laporankinerjainstansipemerintah tahun2015

advertisement
Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2015
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jalan Tentara Rakyat Mataram No. 53 Yogyakarta
Telp. (0274) 563014 Fax. (0274) 523524
Website: http://blhdiy.jogjaprov.go.id
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2015, serta
Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah
atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat
pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan
strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara
memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Dalam penyusunan laporan
kinerja ini tentunya masih banyak kekurangan maupun kesalahan, sehingga kami
berharap adanya saran, kritik dan masukan yang konstruktif guna
menyempurnakan penyusunan laporan di waktu mendatang. Diharapkan penyajian
LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang
berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang.
Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak atas
bantuannya sehingga Laporan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2015 dapat
terselesaikan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang
membutuhkan
Yogyakarta, 29 Februari 2016
KEPALA SKPD
Ir. JOKO WURYANTORO, M.Si
NIP 19580108 198603 1 011
1
Ikhtisar Eksekutif
Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian yang terukur
menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus
meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
sehingga
kinerjanya
dapat
terus
ditingkatkan.
LKjIP SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2015 ini merupakan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Pemerintah dan
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
Penyusunan LKjIP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 dimana pelaporan capaian kinerja
organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggung
jawaban atas kinerja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY.
Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian
dalam penyusunan LKjIP ini. Analisa ini untuk menjawab pertanyaan sejauh mana
keberhasilan sasaran dalam RENSTRA SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY yang
ditunjukkan dengan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) SKPD Badan
Lingkungan Hidup DIY yang telah dicanangkan pada tahun 2015 telah berhasil
dicapai.
Dari 3 (tiga) indikator kinerja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun
2015, menunjukkan bahwa capaian pada 3 (tiga) IKU sudah masuk pada kategori
tinggi dan atau sangat tinggi. Sebanyak 2 (dua) IKU masuk dalam kategori sangat
tinggi dan 1 (satu) IKU memiliki kategori tinggi.
IKU yang dinyatakan berhasil adalah yang capaian kinerjanya > 100% dari
target yang ditetapkan untuk tahun 2015. IKU tersebut adalah Persentase
2
Peningkatan Kualitas Udara dan indikator Peningkatan akses informasi lingkungan
hidup.
Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran
menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi SKPD Badan
Lingkungan Hidup DIY kedepan. Tantangan tersebut antara lain : Pertama, perlu
peningkatan kinerja pemantauan dan pembinaan kualitas air sungai; Kedua, Untuk
mengurangi emisi perlu peningkatan sarana transportasi publik dan pengembangan
ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan.
Di luar IKU, pencapaian kinerja pemerintah daerah juga ditunjukkan oleh
pencapaian target terkait dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang lingkungan hidup. Dari indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
lingkungan hidup tahun 2015 ini tercapai sesuai target.
Hasil evaluasi capaian kinerja juga penting dipergunakan media umpan
balik dalam perencanaan program dan kegiatan yang secara langsung dapat
meningkatkan perbaikan pelayanan publik di tahun yang akan datang.
3
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................
1
IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................
2
DAFTAR ISI ...............................................................................................
4
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
5
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................
6
I.1 Struktur Organisasi ...............................................................
7
I.2 Fungsi dan Tugas ...................................................................
8
I.3 Keadaan Pegawai ..................................................................
9
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana .............................................
12
I.5 Keuangan ..............................................................................
I.6 Sistematika LKJ IP ..................................................................
13
14
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................
16
II.1 Perencanaan Strategis ........................................................
16
II.1.1 Visi dan Misi .....................................................................
17
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ........................................................
18
II.1.3 Strategi ............................................................................
20
II.1.3.1
II.1.3.2
II.1.3.3
II.1.3.3
Misi 1 .....................................................................
Misi 2 .....................................................................
Misi 3 .....................................................................
Misi 4 .....................................................................
20
22
25
27
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ............................................
28
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2015 ..........................................
29
II.3.1 Target Belanja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY ..
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis ...................
II.4 Instrumen Pendukung ........................................................
29
30
31
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................
33
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2015 ..............................................
33
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis....
35
III.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ...................
40
III.4. Akuntabilitas Anggaran .....................................................
45
BAB IV PENUTUP .......................................................................................
47
LAMPIRAN- LAMPIRAN ..............................................................................
49
4
Daftar Tabel
Tabel I.1 Kondisi Riil Pegawai Badan Lingkungan Hidup DIY berdasarkan
Jabatan s.d 31 Desember 2015 ...................................................
Tabel I.2 Jumlah Pegawai Badan Lingkungan Hidup DIY s.d 31 Desember
9
10
2015 ................
Tabel I.3 Jumlah Pegawai Badan Lingkungan Hidup DIY berdasarkan
Pendidikan s.d 31 Desember 2015 ............................................
Tabel I.3 Rekapitulasi Aset Tetap Badan Lingkungan Hidup DIY s.d 31
11
12
Desember 2015 ....
Tabel II.1 Sasaran Strategis SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY ..............
18
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 …..................................................
26
Tabel II.3 Target Belanja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015..
27
Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis Badan
Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015 …...........................................
28
Tabel III.1 Skala Nilai Perangkat Kinerja …...................................................
30
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2015 ....…................................................
31
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Air ................
32
Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Udara ...........
37
Tabel III.5 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Pengelolaan Data dan 41
Informasi LH ...
Tabel III.6 Indikator dan Nilai SPM Bidang Lingkungan Hidup ....................
43
Tabel III.7 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Per Sasaran Tahun 2015 48
..................
Tabel III.8 Tingkat Efisiensi Realisasi Belanja Langsung Per Sasaran Tahun 49
2015 ...............
5
BAB 1
Pendahuluan
Bab 1 Berisi :
1. Struktur Organisasi
2. Fungsi dan Tugas
3. Keadaan Pegawai
4. Keadaan Sarana dan
Prasarana
5. Keuangan
6. Sistematika LKj IP
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan
Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015 dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian
dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah
kepemerintahan yang baik (good governance) di
Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SKPD Badan
Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015 diharapkan dapat:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh SKPD Badan Lingkungan Hidup
DIY
2. Mendorong SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY di dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan
perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi SKPD Badan Lingkungan Hidup
DIY untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat.terhadap SKPD Badan Lingkungan
Hidup DIY di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
6
I.1 Struktur Organisasi
SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis
Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
didalamnya termasuk Badan Lingkungan Hidup Daerah istimewa Yogyakarta.
SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY merupakan unsur pelaksana
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:
a. Kepala
b. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, terdiri dari:
1). Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi
2). Sub Bagian Keuangan
3). Sub Bagian Umum
c. Bidang Pengembangan Kapasitas yang dipimpin oleh seorang kepala bidang,
terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan
2). Sub Bidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan
d. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan yang dipimpin
oleh seorang kepala bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan
2). Sub Bidang Konservasi Lingkungan
e. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang dipimpin oleh seorang
kepala bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Udara
2). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Air dan Tanah serta
Bahan Berbahaya dan Beracun
f. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala
bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Penaatan Lingkungan
2). Sub Bidang Kajian Lingkungan
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional merupakan kelompok jabatan dengan
keahlian khusus yaitu Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan.
7
Ketentuan-ketentuan
yang
dapat
digunakan
dalam
pembentukan
kelompok jabatan fungsional sebagai berikut:

Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional.

Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
47/KEP/MENPAAN/8/2002 tentang jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 145 Tahun 2004
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 146 Tahun 2004
tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional
Pengendali Dampak Lingkungan.

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 147 Tahun 2004
tentang Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan.

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 62 Tahun 2004
tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan
Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan.
I.2 Fungsi dan Tugas
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008
menetapkan bahwa SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY mempunyai tugas
untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
lingkungan hidup.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud SKPD. Badan
Lingkungan Hidup DIY mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program di bidang lingkungan hidup;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
c. Pengendalian pencemaran dan/kerusakan lingkungan, pemulihan kualitas
lingkungan hidup, konservasi lingkungan;
d. Penyelenggaraan pembinaan pengendalian lingkungan;
e. Penyelenggaraan koordinasi perijinan bidang lingkungan hidup;
f. Penyelenggaraan kajian dan penataan lingkungan;
8
g. Pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup;
h. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup
Pemerintah Kabupaten/Kota;
i. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang lingkungan hidup;
j. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;
k. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
I.3 Keadaan Pegawai
Kondisi riil pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta
sampai dengan akhir Desember 2015 berjumlah 58 orang pegawai (PNS) dengan
rincian 30 orang pegawai laki-laki dan 28 orang pegawai perempuan.
Kondisi riil pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta yang
menduduki jabatan struktural dan fungsional tertentu seperti pada tabel
sebagai berikut :
Tabel .I.3.1.
