Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja

advertisement
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Written by Admin TNUK
Monday, 27 January 2014 10:56 -
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Melihat formasi pemain klub Real Madrid, mungkin banyak komentar di benak setiap orang
khususnya yang memahami dan mengamati dunia sepak bola. Ronaldo ditempatkan posisi bek,
Xabi Alonso menjadi kiper, sergio ramos sebagai striker dan lain sebagainya. “Masak iya?”,
“Yang benar saja”, “Mau diapakan tim ini’, atau “Memang beralih/bertukar posisi
mereka-mereka itu”, “Mungkin juga, ini memang strategi jitu sang pelatih”,“Bisa efektif kah
formasi itu”, “Bisa menang nggak ya?”.
Dan mungkin masih banyak berbagai komentar/pertanyaan yang muncul dari pengamat atau
penonton sepak bola
.
Ini hanya sebuah
contoh atau gambaran
yang diambil oleh penulis, meskipun terlihat terlalu mengada-ada.
Banyak pegawai produktif menjadi kurang efektif bila mereka berada di posisi yang tidak tepat.
Contoh yang paling sering kita jumpai adalah di dunia olahraga, misalnya sepakbola. Beberapa
kali kita melihat pemain yang ditransfer dari satu tim ke tim yang lain, ternyata pemain tersebut
berkembang pesat di tim yang baru.
Hal yang sama pun terjadi pada pegawai pemerintah. Terlihat masih banyak Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang ditempatkan di luar keahliannya. Padahal posisi yang dimaksud harusnya
ditempati oleh PNS yang sudah memiliki kemampuan khusus dan sudah mengikuti pelatihan.
Tetapi tidak jarang hal tersebut disebabkan oleh kebijakan pimpinan instansi itu sendiri.
Sebagai contoh pegawai fungsional tertentu (bukan teknis administrasi) ditempatkan di bagian
administrasi. Sebenarnya kondisi tersebut akan merugikan instansi maupun diri pribadi pegawai
itu sendiri. Pada akhirnya salah penempatan banyak pegawai yang sebenarnya dapat
berkinerja tinggi tetapi kurang efektif.
Kegiatan penempatan pegawai dimulai setelah organisasi melaksanakan kegiatan penarikan
dan seleksi, yaitu pada saat seorang calon pegawai dinyatakan diterima dan siap untuk
ditempatkan pada jabatan atau unit kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Namun ternyata
1/7
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Written by Admin TNUK
Monday, 27 January 2014 10:56 -
permasalahannya tidak sesederhana itu, karena justru keberhasilan dari keseluruhan program
pengadaan pegawai terletak pada ketepatan dalam menempatkan pegawai yang bersangkutan.
Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang pegawai kepada pekerjaan
barunya (Rivai, 2004). Penempatan tenaga kerja merupakan suatu usaha untuk menyalurkan
kemampuan sumber daya manusia sebaik-baiknya dengan jalan menematkan pegawai yang
tepat atau jabatan yang paling sesuai.
Penempatan pegawai bertujuan untuk menempatkan manusia yang tepat pada jabatan yang
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi kerja pegawai. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan unsur yang
sangat penting bagi organisasi, maka pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan
secara professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan akan kemampuan sumber
daya manusia sebagai pegawai dengan tuntutan organisasi. Keseimbangan tersebut
merupakan kunci utama organisasi agar dapat berkembang secara produktif. Pencapaian
terhadap keseimbangan tersebut dapat dimulai dari perekrutan, penyeleksian,
pengklasifikasian, penempatan pegawai sesuai dengan kemampuan, penataan dan
perkembangan karirnya.
Penempatan merupakan bagian dari proses pengadaan pegawai. Dengan demikian
pelaksanaannya hendaknya memperhatikan prinsip efisiensi yaitu kesesuaian antara keahlian
yang dipersyaratkan oleh organisasi yang bersangkutan dengan yang dimiliki oleh pegawai.
Penempatan yang efektif dan efisien menjadi kewajiban tenaga kerja yang bertugas
menjalankan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia. Jika fungsi tersebut tidak
dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian
tujuan organisasi (Games, 1997).
2/7
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Written by Admin TNUK
Monday, 27 January 2014 10:56 -
Penempatan pegawai berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang
dipegangnya. Pencocokan itu meliputi kebutuhan organisasi terhadap pengetahuan pegawai
dan ketrampilan pegawai (Schuler dan Jackson, 1997). Menurut Siagian, 1998, faktor
pengalaman pun perlu diperhatikan dalam penempatan pegawai.
