asean economic community 2015 - Macroeconomic Dashboard

advertisement
No 4/Tahun III/Desember 2014
INDONESIAN ECONOMIC
REVIEW AND OUTLOOK
Indonesia Menghadapi
AEC 2015
ASEAN
ECONO
MIC CO
2015 MMUNITY
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
2015
Macroeconomic Dashboard
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Kata Pengantar
Indonesian Economic Review and Outlook (IERO)
adalah buletin ilmiah kuartalan yang membahas
gambaran umum terkini perekonomian Indonesia
disertai prospeknya di masa mendatang, Buletin ini
diterbitkan oleh Macroeconomic Dashboard yang
merupakan fasilitas laboratorium ekonomi makro
yangdikembangkanJurusanIlmuEkonomi,Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
bekerjasamadenganPTBankMandiri(Persero)Tbk
sejaktahun2012.
Dalam melihat prospek perekonomian Indonesia,
buletin ini menggunakan Konsensus Proyeksi
IndikatorMakroekonomidariparaakademisibidang
ekonomidanjugasecarakhususmengembangkanGadjahMadaLeadingEconomic
Indicator (GAMA LEI) sebagai instrumen proyeksi perekonomian yang
dikembangkansecaraorisinilolehtimMacroeconomicDashboard.GAMALEIyang
telahterbuktimampumemprediksikansiklusperekonomianIndonesiasecaratepat
selamatujuhedisitetapselaluterusmengalamipenyempurnaanpadasetiapedisinya
agardapatmenjadialatindikasisiklusperekonomianIndonesiayangsemakindapat
dipercayaolehparapenggunanya.
Denganoutreachmencapailebihkurangseribuorangpembacaper-haribaikdalam
bentuk fisik maupun versi online serta outreach total yang telah mencapai hingga
lebihdarisetengahjutapembaca,IEROpadaedisiinimengangkattema:“Kesiapan
IndonesiaMenghadapiASEANEconomicCommunity2015”.Temainidiangkatuntuk
menangkap harapan besar dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia akan masa
depan ekonomi Indonesia yang penuh tantangan terutama dikaitkan dengan
menjelangnyakehadiranASEANEconomicCommunity2015,namunditengahtren
pertumbuhan ekonomi nasional, regional dan global yang justru menunjukkan
perlambatan.Semogapemerintahandanotoritasekonomimampumengubahsiklus
ekonomiyangmenurun,mengubahpengelolaanekonomi,agarekonomiIndonesia
kembalibangkit,tumbuh,danberkembangberkelanjutan.
Selamatmembaca
Prof.Dr.SriAdiningsih,M.Sc
HeadofResearcher
MacroeconomicDashboard
Daftar Isi
RINGKASANEKSEKUTIF........................................................................................... 1
A.
PERKEMBANGANEKONOMIMAKRODANFISKAL
1. PerekonomianIndonesiamasihmenunjukkantren
perlambatan......................................................................................................... 3
2. FiscalspacemeningkatseiringturunnyasubsidiBBM..................... 8
B.
SEKTORMONETERDANPASARKEUANGAN
1. Rupiahmasihtertekan.................................................................................... 13
2. Kemampuanmembayarpinjamanmembaik........................................ 20
3. Trenpeningkatansurplusneracapembayarandanperdagangan
masihberlanjut................................................................................................... 24
C. GAMALEIDANKONSENSUSPROYEKSIEKONOMI
1. GAMALeadingEconomicIndicator(GAMALEI)................................. 28
2. KonsensusProyeksiIndikatorMakroekonomi..................................... 30
D. PERKEMBANGANEKONOMIREGIONAL.................................................... 32
E. ASEAN:RapuhnyaPerekonomianKawasanMenjelang
AEC2015.................................................................................................................... 35
F. ISUTERKINI.............................................................................................................. 44
G. ECONOMICOUTLOOK.......................................................................................... 50
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
iii
Daftar Istilah
iv
AEC ASEANEconomic
Community
APBN AnggaranPenerimaan
danBelanjaNegara
APBNP AnggaranPenerimaan
danBelanjaNegara
Perubahan
ASEAN AssociationofSouth
EastAsianNations
BBM BahanBakarMinyak
BEI BursaEfekIndonesia
BI BankIndonesia
BPS BadanPusatStatistik
bps basispoint
CAD CurrentAccountDeficit
DPR DewanPerwakilan
Rakyat
ECB EuropeanCentralBank
(BankSentralEropa)
EDB EaseofDoingBusiness
FFR FedFundRate,Suku
BungaAcuanTheFed
GAMALEI GadjahMadaLeading
EconomicIndicator
GCI GlobalCompetitiveness
Index
GST GoodsAndServiceTax
HDI HumanDevelopment
Index
IDR IndonesianRupiah
IHK IndeksHargaKonsumen
IHP IndeksHargaProdusen
IHSG IndeksHargaSaham
Gabungan
JPKE JabatanPerancang
KemajuanEkonomi
kk KepalaKeluarga
LHS LeftHandSide(sisi
vertikalkiri)
LPG LiquifiedPetroleumGas
LPS LembagaPenjamin
Simpanan
Migas MinyakdanGasBumi
Minerba MineraldanBatubara
MPR Majelis
Permusyawaratan
Rakyat
Musrembang Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
m-t-m month-to-month
NYSE NewYorkStockExchange
OJK OtoritasJasaKeuangan
Organda OrganisasiPengusaha
NasionalAngkutan
BermotordiJalan
PBI PeraturanBank
Indonesia
PDB ProdukDomestikBruto
PNBP PenerimaanNegara
BukanPajak
PPh PajakPenghasilan
PPn PajakPertambahanNilai
PPnBM PajakPenjualanAtas
Barangmewah
q-t-q quarter-to-quarter
RAPBN RencanaAnggaran
PendapatandanBelanja
Negara
RHS RightHandSide(sisi
vertikalkanan)
RPJMN RencanaPembangunan
JangkaMenengah
Nasional
SBI SertifikatBank
Indonesia
SBN SuratBerhargaNegara
SEZ SpecialEconomicZone
SUN SuratUtangNegara
TheFed TheFederalReserve
(BankSentralAmerika)
TTL TarifTenagaListrik
USD DolarAmerika
UU Undang-Undang
VAT ValueAddedTax
vs versus
y-o-y year-on-year
Indonesian Economic Review and Outlook
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perekonomian Indonesia masih mengalami perlambatan sebagaimana
proyeksi GAMA LEI pada terbitan kuartal-III 2014. Secara year-on-year,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-III 2014 hanya sebesar
5,01%, tingkat pertumbuhan terendah sejak kuartal IV-2009. Penurunan
kinerja ekonomi ini sebagian disebabkan perkembangan ekonomi global
yangmasihlesudanrendahnyapembentukanmodaltetapbruto.Meskipun
demikian, pada kuartal III-2014, surplus Neraca Pembayaran kembali
meningkat yang disumbang oleh surplus Neraca Transaksi Modal dan
Finansial. Begitu pula pada Neraca Perdagangan Barang yang kembali
surplus.
Meskipun terjadi perlambatan ekonomi, realokasi subsidi BBM ke sektor
produktifdiharapkanmampumenunjangkinerjaperekonomianmendatang.
Apalagihinggalaporaniniditulispenerimaanperpajakan—yangmerupakan
sumber utama penerimaan negara—hanya mencapai 75,73% dari target
2014. Selain itu, bagaimana subsidi BBM ini direalokasikan juga turut
mendapat perhatian karena hingga saat ini market player masih menanti
rencanakerjapemerintahyangtertuangdalamAPBN2015.
Pelemahannilairupiah,baikdarisisiinflasimaupunnilaitukar,masihterus
berlanjut.BankIndonesiakemudianmengantisipasipelemahanrupiahini
dengan menaikkan BI rate sebesar 25 bps pada November lalu. Namun
demikian, kompensasi kenaikan harga BBM yang diberikan kepada
masyarakatmiskindiharapkanlebihdaricukupuntukmenutupikenaikan
biaya hidup akibat inflasi. Estimasi dari tim Macroeconomic Dashboard
menunjukkan jumlah kompensasi yang diberikan pemerintah pada bulan
November-Desember 2014 dan Januari-Juni 2015 cukup untuk menutupi
kenaikanbiayahidupmasyarakatmiskin(11,6%vs.3,2%)hingga8bulan
mendatang.
Pada edisi kali ini GAMA LEI dan konsensus proyeksi indikator
makroekonomi memprediksikan masih akan terjadinya penurunan siklus
perekonomian. Penurunan ini diperkirakan terjadi akibat situasi
makroekonomi nasional dan global yang masih belum kondusif. Namun
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
1
demikian patut diingat bahwa arah perekonomian yang tertuang dalam
APBN 2015 masih belum ditetapkan, sehingga perekonomian Indonesia
masihsangatmungkinuntukbouncingbackdimasamendatang.
Perekonomian daerah menunjukkan pertumbuhan yang meningkat di
kawasantimurIndonesiayangdisumbangolehmeningkatnyaeksporpasca
keluarnyaizinekspormineral.Namundemikianinflasijugamarakterjadi,
dimanaterdapat16provinsiyangmemilikiinflasidiatasrata-ratanasional,
meningkatdarikuartal-II2014dimanahanyaada12provinsiyanginflasinya
di atas rata-rata nasional. Hal ini patut dicermati terutama oleh Tim
Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah yang merupakan ujung
tombakpengendaliinflasididaerah.
Sementara itu menjelang berakhirnya Tahun 2014, situasi perekonomian
ASEAN pada kuartal III-2014 mencatatkan tingkat pertumbuhan sebesar
3,42%dimanalebihrendahdibandingkancapaianserupapadakuartalII2014 sebesar 4,28% akibat melambatnya pertumbuhan negara-negara
utama di kawasan seperti Indonesia, Malaysia dan Filipina serta tekanan
inflasi yang relatif masih tinggi pada produk makanan dan produk impor.
Namunsentimenpositifparapelakupasarmasihtinggiterhadapkawasanini
yang ditunjukkan dengan pertumbuhan positif sebesar dua digit pada
hampir semua indeks pasar saham di kawasan ASEAN, namun sentimen
positiftersebutdibayang-bayangiolehrencanakenaikanbasissukubunga
The Fed pada 2015 yang dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya
pembalikanarusmodaldarikawasanASEANkepadanegara-negaramaju.
Isudayasaingpadaarusperdaganganinternasionalmasihmenjadikendala
di kawasan ini dengan kecenderungan melemahnya mata uang negaranegaradiASEANdiikutidenganperbaikanyangrelatiftidaksignifikanpada
berbagai indikator daya saing yang dirilis oleh berbagai lembaga
internasional terutama ketika kawasan ASEAN memiliki kecenderungan
lebihmengandalkanperdaganganekstra-ASEANdibandingkanperdagangan
intra-ASEAN. Khusus untuk Indonesia yang saat ini sudah mencatatkan
neracaperdaganganyangnegatifdengannegara-negarautamadikawasan
ASEAN bahkan sebelum terlaksananya AEC 2015, harus memberikan
perhatianyanglebihseriusterkaitisudayasaingagartidaksekedarmenjadi
“penonton”padasaatAEC2015telahterlaksananantinya.
2
Indonesian Economic Review and Outlook
A. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN FISKAL
1. Perekonomian Indonesia masih menunjukkan tren
perlambatan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2014 menyentuh
angka5,01%(y-o-y).Angkatersebutjauhlebihrendahjikadibandingkan
dengan pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama pada tahun
sebelumnyayangmencapai5,63%(y-o-y).Nampaknya,efekmultiplierdari
PemiluPresidendanWakilPresidenyangdilaksanakanpadatanggal9Juli
2014lalutidaksebesaryangdiharapkan.Namundemikian,melambatnya
pertumbuhanekonomiIndonesiatersebutsesuaidenganperkiraanGAMA
Leading Economic Indicator yang telah lebih dahulu memprediksi adanya
penurunansiklusperekonomianIndonesiapadakuartalIII-2014.
Kian melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama
beberapa kuartal terakhir ini sejalan dengan melambannya
pertumbuhanekonomipadaduanegaramitradagangutamaIndonesia
yaituTiongkokdanJepang.Melemahnyakinerjapertumbuhanekonomidi
kedua negara tersebut juga diperburuk oleh harga komoditas global yang
masih rendah seiring dengan melemahnya permintaan global. Menurut
publikasiBankDunia,harga minyak dunia dan harga komoditasnonmigas
pada Oktober 2014 menurun masing-masing sebesar 8,9% (m-t-m) dan
1,0%(m-t-m).Kondisitersebutturutberdampakburukbagikinerjaekspor
IndonesiapadakuartalIII-2014.
S eiring dengan melemahnya kinerja ekspor di Indonesia,
SektorIndustri (yang terdiri dari Sektor Industri Pengolahan, Sektor
Listrik, Gas dan Air Bersih serta Sektor Konstruksi) juga tercatat
mengalami perlambatan pada kuartal III-2014. Pertumbuhan Sektor
Industrimelambatmenjadi4,98%(y-o-y)jikadibandingkandengankuartal
sebelumnyayangmamputumbuhmencapai5,32%(y-o-y).Halserupajuga
terjadi pada angka pertumbuhan Sektor Jasa yang turut melambat. Pada
kuartalIII-2014,SektorJasamencatatpertumbuhansebesar6,08%(y-o-y),
melambat jika dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnyayang
mencapai 6,24 (y-o-y). Kondisi tersebut disebabkan oleh melemahnya
kinerja pada Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa perusahaan seiring
dengan melambatnya pertumbuhan kredit pada kuartal III-2014 dimana
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
3
Gambar1:PertumbuhanPDBIndonesiaAtasDasarHargaKonstan2000
MenurutLapanganUsaha,2012-2014(y-o-y,dalam%)
PertumbuhanekonomiIndonesiamenunjukkantrenyangterus
melambanselamabeberapakuartalterakhir
Catatan:
SektorPrimer:SektorPertanian,Peternakan,KehutanandanPerikanan;danSektorPertambangan
danPenggalian
SektorIndustri:SektorIndustriPengolahan;SektorListrik,GasdanAirBersih;danSektorKonstruksi
SektorJasa:SektorPerdagangan,HoteldanRestoran;SektorPengangkutandanKomunikasi;Sektor
Keuangan,RealEstatdanJasaPerusahaan;danSektorJasa-jasa
Sumber:BPSdanCEIC(2014)
BankIndonesiamengkoreksi proyeksi pertumbuhan kreditditahun2014
dari18,2%(y-o-y)menjadi14,4%(y-o-y).Penyebab perlambatan tersebut
antara lain karena rendahnya permintaan pembiayaan dari nasabah,
kenaikansukubungadanmeningkatnyarisikopemberiankredit.
