BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Informasi

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era Informasi telah menemui zaman keemasan pada saat ini. Informasi
menjadi kebutuhan sehari-hari bagi semua kalangan. Tidak hanya sekedar butuh
tetapi tiap elemen baik itu pribadi, komunitas, masyarakat, swasta maupun
pemerintah sangat berperan dan berlomba-lomba tidak hanya menjadi penerima
(obyek) informasi tetapi berusaha menjadi pemberi (subyek) informasi. Dari segi
teknologi sendiri telah menemukan sebuah revolusi sebagai pemegang peran
sebagai media atau sarana lalu lintas informasi. Terasa cepat dan makin mudah
dimiliki maupun penggunaannya, mulai dari perangkat keras mobile maupun
desktop, perangkat lunak, jaringan maupun antar jaringan atau internet hingga
munculnya trend media sosial. Bayangkan jika tidak ada informasi di tengahtengah kita, akan terjadi banyak sekali kesalahan yang terjadi.
Tidak ada satupun orang yang mengelak akan kebutuhan informasi pada
masa ini, mulai dari Dokter, Pengusaha, Petani, Mahasiswa terutama bagi
kalangan pendidik. Karena guru harus selalu faktual terhadap informasi-informasi
yang baru agar guru tidak terjebak pada kemampuan ataupun wawasan yang ituitu saja yang selama ini diajarkannya, tanpa mampu mengadaposi maupun mengupgrade berbagai perubahan dan perkembangan di lingkungan eksternal
pendidikan yang berpengaruh terhadap pendidikan. Misalnya terbatasnya guruguru yang memahami kemajuan teknologi dan informasi, pada teknologi dan
informasi sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, termasuk pendidikan di dalamnya.
Oleh sebab itu seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, maka informasi
dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang mudah didapat,
kapanpun dan dimanapun. Informasi dikemas sedemikian rupa sesuai dengan
tingkat kebutuhan para pencari informasi. Namun tetap harus memenuhi syarat
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
dari nilai informasi itu sendiri yaitu aktual, faktual dan dapat dipertanggung
jawabkan isinya. Seseorang yang memiliki karakteristik dasar ini biasanya akan
terus bertanya apabila jawaban yang di dapat tidak memuaskan untuk dirinya,
karena mereka menghendaki jawaban yang detail atau terperinci. Selain itu
mereka juga akan mengumpulkan data serta informasi sebanyak-banyaknya.
Dibutuhkan kemampuan untuk tahu kapan ada kebutuhan untuk informasi, untuk
dapat
mengidentifikasi,
menemukan,
mengevaluasi,
dan
secara
efektif
menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang dihadapi.
Kemampuan ini lebih dikenal dengan istilah Literasi Informasi (LI).
Literasi informasi adalah kemampuan mencari, mengevaluasi dan
menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. Hakikat dari literasi
informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari,
menelusur,menganalis dan memanfaatkan informasi. Menurut Work Group on
Information Literacy dari California State University, mendefinisikan literasi
informasi
sebagai
kemampuan
untuk
menemukan,
mengevaluasi,
dan
menggunakan informasi dalam berbagai format. Untuk dapat melakukanya
pencari informasi harus mampu menunjukkan sejumlah keahlian dalam proses
yang terpadu, yaitu:
a) Menyatakan pertanyaan, permasalahan, atau isu penelitian.
b) Menentukan informasi yang dibutuhkan untuk pernyataan,
permasalahan, atau isu penelitian.
c) Mengetahui tempat/letak dan menemukan informasi yang relevan.
d) Mengorganisasikan informasi
e) Menganalisa dan mengevaluasi informasi
f) Mensintesa informasi
g) Mengkomunikasikan dengan menggunakan berbagai jenis
teknologi informasi
h) Menggunakan perangkat teknologi untuk memperoleh informasi
i) Memahami etika, hukum, dan isu-isu sosial politik yang terkait
dengan informasi dan teknologi informasi.
