tinjauan teoritis tentang pengembangan pedagogical content

advertisement
ISSN 2502-3802
Pedagogy
Volume 2 Nomor 1
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN
PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU MELALUI
LESSON STUDY
Ma'rufi1, Muhammad Ilyas2
Program Studi Pendidikan Matematika1,2, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan1,2,
Universitas Cokroaminoto Palopo1,2
[email protected],[email protected]
Abstrak
Menjadi guru berarti menjalankan tanggung jawab sebagai guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pedagogical Conten Knowledge (PCK)
merupakan salah satu jenis pengetahuan yang penting bagi guru dalam mengajar agar
materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Lesson study
merupkan program pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi
peningkatan keprofesionalan pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara terus
menerus, berkala dan berkolaborasi. Langkah-langkah pengembangan PCK guru
melalui lesson study yaitu mengintegrasikan komponen-komponen PCK pada setiap
tahapan lesson study, yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), secara kolaboratif, dosen
merencanakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa berbasis permasalahan
di kelas, (2) tahap pelaksanaan (do), seorang dosen atau guru melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sementara dosen/guru lain
mengobservasi aktivitas belajar peserta didik, (3) refleksi (see), dengan prinsip
kolegialitas, secara kolaboratif merefleksikan keefektifan pembelajaran dan saling
belajar.
Kata-kata Kunci: Pedagogical Content Knowledge, Lesson Study, Guru
A. Pendahuluan
Shulman (1986) mengajukan tiga jenis pengetahuan konten yang harus dikuasai
guru untuk mengajar yang efektif, yaitu: (1) Subject Matter Content Knowledge atau
pengetahuan materi pokok yang disingkat SMCK atau SMK,
(2) Curriculum
Knowledge atau pengetahuan kurikulum, dan (3) Pedagogical Content Knowledge atau
pengetahuan konten pedagogik yang disingkat PCK.
Subject Matter Content Knowledge (SMCK) atau Subject Matter Knowledge
(SMK) adalah pengetahuan konten disiplin ilmu itu sendiri (Shulman, 1986) termasuk
pengetahuan substantif dan pengetahuan sintaktik. Pengetahuan substantif mengacu
kepada pengorganisasian fakta-fakta kunci, teori-teori, model-model dan konsep-
Halaman 106 dari 160
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru
konsep, sedangkan pengetahuan sintaktik mengacu kepada proses dimana teori-teori
dan model-model yang dihasilkan dan ditetapkan adalah valid. Berkaitan dengan
pemahaman struktur substantif dan sintaktik ini, Kleve (2009) menegaskan, bahwa
guru tidak hanya dapat mengatakan apa yang membuat suatu solusi benar, melainkan
juga guru harus bisa mengatakan mengapa solusi itu benar. Pengetahuan sintaktik di
dalam matematika adalah pengetahuan yang terdiri dari aktivitas seperti merumuskan
dan menguji generalisasi dan mengkonstruksi bukti (Petrou & Goulding, 2011).
Jenis pengetahuan konten kedua yang diusulkan oleh Shulman adalah curriculum
knowledge. Pengetahuan kurikulum direpresentasikan melalui program yang didesain
untuk pengajaran mata pelajaran tertentu dan topik-topik pada tingkatan tertentu,
variasi materi pembelajaran yang tersedia dalam kaitannya program tersebut yang
berperan sebagai indikasi dan kontraindikasi untuk penggunaan kurikulum atau materimateri program pada keadaan tertentu. Lebih lanjut Shulman mengusulkan dua dimensi
lain pengetahuan kurikulum yang penting untuk pembelajaran, yaitu lateral curriculum
knowledge (pengetahuan kurikulum lateral) dan vertical curriculum knowledge
(pengetahuan kurikulum vertikal). Pengetahuan lateral menghubungkan pengetahuan
yang diajarkan dalam kurikulum yang dipelajari siswa pada mata pelajaran lain.
Pengetahuan vertikal termasuk keterkaitan topik atau materi yang telah dipelajari
sebelumnya dan yang akan dipelajari pada mata pelajaran yang sama.
