Pengaruh Latihan Interval Intensitas Tinggi

advertisement
ARTIKEL PENELITIAN
Pengaruh Latihan Interval Intensitas Tinggi terhadap
Denyut Nadi Mahasiswa Kedokteran
Raden Ayu Tanzila, Milla Fadliya Bustan
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Palembang
Abstrak
Riset dasar kesehatan (2007) menyatakan bahwa 48,2% penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 10 tahun
kurang melakukan aktivitas fisik dengan kelompok perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang menggunakan program student centered untuk mahasiswanya yang
menyebabkan kesibukan belajar yang sangat padat sehingga mahasiswa kurang melakukan aktivitas fisik. Penelitian
ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan interval intensitas tinggi terhadap denyut nadi mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang selama periode November 2015–Februari 2016. Latihan
interval intensitas tinggi ialah bentuk latihan kombinasi latihan intensitas tinggi dengan intensitas sedang atau
rendah dalam selang waktu tertentu dengan efek sama dengan latihan intensitas sedang, namun tidak memerlukan
waktu yang banyak. Data didapatkan dari pengukuran denyut nadi secara langsung sebelum dan setelah melakukan
latihan interval intensitas tinggi pada 60 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
yang memenuhi kriteria inklusi. Data diolah menggunakan uji T-dependent dan uji normalitas Shapirowilk.
Didapatkan denyut nadi subjek meningkat setelah latihan interval intensitas tinggi. Denyut nadi rata-rata sebelum
latihan 85,33±10,993 dan setelah latihan 152±8,975. Selanjutnya, dengan uji T-dependent didapatkan p=0,000.
Simpulan, terdapat pengaruh latihan interval intensitas tinggi terhadap denyut nadi pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Kata kunci: Denyut nadi, latihan interval intensitas tinggi, mahasiswa kedokteran
Effect of High Intensity Interval Training on
Pulse Rate in Medical Students
Abstract
Indonesia basic health research (2007) states that 48.2% of the Indonesian population aged over 10 years
have less physical activity with women having less than men. Faculty of Medicine University Muhammadiyah
Palembang used student centered learning which required long learning hours that can cause students to have
less time for physical exercise. This study aims to determine the effects of high intensity interval training to pulse
rate on students of Faculty of Medicine University Muhammadiyah Palembang. Data collected during November
2015 to February 2016. High intensity interval training is a form of exercise that combine high-intensity exercise
with moderate or low intensity in a certain time interval. It has the same effect with moderate intensity exercise.
However, it does not require a lot of time. The data was obtained from pulse rate measurement directly before
and after high intensity interval training to 60 students. The data was processed using T-dependent test and
Shapiro Wilk normality test. The mean of pulse rate before and after the high intensity interval training were
85.33±10.993 and 152±8.975 (p=0.000) respectively. Therefore, there was clearly an increase of pulse rate after
high intensity interval training. In conclusion, there was the effect of high intensity interval training to pulse rate
on students at Faculty of Medicine of University of Muhammadiyah Palembang.
