KAJIAN MUSUH ALAMI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) REH UCINA SITEPU DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 KAJIAN MUSUH ALAMI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SKRIPSI OLEH REH UCINA SITEPU 020302011 HPT DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 KAJIAN MUSUH ALAMI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SKRIPSI OLEH REH UCINA SITEPU 020302011 HPT Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Judul Skripsi Nama NIM Departemen Program Studi : KAJIAN MUSUH ALAMI SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) : Reh Ucina Sitepu : 020302011 : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS Ketua Ir. Marheni, MP Anggota Mengetahui, Ir. Marheni, MP Ketua Departemen Tanggal Lulus : 31 Maret 2008 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 ABSTRACT Reh Ucina Sitepu, “Study on The Probabilitas of Natural Enemies on Pollinatory Insect Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) on Oilpalm (Elaeis guineensis Jacq.)”. The research was under supervised by Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS and Ir. Marheni, MP. The objective of this research is to know species of natural enemies of pollinatory insect. This research was carried out in Pest Laboratory in Agriculture Faculty, North Sumatera University Medan. This study was done finish at February to May 2007. The result shawed that Tachinids (Tachinidae : Diptera) as parasitoid of Elaeidobius found to attack the larvae (0,5%) and pupae (0,25%) of pollinatory insect. Beside that, appeared Metarhizium anisopliae as entomophatogen fungi (0,75%). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 ABSTRAK Reh Ucina Sitepu, ” Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)”. penelitian ini dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS sebagai ketua dan Ir. Marheni, MP sebagai anggota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui musuh alami serangga penyerbuk kelapa sawit E. kamerunicus Faust. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2007. Dari hasil penelitian ditemukan parasitoid E. kamerunicus adalah ordo Diptera famili Tachinidae pada larva sebanyak 2 ekor (0,5%) dan pupa 1 ekor (0,2%). Disamping itu, munculnya M. anisopliae sebagai entomopatogen sebanyak 3 ekor imago yang terpatogen ( 0,75%). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 RIWAYAT HIDUP Reh Ucina Sitepu, dilahirkan di Parit Bindu pada tanggal 27 September 1984, anak ketiga dari tiga bersaudara dari Ayahanda Alm. Bersih Sitepu dan Ibunda Ratna Juita Hutagalung. Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah lulus dari Sekolah Dasar Negeri 3 Kuala tahun 1996, tahun 1999 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kuala, tahun 2002 lulus dari sekolah Menengah Umum Negeri 1 Kuala dan tahun 2002 diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur PMP. Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan organisasi Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN). Menjadi panitia Ceramah Ilmiah “Pengendalian Hayati Sebagai Komponen PHT” di Fakultas Pertanian USU pada tanggal 10 Februari 2006. Menjadi Bendahara Umum Komunikasi Muslim (KOMUS) HPT pada tahun 2004 – 2005. Menjadi asisten di Laboratorium Epidemiologi Tanaman pada tahun 2006. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Bah Butong Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun Pematang Siantar pada bulan Juni – Juli 2006. Melaksanakan praktek skripsi di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan mulai bulan Februari – Mei 2007. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS sebagai ketua dan Ibu Ir. Marheni, MP sebagai anggota yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M. Agr selaku sekretaris di Departemen Ilmu Hama dan penyakit Tumbuhan, telah mempermudah segala urusan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini juga. Ucapan syukur dan terima kasih penulis kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, abang dan kakak tersayang yang telah banyak memberi motivasi dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan ini semua. Ucapan syukur dan terima kasih penulis memiliki sahabat karib ”ARLINDA” yang sangat berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Ucapan terima kasih untuk Pak Darsono, Pak Hadyono, Kak Pinde, Buk Ida dan Kak Helmi yang telah membantu penulis dan mempermudah pengurusan administrasi. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Helfrida Situmeang, Nanda, The Blue Castle ”Baya, Noenah, Ulan dan Jime”. Setiap hari dukungan selalu ada dari kalian. Teruntuk Maz Ary dan Bang Mantri yang tidak lupa memberi semangat dan doanya untuk penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk temen-teman 02 khususnya Tari yang juga saat ini samasama berjuang dengan penulis menyelesaikan gelar sarjana. Dan untuk semua teman-teman mulai dari stambuk 02 sampai 07 yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya, penulis ucapkan terima kasih atas partisipasi dan bantuan yang telah diberikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Medan, Maret 2008 Penulis Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR ISI Hlm ABSTRACT ...................................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................ ii RIWAYAT HIDUP ............................................................................. iii KATA PENGANTAR ........................................................................ iv DAFTAR ISI ...................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................. viii DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x PENDAHULUAN .............................................................................. Latar Belakang ....................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................... Hipotesa Penelitian ................................................................ Kegunaan Penelitian .............................................................. 1 1 4 4 4 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) ................. Hama Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)........ Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros L.)................... Ulat Api (Setothosea asigna Van Ecke)....................... Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit......................................... Thrips hawaiiensis Morg.............................................. Elaeidobius kamerunicus Faust................................... Perilaku dan Peranan Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit…………………………………………………….. . Faktor Yang Mempengaruhi Populasi E. kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae)................ Famili Tachinidae (Ordo Diptera)………………………………. Jamur Metarhizium anisopliae (Metch) Sorokin....................... 5 5 7 7 8 9 9 10 BAHAN DAN METODE ................................................................... Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... Bahan dan Alat...................................................................... Metode Penelitian ................................................................. Prosedur Pengambilan Sampel untuk Pemeliharaan ............ 21 21 21 21 22 13 15 17 18 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Parasitoid ................................................................... Entomopatogen .......................................................... Peubah Amatan .................................................................... Jenis dan Jumlah Musuh Alami (Parasitoid dan Entomopatogen) ......................................................... 22 23 24 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... Jenis dan Jumlah musuh Alami............................................. Parasitoid..................................................................... Entomopatogen........................................................... 25 25 25 26 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... Kesimpulan ........................................................................... Saran .................................................................................... 29 29 29 24 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR TABEL No Keterangan Hlm 1. Jumlah Lalat Tachinidae pada Pemeliharaan Larva dan Pupa E. kamerunicus Faust. .................................35 2. Jumlah Entomopatogen M. anisopliae pada Pemeliharaan Imago E. kamerunicus Faust.............................36 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR GAMBAR No Keterangan Hlm 1. Telur Elaeidobius Kamerunicus ................................ 11 2. Larva E. Kamerunicus .............................................. 11 3. Pupa E. Kamerunicus ............................................... 12 4. Imago E. Kamerunicus ............................................. 12 5. Ilustrasi imago famili Tachinidae ............................... 18 6. Ilustrasi Metarhizium anisopliae ................................ 20 7. Imago famili Tachinidae ............................................ 25 8. Bentuk dan koloni M. anisopliae ............................... 27 9. M. Anisopliae ............................................................ 27 10. Pemeliharaan Larva, Pupa dan Imago E. kamerunicus Faust. Di Laboratorium Hama FP – USU Medan........................................................ 34 11. Bagian Tubuh Lalat Tachinidae.................................. 35 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR LAMPIRAN No Keterangan 1. Hlm Pemeliharaan Larva, Pupa dan Imago E. kamerunicus di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian USU Medan ............................ 34 2. Bagian Tubuh Lalat Tachinidae............................... 35 3. Jumlah Lalat Tachinidae pada Pemeliharaan Larva dan Pupa E. kamerunicus Faust................... 36 Jumlah Entomopatogen M. anisopliae pada Pemeliharaan Imago E. kamerunicus Faust............ 37 4. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal dari Amerika. Brazil dipercayai sebagai tempat dimana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara dan Pasifik selatan. Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanah hitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schadt seorang Jerman pada tahun 1911 (Setyamidjaja, 1991). Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan salah satu komoditas primadona, luasnya terus berkembang dengan pesat dan tidak hanya dimonopoli oleh perkebunan besar negara dan swasta. Saat ini perkebunan kelapa sawit yang telah semula berada seluruhnya di Sumatera Utara dan D. I. Aceh pada saat ini sudah berkembang di beberapa propinsi antara lain Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu dan propinsi lainnya. Pada tahun 1995, luas perkebunan kelapa sawit adalah 2,025 juta ha, dan diperkirakan pada tahun 2005 luas perkebunan menjadi 2,7 juta ha dengan produksi minyak sebesar 9,9 ton/tahun (Risza, 1994). Saat ini luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah mencapai 4,1 juta ha, yang menyebar sedikitnya di 10 propinsi. Artinya Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 sejak 3 tahun terakhir peningkatan luas perkebunan kelapa sawit di sejumlah propinsi mengalami penambahan sekitar 200.000 ha per tahun. Jelasnya, hanya CPO dan TBS yang saat ini sedang melambung mempengaruhi penambahan luas areal penanaman kelapa sawit ( Anonim, 2004a). Tanaman kelapa sawit adalah salah satu jenis tanaman yang menghasilkan minyak dan lemak nabati yang dibutuhkan manusia. Tanaman ini termasuk jenis tanaman keras karena umur ekonomisnya cukup lama ± 25 tahun. Selama periode tersebut, tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar yang dapat diproses menjadi minyak sawit (Yudantara, 1999). Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor genetik dan faktor teknis-agronomis (Anonim, 1996). Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tandan buah segar (TBS) yang menghasilkan minyak dari daging buah dan kernel (inti sawit). Produk yang dihasilkan berupa mentega, kosmetik, detergen dan lain-lain (Anonim, 2006a). Seperti halnya tanaman lain, kelapa sawit juga mempunyai beberapa jenis hama dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas dari buah kelapa sawit itu sendiri. Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah ulat api, kumbang badak, ulat kantong dan lain-lain (Pracaya, 1999), Lubis dan Sipayung (1987), untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tandan buah segar (TBS) dilkakukan dengan penyerbukan yang Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 dilakukan oleh manusia dan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) (Semangun dan Mangoensoekarjo, 2003). Thrips hawaiinensis Morg. Telah diketahui sebagai serangga penyerbuk utama tanaman kelapa sawit sebelum periode penyebaran Elaeidobius kamerunicus Faust. Aroma/bau yang khas dari bunga jantan sangat disukai oleh E. kamerunicus yang merupakan monopag. E. kamerunicus diintroduksikan pertama sekali di Malaysia pada tahun 1981 untuk membuktikan apakah dapat digunakan sebagai penyerbuk dan dapat meningkatkan tandan buah. Populasi serangga bervariasi diantara beberapa lokasi dan tahun demi tahun tergantung pada faktor ekstrinsik dan instrinsik. Imago serangga ini sangat mengenali tanaman inangnya dengan baik. E. kamerunicus dan T. hawaiinensis dapat hidup berdampingan dalam satu habitat yakni bunga jantan kelapa sawit (Anonim, 2006b). Pengendalian hama pemakan daun ulat api dan ulat kantong dapat dipakai insektisida kontak atau sistemik yang diaplikasikan pada mahkota daun dan sering juga menggunakan bioinsektisida. Penggunaan insektisida yang berlebihan dapat mempengaruhi populasi kedua SPKS ini, maka perlu dilakukan pelaksanaan Metode Peringatan Dini dan pengendalian secara biologis (Semangun dan Mangoensoekarjo, 2003). Setiap mahluk hidup mempunyai musuh alami, begitu juga dengan E. kamerunicus. Penulis tertarik untuk melihat dan mengetahui jenis musuh alaminya, karena belum ada hasil penelitian yang menyatakan hal tersebut. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui musuh alami serangga penyerbuk kelapa sawit E. kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Hipotesa Penelitian Terdapat musuh alami dari serangga penyerbuk kelapa sawit E. kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Kegunaan Penelitian - Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. - Untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit adalah tanaman tahunan yang berasal dari Afrika, termasuk (Sumatera golongan Palmae. Dikembangkan sebagai tanaman komersil Utara) mulai di Indonesia tahun 1914 (Ferdinandus, 1998). Kelapa sawit sudah mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun. Tanaman ini merupakan tanaman berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina yang masing-masing terangkai dalam suatu tandan (Anonim, 1996) tetapi masa masak (anthesis) dari kedua jenis bunga tersebut sangat jarang atau tidak pernah bersamaan. Oleh karena itu, untuk proses penyerbukan memerlukan bantuan baik oleh manusia atau serangga penyerbuk (Lubis, dkk., 1983). Tingkat perkembangan bunga betina dapat diketahui dari perbedaan warnanya. Pada hari pertama sesudah bunga mekar akan berwarna putih, sedangkan pada hari kedua berubah menjadi kuning gading. Pada hari ketiga warna bunga berubah menjadi agak kemerahan (jingga) dan akhirnya pada hari keempat menjadi merah kehitaman. Saat penyerbukan yang terbaik yaitu pada hari pertama sampai hari ketiga sesudah bunga mekar (Risza, 1994). Masa reseptif (masa subur) bunga betina adalah 36-48 jam, sedangkan saat yang tepat untuk melakukan penyerbukan yaitu pada hari kedua dengan rata-rata 82% bunga telah membuka semua (Anonim, 1996). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Demikan juga halnya dengan bunga jantan, mengalami tingkat perkembangan mulai dari terbukanya kelopak bunga sampai siap melakukan perkawinan. Pada hari pertama setelah kelopak terbuka, tepung sari keluar dari bagian ujung tandan bunga, pada hari kedua di bagian tengah, sedangkan pada hari ketiga di bagian bawah tandan. Pada hari ketiga keluarnya tepung sari, bunga jantan juga akan mengeluarkan bau yang spesifik. Hal ini menandakan bunga jantan sedang aktif dan tepung sari dapat dipergunakan atau dapat diambil untuk penyerbukan buatan (Setyamidjaja, 1991). Buah kelapa sawit ialah jenis drup dan terdiri dari luar (eksokarp) atau kulit tipis, tengah (mesokarp) dan dalam (endokarp) atau tempurung dan isirong. Minyak kelapa sawit ditemukan pada bagian mesokarp dan isirong. Varietas kelapa sawit yang dianjurkan adalah Tenera, Dura dan Pesifera. Warna buah kelapa sawit tergantung pada varietas dan umurnya. Buah yang masih muda berwarna hijau pucat kemudian berubah menjadi hijau hitam (Yudantara, 1999). Sifat fisik tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah solum yang dalam, tekstur lempung atau lempung berpasir, gembur dan agak teguh (Anonim, 1996). Secara alami, kelapa sawit tumbuh di tanah berawa dan di tempat sangat basah. Di dalam hujan tropis, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena terlalu lembab dan tidak mendapat sinar matahari karena ternaungi kanopi tumbuhan yang lebih tinggi. Benih kelapa sawit mengalami dormansi (keadaan sementara tanaman) yang cukup panjang, Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 diperlukan aerasi yang baik dan temperatur yang tinggi (40o C selama 80 hari) untuk memutuskan masa dormansi agar bibit dapat berkecambah. Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan temperatur 350 C (Anonim, 2006a). Hama Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros L.) Kumbang tanduk O. rhinoceros termasuk kedalam ordo Coleoptera dengan famili Dynastidae. Imago betina menghasilkan telur 30-70 butir dan menetas setelah ± 12 hari, telur berwarna putih (Vandaveer, 2004). Larva kumbang tanduk terdiri 3 instar, kepala dan kaki berwarna coklat. Masa pra pupa ini berlangsung selama ± 6 hari. Periode pupa biasanya ± 2 -4 minggu, memiliki warna putih kekuningan dengan panjang 5-9 cm. Kumbang tanduk berwarna coklat tua mengkilat bertahan hidup 2 sampai 7 bulan (Mohan, 2006). Kumbang mulai berterbangan waktu senja atau malam hari menuju mahkota daun dan ujung batang kemudian mengebor sampai ke titik tumbuh. Kumbang menghisap cairan yang keluar dari luka bekas gigitannya. Luka-luka bekas gerekan dari kumbang tanduk ini sering mengundang hama lain, diantaranya adalah kumbang moncong (Rhynchophorus ferrugineus) dan penyakit busuk pucuk yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora (Pracaya, 1999). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Secara umum pengendalian dilakukan dengan mengutip kumbang dewasa pada tanaman terserang, pengumpulan larva, penggunaan insektisida dan perangkap feromon sintetik (DE chenon, et al., 1997). Pengendalian kumbang tanduk dengan insektisida sistemik granul mempunyai kelemahan antara lain mahal dan mencemari lingkungan (Susanto, dkk., 2005). Pemanfaatan pengendalian hama bioinsektisida sebagai agens hayati pada merupakan salah satu komponen pengendalian hama terpadu (PHT). Kumbang tanduk efektif dikendalikan dengan menggunakan cendawan Metarhizium anisopliae (Prayogo, dkk., 2005). Sudharto and Susanto (2002) berhasil melakukan penelitian aplikasi cendawan M. anisopliae terhadap larva kumbang tanduk pada mulsa tandan kosong. Dengan keberhasilan pengendalian pada mulsa tandan kosong kelapa sawit, dapat juga dilakukan aplikasi jamur M. anisopliae pada sistem lubang tanam besar karena lingkungan yang lebih teduh sehingga penetrasi ke dalam tandan kosong kelapa sawit relatif mudah. Ulat Api (Setothosea asigna Van Ecke) Hama ini termasuk ke dalam ordo Lepidoptera dengan famili Limacodidae, dengan metamorfosis sempurna. Telur yang dihasilkan imago betina ± 300-400 butir selama hidupnya. Larva mengalami pergantian kulit antara 7- 8 kali. Pupa berwarna coklat dan sering terdapat di tanah sekitar piringan tanaman. Imago berupa ngengat yang aktif pada Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 malam hari. Perkembangan hama ulat api mulai dari telur hingga menjadi ngengat berkisar 93-98 hari ( Buana dan Siahaan, 2003). Serangan ulat ini biasanya dimulai dari pelepah daun yang terletak distrata tengah dari tajuk kelapa sawit ke arah pelepah daun yang lebih muda. Pada serangan berat, semua helaian daun dimakan oleh ulat api dan hanya tinggal pelepah dan lidinya (Buana dan Siahaan, 2003). Dari penelitian Sembiring (2006), yaitu penggunaan insektisida biologis bakteri Bacillus thuringensis cukup efektif untuk mengendalikan hama ulat api tetapi memiliki dampak negatif terhadap E. kamerunicus. Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Thrips hawaiiensis Morg. Thrips merupakan serangga berguna yang berperan sebagai penyerbuk. Serangga ini berasal dari ordo Thysanoptera dengan famili Thripidae (Anonim, 2003). Dari hasil penelitian yang dilakukan Syed di Semenanjung Malaysia terbukti bahwa serangga ini adalah perantara penyerbukan tanaman kelapa sawit. Di Sumatera ditemukan serangga sejenis yang juga berfungsi sebagai serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS). Kerapatan populasinya cukup tinggi dan bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya (Hutauruk, dkk., 1982). Hasil pengamatan yang dilakukan di Malaysia menunjukkan bahwa umur tanaman kelapa sawit, keadaan curah hujan dan kelembaban tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi kerapatan populasinya. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Kerapatan thrips pada bunga kelalpa sawit juga sangat berbeda, yaitu sangat dipengaruhi oleh tingkat atau stadia mekarnya bunga dan kematangannya untuk pembuahan (Hutauruk, dkk., 1982). Elaeidobius kamerunicus Faust. Adapun klasifikasi dari serangga penyerbuk kelapa sawit ini adalah sebagai berikut : Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera Famili : Curculionidae Genus : Elaeidobius Spesies : Elaeidobius kamerunicus Faust. (Syed, 1979). Hasil pengujian menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit adalah satu-satunya tanaman inang bagi E. kamerunicus, dimana serangga ini dapat bertelur dan berkembang biak dengan baik (Hutauruk, dkk., 1982). Imago E. kamerunicus bertelur setelah berumur 2 – 3 hari sebanyak 1 – 11 butir per hari yang diletakkan di dalam yang dibuat pada sisi luar tangkai kantong sari bunga kelapa sawit yang sedang mekar. Telur berwarna kuning jeruk, bentuknya lonjong, panjang ± 0,65 mm dan lebar ± 0,40 mm (Syed, 1982). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 a Gambar 1. Telur E. Kamerunicus (40X) a. Telur Larva E. kamerunicus berwarna putih kekuningan dengan kepala yang berwarna kecoklatan, panjang ± 4 mm dan lebar ± 1,5 – 2 mm. Larva terdiri atas 3 instar, instar pertama makan pada jaringan terluar tempat peletakkan telur. Setelah mengganti kulit, instar dua bergerak ke dasar bunga yang jaringan lebih lembut, larva instar 3 melanjutkan makan pada dasar tabung anter sampai pada bagian atas. Larva instar 3 kemudian memotong lubang melalui dasar dekat bunga dan mengkonsumsi 5 – 6 bunga (Syed, 1982). Lubis, dkk (1983), selama perkembangannya larva E. kamerunicus memakan tangkai dan kantong tepung sari bunga yang sudah lewat mekar dan mulai membusuk. Gambar 2. Larva E. Kamerunicus (40X) Pupa berada pada bunga yang mulai membusuk. Sebelum menetap untuk melakukan pupasi, larva biasanya akan ke bagian atas Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 bunga untuk mempersiapkan diri sebelum menjadi pupa, larva instar ke 3 akan menjadi tidak aktif kira-kira 1 hari sebelum pupasi (Syed, 1982). Gambar 3. Pupa E. Kamerunicus (40X) Pupa juga berwarna putih kekuningan dengan bagian-bagian tubuh yang sudah jelas bentuknya seperti : alat mulut, mata, bakal sayap dan tungkai (Lubis, dkk., 1983), dengan ukuran tubuh yang sama juga yaitu panjang ± 4 mm dan lebar ± 1,5 – 2 mm. Siklus hidup untuk E. kamerunicus betina mulai dari telur hingga dewasa adalah 8 - 21 hari, sedangkan E. kamerunicus jantan adalah 9 24 hari (Lubis, dkk., 1983). Imago serangga ini berwarna cokelat kehitaman mempunyai panjang 4 mm dan lebar 1,5 mm. Pada imago jantan terdapat gerigi-gerigi, sedangkan pada imago betina dengan ukuran moncong yang lebih panjang. Gambar 4. Imago E. Kamerunicus (40X) Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Rata-rata perkembangan E. kamerunicus pada spikelet kelapa sawit (temperatur maksimum 31,90 C dan minimum 25,40 C) dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Rata-rata perkembangan E. kamerunicus Spesies Tahap E. kamerunicus Telur Larva I Larva II Larva III Pupa Jantan Betina Kisaran rata-rata Perkembangan (hari) 1–2 1–2 1–2 5–9 2–6 10–14 9 – 14 Sumber: Anonim, 1982. Perilaku dan Peranan Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit T. hawaiiensis telah diketahui sebagai serangga penyerbuk utama tanaman kelapa sawit sebelum periode penyebaran E. kamerunicus. Kedua SPKS ini mempunyai persaingan dalam ruang (tempat) dan bukan dalam hal makanan (Lubis dan Sipayung, 1987). Susunan buah di Afrika dimana Elaedobius berperan sebagai perantara persarian adalah lebih baik dibandingkan terhadap keadaan di Malaysia dan di Indonensia. Sebaliknya, berdasarkan keterangan yang ada persyaratan tumbuh dan kualitas bahan tanaman di Afrika tidaklah sebaik dengan keadaan di Malaysia dan Indonesia. Secara garis besarnya hal ini terjadi karena perbedaan tingkat kesempurnaan persarian secara alamiah (Hutauruk dkk., 1982). Sebagai perantara penyerbukan, E. kamerunicus jauh lebih aktif dibandingkan dengan thrips, sehubungan dengan sifatnya yang mampu Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 beradaptasi pada musim basah dan musim kering serta memiliki kemampuan yang jauh lebih besar untuk memindahkan tepung sari, mencari dan mengenali bunga betina. E. kamerunicus benar-benar spesifik bagi tanaman kelapa sawit, karena itu serangga ini dianggap sebagai serangga penyerbuk yang paling sesuai untuk tanaman kelapa sawit di Malaysia dan Asia Tenggara lainnya (Hutauruk, dkk., 1982). Serangga paling aktif antara jam 09.00 sampai jam 11.00 pagi. Mekanisme penyebaran tepung sari oleh serangga dari satu bunga ke bunga yang lain yaitu : Bunga jantan dan bunga betina yang mekar mengeluarkan bau spesifik dan disukai oleh serangga. Tetapi bunga jantan memiliki periode yang lebih lama ± 5 hari, sedangkan bunga betina hanya bertahan beberapa jam saja. Serangga-serangga akan hinggap pada bagian bunga untuk melekatkan tepung sari ke seluruh permukaan tubuhnya. Kemudian serangga tersebut terbang dan hinggap pada bunga lain yang sedang mekar (Lubis, dkk., 1983). Ketetapan waktu penyebaran tepung sari sangat penting karena periode bunga betina untuk pembuahan sangat singkat. Apabila periode mekar sudah lewat, bunga akan layu dan serangga juga pergi (serangga betina selesai bertelur). Sehari kemudian larva memakan tangkai dan kantong tepung sari yang mulai membusuk kemudian rusak dan gugur. Gejala ini normal sebagai bukti kehadiran E. kamerunicus dan tidak perlu dikhawatirkan (Lubis, dkk., 1983). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Faktor Yang Mempengaruhi Populasi E. kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Selain pelepasan SPKS ini, pada pengendalian hama perlu penyesuaian terutama yang menyangkut penggunaan insektisida dan bioinsektisida. Pemakaian insektisida dan bioinsektisida yang tidak hatihati akan dapat menurunkan populasi SPKS ini sehingga dapat mengganggu terlaksananya penyerbukan (Lubis, dkk., 1983). Di lapangan banyak ditemukan penggunaan bioinsektisida untuk mengendalikan hama-hama pada pertanaman kelapa sawit. Beberapa jenis bioinsektisida yang sudah diketahui efektif mengendalikan hama adalah Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, Paecilomyces fumosoroseus, Aspergillus parasiticus, dan Verticillium lecanii (Prayogo, 2006). Dengan mengetahui hama yang menyerang tanaman, secara tidak langsung dapat diketahui pula jenis bioinsektisida yang sesuai untuk tindakan pengendalian, karena setiap jenis bioinsektisida mempunyai inang yang spesifik. Bioinsektisida M. anisopliae dapat menginfeksi beberapa jenis serangga dari ordo Coleoptera, Lepidoptera, Homoptera, Hemiptera, dan Isoptera (Prayogo, 2006). Dari hasil analisa Syed dan saleh (1987), isi lambung sebelum periode E. kamerunicus dijumpai banyak sisa-sisa serangga antara lain yang dominan adalah cocopet, siput dan semut rangrang. Setelah periode SPKS, larva dan pupa E. kamerunicus menduduki tempat kedua terbesar setela cocopet. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan hampir Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 semua tandan bunga jantan yang telah melewati masa athesis (larva dan pupa E. kamerunicus banyak dijumpai) tidak terlepas oleh dari cakaran tikus. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pengendalian tikus ini sangat perlu untuk mempertahankan tingkat kepadatan populasi SPKS yang optimal. Parasitoid adalah serangga yang memarasit atau hidup dan berkembang pada serangga lain (inang). Yang berfungsi sebagai inang parasitoid adalah fase pra dewasa (larva) sedangkan fase dewasanya hidup bebas (Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, 2007). Dua spesies nematoda ditemukan berasosiasi dengan larva, pupa dan imago E. kamerunicus pada bunga jantan kelapa sawit. Nematoda baru, Elaeolenchus parthenonema dijabarkan sebagai nematoda parasit yang termasuk ke dalam superfamili Sphaerularioidea yang ditemukan sebagai parasit internal E. kamerunicus. Sedangkan spesies yang kedua hanya berasosiasi dengan imago E. kamerunicus. Ini diidentifikasi sebagai spesies yang tidak bisa dijelaskan berasal dari famili Cylindrocorporidae (Poinar, et al., 2002). Ditemukan juga dua jenis bakteri, Serratia marcescens dan Enterobacter cloacae yang menginfeksi larva dan pupa. Tingkat infeksi yang diperoleh dari lapangan berkisar antara 11–17% (Ali,et al., 2006). Begitu juga dengan famili tachinidae memarasit larva dan pupa yang sebagian besar berasal dari ordo Lepidoptera, Coleoptera dan Heteroptera (Anonim, 2007a). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Famili Tachinidae (Ordo Diptera) Beberapa lalat tachinid mengenali spesies inangya dengan spesifik. Beberapa lalat tachinid yang lain akan memanfaatkan 2 atau 3 ordo serangga sebagai inang. Banyak lalat tachinid sebagai parasit hama penting pada tanaman hortikultura dan perkebunan. Sebagian dari mereka digunakan sebagai parasitoid pada program pengendalian hayati. Sebagian kecil dari mereka juga berhasil digunakan sebagai agens hayati. Bagaimanapun, beberapa lalat tachinid tidak selalu digunakan sebagai pengendalian hayati (Anonim, 2007c). Secara umum lalat tachinid memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil. Larva lalat tachinid berukuran 10-12 mm, berwarna putih krem, beberapa jam kemudian larva berubah menjadi pupa yang berwarna coklat tua hingga kehitaman. Setelah itu, kurang dari satu minggu pupa berubah menjadi imago dengan warna abu-abu kehitaman, mata berwarna merah dan seluruh tubuh imago terdapat bulu-bulu atau rambut-rambut halus (Anonim, 2007b). Lalat tachinid mempunyai berbagai cara/metode untuk menginfeksi inangnya, adalah sebagai berikut : 1. Beberapa spesies lalat tachinid langsung meletakkan telur diatas tubuh inangnya. 2. Beberapa spesies lalt tachinid memasukkan telur diatas makanan yang akan langsung dicerna oleh inangnya sebagai makanan. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 3. Beberapa spesies lalat tachinid meletakkan telur pada tubuh inangnya. Ketika larva tersebut bergerak ke bawah untuk mendapatkan tubuh ianganya yang lembut. 4. Beberapa spesies lalat tachinid menyerang kutu busuk dan kumbang dewasa dengan ovipositor untuk memasukkan telurtelurnya ke dalam tubuh inangnya. 5. Beberapa spesies lalat tachinidae, sebagai ganti meletakkan telur, mereka mereka meletakkan larva dan memanfaatkan inangya (Anonim, 2007c). Gambar 5. Ilustrasi Imago famili Tachinidae Sumber : http://www.brisbaneinsects.com/brisbane_tachinids/Tachininae/html. (Diakses tanggal 29 Februari 2008) Jamur Metarhizium anisopliae (Metch) Sorokin Dalam taksonomi M. anisopliae termasuk dalam kelas Moniliales. Jamur M. anisopliae ini pertama kali ditemukan oleh Metschikoff pada tahun 1879, yang bersifat parasitik terhadap serangga termasuk kumbang kelapa (Jumar, 2000). Pada awal pertumbuhan, koloni jamur berwarna putih kemudian berubah menjadi hijau gelap dengan bertambahnya umur. Koloni dapat tumbuh cepat pada beberapa media seperti Potato Dextro Agar (PDA), Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 jagung dan beras. Miselium berdiameter 1,98 – 2,97 µm, konidia bersusun tegak, berlapis dan bercabang yang dipenuhi dengan konidia, bersel satu berwarna hialin, bentuk bulat silinder dengan ukuran 9 µm dan konidia berwarna hijau (Prayogo, dkk., 2005). Menurut Anonim (2004b), jamur ini memiliki spectrum yang sangat luas dan dapat menginfeksi lebih dari 100 spesies dari beberapa ordo serangga seperti Scapteriscus sp, semu api, Salenopsis invicta, larva kumbang seperti Cetina nitida, O. rhinoceros dan Phyllophaga