STUDI PEMBUATAN SERBUK VITAMIN C DAN VITAMIN B KAJIAN SUHU PENGERING, KONSENTRASI DEKSTRIN, KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN Na-BIKARBONAT Rakhmad Wiyono ABSTRACT This research aimed to get the combination of drying temperature and dextrin concentration against the quality of temulawak’s essence, and the combination between citric acid and Na- Bicarbonate treatment against temulawak’s effervescent powder quality. The result of the first step shows that the treatment combination between 20% of dextrin concentration and 50°C of drying temperature which is the best treatment of the first step from temulawak’s powder essence that has characteristics on 10.11% of water content, ( L*) 55.10 of brightness level, (a*) 14.56 of redness level, ( b*) 44.20 of yellowness level, 24.63% of rendement, 5.63 of pH; 2.78 of water re-absorption; 1.88% of sugar content reduction; 62.27% antioxidant content, 5.55 obtains panellists’ assessment against color, 5.95 of taste, and 4.15 of aroma. The result of the second step shows that the treatment combination between 10% citric acid and 20% Na-bicarbonate that is the best treatment of the second step that has characteristics on 7.48% of water content, (L*) 59.37 of brightness level, (a*) 14.53 of redness level, (b*) 46.50 of yellowness level, 5.33 of pH, 88.17 of dissolving rate, 2.49% of sugar content reduction, and 46.53% of antioxidant content. The conclusion of this research is the best treatment combination on the first step is 20% of dextrin concentration and 50°C drying temperature, while at the second step is 10% citric acid concentration and 20% Na-bicarbonate. The advice of this research is its necessary to analyze the curcuminoid as an active antioxidant compound content in temulawak. Key word : Effervescent powder, temulawak Abstrak: Penelitian ini bertujuan pengeringan dan konsentrasi dekstrin untuk mendapatkan kombinasi suhu terhadap kualitas sari temulawak dan kombinasi perlakuan asam sitrat dan Na-Bicarbonat terhadap kualitas serbuk effervescent temulawak. Hasil penelitian pada Tahap I menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi dekstrin 20% dan suhu pengering 50°C merupakan perlakuan terbaik tahap I dari serbuk sari temulawak yang memiliki karakteristik kadar air 10,11%; tingkat kecerahan (L*) 55,10; 14,56; tingkat kekuningan tingkat kemerahan (a*) (b*) 44,20; rendemen TINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori umum II.1.1 Defenisi Serbuk a. Menurut FI edisi III Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukan. b. Menurut Ilmu resep Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral / dalam. c. Menurut FI edisi IV Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. d. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Serbuk merupakan suatu campuran obat dan/atau bahan kimia yang halus terbagi-bagi dalam bentuk kering. II.1.2 Keuntungan dan Kerugian Serbuk II.1.2.1Keuntungan serbuk 1. Campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan 2. Dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan 3. Disolusi/melarut cepat dalam tubuh 4. Tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu II.1.2.2Kerugian serbuk Kerugian serbuk antara lain (Ansel, 2008: 202): 1. Keengganan pasien meminum serbuk yang pahit dan atau rasa yang tidak enak. 2. Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan yang higroskopis 3. Peracikannya membutuhkan waktu yang cukup lama II.1.3 Jenis-jenis Serbuk Serbuk secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Serbuk tak terbagi (pulvis) Serbuk tak terbagi adalah serbuk yang baik untuk pemakaian dalam dan pemakaian luar yang penggunaannya tidak sesuai dosis (Dirjen POM, 1979: 23). 2. Serbuk bagi (pulveres) Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungus menggunakan bahan pengemas yang cocock untuk sekali minum (Dirjen POM, 1979: 23). Contoh dari serbuk bagi yaitu serbuk effervescent. Serbuk Effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO 2. kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam dengan senyawa basa. Komponen effervescent Komponen yang biasanya terdapat dalam sediaan effervescent adalah sumber asam, sumber basa (karbondioksida) serta garam asam (Tungadi, 2014: 7). 