Filter Aktif Seri Untuk Memperbaiki Power Faktor Pada

advertisement
1
PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN OPTIMASI BERBASIS
LABVIEW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN
Irwan Fachrurrozi – 2206100084
Jurusan Teknik Elektro – FTI, Istitut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih – Sukolilo, Surabaya - 60111
Abstrak - Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan
Angin merupakan pembangkit listrik energi
terbarukan yang menawarkan potensi besar dalam
kehidupan energi global untuk masa depan. Energi
matahari maupun energi angin tersedia pada setiap
tempat dan dapat diperoleh dengan mudah.
Kelebihan lain yang dimiliki oleh pembangkit
tersebut yaitu ramah lingkungan dan bebas polusi.
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah untuk
melakukan
perancangan
sistem
monitoring
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin
sekaligus melakukan optimasi baterai dengan cara
mengatur charge dan discharge baterai agar
memiliki lifetime yang lama. Perancangan sistem
monitoring dan optimasi dilakukan dengan
menggunakan pemrograman grafis LabVIEW.
Pengukuran dan proses pengambilan data
menggunakan PCI 1710HG sebagai hardware yang
dihubungkan dengan pembangkit dan juga
dihubungkan dengan komputer untuk selanjutnya
data yang didapatkan akan diolah menggunakan
LabVIEW. Parameter-parameter yang diambil untuk
sistem monitoring yaitu tegangan dan arus
photovoltaic dan wind, tegangan dan arus beban
serta tegangan dan arus baterai. Optimasi baterai
dilakukan dengan mengontrol charge discharge
baterai. Melalui perancangan sistem monitoring dan
control tersebut maka sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya dan Angin akan lebih terkoordinasi
dan handal karena sistem berjalan secara otomatis.
Kata kunci : Photovoltaic, Wind Turbin, Sistem
Monitoring dan Optimasi Pembangkit Listrik Tenaga
Surya dan Angin, LabVIEW
I. PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin
merupakan pembangkit listrik energi terbarukan yang
menawarkan potensi besar dalam kehidupan energi
global untuk masa depan. Energi matahari maupun
energi angin tersedia pada setiap tempat dan dapat
diperoleh dengan mudah.
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan
tugas akhir ini adalah untuk melakukan monitoring
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin
sekaligus melakukan optimasi baterai dengan cara
mengatur charge dan discharge baterai agar memiliki
lifetime yang lama.
Batasan – batasan masalah dalam Tugas
Akhir ini yaitu monitoring dan optimasi dilakukan
dengan menggunakan pemrograman grafis yaitu
LabVIEW, peralatan pembangkit yang digunakan
adalah photovoltaic 50 watt dan simulasi wind turbin
dengan beban berupa tahanan variabel serta
digunakan baterai 40 Ah, tidak digunakan inverter,
parameter yang di-monitoring yaitu berupa arus dan
tegangan serta optimasi yang dilakukan hanya pada
baterai.
BEBAN
DC
PV
WIND
TURBIN
BATERAI
Gambar 1. Diagram Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya dan Angin
II. PV, WIND TURBIN, BATERAI
2.1. Prinsip kerja sel surya
Cahaya matahari mengandung energi dalam
bentuk foton, dimana foton inilah yang dikonversi
menjadi energi listrik. Ketika sinar matahari menerpa
sel surya, sejumlah elektron dilepaskan dan berpindah
ke elektroda negatif (n-layer). Pada saat yang sama
lubang (hole) terbentuk dan berkumpul di elektroda
positif (p-layer). Adanya elektron pada elektroda
negatif dan hole pada elektroda positif maka akan
terbentuk arus listrik dari kedua elektroda tersebut
apabila dihubungkan ke beban.
2.2. Karakteristik Panel Photovoltaic
Kapasitas daya dari sel atau modul surya
dilambangkan dalam watt peak (Wp) dan diukur
berdasarkan standar pengujian Internasional yaitu
Standard Test Condition (STC). Standar ini mengacu
pada intensitas radiasi sinar matahari sebesar 1000
W/m² yang tegak lurus sel surya pada suhu 25°C.
