laporan kunjungan kerja masa reses komisi vii dpr ri ke provinsi

advertisement
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA MASA RESES KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI PAPUA BARAT
MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2016-2017
TANGGAL 10 – 14 AGUSTUS 2017
KOMISI VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
14 AGUSTUS 2017
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau
Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya
Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini
diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang
memperoleh status otonomi khusus.
Secara geografis, wilayah Provinsi Papua Barat sebelah Timur berbatasan dengan
Provinsi Papua, sebelah Selatan berbatasan dengan laut Banda, sebelah Barat
berbatasan dengan laut Seram, Provinsi Maluku, sebelah Utara berbatasan dengan
Samudera Pasifik.
Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan,
hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja
Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor
dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di
kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi
salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang
berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur
Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai
500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000
ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan.
Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam
di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung
Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai
kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua Barat masih menyimpan
misteri kekayaan alam yang perlu diungkap.
Pada tanggal 16 Desember s/d 20 Desember 2016 telah dilaksanakan kegiatan
kunjungan kerja Komisi VII DPR RI dengan agenda :

Kunjungan dan Pertemuan dengan Direksi PT PLN (Persero) terkait
dengan permasalahan ketenagalistrikan dan upaya peningkatan rasio
elektrifikasi dan RUPTL di Provinsi Papua Barat;

Kunjungan dan Pertemuan dengan Direksi PT Pertamina (Persero) terkait
dengan permasalahan penyediaan dan distribusi BBM dan LPG;

Kunjungan dan Pertemuan dengan PT Pertamina EP dan KKKS seperti BP
Berau, Petrochina dan Petrogas