Kondisi riil pegawai BLH DIY berdasarkan Jabatan
sampai dengan 31 Desember 2015
NO
Jabatan
Jumlah
Pendidikan
Struktural/Fungsional
1.
Eselon II
1 orang
Pendidikan Pasca Sarjana (S2)
2.
Eselon III
5 orang
Pendidikan S2 : 4 orang,
Pendidikan S1 : 1 orang
3.
Eselon IV
11 orang
Pendidikan S2 : 6 orang,
Pendidikan S1 : 5 orang
4.
Jabatan Fungsional Umum
35 orang
Pendidikan S2 : 6 orang,
Pendidikan S1 : 25 orang,
Pendidikan Sarjana Muda/D3 : 3
orang, Pendidikan SLTA : 12 orang,
Pendidikan SLTP : 0 orang,
Pendidikan SD : 2 orang.
3.
Fungsional Pengendali
2 orang
Pendidikan S2 : 2 orang
Dampak Lingkungan
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
9
Berdasarkan pangkat dan golongan, pegawai Badan Lingkungan Hidup DIY
sampai dengan 31 Desember 2015, seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel .I.3.2.
Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2015
dilihat dari Golongan/Ruang Kepangkatan
NO
Golongan/Ruang
Kepangkatan
Tahun 2015
Tahun 2014
1.
2.
Pembina Utama Madya – IV/d
Pembina Utama Muda – IV/c
0 orang
1 orang
1 orang
1 orang
5.
Penata Tk. I - III/d
14 orang
12 orang
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Pembina Tk. I - IV/b
Pembina - IV/a
Penata - III/c
Penata Muda Tk.I - III/b
Penata Muda - III/a
Pengatur Tk.I - II/d
Pengatur – II/c
Pengatur Muda Tk.I – II/b
Pengatur Muda – II/a
Juru Tk. I – I/d
Juru – I/c
Juru Muda Tk. I – I/b
Juru Muda – I/a
JUMLAH
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
4 orang
5 orang
4 orang
18 orang
9 orang
1 orang
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
1 orang
0 orang
1 orang
58 orang
4 orang
6 orang
4 orang
13 orang
10 orang
1 orang
1 orang
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
1 orang
55 orang
Berdasarkan kualifikasi pendidikan, pegawai Badan Lingkungan Hidup
Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2014
seperti pada tabel sebagai berikut :
10
Tabel .I.3.3.
Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2015
dilihat dari tingkat pendidikannya
N
Uraian
O
1. Pendidikan Pasca Sarjana (S2)
Tahun 2015
Tahun 2014
13 orang
14 orang
2.
Pendidikan Sarjana (S1)
28 orang
26 orang
3.
Pendidikan Sarjana Muda/ D3
3 orang
1 orang
4.
Pendidikan SLTA
12 orang
12 orang
5.
Pendidikan SLTP
0 orang
0 orang
6.
Pendidikan SD
2 orang
2 orang
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
Kondisi jumlah ideal pegawai dibandingkan dengan beban pekerjaan masih
terdapat kekurangan, apabila dilihat dari bezetting formasi kebutuhan
pegawai BLH DIY sejumlah 82 formasi, sedangkan kondisi riil jumlah pegawai
sebanyak 58 sehingga ada kekurangan sejumlah 24 pegawai. Dengan jumlah
personil yang ada semua beban pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
tugas dan fungsi jabatan masing-masing. Dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas kemampuan teknis bidang lingkungan hidup, BLH DIY telah mengikut
sertakan sejumlah pegawai dalam diklat umum maupun teknis seperti kursus
AMDAL, Audit Lingkungan dan PPNS/PPLHD.
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana kerja berupa aset tetap maupun aset
lainnya, merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya target kinerja
kegiatan yang telah direncanakan. Aset tetap Badan Lingkungan Hidup Daerah
Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2015, sejumlah
Rp. 6.807.772.068,00 secara rinci seperti pada tabel berikut :
11
Tabel .I.4. :
Rekapitulasi Aset Tetap Badan Lingkungan Hidup DIY
Sampai dengan 31 Desember 2015
NO
Uraian
Jumlah (Rp)
Tahun 2015
A
1.
Aset Tetap
Tanah
2.
Tahun 2014
6.229.591.691,42
8.545.437.263
1.392.000.000
1.392.000.000
Peralatan dan Mesin
5.912.592.000
4.844.440.520
3.
Gedung dan Bangunan
2.290.332.993
2.078.597.993
4.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
95.375.000
95.375.000
5.
Aset Tetap Lainnya
145.023.750
135.023.750
6.
Konstruksi Dalam Pengerjaan
0
0
5.
Akumulasi Penyusutan
(3.605.732.051,58)
0
Aset Lainnya
4.367.823.600
4.494.298.600
1.
Aset Tidak Berwujud
3.588.239.100
3.573.239.100
2.
Aset Lain-lain
779.584.500
921.059.500
10.623.693.191,42
13.084.905.863
B.
Jumlah Aset
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
I.5 Keuangan
Jumlah anggaran yang dikelola Badan Lingkungan Hidup DIY pada TA 2015
berdasarkan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA-SKPD) Tahun
2015, Rp. 17.501.914.403,- realisasi anggaran sebesar Rp. 16.226.491.529,-
atau 92.71%. Anggaran belanja Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2015
terdiri anggaran tidak langsung sebesar Rp. 3.369.025.378 dan belanja
langsung sebesar Rp. 14.132.889.025,-, realisasinya sebagai berikut :
a. Belanja Tidak Langsung
Anggaran Belanja Tidak Langsung berupa Belanja Pegawai, ditetapkan
sebesar Rp 3.369.025.378,- realisasinya sebesar Rp 3.276.854.701,- atau
97,26 % sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp 92.170.677,-.
12
b. Belanja Langsung
Anggaran Belanja Langsung yang terbagi kedalam 10 (sepuluh) Program
dan 44 (empat puluh empat) kegiatan, ditetapkan sebesar Rp
14.132.889.025,- realisasinya Rp 12.949.636.828,- atau 91,62% sehingga
kurang dari anggaran sebesar Rp 1.183.252.197,-.
I.6. Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan informasi pencapaian kinerja
Badan Lingkungan Hidup DIY selama tahun 2015. Sebagai tolok ukur
keberhasilan dalam pelaksanaan program/kegiatan tahun 2014 adalah dengan
membandingkan antara target dan hasil pencapaian kinerja yang telah
ditetapkan didalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY
Tahun 2015.
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Lingkungan Hidup
DIY tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang alasan
penyusunan LKjIP, struktur organisasi, fungsi dan tugas, keadaan
pegawai, keadaan sarana dan prasarana yang menjadi ruang
lingkup SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY.
Bab II
Perencanaan
dan
Perjanjian
Kinerja,
menjelaskan
tentang
perencanaan strategis, visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi,
program/kegiatan, penetapan kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY
Tahun 2015.
Bab III
Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang Capaian Indikator
Kinerja Utama,
Strategis,
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran
Evaluasi
dan
Analisis
Capaian
Kinerja
lainnya,
Akuntabilitas anggaran, uraian secara sistematis keberhasilan dan
kegagalan dan langkah- langkah antisipatif yang diambil
Bab IV
Penutup, berisi kesimpulan dan saran tentang permasalahan atau
kendala dalam pencapaian kinerja dan strategi yang dilakukan
dalam mengatasi kendala.
13
BAB 2
Perencanaan & Perjanjian
Bab 2 Berisi :
Kinerja
1. Perencanaan
II.1 Perencanaan Strategis
Strategis
2. Perjanjian Kinerja
Tahun 2015
3. Rencana Anggaran
Tahun 2015
4. Instrumen Pendukung
Perencanaan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY
tahun 2015 disusun berdasarkan Dokumen Rencana
Strategis (Renstra) Badan Lingkungan Hidup Tahun
2012-2017. Untuk menyesuaikan perubahan RPJMD
DIY Tahun 2012-2017, Renstra Badan Lingkungan
Hidup DIY Tahun 2012-2017 telah dilakukan Reviu
Renstra dengan surat Keputusan Kepala Badan
Lingkungan Hidup DIY Nomor 188/504 tanggal 23
Januari 2015.
Pada Reviu Renstra ini terdapat perubahan Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator
SKPD. Perubahan pada Misi semula ada 4 misi menjadi 1 misi yaitu Meningkatkan
Sinergisitas dan Efektifitas dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
Serta Meningkatkan Penyediaan Akses Data Dan Informasi Lingkungan Hidup.
Perubahan pada Tujuan yang semula terdiri dari 4 tujuan menjadi 3 tujuan.
Perubahan pada Sasaran semula ada 13 sasaran menjadi 3 sasaran. Perubahan
indikator SKPD yang semula ada 11 indikator menjadi 3 indikator SKPD. Penjelasan
mengenai perubahan Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator dijelaskan pada sub bab
II.1.1.
