Bentara PEMBAHARUAN Vol. 55, No. 6 Perjalanan Panjang Umat Yang Sisa Pekan Doa, 5 - 14 Desember, 2014 Bentara PEMBAHARUAN Vol. 55, No. 6 Bacaan Pekan Doa l Panggilan Mulia pada Umat Yang Sisa 4 Inilah waktunya untuk bersinar dalam dunia ini melalui kasih Kristus. l Misi dari Umat Yang Sisa Perdamaian, pemulihan, penyembuhan, dan penginjilan. 8 12 l Umat Yang Sisa—Sejarah dan Pelajaran Belajar dari masa lalu, sambil bersiap untuk masa depan. l Tantangan dari Umat Yang Sisa 16 l Karakteristik dari Umat Yang Sisa 20 l Ajaran dari Umat Yang Sisa 24 Menyadari persoalan yang dipertaruhkan. Kwalitas-kwalitas khusus dari umat yang telah berubah. Kebenaran murni, tanpa campuran yang bertahan. l Kasihilah Musuhmu Sebuah kewajiban yang secara manusiawi mustahil, dijadikan bisa oleh Juruselamat yang mengampuni secara ilahi. 28 l Kemenangan Umat Yang Sisa 32 l Perjalanan Suci dari Umat Yang Sisa 36 Kemenangan akhir bagi umat yang setia. Terbitan Resmi dari Gereja Advent Hari Ketujuh Gerakan Pembaharuan “Zaman dimana kita hidup kini meminta aksi pembaharuan.” —Testimonies, vol. 4, p. 488. Editor: Davi Paez Silva , Translator: John F.E. Suoth Assistant to the Editor: B. Montrose Layout and Design: D. Lee B. L. Montrose Web: http://www.sdarm.org e-mail: [email protected] Merenungkan Perjalanan Panjang Nan Suci T ahun ini hampir berlalu—dan bersamanya sebuah perayaan penting juga hampir berlalu. Tahun ini menandai tahun ke-100 sejak krisis pada tahun 1914, ketika para musafir yang setia menolak untuk melanggar Sepuluh Perintah, sekalipun menghadapi perang dunia. Apa yang terjadi sejak saat itu? Apa yang menandai perjalanan panjang kita? Apakah kita masih para musafir yang mengarah ke surga seperti para pendahulu kita? Apakah generasi kita sekarang ditandai oleh penyerahan dan pengabdian yang lebih besar kepada pekerjaan pembaharuan—untuk membangun reruntuhan lama, memperbaiki pelanggaran(2) yang dibuat pada hukum moralnya Tuhan, dan berdiri demi kebenaran masa kini berapapun harganya? Ada pertanyaan2 penting untuk kita renungkan selama Pekan Doa ini, sebuah waktu bagi kita untuk menyelidiki hati kita dan membaharui perjanjian kita dengan Tuhan—secara mendalam mempertimbangkan semua yang termasuk dalam kerinduan kita untuk berada diantara umat yang sisa yang terakhir untuk berjumpa dengan Dia dalam damai. Tolong usahakan bagikan bacaan2 ini kepada orang2 lain juga, mungkin dengan kunjungan pribadi kepada para pemercaya yang tinggal terpencil atau sukar keluar rumah—dan marilah kita ingat tanggal-tanggal untuk: Berdoa dan berpuasa: Persembahan untuk misi-misi: Sabat, 13 Desember Minggu, 14 Desember Semoga Juruselamat menjadikan pengalaman kita seperti pengalaman jiwa anak muda selama Pekan Doa ini! Mudah-mudahan kita sepenuhnya diilhami dengan Roh KudusNya untuk mengikuti perjalanan suci ini sampai selesai, sambil secara tulen menghidupkan kehidupan umat yang sisa. THE REFORMATION HERALD® (ISSN 0482-0843) berisi tulisan2 tentang ajaran Alkitab yang akan memperkaya kehidupan rohani dari mereka yang berusaha lebih mengenal tentang Tuhan. Diterbitkan tiap 2 bulan oleh General Conference Advent Hari Ketujuh Gerakan Pembaharuan atau Seventh Day Adventist Reform Movement General Conference, P. O. Box 7240, Roanoke, VA 24019-0240, U.S.A. Diterjemahkan oleh Gereja Advent Hari Ketujuh Gerakan Pembaharuan, Misi Indonesia Barat, Jl. Anyelir A 1, no. 2, Taman Modern, Cakung, Jakarta Timur, Indonesia. Biaya Langganan: Amerika Serikat U.S. $16.95 Luar Negeri (pos udara) U.S. $20.00 Satu majalah U.S. $ 4.50 Ilustrasi: Bible Gallery pada sampul depan; 123RF Pada hal. 12; Advent Digital Media pada hal. 32; Dollar Photo Club, hal. 3, 36; SermonView pada hal. 4, 8, 16, 20, 24, 28. EDITORIAL Sebuah Perjalanan Panjang Nan Suci A pa itu perjalanan panjang nan suci? Itu lebih dari sekedar sebuah perjalanan. Biasanya ia meliputi perjalanan yang sukar, melelahkan, menyangkal-diri dengan tujuan sakral dalam pikiran. Rasul Yohanes bicara tentang pengalaman dari mereka yang terkesan untuk bersiap bagi Kanaan surgawi: “Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat . Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.” (1 Yohanes 5:18– 20). Sebagai orang2 yang menanti kedatangan kedua dari Kristus selama saat terakhir pintu kasihan manusia ini, pengalaman kita pada hari-hari terakhir ini meliputi mengenal Kristus—dan bekerjasama dengan RohNya dalan pekerjaan penyucian. “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” (1 Yohanes 3:2, 3). Tuhan tak menjanjikan kita sebuah jalan yang gampang—tapi Ia menjanjikan sebuah jalan yang pasti. Selama 100 tahun Tuhan telah meminta kita untuk menyebarkan terangNya kepada dunia kita. Ia minta kita untuk menjadi tangan2Nya, kaki2Nya, dan suaraNya dalam membagikan kasihNya kepada sebuah dunia yang sedang bunuh-diri. Bagaimana apakah kita telah memenuhi tanggung jawab kita? Kita telah menyatakan kekuatan dan kelemahan sifat manusia. Dalam sebagian peristiwa kita telah bergantung pada Tuhan dan meminta kasih karuniaNya. Kita telah menyebarkan ribuan buku2 Roh Nubuat ke negara2 dimana itu berarti nyawa resikonya. Kita telah membagikan injil kepada suku2 kanibal di India dan di Brasil. Kita telah menyampaikan kasih Tuhan ketika baik waktunya dan ketika tak baik waktunya. Tapi kita juga manusia. Kita tak bikin apapun ketika Tuhan minta kita bikin sesuatu. Kita telah menjadi Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 penakut ketika Tuhan minta kita jadi pemberani. Kita telah berdebat dengan satu sama lain ketika Tuhan minta kita untuk berdebat demi kepentinganNya di dunia ini. Kita telah tak sepakat dengan satu sama lain ketika Tuhan minta kita untuk tak sepakat dengan dosa. Melalui seabad kemenangan dan kegagalan, kemenangan dan kekalahan, Tuhan telah melindungi kita agar tak meninggalkan kebenaran2 yang Ia telah berikan pada kita. Ketika dosa menggoda kita, mengundang kita untuk melemahkan tuntutan2 Tuhan, mengorbankan hukumNya, dan melemahkan harapanNya untuk menyempurnakan pekerjaanNya pada kita, kita telah berdiri teguh, bahkan hingga ke titik darah penghabisan atau hingga mengorbankan nyawa kita daripada mengorbankan firman Tuhan. Ketika godaan2 datang kepada kita untuk merubah iman yang disampaikan kepada orang2 kudus demi menampung penalaran manusia dan cinta diri manusia, Tuhan telah memberi kita kekuatan untuk berkata “tidak”. Dalam komitmen kita kepada Sabat hari ketujuh dan kepada cinta perdamaian, dalam komitmen kita kepada pernikahan dan pakaian kita, dalam eksklusifitas upacara perjamuan kita dan dalam kesetiaan kita kepada pekerjaan nabi Tuhan, dan dalam banyak hal penting lain, kita telah didesak untuk meninggalkan Tuhan dan menerima standar manusia sebagai gantinya. Berulang-ulang, Tuhan telah memberi kita kasih karunia untuk bilang “tidak.” Semoga Tuhan mengampuni kita dimana kita telah gagal memuliakanNya dan semoga Tuhan memberi kita kasih karunia untuk membagikan kebenaran2Nya kepada dunia di sekitar kita oleh tindakan kita, dan dimana perlu, oleh perkataan kita juga. Tentu saja, kita masih dalam perjalanan panjang nan suci dan kita belum sampai. Tapi disini dan sekarang ini, melalui rahmatnya Tuhan, kita masih mempunyai sebuah kesempatan untuk memastkan panggilan dan pilihan kita. Sangat sedikit yang akan menjalani jalan sempit untuk memasuki pintu sesak bersama orang Nazaret yang rendah hati. Marilah kita memusatkan mata kita pada Juruselamat kita dan bertekad bulat untuk berada diantara umat yang sisa itu yang akan berbuat demikian! Dan Yesaya berseru tentang Israel: “Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. Sebab apa yang telah difirmankanNya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera.” (Roma 9:27, 28). 3 JUMAT, 5 DESEMBER, 2014 Panggilan Mulia Pada Umat Yang Disarikan dari tulisan-tulisan Sisa Ellen G. White Sebuah panggilan yang realistis Apa yang Tuhan janjikan, Ia sanggup untuk lakukan kapan saja. Dan pekerjaan yang Ia berikan pada umatNya untuk dilakukan, Ia mampu selesaikan melalui mereka. Jika kita menghidupkan sebuah kehidupan penurutan yang sempurna, maka janji2nya akan digenapi kepada kita. Tuhan meminta umatNya untuk bersinar bagaikan terang dalam dunia ini. Bukan hanya pendeta yang diminta melakukan ini, tapi setiap murid Kristus. Percakapan mereka haruslah surgawi. . .. Roh, hikmat, dan kebaikan Tuhan, sebagaimana dinyatakan dalam firmanNya, harus diteladani oleh murid2 Kristus. Permintaan Tuhan pada umatNya sesuai dengan kasih karunia dan kebenaran yang telah diberikan pada mereka. Semua permintaanNya yang benar mesti dipenuhi seluruhnya. Manusia2 yang bertanggungjawab mesti berjalan dalam terang yang bersinar pada mereka. Jika mereka gagal melakukan ini, maka terang mereka menjadi gelap, dan tingkat kegelapan mereka adalah sebanding 4 dengan kelimpahan terang yang dimiliki. Umat Tuhan sekarang sedang binasa bukan karena kurangnya pengetahuan. Mereka tak akan dihakimi karena mereka tak mengenal sang jalan, sang kebenaran, dan sang kehidupan. Kebenaran yang telah mencapai pengertian mereka, terang yang telah menyinari jiwa mereka, yang tak dipantulkan, dan yang mereka telah abaikan, atau mereka menolak untuk dipimpin oleh terang kebenaran itu, itulah yang akan menghakimi mereka. Apa lagi yang bisa dilakukan untuk kebun anggur Tuhan yang belum dilakukan? Terang, terang berharga, menyinari umatNya; tapi terang ini tak akan menyelamatkan mereka, kecuali mereka setuju untuk diselamatkan oleh terang ini.1 Terus-menerus tekun dalam berbuat-baik—ini harus menjadi motto kita. Kita harus mengerahkan usaha tak kenal lelah, maju langkah demi langkah sampai perlombaan selesai, dan kemenangan diraih. . . . Maju terus secara bersatu dan minta tolong pada Tuhan, agar semua menjadi sehati dan sepikir. Jangan bergantung pada hikmat manusia. Pandang melintasi manusia hingga pada Satu yang ditentukan oleh Tuhan untuk memikul duka dan lara kita. Yakin pada Tuhan pegang firmanNya, maju terus dengan iman yang teguh, iman yang tekun.2 Tuhan meminta umatNya untuk bertindak. Adalah sebuah pekerjaan perorangan untuk mengakui dan meninggalkan dosa dan kembali kepada Tuhan yang diperlukan. Seseorang tak bisa melakukan pekerjaan ini untuk orang lain. . . . Banyak orang yang selama bertahun-tahun tak membuat kemajuan dalam pengetahuan dan dalam kesalehan sejati. Mereka adalah bonsai2 rohani atau kate2 rohani. Alihalih maju terus menuju kesempurnaan, mereka kembali kepada kegelapan dan perbudakan di Mesir. Pikiran mereka tak dilatih untuk kesalehan dan kesucian sejati. Akankah Israel Tuhan bangun? Akankah semua orang yang mengaku saleh berusaha membuang setiap kesalahan, untuk mengaku kepada Tuhan setiap dosa rahasia, dan mendera atau memeriksa jiwa di hadapan Dia? Akankah mereka, dengan amat rendah hati, menyelidiki niat2 dari Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 JUMAT, 5 DESEMBER, 2014 Panggilan Mulia Pada Umat Yang Disarikan dari tulisan-tulisan Sisa Ellen G. White Sebuah panggilan yang realistis Apa yang Tuhan janjikan, Ia sanggup untuk lakukan kapan saja. Dan pekerjaan yang Ia berikan pada umatNya untuk dilakukan, Ia mampu selesaikan melalui mereka. Jika kita menghidupkan sebuah kehidupan penurutan yang sempurna, maka janji2nya akan digenapi kepada kita. Tuhan meminta umatNya untuk bersinar bagaikan terang dalam dunia ini. Bukan hanya pendeta yang diminta melakukan ini, tapi setiap murid Kristus. Percakapan mereka haruslah surgawi. . .. Roh, hikmat, dan kebaikan Tuhan, sebagaimana dinyatakan dalam firmanNya, harus diteladani oleh murid2 Kristus. Permintaan Tuhan pada umatNya sesuai dengan kasih karunia dan kebenaran yang telah diberikan pada mereka. Semua permintaanNya yang benar mesti dipenuhi seluruhnya. Manusia2 yang bertanggungjawab mesti berjalan dalam terang yang bersinar pada mereka. Jika mereka gagal melakukan ini, maka terang mereka menjadi gelap, dan tingkat kegelapan mereka adalah sebanding 4 dengan kelimpahan terang yang dimiliki. Umat Tuhan sekarang sedang binasa bukan karena kurangnya pengetahuan. Mereka tak akan dihakimi karena mereka tak mengenal sang jalan, sang kebenaran, dan sang kehidupan. Kebenaran yang telah mencapai pengertian mereka, terang yang telah menyinari jiwa mereka, yang tak dipantulkan, dan yang mereka telah abaikan, atau mereka menolak untuk dipimpin oleh terang kebenaran itu, itulah yang akan menghakimi mereka. Apa lagi yang bisa dilakukan untuk kebun anggur Tuhan yang belum dilakukan? Terang, terang berharga, menyinari umatNya; tapi terang ini tak akan menyelamatkan mereka, kecuali mereka setuju untuk diselamatkan oleh terang ini.1 Terus-menerus tekun dalam berbuat-baik—ini harus menjadi motto kita. Kita harus mengerahkan usaha tak kenal lelah, maju langkah demi langkah sampai perlombaan selesai, dan kemenangan diraih. . . . Maju terus secara bersatu dan minta tolong pada Tuhan, agar semua menjadi sehati dan sepikir. Jangan bergantung pada hikmat manusia. Pandang melintasi manusia hingga pada Satu yang ditentukan oleh Tuhan untuk memikul duka dan lara kita. Yakin pada Tuhan pegang firmanNya, maju terus dengan iman yang teguh, iman yang tekun.2 Tuhan meminta umatNya untuk bertindak. Adalah sebuah pekerjaan perorangan untuk mengakui dan meninggalkan dosa dan kembali kepada Tuhan yang diperlukan. Seseorang tak bisa melakukan pekerjaan ini untuk orang lain. . . . Banyak orang yang selama bertahun-tahun tak membuat kemajuan dalam pengetahuan dan dalam kesalehan sejati. Mereka adalah bonsai2 rohani atau kate2 rohani. Alihalih maju terus menuju kesempurnaan, mereka kembali kepada kegelapan dan perbudakan di Mesir. Pikiran mereka tak dilatih untuk kesalehan dan kesucian sejati. Akankah Israel Tuhan bangun? Akankah semua orang yang mengaku saleh berusaha membuang setiap kesalahan, untuk mengaku kepada Tuhan setiap dosa rahasia, dan mendera atau memeriksa jiwa di hadapan Dia? Akankah mereka, dengan amat rendah hati, menyelidiki niat2 dari Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 yang pekerjaan khususnya adalah menuduh saudara-bersaudara, untuk memfitnah dan menodai karakter saudara-saudara. Biarlah sisa dari tahun ini diperbaiki dengan membinasakan setiap serat akar kepahitan, sambil menguburkannya dalam kuburan bersama tahun lama. Mulailah tahun baru dengan perhatian yang lebih lembut, dengan kasih yang lebih dalam, bagi setiap anggota keluarga Tuhan. Bersatulah. “Bersatu, kita teguh; bercerai, kita runtuh.” Ambillah sikap yang lebih mulia, lebih agung daripada yang anda pernah miliki sebelumnya. Banyak orang kelihatannya teguh dalam kebenaran, kokoh, tegas dalam tiap point iman kita; namun ada kekurangan besar pada mereka—yaitu kelembutan hati dan kasih sayang yang menandai karakter dari sang Patron agung. Jika seorang saudara bersalah meninggalkan kebenaran, jika ia jatuh dalam godaan, mereka tak membuat usaha untuk memulihkannya dalam kelembutan dan kerendahan hati, sambil mempertimbangkan diri mereka juga supaya mereka juga tak tergoda. Mereka kelihatan menganggap sebagai pekerjaan khusus mereka untuk menaiki kursi hakim dan menghukum dan memecat. Mereka tak menuruti firman Tuhan, yang berkata, “kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut “ (Galatia 6:1). Roh dari ayat ini sama sekali terlalu jarang di gerejagereja kita. Karena kurangnya roh ini sehingga mengusir Roh Tuhan dari hati, dari rumah tangga, dari gereja. Tak akankah kita mulai dari sekarang dan seterusnya mempraktekkan rencana Alkitab untuk memulihkan orang2 yang bersalah dalam roh kelembutan hati dan kerendahan hati? Tak akankah kita memiliki roh Yesus, dan tak akankah kita bekerja seperti Yesus telah bekerja? Tarik kecondongan untuk memecat atau mengucilkan seorang saudara, sekalipun anda pikir ia tak layak, sekalipun ia telah menghalangi pekerjaan anda dengan menyatakan roh independen dan bersikukuh. Ingat bahwa ia adalah miliknya Tuhan. Bersalah selalu di samping belas kasihan dan kelembutan hati. Perlakukan dengan hormat dan simpatik bahkan kepada musuh2 anda yang paling ganas, yang akan merugikan anda jika mereka bisa. Biarlah tak ada satu kata yang keluar dari bibir anda yang akan memberikan mereka kesempatan untuk membenarkan tindakan mereka dalam tingkat terkecil. Jangan berikan kesempatan kepada siapapun untuk menghujat nama Tuhan atau bicara tak menghormati iman kita atas apapun yang anda telah lakukan. Kita perlu 6 bijaksana seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tahun lama segera wafat; biarlah semua amarah, kebencian, dan kepahitan wafat bersama tahun lama. Melalui pengakuan sepenuh hati, biarlah dosa2mu pergi sebelumnya ke penghakiman. Serahkan saat2 yang tersisa dari tahun yang dengan cepat berlalu untuk merendahkan hati gantinya mencoba merendahkan saudara-saudara kita. Dengan tahun baru, mulailah pekerjaan mengangkat mereka—mulailah itu bahkan pada saat-saat terakhir dari tahun lama. Pergilah bekerja dengan semangat baru, saudara dan saudari—pergilah bekerja dengan sungguh-sungguh, tanpa mementingkan diri, penuh kasih, sambil berjuang untuk mengangkat tangan yang terkulai, untuk menguatkan lutut yang loyo, menyingkirkan beban berat dari tiap jiwa. Biarlah yang tertindas dimerdekakan dan menghancurkan tiap kuk penjajahan. Bawalah ke rumahmu orang miskin yang tergusur. [Yesaya 58:8–11 dibaca.] Saudara-saudara di setiap jemaat, maukah anda mengikuti syarat2 yang Tuhan telah khususkan, dan buktikan Tuhan, dan lihat jika Ia akan menggenapi janji2Nya? Saya yakin Ia akan menggenapinya. Saya tak ada bayangan keraguan tentang itu. Ia akan melakukan tepat seperti Ia telah katakan Ia akan lakukan, dan janji2 amat limpah dari berkat2 yang kaya akan direalisir jika kita hanya sesuai dengan syarat2 ini. Kepala anda mungkin keras dan tegar tengkuk, tapi biarlah kekerasan ini tak merasuk ke dalam hati anda. Jika anda mau jatuh pada Batu Karang dan hancur, maka kebenaran-diri sendiri anda tak akan lagi muncul. Sebagai gantinya akan ada hati lembut, yang bisa peka, ramah, lembut, hati sejati, seperti hati Yesus, yang selalu tersentuh dengan kesengsaraan manusia. Anda akan menangis dengan mereka yang menangis, dan berduka dengan mereka yang berduka. Cobalah, saudara2 caranya Tuhan adalah selalu cara yang terbaik. Anda telah mencoba cara anda sendiri dengan amat tekun, dan itu tak mengerjakan kemakmuran, persatuan, dan membangun gereja. Oleh sebab itu marilah kita jangan lagi berpikir bahwa rencana kita sendiri adalah satusatunya rencana yang benar, sambil kita menduduki kursi penghakiman; tapi marilah kita dalam Roh Tuhan membawa kesaksian yang Ia telah berikan pada kita untuk dibawa, sambil menerima kasih Tuhan yang meleleh dalam hati kita sementara kita mengucapkan kebenaran2 jelas untuk menyingkirkan selubung penyesatan dari mata mereka yang dalam kesalahan, sembari memberikan kasih Yesus yang sungguh2, tulus, dan tulen. Pekerjaan pengakuan ini mesti dilakukan lebih cepat atau lebih lambat. Tak akankah ini dilakukan pada hari-hari terakhir dari tahun lama ini? Tak akankah kita membuang dosa2 kita melalui pengakuan, dan membiarkannya pergi sebelumnya pada penghakiman? Tidak akankah kita berjuang sekarang seperti kita tak pernah sebelumnya berjuang, agar kita memulai tahun baru dengan sebuah catatan yang bersih? Tidak akankah kita secara pribadi melakukan pekerjaan yang sudah lama dilalaikan ini, sambil merendahkan jiwa kita di hadapan Tuhan, agar “pengampunan”—berkat pengampunan—dapat ditulis disamping nama kita? Tak akankah kita menjadi orang Kristen yang sebenarnnya—yang serupa Kristus? Cobalah ini di setiap sidang. Adakan pertemuan2 khusus ketika anda bisa— pertemuan2 merendahkan hati, pertemuan untuk memeriksa jiwa— pertemuan dimana sampah akan dibersihkan dari pintu hati, agar Juruselamat bahagia bisa masuk. Betapa sebuah saat yang indah dengan wafatnya tahun lama dan kelahiran tahun baru bisa jadi! Jika kita secara perorangan mencoba melakukan apa yang kita bisa di bagian kita, maka Tuhan setia dengan janjiNya, dan Ia akan menggenapi bagiannya secara berlimpah lebih daripada yang anda bisa minta atau bahkan yang anda bisa pikirkan. Biarlah jangan ada lagi waktu yang dibuang-buang. Marilah kita sekarang bangun dan membuat usaha sungguh untuk melakukan kasih Yesus yang menaklukkan. Kita perlu dilelehkan, agar sampah atau sanga dapat disingkirkan. Kita perlu belajar dalam sekolahnya Kristus ini kelembutan dan kerendahan hati, sambil mendekat dan makin dekat kepada Yesus. Kejahatan2 yang merajelela dalam rumah tangga kita adalah sifat cari2 salah dan menghakimi, sambil menempatkan susunan buruk pada kata2 dan niat2. Ini melemahkan semangat anak2, sangat sering menyebabkan mereka meninggalkan usaha mereka untuk berbuat benar. Jika kata2 pujian diucapkan, ketika pujian ini adalah secara adil, ini akan menunjukkan pada mereka bahwa usaha mereka dihargai dan mengajarkan mereka tentang keadilan. Jika kesalahan dan kekurangan terusmenerus ditunjukkan, sering secara tak sabaran, dan kadang2 dalam amarah yang amat panas; jika tak ada kata2 ramah-tamah diucapkan atas perbaikan atau kemajaun anak2, maka anak2 menjadi patah semangat. Mereka merasa bahwa mereka diperlakukan secara tanpa belas kasihan, bahwa mereka dibiarkan bergumul sendirian Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 tanpa penghargaan atau pujian penambah semangat. Tak akankah keadaan ini diubah? Keadaan ini mesti diubah jika orang tua ingin anak2nya menikmati agama. Kesulitan2 yang sama ada di dalam gereja. Banyak orang telah menjadi lemah dan menjadi patah semangat dalam besarnya pergumulan hidup ketika satu kata ramah yang menggembirakan dan memberanikan dan menyemangati akan menguatkan agar menang. Jangan pernah, jangan pernah menjadi tiada hati, dingin, tak simpatik, dan menghakimi. Jangan pernah buang kesempatan untuk mengucapkan kata2 yang menyemangati dan menginspirasi harapan. Kita tak bisa mengatakan betapa berjangkau-jauh bisa jadi kata2 ramah lembut kita, usaha2 kita yang serupa Kristus untuk meringankan suatu beban. Saudara2 dan saudari2ku, datanglah kepada panggilan anda yang mulia. Yesus, Yesus yang indah! Betapa indah namaNya! Betapa menginspirasikan-jiwa! Yesus tak pernah menekan satu kata dari kebenaran; tapi Ia selalu mengucapkannya dalam kasih…. HidupNya adalah kehidupan penyangkalan diri dan peka dan peduli bagi orang2 lain. Ia tak pernah membuat kebenaran jadi kejam tapi menyatakan kelembutan indah bagi umat manusia. Setiap jiwa berharga di mataNya. Ia selalu membawa diriNya dengan kewibawaan ilahi; namun Ia turun dengan belas kasihan terlembut dan memperhatikan setiap anggota keluarga Tuhan. Ia melihat dalam semua jiwa, yang telah jatuh, jiwa2 berharga yang adalah tugasNya untuk selamatkan. Oh, betapa banyak orang gagal membuang sifat buruk mereka sendiri! Mereka membangkitkan pada orang lain roh bermusuhan, dan perasaan permusuhan dan kebencian yang paling buruk. Mengapa orang harus menunjukkan sikap tak hormat pada orang yang berbeda pendapat dengan dia dalam doktrin? Setujulah dengan setiap orang pada tiap hal yang anda bisa setuju. Akuilah ketika ia benar; karena pengakuan ini akan sangat menolong untuk menariknya lebih dekat kepada anda. Ia kemudian akan tak punya kesempatan untuk berpikir bahwa anda menganggap bahwa pendapat2 anda sendiri tak bisa salah, atau bahwa anda memandangnya dengan penghinaan. Sebagai pekerja2 bagi Kristus, kita ingin taktik yang disucikan. Belajarlah untuk menjadi cakap ketika tak ada aturan untuk menghadapi kasus begini. Menangkan hati, menangkan jiwa2, jangan mengusir hati, jangan mengusir jiwa2…. Semua kekasaran, semua Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Jangan pernah buang kesempatan untuk mengucapkan kata-kata yang menyemangati dan menginspirasi harapan. Kita tak bisa mengatakan betapa berjangkau-jauh bisa