Modul photovoltaic memiliki hubungan antara arus
dan tegangan yang diwakili dalam kurva I-V. Pada
saat tahanan variable bernilai tak terhingga (open
circuit) maka arus bernilai minimum (nol) dan
tegangan pada sel berada pada nilai maksimum, yang
dikenal sebagai tegangan open circuit (Voc). Pada
keadaan yang lain, ketika tahanan variable bernilai
nol (short circuit) maka arus bernilai maksimum,
yang dikenal sebagai arus short circuit (Isc). Jika
tahanan variable memiliki nilai yang bervariasi antara
nol dan tak terhingga maka arus (I) dan tegangan (V)
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
2
akan diperoleh nilai yang bervariasi seperti
ditunjukkan pada gambar 2, dikenal sebagai kurva
karakteristik I-V pada sel surya.
Gambar 2. Kurva karakteristik I-V sel surya pada
STC
Radiasi sinar matahari akan mempengaruhi
arus yang dihasilkan oleh sel surya. Semakin tinggi
radiasi matahari maka semakin tinggi pula arus yang
dihasilkan.
Gambar 3 Pengaruh radiasi matahari pada kurva I-V
Gambar 4 Pengaruh radiasi matahari pada kurva P-V
Gambar 3 dan gambar 4 menunjukkan
pengaruh radiasi matahari pada modul photovoltaic
yang berisi 36 sel mono crystalline. Dari kedua
gambar tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar
intensitas radiasi matahari (mendekati 1000 W/m²)
maka daya yang dihasilkan oleh sel surya juga akan
mendekati maksimal. Semakin kecil intensitas radiasi
matahari maka daya yang dihasilkan oleh sel surya
semakin kecil.
2.3. Wind Turbin
Turbin angin adalah kincir angin yang
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk
mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark,
Belanda dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih
dikenal dengan Windmill.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah
mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi
putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan
listrik.
2.4. Faktor kapasitas
Faktor kapasitas adalah rasio energi yang
dihasilkan dalam suatu periode tertentu. Sebagai
contoh, generator dengan rating daya 1500 kW. Jika
generator tersebut bekerja dengan maksimal 24 jam
sehari selama 365 hari maka daya listrik yang
dihasilkan generator yaitu (1500 kW) x (365 x 24
jam) = 13.140.000 kWh dalam satu tahun. Apabila
dalam keadaan sebenarnya generator tersebut hanya
menghasilkan 3.942.000 kWh dalam satu tahun maka
factor kapasitas dari generator tersebut yaitu
13.140.000 / 3.942.000 = 30%. Pembangkit listrik
tenaga angin mempunyai faktor kapasitas 20%-40%.
2.5. Baterai
Baterai digunakan sebagai back-up pada
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin. Jenis
baterai yang banyak digunakan untuk sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin yaitu
baterai jenis timbal-asam (lead acid battery) dan
nikel-kadmium. Pada tugas akhir ini digunakan
baterai jenis timbal-asam (lead acid battery).
Kapasitas baterai mengacu pada jumlah arus
listrik yang dapat digunakan pada saat baterai terisi
penuh sampai baterai habis. Kapasitas nominal
baterai biasanya dilambangkan dalam satuan amperhours (Ah). Kapasitas baterai yang tersedia sangat
tergantung pada kondisi tertentu. Jika baterai
discharge pada suhu atau besarnya arus yang berbeda
maka kapasitas yang efektif pada kondisi tersebut
juga berbeda. Misalnya, baterai 60 Ah dengan arus
discharge 3 A maka dapat disimpulkan bahwa baterai
tersebut pada tingkatan C20. Tingkatan ini
maksudnya yaitu baterai tersebut akan discharge
sampai habis selama 20 jam.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
3
2.6. Karakteristik Discharge Baterai
Pada awal discharge, baterai sudah terisi
penuh maka tegangan terminal baterai lebih tinggi
dari tegangan nominalnya. Kemudian tegangan
terminal berkurang dengan cepat dan terus perlahan
berkurang selama baterai discharge. Penurunan
tegangan ini terjadi karena hambatan internal baterai
meningkat dan penurunan konsentrasi asam dalam
elektrolit.
berat jenis dilakukan pada elektrolit untuk
mengetahui konsentrasi asam dalam elektrolit. Oleh
karena itu dapat digunakan untuk menunjukkan State
of Charge (SOC) dari baterai. Tegangan open circuit
(Voc) juga merupakan fungsi dari konsentrasi asam
dalam elektrolit. Apabila digambarkan dalam suatu
grafik maka tegangan open circuit (Voc) berbanding
lurus dengan State of Charge (SOC) baterai.