j) Menggunakan, mengevaluasi, dan bersifat kritis terhadap informasi
yang diterima dari media massa.
k) Menghargai bahwa keahlian yang diperoleh dari kompetensi
informasi memungkinkan untuk belajar seumur hidup (California
State University, 2002)
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Pendapat lain di dalam 21st Century Skills Framework yang membahas
tentang kemampuan dan kompetensi apa saja di abad 21 yang perlu setiap orang
kuasai adalah kemampuan literasi informasi. Kemampuan ini memungkinkan kita
untuk mengetahui kapan kita membutuhkan informasi dan dimana kita bisa
mencarinya secara efektif dan efisien, selain itu juga kemampuan ini harus bisa
ditunjang dengan kemampuan di bidang teknologi dan informasi agar mampu
menggunakan perpustakaan modern dan internet yang tersedia. Kemampuan ini
memungkinkan untuk menganalisis dan menelaah informasi yang diperoleh,
sehingga kita menjadi percaya diri untuk menggunakan informasi tersebut dalam
mengambil suatu keputusan atau mengungkapkan sebuah gagasan.
Semua hal diatas sangat berhubungan erat dengan dunia pendidikan
dimana guru sebagai seorang yang professional harus senantiasa melakukan
berbagai peningkatan dan menyesuaikan kemampuan professionalnya. Seorang
guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran
peserta didik, karena guru di masa depan bukan lagi menjadi satu-satunya orang
yang paling peka terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang
tumbuh dan berkembang, bahkan guru bukan satu-satunya orang yang lebih
pandai di tengah-tengah peserta didiknya. Jika guru tidak memahami pola dan
mekanisme penyebaran informasi, maka sudah dapat dipastikan guru akan
terpuruk secara professional dan jauh dari kompetensi dan kemampuan yang harus
dimilikinya.
Kemampuan umum atau kompetensi dalam proses belajar mengajar adalah
penguasaan terhadap kemampuan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Kompetensi yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Menurut Tabrani Rusyan (1992, hlm.22)
mengemukakan beberapa kemampuan professional yang wajib dimiliki oleh guru
antara lain guru harus mampu mengambil keputusan dan memiliki wawasan
tentang inovasi dalam pendidikan. Jelas disini guru harus menyaring informasi
untuk mengambil keputusan yang tepat. Adanya kemampuan tersebut agar profesi
guru dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Kompetensi sangat diperlukan dalam
melaksanakan profesi, karena di dalam melaksanakan profesi dituntut untuk
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
membuat keputusan dan kebijaksanaan yang tepat (Hamalik, 2002, hlm.3). Dalam
membuat keputusan yang tepat, sebelumnya guru juga harus mempunyai
informasi yang cukup akurat, aktual dan faktual. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan literasi informasi.
Karena pembuat keputusan dalam pembinaan kurikulum bukan hanya
menjadi tanggung jawab para perencana kurikukum. Namun juga menjadi
tanggung jawab para guru di sekolah untuk membuat aneka macam inovasi
pembelajaran dalam pembinaan kurikulum. Guru selaku pendidik bertanggung
jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga
terjadi proses konservasi nilai-nilai baru. Dalam konteks ini, pendidik (guru)
berfungsi mencipta, memodifikasi dan mengkonstruksi nilai-nilai baru (Brameld
dalam Hamalik). Oleh karena itu guru harus menguasai atau memahami tentang
kurikulum yang berlaku terkait tentang informasi beserta penjabaranya serta
termasuk didalamnya adalah mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
Selain itu juga guru harus mengelola proses belajar mengajar termasuk
mengevaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar, melaksanakan program
pengembangan bahan ajar dan metode pembelajaran, membuat inovasi,
memperkaya materi ajar dan membuat kreasi alat bantu pengajaran. Dalam hal ini
guru menyesuaikan silabus yang mengacu pada standar yang berlaku sehingga
menghasilkan standar kompetensi, kompetensi dasar, menyusun indikator
pencapaian kompetensi. Semua itu dibuat dengan keputusan yang tidak asalasalan, melainkan berdasarkan informasi dan data yang objektif. Guru harus
membuat aneka macam keputusan dalam pembinaan kurikulum (pembuatan dan
pengembangan RPP). Betapapun baiknya suatu kurikulum, berhasil atau tidaknya
bergantung pada tindakan-tindakan guru di sekolah dalam melaksanakan
kurikulum tersebut (Hamalik, 2002).