Di sisi lain, Sektor Primer (yang terdiri dari Sektor Pertanian,
Peternakan,KehutanandanPerikanansertaSektorPertambangandan
Penggalian)mamputumbuhlebihtinggipadakuartalIII-2014.Menurut
data yang dilansir dari BPS, pertumbuhan sektor primer pada kuartal III2014 mencapai 2,56% (y-o-y) lebih tinggi jika dibandingkan pada kuartal
sebelumnya yang hanya mencapai 2,10% (y-o-y). Pertumbuhan sektor
primer tersebut terutama didukung oleh pertumbuhan pada S ektor
PertambangandanPenggalianyangmamputumbuhmenjadi0,31%(y-o-y)
setelah beberapa kuartal terakhir mengalami kontraksi pasca penerapan
Undang-UndangMineraldanBatubara(UUMinerba)pada12Januari2014
lalu. Selain itu, musim Lebaran yang jatuh pada bulan Juli 2014 ikut
mendorong produksi tanaman pangan dan daging ternak pada Sektor
Pertanian,Peternakan,KehutanandanPerikanan.TercatatpadakuartalIII2014, pertumbuhan S ektor P ertanian, P eternakan, K ehutanan dan
4
Indonesian Economic Review and Outlook
Perkembangan Ekonomi Makro dan Fiskal
Gambar2:PertumbuhanPDBIndonesiaAtasDasarHargaKonstan2000
MenurutPengeluaran,Tahun2012-2014(y-o-y,dalam%)
PertumbuhanekonomipadakuartalIII-2014masihditopangoleh
tingginyaKonsumsiRumahTanggadanPemerintah
Sumber:BPSdanCEIC(2014)
Perikanan mencapai 3,74% (y-o-y), lebih tinggi dari pertumbuhan pada
kuartalsebelumnyayanghanyamencapai3,43%(y-o-y).
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga mencatat pertumbuhan
tertinggisecarayear-on-yearpadakuartalIII-2014.Menurutdatayang
dilansirolehBPS,pertumbuhanKonsumsiRumahTanggapadakuartalIII2014mencapai5,31%(y-o-y),lebihtinggidibandingkankuartalsebelumnya
yang hanya mencapai 4,84% (y-o-y). Selanjutnya, pertumbuhan Konsumsi
PemerintahtercatatmeningkatsignifikanpadakuartalIII-2014yaitu4,37%
(y-o-y)setelahsebelumnyamengalamikontraksipadakuartalII-2014hingga
mencapai-0,71%(y-o-y).Haliniterkaitdenganpeningkatanrealisasibelanja
barangdanbantuansosialyangdilakukanpadakuartalIII-2014.Selainitu,
menurutdataKementerianKeuangan,polapenyerapanbelanjapemerintah
baik dari belanja barang maupun pegawai juga meningkat pada kuartalIII2014.
Sementara itu, pertumbuhan pengeluaran Investasi (Pembentukan
Modal Tetap Bruto/PMTB) menunjukkan tren yang terus menurun
selama tahun 2014. Pertumbuhan Investasi pada kuartal III-2014 hanya
mencapai4,02%(y-o-y),jauhlebihrendahjikadibandingkandenganangka
pertumbuhanpadakuartalI-2014dankuartalII-2014yangmasing-masing
mencapai5,99%(y-o-y)dan5,21%(y-o-y).Halinidisebabkanolehperilaku
waitandseeparainvestoryangmasihmencariamanterutamaterkaitdengan
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
5
situasi politikdiIndonesiapasca Pemilu.Selanjutnya,kinerjaEkspor neto
padakuartalIII-2014masihterbilangcukuplemah.Halinidisebabkanoleh
pertumbuhan nilaiImpor yangrendah sebesar -3,63%(y-o-y)danEkspor
yangmasihmengalamikontraksipadakuartalIII-2014mencapai-0,70%(yo-y).
Selanjutnya,BPSmelakukanperubahantahundasarPDBtahun2000
menjaditahun2010untukperhitunganPDBpadatahun2015(berlaku
perFebruari2015).MenurutBPS,halinidilatarbelakangiolehpengaruh
perekonomian global terhadap stuktur perekonomian nasional dalam 10
tahun terakhir. Melalui perubahan tahun dasar ini, maka akan ada
penambahan sektor lapangan usaha menjadi 17 lapangan usaha yang
digunakan sebagai dasar perhitungan PDB di mana sebelumnya hanya
terdapat 9 lapangan usaha. Selain itu, adanya sumber data baru seperti
SensusPenduduktahun2010danIndeksHargaProdusen(IHP)jugamenjadi
alasan adanya perhitungan baru tersebut. Pada tahun 2015 mendatang,
perhitungan PDB pada sisi pengeluaran pun berubah menjadi 7 skema
pengeluaran dengan memasukkan 1 komponen baru yaitu Konsumsi
LembagaNonProfitRumahTangga.
Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal III-2014, tingkat pengangguran pada Agustus 2014 juga
memburukmenjadisebesar5,94%dariFebruari2014yangmencapai
5,70%.Meskipundemikian,jikadibandingkandenganangkapengangguran
Gambar3:TingkatPartisipasiAngkatanKerjadanPengangguranTerbuka
diIndonesia,Agustus2012-Agustus2014(dalam%)
Tingkatpengangguranterbukamemburuk
Sumber:BPSdanCEIC(2014)
6
Indonesian Economic Review and Outlook
Perkembangan Ekonomi Makro dan Fiskal
Tabel1:PendudukUsia15TahunkeAtasyangBekerjaMenurutLapangan
PekerjaanUtama,Tahun2012-2014(dalam%)
StrukturlapanganpekerjaandiIndonesiapadaAgustus2014tidak
mengalamibanyakperubahandimanaSektorPertanianmasihmenjadi
sektoryangberkontribusitinggidalampenyerapantenagakerja
Sumber:BPSdanCEIC(2014,diolah)
pada periodeyangsamaditahun sebelumnya,tingkat pengangguran pada
Agustus 2014 sedikit mengalami penurunan. Secara keseluruhan, siklus
penganggurandiIndonesia pada tahun2014 cenderung mengikuti musim
panenrayayangdimulaipadabulanFebruarihinggaApril.Masapanenraya
tersebut ikut mendorong penyerapan tenaga kerja sehingga tingkat
pengangguran ikut membaik pada Februari dan cenderung menurun pada
Agustus. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja pada Agustus
2014 juga menurun menjadi 66,60% jika dibandingkan dengan Februari
2014yangmencapai69,17%.
Berdasarkan struktur lapangan pekerjaan, Sektor Pertanian masih
menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di
Indonesia pada Agustus 2014 dengan kontribusi sebesar 34%.
Meskipundemikian,jikadibandingkandengankeadaanpadaFebruari2014,
kontribusi Sektor Pertanian menurun. Menurut data yang dilansir BPS,
pendudukyangbekerjapadaSektorPertanianpadaAgustus2014mencapai
38,97 juta orang, menurun jika dibandingkan pada Februari 2014 yang
mencapai40,83jutaorang.Haliniterkaitdenganberakhirnyamusimpanen
raya padaApril2014sehingga mengurangi penyerapan tenaga kerja pada
SektorPertanian.SelainSektorPertanian,sektor-sektoryangberkontribusi
tinggi dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada Agustus 2014
adalah Sektor Perdagangan dan Jasa Kemasyarakatanyangmasing-masing
berkontribusisebesar21,66%dan16,07%.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
7
Tabel2:PerkembanganKemiskinandiIndonesia2011–2014
KenaikanhargaBBMberpotensitingkatkanangkakemiskinandi
Indonesia
Catatan:
*=ukuranhampirmiskinadalah1,2kalidarigariskemiskinan
Sumber:BPSdanCEIC(2014,diolah)
Sementaraitu,kenaikanhargaBahanBakarMinyak(BBM)bersubsidi
pada 18 November 2014 diperkirakan akan meningkatkan angka
kemiskinan di Indonesia. BPS mencatat, garis kemiskinan pada Maret
2014adalahIDR302.735perkapitaperbulan dan ukuran hampir miskin
mencapai IDR 363.282 per kapita per bulan. Sementara itu, menurut
publikasiBankDunia yangmengolah dataSurvei Sosial Ekonomi Nasional
per September 2014 27,4% penduduk (sekitar 68 juta penduduk di
Indonesia) rentan terhadap kemiskinan. Artinya, apabila terjadi shocks
seperti kenaikan hargaBBM,kelompok penduduk hampir miskin ini dapat
dengan mudah jatuh kebawah garis kemiskinan dan pada akhirnya akan
meningkatkanangkakemiskinandiIndonesia.
2. FiscalspacemeningkatseiringturunnyasubsidiBBM
Subsidienergipadatahun2015mengalamipenurunan.Subsidienergi
padaAPBNtahun2015sebesarIDR344,7triliunmengalamipenurunanbila
dibandingkan dengan subsidi energi dalam usulan RAPBN 2015 awal
sebesarIDR363,5triliun.Penurunansubsidienergiterjadikarenaadanya
penurunansubsidiBBMsebesarIDR276triliunatauturunIDR15triliun
dariyangdirencanakanpadaRAPBN2015sebesarIDR291triliun.Realisasi
subsidiBBMtahuninihinggaakhirOktober2014,penyaluranBBMsubsidi
telah mencapai 39,07 juta kl atau 86,1% dari kuota. Oleh karena itu
pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di tahun ini, diharapkan
memberikan tambahan alokasi anggaran untuk belanja produktif untuk
8
Indonesian Economic Review and Outlook
Perkembangan Ekonomi Makro dan Fiskal
Gambar4:PerkembanganSubsidiEnergi2011-2015(IDRTriliun)
SubsidienergimengalamipenurunanpadaAPBN2015
Sumber:KementerianKeuangan(2014)
tahun depan. Anggaran tersebut nantinya dapat dialokasikan dalam
AnggaranPendapatandanBelanjaNegaraPerubahan(APBN-P)2015.
Konsekuensi dari penurunan subsidi BBM adalah penetapan harga
barubahanbakarminyak(BBM)bersubsidiyanglebihtinggi.Terhitung
18November2014pemerintahmengumumkankenaikanhargaBBMpada
solardanpremiummasing-masingnaiksebesarIDR2000.DalamAPBN-P
2014telahdisepakatibesaransubsidiBBMyangbesarhinggamencapaiIDR
284,7 triliun namun bila dibandingkan dengan subsidi BBM 2015 sudah
relatiflebihrendahyaitusebesarIDR276triliun.Pengurangansubsidiyang
dilakukannantinyaakandialihkanpadasektoryanglebihproduktifseperti
pertaniandaninfrastruktur.Namunangkabesaransubsidiyangdialihkanke
sektortersebutbelumadanominalyangjelasdanmasihdibicarakanoleh
pemerintah.
ProporsipenyerapanAPBN-PperSeptemberkuartalIII-2014tercatat
lebihtinggidibandingkandenganAPBN-PperSeptemberkuartalIII2013. Pada kuartal III September 2014, belanja negara sudah mencapai
65,8% bila dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun
sebelumnya hanya mencapai 65,4%. Secara nominal, realisasi belanja di
tahun2014jugalebihtinggidibandingkandenganperiodeyangsamapada
tahunsebelumnya.Peningkataninidikarenakanpersentaserealisasibelanja
pemerintah pusat pada tahun ini lebih tinggi 3,6%, meskipun realisasi
transferdaerahlebihrendah0,5%dibandingkanpersentaserealisasitahun
lalu.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
9
Tabel3:RealisasiBelanjaAPBN-P2014September2013:Q3–
September2014:Q3
ProporsirealisasibelanjadanpencapaianpenerimaanAPBN-P2014:Q3
meningkat
Sumber:KementerianKeuangan,I-account(2014,diolah)
Selain itu, pencapaian realisasi penerimaan APBN-P per September
kuartal III-2014 juga lebih tinggi dibandingkan dengan APBN-P per
September kuartal III-2013. Realisasi penerimaan negara dan hibah
hinggal kuartal III-2014 mencapai 66,1% dari total target penerimaan
negaradalamAPBN-P2014.Angkainilebihtinggibiladibandingkandengan
realisasi penerimaan negara dan hibah dalam APBN-P 2013 yang hanya
mencapai63,3%daripaguAPBN-P2013.Peningkataninidisebabkankarena
persentase realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lebih tinggi
4,9% meskipun realisasi penerimaan perpajakan lebih rendah 0,7%
dibandingkanpersentaserealisasitahunlalu.
Realisasi penerimaan perpajakan hingga November 2014 masih
rendah, tercatat sebesar 75,73% dari target penerimaan pajak.
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pajak – Kementrian Keuangan,
realisasi penerimaan pajak dari Januari hingga 14 November 2014 hanya
mencapai IDR 812 triliun, atau sekitar 75,73% dari target APBN-P 2014
sebesarIDR1072,4triliun.Sehinggapenerimaanperpajakanmasihrendah
jikadibandingkandenganperiodeyangsamatahun2013tercatatsebesar
IDR795,5triliunatausekitar80%.Secaraterperinci,penerimaanpajakini
berasal dari PPh Non Migas sebesar IDR 389,16 meningkat dari periode
sebelumnya IDR 359,11 triliun; PPN dan PPnBM dari IDR 309,29 triliun
meningkatmenjadiIDR328,49triliun.SelanjutnyadariPPhmigastercatat
IDR 74,50 triliun meningkat dari periode sebelumnya IDR 71,69; Pajak
lainnyajugamengalamikenaikandariRp4,28triliunmenjadiIDR5,05triliun
danPBBmengalamipenurunanmenjadiIDR14,91triliundenganperiode
yang sama pada tahun sebelumnya IDR 17,36 triliun. Melihat kondisi ini,
pemenuhantargetpenerimaanpajakAPBN-P2014masihsulittercapai.
