IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Parameter Kualitas

advertisement
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Parameter Kualitas Air Laut
Hasil pengukuran suhu, kecepatan arus, keceraban, salinitas, derajat
keasaman (pH) dan oksigen terlarut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel I. Hasil pengukuran parameter kualitas air laut di padang lamun perairan Selat
Dompak
Parameter
Suhu ("O
Kecepatan arus (m/det)
Kecerahan (m)
Salinitas (%o)
PH
Oksigen terlarut (ppm)
I
28
0,02
0,5
28
7
5,4
2
29
0,04
0,5
30
8
6,2
Stasiun
3
29,5
0,06
1
31
8
6,3
4
29
0,04
0,5
30
8
5,4
5
29
0,03
0,4
30
8
5,5
6
28,5
0,02
0,5
29
7
5,5
4.1.2 Air Kolom
Hasil analisis nitrat dan fosfat yang terlarut dalam air kolom pada berbagai
lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Kadar nitrat dan fosfat yang terlarut dalam air kolom
Stasiun
1
2
3
4
5
6
Nitrat (mg/I)
0,03927
0,04465
0,00512
0,07073
0,00848
0,05514
Fosfat (mg/I)
0,00943
0,00736
0,00049
0,00632
0,00097
0,00971
4.1.3 Air Pori-Sedimen (Air Interstisiai)
Hasil analisis nitrat dan fosfat yang terlarut dalam air pori sedimen (air
interstisial) pada berbagai lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
12
Tabel 3. Kadar nitrat dan fosfat yang terlarut dalam air pori sedimen (air interstisial)
Stasiun
Nitrat (mg/1)
1
2
3
4
5
6
Fosfat (mg/1)
0,12615
0,10350
0,07439
0,09945
0,08485
0,10275
0,02895
0,01407
0,00989
0,01401
0,01098
0,01321
4.1.4 Lamun ("Seagrass")
Hasil analisis nitrogen (N-organik) dan fosfor (P-organik) pada bagian
jaringan lamun dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Stasiun
1
2
-»
•J
A
c
Bagian Jaringan
Lamun
Daun
Seiudang
Rhizome
Akar
Daun
Seiudang
Rhizome
Akar
Daun
Seiudang
Rhizome
Akar
Daun
Seiudang
Rhizome
Akar
Daun
Seiudang
Rhizome
Akar
Daun
Seiudang
Rhizome
Akar
Nitrogen
(% bobot kering)
2,87
2,14
0,96
0,83
2,35
2,06
0,79
0,70
2,16
1,83
0,46
0,30
2,39
2,07
0,85
0,74
2,26
2,01
0,63
0,44
2,42
2,03
0,75
0,60
Fosfor
(% bobot kering)
0,59
0,38
0,65
0,18
0,52
0,20
0,57
0,16
0,34
0,14
0,47
0,11
0,48
0,22
0,59
0,19
0,42
0,35
0,62
0,21
0,47
0,36
0,65
0,17
13
4.2 Pembahasaii
Parameter kualitas air laut di padang lamun Selat Dompak (Tabel 1), secara
umum terlihat bahwa suhu, kecepatan arus, kecerahan, kadar garam (salinitas),
derajat keasaman (pH) dan kandungan oksigen terlarut di perairan ini meragam,
perbedaannya tidak mencolok. Hal ini merupakan gejala umum yang terjadi di
perairan yang dangkal dengan adanya pengaruh arus dan ombak sehingga perairan
ini mudah teraduk.
Tabel 2 dan Tabel 3 meringkaskan nilai komponen-komponen yang berbeda
dalam kolom air dan air pori sedimen dalam penelitian ini. Nutrien utama, sebagai
nitrogen dan fosfor, masing-masing dalam bentuk nitrat dan fosfat adalah lebih
rendah dalam air kolom dibandingkan dengan yang ada dalam air pori sedimen.
Kandungan nitrat dalam air kolom berkisar antara 0,00512 mg/1 - 0,07073 mg/1.
Sedangkan bandingan nitrat dalam air pori sedimen berkisar antara 0,07439 mg/l
sampai 0,12615 mg/1.
