Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 PENGARUH PERSONAL SELLING DAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA USAHA KURSUS KOMPUTER DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG Hendra1 dan Dany Perdana Sitompul2 1Dosen Tetap Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia Medan, E-mail : [email protected] 2 Dosen Tetap Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia Medan, E-mail :[email protected] ABSTRACT The needs for education in the age of computerized technology today, making the public directly or indirectly must face and accept it as a challenge of modern life. Indonesia, which is in fact the people had been closer to the computerized world, require to be menoperasikan a computerized system that is already available at the moment. It is why the Indonesian people continually learn about computer technology on an ongoing basis. The research was conducted in computer courses Medan Tembung.Research was conducted during the four months from June to October 2016. The study was conducted using a survey approach.This research is quantitative descriptive. The population in this study of computer courses institutions registered in BPS Medan total of 120 units. Samples are units that can represent the population as a whole The conclusions, Personal selling exert significant influence on customer satisfaction. This is indicated by the value t count X1 (6187)> t-table (2:02) and the p-value (0.000) <0:05. Marketing Mix exert significant influence on customer satisfaction. This is indicated by the value t count X 2 (5497)> t-table (2.02) and the p-value (0.001) <0.05. The amount of simultaneous influence of personal selling, marketing mix towards customer satisfaction is equal to 78.62%. Keyword : Personal Selling, Marketing Mix and Customer Satisfaction PENDAHULUAN Kebutuhan akan pendidikan di zaman teknologi komputerisasi saat ini, membuat masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung harus berhadapan dan menerimanya sebagai tantangan dalam kehidupan modern ini. Indonesia, yang secara notabene masyarakatnya sudah dekat dengan dunia komputerisasi, mewajibkan untuk dapat menoperasikan sistem komputerisasi yang sudah tersedia pada saat ini. Hal inilah yang menyebabkan tiap masyarakat Indonesia secara terus menerus belajar mengenai teknologi komputer secara berkelanjutan. Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah atau bisa disebut pendidikan non formal. Jalur pendidikan non-formal ini merupakan kegiatan pendididikan diluar sistem persekolahan yang sistematis dan terorganisasi. Oleh karena itu, Lembaga kursus komputer merupakan lembaga pendidikan non-formal, baik yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Pada khususnya pada lembaga kursus komputer bertujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kompetensi dalam bidang ilmu teknologi komputer dalam program komputer yang dikehendaki. Perkembangan Lembaga kursus komputer di Indonesia bukan suatu hal yang barn dalam dunia usaha, dikarenakan bisnis Lembaga kursus komputer dapat meinberikan keuntungan yang besar bagi para pengusaha pengelolanya. Pengelolaan bisnis Lembaga kursus komputer tidak lepas dari aspek pema.saran, teknis operasional., keuangan dan sumber daya manusianya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis Lembaga kursus komputer telah memaksa para pengelola usaha Lembaga kursus komputer untuk mampu menciptakan pemikiran dan gagasan baru. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen membutuhkan konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (merketing mix). Menurut Kotler, Marketing mix merupakan kombinasi dari empat variable penting dari konsep pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Empat variable tersebut meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion), dan biasa disingkat dengan 4P. Lembaga Kursus dalam mencapai tujuan pemasarannya di dalam pasar sasaran menggunakan seperangkat alat pemasaran bernama bauran pemasaran.Kotler dan dan Amstrong (2008:62) menyatakan bauran pemasaran terdiri atas produk, harga, saluran distribusi dan promosi.Nastiti (2007) menjelaskan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasar yang digunakan membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan 81 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 kepada pelanggan. Strategi pemasaran penjualan perseorangan atau personal selling. Kegiatan personal selling yang dilakukan yaitu berupa sosialisasi langsung kepada calon pelanggan dan sosialisasi langsung di pusat keramaian (Car Free Day), sekolah, kampus atau pusat perbelanjaan) maupun dengan konsep door-to-door, dimana penjual mengatur perjanjian dengan calon konsumen potensial. Dengan menerjunkan tenaga penjualan langsung ke pasar diharapkan dapat mengedukasi sekaligus memasarkan produk kursus secara lebih efektif dan tepat sasaran. Selain itu, dengan berhadapan langsung dengan konsumen diharapkan dapat lebih mempengaruhi konsumen untuk memutuskan membeli dan menggunakan layanan. Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting, karena sangat menentukan sebuah perusahaan. Pelanggan yang merasa puas akan suatu pelayanan akan selalu melalukan jasa perusahaan tersebut, begitu juga sebaliknya pelanggan yang merasa kecewa akan pelayanan yang diberikan perusahaan, tidak adakan menggunakan jasa perusahaan tersebut. Oleh sebab itu kepuasan pelanggan merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dan mengharumkan nama perusahaan. Untuk mencapai sebuah kepuasan salah faktor yang harus diperhatikan adalah sistem pelayanan yang diberikan. Suatu pelayanan dapat dinilai apabila pelayanan tersebut dapat memberikan apa saja yang diberikan perusahaan akan suatu kebutuhan dan harapan pengguna jasa layanan tersebut. Bila ditinjau dan perkembangan lembaga kursus komputer dikota medan selama 2011-2014 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yakni 120 lembaga kursus komputer (BPS Kota Medan, 2014), namun bila tidak dilakukan personal selling, proses bauran pemasaran dan peningkatan kepuasan pelanggan serta harus mempertahankan siswa atau pelanggan, maka menjadikan lembaga kursus tersebut bisa bangkit atau tutup selamanya, Oleh karena itu, pada penelitian ini mencoba untuk memberikan solusi bagi para pengusaha Lembaga Kursus Komputer dengan mengangkat Judul Pengaruh Personal Selling Dan Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Usaha Kursus Komputer Di Kecamatan Medan Tembung TINJAUAN PUSTAKA PENGERTIAN PEMASARAN Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada hakikatnya berhasil tidaknya pencapaian tujuan bisnis tergantung pada kegiatan pemasaran dan tanggapan para pelanggan atas produk yang ditawarkan. Pemasaran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan suatu produk atau jasa. Menurut Lovelock (2011) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep produk, harga dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”. Menurut Kotler dan Amstrong (2011) “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan serta pertukaran timbal balik dengan produk dan nilai dengan orang lain”. Berdasarkan kedua pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. PERSONAL SELLING Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa penjualan perseorangan mempunyai peranan penting dalam pemasaran jasa, karena : a) Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting. b) Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin. c) Orang merupakan bagian dari produk jasa d) Sifat penjualan perseorangan dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjualan dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjualan juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian ditempat pada saat itu juga. e) Bila dibandingkan dengan media periklanan, maka pesan yang disampaikan melalui media ini ditujukan kepada orang-orang yang sebenarnya bukan prospek (calon pembeli/pengguna), sebaliknya, melalui penjualan perorangan perusahaan sudah berhadapan dengan calon pembeli potensial. 2) Tujuan Personal Selling Tujuan personal selling sangat beragam, mulai dari sekedar membangkitkan kesadaran mengenai tersedianya suatu produk, menggairahkan minat pembeli, sampai dengan membandingkan harga dan syarat-syarat jual beli serta penyelesaian trasaksi. Shimp Terence menyebutkan ‚tujuan utama personal selling adalah mendidik para pelanggan, menyediakan produk yang berguna dan bantuan pemasaran, serta memberikan pelayanan sempurna dan dukungan kepada pembeli. Sedangkan menurut Boyd Walker, tujuan personal selling adalah: 1) Memenangkan penerimaan produk baru oleh pelanggan yang ada. 2) Memenangkan pelanggan baru untuk produk yang ada. 3) Mempertahankan loyalitas pelanggan sekarang dengan member pelayanan yang baik. 4) Melengkapi fasilitas penjualan masa depan 82 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 dengan member pelayanan teknis kepada calon pelanggan. 5) Melengkapi penjualan masa depan dengan mengkomunikasikan informasi produk. 6) Mendapatkan informasi pasar Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan personal selling selain untuk meningkatkan penjualan juga mempertahankan loyalitas pelanggan, memberikan pelayanan teknis dan mengkomunikasikan informasi produk sepenuhnya berPengaruh dengan sasaran pemasaran yang lebih luas yaitu mempertahankan dan meningkatkan penjualan terhadap pelanggan sekarang.. Definisi personal selling menurut Machfoedz (2011) yang dimaksud dengan personal selling adalah penyajian secara lisan dalam bentuk percakapan kepada seorang atau banyak calon pelanggan dengan tujuan untuk melaksana kan penjualan. Personal selling (Buchari, 2014) mempunyai keunggulan-keunggulan tersendiri, yaitu sebagai berikut. (1) Personal contact. Pengaruh pelanggan dibagi menjadi tiga, yaitu penjualan, pelayanan, pengawasan. Pengaruh ini harus dijaga untuk memastikan kepuasan pelanggan telah meningkat atau telah mencapai level yang lebih tinggi. (2) Relationship enhancement. Frekuensi Pengaruh yang terjadi antara penjual dan