identifikasi kebutuhan ruang terbuka hijau publik dengan

advertisement
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK
DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN
BOYOLALI TAHUN 2015
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Diajukan Oleh :
Dimas Santoso Rahmadi
NIRM : E100140010
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
3
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama
: Dimas Santoso Rahmadi
NIM
: E 100140010
Fakultas : Geografi
Jenis
: Skripsi
Judul
: Identifikasi Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik Dengan
Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis
Di Wilayah Perkotaan Boyolali Tahun 2015
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atau penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu ijin dari saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Perpustakan UMS, dari semua tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 30 Oktober 2015
Yang Menyatakan
Dimas Santoso Rahmadi
4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU
DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN
BOYOLALI TAHUN 2015
1
Dimas Santoso Rahmadi1, Yuli Priyana,2 Agus Anggoro Sigit3
Mahasiwa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2,3
Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
E 100140010
ABSTRAK
Penelitian mengenai Identifikasi Kebutuhan RTH Publik ini
dilakukan di Wilayah Perkotaan Boyolali.Tujuan dari penelitian ini
untuk(1) identifikasi titik RTH publik yang selanjutnya akan dijadikan
kawasan prioritas sebagai RTH publik yang berkelanjutandan (2)
menganalisisKebutuhan RTH publik di Wilayah Perkotaan Boyolali
yaitu luas RTH publiknya yang ada dengan luas Wilayah Perkotaan
Boyolali dan kebutuhan terhadap jumlah penduduknya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode survei. Metode survei bertujuan untuk
menggambarkan kebutuhan akan ruang terbuka hijau pada Wilayah
Perkotaan Boyolali. Untuk pengambilan sampelnya sendiri peneliti
menggunakan metode random sampling yang artinya teknik penentuan
sampel dilakukan dengan landasan berpikir bahwa semua anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama dipilih sebagai anggota
sampel. Analisis untuk mendapatkan hasil yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis spasial yaitu dengan menggunakan software
Sistem Informasi Geografis yang berfungsi untuk mengidentifikasi RTH
Publik yang telah ada
Hasil dari penelitian ini didapat Luas RTH Publik Wilayah
Perkotaan Boyolali adalah sebesar 477,88 Ha atau sekitar 11% dari luas
Wilayah Perkotaan Boyolali 4.248,85 Ha. Sehingga kebutuhan RTH
Publik berdasarkan luas wilayahnya masih kurang 9%, dimana untuk
luas minimal RTH Publik adalah 20%. Kebutuhan RTH Publik Wilayah
Perkotaan Boyolali menurut jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah
2,38 Ha atau sekitar 0,056% dari luas Wilayah Perkotaan Boyoali, untuk
proyeksi penduduk pada tahun 2034 kebutuhan RTH Publiknya adalah
sebesar 2,7 Ha atau sekitar 0,063% dari luas wilayahnya. Berdasarkan
kebutuhan RTH Publik untuk jumlah penduduknya masih mencukupi.
Kata Kunci : Identifikasi, Kebutuhan RTH Publik,Wilayah Perkotaan Boyolali
5
IDENTIFICATION OF GREEN OPEN SPACE NEEDS BY USING
REMOTE SENSING AND GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM IN
THE URBAN BOYOLALI 2015
Dimas Santoso Rahmadi1, Yuli Priyana,2 Agus Anggoro Sigit3
1
Mahasiwa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2,3
Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
E 100140010
ABSTRACT
Research on the identification of green open space public needs is done in
the urban Boyolali. The purpose of this study for (1)the identification of points of
public green open space which would then be used as a priority area of public green
open space sustainable and (2) analyzing the need for public green open space in
cities Boyolali vast green open space that is available to the broad public urban area
Boyolali and needs of the population
The method used in this research is to use the survey method..
