1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal jantung

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gagal jantung adalah sindrom klinis kompleks yang disebabkan oleh
adanya gangguan baik fungsional maupun struktural jantung sehingga mengurangi
kemampuan ventrikel untuk menerima dan memompa darah (Hunt, 2009).
Penyakit jantung dan stroke selalu masuk daftar sepuluh penyebab kematian
tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Gagal jantung termasuk salah satu dari
penyakit kardiovaskuler yang menempati urutan tertinggi penyebab kematian di
rumah sakit. Selain itu, jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskuler semakin
meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penderita
penyakit kardiovaksuler tersebut (Anonim, 2012a).
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terus
berkembang. Sekitar 5 juta pasien di Amerika menderita gagal jantung dengan
penambahan 550.000 kejadian per tahun (Hunt, 2009). Prevalensi gagal jantung
meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat hingga beberapa dekade ke
depan dengan meningkatnya usia (Parker, 2008).
Terapi gagal jantung bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup,
mengurangi gejala, mencegah dan meminimalkan hospitalisasi, memperlambat
prognosis penyakit, serta memperpanjang kelangsungan hidup. Terapi antara satu
pasien dengan pasien lain mungkin akan berbeda sesuai dengan kondisi pasien
dan penyakit penyerta lainnya. Kebutuhan pasien akan terapi obat meliputi
1
2
ketepatan indikasi, keefektifan, keamanan, dan kesesuaian. Apabila kebutuhan
akan pengobatan atau drug related needs tersebut tidak tercapai, maka hal tersebut
didefinisikan sebagai drug related problems (DRPs). DRPs merupakan kejadian
atau pengalaman tidak menyenangkan yang dialami pasien yang melibatkan atau
diduga berkaitan dengan terapi obat dan secara aktual maupun potensial
mempengaruhi outcome terapi pasien (Cipolle, 1998).
Pada tahun 2011, kasus gagal jantung menduduki urutan keempat daftar
10 besar penyakit penyebab kematian di rumah sakit di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta setelah septisemia, infark serebral, dan stroke tak menyebut
pendarahan atau infark (Anonim, 2012a). Hasil penelitian DRPs pada pasien gagal
jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode Juni 2007 hingga
November 2007 menemukan 19 kasus dari 29 pasien yang diteliti dengan 31
kejadian meliputi indikasi yang tidak diterapi 3 kejadian (9,68%), obat dengan
indikasi yang tidak sesuai 3 kejadian (9,68%), obat salah 6 kejadian (19,35%),
dosis terlalu rendah tidak ada (0%), reaksi obat yang tidak diinginkan 14 kejadian
(45,16%), dosis terlalu tinggi 2 kejadian (6,45%), serta gagal menerima obat 3
kejadian (9,68%) (Rahmawati, 2008).
Selain di Yogyakarta, penyakit gagal jantung juga masuk dalam 10
penyakit terbesar rawat inap di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 untuk
kelompok usia 65 tahun keatas (Anonim, 2012b). Dengan demikian, identifikasi
DRPs juga perlu dilakukan baik secara aktual maupun potensial pada pasien
dengan diagnosis Congestive Heart Failure di rumah sakit yang ada di Provinsi
Sumatera Selatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
3
Mohammad Hoesin Palembang. Sehingga nantinya hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan bagi farmasis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang untuk menangani dan mencegah kejadian yang
tidak diinginkan tersebut di kemudian hari.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran terapi pasien Congestive Heart Failure yang
menjalani perawatan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012?
2. Bagaimanakah angka kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada terapi
pasien Congestive Heart Failure yang menjalani perawatan di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun
2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui gambaran terapi pada pasien Congestive Heart Failure yang
menjalani perawatan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012.
2. Mengetahui angka kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada terapi pasien
Congestive Heart Failure di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak rumah sakit untuk
melihat gambaran kejadian yang tidak diinginkan pada terapi pasien Congestive
Heart Failure sehingga farmasis di rumah sakit dapat mengatasi dan mencegah
Download