Perbandingan ini dapat dilihat pada gambar 7 berikut
ini.
Gambar 5 Karakteristik discharge baterai
Gambar 7 Hubungan antara Voc dan SOC
Suhu mempengaruhi kapasitas baterai karena
perubahan resistivitas dan viskositas elektrolit. Pada
suhu rendah penurunan aktivitas kimia dan
peningkatan resistansi internal baterai mengurangi
kapasitas total baterai. Penurunan kapasitas baterai
yang terjadi pada temperatur rendah juga dipengaruhi
oleh arus discharge. Gambar 6 menunjukkan
hubungan antara suhu sekitar dan kapasitas pada
beberapa arus discharge. Dari gambar 6 dapat dilihat
bahwa pada saat arus discharge rendah maka
kapasitas total yang tersedia 100% pada suhu lebih
dari 20⁰C. Kapasitas total turun pada suhu yang lebih
rendah sampai elektrolit membeku di bawah sekitar 25⁰C.
2.8 Depth of Discharge (DOD)
Depth of Discharge (DOD) memiliki
pengaruh yang besar terhadap cycle dari baterai.
Gambar 8 menunjukkan hubungan antara Depth of
Discharge (DOD) dan jumlah cycle baterai.
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa
untuk baterai dengan DOD 100% akan memiliki cycle
kurang dari baterai dengan DOD 50%. Untuk baterai
dengan DOD 100% maka hanya memiliki 1500 cycle
sedangkan untuk baterai dengan DOD 50% mampu
untuk bertahan hingga 3500 cycle. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil DOD baterai atau
semakin kecil kapasitas discharge baterai maka
semakin lama cycle baterai. Untuk discharge baterai
hingga DOD 100% maka akan memperpendek cycle
dari baterai tersebut dan mengurangi kemampuan
baterai untuk charge.
Gambar 6 Pengaruh suhu pada baterai
2.7. Tegangan Open Circuit (Voc)
Baterai dengan kondisi tanpa beban maka
tegangan open circuit (Voc) pada terminal baterai
dapat diukur. Pada kondisi ini tidak ada voltage drop
pada baterai karena tidak ada arus yang melalui
baterai. Konsentrasi asam dalam baterai timbal-asam
(SLA) berhubungan langsung State of Charge (SOC)
dari baterai. Dalam suatu baterai basah pengukuran
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
Gambar 8 DOD vs Cycle
4
III. PERANCANGAN SISTEM MONITORING
DAN
OPTIMASI
PADA
PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN
Pada tugas akhir ini, photovoltaic yang
digunakan yaitu photovoltaic model eS50236-PCM
dengan kapasitas daya maksimum sebesar 50 Watt.
Spesifikasi photovoltaic tersebut ditunjukkan dalam
tabel berikut ini.
Spesifikasi PV
Keterangan
Pmax
50 W
Daya maksimum
Isc
3.25 A
Arus short circuit
Imax
2.91 A
Arus maksimum
Voc
21.75 V Tegangan open circuit
Vnominal 17.24 V Tegangan nominal
Tabel 1 Spesifikasi photovoltaic model eS50236PCM
Untuk wind turbin yang digunakan hanya
sebagai simulasi dan baterai yang digunakan yaitu
baterai Genesis Hawker dengan tegangan 12 volt dan
kapasitas 40 Ah. Sedangkan beban yang digunakan
berupa resistor variable dengan tahanan maksimal 16
ohm dan arus maksimal 3.7 A.
3.1 Rangkaian Utama Sistem Monitoring dan
Optimasi Pembangkit
Untuk mendapatkan sistem pembangkitan
yang handal pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
dan Angin maka sistem tersebut perlu dilakukan
monitoring. Parameter-parameter yang diambil dari
sistem monitoring tersebut yaitu berupa parameter
tegangan dan arus yang keluar dari photovoltaic dan
wind turbin, tegangan dan arus yang masuk menuju
baterai maupun yang keluar dari baterai menuju
beban, tegangan dan arus yang masuk menuju beban.