Determination ofthe field surveyusingstratified samplingmethodbasedonland
units.Survey method aims to illustrate the need for open green space in the urban
area Boyolali. Taking samples for its own research using random sampling method,
which means sampling technique is done by grounding think that all members of
the population have the same chance as a member of the sample selected.Analysis
to obtain results that are used in this study is that spatial analysis using Geographic
Information System software that serves to identify the existing green open space
public
Results from this study obtained broad green open space public urban area
Boyolali amounted to 477.88 hectare, or approximately 11% of the total area is
4248.85 hectare arban Boyolali.So the need for public green open space based on
the vast territory still less 9%, which for the minimum area of green open space
public is 20%.The Needs of green open space public urban area Boyolali by
population in 2014 was 2.38 hectares, or approximately 0.056% of the total area
urban Boyoali.for projected population in the year 2034 needs public green open
space is 2.7 hectares, or approximately 0.063% of the total area
Keywords: identification, public green open space requirements, urban areas
Boyolali
6
1. Pendahuluan
lingkungan
1.1
tingginya
Latar Belakang
Kota
merupakan
perkotaan
polusi
seperti
udara,
dan
tempat
menurunya produktivitas masyarakat
dan
akibat stres karena terbatasnya ruang
berlangsung segala aktifitas penduduk di
publik yang tersedia untuk interaksi
dalamnya.
sosial (Permen PU No. 5 Tahun
bermukimnya
yang
penduduk
Aktivitas penduduk kota
sangat
beragam
sangat
berpengaruh terhadap pola ruang dalam
kota baik secara keseluruhan maupun
terhadap bagian wilayah kota dimana
2008). Dalam hal ini, diperlukan
pemikiran jauh ke depan dan perlu
re-orientasi visi pembangunan kota
yang
aktivitas tersebut berlangsung.
Di sisi lain, perkembangan
lebih
mempertimbangkan
lingkungan
dan
keberlanjutan
transportasi
pembangunan. Strategi pemanfaatan
menambah jumlah pemakaian bahan
ruang untuk kawasan budi daya
bakar
mengakibatkan
maupun kawasan lindung perlu
pencemaran di udara yang dapat
dilakukan secara kreatif, sehingga
menimbulkan berkurangnya tingkat
konversi
kesehatan
kawasan hijau menjadi kawasan non-
kegiatan
moda
sehingga
dan
kenyamanan
lahan
hijau
RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada
dikendalikan
suatu
untuk
menambah rasa nyaman bagi tempat
memenuhi salah satu fasilitas sosial
bermukim penduduk (Romadhoni,
masyarakat dan menjaga keserasian
2013).
ruang
wilayah
perkotaan
serta
non-produktif,
atau
lingkungan. Pentingnya keberadaan
wilayah
dan
produktif
Penataan
kelestarian
dapat
sehingga
ruang
dapat
merupakan
bentuk lanskap wilayah perkotaan.
suatu sistem proses perencanaan tata
Disamping hal tersebut, pentingnya
ruang,
RTH
kenyamanan,
pengendalian pemanfaatan ruang.
hidrologis, klimatologis, ekologis,
Perencanaan tata ruang dilakukan
edukatif, dan wisata
untuk menghasilkan rencana umum
sebagai
pemanfaatan
ruang,
dan
dan
tata ruang. Berdasarkan wilayah
kualitas ruang terbuka hijau telah
administrasi, penataan ruang terdiri
mengakibatkan menurunya kualitas
atas
Menurunya
kuantitas
penataan
ruang
wilayah
7
nasional, penataan ruang wilayah
2. Tinjauan Pustaka
provinsi, penataan ruang wilayah
Secara
fisik
RTH
dapat
kabupaten/kota. Di dalam Undang-
dibedakan menjadi RTH alam berupa
undang No. 26 Tahun 2007 tentang
habitat liar alami, kawasan lindung
Penataan Ruang, dijelaskan bahwa
dan taman-taman nasional serta RTH
perencanaan tata ruang wilayah kota
non alami atau binaan seperti taman
harus memuat rencana penyedian
lapangan olahraga, pemakaman atau
dan pemanfaatan ruang terbuka hijau
jalur-jalur non hijau jalan. Dilihat
yang luasnya minimal 30% dari luas
dari fungsi dapat berfungsi ekologis,
wilayah kota yang terdiri dari 20%
sosial,
ruang terbuka hijau publik dan 10%
ekonomi. Kemudian secara struktur
terdiri dari ruang terbuka hijau
ruang, RTH dapat mengikuti pola
privat. Rencana penyediaan dan
ekologis
pemanfaatan ruang terbuka hijau
memanjang, tersebar), maupun pola
selain dimuat dalam RTRW Kota,
planologis yang mengikuti hirarki
RDTR Kota, atau RTR Kawasan
dan struktur ruang perkotaan. Dari
Strategis Kota, juga dimuat dalam
segi kepemilikan, dibedakan ke
RTR
dalam RTH publik dan RTH privat.
