STUDI PEMBUATAN SERBUK VITAMIN C DAN VITAMIN B KAJIAN

advertisement
STUDI PEMBUATAN SERBUK VITAMIN C DAN VITAMIN B
KAJIAN SUHU PENGERING, KONSENTRASI DEKSTRIN,
KONSENTRASI ASAM SITRAT
DAN Na-BIKARBONAT
Rakhmad Wiyono
ABSTRACT
This research aimed to get the combination of drying temperature and
dextrin concentration against the quality of temulawak’s essence, and the
combination
between citric acid and Na- Bicarbonate treatment against
temulawak’s effervescent powder quality.
The result of the first step shows that the treatment combination between
20% of dextrin concentration and 50°C of drying temperature which is the
best treatment of the first step from temulawak’s powder essence that has
characteristics on 10.11% of water content, ( L*) 55.10 of brightness level,
(a*) 14.56 of redness level, ( b*) 44.20
of yellowness level, 24.63% of
rendement, 5.63 of pH; 2.78 of water re-absorption; 1.88% of sugar content
reduction; 62.27% antioxidant content, 5.55 obtains panellists’ assessment
against color, 5.95 of taste, and 4.15 of aroma.
The result of the second step shows that the treatment combination between
10% citric acid and 20% Na-bicarbonate that is the best treatment of the
second step that has characteristics on 7.48% of water content, (L*) 59.37
of brightness level, (a*) 14.53 of redness level, (b*) 46.50 of yellowness level,
5.33 of pH, 88.17 of dissolving rate, 2.49% of sugar content reduction, and
46.53% of antioxidant content.
The conclusion of this research is the best treatment combination on the
first step is 20% of dextrin concentration and 50°C drying temperature, while at
the second step is 10% citric acid concentration and 20% Na-bicarbonate. The
advice of this research is its necessary to analyze the curcuminoid
as an active antioxidant compound
content
in temulawak.
Key word : Effervescent powder, temulawak
Abstrak: Penelitian
ini
bertujuan
pengeringan dan konsentrasi dekstrin
untuk
mendapatkan
kombinasi
suhu
terhadap kualitas sari temulawak dan
kombinasi perlakuan asam sitrat dan Na-Bicarbonat terhadap kualitas
serbuk
effervescent temulawak.
Hasil penelitian pada
Tahap
I menunjukkan
bahwa
kombinasi
perlakuan konsentrasi dekstrin 20% dan suhu pengering 50°C merupakan
perlakuan terbaik tahap I dari serbuk sari temulawak yang memiliki karakteristik
kadar air 10,11%; tingkat kecerahan (L*) 55,10;
14,56; tingkat kekuningan
tingkat kemerahan
(a*)
(b*) 44,20; rendemen
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Teori umum
II.1.1 Defenisi Serbuk
a. Menurut FI edisi III
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukan.
b. Menurut Ilmu resep
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan untuk pemakaian oral / dalam.
c. Menurut FI edisi IV
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
d. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi
Serbuk merupakan suatu campuran obat dan/atau bahan kimia yang
halus terbagi-bagi dalam bentuk kering.
II.1.2 Keuntungan dan Kerugian Serbuk
II.1.2.1Keuntungan serbuk
1.
Campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
2.
Dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan
3.
Disolusi/melarut cepat dalam tubuh
4.
Tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu
II.1.2.2Kerugian serbuk
Kerugian serbuk antara lain (Ansel, 2008: 202):
1. Keengganan pasien meminum serbuk yang pahit dan atau rasa yang
tidak enak.
2. Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan yang higroskopis
3. Peracikannya membutuhkan waktu yang cukup lama
II.1.3 Jenis-jenis Serbuk
Serbuk secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Serbuk tak terbagi (pulvis)
Serbuk tak terbagi adalah serbuk yang baik untuk pemakaian dalam dan
pemakaian luar yang penggunaannya tidak sesuai dosis (Dirjen POM,
1979: 23).
2. Serbuk bagi (pulveres)
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama, dibungus menggunakan bahan pengemas yang cocock untuk
sekali minum (Dirjen POM, 1979: 23). Contoh dari serbuk bagi yaitu
serbuk effervescent. Serbuk Effervescent merupakan serbuk biasa yang
sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air
hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO 2.
kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini
merupakan campuran antara senyawa asam dengan senyawa basa.
Komponen effervescent
Komponen yang biasanya terdapat dalam sediaan effervescent
adalah sumber asam, sumber basa (karbondioksida) serta garam asam
(Tungadi, 2014: 7).
1.
Asam
 Asam sitrat
Asam sitrat tersedia dalam bentuk monohidrat dan anhidrat dengan
bermacam ukuran partikel, tidak berwarna, berupa kristal bening,
putih berbentuk serbuk granul sampai kristalin. Tidak berbau
dengan rasa asam yang kuat, sangat larut dalam air, mudah larut
dalam etanol (Tungadi, 2014: 8).
 Asam tartrat
Asam tartrat larut dalam kurang dari 1 bagian air dan 2,5 bagian
alkohol. Asam tartrat menunjukkan perilaku yang sama dengan
asam sitrat anhidrat. Perbandingan pembentukkan karbondiokasida
dari tablet effervescent dari asam sitrat anhidrat, asam askorbat dan
natrium bikarbonat dalam perbandingan yang sesuai dengan
stoikiometri mengindikasikan bahwa asam askorbat dan asam sitrat
anhidrat menunjukkan perilaku yang sama sedangkan asam tartrat
membentuk
karbondioksida
terbanyak
akan
tetapi
waktu
desintegrasinya lebih lama (Tungadi, 2014: 8).