sp. Keberadaan jamur M. anisopliae ini dapat hidup sebagai saprofit di dalam tanah dan sisa-sisa tanaman. Proses pertumbuhan optimal jamur ini terjadi pada suhu 27-280 C dan akan menurun pada suhu yang rendah yang menyebabkan kondisi temperatur menjadi factor utama dalam efektivitas kerja jamur ini. Pada temperatur diatas 350 C akan menghalangi pertumbuhan dan perkembangan jamur. Konidia jamur ini mempunyai titik kematian pada suhu panas sekitar 400 C selama 15 menit (Anonim, 2004b). Konidia jamur akan membentuk kecambah pada kelembaban diatas 90% dan akan berkecambah dengan baik dan patogenitasnya meningkat bila kelembaban udara sangat tinggi hingga 100%, sedangkan menurun bila kelembaban udara dibawah 80% (Prayogo, dkk., 2005). Ferron (1985) menggolongkan empat tahapan etiologi penyakit serangga yang disebabkan oleh jamur. Tahap pertama adalah inokulasi, yaitu kontak antara propagul jamur dengan tubuh serangga. Tahap kedua adalah proses penempelan dan perkecambahan propagul jamur pada Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 integument serangga. Tahap ketiga yaitu penetrasi dan invasi. Dalam melakkukan penetrasi jamur membentuk tabung kecambah. Sedangkan pada tahap keempat destruksi dengan pembentukan blastospora yang beredar dalam hemolimf. Jamur membentuk waktu yang lebih lama di lapangan. Keberhasilan infeksi jamur antara lain ditentukan oleh kepadatan konidia yang kontak dengan tubuh inang dan juga keadaan cuaca yang sesuai. Semakin banyak konidia yang menempel pada tubuh inang sasaran akan semakin cepat mematikan inang sasaran terssebut (Ferron, 1985). Kemampuan larva yang dilumuri dengan spora jamur M. anisopliae untuk menyebarkan jamur tersebut pada larva yang sehat. Dalam menularkan jamur tersebut ke larva O. rhinoceros di insektarium menunjukkan bahwa ada indikasi larva berjamur menularkan M. anisopliae (Anonim, 2004b). Kumbang O. rhinoceros berperan dalam menyebarkan jamur M. anisopliae, hal ini disebabkan kumbang ini sangat aktif berpindah tempat. Kumbang meletakkan telur di derah terinokulasi M. anisopliae kemudian berpindah dan meletakkan telur ke tempat yang tidak terdapat jamur M. anisopliae (Susanto, dkk., 2005). Gambar 6. Ilustrasi M. anisopliae Sumber : http://www.dropdata.net/biopesticides/spore_oil_droplet_s.JPG Diakses tanggal : 09 Juli 2007 Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2007. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva, pupa dan imago dari E. kamerunicus, bunga jantan (spikelet), PDA, alkohol 96%, klorox 0.1%, aquadest steril, kertas tissue, kapas steril, aluminium foil, shears mounting, methyl blue atau lactofenol dan umur tanaman yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel berkisar ± 5 tahun. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stoples, kain kassa, karet gelang, label nama, cawan petri, jarum inokulasi, gelas ukur, beaker glass, objek glass, deck glass, api bunsen, autoklaf, oven, inkubator, kompor, mikroskop dan alat tulis lainnya. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu dengan melakukan pemeliharaan larva, pupa dan imago E. kamerunicus di Laboratorium. Pemeliharaan ini dilakukan secara berulang hingga ditemukan musuh alami (parasitoid dan entomopatogen). Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Prosedur Pengambilan Sampel untuk Pemeliharaan Parasitoid Pemeliharaan Larva Disediakan stoples sebanyak 4 buah. Diambil larva dari lapangan dan dimasukkan ke dalam stoples sebanyak 10 ekor/stoples. Diberi makanan bunga jantan (spikelet yang masih segar) lalu ditutup dengan kain kassa menggunakan karet gelang. Di bagian luar stoples ditempelkan label nama. Pemeliharaan Pupa Disediakan stoples sebanyak 4 buah. Diambil pupa dari lapangan dan dimasukkan ke dalam stoples sebanyak 10 ekor/stoples. Diberi bunga jantan (spikelet yang masih segar)yang berfungsi sebagai tempat berlindung lalu ditutup dengan kain kassa menggunakan karet gelang. Dibagian luar stoples ditempelkan label nama. Identifikasi Parasitoid Berdasarkan dari hasil pemeliharaan, dapat dilakukan identifikasi pada stadia larva dan pupa untuk melihat dan mengetahui jenis parasitoid yang ada pada stadia larva dan pupa dari E. kamerunicus. Parasitoid imago yang keluar dari tubuh E. kamerunicus yang telah mati di identifikasi dengan menggunakan buku pedoman The Pest of Crop in Indonesia oleh Kalshoven (1980),diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 – 40 X. Pengidentifikasian dilakukan sampai tahap famili. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Entomopatogen Pemeliharaan Imago Disediakan stoples sebanyak 4 buah. Diambil imago dari lapangan dan dimasukkan ke dalam stoples sebanyak 10 ekor/stoples. Diberi makanan bunga jantan (spikelet yang masih segar) lalu ditutup dengan kain kassa menggunakan karet gelang. Dibagian luar stoples ditempelkan label nama. Pembuatan PDA Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang sebanyak 250 g, lalu kentang tersebut dipotong dadu kecil. Kemudian kentang dimasak dengan aqudest steril 500 ml pada api kecil selama 30 menit. Kemudian disaring ekstraknya dengan kain muslin sampai volume 500 ml. Pada waktu yang bersamaan, aquadest steril dididihkan sebanyak 500 ml bersama dengan agar sebanyak 20 g, lalu ditambahkan lagi kedalamnya dextrose 20 g. Setelah itu ekstrak kentang dan agar dimasukkan ke dalam erlenmeyer 1 liter, lalu ditambahkan kedalamnya sedikit streptomycin sebagai antibiotik, setelah itu erlenmeyer ditutup dengan kapas steril lalu ditutup kembali dengan aluminium foil, lalu dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan selama 15 menit dengan suhu 121-124 0C pada tekanan 1,25 atm. Setelah di autoklaf, PDA dibiarkan dahulu dalam udara terbuka hingga panasnya menjadi hangat kuku, lalu dituang ke dalam cawan petri. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Isolasi Serangga Diambil imago yang telah mati dari dalam stoples dengan ciri-ciri di permukaan tubuh imago terdapat miselium jamur. Kemudian disterilkan permukaan tubuh iamgo dengan menggunakan klorox 0.1%. Setelah itu dibiakkan dalam media PDA dan dibiarkan sampai tumbuh miselium jamurnya. Identifikasi Jamur Inokulum jamur yang tumbuh pada media biakan, diisolasi dan diletakkan diatas objek glass yang telah steril lalu ditutup dengan selotif kemudian diamati di bawah mikroskop. Untuk identifikasi patogen dapat menggunakan buku acuan identifikasi jamur seperti buku Illustrated Genera of Fungi oleh Barnett (1960). Peubah Amatan Jenis dan Jumlah Musuh Alami (Parasitoid dan Entomopatogen) Dengan cara dipelihara di dalam stoples yang dilakukan di Laboratorium hama dan diamati. Dilakukan pengamatan terhadap serangga untuk mengetahui jenis dan jumlah musuh alami (parasitoid dan entomopatogen) dari E. kamerunicus. Penghitungan jenis dan musuh alami dilakukan secara manual. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis dan Jumlah Musuh Alami Parasitoid Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan parasitoid yang terdapat pada larva dan pupa E. kamerunicus adalah serangga yang berasal dari ordo diptera dengan famili tachinidae. Parasitoid yang ditemukan berupa imago, parasitoid ini lebih sering disebut dengan lalat tachinid. Lalat tachinid yang ditemukan memiliki ciriciri antara lain sepasang sayap, ukuran tubuh yang relatif kecil, diseluruh permukaan tubuh imago ditumbuhi bulu-bulu berwarna hitam, pada bagian caput berwarna kecoklatan, bagian mata berwarna merah, permukaan tubuh berwarna kehitaman dan disisi kiri tubuh ada bercak berwarna coklat muda. Hal ini sesuai dengan Anonim (2007c) yang menyatakan bahwa Larva lalat tachinid berukuran 10-12, adanya rambut halus di permukaan tubuh dan mata berwarna merah. Gambar 7. Imago famili Tachinidae (40X) Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Daur hidup lalat tachinid relatif singkat, dari mulai meletakkan telur hingga menjadi imago hanya membutuhkan ± satu minggu. Tetapi hal ini juga harus sesuai dengan lingkungan atau habitatnya. Dari pemeliharaan yang dilakukan di Laboratorium, ditemukan jumlah larva E. kamerunicus yang terparasit sebanyak 2 ekor, sedangkan jumlah pupa E. kamerunicus yang terparasit sebanyak 1 ekor (Data lampiran 3). Adapun populasi parasitoid famili tachinidae yang ditemukan pada larva E. kamerunicus yaitu sekitar 0,5% (dari 400 ekor larva terdapat 2 ekor parasitoid). Sedangkan populasi parasitoid famili tachinidae yang ditemukan pada pupa E. kamerunicus yaitu sekitar 0,25% (dari 400 ekor pupa terdapat 1 ekor parasitoid). Entomopatogen Dari pemeliharaan imago yang dilakukan, ditemukan entomopatogen pada imago E. kamerunicus. Spesies jamur yang menjadi entomopatogen pada imago E. kamerunicus adalah jamur Metarrhizium anisopliae. Adanya M. anisopliae pada imago E. kamerunicus dapat ditandai dengan adanya miselium-miselium berwarna putih pada permukaan tubuh imago E. kamerunicus, yang kemudian menempel dan tumbuh pada integumen imago tersebut. dengan terus bertambahnya miselium pada tubuh imago maka akan terjadi penetrasi yang menyebabkan jamur semaikn mudah berkembang dan menyebar. Ini sesuai dengan Anonim (2007c) bahwa ada empat tahapan etiolasi Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 serangga yang disebabkan oleh jamur, yaitu inokulasi, penenmpelan, penetrasi dan destruksi. E. kamerunicus yang ditumbuhi miselium-miselium berwarna putih dibiakkan pada media PDA yang telah dipersiapkan. Dua hari kemudian media ditumbuhi koloni-koloni miselium berwarna putih yang akan berubah warna menjadi hijau hingga hijau gelap. Dalam waktu lebih kurang dari satu minggu media akan penuh ditumbuhi oleh miseliummiselium berwarna hijau gelap. Diambil sebagian kecil miselium-miselium tersebut untuk diamati di bawah miksoskop. Gambar 8. Bentuk dan koloni M. anisopliae Dari pengamatan yang dilakukan, M. anisopliae memiliki konidofor yang panjang dan bersekat, konidia yang berbentuk silinder, tegak dan hialin. Ini dapat juga dilihat pada gambar di bawah ini : a b Gambar 9. M. anisopliae (400X) a. Konidia, b. Konidiofor Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Dari pemeliharaan imago yang dilakukan, diperoleh jumlah imago yang ditumbuhi entomopatogen M. anisopliae sebanyak 3 ekor. Adapun populasi entomopatogen M. anisopliae pada imago E. kamerunicus yaitu sekitar 0,75% (dari 400 ekor imago terdapat 3 ekor imago yang ditumbuhi entomopatogen). Entomopatogen yang ditemukan kemungkinan besar terbawa dari lapangan. Adanya pengendalian yang menggunakan biokinsektisida di lapangan dapat mempengaruhi keberadaan E. kamerunicus itu sendiri di pertanaman kelapa sawit. Seperti halnya pengendalian O. rhynoceros yang menggunakan M. anisopliae . Hal ini sangat memungkinkan dapat menginfeksi E. kamerunicus secara langsung maupun tidak langsung. Ini juga dikatakan oleh Susanto, dkk (2005) yang menyatakan O. rhinoceros berperan dalam menyebarkan jamur M. anisopliae, hal ini disebabkan kumbang ini sangat aktif berpindah tempat. Kumbang meletakkan telur di derah terinokulasi M. anisopliae kemudian berpindah dan meletakkan telur ke tempat yang tidak terdapat jamur M. anisopliae. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Jenis parasitoid yang ditemukan pada pemeliharaan larva dan pupa E. kamerunicus berasal dari ordo diptera dengan famili tachinidae. 2. M. anisopliae m]erupakan entomopatogen yang terdapat pada imago E. kamerunicus. 3. Populasi parasitoid famili tachinidae yang ditemukan pada pemeliharaan larva E. kamerunicus yaitu sebanyak 2 ekor. Sedangkan pada pupa ditemukan 1 ekor. 4. Populasi entomopatogen M. anisopliae yang terdapat pada imago E. kamerunicus yaitu 3 ekor imago. Saran Perlunya dilakukan penelitian lanjutan pada musim hujan (pengambilan sampel) untuk membuktikan bahwa benar M. anisopliae merupakan entomopatogen dari E. kamerunicus. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR PUSTAKA Ali, J. H., N. H. Lajis and M. Y. Husein, 2006. Biological and Chemical Factors Associated with the Successful Introduction of Elaeidobius kamerunicus Faust, the Oilpalm Pollinator in Malaysia. Available at : http://www.actahort.org/.html. (Diakses tanggal 30 Januari 2006). Anonim, 1982. Rata-rata Perkembangan E. kamerunicus dalam Syed R. A.,1982. Insect Pollination of Oil Palm: Feasibility of Introducing Elaeidobius spp. into Malaysia. Commonwealth Institute of Biological Control, Marihat Research Station, Sumatera Utara. ______, 1996. Kelapa Sawit, Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya, Jakarta. Hlm. 61. ______, 2003. Arthropods of Hawaii. Available at : http://www2.bioshopmuseum.org/HBS/checklist/species.asp.html. (Diakses tanggal 20 Maret 2007). ______, 2004a. Sumut Kehabisan Bibit Kelapa Sawit. Harian Ekonomi Medan Bisnis. Balai Penelitian Tanaman Perkebunan Sumatera Utara, Medan. (Diakses tanggal 08 Mei 2004). Hlm. 1. ______, 2004b. Insektisida Biologis yang Ramah Lingkungan. Available at:http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0404/15cakrawala/penelitian. html. (Diakses tanggal 08 Maret 2006). ______, 2006a. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Available at : http://www.warintek.progressio.or.id/-by rans. (Diakses tanggal 30 Januari 2006). ______, 2006b. Biological and Chemical Factors Associated with The Succesfull Introduction of Elaeidobius Kamerunicus Faust. The Oil Palm Pollinator in Malaysia. Available at : http:// ww.actahort.org/html. (Diakses tanggal 30 Januari 2006). ______, 2007a. Family Tachinidae. Insect of Cedar Creek. Available at : http://cedarcreek.umn.edu/insects/album/029105352ap.html. Diakses tanggal 09 Juni 2007). ______, 2007b. Family Tachinidae. Available http://www.nadsdiptera.org./Tach/Genera/Gentach.pdf. tanggal 20 Juli 2007). at : (Diakses Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 _______, 2007c. Available at : http://www.brisbaneinsects.com/brisbane_tachinids/Tachininae/html . (Diakses tanggal 29 Februari 2008). ______, 2007d. Available at : http://www.dropdata.net/biopesticides/spore_oil_droplet_s.JPG. (Diakses tanggal 09 Juli 2007). Barnett, H. I., 1960. Illustrated Genera of Fungi. Second Edition. Burgess Publishing Company, Minneapolish. Buana dan Siahaan, 2003. Ulat Pemakan Daun Kelapa sawit. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 21. Hlm. 56-77. Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, 2007. Mengenal Dan Memanfaatkan Agens Hayati. Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, Jakarta. De chenon, R. D., C. U. Ginting and Sipayung, 1997. Integrated Control Method of O. rhinoceros in Oilpalm Plantations with the Use of Pheromones. Proceding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. P. 1-25. Ferron, P., 1985. Fundamental of Plan Pathology. John Willey and Sons Published, New York. P. 54. Ferdinandus, F. F., 1998. Tinjauan Industri Kelapa Sawit. Kantor Pemasaran Bersama P.T. Perkebunan I – IX, Medan. Hutauruk, C. H., Sipayung, A. dan P. S. Soedarto, 1982. Elaeidobius kamerunicus F. Hasil Uji Kekhususan Inang dan Peranannya Sebagai Penyerbuk Kelapa Sawit. dalam Buletin Pusat Penelitian Marihat 1982 vol. 3 No. 2. Pusat Penelitian Marihat, Sumatera Utara. Jumar, 2000. Entomolgy Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta. Hlm. 190-191. Kalshoven, L. G. E., 1980. Pest of Crops In Indonesia. P. A. Van Der Laan. P. T. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta. Hlm. 560. Lubis, A. U. dkk., 1983. Budi Daya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Pusat Penelitian Marihat, Pematang Siantar, Medan. Hlm. 263-266. _________, dan A. Sipayung, 1987. Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit E. kamerunicus di Indonesia. Makalah Pertemuan Balai Penelitian dan Direksi PTP, Tanjung Morawa, Medan. Hlm. 269. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Mohan, C., 2006. Oryctes rhinoceros. Available at : http://www.issg.org/database/species/ecology.html. (Diakses tanggal 29 Maret 2006). Poinar, G. O., T. A. Jackson, N. L. Bell, and M. B. A. Wahid, 2002. Elaeolenchus parthenonema n. g. n. sp. (Nematoda : Sphaerularioidea : Anandranematidae n. fam.) Parasitic in the Oilpalm Pollinating Weevil Elaeidobius kamerunicus Faust, with a Phylogenetic of the Sphaerularioidea Lubbock. Kluwer Academic Publishers, Netherlands. P. 219-225. Pracaya, 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. Hlm. 102-417. Prayogo, Y. Wedanimbi T. dan Marwoto, 2005. Prospek Cendawan Entomopatogen Metarhizium anisopliae untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura pada Kedelai. Available at http:/www.pustaka_deptan.co.id/. (Diakses tanggal 30 Desember 2005). __________, 2006. Upaya Mempertahankan Keefektifan Cendawan Entomopatogen Untuk Mengendalikan Hama Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. Available at :http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/p3252062.pdf. (Diakses tanggal 05 Desember 2007). Semangun, H., dan S. Mangoensoekarjo, 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa sawit. Gadjah Mada University-Press, Yogyakarta. Hlm. 263-269. Sembiring, E. R., 2006. Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Terhadap Ulat Api (Setothosea asigna Van Ecke) dan Pengaruhnya Pada Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. di Laboratorium. FP-USU, Medan. Hlm. 31. Setyamidjaja, D., 1991. Budidaya Pertanian Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta. Hlm. 35. Soedharto, P. S., and A. Susanto, 2002. Utilization of Enthomophatogenic Fungus Metarhizium anisopliae as Bio-insekticide Agents Larvae of O. rhinoceros on Empty Oilpalm Fruit bunch Mulch in the Oilpalm Plantation. Proceding of International Oilpalm Coference, Nusa Dua Bali 8-12 Juli 2002. P. 415-519. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Susanto, A., A . P. Dongoran, A. Yanti, F. Lubis, dan A. E. Prasetyo, 2005. Pengurangan Populasi Larva O. rhinoceros pada Sistem Lubang tanam Besar. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 13(1), PPKSMarihat. Hlm. 1-9. Syed, R. A., 1979. Insect Pollination of Oilpalm, Feasibility of Introducing Elaeidobius spp into Malaysia. In E. Pusparajah and New Poh Soon (eds). The oilpalm in Agriculture in Eighties, ISP. P. 263-289. ____, R. A., 1982. Insect Pollination of Oil Palm: Feasibility of Introducing Elaeidobius spp. into Malaysia. Commonwealth Institute of Biological Control, Marihat Research Station, Sumatera Utara. ____, dan Saleh, 1987. Fluktuasi Populasi dalam Lubis, U., dan A. Sipayung, 1987. Dampak Pelepasn Elaeidobius kamerunicus Faust. di Indonesia dan Malaysia. Dipublikasikan dalam Buletin PPM volume & No. 2. Vandaveer, C., 2004. What is Lethal-Male Delivery system. Available at : http://www.biglobe.ne.jp/~champ/Oryctesrhinoceros1.html. (Diakses tanggal 13 Februari 2006). Yudantara, I. K. G., 1999. Pedoman Praktek Budidaya Kelapa Sawit. Bedogol, Jakarta. Hlm. 23. Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 1. Pemeliharaan Larva, Pupa dan Imago E. kamerunicus di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan Gambar 10. Pemeliharaan Larva, Pupa dan Imago E. kamerunicus Faust. di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 2. Bagian Tubuh Lalat Tachinidae Gambar 11. Bagian Tubuh Lalat Tachinidae Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 3. Jumlah Lalat Tachinidae pada Pemeliharaan Larva dan Pupa E. kamerunicus Faust. Ulangan Larva Pupa Pemeliharaan I II III IV I II III IV 1 - - - - - - - - 2 - - 1 - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - - 6 1 - - - - - - - 7 - - - - - - - - 8 - - - - - - - - 9 - - - - - - 1 - 10 - - - - - - - - Total 1 - 1 - - - 1 - Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009 Jumlah Entomopatogen M. anisopliae pada Pemeliharaan Imago E. kamerunicus Faust. Ulangan (Imago) Pemeliharaan I II III IV 1 - - - - 2 - 2 - - 3 - - - - 4 - - - - 5 - - 1 - 6 - - - - 7 - - - - 8 - - - - 9 - - - - 10 - - - - Total - 2 1 - Reh Ucina Sitepu : Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), 2008. USU Repository © 2009