BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio berkembang cukup pesat. Karena semakin banyak saluran radio yang ada, semakin beragam juga program radio yang bermunculan. Disamping itu, peran radio sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. (Pringle dan Starr, 2006) Program radio yang bermunculan sekarang ini sangat segmented. Segmentasi yang dilakukan radio biasanya adalah radio anak muda, radio dewasa, radio bisnis, dan umum. (morissan, 2008) Radio swasta anak muda yang ada di Jakarta saat ini adalah Mustang, OZ Radio, TRAX FM, GEN FM, GLOBAL RADIO, dan Prambors Radio. Prambors Radio adalah salah satu radio swasta di Jakarta yang sudah dikenal di kalangan masyarakat khususnya anak muda. Dalam perjalanannya, Prambors melakukan banyak inovasi untuk membuat Kawula Muda (sebutan pendengar Prambors Radio) tetap stay tuned. Salah satu yang dilakukan oleh Prambors Radio untuk memudahkan Kawula Muda mendengarkannya adalah tidak hanya bisa dijangkau melalui radio, tetapi sekarang ini bisa dijangkau melalui internet, baik melalui situs resmi Prambors (http://www.pramborsfm.com) ataupun melalui berbagai macam social networking anak muda zaman sekarang seperti Twitter, Facebook, serta lewat mobile gadget, seperti handphone, smartphone, dan notebook. Di Prambors radio terdapat dua program unggulan yaitu, Desta dan Gina In The Morning Show dan The Dandees. The Dandees yang memiliki waktu siaran pada jam prime time yaitu pada jam 4 sore sampai jam 8 malam. The Dandees menjadi program unggulan karena memiliki audience atau pendengar yang banyak dibandingkan dengan program yang lainnya di Prambors. Menjadi program unggulan bukanlah berarti tidak mempunyai pesaing dari radio lain yang memiliki segmentasi yang sama dan dari jam siar yang sama. Contoh program pesaing The Dandees dari radio lain adalah Gen48 di GEn FM, Program Kompak Bareng di TRAX FM, Cafe Sore di Global Radio. 1 2 Kesuksesan yang dialami The Dandees tidak lepas dari proses produksi. Didalam proses produksi terdapat pencarian ide, penentuan format, melakukan segmentasi, targeting dan positioning, evaluasi dan lain-lain. Dilihat dari kesuksesan program The Dandees sebagai program unggulan, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana proses produksi yang ada didalam program The Dandees untuk membuat program tersebut bisa menarik banyak minat pendengar. 1.2 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian adalah strategi produksi program The Dandees di era new media. Strategi produksi yang diteliti mulai dari pra produksi, produksi dan paska produksi yang dilakukan The Dandees. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana strategi proses produksi yang dilakukan ntuk meningkatkan kualitas program The Dandees di Prambors Radio sehubungan dengan era new media? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, bertujuan untuk: 1. Mengetahui strategi proses produksi program radio The Dandees di Prambors Radio mulai dari pra produksi, produksi, dan paska produksi di era new media. Sedangkan manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis: Diharapkan dengan adanya penelitian ini, akan berguna bagi mahasiswa/i untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang cukup mengenai pembuatan strategi untuk meningkatkan kualitas program radio di era new media. Serta berguna untuk pembaca yang ingin meneliti lebih dalam mengenai produksi program radio. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bisa menginspirasi broadcaster atau perusahaan radio untuk membuat sebuah program radio yang menarik dan juga diharapkan bisa 3 menjadi referensi untuk melakukan penelitian yang lain yang berhubungan dengan program radio. Penelitian ini juga diharapkan berguna untuk siapa saja yang tertarik dan bergerak dibidang broadcasting, untuk mengetahui karakteristik apa yang harus dimiliki seorang penyiar radio. 3. Manfaat untuk Masyarakat/Umum: Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai dunia broadcasting. Serta untuk membuat program radio yang berkualitas dari segi proses produksi, konten, penyiar, dll. 1.5 Sistematika Penulisan Sebagaimana gambaran umum dalam penyusunan skripsi ini sesuai dengan judul, penulisan disusun pembabakannya dari ringkasan setiap isi dan bab per bab yang dibagi dalam 5 bab yang diawali dari: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdapat beberapa sub bab yaitu, latar belakang penelitian, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab 1 ini lebih mendeskripsikan masalah yang akan diteliti agar pembaca dapat mengerti atau mendapat gambaran mengenai pokok penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA Terdiri dari 3 sub bab yaitu, 5 jurnal penelitian sebelumnya, landasan konseptual dan kerangka pemikiran. Bab ini menjelaskan bagaimana penelitian yang sebelumnya berlangsung beserta dengan teori yang digunakan, lalu pada bab ini pula dijelaskan mengenai teori umum dan teori khusus yang menjadi landasan konseptual dan kerangka pemikiran dasar dari penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan menjelaskan dengan spesifik mengenai metode penelitian yang digunakan, bagaimana tahapan yang digunakan dalam metode penelitian, mengapa menggunakan metode penelitian tersebut. Mendeskripsikan juga mengenai 4 teknik pengumpulan data yang digunakan selama proses penelitian yaitu kualitatif dengan teknik wawancara mendalam ( In-depth Interview ). BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil dari teknik pengumpulan data yang berguna menjawab pertanyaan penelitian pada bab I akan berada pada bab ini. Berisi tentang pelaksanaan penelitian, serta analisis hasil penelitian yang diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan atau menjadi referensi pembaca untuk penelitian berikutnya. BAB V PENUTUP Ini adalah bab terakhir dari serangkaian hasil penelitian yang berisi simpulan dan saran, dimana simpulan sendiri tersebut akan berisi ringkasan penelitian secara menyeluruh, dan saran adalah pesan singkat untuk pembaca. 5 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian Carolyn A. Lin yang berjudul “Exploring Online Radio Adoption Decisions-making Process: Cognition, Attitude and Technology Fluidity.” membahas tentang branding radio online di era new media, dimana teknologi sudah semakin maju dan penggunaan radio online perlu dikembangkan sebagai upaya inovasi teknologi berikutnya yang membebaskan dari keterbatasan fisik ketersediaan spektrum dan teknologi analog kuno. Penelitian Sang Gil Lee yang berjudul “Production and Organization of Entertainment Programs in Early Stages of the Gyeongseong Broadcasting Station“ mempelajari secara sistematis dan menganalisa produksi program hiburan dan signifikansi sosial dan budaya JODK. Penelitian Melisa Nursodiyanti mengenai “Strategi Dakwah Radio Wadi 102 FM Dalam Meningkatkan Kualitas Program Siaran Radio” menjelaskan bahwa strategi yang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT mampu menjadi tolak ukur yang senantiasa menjadi pengaruh dalam meningkatkan kulaitas program radio. Penelitian Dian Kusuma Sartika dan Lestari Nurhajati mengenai “Strategi Program Radio Internet Dalam Persaingan Dengan Radio Konvensional: Studi Pada berisikradio.com” menjelaskan bahwa strategi program radio internet menggunakan teknologi online. Dimana jangkauan yang dimiliki radio internet lebih luas, bahkan bisa diakses di seluruh dunia. Lalu strategi berikutnya adalah menghadirkan acara atau program yang menarik simpati pendengar, mengakrabkan hubungan penyiar dengan pendengar setia dan mengadakan kegiatan off-air yang dirancang menarik untuk melibatkan langsung pendengar setia. Penelitian Ditta Adytya mengenai “Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Delta FM Medan Dalam Bertahan di Era Media Online” menjelaskan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Radio Delta FM Medan untuk bertahan di era media online dengan memanfaatkan website dan social media dalam men- 6 jangkau dan berinteraksi dengan pendengar setia radio dan menggunakan analisis STPFP untuk membuat sebuah strategi. Tabel 2.1 State of The Art No Nama . Peneliti Teori dan yang Metode Judul digunakan Hasil Penelitian Penelitian Penelitian 1 Exploring Online Radio Adoption Decisions-making Process: Cognition, Attitude and Technology Fluidity. Teori Perilaku Terencana Jenis penelitian Strategi Broadkualitatif dan casting media metode radio online un- penelitian tuk menjadikan deskriptif. radio online tetap menjadi pilihan di masa depan. Lin, Carolyn. A volume 86, issue 4, pp:884-899 2 Production and Teori Tahapan Jenis penelitian Organization of Produksi kualitatif Entertainment deskriptif. Programs in Early Stages of The Gyeongseong Broadcasting Station. Lee, Sang-Gil Pnelitian ini meneliti tujuan dalam mem- berikan studi sistematis ten- tang pola produksi dan organisasi pro- gram radio dan difokuskan pada program Volume 4, issue 1, pp 197-278 buran. hi- 7 3 Strategi Dakwah Analisis SWOT Radio Wadi 102 FM Dalam Meningkatkan Kualitas Program Siaran Radio. Jenis penelitian Mengetahui kualitatif, strategi yang deskriptif. digunakan oleh Dakwah Radio Wadi untuk meningkatkan kualitas program Melisa Nursodiyanti dengan menggunakkan analisis SWOT. Series-0110-065956;2406 KPI D i,74 hal:28 4 Strategi ProTeori Tahapan Jenis penelitian gram Radio InProduksi kualitatif, ternet Dalam deskriptif. Persaingan Dengan Radio Konvensional: Studi Pada Berisikradio.com Mengetahui strategi program dalam mening- katkan kualitas program dengan cara produksi meneliti pro- gram itu sendiri. Dian Kusuma Sartika & Lestari Nurhajati Volume 5, issue 2. 8 5 Strategi Komu- Analisis S-T-P- Jenis penelitian nikasi Pemasa- F-P kualitatif, ran Radio Delta deskriptif. FM Medan Dalam Bertahan di Era Media Online. Mengetahui strategi yang digunakan dengan menggunakan analisis STPFP. Ditta Adytya Volume 1, No 1 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Komunikasi mengandung makna bersama–sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama–sama (Wiryanto, 2008). Secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah makna. Jika dua orang terlibat dalam komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan mengenai makna apa yang dicakapkan. (Effendy dalam Lamintang, 2013) Menurut Edwin B. Flippo, komunikasi adalah kegiatan mendorong orangorang lain untuk menafsirkan suatu ide dengan cara yang diinginkan oleh si pembicara atau si penulis. (Moekijat dalam Lamintang, 2013) Terry dan Franklin mengatakan komunikasi adalah seni mengembangkan dan mendapatkan pengertian diantara orang-orang. Komunikasi adalah proses menukar 9 informasi dan perasaan diantara dua orang atau lebih, dan penting bagi manajemen yang efektif. (Moekijat dalam Lamintang, 2013) Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Harold Laswell (1960), cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says What In which Channel To whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Effendy, 2007) Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah : 1. Source : Sering juga disebut pengirim (sender), penyandi (endcoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. Sumber dalam definisi lain adalah pihak yang berinisiatif mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi dari seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. 2. Pesan : Pesan atau (message) adalah maksud yang disampaikan oleh satu pihak ke pihak lainnya. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat pergerakan anggota tubuh. Seni music, lukisan, patung, dan tarian juga dapat mewakili pesan komunikasi nonverbal. 3. Media atau saluran : Biasa disebut channel adaah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi face to face atau tatap muka saluran dapat berupa udara yang mengalirkan nada atau suara. Saluran dapat merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya salurna komunikasi ada dua yaitu cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. 4. Penerima : Penerima atau receiver sering disebut communicate yang artinya komunikan, destination yang artinya sasaran atau tujuan. Penerima adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. 5. Efek : Efek biasa disebut juga feedback atau umpan balik yang artinya tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikan. 2.2.2 Komunikasi Massa 10 2.2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang menggunakan media massa dengan bertujuan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak luas dan berbagai macam tujuan komunikasi lainnya. Definisi komunikasi massa menurut Bittner (1999), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahu bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. (Ardianto, dkk, 2014). Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Josep A. Devito, yaitu “First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its forms: television, radio, newspaper, magazines, films, books and tapes.” Jika diterjemahkan artinya, “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa , kepada khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidal berarti pula bahwa khalayak itu besar dan para umumnya agar sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih judah dan lebih logos bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan tape.” ( Nurudin, 2009) Definisi komunikasi massa menurut Meletzke diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Ardianto, dkk, 2014). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah, tidak langsung karena penggunaan media massa, dan pesannya yang terbuka untuk semua orang. Yang dimaksud tersebar adalah pihak penerima pesan tidak berada pada satu tempat tertentu namu tersebar di berbagai tempat. 11 2.2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Sebelumnya telah dibahas mengenai pengertian atau definisi komunikasi massa menurut beberapa ahli. Melalui definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa karakteristik komunikasi massa, yaitu: (Ardianto, dkk, 2014) 1. Komunikator Terlembagakan Unsur komunikasi yang pertama adalah komunikator. Menurut Wright (1975) bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jumlah orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, jumlah peralatan yang digunakan dan biaya yang diperlukan sifatnya sangat relatif karena tegantung media apa yang digunakan. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan lebih banyak lagi orang yang terlibat, peralatan yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan. Bisa disimpulkan bahwa komunikasi massa itu kompleks tidak seperti komunikas antarpersona yang begitu sederhana. 2. Pesannya Bersifat Umum Karena komunikasi massa bersiifat terbuka, maka pesan yang ingin disampaikan harus bersifat umum atau ditujukan untuk semua orang bukan ditujukan untuk sekelompok orang tertentu saja. Pesan komunikasi dapat berupa fakta, opini dan peristiwa yang ada di sekeliling kita. Pesaa yang ingin disampaikan juga memiliki kriteria penting dan menarik. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Karena komunikasi massa menggunakan media massa dan tidak tatap muka, maka komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim). Disamping itu komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri berbagai lapisan masyrakat yang berbeda. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa yang sangat menonjol adalah jumlah khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas di waktu yang bersamaan. Menurut Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai 12 keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut berada dalam keadaan terpisah atau tersebar. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah keberadaan dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, bisa diartikan juga bagaimana hubungan para peserta komunikasi tersebut satu sama lain. Komunikasi massa lebih mementingkan dimensi isi karena komunikatornya tidak harus saling kenal dengan komunikannya, yang terpenting hanyalah bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, dan jelas. Itulah sebabnya perlu ada cara penulisan lead untuk media cetak maupun elektronik (radio dan televisi). 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Kelemahan dari komunikasi massa yang sangat menonjol adalah komunikasi massa bersfiat satu arah. Dimana komunikasi dilakukan melalui media massa, sehingga komunikator dan komunikannya tidak dapat kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan tanpa tahu apakah pesan tersebut sampai ke komunikan dengan baik atau tidak 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Hal ini bisa dianggap sebagai salah satu kelemahan komunikasi massa, karena komunikasi massa membuat panca indra bekerja secara terbatas tergantung pada jenis media massa. Berbeda dengan komunikasi antarpersonaa, dimana komunikator dan komunikan dapat bertatap muka, mendengar secara langsung. 8. Umpan Balik tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback atau umpan balik yang disampaikan oleh komunikasn. Umpan balik tersebut bisa menjadi bahan evaluasi komunikator. Namun karena bersifat tidak langsung dan tertunda, maka 13 komunikator tidak dapat segera mengetahui reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikannya (Ardianto, dkk, 2014). 2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan). (Ardianto, dkk, 2014) 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (a) warning of beware surveillance (pengawasan peringatan), (b) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari bencana alam, inflasi dan serangan militer. Peringatan yang serta merta bisa menjadi ancaman yang terkadang msyarakat tidak tahu. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran infomrasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah berita film apa yang sedang dimainkan di bioskop, produk-produk terbaru, resep makanan, dan lain-lain. 2. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Biasanya berbentuk opini dan komentar yang ditujukan kepada khalayak, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak audience untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebi lanjut dalam komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok. 3. Lingkage (Keterkaitan) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk keterkaitan berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) 14 Fungsi penyebaran nilai-nilai disebut juga sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran untuk diperlihatkan kepada khalayak sehingga khalayak mempunyai contoh untuk diterapkan. Contohnya adalah maraknya film anak remaja yang mengisahkan tentang pacaran, dan tidak bisa dipungkiri banyak anak remaja bahkan anak kecil zaman sekarang yang meniru gaya pacaran seperti yang dikisahkan di televisi. 5. Entertainment (Hiburan) Semua orang membutuhkan hiburan, terutama orang yang hidup di hiruk pikuk kota. Sudah lelah dengan rutinitas yang ada, maka sudah menjadi sebuah tugas dan kesempatan bagi media massa untuk menyajikan sebuah tayangan yang menghibur. Selain menjadi kebutuhan khalayak, disamping itu juga menjadi keuntungan bagi si pemilik program. Contoh program yang menjadi hiburan adalah tayangan olahraga, yang menyangkut human interest, dan untuk media cetak biasanya adalah cerpen, komik, dan TTS (Teka Teki Silang). Sementara itu, Effendy (2005) mengemukakan komunikasi massa secara umum adalah: 1. Fungsi Informasi Karena kebutuhan dasar manusia adalah ingin mengetahui informasi tentang yang ada di sekitar mereka, bahkan seiring majunya globalisasi saat ini, maka dengan mudanya kita mendapat informasi tentang negara lain. Maka dari itu pentingnya peran media massa sebagai penyebar informasi. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pendengar atau pemirsa. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, berita dan artikel. Con- 15 tohnya pada radio adalah dengan membahas informasi dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten pada bidang tesebut. 3. Fungsi Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Biasanya pada hal ini, iklan pada radio, televisi maupun media cetak sangat memenuhi fungsi ini. Apalagi ketika mengenalkan produk baru kepada khalayak. Media massa berusaha mempengaruhi pikiran khalayak dengan cara membuat sesuatu yang terlihat menarik sehingga dapat meyakinkan khalayak. Ada bermacam – macam fungsi teori dari beberapa ahli. Seperti yang diungkapkan oleh Littlejohn yang menyatakan 9 fungsi dari teori, yakni : (LittleJohn:2005) 1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara sepotong-sepotong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata. Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan yang diperoleh dari pola atau hubungan itu kemudian disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.(LittleJohn :2005) 2. Memfokuskan. Teori pada dasarnya menjelaskan tentang sesuatu hal, bukan banyak hal. (LittleJohn :2005) 3. Menjelaskan. Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Misalnya mampu menjelaskan pola-pola hubungan dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa tertentu. (LittleJohn :2005) 4. Pengamatan. Teori tidak sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan dijadikan patokan ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori. (LittleJohn :2005) 16 5. Membuat prediksi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, dan media massa. (LittleJohn :2005) 6. Fungsi heuristik atau heurisme. Artinya bahwa teori yang baik harus mampu merangsang penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.(LittleJohn :2005) 7. Komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopoli penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritikan-kritikan, yang memungkinkan untuk menyempurnakan teori. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan. (LittleJohn :2005) 8. Fungsi kontrol yang bersifat normatif. Asumsi-asumsi teori dapat berkembang menjadi nilai-nilai atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan seharihari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai saran pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia. (LittleJohn :2005) 9. Generatif. Fungsi ini terutama menonjol di kalangan pendukung aliran interpretatif dan kritis. Menurut aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru. (LittleJohn :2005) 17 2.2.1.4 Komponen Komunikasi Massa Dalam sebuah proses komunikasi terdapat beberapa komponen yang terlibat. Pengertian komponen disini adalah bagian-bagian yang terpenting dan mutlak harus ada pada suatu keseluruhan atau kesatuan. Schramm (1982) mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal diperlukan delapan komponen yaitu, sumber, pesan, encoder, channel, decoder, receiver, feedback,dan noise. (Ardianto, dkk, 2014) Menurut Harold D. Laswell dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsur atau komponen, yaitu: (Ardianto, dkk, 2014) 1. Who (siapa): Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi. 2. Says what (apa yang dikatakan): pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah yang dianalisis. 3. In which channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan komunikasi. Dalam hal ini dapat digunakan primary technique, secondary technique, direct communication, indirect communication . 4. To whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan. Dalam hal ini diperlukan analisis khalayak (audience analysis). 5. With what effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Tabel 2.2 Tabel Proses Komunikasi 18 WHO SAYS WHAT IN WHICH CHANNEL TO WHOM WITH WHAT EFFECT Siapa Berkata Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa Komunikator Pesan Media Penerima Efek Control Studies Analisis Pesan Analisis Media Analisis Khalayak Analisis Efek 2.2.1.5 Tahapan Komunikasi Massa Seperti halnya komunikasi yang merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi massa pun pada hakekatnya adalah suatu proses juga. Hanya saja yang membedakan keduanya adalah adanya media massa sebagai saluran pada komunikasi massa. Singkatnya, bahwa proses komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa. (Baran:2008) Gambaran komunikasi massa : Gambar 2.1 Tahapan Komunikasi Massa Sumber Komunikator Media Pesan Encoding Komunikan Media Decoding Sumber: (1) Sumber merupakan orang yang pertama memiliki gagasan mengenai sesuatu yang akan disampaikan kepada komunikan dalam hal ini khalayak. (2) Komunikator adalah unsur komunikasi massa yang bertugas menyampaikan gagasan yang dimiliki sumber kepada khalayak. efek 19 2.2.3 Media Massa 2.2.3.1 Pengertian Media Massa Telah dijelaskan sebelumnya bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga. (Cangara,2008) Sedangkan menurut Nurudin (2009) media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. 2.2.3.2 Karakteristik Media Massa Menurut Cangara (2008) bahwa terdapat lima karakteristik media massa, yaitu: 1. Bersifat melembaga, artinya adalah pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya adalah komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog atau perbincangan langsung antara pengirim dan penerima. Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya adalah dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena media massa memiliki kecepatan dan bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang diberikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan lain-lain. 20 5. Bersifat terbuka, artinya adalah pesan yang disampaikan dapat diterima oleh siapapun dan dimana saja tanpa mengenal jenis kelamin dan suku bangsa. Beberapa karakteristik media massa menurut Djafar H. Assegaf (1991) adalah: 1. Komunikasi yang terjadi dalam media massa bersifat searah. Komunikan tidak dapat memberikan tanggapan secara langsung kepada komunikatornya yang biasanya disebut dengan tanggapan tertunda (delay feedback). 2. Media massa menyajikan rangkaian atau aneka pilihan materi yang luas dan bervariasi. 3. Media massa dapat menjangkau sejumlah nesar khalayak. Komunikan dalam media massa berjumlah besar dan menyebar dimana-mana, serta tidak terikat ruang, waktu dan tidak berhubungan secara personal. 4. Pesan yang disampaikan menggunakan bahasa yang umum sehingga bisa dipahami oleh seluruh lapisan intelektual baik komunikan dari kalangan bawah sampai kalangan atas, 5. Media massa diselenggarakan oleh lembaga masyarakat atau organisasi yang terstruktur. 2.2.3.3 Jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media eletronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah televisi, film, internet dan radio. 1. Surat Kabar Di Indonesia, surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi memperluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia. Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan, dan persuasif), fungsi yang paling menonjol adalah memberikan informasi. 21 Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak saat membaca surat kabar yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang sedang terjadi di sekitarnya. Namun fungsi hiburan di dalam surat kabar pun tidak terabaikan. Khalayak tetap mendapatkan hiburan dari surat kabar karena tersedianya rubrik artikel ringan, feature (laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik dan menginspirasi), rubrik cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dalam fungsi mendidik dan persuasif akan ditemukan dalam rubrik ilmiah, tajuk rencana atau editorial, dan rubrik opini. Namun surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang melek huruf, serta lebih banyak disenangi oleh orang tua daripada kaum remaja dan anak-anak. (Cangara, 2008) Untuk memanfaatkan surat kabar secara maksimal demi tercapainya tujuan komunikasi maka sangat penting bagi komunikator untuk mengetahui karakteristik dari suarat kabar itu sendiri. Didalam karakteristik tersebut akan diketahui kelemahan dan kekuatan surat kabar. Berikut adalah beberapa karakteristik surat kabar, yaitu (Ardianto, dkk, 2014), publisitas, periodesitas, universalitas, aktualitas dan terdokumentasikan. 