 Asam askorbat
Serbuk kristalin putih sampai agak kuning atau Kristal tidak
berwarna dengan rasa aam yang tajam dan tidak berbau, tidak
higroskopis. Apabila iekspose terhadap cahaya secara bertahap
berwarna gelap. Mudah larut dalam air (1:3) dan larut dalam
alkohol (1:50). Asam askorbat dapat digunakan sebagai sumber
asam. Kecepastan pelepasan karbondioksida sebanding dengan
asam sitrat dan tartrat. Karena asam askorbat kurang higroskopis
dibandingkan asam sitrat dan tartrat, akan mempermudah
pembuatan tablet effervescent (Tungadi, 2014: 8).
 Asam asetilsalisilat
Walaupun asam asetilsalisilat merupakan obat yang sering
digunakan dalam effervescent tidak dapat digunakan sebagai
sumber asam karena kelarutan dalam air terbatas. Diperlukan
penambahan asam untuk menurunkan waktu reaksi (Tungadi,
2014: 8).
2.
Garam asam
Asam amino hidrokloria segera melepas karbondioksida apabila
berada dalam larutan. Hal ini dimanfaatkan untuk mengembangkan
formula effervescent kalau dikehendaki suplai minimal elektrolit.
Masalahnya adalah bahan ini mahal dan agak higroskopis
(Tungadi, 2014: 9).
Garam asam lain yang dapat igunakan antara lain:
 Natrium dihidrogen sitrat, zat tidak higroskopis
 Disodium hidrogen sitrat, tidak higroskopis pada RH < 93%
suhu 20oC
 Soium acid phospat, sangat laruta dalam air
3.
Sumber basa

Natrium bikarbonat
Tidak berbau, serbuk kristalin putih dengan rasa garam, rasa
sedikit alkalin, tersedia dalam berbagai ukuran partikel serbuk dan
granul.
Pada pemanasan dengan suhu 250OC-300OC, Na-bikarbonat
terurai dan dikonversi menjadi natrium karbonat anhidrat. Proses
ini sangat bergantung pada suhu dan waktu, dimulai pada 50 OC.
konversi 90% sempurna terjadi dalam waktu 75 menit pada 93OC.
Natrium bikarbonat terurai bila dipanaskan pada suhu diatas
65OC. Tekanan penguraian NaHCO3 5 kali lebih tinggi pada 50OC
dibandingka 30OC, yang mengindikasikan terjadinya penguraian
pada suhu sekitar dan dibawah 50OC. perlakuan panas pada suhu
mulai 50OC akan mengkonversi bikarbonat menjadi karbonat (hal
ini penting sekali dan sering terjadi dalam pembuatan tablet
effervescent apabila bahan dipanaskan untuk menghilangkan air
yang diabsorpsi).
Dalam udara lembab, terjadi dekarboksilasi NaHCO3 yang secara
perlaha menjadi natrium seskui karbonat Na2CO3.NaHCO3. 2H2O.
Produk menunjukkan karakteristik kompresi yang baik tanpa
terjadi transformasi menjadi natrium karbonat (Tungadi, 2014: 9).
 Natrium karbonat
Secara komersial tersedia dalam bentuk anhidrat, monohidrat atau
dekahidrat. Semua bentuk sangat larut dalam air. bentuk anhiart
bersifat higroskops dan scara perlahan membentuk monohidrat.
Sedangkan dekahidrat mencair. Heptahidrat dengan stabilitas
terbatas dapat pula dibuat (Tungadi, 2014: 10).
II.2
Rancangan Formula
Tiap sachet effervescent 5 g mengandung:
II.3
Asam askorbat (vitamin C)
500 mg
Tiamin hidroklorida (vitamin B1)
10 mg
Riboflavin (vitamin B2)
5 mg
Piridoksin hidroklorida (vitamin B6)
80 mg
Kalsium pantotenat (vitamin B5)
50 mg
Nikotinamid (vitamin B3)
295 mg
Asam sitrat
12%
Asam tartrat
24%
Natrium bikarbonat
41%
Sakarin
0,02%
Natrium benzoat
0,1%
Natrium metabisulfit
1%
Citrus orange
0,1%
Dekstrin
add 100%
Alasan Penambahan
II.3.1 Alasan Formulasi
1. Serbuk effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sekali dan
mengandung unsur obat dalam campuran yang biasanya teriri dari
natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat. Bila ditambahkan
dengan air,
asam dan basanya
akan
bereaksi
membebaskan
karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214)
2. Kegunaan minuman effervescent dibandingkan dengan minuman lain
adalah selain menghilangkan rasa dahaga dan memberikan rasa segar,
minuman ini memiliki rasa yang lebih nikmat dan dikemas dalam
bentuk yang praktis, sehingga memudahkan untuk dibawa dan diminum
kapan saja (Lestari, 2007).
3. Keuntungan sediaan effervescent antara lain:
 Memberi cita rasa menyenangkan karena membantu menutupi rasa
zat aktif yang tidak menyenangkan
 Dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya
kelembaban sehingga masalah ketidakstabilan kandungan selama
penyimpanan
 Dapat iberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet/kasul
(setelah dilarutkan terlebih dahulu dalam air minum)
 Zat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan cair akan
lebih stabil dalam tablet/ serbuk effervescent (Siregar dan wiharsa,
2010)
II.3.1
Alasan Penambahan Zat Tambahan
II.3.1.1 Zat Aktif
1. Asam askorbat (vitamin C)
-
Vitamin C dapat mengurangi beratnya sakit dan alamnya sakit,
sehingga jika dibuat dalam bentuk serbuk effervescent yang
apabila dikombinasikan dengan vitamin B kompleks akan dapat
memulihkan stamina setelah bekerja (Mardjono, 2008: 778).
-
Dalam formula ini digunakan dosis 75 mg yang ditujukan
penggunaan untuk oarng dewasa.
