d 't' j': ACRfA, Vol. 5, No.Z,4g-52(Februari 20og) u' DAN{ PA K PI1NE RAPA N'I' F] ITAS DAN I}I 0 PORI T'Ii IT}IADA P F] ROSI DAN AI,IRAN PERNI UKAAN DI KILI}UN I(/\ITF]T' CAIVI PUIIAN YANG BARTJ DI I}UKA, TANPA OI,AH .I'ANAII DAN PIIM I}A Ifi RAN The Ellbcts of Tcrraces and lliopore on Erosiou anrl Run ofT From Mixed llubbor Farm Which Opencd Without llurning and 'l'illagc Siti Masreah Bernas, Andi Wi.ia1,a, siti Nulul Aidil liitri, dan Adipati Napoleol ['akultas Pertanian IJniversitas Srirviiava ABSTRAC]T Erosion is very high on newty mixed rubber farm, because there is no conseruation method apptied and farmer used to cultivation. The aim of this experiment is to find out the effect of terraces (bund and individuat) and biopore on water infiltration, soiI fraction and erosion, on the new farm without burning in clearing. The experimental design used was based on Randomized Btock Design. The resutts show that there is no significant effect of terraces and biopore on water run off and soil erosion. Eroded soiI fraction are dominated by sand ('35%) and sitt (r45Yol, and the rest is ctay (.12.47%1, this trend is rather simitar on atltreatment. The amount of run off are f rom 17.96 [/m? (from no terrace), 16.80 t/m'z (from bund terrace), and 20.66 [/m2 (from invidual terrace); and the amount of eroded soil are f romA.74 kg/m2 (from no terrace), 0.77 kglm2 (f rom bund terrace), and 0.81 kg/m, (from inviduat terrace). lt is showed that the amount of run off and erosion are higher from individualterrace than from the other methods. lt might be caused by newty formed terrace, then the soil partictes are not strongty bounded yet; also by sma[[ area of terrace space for stitl water. lt is atso showed that erosion from mixed rubber farm without burning is tow, it may be caused by the soit stash and burn in clearing the forest for partictes, pore space, soiI structure, and organic matter are stit[ undisturbed, thus infittration rate is remained high enough and soiI partictes binding are stitl strong. lt needs further investigation (tonger period of experiment) to find out more results, because this research was carried out only for three months. Howeve6 it may conclude that mixed rubber farm vrithout burning in ctearing is suggested for traditionat farmer. Key Words : Rubber plont, mix, farming, terrace, bund, individuol, biopore, erosion. PEF{DAFITLUAN Telah dilakukan penelitian yang bersifat monitoring erosr dan kehilangan hara di kebun karet canlpuran di \\'rla)alr Kota Prabumulih (Bernas, c/ ol .,2A07). Kebun canrpuran tersebut terletak pada lereng bervariasi dari 2% sanlpai 1690 dan dibuka dengan sistem pembakaran. penanantan ltlenunlt lereng, dengan jenis tanaman beragam yaitu karet. nenas, padi dan sedikit tanaman Llmbiumbian dan sayuran. Karena itu dilaporkan bahwa erosi yang terjadi sangat Dengan adanya hal di atas maka perlu dilakukan slratu penelitian yang bertujuan dapat mengurangi erosi dan kehilangan hara secara nyata di kebun campuran tersebut. Metoda konservasi seperti teras individu, teras gulud, lubang