Kawasan
Perkotaan
yang
budaya,
yang
estetika,
dan
(mengelompok,
merupakan rencana rinci tata ruang
Manfaat RTH secara langsung
wilayah Kabupaten (Permen PU No.
dan tidak langsung, sebagian besar
5 Tahun 2008).
dihasilkan
1.2
ekologis, atau kondisi ‘alami’ ini
Tujuan
Tujuan
yang
diharapkan
dapat
dari
adanya
dipertimbangkan
fungsi
sebagai
penulis dan dihasilkan dari penelitian
pembentuk
ini adalah (1) Identifikasi titik RTH
Berlangsungnya
publik
(2)
alami dalam lingkungan perkotaan
RTH
secara seimbang da lestari akan
publik yaitu luas RTH publiknya
membentuk kota yang sehat dan
yang ada dengan luas wilayah dan
mausiawi. Secara langsung, manfaat
kebutuhan
RTH adalah berupa bahan-bahan
dan
Menganalisis
penduduknya.
agihanya.
Kebutuhan
terhadap
jumlah
berbagai
faktor.
fungsi
ekologis
yang untuk dijual dan kenyamanan
8
fisik.
Sedangkan
yang
10.1 yang nantinya berfungsi untuk
manfaatnya tidak langsung adalah
identifikasi juga digunakan utntuk
perlindungan tata air dan konservasi
perhitungan luas RTH Publik yang
hayati atau keanekaragaman hayati.
ada, yaitu dengan menggunakan
Selain itu, RTH bermanfaat bagi
calculate
kesehatan
iklim
merupakan aplikasi yang ada di
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
software Arcgis tersebut, selain
No.05/PRT/M/2008).
untuk perhitungan luas, sofware
3. Metode Penelitian
Arcgis ini nantinya akan digunakan
dan
RTH
ameliorasi
geometry
dimana
Metode dalam penelitian ini
untuk buffer yaitu menentukan jarak
adalah dengan menggunakan metode
minimum RTH Publik yaitu RTH
survei. Metode survei bertujuan
Fungsi Tertentu yang tidak boleh
untuk menggambarkan kebutuhan
digunakan untuk aktifitas lain selain
akan ruang terbuka hijau pada
RTH itu sendiri. Analisis sendiri
Wilayah
Boyolali.
berdasarkan luas Wilayah Perkotaan
sendiri
Boyolali dengan luas RTH Publik
metode
yang ada dan perbandingan proyeksi
random sampling yang artinya teknik
jumlah penduduk Wilayah Perkotaan
penentuan sampel dilakukan dengan
Boyolali tahun 2014 dengan 2034
landasan berpikir bahwa semua
dangan luas RTH Publik yang ada.
anggota
Untuk jumlah penduduk mengacu
Perkotaan
Pengambilan
peneliti
sampelnya
menggunakan
populasi
kesempatan
yang
mempunyai
sama
dipilih
sebagai anggota sampel.
pada ketetapan Peraturan Menteri
Pekerjaan
Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis spasial
No.05/PRT/M/2008
Umum
yaitu
0,3
m2/penduduk.
yaitu dengan menggunakan software
Berikut pengolahan data untuk
Sistem Informasi Geografis yang
menghitung kebutuh RTH Publik
berfungsi
Wilayah Perkotaan Boyolali:
untuk
menentukan/mengidentifikasi jenis
RTH
Publik.