2. Tiamin (vitamin B1)
-
Tiamin berperan dalam metabolisme karbohidrat sehingga dibuat
dalam bentuk effervescent yang dalam formula ini dapat
memulihkan stamina (Mardjono, 2008: 778).
-
Dalam formula ini digunakan tiamin dengan dosis 5 mg dimana
dosis ini untuk penggunaan orang dewasa.
3. Riboflavin (vitamin B2)
-
Riboflavin digunakan dalam serbuk effervescent vitamin B
kompleks karena riboflavin dapat menyertai defesiensi vitamin B
kompleks laninnya (Mardjono, 2008: 774).
-
Dalam formula ini digunakan riboflavin dengan dosis 1,8 mg yang
ditujukan untuk orang dewasa.
4. Nikotinamid (vitamin B3)
-
Digunakan nikotinamid dalam formula serbuk effervescent
bertujuan untuk suasana jiwa dan perilaku (antidepresan) orang
yang setelah bekerja yang sesuai dengan khasiat dari formula ini
yaitu memulihkan stamina (Mardjono, 2008: 774)
-
Dalam formula ini digunakan nikotinamid dengan dosis 15 m,
dimana dosis ini ditujukan untuk orang dewasa.
5. Kalsium pantotenat (vitamin B5)
-
Kalsium pantotenat digunakan dalam serbuk effervescent vitamin
B kompleks karena vitamin B5 dapat mengurangi kelelahan, rasa
lemah, dan gangguan otot berupa kejang setelah bekerja keras
(Mardjono, 2008: 776).
-
Dalam formula ini digunakan kalsium pantotenat untuk dosis orang
dewasa yaitu 7 mg.
6. Piridoksin (vitamin B6)
-
Vitamin B6 dibuat dalam bentuk serbuk effervescent karena
vitamin B6 merupakan multivitamin untuk pencegahan dan
pengobatan desisiensi vitamin B kompleks (Mardjono, 2008: 775).
-
Dalam formula ini digunakan dosis 2 mg yang ditujukan untuk
penggunaan orang dewasa.
II.3.1.1 Zat Tambahan
1. Asam sitrat
-
Salah satu komponen penyusun serbuk effervescent adalah asam
sitrat monohidrat (Rame, 2004: 181).
-
Digunakan untuk dikombinasikan dengan asam tartrat yang
menghasilkan granul. Asam sitrat tidak dapat digunakan untuk
bahan asam tunggal. Dimana asam sitrat saja akan menghasilkan
campuran lekat dan sukar menjadi molekul air Kristal pada setiap
molekul asam sitrat, keistimewaannya yang diambil sebagai
kelebihan dan digunakan dalam pengolahan granul dengan metode
peleburan (Ansel, 2008: 214).
-
Merupakan asam yang paling sering digunakan karena harga yang
murah, sangat larut dan dalam bentuk granul yang dapat mengalir
dengan bebas (Lachman, 2008: 287).
-
Fungsi asam sitrat dalam pembuatan effervescent yaitu sebagai
sumber asam yang jika bereaksi dengan asam tartrat dan natrium
bikarbonat dapat membebaskan CO2 (Ansel, 2008: 214).
-
Konsentrasi asam sitrat yang digunakan dalam konsentrasi ini yaitu
12%. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil konsentrasi asam sitrat,
asam tartrat dan natrium bikarbonat (1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65).
2. Asam tartrat
-
Asam tartrat dalam formulasi ini secara luas digunakan dalam
kombinasi
dengan
bikarbonat
sebagai
komponen
granul
effervescent serbuk dan tablet (Rame, 2004: 731).
-
Asam tartrat sering dikombinasikan dengan asam sitrat karena
apabila asam tartrat sebagai asam tunggal saja granul yang
dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan
menggumpal (Ansel, 2008: 214).
-
Jika berikatan dengan zat aktif akan meningkatkan laju disolusi
dalam hal ini akan cepat larut dan hilang atau habis ketika
dimasukkan ke dalam air (Rame, 2004: 731).
-
Dalam formula ini konsentrasi asam tartrat yang digunakan dalam
konsentrasi ini yaitu 24%. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil
konsentrasi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat
(1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65).
3. Natrium bikarbonat
-
Natrium bikarbonat umumnya digunakan dalam formulasi sebagai
sumber karbondioksida tablet dan serbuk effervescent (Rame,2004:
629).
-
Natrium bikarbonat cepat bereaksi dengan air karena memiliki sifat
kelarutan yang mudah larut dalam II bagian air (Dirjen POM,
1979: 414).
-
Natrium bikarbonat dapat menetralisisr asam sitrat dan asam tartrat
untuk dapat membebaskan CO2 sehingga terbentuk buih (Ansel,
2008: 214).
-
Konsentrasi natrium bikarbonat 25%-50%. Dalam formula ini
digunakan natrium bikarbonat 41%. Konsentrasi ini diperoleh dari
hasil konsentrasi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat
(1:2:3,4) (Parrot, 1978: 65).
4. Sakarin
-
Sakarin merupakan senyawa yang mengandung gugus nitrogen
lainnya yang memiliki rasa yang sangat manis (Ansel, 2008: 169).
-
Sakarin merupakan zat pemanis tertua (1879) dan 350 kali labih
manis dari gula tidak berkalori. Tetapi memberikan rasa tambahan
pahit, reabsorbsinya ddari usus cepat dan diekskresikan lengkap
secara utuh lewat kemih (Tjay, 2007: 759).
-
Sakarin adalah bahan pemanis kuat yang digunakan pada
minuman, produk makanan, pemanis tablet kunyah, dan produk
kesehatan dan sediaan oral, juga untuk pasta gigi dan pembersih
mulut (Rame,2004: 605).