resapan biopori, dapat mengurangi aliran permllkaan, erosi, dan mengurangi kehilangan hara. Sehingga produktifas tanah dan tanaman baik dan berkelanjutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah akan lebih : tinggi pada lereng di atas 6%t vaitlr 167.04 ton/ha/thn, ' Mengetahui pengarLrh teras individu dan guludan pada lereng 12% sebesar 127,76 ton/haithn, pada lereng 9(Xr sebesar 78.,96 ton/ha/thn, pada leren{ 6 %t sebesar 3 8.,36 ton/ha/thn, dan yang terkecil terdapat pada lereng ' tcrhadap erosi dan aliran permukaan. Mengetahui pengaruh biopon terhadap erosi dan aliran pennukaan laitu sebesar 6,96 ton/ha/thn. De ngan de nukian hanya pada lereng 2" yang nrasih di bau,'ah batas Zolt toleransi, selebihnya sudah di atas 1 1 ton/ha/th. Se lanjutltya kandungan hara yang hilang berrlasarkan kadar Llnsur hara di tanah yang tererosi _yuga cukup tinggi terutanra nitl'ogen sebe sat' 183 kg/ha dan trahan orgilnik sebesar 3.982 kglha pada lerens 9'Yn dan scnrakin tinggi le rcng semakin besar kehilangan hara N dan ba!ran 0rganik. Kehilangarl hara P dan basa-basa relatif kecil karena mentang kancluilgan liara tersebLrt sangat rcndah di tanah ini. " Mendapatkan model konservasi yang sesuai untuk kebun karet camplrran sehingga produksi lahan optirnurn dan berkelan3 utan. f)engan hipotesa yang diajukan adalah Diduga teras gulud akan mampll menekan erosi clan aliran pern.rukaan lebih baik dibandingkan perlakuan : l ai nnya. tlidr"rga teras gulLrd dikombinasi dengan biopori akan letriih baik dalanr nlene kan erosr dan aliran permukaan tertinggi dibarrdingkan pe rlakuan lainnya. 49 S.N4.Belnas. dkk: Danipak Petrelapatt Ter'as dan Bropori A:= METODE PEi\EI,ITIAI{ litian, besar curah hulan > lO0mm/bulan berarti masih ciideflnisikan sebagai bulan basah (Ch?ng, 1993). Jadi bulan lv{aret sarnpai Mei potensi aliran permllkaan dan erosi masih cukup tinggi. pene Penelitian dilakukan di PrabunrLrlih dinrana banyak kebun karet cantplrran yang dibuka setiap tahunnya, dipilih lahan dengan lereng (12Y,,) karena erosi dan ' kelrilangan hara yang tinggi (Be maS. crl u\.,2007). Penrbuatan petak penelitian berukuran 6 rn x 3 m, penrasangan seng rata di sekeliling petak, kolektor ke (persegi) dan kole ktor ke 2 (drunr). Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LI{B) dengan ukuran dianreter lubang 10 cm dan dalanr 30 cm tidak seperti yang diterapkan Tinr tiiopori [P8,2007 karena I fungsi utanta adalah tempat komposting dan penlrirnpanarl hara. Penananran nenas dengan baris sebagai tananran budidaya lorong. dan paCi menurut kontur derlgan jarak sekitar 45 c-nt x 30 cnt. Parameter yang clianrati adalah : Analisa tanah lengkap (fisik, kinria, dan biologi) sebelunr perlakukan, curah hujan harian, aliran permukaan harian, erosi harian (mingguan)., dan analisa tekstur tanah tererosi. Rancangan Percobilan Penelitian ini mellggLrnakan Rancangan Acak Kelompok dengan Lllangan sebagai kelonrpok. Bila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). PerlakLran adalah Teras dan Biopori. adapun perlakuan teras ada 3 nracam vaitu 1. 