PEKAN DOA 2014.pmd - Seventh Day Adventist Reform Movement

advertisement
Bentara
PEMBAHARUAN
Vol. 55, No. 6
Perjalanan Panjang
Umat Yang Sisa
Pekan Doa, 5 - 14 Desember, 2014
Bentara
PEMBAHARUAN
Vol. 55, No. 6
Bacaan
Pekan Doa
l Panggilan Mulia pada Umat Yang
Sisa
4
Inilah waktunya untuk bersinar dalam dunia ini
melalui kasih Kristus.
l Misi dari Umat Yang Sisa
Perdamaian, pemulihan, penyembuhan, dan
penginjilan.
8
12
l Umat Yang Sisa—Sejarah dan
Pelajaran
Belajar dari masa lalu, sambil bersiap untuk masa
depan.
l Tantangan dari Umat Yang Sisa
16
l Karakteristik dari Umat Yang Sisa
20
l Ajaran dari Umat Yang Sisa
24
Menyadari persoalan yang dipertaruhkan.
Kwalitas-kwalitas khusus dari umat yang telah
berubah.
Kebenaran murni, tanpa campuran yang bertahan.
l Kasihilah Musuhmu
Sebuah kewajiban yang secara manusiawi
mustahil, dijadikan bisa oleh Juruselamat yang
mengampuni secara ilahi.
28
l Kemenangan Umat Yang Sisa
32
l Perjalanan Suci dari Umat Yang Sisa
36
Kemenangan akhir bagi umat yang setia.
Terbitan Resmi dari Gereja Advent Hari Ketujuh Gerakan
Pembaharuan
“Zaman dimana kita hidup kini meminta aksi pembaharuan.”
—Testimonies, vol. 4, p. 488.
Editor: Davi Paez Silva , Translator: John F.E. Suoth
Assistant to the Editor: B. Montrose
Layout and Design: D. Lee
B. L. Montrose
Web: http://www.sdarm.org
e-mail: [email protected]
Merenungkan
Perjalanan Panjang
Nan Suci
T
ahun ini hampir berlalu—dan bersamanya sebuah
perayaan penting juga hampir berlalu. Tahun ini
menandai tahun ke-100 sejak krisis pada tahun
1914, ketika para musafir yang setia menolak untuk
melanggar Sepuluh Perintah, sekalipun menghadapi
perang dunia.
Apa yang terjadi sejak saat itu? Apa yang menandai
perjalanan panjang kita? Apakah kita masih para musafir
yang mengarah ke surga seperti para pendahulu kita?
Apakah generasi kita sekarang ditandai oleh
penyerahan dan pengabdian yang lebih besar kepada
pekerjaan pembaharuan—untuk membangun
reruntuhan lama, memperbaiki pelanggaran(2) yang
dibuat pada hukum moralnya Tuhan, dan berdiri demi
kebenaran masa kini berapapun harganya?
Ada pertanyaan2 penting untuk kita renungkan selama
Pekan Doa ini, sebuah waktu bagi kita untuk menyelidiki
hati kita dan membaharui perjanjian kita dengan
Tuhan—secara mendalam mempertimbangkan semua
yang termasuk dalam kerinduan kita untuk berada
diantara umat yang sisa yang terakhir untuk berjumpa
dengan Dia dalam damai.
Tolong usahakan bagikan bacaan2 ini kepada orang2
lain juga, mungkin dengan kunjungan pribadi kepada
para pemercaya yang tinggal terpencil atau sukar keluar
rumah—dan marilah kita ingat tanggal-tanggal untuk:
Berdoa dan berpuasa:
Persembahan untuk misi-misi:
Sabat, 13 Desember
Minggu, 14 Desember
Semoga Juruselamat menjadikan pengalaman kita
seperti pengalaman jiwa anak muda selama Pekan Doa
ini! Mudah-mudahan kita sepenuhnya diilhami dengan
Roh KudusNya untuk mengikuti perjalanan suci ini
sampai selesai, sambil secara tulen menghidupkan
kehidupan umat yang sisa.
THE REFORMATION HERALD® (ISSN 0482-0843) berisi
tulisan2 tentang ajaran Alkitab yang akan memperkaya
kehidupan rohani dari mereka yang berusaha lebih
mengenal tentang Tuhan. Diterbitkan tiap 2 bulan oleh
General Conference Advent Hari Ketujuh Gerakan
Pembaharuan atau Seventh Day Adventist Reform
Movement General Conference, P. O. Box 7240,
Roanoke, VA 24019-0240, U.S.A.
Diterjemahkan oleh Gereja Advent Hari Ketujuh Gerakan
Pembaharuan, Misi Indonesia Barat, Jl. Anyelir A 1, no.
2, Taman Modern, Cakung, Jakarta Timur, Indonesia.
Biaya Langganan:
Amerika Serikat U.S. $16.95
Luar Negeri (pos udara) U.S. $20.00
Satu majalah U.S. $ 4.50
Ilustrasi: Bible Gallery pada sampul depan;
123RF Pada hal. 12; Advent Digital Media pada
hal. 32; Dollar Photo Club, hal. 3, 36; SermonView
pada hal. 4, 8, 16, 20, 24, 28.
EDITORIAL
Sebuah Perjalanan Panjang Nan Suci
A
pa itu perjalanan panjang nan suci? Itu
lebih dari sekedar sebuah perjalanan.
Biasanya ia meliputi perjalanan yang sukar,
melelahkan, menyangkal-diri dengan tujuan
sakral dalam pikiran. Rasul Yohanes bicara
tentang pengalaman dari mereka yang terkesan untuk
bersiap bagi Kanaan surgawi: “Kita tahu, bahwa setiap
orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia
yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak
dapat menjamahnya. Kita tahu, bahwa kita berasal dari
Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat .
Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang
dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita,
supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam
Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah
Allah yang benar dan hidup yang kekal.” (1 Yohanes 5:18–
20).
Sebagai orang2 yang menanti kedatangan kedua dari
Kristus selama saat terakhir pintu kasihan manusia ini,
pengalaman kita pada hari-hari terakhir ini meliputi
mengenal Kristus—dan bekerjasama dengan RohNya
dalan pekerjaan penyucian. “Saudara-saudaraku yang
kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi
belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita
tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita
akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat
Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang
yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” (1
Yohanes 3:2, 3). Tuhan tak menjanjikan kita sebuah jalan
yang gampang—tapi Ia menjanjikan sebuah jalan yang
pasti.
Selama 100 tahun Tuhan telah meminta kita untuk
menyebarkan terangNya kepada dunia kita. Ia minta kita
untuk menjadi tangan2Nya, kaki2Nya, dan suaraNya
dalam membagikan kasihNya kepada sebuah dunia yang
sedang bunuh-diri.
Bagaimana apakah kita telah memenuhi tanggung
jawab kita? Kita telah menyatakan kekuatan dan
kelemahan sifat manusia. Dalam sebagian peristiwa kita
telah bergantung pada Tuhan dan meminta kasih
karuniaNya. Kita telah menyebarkan ribuan buku2 Roh
Nubuat ke negara2 dimana itu berarti nyawa resikonya.
Kita telah membagikan injil kepada suku2 kanibal di India
dan di Brasil. Kita telah menyampaikan kasih Tuhan
ketika baik waktunya dan ketika tak baik waktunya.
Tapi kita juga manusia. Kita tak bikin apapun ketika
Tuhan minta kita bikin sesuatu. Kita telah menjadi
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
penakut ketika Tuhan minta kita jadi pemberani. Kita
telah berdebat dengan satu sama lain ketika Tuhan
minta kita untuk berdebat demi kepentinganNya di
dunia ini. Kita telah tak sepakat dengan satu sama
lain ketika Tuhan minta kita untuk tak sepakat dengan
dosa. Melalui seabad kemenangan dan kegagalan,
kemenangan dan kekalahan, Tuhan telah melindungi
kita agar tak meninggalkan kebenaran2 yang Ia telah
berikan pada kita. Ketika dosa menggoda kita,
mengundang kita untuk melemahkan tuntutan2
Tuhan, mengorbankan hukumNya, dan melemahkan
harapanNya untuk menyempurnakan pekerjaanNya
pada kita, kita telah berdiri teguh, bahkan hingga ke
titik darah penghabisan atau hingga mengorbankan
nyawa kita daripada mengorbankan firman Tuhan.
Ketika godaan2 datang kepada kita untuk merubah
iman yang disampaikan kepada orang2 kudus demi
menampung penalaran manusia dan cinta diri
manusia, Tuhan telah memberi kita kekuatan untuk
berkata “tidak”. Dalam komitmen kita kepada Sabat
hari ketujuh dan kepada cinta perdamaian, dalam
komitmen kita kepada pernikahan dan pakaian kita,
dalam eksklusifitas upacara perjamuan kita dan
dalam kesetiaan kita kepada pekerjaan nabi Tuhan,
dan dalam banyak hal penting lain, kita telah didesak
untuk meninggalkan Tuhan dan menerima standar
manusia sebagai gantinya. Berulang-ulang, Tuhan
telah memberi kita kasih karunia untuk bilang “tidak.”
Semoga Tuhan mengampuni kita dimana kita telah
gagal memuliakanNya dan semoga Tuhan memberi
kita kasih karunia untuk membagikan kebenaran2Nya
kepada dunia di sekitar kita oleh tindakan kita, dan
dimana perlu, oleh perkataan kita juga.
Tentu saja, kita masih dalam perjalanan panjang
nan suci dan kita belum sampai. Tapi disini dan
sekarang ini, melalui rahmatnya Tuhan, kita masih
mempunyai sebuah kesempatan untuk memastkan
panggilan dan pilihan kita. Sangat sedikit yang akan
menjalani jalan sempit untuk memasuki pintu sesak
bersama orang Nazaret yang rendah hati. Marilah
kita memusatkan mata kita pada Juruselamat kita
dan bertekad bulat untuk berada diantara umat yang
sisa itu yang akan berbuat demikian! Dan Yesaya
berseru tentang Israel: “Sekalipun jumlah anak Israel
seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan
diselamatkan. Sebab apa yang telah difirmankanNya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna
dan segera.” (Roma 9:27, 28).
3
JUMAT, 5 DESEMBER, 2014
Panggilan
Mulia
Pada Umat Yang
Disarikan dari tulisan-tulisan
Sisa
Ellen G. White
Sebuah panggilan yang realistis
Apa yang Tuhan janjikan, Ia sanggup
untuk lakukan kapan saja. Dan
pekerjaan yang Ia berikan pada
umatNya untuk dilakukan, Ia mampu
selesaikan melalui mereka. Jika kita
menghidupkan sebuah kehidupan
penurutan yang sempurna, maka
janji2nya akan digenapi kepada kita.