Key words: High intensity interval training, pulse rate, medical students
Korespondensi: Raden Ayu Tanzila, dr., M.Kes. Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah
Palembang. Jl. KH. Balqhi/Talang Banten No. 13 Ulu, Palembang. HP: 082184444373. Telepon: 0711-520045. Faksimile: 0711516899. E-mail: [email protected]
47
48
Pengaruh Latihan Interval Intensitas Tinggi terhadap Denyut Nadi
Pendahuluan
Latihan interval intensitas tinggi adalah bentuk
latihan sistem jantung yang mempergunakan
kombinasi latihan intensitas yang tinggi dengan
intensitas yang sedang atau rendah dalam selang
waktu tertentu. Latihan interval intensitas tinggi
merupakan bentuk latihan sistem jantung yang
menggunakan kombinasi latihan intensitas tinggi
dengan intensitas yang sedang atau rendah dalam
selang periode tertentu. Latihan ini merupakan
salah satu latihan aerobik untuk membakar kalori
dan meningkatkan kekuatan, daya tahan, serta
kebugaran fisik. Pelatihan interval ini dilakukan
dengan interval yang tinggi selama 4–30 menit
untuk latihan sistem kardiovaskular, kemudian
dilakukan bergantian dengan latihan intensitas
rendah. Porsi melakukan latihan intensitas tinggi
dan latihan intensitas rendah harus dilakukan
dengan rentang waktu yang sama.1–3
Denyut nadi itu merupakan gambaran denyut
jantung yang dapat diraba pada lokasi arteri yang
berada di bawah kulit, seperti pada pergelangan
tangan serta leher. Denyut jantung dihasilkan
karena kontraksi otot jantung saat memompa
darah. Kecepatan denyut jantung yang normal
mempunyai periode kontraksi sebesar 0,40 dari
siklus jantung.4
Sistem saraf simpatis yang mengontrol kerja
jantung pada saat berolahraga, ketika dibutuhkan
peningkatan aliran darah mempercepat frekuensi
denyut jantung melalui efeknya pada jaringan
pemacu. Efek yang utama stimulus simpatis pada
nodus SA adalah percepatan depolarisasi sehingga
ambang lebih cepat tercapai. Norefinefrin yang
dikeluarkan dari ujung saraf simpatis mengurangi
permeabilitas K+. Dengan penurunan jumlah ion
kalsium yang meninggalkan sel-sel maka bagian
dalam sel itu menjadi kurang negatif sehingga
timbul efek depolarisasi. Pergeseran ke ambang
yang lebih cepat memungkinkan potensial aksi
menjadi lebih sering sehingga kecepatan jantung
meningkat. Frekuensi denyut jantung terutama
diatur oleh persarafan jantung, yaitu stimulasi
simpatis meningkatkan frekuensi denyut jantung
dan stimulasi parasimpatis menurunkannya.5,6
Penelitian Irene Elly7 di Bandung memperoleh
denyut nadi rata-rata awalnya adalah 72,09×/
menit dan denyut nadi rata-rata setelah naik
turun tangga adalah 74,49×/menit dengan uji
t-berpasangan berbeda bermakna antara denyut
nadi awal dan denyut nadi setelah naik turun
tangga (p=0,000).
Penelitian yang dilakukan oleh Ekelund dkk.8
di Orebro mendapatkan perbedaan signifikan
(p<0,001) antara jenis kelamin dan heart rateoxygen uptake (HR-VO2) rata-rata. Peningkatan
denyut nadi terjadi pada aktivitas fisik dengan
penilaian relative peak oxygen uptakes (%PVO2)
kategori rendah dan tinggi, pada laki-laki dan
perempuan rata-rata denyut nadi pada latihan
intensitas rendah adalah 120×/menit dan latihan
intensitas berat adalah 160×/menit, namun pada
laki-laki uptake oxygen lebih tinggi daripada
perempuan.
Penelitian oleh Ayu Permata dkk.9 dinyatakan
bahwa pelatihan interval intensitas tinggi lebih
meningkatkan kebugaran fisik daripada senam
aerobik high impact pada mahasiswa Program
Studi D-III Fisioterapi, Universitas Abdurrab.
Penelitian yang dilaksanakan Nursin Muchlis10
pada mahasiswa laki-laki angkatan 2011–2014
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang tahun 2014 didapatkan peningkatan
pulse rate rata-rata setelah melakukan Harvard
test adalah 61,8±7,236×/30 detik.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
latihan interval intensitas tinggi terhadap denyut
nadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Metode
Penelitian pengaruh latihan interval intensitas
tinggi terhadap denyut nadi tersebut dilaksanakan
secara observasional memakai metode kuasi
eksperimental dengan pretest-posttest design.
Penelitian dilakukan pada bulan November
sampai dengan Februari 2016 di Laboratorium
Fisiologi, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas
Muhammadiyah Palembang. Sampel diperoleh
dari mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Palembang dengan memakai
teknik pengambilan simple random sampling
sesuai kriteria. Sebanyak 60 sampel penelitian
yang diambil memenuhi kriteria inklusi, yaitu
usia 18–23 tahun, laki-laki, tidak merokok dan
tidak termasuk kriteria eksklusi penelitian, yaitu
atlet serta mempunyai riwayat penyakit jantung
dan paru.
Analisis data menggunakan data primer dari
hasil pengukuran denyut nadi secara langsung
setelah melakukan latihan interval intensitas
tinggi, kemudian data dianalisis secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel.
