Chapter I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya didasarkan pada hubungan
satu variabel atau dua variabel saja, akan tetapi cenderung melibatkan banyak
variabel. Analisis tentang banyak variabel dikaji secara mendalam dalam analisis
multivariat (Nuningsih, 2010).
Analisis multivariat adalah metode-metode statistik yang mengolah beberapa
pengukuran menyangkut individu atau objek sekaligus. Teknik analisis multivariat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu analisis dependensi/ketergantungan dan analisi
interdependensi/saling
ketergantungan.
Analisis
dependensi
bertujuan
untuk
menerangkan atau memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan dua atau
lebih variabel bebas, yang termasuk dalam klasifikasi ini ialah analisis regresi
multivariat, analisis diskriminan, analisis varians multivariat (Manova) dan analisis
korelasi kanonik. Sedangkan analisis interdependensi bertujuan untuk memberikan
makna terhadap seperangkat variabel atau membuat kelompok-kelompok secara
bersama-sama, yang termasuk dalam klasifikasi ini ialah analisis faktor, analisis
cluster/gerombol, dan multidimensional scaling (Narimawati, 2008).
Dalam perkembangannya analisis gerombol telah dipergunakan dalam
berbagai disiplin ilmu seperti biologi, ekonomi, psikologi, pemasaran, kedokteran dan
lain-lain (Supranto, 2004). Analisis gerombol adalah statistik variabel ganda yang
digunakan apabila ada n buah individu atau objek yang mempunyai p variabel dan
ingin dikelompokkan ke dalam k gerombol berdasarkan sifat-sifat yang diamati
Universitas Sumatera Utara
sehingga individu atau objek yang terletak dalam satu gerombol memiliki kemiripan
yang lebih besar dibandingkan dengan objek yang terletak dalam gerombol lain.
Prinsip dasar dalam analisis gerombol adalah mengelompokkan objek
(observasi) pada suatu gerombol yang memiliki kemiripan sangat besar dengan objek
lain dalam gerombol yang sama, tetapi sangat tidak mirip dengan objek lain pada
gerombol yang berbeda. Hal ini berarti bahwa gerombol yang baik akan mempunyai
homogenitas (kesamaan) yang tinggi antar anggota dalam satu gerombol dan
heterogenitas (perbedaan) yang tinggi antar gerombol yang satu dengan yang lainnya
(Santoso, 2010).
Metode analisis gerombol dibedakan menjadi dua yaitu metode hirarki dan
metode tak berhirarki. Metode hirarki dibedakan menjadi dua yaitu metode
penggabungan (agglomerative) dan metode pemecahan (devisive). Prosedur yang
digunakan dalam metode hirarki adalah prosedur pautan tunggal (single linkage),
pautan lengkap (complete linkage), dan pautan rata-rata (average linkage). Hasil
penggerombolan metode berhirarki secara umum membentuk diagram pohon atau
dendogram yang menggambarkan pengelompokan objek berdasarkan jarak. Metode
tak berhirarki bertujuan untuk mengelompokkan n objek ke dalam k gerombol (k <
n), di mana nilai k telah ditentukan sebelumnya. Metode tak berhirarki yang banyak
digunakan adalah K-Means Cluster dan Fuzzy C-Means.
K-Means
merupakan
metode
clustering
sederhana
dan
mudah
diimplementasikan karena memiliki kelebihan dalam mengelompokkan data yang
berukuran besar serta menghasilkan gerombol dengan cepat. Kelemahan metode ini
yaitu pada K-Means, jumlah gerombol pada awal (k) harus ditentukan sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
dan tidak menjamin solusi gerombol yang unik karena metode ini sulit mencapai
global optimum.
K-Means termasuk dalam teknik partitioning. Secara umum teknik ini dimulai
oleh penentuan k titik di ruang berdimensi p untuk menentukan estimasi awal pusat
gerombol. Dengan demikian dalam teknik partitioning ini, metode K-Means
memungkinkan setiap data harus termasuk ke gerombol tertentu pada suatu tahapan
proses, pada tahapan proses berikutnya berpindah ke gerombol yang lain.
Metode K-Means bertujuan untuk mengelompokkan objek sedemikian hingga
jarak tiap-tiap objek ke pusat gerombol di dalam suatu gerombol minimum (Karson,
1937). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji analisis gerombol
melalui metode K-Means.