II.1.1 Visi dan Misi
Filosofi yang mendasari pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti
tercantum dalam RPJMD DIY tahun 2012-2017 adalah Hamemayu Hayuning
Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan
masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan
dan dikembangkan.
14
Hamemayu Hayuning Bawono bermakna suatu filosofi kepemimpinan yang
selalu mengupayakan peningkatan kesejahtaraan rakyat dan mendorong
terciptanya sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan
keserasian antara sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan
Illahi dalam melaksanakan hidup dan kehidupannya. Filosofi ini juga mengandung
makna adanya kewajiban untuk melindungi, memelihara, serta membina
keselamatan dunia dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dari pada
kepentingan pribadi maupun kelompok. Hamemayu Hayuning Bawana bermakna
sangat luas, karena Bawana sendiri dipahami sebagai yang tangible dan intangible
serta sebagai bawana alit dan bawana ageng. Dalam pemahaman seperti itu, maka
konsep ini memiliki kapasitas luas menjadi rujukan hidup bermasyarakat baik bagi
lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan yang lebih luas (negara).
Hakikat budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa yang diyakini masyarakat
sebagai sesuatu yang benar dan indah. Demikian pula budaya Ngayogyakarta
Hadiningrat, yang diyakini sebagai salah satu acuan dalam kehidupan
bermasyarakat. Secara filosofis, budaya Jawa, khususnya budaya Ngayogyakarta
Hadiningrat dapat digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat ayom,
ayem, tata, titi, tentrem, kerta raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut
akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian,
keamanan, keteraturan dan sejahtera.
II.1.1.1 Visi Instansi
Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta seperti tersebut di atas, SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam
lima tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka
panjang, dan aspek-aspek potensial yang berkembang selama ini serta
mempertimbangkan isu-isu lingkungan hidup strategis dan perkembangan
pengelolaan lingkungan hidup global yang cukup pesat perlu diwujudkan
suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung. Dengan memperhatikan visi yang
hendak dicapai dalam RPJMD DIY tahun 2012 – 2017, maka rumusan visi
Badan Lingkungan Hidup DIY yang ingin dicapai selama lima tahun
mendatang adalah sebagai berikut:
15
“Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan
Lingkungan”
II.1.1.2 Misi Instansi
Misi Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY yang akan dicapai selama kurun
waktu 5 (lima) tahun, sebagaimana ditetapkan dalam Rentra BLH DIY tahun
2012-2017 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan
Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi badan;
2. Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya
alam melalui sinergi sitas lintas pemangku kepentingan serta
mengembangan budaya kearifan lokal;
3. Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku
kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang berkeadilan gender;
4. Memantapkan
sarana
prasarana
dan
akses
informasi
dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan
berkualitas.
Setelah perubahan Renstra BLH DIY tahun 2012-2017 Misi yang akan
dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup DIY adalah sebagai berikut :
“Meningkatkan Sinergisitas dan Efektifitas dalam Upaya Peningkatan
Kualitas Lingkungan Hidup Serta Meningkatkan Penyediaan Akses Data Dan
Informasi Lingkungan Hidup”.
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
II.1.2.1 Tujuan
Dengan mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan jangka
menengah yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun
adalah, sebagai berikut :
16
a. Mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dalam
melaksanakan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, dengan :
- Memfasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
wawasan sumber daya manusia BLH DIY dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
- Peningkatan sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi badan secara profesional dengan
menyesuaikan kemajuan pengetahuan, ketrampilan dan teknologi
yang ada
b. Meningkatkan sinergisitas, intensitas, dan efektifitas dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh lintas
pemangku kepentingan, dengan :
- Mengembangkan budaya kearifan lokal dalam bidang lingkungan
Hidup
- Mendorong kerjasama yang efektif, efisien dan berkeadilan lintas
pemangku kepentingan dalam bidang lingkungan hidup
- Mendorong dan fasilitasi upaya peningkatan kualitas lingkungan
hidup dan perlindungan sumber daya alam yang dilakukan oleh
Pemerintah
c. Meningkatkan kapasitas, kesadaran, partisipasi, dan kepedulian serta
tingkat ketaatan para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian
fungsi lingkungan hidup, dengan :
- Mendorong advokasi kepada para pemangku kepentingan dalam
bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam
- Memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap para pemangku
kepentingan akan kewajiban di dalam pengelolaan lingkungan
- Mengembangkan jejaring kerja lintas pemangku kepentingan dalam
bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam
- Mendorong dan memfasilitasi peranserta berbagai kelompok
masyarakat
untuk
berperan
aktif
dalam
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan
d. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta piranti keras dan
lunak untuk pengelolaan data dan informasi bidang lingkungan hidup,
dengan :
17
- Mendorong penyusunan berbagai peraturan hukum dalam bidang
lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam
- Peningkatan kuantitas maupun kualitas berbagai demplot fasilitas
pengelolaan lingkungan hidup dan mendorong pengembangan dan
replikasinya sampai di tingkat masyarakat
- Mengembangan sistem dan akses data informasi lingkungan hidup
Setelah perubahan Renstra BLH DIY tahun 2012-2017 Tujuan yang akan
dicapai Badan Lingkungan Hidup DIY adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan sinergitas dan efektifitas upaya pengendalian
pencemaran udara yang dilaksanakan oleh para pemangku
kepentingan.
2. Meningkatkan sinergitas dan efektifitas upaya pengendalian
pencemaran air khususnya air sungai yang dilaksanakan oleh para
pemangku kepentingan.
3. Menyediakan informasi dan data lingkungan yang diperlukan oleh
para pemangku kepentingan
II.1.2.1 Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis
yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah
sebagai berikut:
Tabel II.1
Sasaran Strategis SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA*
1.
Kualitas Air Meningkat
1.
2.
Kualitas Udara
2.
Meningkat
3.
Pengelolaan Data dan
Informasi Lingkungan
Hidup
3.
Persentase Peningkatan
Kualitas Air
Persentase Peningkatan
Kualitas Udara
Peningkatan Akses
Informasi Lingkungan
Hidup
%
KONDISI
AWAL
2012
3,74
TARGET
AKHIR
2017
18,69
%
2,26
11,26
jenis
8
11
SATUAN
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
18
II.1.3 Strategi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran, diperlukan langkah selanjutnya
dan menentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai
tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan.
II.1.3.1. Misi 1
 Strategi
1. Strategi I : Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan
sumber daya alam melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan
serta mengembangan budaya kearifan lokal, yaitu :
a. Pengoptimalan pemanfatan potensi
SDM untuk meningkatkan
komitmen para pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas
lingkungan hidup dan sumber daya alam
b. Peningkatan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam
b. Fasilitasi pembentukan kader lingkungan
c. Fasilitasi pembentukan kampung hijau dan mendorong kader
lingkungan hidup lokal sebagai motivator
d. Mendorong dan fasilitasi konservasi air tanah di daerah resapan
e. Peningkatan kerjasama pengelolaan Taman KEHATI dengan
Kabupaten/Kota
f. Peningkatan
peran
para
pemangku
kepentingan
dalam
pengendalian pencemaran udara
g. Rehabilitasi kerusakan lahan berbasis masyarakat
h. Peningkatan efektifias penegakan hukum terhadap pelanggaran
regulasi di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam
2. Strategi II : Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas
pemangku
kepentingan
dalam
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan hidup yang berkeadilan gender adalah :
19
a. Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan
kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan
b. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan untuk mewujudkan
Provinsi DIY sebagai tujuan wisata dan pusat pendidikan terkemuka
c. Fasilitasi Pembentukan Kelompok pengelola sampah mandiri di
tingkat komunitas.
d. Meningkatkan pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) berbasis masyarakat.
e. Pembinaan dan penaatan hukum lingkungan bagi para pelaku
usaha/kegiatan.
f.
Peningkatan pembinaan kepada para pelaku penambangan dan
mengintensifkan monitoring pelaksanaan dokumen lingkungan
(UKL/UPL/AMDAL/RKL/RPL)
3. Strategi III : Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil,
merata dan berkualitas
a. Peningkatan
peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan
basis data.
b. Peningkatan perangkat keras dan lunak dalam pengelolaan
lingkungan hidup
c. Peningkatan pengelolaan data dan informasi lingkungan hiudp
d. Peningkatan kemudahan akses informasi kepada publik secara lebih
luas
e. Peningkatan
penggunaan
berbagai
media
publikasi
dalam
penyampaian data dan informasi lingkungan hidup.
f. Peningkatan peraturan perundangan terkait lingkungan hidup
g. Peningkatan instrumen pendukung pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup
 Kebijakan
Arah Kebijakan strategi I :
a. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
20
b. Meningkatkan peranserta para pemangku kepentingan dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
c. Meningkatkan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan
Perkotaan.
d. Mendorong pemanfaatan lingkungan hidup yang harmoni dengan
daya dukung dan daya tampungnya
e. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
f.
