u` Siti Masreah Bernas, Andi Wi.ia1,a, siti Nulul Aidil liitri, dan Adipati

advertisement
d 't'
j':
ACRfA, Vol. 5, No.Z,4g-52(Februari 20og)
u'
DAN{ PA K PI1NE RAPA N'I' F] ITAS DAN I}I 0 PORI T'Ii IT}IADA P F] ROSI DAN AI,IRAN
PERNI UKAAN DI KILI}UN I(/\ITF]T' CAIVI PUIIAN YANG BARTJ DI I}UKA, TANPA OI,AH
.I'ANAII
DAN PIIM I}A
Ifi
RAN
The Ellbcts of Tcrraces and lliopore on Erosiou anrl Run ofT From Mixed llubbor Farm Which Opencd
Without llurning and 'l'illagc
Siti Masreah Bernas, Andi Wi.ia1,a, siti Nulul Aidil liitri, dan Adipati Napoleol
['akultas Pertanian IJniversitas Srirviiava
ABSTRAC]T
Erosion is very high on newty mixed rubber farm, because there is no conseruation method apptied and farmer used to
cultivation. The aim of this experiment is to find out the effect of terraces (bund
and individuat) and biopore on water infiltration, soiI fraction and erosion, on the new farm without burning in clearing.
The experimental design used was based on Randomized Btock Design. The resutts show that there is no significant effect
of terraces and biopore on water run off and soil erosion. Eroded soiI fraction are dominated by sand ('35%) and sitt
(r45Yol, and the rest is ctay (.12.47%1, this trend is rather simitar on atltreatment. The amount of run off are f rom 17.96
[/m? (from no terrace), 16.80 t/m'z (from bund terrace), and 20.66 [/m2 (from invidual terrace); and the amount of eroded
soil are f romA.74 kg/m2 (from no terrace), 0.77 kglm2 (f rom bund terrace), and 0.81 kg/m, (from inviduat terrace). lt
is showed that the amount of run off and erosion are higher from individualterrace than from the other methods. lt might
be caused by newty formed terrace, then the soil partictes are not strongty bounded yet; also by sma[[ area of terrace space
for stitl water. lt is atso showed that erosion from mixed rubber farm without burning is tow, it may be caused by the soit
stash and burn in clearing the forest for
partictes, pore space, soiI structure, and organic matter are stit[ undisturbed, thus infittration rate is remained high
enough and soiI partictes binding are stitl strong. lt needs further investigation (tonger period of experiment) to find out
more results, because this research was carried out only for three months. Howeve6 it may conclude that mixed rubber
farm vrithout burning in ctearing is suggested for traditionat farmer.
Key Words
:
Rubber plont, mix, farming, terrace, bund, individuol, biopore, erosion.
PEF{DAFITLUAN
Telah dilakukan penelitian yang bersifat monitoring
erosr dan kehilangan hara di kebun karet canlpuran di
\\'rla)alr Kota Prabumulih (Bernas, c/ ol .,2A07). Kebun
canrpuran tersebut terletak pada lereng bervariasi dari 2%
sanlpai 1690 dan dibuka dengan sistem pembakaran.
penanantan ltlenunlt lereng, dengan jenis tanaman
beragam yaitu karet. nenas, padi dan sedikit tanaman Llmbiumbian dan sayuran.
Karena itu dilaporkan bahwa erosi yang terjadi sangat
Dengan adanya hal di atas maka perlu dilakukan
slratu penelitian yang bertujuan dapat mengurangi erosi
dan kehilangan hara secara nyata di kebun campuran
tersebut. Metoda konservasi seperti teras individu, teras
gulud, lubang resapan biopori, dapat mengurangi aliran
permllkaan, erosi, dan mengurangi kehilangan hara.
Sehingga produktifas tanah dan tanaman
baik dan berkelanjutan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
akan lebih
:
tinggi pada lereng di atas 6%t vaitlr 167.04 ton/ha/thn,
'
Mengetahui pengarLrh teras individu dan guludan
pada lereng 12% sebesar 127,76 ton/haithn, pada lereng
9(Xr sebesar 78.,96 ton/ha/thn, pada leren{ 6 %t sebesar
3 8.,36 ton/ha/thn, dan yang terkecil terdapat pada lereng
'
tcrhadap erosi dan aliran permukaan.
