HUBUNGANBRAND IMAGEDENGAN KEPUTUSAN

advertisement
HUBUNGANBRAND IMAGEDENGAN KEPUTUSAN
PEMBELIANJASA KAMAR DI HOTEL
GRAND INNA MUARA PADANG
ZENGGA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERHOTELAN
JURUSANKESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2013
1
2
HUBUNGANBRAND IMAGEDENGAN KEPUTUSAN
PEMBELIANJASA KAMAR DI HOTEL
GRAND INNA MUARAPADANG
Zengga1, Ira Meirina2, Youmil Abrian2
Program Studi Manajemen Perhotelan
FT Universitas Negeri Padang
email: [email protected]
Abstrak
Tujuanpenelitianiniadalahuntukmenganalisis hubungan antara brand
imagedengankeputusanpembelianjasakamar di Hotel Grand Inna Muara
Padang.Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptif
yang
bersifatkorelasional.Populasidalampenelitianiniberjumlah 1694orang yaitutamu
yang
menginapdi
Hotel
Grand
Inna
Muara
Padang.
Berdasarkanhasilpenelitiandiketahuiuntukbrand image,sebanyak 52 orang (56%)
termasukdalamkategoribaik, 31 orang (33%) termasukdalamkategoricukup.
keputusanpembeliansebanyak 36 orang (38%) termasukdalamkategoribaik, 24
orang (26%) termasukdalamkategoricukup.HasilujiKorelasi Pearson Product
Momentmenunjukkanbahwaterdapathubungan
yang
positifcukupkuatdansignifikanantarabrand
imagedengankeputusanpembelianjasakamarolehkonsumen di Grand Inna Muara
Padang denganrhitung0,254beradapadartabel>0,25 - 0,5danpadataraf Sig 0,014.
Kata kunci: brand image, keputusanpembelianjasakamar.
i
RELATIONS OF BRAND IMAGE TOCUSTOMERS
BUYING DECISIONON GRAND INNA MUARA
HOTEL PADANG
Zengga1, Ira Meirina2, Youmil Abrian2
Program Studi Manajemen Perhotelan
FT Universitas Negeri Padang
email: [email protected]
Abstract
This study aims to describe the relations between brand image to
customers buying decision room in hotel grand inna muara padang. This study is a
descriptive correlational study. The study population as many as 1694 consists of
guest during stay on grand inna muara hotel padang. The descriptive analysis of
the results showed that brand image categorized excellent (56%) and categorized
quite good (33%). The descriptive analysis of the result results showed that
customers buying decision categorized excellent (38%) and categorized quite
good (26%). results of correlation pearson product moment showed have
significant relation between brand image and customers buying decision on grand
inna muara hotel. Correlation coefficient 0,254 and significant level 0,014.
Keywords: brand image, customers buying decision.
ii
A. Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran suatu
bangsa dalam bidang ekonomi, maka muncullah sifat dasar dari manusia yaitu
keinginan untuk melihat sisi lain dari dunia ini yang berbeda dengan keadaan
sehari-hari, baik dari segi budaya, adat istiadat, kebiasaan hidup sehari-hari dan
penciptaan alam yang dibeda-bedakan oleh yang Maha Kuasa yang
menyebabkan suatu rasa ingin tahu seseorang untuk melihatnya serta
menikmatinya, dengan melakukan perjalanan wisata berarti untuk sementara
seseorang akan meninggalkan rutinitas sehari-hari dan tempat tinggal mereka.
Untuk itu diperlukan faktor-faktor substitusi (pengganti) di tempat yang dituju
berupa tempat untuk tinggal, makan-minum dan keperluan lainnya. Agar
ditempat tujuan mendapatkan kenyamanan sebagaimana yang mereka rasakan
dalam kehidupan sehari-hari dari tempat mereka berasal dengan alasan faktor
pengganti seperti yang disebutkan di atas, maka timbulah industri pariwisata
yang perkembangannya dapat kita lihat seperti sekarang ini.
