FIKSASI FOSFAT BEBERAPA JENIS TANAH INDONESIA Oleh E. SUWADJI & Dr. Ir. KANG BIAUW TJWAN Staf BATAN Jakarta dan Dosen Fakultas Pertanian I nstitut Pertanian Bogar PENDAHULUAN Sesudah ni trogen, fosfor adal ah unsur hara berikutnya yang seri ngkal i terdapat dalam keadaan kekurangan dalam tanah_tanah Indonesia. Miskinnya tanah akan unsur fosfor dapat diakibatkan oleh beberapa faktor dan terutama karena pengangkutan dengan hasil panen, pencucian dan penghanyutan lapisan tanah atas. Pada tanah_tanah ini, pemupukan fosfat seringkal i tidak memberikan khasiat sebagai diharapkan, karena sebagian besar dari pupuk yang diberikan diikat oleh komponen-komponen tanah. Fiksasi fosfat ini berakibat kurang tersedianya fosfat yang diberikan bagi petumbuhan tanaman. Penelitian oleh De Datta et al. (1) memakai 3 macam Latosol dari Hawaii juga menunjukkan, bahwa tanah_tanah ini yang terbentuk didaerah beriklim basah mempunyai kemampuan fiksasi fosfat yang besar yaitu antara 98 _ 99%. Kemampuan fiksasi fosfat ini dipengaruhi oleh kemasaman tanah dan kandungan aluminiumnya. Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan fiksasi fosfat berbagai jenis tanah Indonesia, maka diselenggarakan penel itian ini. Dimana juga dipelajari hubungan an tara kemampuan fiksasi fosfat tanah dengan reaksi tanah dan kandungan al uminium tanah. CARA KERJA Penetapan kemampuan fiksasi fosfat; Percobaan pertama ditujukan untuk mencari waktu inkubasi yang sebaiknya bagi penetapan kemampuan fiksasi fosfat oleh tanah. Pada percobaan ini 5 9 tanah kering udara dicampur dengan 50 ml larutan NaH2P04 (10 ppm P) yang diberi tanda 0,5 uC P_32. Sesudah waktu inkubasi selama berturut_ turut 15 menit, 30 menit, (i) menit, 3 jam, 24 jam, 48 jam dan (i) jam maka setiap kali diambil contoh masing -masing sebanyak 5 ml larutan. Larutan ini kemudian disentrifusi selama 30 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Untuk penetapan aktivitas_ nya diambil 1 ml larutan yang telah disentrifusi. Pengukuran aktivitas dijalankan memakai sebuah Phillips counter. Disamping ini, pada setiap penetapan juga dijalankan penetapan aktivitas larutan semula sebagai pembanding. Kemampuan fiksasi fosfat tanah dihitung memakai rumus berikut : % Fiksasi Fosfat = 240 Aktivitas (semula setelah inkubasi) Aktivitas semula x 100% Pada penetapan -penetapan berikutnya, 1 gr tanah dicampur dengan 10 ml larutan (10 ppm P) yang diberi tanda 0,1 uC P_32 dan diinkubasi untuk 60 menit. Kemudian dilakukan penetapan_penetapan dan perhitungan sama dengan yang tersebut diatas. NaH2P04 Penetapan pH tanahi pH - H20 ditetapkan dengan mengocok 10 9 tanah dengan 25 ml air suling selama 30 menit untuk kemudian diukur pH_nya memakai Beckman zeromatic. Sedangkan untuk penstapan pH_KCI, maka air suling digantikan dengan larutan 1 N KCI. Penetapan kandungan "Aluminium Extractable" tanah; Ekstraksi singkat dilakukan dengan mengocok sebentar 10 9 tanah dengan 50 ml larutan 1 N KCI dan kemudian larutan di_ saring memakai kertas saring Whatman noA. Untuk mempercepat penyaringan maka di_ pakai corong Buchner. Berikutnya tanah dibilas 5 x memakai masing _ masing 10 ml larutan 1 N KCI (5). Filtrat kemudian diencerkan menjadi 100 ml