-
Sakarin merupakan pemanis sintesis yang
memiliki daya
kemanisan 200-200 kali lebih manis dari gula tebu, stabil terhadap
asam dan panas (Ansel, 2008: 171).
-
Konsentrasi yang digunakan untuk sediaan oral yaitu 0,002%0,5%. Pada formula ini digunakan konsentrasi 0,02% (Rame, 2004:
605).
5. Natrium benzoat
-
Natrium benzoate digunakan sebagai pengawet antimikroba dalm
kosmetik, makanan dan produk farmasi lainnya (Rame, 2004:
627).
-
Konsentrasi natrium benzoat dalam sediaan oral yaitu 0,02-0,5%.
Pada formulasi ini digunakan konsentrasi 0,1% untuk melidungi
serbuk dari mikroba pada saat proses pembuatan (Rame, 2004:
627).
6. Natrium metabisulfit
-
Digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah oksidasi asam
askorbat, dimana asam askorbat merupakan zat yang mudah
teroksidasi (Dirjen POM, 1979: 47).
-
Konsentrasi natrium metabisulfit yang digunakan adalah 1%.
Dimana
telah
diperkirakan
pada
konsentrasi
ini
natrium
metabisulfit dapat mencegah proses oksidasi.
7. Citrus orange
-
Penggunaan citrus orange karena citrus orange dapat larut dalam
air dibandingkan citrus oil yang tidak larut dalam air.
-
Penggunaan citrus orange untuk menciptakan aroma pada sediaan
karena bahan-bahan pada sediaan ini tidak berbau.
-
Citrus orange igunakan untuk menutupi rasa asam pada sediaan
serta untuk member warna yang cerah pada sediaa.
-
Konsentrasi yang digunakan dalam formula adalah 1% (Jenkis,
1957: 896).
8. Dekstrin
-
Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul tinggi
yang merupakan modifikasi pati dengan asam dekstrin. Mudah
larut dalam air, lebih cepat terdispersi dan tidak kental (Anonim,
2011).
-
Dektsrin digunakan sebagai pengisi untuk mencukupkan bahan
mencapai netto yang diinginkan, dimana pengisi dekstrin bersifat
inert (tidak bereaksi dengan bahan lain).
-
Dekstrin mempunyai viskositas yang relative rendah sehingga
pemakaian dalam jumlah banyak masih diizinkan. Hal ini akan
menguntungkan jika pemakaian dekstrin diuraikan sebagai bahan
pengisis (Filter) karena dapat menggantikan berat produk yang
dihasilkan.
-
II.4
Serta untuk menutupi rasa pahit dari sakarin.
Uraian Bahan
II.4.1 Alkohol (Dirjen POM,1979: 65)
Nama Resmi
: Aethanolum
Sinonim
: Etanol, etil, alkohol, alkohol murni, alkohol absolut.
RM/BM
: C2H5OH/46,07
Pemerian
: Cairan mudah menguap,jernih,tidak berwarna. Bau
khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.
Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78
Kelarutan
. Mudah terbakar
: Bercampur dengan air dan praktis; bercampur
dengan semua pelarut organik
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat jauh dari api
Khasiat
: Anti mikroba,anti septikum,anti jamur
Kegunaan
: Sebagai zat tambahan
II.4.2 Asam Askorbat (Dirjen POM,1979: 47; Dirjen POM,1995: 39; Rame,
2004: 45)
Nama Resmi
: Acidum Ascorbicum
Sinonim
: vitamin C, ascorbic acid, 1-3-ketothreohexuron, c
acid lactons.
RM/BM
: C6H8O6/176,13
Pemerian
: Hablur atau serb apiuk putih atau kuning oleh
pengaruh cahaya, lambat laun menjadi berwarna
gelap, dalam keadaan kurang stabil di udara, dalam
larutan cepat teroksidasi, melebur pada suhu lebih
kurang 190o
Kelarutan
: Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform; dalam eter dan
dalam benzene
Stabilitas
: dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif stabil di
udara. Dalam oksigen, oksidator danpanas juga
stabil. Asam askorbat tidak stabil dalam lrutan
terutama dalam alkali. Mudah mengalami oksidasi
pada paparan udara. Proses oksidasi dipercepat oleh
cahaya dan panas dan dikatalis oleh tembaga dan
besi. Larutan asam askorbat dapat disterilkan
dengan filtrasi. Serbuk harus disimpan dalam
sebuah wadah yang bukan logam, terlindung dari
cahay, ditempat yang sejuk dan kering.
Incompatibilitas
: tidak kompatibel dengan alkali, ion logam terutama
tembaga
dan
methenolamine,
besi.
Bahan
fenoflavin
pengoksidasi
hydrochloridum,
prylamine maleat, salisilamid natrium nitrit, natrium
salisilat, theobramis salisilat, dan picotinamid.