Jenis pengetahuan konten ketiga yang harus dikuasai oleh guru untuk mengajar
adalah Pedagogical Content Knowledge (PCK). Shulman (1986) yang pertama kali
melakukan pengkajian tentang Pedagogical Content Knowledge dengan menggagas
bahwa PCK merupakan bentuk representasi paling bermanfaat dari ide, analogi,
ilustrasi, contoh, penjelasan dan demonstrasi, dengan kata lain bahwa PCK merupakan
cara representasi dan formulasi pelajaran yang membuatnya dipahami orang lain.
Selanjutnya Shulman (1986,1987) mengidentifikasi salah satu jenis pengetahuan
khusus untuk profesi guru adalah Pedagogical Content Knowledge (PCK).
Shulman (1986), menggaris bawahi, bahwa PCK terdiri atas: (1) pengetahuan
tentang cara-cara mempresentasikan dan menjelaskan suatu materi untuk membuat
materi itu dapat dipahami, (2) pengetahuan tentang berpikir siswa, khususnya
Halaman 107 dari 160
Ma'rufi
pengetahuan tentang konsepsi, dan prakonsepsi siswa yang berbeda usia dan latar
belakang yang mereka bawa ke dalam belajar dan (3) PCK juga mencakup suatu
pemahaman tentang apa yang membuat pelajaran tentang topik tertentu mudah atau
sulit. Beberapa aspek PCK diidentifikasi oleh Shulman (1987) sebagai model penalaran
pedagogik dalam fakta, pengembangan, aplikasi, dan komunikasi yang menunjukkan
keterkaitan satu sama lain.
Eksistensi dari definisi di atas, PCK adalah pengetahuan yang merupakan
perpaduan antara pengetahuan konten dan pedagogik ke dalam pemahaman topik,
masalah atau isu dan bagaimana pengetahuan yang dipadukan itu diorganisasi,
sedemikian sehingga dapat diadaptasi dari beragam kemampuan dan minat siswa yang
selanjutnya diimplementasikan pada pembelajaran, pengetahuan tentang cara-cara
merepresentasikan dan menjelaskan suatu materi untuk membuat materinya dapat
dipahami orang lain.
Lesson Study merupakan kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh
sekelompok guru/dosen secara kolaboratif dan berkelanjutan untuk menguji dan
meningkatkan keefektifan pembelajaran. Lesson Study menyediakan suatu cara bagi
guru untuk dapat memperbaiki pembelajaran secara sistematis (Podhorsky & Moore,
2006). Lesson Study menyediakan suatu proses untuk berkolaborasi dan merancang
lesson (pembelajaran) dan mengevaluasi kesuksesan strategi-strategi mengajar yang
telah diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses dan perolehan belajar siswa
(Lewis, 2002; Lewis, et al., 2006; Yuliati, et al., 2006).
Kegiatan Lesson Study yang terdiri dari tiga tahapan pokok, yakni plan, do, dan
see ini, sesungguhnya telah menyentuh pada kompetensi dasar seorang guru atau
dosen. Pada tahap plan, sekelompok guru/dosen melakukan pemilihan topik
pembelajaran, melakukan kajian terhadap materi ajar, dan memfokuskan kajian.
Menurut Lewis (2002) dan Iverson (2002), menguraikan bagaimana hal tersebut dapat
terjadi dengan membahas lima jalur yang dapat ditempuh Lesson Study, yaitu 1)
membawa tujuan standar pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, 2) menggalakkan
perbaikan dengan dasar data, 3) mentargetkan pencapaian berbagai kualitas mahasiswa
Halaman 108 dari 160
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru
yang mempengaruhi kegiatan belajar, 4) menciptakan tuntutan mendasar perlunya
peningkatan pembelajaran, dan 5) menjunjung tinggi nilai guru (Lewis, 2002).
B. Hasil dan Pembahasan
Prinsip-prinsip kolegalitas yang saling membantu dalam belajar dengan
mengintegrasikan Pedagogical Content Knowledge (PCK) dalam bentuk kolaborasi
sesama dosen, sesama guru, dan dosen dengan guru melalui lesson study untuk
membangun komunitas belajar. PCK merupakan pengetahuan guru dan keyakinan
tentang berbagai aspek seperti pedagogik, siswa, materi pelajaran dan kurikulum PCK
guru matematika sangat penting untuk kesuksesan pembelajarannya dan penting untuk
dikaji secara berkelanjutan.
1. Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Menurut Hawkins (2012) bahwa terdapat tiga komponen pengetahuan utama yang
esensial bagi guru dalam mengajar matematika. Ketiga komponen tersebut, yaitu: (1)
Knowledge of Mathematics, (2) Knowledge of Teaching, dan (3) Knowledge of
Students. Ketiga komponen pengetahuan utama guru tersebut disajikan ke dalam
bentuk diagram seperti yang disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 juga memperlihatkan
Halaman 109 dari 160
Ma'rufi
Pengetahuan menyampaikan, dan
memformulasi matematika yang
membuat siswa paham.
Guru memiliki Pengetahuan
tentang matematika namun
tanpa pengetahuan
mengajar.
A
Knowledge of
Students
Knowledge of
Mathematics
PCK
C
Pengetahuan tentang
praktik mengajar dan
manajemen kelas tapi
secara langsung tidak
berhubungan dengan
matematika
B
Knowledge of
Teaching
Pengetahuan tentang
mengajarkan
konten
matematika tanpa ada
perhatian kepada siswa.
Gambar 1
Tiga Komponen Utama Pengetahuan Guru (Hawkins, 2012)
Gambar 1 menunjukkan beberapa irisan utama yang dapat terjadi. Tidak satupun
jenis pengetahuan teridentifikasi pada setiap lingkaran tersebut atau setiap irisan A, B,
dan C. Irisan dari ketiga lingkaran tersebut merupakan irisan yang paling penting untuk
pembelajaran setiap topik yang diberikan. Hal ini merupakan bahwa irisan ketiganya
sebagai pusat bagi semua pembelajaran. Interaksi ini menggambarkan apa yang
Shulman (1987) sebut PCK. Ini adalah integrasi pengetahuan tertentu yang terjadi
ketika guru menggabungkan pengetahuan dan pemahaman matematika guru,
pengajaran dan pembelajaran. Pengetahuan ini adalah unik untuk konten tertentu yang
diajarkan. Hal ini mengasumsikan kesadaran miskonsepsi umum siswa (Even dan
Tirosh, 2002), pemahaman tentang struktur konten yang diajarkan dan hubungannya
dengan ide-ide matematika lainnya, variasi model, analogi atau representasi yang dapat
digunakan untuk membantu siswa memahami konten. Ini berarti guru mengetahui
secara pasti pertanyaan yang akan ditanyakan dan mengapa pertanyaan tersebut
Halaman 110 dari 160
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru
ditanyakan. Ini berarti guru mengenal aspek topik tertentu yang mungkin menyebabkan
masalah bagi siswa dan guru memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi tersebut.
Selanjutnya Ball, Thames, & Phelps (2008), mengajukan suatu kerangka kerja
(framework) yang berkaitan dengan pengetahuan untuk mengajar matematika yang
diberi nama “Pengetahuan Matematika untuk Mengajar” (Mathematical Knowledge for
Teaching atau MKT). Ball dkk. menetapkan dua elemen utama pengetahuan
matematika untuk mengajar, yaitu pengetahuan tentang materi pokok (Subject Matter
Knowledge) disingkat SMK dan pengetahuan konten pedagogik (Pedagogical Content
Knowledge). Komponen dari pengetahuan materi pokok atau
Subject Matter
Knowledge (SMK) meliputi:
1. Pengetahuan konten umum (common content knowledge) disingkat CCK. CCK
dalam pembelajaran matematika adalah pengetahuan dan keterampilan matematika
yang digunakan dalam setting di luar pengajaran. Mengenali jawaban salah adalah
pengetahuan konten umum. CCK merupakan pengetahuan matematika yang
dilibatkan dalam pengajaran tapi tidak khusus untuk profesi pengajar. Contohnya
apakah persegi adalah segiempat?, 0/7 = 0?, ini bukan pengetahuan khusus tapi
pertanyaan yang dapat dijawab orang lain (bukan guru) yang tahu matematika.