Monitoring ini juga digunakan untuk membuat sistem
kontrol secara otomatis pada pembangkit tersebut.
Sistem kontrol yang dimaksud yaitu untuk
mengontrol charge discharge baterai secara otomatis.
Gambar rangkaian untuk sistem monitoring dan
optimasi ditunjukkan pada gambar 9.
A
B
C
R
R
BEBAN
DC
PV
WIND
TURBIN
BATERAI
Gambar 9 Diagram Sistem Monitoring dan Optimasi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin
untuk menyuplai beban. Baterai digunakan sebagai
back-up ketika kedua sumber listrik yaitu
photovoltaic dan wind turbin tidak dapat menyuplai
beban. Pada gambar tersebut terdapat resistor R yang
diletakkan antara titik A dan B serta diletakkan pada
titik B dan C. Tujuan diletakkannya resistor tersebut
juga untuk mengukur arus yang masuk ke beban,
yang berasal dari photovoltaic dan wind turbin
maupun yang berasal dari baterai, serta mengukur
arus yang keluar dari photovoltaic.
3.2 Algoritma Monitoring dan Optimasi
Pembangkit
Pada tugas akhir ini software yang
digunakan yaitu LabVIEW. Dengan mneggunakan
software tersebut maka dapat dilakukan sistem
monitoring dan kontrol untuk mengatur charge
discharge baterai sehingga diperoleh masa pakai
baterai yang optimal. Algoritma pemrograman grafis
LabVIEW yang digunakan sebagai berikut.
a. Mengukur tegangan photovoltaic dan wind
melalui software LabVIEW. Berdasarkan
tegangan yang diukur antara kedua sisi resistor
maka dapat diperoleh nilai arus yang dihasilkan
oleh photovoltaic dan wind turbin.
b. Mengukur tegangan beban melalui software
LabVIEW. Berdasarkan tegangan yang diukur
antara kedua sisi resistor maka dapat diperoleh
nilai arus yang dibutuhkan beban.
c. Membandingkan antara arus yang dihasikan
photovoltaic dan wind turbin dengan arus yang
dibutuhkan beban.
1. Jika arus yang dihasilkan oleh photovoltaic
dan wind
lebih besar dari arus yang
dibutuhkan beban maka kelebihan daya
photovoltaic dan wind turbin yang tidak
dipakai disimpan dalam baterai (charging
baterai), saklar PV+wind serta saklar baterai
ON. Pada saat baterai sudah terisi penuh
maka saklar PV+wind OFF. Hal ini untuk
menjaga agar beban tidak rusak karena
mendapatkan daya yang berlebihan. Pada
kondisi tersebut maka saklar baterai ON
sehingga baterai yang akan menyuplai
beban.
2. Jika arus yang dihasilkan photovoltaic dan
wind lebih kecil dari arus yang dibutuhkan
beban maka saklar baterai ON, baterai
menyuplai beban. Pada saat kondisi baterai
sudah mencapai DOD 80% maka saklar
baterai OFF.
d. Menampilkan kapasitas charging baterai (SOC)
dan kapasitas discharge baterai (DOD).
Gambar 10 menunjukkan flowchart sistem
monitoring dan optimasi pada Pembangkit Listrik
Tenaga Surya dan Angin.
Pada gambar 9 menjelaskan sistem
monitoring dan optimasi yang akan digunakan dalam
tugas akhir ini. Pada skema gambar tersebut dapat
dilihat bahwa photovoltaic dan wind turbin digunakan
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
5
mulai
Ukur tegangan PV+wind
Ukur tegangan beban
Hitung arus keluaran PV+wind
Hitung arus yang dibutuhkan beban
I PV+wind >
Ibeban
Gambar 11 Monitoring tegangan dan arus PV dan
Wind Turbin
Saklar baterai dan
saklar PV+wind ON
Saklar baterai dan
saklar PV+wind ON
DOD >
30%
SOC >
100%
Saklar baterai OFF
Saklar PV+wind OFF
Gambar 12 Monitoring tegangan dan arus beban
Tampilkan tegangan PV+wind, tegangan beban, tegangan
baterai, SOC dan DOD
stop
Gambar 10 Flowchart sistem monitoring dan
optimasi pembangkit
IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
4.1. Monitoring pada Pembangkit Listrik Tenaga
Surya dan Angin
Sistem monitoring pada Pembangkit Listrik
Tenga Surya dan Angin bertujuan untuk mendapatkan
parameter-parameter meliputi tegangan photovoltaic
dan wind turbin, tegangan baterai dan tegangan
beban. Berdasarkan parameter yang didapatkan maka
dapat diperoleh nilai arus yang dihasilkan oleh
photovoltaic dan wind turbin, nilai arus yang
dibutuhkan beban serta nilai arus charge discharge
baterai.