dan kemudian alumi_ nium ditetapkan dengan titrasi (4). Anal isa Statistik Data; dilakukan dengan memakai cara _ cara yang diberikan oleh Snedecor (6). HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN waktu jnkubasj Hasil percobaan penetapan waktu inkubasi di muat pada daftar 1. Hasil_hasil ini sebagai juga diperlihatkan pada grafik no.1 menunjukkan bahwa ketiga contoh tanah memperlihatkan kemampuan fiksasi fosfat yang berlainan. Tanah Cijantung sudah mem_ perlihatkan fiksasi fosfat yang besar dengan waktu inkubasi selama 15 menit. Sedangkan tanah_tanah Dermaga dan Citayam baru menunjukkan fiksasi fosfat yang besar setelah waktu inkubasi lebih dari 24 jam. Selanjutnya terlihat juga, bahwa ketiga contoh tanah ini memperlihatkan perbedaan yang jelas dalam kemampuan fiksasinya pada waktu inku_ basi antara 15 menit aan 180 menit. Setiap masa inkubasi dalam batas_batas waktu tersebut dapat dipakai untuk memperlihatkan perbedaan secara relatip dalam kemampuan fiksasi fosfat contoh_contoh tanah.Untuk percobaan_percobaan selanjutnya diambil waktu i nkubasi sel ama 60 meni t. Penetapan Meningkatnya fiksasi fosfat dengan waktu inkubasi adalah diharapkan, karena mudah_ nya fosfat bereaksi dengan komponen_komponen tanah terutama unsur AI, Fe dan Mn dan membentuk senyawa_senyawa yang sukar larut (2, 3). PENGARUH WAKTU INKUBASI TERHADAP FIKSASI FOSFAT (%) OLEH LATOSOL CIJANTUNG, CITAYAM DAN DERMAGA. Tanah 76 89 69 92 96 93 94 40 99 96 99 50 51 60 99 100 68 Citayam Cij antung Waktu inkubasi Daftar 1. Dermaga Fjksasj fosfat contoh-contoh Latasol Contoh_contoh Latosol yang dikumpulkan dari beberapa tempat di Jawa Barat, se_ bagai dimuat pada daftar 2, menunjukkan bahwa fiksasi fosfat contoh_contoh Latosol i ni berbeda dari antara 49 _ 77 %. 241 Penetapan korelasi hubungan yang fosfat dan nyata contoh_contoh menunjukkan, regresi dari dengan pH _ H20 Latosol bahwa fiksasi ini kemampuan dengan fosfat kemampuan fiksasi fosfat tanah dengan tanah tidak terdapat suatu hubungan. fiksasi faktor asi % Fiksasi fosfar AI _ extr. fosfat dengan pH KCI Contoh pH _ akan fiksasi tanah. H20 menurun fosfat Hubungan sebagai dengan tanah menunjukkan antara diperlihatkan naiknya adanya kemampuan pada pH fiksasi Grafik tanah. pH _ KCf dan juga dengan kandungan Sehingga kemungkinan besar, bahwa 2 Antara aluminium kemampuan fosfat yang besar dari contoh_contoh tanah ini dapat dihubungkan dengan lainnya seperti kandungan besi, mangan, bahan organik, serta jenis tanah. faktor- 64 73 49 57 tfJ 111 88 67 69 65 97 68 74 76 70 52 86 Fiksasi 75 Daftar 2.4,3 77 110 103 129 KCIFIKSASI 74 112 102 187 0,345NS extractabf eKEMASAMAN (1N P KCf) 5,5 5,3 5,6 r =TANAH 0,25SNS 0,73++SERTAKANDUNGAN ALUMINIUM 5,1 (%), 4,5 4,4 5,1 4,9 4,5 4,0 4,6 5,5 4,7 4,2 4,7 4,1 4,8 4,8 5,2 4,2 pH ppm H2O AIFOSFAT (1 N KCI) CONTOH_CONTOH LATOSOL BERASALDARI JAWA_BARAT EXTRACTABLE tanah Fiksasi fosfot beberapa jenis tanah Hasil penetapan sebagai dimuat pada Daftar 3 menunjukkan adanya perbedaan yang besar antara berbagai jenis tanah dalam kemampuannya untuk fiksasi fosfat. Fiksasi fosfat ini berkisar antara 95% untuk Andosol Ciapus dan 32% untuk Hidromorf Kelabu dari Jonggol. Daftar 3. Contoh % FIKSASI