Pertumbuhan industri pariwisata secara tidak langsung tidak terlepas dari
aspek-aspek yang mendukungnya, salah satu sektor pendukung industri
pariwisata adalah jasa perhotelan. Saat ini, jasa perhotelan ini sangat
diperlukan guna menggairahkan dan mendorong industri pariwisata dimasa
yang akan datang, sebab kebutuhan akan jasa perhotelan untuk akomodasi
sangat diperlukan dan merupakan suatu peluang pasar yang harus dikelola
secara efektif. Jasa perhotelan adalah salah satu bentuk perdagangan yang
1
2
menyediakan jasa penginapan, pertemuan, makanan dan minuman serta
penunjang jasa lainnya yang dikelola secara komersial.
Semakinmenjamurnyausahaataubisnisperhotelankhususnya
di
Kota
Padang, perusahaan yang bergerakdalamjasaperhotelandituntutPertumbuhan
hotel
di
Kota
Padang
saatini,
yang
berklasifikasi
hotel
berbintanghinggakelasmelatimembuatpersaingansemakinketat, banyak hotel
membuatperbedaandengan
hotel
lainnyabaikitudarihargakamar,
fasilitas,
sertakenyamanandalammenginap yang membuattamubebasmemilihjenis hotel
yang tamuinginkan.
Grand Inna Muaraadalahsalahsatu hotel yang beradadibawahnaungan Inna
Hotel Group atau PT. Hotel Indonesia Natour (Persero). Inna Hotel Group
memiliki 12 hotel yang tersebardibeberapakota, denganmemiliki 168 kamar, 13
meeting
room,
1
ballroomdengankapasitashingga
fasilitasdanlayananbintang
2000
orang,
4
memilikiruangkonvensidanfasilitaseksibisiterbesarlengkap yang mewah. Area
parkir yang luasdan main parking area lobby yang bisamenampunghingga 220
mobildan 150 sepeda motor.
Persaingan dengan hotel-hotel bintang yang lebih besar lainnya yang
memiliki produktifitas dan jasa yang relatif sama, namun menawarkan tarif
atau harga kamar yang bersaing dengan hotel kompetitor lainnya. Pada
umumnya tamu akan lebih memilih tempat penginapan dengan alasan
kenyamanan dan tamu lebih senang karena menginap di hotel yang mempunyai
citra yang baik dan terjamin. Dengan telah banyaknya cabang hotel ini di
3
Indonesia walaupun berbeda kota tapi tetap mempunyai manajemen yang
sama. Tetapi jika manajemen tidak bisa mempertahankan merek yang sudah
dikenal bagus sebelumnya akan berdampak negatif terhadap pendapatan hotel
yang disebabkan tamu kecewa dan berpindah ke hotel lain. Lama kelamaan
situasi ini tetap berlanjut akan mengakibatkan hotel menjadi bangkrut sehingga
banyak terjadi pengurangan karyawan untuk mengurangi biaya opersional
hotel.
Menurut Kotler (2002: 215) citra merek sebagai seperangkat keyakinan,
ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu
sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh
citra merek tersebut.
Di samping itu Kotler (2002: 225) juga menambahkan
bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat dan citra adalah
persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang (enduring perception).
Jadi tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila terbentuk akan sulit
untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan
bila dibandingkan dengan pesaingnya. Saat perbedaan dan keunggulan merek
dihadapkan dengan merek lain, munculah posisi merek. Jadi apabila suatu
penginapan itu sudah memiliki brand/merek, maka para tamu yang akan
menginap akan merasa aman karena kualitas citra merek hotel itu sudah
terkenal.
Tamu tidak akan memikirkan berapa biaya yang harus dihabiskan untuk
menginap karena hotel itu mempunyai brand/merek yang baik, jadi keputusan
pembelian tidak menjadi hal penghambat bagi tamu yang menginap di hotel
4
yang mempunyai brand/merek, karena sudah terpercaya kualitasnya dengan
banyaknya cabang hotel ini di Indonesia. Menurut Schiffman dan Kanuk
(1994: 555), keputusan pembelian adalah: “A decision is the selection an action
from two or more alternative choices”.