Hasil monitoring berbasis pemrograman
LabVIEW akan dibandingkan nilainya dengan
menggunakan Multimeter Digital GDM-394. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat ketelitian dari
monitoring yang dilakukan.
Gambar 13 Monitoring tegangan baterai
Pada saat kapasitas daya photovoltaic dan
wind turbin melebihi kebutuhan daya beban maka
kelebihan daya tersebut disimpan dalam baterai yang
digunakan sebagai back-up. Hasil simulasi
berdasarkan kondisi tersebut ditunjukkan pada
gambar 14, gambar 15 serta gambar 16.
4.2 Monitoring saat Baterai Charge Discharge
Pada saat kebutuhan daya beban tidak dapat
disuplai oleh photovoltaic dan wind turbin maka
baterai yang digunakan sebagai back-up akan
membantu menyuplai kebutuhan beban (discharge).
Hasil simulasi berdasarkan kondisi tersebut
ditunjukkan pada gambar 11, gambar 12 dan gambar
13.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
Gambar 14 Monitoring tegangan dan arus PV dan
Wind Turbin
6
multimeter, akan tetapi perbedaan tersebut kecil.
Gambar 15 Monitoring tegangan dan arus beban
Gambar 16 Monitoring tegangan baterai
Berdasarkan sistem monitoring pada
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin
menggunakan pemrograman grafis LabVIEW maka
dapat dibandingkan tingkat ketelitian pengukuran
terhadap multimeter digital GDM-394 sebagai
berikut.
Baterai Discharge
Parameter
Tegangan
PV+wind
Arus PV+wind
Tegangan beban
Arus beban
Tegangan
baterai
Baterai Charge
Parameter
Tegangan
PV+wind
Arus PV+wind
Tegangan beban
Arus beban
Tegangan
baterai
Pengukuran
Meter
12.23
Hasil
Penunjukan
12.14
Error
(%)
0.73
0.30
11.81
0.6
12.78
0.28
11.67
0.57
12.62
6.67
1.1
5
1.2
Pengukuran
Meter
11.95
Hasil
Penunjukan
11.83
Error
(%)
1
3.2
11.54
0.58
12.71
3.1
11.44
0.55
12.59
3.1
0.8
5.1
0.9
4.3. Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga
Surya dan Angin
Optimasi pada pembangkit Listrik Tenaga
Surya dan Angin dilakukan dengan mengatur charge
discharge baterai. Umur baterai bergantung pada
kapasitas Depth of Discharge (DOD) baterai.
Semakin kecil kapasistas DOD dari baterai maka
semakin lama cycle baterai. Pada Tugas Akhir ini
akan dilakukan perancangan optimasi baterai pada
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin dengan
mengatur charge discharge baterai. Pada saat
charging, baterai telah mencapai SOC 100%) maka
secara otomatis baterai akan terputus dari sistem
(baterai OFF) sedangkan pada saat baterai mencapai
kapasitas DOD yang diinginkan (misal DOD 30%)
maka secara otomatis baterai akan terputus dari
sistem (baterai OFF).
Optimasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
dan Angin pada tugas akhir ini menggunakan
pemrograman grafis LabVIEW. Optimasi dilakukan
dengan mengatur charge discharge baterai. Pada saat
kondisi baterai charging, kapasitas state of charge
(SOC) dapat diukur dengan melihat tegangan baterai
saat open circuit (Voc).