Selain itu asam askorbat mengganggu kalorimetri
tertentu dengan tes mengurangi intensitas warna
yang dihasilkan.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya
Kegunaan
: zat aktif, antiskorbut
DL
: Bayi dan anak-anak : 30-40 mg
Dewasa : 75 mg – 1 g
II.4.3 Tiamin hidroklorida (Dirjen POM, 1979 598; Dirjen POM, 1995: 784;
Jenkis, 1957: 54)
Nama Resmi
: Thyamini Hidrochloridum
Sinonim
: thiamina hidroklorida, vitamin B1
RM/BM
: C12H17CLN4O5. HCl/337,27
Pemerian
: Hablur atau serbuk, hablur putih; bau khas lemah;
jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat
menyerap air lebih kurang 4%; melebur pada suhu
lebih kurang 248o desertai penguraian
Kelarutan
: Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar
larut dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam
benzena
Stabilitas
: pada pH 4, tiamin kehilangan aktivitas secara
perlahan tapi netral atau alkali akan membuat
dengan cepat terutama dalam kontak dengan udara
Incompatibilitas
: Tiamin hidroklorida sangat larut dalam air dan
sedikit larut dalam alkohol. Solusinya asam dan
cepat dihancurkan oleh alkali. Hal ini tidak sesuai
dengan mengurangi agen dan diendapkan oleh
sebagian alkaloid. Tiamin higroskopis dan terurai
oleh cahay yang kuat
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya
Kegunaan
: anti beri-beri (Fater, 772)
DL
: Dewasa : 5-10 mg
1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg
5-10 tahun sehari : 0,9 mg
10 tahun keatas sehari : 1,2 mg
II.4.4 Riboflavin (Dirjen POM, 1979: 557; Dirjen POM,1995: 741; Jenkis,
1957: 517)
Nama Resmi
: Riboflavinum
Sinonim
: Riboflavina, riboflavin,vitamin B2
RM/BM
: C17H20N4O6 /176,37
Pemerian
: Serbuk hablur, kuning hingga kuning jingga, bau
lemah, melebur pada suhu lebih kurang 280o,
larutan jernih dan netral terhadap lakmus. Jika
kering tidak begitu dipengaruhi oleh cahay terdifusi,
tetapi
dalam
larutan
cahay
sangat
cepat
menyebabkan penguraian, terutama jika ada alkali
Kelarutan
: sangat sukar larut dalam iar, dalam etanol dan
dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat mudah
larut dalam larutan alkali encer; tidak larut dalam
eter dan dalam kloroform
Stabilitas
: stabil dibawah suhu normal, dapat terurai saat
terkena lembab atau air, gelap saat terkena cahaya
Incompatibilitas
: praktis tidak larut dalam iar dan alkohol tetapi
sangat larut dalam larutan alkali. Olahan dari
riboflavin harus dilindungi dari cahaya
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya
Kegunaan
: Membantu pelepasan energy yang ada pada
makanan
DL
: Dewasa : 5-10 mg
1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg
5-10 tahun sehari : 0,7-0,9 mg
10 tahun keatas sehari : 1,5 mg
II.4.5 Priridoxin hidroklorida (Dirjen POM, 1979: 54; Dirjen POM, 1995:
724; Jenkis,1957: 516)
Nama Resmi
: Pyridoxini Hydrochloridum
Sinonim
: Piridoksin hidroklorida, ,vitamin B6
RM/BM
: C8H14NO3. HCl /205, 64
Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur putih atau hamper putih;
stabil diudara; secara perlahan-lahan dipengaruhi
oleh cahaya matahari
Kelarutan
: Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol;
tidak larut dalam eter; larutan yang mempunyai pH
lebih kurang 3
Stabilitas
: Ketahanan terhadap cahaya; tidak stabil terhadap
cahaya; stabilitas terhadap pemanasan; titik lebur
202-206oC; stabil terhadap air;
Incompatibilitas
: Piridoksin hidroklorida incompatibilitas terhadap
oksidator kuat
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya
Kegunaan
: Kofaktor dalam berbagai reaksi metabolism asam
amino
DL
: Dewasa sehari: 1/2 mg
Bayi sehari : 0,1-0,5 mg
Anak-anak sehari : 0,5-1,5 mg
II.4.6 Kalsium Pantotenat (Dirjen POM, 1979: 126; Dirjen POM, 1995: 165;
Jenkis, 1957: 512)
Nama Resmi
: Calcii Pantothenas
Sinonim
: Kalsium pantotenat, calcium D-pantotenate, Dpantotenit ,vitamin B5
RM/BM
: C18H32CaNaO14 /476,54
Pemerian
: Serbuk putih; agak higroskopik; tidak berbau; rasa
pahit
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin; praktis
tidak larut dalam etanol, dalam kloroform dan
dalam eter
Stabilitas
: Stabil dalam kondisi penyimpanan yang disarankan
Incompatibilitas
: Larut dalam air dan seikit larutan basa yang tidak
stabil dalam panas
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Antidermatits
DL
: Dewasa sehari4-7 mg
II.4.7 Nikotinamid (Dirjen POM, 1979: 435; Dirjen POM, 1995: 609; Jenkis,
1957: 510)
Nama Resmi
: Nicotinamidum
Sinonim
: Nikotinamida, niasianida, vitamin B3
RM/BM
: C6H6H2O /122,1
Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur; tidak berwarna atau
putih; berbau lemah dan khas
Kelarutan
: Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol;
sukar larut dalam kloroform dan dalam eter
Stabilitas
: Hindari
paparan
terhadap
cahaya
matahari,
pemanasan dalm larutan asam kuat atau basa kuat
menyebabkab hidrolisasi dari kelompok amida
untuk asam produk penguraian yang berbahaya
termasuk ammonia, uap sianidan dan oksida
nitrogen serta karbon
Incompatibilitas
: Nikotinamid inkom terhadap basa kuat, polimer
berbahaya tidak akan terjadi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat dengan baik
Kegunaan
: Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan
bakteri dan virus
DL
: Dewasa sekali: 15-50 mg
sehari : 30/150 mg
Bayi sehari : 6 mg
Anak-anak sehari : 9-20 mg
DM
: Dewasa sekali: 500 mg
sehari : 1 g
II.4.8 Asam Sitrat (Dirjen POM, 1979: 50; Dirjen POM, 1995: 48; Rame,
2004: 181)
Nama Resmi
: Acidum Citricum
Sinonim
: Acidum citricum monohydrate, 2-hydroxy propane,
1,2,3 tricarboxylic acid monohydrate, asam sitrat
RM/BM
: C2H8O7 /192,12
Pemerian
: Hablur kering tidak berwarna atau serbuk hablur
granul sampai halus, putih tidak berbau atau praktis
tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar
dalam udara kering
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam
etanol; agak sukar larut dalam eter
Stabilitas
: Asam sitrat monohidrat kehilangan air dalam proses
kristalisasi; uap atau ketika pemanasan pada suhu
40oC. Larutan encer asam sitrat dapat digunakan
untuk fermentasi sebagian besar monohidratdan
atau anhidrat
Incompatibilitas
: Asam sitrattidak sesuai dengan kalium tartrat, alkali
dan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan
sulfide. Ketidaksesuaian termasuk juga dengan
pengoksidasi bahan dasar pereduksi dan nitrat.