Mengetahui pengaruh biopon terhadap erosi dan aliran
pennukaan
laitu sebesar 6,96 ton/ha/thn. De ngan de nukian
hanya pada lereng 2" yang nrasih di bau,'ah batas
Zolt
toleransi, selebihnya sudah di atas 1 1 ton/ha/th. Se lanjutltya
kandungan hara yang hilang berrlasarkan kadar Llnsur
hara di tanah yang tererosi _yuga cukup tinggi terutanra
nitl'ogen sebe sat' 183 kg/ha dan trahan orgilnik sebesar
3.982 kglha pada lerens 9'Yn dan scnrakin tinggi
le
rcng
semakin besar kehilangan hara N dan ba!ran 0rganik.
Kehilangarl hara P dan basa-basa relatif kecil karena
mentang kancluilgan liara tersebLrt sangat rcndah di
tanah ini.
"
Mendapatkan model konservasi yang sesuai untuk
kebun karet camplrran sehingga produksi lahan
optirnurn dan berkelan3 utan.
f)engan hipotesa yang diajukan adalah
Diduga teras gulud akan mampll menekan erosi clan
aliran pern.rukaan lebih baik dibandingkan perlakuan
:
l
ai
nnya.
tlidr"rga teras gulLrd dikombinasi dengan biopori akan
letriih baik dalanr nlene kan erosr dan aliran permukaan
tertinggi dibarrdingkan pe rlakuan lainnya.
49
S.N4.Belnas. dkk: Danipak Petrelapatt Ter'as dan Bropori
A:=
METODE PEi\EI,ITIAI{
litian, besar curah hulan > lO0mm/bulan berarti masih
ciideflnisikan sebagai bulan basah (Ch?ng, 1993). Jadi
bulan lv{aret sarnpai Mei potensi aliran permllkaan dan
erosi masih cukup tinggi.
pene
Penelitian dilakukan di PrabunrLrlih dinrana banyak
kebun karet cantplrran yang dibuka setiap tahunnya,
dipilih lahan dengan lereng (12Y,,) karena erosi dan
'
kelrilangan hara yang tinggi (Be maS. crl u\.,2007).
Penrbuatan petak penelitian berukuran 6 rn x 3 m,
penrasangan seng rata di sekeliling petak, kolektor ke
(persegi) dan kole ktor ke 2 (drunr).
Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LI{B) dengan
ukuran dianreter lubang 10 cm dan dalanr 30 cm tidak
seperti yang diterapkan Tinr tiiopori [P8,2007 karena
I
fungsi utanta adalah tempat komposting
dan
penlrirnpanarl hara. Penananran nenas dengan baris
sebagai tananran budidaya lorong. dan paCi menurut
kontur derlgan jarak sekitar 45 c-nt x 30 cnt.
Parameter yang clianrati adalah : Analisa tanah
lengkap (fisik, kinria, dan biologi) sebelunr perlakukan,
curah hujan harian, aliran permukaan harian, erosi
harian (mingguan)., dan analisa tekstur tanah tererosi.
Rancangan Percobilan
Penelitian ini mellggLrnakan Rancangan Acak
Kelompok dengan Lllangan sebagai kelonrpok. Bila
terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan maka
akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).
PerlakLran adalah Teras dan Biopori. adapun
perlakuan teras ada 3 nracam vaitu
1.
2,
3.
:
Tanpa Teras.
Teras Individu
'feras
Gu lud.
Sedangkan perlakukan l-ubang Resapan Biopori
ada 2 r'aitu
Tanpa Biopori.
Dengan Biopori secialarn 30 cm.
Dengan denrikian ada (t konrbinasi percobaArl dan
dengalt
ulangall maka sentLlaltva ada 12 petak
pene litian.
2
Gambar I " Graflk curah hujan dan banyaknya kejadian
hujan selama penelitian.
2. Fraksi Tanah Yang Terbalva Erosi
Parlikel tanah (pasir. debu dan liat) yang tererosi pada
setiap minggu ditampilkan pada Tabel I dan 2.