Untuk menentukan nilai tegangan open
circuit pada tugas akhir ini dilakukan langkahlangkah sebagai berikut.
a. Baterai di-charge sampai SOC 100%. Kondisi
SOC 100% didapatkan pada saat indikator arus
pada alat charging baterai menunjukkan angka
nol. Setelah beberapa jam tegangan baterai
diukur. Berdasarkan pengukuran menggunakan
multimeter digital GDM-394 didapatkan nilai
tegangan open circuit (Voc) 13 volt.
b. Setelah baterai penuh (SOC 100%), langkah
selanjutnya yaitu baterai di-discharge. Beban
yang digunakan berupa tahanan variabel dengan
nilai resistansi 11.1 Ω. Tegangan baterai dalam
keadaan berbeban pada saat discharge diukur dan
didapatkan nilai tegangan 12.81 V. Sedangkan
tegangan pada resistor 11.1 Ω diukur dan dari
hasil pengukuran tersebut dapat dihitung nilai
arus yang melewati resistor tersebut didapatkan
nilai arus 1.08 A.
R=11.1Ω
Tabel 1 Perbandingan hasil penunjukan LabVIEW
dengan pengukuran multimeter digital GDM-394
Beban
I
Vs
+-
Tabel 1 menunjukkan hasil pengukuran
menggunakan pemrograman grafis LabVIEW
dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan
multimeter digital GDM-394. Hasil pengukuran
berbasis LabVIEW mempunyai perbedaan nilai jika
dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
R
Gambar 17 Ilustrasi rangkaian baterai
7
Berdasarkan data-data tersebut dapat
dihitung nilai tahanan dalam baterai. Ilustrasi
rangkaian baterai ditunjukkan pada gambar 17.
Pada baterai terdapat sumber tegangan dan
tahanan dalam baterai. Sumber tegangan inilah
yang diukur pada keadaan baterai tidak berbeban
yang merupakan nilai tegangan open circuit.
Berdasarkan rangkaian pada gambar 17 untuk
menghitung tahanan dalam baterai (R) dapat
menggunakan persamaan 1.
(1)
Vs = VL + (I x R)
Persamaan 1 merupakan persamaan yang
digunakan pada kondisi baterai discharge
sedangkan pada kondisi baterai charge dapat
digunakan persamaan 2.
(2)
Vs = VL - (I x R)
Nilai tahanan dalam ( R ) pada baterai ini bernilai
konstan sehingga pada saat charge maupun
discharge dapat dihitung tegangan open circuit
(Voc) dengan mengetahui arus dan tegangan
baterai saat berbeban. Persamaan 1 dan
persamaan 2 yang akan dimasukkan dalam
algoritma pemrograman berbasis LabVIEW.
Berdasarkan persamaan 1 maka didapatkan nilai
R = 0.175Ω
Pada simulasi tugas akhir ini akan
ditampilkan juga kondisi baterai dalam keadaan
charge atau discharge beserta SOC dan DOD.
Dengan ditampilkannya SOC dan DOD maka charge
discharge
baterai
dapat
dikontrol
melalui
pemrograman grafis LabVIEW. Untuk menampilkan
prosentase SOC dan DOD maka algoritma yang
digunakan sebagai berikut.
a. Setelah 10 jam baterai discharge, beberapa saat
kemudian diukur tegangan open circuit baterai.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai
tegangan open circuit baterai 12.66 V.
Berdasarkan persamaan 3 dan persamaan 4 maka
dapat dihitung kapasitas discharge baterai dan
state of charge (SOC) baterai.
(3)
perhitungan persamaan 5 yaitu 0.0126.
Persamaan garis lurus didapatkan dengan
memasukkan nilai gradient pada persamaan 6.
(6)
Y – Y1 = m (X – X1)
Persamaan garis lurus yang didapatkan dengan
memasukkan nilai gradient dan titik yang akan
diambil sampel adalah sebagai berikut.
Y – 0.0126X = 11.74
(7)
Y merupakan tegangan open circuit baterai (Voc)
sedangkan X merupakan State of Charge (SOC)
baterai. Persamaan ini yang akan dimasukkan
dalam algoritma optimasi baterai menggunakan
pemrograman grafis LabVIEW.
Pada algoritma optimasi ini batas SOC yang
diijinkan 100%, oleh karena itu ketika kondisi baterai
charge dengan SOC 100% maka saklar baterai OFF
dan baterai tidak charging lagi. Pada kondisi baterai
discharge, saklar baterai OFF bergantung pada DOD
yang diinginkan, misal DOD 80%. Untuk batas DOD
yang diinginkan bergantung pada kebutuhan. Gambar
18 merupakan hubungan antara DOD dengan cycle
baterai. Semakin kecil tingkat DOD yang digunakan
maka semakin lama cycle baterai.