Semua itu dilakukan dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang
interaktif, inspiratif dan menyenangkan. Pembelajaran lebih menantang dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik . Oleh karena itu guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan wawasan baik nasional maupun
internasional dengan cara merespon berbagai peristiwa dan fenomena dengan
informasi yang didapat dan diolah dengan baik, aktual serta faktual.
Masalah yang terjadi pada saat ini terkait dengan pentingnya kemampuan
literasi informasi terhadap guru terkait dengan perencanaan pembelajaran adalah
penulis melihat adanya indikasi guru yang menganggap adanya RPP hanyalah
sebagai simbolis karena pada hakikatnya guru melakukan proses pembelajaran
sesuai dengan apa yang mereka telah kuasai dan proses pembelajaran itu adalah
substansinya.
Sudah seharusnya guru dalam hal ini mulai berkreasi dengan dukungan
fasilitas sumber belajar atau media pembelajaran berbasis TIK yang semakin
banyak di setiap sekolah mulai merancang metode yang baik, membuat nalar
siswa aktif dalam mencipta informasi yang multidimensional sehingga tercipta
diskusi yang baik antara guru dan siswa. Namun yang dirasa pada saat ini adalah
di lapangan masih banyak guru tang belum mahir dalam pemakaian komputer atau
dalam mengakses informasi dan pemanfaatanya dalam kegiatan belajar mengajar
yang ada di dalam kelas. Hal ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang
menjelaskan, “…sekitar 70%-90% guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses
pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih gagap teknologi”. (Wahyudin,
2012, hlm.4).
Karena dengan hal tersebut siswa lebih bisa berkreasi lebih aktif dalam
pembelajaran, tidak hanya mendengar ceramah dari guru. Ini didukung oleh
penelitian Marinasari (2013), yang memandang bahwa kurikulum 2013 guru lebih
dituntut untuk dapat mengaplikasikan strategi pembelajaran yang dapat
mengoptimalkan panca indera siswa sehingga potensi siswa dapat berkembang
secara otentik ke dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik sesuai dengan harapan pemerintah yang tercantum dalam PP 65
Tahun 2013. Senada dengan yang diungkapkan Sulipan dalam Tisa (2013, hlm.2)
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
“Dalam proses pembelajaran, guru adalah hal utama dalam menerapkan
informasi yang akan disampaikan. Untuk itu seorang guru harus bisa
mendapatkan informasi bagi anak didiknya. Dalam konsep pembelajaran,
cara belajar yang baik adalah mengarahkan dan mendorong peserta didik
untuk mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri melalui
diskusi, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi.”
Konsekuensi pekerjaan guru sebagai profesi menjadi belum dapat
dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun moral. Kedua, para guru yang
telah menyusun RPP masih terkesan dibawah performa dan melengkapi kewajiban
saja, yang penting ada RPP di kelas, apa pun bentuknya. Pada kondisi yang
demikian
para
guru
yang
melaksanakan
pembelajaran
lebih
banyak
menggantungkan diri pada buku teks yang ada. Apa yang tertera dalam buku teks
itulah bahan ajar yang disampaikan kepada peserta didik. Pendekatan kurikulum
yang berorientasi pada tujuan hampir lepas dari pola pikir para guru. Dengan
demikian harapan agar guru dapat bekerja secara profesional yang ditandai
dengan pertanggungjawaban atas kinerja sesuai tuntutan standar kompetensi guru
masih jauh dari jangkauan.