2, 3. : Tanpa Teras. Teras Individu 'feras Gu lud. Sedangkan perlakukan l-ubang Resapan Biopori ada 2 r'aitu Tanpa Biopori. Dengan Biopori secialarn 30 cm. Dengan denrikian ada (t konrbinasi percobaArl dan dengalt ulangall maka sentLlaltva ada 12 petak pene litian. 2 Gambar I " Graflk curah hujan dan banyaknya kejadian hujan selama penelitian. 2. Fraksi Tanah Yang Terbalva Erosi Parlikel tanah (pasir. debu dan liat) yang tererosi pada setiap minggu ditampilkan pada Tabel I dan 2. Data hanya ditampilkan pada minggu ke 5 dan 10 karena kecendrungan nilainya hampir sama. Biopori ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah fraksi tanah yang tererosi. Namun dari data di aras terlihat bahwa yang paling banyak tererosi adalah debu dan disusul oleh pasir serta paling sedikit adalah fraksi liat pada ming_uu ke 5 dan 10. Ini dapat disebabkan oleh pertanra, lapisan tanah atas yang tanpa olah tanah dan kebun karet hutan. memang tererosi lapisan atas nraka fraksi pasir dan debu yang dominan. Kedua. tanah de ngan fraksi liat memang sukar tererosi, seperti dinvatakan oleh Morgan, 1986 dimana fraksi liat sukar terer0si karena butirannya sangat kecil tetapi menrpun)'ai sif at adhesif satu dengan lain sangat kuat, sebagai akibat luas permukaan spesifik yang besar lhranreter vang akan cliarrrnti: l. 2. 3" 4. Analisa tauah lengkap sebelunr lahan dibuka. Data curah hujan harian setiap kejadian hujan. Analisa junrlah aliran perntukaan Junrlah tanah yaltg ter"erosi setiap hari dan 5. diakumu lasikan senringgu sckali. Analisa fiaksi tanah yang tcrre rosi setiap minggu" dan mempun),ai muatan. Sedangkan fraksi debu sebaliknya kurang kuat ikatan antar partikelnva sehingga merupakan tiaksi yang mudah tererosi. Tabel 1. Pengaruh biopori terhadap f raksi tanah yang terbawa erosi pada minggu ke 5 dan 10. I I raksi I I rhliurrr t___ tlnth (%) tererosi pldl t'e [{ ASI t. Curah Hu.i:ul L t}AI\ PE Nl l}r\ H AS,AI\ It l0 nringgu ke 5 tlan l0 Debu lci k lti Plsir iI' I'rnna l lliouori Htrarian Data ctlt'ah hu.iatt ltarian pacla sctiu1t kc.jarlian,,hu.;an clapat dilihat pacla (ianrbar' 1. I)rri (iuntrar I ,{crlihat bahwa curah hu-lau sangal trcn'ariusi dari sanqa{ r'cndall sekitar 2 nlnt (Marct 2009) sanrpai tinggi scl<itar'90 nrnt (April 20rJ9) Adanya cul'ah hu.jan lurrian )/lrng cukulr tinggi ini rtlaka akan Incn\"cblrb!irrr L"r'osi i'ung tinggi pula, karena curalt hu.jan yang tirrggi akan diiringi *rlcilr erosi clan aliran pcnnukaun vang tinggi pula. Ilila dihitung cut'ah hujan bLrlanan nlaka sctanra 3 bLrlap 50 hian kandungan pasir dan debLrnva ring-ei. Sehingga karena yang : 1. 2. lGjadian l--'-----l l)crrgur i ll iopor 12,70 i l_------ -; -'- t __t_ !(tt'yttt l(clct'trrr,qutr'. 