Tuhan meminta umatNya untuk
bersinar bagaikan terang dalam dunia
ini. Bukan hanya pendeta yang diminta
melakukan ini, tapi setiap murid Kristus.
Percakapan mereka haruslah surgawi. .
..
Roh, hikmat, dan kebaikan Tuhan,
sebagaimana dinyatakan dalam
firmanNya, harus diteladani oleh
murid2 Kristus. Permintaan Tuhan pada
umatNya sesuai dengan kasih karunia
dan kebenaran yang telah diberikan
pada mereka. Semua permintaanNya
yang benar mesti dipenuhi seluruhnya.
Manusia2 yang bertanggungjawab
mesti berjalan dalam terang yang
bersinar pada mereka. Jika mereka
gagal melakukan ini, maka terang
mereka menjadi gelap, dan tingkat
kegelapan mereka adalah sebanding
4
dengan kelimpahan terang yang dimiliki.
Umat Tuhan sekarang sedang binasa
bukan karena kurangnya pengetahuan.
Mereka tak akan dihakimi karena
mereka tak mengenal sang jalan, sang
kebenaran, dan sang kehidupan.
Kebenaran yang telah mencapai
pengertian mereka, terang yang telah
menyinari jiwa mereka, yang tak
dipantulkan, dan yang mereka telah
abaikan, atau mereka menolak untuk
dipimpin oleh terang kebenaran itu,
itulah yang akan menghakimi mereka.
Apa lagi yang bisa dilakukan untuk
kebun anggur Tuhan yang belum
dilakukan? Terang, terang berharga,
menyinari umatNya; tapi terang ini tak
akan menyelamatkan mereka, kecuali
mereka setuju untuk diselamatkan oleh
terang ini.1
Terus-menerus tekun dalam
berbuat-baik—ini harus menjadi motto
kita. Kita harus mengerahkan usaha tak
kenal lelah, maju langkah demi langkah
sampai perlombaan selesai, dan
kemenangan diraih. . . .
Maju terus secara bersatu dan minta
tolong pada Tuhan, agar semua menjadi
sehati dan sepikir. Jangan bergantung
pada hikmat manusia. Pandang
melintasi manusia hingga pada Satu
yang ditentukan oleh Tuhan untuk
memikul duka dan lara kita. Yakin pada
Tuhan pegang firmanNya, maju terus
dengan iman yang teguh, iman yang
tekun.2
Tuhan meminta umatNya untuk
bertindak. Adalah sebuah pekerjaan
perorangan untuk mengakui dan
meninggalkan dosa dan kembali kepada
Tuhan yang diperlukan. Seseorang tak
bisa melakukan pekerjaan ini untuk
orang lain. . . . Banyak orang yang
selama bertahun-tahun tak membuat
kemajuan dalam pengetahuan dan
dalam kesalehan sejati. Mereka adalah
bonsai2 rohani atau kate2 rohani. Alihalih maju terus menuju kesempurnaan,
mereka kembali kepada kegelapan dan
perbudakan di Mesir. Pikiran mereka tak
dilatih untuk kesalehan dan kesucian
sejati.
Akankah Israel Tuhan bangun?
Akankah semua orang yang mengaku
saleh berusaha membuang setiap
kesalahan, untuk mengaku kepada
Tuhan setiap dosa rahasia, dan
mendera atau memeriksa jiwa di
hadapan Dia? Akankah mereka, dengan
amat rendah hati, menyelidiki niat2 dari
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
JUMAT, 5 DESEMBER, 2014
Panggilan
Mulia
Pada Umat Yang
Disarikan dari tulisan-tulisan
Sisa
Ellen G. White
Sebuah panggilan yang realistis
Apa yang Tuhan janjikan, Ia sanggup
untuk lakukan kapan saja. Dan
pekerjaan yang Ia berikan pada
umatNya untuk dilakukan, Ia mampu
selesaikan melalui mereka. Jika kita
menghidupkan sebuah kehidupan
penurutan yang sempurna, maka
janji2nya akan digenapi kepada kita.
Tuhan meminta umatNya untuk
bersinar bagaikan terang dalam dunia
ini. Bukan hanya pendeta yang diminta
melakukan ini, tapi setiap murid Kristus.
Percakapan mereka haruslah surgawi. .
..
Roh, hikmat, dan kebaikan Tuhan,
sebagaimana dinyatakan dalam
firmanNya, harus diteladani oleh
murid2 Kristus. Permintaan Tuhan pada
umatNya sesuai dengan kasih karunia
dan kebenaran yang telah diberikan
pada mereka. Semua permintaanNya
yang benar mesti dipenuhi seluruhnya.
Manusia2 yang bertanggungjawab
mesti berjalan dalam terang yang
bersinar pada mereka. Jika mereka
gagal melakukan ini, maka terang
mereka menjadi gelap, dan tingkat
kegelapan mereka adalah sebanding
4
dengan kelimpahan terang yang dimiliki.
Umat Tuhan sekarang sedang binasa
bukan karena kurangnya pengetahuan.
Mereka tak akan dihakimi karena
mereka tak mengenal sang jalan, sang
kebenaran, dan sang kehidupan.
Kebenaran yang telah mencapai
pengertian mereka, terang yang telah
menyinari jiwa mereka, yang tak
dipantulkan, dan yang mereka telah
abaikan, atau mereka menolak untuk
dipimpin oleh terang kebenaran itu,
itulah yang akan menghakimi mereka.
Apa lagi yang bisa dilakukan untuk
kebun anggur Tuhan yang belum
dilakukan? Terang, terang berharga,
menyinari umatNya; tapi terang ini tak
akan menyelamatkan mereka, kecuali
mereka setuju untuk diselamatkan oleh
terang ini.1
Terus-menerus tekun dalam
berbuat-baik—ini harus menjadi motto
kita. Kita harus mengerahkan usaha tak
kenal lelah, maju langkah demi langkah
sampai perlombaan selesai, dan
kemenangan diraih. . . .
Maju terus secara bersatu dan minta
tolong pada Tuhan, agar semua menjadi
sehati dan sepikir. Jangan bergantung
pada hikmat manusia. Pandang
melintasi manusia hingga pada Satu
yang ditentukan oleh Tuhan untuk
memikul duka dan lara kita. Yakin pada
Tuhan pegang firmanNya, maju terus
dengan iman yang teguh, iman yang
tekun.2
Tuhan meminta umatNya untuk
bertindak. Adalah sebuah pekerjaan
perorangan untuk mengakui dan
meninggalkan dosa dan kembali kepada
Tuhan yang diperlukan. Seseorang tak
bisa melakukan pekerjaan ini untuk
orang lain. . . . Banyak orang yang
selama bertahun-tahun tak membuat
kemajuan dalam pengetahuan dan
dalam kesalehan sejati. Mereka adalah
bonsai2 rohani atau kate2 rohani. Alihalih maju terus menuju kesempurnaan,
mereka kembali kepada kegelapan dan
perbudakan di Mesir. Pikiran mereka tak
dilatih untuk kesalehan dan kesucian
sejati.
Akankah Israel Tuhan bangun?
Akankah semua orang yang mengaku
saleh berusaha membuang setiap
kesalahan, untuk mengaku kepada
Tuhan setiap dosa rahasia, dan
mendera atau memeriksa jiwa di
hadapan Dia? Akankah mereka, dengan
amat rendah hati, menyelidiki niat2 dari
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
yang pekerjaan khususnya adalah
menuduh saudara-bersaudara, untuk
memfitnah dan menodai karakter
saudara-saudara.
Biarlah sisa dari tahun ini diperbaiki
dengan membinasakan setiap serat
akar kepahitan, sambil
menguburkannya dalam kuburan
bersama tahun lama. Mulailah tahun
baru dengan perhatian yang lebih
lembut, dengan kasih yang lebih dalam,
bagi setiap anggota keluarga Tuhan.
Bersatulah. “Bersatu, kita teguh;
bercerai, kita runtuh.” Ambillah sikap
yang lebih mulia, lebih agung daripada
yang anda pernah miliki sebelumnya.
Banyak orang kelihatannya teguh
dalam kebenaran, kokoh, tegas dalam
tiap point iman kita; namun ada
kekurangan besar pada mereka—yaitu
kelembutan hati dan kasih sayang yang
menandai karakter dari sang Patron
agung. Jika seorang saudara bersalah
meninggalkan kebenaran, jika ia jatuh
dalam godaan, mereka tak membuat
usaha untuk memulihkannya dalam
kelembutan dan kerendahan hati,
sambil mempertimbangkan diri mereka
juga supaya mereka juga tak tergoda.
Mereka kelihatan menganggap sebagai
pekerjaan khusus mereka untuk
menaiki kursi hakim dan menghukum
dan memecat. Mereka tak menuruti
firman Tuhan, yang berkata, “kamu
yang rohani, harus memimpin orang itu
ke jalan yang benar dalam roh lemah
lembut “ (Galatia 6:1). Roh dari ayat ini
sama sekali terlalu jarang di gerejagereja kita. Karena kurangnya roh ini
sehingga mengusir Roh Tuhan dari hati,
dari rumah tangga, dari gereja. Tak
akankah kita mulai dari sekarang dan
seterusnya mempraktekkan rencana
Alkitab untuk memulihkan orang2 yang
bersalah dalam roh kelembutan hati
dan kerendahan hati? Tak akankah kita
memiliki roh Yesus, dan tak akankah
kita bekerja seperti Yesus telah
bekerja?
Tarik kecondongan untuk memecat
atau mengucilkan seorang saudara,
sekalipun anda pikir ia tak layak,
sekalipun ia telah menghalangi
pekerjaan anda dengan menyatakan
roh independen dan bersikukuh. Ingat
bahwa ia adalah miliknya Tuhan.
Bersalah selalu di samping belas
kasihan dan kelembutan hati.
Perlakukan dengan hormat dan
simpatik bahkan kepada musuh2 anda
yang paling ganas, yang akan
merugikan anda jika mereka bisa.
Biarlah tak ada satu kata yang keluar
dari bibir anda yang akan memberikan
mereka kesempatan untuk
membenarkan tindakan mereka dalam
tingkat terkecil. Jangan berikan
kesempatan kepada siapapun untuk
menghujat nama Tuhan atau bicara tak
menghormati iman kita atas apapun
yang anda telah lakukan. Kita perlu
6
bijaksana seperti ular, dan tulus seperti
merpati.