Meningkatkan efektifitas perlindungan sumber daya alam dan
fungsi lingkungan
g. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan
h. Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku kepentingan
dalam pengendalian pencemaran air sungai
i.
Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku kepentingan
dalam pengendalian polusi.
j.
Meningkatkan peran serta para pemangku kepentingan dalam
pengendalian perubahan iklim global dan penanggulangan dampak
gas rumah kaca.
k. Meningkatkan sinergisitas dan memperjelas pembagian peran para
pemangku kepentingan dalam pengendalian pencemaran udara
ambien
Arah Kebijakan strategi II :
a. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan
dalam pengelolaan lingkungan
b. Mengembangkan dan meningkatkan sistem hukum lingkungan
untuk menjamin terlaksananya supremasi hukum
c. Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat pengelola sampah.
d. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan
masyarakat dalam pengelolaan sampah
e. Pemberian stimulan pembangunan sumur resapan air hujan (SPAH)
bagi masyarakat yang tinggal di daerah resapan air hujan.
f. Peningkatan pembinaan bagi kelompok masyarakat
peduli
lingkungan.
21
Arah Kebijakan strategi III :
a. Mengembangkan sistem dan aksesibilitas informasi lingkungan
b. Peningkatan pengadaan piranti keras dan lunak yang diperlukan
untuk pengelolaan data dan informasi
c. Meningkatkan pengelolaan data dan informasi berbasis sistem
informasi geografis dan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi
informasi
d. Meningkatkan kemudahan akses data dan informasi lingkungan
hidup bagi berbagai pohak secara lebih luas
e. Meningkatkan
pengunaan
berbagai
media
publikasi
yang
memungkinkan untuk penyampaian data dan informasi lingkungan
hidup.
f. Meningkatkan kerjasama, sharing dan integrasi data informasi
lingkungan untuk mendukung evaluasi dan perencanaan lingkungan
hidup.
 Program
1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup.
2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
4. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
5. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
6. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
7. Progrm pendukung (01-06) terdiri 4 program
 Kegiatan
Kegiatan pada Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup, sebagai berikut :
1) Koordinasi penilaian Kota Sehat / Adipura
2) Koordinasi Penilaian langit Biru
3) Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang lingkungan Hidup
4) Pengkajian Dampak Lingkungan
5) Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih
22
6) Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup
7) Pemantauan Kualitas Udara Ambien
8) Pemantapan Program Adiwiyata
9) Pemantauan Kualitas Air
10) Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL dan DPL
11) Penegakan Hukum LH
12) Penerapan Eko Efisiensi
13) Pengembangan Kelembagaan pengelolaan Lingkungan Hidup
kawasan Sungai
14) Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan
Hidup
15) Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan
16) Penyusunan Peraturan Lingkungan Hidup
17) Peringatan Hari Penting terkait Lingkungan Hidup
18) Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan
19) Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Pengelolaan Laboratorium di
Lingkungan Pendidikan SMA/SMK dan Perguruan Tinggi
20) Pengendalian Pencemaran Air
21) Pengendalian B3 dan Limbah B3
22) Penyusunan SPM bidang Lingkungan Hidup
23) Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengendalian LH
24) Pengendalian Pencemaran Tanah
25) Pembentukan Kader Lingkungan
2. Kegiatan pada Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan, sebagai berikut :
a) Pengembangan Teknologi Pengelolaan Persampahan
b) Peningkatan
peran
serta
masyarakat
dalam
pengelolaan
persampahan
3. Kegiatan pada Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
Alam, sebagai berikut :
1) Konservasi Sumberdaya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumbersumber Air
2) Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
3) Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber
Air
23
4) Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA
5) Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekosistem
6) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam perlindungan dan
konservasi SDA
7) Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut
4. Kegiatan pada Program Peningkatan Pengendalian Polusi, sebagai
berikut :
1) Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
2) Pengujian Emisi /Polusi Akibat Aktifitas Produksi
3) Pengujian Kadar Polusi limbah Padat dan Limbah Cair
4) Penyuluhan dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran
5. Kegiatan pada Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang
Lingkungan
2) Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
3) Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah
4) Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru
5) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Karst DIY
6) Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
7) Penyampain informasi lingkungan hidup
6. Kegiatan pada Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH),
sebagai berikut :
1) Penataan RTH
7. Kegiatan pendukung terdiri dari 4 program dan 25 kegiatan :
7.1. Kegiatan pada Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1) Pelayanan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraaan
Dinas/Operasional
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
24
6)
7)
8)
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan
Penyediaan
Komponen
Instalasi
Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
9) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
10) Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundangundangan
11) Penyediaan Makanan dan Minuman
12) Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah
7.2. Kegiatan pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
1) Pengadaan Mobil Operasional
2) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
3) Pengadaan Mebeleur
4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
5) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
6) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
7) Terlaksananya rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
7.3. Kegiatan pada Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
1) Pendidikan dan Pelatihan Formal
2) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang undangan
7.4. Kegiatan pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian.
1) Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
2) Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
3) Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta
Pengembangan Data dan Informasi
4) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD
25
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah
atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis,
indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra,
RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut
merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2015:
Tabel II.2
Perjanjian Kinerja Tahun 2015
NO.
1.
SASARAN
INDIKATOR
STRATEGIS
KINERJA
Kualitas Air
1.
Meningkat
2.
3.
Kualitas
2.
SATUAN
Persentase
%
TARGET
TAHUNAN
11,21 %
Triwulan
TARGET
Triwulan I
-
Peningkatan
Triwulan II
5,61 %
Kualitas Air
Triwulan III
-
Triwulan IV
5,61%
Triwulan I
-
Persentase
%
6,76 %
Udara
Peningkatan
Triwulan II
3,38 %
Meningkat
Kualitas
Triwulan III
-
Udara
Triwulan IV
3,38 %
Triwulan I
-
Pengelolaan
3.
Peningkatan
jenis
9 jenis
Data dan
Akses
Triwulan II
Informasi
Informasi
Triwulan III
-
Lingkungan
Lingkungan
Triwulan IV
9 jenis
Hidup
Hidup
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
26
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2015
Pada Tahun Anggaran 2015 SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp 18.591.509.192,-.
Melalui mekanisme perubahan APBD 2015 menjadi Rp. 17.501.914.403,dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp 3.369.025.378,- dan Belanja
Langsung
Rp
14.132.889.025,-.
Adapun
realisasi
anggaran
sebesar
Rp.16.604.081.305,- (92,71%) dengan rincian untuk belanja tidak langsung Rp
3.276.854.701,-(97,26%) belanja langsung sebesar
Rp 12.949.636.828,-
(91,63%).
II.3.1 Target Belanja SKPD badan Lingkungan Hidup DIY
Anggaran belanja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015,
ditetapkan sebesar Rp. 17.505.914.403,- seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel II.3.1
Target Belanja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015
Uraian
Target
Prosentase
Belanja Tidak Langsung
Rp. 3.369.025.378 ,-
97,26 %
Belanja Langsung
Rp. 14.132.889.025,-
91,62 %
Jumlah
Rp. 17.501.914.403,-
92,71 %
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran belanja langsung Tahun 2015 SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai
berikut:
27
Tabel II.4
Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No
.
1.
Sasaran
Kualitas Air
Anggaran
Prosentase
Keterangan
Rp. 8.360.391.525,-
59,16%
Sasaran kualitas air didukung
program/ kegiatan :
Meningkat
-
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan (10 kegiatan)
-
Pengembangan Kinerja
Pengelolaan persampahan
(1 kegiatan)
Perlindungan dan
Konservasi SDA (2
kegiatan)
Sasaran kualitas udara didukung program/ kegiatan :
-
2.
Kualitas Udara
Rp.1.845.573.950,-
13,06 %
Meningkat
-
Program
Peningkatan
Pengendalian Polusi (2
kegiatan)
Program Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau
(RTH)-(1 kegiatan)
Program/kegiatan yang
mendukung capaian Sasaran
pengelolaan data dan
informasi LH adalah :
Program Peningkatan
Kualitas dan Akses Informasi
SDA dan LH (2 kegiatan)
3.
Pengelolaan Data
Rp. 851.426.875,-
dan Informasi
Lingkungan Hidup
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
6,02%
II.4 Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung penerapan SAKIP di SKPD yang dapat
menunjang kelancaran tugas Badan Lingkungan Hidup DIY di dukung dengan
beberapa perangkat Sistem Informasi yaitu Web BLH DIY, Sistem Informasi
Lingkungan (SIL), SIPKD, Web Monev–E Sakip, Database BLH DIY, sebagai
berikut :
28
1. Web Site SKPD untuk menginformasikan kegiatan Badan Lingkungan Hidup
DIY dengan alamat www.blh.jogjaprov.go.id.