Global Medical and Health Communication, Vol. 5 No. 1 Tahun 2017
Pengaruh Latihan Interval Intensitas Tinggi terhadap Denyut Nadi
49
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasar atas Usia
Usia (tahun)
Frekuensi (n=60)
Persen
Rata-rata (tahun)
18
10
17
19,97±1,273
19
10
17
20
18
30
21
18
30
22
2
3
23
2
3
Hasil
Berdasar atas Tabel 1 diketahui bahwa rentang
usia responden adalah 18–23 tahun. Usia ratarata responden 19,97±1,273 tahun. Distribusi
usia yang paling banyak pada usia 20–21 tahun.
Berdasar atas Tabel 2, denyut nadi sebelum
latihan intensitas tinggi adalah 85,33±10,993×/
menit dan denyut nadi rata-rata setelah latihan
interval intensitas tinggi adalah 152,00±8,975×/
menit. Setelah dilakukan uji normalitas ShapiroWilk diketahui bahwa sebaran data untuk denyut
nadi sebelum (p=0,585) dan denyut nadi setelah
latihan interval intensitas tinggi (nilai p=0,405).
Dengan demikian, disimpulkan bahwa distribusi
kedua kelompok data adalah normal sehingga uji
hipotesis yang digunakan adalah uji T-dependent.
Dari hasil uji statistik T-dependent antara
denyut nadi sebelum dan denyut nadi setelah
latihan interval intensitas tinggi didapatkan nilai
p=0,000 (p<0,005) sehingga dapat disimpulkan
terdapat pengaruh latihan interval intensitas
tinggi terhadap denyut nadi.
Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan pengaruh latihan
interval intensitas tinggi terhadap denyut nadi
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Hasil penelitian
ini sama dengan penelitian yang dilaksanakan
oleh Ekelund dkk.,8 Irene Elly,7 Ayu Permata
dkk.,9 dan Nursin Muchlis10 yang mayoritas juga
mendapatkan peningkatan denyut nadi setelah
melakukan latihan fisik.
Faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan
denyut nadi adalah usia, jenis kelamin, keadaan
dan riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja,
sikap kerja, faktor fisik, serta kondisi psikis.11
Pada penelitian ini faktor yang memengaruhi
peningkatan denyut nadi salah satunya adalah
intensitas dan lama kerjanya karena berat atau
ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap
denyut nadi. Lama kerja, waktu istirahat, dan
irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal
manusia akan ikut memengaruhi frekuensi nadi
sehingga tidak melampaui batas yang maksimal.
Apabila melakukan pekerjaan yang berat dan
dalam waktu lama akan mengakibatkan denyut
nadi bertambah cepat apabila dibanding dengan
melakukan pekerjaan yang ringan dan dalam
waktu singkat.11
Latihan interval intensitas tinggi ini terdiri atas
periode melakukan intensitas tinggi yang diselingi
dengan periode istirahat aktif, yaitu intensitas
rendah. Keadaan ini menyebabkan tubuh secara
efektif akan membentuk dan mempergunakan
energi yang didapatkan dari sistem anaerobik.
Penambahan interval membantu pembuangan
metabolisme dari otot selama periode istirahat
pada saat latihan interval intensitas tinggi sedang
dilakukan oleh tubuh. Perubahan periode latihan
yang dilakukan bergantian ini membantu tubuh
meningkatkan volume dalam hal mengonsumsi
oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas
maksimum (VO2max) selama latihan.3
Aktivitas fisik seperti latihan interval intensitas
tinggi akan memengaruhi denyut nadi seseorang.
Denyut nadi merupakan rambatan dari denyut
jantung yang dihitung tiap menitnya. Sistem saraf
Tabel 2 Denyut Nadi Sebelum dan Setelah Latihan Interval Intensitas Tinggi
Denyut Nadi
Rata-rata
SD
SE
p
Sebelum latihan
85,33
10,993
2,007
0,585
Setelah latihan
152,00
8,975
1,639
0,405
Global Medical and Health Communication, Vol. 5 No. 1 Tahun 2017
50
Pengaruh Latihan Interval Intensitas Tinggi terhadap Denyut Nadi
simpatis yang mengontrol kerja jantung pada
saat olahraga, ketika dibutuhkan peningkatan
aliran darah dan mempercepat frekuensi denyut
jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu.