Saat ini APBN 2015 telah disahkan dan sejumlah asumsi makro
mengalamiperubahan.Beberapaasumsiindikatormakroekonomidalam
APBN2015yangmengalamiperubahandibandingkanRAPBN2015adalah
10
Indonesian Economic Review and Outlook
Perkembangan Ekonomi Makro dan Fiskal
Tabel4:PerbandinganAsumsiMakrodalamAPBN-P2014,RAPBN2015,
danAPBN2015
PenyesuaianasumsimakrosetelahdisahkannyaAPBN2015
Sumber:KementerianKeuangan(2014)
pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari 5,6% menjadi 5,8%, tingkat
bungaSPN3bulanmenurundari6,2%menjadi6,0%danliftingminyakbumi
mengalamikenaikandari845ribubarelperharimenjadi900ribubarelper
hari.
PendapatannegaradanbelanjapemerintahdalamAPBN2015 naik
daritargetRAPBN2015.PendapatannegaradalamAPBN2015disepakati
sebesar IDR 1.762,3 triliun, naik IDR 31,3 triliun dari RAPBN 2015.
Pendapatannegaratersebutsebagianbesarberasaldaripendapatandalam
negerisebesarIDR1.790,3triliun,terdiridariperpajakanIDR1.380triliun
danPenerimaanNegaraBukanPajak(PNBP)IDR410,3triliundanHibahIDR
3,3triliun.Sementaraitu,belanjanegaradalamAPBN2015jugamengalami
kenaikanmenjadiRp2.039,5triliun.TargettersebutmeningkatsebesarIDR
19,6triliundariRAPBN2015.KenaikanbelanjaterjadikarenadalamAPBN
2015terdapatkenaikanbelanjakementriandanlembaga(K/L)menjadiIDR
647,3 triliun, meningkat sebesar IDR 46,7 triliun dibandingkan asumsi
RAPBN 2015. Adapun rincian belanja negara yang lain diantaranya non
kementerian/lembagaIDR745,1triliundantransferkedaerahIDR647,0
triliun.
Sementara itu, dalam APBN 2015 defisit anggaran disepakati turun
menjadi 2,21% dari PDB. Pemerintah dan Badan anggaran DPR telah
menyepakati besaran defisit dalam APBN 2015 diturunkan menjadi IDR
245,9 triliun dari usulan dalam RAPBN 2015 sebesar IDR 257,4 triliun
(2,32% dari PDB). Penurunan defisit anggaran terjadi dikarenakan
pembiayaananggarandalamnegeriturundariIDR281,4triliunmenjadiIDR
269,7 triliun. Adanya penurunan defisit anggaran ini dapat mengurangi
rencana penambahan utang yang signifikan dan membantu mengatasi
kebijakan tingkat suku bunga di perekonomian secara global terhadap
sumberpembiayaanpemerintah.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
11
Tabel5:DefisitAnggarandalamAPBN-P2014,RAPBN2015danAPBN
2015(IDRTriliun)
RevisitargetdefisitanggaranRAPBN2015turun2,21%
Sumber:KementerianKeuangan(2014)
Masyarakat dan market player sedang menunggu rancangan dan
implementasidarivisimisiPresidenJokoWidodo.Khususnyabagipara
pemegangkepentinganuntukmelihatkondisiIndonesiadimasamendatang
danmelihatkesesuainvisimisimelaluiprogramrencanakerjapemerintah
yangsudahdirencanakan.BerbagaikebijakanPresidenJokoWidodotelah
dilakukan setelah beliau dilantik tanggal 20 Oktober 2014 seperti
diantaranyamenaikanhargaBBM.Sehinggaperluadanyapenyesuaianpada
rencanaanggaranuntukAPBN-P2015mendatang.Selainiturancangandan
implementasivisidanmisitersebutjugaakandituangkankedalamRencana
PembangunanJangkaMenengahNasionalatauRPJMN2014–2019.Namun
hingga saat ini RPJMN 2014–2019 masih dalam pembahasan. Sejauh ini
pembahasan RPJMN tersebut telah masuk dalam tahapan Musrembang
Regional setelah itu penyusunan dan selanjutnya akan dibawa ke tingkat
Musrembang Nasional untuk kemudian dipaparkan pada sidang kabinet
padaakhirtahun.SehinggaRPJMN2014-2019danAPBN-2015diharapkan
sudahbisaditetapkanpadaawalJanuarimendatang.
12
Indonesian Economic Review and Outlook
B. SITUASI MONETER DAN PASAR KEUANGAN
1. Rupiahmasihtertekan
SempatmenurunpadaOktober2014,pergerakanIHSGpadaNovember
2014menujuarahpositif.Padapenutupanbursa28November2014,IHSG
ada pada level 5.149,8, naik 1,19% dibanding bulan Oktober 2014.
Sementara itu, pada bulan Oktober 2014 IHSG ditutup melemah 0,93%
dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini terkait dengan dinamika
politikdalamnegeri(kisruhDPR–MPR)sertaregionalAsia(kondisipolitik
Hong Kong dan pelemahan di beberapa bursa Asia) yang memengaruhi
sentimen pasar, sedangkan pertumbuhan pada November 2014 sedikit
tertahanolehisukenaikanBIRate.Disisilain,pembeliannetoolehinvestor
asingpadakuartalIII-2014tercatatIDR4,35triliun,lebihrendahdarikuartal
II-2014 yang mencapai IDR 19,5 triliun. Nilai kapitalisasi saham pada
November2014tercatatmencapaiIDR5.139,7triliun.
Pasar obligasi menunjukkan penurunan imbal hasil obligasi (yield)
SUN.PadaOktober2014,indeksyieldadapadalevel8,16%,menurun28bps
dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian, pada November 2014 indeks
Gambar5:PergerakanIHSG(poin)danIndeksImbalHasilSUNTenor10
Tahun(dalam%),November2011–November2014
IHSGpositif,YieldSUNmenurunpadaduabulanterakhir
Sumber:Bloomberg,IDX,danCEIC(2014)
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
13
yield ada pada level 7,83%, menurun 33 bps dari bulan Oktober 2014.
TurunnyaindeksyieldSUNtersebutmenandakaninvestoroptimisdengan
keadaan perekonomian Indonesia ke depannya. Keadaan pasar juga turut
mendukung positifnya sentimen terhadap obligasi negara, diantaranya
keputusan ECB untuk memberikan stimulus dan juga perekonomian
Tiongkok kuartal III-2014 yang tumbuh diatas perkiraan. Sementara itu,
investorasingmencatatkanpembeliannetoSBNsebesarIDR43,79triliun
pada kuartal III-2014, lebih tinggi dari kuartal II-2014 yang tercatat IDR
42,68triliun.
Cadangan devisa kembali menurun. Pada September 2014 cadangan
devisatercatatmenurunUSD0,05 miliardibandingkanbulansebelumnya,
menjadiIDR111,16miliar.SuksespenerbitanGlobalSukuksenilaiUSD1,5
miliar pada September 2014 tidak cukup mampu menopang kebutuhan
valas. Pada Oktober 2014, posisi devisa Indonesia berada pada level USD
111,97 miliar, meningkat sebesar USD 0,8 miliar dibandingkan bulan
sebelumnya.Namun,padaakhirNovember2014,cadangandevisakembali
menurunUSD0,82miliardaribulansebelumnyamenjadiUSD111,14miliar.
Di sisi lain, rupiah belum menunjukkan perbaikan signifikan dalam
tigabulanterakhir.PadaakhirSeptember2014,rupiahtercatatpadalevel
IDR12.212perUSD(melemah4,22%m-t-m),padaOktober2014tercatat
IDR 12.082 per USD (menguat 1,06% m-t-m), sedangkan pada November
2014tercatatIDR12.196(melemah0,94%m-t-m).Pelemahanrupiahmasih
Gambar6:CadanganDevisaIndonesia(USDMiliar)danPerkembangan
NilaiTukar(IDR/USD),November2011–November2014
Cadangandevisamenurun,rupiahkembalimelemah
Sumber:BankIndonesiadanCEIC(2014)
14
Indonesian Economic Review and Outlook
Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
dipengaruhiolehsentimenglobalyangmenunggukejelasankenaikanFed
FundsRate(FFR)olehTheFed.Selainitu,isudomestikterkaitdengandefisit
NeracaTransaksiBerjalan(CAD)turutmemengaruhisentimenpasar,meski
saatinisudahmembaikdenganpengurangandefisitmenjadiUSD6,8miliar
padakuartalIII-2014.
Untuk memperbaiki kinerja kurs rupiah, BI melakukan upaya
pengendaliantransaksivalasdanlindungnilai(swap).PadaSeptember
2014 BI mengeluarkan empat PBI sebagai penyempurnaan peraturanperaturan sebelumnya. Empat PBI tersebut antara lain PBI No.
16/16/PBI/2014(terkaittransaksivalasantarabankdanpihakdomestik),
PBI No. 16/17/PBI/2014 (terkait transaksi valas antara bank dan pihak
asing),PBINo.16/18/PBI/2014(terkaittransaksiswapkepadabank),dan
PBINo.16/19/PBI/2014(terkaittransaksiswapkepadaBankIndonesia).
Peraturantersebutbertujuanuntukmencapaipendalamanpasarkeuangan
dengan ketersediaan likuiditas, kemudahan transaksi, kewajaran harga,
sertapeminimalanresiko,danmulaiefektifpada10November2014.
Trenkenaikansukubungadepositoberjangkaberhenti,namunmasih
diatastingkatsukubungapenjaminan.Sukubungadepositoberjangka
mulai menurun pada September (kuartal III) 2014, yang tercatat sebesar
8,48%,lebihtinggi16bpsdarikuartalII-2014yangtercatat8,32%.Pada
Oktober2014,sukubungadepostitoberjangkasatubulantercatatkembali
Gambar7:PerkembanganTingkatSukuBungaPenjaminanLPSdanDeposito,
2011–2014*(dalam%)
Sukubungadepositoberjangkaturun,sukubungapenjaminanmasihtetap
Catatan:
*=Oktober2014(depositoberjangka),November2014(sukubungapenjaminan)
Sumber:BankIndonesia,LPS,danCEIC(2014)
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
15
menurun menjadi 8,24%, turun 24 bps dibandingkan bulan sebelumnya.
Meskiterjadipenurunansukubungadepositoberjangkasatubulan,suku
bungakreditterusmenaik.Rata-ratasukubungakreditpadaOktober2014
sebesar12,93%,lebihtinggidariSeptember2014yangsebesar12,88%dan
Agustus 2014 yang sebesar 12,86%. Akibatnya, penyaluran kredit terus
melambat dengan tumbuh sebesar 12,4% (y-o-y) pada Oktober 2014,
dibandingkanpadaSeptember2014(12,6% y-o-y)danpadaAgustus2014
(13,6% y-o-y). Secara kuartalan, suku bunga kredit pada kuartal III-2014
tercatatlebihtinggi12bpsdibandingkankuartalII-2014.
Sementarasukubungadepositomenaik,sukubungapenjaminanLPS
tetap pada level 7,75%. Hingga saat laporan ini ditulis, LPS belum
menaikkansukubungapenjaminansejakMei2014dandipertahankanpada
November2014.Haltersebutdapatmengindikasikanbelumadaperubahan
signifikanpadakenaikansukubungatabunganagregatsetelahevaluasiyang
dilakukan LPS. Di sisi lain, kondisi perbankan masih menunjukkan
pengetatan likuiditas ditandai masih tingginya suku bunga dan mulai
menunjukkanperlambatansikluskeuangan.
BI Rate naik25 bps sebagai respon kenaikanharga BBM bersubsidi.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 November 2014
menetapkan BI Rate di level 7,75%. Selain pengendalian lonjakan harga
temporer akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, kebijakan tersebut
diputuskan dengan pertimbangan penyesuaian pasar terhadap kebijakan
Gambar8:PerkembanganBIRate,November2011–November2014
(dalam%)
HargaBBMsubsidinaik,BIRatemeresponnaik25bps
Sumber:BankIndonesiadanCEIC(2014)
16
Indonesian Economic Review and Outlook
Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
Gambar9:TingkatInflasi,November2011–November2014(y-o-y,dalam%)
Tingkathargaumumkembalimeningkatselamatigabulanterakhir,inflasi
tercatat6,23%padaNovember2014
Sumber:BPSdanCEIC(2014)
makroprudensial yang mencakup penyaluran kredit produktif oleh
perbankan serta pendalaman pasar melalui kebijakan terkait giro wajib
minimum dan loan to deposit ratio , yang digunakan sebagai upaya
memperbanyak sumber pendanaan bagi bank. Sampai akhir November,
pasar merespon positif terhadap perubahan BI Rate ini yang ditunjukkan
positifnyaIHSG.DengankenaikanBIRate,BIoptimisinflasidapatterkendali.
Selanjutnya, pada edisi IERO kali ini, tim Macroeconomic Dashboard
menghitung perbandingan rasio kompensasi terhadap pengeluaran
rumah tangga miskin dengan kenaikan inflasi komoditas yang
dikonsumsiolehmasyarakatmiskinakibatkenaikanhargaBBM.Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa jumlah kompensasi yang diberikan
pemerintahpadabulanNovember-Desembertahun2014danJanuari-Juni
2015bisauntukmenutupikenaikanbiayahidupkelompokmiskin(11,6%vs.
3,2%) sampai 8 bulan yang akan datang. Inflasi pada komoditas yang
dikonsumsi kelompok miskin lebih tinggi daripada inflasi umum karena
besarnyabobotkomoditasmakanandalambundlekonsumsirumahtangga
miskin dibandingkan rumah tangga pada umumnya (3,2% vs. 1,4%) dan
kelompokmakananmerupakansumberinflasiterbesar.