tanah FOSFAT 5,00 8,00 7,75 7,00 6,40 5,50 4,85 4,90 pH - H2O (%) SERTA pH _ Hp Alluvial 51 Andosol 95 Grumusol Grumusol 59 61 36 Hidromorf 32 Kel abu 69 Jenis Fi ksasi Podsol ik PMerah_kuning Mediteran Merah_kuning Pod sol tanah BEBERAPA JENIS TANAH Pada Grafik 3 digambarkan hubungan antara fiksasi fosfat jenis_jenis tanah diatas dengan pH-nya dalam air. Dari grafik ini terlihat fiksasi fosfat menurun dengan naiknya pH tanah sampah pH sekitar 6,5 untuk kemudian naik lagi dengan naiknya pH tanah. Gambaran ini adalah sesuai dengan gambaran umum tentang hubungan antara tersedianya fosfat bagi tanaman dengan pH tanah (7). Suatu hubungan yang linear antara kemam_ puan fiksasi fosfat dengan pH - H20 sebagai dijumpai diatas dengan contoh_contoh Latosol tidak terlihat disini. RINGKASAN Kemampuan Fiksasi fosfat beberapa jenis tanah ditet.apkan dengan jalan inkubasi 1 9 tanah dengan 10 ml larutan 10 ppm P yang diberi tanda 0,1 uC P_32 selama60 menit. Beberapa contoh Latosol dari Jawa Barat menunjukkan fiksasi fosfat antara 49 _ 77%. Terdapat hubungan yang sangat nyata antara kemampuan fiksasi fosfat tanah dengan pH _ H20 tanah (r = 0,73++). Sedangkan fiksasi fosfat dengan pH _ KCf dan kan_ dungan AI tanah tidak menunjukkan adanya hubungan. Diantara jenis_jenis tanah yang disel idiki, contoh Andosol dari Ciapus menunjukkan kemampuan fiksasi fosfat yang tertinggi yaitu sebesar 95%. Kemampuan fiksasi fosfat jenis_jenis tanah ini menurun dengan naiknya pH tanah sampai sekitar 6,5 untuk ke_ mudian naik lagi dengan naiknya pH tanah. DAFTAR PUSTAKA 1. DE DATTA, S.K., FOX, R.L. & G.D. SHERMAN, 1963. Availability of fertilizer phosphorus in three Latosol of Hawaii. Agron. Journ. 55, 311 _ 313. 2. LEHR., J.R., BROWN. W.E. & E.H. BROWN, 1959. Chemical behavior of mono_ calcium phosphate monohydrate in soils. Soil.Sci. Soc. Amer, Proc. 23, 3 _ 7. 3. LINDSAY, 4. 5. 6. 7. W.L. & H.F. STEPHENSON, 1959. Nature of the reactions of monocalcium phosphate monohydrate in soils: II. Dissolution and precipitation reactions involving iron, aluminium, manganese and calcium. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 23, 18 _ 22. PAULSON, R. V. & J.F. MURPHY, 1956. Simple indicator method for the deter_ mination of aluminium. Anal. Chern. 28,1182 _ 1184. PRATT, P.F. & F.L. BLAIR, 1961. A comparison of three reagents for the extract_ ion of AI from soils. Soil Sci. 91, 357 _ 359. SNEDECOR, G.W. & W.G. COCHRAN, 1957. Statistical methods. The Iowa State College Press, .6mes, Iowa. TRUOG, E., 1951. Mineral nutrition of plants. Univ. of Wisconsin Press, 41. 243 80 I- u.. 0 VI uu.... -<I: 1 40 -<I: 100 '6__ ~ Vi ~o II ~ /~ 6- wr ?f!. :/._~X/ 20 0,5 0,25 Grafik 1. 1,0 WAKTU PENGARUH WAKTU OLEH LATOSOL 48 3,0 24 INKUBASI!JAM INKUBASI TERHADAP FIKSASI FOSFAT CIJANTUNG, CITAYAM Y 80 DAN DERMAGA 140,5 _ 14,9 r = 0,73++ x ~ 0 VI VI I-<I: u: ?f!. 6070 x x ~ l x )( ~ -<I: 4,0 5,0 Grafik 2. HUBUNGAN ANTARA BEBERAPA CONTOH 244 pH - KEMAMPUAN LATOSOL H20 FIKSASI FOSFAT DENGAN pH - H20 X 100 o 90 «4:I-0 VI ° 80 70 YJ VI "-"~ u:: v; ~ I 0 \ 0 \ 50 40 o 30 5,5' 4,5 Crafjk 3. HUBUNGAN BEBERAPA 7,5 6,5 ANTARA JENIS KEMAMPUAN TANAH DENGAN FIKSASI pH - H20 pH _ HP FOSFAT TANAH 245