pembeli dalam bisnis jasa sangat penting untuk meningkatkan Pengaruh dengan pelanggan. (3) Cross-selling. Seorang penjual harus bisa memasarkan produk lain yang tersedia di perusahaannya. Promosi sangat berperan penting dalam memasarkan barang dan jasa. Dengan konsep personal selling yang merupakan subelemen dari promosi, perusahaan akan lebih mengenal pelanggan secara langsung sehingga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan. Dengan semakin banyak informasi yang didapat mengenai suatu produk maka menambah pengetahuan konsumen terhadap produk tersebut dan akan menyadari keberadaan sebuah merek atau lebih dikenal dengan konsep kesadaran merek. Penelitian Langgeng (2010) menjelaskan loyalitas merek terdapat beberapa item yang dipertimbangkan sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk. Di samping itu, adanya loyalitas terhadap suatu merek ini juga berfungsi untuk menciptakan kesadaran merek tersebut. BAURAN PEMASARAN Hurriyati (2015), Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut 4P pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place). Menurut (Kotler, 2013) “marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”. Yang artinya: bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Sedangkan menurut (Elbert dan Griffin, 2003) “marketing mix is the combination of product, pricing, promotion, and distribution srtategy used to market product”. Yang artinya bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari produk, harga, promosi, dan strategi distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk. Menurut Irawan, (2015). Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapaikeberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Dalam bauran pemasaran (marketing mix) terdapat variabel-variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. KEPUASAN PELANGGAN Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2015). Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Pelayanan pelanggan ini sangat penting artinya bagi kehidupan suatu perusahaan. Karena tanpa pelanggan maka tidak terjadi transaksi jual beli di antara keduanya. Irawan (2015), untuk itu, kegiatan pelayanan perusahaan haruslah berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan tidak hanya cukup dengan terpenuhinya kepuasan pribadi untuk melayani konsumen yang bersangkutan tetapi juga harus diperhatikan sebagai berikut : 1. Pelanggan adalah orang paling penting. 2. Pelanggan adalah objek yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 3. Pelanggan bukanlah lawan bicara yang perlu diajak berdebat. Bila terpaksa maka pihak yang menang haruslah pihak pelanggan. 4. Pelanggan adalah raja. Sekali ia kalah dalam berargumentasi maka ia akan pindah ke produk lain. 5. Pelanggan adalah manusia biasa yang memiliki perasaan senang, benci,bosan dan ada kalanya mempunyai prasangka yang tidak beralasan. 83 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Pelanggan dalam usaha mendapatkan pelayanan selalu ingin didahulukan, diperhatikan dan ingin diistimewakan serta tidak ingin diremehkan begitu saja. METODE PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada kursus-kursus computer diwilayah kecamatan medan tembung Sementara waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survei sebagaimana dinyatakan oleh singarimbun (2012),bahwa penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok dan mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian secara umum menggunakan metode statistik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Ghozali (2012) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. 6. POPULASI DAN SAMPEL a. POPULASI Sugiyono (2013) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian pada lembaga Kursus yang terdaftar pada BPS Kota Medan sebanyak 120 unit. b. SAMPEL Setelah diketahui jumlah populasi maka selanjutnya ditetapkan besarnya sampel. Sampel merupakan unitunit yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan.. JENIS DAN SUMBER DATA Jenis dan sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah : 1. Data primer, berupa hasil wawancara dan kuisioner. 2. Data sekunder, data yang diperoleh dari studi dokumentasi HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan hipotesis yang disebut uji asumsi klasik dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan asumsi bahwa untuk memperoleh hasil analisis regresi linear berganda yang baik, tidak dibenarkan adanya korelasi kuat antar variabel independen yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Bentuk uji heterokedastisitas lainnya adalah menggunakan uji Glejser. Uji Glejser meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independennya. Jika nilai t = signifikan berarti terjadi heterokedastisitas. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan grafik PP Plot dengan hasil sebagai berikut : 84 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 120 N Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation Absolute Positive Most Extreme Differences 1.35450741 .075 .072 Negative -.075 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) .702 .882 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah) Tabel 4.16. memperlihatkan bahwa nilai residual probabilitas (asymp.sig. 2-tailed) adalah 0.882 dan lebih besar dari sig-α (0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi secara normal. Histogram Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan 12.5 Frequency 10.0 7.5 5.0 2.5 0.0 -3 -2 -1 0 1 2 3 Regression Standardized Residual Mean =-1.11E-15 Std. Dev. =0.976 N =120 Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah) Gambar 4.2. Uji Normalitas Histogram Grafik histogram pada Gambar 4.2. menunjukkan bahwa data rill membentuk garis kurva cenderung simetri (U) tidak melenceng ke kiri atau ke kanan maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. 85 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Expected Cum Prob Normal P-P Plot of Unstandardized Residual 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah) Gambar 4.3. Grafik PP Normalitas Data Penelitian Grafik di atas memperlihatkan bahwa titik titik data tersebar di sepanjang garis diagonal membentuk simetris kiri dan kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Hasil Uji Multikolinearitas Uji Multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikoliniearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Uji multikoliniearitas yang dilakukan memperlihatkan hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 4.17. Hasil Uji Multikolinearitas a Coefficients Collinearity Statistics Model 1 Tolerance .687 .739 Personal Sellingi Bauran Pemasaran VIF 3.052 1.955 a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan Sumber : Hasil penelitian, 2016 (Data diolah) Tabel 4.17. memperlihatkan bahwa nilai tolerance ke-3 variabel adalah lebih kecil dari 1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak mengandung gejala multikolinearitas. Hasil Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan korelasi Spearman dengan hasil sebagai berikut : 86 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Tabel 4.18. Hasil Uji Heterokedastisitas a Coefficients Model 1 (Constant) Personal Selling Bauran Pemasaran Unstandardized Coefficients B Std. Error 4609.084 8035.293 Standardized Coefficients Beta t .674 Sig. .568 44.190 361.619 .217 .195 .825 597.572 500.846 .204 1.193 .437 . a. Dependent Variable: abs_res_1 Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah) Tabel 4.18. memperlihatkan bahwa nilai asymp.sig (2-sided) setiap variabel adalah 0.825, 0.437 dimana keduanya lebih besar dari 0.05 sehingga hasil perhitungan ini memenuhi uji persyaratan gejala heterokedastisitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung gejala hetero kedastisitas. Dengan kata lain, tidak ada Pengaruh korelasi kuat antar variabel bebas dalam penelitian ini. Uji Autokorelasi Pengujian adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung Durbin Watson dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.19. Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin Watson 1 1.850 a. predictor : Personal Selling, Bauran Pemasaran b. Dependent variabel : Kepuasan Pelanggan Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah) Tabel 4.19. memperlihatkan bahwa nilai Durbin Watson adalah 1.850 dimana persyaratan uji Durbin Watson adalah jika nilai Durbin Watson-nya antara 1,5 s/d 2,5 maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung gejala autokorelasi. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ini mengandung lebih dari 1 variabel bebas yakni personal selling, bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan. Maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F secara simultan dan uji –t secara parsial. Uji F Secara Simultan Uji F secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah ke-2 variabel bebas X1 (personal selling), X2 (bauran pemasaran) memberi pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat Y (kepuasan pelanggan). 87 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Tabel 4.20. Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 421.041 117.420 538.462 df 3 Mean Square 140.347 61 64 F 78.612 Sig. .000 a 1.925 a. Predictors: (Constant), Personal Selling, Bauran Pemasaran, b. Dependent Variable: Kepuasan Pelangan Tabel 4.20. memperlihatkan bahwa nilai F-hitung = 78.621 dengan nilai signifikansi (p-value) = 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel = 3.30 dapat diketahui bahwa F-hitung (78.621) > F-tabel (3.30) dan sig-p (0.000) < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-3 variabel bebas X1 (personal selling) X2 (bauran pemasaran) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y (kepuasan pelanggan). Uji-t Untuk mengetahui pengaruh masing masing variabel bebas terhadap variabel pelanggan), dilakukan uji-t secara parsial dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.21. Hasil Uji-t terikat Y (kepuasan a Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Personal Selling Bauran Pemasaran B 