(Ball, Thames, Phelps, 2008).
2. Pengetahuan konten khusus (specialised content knowledge) disingkat SCK. SCK
dalam pembelajaran matematika adalah pengetahuan dan keterampilan matematika
yang khusus untuk pengajaran dan tidak digunakan pada profesi di luar
pembelajaran. SCK bertindak sebagai penguasaan pemahaman mendalam oleh
guru tentang matematika yang akan diajarkan. SCK juga merupakan pengetahuan
yang memungkinkan guru melibatkan tugas-tugas khusus dalam pembelajaran.
3. Pengetahuan konten horizon (horizon content knowledge) disingkat HCK. HCK
dalam pembelajaran matematika adalah pengetahuan konten matematika di luar
materi yang diajarkan atau pengetahuan matematika yang lebih luas dari ilmu yang
diajarkan. HCK merupakan pengetahuan matematika yang terlepas dari konten
yang diajarkan dan dipelajari pada level tertentu. HCK berkontribusi bagi
pengajaran dalam menangani, memberikan guru kemampuan untuk menilai
Halaman 111 dari 160
Ma'rufi
bagaimana konten diajarkan dan dihubungkan dengan bidang ilmu yang lebih luas.
HCK bukanlah konten yang diajarkan dan bukan pengembangan kurikulum dari
konten. Contohnya pembuktian (bukti dengan kontradiksi) dalam teori bilangan
mendukung pengajaran topik yang luas. Sehingga guru memerlukan pengetahuan
yang mendukung ide teknik pembuktian dan langkah matematis pembuktian
tersebut dengan jawaban yang mungkin dari siswa.
Sedangkan elemen MKT yang kedua menurut Ball dkk. adalah PCK. Komponen
Pedagogical Content Knowledge (PCK) dalam pembelajaran matematika meliputi: (1)
Pengetahuan tentang konten (matematika) dan siswa (knowledge of content and
students) disingkat KCS, (2) Pengetahuan tentang konten (matematika) dan mengajar
(knowledge of content and teaching) disingkat KCT, dan (3) Pengetahuan tentang
konten (matematika) dan kurikulum (knowledge of content and curriculum) disingkat
KCC. Ball dkk menjelaskan tentang komponen-komponen PCK sebagai berikut:
1. Knowledge of Content and Students (KCS) dalam pembelajaran matematika
adalah pengetahuan yang mengintegrasikan pengetahuan tentang siswa dan
pengetahuan tentang matematika. Guru harus mengidentifikasi apa yang
sepertinya dipikirkan siswa dan apa yang akan membuat mereka kesulitan dalam
mempelajari matematika. Ketika memilih sebuah contoh, guru perlu memprediksi
apa yang akan membuat siswa tertarik dan termotivasi. Ketika menentukan tugas,
guru perlu mengantisipasi apa yang akan dilakukan siswa dan apakah mereka akan
mendapat kemudahan atau kesulitan.
2. Knowledge of Content and Teaching (KCT) dalam pembelajaran matematika
adalah
mengintegrasikan
pengetahuan
pembelajaran
dan
pengetahuan
matematika. Banyak tugas matematika membutuhkan pengetahuan matematika
dalam bentuk desain pengajaran. Guru memilih contoh mana untuk memulai dan
contoh mana yang digunakan untuk membawa siswa ke dalam konten. Guru
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan penggunaan representasi untuk mengajar
ide tertentu dan mengidentifikasi prosedur dan metode berbeda yang mana yang
berharga secara instruksional.
Halaman 112 dari 160
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru
3. Knowledge of Content and Curriculum (KCC) dalam pembelajaran matematika
adalah pengetahuan yang mengintegrasikan pengetahuan guru tentang konten
matematika dan kurikulum. KCC menekankan pada pengetahuan guru tentang
pemahaman matematika sekolah dan pendekatan khusus untuk mengatur
kurikulum sekolah. Guru yang memiliki pengetahuan kurikulum yang kuat
mengetahui standar nasional, mengidentifikasi pembelajaran matematika untuk
tingkat kelas yang berbeda dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai
(Grossman, 1990; Marks, 1990). Selain itu, guru mampu memilih bahan ajar yang
tepat untuk memenuhi tujuan kurikulum dan menggunakannya secara efektif.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang komponen PCK, terlihat perbedaan
komponen-komponen PCK. Komponen PCK dari An dkk. (2004), Ball dkk.; (2008),
Kilic,H. (2011) dirangkum dalam Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Komparasi Komponen PCK Menurut Para Ahli
An, S., Kulm,
Ball, D. L., Thames, M.