2. Majalah Menurut Dominick (2000 ), klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni general consumer magazine (majalah konsumen umum), business publication (majalah bisnis), literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah), newsletter (majalah khusus terbitan berkala), public relations magazines (majalah humas) (Ardianto, dkk, 2014). Meskipun sama seperti surat kabar yang sama-sama media cetak, namun tetap dapat dibedakan karena majalah memiliki karakteristik tersendiri yaitu, penyajian informasi yang lebih dalam, nilai aktualitasnya lebih lama, mempunyai gambar atau foto yang lebih banyak dibandingkan surat kabar dan cover majalah lebih menarik (daya tarik utama). 3. Televisi Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di 22 rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuk tambahan saluran televisi bagi pemirsa (Ardianto, dkk, 2014). Televisi mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika Serikat, ditemukan bahwa hampir setiap orang menghabiskan waktunya antara 6-7 jam per minggu untuk menonton televisi. (Cangara, 2008) 4. Internet Penggunaan internet dewasa ini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Hmapir semua kegiatan sehari-hari sekarang ini menggunakan internet. Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. 5. Radio Radio merupakan media auditif. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel dan lain-lain. Keunggulan radio adalah berada dimana saja, ditempat tidur (ketika khalayak bangun tidur atau sebelum tidur), di dapur, di dalam mobil, di jalanan dan berbagai tempat lainnya (Cangara,2008.) 2.2.4 Radio Radio merupakan media auditif. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel dan lain-lain. Keunggulan radio adalah berada dimana saja, ditempat tidur (ketika 23 khalayak bangun tidur atau sebelum tidur), di dapur, di dalam mobil, di jalanan dan berbagai tempat lainnya (Cangara,2008). Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa, mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1955. Lee De Forest melalui radio eksperimennya pada tahun 1916 telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat antara Wilson dan Hughes kepada masyarakat umum, sehingga ia dianggap sebagai pelopor radio dan dijuluki the father of radio atau bapak radio. Sedangkan yang melakukan eksperimen menyiarkan musik adalah Dr. Frank Conrad pada tahun 1919. Mulai tahun 1920 masyarakat Amerika Serikat telah menikmati radio secara teratur dengan berbagai programnya. Radio sebagai media massa merupakan media yang mengandalkan hanya satu indera saja, yaitu pendengaran. Suara-suara dari radio, baik itu suara penyiar, sound effect, musik dan lain-lain, akan menimbulkan suatu imajinasi/ fantasi, biasanya hal ini disebut juga dengan istilah theater of mind. Radio menimbulkan suatu teater dalam pikiran pendengar yang sifatnya personal. (Romli, 2007) Maka dari itu, Marshal McLuhan mengatakan bahwa radio mempengaruhi banyak orang dengan intim, orang per orang, menawarkan sebuah dunia komunikasi yang tak terkatakan antara penulis, penyiar dan pendengar. (Pradekso, dkk, 2013) Media radio dipandang sebagai kekuatan kelima (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif (parlemen), yudikatif (lembaga peradilan) dan pers atau surat kabar. Radio disebut sebagai kekuatan kelima karena memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan dan memiliki daya tarik sendiri. (Romli, 2007) 2.2.4.1 Sejarah Radio di Indonesia Perkembangan radio siaran di Indonesia mulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman orde baru (Ardianto, dkk, 2014) a. Zaman Belanda 24 Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie - Hindia Belanda), adalah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 berstatus swasta. Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula radio siaran di beberapa kota lain, seperti Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya. b. Zaman Jepang Ketika Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya adalah radio siaran yang tadinya berstatus swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di beberapa kota besar di Indonesia. Pada saat itu, masyarakat Indonesia hanya boleh mendengarkan radio siaran Hoso Kyoku saja. c. Zaman Kemerdekaan Tak lama dari saat kemerdekaan Indonesia dibuatlah pemancar gelap radio siaran dengan stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”. Pada tanggal 11 September 1945 diperoleh kesepakatan dari hasil pertemuan antara para pemimpin radio siaran untuk mendirikan sebuah organisasi radio siaran. Tanggal 11 September itu menjadi hari ulang tahun Radio Republik Indonesia. d. Zaman Orde Baru Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio dinaikkan pada masa ini dengan adanya acara pendidikan dan persuasi. Sejalan dengan perkembangan sosial budaya dan teknologi, mulai bermunculan radio siaran amatir. Maka dari itu, pemerintah muai mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah dan juga terbentuk Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI). e. Zaman Reformasi 25 Pada zaman reformasi ini, radio-radio swasta tidak lagi dibawah pengawasan pemerintah dan sudah mempunyai kewenangan untuk menyiarkan warta berita secara mandiri dengan nama program yang berbeda-beda. Dari sinilah terbentuk KPI sebagai lembaga pengawasan penyiaran di Indonesia. 2.2.4.2 Karakteristik Radio Pada komunikasi massa yang membedakan media massa satu dengan media massa lainnya adalah stimulus alat indra. Pada surat kabar dan majalah, komunikan hanya melihat sehingga yang alat indra yang digunakan adalah mata. Pada radio siaran dan rekaman auditif, komunikan hanya mendengar sehingga alat indra yang digunakan adalah telinga. Pada televisi dan film, komunikan dapat melihat dan mendengar sehingga alat indra yang digunakan adalah mata dan telinga. Pesan yang disusun di surat kabar dan majalah akan sulit dimengerti oleh komunikan jika pesan itu disampaikan melalui radio. Untuk itu, radio mempunyai broadcast style atau gaya radio siaran. Hal ini disebabkan oleh karakteristik radio yaitu: (Ardianto, dkk, 2014). a. Auditori Karena mengandalkan pendengaran dan pendengaran manusia itu terbatas, maka informasi yang disampaikan bersifat selintas dan pendengar tidak dapat mendengar kembali informasi tersebut karena pendengar tidak bisa meminta kepada komunikator untuk mengulangnya. Dengan demikian pesan yang disampaikan melalui radio harus disusun secara singkat (concise) dan jelas (clear). b. Radio is the Now Dilihat dari aktualitas berita, radio merupakan media massa yang paling aktual karena hitungan waktunya adalah detik dan proses penyampaiannya lebih simpel. Radio juga bisa melakukan liputan langsung dari tempat kejadian atau terkadang hanya melakukan kontak dengan narasumber yang terpercaya untuk mengetahui kejadian di suatu tempat dan langsung dapat disiarkan. (Baird, 2008) c. Imajinatif Karena hanya mengandalkan indra pendengaran dan pesannya pun selintas, maka pesan atau program yang disampaikan harus mudah untuk diimajinasikan atau dengan kata lain, komunikator atau penyiar harus membuat theater of mind kepada 26 komunikan. Pendengar atau komunikan radio bersifat imajinatif. “It is a blind medium but one which can stimulate the imagination so that, as soon as a voice comes out of the loudspeaker, the listener attempts to visualize the source of the sound and to create in the mind’s eye the owner of the voice. What pictures are created when the voice carries an emotional content” (M. Leish, 2005) d. Akrab Media radio siaran adalah bersifat intim atau akrab. Walaupun pesan yang disampaikan didengar oleh banyak orang, namun melalui sapaan khas yang ditujukan kepada komunikan terasa personal seakan-akan berada dekat dengan komunikan. Maka dari itu, radio bisa menjadi “teman” dimanapun kita berada. (Romli, 2007) c. Gaya Percakapan “keep it simple, keep it short, keep it conversational” (Newsom, 1985) adalah rumus-rumus penulisan berita radio. Bahasa yang digunakan bukanlah bahasa tulisan namun bahasa percakapan sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri mulai bermunculan gaya bahasa yang diperkenalkan radio menjadi bahasa trend. d. Mobilitas Mendengarkan radio terkadang sambil melakukan aktivitas yang lain, sehingga sifat radio yang ini sangat menonjol karena kemudahan untuk didengar karena bisa dimana saja dan kapan saja. “There are obvious exceptions: communal listening happens in garages, workshops, canteens and shops, and in the rural areas of less developed countries a whole village may gather round the set.” (Mc Leish, 2005) 2.2.4.3 Jenis Radio Siaran di Indonesia Menurut UU no. 32 tahun 2002, dikenal ada tiga jenis radio siaran, yaitu: (Pradekso, dkk, 2013) 1. Radio Penyiaran Publik 27 Radio Republik Indonesia adalah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang bertugas untuk melayani kepentingan nasional. Radio ini mendapatkan anggaran rutin dari pemerintah. Berada dibawah naungan Depkominfo (Departemen Komunikasi dan Informasi) serta bersifat non profit. Radio publik boleh saja menyiarkan iklan dalam batas-batas aturan yang ada. 2. Radio Komersial Merupakan radio yang “hidup” dari iklan, alias profit oriented. Radio ini dapat didirikan oleh perseorangan atau lembaga/kelompok usaha sebagai bentuk usaha. Secara geografi radio ini bersifat lokal maupun radio berjaringan. Baik berjaringan dengan sesama radio, maupun berjaringan dengan media atau bentuk usaha lain. Luas jangkauan tergantung daya pancar masing-masing radio. 3. Radio Komunitas Radio ini merupakan media yang dibentuk oleh suatu kelompok tertentu dan bersifat non profit. Secara geografi jangkauannya snagat terbatas, hanya sekitar 2.5 km. Radio ini menjawab kebutuhan suatu daerah atas informasi. Misalnya, Radio Kampus, Radio RT, Radio Kabupaten, Radio Kecamatan, dan lain-lain. Stasiun penyiaran komunitas melaksanakan siaran paling sedikit lima jam per hari dan harus berbentuk badan hukum Indonesia, bersifat independen. Radio ini hanya memenuhi kebutuhan komunitasnya. Komunitas adalah sekumpulan orang yang bertempat tinggal atau berdomisili dan berinteraksi di wilayah tertentu. (Morissan, 2008) 2.2.4.4 Pemancar Radio Ada dua jenis pemancar radio siaran yang dikenal selama ini, yaitu: (Pradekso, dkk, 2013) Amplitude Modulation (AM) yang terdiri dari: - Short Wave (SW) yaitu, pemancar gelombang pendek 28 - Medium Wave (MW) yaitu, pemancar gelombang menengah - Long Wave (LW) yaitu, pemancar gelombang panjang 2. Frequency Modulation (FM) Pemancar FM hampir sama dengan SW, yaitu antara 87-108 MHz. Bedanya adalah pada sistem pemberian getaran suara (modulasi) pada gelombang pembawanya. Tabel 2.3 Pemancar Radio Amplitudo Modulation (AM) Frequency Modulation (FM) Jangkauan luas Jangkauan terbatas Struktur lokasi berbukit Lokasi tanah datar Konsumsi listrik besar Kapasitas listrik relatif lebih kecil daripada AM dengan tegangan yang lebih stabil Audio kurang jernih Audio jernih 2.2.4.5 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang umumnya digunakan dalam siaran radio adalah: (Pradekso, dkk, 2013) a. Pemancar AM/FM b. Antena c. Mixer audio d. Mikrofon e. Tape/ CD/ DVD player f. KomputerHeadphones g. Radio monitor 29 2.2.4.6 Naskah Siaran Radio Naskah siar wajib dipersiapkan sebelum siaran, baik oleh penyiar maupun oleh script writer. Penyiar tanpa naskah, biasanya akan terjebak dengan berbicara bertele-tele, terkesan berpikir, tidak siap dan banyak noise (mengulang-ulang kata tertentu), sehingga pesan utama tidak sampai ke pendengar. Ada beberapa prinsip dasar untuk penulisan naskah di radio: (Romli, 2005) 1. KISS (Keep It Simple and Short) Tulislah naskah secara sederhana dan pendek. Sifat informasi audio yang selintas, sebaiknya disampaikan dengan sederhana saja. 2. ELF (Easy Listening Formula) Pilihlah kalimat yang enak didengar, sekali dengar khalayak langsung paham. 3. Bahasa tutur, Write the Way You Talk Berbeda dengan bahasa tulis yang kaku dan baku, naskah perlu ditulis dengan bahasa tutur. Menulis naskah dengan bersuara akan membantu penyiar atau script writer menulis dengan baik. 4. Tanda baca Di Indonesia, tanda baca yang lazim digunakan adalah garis miring (/) untuk menggantikan tanda baca tulisan. Sehingga jika diterapkan dalam script akan menjadi koma (/), titik (//), titik akhir naskah (///). Sementara di luar negeri sering kali digunakan tanda pagar (#). 5. Menggunakan kalimat aktif 6. Penulisan angka-angka, mata uang dapat ditulis bertutur. Menggunakan pembulatan agar tidak sulit untuk diucapkan. 7. Satu ide satu kalimat, hindari anak kalimat. 30 Buatlah kalimat yang pendek-pendek saja, anak kalimat yang terlalu panjang tidak memberi kesempatan penyiar menarik nafas. Selain itu, pendengar memiliki keterbatasan mendengar kalimat yang panjang. 2.2.4.7 Program Radio Program adalah faktor paling penting dalam mendukung keberhasilan finansial stasiun penyiaran, dimana program yang membawa audience. Kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. (Morissan, 2008) Masing-masing program siaran ini menempati slot waktu tertentu dengan durasi tertentu yang biasanya tergantung dari jenis programnya. Slot waktu dirancang sesuai dengan tema program itu, sehingga menjadi satu jadwal siaran. Program radio dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu, : (Pradekso, dkk, 2013) A. Program Berita Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar; laporan, pemberitahuan dan pengumuman. Berita juga dapat diartikan sebagai apa yang terjadi sekarang dan yang akan segera terjadi. Bisa merupakan peristiwa (event), gagasan (idea) dan pendapat (opinion). Menurut J.B Wahyudi ( 2010 ) dalam bukunya Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, berita radio adalah uraian fakta dan atau pendapat, serta penyajian pendapat narasumber yang relevan, yang dikombinasikan secara dinamis dan variatif, sesuai dengan arah bahasan yang disusun oleh reporter, dan sudah disajikan kepada audience melalui media radio. 