1. Asam Asam sitrat Asam sitrat tersedia dalam bentuk monohidrat dan anhidrat dengan bermacam ukuran partikel, tidak berwarna, berupa kristal bening, putih berbentuk serbuk granul sampai kristalin. Tidak berbau dengan rasa asam yang kuat, sangat larut dalam air, mudah larut dalam etanol (Tungadi, 2014: 8). Asam tartrat Asam tartrat larut dalam kurang dari 1 bagian air dan 2,5 bagian alkohol. Asam tartrat menunjukkan perilaku yang sama dengan asam sitrat anhidrat. Perbandingan pembentukkan karbondiokasida dari tablet effervescent dari asam sitrat anhidrat, asam askorbat dan natrium bikarbonat dalam perbandingan yang sesuai dengan stoikiometri mengindikasikan bahwa asam askorbat dan asam sitrat anhidrat menunjukkan perilaku yang sama sedangkan asam tartrat membentuk karbondioksida terbanyak akan tetapi waktu desintegrasinya lebih lama (Tungadi, 2014: 8). Asam askorbat Serbuk kristalin putih sampai agak kuning atau Kristal tidak berwarna dengan rasa aam yang tajam dan tidak berbau, tidak higroskopis. Apabila iekspose terhadap cahaya secara bertahap berwarna gelap. Mudah larut dalam air (1:3) dan larut dalam alkohol (1:50). Asam askorbat dapat digunakan sebagai sumber asam. Kecepastan pelepasan karbondioksida sebanding dengan asam sitrat dan tartrat. Karena asam askorbat kurang higroskopis dibandingkan asam sitrat dan tartrat, akan mempermudah pembuatan tablet effervescent (Tungadi, 2014: 8). Asam asetilsalisilat Walaupun asam asetilsalisilat merupakan obat yang sering digunakan dalam effervescent tidak dapat digunakan sebagai sumber asam karena kelarutan dalam air terbatas. Diperlukan penambahan asam untuk menurunkan waktu reaksi (Tungadi, 2014: 8). 2. Garam asam Asam amino hidrokloria segera melepas karbondioksida apabila berada dalam larutan. Hal ini dimanfaatkan untuk mengembangkan formula effervescent kalau dikehendaki suplai minimal elektrolit. Masalahnya adalah bahan ini mahal dan agak higroskopis (Tungadi, 2014: 9). Garam asam lain yang dapat igunakan antara lain: Natrium dihidrogen sitrat, zat tidak higroskopis Disodium hidrogen sitrat, tidak higroskopis pada RH < 93% suhu 20oC Soium acid phospat, sangat laruta dalam air 3. Sumber basa Natrium bikarbonat Tidak berbau, serbuk kristalin putih dengan rasa garam, rasa sedikit alkalin, tersedia dalam berbagai ukuran partikel serbuk dan granul. Pada pemanasan dengan suhu 250OC-300OC, Na-bikarbonat terurai dan dikonversi menjadi natrium karbonat anhidrat. Proses ini sangat bergantung pada suhu dan waktu, dimulai pada 50 OC. konversi 90% sempurna terjadi dalam waktu 75 menit pada 93OC. Natrium bikarbonat terurai bila dipanaskan pada suhu diatas 65OC. Tekanan penguraian NaHCO3 5 kali lebih tinggi pada 50OC dibandingka 30OC, yang mengindikasikan terjadinya penguraian pada suhu sekitar dan dibawah 50OC. perlakuan panas pada suhu mulai 50OC akan mengkonversi bikarbonat menjadi karbonat (hal ini penting sekali dan sering terjadi dalam pembuatan tablet effervescent apabila bahan dipanaskan untuk menghilangkan air yang diabsorpsi). Dalam udara lembab, terjadi dekarboksilasi NaHCO3 yang secara perlaha menjadi natrium seskui karbonat Na2CO3.NaHCO3. 2H2O. Produk menunjukkan karakteristik kompresi yang baik tanpa terjadi transformasi menjadi natrium karbonat (Tungadi, 2014: 9). Natrium karbonat Secara komersial tersedia dalam bentuk anhidrat, monohidrat atau dekahidrat. Semua bentuk sangat larut dalam air. bentuk anhiart bersifat higroskops dan scara perlahan membentuk monohidrat. Sedangkan dekahidrat mencair. Heptahidrat dengan stabilitas terbatas dapat pula dibuat (Tungadi, 2014: 10). II.2 Rancangan Formula Tiap sachet effervescent 5 g mengandung: II.3 Asam askorbat (vitamin C) 500 mg Tiamin hidroklorida (vitamin B1) 10 mg Riboflavin (vitamin B2) 5 mg Piridoksin hidroklorida (vitamin B6) 80 mg Kalsium pantotenat (vitamin B5) 50 mg Nikotinamid (vitamin B3) 295 mg Asam sitrat 12% Asam tartrat 24% Natrium bikarbonat 41% Sakarin 0,02% Natrium benzoat 0,1% Natrium metabisulfit 1% Citrus orange 0,1% Dekstrin add 100% Alasan Penambahan II.3.1 Alasan Formulasi 1. Serbuk effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang biasanya teriri dari natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat. Bila ditambahkan dengan air, asam dan basanya akan bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214) 2. Kegunaan minuman effervescent dibandingkan dengan minuman lain adalah selain menghilangkan rasa dahaga dan memberikan rasa segar, minuman ini memiliki rasa yang lebih nikmat dan dikemas dalam bentuk yang praktis, sehingga memudahkan untuk dibawa dan diminum kapan saja (Lestari, 2007). 3. Keuntungan sediaan effervescent antara lain: Memberi cita rasa menyenangkan karena membantu menutupi rasa zat aktif yang tidak menyenangkan Dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya kelembaban sehingga masalah ketidakstabilan kandungan selama penyimpanan Dapat iberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet/kasul (setelah dilarutkan terlebih dahulu dalam air minum) Zat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan cair akan lebih stabil dalam tablet/ serbuk effervescent (Siregar dan wiharsa, 2010) II.3.1 Alasan Penambahan Zat Tambahan II.3.1.1 Zat Aktif 1. Asam askorbat (vitamin C) - Vitamin C dapat mengurangi beratnya sakit dan alamnya sakit, sehingga jika dibuat dalam bentuk serbuk effervescent yang apabila dikombinasikan dengan vitamin B kompleks akan dapat memulihkan stamina setelah bekerja (Mardjono, 2008: 778). - Dalam formula ini digunakan dosis 75 mg yang ditujukan penggunaan untuk oarng dewasa. 