2. Sistem Informasi Lingkungan (SIL) Badan Lingkungan Hidup DIY, dengan
alamat http://sil.jogjaprov.go.id.
3. Sistem Informasi SLHD Badan Lingkungan Hidup DIY, memuat data dan
informasikan status lingkungan hidup daerah di DIY, dengan alamat :
www.slhddiy.com
4. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), Monev APBD DIY,
E-SAKIP dan Jogjaplan
29
BAB 3
Akuntabilitas Kinerja
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2015
Bab 3 Berisi :
SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY telah
1. Capaian Kinerja
melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada
Tahun 2015
Penetapan Kinerja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
2. Evaluasi dan Analisis
tahun 2015 yang telah disepakati. Penilaian ini
Capaian Kinerja Sasaran
dilakukan
Strategis
mengevaluasi
3. Evaluasi dan Analisis
pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan
Capaian Kinerja Lainnya
memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan
4. Akuntabilitas
dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil
Anggaran
pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi
oleh
tim
dan
pengelola
mengukur
kinerja
dalam
untuk
rangka
kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat
capaian kinerja yaitu:
Tabel III.1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No.
Interval Nilai Realisasi
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Kinerja
Kode
1.
91 ≤ 100
Sangat Baik
Hijau Tua
2.
Tinggi
Hijau Muda
3.
76 ≤ 90
66 ≤ 75
Sedang
Kuning Tua
4.
51 ≤ 65
Rendah
Kuning Muda
5.
≤ 50
Sangat Rendah
Merah
 Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
oleh SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY dilakukan dengan membandingkan
antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai
ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis SKPD Badan
30
Lingkungan Hidup DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai
berikut:
Tabel III.2
Capaian Kinerja Tahun 2015
NO.
1.
INDIKATOR
SASARAN
KINERJA
STRATEGIS
Kualitas Air
1
Meningkat
Persentase
SATU
AN
TARGET
REALI
PERSEN
KRITERIA/
SASI
TASE
KODE
%
11,21
11,07
98,75
Sangat
Baik
(Hijau
Tua)
%
6,76
6,76
100
Sangat
Peningkatan
Kualitas Air
2.
Kualitas
2.
Persentase
Udara
Peningkatan
Meningkat
Kualitas
Baik
(Hijau
Udara
3.
Pengelolaan
3
Peningkatan
Data dan
Akses
Informasi
Informasi
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Tua)
jenis
9
9
100
Sangat
Baik
(Hijau
Tua)
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
Dari tabel di atas, terdapat 3 (tiga) indikator yang terbagi ke dalam 3
(tiga) sasaran strategis. Pada tahun 2015, 2 (dua) indikator telah memenuhi
target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Sementara itu,
sebanyak 1 (satu) indikator atau sebesar 98,73% belum memenuhi target.
Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala. Capaian
yang tertinggi pada indikator Persentase Peningkatan Kualitas Udara dengan
persentase 100 %, sementara indikator yang mengalami capaian yang rendah
adalah indikator Persentase Peningkatan Kualitas Air.
31
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis SKPD
Badan Lingkungan Hidup DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator
Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut
sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:
III.2.1. Sasaran Peningkatan Kualitas Air
Tolok ukur capaian sasaran Kualitas Air Meningkat terdiri dari 1
indikator yaitu indikator : Persentase Peningkatan Kualitas Air
dihitung
berdasarkan rata-rata peningkatan kualitas air (parameter BOD, COD, dan
Bakteri Koli) dikalikan seratus persen.
Tabel III.3
Target dan Realisasi Kinerja*
2015
No
1.
Indikator*
Persentase
Capaian
2014
7,48 %
Target
11,21%
Realisasi
11,07%
%
Realisasi
98,75
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
18,96
59,23
Peningkatan
Kualitas Air
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
Angka persentase peningkatan kualitas air pada tahun 2015 dihitung
berdasarkan hasil pemantauan 11 sungai, yaitu sungai Winongo, Code,
Gajahwong, Kuning, Konteng, Tambakbayan, Bedog, Oyo, Belik, Bulus, Opak.
Parameter kunci yang digunakan untuk menilai kualitas air sungai adalah
parameter Biological Oxygen Demand (BOD), parameter Chemical Oxygen
Demand (COD) dan Koli Tinja.
32
Realisasi capaian parameter BOD sebesar 8,83 mg/l dari target yang
ditetapkan < 9 mg/l, tercapai 100%. Realisasi capaian parameter COD sebesar
18,30 mg/l dari target < 45 mg/l, tercapai 100%. Realisasi capaian Bakteri
Koli sebesar 181.909 MPN/100 ml dari target yang ditetapkan <175.000
MPN/100 ml, belum tercapai 96,20%. Capaian 3 parameter BOD, COD dan
Bakteri Koli dirata-rata, hasilnya 98,75 %.
Pada tabel diatas target capaian persentase peningkatan kualitas air
sebesar 11,21 % realisasinya sebesar 11,07 % (atau capaian target sebesar
98,75%). Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BLH DIY tahun
2017 sebesar 18,96 %, masih belum memenuhi target (Capaian target
sampai dengan tahun 2015 sebesar 59,23 %).
Angka target peningkatan kualitas air belum tercapai, disebabkan
dari hasil uji pemantauan kualitas air sungai untuk parameter bakteri koli
belum mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk parameter BOD
dan COD telah memenuhi target yang ditetapkan. Adapun sumber
pencemaran bakteri koli tinja utamanya berasal dari limbah domestik dan
kotoran ternak.
Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah DIY dalam
pengendalian pencemaran air sungai adalah melalui Program Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup. Program ini merupakan
upaya memperbaiki kualitas lingkungan, melalui kegiatan pemantauan
kualitas air yang dilaksanakan 3 periode dalam satu tahun, di 11 sungai di
DIY. Upaya lain untuk menurunkan beban pencemaran air melalui kegiatan
pengawasan penaatan hukum lingkungan dan pembinaan pengendalian
pencemaran air dan bahan beracun dan berbahaya (B3).
Faktor pendukung keberhasilan tercapainya sasaran peningkatan
kualitas air adalah meningkatnya pembinaan dan pengawasan terhadap
usaha/kegiatan yang berpotensi menyebabkan timbulnya pencemaran air
sungai. Faktor pendukung yang lain adalah terpantaunya kualitas air secara
periodik melalui kegiatan pemantauan air sungai, dan terbangunnya IPAL
Komunal dipermukiman wilayah sungai.
Beberapa contoh pelaksanaan kegiatan tahun 2015 yang mendukung
keberhasilan tercapainya sasaran peningkatan kualitas air adalah sebagai
berikut :
1. Pemantauan Kualitas Air Sungai
33
Pemantauan kualitas air sungai dilaksanakan pada bulan Februari,
Juni dan September 2015, dengan lokasi pemantauan : Sungai Winongo,
Code, Gajahwong, Kuning, Konteng, Tambakbayan, Bedog, Oyo, Belik,
Bulus dan opak. Dalam pemantauan bekerjasama dengan Laboratorium
Penguji yaitu BPIPBPJK Dinas PUP – ESDM DIY.
Hasil Pemantauan secara umum, nilai parameter bakteri koli tinja
dan bakteri total koli masih melebihi baku mutu. Akan tetapi nilanya
sudah jauh berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2014. Sumber dari
bakteri koli tinja dan total koli
disinyalir berasal dari limbah
domestik dan kotoran ternak.
Salah satu gambar
pelaksanaan pemantauan
kualitas air sungai yang
dilaksanakan di wilayah DIY,
sebagai berikut :
Gambar III.2.1. : Pengukuran Parameter Lapangan saat pemantauan
kualitas air sungai
Pemantauan Kualitas Air Sumur dilaksanakan bekerjasama dengan
Laboratorium Penguji : Balai Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan
DIY. Lokasi pemantauan : Sumur yang berada di lingkungan Kantor
Pemerintahan dilingkup DIY, Puskesmas dan Sekolah sesuai dengan
usulan Kabupaten/Kota.
Salah satu gambar
pelaksanaan pemantauan
kualitas air sungai yang
dilaksanakan di wilayah DIY,
sebagai berikut :
Gambar III.2.2. : Pengukuran Parameter Lapangan saat pemantauan
kualitas air sumur.
34
2. Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan B3
Salah satu kegiatan pengendalian air, tanah dan limbah B3
adalah bantuan IPAL Komunal diberikan kepada kelompok warga yang
kesulitan dalam pengolahan limbah domestik rumah tangga terutama
di daerah yang padat penduduk, sehingga dengan adanya IPAL
Komunal ini diharapkan kualitas air buangan limbah domestik dapat
lebih baik sehingga mengurangi pencemaran air sungai.