Tahun lama segera wafat; biarlah
semua amarah, kebencian, dan
kepahitan wafat bersama tahun lama.
Melalui pengakuan sepenuh hati,
biarlah dosa2mu pergi sebelumnya ke
penghakiman. Serahkan saat2 yang
tersisa dari tahun yang dengan cepat
berlalu untuk merendahkan hati
gantinya mencoba merendahkan
saudara-saudara kita. Dengan tahun
baru, mulailah pekerjaan mengangkat
mereka—mulailah itu bahkan pada
saat-saat terakhir dari tahun lama.
Pergilah bekerja dengan semangat
baru, saudara dan saudari—pergilah
bekerja dengan sungguh-sungguh,
tanpa mementingkan diri, penuh kasih,
sambil berjuang untuk mengangkat
tangan yang terkulai, untuk
menguatkan lutut yang loyo,
menyingkirkan beban berat dari tiap
jiwa. Biarlah yang tertindas
dimerdekakan dan menghancurkan tiap
kuk penjajahan. Bawalah ke rumahmu
orang miskin yang tergusur. [Yesaya
58:8–11 dibaca.]
Saudara-saudara di setiap jemaat,
maukah anda mengikuti syarat2 yang
Tuhan telah khususkan, dan buktikan
Tuhan, dan lihat jika Ia akan
menggenapi janji2Nya? Saya yakin Ia
akan menggenapinya. Saya tak ada
bayangan keraguan tentang itu. Ia akan
melakukan tepat seperti Ia telah
katakan Ia akan lakukan, dan janji2
amat limpah dari berkat2 yang kaya
akan direalisir jika kita hanya sesuai
dengan syarat2 ini. Kepala anda
mungkin keras dan tegar tengkuk, tapi
biarlah kekerasan ini tak merasuk ke
dalam hati anda. Jika anda mau jatuh
pada Batu Karang dan hancur, maka
kebenaran-diri sendiri anda tak akan
lagi muncul. Sebagai gantinya akan ada
hati lembut, yang bisa peka, ramah,
lembut, hati sejati, seperti hati Yesus,
yang selalu tersentuh dengan
kesengsaraan manusia. Anda akan
menangis dengan mereka yang
menangis, dan berduka dengan mereka
yang berduka. Cobalah, saudara2
caranya Tuhan adalah selalu cara yang
terbaik. Anda telah mencoba cara anda
sendiri dengan amat tekun, dan itu tak
mengerjakan kemakmuran, persatuan,
dan membangun gereja. Oleh sebab itu
marilah kita jangan lagi berpikir bahwa
rencana kita sendiri adalah satusatunya rencana yang benar, sambil
kita menduduki kursi penghakiman; tapi
marilah kita dalam Roh Tuhan
membawa kesaksian yang Ia telah
berikan pada kita untuk dibawa, sambil
menerima kasih Tuhan yang meleleh
dalam hati kita sementara kita
mengucapkan kebenaran2 jelas untuk
menyingkirkan selubung penyesatan
dari mata mereka yang dalam
kesalahan, sembari memberikan kasih
Yesus yang sungguh2, tulus, dan tulen.
Pekerjaan pengakuan ini mesti
dilakukan lebih cepat atau lebih lambat.
Tak akankah ini dilakukan pada hari-hari
terakhir dari tahun lama ini? Tak
akankah kita membuang dosa2 kita
melalui pengakuan, dan
membiarkannya pergi sebelumnya
pada penghakiman? Tidak akankah kita
berjuang sekarang seperti kita tak
pernah sebelumnya berjuang, agar kita
memulai tahun baru dengan sebuah
catatan yang bersih? Tidak akankah kita
secara pribadi melakukan pekerjaan
yang sudah lama dilalaikan ini, sambil
merendahkan jiwa kita di hadapan
Tuhan, agar “pengampunan”—berkat
pengampunan—dapat ditulis disamping
nama kita? Tak akankah kita menjadi
orang Kristen yang sebenarnnya—yang
serupa Kristus?
Cobalah ini di setiap sidang. Adakan
pertemuan2 khusus ketika anda bisa—
pertemuan2 merendahkan hati,
pertemuan untuk memeriksa jiwa—
pertemuan dimana sampah akan
dibersihkan dari pintu hati, agar
Juruselamat bahagia bisa masuk.
Betapa sebuah saat yang indah dengan
wafatnya tahun lama dan kelahiran
tahun baru bisa jadi! Jika kita secara
perorangan mencoba melakukan apa
yang kita bisa di bagian kita, maka
Tuhan setia dengan janjiNya, dan Ia
akan menggenapi bagiannya secara
berlimpah lebih daripada yang anda
bisa minta atau bahkan yang anda bisa
pikirkan. Biarlah jangan ada lagi waktu
yang dibuang-buang. Marilah kita
sekarang bangun dan membuat usaha
sungguh untuk melakukan kasih Yesus
yang menaklukkan. Kita perlu
dilelehkan, agar sampah atau sanga
dapat disingkirkan. Kita perlu belajar
dalam sekolahnya Kristus ini
kelembutan dan kerendahan hati,
sambil mendekat dan makin dekat
kepada Yesus.
Kejahatan2 yang merajelela dalam
rumah tangga kita adalah sifat cari2
salah dan menghakimi, sambil
menempatkan susunan buruk pada
kata2 dan niat2. Ini melemahkan
semangat anak2, sangat sering
menyebabkan mereka meninggalkan
usaha mereka untuk berbuat benar. Jika
kata2 pujian diucapkan, ketika pujian ini
adalah secara adil, ini akan
menunjukkan pada mereka bahwa
usaha mereka dihargai dan
mengajarkan mereka tentang keadilan.
Jika kesalahan dan kekurangan terusmenerus ditunjukkan, sering secara tak
sabaran, dan kadang2 dalam amarah
yang amat panas; jika tak ada kata2
ramah-tamah diucapkan atas perbaikan
atau kemajaun anak2, maka anak2
menjadi patah semangat. Mereka
merasa bahwa mereka diperlakukan
secara tanpa belas kasihan, bahwa
mereka dibiarkan bergumul sendirian
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
tanpa penghargaan atau pujian
penambah semangat. Tak akankah
keadaan ini diubah? Keadaan ini mesti
diubah jika orang tua ingin anak2nya
menikmati agama.
Kesulitan2 yang sama ada di dalam
gereja. Banyak orang telah menjadi
lemah dan menjadi patah semangat
dalam besarnya pergumulan hidup
ketika satu kata ramah yang
menggembirakan dan memberanikan
dan menyemangati akan menguatkan
agar menang. Jangan pernah, jangan
pernah menjadi tiada hati, dingin, tak
simpatik, dan menghakimi. Jangan
pernah buang kesempatan untuk
mengucapkan kata2 yang
menyemangati dan menginspirasi
harapan. Kita tak bisa mengatakan
betapa berjangkau-jauh bisa jadi kata2
ramah lembut kita, usaha2 kita yang
serupa Kristus untuk meringankan
suatu beban. Saudara2 dan saudari2ku,
datanglah kepada panggilan anda yang
mulia.
Yesus, Yesus yang indah! Betapa
indah namaNya! Betapa
menginspirasikan-jiwa! Yesus tak
pernah menekan satu kata dari
kebenaran; tapi Ia selalu
mengucapkannya dalam kasih….
HidupNya adalah kehidupan
penyangkalan diri dan peka dan peduli
bagi orang2 lain. Ia tak pernah
membuat kebenaran jadi kejam tapi
menyatakan kelembutan indah bagi
umat manusia. Setiap jiwa berharga di
mataNya. Ia selalu membawa diriNya
dengan kewibawaan ilahi; namun Ia
turun dengan belas kasihan terlembut
dan memperhatikan setiap anggota
keluarga Tuhan. Ia melihat dalam
semua jiwa, yang telah jatuh, jiwa2
berharga yang adalah tugasNya untuk
selamatkan.
Oh, betapa banyak orang gagal
membuang sifat buruk mereka sendiri!
Mereka membangkitkan pada orang
lain roh bermusuhan, dan perasaan
permusuhan dan kebencian yang paling
buruk. Mengapa orang harus
menunjukkan sikap tak hormat pada
orang yang berbeda pendapat dengan
dia dalam doktrin? Setujulah dengan
setiap orang pada tiap hal yang anda
bisa setuju. Akuilah ketika ia benar;
karena pengakuan ini akan sangat
menolong untuk menariknya lebih
dekat kepada anda. Ia kemudian akan
tak punya kesempatan untuk berpikir
bahwa anda menganggap bahwa
pendapat2 anda sendiri tak bisa salah,
atau bahwa anda memandangnya
dengan penghinaan.
Sebagai pekerja2 bagi Kristus, kita
ingin taktik yang disucikan. Belajarlah
untuk menjadi cakap ketika tak ada
aturan untuk menghadapi kasus begini.
Menangkan hati, menangkan jiwa2,
jangan mengusir hati, jangan mengusir
jiwa2…. Semua kekasaran, semua
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Jangan pernah buang kesempatan
untuk mengucapkan kata-kata yang menyemangati dan
menginspirasi harapan.
Kita tak bisa mengatakan betapa berjangkau-jauh
bisa jadi kata-kata ramah lembut kita, usaha2 kita
yang serupa Kristus untuk meringankan suatu beban.
ancaman atau hujatan dan kritik kasar,
mesti dibuang. Sebagai saudarabersaudara marilah kita saling
mengasihi, kemudian kita tak akan
terpecah-belah tapi bersatu dengan
Kristus.
Kecondongan2 jahat pada sifat
manusia adalah sukar untuk dikalahkan.
Pertempuran untuk mengatasi sifat2
buruk adalah sengit. Setiap jiwa dalam
perjuangan ini mengetahui betapa
ketat, betapa pahit, kontes ini. Segala
sesuatu tentang pertumbuhan dalam
kasih karunia adalah sulit, karena
standard dan kebiasaan duniawi terusmenerus menggoda diantara jiwa dan
standardnya Tuhan yang suci. Tuhan
ingin kita dinaikkan, diluhurkan,
dimurnikan, oleh melakukan prinsip2
yang mendasari standard moralNya
yang agung, yang akan menguji tiap
karakter pada hari besar perhitungan
terakhir….
Jam-jam berharga sedang berlalu.