Artinya adalah, seseorang yang
melakukan pemilihan terhadap alternatif yang ada. Pemilihan itu didasarkan
pada karakteristik dan proses pengambilan keputusan itu diambil, agar dapat
merancang dan menyediakan faktor-faktor pendorong yang menunjang
keputusan pembelian dimana kemungkinan besar jika konsumen merasa tidak
puas, maka ia akan meninggalkan hotel tersebut.
Demikian pula halnya dengan keputusan memilih Grand Inna Muara Hotel
apabila tamu puas dengan pelayanan selama di Grand Inna Muara Hotel maka
tamu itu akan setia dan loyal dan jika pelayanan yang diberikan tidak sesuai
standar Grand Inna Muara Hotel maka tamu akan kecewa dan akan memilih
hotel pesaing kompetitor lainnya. Grand Inna Muara merupakan hotel di bawah
pengawasan Kementrian Pendayagunaan dan Badan Usaha Milik Negara.
Sehingga tamu yang berasal dari pemerintahan selalu loyal untuk menginap di
Grand Inna Muara. Akan tetapi jika kualitas merek tidak memenuhi harapan
maka tamu akan kecewa dan berpindah ke hotel lain. Oleh karena itu pihak
manajemen hotel diharapkan dapat menjaga kualitas brand/merek hotel
tersebut supaya tamu tetap percaya menginap di hotel ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuibrand image,
keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang, dan
5
hubunganbrand image dengan keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand
Inna Muara Padang.
B. MetodePenelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah tamu yang menginap diHotel Grand Inna Muara
Padang yang berjumlah 1694 orang. Teknik pengambilan sampel adalah
sampel insidental. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 94
sampel.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder.Data primer dalam penelitian ini adalah brand image, keputusan
pembelian jasa kamar diHotel Grand Inna Muarapadang. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data mengenai gambaran umumHotel Grand Inna
Muarameliputi gambaran lokasi, jumlah kamar, fasilitas yang tersedia.Teknik
pengumpulan data adalah dengan menyebarkan kuesioner (angket).
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Mentabulasi Data
Setelah mentabulasi data kemudian menghitung frekuensi,
persentase, nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan nilai
maksimum.
2. Deskripsi Data
Mengklasifikasikan skor ke dalam 5 kategori untuk melihat tingkat
pencapaian responden. Teknik klasifikasi yang digunakan menurut Arikunto
(2010) yaitu:
6
1.
2.
3.
4.
5.
Kategori sangat baik
Kategori baik
Kategori cukup
Kategori buruk
Kategori sangat buruk
:
:
:
:
:
(Mi + 1,5 Sdi) – Keatas
(Mi + 0,5 Sdi) – (Mi + 1,5 Sdi)
(Mi – 0,5 Sdi) – (Mi +0,5 Sdi)
(Mi – 1,5 Sdi) – (Mi – 0,5 Sdi)
(Mi – 1,5 Sdi) – Kebawah
3. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis dimaksudkan untuk dianalisis dengan
statistik sesuai dengan tujuan penelitian teknik analisis korelasi. Untuk
keperluan tersebut harus terpenuhi bahwa data harus terdistribusi normal
dan homogen.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui derajat hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat. Beberapa langkah dalam menguji
hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menghitung kadar hubungan
antara variabel X dan variabel Y (koefisien korelasi). Untuk menghitung
koefisien korelasi digunakan analisis Korelasi Pearson Product Moment
dengan bantuan SPSS versi 18.00.