Data hanya ditampilkan pada minggu ke 5 dan 10 karena
kecendrungan nilainya hampir sama. Biopori ternyata tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah fraksi tanah yang
tererosi. Namun dari data di aras terlihat bahwa yang
paling banyak tererosi adalah debu dan disusul oleh pasir
serta paling sedikit adalah fraksi liat pada ming_uu ke 5 dan
10. Ini dapat disebabkan oleh pertanra, lapisan tanah atas
yang tanpa olah tanah dan kebun karet hutan. memang
tererosi lapisan atas nraka fraksi pasir dan debu yang
dominan. Kedua. tanah de ngan fraksi liat memang sukar
tererosi, seperti dinvatakan oleh Morgan, 1986 dimana
fraksi liat sukar terer0si karena butirannya sangat kecil
tetapi menrpun)'ai sif at adhesif satu dengan lain sangat
kuat, sebagai akibat luas permukaan spesifik yang besar
lhranreter vang akan cliarrrnti:
l.
2.
3"
4.
Analisa tauah lengkap sebelunr lahan dibuka.
Data curah hujan harian setiap kejadian hujan.
Analisa junrlah aliran perntukaan
Junrlah tanah yaltg ter"erosi setiap hari dan
5.
diakumu lasikan senringgu sckali.
Analisa fiaksi tanah yang tcrre rosi setiap minggu"
dan mempun),ai muatan. Sedangkan fraksi debu
sebaliknya kurang kuat ikatan antar partikelnva sehingga
merupakan tiaksi yang mudah tererosi.
Tabel 1. Pengaruh biopori terhadap f raksi tanah yang
terbawa erosi pada minggu ke 5 dan 10.
I
I raksi
I
I rhliurrr
t___
tlnth (%) tererosi pldl
t'e
[{ ASI
t. Curah Hu.i:ul
L t}AI\
PE Nl
l}r\
H
AS,AI\
It
l0
nringgu ke 5 tlan l0
Debu
lci
k lti
Plsir
iI' I'rnna
l lliouori
Htrarian
Data ctlt'ah hu.iatt ltarian pacla sctiu1t kc.jarlian,,hu.;an
clapat dilihat pacla (ianrbar' 1. I)rri (iuntrar I ,{crlihat
bahwa curah hu-lau sangal trcn'ariusi dari sanqa{ r'cndall
sekitar 2 nlnt (Marct 2009) sanrpai tinggi scl<itar'90 nrnt
(April 20rJ9) Adanya cul'ah hu.jan lurrian )/lrng cukulr
tinggi ini rtlaka akan Incn\"cblrb!irrr L"r'osi i'ung tinggi
pula, karena curalt hu.jan yang tirrggi akan diiringi *rlcilr
erosi clan aliran pcnnukaun vang tinggi pula. Ilila
dihitung cut'ah hujan bLrlanan nlaka sctanra 3 bLrlap
50
hian
kandungan pasir dan debLrnva ring-ei. Sehingga karena yang
:
1.
2.
lGjadian
l--'-----l l)crrgur
i
ll iopor
12,70
i
l_------ -; -'-
t
__t_
!(tt'yttt
l(clct'trrr,qutr'.
'l'cra.s
'l'idak
bcrbeda nvata pada taraf5,%
.juga ticlak bcr'lrengaruh terhadap besarnya
{l'aksi
sclcnis yang tcrerosi., tetapi bila dibanding
.lr.nnlah
clcngan pcrbcclaarl antara fiaksi maka jelas fraksi pasir
dan de bu yang paling tinggi. Perlakuan teras dengan tanpa
te ras tidak be rbe da nyata dalanr menekan erosi dapat
rnasih
Iadi
n dan
AcRIA 5(2): 49-52 (Februari 2009)
r')rgatliknya tidak terganggu. Jadi untuk petani karet yang
:iucara tradisional tidak mengolah tanahnya adalah suatu
disebabkan oleh tanah yang tanpa di olah dan r+isit-sisit
seresah ditinggalkan di pernrukaan. Schingga bile taualr
trdak diolah maka ikatan partikeI antar tanah tetap kuat
r,.rLr tidak terputus oleh pengolahan tanah. Bahkan par-'lu
penelitian ini perlakuan teras gulud justru kaclar liat tcre t"osi
rgak tinggi., ini disebalrkan kare na pacla rvaktu perataan
tanah dan pembuatan gulud maka sebagian lapisan lebih
dalarn yang kandungan liatnya lebih tinggi tere kspos kc
trndakan konscrvAsi yang baik. Tetapi yang agak sulit
adalah nrenrberikan keterangan kepada masyarakat untuk
tidak me mtrakar pada waktu pembukaan lahan. Karena
sulit mcmbersihkan sisa-sisa hutan yang sangat banyak,
terutarna daun dan ranting.