Kunjungan ke lokasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan
pengembangan energi baru dan terbarukan;
Dari hasil kunjungan tersebut tedapat beberapa hal yang penting dan krusial untuk
dipantau tindaklanjutnya yang secara detil tercantum dalam kerangka acuan kerja ini.
B.
DASAR HUKUM KUNJUNGAN
Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan kerja masa reses Komisi VII DPR RI adalah:
1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
2.
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014
tentang Tata Tertib.
3.
Keputusan Rapat Internal Komisi VII DPR RI tentang Agenda Kerja Masa
Persidangan V Tahun Sidang 2016-2017.
C.
MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN
Maksud dan Maksud diadakannya Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Papua
Barat adalah dalam rangka menyerap aspirasi dan melihat secara langsung
perkembangan di daerah khususnya pengelolaan energi dan sumber daya mineral,
lingkungan hidup serta riset dan teknologi.
Adapun tujuan kunjungan kerja ini meliputi :
a.
Mendapatkan
data,
informasi
dan
melihat
secara
langsung
perkembangan sektor energi dan sumber daya mineral, lingkungan
hidup serta riset dan teknologi
b.
Mengetahui berbagai persoalan dan masalah yang dihadapi di Provinsi
Papua Barat khususnya di sektor energi dan sumber daya mineral,
distribusi dan harga BBM dan Gas, kelistrikan, lingkungan hidup serta
riset dan teknologi
c.
Mengetahui tingkat efektivitas peran yang dilakukan oleh Pemerintah
dan pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai persoalan yang
dihadapi oleh masyarakat di daerah.
d.
Mendapat informasi terkini tentang proses yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah atas kejadian kerusakan trumbu karang oleh Kapal
Caledonia berbendera Negara Bahama.
e.
Menindaklanjuti hasil kunjungan kerja Komisi VII DPR RI pada tanggal
16-20 Desember 2016.
D.
WAKTU DAN LOKASI KEGIATAN
Waktu kunjungan kerja masa reses Komisi VII DPR RI dilaksanakan pada tanggal 10
s/d 14 Agustus 2016 dengan lokasi kunjungan ke Provinsi Papua Barat. Adapun
agenda tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI adalah sebagai berikut :
1.
Pertemuan Pertemuan Pertemuan dengan Gubernur, DPRD, Dinas Pertambangan
Pemerintah Provinsi Papua Barat, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Direksi
PT PLN (Persero), Direksi PT Pertamina (Persero), GM PT Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region (MOR) VIII.
2.
Pertemuan dengan Direksi PT PLN (Persero), Direktur Pembinaan Program
Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Sekjen DEN.
3.
Pertemuan dengan Kepala atau Wakil SKK Migas beserta Pimpinan KKKS di area
provinsi Papua Barat.
4.
Pertemuan dengan Bupati Raja Ampat, unsur Muspida, PT Pertamina (Persero),
PT. PLN (Persero)
5.
Peninjauan kondisi secara random ke desa Maiboh terdekat di kabupaten Sorong
yang termasuk dalam catatan laporan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI sebagai
bagian dari 2.500 Desa yang belum teraliri listrik oleh PT PLN (Persero) di provinsi
Papua Barat.
E.
SASARAN DAN HASIL KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Papua Barat adalah
melihat langsung untuk memperoleh informasi terkait dengan bidang Energi dan
Sumberdaya Mineral (ESDM), Lingkungan Hidup (LH), serta Riset dan Teknologi