C. HasilPenelitian Dan Pembahasan
1. Data Deskriptif
a. Brand Image
Databrand image(X) dikumpulkan melalui pernyataan yang terdiri
dari 22 butir pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Selanjutnyatesdisebarkankepada94respondenuntukdijawab.Berdasarkan
7
data yang diperolehdaripenelitiandapatdilihatpadatabelklasifikasi data
berikutini:
Tabel1.DeskripsiBrand Image
Kategori
Skor
Sangat Baik
 88
Baik
Cukup
Buruk
Sangat Buruk
Total
73 -88
59 – 72
44 – 58
<44
F
Persentase(%)
7
7
52
31
4
0
94
56
33
4
0
100
Berdasarkan tabel di atas tentang brand image,sebanyak7 orang
(7%) menunjukkan kategori sangat baik, 52 orang (56%) menunjukkan
kategori baik. 4 orang (4%) menunjukkan kategori buruk.
1.
Citra Produsen
Data yang diperolehdari94 orang respondententangcitra produsen
yang terdiridari8 item pernyataan, dapatdilihatpadatabelklasifikasi
data berikutini:
Tabel2.DeskripsiBrand Image
Produsen
Kategori
Skor
Sangat Baik
 32
Baik
27 -32
Cukup
21-26
Buruk
16-20
Sangat Buruk
< 16
Total
dengan
F
19
44
26
4
1
94
Indikator
Citra
Persentase(%)
20
47
28
4
1
100
8
Berdasarkantabel di atas tentang citra produsen,sebanyak 19
orang (20%) menunjukkan kategori sangat baik, 44 orang (47%)
menunjukkan kategori baik, 26 orang (28%) menunjukkan kategori
cukup, 4 orang (4%) menunjukkan kategori buruk, 1 orang (1%)
menunjukkan kategori sangat buruk.
2. Citra Konsumen
Data
yang
konsumen
diperolehdari94
yang
orang
terdiridari10
respondententangcitra
item
pernyataan,
dapatdilihatpadatabelklasifikasi data berikutini:
Tabel3.DeskripsiBrand Image
Konsumen
Kategori
Skor
Sangat Baik
 40
Baik
33 -40
Cukup
27-32
Buruk
20-26
Sangat Buruk
< 20
Total
dengan
F
17
40
33
4
0
94
Indikator
Citra
Persentase(%)
18
43
35
4
0
100
Berdasarkantabel di atas tentang citra produsen,sebanyak
17 orang (18%) menunjukkan kategori sangat baik, 40 orang (43%)
menunjukkan kategori baik, 33 orang (35%) menunjukkan kategori
cukup, 4 orang (4%) menunjukkan kategori buruk.
3. Citra Produk
Data
konsumen
yang
diperolehdari94
yang
orang
terdiridari4
dapatdilihatpadatabelklasifikasi data berikutini:
respondententangcitra
item
pernyataan,
9
Tabel 4.DeskripsiBrand Image dengan Indikator Citra Produk
Kategori
Skor
F
Persentase(%)
Sangat Baik
 16
3
3
Baik
13 -16
50
53
Cukup
11-12
22
24
Buruk
8-10
18
19
Sangat Buruk
<8
1
1
Total
94
100
Berdasarkantabel di atas tentang citra produsen,sebanyak 3
orang (3%) menunjukkan kategori sangat baik, 50 orang (53%)
menunjukkan kategori baik, 22 orang (24%) menunjukkan kategori
cukup, 18 orang (19%) menunjukkan kategori buruk, 1 orang (1%)
menunjukkan kategori sangat buruk.
b. Keputusan Pembelian Jasa Kamar
Tingkat klasifikasi skor data variabel keputusan pembelian dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. DeskripsiKeputusan Pembelian Jasa Kamar
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat Buruk
Total
Skor
f
Persentase(%)
 28
16
17
23 – 28
19 – 22
14–18
<14
36
24
18
0
94
38
26
19
0
100
10
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 94 orang
untuk variabel keputusan pembelian dapat dikelompokkan sebagai
berikut: sebanyak 16 orang (17%) termasuk dalam kategori sangat baik,
36 orang (38%) termasuk dalam kategori baik.
