HUBUNGANBRAND IMAGEDENGAN KEPUTUSAN PEMBELIANJASA KAMAR DI HOTEL GRAND INNA MUARA PADANG ZENGGA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSANKESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2013 1 2 HUBUNGANBRAND IMAGEDENGAN KEPUTUSAN PEMBELIANJASA KAMAR DI HOTEL GRAND INNA MUARAPADANG Zengga1, Ira Meirina2, Youmil Abrian2 Program Studi Manajemen Perhotelan FT Universitas Negeri Padang email: [email protected] Abstrak Tujuanpenelitianiniadalahuntukmenganalisis hubungan antara brand imagedengankeputusanpembelianjasakamar di Hotel Grand Inna Muara Padang.Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptif yang bersifatkorelasional.Populasidalampenelitianiniberjumlah 1694orang yaitutamu yang menginapdi Hotel Grand Inna Muara Padang. Berdasarkanhasilpenelitiandiketahuiuntukbrand image,sebanyak 52 orang (56%) termasukdalamkategoribaik, 31 orang (33%) termasukdalamkategoricukup. keputusanpembeliansebanyak 36 orang (38%) termasukdalamkategoribaik, 24 orang (26%) termasukdalamkategoricukup.HasilujiKorelasi Pearson Product Momentmenunjukkanbahwaterdapathubungan yang positifcukupkuatdansignifikanantarabrand imagedengankeputusanpembelianjasakamarolehkonsumen di Grand Inna Muara Padang denganrhitung0,254beradapadartabel>0,25 - 0,5danpadataraf Sig 0,014. Kata kunci: brand image, keputusanpembelianjasakamar. i RELATIONS OF BRAND IMAGE TOCUSTOMERS BUYING DECISIONON GRAND INNA MUARA HOTEL PADANG Zengga1, Ira Meirina2, Youmil Abrian2 Program Studi Manajemen Perhotelan FT Universitas Negeri Padang email: [email protected] Abstract This study aims to describe the relations between brand image to customers buying decision room in hotel grand inna muara padang. This study is a descriptive correlational study. The study population as many as 1694 consists of guest during stay on grand inna muara hotel padang. The descriptive analysis of the results showed that brand image categorized excellent (56%) and categorized quite good (33%). The descriptive analysis of the result results showed that customers buying decision categorized excellent (38%) and categorized quite good (26%). results of correlation pearson product moment showed have significant relation between brand image and customers buying decision on grand inna muara hotel. Correlation coefficient 0,254 and significant level 0,014. Keywords: brand image, customers buying decision. ii A. Pendahuluan Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa dalam bidang ekonomi, maka muncullah sifat dasar dari manusia yaitu keinginan untuk melihat sisi lain dari dunia ini yang berbeda dengan keadaan sehari-hari, baik dari segi budaya, adat istiadat, kebiasaan hidup sehari-hari dan penciptaan alam yang dibeda-bedakan oleh yang Maha Kuasa yang menyebabkan suatu rasa ingin tahu seseorang untuk melihatnya serta menikmatinya, dengan melakukan perjalanan wisata berarti untuk sementara seseorang akan meninggalkan rutinitas sehari-hari dan tempat tinggal mereka. Untuk itu diperlukan faktor-faktor substitusi (pengganti) di tempat yang dituju berupa tempat untuk tinggal, makan-minum dan keperluan lainnya. Agar ditempat tujuan mendapatkan kenyamanan sebagaimana yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari dari tempat mereka berasal dengan alasan faktor pengganti seperti yang disebutkan di atas, maka timbulah industri pariwisata yang perkembangannya dapat kita lihat seperti sekarang ini. Pertumbuhan industri pariwisata secara tidak langsung tidak terlepas dari aspek-aspek yang mendukungnya, salah satu sektor pendukung industri pariwisata adalah jasa perhotelan. Saat ini, jasa perhotelan ini sangat diperlukan guna menggairahkan dan mendorong industri pariwisata dimasa yang akan datang, sebab kebutuhan akan jasa perhotelan untuk akomodasi sangat diperlukan dan merupakan suatu peluang pasar yang harus dikelola secara efektif. Jasa perhotelan adalah salah satu bentuk perdagangan yang 1 2 menyediakan jasa penginapan, pertemuan, makanan dan minuman serta penunjang jasa lainnya yang dikelola secara komersial. Semakinmenjamurnyausahaataubisnisperhotelankhususnya