BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang Perkawinan Terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Persepsi yang berkembang di masyarakat Desa Cipaku maupun Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga mengenai warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang yaitu hampir sebagian masyarakatnya sudah tidak mempercayai mitos tersebut. Era globalisasi telah membawa banyak perubahan dalam semua aspek kehidupan baik itu ekonomi, sosial, pendidikan maupun teknologi. Hal itu terbukti dengan perubahan pada pola pikir masyarakat yang semakin modern dan dinamis sehingga mulai meninggalkan hal-hal mitos berbeda dengan masyarakat jaman dahulu yang masih memegang teguh mitos-mitos tersebut. 2. Faktor Pendorong dan Penghambat Warisan Adat Istiadat tentang Perkawinan Terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Faktor pendorong dari persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga meliputi: pemikiran masyarakat 71 72 masih kuno, sebagian besar masyarakat lebih percaya dengan tahayul, serta aspek pendidikan, agama, dan teknologi belum berkembang ketika jaman dahulu. Faktor penghambat dari persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga antara lain: pola pikir masyarakat semakin modern, pengetahuan agama semakin kuat, serta adanya globalisasi telah membawa banyak perubahan bagi semua aspek kehidupan manusia dari segi pengetahuan, agama, pendidikan maupun teknologi. B. Implikasi Implikasi penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga dapat menjadi reverensi bahwa warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang di era modern sudah semakin luntur keberadaannya dan masyarakat sebagai pewaris kebudayaan mulai meninggalkan mitos warisan adat istiadat. Pola pikir masyarakat semakin berkembang sehingga tidak lagi tersugesti akan adanya akibat-akibat yang ditimbulkan apabila melanggar mitos warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang karena masyarakat percaya bahwa dalam urusan rejeki, kematian dan jodoh sudah ditentukan oleh Tuhan. Prosentase warga masyarakat Desa Cipaku yang melakukan perkawinan dengan warga masyarakat Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga juga sudah semakin meningkat dalam setiap tahunnya. 73 C. Saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain: 1. Masyarakat seharusnya percaya bahwa jodoh sudah ditentukan oleh Tuhan bukan berdasarkan mitos. 2. Kepala Desa hendaknya memberikan ijin apabila antara warga masyarakat Desa Cipaku dengan Desa Onje akan melakukan perkawinan. DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku Abdulkadir Muhamad. 2000. Hukum Perdata Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. Bagja Waluyo. 2009. Sosiologi 1: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Burhan Bungin. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Carol Wade. 2002. Psikologi. Jakarta: Erlangga. Dewi Sulastri. 2015. Pengantar Hukum Adat. Bandung: Pustaka Setia. Dewi Wulansari. 2012. Hukum Adat Indonesia: Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama. Elly M. Setiadi, dkk. 2013. Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. Hilman Hadikusuma. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju. . 2007. Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama. Bandung: Mandar Maju. Jalaludin Rakhmat. Rosdakarya. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Khundzalifah Dimyati. 2004. Teoritisasi Hukum: Studi tentang Perkembangan Demikian Hukum di Indonesia 1945-1990. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. 74 75 Lexy J. Moleong. 2000. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pitus A Partanto. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Riani. 2011. Budaya Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ridwan. 2008. Al-Hikmah Modul Fiqih Kelas XI Semester Genap. Sragen: Akik Pusaka. Ruswanto. 2009. Sosiologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soetrisno Loekman. 2003. Konflik Sosial: Studi Kasus Indonesia. Yogyakarta: Tarjidu Press. Sri Warjiyati. 2006. Memahami Hukum Adat. Surabaya: IAIN Surabaya. Stephen P Robbins. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prehallindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sulasman Setia Gumilar. 2013. Teori-Teori Kebudayaan. Bandung: Pustaka Setia. Sumardi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak. Tolib Setiady. 2009. Intisari Hukum Adat Indonesia (dalam Kajian Kepustakaan). Bandung: Alfabeta. Van Dijk. 2006. Pengantar Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju. 76 B. Sumber Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. C. Sumber Internet Reza Fahlefi. 