambut akar, sel trikom, tabung pollen, perpanjangan sel dan apikal meristem (Gestel et al., 2003; Scheuring et al., 2016). 5 PEMBAHASAN Sintesis cDNA dengan RT-PCR Hasil isolasi total RNA disintesis 8 macam cDNA menggunakan teknik RT-PCR yaitu cDNA PI Column, cDNA PI Labelum, cDNA PI Sepal, cDNA PI Petal, cDNA Actin Column, cDNA Actin Labelum, cDNA Actin Sepal, dan cDNA Actin Petal. Hasil sintesis cDNA yang diperoleh adalah cDNA PI Column sebanyak 429,7 ng/µl, Labelum 471,4 ng/µl, PI Sepal 326,7 ng/µl, PI Petal 394,8 ng/µl, Actin Column 416,3 ng/µl, Actin Labelum 396,8 ng/µl, Actin Sepal 370,1 ng/µl, dan Actin Petal 391,9 ng/µl. Ringkasan kuantifikasi konsentrasi cDNA disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil kuantifikasi konsentrasi sampel cDNA Kode Isolat cDNA CO LA SE PE Konsentrasi cDNA (ng/µl) PISTILLATA (PI) 429,7 471,4 326,7 394,8 ACTIN 416,3 396,8 370,1 391,9 Keterangan: Co = Colum, La = Labelum, Se = Sepal, Pe = Petal. Pola Ekspresi Gen PaphPI Pola ekspresi dari gen PaphPI secara semi-kuantitatif RT-PCR pada Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith menunjukkan ketebalan pita yang sama antara organ colum, labelum, sepal dan petal (Gambar 4.1). Hal ini diduga gen PaphPI berperan dalam perkembangan seluruh bagian bunga. Seperti dilaporkan pada jenis anggrek yang lain, PISTILLATA (PI) memicu pembelahan sel dan pembesaran sel dalam proses perkembangan bunga, sehingga gen ini terekspresi diseluruh bagian organ bunga (Zik & Irish, 2003; Mara, et al., 2010). Gambar 2. Hasil visualisasi elektroforesis pola ekspresi gen PaphPI dan gen Actin pada Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith SIMPULAN DAN SARAN Visualisasi hasil elektroforesis gen PaphPI menunjukkan pola ekspresi yang sama pada semua organ yaitu colum, labelum, sepal dan petal. Hal ini diduga gen PaphPI berperan dalam keseluruhan perkembangan bunga. Ekspresi 6 gen PaphPI terlihat lebih tipis, dibandingkan dengan ekspresi House keeping gene yaitu gen Actin. Penelitian lebih lanjut menggunakan metode Real-Time RT-PCR (qRTPCR) diperlukan untuk memperoleh pola ekspresi gen PaphPI yang lebih akurat. DAFTAR RUJUKAN Aceto. S., & Gaudio, L. 2001. The MADS and the Beauty : Genes Inved in the Development of Orchid Flowers. Current Genomics, 12: 342-356. Cantone C., Sica M., Gaudio L. & Aceto S. 2009. The OrcPI locus: Genomic organization, expression pattern, and noncoding regions variability in Orchis italica (Orchidaceae) and related species. Gene, 434: 9–15.De, L.C., Rao, A.N., Rajeevan, P.K., Dhiman, S.R., Srivastava, M. & Geetamani, C. 2014. Morphological Characterization In Paphiopedilum Species. Electronic Journal of Biosciences, 2 (3): 131-145. Chocai, A. 2013. Phylogenetics genome size eution and population genetics of slipper orchids in the subfamily Cypripedioideae (Orchidaceae). Thesis. School of Science Birkbeck, University of London And Genetic Section, Jodrell Laboratory Royal Botanic Gardens, KewDyer, W.T.T. 1906. Curtis’s Botanical Magazine II. London : Lovell Reeve & Co., LTD. Coker, J.S & Davies, E. 2003. Selection of candidate housekeeping controls in tomato plants using EST data. BioTechniques, 35 (4): 740-748. Dheda, K., Huggett, J. F., Bustin, S. A., Johnson, M. A., Rook, G. & Zumla, A. 2004. Validation of Housekeeping genes for Normalizing RNA Expression in real-time