2. Tiamin (vitamin B1) - Tiamin berperan dalam metabolisme karbohidrat sehingga dibuat dalam bentuk effervescent yang dalam formula ini dapat memulihkan stamina (Mardjono, 2008: 778). - Dalam formula ini digunakan tiamin dengan dosis 5 mg dimana dosis ini untuk penggunaan orang dewasa. 3. Riboflavin (vitamin B2) - Riboflavin digunakan dalam serbuk effervescent vitamin B kompleks karena riboflavin dapat menyertai defesiensi vitamin B kompleks laninnya (Mardjono, 2008: 774). - Dalam formula ini digunakan riboflavin dengan dosis 1,8 mg yang ditujukan untuk orang dewasa. 4. Nikotinamid (vitamin B3) - Digunakan nikotinamid dalam formula serbuk effervescent bertujuan untuk suasana jiwa dan perilaku (antidepresan) orang yang setelah bekerja yang sesuai dengan khasiat dari formula ini yaitu memulihkan stamina (Mardjono, 2008: 774) - Dalam formula ini digunakan nikotinamid dengan dosis 15 m, dimana dosis ini ditujukan untuk orang dewasa. 5. Kalsium pantotenat (vitamin B5) - Kalsium pantotenat digunakan dalam serbuk effervescent vitamin B kompleks karena vitamin B5 dapat mengurangi kelelahan, rasa lemah, dan gangguan otot berupa kejang setelah bekerja keras (Mardjono, 2008: 776). - Dalam formula ini digunakan kalsium pantotenat untuk dosis orang dewasa yaitu 7 mg. 6. Piridoksin (vitamin B6) - Vitamin B6 dibuat dalam bentuk serbuk effervescent karena vitamin B6 merupakan multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan desisiensi vitamin B kompleks (Mardjono, 2008: 775). - Dalam formula ini digunakan dosis 2 mg yang ditujukan untuk penggunaan orang dewasa. II.3.1.1 Zat Tambahan 1. Asam sitrat - Salah satu komponen penyusun serbuk effervescent adalah asam sitrat monohidrat (Rame, 2004: 181). - Digunakan untuk dikombinasikan dengan asam tartrat yang menghasilkan granul. Asam sitrat tidak dapat digunakan untuk bahan asam tunggal. Dimana asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi molekul air Kristal pada setiap molekul asam sitrat, keistimewaannya yang diambil sebagai kelebihan dan digunakan dalam pengolahan granul dengan metode peleburan (Ansel, 2008: 214). - Merupakan asam yang paling sering digunakan karena harga yang murah, sangat larut dan dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan bebas (Lachman, 2008: 287). - Fungsi asam sitrat dalam pembuatan effervescent yaitu sebagai sumber asam yang jika bereaksi dengan asam tartrat dan natrium bikarbonat dapat membebaskan CO2 (Ansel, 2008: 214). - Konsentrasi asam sitrat yang digunakan dalam konsentrasi ini yaitu 12%. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil konsentrasi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat (1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65). 2. Asam tartrat - Asam tartrat dalam formulasi ini secara luas digunakan dalam kombinasi dengan bikarbonat sebagai komponen granul effervescent serbuk dan tablet (Rame, 2004: 731). - Asam tartrat sering dikombinasikan dengan asam sitrat karena apabila asam tartrat sebagai asam tunggal saja granul yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (Ansel, 2008: 214). - Jika berikatan dengan zat aktif akan meningkatkan laju disolusi dalam hal ini akan cepat larut dan hilang atau habis ketika dimasukkan ke dalam air (Rame, 2004: 731). - Dalam formula ini konsentrasi asam tartrat yang digunakan dalam konsentrasi ini yaitu 24%. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil konsentrasi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat (1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65). 3. Natrium bikarbonat - Natrium bikarbonat umumnya digunakan dalam formulasi sebagai sumber karbondioksida tablet dan serbuk effervescent (Rame,2004: 629). - Natrium bikarbonat cepat bereaksi dengan air karena memiliki sifat kelarutan yang mudah larut dalam II bagian air (Dirjen POM, 1979: 414). - Natrium bikarbonat dapat menetralisisr asam sitrat dan asam tartrat untuk dapat membebaskan CO2 sehingga terbentuk buih (Ansel, 2008: 214). - Konsentrasi natrium bikarbonat 25%-50%. Dalam formula ini digunakan natrium bikarbonat 41%. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil konsentrasi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat (1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65). 4. Sakarin - Sakarin merupakan senyawa yang mengandung gugus nitrogen lainnya yang memiliki rasa yang sangat manis (Ansel, 2008: 169). - Sakarin merupakan zat pemanis tertua (1879) dan 350 kali labih manis dari gula tidak berkalori. Tetapi memberikan rasa tambahan pahit, reabsorbsinya ddari usus cepat dan diekskresikan lengkap secara utuh lewat kemih (Tjay, 2007: 759). - Sakarin adalah bahan pemanis kuat yang digunakan pada minuman, produk makanan, pemanis tablet kunyah, dan produk kesehatan dan sediaan oral, juga untuk pasta gigi dan pembersih mulut (Rame,2004: 605). - Sakarin merupakan pemanis sintesis yang memiliki daya kemanisan 200-200 kali lebih manis dari gula tebu, stabil terhadap asam dan panas (Ansel, 2008: 171). - Konsentrasi yang digunakan untuk sediaan oral yaitu 0,002%0,5%. Pada formula ini digunakan konsentrasi 0,02% (Rame, 2004: 605). 