Perbandingan ini diakui tidak sepenuhnya tepat karena inflasi yang
dijadikan referensi adalah inflasi tahun 2014 sedangkan dampak
inflasioner dari kenaikan harga BBM diperkirakan tidak hanya
terbatas pada bulan November-Desember 2014 saja namun bisa
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
17
Tabel6:PerkembanganInflasidanKompensasiKenaikanHargaBBMdi
Indonesia,2013–2014
Cashtransferyangsudahdanakandilanjutkanpadatahun2015dinilai
bisamemberikankompensasiataskenaikanbiayahiduprumahtangga
miskinakibatkenaikanhargaBBMpadatahun2014untuk8bulanyang
akandatang
Catatan:
* periodekenaikanhargaBBM
** dihitungdenganmenggunakanrumus2,25x∆InflasiUmum.2,25merupakanasumsi
KementerianKeuanganmengenaiangkaperbandinganantarainflasiumumdaninflasibarangbarangyangdikonsumsiolehrumahtanggamiskin
*** dihitungdenganmengalikangariskemiskinandanrata-ratajumlahanggotarumahtanggadi
Indonesiayaitu3,8
**** jumlahbulankompensasidikalikandenganbesarnyakompensasiperbulandimanajumlah
kompensasitahun2013adalahsebesarIDR150.000perKepalaKeluarga(KK)yangdiberikan
selama5bulan,sedangkanjumlahkompensasitahun2014adalahsebesarIDR200.000perKK
yangdiberikanselama8bulansampaidenganJuni2015
Sumber:BPS,CEICdanKementerianKeuangan(2014,diolah)
terbawa hingga bulan Januari 2015. Selain itu timing antara dampak
inflasiyanglebihbanyakterjadipadatahun2014dengandanakompensasi
(cashtransfer)yang75%-nyaditerimapadatahun2015jelasmemberikan
dampakkesejahteraanyangberbedadaricashtransferitusendiri.
Efek kenaikan harga BBM bersubsidi pada pertengahan November
2014 cukup nampak terlihat. Inflasi November 2014 tercatat sebesar
6,23% (y-o-y). Jika dilihat dekomposisinya, komponen harga diatur
pemerintah mengalami kenaikan 11,39% (y-o-y), turut menyebabkan
komponen harga bergejolak naik menjadi 7,96% (y-o-y), sedangkan pada
komponen inti bergerak stabil tercatat sebesar 4,21% (y-o-y). Secara
bulanan, inflasi umum tercatat 1,5% (m-t-m), komponen harga diatur
pemerintah sebesar 4,2% (m-t-m), komponen harga bergejolak sebesar
2,37%(m-t-m),dankomponenintisebesar0,4%(m-t-m).Dampakkenaikan
BBMtersebutpadaNovember2014belumterlalusignifikan,namunakan
signifikan pada satu bulan setelahnya. Selain BBM subsidi, penyebab
kenaikan pada komponen harga diatur pemerintah adalah tarif angkutan
umumdaratdantariftenagalistrik(TTL).Disisilain,inflasipadaNovember
2014tersebutlebihtinggidariOktober2014yangtercatat4,83%(y-o-y).
18
Indonesian Economic Review and Outlook
Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
Tabel7:TingkatInflasiMenurutKelompokPengeluaran,2011–2014
(2012=100,m-t-m,dalam%)
HargaBBMbersubsidinaik30,76%,pengeluaranTransportasi,
Komunikasi,danJasaKeuangannaik4,29%(m-t-m)
Catatan:
(1)BahanMakanan;(2)MakananOlahan,Minuman,Tembakau;(3)Perumahan,Listrik,Gas,danBahan
Bakar;(4)Sandang;(5)Kesehatan;(6)Pendidikan,Rekreasi,danOlahRaga;(7)Transportasi,
Komunikasi,danJasaKeuangan
Sumber:BPSdanCEIC(2014)
Menurutdekomposisinya,komponenintitercatat4,02%(y-o-y),komponen
hargadiaturpemerintahtercatat7,57%(y-o-y),sedangkankomponenharga
bergejolaktercatat4,89%(y-o-y)padaOktober2014.
Setelah sempat menurun, harga kelompok pengeluaran bahan
makanan dan transportasi, komunikasi, dan jasa jeuangan kembali
meningkattajampadaNovember2014.InflasitertinggiNovember2014
tercatat pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa
keuangansebesar4,29%(m-t-m)dandisusulkelompokpengeluaranbahan
makanansebesar2,15%(m-t-m).Selainimbaskenaikanbiayatransportasi,
kenaikan harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan diakibatkan
oleh langkanya pasokan cabai merah berkaitan gagal panen di beberapa
daerah.Disisilain,kelompokpengeluaransandangterjadideflasisebesar
0,08%(m-t-m)padaNovember2014.Sementaraitu,inflasitertinggipada
Oktober2014terjadipadakelompokpengeluaranperumahan,listrik,gas,
danbahanbakaryangtercatat1,04%(m-t-m)karenakenaikanTTLdanLPG.
Subkelompoktransportasidalamkelompoktransportasi,komunikasi,
dan jasa keuangan menjadi kelompok pengeluaran yang sangat
terdampak terkait dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. Merujuk
padaOrganda,BBMmenyumbangsekitar30–35%daristrukturbiayadan
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
19
ketikahargaBBMnaikakanmenambahbiayaoperasionalsekitar35–40%
padasektortransportasi.DengankenaikanhargaBBMbersubsidisebesar
30,76%, maka diperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar 10,76–12,3%
pada kelompok pengeluaran transportasi. Namun, pada November 2014,
kenaikan pada sub kelompok transportasi sebesar 6,03% (m-t-m), lebih
rendah dari perkiraan. Secara keseluruhan, kelompok transportasi,
komunikasi,danjasakeuangannaiksebesar6,58%(y-o-y)atau4,29(m-t-m).
Secaraumum,inflasiterjadidi82kotaIndonesiayangdisurveipada
dalamtigabulanterakhir.PadaSeptember2014,inflasiterjadidi64kota
dengan angkatertinggitercatat diPangkalPinang sebesar1,29%(m-t-m)
dandeflasidi18kotadengandenganangkaterendahtercatatdiTualsebesar
-0,89%(m-t-m).PadaOktober2014,inflasiterjadidi74kotadenganangka
tertinggitercatatdiTualsebesar2,18%(m-t-m)dandeflasidi8kotadengan
angkaterendahtercatatdiSorongsebesar-1,08%(m-t-m).PadaNovember,
inflasi terjadi di seluruh kota dengan angka tertinggi tercatat di Padang
sebesar3,44%(m-t-m)danangkaterendahtercatatdiManokwarisebesar
0,07%(m-t-m).
Gambar10:UtangLuarNegeriIndonesia,September2011–September
2014(USDMiliar)
TotalutangluarnegeriIndonesiameningkatseiringdenganmeningkatnya
utangluarnegeriswasta,meskiutangluarnegeripemerintahdanbank
sentralmengalamipenurunan
Sumber:BankIndonesiadanCEIC(2014)
20
Indonesian Economic Review and Outlook
Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
2. Kemampuanmembayarpinjamanmembaik
Utang luar negeri Indonesia naik menjadi USD 292 miliar pada
September 2014. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,01%
dibandingkan Juli 2014 dan sebesar 0,56% dibandingkan Agustus 2014.
Sementara secara year-on-year, utang luar negeri Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 11,19%. Peningkatan utang luar negeri Indonesia
disebabkan oleh adanya peningkatan utang luar negeri swasta yang
mencapai USD 159 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 0,79%
dibandingkanJuli2014dan1,86%dibandingkanAgustus2014.Peningkatan
utangluarnegeriolehswastadikarenakanmasihsulitdanmahalnyasumber
pembiayaan dari dalam negeri. Peningkatan utang luar negeri swasta
tersebuthendaknyaperlumendapatperhatiankhususolehpemerintahbaru
mengingatsaatininilaitukarrupiahatasUSdolarcenderungterdepresiasi.
Halyangberbedajustruterjadipadautangluarnegeripemerintahdanbank
sentral di mana terjadi penurunan sebesar 0,94% dibandingkan dengan
Bulan September 2014 meski secara year-on-year terjadi peningkatan
sebesar7,89%.
Utang luar negeri jangka panjang masih menjadi favorit. Utang luar
negeri jangka panjang pemerintah danbanksentral padaSeptember2014
mencapai USD 120 miliar. Jumlah tersebut menurun sebesar 0, 1%
dibandingkan Agustus 2014 meski secara year-on-year mengalami
Gambar11:UtangLuarNegeriIndonesiaBerdasarkanJangkaWaktu
(RemainingMaturity),Oktober2011-Oktober2014(USDMiliar)
Utangluarnegerijangkapendekmasihdidominasiolehswastasedangkan
utangluarnegerijangkapanjangdidominasiolehpemerintahdanbanksentral
Sumber:BankIndonesiadanCEIC(2014)
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
21
peningkatan sebesar 12%, sedangkan utang luar negeri jangka panjang
swasta mengalami pertumbuhan sebesar 2,83% dibandingkan secara
month-to-month dan sebesar 17,65% secara year-on-year. Sementara itu,
utang luar negeri jangka pendek masih didominasi oleh swasta yang
mencapaiUSD45miliarpadaSeptember2014meskipunjumlahtersebut
lebih rendah sebesar 0,49% dibandingkan dengan bulan sebelumnya,
sedangkan utang luar negeri jangka pendek pemerintah dan bank sentral
mencapaiUSD11,95miliaratauturunsebesar8,69%(m-t-m)dan23,38%
(y-o-y).
DayatarikIndonesiaterhadapinvestorasingmasihkuat.Haltersebut
terlihat dari kepemilikan asing atas obligasi negara pada BulanSeptember
2014yangmencapaiIDR 447triliunataumengalamipeningkatansebesar
3,03%dibandingkandenganbulansebelumnyadansebesar52,09%secara
year-on-year. Peningkatan kepemilikan asing atas obligasi neg a ra
diindikasikan karena besarnya tingkat bagi hasil dari obligasi tersebut
sehinggamenarikinvestorasinguntukmemilikiobligasitersebut.Tingginya
tingkatbagihasiljugadisebabkanolehmeningkatnyainflasisebagaiakibat
gejolakpolitikdanisukenaikanhargaBBM.Selainitu,kepemilikanasingatas
ekuitasjugamengalamipeningkatanhinggamencapaiIDR1.846triliunatau
mengalami kenaikan sebesar 1,17% secara month-to-month dan sebesar
20% dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2013. Hal yang
Gambar12:KepemilikanAsingatasSuratBerhargadiIndonesia,
September2011–September2014(IDRTriliun)
Kepemilikanasingatasobligasipemerintahdanekuitasterus
mengalamipeningkatanmeskipunkepemilikanatasSertifikatBank
Indonesiaterusmenurun
Sumber:KementerianKeuangan,BankIndonesia,OJKdanCEIC(2014)
22
Indonesian Economic Review and Outlook
Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
Gambar13:KomposisiSuratBerhargaIndonesia,Oktober2011-Oktober
2014(IDRTriliun)
SuratBerhargaNegaraOutstandingmengalamipeningkatan
Sumber:DJPUKementerianKeuangandanCEIC(2014)
berbedaterjadipadakepemilikanasingatasSertifikatBankIndonesiayang
terus mengalami penurunan terutama pada Bulan April 2014 hingga
September 2014. Pada Bulan September 2014, kepemilikan asing atas
Sertifikat Bank Indonesia hanya sebesar IDR 1 triliun atau mengalami
penurunansebesar75,64%secaramonth-to-monthdan70,21%secarayearon-year.Kondisitersebutmenjadifenomenayangcukupmenarikmengingat
nilaitukarrupiahterusmelemahnamun kepemilikan asing atasSertifikat
BankIndonesiajustrumengalamipenurunan.
Surat berharga negara outstanding mencapai IDR 1.928 triliun pada
September 2014. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,5%
dibandingkandenganbulansebelumnyadansebesar19,09%dibandingkan
bulan September tahun 2013. Peningkatan tersebut disebabkan karena
peningkatansuratberharganegaraoutstanding(tradable)yangmengalami
peningkatansebesar0,73%secaramonth-to-monthdansebesar23%secara
year-on-year. Hal yang berbeda terjadi pada surat berharga negara
outstanding (nontradable) di bulan September 2014 yang mengalami
penurunansebesar0,91%(m-t-m)dan0,62%(y-o-y).
KemampuanIndonesiauntukmembayarutangmenguat.Tingkatdebt
service ratio pada kuartal III-2014 sebesar 43,44% atau mengalami
penurunan sebesar 9,27% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Keadaan tersebut tentu menjadi salah satu indikator membaiknya
perekonomianIndonesiameskipunrasioutangluarnegeriterhadapekspor
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
23
Gambar14:IndikatorBebanUtangLuarNegeriIndonesia,
September2011-September2014(%)
DebtserviceratioIndonesiamengalamipenurunanmeskipunrasioutang
luarnegeriterhadapekspordanPDBmeningkat
Sumber:BankIndonesia(2014)
danPDBmasihrelatiftinggihinggamencapai135,98%dan34,68%.
3. Tren peningkatan surplus neraca pembayaran dan perdagangan
masihberlanjut
PadakuartalIII-2014,surplusNeracaPembayarankembalimeningkat.
Pada kuartal III-2014 surplus tumbuh 50,71% (q-to-q) menjadi USD 6,47
miliaratausecaraabsolutbertambahsebesarUSD2,18miliardarikuartalII2014. Berlanjutnya tren kenaikan surplus tersebut disebabkan karena
penurunan defisit Neraca Transaksi Berjalan yang cukup besar. Defisit
Neraca Transaksi Berjalan turun sebesar USD 1,85 miliar dari kuartal II2014.NamundemikianperbaikankinerjaNeracaTransaksiBerjalantidak
diikutidengankenaikansurplusNeracaTransaksiModaldanFinansialyang
justruturunsebesarUSD0,66miliar.
NeracaTransaksiBerjalanmengalamipenurunandefisitdikuartalIII2014. Defisit turun dariUSD8,69 miliardikuartalII-2014menjadi defisit
USD 6,84 miliar. Secara relatif, defisit turun sebesar 21,32% (q-to-q) dan
20,84% (y-o-y). Perbaikan kinerja tersebut ditopang oleh meningkatnya
surplus Neraca Perdagangan Barang terutama dari komoditas non migas
serta penurunan defisit pada Neraca Jasa-Jasa dan Pendapatan Primer.