Dalam proses pembangunan IPAL komunal, diperlukan peran
serta masyarakat, khususnya rumah tangga yang nantinya akan
menyambungkan saluran septic tank nya ke jaringan IPAL Komunal.
Warga perlu mendapatkan pemahaman tentang IPAL yang sedang
dibangun, maka sosialisasi dilaksanakan dua kali yaitu :
 Tanggal 5 November 2015 untuk warga Dusun Grojogan,
Wirokerten, Banguntapan, Bantul
 Tanggal 12 November 2015 untuk warga Dusun Banyumeneng,
Banyuraden, Gamping, Sleman.
Gambar III.2.3. :
Pembangunan IPAL
di Grojogan, Wirokerten,
Banguntapan,
Kabupaten Bantul
Gambar III.2.4. :
Pembangunan IPAL
Komunal di
Banyumeneng,
Banyuraden, Gamping,
Kabupaten Sleman
35
3. Penegakan Hukum Lingkungan
Kegiatan Penegakan Hukum lingkungan meliputi Penyelesaian
kasus lingkungan sebagai tindak lanjut pengaduan kasus lingkungan
hidup serta Bimbingan Teknis Penegakan Hukum Bagi Aparat
Penegakan Hukum dan Anggota Tim Penegakan Hukum Terpadu.
Pada tahun 2015 jumlah kasus lingkungan hidup yang diadukan
atau yang muncul sebanyak 5 (lima) kasus. Dari 5 kasus yang diadukan
tersebut telah diselesaikan dan ditangani oleh Badan Lingkungan
Hidup DIY bersama Instansi Lingkungan Hidup di Kabupaten/Kota
tempat di mana kasus itu muncul dan Tim Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup Terpadu di DIY. Adapun kasus yang diadukan dan
telah diselesaikan oleh Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
Terpadu di DIY sebagai berikut :
1) Dugaan pencemaran akibat peternakan ayam di desa Cepor,
Berbah, Sleman dan Desa Madugondo, Piyungan, Bantul
2) Pencemaran Udara/gas dari Pernis dalam proses produksi PT.
KOOC. Kreasi di Bantul.
3) Penambangan Pasir Di Dusun Pulo, Brosot, KulonProgo.
4) Dugaan Kasus Pencemaran Air di Laguna yang ada Di Pesisir
Pantai Glagah Kulon Progo.
5) Penambangan Pasir/galian C desa Klangkapan, Margoluwih,
Seyegan, Sleman.
4. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Pengawasan pada tahun anggaran 2015 dilakukan terhadap
usaha dan atau kegiatan di DIY dengan sasaran sebanyak 119 usaha/
kegiatan. (kunjungan pengawasan dilakukan 1-2 kali dalam satu
tahun). Dari 119 usaha dan atau kegiatan yang menjadi sasaran
pengawasan Penaatan Lingkungan 2015, yang sering di temukan
menjadi permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Dokumen lingkungan sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang
2. Tidak memantau parameter minyak dan lemak (limbah cair)
3. Belum semua parameter bisa memenuhi baku mutu
4. TPS limbah B3 belum memiliki izin.
36
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan pelaksanaan
kebijakan lingkungan hidup yang dilakukan, secara garis besar
disimpulkan bahwa banyak perusahaan yang sudah melakukan
perbaikan terhadap
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan, terutama yang pernah memperoleh surat teguran/sanksi
administrasi atau menandatangani surat Pernyataan Kesanggupan.
Dari 119 usaha dan atau kegiatan yang diawasi sebagian besar
sudah melakukan pengelolaan lingkungan walaupun kualitas hasil
pengelolaan sebagian besar belum memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan, dokumen lingkungan sudah tidak sesuai dengan
kondisi sekarang dan selain itu belum memiliki TPS LB3 yang berizin.
III.2.2. Sasaran Peningkatan Kualitas Udara
Tolok ukur capaian sasaran Kualitas Udara Meningkat terdiri dari 1
(stu) indikator yaitu indikator : Persentase Peningkatan Kualitas Udara,
dihitung berdasarkan rata-rata peningkatan kualitas udara (parameter CO
dan HC) dikalikan seratus persen, realisasinya seperti pada tabel sbb.:
Tabel III.4
Target dan Realisasi Kinerja*
2015
No
2.
Indikator*
Persentase
Capaian
2014
4,51%
Target
6,76%
Realisasi
6,76 %
%
Realisasi
100
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
11,26
60,04
Peningkatan
Kualitas Udara
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
Angka persentase peningkatan kualitas udara pada tahun 2015
mendasarkan hasil uji pemantauan yang dilakukan BLH DIY dengan obyek
pemantauan untuk periode I bulan Maret sebanyak 30 lokasi dan periode 2
bulan Agustus sebanyak 50 lokasi yang terbagi 2 grid (lokasi roadside dan
37
lokasi grid di jalan-jalan protokol, tersebar di 4 kabupaten/kota se- DIY yakni
Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan Kulonprogo.
Realisasi capaian parameter Carbon Monoksida (CO) sebesar 1.221
mg/m3 dari target yang ditetapkan <9.000 mg/m3, tercapai 100%. Realisasi
capaian parameter Hidro Carbon (HC) sebesar 68,26 mg/m3 dari target yang
ditetapkan <130 mg/m3, tercapai 100%. Capaian 2 (dua) parameter CO dan
HC dirata-rata hasilnya 100% (Capaian indikator peningkatan kualitas udara
tercapai sebesar 6,76%)
Pada tahun 2015 target parameter CO <9.000 mg/m3 dengan
realisasi kadar CO sebesar : 1.221 mg/m3 (mencapai target 100%). Target
untuk parameter HC < 130 mg/m3 terpenuhi dengan realisasi kadar HC
sebesar 68,26 mg/m3. Dari dua parameter (CO dan HC) rerata mencapai
target 100 %.
Angka pada tabel diatas menunjukan hasil yang sangat baik, dimana
capaian indikator peningkatan kualitas udara memenuhi target yang
ditetapkan sebesar 6,76%. Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra
BLH DIY terhadap capaian RPJMD 2017 baru mencapai 60,04%, yaitu dari
target renstra sebesar 11,26%, realisasi capaian sebesar 6,76%
Upaya memperbaiki kualitas udara ambien dilaksanakan dengan
penanaman pohon perindang di perkotaan, penyadaran publik melalui uji
emisi kendaraan bermotor serta pembinaan kepada pelaku usaha yang
potensial menimbulkan pencemaran udara dan potensi perusakan lapisan
ozon.
Faktor
peningkatan
pendukung
kualitas
keberhasilan
udara
adalah
tercapainya
meningkatnya
target
sasaran
pembinaan
dan
pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi menyebabkan timbulnya
pencemaran udara ambien, dan terpantaunya kualitas udara ambien melalui
kegiatan pemantauan kualitas udara di wilayah DIY.
Program dan kegiatan yang mendukung keberhasilan tercapainya
sasaran peningkatan kualitas udara sebagai berikut :
1. Pengendalian Pencemaran Udara
Untuk mengetahui status kualitas udara ambien di wilayah DIY
telah dilaksanakan pemantauan kualitas udara ambien metode aktif,
periode I bulan Maret 2015 dan periode II September 2015. Dalam
38
pelaksanakan pemantauan bekerjasama dengan Laboratorium Penguji
Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Dinas Nakertrans DIY. Obyek
pemantauan kualitas udara di lokasi Roadside dan lokasi sekitar industri
berjumlah 30 lokasi pemantauan untuk periode I dan periode II berjumlah
50 lokasi pemantauan.
Dari hasil pemantauan kualitas udara Secara umum hampir semua
parameter kualitas udara ambien yang tercatat masih memenuhi baku
mutu, namun tetap perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan kenaikan
konsentrasi. Dengan demikian, kondisi kualitas udara di DIY, pada Tahun
2015, dapat diindikasikan masuk kategori sehat dengan parameter PM10
yang paling dominan. Dominasi parameter PM10 ini relevan dengan
kondisi parameter kebisingan yang sebagian besar telah melebihi baku
mutu. Sehingga, dapat diasumsikan bahwa sumber pencemar udara, di
D.I.Yogyakarta berasal dari polusi kendaraan bermotor dan tidak
menutup kemungkinan berasal dari pembangunan hotel–hotel di
kawasan Perkotaan Yogyakarta.
Pemantauan kualitas udara dalam ruangan dilaksanakan pada
september 2015 dengan lokasi 2 ruang kerja di kantor pelayanan
masyarakat di 5 Kabupaten /Kota di wilayah DIY, bekerjasama dengan
Balai Hiperkes dan KK Disnakertrans DIY, dengan parameter kebisingan,
debu, iklim, NO2, CO, H2S dan NH3
Hasil pengukuran gas SO2, NO2, CO, NH3, H2S, kebisingan, debu dan
iklim kerja di 10 titik terukur semuanya masih menunjukkan dibawah Nilai
Ambang Batas menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
1405/MENKES/XI/2002
tentang
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, artinya kondisi udara dalam
ruang tersebut masih sangat mendukung untuk karyawan dapat bekerja
secara aman nyaman dan produktif, tanpa ada gangguan kesehatan untuk
bekerja terus-menerus selama 8 jam sehari.