jadi kata-kata ramah lembut kita, usaha2 kita yang serupa Kristus untuk meringankan suatu beban. ancaman atau hujatan dan kritik kasar, mesti dibuang. Sebagai saudarabersaudara marilah kita saling mengasihi, kemudian kita tak akan terpecah-belah tapi bersatu dengan Kristus. Kecondongan2 jahat pada sifat manusia adalah sukar untuk dikalahkan. Pertempuran untuk mengatasi sifat2 buruk adalah sengit. Setiap jiwa dalam perjuangan ini mengetahui betapa ketat, betapa pahit, kontes ini. Segala sesuatu tentang pertumbuhan dalam kasih karunia adalah sulit, karena standard dan kebiasaan duniawi terusmenerus menggoda diantara jiwa dan standardnya Tuhan yang suci. Tuhan ingin kita dinaikkan, diluhurkan, dimurnikan, oleh melakukan prinsip2 yang mendasari standard moralNya yang agung, yang akan menguji tiap karakter pada hari besar perhitungan terakhir…. Jam-jam berharga sedang berlalu. Jiwaku ditarik dalam perhatian mendalam, sungguh, cemas demi kepentingan anda. Sebagai duta Kristus, aku sungguh memohon agar anda memulai pekerjaan anda secara cerdas. Kumpulkan tujuan2 yang menyimpang, dan buang tujuan2 itu demi hidup kini dan hidup kekal. Belum terlambat untuk memperbaiki kesalahan2; dan sementara Yesus, Mediator ktia, sedang memohon demi kepentingan kita, marilah kita melakukan bagian kita. Kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Marilah kita mengakui dan meninggalkan dosa2 kita agar kita bisa mendapat pengampunan. Biarlah mereka yang telah merampok Tuhan dalam perpuluhan dan persembahan sekarang datang di hadapan Tuhan dan membuat perbaikan. Pertanyaan ditanyakan, “Dapatkah seseorang merampok Tuhan?” seakan-akan tak mungkin bagi seseorang untuk melakukan kejahatan yang sangat besar ini; tapi jika Tuhan pernah bicara melalui aku, ada perampokan hebat pada Dia dalam perpuluhan dan persembahan. Saudara-saudara [tahun 2014] sudah hampir berakhir. Manfaatkan sedikit waktu yang tersisa untuk memperbaiki kesalahan. Bikin pekerjaan menyeluruh demi hidup kekal. Tiap tindakan, tiap kata, mesti lulus ujian dalam Penghakiman. Perbaiki hati anda. Perbaiki rumah dan rumah tangga anda. Bikin pekerjaan menyeluruh sementara Yesus sedang melayani di bait suci. Biarlah permohonan yang diberikan ini tak menjadi sia-sia. Perbendaharaan Tuhan telah dirampok ribuan dollar atau ratusan juta rupiah saudara-saudara, dan kelalaian ini berdiri tercatat terhadap anda dalam kitab2 di sorga. Biarlah ada pertemuan2 di tiap gereja; dan biarlah kesempatan yang cukup diberikan kepada semua untuk merendahkan hati mereka di hadapan Tuhan dan mengakui dosa-dosa mereka, agar mereka dapat menerima damai pengampunan. Ketika kita akan membawa hati kita ke dalam persatuan dengan Kristus, dan hidup kita menjadi harmonis dengan pekerjaanNya, maka Roh Kudus yang telah turun pada hari Pentakosta akan turun pada kita. Kita akan menjadi kuat dalam kekuatannya Kristus dan dipenuhi dengan kepenuhan Tuhan. Kemudian tahun baru akan disambut oleh kita sebagai permulaan dari sebuah tahun dengan prinsip2 yang lebih baik, lebih mulia. Kita akan memberikan diri kita kepada Kristus, sambil membuat penyerahan tanpa reserve akan semua harta kita, semua kemampuan kita, untuk pelayananNya. Kita akan berbuat baik sesuai dengan pengakuan iman kita; kita akan melayani Tuhan dengan melayani orang2 yang butuh pertolongan kita. Kemudian kita akan membiarkan terang kita bersinar dalam perbuatan2 baik. Tuhan menolong saudara untuk memulai tahun baru dengan catatan bersih, tak bernoda. Semoga saudara hidup murni, hidup suci, agar, apakah anda tua atau muda, semuanya bisa menjadi indah dan bahagia, karena Kristus dipantulkan dalam karakter saudara. 4 Referensi: The Review and Herald, August 23, 1881. Australasian Union Conference Recorder, June 15, 1902. 3 Testimonies, vol. 2, pp. 123, 124. 4 The Review and Herald, December 16, 1884. [Huruf tebal ditambahkan.] 1 2 7 yang pekerjaan khususnya adalah menuduh saudara-bersaudara, untuk memfitnah dan menodai karakter saudara-saudara. Biarlah sisa dari tahun ini diperbaiki dengan membinasakan setiap serat akar kepahitan, sambil menguburkannya dalam kuburan bersama tahun lama. Mulailah tahun baru dengan perhatian yang lebih lembut, dengan kasih yang lebih dalam, bagi setiap anggota keluarga Tuhan. Bersatulah. “Bersatu, kita teguh; bercerai, kita runtuh.” Ambillah sikap yang lebih mulia, lebih agung daripada yang anda pernah miliki sebelumnya. Banyak orang kelihatannya teguh dalam kebenaran, kokoh, tegas dalam tiap point iman kita; namun ada kekurangan besar pada mereka—yaitu kelembutan hati dan kasih sayang yang menandai karakter dari sang Patron agung. Jika seorang saudara bersalah meninggalkan kebenaran, jika ia jatuh dalam godaan, mereka tak membuat usaha untuk memulihkannya dalam kelembutan dan kerendahan hati, sambil mempertimbangkan diri mereka juga supaya mereka juga tak tergoda. Mereka kelihatan menganggap sebagai pekerjaan khusus mereka untuk menaiki kursi hakim dan menghukum dan memecat. Mereka tak menuruti firman Tuhan, yang berkata, “kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut “ (Galatia 6:1). Roh dari ayat ini sama sekali terlalu jarang di gerejagereja kita. Karena kurangnya roh ini sehingga mengusir Roh Tuhan dari hati, dari rumah tangga, dari gereja. Tak akankah kita mulai dari sekarang dan seterusnya mempraktekkan rencana Alkitab untuk memulihkan orang2 yang bersalah dalam roh kelembutan hati dan kerendahan hati? Tak akankah kita memiliki roh Yesus, dan tak akankah kita bekerja seperti Yesus telah bekerja? Tarik kecondongan untuk memecat atau mengucilkan seorang saudara, sekalipun anda pikir ia tak layak, sekalipun ia telah menghalangi pekerjaan anda dengan menyatakan roh independen dan bersikukuh. Ingat bahwa ia adalah miliknya Tuhan. Bersalah selalu di samping belas kasihan dan kelembutan hati. Perlakukan dengan hormat dan simpatik bahkan kepada musuh2 anda yang paling ganas, yang akan merugikan anda jika mereka bisa. Biarlah tak ada satu kata yang keluar dari bibir anda yang akan memberikan mereka kesempatan untuk membenarkan tindakan mereka dalam tingkat terkecil. Jangan berikan kesempatan kepada siapapun untuk menghujat nama Tuhan atau bicara tak menghormati iman kita atas apapun yang anda telah lakukan. Kita perlu 6 bijaksana seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tahun lama segera wafat; biarlah semua amarah, kebencian, dan kepahitan wafat bersama tahun lama. Melalui pengakuan sepenuh hati, biarlah dosa2mu pergi sebelumnya ke penghakiman. Serahkan saat2 yang tersisa dari tahun yang dengan cepat berlalu untuk merendahkan hati gantinya mencoba merendahkan saudara-saudara kita. Dengan tahun baru, mulailah pekerjaan mengangkat mereka—mulailah itu bahkan pada saat-saat terakhir dari tahun lama. Pergilah bekerja dengan semangat baru, saudara dan saudari—pergilah bekerja dengan sungguh-sungguh, tanpa mementingkan diri, penuh kasih, sambil berjuang untuk mengangkat tangan yang terkulai, untuk menguatkan lutut yang loyo, menyingkirkan beban berat dari tiap jiwa. Biarlah yang tertindas dimerdekakan dan menghancurkan tiap kuk penjajahan. Bawalah ke rumahmu orang miskin yang tergusur. [Yesaya 58:8–11 dibaca.] Saudara-saudara di setiap jemaat, maukah anda mengikuti syarat2 yang Tuhan telah khususkan, dan buktikan Tuhan, dan lihat jika Ia akan menggenapi janji2Nya? Saya yakin Ia akan menggenapinya. Saya tak ada bayangan keraguan tentang itu. Ia akan melakukan tepat seperti Ia telah katakan Ia akan lakukan, dan janji2 amat limpah dari berkat2 yang kaya akan direalisir jika kita hanya sesuai dengan syarat2 ini. Kepala anda mungkin keras dan tegar tengkuk, tapi biarlah kekerasan ini tak merasuk ke dalam hati anda. Jika anda mau jatuh pada Batu Karang dan hancur, maka kebenaran-diri sendiri anda tak akan lagi muncul. Sebagai gantinya akan ada hati lembut, yang bisa peka, ramah, lembut, hati sejati, seperti hati Yesus, yang selalu tersentuh dengan kesengsaraan manusia. Anda akan menangis dengan mereka yang menangis, dan berduka dengan mereka yang berduka. Cobalah, saudara2 caranya Tuhan adalah selalu cara yang terbaik. Anda telah mencoba cara anda sendiri dengan amat tekun, dan itu tak mengerjakan kemakmuran, persatuan, dan membangun gereja. Oleh sebab itu marilah kita jangan lagi berpikir bahwa rencana kita sendiri adalah satusatunya rencana yang benar, sambil kita menduduki kursi penghakiman; tapi marilah kita dalam Roh Tuhan membawa kesaksian yang Ia telah berikan pada kita untuk dibawa, sambil menerima kasih Tuhan yang meleleh dalam hati kita sementara kita mengucapkan kebenaran2 jelas untuk menyingkirkan selubung penyesatan dari mata mereka yang dalam kesalahan, sembari memberikan kasih Yesus yang sungguh2, tulus, dan tulen. Pekerjaan pengakuan ini mesti dilakukan lebih cepat atau lebih lambat. Tak akankah ini dilakukan pada hari-hari terakhir dari tahun lama ini? Tak akankah kita membuang dosa2 kita melalui pengakuan, dan membiarkannya pergi sebelumnya pada penghakiman? Tidak akankah kita berjuang sekarang seperti kita tak pernah sebelumnya berjuang, agar kita memulai tahun baru dengan sebuah catatan yang bersih? Tidak akankah kita secara pribadi melakukan pekerjaan yang sudah lama dilalaikan ini, sambil merendahkan jiwa kita di hadapan Tuhan, agar “pengampunan”—berkat pengampunan—dapat ditulis disamping nama kita? Tak akankah kita menjadi orang Kristen yang sebenarnnya—yang serupa Kristus? Cobalah ini di setiap sidang. Adakan pertemuan2 khusus ketika anda bisa— pertemuan2 merendahkan hati, pertemuan untuk memeriksa jiwa— pertemuan dimana sampah akan dibersihkan dari pintu hati, agar Juruselamat bahagia bisa masuk. Betapa sebuah saat yang indah dengan wafatnya tahun lama dan kelahiran tahun baru bisa jadi! Jika kita secara perorangan mencoba melakukan apa yang kita bisa di bagian kita, maka Tuhan setia dengan janjiNya, dan Ia akan menggenapi bagiannya secara berlimpah lebih daripada yang anda bisa minta atau bahkan yang anda bisa pikirkan. Biarlah jangan ada lagi waktu yang dibuang-buang. Marilah kita sekarang bangun dan membuat usaha sungguh untuk melakukan kasih Yesus yang menaklukkan. Kita perlu dilelehkan, agar sampah atau sanga dapat disingkirkan. Kita perlu belajar dalam sekolahnya Kristus ini kelembutan dan kerendahan hati, sambil mendekat dan makin dekat kepada Yesus. Kejahatan2 yang merajelela dalam rumah tangga kita adalah sifat cari2 salah dan menghakimi, sambil menempatkan susunan buruk pada kata2 dan niat2. Ini melemahkan semangat anak2, sangat sering menyebabkan mereka meninggalkan usaha mereka untuk berbuat benar. Jika kata2 pujian diucapkan, ketika pujian ini adalah secara adil, ini akan menunjukkan pada mereka bahwa usaha mereka dihargai dan mengajarkan mereka tentang keadilan. Jika kesalahan dan kekurangan terusmenerus ditunjukkan, sering secara tak sabaran, dan kadang2 dalam amarah yang amat panas; jika tak ada kata2 ramah-tamah diucapkan atas perbaikan atau kemajaun anak2, maka anak2 menjadi patah semangat. Mereka merasa bahwa mereka diperlakukan secara tanpa belas kasihan, bahwa mereka dibiarkan bergumul sendirian Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 tanpa penghargaan atau pujian penambah semangat. Tak akankah keadaan ini diubah? Keadaan ini mesti diubah jika orang tua ingin anak2nya menikmati agama. Kesulitan2 yang sama ada di dalam gereja. Banyak orang telah menjadi lemah dan menjadi patah semangat dalam besarnya pergumulan hidup ketika satu kata ramah yang menggembirakan dan memberanikan dan menyemangati akan menguatkan agar menang. Jangan pernah, jangan pernah menjadi tiada hati, dingin, tak simpatik, dan menghakimi. Jangan pernah buang kesempatan untuk mengucapkan kata2 yang menyemangati dan menginspirasi harapan. Kita tak bisa mengatakan betapa berjangkau-jauh bisa jadi kata2 ramah lembut kita, usaha2 kita yang serupa Kristus untuk meringankan suatu beban. Saudara2 dan saudari2ku, datanglah kepada panggilan anda yang mulia. Yesus, Yesus yang indah! Betapa indah namaNya! Betapa menginspirasikan-jiwa! Yesus tak pernah menekan satu kata dari kebenaran; tapi Ia selalu mengucapkannya dalam kasih…. HidupNya adalah kehidupan penyangkalan diri dan peka dan peduli bagi orang2 lain. Ia tak pernah membuat kebenaran jadi kejam tapi menyatakan kelembutan indah bagi umat manusia. Setiap jiwa berharga di mataNya. Ia selalu membawa diriNya dengan kewibawaan ilahi; namun Ia turun dengan belas kasihan terlembut dan memperhatikan setiap anggota keluarga Tuhan. Ia melihat dalam semua jiwa, yang telah jatuh, jiwa2 berharga yang adalah tugasNya untuk selamatkan. Oh, betapa banyak orang gagal membuang sifat buruk mereka sendiri! Mereka membangkitkan pada orang lain roh bermusuhan, dan perasaan permusuhan dan kebencian yang paling buruk. Mengapa orang harus menunjukkan sikap tak hormat pada orang yang berbeda pendapat dengan dia dalam doktrin? Setujulah dengan setiap orang pada tiap hal yang anda bisa setuju. Akuilah ketika ia benar; karena pengakuan ini akan sangat menolong untuk menariknya lebih dekat kepada anda. Ia kemudian akan tak punya kesempatan untuk berpikir bahwa anda menganggap bahwa pendapat2 anda sendiri tak bisa salah, atau bahwa anda memandangnya dengan penghinaan. Sebagai pekerja2 bagi Kristus, kita ingin taktik yang disucikan. Belajarlah untuk menjadi cakap ketika tak ada aturan untuk menghadapi kasus begini. Menangkan hati, menangkan jiwa2, jangan mengusir hati, jangan mengusir jiwa2…. Semua kekasaran, semua Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Jangan pernah buang kesempatan untuk mengucapkan kata-kata yang menyemangati dan menginspirasi harapan. Kita tak bisa mengatakan betapa berjangkau-jauh bisa jadi kata-kata ramah lembut kita, usaha2 kita yang serupa Kristus untuk meringankan suatu beban. ancaman atau hujatan dan kritik kasar, mesti dibuang. Sebagai saudarabersaudara marilah kita saling mengasihi, kemudian kita tak akan terpecah-belah tapi bersatu dengan Kristus. Kecondongan2 jahat pada sifat manusia adalah sukar untuk dikalahkan. Pertempuran untuk mengatasi sifat2 buruk adalah sengit. Setiap jiwa dalam perjuangan ini mengetahui betapa ketat, betapa pahit, kontes ini. Segala sesuatu tentang pertumbuhan dalam kasih karunia adalah sulit, karena standard dan kebiasaan duniawi terusmenerus menggoda diantara jiwa dan standardnya Tuhan yang suci. Tuhan ingin kita dinaikkan, diluhurkan, dimurnikan, oleh melakukan prinsip2 yang mendasari standard moralNya yang agung, yang akan menguji tiap karakter pada hari besar perhitungan terakhir…. Jam-jam berharga sedang berlalu. Jiwaku ditarik dalam perhatian mendalam, sungguh, cemas demi kepentingan anda. Sebagai duta Kristus, aku sungguh memohon agar anda memulai pekerjaan anda secara cerdas. Kumpulkan tujuan2 yang menyimpang, dan buang tujuan2 itu demi hidup kini dan hidup kekal. Belum terlambat untuk memperbaiki kesalahan2; dan sementara Yesus, Mediator ktia, sedang memohon demi kepentingan kita, marilah kita melakukan bagian kita. Kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Marilah kita mengakui dan meninggalkan dosa2 kita agar kita bisa mendapat pengampunan. Biarlah mereka yang telah merampok Tuhan dalam perpuluhan dan persembahan sekarang datang di hadapan Tuhan dan membuat perbaikan. Pertanyaan ditanyakan, “Dapatkah seseorang merampok Tuhan?” seakan-akan tak mungkin bagi seseorang untuk melakukan kejahatan yang sangat besar ini; tapi jika Tuhan pernah bicara melalui aku, ada perampokan hebat pada Dia dalam perpuluhan dan persembahan. Saudara-saudara [tahun 2014] sudah hampir berakhir. Manfaatkan sedikit waktu yang tersisa untuk memperbaiki kesalahan. Bikin pekerjaan menyeluruh demi hidup kekal. Tiap tindakan, tiap kata, mesti lulus ujian dalam Penghakiman. Perbaiki hati anda. Perbaiki rumah dan rumah tangga anda. Bikin pekerjaan menyeluruh sementara Yesus sedang melayani di bait suci. Biarlah permohonan yang diberikan ini tak menjadi sia-sia. Perbendaharaan Tuhan telah dirampok ribuan dollar atau ratusan juta rupiah saudara-saudara, dan kelalaian ini berdiri tercatat terhadap anda dalam kitab2 di sorga. Biarlah ada pertemuan2 di tiap gereja; dan biarlah kesempatan yang cukup diberikan kepada semua untuk merendahkan hati mereka di hadapan Tuhan dan mengakui dosa-dosa mereka, agar mereka dapat menerima damai pengampunan. Ketika kita akan membawa hati kita ke dalam persatuan dengan Kristus, dan hidup kita menjadi harmonis dengan pekerjaanNya, maka Roh Kudus yang telah turun pada hari Pentakosta akan turun pada kita. Kita akan menjadi kuat dalam kekuatannya Kristus dan dipenuhi dengan kepenuhan Tuhan. Kemudian tahun baru akan disambut oleh kita sebagai permulaan dari sebuah tahun dengan prinsip2 yang lebih baik, lebih mulia. Kita akan memberikan diri kita kepada Kristus, sambil membuat penyerahan tanpa reserve akan semua harta kita, semua kemampuan kita, untuk pelayananNya. Kita akan berbuat baik sesuai dengan pengakuan iman kita; kita akan melayani Tuhan dengan melayani orang2 yang butuh pertolongan kita. Kemudian kita akan membiarkan terang kita bersinar dalam perbuatan2 baik. Tuhan menolong saudara untuk memulai tahun baru dengan catatan bersih, tak bernoda. Semoga saudara hidup murni, hidup suci, agar, apakah anda tua atau muda, semuanya bisa menjadi indah dan bahagia, karena Kristus dipantulkan dalam karakter saudara. 4 Referensi: The Review and Herald, August 23, 1881. Australasian Union Conference Recorder, June 15, 1902. 3 Testimonies, vol. 2, pp. 123, 124. 4 The Review and Herald, December 16, 1884. [Huruf tebal ditambahkan.] 1 2 7 mengerti mengapa rasul Paulus berkata “Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 13:47, huruf tebal ditambahkan). Selama bertahun-tahun kehidupan Yesus telah disampaikan dari mimbar2, dari acara2 televisi, dan melalui stasiun2 radio. Tapi tampaknya makin banyak Yesus yang disampaikan, ada makin sedikit karakternya Yesus dalam dunia ini. Makin antusias penyampaian yang diberikan tentang Yesus, makin lemah efeknya pada pendengar atau pemirsa. Umat Tuhan dipanggil bukan hanya untuk membuat sebuah perbedaan, tapi untuk menjadi berbeda dari dunia ini! Bukan hanya menyampaikan khotbah tentang Yesus tapi untuk meneladani kehidupan Yesus! Dunia ini lebih tertarik pada apa keadaan kita daripada pada apa yang kita bisa buat atau katakan, karena apa keadaan kita berbicara lebih nyaring daripada apa yang kita katakan. Sebelum murid2 bisa membagikan terang firman Tuhan, mereka harus menjadi terang yang mereka akan bawakan dan bagikan kepada dunia ini. Gereja Kristen Perjanjian Baru bertumbuh, sebagian besar karena tiap anggota telah mengalami perjumpaan dan perhubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Janji Tuhan tentang kebangunan rohani memiliki efek dramatis dalam kehidupan dari murid2. (Kisah 1:8; 4:31, 33.) Kitab Kisah menceritakan kisah sedikit kaum pria dan wanita yang tak meninggalkan dunia yang sama yang mereka huni. Mereka adalah orang2 biasa yang Tuhan sanggupkan untuk melakukan hal2 yang luar biasa. Kemana saja mereka pergi, mereka diejek, ditentang, dianiaya, dan diserang secara fisik karena keyakinan mereka. Sebagian bahkan dihukum mati. Namun dalam periode kira2 30 atau 40 tahun, kelompok awal ini yang terdiri dari 120 orang dan orang2 yang mereka tobatkan menjadi terkenal sebagai orang2 “yang mengacaukan seluruh dunia” atau “orang2 yang menggoncangkan seluruh dunia” (Kisah 17:6). Dapatkah itu terjadi lagi? Jawabannya adalah ya, itu bisa terjadi lagi. Tapi itu mulai dari saudara. Itu mulai dari saya. Kehidupan kita sendiri akan harus digoncangkan terlebih dahulu. “Sebuah kebangunan kesalehan sejati diantara kita adalah kebutuhan terbesar dan kebutuhan yang paling mendesak dari semua kebutuhan kita. Untuk mengusahakan ini haruslah menjadi pekerjaan pertama kita.”11 Kebangunan rohani dan 10 pembaharuan dalam kehidupan dari orang2 yang merupakan umat yang sisa adalah langkah pertama menuju kesuksesan pemenangan jiwa. Untuk menjangkau mereka yang membutuhkan adalah reaksi lahiriah alami pada apa yang telah diselesaikan di dalam hati. “Setiap murid asli adalah dilahirkan ke dalam kerajaan Tuhan sebagai seorang penginjil. Ia yang meminum dari air hidup menjadi sebuah mata air kehidupan. Sang penerima menjadi seorang pemberi.”12 “Segera setelah seseorang berjumpa dengan Kristus maka pada saat itulah lahir dalam hatinya sebuah kerinduan untuk memberitahukan pada orang lain betapa sahabat yang terindah yang ia telah temukan pada Yesus; kebenaran yang menyelamatkan dan menyucikan tak bisa dipendam dalam hatinya.”13 dan dididik untuk pekerjaan bisa menyelesaikan lebih daripada pekerja2 yang belum dilatih. Agar supaya setiap anggota gereja terlibat dalam suatu bidang pelayanan untuk Tuhan, kita perlu membentuk pusat2 pelatihan di sidang2 lokal kita. “Dalam gereja2 kita hendaklah kelompok2 dibentuk untuk pelayanan. . . . Pembentukan kelompok2 kecil sebagai dasar dari usaha orang Kristen adalah sebuah rencana yang telah disampaikan di hadapan saya oleh Pribadi yang tak bisa bersalah.”15 Sementara para anggota dilatih untuk pelayanan, dan sementara mereka membentuk kelompok2 kecil untuk menjangkau ke masyarakat mereka dalam pelayanan2 berdasar-Alkitab, maka gereja akan mengalami baik pertumbuhan rohani maupun pertumbuhan jumlah anggota. Langkah 2. Pelatihan Langkah 3. Jangkauan ke Masyarakat Saya telah bertemu dengan banyak orang yang baru bertobat yang dengan antusias menerima kabar injil dan mempunyai kerinduan alami untuk berbagi dengan orang lain tentang apa yang Tuhan telah lakukan bagi mereka, tapi mereka menyerah segera setelah mereka gagal menginjil secara sukses. Mereka perlu dilatih untuk pelayanan. Tuhan kita memberanikan murid2Nya untuk mengikutiNya: “Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Matius 4:19). Dua belas murid dilatih oleh Guru terhebat di dunia ini. Yesus mencurahkan waktu tiga setengah tahun untuk mengajari mereka. Dalam kitab Kisah kita baca bahwa mereka telah mempelajari dan mempraktekkan pelajaran2Nya. Mereka maju terus dalam nama Yesus, sambil memenuhi kebutuhan kaum pria, wanita, dan anak2, dan menyiapkan mereka untuk kerajaan Tuhan. Sementara murid2 berpartisipasi dalam program pelatihannya Kristus baik dengan petunjuk teoritis maupun pengalaman di lapangan, mereka berangsur-angsur menjadi saksi2 yang efektif yang Kristus bisa pakai untuk mengubah dunia ini. Hari ini, “banyak yang mau bekerja jika mereka diajarkan bagaimana untuk memulai. Mereka perlu diinstruksikan dan diberanikan. Setiap sidang harus menjadi sebuah sekolah pelatihan untuk pekerja2 Kristen. Para anggota gereja harus diajarkan bagaimana memberikan bacaan2 Alkitab, bagaimana melaksanakan dan mengajarkan kelas2 Sekolah Sabat, bagaimana secara terbaik menolong orang miskin dan bagaimana merawat orang sakit dan bagaimana bekerja bagi yang belum bertobat.” 