'l'cra.s 'l'idak bcrbeda nvata pada taraf5,% .juga ticlak bcr'lrengaruh terhadap besarnya {l'aksi sclcnis yang tcrerosi., tetapi bila dibanding .lr.nnlah clcngan pcrbcclaarl antara fiaksi maka jelas fraksi pasir dan de bu yang paling tinggi. Perlakuan teras dengan tanpa te ras tidak be rbe da nyata dalanr menekan erosi dapat rnasih Iadi n dan AcRIA 5(2): 49-52 (Februari 2009) r')rgatliknya tidak terganggu. Jadi untuk petani karet yang :iucara tradisional tidak mengolah tanahnya adalah suatu disebabkan oleh tanah yang tanpa di olah dan r+isit-sisit seresah ditinggalkan di pernrukaan. Schingga bile taualr trdak diolah maka ikatan partikeI antar tanah tetap kuat r,.rLr tidak terputus oleh pengolahan tanah. Bahkan par-'lu penelitian ini perlakuan teras gulud justru kaclar liat tcre t"osi rgak tinggi., ini disebalrkan kare na pacla rvaktu perataan tanah dan pembuatan gulud maka sebagian lapisan lebih dalarn yang kandungan liatnya lebih tinggi tere kspos kc trndakan konscrvAsi yang baik. Tetapi yang agak sulit adalah nrenrberikan keterangan kepada masyarakat untuk tidak me mtrakar pada waktu pembukaan lahan. Karena sulit mcmbersihkan sisa-sisa hutan yang sangat banyak, terutarna daun dan ranting. qG perrrtukaan. q0/ Tabel 2. Pengaruh teras terhadap traksi tanah yang terbawa erosi pada minggu ke 5 dan l0 pacla perlakuan teras qm €Cfl o,cri Y ;O,ci " u.t 0,ffJ q@ ['r'rhkuan qrx i,ur1ll'i'cms 1234567B I 10111213141516171819nZ|2"8?4?5?6 fcras (iulud F$danEroei 'l cra s Irrdividu l{t'it'tlutgun '. f'0 Rri'rttil : Tanpr Teras, T 1 : B0: Gambar Kctarungan . Tidak berbeda nyata pada taraf'591, 3 " Tanpa Teras Gulud, Biopori, B I : Dengan T}:Teras Individu, Biopon. Grafik erosi pada tiap perlakuan dan kejadian hujan 3. Aliran Permukaan dan Erosi Selama penelitian data dikumpulkan terdapai sekitar 26 kali kejadian hujan. Demikian juga jumlah aiiran permlrkaan, ternyata mengikuti keladian liujan, clirnana semakin tinggi kejadian hujan nraka senrakin tinggi aliran pemrukaan. walau pengaruh perlakuan biopori dan teras tidak berbeda nyata, tapi erosi tertinggi pada awal kejadian hujan sampai air adalah pada perlakuan Teras Individu clan lanpa Biopori (T280), justru yang terendah menekan erosi adalah Tanpa Teras dengan biopori. Ini dapat disebabkan karena teras individu yang dibuat tidak terlalu besar dan luas, sehingga tidak begitu banyak dapat 5nrenalranerosi.JugapinggiranteraSyangdibuatmasih : baru, sehingga ikatan antar partikel tanah belum kuat I I I I| maka nrudah terjadi erosi. Jadi tanah Ultisol Plintik ini L " "* I[ l'+n'n ,.tl sebenarnya tanpa teraspun cukup baik untuk tanaman o, ^ | fl I I i *,ii *;,ll _ il\ /,N :Ti ,,*;,; ;#;,r",i;';;'h;,i" ffi;;;"ffi.i";il;il; ;.:l ']l_x 5,:l Nl /l | | o A / \//,n\ - ,1[:=+, -.-.--', . H U\lV-l ':l;'\"*-;212r . .mn{ lltl -l_ ttD | .i ,l I .-. - F-I-{ESEZ:5, ! rF- baltla stslcmnva v,LL^rJ w r.avrwrl/sr\u^r merupakanpertanian t-/vrI\wl(lrrJLrlcarr. berkelanjutan' yvrLra.r.rltrl^ Tatiel 3. Pengaruh te ras terhadap aliran permukaan danerosiselama3bLrlan. I I Pemukaan I ['erluku*n I i il{ ( irrlurl. "]'? ".'lblas Itrtlivitirr. "- I )criqur lliolxir i. -fgf "" lJ i -l-anpa -['eras r 2, Graflk jumlah aliran penrlLrkaan pada tiap perlakuan dan kejadian hu.jan. Walaupun antar perlakuan tidak be rtrecla nvata, tr:tapl acla kecendrLtngan pada perlakuan l'alipa'I'eras ('l'080) bahwa aliran pennlrkaan tertinggi pada kejadian hujan ke 1 dan ke 