(RISTEK) serta ketenagalistrikan,
Hasil kegiatan kunjungan Komisi VII DPR RI diharapkan bisa menjadi rekomendasi
untuk ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VII DPR RI dengan mitra terkait,
khususnya dalam melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan dan anggaran.
F.
ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI
Adapun Kunjungan kerja ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang merupakan
representasi dari tiap-tiap fraksi, sebagaimana daftar terlampir.
BAGIAN II
PELAKSANAAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA MASA RESES
KE PROVINSI PAPUA BARAT
Kegiatan Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi VII DPR RI pada tanggal 10 - 14 Agustus 2017
dilaksanakan dengan 4 (empat) kegiatan utama yaitu :
A.
PERTEMUAN DENGAN PEMERINTAH PROVINSI DAN MITRA KERJA
1) Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat dan perwakilan muspida menyampaikan
informasi terkini dan beberapa hal yang membutuhkan perhatian dan dukungan
dari Komisi VII DPR RI dan mitra kerja terkait, yaitu :
a. Diakui oleh Wakil Gubernur bahwa peran dan kontribusi SKK Migas dan
KKKS yang beroperasi di wilayah Papua Barat cukup memadai meskipun
belum mencapai pemenuhan kebutuhan daerah.
b. Provinsi Papua Barat sebagai daerah otonomi khusus sesuai UU No. 35
Tahun 2008, yang memperoleh dana Pembiayaan Pembangunan senilai
2,7 Triliun Rupiah, harus berfikir keras mencari alternatif sumber dana
pembangunan mengingat fasilitas otsus akan berakhir di tahun 2021
c. Saat ini Pemerintah Provinsi Papua Barat bersama DPRD sedang
membahas
pembentukan
Perusda
untuk
bisa
menjadi
sumber
penghasilan bagi daerah melalui pemanfaatan kemitraan dengan dunia
usaha di wilayah Papua Barat, misalnya dengan menjadi mitra usaha
perusahaan KKKS, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero).
d. Terkait Participating Interest (PI) sebesar 10%, saat ini Pemerintah
Provinsi Papua
telah memiliki PI di Genting Oil yang telah
menandatangani
POD
1.
Diharapkan
bahwa
KKKS
yang
akan
mendapatkan perpanjangan kontrak atau lahan baru, bisa memberikan
kesempatan serupa berupa PI 10% bagi Pemprov Papua Barat.
e. Pemerintah Provinsi Papua Barat sangat menghendaki perhatian dari PT
Pertamina (Persero) untuk dapat membangun Depo BBM di Papua Barat
dan penambahan SPBU di Manokwari dan Kota Sorong, agar memberikan
nilai tambah yang lebih tinggi bagi stakeholders di Papua Barat
f. BBM di Kabupaten Raja Ampat belum 1 harga. Baru di 5 Kabupaten yaitu
Manokwari, Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Fak Fak. Juga
belum ada SPBU milik PT Pertamina (Persero) di Raja Ampat. Persoalan
listrik juga masih belum memadai secara kapasitas dan belum 24 jam
secara kuantitas dan kualitas. Juga sebagai destinasi wisata yang sudah
terkenal di dalam dan luar negeri, perlu mendapat perhatian juga dalam
hal BBM untuk transportasi kapal, dimana saat ini premium dibeli dg
harga 15-25 ribu rupiah per liter agar harga sewa kapal menjadi lebih
murah dan sebagai akibatnya bisa meningkatkan jumlah kunjungan
wisata ke Raja Ampat.
g. Kabupaten Sorong telah memiliki Perusda dan telah bermitra dengan
Petrogas, Pertamina EP. Pihak PemKab Sorong meminta kepada mitra
Komisi VII DPR RI untuk membantu dan merespons isu mengenai :