Software
yang
dimaksud adalah software Arcgis
1. Interpretasi Penggunaan Lahan
Interpretasi
penggunaan
lahan diperoleh dari hasil digitasi
9
citra penginderaan jauh. Software
pejalan kaki dan Ruang dibawah
yang
jalan layang.
dignakan
ArcGIS
Tingkat
I
Daerah
Kota
10.1.
adalah
software
kemudian
untuk
3. RTH
Fungsi
Tertentu
:
klasifikasi penggunaan lahan yang
sempadan rel kereta api, Jalur
digunakan adalah dari Sutanto.
hijau jarngan listrik tegangan
Tabel 1.6 KlasifikasiPenggunaan Lahan
tinggi,
Tingkat II
Tingkat III
Tingkat IV
sempadan
Permukiman
Pola
teratur,
setengah
teratur,
tidak teratur
Pasar, pom bensin,
pusat perbelanjaan,
pertokoaan
Pabrik/perusahaan,
gudang, pembangkit
listrik
Jalan, rel kereta api,
stasiun/terminal
Kelembagaan, non
kelembagaan
Kepadatan
jarang,
sedang, padat
Besar, kecil
sumber air baku/mata air dan
Perdagangan
Industri
Transportasi
Jasa
Rekreasi
pantai,
sungai,
pengaman
Pemakaman.
Identifikasi
RTH
ditentukan
Publik
dalam
sudah
ketetapan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Kantor,
puskesmas,
sekolah
Gedung pertunjukan,
gedung
olahraga,
kolam renang
Masjid, gereja
Tempat
Ibadah
Pertanian
sempadan
Sawah,
hutan
campur
Lain-lain
Kuburan,
(Ruang
taman/hutan wisata,
Terbuka
Lapangan olahraga,
Hijau)
stadion
Sumber : Sutanto, dkk, 1981 dengan modifikasi
2. Interpretasi Ruang Terbuka Hijau
Publik
Untuk jenis RTH Publik
No.05/PRT/M/2008,
sehingga
peneliti akan lebih mudah dalam
melakukan identifikasi.
Formula yang digunakan dalam
menentukan Kebutuhan RTH Publik
berdasarkan Luas Wilayah:
πΎπ‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› 𝑅𝑇𝐻 π‘ƒπ‘’π‘π‘™π‘–π‘˜ π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘›
Berikut
ini
adalah
contoh
πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘Šπ‘–π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žβ„Ž = πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘Šilayahx
20% (RTH
Tabel, yaitu Tabel 1.8 menunjukan
Publik)
Sumber :Permen PU No 05/PR/M/2008
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. RTH Taman dan Hutan Kota :
Sebaran RTH Publik yang
Taman RT, Taman RW, Taman
nantinya akan di isi sesuai hasil
Kelurahan, Taman Kecamatan,
analisis data.
Taman Kota, Hutan Kota dan
Sabuk hijau.
2. RTH Jalur Hijau Jalan : Pulau
jalan dan median jalan, Jalur
10
Tabel 1.8 Sebaran Ruang Terbuka
1.9 menunjukan luas minimal RTH
Hijau Publik Wilayah Perkotaan
berdasarkan jumlah penduduk
Boyolali (Contoh Tabel)
No
1
Jenis
RTH
Publik
Taman
RW
Lokasi
(Desa/Kelurahn)
Luas
(Ha)
Penggung, Kiringan,
Kebonbimo, Winong,
Banaran,
Pusporenggo,
Pulisen,
Siswodipuran,
Karanggeneng,
Kemiri, Mojosongo
2
3
Luas Total
Sumber : Permen PU No 05/PR/M/2008
dan Analisis, 2015
digunakan untuk perbandingan luas
RTH
Berdasarkan Jumlah Penduduk.
No
Unit Lingkungan
1
250 jiwa
Luas
minimal/kapita (m2)
1,0
2
2500 jiwa
0,5
3
30.000 jiwa
0,3
4
120.000 jiwa
0,2
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Tabel
Tabel 1.8 diatas nantinya akan
total
Tabel 1.9 Luas Minimal RTH
Publik
dengan
kebutuhan luas wilayah perkotaan
1.9
diatas
digunakan
nantinya
dalam
akan
perhitungan
kebutuhan RTH berdasarkan jumlah
penduduknya, berikut formula untuk
menghitung kebutuhan RTH Publik
berdasarkan jumlah penduduk
Boyolali. Sehingga nantinya dapat
πΎπ‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› 𝑅𝑇𝐻 π‘ƒπ‘’π‘π‘™π‘–π‘˜
diketahui apakah luas RTH Publik
π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘› π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘’π‘›π‘‘π‘’π‘‘π‘’π‘˜ =
yang ada sudah cukup atau bahkan
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘’π‘›π‘‘π‘’π‘‘π‘’π‘˜x Luas minimal/kapita
masih kurang.