qG
perrrtukaan.
q0/
Tabel
2. Pengaruh
teras terhadap traksi tanah yang
terbawa erosi pada minggu ke 5 dan l0 pacla
perlakuan teras
qm
€Cfl o,cri
Y
;O,ci
"
u.t 0,ffJ
q@
['r'rhkuan
qrx
i,ur1ll'i'cms
1234567B
I
10111213141516171819nZ|2"8?4?5?6
fcras (iulud
F$danEroei
'l
cra
s
Irrdividu
l{t'it'tlutgun '. f'0
Rri'rttil
: Tanpr Teras, T 1 :
B0:
Gambar
Kctarungan . Tidak berbeda nyata pada taraf'591,
3
"
Tanpa
Teras Gulud,
Biopori, B I
:
Dengan
T}:Teras Individu,
Biopon.
Grafik erosi pada tiap perlakuan
dan
kejadian hujan
3. Aliran Permukaan dan Erosi
Selama penelitian data dikumpulkan terdapai sekitar
26 kali kejadian hujan. Demikian juga jumlah aiiran
permlrkaan, ternyata mengikuti keladian liujan, clirnana
semakin tinggi kejadian hujan nraka senrakin tinggi
aliran pemrukaan.
walau pengaruh perlakuan biopori dan teras tidak
berbeda nyata, tapi erosi tertinggi pada awal kejadian
hujan sampai air adalah pada perlakuan Teras Individu
clan lanpa Biopori (T280), justru yang terendah menekan
erosi adalah Tanpa Teras dengan biopori. Ini dapat
disebabkan karena teras individu yang dibuat tidak
terlalu besar dan luas, sehingga tidak begitu banyak dapat
5nrenalranerosi.JugapinggiranteraSyangdibuatmasih
: baru, sehingga ikatan antar partikel tanah belum kuat
I
I
I
I|
maka nrudah terjadi erosi. Jadi tanah Ultisol Plintik ini
L
" "*
I[
l'+n'n
,.tl
sebenarnya tanpa teraspun cukup baik untuk tanaman
o,
^
|
fl I
I
i *,ii
*;,ll
_ il\ /,N :Ti ,,*;,; ;#;,r",i;';;'h;,i" ffi;;;"ffi.i";il;il;
;.:l
']l_x
5,:l
Nl
/l
|
|
o A / \//,n\ - ,1[:=+,
-.-.--',
.
H U\lV-l
':l;'\"*-;212r
. .mn{ lltl
-l_ ttD | .i
,l
I
.-.
-
F-I-{ESEZ:5,
!
rF-
baltla stslcmnva
v,LL^rJ
w r.avrwrl/sr\u^r
merupakanpertanian
t-/vrI\wl(lrrJLrlcarr.
berkelanjutan'
yvrLra.r.rltrl^
Tatiel 3. Pengaruh te ras terhadap aliran permukaan
danerosiselama3bLrlan.
I
I
Pemukaan
I
['erluku*n
I
i
il{ ( irrlurl. "]'? ".'lblas Itrtlivitirr.
"- I )criqur lliolxir i.
-fgf
""
lJ
i
-l-anpa -['eras
r
2,
Graflk jumlah aliran penrlLrkaan pada tiap
perlakuan dan kejadian hu.jan.
Walaupun antar perlakuan tidak be rtrecla nvata, tr:tapl
acla kecendrLtngan pada perlakuan l'alipa'I'eras ('l'080)
bahwa aliran pennlrkaan tertinggi pada kejadian hujan
ke 1 dan ke 18. lni dapat dise babkan bah$'a tL'r"as u'alau
hanya sedikit rrrampu nlenekan alir"an pcnnukaan" 'f itlak
nyatanya teras clalattt nrenekan erosi clapat diseba.bf,ai.r
oleh bellerapa hal seperti. tanali bckas irLitan kar"ci
)/ang dibuka taripa clibakar dan diolali^ nrallrliLr nlcil)/cr;-1[]
arr hujan karcna strtikiut".