Kilic, Hulya.
G., & Wu, Z.
H., & Phelps, G. 2008
2011
2004
Knowledge of Knowledge of Content Knowledge of
Content
and Students (KCS)
Subject Matter
(KSM)
Knowledge of
Students (KS)
Knowledge of
Mathematics
Knowledge
Teaching
Knowledge of
Teaching
Knowledge
Curriculum
of Knowledge of Content Knowledge
and Teaching (KCT)
Pedagogy
(KP)
of Knowledge of Content Knowledge
and Curriculum (KCC)
Curriculum
(KC)
of
Hawkins
2012
Knowledge of
Students
of
2. Lesson Study
Lesson Study berasal dari Jepang (dari kata: jugyokenkyu) yaitu suatu proses
sistematik yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan
pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006).
Proses sistematik yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk
mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi
dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus dan terus menerus.
Halaman 113 dari 160
Ma'rufi
Penerapan Lesson Study mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
1. Mengurangi keterasingan pendidik dari sesama pendidik dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya.
2. Membantu pendidik untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya.
3. Memperdalam pemahaman dosen dan guru tentang materi pelajaran, cakupan dan
urutan kurikulum.
4. Membantu pendidik dalam memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas
belajar mahasiswa.
5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja pendidik.
6. Menciptakan terjadinya pertukaran pemahaman tentang cara berpikir dan belajar
peserta didik.
7. Meningkatkan kolaborasi pada sesama dosen, sesama guru, dosen dan guru dalam
pembelajaran.
8. Peningkatan mutu pendidik dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat
pada peningkatan mutu lulusan.
9. Pendidik memiliki banyak kesempatan untuk membuat bermakna ide-ide
pendidikan dalam praktik pembelajarannya sehingga dapat mengubah perspektif
tentang pembelajaran, dan belajar praktik pembelajaran dari perspektif peserta
didik.
10. Perbaikan praktik pembelajaran di kelas.
11. Peningkatan keterampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar.
Lesson Study meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satu cara yang paling
jelas adalah melakukan kolaborasi sesama guru, sesame dosen atau kolaborasi dosen
dan guru untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang dilakukan. Lesson Study memberi dampak
terhadap peningkatan kualitas
individu yang mempengaruhi kegiatan belajar yang disebut kecerdasan berpikir dan
bersikap. Kecerdasan berpikir dan bersikap yang dapat dikembangkan selama
bertahun-tahun itu berupa ketekunan, kerjasama, tanggungjawab, dan kemauan untuk
bekerja keras. Kecerdasan berpikir dan bersikap yang dapat diamati pada mahasiswa
itu antara lain mendengarkan dan merespons ide teman selama diskusi, dengan penuh
Halaman 114 dari 160
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru
tanggungjawab dan berhati-hati menangani bahan berbahaya dan mudah pecah,
mencatat dengan tertib, bekerja sama dengan teman dalam kerja kelompok, dan
membersihkan bahan dan air yang tumpah setelah praktikum.
3. Pengembangan PCK Guru Melalui Lesson Study
Guru sebagai tenaga profesional mengandung makna bahwa guru harus terus
menerus meningkatkan layanan profesinya untuk kualitas peserta didiknya. Tuntunan
jaman yang makin berubah menuntut guru harus terus menerus belajar bagaimana
caranya membelajarkan siswanya. Siswa harus juga menguasai berbagai kecakapan
hidup yang oleh Unesco dirumuskan dalam bentuk empat pilar pendidikan yaitu
learning to be, learning to know, learning to do, dan learning to live together. Guru
harus terus menerus mengembangkan profesionalisme.