Jiwaku ditarik dalam perhatian
mendalam, sungguh, cemas demi
kepentingan anda. Sebagai duta Kristus,
aku sungguh memohon agar anda
memulai pekerjaan anda secara cerdas.
Kumpulkan tujuan2 yang menyimpang,
dan buang tujuan2 itu demi hidup kini
dan hidup kekal. Belum terlambat untuk
memperbaiki kesalahan2; dan
sementara Yesus, Mediator ktia, sedang
memohon demi kepentingan kita,
marilah kita melakukan bagian kita.
Kasihilah Tuhan dengan segenap
hatimu dan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Marilah
kita mengakui dan meninggalkan dosa2
kita agar kita bisa mendapat
pengampunan. Biarlah mereka yang
telah merampok Tuhan dalam
perpuluhan dan persembahan sekarang
datang di hadapan Tuhan dan membuat
perbaikan. Pertanyaan ditanyakan,
“Dapatkah seseorang merampok
Tuhan?” seakan-akan tak mungkin bagi
seseorang untuk melakukan kejahatan
yang sangat besar ini; tapi jika Tuhan
pernah bicara melalui aku, ada
perampokan hebat pada Dia dalam
perpuluhan dan persembahan.
Saudara-saudara [tahun 2014] sudah
hampir berakhir. Manfaatkan sedikit
waktu yang tersisa untuk memperbaiki
kesalahan. Bikin pekerjaan menyeluruh
demi hidup kekal. Tiap tindakan, tiap
kata, mesti lulus ujian dalam
Penghakiman. Perbaiki hati anda.
Perbaiki rumah dan rumah tangga
anda. Bikin pekerjaan menyeluruh
sementara Yesus sedang melayani di
bait suci. Biarlah permohonan yang
diberikan ini tak menjadi sia-sia.
Perbendaharaan Tuhan telah dirampok
ribuan dollar atau ratusan juta rupiah
saudara-saudara, dan kelalaian ini
berdiri tercatat terhadap anda dalam
kitab2 di sorga.
Biarlah ada pertemuan2 di tiap
gereja; dan biarlah kesempatan yang
cukup diberikan kepada semua untuk
merendahkan hati mereka di hadapan
Tuhan dan mengakui dosa-dosa
mereka, agar mereka dapat menerima
damai pengampunan. Ketika kita akan
membawa hati kita ke dalam persatuan
dengan Kristus, dan hidup kita menjadi
harmonis dengan pekerjaanNya, maka
Roh Kudus yang telah turun pada hari
Pentakosta akan turun pada kita. Kita
akan menjadi kuat dalam kekuatannya
Kristus dan dipenuhi dengan kepenuhan
Tuhan. Kemudian tahun baru akan
disambut oleh kita sebagai permulaan
dari sebuah tahun dengan prinsip2 yang
lebih baik, lebih mulia. Kita akan
memberikan diri kita kepada Kristus,
sambil membuat penyerahan tanpa
reserve akan semua harta kita, semua
kemampuan kita, untuk pelayananNya.
Kita akan berbuat baik sesuai dengan
pengakuan iman kita; kita akan
melayani Tuhan dengan melayani
orang2 yang butuh pertolongan kita.
Kemudian kita akan membiarkan terang
kita bersinar dalam perbuatan2 baik.
Tuhan menolong saudara untuk
memulai tahun baru dengan catatan
bersih, tak bernoda. Semoga saudara
hidup murni, hidup suci, agar, apakah
anda tua atau muda, semuanya bisa
menjadi indah dan bahagia, karena
Kristus dipantulkan dalam karakter
saudara. 4
Referensi:
The Review and Herald, August 23, 1881.
Australasian Union Conference Recorder,
June 15, 1902.
3
Testimonies, vol. 2, pp. 123, 124.
4
The Review and Herald, December 16,
1884. [Huruf tebal ditambahkan.]
1
2
7
yang pekerjaan khususnya adalah
menuduh saudara-bersaudara, untuk
memfitnah dan menodai karakter
saudara-saudara.
Biarlah sisa dari tahun ini diperbaiki
dengan membinasakan setiap serat
akar kepahitan, sambil
menguburkannya dalam kuburan
bersama tahun lama. Mulailah tahun
baru dengan perhatian yang lebih
lembut, dengan kasih yang lebih dalam,
bagi setiap anggota keluarga Tuhan.
Bersatulah. “Bersatu, kita teguh;
bercerai, kita runtuh.” Ambillah sikap
yang lebih mulia, lebih agung daripada
yang anda pernah miliki sebelumnya.
Banyak orang kelihatannya teguh
dalam kebenaran, kokoh, tegas dalam
tiap point iman kita; namun ada
kekurangan besar pada mereka—yaitu
kelembutan hati dan kasih sayang yang
menandai karakter dari sang Patron
agung. Jika seorang saudara bersalah
meninggalkan kebenaran, jika ia jatuh
dalam godaan, mereka tak membuat
usaha untuk memulihkannya dalam
kelembutan dan kerendahan hati,
sambil mempertimbangkan diri mereka
juga supaya mereka juga tak tergoda.
Mereka kelihatan menganggap sebagai
pekerjaan khusus mereka untuk
menaiki kursi hakim dan menghukum
dan memecat. Mereka tak menuruti
firman Tuhan, yang berkata, “kamu
yang rohani, harus memimpin orang itu
ke jalan yang benar dalam roh lemah
lembut “ (Galatia 6:1). Roh dari ayat ini
sama sekali terlalu jarang di gerejagereja kita. Karena kurangnya roh ini
sehingga mengusir Roh Tuhan dari hati,
dari rumah tangga, dari gereja. Tak
akankah kita mulai dari sekarang dan
seterusnya mempraktekkan rencana
Alkitab untuk memulihkan orang2 yang
bersalah dalam roh kelembutan hati
dan kerendahan hati? Tak akankah kita
memiliki roh Yesus, dan tak akankah
kita bekerja seperti Yesus telah
bekerja?
Tarik kecondongan untuk memecat
atau mengucilkan seorang saudara,
sekalipun anda pikir ia tak layak,
sekalipun ia telah menghalangi
pekerjaan anda dengan menyatakan
roh independen dan bersikukuh. Ingat
bahwa ia adalah miliknya Tuhan.
Bersalah selalu di samping belas
kasihan dan kelembutan hati.
Perlakukan dengan hormat dan
simpatik bahkan kepada musuh2 anda
yang paling ganas, yang akan
merugikan anda jika mereka bisa.
Biarlah tak ada satu kata yang keluar
dari bibir anda yang akan memberikan
mereka kesempatan untuk
membenarkan tindakan mereka dalam
tingkat terkecil. Jangan berikan
kesempatan kepada siapapun untuk
menghujat nama Tuhan atau bicara tak
menghormati iman kita atas apapun
yang anda telah lakukan. Kita perlu
6
bijaksana seperti ular, dan tulus seperti
merpati.
Tahun lama segera wafat; biarlah
semua amarah, kebencian, dan
kepahitan wafat bersama tahun lama.
Melalui pengakuan sepenuh hati,
biarlah dosa2mu pergi sebelumnya ke
penghakiman. Serahkan saat2 yang
tersisa dari tahun yang dengan cepat
berlalu untuk merendahkan hati
gantinya mencoba merendahkan
saudara-saudara kita. Dengan tahun
baru, mulailah pekerjaan mengangkat
mereka—mulailah itu bahkan pada
saat-saat terakhir dari tahun lama.
Pergilah bekerja dengan semangat
baru, saudara dan saudari—pergilah
bekerja dengan sungguh-sungguh,
tanpa mementingkan diri, penuh kasih,
sambil berjuang untuk mengangkat
tangan yang terkulai, untuk
menguatkan lutut yang loyo,
menyingkirkan beban berat dari tiap
jiwa. Biarlah yang tertindas
dimerdekakan dan menghancurkan tiap
kuk penjajahan. Bawalah ke rumahmu
orang miskin yang tergusur. [Yesaya
58:8–11 dibaca.]
Saudara-saudara di setiap jemaat,
maukah anda mengikuti syarat2 yang
Tuhan telah khususkan, dan buktikan
Tuhan, dan lihat jika Ia akan
menggenapi janji2Nya? Saya yakin Ia
akan menggenapinya. Saya tak ada
bayangan keraguan tentang itu. Ia akan
melakukan tepat seperti Ia telah
katakan Ia akan lakukan, dan janji2
amat limpah dari berkat2 yang kaya
akan direalisir jika kita hanya sesuai
dengan syarat2 ini. Kepala anda
mungkin keras dan tegar tengkuk, tapi
biarlah kekerasan ini tak merasuk ke
dalam hati anda. Jika anda mau jatuh
pada Batu Karang dan hancur, maka
kebenaran-diri sendiri anda tak akan
lagi muncul. Sebagai gantinya akan ada
hati lembut, yang bisa peka, ramah,
lembut, hati sejati, seperti hati Yesus,
yang selalu tersentuh dengan
kesengsaraan manusia. Anda akan
menangis dengan mereka yang
menangis, dan berduka dengan mereka
yang berduka. Cobalah, saudara2
caranya Tuhan adalah selalu cara yang
terbaik. Anda telah mencoba cara anda
sendiri dengan amat tekun, dan itu tak
mengerjakan kemakmuran, persatuan,
dan membangun gereja. Oleh sebab itu
marilah kita jangan lagi berpikir bahwa
rencana kita sendiri adalah satusatunya rencana yang benar, sambil
kita menduduki kursi penghakiman; tapi
marilah kita dalam Roh Tuhan
membawa kesaksian yang Ia telah
berikan pada kita untuk dibawa, sambil
menerima kasih Tuhan yang meleleh
dalam hati kita sementara kita
mengucapkan kebenaran2 jelas untuk
menyingkirkan selubung penyesatan
dari mata mereka yang dalam
kesalahan, sembari memberikan kasih
Yesus yang sungguh2, tulus, dan tulen.
Pekerjaan pengakuan ini mesti
dilakukan lebih cepat atau lebih lambat.
Tak akankah ini dilakukan pada hari-hari
terakhir dari tahun lama ini? Tak
akankah kita membuang dosa2 kita
melalui pengakuan, dan
membiarkannya pergi sebelumnya
pada penghakiman? Tidak akankah kita
berjuang sekarang seperti kita tak
pernah sebelumnya berjuang, agar kita
memulai tahun baru dengan sebuah
catatan yang bersih? Tidak akankah kita
secara pribadi melakukan pekerjaan
yang sudah lama dilalaikan ini, sambil
merendahkan jiwa kita di hadapan
Tuhan, agar “pengampunan”—berkat
pengampunan—dapat ditulis disamping
nama kita? Tak akankah kita menjadi
orang Kristen yang sebenarnnya—yang
serupa Kristus?