Mengambil dari berbagai sumber serta berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum 2013 maka pada tahun ajaran 2014/2015 semua sekolah
mulai SD, SMP, dan SMA/SMK sudah akan melaksanakan kurikulum 2013.
Namun di tahun sebelumnya baru sekitar 12 % sekolah di negeri ini yang sudah
mulai melaksanakan kurikulum 2013 tersebut. Ini menjadi masalah tersendiri
untuk pemerataan kemampuan guru dalam kesesuaian standar proses penyusunan
RPP yang dilihat dari kurikulum terbaru (http://edukasi.kompasiana.com, 7 juni
2014).
Diantara
beberapa
alasan-alasan
diatas,
penulis
melihat
adanya
permasalahan di kalangan para guru. Diantara beberapa alasan sebagaimana
penulis telaah dan melihat fakta yang ada di lapangan kenapa guru tidak membuat
RPP
sebagai
acuan
proses pembelajaran
dilaksanakan.
Pertama,
guru
menggangap proses pembelajaran yang paling terpenting adalah substansi
pembelajaranya bukan membuat RPP yang kadangkala dibuat bingung dalam
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
formatnya. Kedua, RPP dirasa sangat menghambat kreativitas guru dalam
melakukan eksplorasi di dalam kegiatan pembelajaran karena harus sesuai dengan
RPP yang dibuat. Ketiga, guru membuat RPP namun di akhir proses pembelajaran
lebih tepatnya di akhir semester untuk bentuk laporan kepada pihak sekolah
saja. Keempat, guru membuat RPP hampir disamakan dengan tahun kemarin
tanpa ada perubahan substansial hanya di salin lalu di edit. Kelima, tidaknya
adanya kesesuaian antara RPP dan realita pembelajaran, dalam RPP dicantumkan
siswa mampu memperagakan namun dalam kenyataanya guru masih dengan
metode ceramahnya. Setidaknya dari kelima alasan diatas, penulis melihat adanya
beberapa indikasi guru yang menganggap rencana pelaksanaan pembelajaran
hanyalah sebagai formalitas belaka tanpa disadari kebermaknaanya. Karena
keberadaan RPP ini akan memberikan pembelajaran berharga tersendiri bagi yang
melakukanya dengan baik sesuai standar proses penyusunan RPP. Dalam
pengertian ia membuat di awal dan melakukan sesuai dengan RPP itu dalam
proses pembelajaran.
Fakta yang disebutkan di atas mengindikasikan bahwa guru masih
mengalami kesulitan dalam menyusun ataupun mengembangkan RPP sesuai
ketentuan kurikulum yang berlaku, terutama tentang pengembangan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan pengembangan
penilaian autentik, dengan masalah seperti itu tentunya kemampuan literasi
informasi bisa dijadikan solusi dalam memperoleh pemahaman terkait dengan
mengembangkan RPP sesuai dengan standar proses.
Hasil tersebut didukung penelitian Rindyasari (2011), bahwa literasi
informasi dapat menunjang kompetensi dan profesionalisme mereka sebagai guru.
Hal ini dilihat dari tiga aspek dalam melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan informasi yaitu menemukan kebutuhan informasi, penelusuran informasi,
dan pemanfaatan informasi. Kinerja guru memiliki peranan yang penting didalam
mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah manapun. Hal itu
menyiratkan bahwa kemampuan menyusun RPP merupakan bagian dari upaya
peningkatan kualitas pendidikan. Terkait dengan pemahaman konsep literasi
informasi, jelas tersirat bahwa literasi informasi dapat membentuk dasar bagi
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
pembelajaran seumur hidup termasuk untuk guru. Dengan literasi informasi,
diharapkan dapat menguasai isi materi dengan baik, mengarahkan pembelajaran,
serta memiliki kontrol yang lebih besar terhadap proses pembelajaran yang semua
dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Ada berbagai jenis kompetensi yang dikeluarkan baik oleh lembaga
maupun pendapat para ahli terkait dengan kompetensi literasi informasi. Beberapa
diantaranya memberikan satu pemahaman yang sama walaupun dengan
penjelasan yang berbeda-beda. Dari berbagai kompetensi yang dikemukakan,
belum ada satupun standar baku sebagai bahan merujuk untuk dapat melihat
kompetensi literasi informasi guru. Oleh karena itu, peneliti memilih melakukan
penggabungan teori dan pendapat yang diungkapkan oleh lembaga dan para ahli.