14 Seorang pekerja yang telah dilatih Gereja2 kita akan maju jika kita memenuhi kebutuhan fisik, mental, social, dan rohani dari banyak orang melalui proses terencana untuk menjangkau masyarakat. Pelayanan Kristus dipusatkan pada banyak orang. (Matius 4:23.) Juruselamat dengan penuh kasih sayang memenuhi kebutuhan banyak orang. Sementara hati mereka terbuka, Ia berbagi pada mereka prinsip2 kekal dari kerajaanNya. Sambil mengikuti teladannya Tuhan, gereja Kristen yang mula2 melakukan hal yang sama; mereka memenuhi kebutuhan banyak orang dalam nama Yesus, sambil mendemonstrasikan perhatian bagi semua kebutuhan fisik, mental, social, dan rohani mereka. Ketika Petrus dan Yohanes bertemu orang lumpuh di pintu gerbang bait suci, Petrus berkata, “”Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah” (Kisah 3:6). “Caranya Kristus saja yang akan memberikan sukses sejati dalam menjangkau banyak orang. Juruselamat bergaul dengan banyak orang seperti orang yang merindukan kebaikan mereka. Ia menunjukkan simpatiNya bagi mereka, melayani kebutuhan mereka, dan memenangkan kepercayaan mereka. Kemudian Ia meminta mereka, ‘Ikutlah Aku.’”16 Dunia ini beragam, dengan berbagai kebutuhan. Gereja yang sisa perlu menyediakan berbagai program untuk memenuhi berbagai kebutuhan banyak orang. Dalam ajaran rohaniNya, Yesus sering menyebut kepada hukum alam tentang panenan. Salah satu prinsip paling dasar dalam pertanian adalah, “Jika kau ingin mempunyai tuaian, Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 maka kau harus menabur benih.” Tak ada petani yang akan mengharapkan Tuhan akan mengerjakan sebuah mujizat dan menumbuhkan benih/bibit yang ia belum taburkan. Tuhan hanya bisa memberkati kunjungan2 yang kita buat, bahan bacaan yang kita sebarkan, pelajaran2 Alkitab yang kita berikan, seminar2 penginjilan yang kita laksanakan. Adalah lancang atau pongah untuk mempercayai bahwa kita bisa panen besar tanpa cukup usaha dalam menabur bibit firman Tuhan. Langkah 4. Penuaian Gereja kerasulan menempatkan prioritas pertama dalam penginjilan. Para pemercaya mula2 secara yakin membagikan firman Tuhan, sambil mengantisipasi berkat Roh Kudus. Kita baca bahwa “mereka memberitakan firman Allah dengan berani” (Kisah 4:31). “Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumahrumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias. (Kisah 5:42). “Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” (Kisah 8:4). Ketika benih injil telah ditaburkan, kita harus mengharapkan untuk menuai hasil2nya. Tuhan berjanji untuk memberikan sebuah penuaian dari penginjilan umum. Murid2 adalah penginjil2 yang dahsyat. Ribuan orang menanggapi khotbah Petrus. Lukas menjelaskan pertumbuhan gereja dengan mengatakan bahwa “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.” (Kisah 6:7). “Pesan2 yang sangat mengejutkan akan disampaikan oleh manusia2 utusan Tuhan, pesan2 yang bersifat mengamarkan banyak orang, untuk membangunkan mereka. . . . Kita mesti juga punya, di kota2 kita, penginjil2 yang berserah melalui siapa pekabaran akan disampaikan sangat tegas sehingga sangat mengejutkan para pendengar.”17 Kemana saja saya mendapat kesempatan untuk mengadakan perjalanan, saya menemui pendeta2, pemimpin2 gereja, dan anggota biasa—khususnya anak muda—yang menerima tantangan dan mengambil kesempatan untuk membagikan kebenaran Kristus melalui penginjilan di muka umum. Ada pertambahan perhatian di pihak anggota biasa dalam mengkabarkan firman. Mereka merasakan panggilan Tuhan. Sambil menggunakan banyak sumber daya yang tersedia, mereka sedang memproklamasikan firman Tuhan dengan kuasa, dan banyak yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk membuat keputusan untuk bergabung dengan umat yang sisa. Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Gereja Kristen yang mula-mula . . . memenuhi kebutuhan umat dalam nama Yesus, sambil menunjukkan perhatian bagi semua kebutuhan fisik, mental, social, dan rohani mereka. Langkah 5. Keterpaduan dan pekerjaan tindak lanjut Gereja2 bertumbuh secara rohani dan bertambah secara jumlah keanggotaan ketika orang2 yang baru bertobat dipadukan dan diajarkan untuk bersaksi. Kita perlu menindaklanjuti perhatian yang dihasilkan dari penginjilan di muka umum sebagai bagian yang berlangsung terus dari jangkauan keluar gereja yang efektif. Sayang sekali langkah kelima ini, yang adalah bagian penting dari strategi penginjilannya murid2, adalah apa yang saya lihat kurang dalam pekerjaan kita di banyak tempat. Pada zaman rasul2 ada pekerjaan tindaklanjut yang dilakukan. Ketika orang2 menerima Kristus, memahami firmanNya dan dibaptis, mereka dipadukan ke dalam pemeliharaan badan para pemercaya. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa “ (Kisah 2:42.), Matius 4:4. “Ketika kaum pria dan wanita menerima kebenaran, kita jangan menjauh dan meninggalkan mereka dan tak lagi memiliki beban bagi mereka. Mereka harus dirawat/ dipelihara.”18 Yesus berkata kepada Petrus: “jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu. ” (Lukas 22:32). “Gembalakanlah (berilah makan pada) domba-domba-Ku.” (Yohanes 21:15). Kasih kita kepada Yesus harus memimpin kita untuk memiliki perhatian mendalam bagi pertumbuhan rohani pada para pemercaya baru dan jangan pernah “melupakan” kebutuhan mereka. Salah satu cara paling efektif untuk menolong para pemercaya baru agar bertumbuh dalam Kristus adalah mengajarkan mereka untuk bagaimana membagikan keyakinan mereka. Sementara para pemercaya baru mengembangkan kehidupan penyerahan pribadi mereka melalui doa dan penyelidikan Alkitab, mereka akan menjadi aktif terlibat dalam bersaksi. “Setelah orang-orang telah bertobat untuk mengikuti kebenaran, mereka perlu dirawat. . . . Orang2 yang baru bertobat ini perlu perawatan— perhatian waspada, pertolongan, dan semangat. Orang2 ini tak boleh dibiarkan sendirian, menjadi mangsa godaan Setan yang paling hebat; mereka perlu dididik mengenai kewajiban mereka, perlu diperlakukan ramah-tamah, dipimpin bersama, dan dikunjungi dan didoakan bersamasama.” 19 Kesimpulan Sesama anggota gereja Tuhan yang kekasih, adalah mustahil untuk meliput, dalam sedikit katakata, setiap aspek dari misi yang dipercayakan kepada kita dalam jam2 terakhir dari sejarah planet bumi. Tanggungjawab ini terlalu berat dan misi ini terlalu sacral untuk dijelaskan secara singkat dalam perbendaharaan kata manusia yang kurang. Tapi saya yakin bahwa, disamping sedikit kalimat yang menyusun tulisan ini, kita akan ambil waktu untuk memeriksa perjalanan kita sebagai orang Kristen sejauh ini dan bertanya pada diri kita apakah kita sedang menghidupkan potensi dengan mana Tuhan telah berikan pada kita. Marilah kita memastikan bahwa tiada apapun yang kita tahan ketika datang untuk menghargai nilai dari seorang jiwa. Semoga kita “ingat bahwa Kristus telah menanggung semua resiko. Karena demi penebusan kita, surga sendiri dibahayakan. Di kaki salib, ingatlah bahwa demi satu orang, Kristus mau menyerahkan nyawaNya, jadi anda bisa menaksir nilai dari seorang jiwa.” 20 Referensi The Acts of the Apostles, p. 9. Steps to Christ, p. 21. 3 This Day With God, p. 330. 4 Prophets and Kings, p. 678. 5 Testimonies, vol. 6, p. 352. 6 The Ministry of Healing, p. 19. 7 Ibid., p. 144. 8 The Review and Herald, December 8, 1885. 9 Christ’s Object Lessons, p. 69. 10 The Acts of the Apostles, p.111. 11 Selected Messages, bk. 1, p. 121. 12 The Desire of Ages, p. 195. 13 Steps to Christ, p. 78. 14 The Ministry of Healing, p. 149. 15 Evangelism, p. 115. 16 The Ministry of Healing, p. 143. 17 Evangelism, p. 168. 18 Ibid., p. 345. 19 Ibid., p. 351. 20 Christ’s Object Lessons, p. 196. 1 2 11 MINGGU, 7 DESEMBER, 2014 Umat Yang Sisa - Sejarahdan Perjalanan Oleh Paul Chapman “Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.” “Kita tak perlu takut apapun dalam menghadapi masa depan, kecuali ketika kita akan melupakan cara Tuhan yang telah memimpin kita dan pelajaranNya dalam sejarah kita di masa lalu.”1 Untuk menempatkan dalam pandangan yang pantas tentang umat Tuhan yang sisa sementara umat yang sisa ini ditemukan di sepanjang sejarah dunia ini, kita pertama-tama perlu mengerti perjanjian hubungan kasih karunia yang Tuhan telah tetapkan antara diriNya dan umatNya. Kita bisa dengan amat baik mengekspresikan ini dalam kata-kata: “Aku akan menjadi Tuhan mereka, dan mereka akan menjadi umatKu.” Yesaya 32:38. Tuhan berkata tentang orang-orang yang telah masuk ke dalam hubungan ini, “”Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku…. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” (Ibrani 8:10, 12). Perjanjian hubungan kasih karunia ini didasarkan pada kasih Tuhan yang tak 12 terbatas bagi orang-orang berdosa. Tuhan sangat mengasihi kita, sehingga Ia berjanji untuk memberikan atau “mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. ” (Yohanes 3:16). Dalam perjanjian ini, Tuhan mengulurkan rahmatNya kepada kita melalui Yesus, sang Penebus yang dijanjikan; Ia mengampuni dosa2 kita dan menyelamatkan kita melalui “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” (Titus 3:5); dan oleh Roh Kudus, Ia “telah mencurahkan” kasihNya ke dalam hati dari setiap pemercaya, “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5). Kasih ini menyatakan dirinya dalam “menggenapi hukum Tuhan” “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia , karena itu kasih adalah kegenapan hukum Tuhan. (Roma 13:10). Dalam perjanjian kasih karunia ini, penurutan/ketaatan kepada kehendakNya akan selalu menjadi ciri khas dari umat Tuhan yang sisa. Itulah sebabnya Yesus bisa berkata kepada murid2Nya, “”Jikalau (kamu) mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala (semua) perintah-Ku.” (Yohanes 14:15). Pelajaran dari Israel dahulu kala Dalam menggenapi janji perjanjianNya kepada Abraham, maka Tuhan memunculkan bangsa Israel. Ia memilih mereka, agar supaya mereka dapat “menyatakan karakterNya kepada manusia. Ia merindukan mereka untuk menjadi sebagai mata air keselamatan di dunia ini. Bagi mereka telah dipercayakan sabda surga, wahyu kehendakNya.” 2 Dalam mengingatkan mereka akan kewajiban dari perjanjian mereka, Musa mengakui hubungan hati yang membentuk dasar dari semua penurutan sejati: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” “Maka hendaklah dalam hatimu segala firman, yang kusuruh kepadamu pada hari ini.” (Alkitab Terjemahan Lama). ” (Ulangan 6:5, 6). Jadi bukanlah kebetulan, sehingga ketika kasih Tuhan pudar di hati mereka, maka umatNya yang telah berjanji setia berakhir dalam ketidaktaatan kepadaNya. Selama berabad-abad anak-anak Israel mengalami siklus/lingkaran kesetiaan, kemurtadan, penghukuman, kebangunan, dan pembaharuan. Selama siklus/rangkaian kemurtadan ini, amatlah sulit untuk membedakan Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 hanyalah siapakah yang adalah umat Tuhan pemelihara-perjanjian. Sangat besar kemurtadan Israel selama zaman raja Ahab, sehingga Elia merasa bahwa cuma dia orang setia yang tersisa (1 Raja2 19:14). Kelihatan bagi Elia seakan-akan seluruh bangsa Israel ini telah berpaling untuk menyembah dan melayani dewa2 lain. Walaupun demikian, sebagai tanggapan Tuhan kepada Elia, Tuhan menjamin pelayanNya yang bingung, “Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel , yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.” (18). Jadi bahkan pada masa-masa kemurtadan terbesar Tuhan tetap memelihara untuk diriNya satu umat yang sisa yang setia. Satu umat yang sisa yang akan diselamatkan “Walaupun Tuhan memberikan Israel bukti terbesar akan perkenanNya, dan inii atas syarat penurutan, janji limpah bahwa mereka akan menjadi umat istimewa bagiNya, bangsa kerajaan bagiNya, namun karena ketakpercayaan dan ketaktaatan mereka maka Ia tak bisa memenuhi janjiNya.” 3 Karena alasan ini Yesus menyatakan kepada para pemimpin orang Yahudi pada zamanNya: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” (Matius 21:43). Tujuh ratus tahun sebelumnya, Tuhan telah menginspirasi nabi Yesaya untuk menulis tentang suatu umat yang, walaupun belum pernah sebelumnya diperhitungkan sebagai bagian dari Israel, akan diakui sebagai umat Tuhan. Menunjuk kepada nubuatan ini, rasul Paulus menyatakan: “Dan dengan berani Yesaya mengatakan: “Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku. Tetapi tentang Israel ia berkata: “Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah.” (Roma 10:20, 21, huruf tebal ditambahkan). Panggilan kepada orang2 yang bukan Yahudi/Israel juga telah dinubuatkan oleh Hosea, “Aku akan berkata kepada mereka yang bukan umatKu, Kamu adalah umatKu; dan mereka akan berkata, Engkaulah Tuhan kami” “Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku! (Hosea 2:23; Paulus dalam Roma 9:25 mengutip ini sebagai nubuatan yang digenapi pada zamannya sendiri). Dalam pekabaran dari para rasul, amat banyak orang yang bukan Yahudi menerima pesan injil dan, oleh iman, dicangkokkan ke dalam cabang pohon zaitun, sambil turut serta menikmati berkat2 perjanjian. “Sebagian dari cabang-cabang pohon zaitun—yaitu Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 orang-orang Yahudi—sudah dikerat. Dan pada bekas keratan itu dicangkokkan cabang pohon zaitun liar, yaitu Saudara-saudara yang bukan Yahudi. Saudara dicangkokkan di situ supaya Saudara menikmati segala yang baik dari kehidupan rohani orangorang Yahudi.” (Roma 11:16, 17.) Dalam suratnya yang kedua kepada orang2 di Korintus, Paulus mengingatkan orang2 bukan Yahudi yang telah bertobat akan panggilan mulia mereka dalam hubungan perjanjian baru ini. “kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengahtengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis,’ Dengan demikian, mereka dipanggil untuk berpisah dari persekutuan dengan para penyembah berhala. Jadi, mereka akan dijamin dengan perjanjian berkat ini, ‘maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa. (2 Korintus 6:16–18, huruf tebal ditambahkan). “Syarat untuk diterima ke dalam keluarganya Tuhan adalah keluar dari keduniawian, berpisah dari semua pengaruh duniawi yang merusak. . . . Sebagai para pemercaya dalam kebenaran ini kita harus berbeda dalam praktek kita yang berbeda dengan praktek dosa dari orang2 berdosa.” 4 “Walaupun Israel gagal sebagai satu bangsa, namun ada tersisa diantara mereka suatu umat yang sisa yang harus diselamatkan.”5 Sebelum Yesus menyelesaikan pelayananNya kepda bangsa Yahudi, Ia mengambil langkah pertama “dalam organisasi gereja agar setelah Yesus pergi organisasi ini akan memajukan pekerjaanNya di bumi.” 6 “Ia menetapkan/mengurapi dua belas orang” (Markus 3:14). Kepada murid2 yang setia ini, walaupun miskin secara materi dan sedikit jumlahnya, Yesus selanjutnya berkata, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. ” (Lukas 12:32). Melalui berkat2 injil, umat yang sisa yang setia ini, bersama-sama dengan orang2 Yahudi dan bukan Yahudi yang percaya yang dipersatukan dengan mereka, merupakan umat Tuhan pemelihara-perjanjian pada masa KeKristenan awal ini. Kehilangan kasih yang mula-mula Sedihnya, ketika zaman kerasulan berakhir, berakhir jugalah kasih yang mula-mula yang telah dialami oleh para pemercaya yang mula-mula. “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. (Wahyu 2:4, 5). Dilambangkan dalam Wahyu 6:1, 2 sebagai “seekor kuda putih” dengan Kristus sebagai pendirinya, yang “maju terus untuk mengalahkan, dan menaklukkan,” adalah kelihatan sulit untuk membayangkan bagaimana gereja yang mula-mula ini bisa begitu cepat kehilangan kasihnya dan semangatnya. Sementara Kristus memohon kepadanya untuk bertobat, mayoritas besar membiarkan iman mereka menjadi makin dingin. Rahasia kejahatan, yang telah bekerja pada zaman Paulus, berangsur-angsur merusak kesucian iman yang diserahkan kepada orang2 kudus. Warna kuda ini berubah menjadi merah, kemudian hitam, lalu pucat, yang dengan cocok menggambarkan kemerosotan yang terus-menerus dalam kerohanian dari tiap generasi secara berturut-turut dari yang mengaku gereja Kristus yang makin jatuh dan semakin jatuh dalam kemurtadan. Walaupun ada ini “penyesatan dan kemurtadan” (“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka , yang harus binasa,” 2 Tesalonika 2:3) pada yang mengaku gereja Tuhan, tapi Tuhan selalu memiliki umatNya yang setia yang selalu siap untuk membela kebenaran dan keadilan. Dalam tiap generasi yang silih berganti, jiwa2 yang setia adalah merupakan gereja Tuhan yang benar. Umat yang sisa dari Sardis dan Filadelfia Mengikuti periode bersejarah dari Efesus, Smirna, dan Pergamos, sementara Kristus memimpin umat yang sisa dari Sardis melalui periode singkat tapi penuh sejarah di masa Filadelfia, dua ujian besar datang kepada umatNya yang setia. Dengan lambang dari malaikat di Wahyu 14:6, 7, Tuhan mengirim pesan kepada dunia, yang berpusat pada tahun 1844. Didasarkan pada pembersihan bait suci surgawi seperti dinubuatkan dalam kitab Daniel (8:14), pekabaran ini “dirancang untuk memisahkan yang mengaku umat Tuhan dari pengaruh2 duniawi yang jahat dan untuk membangunkan/menyadarkan mereka untuk melihat kondisi mereka sebenarnya yang penuh keduniawian dan kesesatan.”7 Walaupun mereka yang menerima pekabaran Advent di Amerika Serikat telah datang dari berbagai denominasi gereja, “penghalang2 gerejawi mereka 13 disingkirkan jauh-jauh; ajaran2 gereja yang bertentangan dihilangkan;…kesombongan dan kesesuaian dengan duniawi disapu bersih; kesalahan2 diperbaiki; hati demi hati disatukan dalam persekutuan yang maha indah, dan kasih dan sukacita yang paling menonjol.”8 Keadaan persatuan yang berbahagia ini dan kasih persaudaraan diantara umat yang setia yang sisa sedikit ini sangat cocok dilukiskan oleh nama yang diberikan kepada gereja dari periode ini yaitu: Filadelfia, yang artinya—“kasih persaudaraan.” Tapi Yesus tak datang secara pribadi sebagaimana mereka pikirkan akan terjadi. Setelah waktu berlalu ketika mereka pertama kali memperkirakan Kristus akan datang, banyak orang membuang harapan mereka pada kedatangan Kristus yang segera. Walaupun banyak yang patah semangat, minoritas masih tetap bertahan teguh. Karena dilarang hak mereka untuk membicarakan harapan mereka di gereja-gereja mereka, “pada musim panas tahun 1844 kira2 lima puluh ribu orang mundur dari gereja2 ini.”9 Pekabaran malaikat kedua dari Wahyu 14:8, mengumumkan “kejatuhan Babel,” pada saat itu berlaku kepada gereja2 Protestan di Amerika Serikat yang telah menolak pekabaran malaikat pertama. Sebuah kesalahan dalam perhitungan periode nubuatan telah diperbaiki, dan para pemercaya Filadelfia bersatu sekali lagi dalam proklamasi ‘Kristus segera datang.’ “Bagaikan gelombang pasang gerakan ini menyapu bersih seluruh Amerika. Dari kota ke kota, dari desa ke desa, dan hingga ke negeri-negeri terpencil gerakan ini pergi, sampai umat Tuhan yang sedang menunggu seluruhnya dibangunkan. . . . Para pemercaya melihat bahwa keraguan dan kebingungan mereka telah disingkirkan, dan harapan dan semangat menyala di hati mereka . . . Sebuah persiapan untuk menjumpai Tuhan adalah beban dari jiwa2 yang memohon ini. Ada doa sungguh dan penyerahan tanpa reserve kepada Tuhan.”10 Meskipun demikian, ketika tanggal 22 Oktober, tahun1844, berlalu, tanpa tanda apapun akan harapan bahagia mereka—yaitu kedatangan mulia dari Yesus di awan2 di langit untuk membawa mereka pulang rumah— maka gerakan Advent Kedua menderita kekecewaan pahit. Banyak dari mereka yang telah berpisah dari gereja2 mereka semula pada tahun 1844 sekarang meninggalkan iman mereka seluruhnya. Laodekia dan umat yang sisa Namun Kristus tak meninggalkan umatNya yang setia. Melalui bimbingan Roh Kudus, Yesus 14 memimpin satu umat yang sisa sedikit dari periode Filadelfia menuju periode Laodekia, dan menuju terang indah namun adalah kebenaran khidmat dari pelayananNya di Bilik Maha Suci di bait suci surgawi. Dalam pembersihan bait suci surgawi, pekerjaan pelayanan Kristus yang terakhir bagi umat perjanjianNya telah dimulai. Dalam pekerjaan ini Kristus sedang menentukan nama2 siapa yang akan ditahan dalam kitab kehidupan (Wahyu 3:5). Sebagaimana sejarah telah menunjukkan, tak semua orang yang mengakui iman kepadaNya telah tetap setia kepada sumpah perjanjian mereka. Dalam pengadilan di “rumah Tuhan” (1 Petrus 4:17), akan ditentukan siapa yang dianggap layak mendapat warisan yang dijanjikan dalam berkat2 perjanjianNya. Inilah pekerjaan terakhir yang Kristus akan lakukan sebelum Ia kembali untuk mengakui umatNya sebagai milikNya sendiri.11 (Lihat juga Daniel 8:14; Ibrani 8:1-4; Wahyu 3:7, 8; 11:19.) Sementara umat Tuhan yang sisa yang setia memasuki periode ketujuh dan periode gereja terakhir, terang pada bait suci membawa besertanya terang mengenai hukum Tuhan yang terkandung di dalamnya (Wahyu 11:19). Perintah keempat, yang sudah sangat lama diinjak-inkak oleh mayoritas amat besar dari gereja2 yang sudah jatuh, sekarang kelihatan dalam terang yang lebih jelas sebagai perjanjian kekal (Keluaran 31:16, 17). Sebagai umat perjanjian Tuhan, gereja yang sisa sekarang melihat dengan jelas bahwa mereka sedang diuji tentang kebenaran Sabat. Pelayan Tuhan menulis: “Saya melihat bahwa Sabat yang suci adalah, dan akan menjadi, tembok pemisah antara umat Tuhan Israel asli dan orang-orang yang tak percaya; dan bahwa Sabat adalah persoalan besar yang akan menyatukan hati dari umat kudus Tuhan yang kekasih, yang sedang menanti.”12 Krisis di Laodekia Sambil melihat hingga periode konflik terakhirnya gereja, Yohanes menulis, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain (yang sisa), yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. (Wahyu 12:17). Sementara umat Tuhan yang sisa bisa secara pasti memperkirakan perlawanan besar dari musuh-musuh pekerjaan Kristus, pelayan Tuhan mengamarkan, “Kita harus jauh lebih takut pada bahaya dari dalam gereja daripada bahaya dari luar gereja.”13 Serangan-serangannya Setan terutama dinyatakan dari dalam barisan umat yang sisa sendiri. Sangat kuat godaan-godaannya, sehingga banyak orang yang dulunya bersemangat menjadi tak peduli pada pekerjaan Kristus. Pada tahun 1852, atau hanya delapan tahun setelah tahun 1844, pelayan Tuhan digerakkan untuk menulis, “Banyak orang yang mengaku sedang menantikan kedatangan segera dari Kristus sementara menyesuaikan diri dengan dunia ini dan berusaha lebih sungguh untuk mencari pujian dari orang-orang di sekitar mereka daripada mencari perkenan Tuhan. Mereka dingin dan formal.”14 “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!. . . . Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, (Wahyu 3:15, 17). “Kesaksian khidmat atas mana nasib gereja ini tergantung telah dipandang enteng, kalau tak seluruhnya diabaikan.”15 Jika kondisi ketakpedulian rohani ini akan terus berlanjut tanpa pertobatan tulen, maka mereka yang masih tinggal dalam kondisi itu akan dimuntahkan keluar dari mulutnya Kristus (Wahyu 3:16). Gambaran ini “berarti bahwa Ia tak bisa melayangkan doa-doa anda atau ekspresi kasih anda kepada Bapa. Ia tak bisa mengesahkan ajaran anda dari firmanNya atau kerja rohani anda dalam hal apapun. Ia tak bisa menyampaikan kegiatan rohani anda dengan permintaan agar kasih karunia diberikan kepada anda.”16 Ketika kesaksian langsung ini pertama kali diterapkan kepada mereka yang sedang mengumumkan pekabaran malaikat ketiga, banyak orang berpikir bahwa ini akan menyelesaikan pekerjaannya secara cepat. Ini menggerakkan umat Tuhan dimana-mana. Walaupun demikian, sementara waktu berlalu, ini kehilangan efeknya di hati dari para pemercaya. Tujuh tahun kemudian, utusan Tuhan menulis, “Saya melihat bahwa pekabaran ini tak akan menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa bulan singkat. Ini dirancang untuk membangunkan umat Tuhan, untuk membuka kepada mereka akan kesesatan mereka, dan untuk memimpin kepada pertobatan tulen, agar mereka dapat diperkenankan dengan hadirat Yesus, dan layak untuk seruan nyaring dari malaikat ketiga.” 17 Setelah 23 tahun berikutnya, gereja Laodekia makin bertambah besar dalam jumlah dan kemakmuran materi. Meskipun demikian, pelayan Tuhan didesak untuk menulis: “Saya dipenuhi dengan kesedihan ketika saya memikirkan kondisi kita sebagai satu umat. Tuhan tak menutup sorga bagi kita, tapi tindakan kita sendiri yang terus-menerus tersesat telah memisahkan kita dari Tuhan. Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Kesombonga, ketamakan, dan cinta dunia telah hidup di hati tanpa takut diusir atau dihukum. Dosa-dosa kelancangan dan amat parah telah tinggal diantara kita. Dan namun pendapat umum adalah bahwa gereja sedang berkembang dan bahwa damai dan kemakmuran rohani ada di semua perbatasan gereja. “Gereja ini telah berpaling dari mengikuti Kristus Pemimpinnya dan secara berangsur-angsur sedang berbalik menuju Mesir. Namun sedikit yang merasa bahaya atau heran akan kekurangan kekuatan rohani mereka. Keraguan, dan bahkan tak percaya pada kesaksian Roh Tuhan, sedang meragi di gereja-gereja kita dimana-mana. . . . Kesaksian-kesaksian (Yesus) tak dibaca dan tak dihargai.”18 Umat yang sisa ini yang dulunya bersemangat, dipenuhi dengan kasih Yesus, sekarang sedang berbalik jauh meninggalkan Dia. Enam tahun kemudian, pada bulan Juli tahun 1888, kesaksian berikut muncul: “Fakta-fakta mengenai kondisi sebenarnya dari yang mengaku umat Tuhan berbicara lebih nyaring daripada pengakuan mereka, dan membuktikan bahwa suatu kekuatan telah memotong kabel/tali tebal yang menjangkarkan mereka dengan Batu Kekal, dan bahwa mereka sedang terombang-ambing di lautan bebas, tanpa peta atau kompas.”19 Sebuah pesan yang amat bernilai Karena banyak orang telah kehilangan pandangan pada Kristus sebagai pemimpin mereka, pada tahun 1888 selama Konperensi General Conference di Minneapolis, “Tuhan dalam rahmatNya yang besar mengirimkan pesan yang amat bernilai kepada umatNya melalui Saudara Ketua Jones dan Waggoner. Pekabaran ini adalah untuk membawa secara lebih jelas di hadapan dunia sang Juruselamat yang ditinggikan, sang korban bagi dosa-dosa seluruh dunia. Pekabaran ini menyampaikan pembenaran melalui iman pada sang Penjamin; pekabaran ini mengundang umat untuk menerima kebenaran Kristus, yang mana dinyatakan dalam penurutan/ketaatan kepada semua perintah Tuhan. . . . Semua kuasa diberikan ke dalam tanganNya, agar Ia dapat membagikan pemberianpemberian limpah kepada manusia, sambil memberikan pemberian tiada taranya dari kebenaranNya sendiri kepada agen manusia yang tak berdaya. Inilah pekabaran yang Tuhan perintahkan untuk diberikan kepada dunia ini. Inilah pekabaran malaikat ketiga, yang mana harus diproklamasikan dengan seruan nyaring, dan dihadiri dengan pencurahan RohNya dalam ukuran besar.”20 “Waktu ujian ada tepat di depan kita, karena seruan nyaring dari malaikat ketiga telah dimulai dalam penyataan/wahyu tentang kebenaran Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Kristus, sang Penebus yang mengampuni-dosa. Inilah permulaan terang dari malaikat (lain/ke-4 di Wahyu 18) yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi.”21 Sedihnya, pada tahun 1903, kondisi gereja membuktikan bahwa pekabaran ini tak pernah sepenuhnya diterima. “Adalah sebuah kebenaran yang khidmat dan mengerikan bahwa banyak orang yang dulunya bersemangat dalam memproklamirkan pekabaran malaikat ketiga sekarang sedang menjadi tak peduli dan sembarangan! . . . Alih-alih memimpin dunia untuk memberikan penurutan kepada hukum Tuhan, gereja ini (GMAHK) sedang bersatu dan makin erat dengan dunia ini dalam pelanggaran. Tiap hari gereja ini makin serupa dengan dunia.”22 Perpisahan dalam Laodekia Sebelas tahun kemudian, Perang Dunia Pertama pecah di Eropa. Ketika kepemimpinan dari yang mengaku umat Tuhan di Eropa melibatkan gereja untuk mendukung usaha peperangan— termasuk memanggul senjata perang dan berperang pada hari Sabat jika dibutuhkan—maka mereka menyatakan bahwa mereka tak membangun diatas batu gunung kebenaran. Karena sudah sangat dipengaruhi oleh roh dunia, mereka kehilangan pandangan akan panggilan mereka yang mulia sebagai umat perjanjian Tuhan. Orang-orang yang memprotes telah dipecat. Kira-kira lebih dari 2000 orang yang keberatan memanggul senjata perang telah dipisahkan/dipecat dari Gereja Advent di Jerman saja. Tindakan yang sama oleh yang mengaku umat Tuhan terjadi di Negara-negara lain di Eropa. Banyak dari jiwa-jiwa yang setia ini dipenjarakan dan dihukum mati karena sikap yang mereka ambil. Setelah berakhirnya perang ini, sedikit yang setia, yang tersebar di seluruh 16 negara di Eropa, berkumpul bersama dengan harapan untuk berdamai dengan mantan saudara-saudara mereka. Sama seperti umat yang setia di masa-masa sebelumnya, “untuk mengamankan damai dan persatuan, mereka siap untuk membuat kelonggaran apapun yang konsisten dengan kesetiaan kepada Tuhan.”23 Tapi sayang sekali, kepemimpinan gereja, yang telah dibutakan oleh kondisi kebutaan rohani mereka, menolak untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang telah melanggar hukum Tuhan. Perpisahan ini, walaupun pedih dan menyakitkan, menjadi permanen. Dengan demikian lahirlah Advent Hari Ketujuh Gerakan Pembaharuan. Para pembaharu dan restorator Hari ini, di bawah gerakan yang dilambangkan oleh itu malaikat lain dari Wahyu 18:1-4, “Umat Tuhan yang sisa, sedang berdiri di hadapan dunia ini, sebagai para pembaharu” sedang menyatakan “bahwa hukum Tuhan adalah pondasi dari semua pembaharuan yang bertahan. . . . Dalam kalimat-kalimat yang jelas, tegas mereka [sedang menyampaikan] keharusan untuk taat kepada semua sabda dari Sepuluh Hukum. Didorong oleh kasih Kristus, mereka [sedang bekerjasama] dengan Dia dalam membangun lagi tempat-tempat reruntuhan. Mereka [sementara] menjadi orang-orang yang memperbaiki tembok yang tembus, memperbaiki pelanggaran, para pembaharu dari jalan-jalan untuk dihuni.”24 Para pembaca yang kekasih, “apa yang Tuhan maksudkan akan lakukan bagi dunia melalui Israel, si bangsa pilihan, Ia akhirnya akan selesaikan melalui gerejaNya di bumi hari ini. Ia ‘telah menyewakan kebun anggurNya kepada penggarap lain,’ yaitu kepada umatNya yang memelihara-hukum, yang mesti dengan setia ‘menyerahkan kepadaNya buah-buah pada musimmusimnya’ (Matius 21:41). Tak pernah Tuhan tanpa wakil-wakilNya yang benar di muka bumi ini yang menjadikan kepentingan Tuhan sebagai kepentingan mereka sendiri. Saksisaksi bagi Tuhan ini diperhitungkan sebagai Israel rohani, dan kepada mereka akan digenapi semua janji-janji perjanjian yang dibuat oleh Yehovah kepada umatNya dahulu kala.”25 “Yang penting di sini ialah ketekunan/ kesabaran orang-orang kudus, yang menuruti perintah2 Allah dan iman kepada Yesus.” (Wahyu 14:12). Referensi: Life Sketches, p. 196. The Acts of the Apostles, p. 14. 3 The Signs of the Times, March 27, 1884. 4 God’s Amazing Grace, p. 57. 5 The Acts of the Apostles, p. 376. 6 Ibid., p. 18. 7 The Great Controversy, p. 379. 8 Ibid. 9 Ibid., p. 376. 10 Ibid., pp. 400, 401. 11 Early Writings, p. 254. 12 Ibid., p. 33. 13 Selected Messages, bk. 1, p. 122. 14 Early Writings, p. 107. 15 Ibid., p. 270. [Emphasis supplied.] 16 Testimonies, vol. 6, p. 408. 17 Ibid., vol. 1, p. 186. 18 Ibid., vol. 5, p. 217. [Emphasis supplied.] 19 The Review and Herald, July 24, 1888. [Emphasis supplied.] 20 Testimonies to Ministers, p. 91. [Emphasis supplied.] 21 The Review and Herald, Nov 22, 1892. 22 Testimonies, vol. 8, pp. 118, 119. [Emphasis supplied.] 23 The Great Controversy, p. 45. 24 Prophets and Kings, p. 678. 25 Ibid., pp. 713, 714. 1 2 15 MINGGU, 7 DESEMBER, 2014 Umat Yang Sisa - Sejarahdan Perjalanan Oleh Paul Chapman “Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.” “Kita tak perlu takut apapun dalam menghadapi masa depan, kecuali ketika kita akan melupakan cara Tuhan yang telah memimpin kita dan pelajaranNya dalam sejarah kita di masa lalu.”1 Untuk menempatkan dalam pandangan yang pantas tentang umat Tuhan yang sisa sementara umat yang sisa ini ditemukan di sepanjang sejarah dunia ini, kita pertama-tama perlu mengerti perjanjian hubungan kasih karunia yang Tuhan telah tetapkan antara diriNya dan umatNya. Kita bisa dengan amat baik mengekspresikan ini dalam kata-kata: “Aku akan menjadi Tuhan mereka, dan mereka akan menjadi umatKu.” Yesaya 32:38. Tuhan berkata tentang orang-orang yang telah masuk ke dalam hubungan ini, “”Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku…. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” (Ibrani 8:10, 12). Perjanjian hubungan kasih karunia ini didasarkan pada kasih Tuhan yang tak 12 terbatas bagi orang-orang berdosa. Tuhan sangat mengasihi kita, sehingga Ia berjanji untuk memberikan atau “mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. ” (Yohanes 3:16). Dalam perjanjian ini, Tuhan mengulurkan rahmatNya kepada kita melalui Yesus, sang Penebus yang dijanjikan; Ia mengampuni dosa2 kita dan menyelamatkan kita melalui “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” (Titus 3:5); dan oleh Roh Kudus, Ia “telah mencurahkan” kasihNya ke dalam hati dari setiap pemercaya, “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5). Kasih ini menyatakan dirinya dalam “menggenapi hukum Tuhan” “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia , karena itu kasih adalah kegenapan hukum Tuhan. (Roma 13:10). Dalam perjanjian kasih karunia ini, penurutan/ketaatan kepada kehendakNya akan selalu menjadi ciri khas dari umat Tuhan yang sisa. Itulah sebabnya Yesus bisa berkata kepada murid2Nya, “”Jikalau (kamu) mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala (semua) perintah-Ku.” (Yohanes 14:15). Pelajaran dari Israel dahulu kala Dalam menggenapi janji perjanjianNya kepada Abraham, maka Tuhan memunculkan bangsa Israel. Ia memilih mereka, agar supaya mereka dapat “menyatakan karakterNya kepada manusia. Ia merindukan mereka untuk menjadi sebagai mata air keselamatan di dunia ini. Bagi mereka telah dipercayakan sabda surga, wahyu kehendakNya.” 2 Dalam mengingatkan mereka akan kewajiban dari perjanjian mereka, Musa mengakui hubungan hati yang membentuk dasar dari semua penurutan sejati: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” “Maka hendaklah dalam hatimu segala firman, yang kusuruh kepadamu pada hari ini.” (Alkitab Terjemahan Lama). ” (Ulangan 6:5, 6). Jadi bukanlah kebetulan, sehingga ketika kasih Tuhan pudar di hati mereka, maka umatNya yang telah berjanji setia berakhir dalam ketidaktaatan kepadaNya. Selama berabad-abad anak-anak Israel mengalami siklus/lingkaran kesetiaan, kemurtadan, penghukuman, kebangunan, dan pembaharuan. Selama siklus/rangkaian kemurtadan ini, amatlah sulit untuk membedakan Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 hal inilah yang memisahkan mereka. Sementara sebagian kecil memelihara perintah-perintah Tuhan dan kesaksian Yesus selama suatu jangka waktu panjang tertentu, mereka meninggalkan hukum dan kesaksian ketika prinsip-prinsip ini bertentangan dengan kepentingan duniawi mereka. Mungkin bahkan ketika kepentingan badani mereka dipertaruhkan. Orangorang ini dilambangkan oleh benih yang jatuh di atas batu dalam perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus. Mereka pernah menerima firman dengan gembira —tapi mereka tak berakar, dan ketika godaan datang mereka murtad (Lukas 8:13). Tapi umat yang sisa sedikit tetap bertahan secara rohani karena berpaut kepada prinsipprinsip hukum Tuhan dengan teguh sampai akhir. Tuhan tak pernah tanpa paling kurang serombongan kecil pengikut yang setia yang tetap teguh walaupun kemurtadan merajalela dimana-mana. Inilah para pengibar bendera, yang menyalakan api kebenaran. “ “Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagiKu, yang tidak pernah sujud menyembah Baal. Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu (umat) yang sisa, menurut pilihan kasih karunia” (Roma 11:4, 5). Umat yang sisa ini berdiri dalam kekuatan yang Tuhan berikan pada mereka. Pelayan Tuhan ditunjukkan bahwa “tak semua orang . . . akan dijerat oleh tipuannya musuh. Sementara akhir segala sesuatu di bumi makin dekat, akan ada orang-orang yang setia yang mampu memahami tanda-tanda zaman. Sementara sejumlah besar orang (mayoritas) yang mengaku para pemercaya akan menyangkal iman mereka melalui perbuatan mereka, akan ada satu umat yang sisa yang akan bertahan sampai akhir.”1 Bisa jadi persoalan terbesar yang kita hadapi adalah memberikan penurutan dengan motif dan sikap yang benar, dengan kehendak yang sepenuhnya berpadu dalam kehendak Tuhan. orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” (Ibrani 10:38, 39). Kita secara berulang kali menghadapi berbagai godaan dan ujian di sepanjang perjalanan sebagai orang Kristen. Sebagian godaan atau ujian, dengan bantuannya Tuhan, kita bisa sanggup mengalahkan secara cukup gampang, karena godaangodaan ini tak membangkitkan tanggapan apapun didalam kita. Orang-orang lain membuktikan diri sebagai para penantang nyata dalam hidup rohani kita—mereka membangkitkan nada sensitive dalam hati kita, menunjukkan beberapa titik lemah atau kecondongan lemah dalam karakter kita. Pada saat itulah sehingga godaan menjadi tantangan nyata— suatu saat ketika seseorang harus membuat sebuah pilihan yang menyakitkan: Menyerah kepada godaan dan (bisa jadi) menikmati “untuk sementara kesenangan dari dosa” (Ibrani 11:25), diikuti oleh beban rasa bersalah, penyesalan, dan usikan hati nurani; atau menyangkal kesenangan atau kepentingan sendiri yang sementara dan melakukan apa yang benar tak peduli ongkos dari penyangkalan diri (“Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah”) tapi menikmati kedamaian batin dalam waktu lama dan hati nurani yang bersih (Ibrani 12:4). ambil resiko dan ia takut pada akibat2nya. Tapi ia tak mengalami kebahagiaan dalam melayani bapanya dan ia tak bahagia dalam hidup harmonis dengan kehendak bapanya. Penurutan dangkal macam ini, walaupun kelihatan terhormat di mata banyak orang, tak dapat dianggap sebagai sebuah pencapaian kemajuan rohani. Tuhan tak menerima apapun kecuali kerelaan sepenuh hati. Sebuah jenis penurutan yang sama sekali berbeda telah ditunjukkan dalam pengalaman Juruselamat kita, yang bisa dengan benar berkata: “penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. (Yohanes 14:30). Tak ada sebuah pijakan yang mana Setan bisa gunakan untuk membujuk Yesus; tak ada tanggapan positif apapun dalam jiwanya Kristus terhadap apapun dari godaangodaannya Setan. Yesus tak menuruti BapaNya dengan menentang kehendakNya sendiri atau kesenanganNya sendiri. PenurutanNya kepada Bapa adalah selaras sepenuhnya dengan kehendakNya sendiri; ketaatanNya adalah ekspresi dari kehendakNya sendiri. Sikap ini secara sempurna digambarkan dalam pengalaman hidupNya di bumi ini, seperti telah dinubuatkan berabadabad sebelumnya: “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu (Hukum-Mu) ada dalam dadaku (hatiku)” (Mazmur 40:8, huruf tebal ditambahkan). Menghadapi “naga” penggodaan Apa sebenarnya yang sedang mendorong kita? Pelayanan kasih Tak peduli berapa besar rombongan awal, atau berapa banyak orang yang berlomba dalam perlombaan orang Kristen; tak terlalu penting untuk mengetahui berapa banyak yang tersesat di sepanjang perjalanan. Hal yang paling penting adalah menjadi salah satu dari mereka yang bisa finish kehidupan Kristen secara berkemenangan dan ditemukan diantara yang diselamatkan: “Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; ” (Wahyu 2:26). “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi Dalam perumpamaan anak yang hilang, kita memiliki contoh tentang saudara yang lebih tua yang menyangkal dirinya dan memberikan penurutan kepada kehendak bapanya. “Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabatsahabatku.” (Lukas 15:29). Ia merasa frustrasi dengan pengalamannya di rumah bapanya, yang mana tak benarbenar memberikannya kepuasan atau kepenuhan tulen. Kelihatan bahwa satu-satunya perbedaan nyata antara dia dan saudaranya adalah bahwa ia tak berani melakukan seperti apa yang saudaranya telah lakukan. Ia telah taat kepada bapanya dan melayani bapanya hanya karena ia tak ingin Nabi Daniel si orang benar mengerti prinsip dasar bahwa sebuah penurutan lahiriah adalah tak cukup, kecuali ketaatan itu dimotivasi oleh kerelaan batin dan sukacita hati untuk melakukan kehendak Tuhan. Karena alasan ini, sebelum berani untuk memberikan nasehat apapun kepada Raja Nebukadnesar, ia menekankan fakta bahwa penurutan hanya bernilai jika ketaatan itu datang atau keluar dari hati yang bahagia, hati yang sukarela: “Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan , dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!” (Daniel 4:27). Menurut kamus Alkitab Strong, arti sebenarnya dari kata “berkenan” yang Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 17 muncul dalam ayat ini, dalam bahasa aslinya adalah “shephar” yang artinya “menjadi indah,” “berkenan,” “dapat diterima,” + “berpikir baik.” Arti ini juga muncul dalam terjemahan dari ayat Alkitab ini dalam bahasa-bahasa lain. Hanyalah setelah Nebukadnesar akan menjadi senang dengan nasehat ini, atau “berpikir baik” tentang nasehat ini dan menyukainya, sehingga penurutannya akan bernilai. “Tapi perhatikan disini bahwa penurutan bukanlah sebuah ketaatan lahiriah saja, tapi pelayanan kasih sayang.” 2 Ketika mazmur pertama menjelaskan ciri-ciri khas dari orang yang diberkati oleh Tuhan, ia menyatakan bahwa “kesukaannya ialah hukum TUHAN.” (Mazmur 1:2). Orang ini suka atau senang melakukan kehendak Tuhan; kehendaknya tak bertentangan dengan hukum Tuhan. Kehendak Tuhan seperti dinyatakan dalam hukumNya dan kehendaknya pribadi ada dalam keselarasan sempurna dengan satu sama lain. Pemikiran yang sama ditemukan dalam Mazmur 112:1, “Berbahagialah orang yang… sangat suka kepada segala perintah-Nya .” Jika kita merenungkan berbagai tantangan yang kita hadapi secara pribadi, kita akan menghitung diantara tantangan2 ini berbagai godaan2 kuat yang mesti dilawan. Mungkin persoalan terbesar yang kita hadapi adalah memberikan penurutan dengan motivasi/niat yang benar dan dengan sikap yang benar, dengan sebuah kehendak yang sepenuhnya dipadukan dengan kehendak Tuhan, sambil mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci. Menghadapi tantangan ini hanya mungkin melalui kelahiran baru. Kelahiran baru bukanlah sebuah perubahan dalam perilaku lahiriah. Kelahiran baru adalah sebuah perubahan radikal dalam berpikir dan merasa yang mengubah identitas kita. Kedalaman jiwa diubah melalui kekuatan Roh Kudus. “Sebuah perubahan akan kelihatan dalam karakternya, dalam kebiasaannya, dalam pencariannya. Perbedaannya akan menjadi jelas dan tegas antara apa mereka sebelumnya dan apa mereka sekarang.”3 Mereka yang menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22, 23) “tak akan lagi menghiasi diri mereka sesuai dengan nafsu mereka sebelumnya, tapi melalui iman pada Anak Tuhan mereka akan mengikuti langkah2Nya, memantulkan karakterNya, dan memurnikan diri mereka tepat seperti Ia adalah murni. Hal-hal yang dulunya mereka benci sekarang mereka kasihi, dan hal-hal yang dulunya mereka kasihi, sekarang mereka benci.”4 Persoalan hati Karena Tuhan itu adil, Ia memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang—Roh Kudus bekerja dalam setiap manusia, sambil berjuang untuk menghasilkan jenis pengalaman baru ini. Jadi mengapa sebagian akan diselamatkan sementara orang2 lain akan hilang? Apa yang membuat perbedaan ini? Jawabannya cukup sederhana: Tuhan telah memberikan pada semua orang dengan kehendak atau kemauan bebas. Hanyalah melalui persetujuan kita dan kerjasama kita dapatlah Roh Kudus mengubah kita. Oleh sebab itu kerelaan penurutan kita mestilah konstan/terus-menerus. Kita mesti selalu mengingat kasih dan hikmat Tuhan—dan bahwa dalam memilih jalanNya, dalam waktu panjang kita akan bahagia. Secara teoritis, ini kedengarannya bagus dan kelihatan cukup masuk akal. Tapi bila kita coba mempraktekkan kebenaran ini dalam hidup kita sehari-hari, kita menemukan bahwa pilihan ini sering mengharuskan sebuah pergumulan. Alkitab menyebut pergumulan ini “pertandingan/peperangan iman yang benar” (1 Timotius 6:12). Tapi jika kita memilih jalan kita sendiri, kita sebenarnya akan makin jauh dan semakin jauh dari kebahagiaan. Selama pergumulan ini, kita perlu sering mengingatkan diri kita sendiri tentang kasih Tuhan yang tiada batasnya dan hikmat dan kuasaNya yang tak terbatas, supaya kita bisa ingat untuk mempercayai Yang Tak Kelihatan dan membuat pilihan kita dalam hidup ini secara sepadan. Makin sering kita mempelajari firman Tuhan, maka makin jelas kita akan mengenali keindahan karakterNya dan keajaiban rencanaNya. Pengenalan yang makin bertambah tentang Dia akan membuat kita jauh lebih gampang untuk memahami dan mengenali rencanaNya bagi kita. Dengan mengikuti rencana Tuhan, kita sebenarnya akan memenuhi kehendak kita sendiri, yang telah menjadi sama dengan kehendakNya. Hal yang sebaliknya akan menjadi Kita perlu mengingatkan diri kita tentang kasih Tuhan yang tiada taranya dan hikmat dan kuasaNya yang tak terbatas, supaya kita bisa ingat untuk percaya pada Yang Tak Kelihatan. 18 seperti Bileam. Ia menuruti rencana Tuhan tapi melakukannya secara bersungut-sungut, karena frustrasi, sambil merasa bahwa kehendak Tuhan telah mencegahnya untuk memperoleh harta kekayaan dan kebahagiaan. Penurutan jenis ini adalah tak bernilai bagiNya! Jika kita telah/sedang berpikir seperti Bileam—berarti kita kehilangan pengalaman lahir baru yang tulen atau tiada pengalaman lahir baru yang sejati—jadi sekaranglah waktunya yang tepat untuk bangun dan memulihkan jenis hubungan dengan Tuhan yang akan memampukan kita melewati dengan aman ujian2 ekstrim yang ada depan kita. Sebuah permohonan kepada kita semua Juru kabar Tuhan menyatakan: “Apa yang akan saya katakan untuk membangunkan umat Tuhan yang sisa? Saya ditunjukkan bahwa peristiwa2 mengerikan ada di depan kita; Setan dan para malaikatnya sedang membawa semua kekuatan mereka untuk menghantam umat Tuhan. Ia tahu bahwa jika mereka tidur sedikit lebih lama maka ia pasti menjerat mereka, karena mereka pasti binasa.”5 “ ‘Maukah anda menghindari tujuh malapetaka terakhir? Maukah anda pergi menuju kemuliaan dan menikmati semua yang Tuhan telah siapkan bagi mereka yang mengasihiNya dan rela menderita demi kepentinganNya? Jika demikian ego diri anda mesti mati agar anda bisa hidup. Bersiap, bersiap, bersiap. Anda mesti memiliki persiapan yang lebih besar daripada yang sekarang anda miliki, karena hari Tuhan segera datang. . . . Korbankan semua untuk Tuhan. Serahkan semua diatas mezbahNya— diri anda, harta anda, dan semua keberadaan anda, sebagai korban yang hidup. Untuk memasuki kemuliaan anda mesti mengorbankan semua.’ ”6 “Ketika kita menyerahkan diri kita kepada Kristus, hati kita disatukan dengan hatiNya, kehendak kita disatukan dengan kehendakNya, pikiran kita menjadi satu dengan pikiranNya, pemikiran kita patuh kepadaNya; kita menghidupkan kehidupanNya.”7 Bukanlah kehendak Tuhan bagi kita untuk menghasilkan sebuah kehidupan saleh secara lahiriah seperti orang Farisi coba lakukan. Apa itu kehendak Tuhan? “Inilah kehendak (Tuhan) Allah: yaitu pengudusanmu” (1 Tesalonika 4:3). Manusia seutuhnya, termasuk pikiran dan perasaan kita, semuanya mesti dibawa ke dalam penurutan kepada Tuhan: “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,” (2 Korintus 10:5, huruf tebal ditambahkan). Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 disingkirkan jauh-jauh; ajaran2 gereja yang bertentangan dihilangkan;…kesombongan dan kesesuaian dengan duniawi disapu bersih; kesalahan2 diperbaiki; hati demi hati disatukan dalam persekutuan yang maha indah, dan kasih dan sukacita yang paling menonjol.”8 Keadaan persatuan yang berbahagia ini dan kasih persaudaraan diantara umat yang setia yang sisa sedikit ini sangat cocok dilukiskan oleh nama yang diberikan kepada gereja dari periode ini yaitu: Filadelfia, yang artinya—“kasih persaudaraan.” Tapi Yesus tak datang secara pribadi sebagaimana mereka pikirkan akan terjadi. Setelah waktu berlalu ketika mereka pertama kali memperkirakan Kristus akan datang, banyak orang membuang harapan mereka pada kedatangan Kristus yang segera. Walaupun banyak yang patah semangat, minoritas masih tetap bertahan teguh. Karena dilarang hak mereka untuk membicarakan harapan mereka di gereja-gereja mereka, “pada musim panas tahun 1844 kira2 lima puluh ribu orang mundur dari gereja2 ini.”9 Pekabaran malaikat kedua dari Wahyu 14:8, mengumumkan “kejatuhan Babel,” pada saat itu berlaku kepada gereja2 Protestan di Amerika Serikat yang telah menolak pekabaran malaikat pertama. Sebuah kesalahan dalam perhitungan periode nubuatan telah diperbaiki, dan para pemercaya Filadelfia bersatu sekali lagi dalam proklamasi ‘Kristus segera datang.’ “Bagaikan gelombang pasang gerakan ini menyapu bersih seluruh Amerika. Dari kota ke kota, dari desa ke desa, dan hingga ke negeri-negeri terpencil gerakan ini pergi, sampai umat Tuhan yang sedang menunggu seluruhnya dibangunkan. . . . Para pemercaya melihat bahwa keraguan dan kebingungan mereka telah disingkirkan, dan harapan dan semangat menyala di hati mereka . . . Sebuah persiapan untuk menjumpai Tuhan adalah beban dari jiwa2 yang memohon ini. Ada doa sungguh dan penyerahan tanpa reserve kepada Tuhan.”10 Meskipun demikian, ketika tanggal 22 Oktober, tahun1844, berlalu, tanpa tanda apapun akan harapan bahagia mereka—yaitu kedatangan mulia dari Yesus di awan2 di langit untuk membawa mereka pulang rumah— maka gerakan Advent Kedua menderita kekecewaan pahit. Banyak dari mereka yang telah berpisah dari gereja2 mereka semula pada tahun 1844 sekarang meninggalkan iman mereka seluruhnya. Laodekia dan umat yang sisa Namun Kristus tak meninggalkan umatNya yang setia. Melalui bimbingan Roh Kudus, Yesus 14 memimpin satu umat yang sisa sedikit dari periode Filadelfia menuju periode Laodekia, dan menuju terang indah namun adalah kebenaran khidmat dari pelayananNya di Bilik Maha Suci di bait suci surgawi. Dalam pembersihan bait suci surgawi, pekerjaan pelayanan Kristus yang terakhir bagi umat perjanjianNya telah dimulai. Dalam pekerjaan ini Kristus sedang menentukan nama2 siapa yang akan ditahan dalam kitab kehidupan (Wahyu 3:5). Sebagaimana sejarah telah menunjukkan, tak semua orang yang mengakui iman kepadaNya telah tetap setia kepada sumpah perjanjian mereka. Dalam pengadilan di “rumah Tuhan” (1 Petrus 4:17), akan ditentukan siapa yang dianggap layak mendapat warisan yang dijanjikan dalam berkat2 perjanjianNya. Inilah pekerjaan terakhir yang Kristus akan lakukan sebelum Ia kembali untuk mengakui umatNya sebagai milikNya sendiri.11 (Lihat juga Daniel 8:14; Ibrani 8:1-4; Wahyu 3:7, 8; 11:19.) Sementara umat Tuhan yang sisa yang setia memasuki periode ketujuh dan periode gereja terakhir, terang pada bait suci membawa besertanya terang mengenai hukum Tuhan yang terkandung di dalamnya (Wahyu 11:19). Perintah keempat, yang sudah sangat lama diinjak-inkak oleh mayoritas amat besar dari gereja2 yang sudah jatuh, sekarang kelihatan dalam terang yang lebih jelas sebagai perjanjian kekal (Keluaran 31:16, 17). Sebagai umat perjanjian Tuhan, gereja yang sisa sekarang melihat dengan jelas bahwa mereka sedang diuji tentang kebenaran Sabat. Pelayan Tuhan menulis: “Saya melihat bahwa Sabat yang suci adalah, dan akan menjadi, tembok pemisah antara umat Tuhan Israel asli dan orang-orang yang tak percaya; dan bahwa Sabat adalah persoalan besar yang akan menyatukan hati dari umat kudus Tuhan yang kekasih, yang sedang menanti.”12 Krisis di Laodekia Sambil melihat hingga periode konflik terakhirnya gereja, Yohanes menulis, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain (yang sisa), yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. (Wahyu 12:17). Sementara umat Tuhan yang sisa bisa secara pasti memperkirakan perlawanan besar dari musuh-musuh pekerjaan Kristus, pelayan Tuhan mengamarkan, “Kita harus jauh lebih takut pada bahaya dari dalam gereja daripada bahaya dari luar gereja.”13 Serangan-serangannya Setan terutama dinyatakan dari dalam barisan umat yang sisa sendiri. Sangat kuat godaan-godaannya, sehingga banyak orang yang dulunya bersemangat menjadi tak peduli pada pekerjaan Kristus. Pada tahun 1852, atau hanya delapan tahun setelah tahun 1844, pelayan Tuhan digerakkan untuk menulis, “Banyak orang yang mengaku sedang menantikan kedatangan segera dari Kristus sementara menyesuaikan diri dengan dunia ini dan berusaha lebih sungguh untuk mencari pujian dari orang-orang di sekitar mereka daripada mencari perkenan Tuhan. Mereka dingin dan formal.”14 “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!. . . . Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, (Wahyu 3:15, 17). “Kesaksian khidmat atas mana nasib gereja ini tergantung telah dipandang enteng, kalau tak seluruhnya diabaikan.”15 Jika kondisi ketakpedulian rohani ini akan terus berlanjut tanpa pertobatan tulen, maka mereka yang masih tinggal dalam kondisi itu akan dimuntahkan keluar dari mulutnya Kristus (Wahyu 3:16). Gambaran ini “berarti bahwa Ia tak bisa melayangkan doa-doa anda atau ekspresi kasih anda kepada Bapa. Ia tak bisa mengesahkan ajaran anda dari firmanNya atau kerja rohani anda dalam hal apapun. Ia tak bisa menyampaikan kegiatan rohani anda dengan permintaan agar kasih karunia diberikan kepada anda.”16 Ketika kesaksian langsung ini pertama kali diterapkan kepada mereka yang sedang mengumumkan pekabaran malaikat ketiga, banyak orang berpikir bahwa ini akan menyelesaikan pekerjaannya secara cepat. Ini menggerakkan umat Tuhan dimana-mana. Walaupun demikian, sementara waktu berlalu, ini kehilangan efeknya di hati dari para pemercaya. Tujuh tahun kemudian, utusan Tuhan menulis, “Saya melihat bahwa pekabaran ini tak akan menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa bulan singkat. Ini dirancang untuk membangunkan umat Tuhan, untuk membuka kepada mereka akan kesesatan mereka, dan untuk memimpin kepada pertobatan tulen, agar mereka dapat diperkenankan dengan hadirat Yesus, dan layak untuk seruan nyaring dari malaikat ketiga.” 17 Setelah 23 tahun berikutnya, gereja Laodekia makin bertambah besar dalam jumlah dan kemakmuran materi. Meskipun demikian, pelayan Tuhan didesak untuk menulis: “Saya dipenuhi dengan kesedihan ketika saya memikirkan kondisi kita sebagai satu umat. Tuhan tak menutup sorga bagi kita, tapi tindakan kita sendiri yang terus-menerus tersesat telah memisahkan kita dari Tuhan. Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 JUMAT, 12 DESEMBER, 2014 Ciri Khas dari Umat Yang Sisa Oleh D. Sureshkumar Gerejanya Tuhan Gerejanya Tuhan adalah sebuah pelayanan yang ditentukan secara ilahi yang terdiri dari para pengikut Tuhan yang setia. Di seluruh Alkitab, gerejanya Tuhan digambarkan oleh seorang perempuan. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan sering menggunakan nama “Sion” dalam menyebut umatNya (Yesaya 51:16), dan Ia menyatakan, “Putri Sion yang cantik dan menarik” (Yeremia 6:2). Begitu juga dalam Perjanjian Baru, sebagai mempelai pria, Kristus menikahi mempelai wanitaNya yaitu—gereja. Paulus sang rasul menjelaskan kepada para pemercaya gembalaannya, “Aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (2 Korintus 11:2). Gereja Yahudi: Israel adalah bangsa pilihan yang digambarkan sebagai sementara dinikahkan dengan Tuhan, namun seringkali tak setia (Yeremia 2:11–22). Pada zaman Kristus Yesus melihat gerejanya bagaikan pohon ara yang tak berbuah, yang penuh dengan daun-daun yang kelihatannya mengesankan tapi kekurangan buah bernilai. Gereja Kristen pada Perjanjian Baru: Israel Tuhan sejati bukan lagi sebuah bangsa tapi sebuah gereja yang terdiri dari orang Yahudi dan bukan Yahudi yang menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Kristus mendirikan gerejaNya diatas Batu hidup. Gereja bawah tanah selama Zaman Kegelapan: Paus Roma dinyatakan sebagai kepala atas seluruh gereja 20 utama; kekafiran memberikan tempat kepada kepausan yang sekarang menganiaya mereka yang mengasihi Tuhan. Selama periode penganiayaan, konflik, dan kegelapan ini, Tuhan yang maha pengasih secara lembut memelihara gerejaNya yang sisa yang tersembunyi di hutan belantara. Gereja Yang Sisa, gereja akhir-zaman: Tuhan telah memanggil gerejaNya pada zaman ini gereja yang sisa untuk berdiri sebagai terang dunia, “supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (Efesus 5:27). Dan tak ada keraguan bahwa, dengan kita atau tanpa kita, Tuhan akan menemukan gereja demikian di bumi ketika Ia datang. Demi kepentingan keselamatan kita, kita pasti ingin menjadi bagian dari gereja yang sisa sedikit ini, sang gereja pemenang, karena Kristus dan gerejaNya tak bisa dipisahkan. “Hubungan dengan Kristus…meliputi hubungan dengan gerejaNya.” 1 “Gereja adalah agen Tuhan untuk proklamasi kebenaran, yang dikuasakan oleh Dia untuk melakukan pekerjaan khusus; dan jika ia setia kepada Tuhan, penurut kepada semua perintah2Nya, maka akan tinggal dalam gereja ini keunggulan dari kasih karunia ilahi. Jika gereja mau menjadi benar kepada kesetiaannya, jika ia mau menghormati Tuhan Allah Israel, maka tak ada kuasa yang bisa bertahan melawannya.”2 Gereja Tuhan adalah pilar kebenaran. Ia membela dan mempraktekkan kebenaran (1 Timotius 3:15). Umat yang sisa Yohanes bicara tentang akhir zaman dan menyebut tentang umat Tuhan yang benar dalam Wahyu 12, sambil menyebut mereka sebagai umat yang sisa kepada siapa Setan akan berperang. Sepanjang zaman, gereja yang benar terdiri dari orang-orang yang setia, yang Setan benci tapi ia tak mampu paksa untuk berkompromi. Mereka yang tetap setia kepada Tuhan dalam semua keadaan, termasuk dalam keadaan aniaya hebat, adalah umat yang sisa yang sebenarnya. Ketika setiap orang lain mengkompromikan prinsip2nya, umat yang setia adalah orang2 yang mengalahkan Setan oleh darah Anak Domba dan oleh firman kesaksian mereka (Wahyu 12:11). “Dan naga marah kepada perempuan ini, dan pergi berperang dengan yang sisa dari keturunan perempuan ini, yang menuruti perintah2 Tuhan, dan memiliki kesaksian Yesus” (ayat 17). Kata yang sisa berasal dari bahasa Perancis kuno remenant yang berarti “yang tertinggal,” dari kata remanoir, “yang tersisa.” Ia berarti yang tersisa sedikit jumlahnya; atau sejumlah kecil yang tersisa dari jumlah awal yang lebih besar. Ada tiga kata dari bahasa Yunani yang berbeda yang dipakai dalam Perjanjian baru, kataleimma, loipoy, and leimma, semua kata ini diterjemahkan “yang sisa”. Kata dari bahasa Yunani yang digunakan oleh Yohanes ialah loipos (loipoy), yang berarti bahwa apa yang “bagian dari keseluruhan yang tersisa atau yang Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 terus bertahan” dan dengan demikian menjadi yang sisa dari yang semula banyak. Tuhan Yesus telah memilih satu umat untuk melayani Dia, yang sisa dari waktu kejatuhan Adam. Hanya keluarganya Nuh yang setia pada waktu Air Bah. (Kejadian 6:1–8). Hanya sedikit orang Israel yang menolak untuk menyembah patung sapi emas di padang gurun (Keluaran 32:25, 26). Cuma Elia dan 7000 orang lain yang tak berlutut untuk menyembah Baal ketika Ahab memimpin Israel ke dalam kemurtadan bangsa (1 Raja-Raja 19:10– 18). Cuma sedikit yang mengindahkan panggilan Tuhan untuk kembali dari Babel ke Yerusalem pada zamannya Ezra (Ezra 2:1–70). Ketika Alkitab bicara tentang gereja yang sisa, itu sama seperti menunjuk kepada sebagian kecil dari umat Tuhan yang tetap setia kepada Tuhan pada akhir zaman. Mereka berpaut kepada keyakinan murni, kepada iman dan ajaran gereja Kristen mula2, sementara mayoritas di sekitar mereka mengkompromikan iman mereka. Gereja yang sisa pada akhir zaman terdiri dari orang-orang yang, dengan kekuatannya Kristus, menuruti perintah2 Tuhan dan membicarakan kekuatan Yesus Kristus dalam hidup mereka. Mereka tak membolehkan ide2 kekafiran, berhala2, dan atau keduniawian untuk dimasukkan ke dalam kepercayaan mereka. Itulah pengertian alkitabiah tentang umat yang sisa yang terakhir. Tuhan telah memiliki dan selalu memiliki dan akan selalu memiliki satu umat yang sisa. Keturunan dari umat yang sisa Bangsa Yahudi percaya bahwa, karena mereka adalah keturunan dari Abraham, maka mereka pasti adalah anak2 Tuhan. Teologi Roma Katolik mengajarkan ide yang sama: “Ubi Petrus, ibi ecclesia” (Dimana Petrus ada, disitulah dimana gereja ada). Tapi apa yang Alkitab katakan? Keturunan lahiriah dari seorang bapa agung atau dari seorang rasul Yesus, tanpa kesamaan karakter dengan mereka, tak menjadikan kita penerus dari manusia-manusia Allah ini. Kesamaan karakter adalah factor yang menentukan (Matius 3:9; Yohanes 9:39; Roma 9:6-8; 11:22; Galatia 3:7-9). “Keturunan dari Abraham adalah dibuktikan, bukan oleh namanya dan keturunannya tapi oleh kesamaan karakternya. Begitu juga suksesi/ kepenerusan kerasulan tak terletak pada penyerahan kuasa kegerejaan tapi pada hubungan rohani. Sebuah kehidupan yang digerakkan oleh rohnya rasul2, digerakkan oleh keyakinan dan ajaran kebenaran yang rasul2 ajarakan, inilah Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Gereja yang sisa pada akhir zaman menuruti perintah-perintah Tuhan dan membicarakan kuasa Yesus dalam hidup mereka. bukti asli dari kepenerusan kerasulan. Inilah apa yang menjadikan orang2 sebagai para penerus dari guru2 injil yang pertama.” 3 Yesus telah menyatakan syarat2 atas mana Tuhan telah berjanji untuk mengakui kita sebagai umatNya: “”Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” (Lukas 8:2l). “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku , kamu benar-benar adalah murid-Ku.” (Yohanes 8:31). ” Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15:14). “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus , tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. (2 John 1:9). “Sebuah pengakuan . . . tak berarti apapun di mata Tuhan; tapi penurutan yang benar, yang rendah hati, yang sukarela kepada syarat2Nya menjadikan kita anak2 angkatNya.”4 “Ketika kita melihat orang2 teguh dalam prinsip, tak gentar dalam kewajiban, semangat dalam pekerjaan Tuhan, namun rendah hati dan lembut hati, lemah lembut dan ramah tamah, sabar kepada semua orang, siap untuk memaafkan, sambil menyatakan kasih bagi jiwa2 bagi siapa Kristus telah mati, maka kita tak perlu bertanya: Apakah mereka orang Kristen? Mereka memberikan bukti yang tak bisa salah bahwa mereka telah bersama dengan Yesus dan telah belajar dari Dia.”5 Ciri-ciri khas dari umat Tuhan Tuhan menyebut umat pilihanNya di muka bumi, “UmatKu.” “yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya. “ (Zefanya 3:13). Dalam ayat Alkitab ini kita menemukan ciri-ciri khas sebagai berikut: 1. “Mereka tak akan melakukan kelaliman/kejahatan.” 2. “Mereka tak akan berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu.” Kemudian, kita memiliki janji-janji ini: 1. Mereka “akan makan dan berbaring.” dan 2. “Tidak ada yang mengganggu atau menakutkan mereka.” Umat Tuhan adalah mereka yang akan memurnikan jiwa mereka dengan menuruti kebenaran sebagaimana kebenaran ada dalam Yesus. Tuhan akan memiliki satu umat yang istimewa dan terpisah. Iman mereka istimewa. Masa depan mereka istimewa. Mereka adalah gereja/jemaat yang dapat dilihat dan dapat dikenali. Wahyu 12:17 menjelaskan ciri-ciri khas mereka dalam konteks dari hari2 terakhir dari sejarah bumi. Mereka dikenali oleh tiga kwalitas utama: 1. Mereka bergantung pada kasih karunianya Tuhan dan menuruti perintah2 Tuhan (Wahyu 12:17; 14:12). 2. Mereka menjunjung kesaksian Yesus Kristus (Wahyu 12:17). Ekspresi ini, kesaksian Yesus atau bahasa Yunaninya (marturia Iesou), terjadi empat kali dalam kitab Wahyu (1:2, 9; 12:17; 19:10) dan dikenali sebagai karunia nubuat (ayat 10). Umat yang sisa ini juga ditandai oleh memiliki iman kepada Yesus (Wahyu 14:12), yaitu sama dengan, mereka menjunjung ajaran2 dari Juruselamat kita Yesus Kristus, yang didasarkan pada komitmen iman. 3. Akhirnya, umat yang sisa ini memiliki ketekunan/kesabaran dari orang2 kudus (Wahyu 14:12). “Ketekunan” disini berarti “ketahanan.” Pada suatu waktu ketika penyesatan dan kemurtadan kelihatan merajalela, umat yang sisa melawan terus-menerus serangan musuh dan tetap setia dan komit kepada Juruselamat. Kata dari bahasa Yunani yang diterjemahkan “berpegang” adalah echontoon, yang berarti berpaut atau bergantung, secara erat kepada seseorang atau sesuatu. Kitab Wahyu juga bicara tentang hadiah yang menanti umat yang sisa (Wahyu 2:7). “Perempuan” adalah lambang dari gereja, dan keturunan dari perempuan ini adalah sejumlah orang percaya di tiap 21 generasi, dan “yang sisa dari keturunannya” berarti, tentunya, generasi terakhir dari gereja. Disini ada sebuah nubuatan positif bahwa gereja terakhir akan ditandai oleh ciri khusus ini: mereka akan memiliki kesaksian Yesus. Tapi apa itu kesaksian Yesus? Wahyu 19:10: “Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” “Jadi yang sisa dari keturunannya adalah gereja yang setia.” Perintah-perintah Tuhan Pada periode penting dan menarik ini dari akhir-zaman, Tuhan memanggil umatNya yang sisa untuk memproklamasikan hukumNya dalam roh dan kuasa Elia. Yohanes Pembaptis menyiapkan jalan bagi kedatangan Kristus yang pertama—sambil menarik perhatian umat kepada 10 Perintah. Begitu juga kita harus menyaringkan, bukan dengan bunyi tak menentu, pekabaran: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya,” (Wahyu 14:7). “Umat Tuhan yang sisa, sedang berdiri di hadapan dunia ini sebagai para pembaharu, harus menunjukkan bahwa hukum Tuhan adalah pondasi dari semua pembaharuan yang bertahan.” 6 “Ia yang mengasihi dan memelihara Sabat, dan mempertahankan kesucian lembaga perkawinan, dengan demikian ia membuktikan dirinya sebagai sahabat manusia dan sahabat Tuhan. Ia yang dengan petunjuknya atau contohnya merendahkan kewajiban dari lembaga2 suci ini adalah musuh Tuhan dan manusia.”7 Meterai Tuhan Sabat dikenali dengan pekabaran pemeteraian dari Wahyu 7, karena Sabat adalah meterainya Tuhan, tandaNya sendiri (Yehezkiel 20:12, 20). Sebagaimana karakter Tuhan, dinyatakan dalam hukumNya, karakter Tuhan ini dimeteraikan/ distempel pada hati dari umat yang sisa, dengan demikian umat yang sisa disucikan dalam kebenaran (Yesaya 8:16; Yeremia 31:33; 2 Korintus 3:3; 2 Tesalonika 2:13; Yohanes 17:17; Mazmur 119:142). Ketika kondisi ini dipenuhi sepenuhnya, maka pemeliharaan Sabat adalah benarbenar menjadi tanda penyucian juga tanda yang membedakan. Pemeliharaan-Sabat mengenali kita sebagai para penyembah Tuhan yang benar dan membedakan kita dari anak2 pelanggaran. (Keluaran 31:16–18; Yehezkiel 9:4–6). Sabat akan menjadi ujian besar tentang kesetiaan pada akhir masa percobaan manusia. 22 Umat Tuhan pemelihara-hukum adalah mereka yang akan memiliki di dahi mereka meterai Allah yang hidup (Wahyu 14:1, 12; 7:2–4). “Dalam menuruti perintah keempat dalam roh dan kebenaran, maka orang-orang akan menuruti semua sabda dari 10 Perintah Tuhan.”8 Iman kepada Yesus Umat yang sisa juga ditandai oleh memiliki iman kepada Yesus (Wahyu 14:12), yaitu sama dengan, melakukan semua ajaran Yesus yang didasarkan pada sebuah komitmen iman kepadaNya. “Iman pada kesanggupan Kristus untuk menyelamatkan kita secara cuma-cuma dan sepenuhnya dan seluruhnya adalah iman kepada Yesus.” 9 Iman yang berbuat atau bekerja “Iman adalah percaya pada Tuhan— yakin bahwa Ia mengasihi kita dan Ia mengetahui apa yang terbaik demi kebaikan kita. Jadi, iman memimpin kita untuk memilih jalanNya, bukan jalannya kita sendiri.”10 “Melalui iman kita menerima kasih karunia Tuhan; tapi iman bukanlah Juruselamat kita. Iman saja tak memperoleh apapun. Iman adalah tangan melalui mana kita memegang Kristus dan menerapkan jasajasaNya.” 11 “[Iman] adalah tindakan jiwa oleh mana manusia seutuhnya diserahkan kepada penjagaan dan pengendalian dari Yesus Kristus.”12 “Iman yang benar selalu menghasilkan pertama pertobatan yang tulen, dan kemudian perbuatan2 yang baik, yang mana adalah buah dari iman yang benar itu.”13 “Iman yang tulen, iman yang menyelamatkan adalah tak bisa dipisahkan dari pertobatan dan perubahan sejati dan akan menyatakan iman yang tulen dan menyelamatkan ini dalam buah-buah Roh Kudus. Iman yang tulen dan menyelamatkan adalah percaya yang terus-menerus, percaya secara sadar pada Yesus.”14 “Iman dan perbuatan adalah bergandengan tangan; iman dan perbuatan bertindak secara harmonis dalam pekerjaan mengalahkan dosa. Perbuatan tanpa iman adalah mati, dan iman tanpa perbuatan adalah mati. Perbuatan kita tak akan pernah menyelamatkan kita; adalah jasa dari Kristus yang akan menyelamatkan kita demi kepentingan kita. Melalui iman pada Dia, Kristus akan membuat semua usaha kita yang tak sempurna menjadi dapat diterima oleh Tuhan. Iman yang kita diharuskan untuk miliki bukanlah iman yang tak berbuat-apaapa; iman yang menyelamatkan adalah iman yang berbuat karena kasih dan memurnikan jiwa.”15 “Umat Tuhan yang sisa mestilah menjadi satu umat yang telah bertobat. Penyampaian pekabaran ini harus menghasilkan pertobatan dan penyucian jiwa-jiwa. Kita harus merasakan kuasa Roh Tuhan dalam gerakan ini. Ini adalah pesan indah, pesan jelas; ini berarti segalanya bagi si penerima, dan ini harus diproklamasikan dengan seruan nyaring. Kita mesti memiliki iman yang benar, iman yang teguh sehingga pekabaran ini akan maju terus dengan semakin penting sampai penutupan waktu. “Ada sebagian orang yang mengaku orang percaya yang menerima bagian2 tertentu dari Kesaksian sebagai pesan dari Tuhan, sementara mereka menolak bagian2 lain yang melarang pemanjaan kesukaan mereka. Orang2 demikian sedang bekerja berlawanan dengan kesejahteraan mereka sendiri dan kesejahteraan gereja. . . . “Sebuah tanggungjawab khidmat terletak pada mereka yang mengenal kebenaran supaya semua perbuatan mereka akan sepadan dengan iman mereka, dan bahwa hidup mereka akan dimurnikan dan disucikan, dan mereka telah siap bagi pekerjaan yang mesti dengan cepat dilakukan pada hari-hari terakhir dari pekabaran ini. . . . Ada banyak orang diantara kita yang kurang dalam kerohanian, dan yang, kecuali mereka sepenuhnya bertobat, mereka pasti akan hilang. Bisakah saudara mengambil resiko ini?” 16 Mereka memiliki sebuah pesan amaran Tuhan sedang mengajar, memimpin, dan membimbing umatNya yang sisa, agar mereka bisa mengajar, memimpin dan membimbing orangorang lain. Umat yang sisa juga akan mengamarkan mereka yang menyembah binatang dan mereka yang menyatukan diri dengan patung binatang, sambil mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menerima murka Tuhan (Wahyu 14:9– 11). Adalah kewajiban umat yang sisa untuk memanggil umat Tuhan yang masih ada di Babel untuk keluar dan menjadi bagian dari umat yang sisa sambil menegaskan kembali komitmen mereka kepada kebenaran (Wahyu 18:4). Jadi umat yang sisa dan mereka yang keluar dari Babel akan melengkapi umat Tuhan yang sisa Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 hal inilah yang memisahkan mereka. Sementara sebagian kecil memelihara perintah-perintah Tuhan dan kesaksian Yesus selama suatu jangka waktu panjang tertentu, mereka meninggalkan hukum dan kesaksian ketika prinsip-prinsip ini bertentangan dengan kepentingan duniawi mereka. Mungkin bahkan ketika kepentingan badani mereka dipertaruhkan. Orangorang ini dilambangkan oleh benih yang jatuh di atas batu dalam perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus. Mereka pernah menerima firman dengan gembira —tapi mereka tak berakar, dan ketika godaan datang mereka murtad (Lukas 8:13). Tapi umat yang sisa sedikit tetap bertahan secara rohani karena berpaut kepada prinsipprinsip hukum Tuhan dengan teguh sampai akhir. Tuhan tak pernah tanpa paling kurang serombongan kecil pengikut yang setia yang tetap teguh walaupun kemurtadan merajalela dimana-mana. Inilah para pengibar bendera, yang menyalakan api kebenaran. “ “Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagiKu, yang tidak pernah sujud menyembah Baal. Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu (umat) yang sisa, menurut pilihan kasih karunia” (Roma 11:4, 5). Umat yang sisa ini berdiri dalam kekuatan yang Tuhan berikan pada mereka. Pelayan Tuhan ditunjukkan bahwa “tak semua orang . . . akan dijerat oleh tipuannya musuh. Sementara akhir segala sesuatu di bumi makin dekat, akan ada orang-orang yang setia yang mampu memahami tanda-tanda zaman. Sementara sejumlah besar orang (mayoritas) yang mengaku para pemercaya akan menyangkal iman mereka melalui perbuatan mereka, akan ada satu umat yang sisa yang akan bertahan sampai akhir.”1 Bisa jadi persoalan terbesar yang kita hadapi adalah memberikan penurutan dengan motif dan sikap yang benar, dengan kehendak yang sepenuhnya berpadu dalam kehendak Tuhan. orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” (Ibrani 10:38, 39). Kita secara berulang kali menghadapi berbagai godaan dan ujian di sepanjang perjalanan sebagai orang Kristen. Sebagian godaan atau ujian, dengan bantuannya Tuhan, kita bisa sanggup mengalahkan secara cukup gampang, karena godaangodaan ini tak membangkitkan tanggapan apapun didalam kita. Orang-orang lain membuktikan diri sebagai para penantang nyata dalam hidup rohani kita—mereka membangkitkan nada sensitive dalam hati kita, menunjukkan beberapa titik lemah atau kecondongan lemah dalam karakter kita. Pada saat itulah sehingga godaan menjadi tantangan nyata— suatu saat ketika seseorang harus membuat sebuah pilihan yang menyakitkan: Menyerah kepada godaan dan (bisa jadi) menikmati “untuk sementara kesenangan dari dosa” (Ibrani 11:25), diikuti oleh beban rasa bersalah, penyesalan, dan usikan hati nurani; atau menyangkal kesenangan atau kepentingan sendiri yang sementara dan melakukan apa yang benar tak peduli ongkos dari penyangkalan diri (“Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah”) tapi menikmati kedamaian batin dalam waktu lama dan hati nurani yang bersih (Ibrani 12:4). ambil resiko dan ia takut pada akibat2nya. Tapi ia tak mengalami kebahagiaan dalam melayani bapanya dan ia tak bahagia dalam hidup harmonis dengan kehendak bapanya. Penurutan dangkal macam ini, walaupun kelihatan terhormat di mata banyak orang, tak dapat dianggap sebagai sebuah pencapaian kemajuan rohani. Tuhan tak menerima apapun kecuali kerelaan sepenuh hati. Sebuah jenis penurutan yang sama sekali berbeda telah ditunjukkan dalam pengalaman Juruselamat kita, yang bisa dengan benar berkata: “penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. (Yohanes 14:30). Tak ada sebuah pijakan yang mana Setan bisa gunakan untuk membujuk Yesus; tak ada tanggapan positif apapun dalam jiwanya Kristus terhadap apapun dari godaangodaannya Setan. Yesus tak menuruti BapaNya dengan menentang kehendakNya sendiri atau kesenanganNya sendiri. PenurutanNya kepada Bapa adalah selaras sepenuhnya dengan kehendakNya sendiri; ketaatanNya adalah ekspresi dari kehendakNya sendiri. Sikap ini secara sempurna digambarkan dalam pengalaman hidupNya di bumi ini, seperti telah dinubuatkan berabadabad sebelumnya: “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu (Hukum-Mu) ada dalam dadaku (hatiku)” (Mazmur 40:8, huruf tebal ditambahkan). Menghadapi “naga” penggodaan Apa sebenarnya yang sedang mendorong kita? Pelayanan kasih Tak peduli berapa besar rombongan awal, atau berapa banyak orang yang berlomba dalam perlombaan orang Kristen; tak terlalu penting untuk mengetahui berapa banyak yang tersesat di sepanjang perjalanan. Hal yang paling penting adalah menjadi salah satu dari mereka yang bisa finish kehidupan Kristen secara berkemenangan dan ditemukan diantara yang diselamatkan: “Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; ” (Wahyu 2:26). “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi Dalam perumpamaan anak yang hilang, kita memiliki contoh tentang saudara yang lebih tua yang menyangkal dirinya dan memberikan penurutan kepada kehendak bapanya. “Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabatsahabatku.” (Lukas 15:29). Ia merasa frustrasi dengan pengalamannya di rumah bapanya, yang mana tak benarbenar memberikannya kepuasan atau kepenuhan tulen. Kelihatan bahwa satu-satunya perbedaan nyata antara dia dan saudaranya adalah bahwa ia tak berani melakukan seperti apa yang saudaranya telah lakukan. Ia telah taat kepada bapanya dan melayani bapanya hanya karena ia tak ingin Nabi Daniel si orang benar mengerti prinsip dasar bahwa sebuah penurutan lahiriah adalah tak cukup, kecuali ketaatan itu dimotivasi oleh kerelaan batin dan sukacita hati untuk melakukan kehendak Tuhan. Karena alasan ini, sebelum berani untuk memberikan nasehat apapun kepada Raja Nebukadnesar, ia menekankan fakta bahwa penurutan hanya bernilai jika ketaatan itu datang atau keluar dari hati yang bahagia, hati yang sukarela: “Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan , dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!” (Daniel 4:27). Menurut kamus Alkitab Strong, arti sebenarnya dari kata “berkenan” yang Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 17 SABAT PAGI, 13 DESEMBER, 2014 Ajaran dari Umat Yang Sisa Dihimpun dari Alkitab dan Roh Nubuat, dengan komentar Oleh D. P. Silva A pa itu ajaran? Kata “doktrin/ajaran”berarti instruksi atau pengajaran. “Satu-satunya kata dalam Perjanjian Lama yang Alkitab Versi Revisi/RV juga Versi Sah/AV menyebutkan ‘doktrin/ajaran’ adalah dari kata bahasa Ibrani leqah= ‘petunjuk,’ tertulis. ‘yang diterima (Ulangan 32:2, Ayub 11:4; Amsal 4:2, Yesaya 24:24). Dalam Perjanjian Baru ‘doktrin’ diterjemahkan dari logos (Ibrani 6:1 AV; bandingkan dengan Alkitab RV), atau dari didache dan didaskalia , yang mana berarti khususnya tindakan pengajaran/ didaktik, yang terakhir berarti hal yang diajarkan/didaskalia dari bahasa Yunani.”1 Dalam Matius 7:28, 29 kita mempunyai sebuah contoh yang baik tentang konsep ini. Umat mendengarkan Yesus sementara Ia menyampaikan Khotbah Di Atas Bukit. “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.” (huruf tebal ditambahkan). Dalam Matius 16, kita menemukan ilustrasi lain tentang pengertian dari doktrin: “Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa 24 membawa roti. Yesus berkata kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. “ Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti.” Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian? Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.” (ayat 5 sampai 12, huruf tebal ditambahkan). Disini kita menemukan dua jenis ajaran (atau pengajaran) yang disebutkan dalam Perjanjian Baru: 1. Ajaran yang benar dari Kristus. 2. Ajaran yang palsu atau sesat dari orang Farisi dan Saduki. Bagaimana kita bisa membedakan antara ajaran yang benar (tulen) versus ajaran yang palsu (tiruan)? Selama pesta tabernakel di Yerusalem, Yesus berkata: “Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya , ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah (Bapa), entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” (Yohanes 7:16, 17). Ajarannya Kristus berasal dari Bapa, dan Ia memberikan petunjuk dasar untuk bagaimana mengenali tiap ajaran yang benar: “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya [sang Bapa].” Disini kita memiliki sebuah kebenaran yang sangat penting. Syarat atas mana kita bisa mengenali atau mengetahui ajaran yang benar yaitu berdasarkan kecondongan kita— kemauan kita—untuk melakukan kehendak Bapa. Memilih dan mengajarkan ajaran yang sehat Dalam 2 Timotius 3:16, 17, sang rasul mengenali apa sumber dari ajaran yang benar yaitu: Kitab Suci. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah [Kitab Suci/Alkitab] memang bermanfaat untuk mengajar/pengajaran, untuk menyatakan kesalahan, untuk Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” Ia mendesak para pemercaya untuk “beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat” (Titus 2:1). Sebaliknya, Paulus mengamarkan umat Tuhan di Efesus pasal 4 tentang bahaya “diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” Pastinya, ajaran2 (pengajaran2) jenis ini bukan berasal dari Bapa tapi dari bapa segala dusta (ayat 14). “Pertanyaan yang paling penting bagi kita, Apakah saya percaya dengan iman yang menyelamatkan pada Anak Allah? Apakah hidup saya harmonis dengan hukum ilahi? ‘Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.” (Yohanes 3:36; 1 Yohanes 2:3).”2 Mengapa rasul Yohanes melihat perlu untuk menjelaskan bagaimana untuk mengetahui apakah kita sendiri dan orang lain benar-benar mau mengenal Kristus? Mengapa kita harus berusaha untuk menentukan apakah kita benar-benar mengenal Kristus? Karena pada hari-hari terakhir, masa yang sukar akan datang dimana yang mengaku para pemercaya akan memiliki sebentuk ibadah kesalehan lahiriah, tapi pada kenyataannya mereka menyangkal kekuatan Kristus yang sebenarnya untuk memampukan mereka menjadi pemenang (2 Timotius 3:1-5) “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! “ . Kita diamarkan terhadap “orangorang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.” (2 Korintus 11:13, 14). Pada akhir zaman, “amat banyak orang akan muncul dengan ujian-ujian yang tak diberikan dalam firman Tuhan. Kita memiliki ujian kita dalam Alkitab—perintah-perintah Tuhan dan kesaksian Yesus. “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah2 Allah dan iman kepada Yesus.” (Wahyu 14:12). Inilah ujian yang sebenarnya, tapi banyak ujian lain akan muncul diantara umat ini. Akan muncul amat banyak, yang muncul dari sini dan dari situ dan dari sana. Akan terus-menerus muncul hal(2) yang aneh atau asing untuk menarik perhatian dari ujian Tuhan yang sebenarnya. “Hal-hal ini mengharuskan agar si Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 pendeta/pelayan yang menghadapi ujian-ujian ini harus memiliki sebuah pikiran yang paham, agar ia tak bisa memberikan ijin kepada ajaran palsu apapun. Suara2 akan terdengar, berkata, Lihat, disini ada Kristus, ketika tak ada Kristus sama sekali disana. Ini adalah sebagian pendapat manusia yang mereka ingin orang2 terima dan percayai. “Tapi hal yang paling menyedihkan adalah bahwa prinsip2 menjadi diselewengkan. Bukan karena tak ada seorangpun yang mencoba untuk melakukan prinsip, tapi karena prinsip itu telah menjadi sangat diolesi dengan campuran lembek yang akan memerlukan penyelidikan sangat seksama dari firman Tuhan untuk melihat jika semua ini sesuai dengan prinsip2 kesalehan sejati, yang ditemukan pada ‘Demikianlah firman Tuhan.’”3 “Banyak tradisi yang diajarkan tak akan bisa dibandingkan dengan ajaran dari Dia yang datang untuk menunjukkan jalan ke surga. Kristus mengajar dengan kuasa. Khotbah di atas bukit adalah penyampaian yang indah, namun sangat sederhana sehingga seorang anak bisa mempelajarinya tanpa disesatkan. Bukit indah bahagia adalah lambang keluhuran mulia dimana Kristus selalu berdiri. Ia bicara dengan kekuatan yang adalah milikNya sendiri. Setiap kata yang Ia ucapkan datang dari Tuhan. Ia adalah Firman dan Hikmat Tuhan, dan Ia selalu menyampaikan kebenaran dengan kuasa dari Tuhan. ‘Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (Yohanes 6:63). “Apa yang dalam majelis2 surga yang sang Bapa dan Anak anggap penting untuk keselamatan manusia telah diartikan sejak kekekalan oleh kebenaran2 yang tak terbatas yang manusia2 fana tak bisa gagal untuk memahaminya. Wahyu2/Penyataan2 telah dibuat untuk menginstruksikan mereka dalam kebenaran, agar manusia Allah bisa memuliakan kehidupannya sendiri dan kehidupan sesamanya manusia, bukan hanya dengan memiliki kebenaran, tapi dengan mengkomunikasikan kebenaran.’ “Semua tulisan dalam Alkitab diilhamkan oleh Tuhan, dan bermanfaat untuk pengajaran, untuk peneguran, untuk perbaikan, untuk instruksi dalam kebenaran: agar manusia Allah bisa menjadi sempurna, diperlengkapi seluruhnya untuk semua perbuatan baik.” “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi KerajaanNya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat , tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (2 Timothy 3:16-17 ; 2 Timotius 4:1-3. ) “Yesus membawa ke dalam ajaranNya tiada ilmu pengetahuan manusia. AjaranNya penuh dengan kebenaran agung, kebenaran luhur, yang menyelamatkan, dimana tak ada bandingannya dengan ambisi manusia yang tertinggi dan buatan manusia yang paling dibanggakan; dan namun hal-hal yang kurang pentinglah yang memenuhi pikiran manusia. Rencana agung penebusan manusia yang telah jatuh telah dikerjakan dalam kehidupan Kristus sebagai seorang manusia. Rencana ini untuk memulihkan citra moral Tuhan pada umat manusia yang telah merosot moralnya dan akhlaknya telah menjadi setiap maksud dan tujuan dari kehidupan dan karakter Yesus. KeagunganNya tak bisa bercampur dengan ilmu pengetahuan manusia, yang mana akan memutuskanNya dari semua sumber agung dari segala hikmat dalam sehari. Topik ilmu pengetahuan manusia tak pernah keluar dari bibirNya yang suci. Melalui mempercayai dan melakukan firman Tuhan, Ia sedang memutuskan kelurga manusia dari mobil-keretanya Setan. Ia hidup untuk mati mengerikan tergantung di kayu salib demi umat manusia, dan Ia datang untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dengan kebenaranNya sendiri, sambil membawa ke dunia ini jaminan pasti akan harapan dan pemulihan lengkap.” 4 “Kita perlu lebih banyak bekerjanya Yang Maha Tak Terbatas dan jauh lebih kurang percaya pada agen2 manusia. Kita harus menyiapkan satu umat untuk berdiri pada hari persiapannya Tuhan; kita harus memanggil perhatiannya manusia pada salib Kalvari, untuk menjelaskan alasan mengapa Kristus telah membuat pengorbananNya demikian besar. Kita harus menunjukkan kepada manusia bahwa adalah bisa bagi manusia untuk kembali setia kepada Tuhan dan taat kepada perintah2Nya. Ketika orang berdosa memandang Kristus sebagai pendamaian bagi dosa-dosanya, hendaklah orang-orang menyingkir. Hendaklah mereka menyatakan kepada orang berdosa bahwa Kristus adalah “pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.’” (1 Yohanes 2:2). Semangati dia untuk mencari hikmat dari Tuhan; karena melalui doa sungguh ia akan mempelajari jalan Tuhan secara lebih sempurna daripada jika ia diinstruksikan oleh penasehat(2) manusia. Ia akan melihat bahwa adalah pelanggaran hukum Tuhanlah yang telah menyebabkan kematian Anak Allah kekal, dan ia akan membenci dosa2 yang telah melukai Yesus. Sementara ia memandang pada Kristus sebagai Imam Besar yang penuh belas kasihan, lembut hati, 25 Pada saat itulah, dan hanya pada saat itulah, sehingga Yesus akan sanggup untuk datang dan mengakui kita sebagai milikNya, karena “Apabila/ Ketika Kristus datang/menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” (1 Yohanes 3:2, huruf tebal ditambahkan). Tujuan ini dapat dicapai hanyalah ketika kita memiliki pikiran Kristus: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama , menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (Filipi 2:5, huruf tebal ditambahkan). Pengalaman demikian adalah apa yang dimaksudkan oleh “Kristus ada di tengah-tengah (dalam) kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (Kolose 1:27). Ketika kondisi ini dipenuhi, ketika kita memiliki pikiran Kristus dan memikirkan pemikiranNya, berbagi nilai2Nya dan memiliki perasaan dan sikap yang selaras dengan Dia, maka buah Roh Kudus akan secara sempurna dinyatakan dalam hidup kita. “Kebenaran hukum Tuhan” akan “digenapi dalam kita” karena kita “tidak hidup menurut daging, tapi menurut Roh Kudus” (Roma 8:4, “supaya tuntutan hukum Tuhan digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” Adalah prinsip kasih—si maha pondasi dari hukum Tuhan dan ekspresi karakterNya—yang memotivasi/mendorong tindakan dan perilaku orang Kristen, yang melanda semua segi kehidupannya. Demikianlah sehingga “kebenaran hukum” digenapi dalam semua segi kehidupan. “ Yesus tak mengubah karakter orang pada waktu kedatanganNya. Pekerjaan perubahan karakter mesti dilakukan sekarang. Kehidupan kita tiap hari sedang menentukan nasib kita.”8 Segi2 praktis dari kehidupan kita dengan demikian akan dinyatakan dalam banyak bidang dari hidup kita, termasuk: Sukacita dalam memelihara Hukum Tuhan dan Sabat: “Pekerjaan pemulihan dan pembaharuan yang dilakukan oleh orang-orang buangan yang kembali, di bawah kepemimpinan Zerubabel, Ezra, dan Nehemia, menyampaikan gambaran tentang pekerjaan pemulihan rohani yang akan dikerjakan pada hari-hari terakhir dari sejarah bumi ini. . . . Umat Tuhan yang sisa, sedang berdiri di hadapan dunia ini sebagai para pembaharu, harus menunjukkan bahwa hukum Tuhan adalah pondasi dari semua pembaharuan yang bertahan dan bahwa Sabat perintah keempat harus berdiri sebagai tanda kenangan akan penciptaan, sebuah pengingat terusmenerus akan kuasa Tuhan. Dalam kalimat2 yang jelas, tegas mereka akan menyampaikan keharusan untuk taat Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 kepada semua sabda dari 10 Hukum. Didorong oleh kasih Kristus, mereka bekerjasama dengan dia dalam membangun tempat2 reruntuhan. Mereka menjadi orang2 yang memperbaiki tembok yang tembus, yang memperbaiki jalan-jalan untuk dihuni.”9 Mendorong sebuah ikatan-keluarga yang makin erat “Pekerjaan pertama dari orang Kristen adalah untuk dipersatukan dalam satu keluarga.”10 “Pada umumnya orang tualah yang menciptakan suasana dalam lingkungan rumah tangga, dan ketika ada ketakcocokan antara bapak dan ibu, maka anak-anak turut memiliki roh yang sama. Jadikan suasana di rumah tangga anda harum dengan kepekaan kelembutan hati. Jika anda telah menjadi renggang dengan suami atau istri anda dan gagal menjadi orang Kristen Alkitab, bertobatlah; karena karakter yang anda bawa di masa percobaan ini akan menjadi karakter yang anda akan miliki ketika kedatangan Kristus. Jika anda ingin menjadi orang suci di surga, maka anda pertama-tama mesti menjadi orang suci di bumi. Ciri-ciri khas karakter yang anda manjakan dalam hidup ini tak akan diubah oleh kematian atau oleh kebangkitan anda. Anda akan bangkit dari kubur dengan kecondongan sifat yang sama yang anda telah nyatakan di rumah tangga anda dan di masyarakat.”11 Menghidupkan terang pembaruan kesehatan “Adalah untuk kebaikan mereka sendiri sehingga Tuhan menasehatkan gereja yang sisa untuk membuang penggunaan makanan daging, teh, dan kopi, dan makanan lain yang merusak. Ada banyak makanan lain dimana kita bisa konsumsi yang sehat dan bagus. Diantara orang-orang yang sedang menunggu kedatangan Tuhan, makanan daging akhirnya akan dibuang; daging akan berhenti untuk menjadi bagian dari makanan mereka. Kita harus selalu memandang tujuan ini dan berusaha untuk bekerja terusmenerus ke arah itu.”12 “Umat Tuhan yang sisa mesti menjadi satu umat yang telah bertobat. Penyampaian pekabaran ini akan menghasilkan pertobatan dan penyucian jiwa-jiwa . . . Ada sebagian orang yang mengaku orang percaya yang menerima bagian-bagian tertentu dari Kesaksian-Kesaksian sebagai pesan dari Tuhan, sementara mereka menolak bagian-bagian yang melarang pemanjaan kesukaan mereka. Orang-orang demikian sedang bekerja berlawanan dengan kesejahteraan mereka sendiri dan kesejahteraan gereja. Adalah penting agar kita berjalan dalam terang sementara kita memiliki terang. Mereka yang mengaku percaya pada pembaharuan kesehatan, dan namun bekerja berlawanan dengan prinsipprinsipnya dalam praktek kehidupan sehari-hari, adalah sedang melukai jiwa mereka sendiri dan sedang memberikan kesan yang salah pada pikiran para pemercaya dan orangorang yang tak percaya.”13 Berpakaian dengan cara serupaKristus Pelayan Tuhan menjelaskan: “Saya melihat bahwa umat Tuhan sedang dipikat, dan bahwa sebagian telah kehilangan hampir semua kepekaan akan singkatnya waktu dan nilai dari jiwa. Kesombongan telah merasuki diantara para pemelihara-Sabat— kesombongan berpakaian dan berpenampilan. Berkata sang malaikat, “Para pemelihara Sabat akan harus mematikan ego diri, mematikan kesombongan dan cinta pertunjukan pakaian.’. . . Saya melihat bahwa jika angkat-diri dibiarkan untuk masuk, ini pasti akan menyesatkan jiwa-jiwa, dan jika tidak dikalahkan ini akan membuktikan kebinasaan mereka. Ketika seseorang mulai mengangkat dirinya dalam pandangan matanya sendiri dan berpikir bahwa ia bisa melakukan sesuatu, maka Roh Tuhan ditarik, dan ia maju terus dalam kekuatannya sendiri sampai ia jatuh terguling.”14 Waktunya sekarang—Dimana kita akan mulai? “Tiap pagi serahkan dirimu kepada Tuhan selama hari itu. Serahkan semua rencanamu kepadaNya, untuk dilakukan atau ditinggalkan sesuai dengan pemeliharaan yang Tuhan akan nyatakan. Jadi hari demi hari anda bisa memberikan hidup anda ke dalam tangan Tuhan, dan dengan demikian hidup anda akan dibentuk makin serupa dan semakin serupa dengan kehidupan Kristus.”15 Referensi: 1 The Acts of the Apostles, pp. 535, 536. 2 Steps to Christ, p. 60. 3 Ibid., p. 57. [Emphasis supplied.] 4 Ibid., p. 58. [Emphasis supplied.] 5 Testimonies, vol. 1, p. 263. [Emphasis supplied.] 6 Early Writings, pp. 66, 67. [Emphasis supplied.] 7 Christ’s Object Lessons, p. 312. [Emphasis supplied.] 8 The Adventist Home, p. 16. 9 Conflict and Courage, p. 269. [Emphasis supplied.] 10 The Adventist Home, p. 37. 11 Ibid., p. 16. 12 Counsels for the Church, p. 231. [Emphasis supplied.] 13 Ibid., p. 233. [Emphasis supplied.] 14 Early Writings, p. 120. [Emphasis supplied.] 15 Steps to Christ, p. 70. [Emphasis supplied.] 19 kita pernyataan dasar tentang ajaran2 penting yang menjadi ciri khas dari gereja terakhir atau gereja yang sisa. Yohanes menjelaskan umat Tuhan sebagai orang-orang yang “menuruti perintah2 Tuhan, dan memiliki kesaksian Yesus.” “Disinilah ketekunan/ kesabaran dari orang2 kudus; disinilah mereka yang menuruti perintah2 Tuhan, dan memiliki iman kepada Yesus (huruf tebal ditambahkan).” “Berlalunya waktu pada tahun 1844 adalah sebuah periode dengan peristiwa2 besar, yang membukakan kepada mata takjub kita pada pembersihan bait suci yang berlangsung di surga, dan memiliki hubungan jelas dengan umat Tuhan di bumi, [juga] pekabaran malaikat pertama dan kedua dan ketiga, mengibarkan bendera yang bertulisan, “Perintah2 Tuhan dan iman kepada Yesus.’ Salah satu batu patok dibawah pekabaran ini adalah bait suci Tuhan, yang dilihat oleh umatNya yang mengasihi-kebenaran di sorga, dan peti yang mengandung hukum Allah. Terang dari Sabat perintah keempat bersinar dalam cahaya kuat di jalan dari para pelanggar hukum Allah. Kefanaan/ketak-kekalan orang jahat adalah satu batu patok penanda lama. Saya bisa mengingat tak lebih dari yang bisa datang dari atas patok2 lama ini.”10 Disini kita menemukan ajaran2 yang paling penting dari gereja yang sisa: l Pembersihan bait suci surgawi. l Pekabaran tiga malaikat. l Perintah2 Tuhan. l Iman kepada Yesus. l Terang dari Sabat perintah keempat. l Kefanaan atau ketakkekalan dari orang jahat. Keyakinan2 yang membedakan ini dengan jelas ditemukan dalam ajaran2 dari Tuhan dan firmanNya, sifat berdosa dari manusia, rencana keselamatan, keberadaan dan pekerjaan dari malaikat, pentingnya gereja dan pekerjaan gereja, dan ajaran2 penting lainnya dari Alkitab. Dan, sebagai tambahan kepada perintah keempat, kebenaran2 lain ditemukan dalam 10 Perintah, seperti tidak berperang (perintah ke-4 dan ke6), pembaruan kesehatan (perintah ke6), pembaruan pendidikan (perintah ke-5), dan pernikahan orang Kristen selama seumur hidup (seperti juga disebutkan dalam Kejadian 1:27; Matius 19;3-6; Roma 7:1-3) (Perintah ke7). Ajaran2 ini dan ajaran2 lainnya semuanya adalah prinsip2 yang didasarkan pada 10 Perintah, hukum Tuhan yang suci. Sang rasul mengingatkan kita: “yakni dengan keinsafan bahwa hukum Tuhan itu bukanlah bagi orang Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku.” (1 Timotius 1:9–11). Dalam permohonannya yang terakhir, yang sungguh2, Paulus menulis: “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat , tetapi mereka akan mengumpulkan guruguru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” (2 Timotius 4:1–5, huruf tebal ditambahkan). Sebagai para pengikutnya Kristus— orang2 yang akan memantulkan citraNya sepenuhnya—apakah yang kita akan ajarkan? Sebelum kenaikanNya ke surga, Kristus memberikan kita amanat agung penginjilan: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19, 20). “Dalam amanat kepada murid2Nya, Kristus bukan hanya menjelaskan pekerjaan mereka tapi memberikan mereka pekabaran mereka. Ajarkan orang-orang, Ia katakan, ‘untuk melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.’ Murid2 harus mengajarkan apa yang Kristus telah ajarkan. Apa yang Ia telah ucapkan, bukan hanya secara pribadi, tapi melalui semua nabi dan guru dari Perjanjian Lama, termasuk disini. Ajaran2 manusia dibuang. Tak ada tempat bagi tradisi manusia, teori2 dan kesimpulan2 manusia, atau undang2 gereja. Tak ada undang2 yang ditetapkan oleh kuasa gereja yang termasuk dalam amanat ini. Tak satupun dari hal2 ini yang para pelayan Kristus akan ajarkan. ‘Hukum Tuhan dan kesaksian para nabi,’ dengan catatan dari kata2Nya dan perbuatan2Nya sendiri, adalah harta yang dipercayakan kepada murid2 untuk diberikan kepada dunia ini. Nama Kristus adalah kode mereka, lencana pembeda mereka, ikatan persatuan mereka, kuasa untuk tindakan mereka, dan sumber kesuksesan mereka. Tiada apapun yang tak membawa tanda2 tulisanNya yang akan diakui dalam kerajaanNya. “Injil harus disampaikan, bukan seperti sebuah teori yang takbernyawa tak hidup, tapi sebagai sebuah kekuatan menghidupkan untuk mengubah kehidupan. Tuhan rindu agar para penerima kasih karuniaNya akan menjadi saksi2 akan kuasa/ kekuatan injil. Orang2 yang tindakannya telah sangat melawan Dia, Ia terima dengan cuma2; ketika mereka bertobat, Ia memberikan kepada mereka Roh ilahiNya, menempatkan mereka dalam posisi2 kepercayaan tertinggi, dan mengutus mereka ke perkemahan kaum yang tak setia untuk memproklamasikan belas kasihNya yang tak terbatas. Ia ingin para pelayanNya bersaksi tentang fakta bahwa melalui kasih karuniaNya maka orang2 bisa memiliki karakter serupa-Kristus, dan bisa bergembira dalam jaminan dari kasihNya yang besar. Ia ingin kita bersaksi tentang fakta bahwa Ia tak bisa puas sampai manusia dipulihkan dan dikembalikan lagi dalam kesempatan mereka yang istimewa nan suci sebagai putra-putriNya.”11 Referensi: James Hastings, Dictionary of the Bible, p. 193. 2 The Desire of Ages, p. 396. 3 The General Conference Bulletin, April 16, 1901. 4 Special Testimonies on Education, pp. 6– 8. 5 Special Testimonies, Series A, No. 3, p. 53. 6 Sermons and Talks, vol. 1, p. 266. 7 The SDA Bible Commentary [E. G. White Comments], vol. 7, p. 972. 8 Ibid., vol. 1, pp. 1104, 1105. 9 Selected Messages, vol. 3, pp. 168–173. 10 Counsels to Writers and Editors, pp. 30, 31. [Emphasis supplied.] 11 The Desire of Ages, p. 826. 1 27 SABAT SORE, 13 DESEMBER, 2014 Kasihilah Musuh Mu Oleh P. D. Lausevic G erakan cinta damai sedang makin popular. Pada 15 Februari, 2013, pawai terbesar anti-perang tercatat terjadi di 600 kota sedunia dengan lebih dari 5 juta orang berpartisipasi. Dengan berbagai agenda politik dan social dalam pikiran, banyak kelompok di seluruh dunia menuntut pantang kekerasan dan cinta damai sebagai solusi bagi semua penyakit masyarakat. Di Amerika Serikat ini menjadi biasa setelah protes2 anti perang Vietnam pada tahun 1960-an. Puluhan tahun sebelumnya, Mahatma Gandhi memperkenalkan kepada dunia ini sebuah fakta bahwa kelompok2 bisa sukses merubuhkan kekuatan2 perkasa melalui cara2 damai. Namun lama sebelum gerakan2 anti perang atau cinta damai menjadi terkenal atau kelihatan sebagai cara untuk memberhasilkan perubahan revolusioner dalam masyarakat, sang Manusia dari Galilea sudah memperkenalkan prinsip radikal— bukan cuma untuk keuntungan politis juga bukan untuk memerdekakan satu masyarakat dari penjajahan masyarakat lain—tapi sebagai prinsip dasar yang tertanam dalam hati manusia. Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu, berkatilah mereka yang mengutuki engkau, berbuat baiklah kepada mereka yang membenci kamu, dan doakan mereka yang menghina kamu, dan menganiaya kamu” (Matius 5:44). Imperialisme Romawi Kuno terkenal karena kengerian kekejaman mereka sehingga nubuatan hanya bisa menjelaskan bahwa binatang buas keempat sebagai binatang yang “yang 28 menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya;” (Daniel 7:7). Di tengahtengah sistim pemerintahan yang sangat mengerikan yang Setan bisa rancang untuk menyingkirkan semua kemerdekaan pribadi dalam bentuk apapun, rasul Paulus bisa menyatakan: “Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!” (Roma 12:20). Betapa posisi radikal baginya untuk menjadi warga Negara dari rejim yang menindas yang membangkitkan pemberontakan dan menyebabkan pengungsi2 mencari tempat dimana tangan kejam tak bisa jangkau.. Bahkan sang rasul yang menulis kata2 ini menghadapi kapak algojo Roma karena berani hidup bertentangan dengan prinsip2 imperialismenya. Bagaimana mungkin bagi orang2 untuk hidup di dunia jahat ini dengan ajaran radikal demikian? Prinsip2 Mesias Sementara bangsa Yahudi mencari Mesias sementara untuk merubuhkan kuasa penjajah Romawi, Yesus datang dalam cara yang demikian tak diharapkan sehingga bangsa Yahudi tak bisa membolehkan Mesias jenis “ini”. Bisakah saudara bayangkan pesan yang disampaikan sebelumnya yang Ia berikan pada Khotbah di atas Bukit? “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tapi Aku berkata kepadamu, Kasihilah musuhmu, berkatilah mereka yang mengutuki engkau, berbuat baiklah kepada mereka yang membenci kamu, dan doakan mereka yang menghina kamu, dan menganiaya kamu.” (Matius 5:43, 44). Apa alasan bagi pesan radikal demikian? “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?” (Ayat 45, 46). Pesan ini sangat alami sehingga orang akan berpikir bahwa karakter demikian lebih ilahi daripada manusia. Inilah mengapa Yesus menyelesaikan pasal ini dengan membandingkan sifat manusia dengan sifat ilahi: Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. ” (Ayat 48). “Pernyataan kebencian tak pernah menghancurkan kebencian dari musuh2 kita. Tapi kasih dan keramahan melahirkan kasih dan keramahan sebagai balasannya. Walaupun Tuhan dengan setia membalas kebaikan dan menghukum kesalahan, namun Ia tak menahan berkat2Nya dari orang jahat, walaupun tiap hari mereka tak menghormati namaNya. Ia membiarkan sinar mentari dan hujan tercurah pada orang benar dan tak benar, membawa berkat kemakmuran yang sama kepada keduanya. Jika Tuhan yang suci memakai kesabaran dan kebaikan demikian kepada pemberontak dan penyembah berhala, betapa diharuskan agar manusia bersalah harus menyatakan roh yang sama terhadap sesamanya manusia. Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Alih-alih mengutuk mereka yang merugikan dia, adalah kewajibannya untuk berusaha memenangkan mereka dari jalan2 mereka yang jahat dengan keramahan yang sama dengan keramahan yang Kristus perlakukan pada mereka yang menganiaya Dia.. . . . Anak2 Tuhan harus menyampaikan roh yang berkuasa di Sorga. Prinsip2 tindakan mereka tak boleh bersifat sama dengan roh sempit, cinta diri dari dunia ini. Hanya kesempurnaan yang bisa memenuhi standard Sorga.”1 Alih-alih bicara tentang keberanian berperang, Tuhan menyatakan, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9). Alih-alih berjuang demi haknya, Ia berkata, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” (Matius 26:52). Ini dalam konteks Petrus memotong telinganya hamba Imam Besar demi membela Gurunya yang tercinta. Gantinya angkat jempol atas keberaniannya, Yesus mendekati si musuh dan “menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.” (Lukas 22:51). Mesias model apa ini yang menyembuhkan musuh yang anda lukai dan memberi lagi kemenangan kepada si penindas? Mengapa Mesias aneh ini bertindak seperti ini? Ia menjelaskan bahwa ini karena “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini ; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” (Yohanes 18:36). Cara Ia berpikir adalah berbeda dengan cara kita biasa berpikir. Mengapa? “Sebab rancangan/ pikiran-Ku bukanlah rancanganmu , dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Isaiah 55:8, 9). Kerajaan baru ini tak didasarkan atas penguasaan satu bangsa pada bangsa lain, atau penguasaan satu golongan pada golongan lain, atau bahkan majikan menguasai budak. Prinsip2 pemerintahan yang unik ini telah ditunjukkan dalam kehidupan sang guru Galilea yang rendah hati ini: “”Kamu tahu, bahwa pemerintahpemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu . Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:25–28). Dapatkah anda membayangkan pemerintahan yang dirancang untuk lebih melayani warganya daripada warganya yang melayani pemerintah? Bisakah anda membayangkan agama dimana para pemimpin adalah lebih para pelayan nyata bagi jemaat mereka daripada para anggota yang melayani para pendeta mereka? Inilah intisari nyata dari KeKristenan tulen. Jika prinsip2 demikian benar2 diikuti, maka tiap warga Negara akan menghormati hak2 semua orang lain, karena prinsip kasih agung akan menjadi dasar dari semua masyarakat. Justru ciri khas ini akan memperkenalkan seseorang sebagai orang Kristen, yang tak sama seperti tesis2 doktrin yang jauh yang kelihatan tiada efek dalam kehidupan pribadi. “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku , yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:35). Apakah prinsip ini yang menuntun dalam hidup kita? Apakah kita orang Kristen? Pondasi Perjanjian Lama Ide tentang tindakan pantang kekerasan terhadap penindasan oleh perorangan2 atau pemerintah2 bukan hanya sesuatu yang diperkenalkan oleh Yesus dalam Perjanjian Baru. Ini adalah sesuatu prinsip yang melintasi semua penghalang waktu dan budaya. Mesias yang kita sembah, “Yesus Kristus,” adalah “sama, kemarin, dan hari ini, dan selamanya” (Ibrani 13:8). Karena sifatNya yang tak berubah sehingga manusia tak diijinkan untuk membinasakan dirinya atau lenyap total oleh Tuhan pengasih. “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.” (Maleakhi 3:6). Karakteristik ini ditunjukkan dalam fakta bahwa sementara kita masih musuh2Nya, Ia telah merancang cara untuk menyelamatkan umat manusia. “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya” (Roma 5:10). Kasih kekal ini benar2 tercipta lagi pada kita jika kita mau menerimanya. “Kita mengasihi Allah, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yohanes 4:19). Dapatkah anda membayangkan kemenangan melalui kematian? Menang karena berbuat baik kepada musuh? Inilah secara tepat apa tujuannya Kristus datang dan tunjukkan pada kita oleh kematianNya. Ketika Musa memulai misi pembebasan bangsanya, ia tak paham prinsip pemerintahan ilahi ini, akibatnya ia harus melarikan dari dari rumahnya dan keluarganya. Tapi dalam sekolah Kristus, Ia belajar kelembutan hati—untuk mengendalikan nafsunya dan memiliki perhatian kebapaan atas semua orang yang butuh bantuannya.2 Oleh patuh pada pimpinan Tuhan dalam hidupNya, Musa belajar jenis iman dan percaya pada Tuhan yang membuatnya menjadi manusia Allah bahkan dalam keadaan2 yang amat menguji. Dapatkah anda membayangkan bangsa Israel sedang berdiri di depan Laut Merah dengan dikunci oleh gunung tinggi dan curam di satu sisi dan di sisi lain bala tentara Mesir sedang mengejar? Menilai situasi ngeri itu dari pandangan manusia saja akan memimpin Musa untuk menyadari bahwa tak ada rekayasa teknik yang bisa merancang satu jalan kelepasan. Tiada pengalaman sebagai jenderal dari pasukan terkuat di dunia yang cukup untuk menyiapkan bangsa budak untuk membela diri sendiri dalam waktu demikian singkat terhadap pasukan Mesir yang terlatihbaik, berdisiplin-baik dan bersenjatalengkap. Satu-satunya pikiran manusia yang mungkin untuk menyelamatkan hidup mereka adalah untuk merundingkan suatu jenis pakta perdamaian yang mungkin akan mengembalikan mayoritas ke dalam perbudakan. Perjanjian perdamaian demikian mungkin akan melibatkan mempromosikan para pemimpin menjadi mandor atas bangsa mereka sendiri, dengan hak2 terbatas diatas orang biasa atau bahkan para pemimpin akan dihukum mati. Musa tahu bahwa jika tugas yang dilaksanakan bisa dilakukan manusia, maka tak perlu Tuhan, tak perlu bantuan ilahi. “Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu , dan kamu akan diam saja. ” (Keluaran 14:13, 14). Tak ada persiapan untuk perang. Cuma ada usaha untuk siapkan umat agar percaya pada Tuhan saja tanpa memakai senjata manusia—dan tanpa cara manusia siapapun dalam manajemen krisis. Seluruh tentara Mesir dibinasakan tanpa satu tindakan perang dari bangsa Israel. Bagaimana? Senjata unik: Lebah-lebah, harmonis 29 generasi, dan “yang sisa dari keturunannya” berarti, tentunya, generasi terakhir dari gereja. Disini ada sebuah nubuatan positif bahwa gereja terakhir akan ditandai oleh ciri khusus ini: mereka akan memiliki kesaksian Yesus. Tapi apa itu kesaksian Yesus? Wahyu 19:10: “Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” “Jadi yang sisa dari keturunannya adalah gereja yang setia.” Perintah-perintah Tuhan Pada periode penting dan menarik ini dari akhir-zaman, Tuhan memanggil umatNya yang sisa untuk memproklamasikan hukumNya dalam roh dan kuasa Elia. Yohanes Pembaptis menyiapkan jalan bagi kedatangan Kristus yang pertama—sambil menarik perhatian umat kepada 10 Perintah. Begitu juga kita harus menyaringkan, bukan dengan bunyi tak menentu, pekabaran: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya,” (Wahyu 14:7). “Umat Tuhan yang sisa, sedang berdiri di hadapan dunia ini sebagai para pembaharu, harus menunjukkan bahwa hukum Tuhan adalah pondasi dari semua pembaharuan yang bertahan.” 6 “Ia yang mengasihi dan memelihara Sabat, dan mempertahankan kesucian lembaga perkawinan, dengan demikian ia membuktikan dirinya sebagai sahabat manusia dan sahabat Tuhan. Ia yang dengan petunjuknya atau contohnya merendahkan kewajiban dari lembaga2 suci ini adalah musuh Tuhan dan manusia.”7 Meterai Tuhan Sabat dikenali dengan pekabaran pemeteraian dari Wahyu 7, karena Sabat adalah meterainya Tuhan, tandaNya sendiri (Yehezkiel 20:12, 20). Sebagaimana karakter Tuhan, dinyatakan dalam hukumNya, karakter Tuhan ini dimeteraikan/ distempel pada hati dari umat yang sisa, dengan demikian umat yang sisa disucikan dalam kebenaran (Yesaya 8:16; Yeremia 31:33; 2 Korintus 3:3; 2 Tesalonika 2:13; Yohanes 17:17; Mazmur 119:142). Ketika kondisi ini dipenuhi sepenuhnya, maka pemeliharaan Sabat adalah benarbenar menjadi tanda penyucian juga tanda yang membedakan. Pemeliharaan-Sabat mengenali kita sebagai para penyembah Tuhan yang benar dan membedakan kita dari anak2 pelanggaran. (Keluaran 31:16–18; Yehezkiel 9:4–6). Sabat akan menjadi ujian besar tentang kesetiaan pada akhir masa percobaan manusia. 22 Umat Tuhan pemelihara-hukum adalah mereka yang akan memiliki di dahi mereka meterai Allah yang hidup (Wahyu 14:1, 12; 7:2–4). “Dalam menuruti perintah keempat dalam roh dan kebenaran, maka orang-orang akan menuruti semua sabda dari 10 Perintah Tuhan.”8 Iman kepada Yesus Umat yang sisa juga ditandai oleh memiliki iman kepada Yesus (Wahyu 14:12), yaitu sama dengan, melakukan semua ajaran Yesus yang didasarkan pada sebuah komitmen iman kepadaNya. “Iman pada kesanggupan Kristus untuk menyelamatkan kita secara cuma-cuma dan sepenuhnya dan seluruhnya adalah iman kepada Yesus.” 9 Iman yang berbuat atau bekerja “Iman adalah percaya pada Tuhan— yakin bahwa Ia mengasihi kita dan Ia mengetahui apa yang terbaik demi kebaikan kita. Jadi, iman memimpin kita untuk memilih jalanNya, bukan jalannya kita sendiri.”10 “Melalui iman kita menerima kasih karunia Tuhan; tapi iman bukanlah Juruselamat kita. Iman saja tak memperoleh apapun. Iman adalah tangan melalui mana kita memegang Kristus dan menerapkan jasajasaNya.” 11 “[Iman] adalah tindakan jiwa oleh mana manusia seutuhnya diserahkan kepada penjagaan dan pengendalian dari Yesus Kristus.”12 “Iman yang benar selalu menghasilkan pertama pertobatan yang tulen, dan kemudian perbuatan2 yang baik, yang mana adalah buah dari iman yang benar itu.”13 “Iman yang tulen, iman yang menyelamatkan adalah tak bisa dipisahkan dari pertobatan dan perubahan sejati dan akan menyatakan iman yang tulen dan menyelamatkan ini dalam buah-buah Roh Kudus. Iman yang tulen dan menyelamatkan adalah percaya yang terus-menerus, percaya secara sadar pada Yesus.”14 “Iman dan perbuatan adalah bergandengan tangan; iman dan perbuatan bertindak secara harmonis dalam pekerjaan mengalahkan dosa. Perbuatan tanpa iman adalah mati, dan iman tanpa perbuatan adalah mati. Perbuatan kita tak akan pernah menyelamatkan kita; adalah jasa dari Kristus yang akan menyelamatkan kita demi kepentingan kita. Melalui iman pada Dia, Kristus akan membuat semua usaha kita yang tak sempurna menjadi dapat diterima oleh Tuhan. Iman yang kita diharuskan untuk miliki bukanlah iman yang tak berbuat-apaapa; iman yang menyelamatkan adalah iman yang berbuat karena kasih dan memurnikan jiwa.”15 “Umat Tuhan yang sisa mestilah menjadi satu umat yang telah bertobat. Penyampaian pekabaran ini harus menghasilkan pertobatan dan penyucian jiwa-jiwa. Kita harus merasakan kuasa Roh Tuhan dalam gerakan ini. Ini adalah pesan indah, pesan jelas; ini berarti segalanya bagi si penerima, dan ini harus diproklamasikan dengan seruan nyaring. Kita mesti memiliki iman yang benar, iman yang teguh sehingga pekabaran ini akan maju terus dengan semakin penting sampai penutupan waktu. “Ada sebagian orang yang mengaku orang percaya yang menerima bagian2 tertentu dari Kesaksian sebagai pesan dari Tuhan, sementara mereka menolak bagian2 lain yang melarang pemanjaan kesukaan mereka. Orang2 demikian sedang bekerja berlawanan dengan kesejahteraan mereka sendiri dan kesejahteraan gereja. . . . “Sebuah tanggungjawab khidmat terletak pada mereka yang mengenal kebenaran supaya semua perbuatan mereka akan sepadan dengan iman mereka, dan bahwa hidup mereka akan dimurnikan dan disucikan, dan mereka telah siap bagi pekerjaan yang mesti dengan cepat dilakukan pada hari-hari terakhir dari pekabaran ini. . . . Ada banyak orang diantara kita yang kurang dalam kerohanian, dan yang, kecuali mereka sepenuhnya bertobat, mereka pasti akan hilang. Bisakah saudara mengambil resiko ini?” 16 Mereka memiliki sebuah pesan amaran Tuhan sedang mengajar, memimpin, dan membimbing umatNya yang sisa, agar mereka bisa mengajar, memimpin dan membimbing orangorang lain. Umat yang sisa juga akan mengamarkan mereka yang menyembah binatang dan mereka yang menyatukan diri dengan patung binatang, sambil mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menerima murka Tuhan (Wahyu 14:9– 11). Adalah kewajiban umat yang sisa untuk memanggil umat Tuhan yang masih ada di Babel untuk keluar dan menjadi bagian dari umat yang sisa sambil menegaskan kembali komitmen mereka kepada kebenaran (Wahyu 18:4). Jadi umat yang sisa dan mereka yang keluar dari Babel akan melengkapi umat Tuhan yang sisa Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 sebelum kedatanganNya. Umat yang sisa ini mengumumkan saat penghakiman, memproklamasikan keselamatan melalui Kristus, dan mengumumkan mendekatnya kedatangan Kristus yang kedua kali. Inilah sebuah kewajiban yang khidmat. Umat yang sisa tak cuma membuat pengakuan, tapi benar-benar menuruti perintah-perintah Tuhan dari hati, oleh kekuatan dan kasih karunia yang Yesus sediakan. Mereka adalah para pemenang “Umat Tuhan memeriksa jiwa mereka di hadapanNya, sambil memohon demi kesucian hati.” 17 Melalui kekuatanNya mereka “mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya” (Revelation 15:2).18 Mereka akan “menanggung penderitaan dari masa kesukaran Yakub; mereka telah berdiri tanpa perantara melalui pencurahan terakhir hukuman2 dari Tuhan.”19 Para pemenang akan menjadi pilar2 di bait suci Tuhan dan akan tertulis di dahi mereka, nama Bapa, nama dari Yerusalem baru, dan nama Yesus yang baru (Wahyu 3:12). Umat yang sisa tak hanya diampuni dan diterima, tapi dihormati. “Sebuah serban tahir” ditaruh pada kepala mereka. Mereka akan menjadi seperti raja2 dan imam2 untuk Tuhan dan mengikuti Anak Domba kemana saja Ia pergi (Wahyu 14:4, 5). Dipakaikan dengan jubah kebenaran Kristus “Jubah kebenaran Kristus yang tak bernoda dipakaikan pada anak2 Tuhan, yang telah diuji, digoda, namun setia. Umat yang sisa yang dihina telah dipakaikan dengan pakaian mulia, tak akan pernah lagi dicemari oleh kejahatan2 dunia.”20 “Daun-daun palem mengartikan bahwa mereka telah memperoleh kemenangan, dan pakaian putih mengartikan bahwa mereka telah dipakaikan dengan kebenaran Kristus.”21 “Kristus, hanyalah Kristus dan kebenaranNya, yang akan memberikan kita sebuah paspor untuk masuk ke surga.”22 Umat yang sedikit yang adalah bagian dari umat yang sisa mempunyai kerinduan tulus, sungguh2, mengasihi Tuhan. Mereka sepenuh hati dalam melakukan kehendak Tuhan. Mereka tak hanya melakukan pelayanan di bibir saja atau bicara-bicara saja tapi mereka memberikan pelayanan sepenuh hati yang nyata. Mereka berjalan rendah hati dengan Tuhan dalam kelembutan hati dan roh penyesalan akan dosa, dan Tuhan mengakui mereka dan memberikan mereka kasih karunia dari Roh KudusNya, agar supaya mereka dapat melakukan pekerjaan ini Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 , sesuai dengan kemampuan mereka, yang Tuhan berikan pada mereka untuk dilakukan (Mikha 6:6-8). Mereka adalah para pekerja bersama Tuhan. Mereka tak mengakui hikmat mereka sendiri tapi mengakui bahwa hanya kuasa Tuhan saja yang bisa memampukan mereka (1 Korintus 3:9). Kesimpulan Umat yang sisa bukan cuma membuat pengakuan tapi benar-benar melakukan perintah2 Tuhan (Wahyu 12:17; 14:12) dari hati, melalui kekuatan dan kasih karunia yang Yesus sediakan. Mereka tak bergabung dengan dunia. Mereka memisahkan diri dari semua keduniawian (Yakobus 4:4), tak mencari pengakuan atau kehormatan duniawi. (Wahyu 13:15–17; pasal 14 dan 15). Umat yang sisa adalah setia kepada Tuhan dan kebenaranNya dan dengan demikian kepada gerejaNya yang sisa. “Gereja adalah tiang dan dasar kebenaran” (1 Timotius 3:15). Mereka menyampaikan amaran terakhir ke seluruh dunia dan memproklamirkan pekabaran itu malaikat lain dengan kuasa. Mereka adalah para pemercaya yang mengalahkan cinta diri. Sebagai hasil dari kematian Kristus di salib Kalvari, mereka tak lagi hidup untuk diri mereka tapi hidup untuk Dia yang telah mati bagi mereka (2 Korintus 5:15). Umat yang sisa ada diantara 144.000, yang ditebus dari bumi. “Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.” (Wahyu 14:5). “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar ; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” (Wahyu 7:14). Umat yang sisa melewati pertentangan hebat sebelum mereka menjadi gereja pemenang, seperti dijelaskan dalam Wahyu 13, 14, 15, dan 17:14. Mereka mengerti bahwa menjadi anggota gereja tak berarti bahwa mereka menjadi milik Yesus, tapi dengan menjadi milik Yesus berarti bahwa mereka perlu menjadi anggota gereja. “Gereja yang sisa akan mengakui Tuhan dalam hukumNya dan akan memiliki karunia nubuatan. Penurutan kepada hukum Tuhan, dan roh nubuat adalah selalu yang membedakan umat Tuhan yang benar.” 23 Jika anda memiliki ciri-ciri khas ini dalam hidup anda, maka anda akan menjadi bagian dari umat yang sisa: Keselamatan adalah tak dijamin melalui keanggotaan di gereja apapun. Kita diselamatkan secara peroranganperorangan, bukan sebagai satu gereja. Adalah kesempatan istimewa dan tanggungjawab besar, untuk menjadi bagian dari gereja ini, karena kita memiliki panggilan yang suci. Sebagai para anggota dari gereja Tuhan yang sisa, kita mesti berdoa dengan iman yang teguh untuk kasih karunia Tuhan, bahkan berdoa demi iman yang tulen, iman tulen yang lebih besar dan demi sebuah kehidupan yang lebih konsisten. Referensi: Education, p. 268. The Acts of the Apostles, p. 600. [Emphasis supplied.] 3 The Desire of Ages, pp. 466, 467. [Emphasis supplied.] 4 Testimonies, vol. 2, p. 441. 5 Ibid., vol. 5, pp. 224, 225. 6 Prophets and Kings, p. 678. [Emphasis supplied.] 7 The Signs of the Times, February 28, 1884. [Emphasis supplied.] 8 The Faith I Live By, p. 291. 9 Selected Messages, bk. 3, p. 172. 