Perhitungan selanjutnya adalah
Perhitungan kebutuhan RTH
menghitung kebutuhan RTH Publik
Publik selanjutnya adalah dengan
untuk
membandingkan
Berikut formula yang digunakan
RTH
Publik
proyeksi
sekarang dengan kebutuhan RTH
dalam
Publik untuk jumlah penduduk
penduduk,
dimana
2014 dan perhitungan proyeksi
ditentukan
laju
jumlah
penduduk
penduduk
2034
serta
perkiraan kebutuhan RTH Publik
pada tahun tersebut. Berikut Tabel
penduduknya.
perhitungan
proyeksi
disini
pertumbuhan
Kabupaten
adalah 0,64%.
sudah
Boyolali
11
No
Jenis RTH Publik
Lokasi
Luas
(Desa/Kelurahan)
RTH
Penggung, Kiringan,
Kebonbimo, Winong,
Banaran,
Pusporenggo, Pulisen,
Siswodipuran,
Karanggeneng,
Kemiri, Mojosongo
Mudal, Mojosongo,
Winong
13,83
Mojosongo, Winong
0,12
Kiringan, Banaran,
Siswodipuran,
Mojosongo, Kemiri
siswodipuran
2,03
Banaran,
Karanggeneng,
Kebonbimo, Kemiri,
Kiringan, Mojosongo,
Mudal, Penggung,
Pulisen, Pusporenggo,
Siswodipuran,
Winong
Kebonbimo
8,4
Mojosongo,
Siswodipuran,
Banaran, Pulisen.
0,58
Mojosongo,Pulisen,
Siswodipuran,
Banaran, Kiringan
Mojosongo,
Siswodipuran,
Pulisen, Banaran,
Kiringan
Kiringan, Mudal,
Karanggeneng,
Kragilan, Mojosongo
3,75
Banaran,
Karanggeneng,
Kragilan, Kebonbimo,
Kemiri, Kiringan,
Mojosongo, Mudal,
Penggung, Pulisen,
Pusporenggo,
Siswodipuran,
Winong
Kebonbimo,Kiringan
296,79
Banaran,
Karanggeneng,
Kragilan Kebonbimo,
Kemiri, Kiringan,
Mojosongo, Mudal,
Penggung, Pulisen,
Siswodipuran,
Winong
22,73
(Ha)
Taman RW
1
Pn = Po(1 + r)𝑛
RTH
Taman
dan
Hutan
Kota
Sumber : United Nations, Methods for
Population Projection by Sex and Age
Taman
Kelurahan
Taman
Kecamatan
Pn = jumlah penduduk tahun ke n
Taman
Po = jumlah penduduk tahun dasar
Kota
Hutan Kota
r = laju pertumbuhan penduduk
Taman
Sekolah
n = jumlah interval
4. Hasil dan Pembahasan
Taman
4.1 Analisis Kebutuhan Ruang
Terbuka
Publik
Wilayah
Pulau jalan
2
RTH
Jalur
Hijau
Jalan
RTH
dan median
Jalur pealan
Jalur
tanaman
Perkotaan Boyolali ini dapat
Jalur hijau
3
yang diperoleh dari interpretasi
RTH
Fungsi
Tertentu
jaringan
sistem
informasi
geografis.Berikut
Menampilkan
Tabel
Sebaran
tinggi
RTH
Fungsi
Tertentu
sempadan
sungai
4.1
RTH
67,81
listrik
RTH
menggunakan
1,77
tegangan
citra penginderaan jauh dengan
pengolahan
5,98
jalan
kaki
Publik yang ada pada Wilayah
diketahui luas RTH Publiknya
1,04
Rekreasi
Perkotaan Boyolali
Teridentifikasinya
0,79
RTH
52,26
pengaman
Publik
Boyolali.