PCR. BioTechnique, 37: 112-119.Guo, Y.Y., Luo, Y.B. & Wang, X.Q. 2012. Eution and biogeography of the slipper orchids: eocene vicariance of the conduplicate genera in the old and new world Tropics. PloS ONE, 7 (6): 1-13. Gestel, K. V., Slegers H., Witsch M. V., Samaj, J., Baluˇska, F. & Verbelen J. P. 2003. Immunological evidence for the presence of plant homologues of the actin-related Arp3 in tobacco and maize: subcellular localization to actinenriched pit fields and emerging root hairs. Protoplasma, 222: 45-52. Glare, E. M., Divjak, M., Bailey, M. J. & Walters, E. H. 2002. b-Actin and GAPDH housekeeping gene expression in asthmatic airways is variable and not suitable for normalising mRNA levels. Thorax, 57: 756-770. Hannum, S., Akashi, K., Suharsono, U. W., Hartana, A., Yokota, A. & Suharsono. 2010. Isolasi fragmen cDNA dari gen penyandi aktin dari Melastoma malabathricum. Makara, Sains, 14 (2): 163-167. Jian, M., Nijhawan, A., Tyagi, A. K. & Khurana, J. P. 2006. Validation of housekeeping genes as internal control for studying gene expression in rice by quantitative real-time PCR. Biochemical and Biophysical Research Communication, 345: 646-651. Libault, M., Thibivilliers, S., Bilgin, D. D., Radwan, O., Benitez, M., Clough, S. J. & Stacey, G. 2008. Identification of four soybean reference genes for gene expression normalization. The Plant Genome, 1: 44-54. Mara, C.D., Huang, T. & Irish, V.F. 2010. The Arabidopsis Floral Homeotic Proteins APETALA3 and PISTILLATA Negatively Regulate the 7 BANQUO Genes Implicated in Light Signaling. The Plant Cell, 22: 690– 702. McGough, H. N., Brodie, C. & Kowalczyk, J. 2006. CITES and Slipper orchids: An introduction to slipper orchids covered by the convention on international trade in endangered species. United Kingdomg: The Board Trustees, Royal Botanic Gardens, Kew. Palomino, M. M. 2013. Perspectives on MADS-box expression during orchid flower eution and development. Specht, C. D. (Ed.), Frontiers in Plant Science, 4: 377-386. Pan, Z.J., Cheng, C.C., Tsai, W.C., Chung, M.C., Chen, W.H., Hu, J.M. & Chen, H.H. 2011. The Duplicated B-class MADS-Box Genes Display Dualistic Characters in Orchid Floral Organ Identity and Growth. Journal Plant Cell Physiol, 52 (9): 1515-1531. Roche. 2002. Roche applied science: Technical note no. LC15/2002. Scheuring , D., Löfkea, C., Krügerb, F., Kittelmannc, M., Eisaa, A., Hughesc, L., Smithd, R. S., Hawesc, C., Schumacherb, K., & Vehn, J. K. 2016. Actindependent vacuolar occupancy of the cell determines auxin-induced growth repression. PNAS, 113 (2): 452-547. Slipperorchid. Tanpa tahun. Paphiopedilum Subgenus cochlopetalum. (Online), (http://slipperorchids.info/paphspecies/index.html). Su, C.l., Chen, W.C., Lee, A.Y., Chen, C.Y., Chang, Y.C.A., Chao, Y.T. & Shih, M.C. 2013. A Modified ABCDE Model of Flowering in Orchids Based on Gene Expression Profiling Studies of the Moth Orchid Phalaenopsis aphrodite. Journal Gene Expression Profiles of Orchid Flower, 8 (11): 114. Thellin, O., Zorzi, W., Lakaye, B., Borman, B. D., Coumans, B., Hennen, G., Grisar, T., Igout, A. & E. Heinen. 1999. Housekeeping genes as internal standards: use and limits. Journal of Biotechnology, 75: 291–295. Zik, M. & Irish, V.F. 2003. Global identification of target genes regulated by APETALA3 and PISTILLATA floral homeotic gene action. The Plant Cell, 15: 207-222