5.361 .544 .615 Standardized Coefficients Std. Error 1.902 .186 .119 Beta .444 .285 t 2.818 6.187 5.497 Sig. .007 .000 .001 a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan Tabel 4.21. memperlihatkan bahwa nilai t-hitung X1 (personal selling) = 6.187 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel sebesar 2.02 dan sig = 0.05, dapat diketahui bahwa t-hitung X1 (6.187) > t-tabel (2.02) dan p-value (0.000) < 0.05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (personal selling) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y (kepuasan pelanggan) Tabel 4.21. memperlihatkan bahwa nilai t-hitung X2 (Bauran Pemasaran) = 5.497 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel sebesar 2.02 dan sig- = 0.05, dapat diketahui bahwa t-hitung X2 (5.497) > t-tabel (2.02) dan p-value (0.000) < 0.05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika thitung > t-tabel dan p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (bauran pemasaran ) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y (kepuasan pelanggan) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian), dilakukan uji koefisien determinasi (R2) dengan hasil sebagai berikut : 88 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Tabel 4.22. Hasil Uji Determinasi b Model Summary Model 1 R .884 a R Square .782 Adjusted R Square .871 Std. Error of the Estimate 1.38742 a. Predictors: (Constant), personal selling, bauran pemasaran, Lokasi b. Dependent Variable: kepuasan pelanggan Sumber : Hasil Penelitian, 2016(Data diolah) Tabel 4.22. memperlihatkan bahwa nilai adjusted r-square = 0.871, hal ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian adalah sebesar 0.871 x 100% = 87.1 %. Dengan kata lain, sebesar 87.1% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel personal selling, dan bauran pemasaran dari kursus komputer yang ada diwilayah Medan Tembung, selebihnya (12.9%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan pada penelitian ini misalnya variabel persepsi harga dan periklanan produk. Persamaan Regresi Persamaan regresi dapat disusun sesuai dengan nilai koefisien hasil perhitungan berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 Y = 5.361 + 0.544X1 + 0.615X2 Bentuk persamaan ini berarti bahwa jika faktor lain dianggap tetap, maka setiap peningkatan personal seling pada setiap kursus komputer sebesar 1 point akan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0.544 point dan setiap peningkatan bauran pemasaran 1 point akan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0.615 point KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang analisis pengaruh personal selling dan bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan pada usaha kursus komputer dapat disimpulkan bahwa : 1. Personal selling memberi pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X1 (6.187) > t-tabel (2.02) dan p-value (0.000) < 0.05. 2. Bauran Pemasaran memberi pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X2 (5.497) > t-tabel (2.02) dan p-value (0.001) < 0.05. 3. Besarnya pengaruh simultan personal selling, bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan adalah sebesar 78.62%. Saran Saran-saran dari hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Dalam hal personal selling yang perlu diperhatikan pengusaha kursus agar ditingkat personal selling kepda calon siswa di kawasan Medan Tembung 2. Bauran pemasaran lebih ditingkatkan dalam memuaskan para siswa sebagai pelanggan dalam usaha kursus tersebut 3. Kepuasan Pelanggan berdasarkan penelitian dalam klasifikasi sangat dominan dimana cara lebih memuaskan pelanggan dengan melakuakn Pengaruh kerja sama dengan para orangtua siswa 89 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 DAFTAR PUSTAKA Buchari, Alma. 2014. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta. Furchan, A. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pela. Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro Press. Husein, Umar. 2013. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hurriyati, Ratih. 2015, Bauran Pemasaran. Bandung : Alfabeta Irawan, Handi. 2015. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Kotler, Philip and Amstrong, Gary. 2011. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT.Indeks. Lovelock, C.H. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : kelompok Gramedia Machfoedz, Mahmud. 2010. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Maddy, Khairul. 2009. Hakikat Dan Pengertian Pelayanan Prima. Jakarta : Chama Digit. Sekaran, Uma. 2010. Research Methods for Business. Jakarta : Salemba Empat. Singarimbun, Masri dan Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta : Pustaka LP3ES Sugiyono, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. Swastha, Basu dan Irawan. 2014. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty. Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran Jasa. Malang :Bayumedia. Yazid. 20013. Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi. Yogyakarta : Ekonisia. 90