Wilayah
Perkotaan
sumber air
baku/mata
air
Pemakaman
Luas Total
Sumber : Hasil Analisis, 2015
477,88
12
Sebaran
RTH
Publik
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Wilayah Perkotaan Boyolali pada
Pekerjaan
Tabel 4.1 diperoleh luas sebesar
No.05/PRT/M/2008
477,88
sungai
menjelaskan RTH Publik harus 20%
merupakan RTH yang mempunyai
dari luas wilayah perkotaan. Luas
luas yang paling besar dalam
Wilayah Perkotaan Boyolali adalah
menyumbang
ketersedian
RTH
4.856,68 Ha sehingga kebutuhan
Publik
ada
Wilayah
RTH Publiknya adalah sebesar
Perkotaan Boyolali yaitu sebesar
971,36 Ha. Kemudian luas RTH
296,79 Ha atau sekitar 62% dari luas
Publik Wilayah Perkotaan Boyolali
RTH Publik wilayah perkotaan
hasil identifikasi adalah 477,88 Ha
Boyolali.
Publik
atau sekitar 10% dari luas wilayah.
sempadan sungai terdapat pada
Berdasarkan perhitungan kebutuhan
semua Desa/kelurahan yang ada di
RTH Publik dengan luas wilayah
Wilayah Perkotaan Boyolali yaitu
perkotaan adalah 10% dan masih
Banaran, Karanggeneng, Kragilan,
kurang 10%. Dimana luas minimal
Kebonbimo,
Kemiri,
RTH Publik adalah 20% dari luas
Mojosongo,
Mudal,
Ha.
Sempadan
yang
Jenis
di
RTH
Pulisen,
Kiringan,
Penggung,
Umum
yang
wilayah perkotaan.
Pusporenggo,
Analisis selanjutnya adalah
Siswodipuran, Winong. Sedangkan
analisis kebutuhan RTH Publik
luas terkecil jenis RTH Publik
wilayah perkotaan Boyoali dengan
adalah
yaitu
jumlah penduduk tahun 2014 serta
sebesar 0,12 Ha atau sekitar 0,025%
proyeksi jumlah penduduk hingga
dari luas RTH Publik yang ada.
tahun 2034. Dengan rentang waktu
Untuk lokasinya taman kecamatan
20
terletak
memperkirakan
taman
kecamatan
di
Desa/Kelurahan
Mojosongo dan Winong.
Kebutuhan
Wilayah
RTH
diharapkan
dapat
rencana
dalam
penyedian RTH Publik kedepanya.
Publik
Tabel
4.2
berikut
menunjukan
Boyolali
kebutuhan RTH Publik Wilayah
diperoleh dari 20% Luas Wilayah
Perkotaan Boyolali terhadap jumlah
Perkotaan
Perkotaan
tahun,
Boyolali
yaitu
13
penduduk dan proyeksi jumlah
perkotaan
Boyolali.
Peningkatan
penduduk.
jumlah penduduk dari tahun 2014
sampai 2034 mengalami peningkatan
Kecamatan
Desa/
Kelurahan
Luas
(Ha)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Tahun Tahun
2014
2034
Kebutuhan
RTH (Ha)
Tahun
2014
Tahun
2034
sebesar 8,8% per tahun. Luas RTH
Publik
wilayah
perkotaan
hasil
identifikasi adalah sebesar 477,88
Boyolali
Mojosongo
Musuk
Jumlah
Pulisen
Siswodipuran
Banaran
Winong
Penggung
Kiringan
Karanggeneng
Mudal
Kebonbimo
Kemiri
Mojosongo
Kragilan
Pusporenggo
162
149,9
120
541
527
251,1
391,5
315,6
239
563,84
365,87
370,49
251,55
4248,8j
9001
9132
8196
6561
5327
6630
7335
5458
3021
6049
4369
5516
2874
79.469
10226
10375
9312
7454
6052
7533
8334
6201
3433
6873
4964
6267
3266
90.284
0,270
0,274
0,246
0,197
0,160
0,199
0,220
0,164
0,091
0,181
0,131
0,165
0,086
2,380
0,307
0,311
0,279
0,223
0,181
0,225
0,250
0,186
0,102
0,206
0,148
0,188
0,0097
2,708
Sumber : Analisis Data Tahun 2015
Jumlah
digunakan
penduduk
dalam
yang
perhitungan
kebutuhan RTH Publik Wilayah
Perkotaan Boyolali menggunakan
data dari Badan Pusat Stastitik (BPS)
Ha,
Dimana
jumlah
total
penduduk
Wilayah Perkotaan Boyolali pada
tahun 2014 adalah 79.469 jiwa
dengan
kebutuhan
RTH
Publik
sebesar 2,38 Ha atau 0,056% dari
luas Wilayah Perkotaan Boyolali.