Gambar 18 Hubungan DOD dengan cycle baterai
Berdasarkan gambar 18 maka dapat
direncanakan umur baterai dengan menentukan batas
DOD baterai. Asumsi yang digunakan yaitu setiap
hari berlangsung 1 cycle.
(4)
b.
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai kapasitas
baterai yang telah di-discharge(Cu) yaitu 10.8
Ah. SOC baterai pada kondisi tegangan 12.66
volt yaitu 73%.
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara Voc
dengan SOC maka perlu diambil dua titik sampel
yaitu tegangan baterai pada kondisi SOC 100%
dengan kondisi SOC 73%. Dari dua titik tersebut
dapat dihitung gradient berdasarkan persamaan 5.
(5)
m= (Y2 – Y1) / (X2 – X1)
Nilai gradient yang didapatkan berdasarkan
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
Gambar 19 Hubungan DOD dengan umur baterai
8
4.4 Hasil Simulasi Optimasi pada Pembangkit
Listrik Tenaga Surya dan Angin
Berikut ini hasil simulasi optimasi baterai
dengan
menggunakan
pemrograman
grafis
LabVIEW. Hasil simulasi tersebut menampilkan state
of charge (SOC) baterai pada kondisi baterai charge
maupun depth of discharge (DOD) pada kondisi
baterai discharge.
[4]
[5]
[6]
[7]
of a monitoring system for a PV solar plant”,
Colombia, 2006.
Picciano, Nick, “Battery aging and
characterization of nickel metal hydride and lead
acid batteries”, The Ohio State University, 2007.
Datta, Abhik, “Design of lead acid battery
charger system”, Department of Electronics and
Communcation Engineering, National Institute of
Technology, Rourkela, 2009.
Suozzo, Christopher, “Lead acid battery aging
and state of health diagnosis”, The Ohio State
University, 2008.
Sinclair, Paul Grant, “An adaptive battery
monitoring system for an electric vehicle”,
University of Canterbury Christchruch, New
Zealand, 1998
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Gambar 20 Hasil simulasi pada kondisi baterai
discharge
Gambar 21 Hasil simulasi pada kondisi baterai
charge
V. KESIMPULAN
Dari simulasi dan analisis yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perancangan sistem monitoring dapat digunakan
dalam aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
dan Angin karena hasil penunjukan LabVIEW
dengan
hasil
pengukuran
menggunakan
multimeter digital memiliki selisih yang kecil
yaitu maksimal 6.67%.
2. Perancangan optimasi dalam aplikasi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya dan Angin dapat dilakukan
dengan mengatur saklar charge discharge
baterai. Pada saat baterai mencapai SOC 100%
maka saklar PV+wind akan dilepas sedangkan
pada saat mencapai harga DOD tertentu maka
saklar baterai akan dilepas.
3. Perencanaan umur suatu baterai dapat dilakukan
dengan menentukan DOD baterai.
Penulis lahir di kota
Lumajang pada tanggal
12 Maret 1988 dengan
nama Irwan Fachrurrozi.
Pada
tahun
2006,
penulis
mendaftarkan
diri menjadi mahasiswa
Teknik Elektro Fakultas
Teknologi
Industri
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
Surabaya dan diterima
melalui jalur SNMPTN.
Selama kuliah penulis
mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga dan
aktif menjadi asisten praktikum Pengkuran Listrik di
Laboratorium Instrumentasi Pengukuran Listrik dan
Identifikasi Sistem Tenaga (LIPIST). Penulis aktif
mengikuti berbagai pelatihan dan kepanitiaan di
almamater maupun di luar institut. Selama kuliah
penulis mengambil bidang studi Teknik Sistem
Tenaga dan aktif menjadi asisten di Laboratorium
Instrumentasi Pengukuran Listrik dan Identifikasi
Sistem Tenaga (LIPIST).
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Messenger, Roger A, “Photovoltaic systems
engineering second edition”, crcpress, 2003.
[2] Rashid, M.H, “Power electronics handbook”,
Academic Press.
[3] N.Forero, J.Hernandez, G.Gordillo, “Development
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elekto FTI - ITS
Download