Pengajuan ijin penambahan SPBU di Kabupaten Sorong belum
mendapat tanggapan meskipun sudah hampir 2 tahun

Harga Gas LPG Tabung 12 kg mencapai 500ribu menjelang akhir
tahun

Mengharapkan agar Perusda mendapat kesempatan lebih baik
lagi dalam bermitra dengan KKKS, PT Pertamina (Persero)
maupun PT PLN (Persero)

Mengharapkan alokasi gas yang diberikan BP Tangguh kepada
Pemerintah Provinsi Papua Barat sebesar 20 MMCFD dapat dibagi
juga ke Kabupaten Sorong
h. Aspirasi 7 suku di Kabupaten Bintuni untuk bisa mendapat kesempatan
melaksanakan kegiatan pekerjaan sebagai mitra kerja KKKS yang berada
di wilayah Bintuni
2) Tanggapan dari PT Pertamina (Persero)
Merespons beberapa hal yang telah disampaikan Pemerintah Provins Papua Barat,
PemKab Sorong serta DPRD Provinsi Papua Barat, pihak PT Pertamina (Persero)
yang diwakili oleh GM MOR VIII menyampaikan sebagai berikut :
a.
Pada saat ini di Papua Barat terdapat 11 SPBU Reguler, 25 SPBU Kompak,
7 SPBU Mini, 12 SPBU Nelayan dan 15 Agen Minyak Tanah.
b. Program BBM 1 Harga di Provinsi Papua Barat, baru dilaksanakan di 5
Kabupaten/Kota dari 13 Kabupaten/Kota yang ada, yaitu Kota
Manokwari, Kota Sorong, Kab Sorong dan Kab Fak Fak. Adapun program
BBM 1 Harga untuk wilayah Papua Barat ke depan, sebagaimana chart di
bawah ini.
3) Tanggapan dari PT PLN (Persero)
a.
Provinsi Papua saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 330 MW dan
akan bertambah 150 MW pada tahun 2019. Secara garis besar sistem
kelistrikan di Provinsi Papua Barat sebagai berikut :
b. Program Papua Terang ditargetkan akan menjamin 100% seluruh desa
akan teraliri listrik pada tahun 2019, dengan tahapan sebagai berikut :
c.
Khusus mengenai Kabupaten Raja Ampat, saat ini kapasitas listrik disana
sebesar 2,5 MW dengan beban puncak 2,2-2,3 MW. Sudah on progress
adanya penambahan 10 MW PLTG dan akan beroperasi di mid 2018.
d. Dalam kesempatan ini juga dijelaskan tentang formulasi penetapan biaya
pemasangan baru bagi pelanggan oleh PT PLN (Persero) sebagai berikut :
DAYA (Watt)
Biaya POKOK
SLO
TOTAL (Rp)
450
453.000
40.000
493.000
900
910.000
60.000
970.000
1.300
1.259.000
95.000
1.354.000
2.200
2.131.000
110.000
2.241.000
4) Tanggapan dari SKK Migas
Pihak SKK Migas menjelaskan bahwa Participating Interest di atur dalam Permen
Menteri ESDM No. 37 Tahun 2016 yang menetapkan bahwa PI 10% bisa diberikan
kepada BUMD untuk POD 1 dan juga POD 2 pada saat dilakukan perpanjangan.
5) Tanggapan dari Kementerian LHK
Tentang kerusakan trumbu karang yang diakibatkan oleh Kapal Caledonia yang
berbendera Bahama, saat ini sedang dalam proses menempuh jalur hukum
international. Telah beberapa kali bertemu dengan pihak konsorsium asuransi yang
menjamin Kapal Caledonia tersebut, namun belum berhasil menetapkan titik temu
angka kerugian. Jumlah kerugian menurut perhitungan Pemerintah yang
direpresentasi dari 3 (tiga) institusi yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian LHK dan Kementerian Pariwisata adalah 6,1 Triliun Rupiah.
B.
PERTEMUAN DENGAN PT PLN (PERSERO), DIREKTUR KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ESDM DAN SEKJEN DEN
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan siang hari dengan Pemerintah
Provinsi Papua Barat, untuk mendalami 3 (tiga) hal yaitu Progress Pembangunan
Program 35.000 MW, Program Papua Barat Terang dan Rencana Penuntasan 2.500
desa yang belum teraliri listrik di wilayah Maluku dan Papua (bukan di Papua Barat
sendiri seperti dicatat dalam laporan kunker terdahulu).
1) Progress Pembangunan Program 35.000 MW
Rencana Pembangunan Pembangkit dalam rangka implementasi Program 35.000
MW di Provinsi Papua Barat berdasarkan penjelasan dari Direktur Regional Maluku
Papua PT PLN (Persero) meliputi :
a) COD 2018, dilaksanakan di Kab. Raja Ampat – 10 MW PLTMG, di Kota
Manokwari – 20 MW PLTMG Manokwari-1, di Kab. Sorong – 30 MW PLTMG
Sorong-1, Kab. Teluk Bintuni – 10 MW PLTMG Bintuni, Kab. Fak Fak – 10
MW PLTMG Fakfak-1, Kab. Kaimana – 10 MW PLTMG Kaimana
b) COD 2019, dilaksanakan di Kab. Sorong – 20 MW Sorong-2, 20 MW PLTMG
Manokwari-2
c) COD 2020, dilaksanakan di Kab. Fak Fak – 10 MW PLTMG Fakfak-2
2) Program Papua Barat Terang
Program Papua Barat Terang, terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu :
a) Ring 1 : Melistriki 4 Ibukota Kabupaten yang belum teraliri listrik PLN di
tahun 2016 – 2017
b) Ring 2 : Melistriki 199 Kecamatan dalam periode 2017-2019
c) Ring 3 : Melistriki 910 Desa dalam periode 2017-2019
3) Program Listrik Desa
Dalam rangka melaksanakan Program Listrik Desa, PT PLN (Persero) melaksanakan
pola KSO, dimana Konsep KSO :