Cobalah ini di setiap sidang. Adakan
pertemuan2 khusus ketika anda bisa—
pertemuan2 merendahkan hati,
pertemuan untuk memeriksa jiwa—
pertemuan dimana sampah akan
dibersihkan dari pintu hati, agar
Juruselamat bahagia bisa masuk.
Betapa sebuah saat yang indah dengan
wafatnya tahun lama dan kelahiran
tahun baru bisa jadi! Jika kita secara
perorangan mencoba melakukan apa
yang kita bisa di bagian kita, maka
Tuhan setia dengan janjiNya, dan Ia
akan menggenapi bagiannya secara
berlimpah lebih daripada yang anda
bisa minta atau bahkan yang anda bisa
pikirkan. Biarlah jangan ada lagi waktu
yang dibuang-buang. Marilah kita
sekarang bangun dan membuat usaha
sungguh untuk melakukan kasih Yesus
yang menaklukkan. Kita perlu
dilelehkan, agar sampah atau sanga
dapat disingkirkan. Kita perlu belajar
dalam sekolahnya Kristus ini
kelembutan dan kerendahan hati,
sambil mendekat dan makin dekat
kepada Yesus.
Kejahatan2 yang merajelela dalam
rumah tangga kita adalah sifat cari2
salah dan menghakimi, sambil
menempatkan susunan buruk pada
kata2 dan niat2. Ini melemahkan
semangat anak2, sangat sering
menyebabkan mereka meninggalkan
usaha mereka untuk berbuat benar. Jika
kata2 pujian diucapkan, ketika pujian ini
adalah secara adil, ini akan
menunjukkan pada mereka bahwa
usaha mereka dihargai dan
mengajarkan mereka tentang keadilan.
Jika kesalahan dan kekurangan terusmenerus ditunjukkan, sering secara tak
sabaran, dan kadang2 dalam amarah
yang amat panas; jika tak ada kata2
ramah-tamah diucapkan atas perbaikan
atau kemajaun anak2, maka anak2
menjadi patah semangat. Mereka
merasa bahwa mereka diperlakukan
secara tanpa belas kasihan, bahwa
mereka dibiarkan bergumul sendirian
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
tanpa penghargaan atau pujian
penambah semangat. Tak akankah
keadaan ini diubah? Keadaan ini mesti
diubah jika orang tua ingin anak2nya
menikmati agama.
Kesulitan2 yang sama ada di dalam
gereja. Banyak orang telah menjadi
lemah dan menjadi patah semangat
dalam besarnya pergumulan hidup
ketika satu kata ramah yang
menggembirakan dan memberanikan
dan menyemangati akan menguatkan
agar menang. Jangan pernah, jangan
pernah menjadi tiada hati, dingin, tak
simpatik, dan menghakimi. Jangan
pernah buang kesempatan untuk
mengucapkan kata2 yang
menyemangati dan menginspirasi
harapan. Kita tak bisa mengatakan
betapa berjangkau-jauh bisa jadi kata2
ramah lembut kita, usaha2 kita yang
serupa Kristus untuk meringankan
suatu beban. Saudara2 dan saudari2ku,
datanglah kepada panggilan anda yang
mulia.
Yesus, Yesus yang indah! Betapa
indah namaNya! Betapa
menginspirasikan-jiwa! Yesus tak
pernah menekan satu kata dari
kebenaran; tapi Ia selalu
mengucapkannya dalam kasih….
HidupNya adalah kehidupan
penyangkalan diri dan peka dan peduli
bagi orang2 lain. Ia tak pernah
membuat kebenaran jadi kejam tapi
menyatakan kelembutan indah bagi
umat manusia. Setiap jiwa berharga di
mataNya. Ia selalu membawa diriNya
dengan kewibawaan ilahi; namun Ia
turun dengan belas kasihan terlembut
dan memperhatikan setiap anggota
keluarga Tuhan. Ia melihat dalam
semua jiwa, yang telah jatuh, jiwa2
berharga yang adalah tugasNya untuk
selamatkan.
Oh, betapa banyak orang gagal
membuang sifat buruk mereka sendiri!
Mereka membangkitkan pada orang
lain roh bermusuhan, dan perasaan
permusuhan dan kebencian yang paling
buruk. Mengapa orang harus
menunjukkan sikap tak hormat pada
orang yang berbeda pendapat dengan
dia dalam doktrin? Setujulah dengan
setiap orang pada tiap hal yang anda
bisa setuju. Akuilah ketika ia benar;
karena pengakuan ini akan sangat
menolong untuk menariknya lebih
dekat kepada anda. Ia kemudian akan
tak punya kesempatan untuk berpikir
bahwa anda menganggap bahwa
pendapat2 anda sendiri tak bisa salah,
atau bahwa anda memandangnya
dengan penghinaan.
Sebagai pekerja2 bagi Kristus, kita
ingin taktik yang disucikan. Belajarlah
untuk menjadi cakap ketika tak ada
aturan untuk menghadapi kasus begini.
Menangkan hati, menangkan jiwa2,
jangan mengusir hati, jangan mengusir
jiwa2…. Semua kekasaran, semua
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Jangan pernah buang kesempatan
untuk mengucapkan kata-kata yang menyemangati dan
menginspirasi harapan.
Kita tak bisa mengatakan betapa berjangkau-jauh
bisa jadi kata-kata ramah lembut kita, usaha2 kita
yang serupa Kristus untuk meringankan suatu beban.
ancaman atau hujatan dan kritik kasar,
mesti dibuang. Sebagai saudarabersaudara marilah kita saling
mengasihi, kemudian kita tak akan
terpecah-belah tapi bersatu dengan
Kristus.
Kecondongan2 jahat pada sifat
manusia adalah sukar untuk dikalahkan.
Pertempuran untuk mengatasi sifat2
buruk adalah sengit. Setiap jiwa dalam
perjuangan ini mengetahui betapa
ketat, betapa pahit, kontes ini. Segala
sesuatu tentang pertumbuhan dalam
kasih karunia adalah sulit, karena
standard dan kebiasaan duniawi terusmenerus menggoda diantara jiwa dan
standardnya Tuhan yang suci. Tuhan
ingin kita dinaikkan, diluhurkan,
dimurnikan, oleh melakukan prinsip2
yang mendasari standard moralNya
yang agung, yang akan menguji tiap
karakter pada hari besar perhitungan
terakhir….
Jam-jam berharga sedang berlalu.
Jiwaku ditarik dalam perhatian
mendalam, sungguh, cemas demi
kepentingan anda. Sebagai duta Kristus,
aku sungguh memohon agar anda
memulai pekerjaan anda secara cerdas.
Kumpulkan tujuan2 yang menyimpang,
dan buang tujuan2 itu demi hidup kini
dan hidup kekal. Belum terlambat untuk
memperbaiki kesalahan2; dan
sementara Yesus, Mediator ktia, sedang
memohon demi kepentingan kita,
marilah kita melakukan bagian kita.
Kasihilah Tuhan dengan segenap
hatimu dan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Marilah
kita mengakui dan meninggalkan dosa2
kita agar kita bisa mendapat
pengampunan. Biarlah mereka yang
telah merampok Tuhan dalam
perpuluhan dan persembahan sekarang
datang di hadapan Tuhan dan membuat
perbaikan. Pertanyaan ditanyakan,
“Dapatkah seseorang merampok
Tuhan?” seakan-akan tak mungkin bagi
seseorang untuk melakukan kejahatan
yang sangat besar ini; tapi jika Tuhan
pernah bicara melalui aku, ada
perampokan hebat pada Dia dalam
perpuluhan dan persembahan.
Saudara-saudara [tahun 2014] sudah
hampir berakhir. Manfaatkan sedikit
waktu yang tersisa untuk memperbaiki
kesalahan. Bikin pekerjaan menyeluruh
demi hidup kekal. Tiap tindakan, tiap
kata, mesti lulus ujian dalam
Penghakiman. Perbaiki hati anda.
Perbaiki rumah dan rumah tangga
anda. Bikin pekerjaan menyeluruh
sementara Yesus sedang melayani di
bait suci. Biarlah permohonan yang
diberikan ini tak menjadi sia-sia.
Perbendaharaan Tuhan telah dirampok
ribuan dollar atau ratusan juta rupiah
saudara-saudara, dan kelalaian ini
berdiri tercatat terhadap anda dalam
kitab2 di sorga.
Biarlah ada pertemuan2 di tiap
gereja; dan biarlah kesempatan yang
cukup diberikan kepada semua untuk
merendahkan hati mereka di hadapan
Tuhan dan mengakui dosa-dosa
mereka, agar mereka dapat menerima
damai pengampunan. Ketika kita akan
membawa hati kita ke dalam persatuan
dengan Kristus, dan hidup kita menjadi
harmonis dengan pekerjaanNya, maka
Roh Kudus yang telah turun pada hari
Pentakosta akan turun pada kita. Kita
akan menjadi kuat dalam kekuatannya
Kristus dan dipenuhi dengan kepenuhan
Tuhan. Kemudian tahun baru akan
disambut oleh kita sebagai permulaan
dari sebuah tahun dengan prinsip2 yang
lebih baik, lebih mulia. Kita akan
memberikan diri kita kepada Kristus,
sambil membuat penyerahan tanpa
reserve akan semua harta kita, semua
kemampuan kita, untuk pelayananNya.
Kita akan berbuat baik sesuai dengan
pengakuan iman kita; kita akan
melayani Tuhan dengan melayani
orang2 yang butuh pertolongan kita.
Kemudian kita akan membiarkan terang
kita bersinar dalam perbuatan2 baik.
Tuhan menolong saudara untuk
memulai tahun baru dengan catatan
bersih, tak bernoda. Semoga saudara
hidup murni, hidup suci, agar, apakah
anda tua atau muda, semuanya bisa
menjadi indah dan bahagia, karena
Kristus dipantulkan dalam karakter
saudara. 4
Referensi:
The Review and Herald, August 23, 1881.
Australasian Union Conference Recorder,
June 15, 1902.
3
Testimonies, vol. 2, pp. 123, 124.
4
The Review and Herald, December 16,
1884. [Huruf tebal ditambahkan.]