Konsentrasi atau kandungan fosfat dalam air kolom dan air pori sedimen
masing-masing berkisar antara 0,00049 mg/1 hingga 0,00943 mg/1 dan 0,00989 mg/1
hingga 0,02895 mg/1. Dua tingkatan jumlah konsentrasi nitrat dan fosfat lebih tinggi
pada air pori sedimen dibandingkan dengan air kolom, keduanya memberi kesan
aliran bersih ("net flux") nitrat dan fosfat dari sedimen kepada air kolom. Produk
insite nitrat maupun fosfat oleh masing-masing proses nitrifikasi dan fosfatasi adalah
bertanggung jawab terhadap akumulasi nitrat maupun fosfat dalam sedimen.
Tingginya kandungan zat hara nitrat dan fosfat pada air pori sedimen
mungkin disebabkan oleh karena adanya sumbangan zat hara dari pembusuk^ daun
14
lamun atau detritus itu sendiri, selain dari itu mungkin juga disebabkan biota yang
mati dan mengendap pada lapisan dasar perairan.
Kandungan nitrat dan fosfat pada air kolom dan air pori sedimen pada
keenam stasiun (stasiun 1, 2, 3, 4, 5 dan 6) cukup meragam, namun secara
keseluruhan terlihat bahwa kandungan kedua zat hara atau nutrien nitrat dan fosfat
pada stasiun 1 Jebih tinggi bila dibandingkan dengan stasiun lainnya. Hal ini diduga
disebabkan oleh karena stasiun 1 mendapatkan sumbangan zat hara dari muara
sungai dan dari pembusukan lamun dan biota yang hidup di area tersebut dan
mengendap pada lapisan dasar stasiun 1. Riley dan Skirrow (1975) mengatakan
bahwa sungai merupakan sumber fosfat di perairan laut sekitar wilayah pesisir dan
paparan benua, karena sungai membawa bahan organik sebagai fosfat dari daratan,
sehingga konsentrasi fosfat di muara sungai lebih besar dari sekitamya.
Lamun mempunyai pengaruh penting pada fiksasi nitrogen karena angka
fiksasi lebih tinggi di sekitar akar lamun daripada daerah yang tidak ada lamun.
Proporsi yang besar dari fiksasi nitrogen terjadi di atau pada akar dan rhizoma
lamun.
Dilepaskaimya nutrien dari sedimen begitu penting untuk pertumbuhan
fitoplankton pada kolom perairan laut (Rowe et al., 1980). Keberadaan nutrien dalam
perairan penting untuk nutrisi, misalnya untuk mendukung kepadatan populasi fauna
bentik di padang lamun.
Kandungan nitrogen dan fosfor pada masing-masing bagian jaringan lamun
dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa kandungan nitrogen yang tertinggi terdapat pada
bagian daim yaitu berkisar antara 2,16 - 2,87% dari bobot kering, kemudian seiudang
berkisar antara 1,83 - 2,14% (bobot kering), rhizoma berkisar antara 0,46 - 0,96%
15
(bobot kering) dan terendah pada bagian akar yaitu berkisar antara 0,30 - 0,83%
(bobot kering). Rendahnya kandungan nitrogen pada bagian akar lamun diduga
disebabkan adanya pengaruh fiksasi nitrogen di sedimen. Patriquin dan Knowles
(1972) mengatakan bahwa fiksasi nitrogen lebih cepat terjadi di sedimen dan lebih
tinggi di sekitar akar lamun. Moriarty dan Roberts {dalam Moriarty dan Boon, 1989)
mengatakan bahwa kebanyakan dari fiksasi terjadi pada sedimen dimana tidak terjadi
penetrasi cahaya. Sedangkan fosfor yang tertinggi terdapat pada rhizoma yaitu
berkisar antara 0,47 - 0,65% dari bobot kering, kemudian daun berkisar antara 0,34 59% (bobot kering), seiudang berkisar antara 0,14 - 38% (bobot kering), dan paling
rendah kandungan fosfomya adalah pada bagian akar yaitu berkisar antara 0,11 0,19% (bobot kering). Hal ini menunjukkan bahwa nutrisi nitrogen, kemanfaatan
hayati ("availability")-nya yang tertinggi pada bagian daun, kemudian pada seiudang,
rhizoma dan paling rendah pada bagian akar. Sedangkan nutrisi fosfor, kemanfaatan
hayatinya yang tertinggi adalah pada rhizoma, kemudian pada bagian daun dan
seiudang serta yang terendah adalah pada bagian akar.
Download