18. lni dapat dise babkan bah$'a tL'r"as u'alau hanya sedikit rrrampu nlenekan alir"an pcnnukaan" 'f itlak nyatanya teras clalattt nrenekan erosi clapat diseba.bf,ai.r oleh bellerapa hal seperti. tanali bckas irLitan kar"ci )/ang dibuka taripa clibakar dan diolali^ nrallrliLr nlcil)/cr;-1[] arr hujan karcna strtikiut". r"Lrang por"i" fituna cl;n bah;iil Aliran l'ermu kaan Erosi 1l1mr) atau (mm) (kg/nr2) atau (ton/ha) ,,96(1.79) 0.710 (7,10) 16,80 ( 1,68) a,ll 4 (7 ,7 4) 20,6(r (2.07) 0,8 11 '['cras Gulud I-cras Indii'icit Garnba 1k3l menjadi kebun kaiet - I 7911131s17192123251 l{ejadan Airan karet carnpuran, nrntinyu l5 (8,l5) l*tct'ungan : Tidak berbeda nyatapada taraf5%, Teras ternyata titlak berpengaruh nyata terhadap aliran pernrukaan dan erosi. Jadi walaLlplrn teras dapat tit(-.llantpLntg air hujan di dalamnya, junrlahnya tidak signitlkan. MLrngkin karena penelitian ini hanya :selientar, ladi gulud trelum stabil dan tanah tanpa perlakuan baru clitruka dari hutan sehingga relatif masih iraik si f at flslktiva. Pengamatan lebih lanjut selama satu seni yutr 2 tahun rliltutlihkan untuk rnengetahui hasil yang lcbilt nrri'iikinkan. I{ar"eiia hasil penelitian ini Lrertolak tir:ili!."arig dtrnsari 1re nelitian ",,,zrig pe rnah dilakukan seperli 5t_ S.M,BeLnas. dkk: Dampak Penerapatt Teras dan Biopori ITSIMPTJLANI dilaporkan oleh Hardianto, et.ttl.,1992; PLUianto, ct.ttl." 1 996 serta Winaryo, et.u|.,1999 dimana seltalusnya ttletode konservasi Secara mekanik (teras) akan secara llyata mengurangi erosi dan Perlakuan teras dan biopori tidak berbeda nyata terhadap jumlah aliran permukaan, dimana jumlah aliran permukaan adalah 17 .96 llmz (tanpa teras), 16.80 lirn2(teras bangku), dan 20.661/m2 (teras individu). 2. Perlakuan te ras dan biopori juga tidak berbeda nyata terhadap tanah tererosi, dimana jumlah erosi adalah 0 ,1 4 kg/m2 (tanpa teras), 0.77 kg/mz (teras gulud), dan 0.81 kg/m2 (teras individu). 3. Fraksi tanah tererosi didominasi oleh pasir (>3 5%) dan debu (>45%), and sisanya liat (<12,4JoA\, kecendrLlngan ini agak sama untuk semua. 1 aliran pellnukaan. Walau Oemikian tinpa pengolahan tanah menulLlt Schr,v ab, et.ul., 1981 dan tanpa pembakaran juga merllpakan metoda konservasi tanah sehingga menyebabkan tidak berbedanya pengaruh tersebut. Karena tallah yang tidak cliolah akan kuat ikatan antar partikelnya dan bahan organik tetap terjaga sehingga bermanfaat menstabilkan tanah. Tabel Pengaruh biopori terhadap aliran permukaan 4. dan erosi selama 3 bulan Pcrrlku*n 'l'aupa llit:rpori De ngatr Kctarungan Riopori ', I i I I t\rtt_-_--l .ttir'11 !:ft'ukaan (nrm) tl/nrr) lE.l(r (kg/nrrXton/hrr) 11.E4) o Er)4 (8,0"t) 18.5q 11.86r () 7-te (i Tidak berbedanyata pada tar af'5'){, 4e) SARANI I I i i Biopori juga tidak berbecia nyata pengartrhhya terhadap aliran permltkaan dan erosi. Karena biopori 'agar yang dibuat hanya sedalatn 30 cm, dengan ttrjuan Disarankan bahwa di lahan dengan kemiringan 12% Ultisol plintik,blla dibuka untuk kebun karet campuran dapat dilakukan dengan tanpa darr dengan tanah pemtrakaran dan tanpa