Sukrosa dalam sirup pada penyimpanan akan
mengkristal oleh adanya asam sitrat
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pengontrol asam
II.4.9 Asam Tartrat (Dirjen POM, 1979: 53; Rame, 2004: 731)
Nama Resmi
: Acidum Tartratticum
Sinonim
: Asam tartrat, acidum tartrarium,tartaric acid,
RM/BM
: C4H16O6 /150,0
Pemerian
: Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk
hablur; halus sampai granul; warna putih; tidak
berbau; rasa asam dan stabil diudara
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam
etanol
Stabilitas
: Sebagian besar bahan bersifat stabil bila disimpan di
dalam wadah yang tersimpan baik
Incompatibilitas
: Asam tartrat tidak sesuai dengan perak dan bereaksi
dengan logam karbonatdan bikarbonat (salah satu
khasiat) dimanfaatkan untuk pembuatan serbuk
effervescent
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pengontrol asam
II.4.10 Natrium Bikarbonat (Dirjen POM, 1979: 60; Rame, 2004: 635)
Nama Resmi
: Natrii subcarnonas
Sinonim
: Natrium bikarbonay, sodium bokarbonat, soda
carbonic acid, disodium carbonate, soda calcined
RM/BM
: H2HCO3 /87,01
Pemerian
: Serbuk hablur, putih, stabil diudara, kering tetapi
dalam udara lembab secara perlahan terurai. Larutan
segar dalam air dingin tanpa dikocok. Bersifat basa
terhadap lakmus. Kebasaan bertamabah bila larutan
dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan
Kelarutan
: Larut dalam air; tidak larut dalam etanol
Stabilitas
: Sodium
bikarbonat
diubah
dalam
bentuk
monohidrat, pada saat bersentuhan dengan air
menghasilkan panas. Dimulai dengan hilangnya
CO2 pada suhu diatas 400oC dan sebelum mendidih
disimpan dalam wadah tertutup rapat
Incompatibilitas
: Sodium bikarbonat terurai ketika berhubungan
dengan asam dan adanya air untuk menghasilkan
CO2 effervescent sodium karbonat akan bereaksi
kuat dengan aluminium, peroksida asam sulfat,
fluorin dan litium
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sumber basa
Konsentrasi
: 25-50%
II.4.11 Sakarin (Dirjen POM, 1979: 748; Rame, 2004: 605)
Nama Resmi
: Saccharinum
Sinonim
: Sakarin, asam sulfimida, benzosulfimida
RM/BM
: C7H5NO3S /183,18
Pemerian
: Serbuk atau hablur putih; tidak berbau atau bau
aromatic lemah; larutan encer sangat mani; larutan
bereaksi asam terhadap lakmus
Kelarutan
: Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan
dalam eter; larut dalam air mendidih; sukar larut
dalam etanol; mudah larut dalam larutan ammonia
encer, dalam larutan alkali hiroksida dan dalam
alkali karbonat dengan pembentukkan CO2
Stabilitas
: Sakarin stabil dibawah kondisi normal digunakan
dalam
formula
dalam
jumlah
yang
banyak
menunjukkan tolak terdeteksinya dekomposisi dan
hanya bila terkena suhu tinggi (12-58oC). Pada suhu
rendah selama lebih dari 1 jam, stabilitas sakarin
sangat baik
Incompatibilitas
: Sakrin dapat bereaksi dengan molekul besar
sehingga endapan terbentuk ini tidak mengalami
mailarat browing
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pemanis
Komposisi
: 0,02%-0,5%
II.4.12 Natrium Benzoat (Dirjen POM, 1979: 395; Rame,2004: 627)
Nama Resmi
: Natrii benzoat
Sinonim
: Natrium benzoate, bonzoid acid sodium, benzoate
of soda, sedi benzoats
RM/BM
: CH5H2O2 /144,11
Pemerian
: Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau
hamper tidak berbau
Kelarutan
: Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian
etanol (95%) P
Stabilitas
: Larutan yang mengandung air dapat disterilkan
engan menggunakan autoklaf dan filtrasi
Incompatibilitas
: Tidak sesuai dengan senyawa quartener, gelatin,
besi, garam-garam kalsium dan garam dari logam
berat, termasuk perak, timah dan aktivitas merkuri.
Pengawet dapat digunakan dengan interaksi dengan
kaolin atau surfaktan nonionik
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pengawet
Konsentrasi
: 0,02%-0,5%
II.4.13 Dekstrin (Dirjen POM, 1979: 254; Rame,2004: 220)
Nama Resmi
: Dextrin
Sinonim
: Aredix, brish gum, starch gum white dextrin
RM/BM
: C6H18O5. H2O /162,14
Pemerian
: Dekstrin
adalah
pati
yang
merupakan
hasil
terhidrolisis dari jagung, kentang atau singkong.