5. Natrium benzoat - Natrium benzoate digunakan sebagai pengawet antimikroba dalm kosmetik, makanan dan produk farmasi lainnya (Rame, 2004: 627). - Konsentrasi natrium benzoat dalam sediaan oral yaitu 0,02-0,5%. Pada formulasi ini digunakan konsentrasi 0,1% untuk melidungi serbuk dari mikroba pada saat proses pembuatan (Rame, 2004: 627). 6. Natrium metabisulfit - Digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah oksidasi asam askorbat, dimana asam askorbat merupakan zat yang mudah teroksidasi (Dirjen POM, 1979: 47). - Konsentrasi natrium metabisulfit yang digunakan adalah 1%. Dimana telah diperkirakan pada konsentrasi ini natrium metabisulfit dapat mencegah proses oksidasi. 7. Citrus orange - Penggunaan citrus orange karena citrus orange dapat larut dalam air dibandingkan citrus oil yang tidak larut dalam air. - Penggunaan citrus orange untuk menciptakan aroma pada sediaan karena bahan-bahan pada sediaan ini tidak berbau. - Citrus orange igunakan untuk menutupi rasa asam pada sediaan serta untuk member warna yang cerah pada sediaa. - Konsentrasi yang digunakan dalam formula adalah 1% (Jenkis, 1957: 896). 8. Dekstrin - Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang merupakan modifikasi pati dengan asam dekstrin. Mudah larut dalam air, lebih cepat terdispersi dan tidak kental (Anonim, 2011). - Dektsrin digunakan sebagai pengisi untuk mencukupkan bahan mencapai netto yang diinginkan, dimana pengisi dekstrin bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan lain). - Dekstrin mempunyai viskositas yang relative rendah sehingga pemakaian dalam jumlah banyak masih diizinkan. Hal ini akan menguntungkan jika pemakaian dekstrin diuraikan sebagai bahan pengisis (Filter) karena dapat menggantikan berat produk yang dihasilkan. - II.4 Serta untuk menutupi rasa pahit dari sakarin. Uraian Bahan II.4.1 Alkohol (Dirjen POM,1979: 65) Nama Resmi : Aethanolum Sinonim : Etanol, etil, alkohol, alkohol murni, alkohol absolut. RM/BM : C2H5OH/46,07 Pemerian : Cairan mudah menguap,jernih,tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 Kelarutan . Mudah terbakar : Bercampur dengan air dan praktis; bercampur dengan semua pelarut organik Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat jauh dari api Khasiat : Anti mikroba,anti septikum,anti jamur Kegunaan : Sebagai zat tambahan II.4.2 Asam Askorbat (Dirjen POM,1979: 47; Dirjen POM,1995: 39; Rame, 2004: 45) Nama Resmi : Acidum Ascorbicum Sinonim : vitamin C, ascorbic acid, 1-3-ketothreohexuron, c acid lactons. RM/BM : C6H8O6/176,13 Pemerian : Hablur atau serb apiuk putih atau kuning oleh pengaruh cahaya, lambat laun menjadi berwarna gelap, dalam keadaan kurang stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi, melebur pada suhu lebih kurang 190o Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform; dalam eter dan dalam benzene Stabilitas : dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif stabil di udara. Dalam oksigen, oksidator danpanas juga stabil. Asam askorbat tidak stabil dalam lrutan terutama dalam alkali. Mudah mengalami oksidasi pada paparan udara. Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya dan panas dan dikatalis oleh tembaga dan besi. Larutan asam askorbat dapat disterilkan dengan filtrasi. Serbuk harus disimpan dalam sebuah wadah yang bukan logam, terlindung dari cahay, ditempat yang sejuk dan kering. Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan alkali, ion logam terutama tembaga dan methenolamine, besi. Bahan fenoflavin pengoksidasi hydrochloridum, prylamine maleat, salisilamid natrium nitrit, natrium salisilat, theobramis salisilat, dan picotinamid. Selain itu asam askorbat mengganggu kalorimetri tertentu dengan tes mengurangi intensitas warna yang dihasilkan. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya Kegunaan : zat aktif, antiskorbut DL : Bayi dan anak-anak : 30-40 mg Dewasa : 75 mg – 1 g II.4.3 Tiamin hidroklorida (Dirjen POM, 1979 598; Dirjen POM, 1995: 784; Jenkis, 1957: 54) Nama Resmi : Thyamini Hidrochloridum Sinonim : thiamina hidroklorida, vitamin B1 RM/BM : C12H17CLN4O5. HCl/337,27 Pemerian : Hablur atau serbuk, hablur putih; bau khas lemah; jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat menyerap air lebih kurang 4%; melebur pada suhu lebih kurang 248o desertai penguraian Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam benzena Stabilitas : pada pH 4, tiamin kehilangan aktivitas secara perlahan tapi netral atau alkali akan membuat dengan cepat terutama dalam kontak dengan udara Incompatibilitas : Tiamin hidroklorida sangat larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Solusinya asam dan cepat dihancurkan oleh alkali. Hal ini tidak sesuai dengan mengurangi agen dan diendapkan oleh sebagian alkaloid. Tiamin higroskopis dan terurai oleh cahay yang kuat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya Kegunaan : anti beri-beri (Fater, 772) DL : Dewasa : 5-10 mg 1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg 5-10 tahun sehari : 0,9 mg 10 tahun keatas sehari : 1,2 mg II.4.4 Riboflavin (Dirjen POM, 1979: 557; Dirjen POM,1995: 741; Jenkis, 1957: 517) Nama Resmi : Riboflavinum Sinonim : Riboflavina, riboflavin,vitamin B2 RM/BM : C17H20N4O6 /176,37 Pemerian : Serbuk hablur, kuning hingga kuning jingga, bau lemah, melebur pada suhu lebih kurang 280o, larutan jernih dan netral terhadap lakmus. Jika kering tidak begitu dipengaruhi oleh cahay terdifusi, tetapi dalam larutan cahay sangat cepat menyebabkan penguraian, terutama jika ada alkali Kelarutan : sangat sukar larut dalam iar, dalam etanol dan dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat mudah larut dalam larutan alkali encer; tidak larut dalam eter dan dalam kloroform Stabilitas : stabil dibawah suhu normal, dapat terurai saat terkena lembab atau air, gelap saat terkena cahaya Incompatibilitas : praktis tidak larut dalam iar dan alkohol tetapi sangat larut dalam larutan alkali. Olahan dari riboflavin harus dilindungi dari cahaya Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya Kegunaan : Membantu pelepasan energy yang ada pada makanan DL : Dewasa : 5-10 mg 1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg 5-10 tahun sehari : 0,7-0,9 mg 10 tahun keatas sehari : 1,5 mg II.4.5 Priridoxin hidroklorida (Dirjen POM, 1979: 54; Dirjen POM, 1995: 724; Jenkis,1957: 516) Nama Resmi : Pyridoxini Hydrochloridum Sinonim : Piridoksin hidroklorida, ,vitamin B6 RM/BM : C8H14NO3. HCl /205, 64 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih atau hamper putih; stabil diudara; secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam eter; larutan yang mempunyai pH lebih kurang 3 Stabilitas : Ketahanan terhadap cahaya; tidak stabil terhadap cahaya; stabilitas terhadap pemanasan; titik lebur 202-206oC; stabil terhadap air; Incompatibilitas : Piridoksin hidroklorida incompatibilitas terhadap oksidator kuat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya Kegunaan : Kofaktor dalam berbagai reaksi metabolism asam amino DL : Dewasa sehari: 1/2 mg Bayi sehari : 0,1-0,5 mg Anak-anak sehari : 0,5-1,5 mg II.4.6 Kalsium Pantotenat (Dirjen POM, 1979: 126; Dirjen POM, 1995: 165; Jenkis, 1957: 512) Nama Resmi : Calcii Pantothenas Sinonim : Kalsium pantotenat, calcium D-pantotenate, Dpantotenit ,vitamin B5 RM/BM : C18H32CaNaO14 /476,54 Pemerian : Serbuk putih; agak higroskopik; tidak berbau; rasa pahit Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin; praktis tidak larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter Stabilitas : Stabil dalam kondisi penyimpanan yang disarankan Incompatibilitas : Larut dalam air dan seikit larutan basa yang tidak stabil dalam panas Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Antidermatits DL : Dewasa sehari4-7 mg II.4.7 Nikotinamid (Dirjen POM, 1979: 435; Dirjen POM, 1995: 609; Jenkis, 1957: 510) Nama Resmi : Nicotinamidum Sinonim : Nikotinamida, niasianida, vitamin B3 RM/BM : C6H6H2O /122,1 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; tidak berwarna atau putih; berbau lemah dan khas Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol; sukar larut dalam kloroform dan dalam eter Stabilitas : Hindari paparan terhadap cahaya matahari, pemanasan dalm larutan asam kuat atau basa kuat menyebabkab hidrolisasi dari kelompok amida untuk asam produk penguraian yang berbahaya termasuk ammonia, uap sianidan dan oksida nitrogen serta karbon Incompatibilitas : Nikotinamid inkom terhadap basa kuat, polimer berbahaya tidak akan terjadi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dengan baik Kegunaan : Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan bakteri dan virus DL : Dewasa sekali: 15-50 mg sehari : 30/150 mg Bayi sehari : 6 mg Anak-anak sehari : 9-20 mg DM : Dewasa sekali: 500 mg sehari : 1 g II.4.8 Asam Sitrat (Dirjen POM, 1979: 50; Dirjen POM, 1995: 48; Rame, 2004: 181) Nama Resmi : Acidum Citricum Sinonim : Acidum citricum monohydrate, 2-hydroxy propane, 1,2,3 tricarboxylic acid monohydrate, asam sitrat RM/BM : C2H8O7 /192,12 Pemerian : Hablur kering tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar dalam udara kering Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar larut dalam eter Stabilitas : Asam sitrat monohidrat kehilangan air dalam proses