Namun demikian, penjabaran dari setiap kompetensi yang harus dimiliki oleh
seseorang yang melek informasi termasuk memiliki benang merah yang sama.
Pedoman internasional mengenai literasi informasi yang dibuat oleh
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
dengan tujuan menyediakan suatu kerangka kerja yang bermanfaat untuk para
professional termasuk guru dalam rangka mengembangkan literasi informasi.
Diantara kesemuanya mengambil inti topik meliputi kemampuan untuk mengenali
informasi dan teknologi yang dibutuhkan, membangun strategi untuk mencari dan
menemukan hal tersebut, mengevaluasi informasi dan sumbernya, mengorganisir
dan menggunakanya sehingga berguna untuk menciptakan pengetahuan baru, dan
mengkomunikasikanya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terkait hubungan antara oleh literasi informasi yang dimiliki
oleh guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Selain itu juga tertarik untuk mengetahui tingkat kemampuan LI guru di beberapa
SMP yang dibatasi di beberapa sekolah. Adapun judul yang diangkat adalah
Hubungan Kemampuan Literasi Informasi Guru dengan Proses Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Studi deskriptif korelasional pada guru IPS
SMPN di Kota Cimahi).
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
B. Identifikasi Masalah
Di dalam dunia pendidikan kebutuhan akan informasi merupakan
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, baik informasi yang berupa bahan-bahan
untuk menunjang rencana pembelajaran ataupun informasi untuk pengembangan
diri guru, akan tetapi tidak semua guru tidak mampu mendapatkan informasi yang
efektif secara etis, maka perlulah kemampuan literasi informasi ini agar
mendapatkan
informasi
yang tepat
guna
dalam menunjang kebutuhan
pembelajaran bagi siswa termasuk pengetahuan-pengetahuan yang baru, informasi
dan wawasan terkait perkembangan dunia internasional termasuk juga informasi
bagaimana penerapan kurikulum terbaru yang relatif sering berganti di indonesia.
Agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan teratur, tentu seorang
guru dituntut untuk mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran. Persiapan
mengajar yang dibuat berupa rencana pembelajaran agar pengajar bisa memiliki
acuan dalam memberikan materi kepada peserta didik. Rencana pembelajaran
tersebut merupakan suatu sarana yang dapat membantu pencapaian kepada hasil
belajar yang akan dicapai peserta didik. Dalam penyusunannya tentu tidak
semudah yang kita kira dan masih sangat membutuhkan bimbingan, karena
penyusunan RPP harus sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran kita di dalam
kelas, terkadang karena kurangnya pemahaman guru sebagai yang menyusun
RPP, beberapa guru dalam pelaksanaanya sering melenceng dari standar proses
penyusunan yang telah ditetapkan pemerintah.
Keberadaan ICT pada saat sekarang ini, adalah memungkinkan informasi
disimpan, diakses, dan disebarkan dengan lebih mudah dan cepat. Hal ini pun
menyebabkan informasi yang tersedia pun melimpah ruah sehingga pemakai
informasi relatif mengalami kesulitan untuk menemukan informasi yang lebih
spesifik mengenai suatu topik untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun
kebutuhan professional seperti guru, tentunya dengan kemampuan literasi
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
informasi yang baik akan berbanding positif yang menunjang kinerjanya dalam
mempermudah proses pembelajaran.