1
2
7
mengerti mengapa rasul Paulus
berkata “Sebab inilah yang
diperintahkan kepada kami: Aku telah
menentukan engkau menjadi terang
bagi bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah, supaya engkau
membawa keselamatan sampai ke
ujung bumi.” (Kisah 13:47, huruf tebal
ditambahkan).
Selama bertahun-tahun kehidupan
Yesus telah disampaikan dari mimbar2,
dari acara2 televisi, dan melalui
stasiun2 radio. Tapi tampaknya makin
banyak Yesus yang disampaikan, ada
makin sedikit karakternya Yesus dalam
dunia ini. Makin antusias penyampaian
yang diberikan tentang Yesus, makin
lemah efeknya pada pendengar atau
pemirsa. Umat Tuhan dipanggil bukan
hanya untuk membuat sebuah
perbedaan, tapi untuk menjadi berbeda
dari dunia ini! Bukan hanya
menyampaikan khotbah tentang Yesus
tapi untuk meneladani kehidupan
Yesus! Dunia ini lebih tertarik pada apa
keadaan kita daripada pada apa yang
kita bisa buat atau katakan, karena apa
keadaan kita berbicara lebih nyaring
daripada apa yang kita katakan.
Sebelum murid2 bisa membagikan
terang firman Tuhan, mereka harus
menjadi terang yang mereka akan
bawakan dan bagikan kepada dunia ini.
Gereja Kristen Perjanjian Baru
bertumbuh, sebagian besar karena tiap
anggota telah mengalami perjumpaan
dan perhubungan pribadi dengan Yesus
Kristus. Janji Tuhan tentang
kebangunan rohani memiliki efek
dramatis dalam kehidupan dari murid2.
(Kisah 1:8; 4:31, 33.)
Kitab Kisah menceritakan kisah
sedikit kaum pria dan wanita yang tak
meninggalkan dunia yang sama yang
mereka huni. Mereka adalah orang2
biasa yang Tuhan sanggupkan untuk
melakukan hal2 yang luar biasa.
Kemana saja mereka pergi, mereka
diejek, ditentang, dianiaya, dan
diserang secara fisik karena keyakinan
mereka. Sebagian bahkan dihukum
mati. Namun dalam periode kira2 30
atau 40 tahun, kelompok awal ini yang
terdiri dari 120 orang dan orang2 yang
mereka tobatkan menjadi terkenal
sebagai orang2 “yang mengacaukan
seluruh dunia” atau “orang2 yang
menggoncangkan seluruh dunia”
(Kisah 17:6). Dapatkah itu terjadi lagi?
Jawabannya adalah ya, itu bisa terjadi
lagi. Tapi itu mulai dari saudara. Itu
mulai dari saya. Kehidupan kita sendiri
akan harus digoncangkan terlebih
dahulu.
“Sebuah kebangunan kesalehan
sejati diantara kita adalah kebutuhan
terbesar dan kebutuhan yang paling
mendesak dari semua kebutuhan kita.
Untuk mengusahakan ini haruslah
menjadi pekerjaan pertama kita.”11
Kebangunan rohani dan
10
pembaharuan dalam kehidupan dari
orang2 yang merupakan umat yang
sisa adalah langkah pertama menuju
kesuksesan pemenangan jiwa. Untuk
menjangkau mereka yang
membutuhkan adalah reaksi lahiriah
alami pada apa yang telah diselesaikan
di dalam hati.
“Setiap murid asli adalah dilahirkan
ke dalam kerajaan Tuhan sebagai
seorang penginjil. Ia yang meminum
dari air hidup menjadi sebuah mata air
kehidupan. Sang penerima menjadi
seorang pemberi.”12
“Segera setelah seseorang berjumpa
dengan Kristus maka pada saat itulah
lahir dalam hatinya sebuah kerinduan
untuk memberitahukan pada orang lain
betapa sahabat yang terindah yang ia
telah temukan pada Yesus; kebenaran
yang menyelamatkan dan menyucikan
tak bisa dipendam dalam hatinya.”13
dan dididik untuk pekerjaan bisa
menyelesaikan lebih daripada pekerja2
yang belum dilatih. Agar supaya setiap
anggota gereja terlibat dalam suatu
bidang pelayanan untuk Tuhan, kita
perlu membentuk pusat2 pelatihan di
sidang2 lokal kita.
“Dalam gereja2 kita hendaklah
kelompok2 dibentuk untuk pelayanan. . .
. Pembentukan kelompok2 kecil sebagai
dasar dari usaha orang Kristen adalah
sebuah rencana yang telah
disampaikan di hadapan saya oleh
Pribadi yang tak bisa bersalah.”15
Sementara para anggota dilatih untuk
pelayanan, dan sementara mereka
membentuk kelompok2 kecil untuk
menjangkau ke masyarakat mereka
dalam pelayanan2 berdasar-Alkitab,
maka gereja akan mengalami baik
pertumbuhan rohani maupun
pertumbuhan jumlah anggota.
Langkah 2. Pelatihan
Langkah 3. Jangkauan ke Masyarakat
Saya telah bertemu dengan banyak
orang yang baru bertobat yang dengan
antusias menerima kabar injil dan
mempunyai kerinduan alami untuk
berbagi dengan orang lain tentang apa
yang Tuhan telah lakukan bagi mereka,
tapi mereka menyerah segera setelah
mereka gagal menginjil secara sukses.
Mereka perlu dilatih untuk pelayanan.
Tuhan kita memberanikan
murid2Nya untuk mengikutiNya:
“Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan
penjala manusia” (Matius 4:19).
Dua belas murid dilatih oleh Guru
terhebat di dunia ini. Yesus
mencurahkan waktu tiga setengah
tahun untuk mengajari mereka. Dalam
kitab Kisah kita baca bahwa mereka
telah mempelajari dan mempraktekkan
pelajaran2Nya. Mereka maju terus
dalam nama Yesus, sambil memenuhi
kebutuhan kaum pria, wanita, dan
anak2, dan menyiapkan mereka untuk
kerajaan Tuhan. Sementara murid2
berpartisipasi dalam program
pelatihannya Kristus baik dengan
petunjuk teoritis maupun pengalaman
di lapangan, mereka berangsur-angsur
menjadi saksi2 yang efektif yang
Kristus bisa pakai untuk mengubah
dunia ini.
Hari ini, “banyak yang mau bekerja
jika mereka diajarkan bagaimana untuk
memulai. Mereka perlu diinstruksikan
dan diberanikan. Setiap sidang harus
menjadi sebuah sekolah pelatihan
untuk pekerja2 Kristen. Para anggota
gereja harus diajarkan bagaimana
memberikan bacaan2 Alkitab,
bagaimana melaksanakan dan
mengajarkan kelas2 Sekolah Sabat,
bagaimana secara terbaik menolong
orang miskin dan bagaimana merawat
orang sakit dan bagaimana bekerja
bagi yang belum bertobat.” 14
Seorang pekerja yang telah dilatih
Gereja2 kita akan maju jika kita
memenuhi kebutuhan fisik, mental,
social, dan rohani dari banyak orang
melalui proses terencana untuk
menjangkau masyarakat. Pelayanan
Kristus dipusatkan pada banyak orang.
(Matius 4:23.) Juruselamat dengan
penuh kasih sayang memenuhi
kebutuhan banyak orang. Sementara
hati mereka terbuka, Ia berbagi pada
mereka prinsip2 kekal dari
kerajaanNya. Sambil mengikuti
teladannya Tuhan, gereja Kristen yang
mula2 melakukan hal yang sama;
mereka memenuhi kebutuhan banyak
orang dalam nama Yesus, sambil
mendemonstrasikan perhatian bagi
semua kebutuhan fisik, mental, social,
dan rohani mereka.
Ketika Petrus dan Yohanes bertemu
orang lumpuh di pintu gerbang bait
suci, Petrus berkata, “”Emas dan perak
tidak ada padaku, tetapi apa yang
kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi
nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu,
bangkit dan berjalanlah” (Kisah 3:6).
“Caranya Kristus saja yang akan
memberikan sukses sejati dalam
menjangkau banyak orang.
Juruselamat bergaul dengan banyak
orang seperti orang yang merindukan
kebaikan mereka. Ia menunjukkan
simpatiNya bagi mereka, melayani
kebutuhan mereka, dan memenangkan
kepercayaan mereka. Kemudian Ia
meminta mereka, ‘Ikutlah Aku.’”16
Dunia ini beragam, dengan berbagai
kebutuhan. Gereja yang sisa perlu
menyediakan berbagai program untuk
memenuhi berbagai kebutuhan banyak
orang.
Dalam ajaran rohaniNya, Yesus
sering menyebut kepada hukum alam
tentang panenan. Salah satu prinsip
paling dasar dalam pertanian adalah,
“Jika kau ingin mempunyai tuaian,
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
maka kau harus menabur benih.” Tak
ada petani yang akan mengharapkan
Tuhan akan mengerjakan sebuah
mujizat dan menumbuhkan benih/bibit
yang ia belum taburkan.
Tuhan hanya bisa memberkati
kunjungan2 yang kita buat, bahan
bacaan yang kita sebarkan, pelajaran2
Alkitab yang kita berikan, seminar2
penginjilan yang kita laksanakan.
Adalah lancang atau pongah untuk
mempercayai bahwa kita bisa panen
besar tanpa cukup usaha dalam
menabur bibit firman Tuhan.
Langkah 4. Penuaian
Gereja kerasulan menempatkan
prioritas pertama dalam penginjilan.
Para pemercaya mula2 secara yakin
membagikan firman Tuhan, sambil
mengantisipasi berkat Roh Kudus.
Kita baca bahwa “mereka
memberitakan firman Allah dengan
berani” (Kisah 4:31). “Dan setiap hari
mereka melanjutkan pengajaran
mereka di Bait Allah dan di rumahrumah orang dan memberitakan Injil
tentang Yesus yang adalah Mesias.
(Kisah 5:42). “Mereka yang tersebar
itu menjelajah seluruh negeri itu sambil
memberitakan Injil.” (Kisah 8:4).
Ketika benih injil telah ditaburkan,
kita harus mengharapkan untuk
menuai hasil2nya. Tuhan berjanji untuk
memberikan sebuah penuaian dari
penginjilan umum. Murid2 adalah
penginjil2 yang dahsyat. Ribuan orang
menanggapi khotbah Petrus. Lukas
menjelaskan pertumbuhan gereja
dengan mengatakan bahwa “Firman
Allah makin tersebar, dan jumlah
murid di Yerusalem makin bertambah
banyak; juga sejumlah besar imam
menyerahkan diri dan percaya.” (Kisah
6:7).