31 B. Program Non Berita Program non berita di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a. Features Features adalah karangan yang bersifat khas, kreatif, kadang subjektif, terutama dimaksudkan untuk menghibur dan memberi informasi kepada pendengar mengenai suatu keadaan, kejadian atau aspek kehidupan. b. Dokumentaria Bentuk kreatif produksi siaran radio dengan satu pokok pembicaraan yang menekankan pada kejadian nyata, suara dari TKP dan melibatkan orang-orang yang sesungguhnya. Beberapa jenis dokumentaria adalah dokumentaria jurnalisme, potret, dokumentaria saksi mata, dokumentaria sejarah, sound picture. c. Air Magazine Air magazines adalah kumpulan berita ringan yang berisi macam-macam topik, dapat berupa feature dan dokumentaria pendek. Fokus sajian air magazines adalah materi berita yang bersifat mendalam. Beberapa jenis air magazines adalah majalah udara homogen dan majalah umum. d. Wawancara Radio Wawancara merupakan proses bertanya yang dilakukan reporter (intreviewer) untuk mendapatkan jawaban dari narasumber. Manfaat wawancara adalah untuk menambah minat pendengar dengan bunyi atau suara asli, membuka kesempatan bagi interviewer untuk mewakili pendengar mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan, serta mempertemukan langsung narasumber dengan pendengar. e. Talk Show Perbedaan talk show dengan wawancara berita adalah bahwa talk show bersifat dinamis, topik perbincangan beragam, dapat disiarkan secara fleksibel. Ada unsur talk (obrolan) dan show (pertunjukan), jadi ada obrolan dan ada lagu sebagai hiburan 32 2.2.4.8 Keunggulan dan Kelemahan Radio Menurut Asep Syamsul M. Romli (2005), keunggulan radio adalah: 1. Cepat dan Langsung. Sarana tercepat, lebih cepat bila dibandingkan dengan koran dan TV, dalam menyampaikan informasi kepada audience tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak. 2. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya, karena biasanya mendengarkannya ketika sedan sendiri, seperti menyetir mobil, di kamar tidur, dan lain-lain. 3. Dekat. Suara penyiar hadir di dekat pendengar. Pembicaraanya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal communication). 4. Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar. 5. Tanpa Batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA dan kelas sosial. 6. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat telivisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran untuk mendengarkan radio. 7. Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa menganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, menyetir mobil, belajar, dan lain-lain. Sedangkan kelemahan radio adalah: 1. Selintas. Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya. 2. Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, karenanya angkaangka pun dibulatkan. 3. Batasan Waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. 33 4. Beralur Linier. Program disajuikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. 5. Mengandung gangguan. Seperti timbul-tenggelam dan gangguan teknis “channel noise factor”. 2.2.3.9 Pembagian Radio Jenis-jenis siaran radio dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu ditinjau dari segi frekuensi, gelombang dan dari penyelenggara. (Romli:2005). 1.Berdasarkan frekuensi Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik. A. Amplitudo Modulasi (AM) Saluran AM memanfaatkan gelmbang elektromagnetik bumi atau yang disebut dengan ground waves dan juga gelombang udara atau sky waves. Kedua jenis gelombang ini dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh. Itu sebabnya mengapa radio Am mampu menyampaikan siarannya hingga ke tempat yang sangat jauh. B. Frekuensi Modulasi (FM) 34 Pada wilayah frekuensi ini secara relatif, bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang. Luas wilayah yang dapat dicakup siaran FM merupakan kombinasi dari daya watt dan tinggi tiang pemancar. Semakin tinggi daya watt stasiun FM, semakin tinggi tiang pemancar, maka semakin kuat sinyal yang dipancarkan.Keunggulan saluran FM dibandingkan AM adalah pada kualitas suara yang sangat bagus. Saluran ini nyaris bebas dari gangguan udara. 2.Berdasarkan Gelombang a. Gelombang panjang ( long wave ) Gelombang jenis ini memiliki signal yang panjang sehingga mampumenjangkau range area yang sangat luas. Kerugian dari gelombang ini adalah : (Romli:2005). 1. Memerlukan daya listrik yang sangat besar sehingga mahal dalamoperasionalnya 2. Karena jenis gelombangnya panjang dan lebar menyebabkan rentan terhadapgangguan (noise) b. Gelombang pendek (short wave) Gelombang yang menggunakan udara sebagai mediator. Jenis gelombang ini adalah SW (short wave). Keuntungan dari gelombang ini adalah: 35 1. Mampu menjangkau wilayah (coverage area) yang luas 2. Banyak digunakan oleh pemancar internasional atau antar benua Sedangkan kerugiannya sebagai beikut : 1. Banyak noise-nya khususnya dari matahari, cuaca, udara, halilintar. 2. Suara manusia dapat didengar dengan baik tetapi pengguanaan sound effect 3. kehilangan mutu kulitasnya ( kabur ) c. Gelombang medium (medium wave) Gelombang yang menggunakan permukaan bumi sebagai mediator. Secara umum kebanyakan gelombang yang dipakai oleh stasiun radio. Jenis yang dipakai oleh gelombang ini adalam AM (amplitude modulation) dan FM (frequency modulation). Keuntungan dari penggunaan gelombang ini adalah: 1. Permukaan bumi kurang dipengaruhi cuaca sehingga tidak terjadi noise 2. Mutu penyiaran lebih bagus dalam kualitas suara dan sound effect. Sedangkan kerugiannya : 1. Tanah menyerap gelombang lebih cepat daripada udara yang menyebabkan booster. 2. Jarak jangkauan siaran lebih sempit sehingga memerlukan booster. 3. Tanah di Indonesia mengandung besi yang cepat menyerap gelombang sehingga merupakan penghantar yang buruk. 2.2.5 Teori Tahapan Produksi Radio 36 Walaupun produksi radio tidak serumit produksi televisi, produksi radio tetap melewati tiga tahap produksi pada umumnya, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. (Pradekso, dkk, 2013) 1. Pra Produksi Tahap ini disebut juga tahap perencanaan dan persiapan. Pada tahap ini harus dikerjakan secara maksimal dan baik karena merupakan dasar dari hasil produksi yang akan dibuat. Diawali dengan penemuan ide seorang produser untuk membuat program yang menarik lalu ide tersebut dikembangkan lebih matang dan mulai disusun perencanaan penyediaann biaya, pemilihan penyiar, crew yang bertugas, dan mengadakan persiapan yang lain. 2. Produksi Pada tahapan ini, pengerjaan dari ide tersebut dimana program radio sudah bisa dijalankan. Kegiatan yang dilakukan selama kut yaitu: (produksi adalah memeriksa dari segi teknis sampai proses siaran itu berlangsung. Sebelum memulai produksi harus dipersiapkan dahulu perlatan yang dibutuhkan seperti, komputer, mixer, microphone, headphones. Jika dibutuhkan dapat pula dilengkapi dengan CD Player, tape atau perangkat lainnya sesuai kebutuhan. Komputer di ruang produksi harus memiliki: a. Program untuk memutar audio, seperti Wave Station, Raduga, Win Amp, dan sebagainya. b. Program untuk produksi audio, misalnya Adobe Audition, Cool Edit Pro, atau yang lainnya. c. Radio harus memiliki banyak koleksi musik dan sound effect. Produksi radio melewati tahap berikut: (Pradekso, dkk, 2013) 1. Recording A. Ketahui materi apakah yang akan diproduksi 37 Hal ini penting untuk menyiapkan materi pendukung. Misalnya, produksi acara berita tentunya membutuhkan persiapan sound effect yang berbeda dengan produksi iklan. B. persiapan naskah Naskah memuat materi kata yang hendak disampaikan dalam produksi radio. Materi kata ini mesti berisi poin-poin penting yang harus diketahui pendengar. Naskah juga membantu agar pengisi suara tidak melakukan kesalahan, tidak berbicara terlalu panjang atau pendek, dan sesuai yang direncanakan C. pengisi suara Materi kata bisa menggunakan suara manusia atau juga program / software khusus. D. Rekaman Proses rekaman bisa diawali dengan vokal pengisi materi (voice over). 2. Mixing Merupakan proses pencampuran antara vokal dengan musik atau sound pendukung. Mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: a. Menyiapkan semua file yang akan digunakan. (music, sound effect, voice over, dan lain-lain) b. Musik atau sound effect dap at diambil dari koleksi yang dimiliki. c. Drag dan drop file yang dibutuhkan, kemudian susun ke dalam track yang ada di layar. 3. Paska Produksi Ini adalah tahap akhir yang biasa disebut juga tahap evaluasi dan editing. Evaluasi dilakukan pada saat program sudah selesai disiarkan. Mungkin saja terdapat beberapa perbaikan yang bisa dilakukan pada siaran berikutnya. Evaluasi ini dilakukan dengan cara mengadakan rapat antar crew yang bertugas dan hasil evaluasi ini bertujuan untuk menghasilkan program yang lebih baik. Begitu juga dengan edit- 38 ing, karena adanya segmen yang tapping sehingga harus melalui proses editing terlebih dahulu sebelum on air. Proses editing diawali dengan pengoreksian terhadap suara vokal yang sudah direkam sebelumnya. Rekaman ini tidak selalu hasil rekaman diruang produksi saja, tspi termasuk hasil rekaman suara narasumber yang didapatkan oleh reporter. Melakukan editing suara penting untuk menjaga kualitas suara yang dihasilkan jelas, jernih dan tidak “pecah”, serta bebas noise agar bisa dinikmati dengan baik oleh pendengar. Tujuan editing menurut Mc Leish (2005): 1. To rearrange recorded material into a more logical sequence. 2. To remove the uninteresting, repetitive or technically unacceptable. 3. To reduce the running time. 4. For creative effect to produce new juxtapositions of speech, music, sound and silence. 2.2.5 New Media Buku, majalah dan koran sudah ada sekitar 150 tahun yang lalu, sedangkan fenomena media massa kurang dari 150 tahun dan sedangkan new media seperti internet muncul di abad 19. ( Tassel, dkk, 2010 ) ada gambar Istilah new media telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencakup seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan beragam. Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011) ciri utama new media adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka dan sifatnya yang ada dimana-mana. Contoh new media adalah internet. Pada awalnya, internet dimulai sebagai alat komunikasi nonkomersial dan pertukaran data antara profesional, tetapi perkembangannya selanjutnya adalah internet sebagai alat komunikasi pribadi dan antarpribadi. Berikut ciri-ciri internet menurut Denis McQuail: ( 2011) 39 1. Teknologi berbasis komputer 2. karakternya hibrida, tidak berdedikasi, fleksibel 3. potensi interaktif 4. fungsi publik dan privat 5. peraturan yang tidak ketat 6. kesalingterhubungan 7. ada dimana-mana / tidak tergantung lokasi 8. dapat diakses individu sebagai komunikator 9. media komunikasi massa dan pribadi Dalam hubungannya dengan dunia penelitian, internet telah menjadi sarana untuk mendapatkkan informasi atau data yang tersimpan di server-server yang tersebar di seluruh dunia yang dapat diakses dan dibaca secara cepat, mudah dan cumacuma oleh para pengunjung internet ( netter ). (Sarwono, 2006) Contoh beberapa aplikasi komunikasi yang memberikan kemudahan dan berbasis internet adalah facebook, twitter, instagram, youtube, dan lain-lain. Sebuah fakta di abad 22 ( http://creativo.com ), di tahun 2012 saja ada 100 jejaring sosial dan setiap menitnya terjadi: 100.000 tweets, 700.000 konten disebar di facebook, 3.600 gambar di share pada instagram, 2.000.000 kueri pada mesin pencari google dan 6.000.000.000 view video youtube. (Sulianta, 2015) Begitu juga dengan Prambors, menggunakan sosial media untuk menarik lebih banyak lagi audience, memberikan informasi serta mendekatkan diri dengan kawula muda. Tidak hanya itu, program siaran radio Prambors juga bisa didengar oleh seluruh Indonesia dengan produk new media yang lain yaitu, live streaming. Live streaming ini sangat mudah karena berupa applikasi yang bisa di download di smartphone dan handphone. 40 RADIO PRAMBORS 102.2 FM PROGRAM THE DANDEES PRA PRODUKSI PRODUKSI PROGRAM THE DANDEES PRODUKSI PASKA PRODUKSI NEW MEDIA 2.3 Kerangka Pemikiran PENDENGAR PROGRAM 41 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2.4 Definisi Konsep 2.4.1 Strategi Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Sutikno, 2007) Strategi menurut Chandler (1962) adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut : (Rangkuti, 2006) 1. Distinctive Competence : Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih dibandingkan dengan pesaingnya. 2. Competitive Advantage : Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. (Effendy, 2007) Sebagaimana dikemukakan oleh Rangkuti (2006), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Menurut Mintzberg (2007), konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup 5 arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu: 1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya. 42 2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi. 3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya 4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya. 5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing. 2.4.2 Produksi Walaupun produksi radio tidak serumit produksi televisi, produksi radio tetap melewati tiga tahap produksi pada umumnya, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. (Pradekso, dkk, 2013) 1. Pra Produksi Tahap ini disebut juga tahap perencanaan dan persiapan. Pada tahap ini harus dikerjakan secara maksimal dan baik karena merupakan dasar dari hasil produksi yang akan dibuat. Diawali dengan penemuan ide seorang produser untuk membuat program yang menarik lalu ide tersebut dikembangkan lebih matang dan mulai disusun perencanaan penyediaann biaya, pemilihan penyiar, crew yang bertugas, dan mengadakan persiapan yang lain. 2. Produksi Pada tahapan ini, pengerjaan dari ide tersebut dimana program radio sudah bisa dijalankan. Kegiatan yang dilakukan selama produksi adalah memeriksa dari segi teknis sampai proses siaran itu berlangsung 3. Paska Produksi Ini adalah tahap akhir yang biasa disebut juga tahap evaluasi dan editing. Evaluasi dilakukan pada saat program sudah selesai disiarkan. Mungkin saja terdapat beberapa perbaikan yang bisa dilakukan pada siaran berikutnya. Evaluasi ini dilakukan dengan cara mengadakan rapat antar crew yang bertugas dan hasil evaluasi ini bertujuan untuk menghasilkan program yang lebih baik. Begitu juga dengan edit- 43 ing, karena adanya segmen yang tapping sehingga harus melalui proses editing terlebih dahulu sebelum on air. Proses editing diawali dengan pengoreksian terhadap suara vokal yang sudah direkam sebelumnya. Rekaman ini tidak selalu hasil rekaman diruang produksi saja, tspi termasuk hasil rekaman suara narasumber yang didapatkan oleh reporter. Melakukan editing suara penting untuk menjaga kualitas suara yang dihasilkan jelas, jernih dan tidak “pecah”, serta bebas noise agar bisa dinikmati dengan baik oleh pendengar 2.4.3 Program Kata program berasal dari bahasa Inggris “programme” atau “program” yang berarti acara atau rencana. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran ( radio dan televisi ). Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang banyak, sedangkan program yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. (Morissan, 2008) 2.4.4 Radio Swasta dan Lokal Bila dilihat dari jenis stasiun penyiaran, Prambors termasuk radio swasta. Ketentuan dalam undang-undang penyiaran menyebutkan bahwa stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Bersifat komersial berarti stasiun swasta didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. (Morissan, 2008) Sedangkan bila dilihat dari jangkauan siaran, Prambors termasuk stasiun lokal. Stasiun penyiaran radio lokal merupakan stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten. Undang-Undang Penyiaran mennyatakan bahwa stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi ter- 44 tentu dalam wilayah negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut. Syaratnya adalah lokasi sudah ditentukan dan jangkauan siaran terbatas. (Morissan, 2008) \ 2.4.5 New Media 1. Internet Internet merupakan sebuah situs publik yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan seluruh jenis pengguna di seluruh dunia untuk satu sama lain untuk menampung informasi yang luar biasa besar (Kotler, dkk, 2010). Tiga fitur utama internet, yaitu email (surat elektronik), Newsgroups and Mailing List, serta World Wide Web : 1. Email Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan elektronik, atau email. Tidak perlu menjadi pengguna internet yang canggih untuk bisa mengirimkan pesan email – banyak orang awam melakukannya melayani online, seperti halnya American Online dan Prodigy. 2. Newsgroups dan Mailing Lists Newsgroups dan Mailing lists merupakan sistem berbagi pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang yang tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar informasi dan opini. Sekarang ini ada 20.000 Newsgroups yang meliputi berbagi jenis topik. Beberapa orang merasa bahwa mendapat berita secara lebih cepat dan lebih baik dari Newsgroups, memungkinkan terjadinya respons langsung terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa dilakukan oleh koran dan majalah. 3. World Wide Web. World Wide Web yang juga dikenal www atau web merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat. Sekarang ini, Web menggunakan metafora ‘halaman’ dan penggunaannya dapat membuka hala- 45 man. Halaman yang berbeda tersebut bisa jadi ada di komputer yang berbeda di seluruh dunia. Perpindahan dalam Web dibuat lebih sederhana bagi penggunanya sejalan dengan perkembangannya software untuk membaca Web seperti Mozaik dan Netscape. Website yang baik memberikan lebih dari sekedar menampilkan pesan sponsor – ia bersifat interaktif, menawari pengguna website berbagai macam cara untuk bisa bergabung dalam kegiatan dan sumber secara online. 46 47 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan gambaran permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian “Strategi Produksi Program The Dandees Prambors Radio 102.2FM di Era New Media” menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian menurut Tuckman,”Research is a systematic attempt to provide answers to questions. Such answer may be abstract and general as is often the case in basic research or they may be highly concrete and specific as is often the case in applied research.” Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan cara-cara sistematis untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. (Sarwono, 2006) Sedangkan tanggapan Gee (1957) tentang penelitian adalah: “Dalam berbagai definisi penelitian, terkandung ciri tertentu yang lebih kurang bersamaan. Adanya suatu pencarian, penyeledikan atau investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja ilmiah atau tidak, tetapi pandangan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Tenaga bisa saja signifikan atau tidak. Dalam masalah aplikasi, maka tampaknya aktivitas lebih banyak tertuju kepada pencarian (search) daripada suatu pencarian kembali (re-search). Jika proses yang terjadi adalah hal yang selalu diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang lingkup dari konsep dan bukan kehendak untuk menambah definisi lain terhadap definisi-definisi yang telah begitu banyak.” (Nazir, 2005) Sehingga menurut penjelasan diatas tersebut, yang dimaksud penelitian kualitatif adalah pencarian, penyelidikan atau investigasi untuk mengumpulkan fakta dimana fakta yang terkumpul menjadi data tertulis bukan berupa angka. 48 3.2 Tipe/Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian berupa kata-kata tertulis yang terjadi di lapangan. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peniliti dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Whitney (1960) adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalahmasalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena. Banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). (Nazir, 2005) 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam suatu proses penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi-informasi dan data-data yang diperlukan. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. (Nazir, 2005) Data yang dikumpulkan harus valid. Untuk mendapatkan informasi-informasi dan data-data maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan : A. Pengumpulan Data Primer: - Wawancara ( In-Depth Interview ) Interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara peneliti dengan narasumber dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). (Nazir, 2005) Sama seperti yang dikatakan oleh Moleong ( 2005 ) yaitu, interview (wawancara) yang digunakan adalah dengan menggunakan interview guide, yaitu membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang diru- 49 muskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Dalam hal ini petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup. Wawancara yang dilakukan kepada para penyiar program The Dandess yaitu Danang dan Darto, lalu kepada program director dan produser. Aspek yang akan di wawancarai meliputi berbagai hal yang terkait dengan proses produksi program The Dandees sehubungan dengan era new media. Tipe inteview menurut Mc Leish (2005): 1. Informational Interview: untuk membagikan informasi kepada audience. 2. interpretive Interview: Pewawancara menyiapkan fakta dan meminta kepada narasumber untuk menjelaskan atau memberikan pendapat mengenai fakta atau topik yang tersedia. 3. Emotional Interview: memberikan pengetahuan yang mendalam mengenai pemikiran atau perasaan narasumber mengenai apa yang menjadi permasalahan manusia. Keunggulan utama wawancara ialah memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahannya ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerjasama yang baik antara pewawancara dengan narasumber sangat diperlukan. (Sarwono, 2006) - Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. (Nazir, 2005) Melalui riset yang dilakukan pada perusahaan yaitu PT. Prambors di Jl. Adityawarman No. 71 Jakarta Selatan untuk mendapatkan data yang diperlukan sebagai pelengkap hasil penelitian. Keuntungan observasi sebagai cara mengumpulkan data: 50 1. Dengan cara observasi atau pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya sewaktu kejadian tersebut berlaku atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara observasi, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. 2. Observasi dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Dibalik keuntungan meneliti secara observasi, terdapat juga kelemahannya, yaitu: 1. Kadang kala diperlukan waktu menunggu lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian. Misalnya, jika seorang ahli antropologi ingin mengetahui adat perkawinan suatu suku asing di suatu daerah, maka ia harus menunggu sampai ada yang menikah menggunakan adat perkawinan tersebut. 2. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara langsung. Misalnya, untuk mengamati sejarah kehidupan seseorang sejak bayi sampai meninggal tidak mungkin sama sekali. Tetapi life history dari objek yang mempunyai durasi pendek masih mungkin, misalnya, sejarah hidup dari lalat, masih bisa dilakukan dengan pengamatan langsung 3. Ada kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya dengan pengamatan. Misalnya, pertengakaran keluarga. B. Pengumpulan data sekunder Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita hanya mencari dan mengumpulkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya. Contohnya adalah: • Data bentuk teks: dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk • Data bentuk gambar: foto, animasi, billboard 51 • Data bentuk suara: hasil rekaman kaset • Kombinasi teks, gambar dan suara: film, video, iklan di televisi, dan lainlain. 3.5 Teknik Analisis Data Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisis. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi, serta diperas sedemikan rupa, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis. (Nazir, 2005) Penelitian ini menggunakan teknik pengkodean atau coding. Coding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga untuk menguraikan implikasi dan rincian dari kategori-kategorinya. 3 macam proses analisis data, yaitu: (Moleong, 2005) 1. Koding Terbuka, dimana data dipilah-pilahuntuk mengidentifikasikan kategori yang relevan. 2. Koding Aksial, dimana kategori diperhalus, dikembangkan dan dikait-kaitkan. 3. Koding Terpilih, dimana kategori umum atau kategori inti yang mengaitkan seluruh kategori. 3.6 Teknik Keabsahan Data Metode yang digunakan peneliti dengan cara editing atau memeriksa semua data-data yang diperoleh dalam memastikan keabsahan data. Metode keabsahan data ini ditunjang dengan menggunakan metode triangulasi. Triangulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenaran subjek tersebut dengan data empiris (sumber data lainnya). Triangulasi ini umumnya dimaksudkan untuk meningkatkan validitas hasil penelitian. Ada 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu: (Moleong, 2005) a. Triangulasi data 52 Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda. b. Triangulasi pengamat Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing bertindak sebagai pengamat yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. c. Triangulasi teori Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. d. Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitianini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. 53 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Radio Prambors Alamat : Jalan Adityawarman no. 71 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telepon : (021)- 720 - 2238 Fax : (021)- 722 - 2058 Website : www.pramborsfm.com Slogan : “Hits Terbaik Dunia” Target audiens : Laki-laki dan perempuan, usia 15-25 tahun, SES B-C 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Awalnya Prambors merupakan radio buatan sekelompok anak muda yang berasal dari satu lokasi yang berdekatan di Jakarta Pusat dan hanya bisa didengarkan di beberapa daerah di Jakarta, yaitu Prambanan, Mendut, Borobudur, dan sekitarnya. Begitu juga dengan nama Prambors yang diambil dari nama-nama jalan tersebut. Beberapa anggota Prambors, Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta Tri Tunggal, merasa perlu memberi Prambors sebuah pemancar radio. Mereka pun merakit transmitter sederhana dan segala macam alat pendukungnya di kamar tidur Bambang Wahyudi. Karena dulu belum ada kaset ataupun tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam. Diperluas dengan menjulurkan bambu penyangga antena yang di ikat ke pohon, yang berlokasi di depan ruamh tersebut. Jangkauannya kemudian melejit menjadi beberapa kilometer sehingga dapat ditangkap seputar daerah menteng ( http://www.pramborsfm.com ) Pada tahun 1970, Pemerintah melalui PP No. 55 tahun 1970 mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbantuk Perseroan 54 Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service pada tanggal 18 Maret 1971 dan berdiri berdasarkan notaris M.S Tadjoedin No. 164 dengan gelombang 805 KHz. Namun pada tahun 1980-an akte tersebut kemudian diubah menjadi PT Radio Prambors. Pelan-pelan, ternyata Prambors sudah memiliki komunitas pendengar yang mayoritas anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan. Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses. Pada tahun 1978 studio Prmabors dipindahkan ke Jl. Borobudur No. 9. Selain digunakan untuk siaran, tempat ini juga didirikan studio rekaman, beberapa ruang siaran, ruang presentasi, periklanan, juga “Lannin Cafe” yang menjadi sarana istirahat bagi para personil Prambors. Lokasi sebelumnya adalah Jl. Borobudur No. 4 digunakan sebagai ruangan direksi, humas, keuangan dan administrasi. Untuk meningkatkan kualitas suara dijalur AM, maka Prambors memindahkan frekuensi dari 805 KHz menjadi 666 KHz. Komposisi angkai itu tentunya lebih mudah diingat oleh pendengar saat itu. Pada perkembangan selanjutnya, tertanggal 4 Desember 1987, Prambors memindahkan gelombang dari AM ke FM. Prambors jadi full gas di frekuensinya yang baru yakni 102.3 FM Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain games, di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Tepatnya pada tanggal 24 April 1992, Prambors memindahkan lokasi siaran ke Jl. Mendut No. 15 Jakarta Pusat. Di tempat inilah semua kegiatan operasional Prambors dijalankan. 