BAB I - RP2U Unsyiah

advertisement
Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai Dan Otot Punggung Pada
Penarik Pukat Di Desa Leuge Kecamatan Peureulak
Oleh: Amiruddin *)1
Abstract: Kekuatan adalah komponen kondisi fisik, yang
menyangkut kemampuan seseorang atlit pada saat
mempergunakan otot-ototnya, ketika menerima beban
dalam waktu kerja tertentu. Penduduk di Aceh yang
dikelilingi oleh lautan, oleh karena itu banyak penduduk
menjadi nelayan. Selain menjadi nelayan menarik pukat
juga termasuk dalam aktivitas melaut. Masyarakat
Pereulak umumnya bermata pencaharian sebagai
nelayan dan penarik pukat. Berdasarkan hasil penelitian
di peroleh rata-rata kekuatan otot tungkai 168,53. Jadi
Kekuatan otot tungkai penarik pukat di Desa Leuge
berada pada tingkat sedang. Sedangkan rata-rata
kekuatan otot punggung pada penarik pukat di Desa
Leugeu
adalah 153,55 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tingkat kekuatan otot punggung
penarik pukat di Desa Leuge Kecamatan Peureulak
berada pada tingkat Baik.
Kata Kunci: Kekuatan Otot Tungkai, Otot Punggung, Penarik Pukat
PENDAHULUAN
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut
kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya,
ketika menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Bila tingkat
kekuatan baik maka setiap beban yang diterima dapat di atasi dengan
sebaik-baiknya. Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk dapat menerima beban dalam melakukan suatu
pekerjaan atau kegiatan, baik kegiatan formal maupun nonformal,
kegiatan dalam masyrakat dan lain sebagainya. Hal demikian
membutuhkan kesegaran jasmani sehingga mengalami kelelahan yang
berarti setelah melakukan kegitan sehari-hari. Kesegaran jasmani
adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat
*) Dosen Jurusan Penjaskesrek FKIP Unsyiah Darussalam, Banda Aceh
86
Amiruddin: Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai dan Otot
Punggung Pada Penarik Pukat
dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan yang
berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu
senggangnya dan menghadapi hal-hal darurat yang tak terduga, Hairy
(1989).
Kesegaran jasmani sangat diperlukan bagi masing-masing
individu. Dengan demikian, aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
dapat meningkatkan kemampuan dan usaha penyesuaian diri terhadap
lingkungan, dan kemungkinan dapat meningkatkan kondisi fisik
kearah yang lebih baik. Begitu juga layaknya penduduk di Daerah
Aceh yang dikelilingi oleh lautan, oleh karena itu banyak penduduk
mencari penghidupannya sebagai nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya
mencari/menangkap ikan dan sejenisnya baik yang berasal dari laut.
Mereka adalah sebagian dari masyarakat yang mempunyai missi untuk
mengkonsumsikan salah satu sumber protein hewani. Menurut Dirjen
Perikanan (1982) salah satu misi nelayan adalah: ”Meningkatkan
konsumsi ikan menuju swasembada protein hewani”. Tentunya misi
ini akan tercapai bila kehidupan nelayan dapat ditingkatkan dan
semakin membaik dari waktu kewaktu baik menyangkut aspek
jasmani, rohani beserta peralatan yang mendukung.
Aktivitas tarik pukat selain dapat mengubah respon fisiologi,
juga dapat meningkatkan kemampuan dalam usaha penyesuaian diri
terhadap lingkungan dan dapat meningkatkan kondisi fisik sehingga
menuju kederajat kesegaran jasmani yang tinggi. Kesegaran jasmani
sangat diperlukan dalam penyesuain kehidupan sehari-hari dalm
menjalankan aktivitas. Selain tingkat kesegarn jasmani otot dalm
tubuh juga ikut berpengaruh dalam menjalankan aktivitas. Masyarakat
Pereulak umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Menarik
pukat atau tarik pukat merukapan salah satu kegiatan yang dilakukan
oleh nelayan.