Salah satu disiplin ilmu yang dipergunakan dalam analisis gerombol saat ini
adalah bidang kesehatan. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan
masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan
kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi mendatang. Tingginya angka
kematian ibu dan anak tersebut menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat mendesak
untuk ditingkatkan, baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya. Upaya
peningkatan pelayanan KIA tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama oleh para
pelayanan kesehatan, pemerintah dan masyarakat yang peduli kesehatan, karena
masalah KIA ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi menjadi
tanggung jawab semua pihak baik swasta, masyarakat umum bahkan organisasi non
pemerintah atau Non Government Organization (NGO) seperti Mercy Malaysia yang
Universitas Sumatera Utara
sangat peduli dengan KIA di Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara
(Sitompul, 2011).
Kesehatan perempuan dan kesehatan anak merupakan dasar yang penting
dalam perkembangan masyarakat. Hanya perempuan yang bisa hamil dan melahirkan
anak, namun fakta menunjukkan bahwa ratusan ribu perempuan di seluruh dunia
terus-menerus meninggal oleh sebab-sebab yang berkaitan dengan kehamilan, yang
seharusnya dapat dicegah. Hal ini merupakan salah satu ketidakadilan sosial terbesar
di masa kini. Beberapa tahun terakhir ini diakui dan diterima secara luas bahwa
kematian maternal yang seharusnya dapat dicegah merupakan pelanggaran terhadap
hak-hak asasi perempuan. Di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 529.000 perempuan
meninggal tiap tahunnya oleh sebab-sebab yang berkaitan dengan kehamilan, dan
99% dari kematian ini terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang (WHO,
2007).
Sesuai visi misi presiden, kebijakan pembangunan kesehatan periode 5 tahun
ke depan (2010-2014) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah
dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung
pencapaian MDG’s pada tahun 2015, dengan sasaran pembangunan kesehatan adalah
peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh
meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan kematian
ibu melahirkan (Kemkes RI, 2010).
Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007, AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000
Universitas Sumatera Utara
kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 44 per 1.000
kelahiran hidup. Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan
kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan
menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT). Target
Cakupan kesehatan ibu yang harus dicapai pada tahun 2009 masing-masing sebesar
94% untuk Akses Pelayanan Antenatal (cakupan ibu hamil K1), 84% untuk cakupan
pelayanan ibu hamil sesuai standar (K4), dan 82% untuk cakupan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan (Depkes, 2011).
AKI Provinsi Sumatera Utara tercatat 268 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2010. Bila dibandingkan dengan angka nasional, AKI Sumatera Utara lebih
tinggi. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 menyebutkan bahwa AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini turun dibandingkan AKI tahun 2002 yang mencapai 307 per 100.000
kelahiran hidup (Dinkes Provsu, 2011)
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun
1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar
dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun
1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi
dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang
dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000. Strategi MPS ini memfokuskan pada
3 pesan kunci yaitu: 1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih 2)
setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat 3) setiap
Universitas Sumatera Utara
wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Sehubungan dengan penerapan sistem desentralisasi, maka pelaksanaan
strategi MPS di daerah pun diharapkan dapat lebih terarah dan sesuai dengan
permasalahan setempat. Dengan adanya variasi antar daerah dalam hal demografi dan
geografi, maka kegiatan dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) akan berbeda
pula. Namun agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan lancar, aspek peningkatan
mutu pelayanan program KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas baik di
tingkat puskesmas maupun ditingkat kabupaten/kota. Peningkatan mutu program KIA
juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja.
Untuk itu, perlu dipantau secara terus-menerus besarnya cakupan pelayanan
KIA di suatu wilayah kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok
mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan (Depkes, 2009). Dengan
diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat
lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk menggambarkan
cakupan pelayanan KIA tersebut berdasarkan wilayah kerja atau kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Utara dapat dilakukan dengan analisis gerombol/cluster.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana hasil penerapan
analisis gerombol/cluster untuk menggambarkan profil kesehatan ibu dan anak di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Universitas Sumatera Utara
Menerapkan analisis gerombol/cluster untuk menggambarkan profil kesehatan
ibu dan anak di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui karakteristik profil kesehatan ibu dan anak di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2011.
2. Untuk mengetahui pengelompokan kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara
berdasarkan data profil kesehatan ibu dan anak (pelayanan kesehatan ibu hamil,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompotensi kebidanan,
cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas, rujukan kasus risti dan penanganan
komplikasi, dan kunjungan neonatal) dari gerombol-gerombol yang terbentuk.
3. Untuk mengevaluasi keakuratan klasifikasi data profil kesehatan ibu dan anak di
33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dalam pembentukan gerombol.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Merupakan pengalaman dalam menerapkan teori dengan praktek di lapangan
terutama penerapan uji statistik khususnya analisis gerombol/cluster.
2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk
memperbaiki program pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam merencanakan
pembangunan kesehatan berdasarkan hasil-hasil yang didapat.
3. Sebagai bahan masukan atau sumber informasi bagi peneliti lain.
Universitas Sumatera Utara
Download