Sedangkan untuk proyeksi 20 tahun
kemudian atau pada tahun 2034
adalah
90.284
jiwa
dengan
kebutuhan RTH Publik sebesar 2,7
Ha atau 0,063% dari luas wilayah
perbandingan
kebutuhan RTH Publik untuk jumlah
penduduk
dan
proyeksi
penduduknya dengan jumlah RTH
Publik yang ada adalah sudah
mencukupi. Selain itu berdasarkan
perbandingan antara RTH Publik
dengan jumlah penduduk, untuk
kebutuhan RTH sekarang adalah
sekitar 60 m2/kapita, sedangkan
berdasarkan peraturan adalah 0,3
m2/kapita
Kabupaten Boyolali Tahun 2014
yaitu Kecamatan Dalam Angka.
sehingga
Identifikasi kebutuhan RTH
Publik dalam penelitian ini tidak
mempertimbangkan
aktifitas
penduduk yang dari wilayah lain,
mengingat
Wilayah
Perkotaan
Boyolali merupakan wilayah yang
dilintasi jalan arteri yang merupakan
jalan
utama
menghubungkan
Kabupaten semarang ke kota solo,
surabaya atau sebaliknya. Selain itu
Wilayah Perkotaan Boyolali terdapat
universitas, pasar, berbagai industri,
kantor pemerintahan maupun swasta
14
dimana
mobilitas
dilakukan
Kebonbimo). 2). RTH Jalur
masyarakat untuk kegiatan tersebut
Hijau Jalan: Pulau jalan dan
dan menggunakan oksigen serta
Median
menghasilkan karbondioksida yang
Mojosongo,
cukup besar dengan kendaraan yang
Banaran, Pulisen), Jalur pejalan
digunakan.
kaki/trotoar
5. Kesimpulan dan Saran
Mojosongo,Pulisen,
5.1 Kesimpulan
Siswodipuran,
Banaran,
1. Hasil dari penelitian yang
Kiringan),
tanaman
diperoleh adalah Jenis RTH
(berada di Mojosongo,Pulisen,
Publik
Siswodipuran,
yang
teridentifikasi
jalan
(berada
di
Siswodipuran,
(berada
Jalur
di
Banaran,
adalah 1). RTH Taman dan
Kiringan). 3). RTH Fungsi
Huta kota: Taman RW (berada
Tertetu:
di
Kiringan,
jaringan listrik tegangan tinggi
Kebonbimo, Winong, Banaran,
(berada di Kiringan, Mudal,
Pusporenggo,
Karanggeneng,
Penggung,
Pulisen,
RTH
Jalur
hijau
Kragilan,
Siswodipuran, Karanggeneng,
Mojosongo), sempadan sungai
Kemiri, Mojosongo), Taman
(berada
Kelurahan (berada di Mudal,
Karanggeneng,
Mojosongo, Winong), Taman
Kebonbimo, Kemiri, Kiringan,
Kota
Mojosongo, Mudal, Penggung,
(berada
Banaran,
Mojosongo,
di
Kiringan,
Siswodipuran,
Kemiri), Hutan
di
Pulisen,
Siswodipuran,
Banaran,
Kragilan,
Pusporenggo,
Winong),
Kota (berada di siswodipuran),
pengaman sumber air aku/mata
Taman Sekolah (berada di
air (berada di Kebonbimo,
Banaran,
Karanggeneng,
Kiringan),
pemakaman
Kebonbimo, Kemiri, Kiringan,
(Banaran,
Karanggeneng,
Mojosongo, Mudal, Penggung,
Kragilan Kebonbimo, Kemiri,
Pulisen,
Kiringan, Mojosongo, Mudal,
Siswodipuran,
Pusporenggo,
Winong),
Taman Rekreasi (berada di
Penggung,
Pulisen,
Siswodipuran, Winong).