DefisitNeracaJasa-JasaturunsebesarUSD0,38miliarterutamadipengaruhi
oleh menurunnya pembayaran jasa pelayaran yang mengikuti penurunan
pada kegiatan impor. Selain itu adanya lonjakan surplus Neraca Jasa
24
Indonesian Economic Review and Outlook
Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
Gambar15:NeracaPembayaranIndonesia2011:Q3-2014:Q3(USDMiliar)
SurplusNeracaPembayaranIndonesiameningkat
Sumber:BankIndonesiadanCEIC(2014)
Perjalanan sebesar USD 0,28 miliar juga turut berpengaruh. Adapun
penurunandefisitNeracaPendapatanPrimersebesarUSD0,14miliarlebih
disebabkankarenakinerjaNeracaPendapatanInvestasimembaik.
Surplus Neraca Transaksi Modal dan Finansial menurun tipis pada
kuartalIII-2014.Surplusturuntipis4,59%dari sebelumnya sebesarUSD
14,33miliardikuartalII-2014menjadiUSD13,67miliar.Namundemikian
secarayearonyear,surplusjustrutumbuhpesatlebihdariduaratuspersen
yakni 202,76%(surplus tahun 2013 hanya sebesar USD 4,52 miliar).
Memburuknya kinerja Neraca Transaksi Modaldan Finansial dikarenakan
banyaknyainvestasiportofolioyangkeluardariIndonesia.PadakuartalIII2014aliranmasukinvestasiportofoliodiIndonesiaadalahsebesarUSD5,79
miliar,sedangkandikuartal sebelumnya sebesarUSD9,31miliar.Hallain
yangjugaturutberpengaruhterhadapkinerjaNeracaTransaksiModaldan
FinansialadalahmenurunnyasurplusNeracaInvestasiLainnyasebesarUSD
1,06miliar(q-to-q)yangdipicuolehdefisitpadasisiaset.
IndonesiamencatatsurplusNeracaPerdaganganBarangsebesarUSD
1,55 miliar pada kuartal III-2014. Angka tersebut jauh lebih tinggi
daripada kuartal sebelumnyayang defisitUSD0,13miliar. SurplusNeraca
PerdaganganBarangdidorongolehekspansisurplusNeracaNonMigasdan
Neraca Barang Lainnya. Sementara itu defisit Neraca Migas masih relatif
besar dan tidak banyak berubah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Penurunan subsidi BBM akhir tahun ini diharapkan membawa perbaikan
pada Neraca Migas pada kuartal I-2015 nanti. Secara year on year, pada
kuartal III-2014 surplus Neraca Perdagangan Barang meningkat sebesar
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
25
Gambar16:NeracaPerdaganganBarang,2011:Q3-2014:Q3(USDMiliar)
KinerjaNeracaPerdaganganBarangmembaik
Sumber:BankIndonesiadanCEIC(2014)
USD1,47miliar,lebihrendahdibandingpeningkatansurplusq-to-qsebesar
USD1,68miliar.
Pada kuartal III-2014 surplus Neraca Non migas meningkat dua kali
lipat dibandingkan kuartal sebelumnya. Indonesia mencatat
pertumbuhansurplussebesar102,7%(q-to-q)dariUSD2,72miliarmenjadi
USD4,33miliar.Ekspansisurplustersebutdisebabkanadanyapenurunan
imporkomoditasnonmigassebanyakUSD2,26miliardikuartalIII-2014.
Penurunannilaiimporterbesarterjadipadakomoditasproduklogamdasar
yang mencapai USD 0,53 miliar. Kemudian diikuti berturut-turut oleh
komoditas peralatan listrik, alat ukur dan optik (USD 0,28 miliar) serta
komoditastekstildanprodukturunannya(USD0,26miliar).Sedangkandari
sisiekspor,nilai eksporkomoditasnonmigasjustru turunsekitarUSD0,65
miliardarikuartalsebelumnya.
Defisit Neraca Minyak dan Gas sedikit berkurang di kuartal III-2014
dipengaruhi turunnya nilai impor minyak. Defisit Neraca Migas pada
kuartal ini mencapai USD 3,14 miliar. Berkurangnya defisit Neraca Migas
dipicuolehturunnyanilaiimporkomoditasminyakmentahsekitar16,64%
(q-to-q), meskipun pada saat yang bersamaan surplus Neraca Gas turun
sebesar USD 0,05 miliar akibat nilai impor yang tumbuh besar hingga
mencapai14,63%.
EksporbersihIndonesiabernilaipositifpadakuartalIII-2014setelah
pada kuartal sebelumnya negatif. Di kuartal III-2014, Indonesia
memperolehsurplusdariaktivitasperdaganganinternasionalsebesarUSD
1,56miliar.Indonesia memilikisurplusperdaganganinternasionaldengan
26
Indonesian Economic Review and Outlook
Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
Tabel8:PerkembanganEkspor-ImporberdasarkanKawasantahun2014
(USDMiliar)
EksporbersihIndonesiapositif
Sumber:BankIndonesia(2014)
semuakawasankecualiterhadapkawasanAustralia-Oseaniayangkembali
membukukan defisit (dari defisit USD 0,10 miliar pada kuartal II-2014
menjadidefisitUSD0,25miliardikuartalIII-2014). Pada kuartalIII-2014,
kenaikan nilai surplus terbesar secara q-to-q terjadi pada aktivitas
perdagangandengankawasanAsiayaknisebesarUSD1,08miliar.Terhadap
kawasan ASEAN, ekspor bersih Indonesia pada kuartal III-2014 adalah
sebesarUSD2,30miliar dengan pertumbuhan q-to-q9,54%.Ekspor bersih
denganASEANsecarapersentasemencakup36,38%daritotaleksporbersih
denganseluruhnegara-negarakawasanAsialainnya.
Nilai ekspor Indonesia mengalami kontraksi dengan beberapa
kawasan. Kawasan-kawasan tersebut adalah Asia (-2,76%), AustraliaOseania (-15,30%), dan Afrika (-2,98%). Sementara ekspansi nilai ekspor
IndonesiaterjadipadaperdagangandengankawasanAmerika(0,86%)dan
Eropa (5,13%). Selain itu dengan kawasan ASEAN, nilai ekspor Indonesia
juga turun dari USD 10,05 miliar menjadi USD 9,60 miliar. Secara
keseluruhaneksporIndonesiaturunsebesar1,94%dariUSD44,50miliar
(KuartalII-2014)menjadiUSD43,64miliar(KuartalIII-2014).
Pada kuartal III-2014 nilai impor Indonesia turun 5,71% (q-to-q).
Secara persentase penurunan terbesar dialami oleh kawasan Asia yakni
mencapai7,54%.Kemudiandiikutiberturut-turutolehkawasanAmerika(6,71%), Eropa (-6,08%), dan Australia-Oseania (-5,69%). Kenaikan impor
hanya terjadi pada perdagangan dengan kawasan Afrika yakni tumbuh
sebesar 0,05%. Adapun dengan kawasan ASEAN, sebagaimana halnya
terhadapkawasanAsialainnya,jugamengalamipertumbuhannegatif4,71%
dari sebelumnya impor sebesar USD 7,95 miliar menjadi USD 7,29 miliar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penurunan nilai impor
IndonesiapadakuartalIII-2014yanglebihbesardibandingpenurunannilai
ekspormengakibatkannilaieksporbersihIndonesiabernilaipositif.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
27
C. GAMA LEI DAN KONSENSUS PROYEKSI EKONOMI
1. GAMALeadingEconomicIndicator
LeadingEconomicIndicatormerupakansalahsatumodelearlywarning
systemuntukmemprediksiarahpergerakanekonomisatukuartalke
depan.TimMacroeconomicDashboardFEBUGMmengembangkanmodel
GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI) dengan menggunakan uji
kuantitatif dan kualitatif untuk menghasilkan prediksi terbaik. Titik balik
serta kenaikan/penurunan pada model GAMA LEI digunakan untuk
memprediksi arah pergerakan perekonomian Indonesia satu kuartal ke
depan.
GAMALEIdisusundariberbagaimacamindikatoryangtelahmelewati
uji statistik yang ketat. Kinerja pada variabel makro seperti investasi,
konsumsisemen,danjumlahwisatawanyangdatangsertakapitalisasipasar
sahamBEIdanindekskompositNYSEdaripasarmodalcukupberpengaruh
pada kondisi perekonomian. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa
beberapa indikator ekonomi makro lainnya dapat berubah dengan cepat
dalambeberapawaktukedepan.
Gambar17:GAMALeadingEconomicIndicator
GAMALEImemprediksikankecenderunganpenurunansiklus
perekonomianIndonesiayangmasihberlanjut
28
Indonesian Economic Review and Outlook
GAMA LEI dan Konsensus Proyeksi Ekonomi
GAMA LEI mampu menghasilkan perkiraan siklus perekonomian
(PDB) Indonesia dengan akurat pada beberapa waktu sebelumnya.
GAMALEIyangdihasilkanedisi-edisisebelumnyapadatahun2014initelah
telahberhasilmemprediksiperlambatanekonomiselamatigakuartal,yaitu
pada kuartal I hingga kuartal III tahun 2014. GAMA LEI juga masih
memprediksikan kinerja perekonomian Indonesia yang menunjukkan
perlambatanpadakuartalIVtahun2014.Haltersebutdisebabkanadanya
penurunankinerjapadabeberapaindikatorkunciperekonomianIndonesia
yangmenyebabkanpertumbuhanekonomimenurundibandingkankuartal
sebelumnya.
Keberagaman pola pada pertumbuhan ekonomi Indonesia serta
proyeksisiklusperekonomiandalammodelGAMALEImenghasilkan
peramalanyangkomprehensif.Peramalansiklusbisnismenekankanpada
pergerakan siklus perekonomian apakah berada pada fase ekspansi atau
kontraksidalambeberapawaktukedepan.SiklusPDByangdihasilkandalam
model mengalami pergerakan menurun walaupun dalam fase ekspansi
(beradadiatasnilai100).DalamhaliniPDBIndonesiapadakuartalIII-2014
secara year-on-yeartercatatmeningkat,namundenganpertumbuhanyang
melambat.BegitupulayangterjadipadaSiklusGAMALEI kuartalIII-2014,
hal ini berarti pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2014 memiliki arah
menurunwalaupunberadapadafaseekspansi(beradadiatasnilai100).
Hasil prediksi GAMA LEI pada edisi ini menghasilkan adanya
kecenderungan penurunan siklus perekonomian (PDB) Indonesia.
Model GAMA LEI pada kuartal III-2014 menunjukan perubahan arah
pergerakan perekonomian yang menurun. Pergerakan GAMA LEI yang
menurun menghasilkan prediksi penurunan siklus perekonomian (PDB)
Indonesia pada kuartal IV-2014. Tahun 2014 diwarnai oleh perhelatan
politikdanjugaketidakpastiankondisiekonomiakibatkenaikanhargaBBM.
Pemerintah baru kini lebih berpihak pada pengetatan belanja negara,
terutamabelanjasubsidiBBM.Diharapkandanayangtadinyadialokasikan
untuk subsidi BBM dapat dialokasikan kembali untuk hal-hal yang lebih
produktif seperti belanja modal. Dalam jangka pendek perekonomian
mungkin akan mengalami perlambatan, namun dalam jangka panjang
diharapkanperekonomiandapattumbuhdengancepat.Jokowi-JKberserta
kabinetnya telah mampu memberikan harapan dan optimisme bagi
perekonomian Indonesia. Walaupun demikian, masyarakat masih
cenderung menunggu ( wait and see ) kinerja yang sebenarnya dari
pemerintah baru. Oleh karena itu, pemerintahan harus mampu
memanfaatkan momentum dengan menjaga atau bahkan meningkatkan
kinerjaperekonomianIndonesia.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
29
2. KonsensusProyeksiIndikatorMakroekonomi
Hasil konsensus menunjukkan nilai tiga indikator makro utama
Indonesia yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar.
Konsensus diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim
MacroeconomicDashboarddenganrespondendosendanpenelitidiFakultas
EkonomikadanBisnisUGM.
Secaraumum,prediksipertumbuhanPDBriil(y-o-y)kuartalIV-2014
bergerak memburuk dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan
PDBriilkuartalIII-2014.PDBriil(y-o-y)diprediksitumbuhsebesar4,97%
± 0,15% pada kuartal IV-2014 dan 5,13% ± 0,21% pada kuartal I-2015.
Adapun secara tahunan, prediksi pertumbuhan PDB riil 2014 dan 2015
masing-masingsebesar5,00%±0,10%dan5,3%±0.2%.Menurutsurvei
yang dilakukan, tiga faktor utama penentu terjadinya penurunan
pertumbuhanPDBriilditahun2014adalahkondisiperekonomiandunia,
tingkatinvestasidomestikdanasing,sertadayabelimasyarakat.
InflasiIndonesiatahun2014-2015diprediksiberadapadakisaran6
hingga7persen.Tahun2014,hasilprediksiinflasiIndonesiaadalahsebesar
6,50%±1,77%.Tahun2015nilainyabergerakmeningkatmenjadi5,67%±
1,41%.Sementaraitusecarakuartalan,inflasidiIndonesiapadakuartalIV2014danI-2015masing-masingsebesar6,83%±1,41%dan6,17%±3,18%.
Menurut survei yang dilakukan, tiga faktor utama penentu terjadinya
kenaikaninflasiditahun2014adalahsubsidipemerintah,hargakomoditas
dunia,dankondisikursrupiah.
Nilai tukar rupiah diprediksi masih di sekitar nilai IDR/USD 12.000
pada tahun 2014. Pada kuartal IV-2014 nilai tukar rupiah diperkirakan
sebesarIDR/USD12.100±IDR/USD100.Dikuartalberikutnya,nilaitukar
rupiahsedikitmenguatmenjadiIDR/USD12.033±IDR/USD58.Sementara
itusecaratahunan,nilaitukarrupiahtahun2014adalahIDR/USD12.200±
IDR/USD265dantahun2015menguatmenjadiIDR/USD11.767±IDR/USD
252.Menurutsurveiyangdilakukan,tigafaktorutamapenentuterjadinya
kenaikan pertumbuhan apresiasi nilai tukar rupiah di tahun 2014 adalah
kondisiekonomiIndonesia,tingatinflasi,dankinerjaneracapembayaran.