Serbuk putih, kuning atau berwarna coklat pucat
dan memiliki aroma khas
Kelarutan
: Mudah larut dalam air panas, larut secara perlahan
dalam air; tidak larut dalam etanol
Stabilitas
: Secara
metode
fisik
dan
karakteristik
bahan
aktif.
dekstrin
tergantung
Molekul
dekstrin
cenderung memiliki densitas agregat, pH atau
perubahan karakteristik penghantaran viskositas
tergantung oleh gelas seperti umur kelarutan
dekstrin
Incompatibilitas
: Tidak kompatibel dengan pengoksidasi kuat
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai bahan pengisi
II.4.14 Natrium Metabisulfit (Dirjen POM, 1979: 419; Dirjen POM, 1995:
596; Rame, 1957: 854)
Nama Resmi
: Natrii metabisulfit
Sinonim
: Disodium disulfite, disodium pyrosulfite, disodium
salt, disolfuorus acid
RM/BM
: Na2S2O5 /190,10
Pemerian
: Hablur
putih
atau
erbuk
hablur
putih
kekuningan;berbau belerang dioksida
Kelarutan
: Mudah larut dalam air dan gliserin; sukar larut
dalam etanol
Stabilitas
: pada paparan udara dan kelembaban, natrium
metabisulfit secara perlahan teroksidasi menjadi
sulfat dan natrium disintegrasi Kristal. Penambahan
asam kuat dapat membebaskan sulfur dioksida.
Dalam iar, metabisulfit segera dikonversi ken
atrium dan bisulfit. Larutan natrium metabisulfit
juga terurai iudara, terutama pada pemanasan.
Larutan yang akan disterilkan dengan autoklaf harus
dimasukkan ke dalam wadah dimana udara telah
digantikan dengan gas inert seperti nitrogen.
Penambahan dekstrosa terhadap lautan metabisulfit
dapat menurunkan stabilitas metabisulfit
Incompatibilitas
: Natrium
metabisulfit
bereaksi
dengan
simpotomimetik dan obat lainnya yang merupakan
turunan alkohol atau orto-para-hidroksibenzil
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh dan
terlindung dari cahaya
Kegunaan
: Sebagai antioksidan yang mencegah oksidasi pada
asam askorbat
II.4.15 Citrus Orange
Nama Resmi
: Citus essense
Sinonim
: perisa jeruk
RM/BM
: -
Pemerian
: Bentuk hablur, berbau khas, dan berasa asam
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Stabilitas
: -
Incompatibilitas
: -
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pengaroma dan pewarna
BAB III
METODE KERJA
III.1
Alat-alat yang digunakan
1. Alat tumbling
2. Alu
3. Ayakan
4. Cawan porselin
5. Kertas minyak
6. Kertas perkamen
7. Lap kasar
8. Lap halus
9. Lumpang
10. Neraca analitik
11. Oven
12. Sendok tanduk
13. Sudip
III.2 Bahan-bahan yang digunakan
1. Alkohol 70%
2. Asam sitrat
3. Asam tartrat
4. Citrus orange
5. Dekstrin
6. Natrium benzoat
7. Natrium bikarbonat
8. Natrium metabisulfit
9. Sakarin
10. Tissue
11. Vitamin B kompleks
12. Vitamin C
III.3
Perhitungan Bahan
Pada formulasi serbuk effervescent ini dibuat dengan netto 5 gram.
1. Vitamin C = 500 mg
= 500 mg x 6 sachet
= 3g
2. Vitamin B1 = 10 mg
= 10 mg x 6 sachet
= 0,06 g
3. Vitamin B2 = 5 mg
= 5 mg x 6 sachet
= 0,03 g
4. Vitamin B6 = 80 mg
= 80 mg x 6 sachet
= 0,48 g
5. Vitamin B5 = 50 mg
= 50 mg x 6 sachet
= 0,3 g
6. Vitamin B3 = 295 mg
= 295 mg x 6 sachet
= 1,7 g
7. Asam sitrat = 12 %
= 12/100 x 5 gram
= 0,6 g
0,6 g x 6 sachet
8. Asam tartrat = 24 %
= 24/100 x 5 gram
1,2 g x 6 sachet
9. Na- bikarbonat = 41 %
= 41/100 x 5 gram
2,05 g x 6 sachet
= 3,6 g
= 1,2 g
= 7,2 g
= 2,05 g
= 12,3 g
10. Sakarin= 0,02 %
= 0,02/100 x 5 gram
0,001 g x 6 sachet
11. Na-benzoat = 0,1 %
= 0,1/100 x 5 gram
0,005 g x 6 sachet
12. Na-metabisulfit= 1 %
= 1 / 100 x 5 gram
0,05 g x 6 sachet
13. Citrus orange = 0,1 %
= 0,1/100 x 5 gram
0,005 g x 6 sachet
14.Dekstrin= 5 gram - (0,6+1,2+2,05) g
= 1,15 g
= 1,2 g
1,2 g x 6 sachet = 7,4 g
III.4
Perhitungan Dosis
1. Vitamin C
DL untuk dewasa : sehari 75 mg – 1 g
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 1 g = 1,04 g
2. Vitamin B1
DL untuk dewasa: sehari 5 mg – 10 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 10 mg = 10,41 mg
3. Vitamin B2
DL untuk dewasa : sehari 2 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg
4. Vitamin B6
DL untuk dewasa: sehari 1 mg/2 mg
Untuk umur 24 tahun: 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg
5. Vitamin B3
DL untuk dewasa sehari: 15 mg – 50 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 50 mg = 52,08 mg
DM untuk dewasa sekali : 500 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 500 mg = 520,8 mg
= 0,001 g
= 0,006 g
= 0,005 g
= 0,03 g
= 0,05 g
= 0,3 g
= 0,005 g
= 0,03 g
DM untuk dewasa sehari : 1 g
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 1 g =1,4 g
6. Vitamin B5
DL untuk dewasa sehari : 4-7 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 7 mg = 7,29 g
III.5 Cara Kerja
1. Metode pembuatan
Pembuatan vitamin B kompleks dan vitamin C effervescent powder
digunakan metode granulasi basah (Ansel, 216)
2. Langkah kerja
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%
 Ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B 1 sebanyak 0,06 g,
vitamin B2 sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5
sebanyak 0,3 g, vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6
g, asam tartrat sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g,
natrium benzoat sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin
0,006 g, citrus orange 0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g
 Digerus semua bahan yang benbentuk kristal pada lumpang yang