Pengembangan PCK guru melalui lesson study melalui kolaborasi dosen dan guru
dalam menyusun perencanaan, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan refleksi
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu dapat juga menghasilkan sutu
karya ilmiah sebagai hasil dari pengakajian pembelajaran secara berkelanjutan melalui
lesson study. Bentuk mentoring dosen terhadap guru berbasis PCK, dapat
meningkatkan kompetensi profesionalisme dan kompetensi pedagogik guru. Guru
dibimbing tentang pengetahuan konten matematika dan cara mengajarkannya sehingga
materi pelajaran mudah dipahami oleh peserta didik.
Langkah-langkah pengembangan PCK melalui lesson study melalui tiga tahapan
sebagaimana tahapan lesson study, yaitu: (1) Perencanaan (plan) meliputi penggalian
akademik dan perencanaan pembelajaran, (2) Pelaksanaan pembelajaran (do) meliputi
pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan teman sejawat, dan (3) Refleksi (see)
dengan teman sejawat. Setiap tahapan lesson study diintegrasikan PCK.
Kegiatan-kegiatan
yang
dapat
dilakukan
dalam
tahap
perencanaan
pembelajaran antara seperti diuraikan di bawah ini.
1.
Tiap kelompok Lesson Study menyusun tabel rencana kegiatan Lesson Study
selama satu semester. Tabel rencana tersebut memuat sekurang-kurangnya:
Siklus ke, hari dan tanggal (sesuai jadwal), materi pembelajaran, kegiatan
(perencanaan, tatap muka perkuliahan dan observasi, refleksi), petugas
Halaman 115 dari 160
Ma'rufi
(penyusun perangkat perkuliahan, seperti: Rencana Pelaksanaan Perkuliahan
(RPP), media, handout, dosen yang melakukan perkuliahan, pimpinan diskusi)
dan keterangan. Satu siklus terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan, tatap
muka perkuliahan (implementasi rencana) dan observasi, dan refleksi.
2.
Adanya pembagian tugas dari setiap anggota kelompok. Selanjutnya, berdasarkan
fokus Lesson Study dipilih, disusun perangkat perkuliahan untuk siklus pertama.
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun secara lengkap yang
merupakan suatu model pembelajaran sesuai dengan fokus Lesson Study yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, seorang pembaca RPP akan memahami dan
dapat melaksanakan pembelajaran di kelasnya seperti yang dilakukan oleh
penyusun RPP, baik dari segi materi ajarnya dan urutan penyajiannya.
4.
Lembar observasi pembelajaran digunakan oleh dosen dan guru sebagai
pengamat untuk melakukan observasi. Pengamatan ditekankan pada kegiatan
belajar peserta didik sebagai akibat dari fokus Lesson Study yang diberikan.
Dengan demikian, lembar observasi berisi hal-hal penting dari fokus Lesson
Study yang harus diamati. Salah satu kegagalan Lesson Study adalah kurang
cermatnya dalam observasi kegiatan belajar peserta didik.
5.
Perangkat pembelajaran yang telah disusun bersama beberapa dosen ddan guru
idiskusikan bersama dalam kelompok untuk memperoleh kesepakatan dalam
kelayakan penerapannya pada praktik pembelajaran.
6.
Jika diperlukan skenario pembelajaran yang akan ditampilkan dipresentasikan di
depan kelompok atau melakukan peer teaching.
Tahap do merupakan tahap yang sangat penting, karena pada tahap inilah
rancangan
pembelajaran
akan
dipraktikkan
dan
diobservasi
untuk
dilihat
keefektifannya. Berikut diuraikan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini.
1.
Dosen dan guru yang ditunjuk (sesuai rencana yang telah disusun) melaksanakan
pembelajaran dalam kelas sesuai dengan RPP yang telah disepakati bersama,
sedangkan dosen dan guru lainnya dalam kelompok mengamati jalannya
pembelajaran.
Halaman 116 dari 160
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru
2.