30
Indonesian Economic Review and Outlook
GAMA LEI dan Konsensus Proyeksi Ekonomi
Tabel9:EstimasiPertumbuhanPDBRiil(y-o-y,dalam%)
Sumber:DataPrimer(diolah,2014)
Tabel10:EstimasiInflasi(y-o-y,dalam%)
Sumber:DataPrimer(diolah,2014)
Tabel11:EstimasiNilaiTukarRupiah(IDR/USD)
Sumber:DataPrimer(diolah,2014)
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
31
D. PERKEMBANGAN EKONOMI REGIONAL
Dari33provinsidiIndonesia,20provinsimencatatkanpertumbuhan
ekonomilebihtinggidaripertumbuhanekonominasionalpadakuartal
III tahun 2014. Provinsi tersebut adalah Sumut (5,3%), Sumbar (5,8%),
Kepri (6,9%), Jambi (6,6%), Lampung (5,57%), Bengkulu (5,14%), DKI
Jakarta(6%),Jabar(5,6%),Jateng(5,4%),Jatim(5,91%),Kalteng(5,54%),
Bali (6,53%), Sulut (7,01%), Sulteng (6,58%), Sulsel (8,23%), Gorontalo
(7,77%),Sultra(7,69%),Maluku(7,33%),MalukuUtara(5,9%),PapuaBarat
(6,3%). Pertumbuhan ekonomi 20 provinsi di Indonesia tersebut tidak
mampumendongkrakpertumbuhanekonominasionalkarenaprovinsilain
sepertiNTBbahkanmencatatkanpertumbuhanyangminus(-3,1%).
PerekonomiankawasanIndonesiaTimuryangmeningkatlebihbanyak
disumbang oleh aktivitas tambang pasca keluarnya izin ekspor
mineral. Kenaikan pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kinerja
ekonomiSulawesiSelatan,SulawesiTengah,danSulawesiTenggara,serta
provinsi Kalimantan Timur dan Bali. Akibatnya, kinerja ekspor kembali
meningkat. Di sisi lain, Nusa Tenggara Barat mengalami kontraksi
pertumbuhan karena izin ekspor mineral yang tertunda. Selain itu, risiko
jugadatangdariperlambatanekonomiTiongkok,danhargaproduktambang
yangrendah.
Menanggapi kebijakan Minerba, tampaknya pembangunan pabrik
pengolahanhasiltambangsudahmulaimenggeliatkanperekonomian,
terutama untuk daerah Sulawesi. Smelter yang mulai beroperasi di
beberapadaerahdiKalimantan,sepertiKalimantanBaratdanKalimantan
Selatan, serta peningkatan produksi ferronikel di Sulawesi Tenggara
diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor industri pengolahan
dan mendorong peningkatan kinerja ekonomi kawasan Indonesia Timur.
Beberapa smelterdiperkirakanakanberoperasipadaawalkuartalIItahun
2015.Selainpengolahannikel,Sulawesiakanmembangunpulapengolahan
stainless steel di Sulawesi. Hal ini tentu akan meningkatkan nilai tambah
produksipertambanganIndonesia.
Setelah pemerintah menaikkan harga BBM untuk menghemat
anggaran,inflasiperlumendapatkanperhatiankhusus,terlebihdisaat
kondisi perekonomian yang semakin berkontraksi. Pengalihan pos
32
Indonesian Economic Review and Outlook
Perkembangan Ekonomi Regional
Tabel12:PertumbuhanEkonomidanInflasidi33Provinsi
Pertumbuhanekonomimelambatdiregional
Sumber:BPSdanBankIndonesia(2014)
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
33
anggarandaripenghematansubsidiBBMperluuntukdisalurkankeposyang
lebih strategis seperti infrastruktur. Pembangunan infrastruktur sangat
pentingdilaksanakanuntukmeningkatkandayadukungperekonomianyang
diharapkan akan menjaga pertumbuhan di atas 5%. Selain itu, belanja
pemerintah daerah diharapkan meningkat pada kuartal IV dan turut
menopangperekonomiandaerah.
PerkembanganinflasibeberapaprovinsidiIndonesiahinggakuartalIII
tahun 2014 cukup mengkhawatirkan di mana 16 provinsi memiliki
inflasi yang lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat sebesar
4,53%(y-o-y)padaSeptember2014.Dampakdarikebijakanpemerintah
menaikkan harga BBM akan turut menyumbang peningkatan inflasi di
beberapaprovinsidiIndonesia.16Provinsiyangtercatatmengalamiinflasi
lebih tinggi daripada inflasi nasional adalah Aceh, Sumut, Sumbar, Riau,
Bengkulu,DKIJakarta,Banten,JawaTengah,KalimantanBarat,Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Sulut, Sulteng, NTB, Maluku Utara, dan Papua
Barat.
34
Indonesian Economic Review and Outlook
E. ASEAN: Rapuhnya Perekonomian Kawasan
Menjelang ASEAN Economic Community
2015
Memasuki ASEAN Economic Community (AEC) 2015, perekonomian
kawasan masih menunjukkan belum adanya fundamental
perekonomianyangcukupmapanbaginegara-negarakawasanuntuk
memasuki kompetisi perekonomian yang lebih terbuka. Situasi
perekonomian ASEAN pada kuartal III-2014 adalah potret perekonomian
yang menunjukkan masih banyaknya daftar negatif dalam berbagai aspek
perekonomian kawasan yang masih harus ditangani oleh pemerintahan
nasional di ASEAN. Selain capaian pada upaya perbaikan daya saing yang
masihbelummenunjukkanperubahansignifikan,beberapanegarautamadi
kawasan seperti Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Brunei Darussalam
bahkan relatif mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih melambat
dibandingkan capaian sebelumnya pada kuartal II-2014. Negara kawasan
seperti Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, dan Myanmar yang masih
dihadapkan dengan berbagai permasalahan fundamental perekonomian
seperti struktur ekonomi yang belum terdiversifikasi dengan baik serta
keseimbangananggaranpendapatandanbelanjayangbelumseimbangdan
produktif menunjukkan bahwa negara-negara kawasan belum memiliki
kesiapanfundamentalperekonomianyangseimbangdalammemasukiera
komunitas ekonomi bersama. Situasi ini menunjukkan bagaimana
kerapuhanperekonomiansertaketidakseimbangankesiapanharusmenjadi
catatanpentingyangdisadariolehnegara-negaraanggotaASEANsehingga
dapatmenjadiprioritaspenanganandalammasatenggatlebihkurang365
harimenujuAEC2015.
BerbagaikebijakandomestikyangditerapkannegaraanggotaASEAN
juga menjadi tantangan bagi kesiapan kawasan menuju AEC 2015.
Selain perekonomian kawasan ASEAN dibayangi secara eksternal terkait
rencanakenaikansukubungaAmerikaSerikatpadakisaran100-115basis
poinyangberpotensiakanmemutarbalikarusmodaldariemergingmarkets
kembali ke Amerika Serikat pada tahun 2015, berbagai kebijakan yang
diterapkan secara nasional juga berpotensi menjadi tantangan bagi
kesiapaan kawasan dalam menghadapi AEC 2015. Defisit anggaran
pendapatandanbelanjanegarayanglebihdari3%padabeberapanegaradi
kawasan seperti Kamboja, Laos dan Myanmar yang tidak diiringi dengan
langkah-langkah yang konkrit untuk menyeimbangkan anggaran serta
berbagaikebijakandomestiksepertirasionalisasihargaBahanBakarMinyak
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
35
Tabel13:PertumbuhanGDPNegaraASEAN,ConstantPrice,1998–Q32014
(y-o-y,%)
Sektorberbasissumberdayamasihmenjadifaktorpenentuperekonomian
kawasan
Catatan:rata-ratapertumbuhanuntukperiode1998-1999,2000-20007,dan2008-2009
Sumber:IMF,CEIC(2014)
(BBM)diIndonesiadanMalaysia,rencanapenerapanGoodsandServiceTax
(GST)barudiMalaysiapadatahun2015,sertarencanakenaikanValueAdded
Tax(VAT)sebesar10%dangajipegawainegerisipilsebesar8%diThailand
padatahun2015diperkirakanakanmemberikantantanganbagikawasan
dalammempercepatkesiapannyamenghadapiAEC2015.Melaluigambaran
kebijakanyangada,tantanganperekonomiandomestikberpotensimuncul
daritekananpadaposfiskalpemerintahnasionalsertapenurunandayabeli
masyarakat yang merupakan salah satu sektor utama penopang
pertumbuhan ekonomi kawasan serta penurunan kemampuan investasi
para pelaku sektor ekonomi swasta-domestik dari masing-masing negara
anggotaASEAN.
Capaian perekonomian di kawasan masih belum menggembirakan.
Negara-negarautamadikawasanASEAN,atauyangdikenalsebagainegara
ASEAN-5padaakhirnyamencatatkanpertumbuhanekonomipadakuartal
III-2014 dibawah ekspektasi. Hal tersebut terutama ditandai dengan
kontraksi pertumbuhan hampir dua digit yang dialami oleh Brunei
Darussalam serta laju pertumbuhan yang melambat sebagaimana dialami
Indonesia,MalaysiadanFilipinasebagai“motor”penggerakperekonomian
kawasan.Namunkarakteristikpertumbuhanpadakuartalinimasihrelatif
sama pada situasi sebelumnya dimana arah pertumbuhan yang dialami
dipengaruhi terutama oleh sektor sumberdaya, sektor jasa dan sektor
konstruksi.Sementaraitudisisilain,PemerintahanMiliterThailandtelah
mampu menunjukkan kemampuan mereka dalam menjamin stabilitas
perekonomiandanmenumbuhkankepercayaanpelakuekonomidiThailand,
36
Indonesian Economic Review and Outlook
ASEAN
sehinggasetelahlamamencatatkanpertumbuhanekonomiyangmelemah,
Thailandkembalimenunjukkanpertumbuhanperekonomianyangkembali
positifdandiperkirakanakanterusmeningkatdaritahunketahun.
Investasi swasta pada bidang infrastruktur menjadi kunci
pertumbuhanekonomidinegarautamakawasan.Situasipertumbuhan
ekonomikuartalIII-2014yangtidakterlalubaikjikadibandingkandengan
kinerja serupa pada kuartal II-2014 terutama mampu tetap mencatatkan
pertumbuhan pada tingkat tertentu dikarenakan ditopang oleh investasi
parapelakuswastapadaberbagaiproyekinfrastrukturdenganfokuspada
sub-sektor yang terkait dengan perdagangan dan sektor konstruksi yang
dilatarbelakangi oleh kesiapan untuk proyeksi membaiknya situasi
perekonomian global secara umum pada tahun 2015. Investasi tersebut
diantaranyasepertiinvestasipadapabrikgarmendanalaskakidiKamboja,
mega-investasi pada pembangkit listrik bertenaga air di Laos, serta
pembangunankembaliberbagaifasilitaspublikdaninfrastrukturdiFilipina
pascabencanaalamTopanYolandadanGempaBumiBoholditahun2014.
Perbaikan fundamental ekonomi menjadi pekerjaan rumah penting
bagi negara-negara kawasan ASEAN dalam menghadapi AEC 2015.
Bruneisebagaisatu-satunyanegaradikawasanyangmencatatkankontraksi
ekonomi sebesar hampir dua digit (-9,7%) memerlukan restrukturisasi
fundamental perekonomian dengan mempercepat diversifikasi sektor
perekonomianyangsaatinimasihsangatbergantungpadaindustriminyak
bumidangasalam.MenurutJabatanPerancangKemajuanEkonomi(JPKE)
Brunei, sektor tersebut menguasai lebih kurang 70% PDB dan 90% total
ekspor. Pada kuartal III-2014 sektor migas di Brunei Darussalam
mencatatkankontraksi-11,7%sementaradisisilain,sektorindustriBrunei
belummencapaitingkatefisiensiyangmemadaiyaituhanyamamputumbuh
sebesar0,05%padakuartalberjalan.Permasalahanfundamentalekonomi
lainnyasepertidefisitanggaranpendapatandanbelanjanegarayangterlalu
besardialamiolehLaos(5,8%terhadapPDB)danMyanmar(3,7%terhadap
PDB)akibatkebijakanperlindungansosialyangterlaluekspansif,rekrutmen
pegawai negeri sipil secara besar-besaran dan anggaran pertahanan yang
masih terlalu tinggi sehingga menyebabkan terbatasnya ruang fiskal
pemerintah dalam mengalokasikan anggaran untuk melakukan stimulus
perekonomian sehingga berkelanjutan pada pertumbuhan ekonomi yang
belum mampu tumbuh secara optimal. Pentingnya diversifikasi
perekonomiansertakeseimbanganfiskalyangmasihnegatifmenunjukkan
bahwa negara-negara anggota ASEAN harus terus memberikan perhatian
kepadaperbaikanfundamentalperekonomiandikawasan.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
37
Tabel14:IndeksHargaKonsumen(IHK)NegaraASEAN,2011-2014*
(y-o-y,%)
Kenaikanpangandanketergantunganpadaimpormenjadipemicu
utamainflasikawasan
Catatan:
*=Data-datauntukBruneiDarussalam,Kamboja,Laos,Malaysia,Myanmar,Filipina,Singapuradan
Vietnamadalahposisiper-Oktober2014(y-o-y).DatauntukIndonesiadanThailandadalahposisi
per-November2014(y-o-y)
Sumber:Bloomberg(2014)
Inflasi kawasan terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan
serta ketergantungan pada berbagai produk impor. Secara umum
negara-negaradikawasanASEANmencatatkanpembentukaninflasitinggi
yangdisebabkanolehmeningkatnyahargabahanmakanandanminuman
non-alkohol serta beberapa komponen konsumtif lainnya seperti garmen
danelektronikyangmasihsangatbergantungpadaaktivitasimporseiring
dengan dibukanya berbagai fasilitas Special Economic Zone/Kawasan
EkonomiKhususyangterutamaterjadipadanegara-negarayangterletakdi
areaSungaiMekong(Kamboja,LaosdanMyanmar).Bahkanuntukbeberapa
negara di kawasan ASEAN, penerapan sistem pengawasan bea cukai yang
terlalu ketat turut menjadi penyumbang tingginya harga produk-produk
impor di pasar. Salah satu penyebab masih tingginya ketergantungan
kawasanpadaprodukimporadalahdikarenakanpeningkatanpertumbuhan
ekonomi secara umum di kawasan turut menciptakan lahirnya kaum
ekonomi menengah baru yang memiliki permintaan relatif tinggi serta
kategoriprodukyangdimintasecaraumumbelumdapatdipenuhisecara
optimalolehindustridalamnegeri.Berbagaikebijakanpengendalianharga
pangandanpembangunanberbagaiindustriberbasissubtitusiimporperlu
menjadiperhatianbaginegara-negarakawasanASEANdalammemastikan
kesiapanyanglebihbaikmenujuAEC2015.