“Pesan2 yang sangat mengejutkan
akan disampaikan oleh manusia2
utusan Tuhan, pesan2 yang bersifat
mengamarkan banyak orang, untuk
membangunkan mereka. . . . Kita mesti
juga punya, di kota2 kita, penginjil2
yang berserah melalui siapa
pekabaran akan disampaikan sangat
tegas sehingga sangat mengejutkan
para pendengar.”17
Kemana saja saya mendapat
kesempatan untuk mengadakan
perjalanan, saya menemui pendeta2,
pemimpin2 gereja, dan anggota
biasa—khususnya anak muda—yang
menerima tantangan dan mengambil
kesempatan untuk membagikan
kebenaran Kristus melalui penginjilan
di muka umum. Ada pertambahan
perhatian di pihak anggota biasa dalam
mengkabarkan firman. Mereka
merasakan panggilan Tuhan. Sambil
menggunakan banyak sumber daya
yang tersedia, mereka sedang
memproklamasikan firman Tuhan
dengan kuasa, dan banyak yang
digerakkan oleh Roh Kudus untuk
membuat keputusan untuk bergabung
dengan umat yang sisa.
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Gereja Kristen yang mula-mula . . . memenuhi
kebutuhan umat dalam nama Yesus, sambil
menunjukkan perhatian bagi semua kebutuhan fisik,
mental, social, dan rohani mereka.
Langkah 5. Keterpaduan dan
pekerjaan tindak lanjut
Gereja2 bertumbuh secara rohani
dan bertambah secara jumlah
keanggotaan ketika orang2 yang baru
bertobat dipadukan dan diajarkan
untuk bersaksi. Kita perlu menindaklanjuti perhatian yang dihasilkan dari
penginjilan di muka umum sebagai
bagian yang berlangsung terus dari
jangkauan keluar gereja yang efektif.
Sayang sekali langkah kelima ini,
yang adalah bagian penting dari
strategi penginjilannya murid2, adalah
apa yang saya lihat kurang dalam
pekerjaan kita di banyak tempat. Pada
zaman rasul2 ada pekerjaan tindaklanjut yang dilakukan. Ketika orang2
menerima Kristus, memahami
firmanNya dan dibaptis, mereka
dipadukan ke dalam pemeliharaan
badan para pemercaya. “Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul
dan dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa “ (Kisah 2:42.), Matius
4:4.
“Ketika kaum pria dan wanita
menerima kebenaran, kita jangan
menjauh dan meninggalkan mereka
dan tak lagi memiliki beban bagi
mereka. Mereka harus dirawat/
dipelihara.”18 Yesus berkata kepada
Petrus: “jikalau engkau sudah insaf,
kuatkanlah saudara-saudaramu. ”
(Lukas 22:32). “Gembalakanlah (berilah
makan pada) domba-domba-Ku.”
(Yohanes 21:15). Kasih kita kepada
Yesus harus memimpin kita untuk
memiliki perhatian mendalam bagi
pertumbuhan rohani pada para
pemercaya baru dan jangan pernah
“melupakan” kebutuhan mereka.
Salah satu cara paling efektif untuk
menolong para pemercaya baru agar
bertumbuh dalam Kristus adalah
mengajarkan mereka untuk bagaimana
membagikan keyakinan mereka.
Sementara para pemercaya baru
mengembangkan kehidupan
penyerahan pribadi mereka melalui
doa dan penyelidikan Alkitab, mereka
akan menjadi aktif terlibat dalam
bersaksi.
“Setelah orang-orang telah bertobat
untuk mengikuti kebenaran, mereka
perlu dirawat. . . . Orang2 yang baru
bertobat ini perlu perawatan—
perhatian waspada, pertolongan, dan
semangat. Orang2 ini tak boleh
dibiarkan sendirian, menjadi mangsa
godaan Setan yang paling hebat;
mereka perlu dididik mengenai
kewajiban mereka, perlu diperlakukan
ramah-tamah, dipimpin bersama, dan
dikunjungi dan didoakan bersamasama.” 19
Kesimpulan
Sesama anggota gereja Tuhan yang
kekasih, adalah mustahil untuk meliput,
dalam sedikit katakata, setiap aspek
dari misi yang dipercayakan kepada
kita dalam jam2 terakhir dari sejarah
planet bumi. Tanggungjawab ini terlalu
berat dan misi ini terlalu sacral untuk
dijelaskan secara singkat dalam
perbendaharaan kata manusia yang
kurang. Tapi saya yakin bahwa,
disamping sedikit kalimat yang
menyusun tulisan ini, kita akan ambil
waktu untuk memeriksa perjalanan kita
sebagai orang Kristen sejauh ini dan
bertanya pada diri kita apakah kita
sedang menghidupkan potensi dengan
mana Tuhan telah berikan pada kita.
Marilah kita memastikan bahwa tiada
apapun yang kita tahan ketika datang
untuk menghargai nilai dari seorang
jiwa. Semoga kita “ingat bahwa Kristus
telah menanggung semua resiko.
Karena demi penebusan kita, surga
sendiri dibahayakan. Di kaki salib,
ingatlah bahwa demi satu orang,
Kristus mau menyerahkan nyawaNya,
jadi anda bisa menaksir nilai dari
seorang jiwa.” 20
Referensi
The Acts of the Apostles, p. 9.
Steps to Christ, p. 21.
3
This Day With God, p. 330.
4
Prophets and Kings, p. 678.
5
Testimonies, vol. 6, p. 352.
6
The Ministry of Healing, p. 19.
7
Ibid., p. 144.
8
The Review and Herald, December 8,
1885.
9
Christ’s Object Lessons, p. 69.
10
The Acts of the Apostles, p.111.
11
Selected Messages, bk. 1, p. 121.
12
The Desire of Ages, p. 195.
13
Steps to Christ, p. 78.
14
The Ministry of Healing, p. 149.
15
Evangelism, p. 115.
16
The Ministry of Healing, p. 143.
17
Evangelism, p. 168.
18
Ibid., p. 345.
19
Ibid., p. 351.
20
Christ’s Object Lessons, p. 196.
1
2
11
MINGGU, 7 DESEMBER, 2014
Umat Yang Sisa -
Sejarahdan
Perjalanan
Oleh Paul Chapman
“Maka mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
“Kita tak perlu takut apapun dalam
menghadapi masa depan, kecuali
ketika kita akan melupakan cara Tuhan
yang telah memimpin kita dan
pelajaranNya dalam sejarah kita di
masa lalu.”1
Untuk menempatkan dalam
pandangan yang pantas tentang umat
Tuhan yang sisa sementara umat yang
sisa ini ditemukan di sepanjang sejarah
dunia ini, kita pertama-tama perlu
mengerti perjanjian hubungan kasih
karunia yang Tuhan telah tetapkan
antara diriNya dan umatNya. Kita bisa
dengan amat baik mengekspresikan ini
dalam kata-kata: “Aku akan menjadi
Tuhan mereka, dan mereka akan
menjadi umatKu.” Yesaya 32:38. Tuhan
berkata tentang orang-orang yang
telah masuk ke dalam hubungan ini,
“”Maka inilah perjanjian yang
Kuadakan dengan kaum Israel sesudah
waktu itu,” demikianlah firman Tuhan.
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam
akal budi mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka, maka Aku akan
menjadi Allah mereka dan mereka
akan menjadi umat-Ku…. Sebab Aku
akan menaruh belas kasihan terhadap
kesalahan mereka dan tidak lagi
mengingat dosa-dosa mereka.” (Ibrani
8:10, 12).
Perjanjian hubungan kasih karunia ini
didasarkan pada kasih Tuhan yang tak
12
terbatas bagi orang-orang berdosa.
Tuhan sangat mengasihi kita, sehingga
Ia berjanji untuk memberikan atau
“mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. ”
(Yohanes 3:16). Dalam perjanjian ini,
Tuhan mengulurkan rahmatNya
kepada kita melalui Yesus, sang
Penebus yang dijanjikan; Ia
mengampuni dosa2 kita dan
menyelamatkan kita melalui “pada
waktu itu Dia telah menyelamatkan
kita, bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena
rahmat-Nya oleh permandian
kelahiran kembali dan oleh
pembaharuan yang dikerjakan oleh
Roh Kudus,” (Titus 3:5); dan oleh Roh
Kudus, Ia “telah mencurahkan”
kasihNya ke dalam hati dari setiap
pemercaya, “Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah
telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5).
Kasih ini menyatakan dirinya dalam
“menggenapi hukum Tuhan” “Kasih
tidak berbuat jahat terhadap sesama
manusia , karena itu kasih adalah
kegenapan hukum Tuhan. (Roma
13:10). Dalam perjanjian kasih karunia
ini, penurutan/ketaatan kepada
kehendakNya akan selalu menjadi ciri
khas dari umat Tuhan yang sisa. Itulah
sebabnya Yesus bisa berkata kepada
murid2Nya, “”Jikalau (kamu) mengasihi
Aku, kamu akan menuruti segala
(semua) perintah-Ku.” (Yohanes 14:15).
Pelajaran dari Israel dahulu kala
Dalam menggenapi janji
perjanjianNya kepada Abraham, maka
Tuhan memunculkan bangsa Israel. Ia
memilih mereka, agar supaya mereka
dapat “menyatakan karakterNya
kepada manusia. Ia merindukan
mereka untuk menjadi sebagai mata air
keselamatan di dunia ini. Bagi mereka
telah dipercayakan sabda surga, wahyu
kehendakNya.” 2 Dalam mengingatkan
mereka akan kewajiban dari perjanjian
mereka, Musa mengakui hubungan hati
yang membentuk dasar dari semua
penurutan sejati: “Kasihilah TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu.”
“Maka hendaklah dalam hatimu segala
firman, yang kusuruh kepadamu pada
hari ini.” (Alkitab Terjemahan Lama).
” (Ulangan 6:5, 6). Jadi bukanlah
kebetulan, sehingga ketika kasih Tuhan
pudar di hati mereka, maka umatNya
yang telah berjanji setia berakhir dalam
ketidaktaatan kepadaNya.
Selama berabad-abad anak-anak
Israel mengalami siklus/lingkaran
kesetiaan, kemurtadan, penghukuman,
kebangunan, dan pembaharuan.