Kelangsungan hidup manusia khusunya masyarakat di
Peureulak sebagian besar tergantung pada kemampuannya untuk
mengatasi perubahan kondisi lingkungannya. untuk itu gerak
merupakan bagian utama dalam mengatasi perubahan tadi. sebagian
besar sistem-sistem tubuh ikut berperan dalam penyempurnaan gerak,
namun sistem kerangka dan sistem ototlah yang secara bersama benarbenar menghasilkan gerakan. Tanpa di sadari oleh masyarakat yang
berkerja sehari-hari hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dapat
87
Amiruddin: Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai dan Otot
Punggung Pada Penarik Pukat
mengolah tubuh dan otot bagi mereka sendiri. Dalam hal ini nelayan
Peureulak menarik pukat mereka juga mengolah otot punggung dan
otot tungkai mereka.
Menurut Syaifuddin (1992) ”otot punggung merupakan otot
yang berada dibagian punggung manusia sedangkan otot tungkai
adalah bahagian bawah atau bagian kaki manusia yang menggerakkan
badan”. Dari pedapat tersebut di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa otot tungkai dan otot punggung merupkan otot-otot yang
berada di tubuh manusia yang sangat berfungsi bagi aktifitas penarik
pukat. Karena tungkai dan punggung merupakan daya atau kekuatan
dari manusia itu sendiri untuk melakukan kegiatannya.
Gambaran Umum di Kecamatan Peureulak
Pada umumnya masyarakat pesifisir pantai di Kecamatan
Peureulak adalah mata pencaharian nelayan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-sehari. Pada dasarnya masyarakat pesisir Kecamatan
Pereulak ada yang melaut dan ada juga yang berdagang. Khusus yang
mata pencahariannya melaut (nelayan) mereka ada yang
menggunakan perahu boat dan ada juga yang mencari ikan
menggunakan nyaring pukan yang di labuhkan di pinggiran pantai.
Nelayan yang melabuhkan pukatnya di pingiran pantai, mereka hanya
mencari ikan yang dapat di jual langsung pada orang yang datang
membelinya di pinggiran pantai dimana tempat mereka melakukan
aktivitasnya sehari-sahari dalam mencari ikan.
Nelayan di pesisir pantai mereka melakukan aktivitasnya
secara rutin tiap harinya kecuali pada hari jumat dan pada musim atau
cuaca yang tidak mendukung pada nelayan itu sendiri. Mereka
melakukan aktivitas menarik pukat ini secara rutin dalam satu hari
mendapat 2-3 kali dalam sehari dan itu tergantung dari hasil
dapatannya dalam sekali berlabuh, bagi nelayan yang hendak menarik
pukat mereka pada jam 6 pagi sudah berangkat ke pesisir pantai dan
setelah itu mereka melihat arah mata angin dan setelah itu mereka
membagi nelayan yang akan menarik pukat tersebut.
Jumlah penarik pukat bervariasi kadang-kadang berjumlah 12
orang dan kadang-kadang bisa lebih tapi yang jelas jumlah penarik
pukat tidak akan berkurang dari 12 orang. Cara nelayan menarik pukat
mereka mengikatkan sehelai tali di pinggangnya dan di ujung tali di
88
Amiruddin: Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai dan Otot
Punggung Pada Penarik Pukat
ikat menyait untuk bisa di palit ke tali ke pukat tersebut setelah tali
yang di pinggang mereka mengait ke tali pukat mereka langsung
menariknya dengan cara mundur selangkah demi selangkah dengan
gaya serentak dengan nelayan lainnya yang menarik pukat tersebut.
Setelah itu mereka saling bergantian antara satu dengan yang lainnya,
itu dilakukan secara rutin sampai pukat tersebut sampai ke bibir
pantai.
Desa Leuge adalah merupakan salah satu desa yang terletak di
daerak pinggir pantai dengan penduduk 375 KK dan 1875 jiwa. Desa
tersebut termasuk dalam salah satu Kecamatan Pureulak Kota,
disebelah timur desa Leuge berbatasan dengan Selat Malaka,
disebelah barat desa Leuge berbatasan dengan Kude Pureulak dan
Pasir Putih, Sebelah Utara berbatasan dengan Cot Geumpang, dan
sebelah Selatan berbatasan dengan Bangka Rimung. Mata Pencaharian
sehari-hari masyarakat Desa Leuge adalah Melaut, Menarik Pukat,
PNS, Pegawai Kantoran, Wiraswasta dan lain-lain. Kehidupan seharihari masyarakat Leuge kebanyakan menarik pukat di bibir pantai. Dari
dasar tersebut penulis mengambil sampel di Desa Leuge Selain
letaknya di pesisir pantai, juga sebagian besar dari penduduk bermata
pencaharian melaut dan menarik pukat.