Aset dimiliki oleh Pemda Pengoperasian dilakukan PLN dan Pemeliharaan
dilakukan PLN.

Aset dimiliki oleh Pemda Pengoperasian dilakukan PLN Pemeliharaan
dilakukan Pemda.
4) Pada kesempatan pertemuan ini juga dihadirkan Kepala Desa dari Desa Gunung
Maiboh yang saat ini sudah dipasangkan transmisi listrik dan ditargetkan akan
menyala pada Oktober 2017.
C.
PERTEMUAN DENGAN SKK MIGAS DAN KKKS DI PAPUA BARAT
1) Informasi Umum Kegiatan SKK Migas dan KKKS di Papua Barat

Kantor SKK Migas Perwakilan Papua Maluku meliputi 4 Provinsi dan 12
Kabupaten/Kota dengan jumlah KKKS 45 Perusahaan, terdiri dari 6
Produksi, 4 POD, 18 Eksplorasi dan 17 Proses Terminasi

Kontraktor KKKS di wilayah Kepala Burung dan sekitarnya terdiri dari 13
perusahaan sebagaimana terinci dalam tabel di bawah ini
2) Secara khusus dalam pertemuan ini didalami tentang progress pembangunan
Train 3 BP Tangguh dan Petrogas Basin.
a) Train 3 BP Tangguh
•
Train 3 BP Tangguh merupakan salah satu proyek energy
terbesar di Indonesia
•
Sumber daya alam gas kelas dunia di Teluk Bintuni, Papua
Barat
•
Proses pembangunan Tangguh LNG mengikuti prinsip-prinsip
yang dinyatakan dalam AMDAL
•
4 institusi keuangan domestik terlibat dalam pembiayaan
proyek Tangguh expansion: BNI, Mandiri, BRI dan Indonesian
Infrastructure Finance (IIF)
•
Dengan Train 3, Tangguh LNG sebagai produsen gas terbesar
di Indonesia dengan 2.1 BCFD atau 360 mboed
•
Terkategorikan sebagai Proyek Strategis Nasional pada 16
Juni 2017 sesuai Perpres 58/2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
b) Petrogas Basin
3) SSSSSSSS
D.
PERTEMUAN DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN RAJA AMPAT DAN MITRA KERJA
Dalam paparan dan diskusi ini tidak dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati, tetapi
diwakili oleh Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Pertambangan, Dinas
Kehutanan dan beberapa mitra Komisi VII DPR RI antara lain Direktur Hulu PT
Pertamina (Persero), Direktur Perlindungan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian LHK .
Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 24 Distrik, 117 Desa/Kampung dan 4 Kelurahan.
80% Laut dan 20% Daratan dengan luas wilayah 46.380 km persegi.
Terdapat 3 (tiga) isu strategis yang dibahas dalam pertemuan ini, yaitu :
1) Harga BBM di Kabupaten Raja Ampat belum masuk di dalam Program BBM 1 Harga,
sehingga harga penjualan premium disini berkisar antara 12-20 ribu per liter
2) Pasokan Listrik di Kabupaten Raja Ampat sebagai icon pariwisata sangat
dibutuhkan. Saat ini PT PLN (Persero) merencanakan penambahan 10MW yang
akan COD di tahun 2018
3) Usulan penambahan panjang Run Way Lapangan Terbang Raja Ampat dari 1.400
meter menjadi 2.200 meter
BAGIAN III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dengan memperhatikan paparan, masukan dan diskusi dari hasil kegiatan Kunjungan Kerja
Masa Reses Komisi VII DPR RI ke Provinsi Papua Barat pada tanggal 10-14 Agustus 2017,
dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut :
1. Provinsi Papua Barat yang memiliki kekayaan alam yang besar, namun belum
dirasakan langsung kemanfaatannya oleh masyarakat, memerlukan perhatian yang
nyata dalam hal ketersediaan BBM, Pasokan Listrik dan mengikutsertakan Perusda
atau masyarakat secara langsung dalam ikut berperan membangun wilayah agar
sumber daya alam sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 33 UUD 1945 yang
dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat
2. Perlu dilaksanakan RDP dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM dan PT Pertamina
(Persero) untuk membahas kebijakan dan pelaksanaan BBM 1 Harga dan Gas Rumah
Tangga 1 Harga.
3. Dalam rangka menciptakan kepastian hukum atas pemenuhan BBM di setiap
Provinsi, perlu dilaksanakan RDP dengan PT Pertamina (Persero) dengan
menghadirkan tiap GM MOR I smpai MOR VIII, untuk memberikan paparan tentang
Roadmap Pembangunan Tangki BBM, Depo BBM dan SPBU di setiap provinsi
berdasarkan asas kelayakan dan keadilan.
4. Untuk memastikan pelaksanaan dari rencana PT PLN (Persero) di Papua Barat,
Komisi VII DPR RI perlu memonitor secara berkala agar antara rencana dengan
pelaksanaan bisa berjalan sesuai.
5. Perlu dilaksanakan Raker dengan Menteri LHK terkait permintaan penambahan
panjang Run Way Bandara Udara Raja Ampat karena area ekstension masuk dalam
koridor Cagar Alam yang berada di bawah kewenangan Kementerian LHK dan
progress tuntutan Pemerintah Indonesia atas kerusakan trumbu karang yang
diakibatkan oleh Kapal Pesiar Caledonia milik Bahama
6. Melaksanakan pendalam atas pelaksanaan Train 3 BP Tangguh melalui RDP dengan
BP Tangguh dan Kunjungan Kerja Spesifik ke area wilayah kerja BP Tangguh di
Kabupaten Teluk Bintuni
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi VII DPR RI ke Provinsi Papua Barat,
untuk menjadi masukan dan pertimbangan Komisi VII DPR RI dalam menetapkan langkah
dan tindaklanjut dalam menoptimalkan peran dan fungsinya di bidang pengawasan,
legislasi, anggaran dan penyerapan aspirasi masyarakat yang dapat menghantarkan kita
menuju pintu gerbang kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jakarta, 14 Agustus 2017
Tim Kunjungan Kerja Masa Reses
Komisi VII DPR RI
Ketua Tim,
Ir. H. Mulyadi
Download