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Hasilujinormalitas
data
menunjukkanbahwa
kedua
variabelmemilikinilaiAsymSig > dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
semua data terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas dengan bantuan
SPSS diperoleh nilai Sig adalah 0,176 dengan taraf signifikansi > 0,05,
berartibahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang
sama atau data bersifat homogen.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Korelasi
HasilanalisiskorelasidapatdilihatpadaTabel 3 di bawah ini.
Tabel 6. Uji Korelasi Harga Kamar (X) dengan Keputusan
Pembelian Jasa Kamar Oleh Konsumen (Y)
KEPUTUSAN HARGA
PEMBELIAN KAMAR
BRAND
Pearson
1
.254(*)
IMAGE
Correlation
Sig. (2-tailed)
.014
N
94
94
KEPUTUSA Pearson
N
Correlation
.254(*)
1
PEMBELIA
N
Sig. (2-tailed)
.014
N
94
94
11
Dari Tabel 6 diatas terlihat besarnya koefisien korelasi antara
brand image dengan keputusan pembelian jasa kamar oleh konsumen
adalah 0,254 dengan nilai signifikansinya 0,014.
4. Pembahasan
a. Brand Image
Hasil penelitian tentang penilaian konsumen terhadap Brand Image
Hotel Grand Inna Muara Padang menunjukkansebanyak 7 orang (7%)
termasuk dalam kategori sangat baik, 52 orang (56%) termasuk dalam
kategori baik, 31 orang (33%) termasuk dalam kategori cukup, 4 orang
(4%)
termasuk
dalam
kategori
buruk.Artinyahampirseluruhkonsumenmenilaibrand
imagesangatbaikdanbaik.
Konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk atau
jasa, tentunya akan memperhatikan brand dari produk yang ditawarkan.
Jadi, dengan adanya perbedaan brand dari suatu perusahaan jasa hotel
dengan yang lainnya, konsumen tentunya akan tertarik dengan brand yang
sudah dikenal. Maka konsumen akan melakukan pembelian atau
sebaliknya
Pengertianbrand
imagemenurut
adalahanggapantentangmerek
berpegangpadaingatankonsumen.
brand
image
yang
Keller
(2003)
direfleksikankonsumen
yang
SedangkanmenurutTjiptono (2002:49)
(brand
description)
12
merupakandeskripsitentangasosiasidankeyakinankonsumententangmerekte
rtentu,
sedangkanasosiasimerupakanatribut
yang
adadidalammerekdanmemilikisuatutingkatkekuatan.
Membangunbrand image yang positifdapatdicapaidengan program
marketing
yang
unikdanmemilikikelebihan
kuatterhadapproduktersebut,
yang
ditonjolkan,
yang
yang
membedakannyadenganproduk lain. Kombinasi yang baikdarielemen–
elemen yang mendukung (seperti yang telahdijelaskansebelumnya)
dapatmenciptakanbrand image yang kuatbagikonsumen.
b. Keputusan Pembelian
Hasil penelitian tentang keputusanpembelianjasakamardi hotel
Grand Inna Muara Padang menunjukanbahwasebanyak 16 orang (17%)
termasuk dalam kategori sangat baik, 36 orang (38%) termasuk dalam
kategori baik, 24 orang (26%) termasuk dalam kategori cukup, 18 orang
(19%) termasuk dalam kategori buruk.
Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga tahapan, yaitu:
input, proses, dan output. Menurut Kotler (2000), ada lima indikator dalam
proses keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut pengenalan
kebutuhan,
pencarianinformasi,pengevaluasianalternatif,keputusanpembelianperilakus
esudahmembeli.
Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda
sesuai dengan tipe keputusan membeli. Saladin (2003: 58), membedakan
13
empat tipe dalam membeli berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dalam
membeli dan derajat perbedaan diantara merek. Ada empat tipe pembelian
yaitu sebagai berikut : perilaku membeli yang kompleks, perilaku yang
membeli yang mengurangi ketidakcocokan, Perilaku membeli berdasarkan
kebiasaan dan Perilaku membeli yang mencari keragaman.