Letak Daerah
Desa Leuge jatuh ke Kemukiman Peureulah Kota yang terdiri
dari dela Leuge, Pasur Putih, Bangka Rimung, Cot Geulumpang,
Keude Peurelak, Lhok Dalam, Peuti, Blang Bitra, Blang Bita, Tanoh
Rata, Tualang, Paya Meuligo, Tualang, Paya Meuligo, Kemuning,
Kampung, Bandrung, Seubok Aceh, Seuneubok Pidie, Alue Nibong,
Blang Simpo.
Daerah Kecamatan Peureulak terletak di pesisir Timur daerah
Nanggroe Acedh Darussalam dengan batas-batasnya:
- Sebelah Utara dengan Kecamatan Sungai Raya
- Sebelah Selatan dengan Kecamatan Peudawa
- Sebelah Timur dengan Selat Malaka
- Sebelah Barat dengan Kecamatan Serbajadi
Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di lokasi penelitian bermacam
ragam mulai dari petani, buruh harian lepas, pegawai negeri, bidang
89
Amiruddin: Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai dan Otot
Punggung Pada Penarik Pukat
jasa, sampai karyawan/pegawai swasta. Di samping itu juga mereka
berternak, manangkap ikan dilaut dan memanfaatkan tambak/empang
sebagai mata pencaharian utama atau sebagai mata pencaharian
tambahan. Sebagian lagi penduduk yang bertempat tinggal di Desa
Leuge juga bermata pencaharian melalui tarik pukat.
Otot Tungkai dan Otot Punggung
Otot merupakan suatu organ/alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme
(Syaifuddin: 1992). Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah
bentuk seperti pergerakan amuba. Pada sel-sel sitoplasma ini
merupakan benang-benang halus yang panjang di sebut miofibril.
Dalam garise besar sel otot dapat dibagi dalam 3 (tiga) golongan;
1. Otot Motoritas, disebut juga otot serat lintang oleh karena
didalamnya protoplasma mempunyai garis-garis melintang. Pada
umumnya otot ini melekat pada kerangka sehingga disebut juda
otot kerangka, ia dapat bergerak menurut kemauan kita (otot
sadar), pergerakannya cepat tetapi cepat lelah, rangsangan
dialirkan melalui saraf mototris.
2. Otot Otonom, disebut juga otot polos karena protoplasmanya licin
tidak mempunyai garis-garis melintang. Otot ini terdapat di alatalat dalam seperti ventrikulus, usus, kandung kemih, pembuluh
darah dan lain-lain, dapat bekerja di luar kemampuan kita (otot tak
sadar) oleh karena rangsangannya melalui otonom.
3. Otot Jantung, bentunknya mempunyai otot serat lintang dimana di
dalam sel protoplasmanya terdapat serabut-serabut melintang
yang bercabang-cabang tetapi kalau kita melihat fungsinya seerti
otot polos, dapat bergerak sendiri secara otot matis oleh karena ia
mendapat rangsangan dari susunan otonom.
Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang
dibutuhkan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari atau dalam
berolahraga. Setiap penampilan (performant) dalam aktivitas
memerlukan kekuatan otot di samping unsur-unsur lainnya yang
sesuai dengan aktivitas yang bersangkutan. Sebagaimana di ketahui
bahwa semakin besar ukuran otot maka semakin besar pula tingkat
kekuatan yang dimiliki. kekuatan otot adalah kualitas
yang
memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi otot
yang maksimal. Harsono (1988) menegaskan bahwa: Strength atau
90
Amiruddin: Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai dan Otot
Punggung Pada Penarik Pukat
kekuatan adalah merupakan kemampuan otot untuk membangkitkan
tahanan terhadap suatu pembebanan,oleh karena itu latihan-latihan
yang cocok untuk memperkembangkan kekuatan adalah latihanlatihan (resistence exercises) di mana kita harus mengangkat,
mendorong, menarik suatu beban.