di Kota Padang, perusahaan yang bergerakdalamjasaperhotelandituntutPertumbuhan hotel di Kota Padang saatini, yang berklasifikasi hotel berbintanghinggakelasmelatimembuatpersaingansemakinketat, banyak hotel membuatperbedaandengan hotel lainnyabaikitudarihargakamar, fasilitas, sertakenyamanandalammenginap yang membuattamubebasmemilihjenis hotel yang tamuinginkan. Grand Inna Muaraadalahsalahsatu hotel yang beradadibawahnaungan Inna Hotel Group atau PT. Hotel Indonesia Natour (Persero). Inna Hotel Group memiliki 12 hotel yang tersebardibeberapakota, denganmemiliki 168 kamar, 13 meeting room, 1 ballroomdengankapasitashingga fasilitasdanlayananbintang 2000 orang, 4 memilikiruangkonvensidanfasilitaseksibisiterbesarlengkap yang mewah. Area parkir yang luasdan main parking area lobby yang bisamenampunghingga 220 mobildan 150 sepeda motor. Persaingan dengan hotel-hotel bintang yang lebih besar lainnya yang memiliki produktifitas dan jasa yang relatif sama, namun menawarkan tarif atau harga kamar yang bersaing dengan hotel kompetitor lainnya. Pada umumnya tamu akan lebih memilih tempat penginapan dengan alasan kenyamanan dan tamu lebih senang karena menginap di hotel yang mempunyai citra yang baik dan terjamin. Dengan telah banyaknya cabang hotel ini di 3 Indonesia walaupun berbeda kota tapi tetap mempunyai manajemen yang sama. Tetapi jika manajemen tidak bisa mempertahankan merek yang sudah dikenal bagus sebelumnya akan berdampak negatif terhadap pendapatan hotel yang disebabkan tamu kecewa dan berpindah ke hotel lain. Lama kelamaan situasi ini tetap berlanjut akan mengakibatkan hotel menjadi bangkrut sehingga banyak terjadi pengurangan karyawan untuk mengurangi biaya opersional hotel. Menurut Kotler (2002: 215) citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut. Di samping itu Kotler (2002: 225) juga menambahkan bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat dan citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang (enduring perception). Jadi tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya. Saat perbedaan dan keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain, munculah posisi merek. Jadi apabila suatu penginapan itu sudah memiliki brand/merek, maka para tamu yang akan menginap akan merasa aman karena kualitas citra merek hotel itu sudah terkenal. Tamu tidak akan memikirkan berapa biaya yang harus dihabiskan untuk menginap karena hotel itu mempunyai brand/merek yang baik, jadi keputusan pembelian tidak menjadi hal penghambat bagi tamu yang menginap di hotel 4 yang mempunyai brand/merek, karena sudah terpercaya kualitasnya dengan banyaknya cabang hotel ini di Indonesia. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994: 555), keputusan pembelian adalah: “A decision is the selection an action from two or more alternative choices”. Artinya adalah, seseorang yang melakukan pemilihan terhadap alternatif yang ada. Pemilihan itu didasarkan pada karakteristik dan proses pengambilan keputusan itu diambil, agar dapat merancang dan menyediakan faktor-faktor pendorong yang menunjang keputusan pembelian dimana kemungkinan besar jika konsumen merasa tidak puas, maka ia akan meninggalkan hotel tersebut. Demikian pula halnya dengan keputusan memilih Grand Inna Muara Hotel apabila tamu puas dengan pelayanan selama di Grand Inna Muara Hotel maka tamu itu akan setia dan loyal dan jika pelayanan yang diberikan tidak sesuai standar Grand Inna Muara Hotel maka tamu akan kecewa dan akan memilih hotel pesaing kompetitor lainnya. Grand Inna Muara merupakan hotel di bawah pengawasan Kementrian Pendayagunaan dan Badan Usaha Milik Negara. Sehingga tamu yang berasal dari pemerintahan selalu loyal untuk menginap di Grand Inna Muara. Akan tetapi jika kualitas merek tidak memenuhi harapan maka tamu akan kecewa dan berpindah ke hotel lain. Oleh karena itu pihak manajemen hotel diharapkan dapat menjaga kualitas brand/merek hotel tersebut supaya tamu tetap percaya menginap di hotel ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuibrand image, keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang, dan 5 hubunganbrand image dengan keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang. B. MetodePenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah tamu yang menginap diHotel Grand Inna Muara Padang yang berjumlah 1694 orang. Teknik pengambilan sampel adalah sampel insidental. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 94 sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder.Data primer dalam penelitian ini adalah brand image, keputusan pembelian jasa kamar diHotel Grand Inna Muarapadang. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data mengenai gambaran umumHotel Grand Inna Muarameliputi gambaran lokasi, jumlah kamar, fasilitas yang tersedia.Teknik pengumpulan data adalah dengan menyebarkan kuesioner (angket). Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Mentabulasi Data Setelah mentabulasi data kemudian menghitung frekuensi, persentase, nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum. 2. Deskripsi Data Mengklasifikasikan skor ke dalam 5 kategori untuk melihat tingkat pencapaian responden. Teknik klasifikasi yang digunakan menurut Arikunto (2010) yaitu: 6 1. 2. 3. 4. 5. Kategori sangat baik Kategori baik Kategori cukup Kategori buruk Kategori sangat buruk : : : : : (Mi + 1,5 Sdi) – Keatas (Mi + 0,5 Sdi) – (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 0,5 Sdi) – (Mi +0,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) – (Mi – 0,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) – Kebawah 3. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis dimaksudkan untuk dianalisis dengan statistik sesuai dengan tujuan penelitian teknik analisis korelasi. Untuk keperluan tersebut harus terpenuhi bahwa data harus terdistribusi normal dan homogen. 4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui derajat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Beberapa langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk menghitung kadar hubungan antara variabel X dan variabel Y (koefisien korelasi). Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan analisis Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS versi 18.00. C. HasilPenelitian Dan Pembahasan 1. Data Deskriptif a. Brand Image Databrand image(X) dikumpulkan melalui pernyataan yang terdiri dari 22 butir pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnyatesdisebarkankepada94respondenuntukdijawab.Berdasarkan 7 data yang diperolehdaripenelitiandapatdilihatpadatabelklasifikasi data berikutini: Tabel1.DeskripsiBrand Image Kategori Skor Sangat Baik 88 Baik Cukup Buruk Sangat Buruk Total 73 -88 59 – 72 44 – 58 <44 F Persentase(%) 7 7 52 31 4 0 94 56 33 4 0 100 Berdasarkan tabel di atas tentang brand image,sebanyak7 orang (7%) menunjukkan kategori sangat baik, 52 orang (56%) menunjukkan kategori baik. 4 orang (4%) menunjukkan kategori buruk. 1. Citra Produsen Data yang diperolehdari94 orang respondententangcitra produsen yang terdiridari8 item pernyataan, dapatdilihatpadatabelklasifikasi data berikutini: Tabel2.DeskripsiBrand Image Produsen Kategori Skor Sangat Baik 32 Baik 27 -32 Cukup 21-26 Buruk 16-20 Sangat Buruk < 16 Total dengan F 19 44 26 4 1 94 Indikator Citra Persentase(%) 20 47 28 4 1 100 8 Berdasarkantabel di atas tentang citra produsen,sebanyak 19 orang (20%) menunjukkan kategori sangat baik, 44 orang (47%) menunjukkan kategori baik, 26 orang (28%) menunjukkan kategori cukup, 4 orang (4%) menunjukkan kategori buruk, 1 orang (1%) menunjukkan kategori sangat buruk. 2. Citra Konsumen Data yang konsumen diperolehdari94 yang orang terdiridari10 respondententangcitra item pernyataan, dapatdilihatpadatabelklasifikasi data berikutini: Tabel3.DeskripsiBrand Image Konsumen Kategori Skor Sangat Baik 40 Baik 33 -40 Cukup 27-32 Buruk 20-26 Sangat Buruk < 20 Total dengan F 17 40 33 4 0 94 Indikator Citra Persentase(%) 18 43 35 4 0 100 Berdasarkantabel di atas tentang citra produsen,sebanyak 17 orang (18%) menunjukkan kategori sangat baik, 40 orang (43%) menunjukkan kategori baik, 33 orang (35%) menunjukkan kategori cukup, 4 orang (4%) menunjukkan kategori buruk. 