berbeda
 Dimasukkan semua bahan ke dalam wadah tumbling
 Dicampurkan dengan menggunakan
metode tumbling
hingga
homogen
 Ditambahkan citrus orange dan dicampurkan hingga homogen
 Dikepal campran bahan tersebut hingga terbentuk masa kepal
 Diayak masa kepal dengan menggunakan ayakan mesh 10 kemudian
ditimbang granul basah
 Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40oC
 Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian
dengan bobot yang sama, masing-masing 5 g
 Dimasukkan ke dalam kemasan yang kedap udara
 Dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan brosur
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil pengamatan
1. Uji susut pengeringan (LOD = Lost On Drying)
%LOD
=
=
=
= 0,227 x 100%
= 22,7 %
2. Uji kandungan kelembaban (MC = Moisture Content)
%LOD
=
=
=
= 0,29 x 100%
= 29,4 %
IV.2
Pembahasan
Dalam praktikum teknologi sediaan padat kali ini, dilakukan
percobaan mengenai pembuatan serbuk effervescent vitamin C dan
vitamin B kompleks. Dimana serbuk effervescent merupakan granul atau
serbuk kasar sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang
biasanya teriri dari natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat. Bila
ditambahkan dengan air, asam dan basanya akan bereaksi membebaskan
karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214). Sediaan
serbuk effervescent tersebut dibuat untuk menjaga dan memulihkan
stamina setelah bekerja.
Dalam pembuatan serbuk effervescent ini, digunakan zat aktif berupa
vitamin C dan vitamin B kompleks. Dimana vitamin merupakan senyawa
organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan
kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim
metabolisme. Serta sumber asam dan basa yang digunakan yaitu asam
sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang merupakan bahan penting
dalam serbuk effervescent karena jika asam dan basanya bereaksi akan
membebaskan karbondioksida (CO2) sehingga menghasilkan buih (Ansel,
2008: 214).
Sebelum melakukan percobaan, pertama-tama disiap alat dan bahan
yang akan digunakan. Bahan yang digunakan yaitu vitamin C, vitamin B
kompleks, asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, natrium benzoat,
natrium metabisulfit, sakarin,citrus orange, dan dekstrin. Selanjutnya
dibersihkan alat menggunakan kapas yang dibasahi alkohol 70%.
Penggunaan alkohol bertujuan untuk mensterilkan alat yang akan
digunakan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme. Selanjutnya
ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B1 sebanyak 0,06 g, vitamin B2
sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5 sebanyak 0,3 g,
vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6 g, asam tartrat
sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g, natrium benzoat
sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin 0,006 g, citrus orange
0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g dengan menggunakan neraca analitik.
Kemudian digerus semua bahan yang berbentuk kristal pada
lumpang yang berbeda-beda. Setelah itu masukkan semua bahan yang
telah menjadi serbuk ke dalam wadah tumbling. Dicampurkan dengan
menggunakan metode tumbling hingga homogen. Dituangkan semua
bahan ke dalam lumping. Setelah itu, ditambahkan citrus orange dan
dicampur hingga homogen. Tujuan dari penambahan citrus orange yaitu
untuk member warna yang menarik dan aroma yang harum pada sediaan
tersebut. Setelah itu dikepal semua bahan tersebut hingga terbentuk masa
kepal.
Setelah itu masa kepal tersebut diayak dengan menggunakan ayakan
mesh 10 kemudian ditimbang. Tujuan pengayakan yaitu untuk
mendapatkan bentuk granul yang labih halus. Kemudian dikeringkan pada
oven dengan suhu 40 oC denga tujuan mendapatkan granul yang kering.
Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian dengan
bobot yang sama, masing-masing sebanyak 5 g. setelah itu dimasukkan ke
dalam kemasan yang kedap udara dengan tujuan untuk menghindari
serbuk effervescent terbut terkontaminasi dengan udara, mikroorganisme
serta cahaya. Terakhir dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan
brosur.
Serbuk effervescent yang telah jadi dilakukan evaluasi granul yaitu
berupa uji susut pengeringan dan uji kadar air. dari uji susut pengeringan
dengan mnggunakan rumus diperoleh hasil yaitu 22,7%, sedangkan hasil
dari uji kadar air yaitu 29,4%.
Serbuk effervescent tersebut dicampur dengan air untuk mengetahui
terbentuknya buih serta terbebasnya karbondioksida. Hasilnya yaitu
terbebesnya karbondioksida dan terbentuknya buih namun serbuknya
terapung diatas air atau tidak larut. Hal tersebut dikarenakan terdapat
vitamin B2 yang ternyata tidak larut dalam air serta tidak menggunakan
asam tartrat sehingga hasilnya tidak maksimal.
IV.2.1 Kemungkinan kesalahan
Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa kemungkinan kesalahan
yang menyebabkan hasilnya tidak maksimal diantaranya:
 Kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang bahan yang akan
digunakan
 Tidak lengkapnya bahan-bahan yang tersedia di laboratorium
 Kurangnya ketelitian praktikan dalam mencampur bahan-bahannya
 Kurangnya ketelitian praktikan dalam memahami sifat fisikokimia zat
aktif
Download
Study collections