Gambar II.2.2. : pelaksanaan
pemantauan kualitas udara dalam
ruangan yang dilaksanakan di DIY
39
2. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
Untuk
meningkatkan
kepedulian
masyarakat
terhadap
pengendalian pencemaran udara, terutama yang bersumber dari emisi
kendaraan bermotor telah dilaksanakan pengujian emisi kendaraan
bermotor pada April 2015.
Pelaksanaan kegiatan ini mendasarkan Pergub DIY No. 39 Tahun
2010 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan
Bermotor. Pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor dengan lokasi di
Kotamadya (Halaman Kampus LPP Yogyakarta, Bantul (Halaman Gedung
Pyramid Jln. Parangtritis), Sleman (Pasar Tlagareja), Kulonprogo (SMK2
Pengasih), Gunungkidul (Rest Area Bunder Jln Wonosari), dengan obyek
pengguna kendaraan bermotor di wilayah DIY. Dalam pelaksanaan
kegiatan uji emisi kendaraan bermotor bekerjasama dengan Polres
Kabupaten/Kota, P3EJ, BLH/KLH/Kapedal Kabupaten/Kota dan Dinas
Perhubungan Kominfo Kabupaten/Kota.
Dari hasil uji petik emisi kendaraan bermotor diperoleh sebanyak
2.621 kendaraan bermotor baik roda 2 maupun roda 4. Dari jumlah 2.621
kendaraan bermotor yang diuji, yang dinyatakan lulus uji memenuhi baku
mutu yang dipersyaratkan Pergub DIY No. 39 Tahun 2010 tentang Baku
Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor berjumlah
80.20% sampel, dan yang dinyatakan tidak lulus sebesar 19,80%.
Untuk melihat gambar pelaksanaan uji emisi yang dilaksanakan
wilayah DIY, sebagai berikut :
Gambar II.2.2. : Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di DIY
40
di
III.2.3. Sasaran Peningkatan Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan
Hidup
Tolok ukur capaian sasaran Pengelolaan Data dan Informasi
Lingkungan Hidup terdiri dari 1 indikator yaitu indikator Peningkatan Akses
Informasi Lingkungan Hidup. Persentase Peningkatan Akses Informasi
Lingkungan Hidup dihitung berdasarkan peningkatan jenis data secara
akumulatif per tahun, realisasi capaian seperti pada tabel sbb.:
Tabel III.5
Target dan Realisasi Kinerja*
2015
No
3.
Indikator*
Peningkatan
Capaian
2014
Target
8
Akses
Realisasi
9
9
%
Realisasi
100 %
Target
Capaian s/d
Akhir
2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
11
81,22 %
Informasi
Lingkungan
Hidup
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
Target indikator kinerja Persentase Peningkatan Akses Informasi Sumberdaya
Air dan Lingkungan dalam RPJMD DIY tahun 2012-2017, sampai pada akhir
periode tahun 2017 sebesar 11 jenis data. Pada tahun 2015 target peningkatan
akses informasi sebesar 9 jenis data, realisasinya sebesar 9 jenis data, tercapai
100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 8 jenis data,
maka realisasi tahun 2015 mengalami kenaikan 1 (satu) jenis data yaitu jenis
data uji emisi kendaraan bermotor. Adapun 9 jenis data yang dapat diakses
adalah sebagai berikut :
1. Data pemantauan kualitas air sungai
2. Data kualitas udara ambien
3. Data kualitas air laut
4. Data kualitas air sumur
41
5. Data kualitas tanah
6. Data kualitas limbah padat
7. Data Kualitas Limbah Cair
8. Data Sumber Pencemar
9. Data Uji Emisi Kendaraan Bermotor.
Capaian indikator persentase peningkatan akses informasi lingkungan hidup
sampai tahun 2015 terhadap target akhir RPJMD pada tahun 2017 adalah
sebesar 81,22%.
Faktor
pendukung
keberhasilan
tercapainya
target
sasaran
Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan Hidup adalah meningkatnya
pengelolaan data dan informasi melalui Program Peningkatan Kualitas Dan
Akses Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup yang terdiri 2
kegiatan yaitu 1) Kegiatan pengembangan data dan informasi, 2) Kegiatan
Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan hidup.
III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
III.3.1. Evaluasi Kinerja SPM Bidang Lingkungan Hidup
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Lingkungan
Hidup
DIY
berpedoman pada ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/ Kota.
Pada pasa 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
dijelaskan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib
berpedoman pada standar pelayanan minimal yang dilaksanakan secara
bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan wajib pemerintahan
daerah yang penyelenggaraannya berpedoman pada standar pelayanan
minimal bidang lingkungan hidup yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan
hidup. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut maka
42
Kementerian Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/
Kota dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/ Kota.
Mendasarkan ketentuan kedua Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup dijelaskan bahwa Pemerintah Provinsi mempunyai tiga jenis pelayanan
dasar bidang lingkungan hidup yaitu :
1. Pelayanan Informasi Status Mutu Air;
2. Pelayanan Informasi Status Mutu Udara;
3. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan LH.
Indikator dan nilai pencapaian SPM bidang lingkungan hidup secara
nasional untuk tiga jenis pelayanan dasar sesuai Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/
Kota, sebagai berikut :
Tabel III.6.
Indikator dan Nilai SPM Bidang Lingkungan Hidup
Tahun 2009 -2015
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Indikator dan Nilai SPM Bidang LH
Pelayanan
Pelayanan
Pelayanan Tindak Lanjut
Informasi
Informasi
Pengaduan Masyarakat
Status Mutu
Status Mutu
Adanya Dugaan Pencemaran
Air (%)
Udara
Dan/Atau Perusakan
Ambien (%)
Lingkungan Hidup (%)
20
20
60
40
40
70
60
60
80
80
80
90
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
43
Adapun realisasi pelaksanaan untuk masing-masing jenis pelayanan
SPM bidang lingkungan hidup dari tahun tahun 2015, sebagai berikut :
1. Jenis Pelayanan Informasi Status Mutu Air
Pada tahun 2015 realisasi pencapaian SPM bidang lingkungan hidup untuk
jenis Pelayanan Informasi Status Mutu Air adalah 100 %, selaras dengan
target nasional yaitu 100%. Angka persentase status air pada tahun 2015
dihitung berdasarkan hasil pemantauan 11 sungai, yaitu sungai Winongo,
Code, Gajahwong, Kuning, Konteng, Tambakbayan, Bedog, Oyo, Belik,
Bulus, dan sungai Opak. Adapun rumusan penghitungan target dan
realisasi berdasarkan :
1) Jumlah sungai yang ditetapkan kelas airnya (11 sungai),
2) Jumlah sungai yang dipantau status mutu airnya (11 sungai),
3) Jumlah sungai yang di informasikan mutu airnya (11 sungai),
4) Realisasi Capaian SPM = (11 : 11) x 100 % = 100 %
2. Jenis Pelayanan Informasi Status Mutu Udara
Realisasi pencapaian SPM bidang lingkungan hidup untuk jenis Pelayanan
Informasi Status Mutu Udara adalah 100 %, selaras dengan target
nasional yaitu 100%.
Angka persentase peningkatan kualitas udara pada tahun 2015
mendasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambien yang dilaksanakan
dalam 2 (dua) periode, dengan obyek pemantauan untuk periode I bulan
Maret sebanyak 30 lokasi dan periode 2 bulan Agustus sebanyak 50 lokasi
yang terbagi 2 grid (lokasi roadside dan lokasi grid di jalan-jalan protokol,
tersebar di 4 kabupaten/kota se- DIY yakni Kota Yogyakarta, Sleman,
Bantul, dan Kulonprogo.
Adapun perhitungan persentase realisasi capaian adalah Jumlah
Kabupaten/Kota yang dipantau kualitas udara ambien dibagi jumlah
Kabupaten/Kota, realisasi tercapai 100%.
3. Jenis pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Pada tahun 2015 realisasi pencapaian SPM bidang lingkungan hidup untuk
jenis pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, adalah 100 % dari
44
target provinsi sebesar 100%. Target dan capaian selaras dengan target
nasional sebesar 100%, realisasinya tercapai 100%.
Angka persentase peningkatan kualitas udara pada tahun 2015
mendasarkan
hasil
penyelesaian
kasus
lingkungan
hidup
yang
masuk/dilaporkan. Pada tahun 2015 jumlah kasus yang diadukan
sebanyak 5 kasus, dan dari lima kasus tersebut semuaanya telah
ditindaklanjuti/diselesaikan. Adapun perhitungan target capaian adalah
Jumlah kasus yang ditindaklanjuti dibagi jumlah pengaduan yang masuk
(5 : 5) x 100% = 100%.