15
2. Luas RTH Publik Wilayah
antara RTH Publik dengan
Perkotaan Boyolali adalah
jumlah
sebesar 477,88 Ha atau
kebutuhan RTH sekarang
sekitar
adalah sekitar 60 m2/kapita,
10%
dari
luas
penduduk,
Wilayah Perkotaan Boyolali
sedangkan
4.856,68
peraturan
Ha.
kebutuhan
Sehingga
RTH
untuk
berdasarkan
adalah
0,3
m2/kapita.
Publik
berdasarkan luas wilayahnya
5.2 Saran
masih kurang 10%, dimana
1. Menambah
untuk luas minimal RTH
analisis
Publik
20%.
Publik yang ada, sehingga
Publik
nantinya akan lebih mudah
adalah
Kebutuhan
RTH
perbandingan
kebutuhan
RTH
Wilayah Perkotaan Boyolali
dalam
menurut jumlah penduduk
perencanaan kedepanya.
pada tahun 2014 adalah 2,38
2.
melakukan
Sebaiknya
dalam
Ha atau sekitar 0,056% dari
penampilan
luas
Perkotaan
menggunakan skala yang
proyeksi
detail, supaya RTH yang
Wilayah
Boyoali,
untuk
peta
penduduk pada tahun 2034
teridentifikasi
kebutuhan RTH Publiknya
terlihat.
dapat
adalah sebesar 2,7 Ha atau
3. Penelitian
selajutnya
sekitar 0,063% dari luas
sebaiknya
menggunakan
wilayahnya.
citra yang terbaru juga,
kebutuhan
Berdasarkan
RTH
Publik
karena
diharapkan
hasil
untuk jumlah penduduknya
tidak jauhberbeda dengan
masih
kondisi di lapangan.
dikarenakan
mencukupi
luas
RTH
Publik yang teridentifikasi di
Wilayah Perkotaan Boyolali
adalah 477,88 Ha. Selain itu
berdasarkan
perbandingan
16
6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2002.
Peraturan
Pemerintah Nomor 63 Tahun
2002 tentang Hutan Kota
Anonim.. 2007. UU Nomor 26 Tahun
2007
Anonim.. 2009. Masterplan RTH
Kota Banda Aceh tahun 2009
tentang
Identifikasi,
Inventarisasi dan Evaluasi
RTH Kota Banda Aceh.
Anonim..2007. Peraturan Menteri
No.1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan.
Anonim..
2010.
Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun
2010
tentang
Penyelenggaraan
Penataan
Ruang
Aifin, Sri Sutarni. 2013. Analisis
Kebutuhan Ruang Terbuka
Hijau di Kecamatan Kota
Tengah Kota Gorontalo.
Gorontalo : Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Gorontalo
Departemen Pekerjaan Umum. 2008.
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum
Nomor
05/PRT/M/2008
tentang
Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau Di Kawasan Perkotaan.
Badan Pusat Statistik. 2014.
Kecamatan Dalama Angka.
Kabupatem Boyolali
Romadhoni,
Muhammad
Ali
Majidhi. 2013. Analisis
Prioritas Penaataan Ruang
Terbuka
Hijau
Daerah
Permukiman
Melalui
Pemanfaatan Penginderaan
Jauh dan Sistem Informasi
Geografis di Kecamatan
Kotagede.
Surakarta
:
Fakultas
Geografi,
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh
Jilid I. Gadjah Mada
University
Press;
Yogyakarta.
Triastuti, Selly. 2010. Identifikasi
Ruang Terbuka Hijau Di
Kecamatan Sukasari Kota
Bandung. Bandung : Program
Studi Survey dan Pemetaan
dan Informasi Geografis.
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode
Penelitian Wilayah
Kontemporer. Yogyakarta :
Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada
18
Gambar 3.7. Peta RTH Fungsi Tertentu Wilayah Perkotaan Boyolali 2015
Download