LI harus diselaraskan dan diterapkan sesuai dengan standar kompetensi
yang ada.. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) telah mengeluarkan standar kompetensi yang berguna untuk para
professional termasuk guru, hendaknya guru atau mahasiswa UPI memiliki
kemampuan LI yang baik dimana telah ditetapkan oleh lembaga internasional
tersebut. Dunia teknologi dan informasi yang sangat berkembang pesat pada masa
ini setiap professional dituntut untuk bisa mengelola informasi, yang didalamnya
terdapat kemampuan mengakses informasi, menggunakan informasi dan
mengevaluasi informasi secara efektif dan efisien, serta memahami cara untuk
melakukan pencarian secara online dengan teknologi digital
Sehingga identifikasi dari dari permasalahan yang telah diuraikan diatas
mengacu kepada pentingnya kemampuan literasi informasi guru yang menuntut
agar guru bisa mengelola informasi apapun dengan baik yang ada di sekitarnya
sehingga guru bisa mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik termasuk
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan proses yang berlaku.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan sebuah pokok permasalahan yaitu: “Bagaimana hubungan
kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan RPP?”
Adapun dari pokok permasalahan di atas, ditentukan beberapa masalah
yang lebih khusus, antara lain.
1. Bagaimana tingkat kemampuan literasi informasi guru dengan beracuan
standar yang dibuat UNESCO?
2. Bagaimana proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang dilakukan oleh guru?
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
Untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu kemampuan literasi
informasi guru terhadap proses penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan juga mengukur besar kecilnya hubungan antara
dua variabel ini.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi guru yang
mengacu
pada
standar
yang
ditetapkan
United
Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
2. Untuk
mengetahui
proses
penulisan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran yang dilakukan oleh para guru
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil Penilitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi penelitian dan kajian Literasi Informasi sebagai sumber
belajar terkait dengan penyusunan RPP yang lebih komprehensif bagi
pengembangan
keilmuan
Kurikulum
Teknologi
Pendidikan
dan
Perpustakaan Informasi Khususnya,
b. Manfaat Praktis
1. Bagi pihak institusi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan LI guru dan
sebagai tolak ukur sejauh manakah kompetensi LI yang dimiliki
oleh guru.
2. Bagi Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
pengetahuan terhadap pembaca bahwa kemampuan LI dibutuhkan
dalam menunjang kemampuan pendidik terutama dalam bahan
rujukan penambahan informasi dan wawasan dalam membantu
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi
wawasan dan pengetahuan penulis sendiri, terutama dalam bidang
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
LI dan penyusunan rencana pembelajaran sehingga penulis mampu
memberdayakan informasi yang berkaitan secara etis dan efektif.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini berjudul Hubungan Kemampuan Literasi Informasi Guru dengan
Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Studi Deskriptif
Korelasional di Seluruh SMPN di kota Cimahi). Penelitian ini merupakan
penelitian Deskriptif Korelasional, penelitian bermaksud untuk mengetahui
kemampuan literasi informasi guru sesuai kriteria yang telah dirilis oleh
UNESCO dan proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan permendikbud no. 65 thn 2013. Adapun stuktur organisasi dari
penelitian ini adalah :
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
f. Struktur Organisasi Skripsi
2. BAB II KAJIAN TEORI
a. Kajian Pustaka
b. Penelitian Terdahulu
c. Kerangka Pemikiran
d. Asumsi
e. Hipotesis
3. BAB III METODE PENELITIAN
a. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
b. Desain dan Paradigma Penelitian
c. Pendekatan Metode Penelitian
d. Definisi Operasional
e. Teknik Pengumpulan Data
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13
f. Instrumen Penelitian
g. Proses Pengembangan Instrumen
h. Analisis Data
4. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
a. Deskripsi Hasil Penelitian
b. Uji Hipotesis
c. Pembahasan Hasil Penelitian
5. BAB V SIMPULAN
a. Kesimpulan
b. Saran
Rian Hardhian, 2014
Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download