55 Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya 102,3 FM menjadi 102,2 FM. Sampai sekarang, Prambors sudah hadir di 8 kota di Indonesia, yaitu di Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makassar 105.1 FM. Luasnya jaringan Prambors itu makin terasa terutama dalam berbagai program yang mengudara dari Jakarta langsung ke 8 kota. Awal tahun 2007, kantor radio Prambors kembali dipindahkan ke Jl. Sudirman Gedung Ratu Plaza Office Tower kav. 9 Lantai 19 dna 20. Di lantai 19 adalah ruang kantor yang berisi ruang direksi, humas, keuangan, administrasi dan halhal lain yang berkenaan dengan aktivitas kantor. Sedangkan di lantai 20, adalah ruang siaran Prambors. Namun saat ini, Prambors berada di Jl. Adityawarman No. 7 Selain terdapat program-program unggulan, Prambors juga mengajak kawula muda untuk ngerasain jadi Music Director Prambors dengan cara memilih lagu-lagu favorit mereka di www.yourdailyplaylist.com untuk jadi playlist di Prambors. Kawula muda dengan playlist paling oke, bakal diputerin playlistnya di Prambors 102.2 FM! Dengan pengalaman 40 tahun (sejak 1971) tahun sebagai radio anak muda, Prambors selalu menjadi Tempat Anak Muda Mangkal. Prambors dan kreativitasnya tidak hanya bisa dijangkau kawula mudanya melalui radio, tapi juga melalui internet, baik melalui situs resmi Prambors (www.pramborsfm.com) ataupun melalui berbagai macam social networking anak muda seperti Twitter dan Facebook. Sarana mobile gadget seperti handphone, smartphones, ataupun notebook juga jadi salah satu sarana anak muda untuk mengakses Prambors. 56 4.1.3 Visi dan Misi Radio Prambors Visi Prambors Prambors diartikan sebagai pelopor brand / merek yang menyediakan isi media ( musik dan informasi ) yang benar-benar menyenangkan bagi kawula muda Indonesia di perkotaan yang kreatif, gesit atau cepat dalam mengikuti trend dan memiliki wawasan, serta jujur, tidak munafik dan apa adanya. Menggunakan radio sebagai media utama dan didukung oleh internet, event-event dan lainnya. Misi Prambors Menggunakan radio sebagai media utama dan di dukung dengan internet, acara dan sebagainya. Prambors adalah bagian dari remaja Indonesia yang menjadi bagian dari gerakan kreatif global. 4.1.4 Logo Perusahaan Gambar 2.6 Logo Perusahaan SI JABRIK Sekian tahun mengudara, Prambors punya sebuah logo yang sangat melekat dengan nama Prambors. Logo itu berupa seraut wajah perempuan berambut keriting, gambar vinyet. Orang-orang menyebutnya “Si Jabrik”. Awalnya logo Prambors muncul cuma asal bikin stiker bertuliskan “Prambors”. Nggak seragam, ya nggak jadi soal. Ceritanya berubah ketika Prambors harus jadi sebuah badan usaha. Saat itu baru deh Prambors harus punya logo. Lirik punya lirik, ada satu sampul album kelompok musik asal Belanda – The Ekseption- yang menarik hati. Gambarnya kira-kira hampir sama dengan logo “si Jabrik”. Supaya jangan nyontek penuh, gambarnya dimodifikasi. Gambar si cewek itu diubah jadi 57 menghadap ke bawah. Yang mengubah gambar itu adalah salah satu penyiar Prambors, Wimi. Logo ‘si Jabrik’ mulai digunakan sekitar tahun 1969, saat Prambors sudah berbentuk yayasan. Cewek keriting ini begitu popular, sampai-sampai banyak yang meniru dan memasang di kaca mobil. Tahun 1980-an, ukuran si Jabrik mengecil, hanya ada di dalam huruf “O” dalam tulisan “Prambors”. Namun, logo ini benar-benar raib saat Prambors memperkenalkan stiker kuning “102,3 FMania”. Ketika Prambors mengganti logonya dalam bentuk biru oval berbingkai hitam, si Jabrik pun tak diikutsertakan. Namun di tahun 2001, logo “Si Jabrik” muncul lagi. Sampai saat ini Prambors tetap setia menemani kawula muda dengan terus memutarkan Hits Terbaik Dunia baik dari artis internasional maupun lokal. Rambut Keriting Dengan lambang rambut keriting memiliki arti bahwa Radio Prambors memiliki event yang akan berlangsung secara terus – menerus. Mata Mata melambangkan bahwa Radio Prambors perusahaan atau organisasi yang jujur, optimis dan selalu berpikir maju kedepan. Lingkaran Hitam Lingkaran hitam menandakan bahwa Radio Prambors merupakan komunitas remaja Indonesia perkotaan yang aktif dan memiliki global knowledge. Tulisan Prambors Berwarna Hitam Prambors menyediakan suatu program, musik dan info untuk pendengarnya. Latar Belakang Kuning Latar belakang kuning menandakan bahwa Radio Prambors itu young, uptodate and creactive. 4.1.5 Stasiun Prambors di Indonesia 6. Prambors Jakarta: FM 102.2 MHz 7. Prambors Surabaya: FM 89.3 MHz 8. Prambors Bandung: FM 98.4 MHz 9. Prambors Medan: FM 97.5 MHz 10. Prambors Semarang: FM 102 MHz 11. Prambors Makassar: FM 105.1 MHz 58 12. Prambors Yogyakarta: FM 95.8 MHz 13. Prambors Solo: FM 99.2 MHz 4.1.6 Social Media @Prambors https://www.youtube.com/user/PramborsRadio Prambors Prambors Gambar 2.7 Social Media 4.1.7 Program-Program Radio Prambors Pada dasarnya Radio Prambors Jakarta 102.2 FM memiliki 3 (tiga) klasifikasi program. Diantaranya adalah program on air, off air dan radio play. Berikut penjelasan untuk program on air : a. Desta and Gina In The Morning, merupakan program pagi hari yang dipandu oleh Desta dan Nycta Gina. Program ini memiliki fitur- fitur seru seperti MissDongDong, Iseng Ah, The Highlight dan Info Lalu Lintas serta membahas topik-topik hangat kawula muda. Program ini on air setiap hari Senin-Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB. b. DJ Show merupakan program siang yang dipandu oleh Reza Alqadri (setiap hari Senin-Rabu), CJ (setiap hari Kamis) dan Wulan (setiap hari Jumat) yang memutarkan lagu-lagu hits serta memberikan info-info terbaru. Program ini on air setiap hari Senin – Jumat, pukul 10.00 – 14.00 c. Hot 20 Countdown merupakan program musik chart Top 20 yang dipandu oleh Indra Bekti dan Ricky Komo yang memutarkan 20 lagu teratas yang divote oleh kawula muda. Program ini on air setiap hari Senin – Jumat, 59 pukul 14.00 – 16.00. d. The Dandees, merupakan program sore hari yang dipandu oleh Imam Darto dan Dimas Danang. Program ini memiliki fitur- fitur seru seperti Masdartop5, Kocrot Kecret, The Highlight dan Info Lalu Lintas serta membahas topik-topik yang sedang hangat diperbincangkan kawula muda. Program ini on air setiap hari Senin-Jumat, pukul 16.00 - 20.00 WIB. e. Jeli, merupakan program malam hari dengan penyiar Eleonora Jessica dan Kresna Julio. Program ini memiliki fitur late night Hot 20 Countdown dan Jelinan Kasih yang membahas berita selebritis nasional dan internasional terbaru serta membahas topik-topik yang sedang hangat diperbincangkan kawula muda. Program ini on air setiap hari Senin-Jumat, pukul 20.00 – 24.00 WIB. f. Asian Top 40, merupakan program musik chart Top 40 dengan penyiar Dom Lau yang memutarkan 40 lagu teratas di Asia. g. Prambors Top 40 Show, merupakan program musik chart Top 40 dengan penyiar Okki yang memutarkan 40 lagu teratas yang divote oleh kawula muda. Program Radio Play: 1. Kompilasi Kisah Kamu, program ini merupakan radio play mengisahkan cerita yang diangkat dari cerita-cerita kawulan muda yang di siarkan selama bulan Ramadhan. Program off air: a. RAMEN, acara ini merupakan acara yang selalu diadakan Radio Prambors Jakarta 102.2 FM pada saat bulan ramadhan. Acara ini dibuat untuk menemani ‘ngabuburit’ kawula muda yang diadakan di tempat hang out yang berisikan band performance dan games seru. b. KKK (Kompilasi Kisah Kamu), acara ini diadakan pada bulan ramadhan juga, dimana Radio Prambors Jakarta 102.2 FM mengajak kawula muda untuk membuat suatu cerita yang nantinya akan disiarkan sebagai radio-play di Radio Prambors Jakarta 102.2 FM. c. Kribo Stage, acara ini diadakan setiap 3 (tiga) bulan sekali degan menampilkan band – band yang sedang happening di Jakarta atau di luar Jakarta yang di kolaborasikan dengan acara – acara dari suatu komunitas. 60 d. Prambors Top 40 Night, acara ini diadakan sebualan sekali yang merupakan acara yang diadakan untuk menghibur dan kumpul – kumpul wadyabala Prambors dengan kawula muda dan juga client dari Radio Prambors Jakarta 102.2 FM. e. Riot On Air, merupakan acara off air Radio Prambors Jakarta102.2 FM yang menampilkan band – band indie Indonesia. f. Urbanfest, merupakan acara off air Radio Prambors Jakarta beserta Kompas Gramedia, Ancol dan Istitut Kesenian Jakarta yang menampilkan musik, kesenian lainnya, olahraga, kuliner, dan komunitas yang di sajikan dalam satu event yang diadakan setiap setahun sekali di Ancol. 4.1.8 Program The Dandees The Dandees merupakan program sequence yang disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat dari pukul 16.00 – 20.00 dengan penyiar Imam Darto dan Dimas Danang. Dikemas dengan penyampaian yang lucu serta lelucon-lelucon yang menarik menemani pendengarnya di jam-jam macet (pulang kantor, kuliah, dsb). The Dandees memiliki beberapa feature seperti: MasDarTop5, Kocrot Kecret Show, The Highlight dan Info Lalu Lintas. Unit Kerja Program The Dandees: Producer : Kenny Djafar Penyiar : Imam Darto & Dimas Danang Operator : Patur Produksi : Denny 61 4.1.9 Profil Informan Kenny Djafar, produser dan program director. Kenny mengaku jatuh cinta sama dunia radio sejak SMP dan mengawali kariernya sebagai penyiar pada umur 15 tahun di sebuah radio di Jakarta. Namun sekarang, Kenny sudah menjadi produser The Dandees dan The Highlights’ and http://twitter.com/@kennydjafar traffic girl. dan ( twitter: instagram: http://instagram.com/kennydjafar ) Imam Hendarto, penyiar. Lahir pada tanggal 12 November ini sangat peduli dengan penampilannya. Memulai karier di Prambors sejak tahun 2002, sampai sekarang masik eksis di The Dandees. Darto tidak hanya menjadi penyiar radio, namun juga adalah seorang DJ, presenter TV, personil band dan juga penulis. Selain itu, Darto juga adalah bintang iklan ( walaupun baru suaranya saja, mukanya belum). ( twitter: http://twitter.com/imamdarto dan instagram: http://instagram.com/imamdarto ) Dimas Danang Soeryonegoro, penyiar. Biasa dipanggil Danang lahir pada tanggal 18 april 1989 dan memiliki profesi yang banyak banget, selain penyiar di The Dandees, dia juga seorang gitaris, vokalis, MC, presenter TV dan juga masih menjadi mahasiswa Bina Nusantara jurusan DKV. Danang sudah bergabung dengan Prambors sejak 2011 dan sekarang sudah menjadi penyiar The Dandees bersama Darto. Ciri khas yang terdapat pada Danang adalah kacamatanya yang tebal dan rambut yang selalu tersisir rapih. ( twitter: http://twitter.com/danangpostman dan instagram: http://instagram.com/dananggoldluck ) 4.2 Penyajian Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan ini didapat melalui wawancara mendalam terhadap tiga informan, serta observasi langsung di lapangan, dan data sekunder yang di peroleh dari media internet. 62 4.2.1 Proses Pra Produksi Program The Dandees Pra produksi tentu membahas tentang proses yang dilakukan sebelum siaran radio berlangsung. Dalam proses pra produksi ada beberapa hal yang dilakukan agar menghasilkan program yang berkualitas dan dapat dinikmati oleh audience. Menurut Fred Wibowo dalam bukunya yang berjudul Teknik Produksi Program Televisi (WIbowo, 2007) tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Ada tiga bagian pada tahapan pra produksi. 1. Penemuan Ide Tahapan ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, mengembangkan ide tersebut dan menemukan cara agar ide tersebut dapat direalisasikan. 2. Perencanaan Pada tahap ini akan membahas mengenai semua aspek yang akan dilewati selama melakukan produksi atau apa saja yang harus dilakukan selama produksi. Misalnya, penyempurnaan naskah, pemilihan talent yang tepat, warna suara talent, jam siar progam, peralatan yang akan digunakan untuk bersiaran, penyediaan biaya, biaya yang akan dikeluarkan baik untuk biaya produksinya ataupun membayar talent yang akan bersiaran. 3. Persiapan Tahap persiapan ini meliputi penyelesaian semua hal yang telah ditentukan didalam perencanaan. Dimana adanya pemberesan semua kontrak baik kontrak kerja ataupun pemberesan pemilihan talent serta melengkapi peralatan yang akan digunakan untuk bersiaran yang telah dibahas sebelumnya dalam bagian perencanaan. Program The Dandees adalah program sore hari yang berisi musik dan informasi edukasi yang dikemas secara unik dengan pembawaan dari penyiarnya yaitu, Danang dan Darto. Program yang memiliki durasi siaran selama 4 jam ini hadir untuk menemani audience yang sedang terkena macet di jalan, sehingga hanya satu 63 tujuan yang ingin dicapai dalah agar audience terhibur dan gak bete gara-gara macet. Tidak hanya menghibur dengan plesetan-plesetan si penyiar, namun ada juga musikmusik terkini yang lagi hits di kalangan anak muda serta kuis-kuis berhadiah menarik. Berikut adalah kutipan yang disampaikan Kenny Djafar sebagai produser dan Dimas Danang sebagai penyiar. “sebenernya konsep dari awalnya itu, sebenernya gak cuma the dandees sih tapi semua ehmm prime time show yang ada di prambors itu harus mengusung fun, udah gitu ada sisi edukatifnya juga. tapi yang paling pertama adalah fun dan funny. jadi harus menghibur lah intinya gitu” ( KD ) “konsep kita mah ga ada. apa yang kita becandain tiap hari ajah itu yang kita jadiin siaran. “ ( DD ) Pernyataan diatas serupa dengan apa yang dikatakan oleh Morissan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Media Penyiaran “Strategi Mengelola Radio & Televisi” (2008) yang menyatakan bahwa, program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan atau kuis. Konsep program The Dandees yang bertujuan untuk menghibur audien di sore hari dengan program hiburan yang ada didalamnya. Setiap perusahaan pasti mempunyai visi dan misi, tidak terkecuali dengan program radio. Hal ini dibuat agar program The Dandees memiliki satu patokan yang membuat tujuan yang ingin dicapai berjalan dengan baik. Maka dari itu, visi misi program The Dandees adalah: “visi misinya karena tadi konsepnya adalah fun dan funny berarti harus menghibur ya kan. berarti visi misinya yah pokoknya menghibur deh intinya. Dan visi kita juga menjadi teman kawula muda di sore hari. misi kita adalah ya dengan.. dengan.. ee.. ya siaran gini becanda yang keseharian gitu, gak berusaha jadi lucu.” ( DD ) Bila dilihat kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa visi misi program The Dandees adalah membuat program yang menghibur namun tetap dapat menjadi program unggulan di prime time. Senada dengan apa yang dituliskan oleh Elvinaro (2014) bahwa fungsi media massa adalah memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan dibanding fungsi yang 64 lainnya. Begitu juga dengan The Dandees, dimana konten-kontennya berisi hiburan namun mengandung juga sisi edukatifnya, Contoh segmen yang mengandung edukatif adalah Masdartop5. Setiap program memiliki strategi masing-masing untuk menjadi program yang disukai atau program unggulan. Begitu juga dengan The Dandees, strtegi yang dilakukan untuk bertahan sebagai program unggulan di jam prime time adalah Danang dan Dato selalu menjadi diri mereka sendiri, tidak berusaha untuk melucu namun berusaha natural dan membuat rotasi segmen-segmen agar tidak bosan dengan susunan segmen yang sudah ada. Disamping itu, The Dandees juga sering mengadakan kuis-kuis berhadiah untuk menarik minat audien. Berikut kutipannya: “engg darto danang selalu bilang kalo mereka tetap jadi dirinya sendiri, ga pernah berusaha untuk melucu, karena kalau melucu kan harus natural, kalo misalnya dibikin-bikin malahan jadi kayak gimana garing gitu. tapi yang pastinya untuk bertahan dan engg bertahan di keadaan radio-radio lain juga punya prime time show yang mereka unggulkan itu pastinya kita menghadirkan segmen-segmen yang baru, kayak misalnya masdartop 5 dulu adanya di jam 4 sama jam 6, tapi kita merasa nih kayaknya pendengar kita udah mulai bosen nih dengan masdartop5, jadi kita ganti yang jam 4 jadi tutur bang patur, paling cuma ganti-ganti. ide kaya gitu sih. terus udah gitu, kita sering adain games, misalnya test IQ, terus pokoknya yang lucu-lucu gitu, yang gak terlalu serius jadi, orang waktu dia lagi kena macet dia gak stress. terus udah gitu kalao prambors kelebihannya adalah kita sering banget ngadain kuis dan kuisnya itu hadiahnya lumayan, kayak misalnya jalan-jalan keluar negeri, nonton konser, terus udah gitu duit. itu kan yang bener-bener di pengenin dsri listener kan.” ( KD ) Kesimpulan dari pernyataan 3 informan diatas, Pernyataan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Morrisan pada bukunya yang berjudul Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi adalah prime time merupakan waktu yang paling banyak menarik audience. (2008) Memiliki jam siaran prime time sore hari terkait dengan terbentuknya The Dandees. Dimulai dari adanya inovasi pembaharuan di Prambors mengenai program baru, diadakan pencarian penyiar untuk menemani Darto siaran dan terpilihlah Danang, dimana Danang sebelumnya adalah pendengar setia Darto. Sejak terpilihnya 65 Danang, ia mencari nama program yang cocok dan disesuaikan dengan penyiarnya. Lalu terciptalah The Dandees, yang memiliki kepanjangan Darto dan Danang di Sore dan tagline yang mereka buat adalah The Most Wanted Guy in Town. Berikut kutipan Danang mengenai hal tersebut: “terbentuknya the dandees waktu itu mas darto siaran sendiri, tadinya mau siaran sama andari, yakan.. tadinya mau dipilih siaran andari terus kata mas darto, “udah kalau mau baru, baru sekalian”. karena ada pembaharuan di prambors kan, “kalau mau baru, baru ajah sekalian gitu pilih anak baru.” nah udah gitu ehmm. yang kepilih gua akhirnya. udah gitu yaudah terus akhirnya mulai siaran dan nama the dandees itu waktu itu mas darto yang kasih ke gua “lu bikin nama siarannya gih” terus gua bikin, gua ini dulu, sketching, brainstorming dan lain-lain dulu apa yah namanya. jadi gak ngasal. terus gua liat ajah dari mas darto nya patokan gua. oh dia kan orangnya dandy gitu, gaya kan orangnya. centil gitu kan dia. terus namanya the dandees. terus gua pecah lagi dandes itu bisa darto dan danang di sore hari. sebenernya sih di sore gitu doang. cuma orang-orang menafsirkannya di sore hari gitu. nah udah akhirnya jadilah the dandees gitu terus tadinya ada taglinenya, tageline nya gua buat kaya emang sengaja kalo kaya di dkv ada tuh namanya tuh hmm ya pokoknya ,ngejual yang hard selling gitu the most wanted guy in the town. padahal dulu kita bukan siapa-siapa. cuma kita patrenin di pala orang kalo kita the most wanted guy in town. itu juga doa sama fengshui gitu ya gak? terus yaudah deh itu yang terjadi sekarang.” ( DD ) “Kenapa bisa mas Danang yang kepilih?” “mas darto yang milih, gua tuh pendengarnya mas darto. bayangin ga gua siaran sama idola gua. yang lu lakuin adalah tinggal bermimpi.” ( DD ) Seperti yang tertulis sebelumnya, bahwa tahap pra produksi adalah pencarian ide, perencanaan dan persiapan. Dalam pra produksi program The Dandees, pencarian ide dilakukan secara bersama-sama pada weekly meeting setiap hari Senin dengan cara brainstorming. Berikut kutipannya: “pra produksi berarti sebelumnya yah. sebelumnya itu kita pastinya ada meeting, brainstorming bareng-bareng. jadi gak cuma dari produsernya ajah yang mikir tapi kedua talent juga dan bersama dengan program director. pokoknya setiap 66 minggunya kita ada weekly meeting, itu ngomongin kira kira seminggu kedepan kita bakal ngomongin apa nih. biasa kita ada story art juga. jadi itu adalah topik yang menyambung setiap harinya. jadi ada continuity. terus palingan kalo misal masdartop 5, kocrot kecret itu kan adalah benchmark, jadi kita nyiapin satu hari sebelumnya atau mungkin kita stock gitu. jadi kita kayak rekam-rekam terus nanti di edit edit edit. gitu. itu ada teamnya sendiri.” ( KD ) Brainstorming ide yang dilakukan oleh produser The Dandees dengan penyiar senada dengan yang dikatakan oleh Fred Wibowo (2007). penemuan ide, tahapan ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah dan mengembangkan gagasan menjadi sebuah riset. Namun Brainstorming yang dilakukan setiap minggunya ternyata menemui kendala, dimana tim produksi terkadang kehabisan ide. Berikut kutipan sang produser: “kendala pra produksi pastinya abis ide itu paling sering banget, karena ada moment-moment dimana kita gakmau mikir, karena maksudnya capek banget. jadi paling ide, itu sebuah hambatan.” ( KD ) Berikut ini adalah yang dikatakan oleh Jonathan Suwarno mengenai internet, “Dalam hubungannya dengan dunia penelitian, internet telah menjadi sarana untuk mendapatkkan informasi atau data yang tersimpan di server-server yang tersebar di seluruh dunia yang dapat diakses dan dibaca secara cepat, mudah dan cuma-cuma oleh para pengunjung internet ( netter ).” (Suwarno, 2006). Menurut pernyataan tersebut erat kaitannya dengan pencarian ide setiap minggu di program The Dandees yang selalu menggunakan salah satu produk new media yaitu, internet yang menjadi dasar pencarian ide untuk beberapa segmen di The Dandees. Pencarian ide di Internet ini dilakukan agar The Dandees mendapatkan berita up to date tidak hanya di dalam negeri tapi juga diluar negeri, maka dari itu internet sangatlah berperan penting dalam pencarian ide. Portal-portal berita yang biasanya digunakan dalam pencarian ide adalah detik.com , wowkeren.com dan lain-lain. Berikut kutipannya: “kita paling banyak sih lewat internet yh pastinya, browsing di internet. contohnya kalo misalnya jadi kita ada segmen yang namanya tutur bang patur, itu kan kita butuh infomasi-informasi yang uptodate, yang lagi commong, yang lagi diomongin, kita biasanya carinya di portal-portal berita kaya misalnya detik.com , terus wowkeren.com , pokoknya entertainment, terus udah gitu ada juga news, kalau 67 masdartop 5 juga kita cari dari internet, biasanya gampang sih, misalnya kita mau cari 5 tumbuhan menyeramkan. langsung cari ajah, misalnya sama kok portal-portal beritanya. kaya gitu. sekarang udah gampang sih, maksudnya udah ada semua yang kita butuhkan di internet.” ( KD ) 4.2.2 Proses Produksi Program The Dandees Proses produksi merupakan tahap pengerjaan dari ide atau topik yang sudah didapat dan disepakati di tahap pra produksi. Produksi program The Dandees ada 2 jenis yaitu, live dan tapping. Pada proses produksi live, Kenny Djafar selaku produser di The Dandees, juga menjadi PIC penyiar, dimana tugasnya adalah menyiapkan bagian yang akan dibacakan oleh penyiar, menyortir twitter entriest, mencari caller dan membriefing caller terlebih dahulu. Sedangkan tugas penyiar adalah membawakan topik yang ada dengan baik dan menarik agar bisa dimengerti oleh audien di program tersebut. Yang terlibat dalam proses produksi pun sedikit. Berkut Kutipannya: “enggg waktu siaran yah, waktu siaran itu kalau gue sebagai produser dan juga program director pastinya gue adalah PIC dia, jadi setelah part ini mereka mau ngomong apa udah harus tau nih, biasanya gue ehhm kayak sortir twiiter, jad twitter yang masuk, twitter entriest itu kan banyak banget di @prambors, gue sortirin satu-satu mana yang layak mereka baca, mana yang lucu buat mereka baca, terus caller gua juga sortir, jadi gue yang telfon”in callernya, gua yang dengerin cerita mereka itu sebelum on air jadi pas on air terimanya udah bagus ajah. kalau mereka yah pastinya, nge guide topik itu sendiri supaya si pendengar juga ngerti apanih maksud dari topik ini. gitu sih kalo selama siaran gampang banget. Dan yang terlibat, kita tuh sebenernya kalo misalnya selama siaran yah selama siaran itu yah pastinya darto danang, gue dan operator. operator itu yang masuk-masukin id, jadi sebelum lagu biasa suka ada “the dandees” gitu-gitu, itu namanya id. itu adalah kerjaan si operator. masuk”in sweeper, id. terus tapi kita kan banyak benchmark tuh yang kayak gua bilang, ada tutur bang fatur, masdartop5, itu kita punya namanya the dandees team. the dandees team itu terdiri dari bang patur, ada bang Denny, dan juga Gilang Gombloh. itu yang selalu kalian dengerin di masdartop5.” ( KD ) 68 Setiap produksi pasti ada kendala yang terjadi dan hal tersebut adalah sesuatu yang lumrah terjadi dalam setiap program. The Dandees sendiri memiliki kendala dalam produksi baik secara teknis maupun human error, seperti terjadi kesalahan pada caller yang on air, dimana cerita atau pengalaman caller di twitter tidak selucu dan semenarik sewaktu on air. terkadang juga sinyal yang jelek sewaktu caller on air bisa menjadi kendala. Kendala eksternal lainnya juga berasal dari jaringan internet, karena produksi siaran radio sangat bergantung pada internet untuk membaca twitter dan lain-lain. Kendala internal program The Dandees adalah penyiar yang sulit mengatur waktu yang pas untuk tapping benchmark.. Berikut kutipannya: “hambatannya teknis sih biasanya, seperti yang tadi gua bilang ehmm hambatan live itu kita kan suka angkat caller, nah kadang callernya itu udah di briefing apa, tapi setelah on air kacau banget. karena mereka mungkin nervous atau apa, itu kan gak mendapat apa yah .. pick nya gitu loh. jadi kita bisa bayangin wah cerita dia lucu nih tau-taunya pas on air hmm gitu aduh kayak krik krik banget. itu hambatan yang pertama. itu sebenernya eksternal sih yah, bukan dari kita. penelfon, jaringan karena semua ini kan butuh internet butuh koneksi yang bagus. kadang-kadang penelfon juga signalnya jelek lah, terus udah gitu kalau internet mati, die!! maksudnya kita harus bener-bener sama internet, karena kita bacain twitter segala macem, terus kalau produksi yang tadi gua bilang, mereka kurang bisa menyiapkan waktu atau meluangkan waktu untuk taping” benchmark. gitu. paling gitu kalo halangan produksi.” ( KD ) Beberapa segmen program The Dandees diproduksi secara tapping karena beberapa faktor, seperti keterbatasan waktu dua penyiar yang sudah masuk dunia entertainment di salah satu TV swasta. Tentu ada perbedaan antara produksi siaran live dan tapping dan ada hal positif dan negatif dalam produksi live dan tapping. Berikut kutipannya: “Perbedaanya kalo siaran live itu, kalo siaran live lu berarti ada engagement ke pendengarnya gitu, kalo tapping kan misalnya pokoknya kalo lu denger siaran yang terlalu rapih, itu kemungkinan tapping, kalo ada yang ehmm aaaa tiba tiba gak lucu, atau kayak ngadet-ngadet dan lain-lain itu biasanya live. karena kalo live itu lebih manusiawi jadi gak kayak mesin gitu, kalo tapping perfect banget gitu kayak mesin. kebanyakan sih gitu sih. Terus, kalo live pasti mood, tenaga tapi itu kita bisa atur kalo tapping ehmm biasanya masalahnya bisa gini lu lagi tapping ter- 69 us tiba-tiba ehmm bumi kebelah dua tapi lu lagi tapping, lu gabsa informasiin itu. kalo lu live u bisa informasiin itu.” ( DG ) Produk new media yang digunakan Prambors untuk lebih mendekatkan diri dengan kawula muda adalah twitter, instagram, facebook, youtube dan live streaming. Dengan adanya produk new media tersebut, siaran radio Prambors mudah dikenal dan dijangkau, terutama dengan live streaming. Dengan live streaming, siaran radio Pambors tidak hanya bisa didengan oleh 8 kota, namun seluruh Indonesia. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Laquey ( 1997 ), bahwa internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang ini internet telah berkembang menjadi alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan ( Ardianto, Komala, Karlinah, 2007:151 ). Berikut kutipan Produser The Dandees mengenai new media tersebut: “mungkin kalo dr jumlah lebih banyak yang di dengerin, misalnya kalo live streaming lebih banyak yang bisa dengerin karena kita kan ada 8 kota, nah garagara ada live streaming gakcuma 8 kota itu doang yang bisa denegerin sekarang..” ( KD ) 4.2.3 Proses Pasca Produksi Program The Dandees Ini adalah tahap akhir yang biasa disebut juga tahap evaluasi dan editing. ( Pradekso, dkk, 2013). Pasca produksi program The Dandees tidak terlalu rumit, hanya dilakukan evaluasi dan editing segmen tapping. Evaluasi yang diadakan oleh AMT selama 6 bulan sekali, digunakan untuk menilai seluruh konten seperti musik dan program yang ada di Prambors. Dari penilaian tersebut akan dilihat bagaimana nilai sebuah program dibandingkan progam lainnya yang sejenis. Untuk program The Dandees sendiri dibandingkan program lain yang sejenis berada di posisi pertama. Sementara itu, untuk evaluasi per minggu dilakukan pada saat weekly meeting. Membahas mengenai topik yang sudah diangkat selama seminggu kemarin Berikut kutipannya: “pasca produksi selain editing program tapping biasanya kita ada evaluasi, jadi di prambors itu kita ada kaya apa namanya yah.. lembaga.. pokoknya kita ada penilaian setiap 6 bulan sekali, itu namanya AMT. itu adalah penilaian untuk seluruh konten yang ada di prambors. dari musik, apakah musik yang di puterin prambors itu di sukain gak sih sama listenernya, trus dr program”nya, misalnya desta 70 and gina nilainya berapa nih. desta dan gina dibanding program pagi lainnya di radio lain. begitu juga dengan dandees, dandees juga dinilai, dandees dengan radio” lain yang memutarkan prime time mereka di waktu drive show. apakah dandees di urutan berapa. nah puji tuhan nya dandees itu di bandingkan dengan program” sore lainnya dandees itu di nomor satu. untuk drive show. kaya gitu. jadi. kita emang punya yang menilai khusus. evaluasinya itu dilakukan tiap 6 bulan. tp untuk evaluasi per minggu juga ada, masuk lagi ke weekly meeting yang selalu kita lakuin di hari senin. itu kita selalu ngomongin eh kmren kita lg ngomongin konser Katy Perry nh gmna nh. respon dr pendengernya. gt” ( KD ) Pada proses evaluasi program The Dandess juga tidak banyak yang terlibat, hanya tim inti yaitu penyiar, produser dan program director. Yang terlibat adalah orang yanag sama pada saat brainstoming dilakukan. Berikut kutipannya: “weekly meeting, darto danang sebagai talent. gue sebagai produser, dan juga PD. PD itu program director.” ( KD ) 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di studio Prambors yang terletak di Jalan Adityawarman nomor 71 ini mendapatkan hasil mengenai proses produksi program The Dandees di era new media. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap 2 penyiar The Dandees yang bernama Imam Darto dan Dimas Danang, dan Kenny Djafar sebagai produser. Peneliti juga melakukan observasi selama siaran The Dandees berlangsung, yaitu pada tanggal 5 Mei 2015 dari jam 4 sore sampai jam 8 malam. Nama The Dandees berasal dari proses terbentuknya program The Dandees, yaitu dimana terdapat inovasi baru yang ada di Prambors saat itu. Inovasi baru untuk program baru yang akan dibawakan oleh Darto, namun belum menemukan teman siaran. Setelah terdapat beberapa kandidat, terpilihlah Danang yang langsung dipilih sendiri oleh Darto. Setelah itu, mereka memikirkan konsep program dan kemudian tercipta nama The Dandees. Nama Dandees berasal dari karakter Darto yang ‘dandy’ dan ‘nyentrik’ , nama tersebut juga memiliki kepanjangan yang artinya Darto dan Danang di sore. Ketika disetujui dan disepakati, mereka menciptakan juga tageline diri mereka sendiri, yaitu The Most Wanted Guy in Town yang sampai sekarang masih melekat dengan mereka. Dari hasil wawancara yang sudah berlangsung, diketahui bahwa proses produksi melalui 3 tahap yaitu pra produksi, produksi dan paska produksi. Ketiga 71 tahap produksi tersebut erat kaitannya dengan penggunaan new media. Produk new media yang digunakan The Dandees untuk produksi adalah internet dan sosial media. Dengan menggunakan internet, siaran radio Prambors bisa didengar oleh seluruh orang di Indonesia dengan cara live streaming, yang bisa didapatkan dengan mendownload applikasi Prambors di handphone dan smartphone. Kemudahan yang dimiliki ini sangat menguntungkan bagi Prambors, karena meningkatnya jumlah audien yang mendengarkan program siaran Prambors. Prambors juga menggunakan sosial media sebagai alat promosi dan sebagai alat mendekatkan diri dengan kawula muda. Contoh sosial media yang dimiliki Prambors adalah twitter, facebook, instagram dan youtube. Terdapat juga website resmi Prambors yang bisa dikunjungi kapanpun dan dimanapun, yang berisikan tentang Prambors dari segi program, penyiar, berita terbaru, daftar playlist, dan lain-lain. Pada tahap pra produksi, yang dilakukan The Dandees adalah brainstorming ide. Hal ini dilakukan secara bersama-sama pada hari senin, yang disebut weekly meeting. Brainstorming ide ini mencari topik, informasi dan cerita yang ingin diangkat dan dibawakan selama seminggu kedepan. Dalam pencarian ide ini sangat mengandalkan internet untuk mencari informasi yang diinginkan melalui portalportal berita yang tersedia di internet, seperti detik.com dan wowkeren.com. Di program The Dandees juga terdapat segmen program yang berisi cerita berkelanjutan, sehingga harus dipersiapkan sehari sebelum atau bahkan di stok. Yang terlibat pada weekly meeting ini adalah orang inti yang terlibat pada produksi program The Dandees, yaitu penyiar, produser, Gilang, dan Patur. Setiap proses produksi pasti mengalami kendala atau hambatan yang mengganggu berjalannya proses produksi. Pada tahap pra produksi program The Dandees, yang menjadi kendala atau hambatannya adalah kehabisan ide. Dimana terkadang rasanya tidak ada yang menarik untuk diangkat menjadi topik dan rasa males mencari atau berpikir yang sedang datang menghampiri. Walaupun terkadang suka merasa kehabisan ide, namun The Dandees memiliki strategi untuk bertahan sebagi program unggulan ditengah program siangan yang sejenis di jam prime time. Strategi yang dimiliki oleh The Dandees adalah bahwa sebagai penyiar, Darto dan Danang selalu bersikap natural, tidak berusaha melucu. Sehingga hasilnya mereka selalu disukai oleh audien, bahkan dilirik oleh TV swasta. Selain itu juga, sang produser selalu memantau audien yang mendengarkan program The Dandees. Ketika dilihat audien mulai berkurang, sang produser mem- 72 buat perubahan segmen. Dimana segmen dirotasi sehingga terlihat baru dan menarik. Tidak hanya itu, The Dandees sering bekerja sama dengan brand tertentu dan membuat kuis berhadiah. Hadiah yang diberikan pun lumayan oke, seperti jalan-jalan keluar negeri, uang cash, tiket konser, dan lain-lain. Produksi siaran program The Dandees memiliki 2 jenis, yaitu live dan tapping. Pada produksi live, siaran radio berjalan seperti biasa dengan job desk masingmasing. Yang dilakukan produser pada saat produksi live adalah menjadi PIC penyiar, dimana ia bertugas untuk menyiapkan skrip yang selanjutnya akan dibacakan oleh penyiar. Ia juga bertugas untuk menyortir twitter yang harus dibacakan oleh penyiar, mencari caller untuk on air di program The Dandees. Saat menelpon caller, ia juga betugas untuk membriefing terlebih dahulu caller agar pas waktunya on air tidak salah mengucapkan kata. Sedangkan tugas penyiar adalah membawa audien mengerti dan menghibur audien dengan segmen-segmen yang dibawakan oleh mereka. Ada juga operator yang tugasnya memasukan ID, sweeper dan jingle The Dandees. Sedangkan produksi tapping segmen benchmark terkadang dilakukan di selasela siaran live. Merekam apa yang menjadi kebutuhan segmen tersebut dan kemudian di edit oleh produser The Dandees sendiri. Keuntungan produksi tapping adalah jika terjadi salah kata atau kurang puas dengan hasilnya, bisa di edit atau direkam ulang. Namun kelemahannya adalah ketika ada informasi penting yang terjadi dan harus segera disiarkan, informasi tersebut akhirnya tidak bisa disiarkan karena sedang menjalankan produksi tapping. Hambatan atau kendala juga terjadi pada saat tahap produksi. Ada 2 jenis kendala yaitu, kendala internal dan kendala eksternal. Kendala internal yang terjadi pada saat produksi program The Dandees adalah susahnya mencari waktu penyiar untuk produksi tapping segmen benchmark, karena kesibukan masing-masing penyiar diluar waktu siaran. Sedangkan yang menjadi kendala eksternal adalah koneksi internet yang buruk dan kesalahan caller ketika on air. Pada saat produksi siaran program The Dandees sangat bergantung pada internet karena untuk mencari caller, melihat twitter entriest, dan mencari informasi jika dibutuhkan. Kesalahan caller ketika on air, bisa terjadi karena nervous sehingga membuat cerita yang semula terlihat menarik, namun ketika on air tidak menarik sama sekali. Dan juga sinyal caller sewaktu on air sangat berpengaruh pada produksi program The Dandees. 73 Pada tahap terakhir produksi program The Dandees adalah paska produksi. Yang dilakukan pada tahap paska produksi adalah mengedit hasil produksi tapping agar menjadi hasil yang bagus dan menarik. Selain melakukan editing, ada juga evaluasi program. Evaluasi program ini dilakukan seminggu sekali pada waktu weekly meeting, membahas mengenai program The Dandees dan respon audiennya selama seminggu kemarin. Lalu ada juga evaluasi secara keseluruhan untuk Prambors oleh AMT. Yang menjadi penilaian adalah seluruh konten yang ada di Prambors, mulai dari musik, apakah musik yang diputerin di Prambors itu disukai sama audiennya, lalu semua programnya dinilai, bagaimanakah nilai suatu program dibandingkan dengan program lainnya yang sejenis. Penilaian tersebut termasuk program The Dandees dan The Dandees masih menjadi program unggulan nomor satu jika dibandingkan dengan program lainnya yang sejenis. 74 75 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peneliti telah meneliti bagaimana strategi produksi program The Dandees di Prambors Radio di era new media. Penelitian yang dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung di studio siaran Prambors, yang terletak di Jalan Adityawarman No. 71 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini mendapatkan kesimpulan mengenai strategi produksi program The Dandees di era new media. Sebelum memulai sebuah produksi program radio, tentu akan melalui tahap pertama yaitu, pra produksi. Pada tahap pra produksi dilakukan pencarian ide, perencanaan dan persiapan. Program The Dandees melakukan pencarian ide dengan cara brainstorming setiap hari senin, biasanya disebut juga weekly meeting. Pada weekly meeting ini biasanya akan membahas tentang evaluasi siaran yang sudah berlangsung seminggu kemarin dan membahas tentang topik apa saja yang akan diangkat untuk seminggu yang akan datang. Tidak hanya mencari topik, pencarian ide juga mencari beberapa cerita-cerita lucu dan menarik untuk segmen kocrot kecret dan masdartop5. Kendala yang kadang terjadi pada tahap pra produksi adalah kehabisan ide untuk topik yang akan diangkat seminggu kedepan. Semua pencarian cerita, berita dan informasi tersebut tidak lepas dari penggunaan new media, yaitu internet. Penggunaan internet pada tahap pra produksi digunakan untuk mencari informasi mengenai topik yang diangkat atau mencari cerita-cerita lucu melalui portal-portal berita, seperti detik.com dan wowkeren.com. Internet juga digunakan untuk mendekatkan Prambors dengan kawula muda dengan cara mempunyai sosial media. Sosial media yang dimiliki Prambors antara lain, twitter, facebook, instagram dan youtube. Setelah melewati tahap pra produksi, yang selanjutnya adalah tahap produksi. Terdapat 2 jenis produksi pada program The Dandees yaitu, produksi live dan produksi tapping. Pada produksi live dilakukan seperti biasanya, ada Danang dan Darto sebagai penyiar, Kenny Djafar sebagai produser dan ada operator. Setiap orang harus menjalankan perannya masing-masing sewaktu siaran live berlangsung. Sebagai produser The Dandees, Kenny berperan juga sebagai PIC penyiar, dimana Kenny bertugas untuk menyiapkan sesuatu yang dibutuhkan penyiar terutama informasi yang akan dibacakan selanjutnya. Selain itu, Kenny juga yang menyortir twitter 76 traffic dan mencari caller yang mau diundang untuk on air di The Dandees. Sebelum caller tersebut on air, Kenny harus mengetahui dan mengoreksi kata-kata yang akan dikatakan oleh caller. Sedangkan tugas penyiar adalah membawakan topik semenarik mungkin sehingga informasi bisa diterima dengan baik dan menarik banyak audien. Sedangkan kalau produksi tapping dilakukan untuk beberapa segmen, seperti kocrot kecret dan masdartop5. Produksi tapping dilakukan dengan merekam semua yang dibutuhkan lalu melalui proses editing. Proses editing dilakukan oleh Kenny sendiri. Keuntungan dari produksi tapping adalah hasil yang lebih baik karena sudah diedit namun kekurangannya adalah ketika melakukan produksi tapping, informasi penting yang sedang terjadi tidak bisa disiarkan secara langsung. Tahap produksi juga mengalami kendala seperti cerita caller yang mempunyai pengalaman lucu di twitter namun ternyata waktu on air tidak lucu dan ‘garing’ dan sinyal caller yang tidak stabil sewaktu on air juga menjadi kendala produksi. Lalu susahnya mencari waktu penyiar untuk melakukan produksi tapping, karena padatnya jadwal mereka diluar jam siaran. Lalu kendala yang terakhir adalah matinya koneksi internet. Hal ini juga membuktikan pentingnya internet dalah tahap produksi, dimana internet digunakan untuk mengetahui twitter traffic dan mencari caller, lalu internet juga digunakan mencari informasi yang diperlukan selama siaran. Tahap terakhir adalah paska produksi. Pada tahap paska produksi yang dilakukan adalah evaluasi program yang dilakukan bersamaan dengan brainstorming ide, yaitu pada saat weekly meeting. Evaluasi ini membahas tentang topik yang sudah diangkat selama seminggu kemarin dan membahas tentang bagaimana respon audien terhadap topik tersebut. Sedangkan Prambors juga mempunya evaluasi yang diadakan 6 bulan sekali, yang disebut AMT. AMT ini adalah semacam lembaga yang menilai seluruh konten yang ada di Prambors, mulai dari musik, apakah musik yang diputerin di Prambos disukain oleh audien dan juga menilai program-program yang ada di Prambors. Yang dinilai adalah bagaimanakah nilai program tersebut dibandingkan dengan program lain yang sejenis yang memiliki jam siaran yang sama. Sampai sejauh ini, The Dandees berada di peringkat satu dibandingkan dengan program sore lain yang sejenis. 77 1.2. Saran Saran akademis: 1. Ada baiknya meneliti dengan observasi partisipan, agar lebih bisa mengetahui secara mendalam dan mendetail mengenai obyek yang diteliti. Saran praktis: 1. Mengurangi produksi siaran tapping agar lebih terasa real. 2. Menghadirkan inovasi baru, tidak hanya mengubah rotasi segmen. Agar audien tidak bosan dan menjaga stabilitas sebagai program unggulan. Saran sosial: 1. Mendalami proses produksi program radio, agar dapat membuat program radio yang berkualitas dan bermutu. 2. Menjadi broadcaster yang memiliki kreativitas tinggi. 78