Kinerja pasar saham masih didominasi oleh sentimen positif para
pelakuekonomiswasta.Tingkatkepercayaanparapelakuekonomiswasta
38
Indonesian Economic Review and Outlook
ASEAN
Tabel15:IndeksPasarSahamNegaraASEAN,2009-1Desember2014
(y-o-y,%)
Sentimenpositifpelakuekonomiswastamendominasikinerjapasar
sahamkawasan
Catatan:Dataposisi2Januaridan1Desember2014adalahpertumbuhanberbasisyear-to-date
Sumber:Bloomberg(2014)
dan para pelaku pasar keuangan terhadap masa depan perekonomian
kawasanmasihmenjadifaktorutamaterdongkraknyaindekshargasaham
gabungan di berbagai pasar saham di kawasan. Negara-negara utama
kawasansepertiThailand,FilipinadanVietnamyangsecaraberturut-turut
mencatatkan pertumbuhan pasar saham yang signifikan yaitu sebesar
29,49%, 26,19% dan 22,51% menunjukkan bagaimana investasi yang
dilakukanolehparapelakuekonomimengisyaratkantingkatkeyakinanpara
pelakuekonomipadakinerjaperekonomiannegara-negarabersangkutandi
tahun2015yangakandatang.Namunpasarsahamadalahpasaryangsangat
liquidsehinggacapaiansaatinidapatsertamertaberubahseiringdengan
berbagai kebijakan di bidang moneter dan keuangan yang terjadi dalam
tataranglobal,sebagaimanarencanakenaikanbasissukubungaolehTheFed
ditahun2015yangdapatmengubaharusinvestasiglobalsecarasignifikan.
Tingkat nilai tukar di kawasan masih sangat dipengaruhi oleh
keseimbanganperdaganganinternasionaldansentimenpelakubisnis.
Secaraumumpenguatanataupelemahanpadanilaitukarnegara-negaradi
kawasan ini sangat dipengaruhi pada kinerja keseimbangan perdagangan
internasional negara tersebut sebagaimana yang dialami penguatan yang
relatif tipis pada mata uang Baht Thailand dan Rupiah Indonesia hingga
situasiper-1Desember2014.KhususuntukVietnam,penurunannilaimata
uangterjadidikarenakanakibatkebijakanmoneteryangditempuhberupa
devaluasiDongVietnamsebesar1%yangdilakukanpada19Juni2014demi
menjagadayasaingproduk-produkVietnamdiluarnegeridimanamenurut
pejabat terkait, kebijakan devaluasi mata uang ini akan terus dilanjutkan
sebagaistrategiperdaganganditahun2015.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
39
Tabel16:NilaiTukarMataUangASEANTerhadapUSD,
2009–1Desember2014(y-o-y,%)
Nilaitukarmatauangmenjadivariabelpentingdalamdayasaing
produkekspor
Catatan:
*=Padatahun2012Myanmarmengalamipenyesuaiannilaimatauang
Datatersajipadaposisi29Agustus2014adalahpertumbuhanberbasisyear-to-date
Angka(+)menunjukkanapresiasimatauangdanangka(-)menunjukkandepresiasimatauang.
Sumber:Bloomberg(2014)
Neracaperdaganganintra-ASEANmenunjukkankeseimbangannegatif
lebihbanyakdibandingkandengancapaianpadaneracaperdagangan
ekstra-ASEAN. Perdagangan intra-ASEAN ternyata belum cukup mampu
untuk menunjukkan manfaatnya secara optimal pada pemberian nilai
tambah bagi perekonomian kawasan. Selain isu klasik mengenai proporsi
perdagangan intra-ASEAN yang masih belum cukup tinggi dibandingkan
denganperdaganganintrakerjasamakawasanekonomiyangadalainnyadi
internasional,ternyatasecaranilaitambahdankeseimbanganperdagangan
intra-ASEAN belum cukup menjanjikan sebagai arus perdagangan yang
Tabel17:NeracaPerdaganganNegara-NegaraASEAN;2009-2013(MiliarUSD)
Neracaperdagangannegatifbanyakterjadipadaintra-ASEANdibandingkan
ekstra-ASEAN
Sumber:ASEANSecretariat(2014)
40
Indonesian Economic Review and Outlook
ASEAN
menguntungkan bagi negara-negara ASEAN. Negara-negara ASEAN lebih
berpotensimencatatkanneracaperdaganganyangpositifpadaperdagangan
ekstra-ASEAN dibandingkan perdagangan intra-ASEAN, kecuali Malaysia
sebagaisatu-satunyanegarayangkonsistenpadaperiode2009hingga2013.
Walaupunsecarakumulatif,terutamapadarentangwaktu2012dan2013
ekspor netto ekstra-ASEAN justru mencatatkan nilai rekapitulasi yang
negatif namun sesungguhnya nilai ekspor netto yang positif dalam intraASEANdidominasiolehsegelintirperekonomiansajayaituSingapuradan
Thailand. Untuk itu, para pengambil kebijakan di ASEAN perlu kembali
merumuskan kebijakan agar ASEAN tetap mampu menjadi sumber
pendorong kesejahteraan bagi negara anggota dan kawasannya terutama
dalamaspekperdaganganinternasionalkarenasesungguhnyaitulahyang
menjadi esensi awal semangat yang mendorong negara-negara ASEAN
sepakatuntukmembangunkerjasamaperekonomiandikawasan.
NeracaperdaganganIndoensiatercatatdefisitterhadapnegara-negara
utamadikawasan.IsudayasaingprodukIndonesiaditataranASEANmasih
Tabel18:NeracaPerdaganganIndonesiadenganASEAN;2009-2014(JutaUSD)
NeracaperdaganganIndonesiadefisitterhadapnegara-negarautamadi
kawasanASEAN
Sumber:ASEANSecretariat(2014)
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
41
perlumenjadiperhatianseriusdimananeraraperdaganganIndonesiamasih
mencatatkannilainegatifterhadapnegara-negarautamadikawasanseperti
Singapura,Malaysia,ThailanddanVietnam.Bahkanapabiladicermatisecara
lebih lanjut maka sesungguhnya neraca perdagangan Indonesia terhadap
negaraASEANsecaraumumhinggakondisiper-Oktober2014mencatatkan
nilaiyangnegatifsebesar-8164,71JutaUSD.Halinimenunjukkanbahwa
Indonesiawalaupunsecarakumulatifsudahmulaimencatatkannilaineraca
perdagangan yang positif, namun pada tataran ASEAN, Indonesia masih
mengalami masalah serius dalam kinerja perdagangan dan daya saing
produk. Hal ini harus menjadi perhatian serius sehingga AEC 2015 tidak
menjadikan Indonesia hanya menjadi “penonton pinggir” dari aktivitas
perekonomian yang semakin terbuka dan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkannilaitambahdanpeningkatankesejahteraansecaraoptimal
darikeleluasaanarusperdaganganbarang,jasadaninvestasi.
Perbaikan daya saing negara-negara ASEAN tidak diikuti dengan
perubahanpenilaianyangsignifikanpadaberbagaiindikatorglobal.
Dayasaing(competitiveness)menjadielemenyangpentingdalamdinamika
persaingan terutama di era globalisasi atau maupun sekedar di tahapan
regionalisasi sebagaimana yang dituju oleh AEC 2015 saat ini. Menurut
World Bank (2014), negara-negara di kawasan ASEAN perlu memberikan
perhatian yang lebih pada upaya-upaya pembangunan daya saing melalui
upaya-upaya untuk membangun tingkat produktifitas yang lebih tinggi
disertai dengan investasi yang cukup pada pendidikan dan pelatihan
generasi muda. Namun ternyata arah pembangunan daya saing berbagai
negaradikawasaniniternyatamasihhanyaberfokuspadapembangunan
yangbersifatoperasionaldanbelummenyentuhpembangunanyanglebih
bersifatfundamental,misalkanpembangunansumberdayamanusia.Data
Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa 50% negara anggota ASEAN masih
berada pada tahapan pembangunan sumber daya manusia berkualitas
sedangbahkankhususuntukMyanmarmasihdikategorikansebagainegara
dengan pembangunan sumber daya manusia berkualitas rendah. Namun
pada dasarnya terdapat berbagai perubahan-perubahan teknis yang
dilakukan oleh negara-negara di kawasan dalam meningkatkan daya
saingnya, seperti yang dialami oleh Brunei Darussalam, Indonesia,
Singapura, Thailand dan Vietnam yang mulai menerapkan penggunaan
teknolog informasi dalam berbagai aktivitas perizinan bisnis dan
perpajakan.BahkanLaosdanMyanmarjugamelakukanperbaikansistem
denganmembenahisistemperpajakannasionalagarmenjadilebihmudah
dan efisien. Namun ternyata segala perbaikan yang dilakukan ini belum
42
Indonesian Economic Review and Outlook
ASEAN
mampumendongkrakperingkatdarinegara-negarakawasanASEANpada
berbagaiindikatorglobal,dikarenakanperubahansistematisyangdilakukan
masihterbataspadaaspek-aspekoperasionaldanmengenyampingkanhalhal yang lebih bersifat fundamental seperti pembangunan sumber daya
manusia sehingga perubahan tersebut belum dapat dikatakan sebagai
perbaikandayasaingyangoptimal.
Tabel19:PerbandinganIndikatorDayaSaingNegaraAnggotaASEAN:
GCI,EDBdanHDI
Tidakadaperubahansignifikanpadadayasaingnegara-negaradi
kawasanASEAN
Sumber:WorldEconomicForum,WorldBank,UnitedNations(2014)
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
43
F. Isu Terkini
MenyongsongASEANEconomicCommunity2015
denganPenuhKeraguan
Prof.TriWidodo,M.Ec.Dev.,Ph.D¹
GanendraWidigdya²
Kesiapan Menuju AEC 2015: Ditengah Tantangan Internal dan
Eksternal
Sepuluh negara-negara anggota ASEAN (Assosiation of South East Asian
Nation)akansegeramemasukitahapanbarudalamperekonomiankawasan
yangdikenalsebagaiASEANEconomicCommunity2015(AEC2015),dimana
pada tahapan perekonomian ini menjadi tonggak resmi terjadinya
pembebasanarusfaktorproduksitenagakerjaterampildaninvestasipada
ruanglingkupkawasanAsiaTenggara.Namundalammenyongsongsituasi
perekonomian yang sangat ambisius tersebut, masih terdapat banyak
indikator perekonomian yang masih belum menunjukkan tanda-tanda
positifyangmenjanjikanbagiperekonomiankawasandalammemasukiera
awal implementasi AEC 2015. Belum disepakatinya harmonisasi tarif
eksternal untuk perdangan non-anggota, sementara akan terjadi aliran
bebasfaktorproduksitenagakerjaterampildanmodal,akanmenyisakan
pertanyaanbesarterkaitmasalah-masalahyangmungkinmuncul.
Salahsatudariindikatorutamayangseharusnyamenjadi“lampukuning”
bagi kawasan dalam memasuki AEC 2015 adalah dengan tercatatnya
perekonomiantiganegarautamapenggerakekonomikawasanmengalami
pelemahan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2014 dibandingkan
kuartalsebelumnya,sepertiIndonesiadari5,12%menjadi5,01%,Malaysia
dari 6,40% menjadi 5,60% serta Filipina yang pada awal tahun 2014
mencatatkan tingkat pertumbuhan yang menakjubkkan ternyata ikut
mengalamiperlambatanperekonomiandari6,40%menjadihanya5,30%.
¹GuruBesarBidangEkonomiInternasionalFakultasEkonomikadanBisnisUniversitasGadjah
Mada
²AsistenPenelitiMacroeconomicDashboardFakultasEkonomikadanBisnisUniversitasGadjah
Mada
44
Indonesian Economic Review and Outlook
Isu Terkini
Situasiinipentinguntukmenjadibagiandariperingatanbagiperekonomian
kawasan, karena memahami kinerja negara ekonomi utama di kawasan
ASEAN, penting dalam memotret kinerja perekonomian kawasan ASEAN
secara menyeluruh dikarenakan terdapat hubungan yang positif antara
ukurandarisebuahnegaradandominasiperannyadidalamperdagangan
intra-kawasan di sebuah kawasan kerjasama perekonomian (Widodo,
2010:48).Halinibermaknalainbahwakemajuandarikinerjaperekenomian
kawasandalamkerangkaAECtidakakanterlepasdarikinerjaperekonomian
utama kawasan atau yang dikenal sebagai ASEAN-5 (Filipina, Indonesia,
Malaysia,SingapuradanThailand).
Sebagaimana laporan terakhir Sekretariat ASEAN pada “ASEAN Economic
CommunityScorecard”padatahun2012sertastudiPillai(2013)dinyatakan
bahwaimplementasiAEC2015padaTahapan1(2008-2009),Tahapan2³
(2010-2011)danTahapan3(2012-2013)telahmencapaitotalpemenuhan
terhadap73,0%daritotaltarget.Halinimenunjukkanbahwahinggabatas
akhir31Desember2015parapemimpinnegaraASEANharusbekerjakeras
dalam memastikan bahwa 27,0% target tersisa mampu dicapai di tengah
berbagai tantangan yang ada, seperti pergolakan politik di Thailand,
hantamanberbagaibencanaalamdiFilipinasepertitopandangempabumi,
upaya diversifikasi ekonomi yang sedang dilakukan di Kamboja, Laos dan
Brunei Darussalam, konsolidasi politik dan demokrasi yang terjadi di
Myanmar, Malaysia dan Singapura, ketegangan Laut Cina Selatan yang
melibatkan Vietnam dan Thailand hingga transisi pemerintahan
sebagaimanayangsedangdialamiIndonesia.