3. Citra Produk Data konsumen yang diperolehdari94 yang orang terdiridari4 dapatdilihatpadatabelklasifikasi data berikutini: respondententangcitra item pernyataan, 9 Tabel 4.DeskripsiBrand Image dengan Indikator Citra Produk Kategori Skor F Persentase(%) Sangat Baik 16 3 3 Baik 13 -16 50 53 Cukup 11-12 22 24 Buruk 8-10 18 19 Sangat Buruk <8 1 1 Total 94 100 Berdasarkantabel di atas tentang citra produsen,sebanyak 3 orang (3%) menunjukkan kategori sangat baik, 50 orang (53%) menunjukkan kategori baik, 22 orang (24%) menunjukkan kategori cukup, 18 orang (19%) menunjukkan kategori buruk, 1 orang (1%) menunjukkan kategori sangat buruk. b. Keputusan Pembelian Jasa Kamar Tingkat klasifikasi skor data variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. DeskripsiKeputusan Pembelian Jasa Kamar Kategori Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat Buruk Total Skor f Persentase(%) 28 16 17 23 – 28 19 – 22 14–18 <14 36 24 18 0 94 38 26 19 0 100 10 Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 94 orang untuk variabel keputusan pembelian dapat dikelompokkan sebagai berikut: sebanyak 16 orang (17%) termasuk dalam kategori sangat baik, 36 orang (38%) termasuk dalam kategori baik. 2. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Hasilujinormalitas data menunjukkanbahwa kedua variabelmemilikinilaiAsymSig > dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa semua data terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas dengan bantuan SPSS diperoleh nilai Sig adalah 0,176 dengan taraf signifikansi > 0,05, berartibahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau data bersifat homogen. 3. Uji Hipotesis a. Analisis Korelasi HasilanalisiskorelasidapatdilihatpadaTabel 3 di bawah ini. Tabel 6. Uji Korelasi Harga Kamar (X) dengan Keputusan Pembelian Jasa Kamar Oleh Konsumen (Y) KEPUTUSAN HARGA PEMBELIAN KAMAR BRAND Pearson 1 .254(*) IMAGE Correlation Sig. (2-tailed) .014 N 94 94 KEPUTUSA Pearson N Correlation .254(*) 1 PEMBELIA N Sig. (2-tailed) .014 N 94 94 11 Dari Tabel 6 diatas terlihat besarnya koefisien korelasi antara brand image dengan keputusan pembelian jasa kamar oleh konsumen adalah 0,254 dengan nilai signifikansinya 0,014. 4. Pembahasan a. Brand Image Hasil penelitian tentang penilaian konsumen terhadap Brand Image Hotel Grand Inna Muara Padang menunjukkansebanyak 7 orang (7%) termasuk dalam kategori sangat baik, 52 orang (56%) termasuk dalam kategori baik, 31 orang (33%) termasuk dalam kategori cukup, 4 orang (4%) termasuk dalam kategori buruk.Artinyahampirseluruhkonsumenmenilaibrand imagesangatbaikdanbaik. Konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa, tentunya akan memperhatikan brand dari produk yang ditawarkan. Jadi, dengan adanya perbedaan brand dari suatu perusahaan jasa hotel dengan yang lainnya, konsumen tentunya akan tertarik dengan brand yang sudah dikenal. Maka konsumen akan melakukan pembelian atau sebaliknya Pengertianbrand imagemenurut adalahanggapantentangmerek berpegangpadaingatankonsumen. brand image yang Keller (2003) direfleksikankonsumen yang SedangkanmenurutTjiptono (2002:49) (brand description) 12 merupakandeskripsitentangasosiasidankeyakinankonsumententangmerekte rtentu, sedangkanasosiasimerupakanatribut yang adadidalammerekdanmemilikisuatutingkatkekuatan. Membangunbrand image yang positifdapatdicapaidengan program marketing yang unikdanmemilikikelebihan kuatterhadapproduktersebut, yang ditonjolkan, yang yang membedakannyadenganproduk lain. Kombinasi yang baikdarielemen– elemen yang mendukung (seperti yang telahdijelaskansebelumnya) dapatmenciptakanbrand image yang kuatbagikonsumen. b. Keputusan Pembelian Hasil penelitian tentang keputusanpembelianjasakamardi hotel Grand Inna Muara Padang menunjukanbahwasebanyak 16 orang (17%) termasuk dalam kategori sangat baik, 36 orang (38%) termasuk dalam kategori baik, 24 orang (26%) termasuk dalam kategori cukup, 18 orang (19%) termasuk dalam kategori buruk. Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga tahapan, yaitu: input, proses, dan output. Menurut Kotler (2000), ada lima indikator dalam proses keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut pengenalan kebutuhan, pencarianinformasi,pengevaluasianalternatif,keputusanpembelianperilakus esudahmembeli. Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan membeli. Saladin (2003: 58), membedakan 13 empat tipe dalam membeli berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dalam membeli dan derajat perbedaan diantara merek. Ada empat tipe pembelian yaitu sebagai berikut : perilaku membeli yang kompleks, perilaku yang membeli yang mengurangi ketidakcocokan, Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan dan Perilaku membeli yang mencari keragaman. Ada beberapa jenis pengambilan keputusan membeli Lovelock (2007) menjelaskannya ke dalam jenis yang lebih terperinci dengan mengolongkan jenis pengambilan keputusan menjadi tiga jenis yaitu Pengambilan Keputusan Diperluas Pengambilan Keputusan Antara (Extended (Midrange Problem Solving), Problem Solving), Pengambilan Keputusan Terbatas (Limited Problem Solving). c. Hubungan Brand Image Dengan Keputusan Pembelian Jasa Kamar DiHotel Grand Inna MuaraPadang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara brand image dengan keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang. Hal ini berarti semakin baik brand image di Hotel Grand Inna Muara Padang maka keputusan pembelian jasa kamar oleh konsumen semakin tinggi. Menurut schifman dan Kanuk (2007: 173) jika konsumen tidak mempunyai pengalaman dengan suatu produk, mereka cenderung untuk “ mempercayai” merek yang disukai atau yang terkenal. Para konsumen sering menganggap merek-merek yang terkenal lebih baik dan pantas dibeli 14 karena adanya jaminan penuh terhadap kualitas, keandalan, kinerja dan pelayanan. Menurut Kopferer dalam Rangkuti (2004: 16) , apabila suatu konsep merek yang kuat dapat dikomunikasikan secara baik kepada pasar sasaran yang tepat, maka merek akan menghasilkan “brand image “ yang dapat mencerminkan identitas merek yang jelas. d.Simpulandan Saran. 1.Simpulan Secarakeseluruhan hasil penilaian tentang brand image Hotel Grand Inna Muara Padang menunujukkan sebanyak 52 orang (56%) termasuk dalam kategori baik, 31 orang (33%) termasuk dalam kategori cukup.Keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang menunjukkan sebanyak 36 orang (38%) termasuk dalam kategori baik, 24 orang (26%) termasuk dalam kategori cukup.Terdapat hubungan positif dan signifikan antara brand image dengan keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang, dengan nilai rhitung 0,254 berada pada rtabel >0,25 - 0,5 dan signifikansi 0,014 artinya semakin baik brand image maka semakin tinggi keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang. 2. Saran UntukPihak hotel harus mampu meningkatkan citra merek yang telah ada sekarang supaya keputusan pembelian jasa kamar pada hotel 15 Grand Inna Muara semakin membaik. dan juga Grand Inna Muara juga bisa meningkatkan pelayanan dan produk yang dijual untuk kualitas yang lebih baik. UntukJurusanKesejahteraanKeluargaprosedur yang dilaluiterlalusulituntukitupihakjurusandisarankansupayamembuatperjanjiank erjasamadenganpihak Hotel Grand Inna Muara Padang, supayamempermudahdalammelakukanpenelitian di hotel. Kepada para peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih jauh dalam bidang hal keputusan pembelian, untuk melanjutkan penelitian lebih dalam mengenai seberapa besar pengaruh Brand Image terhadap kepuasan tamu dan keputusan tamu dalam pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dra Ira Meirina Chair,M.Pd. dan Pembimbing II Youmil Abrian S.E,M.M. 16 Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi.2010. MetodologiPenelitian.Yogyakarta: BinaAksara Kotler, Philip. 2000. Prenhalindo ManajemenPemasaranperspektifasia.Jakarta: PT Saladin,Djaslim. 2003, Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya Schiffman, Leon G. & L. Kanuk. 1994. Consumer Behavior,Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall International Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi . 2008. Pemasaran Jasa. Malang: Penerbit Bayu Media Publishing 17