kristalisasi; uap atau ketika pemanasan pada suhu 40oC. Larutan encer asam sitrat dapat digunakan untuk fermentasi sebagian besar monohidratdan atau anhidrat Incompatibilitas : Asam sitrattidak sesuai dengan kalium tartrat, alkali dan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfide. Ketidaksesuaian termasuk juga dengan pengoksidasi bahan dasar pereduksi dan nitrat. Sukrosa dalam sirup pada penyimpanan akan mengkristal oleh adanya asam sitrat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai pengontrol asam II.4.9 Asam Tartrat (Dirjen POM, 1979: 53; Rame, 2004: 731) Nama Resmi : Acidum Tartratticum Sinonim : Asam tartrat, acidum tartrarium,tartaric acid, RM/BM : C4H16O6 /150,0 Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur; halus sampai granul; warna putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil diudara Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol Stabilitas : Sebagian besar bahan bersifat stabil bila disimpan di dalam wadah yang tersimpan baik Incompatibilitas : Asam tartrat tidak sesuai dengan perak dan bereaksi dengan logam karbonatdan bikarbonat (salah satu khasiat) dimanfaatkan untuk pembuatan serbuk effervescent Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pengontrol asam II.4.10 Natrium Bikarbonat (Dirjen POM, 1979: 60; Rame, 2004: 635) Nama Resmi : Natrii subcarnonas Sinonim : Natrium bikarbonay, sodium bokarbonat, soda carbonic acid, disodium carbonate, soda calcined RM/BM : H2HCO3 /87,01 Pemerian : Serbuk hablur, putih, stabil diudara, kering tetapi dalam udara lembab secara perlahan terurai. Larutan segar dalam air dingin tanpa dikocok. Bersifat basa terhadap lakmus. Kebasaan bertamabah bila larutan dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol Stabilitas : Sodium bikarbonat diubah dalam bentuk monohidrat, pada saat bersentuhan dengan air menghasilkan panas. Dimulai dengan hilangnya CO2 pada suhu diatas 400oC dan sebelum mendidih disimpan dalam wadah tertutup rapat Incompatibilitas : Sodium bikarbonat terurai ketika berhubungan dengan asam dan adanya air untuk menghasilkan CO2 effervescent sodium karbonat akan bereaksi kuat dengan aluminium, peroksida asam sulfat, fluorin dan litium Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sumber basa Konsentrasi : 25-50% II.4.11 Sakarin (Dirjen POM, 1979: 748; Rame, 2004: 605) Nama Resmi : Saccharinum Sinonim : Sakarin, asam sulfimida, benzosulfimida RM/BM : C7H5NO3S /183,18 Pemerian : Serbuk atau hablur putih; tidak berbau atau bau aromatic lemah; larutan encer sangat mani; larutan bereaksi asam terhadap lakmus Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam larutan ammonia encer, dalam larutan alkali hiroksida dan dalam alkali karbonat dengan pembentukkan CO2 Stabilitas : Sakarin stabil dibawah kondisi normal digunakan dalam formula dalam jumlah yang banyak menunjukkan tolak terdeteksinya dekomposisi dan hanya bila terkena suhu tinggi (12-58oC). Pada suhu rendah selama lebih dari 1 jam, stabilitas sakarin sangat baik Incompatibilitas : Sakrin dapat bereaksi dengan molekul besar sehingga endapan terbentuk ini tidak mengalami mailarat browing Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pemanis Komposisi : 0,02%-0,5% II.4.12 Natrium Benzoat (Dirjen POM, 1979: 395; Rame,2004: 627) Nama Resmi : Natrii benzoat Sinonim : Natrium benzoate, bonzoid acid sodium, benzoate of soda, sedi benzoats RM/BM : CH5H2O2 /144,11 Pemerian : Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau hamper tidak berbau Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) P Stabilitas : Larutan yang mengandung air dapat disterilkan engan menggunakan autoklaf dan filtrasi Incompatibilitas : Tidak sesuai dengan senyawa quartener, gelatin, besi, garam-garam kalsium dan garam dari logam berat, termasuk perak, timah dan aktivitas merkuri. Pengawet dapat digunakan dengan interaksi dengan kaolin atau surfaktan nonionik Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pengawet Konsentrasi : 0,02%-0,5% II.4.13 Dekstrin (Dirjen POM, 1979: 254; Rame,2004: 220) Nama Resmi : Dextrin Sinonim : Aredix, brish gum, starch gum white dextrin RM/BM : C6H18O5. H2O /162,14 Pemerian : Dekstrin adalah pati yang merupakan hasil terhidrolisis dari jagung, kentang atau singkong. Serbuk putih, kuning atau berwarna coklat pucat dan memiliki aroma khas Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, larut secara perlahan dalam air; tidak larut dalam etanol Stabilitas : Secara metode fisik dan karakteristik bahan aktif. dekstrin tergantung Molekul dekstrin cenderung memiliki densitas agregat, pH atau perubahan karakteristik penghantaran viskositas tergantung oleh gelas seperti umur kelarutan dekstrin Incompatibilitas : Tidak kompatibel dengan pengoksidasi kuat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai bahan pengisi II.4.14 Natrium Metabisulfit (Dirjen POM, 1979: 419; Dirjen POM, 1995: 596; Rame, 1957: 854) Nama Resmi : Natrii metabisulfit Sinonim : Disodium disulfite, disodium pyrosulfite, disodium salt, disolfuorus acid RM/BM : Na2S2O5 /190,10 Pemerian : Hablur putih atau erbuk hablur putih kekuningan;berbau belerang dioksida Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserin; sukar larut dalam etanol Stabilitas : pada paparan udara dan kelembaban, natrium metabisulfit secara perlahan teroksidasi menjadi sulfat dan natrium disintegrasi Kristal. Penambahan asam kuat dapat membebaskan sulfur dioksida. Dalam iar, metabisulfit segera dikonversi ken atrium dan bisulfit. Larutan natrium metabisulfit juga terurai iudara, terutama pada pemanasan. Larutan yang akan disterilkan dengan autoklaf harus dimasukkan ke dalam wadah dimana udara telah digantikan dengan gas inert seperti nitrogen. Penambahan dekstrosa terhadap lautan metabisulfit dapat menurunkan stabilitas metabisulfit Incompatibilitas : Natrium metabisulfit bereaksi dengan simpotomimetik dan obat lainnya yang merupakan turunan alkohol atau orto-para-hidroksibenzil Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh dan terlindung dari cahaya Kegunaan : Sebagai antioksidan yang mencegah oksidasi pada asam askorbat II.4.15 Citrus Orange Nama Resmi : Citus essense Sinonim : perisa jeruk RM/BM : - Pemerian : Bentuk hablur, berbau khas, dan berasa asam Kelarutan : Mudah larut dalam air Stabilitas : - Incompatibilitas : - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pengaroma dan pewarna BAB III METODE KERJA III.1 Alat-alat yang digunakan 1. Alat tumbling 2. Alu 3. Ayakan 4. Cawan porselin 5. Kertas minyak 6. Kertas perkamen 7. Lap kasar 8. Lap halus 9. Lumpang 10. Neraca analitik 11. Oven 12. Sendok tanduk 13. Sudip III.2 Bahan-bahan yang digunakan 1. Alkohol 70% 2. Asam sitrat 3. Asam tartrat 4. Citrus orange 5. Dekstrin 6. Natrium benzoat 7. Natrium bikarbonat 8. Natrium metabisulfit 9. Sakarin 10. Tissue 11. Vitamin B kompleks 12. Vitamin C III.3 Perhitungan Bahan Pada formulasi serbuk effervescent ini dibuat dengan netto 5 gram. 1. Vitamin C = 500 mg = 500 mg x 6 sachet = 3g 2. Vitamin B1 = 10 mg = 10 mg x 6 sachet = 0,06 g 3. Vitamin B2 = 5 mg = 5 mg x 6 sachet = 0,03 g 4. Vitamin B6 = 80 mg = 80 mg x 6 sachet = 0,48 g 5. Vitamin B5 = 50 mg = 50 mg x 6 sachet = 0,3 g 6. Vitamin B3 = 295 mg = 295 mg x 6 sachet = 1,7 g 7. Asam sitrat = 12 % = 12/100 x 5 gram = 0,6 g 0,6 g x 6 sachet 8. Asam tartrat = 24 % = 24/100 x 5 gram 1,2 g x 6 sachet 9. Na- bikarbonat = 41 % = 41/100 x 5 gram 2,05 g x 6 sachet = 3,6 g = 1,2 g = 7,2 g = 2,05 g = 12,3 g 10. Sakarin= 0,02 % = 0,02/100 x 5 gram 0,001 g x 6 sachet 11. Na-benzoat = 0,1 % = 0,1/100 x 5 gram 0,005 g x 6 sachet 12. Na-metabisulfit= 1 % = 1 / 100 x 5 gram 0,05 g x 6 sachet 13. Citrus orange = 0,1 % = 0,1/100 x 5 gram 0,005 g x 6 sachet 14.Dekstrin= 5 gram - (0,6+1,2+2,05) g = 1,15 g = 1,2 g 1,2 g x 6 sachet = 7,4 g III.4 Perhitungan Dosis 1. Vitamin C DL untuk dewasa : sehari 75 mg – 1 g Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 1 g = 1,04 g 2. Vitamin B1 DL untuk dewasa: sehari 5 mg – 10 mg Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 10 mg = 10,41 mg 3. Vitamin B2 DL untuk dewasa : sehari 2 mg Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg 4. Vitamin B6 DL untuk dewasa: sehari 1 mg/2 mg Untuk umur 24 tahun: 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg 5. Vitamin B3 DL untuk dewasa sehari: 15 mg – 50 mg Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 50 mg = 52,08 mg DM untuk dewasa sekali : 500 mg Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 500 mg = 520,8 mg = 0,001 g = 0,006 g = 0,005 g = 0,03 g = 0,05 g = 0,3 g = 0,005 g = 0,03 g DM untuk dewasa sehari : 1 g Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 1 g =1,4 g 6. Vitamin B5 DL untuk dewasa sehari : 4-7 mg Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 7 mg = 7,29 g III.5 Cara Kerja 1. Metode pembuatan Pembuatan vitamin B kompleks dan vitamin C effervescent powder digunakan metode granulasi basah (Ansel, 216) 2. Langkah kerja Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70% Ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B 1 sebanyak 0,06 g, vitamin B2 sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5 sebanyak 0,3 g, vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6 g, asam tartrat sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g, natrium benzoat sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin 0,006 g, citrus orange 0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g Digerus semua bahan yang benbentuk kristal pada lumpang yang berbeda Dimasukkan semua bahan ke dalam wadah tumbling Dicampurkan dengan menggunakan metode tumbling hingga homogen Ditambahkan citrus orange dan dicampurkan hingga homogen Dikepal