Sedangkan kekuatan otot
(Muscular) adalah kemampuan otot atau sekelompok otot dalam
mengangkat, menahan suatu benda.
Otot yang kuat akan menyebabkan kerja otot lebih efisien
dalam setiap aktivitas, seperti: mengangkat menjinjit, dan akan
membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. Sumosardjono (1986).
Kekuatan tentunya dapat diwujudkan melalui aktivitas fisik dalam
bentuk gerakan menarik, mendorong, mengangkat dan lain-lain.
Melawan aksi otot dalam melaksanakan aktivitas membutuhkan
kekuatan. Sehingga setiap kerja yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan lancar dengan sebaik-baiknya.
METODE
Sesuai dengan masalah yang dijelaskan maka penelitian
termasuk jenis penelitian deskriptif, dimana suatu penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menafsirkan suatu data-data, peristiwaperistiwa dan kejadian serta gejala (fenomena) yang ada pada masa
sekarang. Nazir (1983) menjelakan Penelitian deskriptif bertujuan
untuk membuat deskriptif masalah-masalah dalam masyarakat serta
tata cara yang dilakukan dalam masyarakat, serta situasi-situasi
tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari fenomena-fenomena tertentu”.
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung rata kekuatan
otot tungkai dan otot punggung dari penarik pukat yang ada di Desa
Leugeu Kecamatan Peureulak Aceh Timur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot
tungkai penarik pukat di Desa Leugeu adalah 168,53. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa klasifikasi otot tungkai penarik
pukat di Desa Leugeu berada pada tingkat sedang. Sedangkan ratarata kekuatan otot punggung pada penarik pukat di Desa Leugeu
91
Amiruddin: Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai dan Otot
Punggung Pada Penarik Pukat
adalah 153,55 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat
kekuatan otot punggung penarik pukat di Desa Leuge Kecamatan
Peureulak berada pada tingkat Baik.
Faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya suatu kekuatan
otot berdasarkan pengaruh dari kebiasan melatih. Dalam hal ini
masyarakat di Desa Leugeu dikarenakan aktivitas sehari-hari mereka
yang menuntut mereka untuk melakukan gerakan tersebut. Dan tanpa
disadari oleh mereka sendiri oleh mereka sendiri mereka melatih otot
mereka secara ruti sesuai dengan kegiatan yang mereka lakukan. Hal
ini yang menyebabkan kekuatan otot tungkai dan otot punggung
penduduk di Desa Leugeu menjadi baik. Harsono (1988) menjelaskan
bahwa; Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulanganpengulangan (repetitions) yang konstan, maka organisasi-organisasi
mekanisme neurophysiologis kita akan menjadi bertambah baik,
gerak-gerakan yang semula sukar dikakukan lama-kelamaan akan
merupakan gerak yang otomatis dan reflektif yang semakin kurang
membutuhkan konsentrasi pusat-pusat saraf dari pada sebelum
melakukan latihan-latihan tersebut.
SIMPULAN
Dari serangkaian penelitian yang etlah dilakukan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan antara 1) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata kekuatan otot tungkai penarik pukat di desa Leugeu
adalah 168,53. Hal ini menunjukkan bahwa klasifikasi otot tungkai
penarik pukat di Desa Leugeu berada pada tingkat sedang. 2) Hasil
penelitian rata-rata kekuatan otot punggung pada penarik pukat di
Desa Leugeu adalah 153,55. Dengan deikian dapat disimpulkan
bahwa tingkat kekuatan otot punggung penarik pukat di Desa Leuge
Kecamatan Peureulak berada pada tingkat Baik.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hayri Junusul. (1976). Fisiologi Olahraga Jilid I Jakarta. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktoral Jenderal pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga pendidikan Tenaga
Kependidikan..
92
Amiruddin: Evaluasi Kekuatan Otot Tungkai dan Otot
Punggung Pada Penarik Pukat
Harsono, (1988), Sasaran Pendidikan Jasmani, Bandung. Sekolah
Tinggi Olahraga.
Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta. Chalia Indonesia.
Sadoso Sumardjono. (1986). Olahraga dan Kesehatan. Jakarta. PT.
Garuda Meropolitan Press.
Syaifuddin, A (1992) Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat,
Jakarta. Penerbit Buku kedokteran Edisi 2.
93
Download