III.3.2. Evaluasi Kinerja Kegiatan Pendukung
Capaian kinerja indikator bidang lingkungan hidup didukung juga
oleh keberhasilan peran serta masyarakat/kelompok dalam pengelolaan
lingkungan hidup yang berwujud prestasi pada tingkat provinsi maupun
nasional. Kategori kejuaraan yang diikuti oleh kelompok binaan BLH DIY
adalah sebagai berikut :
a. Kalpataru
Pemenang penghargaan Kalpataru di Tingkat Nasional pada tahun
2015 adalah Bapak Totok Pratopo sebagai Pembina Lingkungan.
Keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan adalah telah berhasil
mengubah perilaku masyarakat di sekitar sungai Code bagian Utara
menjadi
sadar
untuk
melakukan
pelestarian
sungai,
seperti
pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga, menumbuhkan ruang
terbuka hijau di sekitar sungai serta berperilaku hidup bersih dan
sehat.
Gambar III.3.1 :
Penyerahan
Penghargaan Kalpataru
Kategori Pembina
Lingkungan Hidup
Kepada Bapak Totok
Pratopo, pada acara
Hari Lingkungan Hidup
2015
45
b. Adiwiyata
Pembinaan sekolah-sekolah menjadi sekolah yang berwawasan
lingkungan telah berhasil mendapatkan prestasi berupa Penghargaan
Sekolah Adiwiyata mandiri yang diraih oleh SMA N 2 Banguntapan
Bantul. Keberhasilan ini diperoleh bukan sesaat tetapi melalui tahapantahapan yang tidak singkat dan membutuhkan bimbingan serta
pendampingan yang intensif.
c. Kelompok Peduli Lingkungan
Kelompok pengelola sungai di DIY dibentuk sendiri oleh masyarakat
dengan bimbingan dan pendampingan dari BLH DIY. Adapun kelompok
pengelola sungai di DIY adalah pemerhati Code, Forum Komunikasi
Winongo Asri (FKWA), Forsidas Gajahwong, Pokja Tambakbayan, dan
Komunitas Bedog Asri. Adanya kelompok-kelompok pengelola sungai ini
menjadi media antara Pemerintah dan masyarakat dalam upaya
peningkatan kualitas air sungai.
Gambar III.3.2 : Pengukuhan
Komunitas Sungai Winongo
dalam Acara Pengembangan
Kearifan Lokal Sungai Winongo
2015 (Kerjasama BLH DIY
dengan Komunitas Winongo
Asri (FKWA)
d. Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM)
Peran serta masyarakat dalam upaya mengatasi permasalahan sampah,
salah satunya melalui pembinaan kelompok-kelompok pengelola
sampah yang tergabung dalam Jejaring Pengelola Sampah Mandiri
(JPSM) tingkat Provinsi maupun Kabupaten. Adapun Jejaring Pengelola
Sampah Mandiri (JPSM) yang telah dibina adalah sebagai berikut :
1. JPSM Merti Boemi Lestari (DIY)
2. JPSM Jaripolah (Kota Yogyakarta)
3. JPSM Amor (Kabupaten Bantul)
46
4. JPSM Sehati (Kabupaten Sleman)
5. JPSM Merti Bawono Asri (Kab. Kulonprogo)
6. JPSM Amrih Boemi lestari (Kab. Gunungkidul).
Melalui jejaring pengelola sampah mandiri ini, maka pengelolaan
sampah terus meluas di masyarakat sehingga dapat mendukung
peningkatan kualitas air maupun kualitas udara di DIY.
Gambar III.3.3 : Pemberian
penghargaan kepada
Kelompok Peduli Sampah
pada Acara Bulan Peduli
Sampah Tahun 2015
di Denggung Sleman.
III.4 Realisasi Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2015 sebesar
91,62 % dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar 91,01%, sedangkan realisasi untuk
program/kegiatan pendukung sebesar 93,84%.
Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran
terbesar pada program/kegiatan di sasaran Kualitas Air Meningkat (92,62%).
Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran
Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan Hidup (97,70%).
Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan
anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan
penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang
disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2015 telah
mencukupi.
47
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan
pada tabel berikut:
Tabel III.7.
Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2015
No
Kinerja
Sasaran
Target
Realisasi
Anggaran
%
Target
Realisasi
Realisa
%
Realisasi
si
1.
Kualitas Air
11,21 %
11,07%
98,75
8.360.391.525
7.743.010.546
92,62
6,76 %
6,76 %
100
1.845.573.950
1.488.681.311
80,66
9
9
100
851.426.875
831.845.190
97,70
Jumlah
11.057.392.350
10.063.537.047
91.01
Total Belanja Langsung
14.132.889.025
12.949.636.801
91,62
Meningkat
2.
Kualitas Udara
Meningkat
3.
Pengelolaan
Data dan
Informasi
Lingkungan
hidup

Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
Analisa Efisiensi
Dari analisis tiga indikator kinerja sasaran terdapat dua indikator yang
capaiannya telah memenuhi target yang ditetapkan sebesar 100%, yaitu sasaran
kualitas udara meningkat dan sasaran pengelolaan data dan informasi lingkungan
hidup, dan sasaran kualitas air meningkat capaiannya sebesar 98,75%. Adapun dua
indikator yang capaiannya telah memenuhi target 100% seperti pada tabel sebagai
berikut :
48
Tabel III.8
Tingkat Efisiensi Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2015
%
Sasaran
Indikator
Capaian Kinerja
(≥100%)
1
2
3
4
1.
Kualitas
Persentase
Udara
Peningkatan
Meningkat
Kualitas
No
% Penyerapan
Tingkat
Anggaran
Efisiensi
5
6
100%
80,66 %
19,34%
100%
97,70%
2,30%
Udara
2.
Pengelolaan
Peningkatan
Data dan
Akses
Informasi
Informasi
Lingkungan
Lingkungan
hidup
Hidup

Sumber : Data BLH DIY Tahun 2015
Pada tabel indikator sasaran peningkatan kualitas udara capaian kinerjanya
sebesar 100% (dari target 6,76% realisasi 6,76%). Penyerapan anggaran pendukung
indikator sasaran peningkatan kualitas udara sebesar 80,66% dari target anggaran
belanja langsung sebesar Rp. 1.845.573.950,- realisasi sebesar Rp. 1.488.681.311,-.
Sisa anggaran sebesar Rp. 356.892.636,- dianggap sebagai efisiensi sebesar 19,34%.
Capaian kinerja Indikator sasaran peningkatan akses informasi lingkungan
hidup sebesar 100%. Penyerapan anggaran pendukung indikator sasaran
peningkatan akses informasi lingkungan hidup sebesar 97,70% dari target anggaran
belanja langsung sebesar Rp. 851.426.875,- realisasinya sebesar Rp. 831.845.190,-.
Sisa anggaran sebesar Rp. 19.581.685,- dianggap sebagai efisiensi sebesar 2,30%.
49
BAB 4
Bab 4 Berisi :
Penutup
1. Kesimpulan
Penyelenggaraan kegiatan di SKPD Badan Lingkungan
2. Saran
DIY pada Tahun Anggaran 2015 merupakan tahun
ketiga dari Rencana strategis SKPD badan Lingkungan
Hidup DIY Tahun 2012-2017. Keberhasilan yang dicapai
berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak dan
diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan.
Sementara itu, untuk target-target yang belum
tercapai perlu diantisipasi dan didukung oleh berbagai
pihak.
Hasil laporan kinerja SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2015 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Dari analisis 3 (tiga) sasaran, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja utama yang
dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2015, 2 (dua) indikator yang telah
memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator.
Sementara itu, sebanyak 1 (satu) indikator atau sebesar 98,67% belum
memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor
kendala.
2.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup yang dilaksanakan
oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2015
dapat dilaksanakan secara optimal.
Capaian pelayanan masing-masing
pelayanan pada tahun 2015 sebagai berikut:
 Pelayanan informasi status mutu air, sebesar 100 %.
 Pelayanan informasi status mutu udara ambien, sebesar 100%.
 Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan LH, sebesar 100%.
50
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut:
1.
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha/kegiatan yang
berpotensi menyebabkan timbulnya pencemaran air sungai.
2.
Meningkatkan terbangunnya IPAL Komunal permukiman di wilayah sungai.
3.
Meningkatkan pemantauan kualitas air sungai dengan menambah periode
pemantauan dan titik pantau.
4.
Meningkatkan kualitas lingkungan secara umum di wilayah Daerah Aliran
Sungai (DAS).
51
LAMPIRAN:
Lampiran 1. Struktur Organisasi
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
Lampiran 5. Penghargaan yang pernah diterima
52
Download