olah tanah, tidak perlu menerapkan teras. UCAPANTERIMAKASIH air clan Llltsur hara yang masuk ke dalamnya dqlat climanfaatkan oleh akar tanaman. Tidak seperti biopori clibuat oleh Tim Biopori IPB., 2007, yang dalamnya 100 cll1 diutamakan untuk meningkatkan kadar air tanah. Dengan demikian perlu penelitian lebih lama lagi untuk melihat efeknya terhadap serapan hara dan air. Kami ucapkan terima kasih kepada Fadrian, Ratna Sari, dan Desi telah yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Tatrel 5, Pengaruh kombinasi biopori dan teras terhadap aliran permukaan dan Erosi Bernas, S.M., M.l. Naning, M.B. Prayitno, dan A. Pohan, 2A07. Monitoring kehilangan hara di kebun karet campuran. Fakultas Pertanian, LINSRI. Palembang. ,\lit'ittt Kurrrbirr itsi Per'la ku att l)u'nlukaatt (l/rn: I't:t'lts ( ittltril }.*ril;"r iliil .t I)cltst"ltt lliotlrlt'i I r-ffi_1-*- ) l().(r(r -il-. (i.'. - Kc'tt'r'rtngiln ', Tidak tlcrbeda ttyata puda tat'41'5'X, Walau tidak ada pengaruh kontbinasi pcrlakuan antara Teras dan tliopori,, dapat jtrga dilihat kecendrungan yang tertuik dari pcllclitian ini. Bila dilihat dari tabel ntaka dikctahui lrahwa alirart penllukaan tercndah dicapai olch tcrils grrlud dan tanpa triopori. 'l'etapi untuk tingkat crosi tcrcnclah dic:apai olch kontbinasi antara'fanpa Tcras clatl'l'anpa Biopori. .ladi sctelah 3 bulan perlakualr, tattah yang tanpa diolah dan taupa dibakar ntasih sangat kuat stnrktur clan ikatan antar partikelnya,, sehingga r,valau aliran perntukaan lebilt tinggi tetapi pengikisan dan erosi rendah. iMaka dapat kita sarankan bahwa di lahan dengan ke nrir"ingan 12"/, clan dengan tanah Ulti,s'ol plinlilr,, hila dibuka unlr-rk kctrtrn karet canlpuran dapat dilakukan dengan tanpa pembakaran clan tanpa olah tanah. Serta ticlak pcrlu nlenerapkan uretoda konservasi tuckanik. DAFTARPTJSTAKA Morgan, R.P.C., 1986. Soil erosion and conservation. Longnlau, U.K. 298p. Chang, J.H. 1993. I-lydrology in humid tropical soil. Dalam Hydrology and u'ater management in humid tropics (i\4. Bonell, M.M. Flufschrnidt and J.S, Gladu'ell "t'). []I{ESCO. Clambridge lJniv. Press. I-lardianto, I{., llcndafto,'I., Masbula, E., dan Nunda, N,L,, 19()2, Status dan prospek pengembangan sistem usaha tani konscrvasi di lahan kering berkapur DAS l3erantas, Dalarn Prosiding Seminar Penelitian dan Pengembangan Siste m Usaha Tani Konservasi di Lahan Kering DAS Jratunselttna dan Brantas. [,roye k Pcne litian Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air, l]adan Litbang l'ertanian, Jakarta. l'ujianto, Aris Wibawa, dan Winaryo, 1996. Pengaruh teras clan tanantan penguat teras terhadap erosi dan sif at lLsik tanah di perkebunan kopi. Pelita Perkebunan Vll. 12 No, I pp : 25-3 5. Schwalr, G.0., tticharcl K.F., Talcott,W.E. and Kenneth, K.8., 1981. Soil and water Conservation enginecring. 3''r lrcJition. John Wiley and Sons. New \irrk Winaryo, ["Lr.jianto, dan Aris Wibalva, dan 1999. Pengaruh teras dan pe nnrpLrkan kopi Arabika terhadap kualitas *ir linrpasan. I'elila Ile,rkcbunan Vol. 15 No.3 pp: 17 5-1 87. 52 Pp.: 99-120.