Ada beberapa jenis pengambilan keputusan membeli Lovelock
(2007) menjelaskannya ke dalam jenis yang lebih terperinci dengan
mengolongkan jenis pengambilan keputusan menjadi tiga jenis yaitu
Pengambilan
Keputusan
Diperluas
Pengambilan
Keputusan
Antara
(Extended
(Midrange
Problem
Solving),
Problem
Solving),
Pengambilan Keputusan Terbatas (Limited Problem Solving).
c. Hubungan Brand Image Dengan Keputusan Pembelian Jasa Kamar
DiHotel Grand Inna MuaraPadang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara brand image dengan keputusan pembelian jasa kamar
di Hotel Grand Inna Muara Padang. Hal ini berarti semakin baik brand
image di Hotel Grand Inna Muara Padang maka keputusan pembelian
jasa kamar oleh konsumen semakin tinggi.
Menurut schifman dan Kanuk (2007: 173) jika konsumen tidak
mempunyai pengalaman dengan suatu produk, mereka cenderung untuk “
mempercayai” merek yang disukai atau yang terkenal. Para konsumen
sering menganggap merek-merek yang terkenal lebih baik dan pantas dibeli
14
karena adanya jaminan penuh terhadap kualitas, keandalan, kinerja dan
pelayanan.
Menurut Kopferer dalam Rangkuti (2004: 16) , apabila suatu konsep
merek yang kuat dapat dikomunikasikan secara baik kepada pasar sasaran
yang tepat, maka merek akan menghasilkan “brand image “ yang dapat
mencerminkan identitas merek yang jelas.
d.Simpulandan Saran.
1.Simpulan
Secarakeseluruhan hasil penilaian tentang brand image Hotel Grand
Inna Muara Padang menunujukkan sebanyak 52 orang (56%) termasuk
dalam kategori baik, 31 orang (33%) termasuk dalam kategori
cukup.Keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna Muara Padang
menunjukkan sebanyak 36 orang (38%) termasuk dalam kategori baik, 24
orang (26%) termasuk dalam kategori cukup.Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara brand image dengan keputusan pembelian jasa kamar di
Hotel Grand Inna Muara Padang, dengan nilai rhitung 0,254 berada pada
rtabel >0,25 - 0,5 dan signifikansi 0,014 artinya semakin baik brand image
maka semakin tinggi keputusan pembelian jasa kamar di Hotel Grand Inna
Muara Padang.
2. Saran
UntukPihak hotel harus mampu meningkatkan citra merek yang
telah ada sekarang supaya keputusan pembelian jasa kamar pada hotel
15
Grand Inna Muara semakin membaik. dan juga Grand Inna Muara juga bisa
meningkatkan pelayanan dan produk yang dijual untuk kualitas yang lebih
baik.
UntukJurusanKesejahteraanKeluargaprosedur
yang
dilaluiterlalusulituntukitupihakjurusandisarankansupayamembuatperjanjiank
erjasamadenganpihak
Hotel
Grand
Inna
Muara
Padang,
supayamempermudahdalammelakukanpenelitian di hotel.
Kepada para peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih
jauh dalam bidang hal keputusan pembelian, untuk melanjutkan penelitian
lebih dalam mengenai seberapa besar pengaruh Brand Image terhadap
kepuasan tamu dan keputusan tamu dalam pembelian jasa kamar di Hotel
Grand Inna Muara.
Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I
Dra Ira Meirina Chair,M.Pd. dan Pembimbing II Youmil Abrian S.E,M.M.
16
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi.2010. MetodologiPenelitian.Yogyakarta: BinaAksara
Kotler,
Philip. 2000.
Prenhalindo
ManajemenPemasaranperspektifasia.Jakarta:
PT
Saladin,Djaslim. 2003, Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya
Schiffman, Leon G. & L. Kanuk. 1994. Consumer Behavior,Fifth Edition. New
Jersey: Prentice Hall International
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi
. 2008. Pemasaran Jasa. Malang: Penerbit Bayu Media Publishing
17
Download