Dalam Undang-undang Pokok Kepegawaian Pasal 17 disebutkan bahwa pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme
sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan
itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras,atau
golongan. Dan dalam Pasal 20 dijelaskan bahwa untuk lebih menjamin obyektivitas dalam
pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat maka dilakukan penilaian prestasi kerja.
Menurut Mangkunegara (2000) prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan padanya. Sedangkan Menurut Siswanto (1989), prestasi kerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Penilaian prestasi kerja pegawai adalah suatu proses penilaian prestasi kerja yang dilakukan
pemimpin organisasi secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya
(Mangkunegara, 2000). Menurut Hasibuan (2001) penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio
hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap pegawai.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 46 Tahun 2011, prestasi kerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran
kerja pegawai dan perilaku kerja.
3/7
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Written by Admin TNUK
Monday, 27 January 2014 10:56 -
Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang
dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem
prestasi kerja. Unsur penilaiannya adalah Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.
Setiap pegawai mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda-beda dengan pegawai
lainnya. Perbedaan itu membuat setiap pegawai bekerja dengan kemampuan yang berbeda
pula. Perbedaan tersebut sangatlah berpengaruh terhadap penempatan pegawai pada posisi
yang tepat dan sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki. Hal ini
sangat penting bagi organisasi guna mencapai prestasi kerja pegawai secara maksimal.
Berkaitan dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang rencananya oleh Pemerintah akan
diterapkan mulai tahun 2014, penempatan pegawai sangatlah penting dalam rangka
pencapaian sasaran tersebut. Jika pegawai tidak sesuai dengan penempatannya yang
semestinya, maka sulit untuk mencapai sasaran karena tidak sesuai dengan tugas pokoknya.
Hal ini sering terjadi, yaitu misalnya pegawai dengan jabatan fungsional tertentu (contoh;
Pengendali Ekosistem Hutan, jabatan fungsional tertentu di bawah naungan Kementerian
Kehutanan) yang ditempatkan pada bagian administrasi atau tata usaha.
Penempatan pegawai sebaiknya berpedoman pada prinsip “penempatan orang-orang yang
tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat” atau
“the right man in the right place and the right man on the right job”. Tepat tidaknya penempatan
pegawai bergantung pada kesesuaian antara pekerjaan, kecocokan kepribadian, minat,
4/7
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Written by Admin TNUK
Monday, 27 January 2014 10:56 -
kesukaan, serta kesempatan dan budaya terkait dengan organisasi secara keseluruhan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Schuler dan Jackson bahwa penempatan berkaitan dengan
pencocokan seseorang dengan jabatan yang dipegangnya berdasarkan pada kebutuhan dan
pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan kepribadian pegawai tersebut (Schuler dan
Jackson, 1997).
Penempatan pegawai dalam islam juga diatur, sebagaimana hadist Nabi, “Barangsiapa yang
bertugas mengatur urusan kaum muslimin, maka diangkatnya seseorang padahal ia masih
melihat orang yang lebih mampu untuk kepentingan umat Islam dari yang diangkatnya itu,
maka dengan begitu sungguh ia telah khianat kepada Allah dan Rasul-Nya”. “ Apabila suatu
jabatan diisi oleh yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”.
Oleh karena itu, penempatan pegawai merupakan faktor penting dalam organisasi berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Penempatan
pegawai pada posisi yang tepat merupakan suatu hal utama karena erat hubungannya dengan
kinerja pegawai. Penempatan pegawai bertujuan menempatkan orang yang tepat pada jabatan
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga akan menjadi sumber daya yang
produktif. Berdasarkan hal tersebut, penilaian kinerja seyogyanya dilakukan secara
berkesinambungan terhadap pegawai berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan sikap-sikap
mereka karena penempatan yang tidak sesuai akan berpengaruh pada kinerja pegawai dan
prestasi kerja yang dihasilkan.
5/7
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Written by Admin TNUK
Monday, 27 January 2014 10:56 -
Sumber bacaan :
Games, E. Faustino. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset: Jakarta.
Hasibuan, Malayu S. P. 2004. Manajemen. Edisi revisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Mangkunegara, A. Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 46 tahun
2006
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
6/7
Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja
Written by Admin TNUK
Monday, 27 January 2014 10:56 -
Schuler, Randall S, Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi
Abad ke-21. Edisi Keenam Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Siagian, Sondang P. 1998. Manajemen SDM. Bumi Aksara: Jakarta.
Siswanto. 1989. Manajemen Tenaga Kerja. Sinar Baru: Bandung.
Tasmara, Toto. 1995. Etos Kerja Pribadi Muslim. PT. Dana Bhakti Wakaf: Yogyakarta.
Undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
7/7
Download