Selainitu,maknadaripencapaianpersiapanmenujuAEC2015sebagaimana
yangdilaporkandalamAECScorecardolehSekretariatASEANmenunjukkan
bahwa agresifitas para pengambil kebijakan di kawasan untuk
mengintegrasikan perekonomiannya dengan perekonomian kawasan dan
globalsehinggamampumemenuhi85,7%daritotaltargethanyaselamadua
tahapan belum diimbangi dengan perhatian yang serius pada upaya
membangun basis produksi, pembangunan daya saing hingga
³RincianuntukkondisihinggaTahapan2(2010-2011)adalah:Pilar1yaituPilarPasarTunggaldan
BasisProduksitelahterpenuhi65,9%(atau114implementasitercapaidaritotal173target),
Pilar 2 yaitu Pilar Daya Saing Perekonomian Kawasan telah terpenuhi 67,9% (atau 53
implementasi tercapai dari total 78 target), Pilar 3 yaitu Pilar Pemerataan Pembangunan
Ekonomitelahterpenuhi66,7%(atau8implementasitercapaidaritotal12target)sertaPilar4
yaituPilarIntegrasiPadaPasarGlobaltelahterpenuhi85,7%(atau12implementasitercapai
daritotal14target).
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
45
pengarusutamaan terhadap pemerataan ekonomi kawasan. Apabila
keseimbangan integrasi dan pembangunan kesiapan perekonomian
domestiktidaksegeradiprioritaskandalamjangkawaktupendekini,tidak
tertutupkemungkinanjustruAEC2015akanmendatangkanlebihbanyak
tantanganbagiperekonomiankawasandiawalimplementasinya.
Sementara itu, kesiapan kawasan ASEAN dalam menyongsong AEC 2015
perludiimbangidenganpemahamanbahwagejolakeksternalmasihakan
terusmembayangiberbagaipertumbuhansementarayangsedangdinikmati
oleh kawasan ini. Rencana The Fed untuk meningkatkan basis suku
bunganya⁴ seiring dengan meningkatnya keyakinan akan perekonomian
dunia yang semakin baik, disinyalir akan menyebabkan terjadinya
pembalikanarusmodaldarinegaraberkembang(terutamaASEAN)kepada
berbagainegaramajusehinggadiprediksiakanmemberikanpukulanpada
sektorkeuangan,sektornilaitukarmatauanghinggacadangandevisadari
negara-negaradikawasanASEANsehinggakebijakanmitigasirisikoperlu
segeradipersiapkan.Selainitu,arusperdaganganglobalyangmelesupasca
Krisis Global 2008-2009 masih terus membayangi, dimana neraca
perdaganganyangpositifbelumdinikmatiolehsemuanegaradikawasan
secaraberkelanjutan.
Isu-isuutamaperkeonomianyangharusdihadapiolehperekonomianAsia
Timur,terutamaASEANadalahisu-isuperekonomianyangterutamaterkait
dengan diferensiasi produk, ongkos transportasi, skala ekonomi dinamis,
derajat agregasi produk, distribusi pendapatan, faktor endowment dan
variasiproduk(Widodo,2010:131).Sehinggadalammemastikankesiapan
negara-negara kawasan dalam menghadapi AEC 2015, negara-negara
kawasan harus memberikan perhatian yang lebih fokus dan akeseleratif
padaaspek-aspekdayasaingdanpemerataanekonomiterutamapadaisuisuyangtelahdigolongkandiatas.
Sementara itu, studi Kalra (2013) memperingatkan bahwa perlu adanya
fasilitasiyanglebihbaikpadapemberianperanyanglebihbesarpadapara
pelaku perekonomian domestik dalam berpartisipasi aktif dalam
membangun percepatan kesiapan negara anggota ASEAN dalam
menyongsong AEC 2015 dikarenakan secara alamiah, arus perdagangan
ASEAN hingga saat ini masih didominasi oleh perdagangan ekstra-ASEAN
dibandingkan intra-ASEAN sehingga para pelaku perekonomian swasta
⁴MenurutBankIndonesia,diperkirakanTheFedpadaawaltahun2015akanmenaikkansukubunga
padakisaran100hingga115basispoin.
46
Indonesian Economic Review and Outlook
Isu Terkini
terutama dari domestik perlu ditingkatkan perannya untuk melihat
kerjasama AEC 2015 bukan dalam rangka sekedar mendorong interaksi
perekonomiannasionalsecaraeksternaltetapilebihspesifikdaripadaitu,
yaitumendoronginteraksiperekonomiandalamkerangkaintra-ASEAN.
IntegrasiEkonomi“Ala-ASEAN”PerlunyaPengujianLebihLanjut
Sebagaimana yang selalu diargumentasikan oleh berbagai pihak bahwa
integrasi perekonomian ASEAN adalah integrasi yang spesifik dengan
berbasispadakarakteristik“ASEANWay”(Eria,2012:xi)yangmembuatnya
secaraalamiahmenjadiberbedadenganmodelintegrasiyangdilakukandi
kawasan kerjasama perekonomian lainnya, namun kita tidak dapat
mengenyampingkan bahwa selain secara historis ASEAN tidak dirancang
untukkerjasamaekonomimelainkanuntukkerjasamapolitikdankeamanan
terutama untuk membendung pengaruh komunisme di kawasan Asia
Tenggara sehingga kesadaran kolektif negara-negara di kawasan ASEAN
memangsedariawaltidakdirancanguntukmembangunkesadaranekonomi
bersama.
Walaupun demikian pembentukan ASEAN dalam kerangka AEC 2015
ternyata memiliki mekanisme penyeimbangnya sendiri secara politik dan
keamanan, ketika adanya kesamaan relatif pada faktor endowment dari
masing-masingnegaraanggota,memungkinkantidakadanyanegarayang
berpotensiuntukmendominasinegaralainnyadikawasanataupunmenjadi
negara“pusat”didalamASEAN(Widodo,2010:25)sehinggaperludipahami
bahwa dampak dari keberadaan AEC sendiri sedari awal tidak dirancang
untuk kepentingan perekonomian semata namun juga memiliki fungsi
strategisdalammenjagapilarlaindariASEANyaitupolitik-keamanandan
sosial-budaya.
Selain itu secara teoritis langkah integrasi perekonomian yang ditempuh
ASEAN tidak mengikuti kaidah teoritis tentang teori integrasi ekonomi
sebagaimana yang dikembangkan oleh Balassa (1961)⁵. AEC 2015 adalah
⁵ Menurut Balassa (1961) tahapan dalam integrasi ekonomi dimulai dari Preferential Trade
Agreement(PTA),FreeTradeArea(FTA),CustomUnion,CommonMarket,EconomicUniondan
Complete Economic Integration dimana masing-masing tahapan ini seharusnya dilakukan
secaraberurutan.MenurutStudiPillai(2013),ASEANtelahberadapadatahapanPTApada
tahun1977,ASEANFreeTradeAreapadatahun2010sertaakanmemasukiAECpadatahun
2015.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
47
tahapan integrasi perekonomian yang telah memasuki tahapan integrasi
ekonomi berupa Common Market yang sebelumnya ASEAN masih berada
padatahapan“FreeTradeArea(FTA)”dalamkonsepASEANFreeTradeArea,
dimanaartinyaAECtelah“melangkahitahapan”normalyaituCustomUnion.
Hinggatulisaninidisusun,belumadapenelitianyangsecarakomprehensif
mengukurmengenaidampak“pelompatan”tahapanteoriintegrasiekonomi
tersebut.Karenamenurutteoriintegrasiperekonomian,sebelumterjadinya
pembebasan terhadap arus barang dan jasa seharusnya setelah melewati
tahapan Free Trade Area dimana tarif-tarif perdagangan telah disamakan
secara intra-ASEAN, maka pada tahapan Custom Union harus dilakukan
penyamaan tarif perdagangan antara kawasan dengan mitra dagang
eksternal(ekstra-ASEAN)secaraterlebihdahulu.Namunwalaupunbelum
ada penelitian yang komprehensif terkait hal tersebut, situasi ini perlu
menjadiperhatianbagiparapengambilkebijakandinegarakawasanASEAN
tetapbersiap-siapuntukkemungkinanterjadinyaberbagaipotensidistorsi
perekonomianyangmungkinmunculakibatakselerasitahapantersebut.
Namunpadaakhirnyaditengah-tengahsegalakeraguandanketidakpastian
menyongsong perekonomian masa depan dan AEC 2015 dimana
ketidakpastiandaninstabilitassejatinyaadalahbagiankoherendalamdalam
perekonomianglobalyangsemakinbersifatopeneconomypolitics(Johnson,
et al, 2013) maka untuk memenuhi komitmen, reputasi serta kepastian
dalamberaktifitasdalamperekonomianglobalmakasetiapnegaraASEAN
harus tetap mempersiapkan berbagai kebijakan-kebijakan yang tidak saja
mempercepatkesiapanperekonomiannyadalammemasukipasarAEC2015
namun juga kebijakan-kebijakan yang melindungi kepentingan domestik
sehingga tingkat kesejahteraan yang optimal tetap dapat diraih di tengah
persainganyangtelahdisepakatibersama.
Waktuuntukmelakukanberbagaiupayapersiapandanperlindungansudah
tidaklamalagi,selamarentangwaktutersebuthendaknyadigunakansecara
optimalolehparapengambilkeputusandikawasan.Karenaperlukembali
diingatbahwakebijakandomestikpadabidangperekonomianrelatifakan
berkurang efektifitasnya ketika pasar domestik sudah terbuka (Widodo,
2013:34). sebagaimana penyatuan perekonomian yang akan ditempuh
kawasanASEANmelaluiAEC2015.
48
Indonesian Economic Review and Outlook
Isu Terkini
Referensi
ASEANSecretariat(2012),ASEANEconomicCommunityScorecard:Charting
ProgressTowardRegionalEconomicIntegration,Jakarta:ASEAN.
EconomicResearchInstituteforASEANandEastAsia(2012),Mid-Term
ReviewofTheImplementationofAECBlueprint,Jakarta:ERIA.
Johnson, et al (2013), “The Future of International Political Economy:
Introduction to the 20th Anniversary Issue of RIPE”, Review of
InternationalPoliticalEconomy,20(5):pp.1009-1023.
Kalra, S . (2013), ASEAN Economic Community: Progress and Global
Perspective, Paper Presented at: University of Economics and
Business,VietnamNationalUniversity,October11th2013.
Pillai,S.B.(2013),ASEANandStrategicFTAs,PaperPresentedat:NorwayAsiaBusinessSummit2013,Shanghai,July5th2013.
Widodo, T (2010), International Trade, Regionalism and Dynamic Market,
Yogyakarta:BPFEYogyakarta.
Widodo, T. (2013), “Indonesia di Bawah Bayang-Bayang Sindrom Krisis”,
IndonesianEconomicReviewandOutlook,3(II):pp.31-34.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
49
G. Economic Outlook
Ekonomi Indonesia menghadapi permasalahan yang berat karena
rendahnya kualitas pembangunan ekonomi sedang mengalami tren
penurunanpertumbuhanekonomisejak2011.KabinetIndonesiaKerjayang
dilantik 27 Oktober 2014 yang lalu nampaknya belum bisa memberikan
optimisme kepada masyarakat dan pelaku pasar, mengingat masalah,
tantangandanancamanekonomiyangdihadapiolehIndonesiamasihberat.
ApalagipascakenaikkanhargaBBMpadapertengahanNovember2014yang
lalu inflasi meningkat menjadi 6,23% dan rupiah mengalami pelemahan
0,94%(m-t-m)padabulanNovember2014.Kondisitersebutdiresponoleh
BI dengan kenaikkan BI rate 25 basis poin pada 18 November 2014.
Demikian juga laju pertumbuhan ekonomi kuartal 3 tahun 2014 masih
menurun menjadi 5,01%, yang banyak ditopang oleh pertumbuhan
Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah. Sementara itu pertumbuhan
investasi masih menunjukkan tren yang terus menurun. Dengan
perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut membuat tingkat
pengangguran pada bulan Agustus 2014 meningkat menjadi 5,94%.
SementaraituTransaksiBerjalanmasihdefisitmeskimenurunmenjadiUSD
6,84 miliar. Oleh karena itu Gama LEI meramalkan kecenderungan
penurunansiklusekonomimasihakanberlangsungjikatidakadaperubahan
dalam pengelolaan ekonomi. Untuk itu diharapkan otoritas ekonomi
mengubah pengelolaan ekonominya, tidak business as usual agar tren
penurunan pertumbuhan ekonomi tidak terus berlangsung. Apalagi akhir
2015 kita akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN
Economic Community. Dimana keberhasilan Indonesia memanfaatkan
pembukaan pasar yang luas dalam masyarakat ASEAN akan banyak
tergantung kepada kualitas pembangunan ekonomi kita. Kualitas
pembangunan ekonomi yang tinggi yang didukung oleh daya saing
internasionalyangtinggi,kualitasmanusiayangunggul,logistikyangefisien,
serta kelembagaan yang baik akan membuat Indonesia siap menghadapi
MEA.Untukitukitaberharapagarpemerintahbarusertaotoritasekonomi
lainnya mengubah pengelolaan ekonominya, agar tren penurunan
pertumbuhan ekonomi dapat dibalik dan pembangunan ekonomi
berkualitas,sehinggakitasiapmenghadapiMEA.
50
Indonesian Economic Review and Outlook
halamaninisengajadikosongkan
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
51
INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK
TIM MACROECONOMIC DASHBOARD
Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc.
Prof. Dr. Tri Widodo, M.Ec.Dev.
Head of Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Senior Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Prof. Dr. Samsubar Saleh, M.Soc. Sc.
Denni P. Purbasari
Senior Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Muhammad Ryan Sanjaya, MIntDevEc.
Rosa Kristiadi, M.Comm
Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Galih Adhidharma, S.E.
Zira Brenda Wiranti, S.E.
Junior Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Junior Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Traheka Erdyas Bimanatya, S.E.
Umi Fitria Ridya Rahmawaty, S.E.
Junior Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Junior Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Dhian Karyantono, S.E.
Ganendra Widigdya
Junior Researcher
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Research Assistant
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Dyah Savitri Pritadrajati
Mohammad Rizki Hutomo, S.E.
Research Assistant
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
Junior Researcher, Web Developer and Layout
[email protected]
+62 274 548 517 ext 373
MACROECONOMIC DASHBOARD
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Pertamina Tower Lt. 4 Ruang 4.4
Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Telp: +62 274 548 517 ext 373
Fax: +62 274 551 208
Email: [email protected]
Website: www.macroeconomicdashboard.com
Download