campran bahan tersebut hingga terbentuk masa kepal Diayak masa kepal dengan menggunakan ayakan mesh 10 kemudian ditimbang granul basah Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40oC Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian dengan bobot yang sama, masing-masing 5 g Dimasukkan ke dalam kemasan yang kedap udara Dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan brosur BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil pengamatan 1. Uji susut pengeringan (LOD = Lost On Drying) %LOD = = = = 0,227 x 100% = 22,7 % 2. Uji kandungan kelembaban (MC = Moisture Content) %LOD = = = = 0,29 x 100% = 29,4 % IV.2 Pembahasan Dalam praktikum teknologi sediaan padat kali ini, dilakukan percobaan mengenai pembuatan serbuk effervescent vitamin C dan vitamin B kompleks. Dimana serbuk effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang biasanya teriri dari natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat. Bila ditambahkan dengan air, asam dan basanya akan bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214). Sediaan serbuk effervescent tersebut dibuat untuk menjaga dan memulihkan stamina setelah bekerja. Dalam pembuatan serbuk effervescent ini, digunakan zat aktif berupa vitamin C dan vitamin B kompleks. Dimana vitamin merupakan senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme. Serta sumber asam dan basa yang digunakan yaitu asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang merupakan bahan penting dalam serbuk effervescent karena jika asam dan basanya bereaksi akan membebaskan karbondioksida (CO2) sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214). Sebelum melakukan percobaan, pertama-tama disiap alat dan bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan yaitu vitamin C, vitamin B kompleks, asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, natrium benzoat, natrium metabisulfit, sakarin,citrus orange, dan dekstrin. Selanjutnya dibersihkan alat menggunakan kapas yang dibasahi alkohol 70%. Penggunaan alkohol bertujuan untuk mensterilkan alat yang akan digunakan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme. Selanjutnya ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B1 sebanyak 0,06 g, vitamin B2 sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5 sebanyak 0,3 g, vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6 g, asam tartrat sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g, natrium benzoat sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin 0,006 g, citrus orange 0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g dengan menggunakan neraca analitik. Kemudian digerus semua bahan yang berbentuk kristal pada lumpang yang berbeda-beda. Setelah itu masukkan semua bahan yang telah menjadi serbuk ke dalam wadah tumbling. Dicampurkan dengan menggunakan metode tumbling hingga homogen. Dituangkan semua bahan ke dalam lumping. Setelah itu, ditambahkan citrus orange dan dicampur hingga homogen. Tujuan dari penambahan citrus orange yaitu untuk member warna yang menarik dan aroma yang harum pada sediaan tersebut. Setelah itu dikepal semua bahan tersebut hingga terbentuk masa kepal. Setelah itu masa kepal tersebut diayak dengan menggunakan ayakan mesh 10 kemudian ditimbang. Tujuan pengayakan yaitu untuk mendapatkan bentuk granul yang labih halus. Kemudian dikeringkan pada oven dengan suhu 40 oC denga tujuan mendapatkan granul yang kering. Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian dengan bobot yang sama, masing-masing sebanyak 5 g. setelah itu dimasukkan ke dalam kemasan yang kedap udara dengan tujuan untuk menghindari serbuk effervescent terbut terkontaminasi dengan udara, mikroorganisme serta cahaya. Terakhir dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan brosur. Serbuk effervescent yang telah jadi dilakukan evaluasi granul yaitu berupa uji susut pengeringan dan uji kadar air. dari uji susut pengeringan dengan mnggunakan rumus diperoleh hasil yaitu 22,7%, sedangkan hasil dari uji kadar air yaitu 29,4%. Serbuk effervescent tersebut dicampur dengan air untuk mengetahui terbentuknya buih serta terbebasnya karbondioksida. Hasilnya yaitu terbebesnya karbondioksida dan terbentuknya buih namun serbuknya terapung diatas air atau tidak larut. Hal tersebut dikarenakan terdapat vitamin B2 yang ternyata tidak larut dalam air serta tidak menggunakan asam tartrat sehingga hasilnya tidak maksimal. IV.2.1 Kemungkinan kesalahan Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa kemungkinan kesalahan yang menyebabkan hasilnya tidak maksimal diantaranya: Kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang bahan yang akan digunakan Tidak lengkapnya bahan-bahan yang tersedia di laboratorium Kurangnya ketelitian praktikan dalam mencampur bahan-bahannya Kurangnya ketelitian praktikan dalam memahami sifat fisikokimia zat aktif