10 Education, p. 253. 11 The Desire of Ages, p. 175. [Emphasis supplied.] 12 Mind, Character, and Personality, vol. 2, p. 531. 13 Selected Messages, bk. 3, p. 195. 14 The Review and Herald, November 27, 1883. 15 The Signs of the Times, June 16, 1890. [Emphasis supplied.] 16 Counsels on Diet and Foods, pp. 36, 37. 17 Testimonies, vol. 5, p. 475. 18 See The Acts of the Apostles, pp. 590, 591; The Great Controversy, pp. 648, 649. 19 Ibid., p. 649. 20 Testimonies, vol. 5, p. 475. 21 The SDA Bible Commentary, [E. G. White Comments], vol. 7, p. 970. [Emphasis supplied.] 22 Testimonies to Southern Africa, p. 32. 23 Loma Linda Messages, p. 33. 1 2 23 MINGGU, 14 DESEMBER, 2014 Kemenangan Umat yang Sisa Dihimpun dari Alkitab dan Roh Nubuat, dengan komentar Oleh R. P. Borges D alam tahun2 panjang perjalanan mereka dan konflik mereka dengan kuasakuasa kejahatan, umat yang sisa telah ditopang oleh Tuhan dan diperkuat oleh janji2 agung dari FirmanNya. Pada saat2 tergelap dalam pengalaman mereka, pada masa kesukaran, dan sering dibawah aniaya, Tuhan telah menolong dan mendukung anak2Nya. Pemeliharaan mujizat membuktikan kuasa Tuhan untuk mendukung, menyelamatkan, dan melepaskan yang setia. Dengan kelepasan2 yang kentara di belakang mereka, umat yang sisa memandang masa depan, dan oleh iman menantikan peristiwa besar yang akan menandai akhir dari perjalanan mereka sebagai gereja militant, dan awal dari pengalaman kemenangan mereka sebagai: “jemaat…(yang) cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Efesus 5:27). Peristiwa2 terakhir dalam pengalaman umat yang sisa Kisah tujuh periode gereja dari Efesus sampai Laodekia menyatakan 32 kebenaran agung: Bahkan dengan penjelasan kedinginan dan kemurtadan yang terjadi pada waktu2 tertentu, gereja diakui oleh Tuhan sebagai umat yang sisa yang terdiri dari jiwa2 yang setia. “Sejak permulaan, jiwa2 yang setia telah menjadi gereja di bumi. Di tiap zaman Tuhan memiliki pengawal2Nya, yang membawa kesaksian setia kepada generasi dimana mereka hidup. Pengawal2 ini memberikan pesan amaran; dan ketika mereka dipanggil untuk meletakkan senjata mereka, orang2 lain melanjutkan pekerjaan ini.Tuhan membawa saksi2 ini dalam hubungan perjanjian dengan diriNya, menyatukan gereja di bumi dengan gereja di sorga. Ia mengutus malaikat2Nya untuk melayani gerejaNya, dan gerbang2 neraka tak mampu melawan umatNya.”1 Oleh sebab itu, di sepanjang sejarah gereja Kristen, umat yang sisa yang setia adalah orang2 yang Tuhan akui sebagai milikNya, dan pada siapa Ia punya perhatian khusus. Menarik dicatat peristiwa2 terakhir yang menandai kemenangan umat yang sisa. Peristiwa2 ini menunjuk kepada gerakan Tuhan yang indah dalam pengalaman umatNya. Peristiwa2 ini dapat disorot dalam urutan sebagai berikut: 1. Hujan akhir & awal masa kesukaran “Aku . . . melihat bahwa banyak orang tak menyadari mereka mesti jadi apa agar hidup dalam pemandangan Tuhan tanpa imam besar di bait suci melalui masa kesukaran. Mereka yang menerima meterai Tuhan yang hidup dan dilindungi pada masa kesurakan mesti memantulkan karakter Yesus sepenuhnya. “Aku melihat bahwa banyak orang sedang mengabaikan persiapan yang amat dibutuhkan dan menantikan masa ‘penyegaran’ dan ‘hujan akhir’ untuk melayakkan mereka berdiri pada hari Tuhan dan untuk hidup dalam pemandanganNya. Oh, betapa banyak orang yang aku lihat pada masa kesukaran tanpa perlindungan! Mereka telah mengabaikan persiapan yang diperlukan; oleh sebab itu mereka tak bisa menerima penyegaran yang semua mesti miliki untuk melayakkan mereka hidup dalam pemandangan Tuhan yang suci. Orang2 yang menolak untuk dibentuk oleh para nabi dan gagal memurnikan jiwa mereka Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 dalam penurutan kepada seluruh kebenaran, dan yang mau percaya bahwa kondisi mereka adalah jauh lebih baik daripada kondisi sebenarnya, akan muncul pada waktu turunnya malapetaka2, dan kemudian melihat bahwa mereka perlu dibentuk dan dipaskan untuk bangunan. Tapi tak akan ada waktu lagi pada saat itu dan tak ada Perantara untuk memohon kasus mereka di hadapan Bapa. Sebelum waktu ini pernyataan khidmat yang amat ngeri telah disampaikan, ‘Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat ; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 22:11). Aku melihat bahwa tak seorangpun bisa mendapat ‘penyegaran’ kecuali mereka memperoleh kemenangan atas tiap godaan, atas kesombongan, atas cinta diri, cinta dunia, dan atas tiap kata dan tindakan yang salah. Oleh sebab itu, kita harus, makin dekat dan semakin dekat pada Tuhan dan sungguh2 mengusahakan persiapan itu yang diharuskan untuk memampukan kita berdiri pada pertempuran di hari Tuhan. Hendaklah semua ingat bahwa Tuhan itu suci dan bahwa tak seorangpun selain orang2 yang suci yang bisa selalu tinggal dalam hadiratNya.”2 “Hubungan dengan agen ilahi tiap saat tiap detik adalah penting untuk kemajuan kita. Kita mungkin telah memiliki ukuran Roh Tuhan, tapi oleh doa dan iman kita harus terusmenerus mencari lebih banyak lagi Roh Kudus. Tak akan pernah berguna untuk menghentikan usaha2 kita. Jika kita tak maju, jika kita tak menempatkan diri dalam sikap untuk menerima baik hujan awal maupun hujan akhir, maka kita akan kehilangan jiwa kita, dan tanggungjawabnya akan terletak pada diri kita sendiri. “ ‘Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi!’ (Zakaria 10:1). Jangan duduk puas bahwa dalam rangkaian musim biasa, hujan akan turun. Mintalah hujan itu. Pertumbuhan dan penyempurnaan benih tak tergantung pada si petani. Tuhan saja yang bisa mematangkan panenan. Tapi kerjasamanya manusia diharuskan. Pekerjaan Tuhan bagi kita meminta tindakan dari pikiran kita, pelatihan iman kita. Kita mesti mencari perkenanNya dengan sepenuh hati jika hujan kasih karunia akan turun pada kita. Kita harus manfaatkan tiap kesempatan dengan menempatkan diri di saluran berkata. Kristus berkata, ‘Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka ” Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 ”Saya melihat bahwa tak seorangpun bisa mendapat 'penyegaran' atau 'hujan akhir' kecuali mereka menang atas tiap godaan, atas kesombongan, cinta diri, cinta dunia, dan atas tiap kata dan tindakan yang salah.” (Matius 18:20). Acara2 gereja, seperti dalam perkemahan2, ibadah2 di gereja rumah, dan semua kesempatan dimana ada usaha pribadi untuk jiwa2, adalah kesempatan2 yang ditentukan Tuhan untuk memberikan hujan awal dan hujan akhir. “Tapi hendaklah tak seorangpun berpikir bahwa dalam menghadiri pertemuan2 ini, maka kewajiban mereka sudah selesai. Cuma hadir saja pada semua temu ibadah yang diadakan tak akan membawa berkat kepada jiwa. Bukanlah hukum yang pasti bahwa semua orang yang menghadiri ibadah umum atau ibadah local akan menerima suplai besar dari surga. Keadaan2nya mungkin kelihatan menguntungkan bagi pencurahan limpah hujan kasih karunia. Tapi Tuhan sendiri yang mesti memerintahkan hujan ini untuk turun. Oleh sebab itu kita tak boleh lalai dalam memohon. Kita harus jangan percaya pada pekerjaan pemeliharaan biasa. Kita mesti berdoa agar Tuhan akan membuka pancuran air kehidupan. Dan kita sendiri mesti menerima air hidup. Marilah kita, dengan hati sesal, berdoa amat sungguh2 agar sekarang, di waktu hujan akhir, hujan kasih karunia bisa tercurah pada kita. Di tiap temu ibadah yang kita hadiri doa2 kita harus hadir, agar justru pada saat ini Tuhan akan memberikan kehangatan dan kelembaban pada jiwa kita. Sementara kita mencari Tuhan demi Roh Kudus, ini akan mengerjakan pada kita kelembutan hati, kerendahan hati dan pikiran, sadar bergantung pada Tuhan untuk penyempurnaan hujan akhir. Jika kita berdoa demi berkat dalam iman, kita akan menerimanya sebagaimana Tuhan telah berjanji.”3 Utusan Tuhan menjelaskan pemandangan indah waktu hujan akhir ketika hujan akhir diterima dalam kepenuhannya: “Banyak orang sedang memuji Tuhan. Yang sakit disembuhkan, dan mujizat2 lain dikerjakan. Roh syafaat kelihatan, bahkan seperti dinyatakan sebelum hari besar Pentakosta. Ratusan dan ribuan orang kelihatan mengunjungi keluarga2 dan membuka Firman Tuhan di hadapan mereka. Jiwa2 diyakinkan oleh kuasa Roh Kudus, dan roh pertobatan tulen dinyatakan. Di tiap sisi pintu2 dibuka lebar untuk proklamasi kebenaran. Dunia ini kelihatan diterangi dengan pengaruh surgawi.”4 Ini akan menandai awal dari transisi yang umat yang sisa akan lalui dari tahap militant ke tahap kemenangan. Gereja muncul “laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panjipanjinya”” (Kidung Agung 6:10). Dengan demikian, para anggota gereja yang setia dan penurut akan menjadi umat yang sisa yang menang. “Para pelayan Tuhan, yang dikaruniai dengan kuasa dari sorga dengan wajah mereka bercahaya, dan bersianr dengan pengabdian suci, bergerak maju untuk memproklamirkan pesan dari surga. Jiwa2 yang tersebar di semua badan keagamaan menjawab panggilan ini, dan jiwa2 berharga cepat2 keluar dari gereja2 keparat, seperti Lot cepat2 keluar dari Sodom sebelum kebinasaannya. Umat Tuhan diperkuat oleh kemuliaan dahsyat yang turun pada mereka dalam kelimpahan kaya dan menyiapkan mereka untuk menanggung saat penggodaan. Aku mendengar dimana-mana amat banyak suara berkata, ‘Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah2 Allah dan iman kepada Yesus.’ (Wahyu 14:12).”5 “ ‘Pada permulaan masa kesukaran, kita dipenuhi dengan Roh Kudus sementara kita maju dan memproklamasikan Sabat lebih lengkap.’ . . . “ ‘Permulaan masa kesukaran itu,’ yang disebutkan disini, bukanlah menunjuk kepada waktu ketika malapetaka2 akan mulai dicurahkan, tapi kepada satu periode singkat tepat sebelum kutuk2 dicurahkan, sementara Kristus ada dalam bait suci. Pada waktu itu, sementara pekerjaan keselamatan akan berakhir, kesukaran akan menimpa bumi, dan bangsa2 akan marah, namun dikendalikan supaya tak mencegah pekerjaan malaikat ketiga.”6 Dengan kekuatan hujan akhir, maka dunia ini akan diterangi dengan kemuliaan Tuhan. Pengetahuan kebenaran akan disampaikan kepada semua jiwa. Para penduduk bumi, dari 33 utara ke selatan dan dari timur ke barat, secara cerdas akan membuat keputusan akhir mereka antara perintah2 Tuhan dan perintah2 manusia. Tanda binatang akan dipaksakan pada dunia ini. (Wahyu 13:14–17.) Namun “tak seorangpun yang dihukum sampai mereka telah mendapat terang dan telah melihat kewajiban dari perintah keempat. Tapi ketika dekrit/UUHM akan dikeluarkan untuk memaksakan sabat palsu, dan seruan nyaring dari malaikat ketiga akan mengamarkan banyak orang terhadap penyembahan binatang dan patungnya, maka garis secara jelas ditarik antara yang palsu dan yang benar. Kemudian orang2 yang masih terus dalam pelanggaran akan menerima tanda binatang.”7 “Masalah besar yang sudah sangat dekat (yaitu pemaksaan undang2 hari Minggu) akan mencabut keluar mereka yang tak ditunjuk oleh Allah, dan Ia akan menyiapkan pelayanan yang murni, sejati, dan disucikan untuk hujan akhir itu.”—3 SM 385: PPAZ 138. Penguasa2 gereja murtad dari Wahyu akan mempengaruhi penguasa2 sipil untuk melanggar hak2 hati nurani dan memaksakan dogma mereka. Para penduduk planet bumi akan membuat keputusannya, dan mereka yang memutuskan untuk kebenaran akan bergabung dengan umat Tuhan yang sisa—sekalipun akan ada ancaman hukuman mati—mereka akan tetap setia pada Tuhan. Setelah memperpanjang kesempatan terakhir demi keselamatan dunia ini, Tuhan akan menutup masa percobaan bagi umat manusia yang tak mau bertobat. 2. Penutupan pintu kasihan “Ketika pekabaran malaikat ketiga berakhir, belas kasihan tak lagi memohon bagi para penduduk bumi yang bersalah. Umat Tuhan telah menyelesaikan pekerjaan mereka. Mereka telah menerima ‘hujan akhir,’ ‘penyegaran dari hadirat Tuhan,’ dan mereka telah siap untuk saat pencobaan di depan mereka. Para malaikat dengan cepat hilir-mudik keluar masuk surga. Seorang malaikat kembali dari bumi sambil mengumumkan bahwa pekerjaannya sudah selesai; ujian terakhir (uuhm) telah dilaksanakan pada dunia, dan semua orang yang telah terbukti setia kepada sabda2 ilahi telah menerima ‘meterai Tuhan yang hidup’ (Wahyu 7:2). Kemudian Yesus menghentikan perantaraanNya di bait suci di sorga. Ia mengangkat tanganNya dan dengan suara nyaring berkata, ‘Sudah selesai;’ dan semua bala tentara malaikat meletakkan mahkota mereka sementara Ia membuat pengumuman khidmat : ‘Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat ; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 22:11). Setiap kasus telah diputuskan untuk kehidupan atau kematian. Kristus telah membuat penebusan bagi umatNya dan menghapus dosa2 mereka. Jumlah wargaNya sudah komplit; “Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit” (Daniel 7:27), akan segera diberikan kepada para ahli waris keselamatan, dan Yesus akan bertahta sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan.”8 “Ketika pekerjaan pengadilan pemeriksaan berakhir, maka nasib semua orang telah diputuskan untuk kehidupan atau kematian. Pintu kasihan tertutup singkat sebelum kedatangan Tuhan di awan2 di langit.”9 3. Masa kesukaran dan malapetaka2 Masa kesukaran akan menjadi mengerikan dan menakutkan. Namun, seperti nabi Daniel menjamin kita, “Umat Tuhan akan dilepaskan, yaitu setiap orang yang namanya ada tertulis dalam Kitab itu” (Daniel 12:1). Tuhan akan mengeksekusi hukuman atas dunia ini—dan kutuk2 mengerikan, yang tak bercampur dengan rahmat (Wahyu 16), akan mulai dicurahkan. Tuhan akan melindungi umatNya yang sisa ”Mintalah kamu pada Tuhan hujan pada waktu hujan akhir.' Jangan duduk puas bahwa dalam rangkaian musim biasa, hujan akan turun. Mintalah hujan akhir.” 34 sehingga malapetaka2 yang akan menimpa orang jahat tak akan menimpa anak2Nya. Nabi Yesaya menyatakan, “Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu , tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu. Sebab sesungguhnya, TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya, dan bumi tidak lagi menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana.” (Yesaya 26:20, 21). Kamar2 yang disebutkan oleh nabi ini menggambarkan perlindungan dari Kristus dan para malaikatNya demi kepentingan umatNya selama masa kesukaran besar ini.10 Sementara orang2 kudus akan berada dalam pemeliharaan Tuhan, orang jahat akan menderita akibat2 dari tulah2 yang mengerikan ini: “Peristiwa2 khidmat di depan kita masih akan berlangsung. Trompet demi trompet akan dinyaringkan; cawan murka demi cawan murka akan dicurahkan satu persatu pada para penduduk bumi.”11 “Dunia ini akan segera ditinggalkan oleh malaikat kemurahan, dan tujuh malapetaka terakhir akan dicurahkan. . . . Panah2 murka Tuhan akan segera melesat, dan ketika Ia akan mulai menghukum para pelanggar, maka tak akan ada periode jeda sampai tamat.” 12 4. Kedatangan Kristus yang kedua Kembalinya Kristus di awan2 di langit menandai berakhirnya sejarah bumi dan permulaan hidup kekal bagi umat yang sisa yang menang berjaya. Inilah kiamat dunia—tamatnya para pencinta dosa yang menghina undangan rahmat dan keselamatan. “Terang memancar di atas awan2 di atas puncak2 gunung. Segera akan ada penyataan kemuliaanNya. Surya Kebenaran akan segera bersinar. Pagi dan malam keduanya datang bersamaan—pembukaan fajar pagi hari kekal bagi orang benar, tibanya malam kekal bagi orang jahat.”13 “Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang [benar] yang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah . Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 maka hatinya akan diliputi penyesalan akan dosa.”5 Perintah-perintah Tuhan “Apa itu perintah-perintah Tuhan? Perintah2 Tuhan adalah 10 sabda suci, hukum kerajaan, hukum Tuhan yang suci, yang mana adalah standard untuk karakter, yang mana setiap jiwa mesti hadapi dalam penghakiman, meskipun mungkin sekarang diumumkan dari mimbar-mimbar hari ini bahwa Tuhan tak mempunyai hukum. Sekarang siapa yang mempercayai pengumuman ini?”6 “Ketika bait suci Tuhan di sorga dibuka, betapa saat kemenangan akan jadi bagi semua orang yang telah setia dan benar! Di bait suci itu akan kelihatan peti/tabut perjanjian dimana ditempatkan dua loh batu, yang tertulis hukum Allah. Dua loh batu ini akan dimunculkan dari tempat persembunyiannya, dan padanya akan kelihatan 10 Perintah yang diukir oleh jari Tuhan sendiri. Dua loh batu ini sekarang terletak dalam peti perjanjian dan akan menjadi sebuah kesaksian yang meyakinkan tentang kebenaran dan tuntutan2 yang mengikat dari hukum Tuhan.”7 “Kewajiban kita untuk menuruti hukum [moral] ini harus menjadi isi dari pekabaran rahmat terakhir ini kepada dunia ini. Hukum Tuhan bukanlah sebuah hal yang baru. Hukum Tuhan bukanlah kesucian yang diciptakan, tapi kesucian yang diberitahukan. Hukum Tuhan adalah aturan prinsip2 yang menyatakan belas kasihan, kebaikan, dan kasih. Hukum Tuhan menyampaikan kepada umat manusia yang telah jatuh tentang karakter Tuhan dan menyatakan dengan jelas tentang seluruh kewajiban manusia. “Sepuluh perintah, Kamu harus, dan Kamu tak boleh, Jangan ini jangan itu, adalah sepuluh janji, yang dijaminkan kepada kita jika kita penurut kepada hukum yang mengatur semesta alam. “”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15). Disini ada kesimpulan dan intisari dari hukum Tuhan. Syarat2 keselamatan bagi setiap putra-putri Adam dijelaskan disini. “Sepuluh sabda suci yang diucapkan oleh Kristus diatas gunung Sinai adalah wahyu/penyataan dari karakter Tuhan, dan diberitahukan kepada dunia ini suatu fakta bahwa Ia memiliki kewenangan atas seluruh milik manusia. Hukum sepuluh sabdaNya itu dari kasih terbesar yang dapat disampaikan kepada manusia adalah suara Tuhan dari surga yang berbicara kepada jiwa dalam perjanjian, 26 “Lakukan ini, dan kamu tak akan datang dalam kekuasaaan dan kendali dari Setan.” Tak ada sesuatu yang negative dalam hukum itu, walaupun mungkin kelihatannya demikian. LAKUKANlah hukum itu, dan Hiduplah. “Dalam sepuluh hukum Tuhan telah diletakkan undang2 kerajaanNya. Tiap pelanggaran pada hukum alam adalah pelanggaran pada hukum Allah. “Tuhan telah memberikan perintah2Nya yang suci untuk menjadi tembok pelindung di sekitar makhluk2 ciptaanNya, dan mereka yang mau menjaga diri dari kecemaran nafsu dan selera bisa menjadi partisipan dari sifat/kodrat ilahi. Pemahaman mereka akan menjadi jelas. Mereka akan mengetahui bagaimana memelihara setiap kekuatan fisik dan mental dalam kesehatan, sehingga dapat dipersembahkan kepada Tuhan dalam pelayanan. Tuhan bisa memakai mereka: karena mereka mengerti kata-kata dari sang rasul, ‘Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.’ (Roma12:1). “Kasih dari Yesus yang ada didalam jiwa kita akan mengusir semua kebencian, cinta diri, dan iri hati atau kedengkian; karena hukum Tuhan adalah sempurna, mengubahkan jiwa. Ada kesehatan dalam penurutan kepada hukum Tuhan. Kecintaan si penurut diarahkan kepada Tuhan. Sambil memandang kepada Yesus, kita bisa menyemangati dan melayani satu sama lain. Kasih Kristus dipancarkan meluas dari dalam jiwa kita, dan tak ada pertengkaran dan pertikaian diantara kita.”8 Iman kepada Yesus “Iman kepada Yesus telah diabaikan dan diperlakukan secara sembarangan, tak peduli. Iman pada Yesus tak menduduki posisi penting sebagaimana iman ini telah dinyatakan kepada Yohanes. Iman pada Kristus sebagai satu2nya harapan orang berdosa telah sebagian besar dibuang, dibuang bukan hanya pada ceramah2 yang diberikan tapi dibuang dari pengalaman rohani dari banyak orang yang mengaku mempercayai pekabaran malaikat ketiga. . . . “Pekabaran malaikat ketiga adalah proklamasi perintah2 Tuhan dan iman kepada Yesus. Perintah2 Tuhan telah diproklamasikan, tapi iman kepada Yesus Kristus tidak diproklamasikan oleh orang2 Advent Hari Ketujuh sebagai hal yang sama pentingnya, hukum Allah dan injil Yesus mesti bergandengan tangan. Saya tak bisa menemukan bahasa untuk mengungkapkan pokok ini dalam kepenuhannya. “‘Iman kepada Yesus.’ Ini dibicarakan tapi tidak dimengerti. Apakah yang merupakan iman kepada Yesus, yang merupakan pekabaran malaikat ketiga? Yesus menjadi penanggung dosa kita agar Ia dapat menjadi Juruselamat kita yang mengampuni dosa kita. Ia telah diperlakukan seperti kita layak untuk diperlakukan. Ia datang ke dunia kita dan mengambil dosa2 kita agar kita dapat mengambil kebenaranNya. Dan iman pada kesanggupan Kristus untuk menyelamatkan kita secara gratis dan sepenuhnya dan seluruhnya adalah iman kepada Yesus. “Satu-satunya keamanan bagi bangsa Israel adalah darah di pintu gerbang rumah mereka. Tuhan berkata, ‘ Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu’ (Keluaran 12:13). Semua alat atau cara lain demi keamanan akan menjadi tak berguna. Tiada apapun kecuali darah di kedua tiang pintu dan ambang atas pintu rumah mereka yang akan mencegah jalan sehingga malaikat maut tak boleh masuk untuk membinasakan anak sulung. Ada keselamatan bagi orang berdosa dalam darah Yesus Kristus saja, yang membersihkan kita dari semua dosa. Orang dengan intelek yang ditumbuhkan bisa memiliki segudang ilmu pengetahuan, ia bisa terlibat dalam spekulasi2 teologis, ia bisa jadi orang besar dan dihormati manusia dan dianggap gudang ilmu pengetahuan, tapi kecuali ia memiliki sebuah pengetahuan yang menyelamatkan tentang Kristus yang disalibkan demi dia dan oleh iman berpegang pada kebenaran Kristus, maka ia hilang. Kristus “tertikam oleh karena pemberontakan kita , dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:5). ‘Diselamatkan oleh darah Yesus Kristus,’ akan menjadi satu-satunya harapan kita sekarang dan lagu kita di sepanjang hidup kekal.”9 Jadi, apa, yang akan menjadi ajaran dari gereja Tuhan hari ini? Tuhan tak menguasakan gerejaNya untuk menciptakan ajarannya sendiri. Gereja mesti hanya mengajarkan ajaran2 dengan pondasi pasti berdasarkan Alkitab, yang harmonis sepenuhnya dengan ajaran Kristus. Wahyu 12:17 dan 14:12 memberikan Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6 Bentara PEMBAHARUAN Jl. Anyelir A 1/2, Taman Modern, Cakung, Jakarta Timur, Indonesia. PINDAH ALAMAT? Tolong beritahu kami. Perjalanan Panjang Umat Yang Sisa Tawarikh Alkitab melihat sekilas Melintasi pasir waktu Melukiskan hari-hari dimana kita hidup Yang terkenal karena terlalu banyak kejahatan. Seperti pada zaman Lot yang sulit, Kejahatan besar merajalela. Kejahatan makin berani dan amat ngeri, Nafsu dan keangkuhan bergema. Yang paling menyedihkan adalah orangorang Yang mengaku melayani Tuhan yang Sibuk, amat sibuk bergaya suam Laodekia-yang-membosankan. Dalam kebenaran mereka mesti didapati; Pertobatan diajarkan sejak muda Menuntun tiap pertumbuhan dalam prinsip Agar berdiri teguh dalam kebenaran. Hati mereka dijamah oleh kesalehan; Jiwa dan roh mereka bergetar Oleh sabda moral yang jelas dan pasti Seperti terdapat dalam Firmannya Tuhan. Dan bila krisis menimpa semua orang, Banyak orang akan mengerti Prinsip-prinsip yang dikibarkan Oleh barisan musafirnya Tuhan. Kekhawatiran hidup, tajamnya pergumulan Sementara mengganggu kita semua. Namun mata Syurga penuh kasih Ia menilai tiap ujian. Musafir2 ini menghormati Tuhan dengan segenap hati mereka Dan memujiNya atas kasih karuniaNya. Sekarang mereka akan segera melihat Juruselamat kekasih mereka Dan berjumpa denganNya muka dengan muka. Jadi, masih ada sedikit yang berjuang Menuju negri yang lebih baik, tanah air surgawi! Dengan mata focus pada Kristus Tuhan Mereka membentuk barisan musafir. Lihat, lagu kemenangan akan segera terdengar— Judul mulia untuk disenandungkan Ketika musafir gembira pandang ke atas Tuk melihat Raja dahsyat mereka. Barisan ini dikuatkan oleh tangan ilahi Hiburan itu dari atas. Rombongan yang mengikuti Kristus Dikenal karena kasih serupa-Kristus. Air mata lelah telah habis tercucur, Godaan licik ditolak dengan berani. Barisan musafir akan bergembira pada saat itu: Itulah umat yang sisa yang akan diselamatkan! —B. Montrose