r"Lrang por"i"
fituna cl;n bah;iil
Aliran l'ermu kaan
Erosi
1l1mr) atau (mm)
(kg/nr2) atau (ton/ha)
,,96(1.79)
0.710 (7,10)
16,80 ( 1,68)
a,ll 4 (7 ,7 4)
20,6(r (2.07)
0,8
11
'['cras
Gulud
I-cras Indii'icit
Garnba
1k3l menjadi kebun kaiet
-
I
7911131s17192123251
l{ejadan Airan
karet carnpuran, nrntinyu
l5 (8,l5)
l*tct'ungan : Tidak berbeda nyatapada taraf5%,
Teras ternyata titlak berpengaruh nyata terhadap
aliran pernrukaan dan erosi. Jadi walaLlplrn teras dapat
tit(-.llantpLntg air hujan di dalamnya, junrlahnya tidak
signitlkan. MLrngkin karena penelitian ini hanya
:selientar, ladi gulud trelum stabil dan tanah tanpa
perlakuan baru clitruka dari hutan sehingga relatif masih
iraik si f at flslktiva. Pengamatan lebih lanjut selama satu
seni yutr 2 tahun rliltutlihkan untuk rnengetahui hasil yang
lcbilt nrri'iikinkan. I{ar"eiia hasil penelitian ini Lrertolak
tir:ili!."arig dtrnsari 1re nelitian ",,,zrig pe rnah dilakukan seperli
5t_
S.M,BeLnas. dkk: Dampak Penerapatt Teras dan Biopori
ITSIMPTJLANI
dilaporkan oleh Hardianto, et.ttl.,1992; PLUianto, ct.ttl." 1 996
serta Winaryo, et.u|.,1999 dimana seltalusnya ttletode
konservasi Secara mekanik (teras) akan secara llyata
mengurangi erosi dan
Perlakuan teras dan biopori tidak berbeda nyata
terhadap jumlah aliran permukaan, dimana jumlah
aliran permukaan adalah 17 .96 llmz (tanpa teras),
16.80 lirn2(teras bangku), dan 20.661/m2 (teras individu).
2. Perlakuan te ras dan biopori juga tidak berbeda nyata
terhadap tanah tererosi, dimana jumlah erosi adalah
0 ,1 4 kg/m2 (tanpa teras), 0.77 kg/mz (teras gulud), dan
0.81 kg/m2 (teras individu).
3. Fraksi tanah tererosi didominasi oleh pasir (>3 5%)
dan debu (>45%), and sisanya liat (<12,4JoA\,
kecendrLlngan ini agak sama untuk semua.
1
aliran pellnukaan. Walau
Oemikian tinpa pengolahan tanah menulLlt Schr,v ab, et.ul.,
1981 dan tanpa pembakaran juga merllpakan metoda
konservasi tanah sehingga menyebabkan tidak
berbedanya pengaruh tersebut. Karena tallah yang tidak
cliolah akan kuat ikatan antar partikelnya dan bahan
organik tetap terjaga sehingga bermanfaat menstabilkan
tanah.
Tabel
Pengaruh biopori terhadap aliran permukaan
4.
dan erosi selama 3 bulan
Pcrrlku*n
'l'aupa
llit:rpori
De ngatr
Kctarungan
Riopori
',
I
i
I
I
t\rtt_-_--l
.ttir'11
!:ft'ukaan
(nrm)
tl/nrr)
lE.l(r
(kg/nrrXton/hrr)
11.E4)
o Er)4
(8,0"t)
18.5q 11.86r
() 7-te
(i
Tidak berbedanyata pada tar
af'5'){,
4e)
SARANI
I
I
i
i
Biopori juga tidak berbecia nyata pengartrhhya
terhadap aliran permltkaan dan erosi. Karena biopori
'agar
yang dibuat hanya sedalatn 30 cm, dengan ttrjuan
Disarankan bahwa di lahan dengan kemiringan 12%
Ultisol plintik,blla dibuka untuk kebun
karet campuran dapat dilakukan dengan tanpa
darr dengan tanah
pemtrakaran dan tanpa olah tanah, tidak perlu
menerapkan teras.