Efek yang utama stimulus simpatis pada nodus
SA merupakan percepatan depolarisasi sehingga
ambang lebih cepat tercapai. Norefinefrin yang
dikeluarkan dari ujung saraf simpatis mengurangi
permeabilitas K+. Dengan penurunan jumlah ion
kalsium yang meninggalkan sel, bagian dalam
sel menjadi kurang negatif sehingga timbul efek
depolarisasi. Pergeseran ke ambang yang lebih
cepat memungkinkan potensial aksi itu menjadi
lebih sering dan karenanya kecepatan jantung
meningkat.5
Dengan peningkatan fungsi kardiovaskular
maka akan didapatkan efisiensi nutrisi dan
oksigen selama pembentukan ATP. Oleh karena
itu, pada orang dengan waktu terbatas untuk
melakukan aktivitas fisik rutin, perlu melakukan
latihan interval intensitas tinggi, yaitu kombinasi
latihan intensitas tinggi dan latihan intensitas
yang rendah sehingga dapat meningkatkan daya
tahan sistem kardiovaskular, kapasitas paru,
kebugaran fisik, dan memengaruhi peningkatan
denyut nadi.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat
diteliti variabel yang kemungkinan berhubungan
dengan peningkatan denyut nadi. Memberikan
penyuluhan kepada seluruh masyarakat seperti
mahasiswa dengan aktivitas yang padat untuk
melakukan latihan fisik teratur terutama dengan
latihan interval intensitas tinggi.
Simpulan
Denyut nadi meningkat setelah dilakukan latihan
interval intensitas tinggi yang berarti terdapat
pengaruh latihan interval intensitas tinggi itu
terhadap denyut nadi mahasiswa FK Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Daftar Pustaka
1. Astorino TA, Allen RP, Roberson DW,
Jurancich M, Lewis R, McCarthy K, dkk.
Adaptations to high-intensity training are
independent of gender. Eur J Appl Physiol.
2011;111(7):1279–86.
2. Astorino TA, Allen RP, Roberson DW,
Jurancich M. Effect of high intensity
interval training on cardiovascular function,
VO2max, and muscular force. J Streght Cond
Res. 2012;26(1):138–45.
3. Kolt GS, Snyder-Mackler L, penyunting.
Physical therapies in sport and exercise. Edisi
ke-2. London: Churcill Livingstone; 2007.
4. Rachman RY, Hartanto H, Novrianti A,
Wulandari N, penyunting. Guyton & Hall
buku ajar fisiologi kedokteran (terjemahan).
Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2007.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke
sistem (terjemahan). Edisi ke-8. Jakarta:
EGC; 2014.
6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran.
Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2008.
7. Irenne Elly MS. Perubahan denyut nadi pada
mahasiswa setelah aktivitas naik turun tangga
(skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang. 2006 [diunduh 30
Mei 2016]. Tersedia dari: http://eprints.
undip.ac.id/20417/1/Irenne.pdf.
8. Ekelund U, Poortvliet E, Yngve A, HurtigWennlöv A, Nilsson A, Sjöström M. Heart
rate as an indicator of the intensity of physical
activity in human adolescents. Eur J Appl
Physiol. 2001;85(3–4):244–9.
9. Ayu Permata, I Wayan Weta, Muh. Ali Imron.
Pelatihan interval intensitas tinggi lebih
meningkatkan kebugaran fisik daripada
senam aerobik high impact pada mahasiswa
Program Studi D-III Fisioterapi Universitas
Abdurrab (tesis). Program Pascasarjana,
Universitas Udayana Denpasar. 2015
[diunduh 25 Mei 2016]. Tersedia dari: http://
tinyurl.com/ayu-permata.
10. Nursin Mukhlis. Physical fitness mahasiswa
laki-laki angkatan 2011–2014 di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang tahun 2014 (skripsi). Palembang:
Jurusan Fakultas Kedokteran UMP; 2014.
11. Muffichatum. Hubungan antara tekanan
panas, denyut nadi dan produktivitas kerja
pada pekerja pandai besi Paguyuban Wesi
Aji Dororejo Batang (skripsi). Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
2006 [diunduh 21 Mei 2016]. Tersedia dari:
http://lib.unnes.ac.id/691/1/1262.pdf.
Global Medical and Health Communication, Vol. 5 No. 1 Tahun 2017
Download