Pengamat dengan membawa lembar observasi dan RPP mengambil tempat di
bagian sisi kiri, kanan, depan atau belakang tempat duduk peserta didik, yang
penting dapat melihat wajah dan gerak-gerak tubuh peserta didik. Sekali lagi
bahwa pengamatan ditekankan pada kegiatan belajar peserta didik, apakah
dengan penerapan RPP yang telah disusun bersama tersebut, peserta didik tampak
belajar dengan motivasi dan semangat tinggi, kelas menjadi hidup, atau ada
peserta didik yang memerlukan perhatian khusus, atau hal-hal lainnya yang
penting yang terkait dengan proses pembelajaran.
3.
Pada dasarnya pengamat tidak boleh melakukan intervensi selama melakukan
pengamatan, baik terhadap dosen, guru maupun siswa.
Setelah selesai melaksanakan implementasi rencana pmbelajaran dan observasi
langsung dilakukan kegiatan refleksi, dengan acara sebagai berikut.
1.
Diskusi refleksi dipimpin oleh seorang moderator dan kalau perlu ada notulis.
2.
Lebih dulu dosen atau guru yang mengimplementasikan rencana perkuliahan
(dosen/guru model) oleh moderator diberikan kesempatan untuk menyampaikan
kesan dan hal lain yang dipandang penting dalam mengimplementasikan rencana
pembelajaran.
3.
Para pengamat menyampaikan tanggapan atau hal-hal penting dalam pelaksanaan
pembelajaran yang perlu perbaikan atau perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Hal yang disampaikan oleh pengamat harus didasarkan pada hasil analisis dari
pengamatannya, bukan hanya berdasar pada teori atau opini.
4.
Jika ada pakar/narasumber yang hadir maka diberi kesempatan untuk
menyampaikan komentar akhir, untuk memberi masukan tentang pembelajaran
atau proses Lesson Study.
5.
Pada akhir kegiatan diskusi refleksi moderator menyampaikan ringkasan hasil
diskusi atau kesimpulan yang dianggap penting. Hasil tersebut berupa hal-hal
yang baik untuk dilanjutkan dan saran-saran perbaikan sebagai pertimbangan
dalam menyusun perencanaan perkuliahan berikutnya.
Halaman 117 dari 160
Ma'rufi
C. Kesimpulan
Pedagogycal Content Knowledge
(PCK) merupakan pengetahuan guru dan
keyakinan tentang berbagai aspek seperti pedagogik, siswa, materi pelajaran dan
kurikulum. PCK guru matematika sangat penting untuk kesuksesan pembelajarannya
dan penting untuk dikaji secara berkelanjutan. Lesson study merupakan program
pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan melalui pengkajian pembelajaran
secara terus menerus dan berkolaborasi untuk membangun komunitas belajar dengan
membangun budaya yang memfasilitasi anggotanya untuk saling belajar, saling
koreksi, saling menghargai, saling bantu, saling menahan ego. Langkah-langkah
pengembangan PCK guru melalui lesson study yaitu mengintegrasikan komponenkomponen PCK pada setiap tahapan lesson study, yaitu: (1) tahap perencanaan (plan),
(2) tahap pelaksanaan (do), (3) refleksi (see).
Daftar Pustaka
An, S., Kulm, G., Wu, Z., Ma, F. & Wang, L. 2002. A comparative study of
mathematics teachers’ beliefs and their impact on the teaching practice
between the U.S. and China. Invited paper presented at the International
Conference on Mathematics Instruction, Hong Kong.
An, S., Kulm, G., & Wu, Z. 2004. The Pedagogical Content Knowledge of Midle
School,Mathematics Teacher in China and The USA. Journal of Mathematics
Teachers Education 7: 145-172
Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching: An
introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: MC
Grow-Hill Companies, Inc.
Ball, D.L. 1988. Unlearning to teach mathematics. For the Learning of Mathematics,
8(1), 40–48.
Ball, D. L., & Bass, H. 2000. Interweaving content and pedagogy in teaching and
learning to teach: Knowing and using mathematics. In J. Boaler (Ed.), Multiple
perspectives on mathematics teaching and learning (pp. 83–104). Westport,
UK: Ablex.
Halaman 118 dari 160
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru
Ball, D. L., Thames, M. H., & Phelps, G. 2008. Content Knowledge for Teaching: What
makes it special? Journal of Teacher Education 59(5), 389-407.
Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993. In search of understanding: The case for
constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Fernandez, C. & Yoshida, M. 2004. Lesson Study: A Janese Approach to Improveing
Mathematics Teaching and Learning. London: Lawlence Erlbaum Associated,
Inc.
Fennema, E. & Franke, M.L. 1992. Teachers knowledge and its impact. In D.A.
Grouws (Ed.), Handbook of mathematics teaching and learning (pp. 147–164).
New York: Macmillan Publishing Company.
Ferguson, R. F. 1991. Paying for Public. Education: New Evidence on How and Why
Money Matters. Harvard Journal on Legislation 28 (2): 465–498.
Fernandez, C., Yoshida, M., Chokshi, S., & Cannon, J. 2001. An Overview of Lesson
Study, ppt. online [email protected], www.tc.edu/lessonstudy.
Hawkins, W.J. 2012. An investigation of primary teachers’ pedagogical content
knowledge whan teaching measurement three and four. 12thInternational on
Mathematics Education
Hill, S,. & Hill, T. 1993. The collaborative classroom: A guide to co-operative
learning. Malvem Rood Australia: Eleanor Curtain Publishing.
Isiskal, M. & Cakirogu, E. 2011. The nature of prospective mathematics
teachers’pedagogical content knowledge: the case of multiplication of
fractions. Journal Math Teacher Education. 14(3). Hal. 213 – 230.
Jakobsen, A., Thames, M.H., & Ribeiro, M. 2013. Delineating issues related to horizon
content knowledge for mathematics teaching. Paper presented at the Eight
Congress of European Research in Mathematics Education (CERME-8).
Antalya, Turkey.
Joyce, B. & Weil, M. 1992. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.
Kilic, Hulya. 2011. Preservice Secondary Mathematics Teachers’ Knowledge of
Students. Turkish Online Journal of Qualitative Inquiry, April 2011, 2(2).
Halaman 119 dari 160
Ma'rufi
Lehrer, R., Frangke, M. L. 1992. Applying Personal Construct Psychology to the Study
of Teacher’ Knowledge of Fractions. Journal for Research in Mathematics
Education. 23(3), 223-241.
Lewis, C. 2002. Lesson study: A handbook of teacher-led instructional change.
Philadelphia: Research for Better Schools.
Lewis, C., Perry, R., Hurd, J., & O’Connel, M. P. 2006. Teacher collaboration: Lesson
study comes of age in North America.
Ma, Liping, 1999. Knowing and Teaching Elementary Mathematics: Teachers’
Understanding of Fundamental Mathematics in China and the United States.
New York: Routledge.
Ma’rufi, 2016. Pedagogical Content Knowledge (PCK): Special Knowledge Type of
Teaching Effective Learning (Case Study of High School). International Joural
of Library Science Volume 14, Issue 2. India: Ceser Publication.
_______, 2016. Teacher’s Pedagogical Content Knowledge on Students-Matter on
Quadratic Function Materials. Proceedings 3rd ICRIEMS “The Global
Challenges on the Development and the Education of Mathematics and Science.
Yogyakarta: Faculty of Mathematics and Science
NCTM. 2000. Principle and Standards for School Mathematics. Reston: The National
Council of Teacher Mathematics, Inc.
Nieven N.1999. Design Approaches and Tools in Education and Training.London:
Kluwer Academic Publishers.
OECD, 2013. PISA 2012 Result in Focus, www.oecd.org.
Plomp, Tjeerd., 1997. Educational and training system design. Enschede, The
Netherlands: Univercity of Twente.
Tirosh, D. 2000. Enhancing prospective teachers’ knowledge of children’s
conceptions: The case of division of fractions. Journal for Research in
Mathematics Education, 31, 5–25.
Yeo, K.K.J., 2008. Teaching Area And Perimeter: Mathematics-Pedagogical-Content
Knowledge-in-Action. In M. Goos, R. Brown, & K. Makar (Eds.), Procceding
of the 31th Annual Conference of the Mathematics Education Research Group
of Australasia. Merga, 621-627.
Halaman 120 dari 160
Download