UCAPANTERIMAKASIH
air clan Llltsur hara yang masuk ke dalamnya dqlat
climanfaatkan oleh akar tanaman. Tidak seperti biopori
clibuat oleh Tim Biopori IPB., 2007, yang dalamnya 100
cll1 diutamakan untuk meningkatkan kadar air tanah.
Dengan demikian perlu penelitian lebih lama lagi
untuk melihat efeknya terhadap serapan hara dan air.
Kami ucapkan terima kasih kepada Fadrian, Ratna
Sari, dan Desi telah yang telah membantu pelaksanaan
penelitian ini.
Tatrel 5, Pengaruh kombinasi biopori dan teras terhadap
aliran permukaan dan Erosi
Bernas, S.M., M.l. Naning, M.B. Prayitno, dan A. Pohan,
2A07. Monitoring kehilangan hara di kebun karet
campuran. Fakultas Pertanian, LINSRI. Palembang.
,\lit'ittt
Kurrrbirr itsi Per'la ku att
l)u'nlukaatt
(l/rn:
I't:t'lts (
ittltril
}.*ril;"r iliil
.t
I)cltst"ltt
lliotlrlt'i I
r-ffi_1-*-
)
l().(r(r
-il-. (i.'. -
Kc'tt'r'rtngiln ', Tidak tlcrbeda ttyata puda tat'41'5'X,
Walau tidak ada pengaruh kontbinasi pcrlakuan
antara Teras dan tliopori,, dapat jtrga dilihat
kecendrungan yang tertuik dari pcllclitian ini. Bila
dilihat dari tabel ntaka dikctahui lrahwa alirart
penllukaan tercndah dicapai olch tcrils grrlud dan tanpa
triopori. 'l'etapi untuk tingkat crosi tcrcnclah dic:apai olch
kontbinasi antara'fanpa Tcras clatl'l'anpa Biopori. .ladi
sctelah 3 bulan perlakualr, tattah yang tanpa diolah dan
taupa dibakar ntasih sangat kuat stnrktur clan ikatan
antar partikelnya,, sehingga r,valau aliran perntukaan lebilt
tinggi tetapi pengikisan dan erosi rendah. iMaka dapat
kita sarankan bahwa di lahan dengan ke nrir"ingan 12"/,
clan dengan tanah Ulti,s'ol plinlilr,, hila dibuka unlr-rk kctrtrn
karet canlpuran dapat dilakukan dengan tanpa
pembakaran clan tanpa olah tanah. Serta ticlak pcrlu
nlenerapkan uretoda konservasi tuckanik.
DAFTARPTJSTAKA
Morgan, R.P.C., 1986. Soil erosion and conservation.
Longnlau, U.K. 298p.
Chang, J.H. 1993. I-lydrology in humid tropical soil. Dalam
Hydrology and u'ater management in humid tropics
(i\4. Bonell, M.M. Flufschrnidt and J.S, Gladu'ell "t').
[]I{ESCO. Clambridge lJniv. Press.
I-lardianto, I{., llcndafto,'I., Masbula, E., dan Nunda, N,L,,
19()2, Status dan prospek pengembangan sistem
usaha tani konscrvasi di lahan kering berkapur DAS
l3erantas, Dalarn Prosiding Seminar Penelitian dan
Pengembangan Siste m Usaha Tani Konservasi di
Lahan Kering DAS Jratunselttna dan Brantas.
[,roye k Pcne litian Penyelamatan Hutan, Tanah dan
Air, l]adan Litbang l'ertanian, Jakarta.
l'ujianto, Aris Wibawa, dan Winaryo, 1996. Pengaruh teras
clan tanantan penguat teras terhadap erosi dan sif at
lLsik tanah di perkebunan kopi. Pelita Perkebunan
Vll.
12 No,
I
pp : 25-3 5.
Schwalr, G.0., tticharcl K.F., Talcott,W.E. and Kenneth,
K.8., 1981. Soil and water Conservation
enginecring.
3''r
lrcJition. John Wiley and Sons. New
\irrk
Winaryo, ["Lr.jianto, dan Aris Wibalva, dan 1999. Pengaruh
teras dan pe nnrpLrkan kopi Arabika terhadap kualitas
*ir linrpasan. I'elila Ile,rkcbunan Vol. 15 No.3 pp:
17 5-1 87.
52
Pp.: 99-120.
Download