2013. Perbedaan antara Hukum Adat Islam. (http://zzalikethis.blogspot.com./2013/04/perbedaan-antara-hukum-adat-islam dan.html, diunduh tanggal 14 Oktober 2015). 77 Surat Ijin Penelitian dari Universitas PGRI Yogyakarta 78 Surat Keterangan dari Desa Cipaku 79 Surat Keterangan dari Desa Onje 80 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Judul Penelitian : Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang Perkawinan Terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Definisi Operasional : 1. Persepsi adalah pemahaman atau tanggapan terhadap hal-hal atau peristiwa yang terjadi dilingkungannya. 2. Faktor Pendorong merupakan beberapa alasan yang dapat mendorong seseorang untuk tetap melakukan sesuatu yang diyakini. 3. Faktor Penghambat merupakan serangkaian alasan yang logis mengapa seseorang sudah tidak lagi percaya untuk melakukan sesuatu yang semula diyakini. No 1. Definisi Persepsi Indikator Sejarah Sub Indikator - Sejarah munculnya warisan adat istiadat 2. Persepsi - Persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang - Memunculkan rasa takut dan akibat yang muncul ketika melanggar 81 3. Faktor Faktor - Faktor pendorong dari Pendorong dan Pendorong persepsi yang berkembang di Faktor tengah masyarakat Penghambat 4. Faktor - Faktor Penghambat penghambat dari persepsi yang berkembang di tengah masyarakat 5. Prosentase Prosentase dalam 6. Peran - Prosentase warga masyarakat setiap yang melaksanakan tahun perkawinan terlarang Peran dari - Peran dari seorang Kepala seorang Kepala Desa untuk membuka Desa pemikiran masyarakat 82 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Kepala Desa Onje dan Desa Cipaku Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga a. Bagaimana sejarah dan persepsi anda terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? b. Apa saja faktor pendorong dan penghambat persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? c. Berapa banyak prosentase warga masyarakat Desa Onje yang menikah dengan warga masyarakat Desa Cipaku dalam setiap tahunnya? d. Apa saja peran dari seorang kepala desa untuk membuka pemikiran pada masyarakat bahwa di jaman modern sekarang ini sudah tidak perlu lagi mempercayai adanya mitos-mitos tersebut? 2. Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Desa Onje dan Desa Cipaku Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga a. Bagaimana sejarah munculnya warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? b. Bagaimana persepsi anda terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? 83 c. Apa saja faktor pendorong dan penghambat persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? d. Sebagai seorang pegawai pencatat nikah dari data pernikahan yang masuk dalam setiap tahunnya apakah pasti ada warga masyarakat Desa Onje yang menikah dengan warga masyarakat Desa Cipaku? 3. Masyarakat Desa Onje dan Desa Cipaku Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga a. Bagaimana sejarah munculnya warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? b. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? c. Apa saja faktor pendorong dan penghambat persepsi masyarakat terhadap warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga? d. Sebagai warga masyarakat Desa Onje yang menikah dengan warga masyarakat Desa Cipaku apakah anda tidak merasa takut atau merasakan akibat yang ditimbulkan karena melanggar warisan adat istiadat tentang perkawinan terlarang? 84 Akta Nikah Masyarakat Desa Cipaku Menikah dengan Masyarakat Desa Onje 85 Akta Nikah Masyarakat Desa Cipaku Menikah dengan Masyarakat Desa Onje 86 Identitas Narasumber dari Desa Onje 87 Identitas Narasumber dari Desa Cipaku Kantor Kepala Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga 88 89 Wawancara dengan Bapak Agus Triyanto selaku Perangkat Desa Onje Wawancara dengan Bapak Ady Sugiyo selaku Perangkat Desa Onje 90 Wawancara dengan Bapak Mistoyo Selaku Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Desa Onje Wawancara dengan Bapak Sudi Maksudi selaku kyai di Desa Onje 91 Wawancara dengan saudarai Lia Ratmika (Masyarakat Desa Onje) Desa Cipaku Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga 92 Wawancara dengan Bapak Cipto (Masyarakat Desa Cipaku) Wawancara dengan Bapak Drajat Hidayat (Masyarakat Desa Cipaku) 93 Wawancara dengan saudari Nila Anggun Permata (Masyarakat Desa Cipaku) Wawancara dengan saudara Slamet Riyadi (Masyarakat Desa Cipaku) 94 Wawancara dengan saudari Yani (Masyarakat Desa Cipaku) Wawancara dengan Bapak Sutarmo (Pegawai Pencatat Nikah Desa Cipaku) 95 Blangko Konsultasi Bimbingan Penulisan Skripsi 96 97 Blangko Revisi Bimbingan Skripsi