Selama siklus/rangkaian kemurtadan
ini, amatlah sulit untuk membedakan
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
hanyalah siapakah yang adalah umat
Tuhan pemelihara-perjanjian. Sangat
besar kemurtadan Israel selama
zaman raja Ahab, sehingga Elia
merasa bahwa cuma dia orang setia
yang tersisa (1 Raja2 19:14). Kelihatan
bagi Elia seakan-akan seluruh bangsa
Israel ini telah berpaling untuk
menyembah dan melayani dewa2 lain.
Walaupun demikian, sebagai
tanggapan Tuhan kepada Elia, Tuhan
menjamin pelayanNya yang bingung,
“Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh
ribu orang di Israel , yakni semua
orang yang tidak sujud menyembah
Baal dan yang mulutnya tidak mencium
dia.” (18). Jadi bahkan pada masa-masa
kemurtadan terbesar Tuhan tetap
memelihara untuk diriNya satu umat
yang sisa yang setia.
Satu umat yang sisa yang akan
diselamatkan
“Walaupun Tuhan memberikan
Israel bukti terbesar akan
perkenanNya, dan inii atas syarat
penurutan, janji limpah bahwa mereka
akan menjadi umat istimewa bagiNya,
bangsa kerajaan bagiNya, namun
karena ketakpercayaan dan
ketaktaatan mereka maka Ia tak bisa
memenuhi janjiNya.” 3
Karena alasan ini Yesus menyatakan
kepada para pemimpin orang Yahudi
pada zamanNya: “Sebab itu, Aku
berkata kepadamu, bahwa Kerajaan
Allah akan diambil dari padamu dan
akan diberikan kepada suatu bangsa
yang akan menghasilkan buah
Kerajaan itu.” (Matius 21:43). Tujuh
ratus tahun sebelumnya, Tuhan telah
menginspirasi nabi Yesaya untuk
menulis tentang suatu umat yang,
walaupun belum pernah sebelumnya
diperhitungkan sebagai bagian dari
Israel, akan diakui sebagai umat Tuhan.
Menunjuk kepada nubuatan ini, rasul
Paulus menyatakan: “Dan dengan
berani Yesaya mengatakan: “Aku telah
berkenan ditemukan mereka yang tidak
mencari Aku, Aku telah menampakkan
diri kepada mereka yang tidak
menanyakan Aku. Tetapi tentang Israel
ia berkata: “Sepanjang hari Aku telah
mengulurkan tangan-Ku kepada
bangsa yang tidak taat dan yang
membantah.” (Roma 10:20, 21, huruf
tebal ditambahkan).
Panggilan kepada orang2 yang bukan
Yahudi/Israel juga telah dinubuatkan
oleh Hosea, “Aku akan berkata kepada
mereka yang bukan umatKu, Kamu
adalah umatKu; dan mereka akan
berkata, Engkaulah Tuhan kami”
“Umat-Ku engkau! dan ia akan
berkata: Allahku! (Hosea 2:23; Paulus
dalam Roma 9:25 mengutip ini sebagai
nubuatan yang digenapi pada
zamannya sendiri).
Dalam pekabaran dari para rasul,
amat banyak orang yang bukan Yahudi
menerima pesan injil dan, oleh iman,
dicangkokkan ke dalam cabang pohon
zaitun, sambil turut serta menikmati
berkat2 perjanjian. “Sebagian dari
cabang-cabang pohon zaitun—yaitu
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
orang-orang Yahudi—sudah dikerat.
Dan pada bekas keratan itu
dicangkokkan cabang pohon zaitun liar,
yaitu Saudara-saudara yang bukan
Yahudi. Saudara dicangkokkan di situ
supaya Saudara menikmati segala
yang baik dari kehidupan rohani orangorang Yahudi.” (Roma 11:16, 17.)
Dalam suratnya yang kedua kepada
orang2 di Korintus, Paulus
mengingatkan orang2 bukan Yahudi
yang telah bertobat akan panggilan
mulia mereka dalam hubungan
perjanjian baru ini. “kita adalah bait
dari Allah yang hidup menurut firman
Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama
dengan mereka dan hidup di tengahtengah mereka, dan Aku akan menjadi
Allah mereka, dan mereka akan menjadi
umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu
dari antara mereka, dan pisahkanlah
dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan
janganlah menjamah apa yang najis,’
Dengan demikian, mereka dipanggil
untuk berpisah dari persekutuan
dengan para penyembah berhala. Jadi,
mereka akan dijamin dengan perjanjian
berkat ini, ‘maka Aku akan menerima
kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu,
dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku
laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan
demikianlah firman Tuhan, Yang
Mahakuasa. (2 Korintus 6:16–18, huruf
tebal ditambahkan).
“Syarat untuk diterima ke dalam
keluarganya Tuhan adalah keluar dari
keduniawian, berpisah dari semua
pengaruh duniawi yang merusak. . . .
Sebagai para pemercaya dalam
kebenaran ini kita harus berbeda
dalam praktek kita yang berbeda
dengan praktek dosa dari orang2
berdosa.” 4
“Walaupun Israel gagal sebagai satu
bangsa, namun ada tersisa diantara
mereka suatu umat yang sisa yang
harus diselamatkan.”5
Sebelum Yesus menyelesaikan
pelayananNya kepda bangsa Yahudi,
Ia mengambil langkah pertama “dalam
organisasi gereja agar setelah Yesus
pergi organisasi ini akan memajukan
pekerjaanNya di bumi.” 6 “Ia
menetapkan/mengurapi dua belas
orang” (Markus 3:14). Kepada murid2
yang setia ini, walaupun miskin secara
materi dan sedikit jumlahnya, Yesus
selanjutnya berkata, “Janganlah takut,
hai kamu kawanan kecil! Karena
Bapamu telah berkenan memberikan
kamu Kerajaan itu. ” (Lukas 12:32).
Melalui berkat2 injil, umat yang sisa
yang setia ini, bersama-sama dengan
orang2 Yahudi dan bukan Yahudi yang
percaya yang dipersatukan dengan
mereka, merupakan umat Tuhan
pemelihara-perjanjian pada masa
KeKristenan awal ini.
Kehilangan kasih yang mula-mula
Sedihnya, ketika zaman kerasulan
berakhir, berakhir jugalah kasih yang
mula-mula yang telah dialami oleh
para pemercaya yang mula-mula.
“Namun demikian Aku mencela
engkau, karena engkau telah
meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya
engkau telah jatuh! Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula
engkau lakukan. Jika tidak demikian,
Aku akan datang kepadamu dan Aku
akan mengambil kaki dianmu dari
tempatnya, jikalau engkau tidak
bertobat. (Wahyu 2:4, 5).
Dilambangkan dalam Wahyu 6:1, 2
sebagai “seekor kuda putih” dengan
Kristus sebagai pendirinya, yang “maju
terus untuk mengalahkan, dan
menaklukkan,” adalah kelihatan sulit
untuk membayangkan bagaimana
gereja yang mula-mula ini bisa begitu
cepat kehilangan kasihnya dan
semangatnya. Sementara Kristus
memohon kepadanya untuk bertobat,
mayoritas besar membiarkan iman
mereka menjadi makin dingin. Rahasia
kejahatan, yang telah bekerja pada
zaman Paulus, berangsur-angsur
merusak kesucian iman yang
diserahkan kepada orang2 kudus.
Warna kuda ini berubah menjadi
merah, kemudian hitam, lalu pucat,
yang dengan cocok menggambarkan
kemerosotan yang terus-menerus
dalam kerohanian dari tiap generasi
secara berturut-turut dari yang
mengaku gereja Kristus yang makin
jatuh dan semakin jatuh dalam
kemurtadan. Walaupun ada ini
“penyesatan dan kemurtadan”
(“Janganlah kamu memberi dirimu
disesatkan orang dengan cara yang
bagaimanapun juga! Sebab sebelum
Hari itu haruslah datang dahulu
murtad dan haruslah dinyatakan
dahulu manusia durhaka , yang harus
binasa,” 2 Tesalonika 2:3) pada yang
mengaku gereja Tuhan, tapi Tuhan
selalu memiliki umatNya yang setia
yang selalu siap untuk membela
kebenaran dan keadilan. Dalam tiap
generasi yang silih berganti, jiwa2 yang
setia adalah merupakan gereja Tuhan
yang benar.
Umat yang sisa dari Sardis dan
Filadelfia
Mengikuti periode bersejarah dari
Efesus, Smirna, dan Pergamos,
sementara Kristus memimpin umat
yang sisa dari Sardis melalui periode
singkat tapi penuh sejarah di masa
Filadelfia, dua ujian besar datang
kepada umatNya yang setia. Dengan
lambang dari malaikat di Wahyu 14:6, 7,
Tuhan mengirim pesan kepada dunia,
yang berpusat pada tahun 1844.
Didasarkan pada pembersihan bait suci
surgawi seperti dinubuatkan dalam
kitab Daniel (8:14), pekabaran ini
“dirancang untuk memisahkan yang
mengaku umat Tuhan dari pengaruh2
duniawi yang jahat dan untuk
membangunkan/menyadarkan mereka
untuk melihat kondisi mereka
sebenarnya yang penuh keduniawian
dan kesesatan.”7
Walaupun mereka yang menerima
pekabaran Advent di Amerika Serikat
telah datang dari berbagai denominasi
gereja, “penghalang2 gerejawi mereka
13
disingkirkan jauh-jauh; ajaran2 gereja
yang bertentangan
dihilangkan;…kesombongan dan
kesesuaian dengan duniawi disapu
bersih; kesalahan2 diperbaiki; hati demi
hati disatukan dalam persekutuan yang
maha indah, dan kasih dan sukacita
yang paling menonjol.”8
Keadaan persatuan yang berbahagia
ini dan kasih persaudaraan diantara
umat yang setia yang sisa sedikit ini
sangat cocok dilukiskan oleh nama
yang diberikan kepada gereja dari
periode ini yaitu: Filadelfia, yang
artinya—“kasih persaudaraan.”
Tapi Yesus tak datang secara pribadi
sebagaimana mereka pikirkan akan
terjadi. Setelah waktu berlalu ketika
mereka pertama kali memperkirakan
Kristus akan datang, banyak orang
membuang harapan mereka pada
kedatangan Kristus yang segera.
Walaupun banyak yang patah
semangat, minoritas masih tetap
bertahan teguh. Karena dilarang hak
mereka untuk membicarakan harapan
mereka di gereja-gereja mereka, “pada
musim panas tahun 1844 kira2 lima
puluh ribu orang mundur dari gereja2
ini.”9 Pekabaran malaikat kedua dari
Wahyu 14:8, mengumumkan
“kejatuhan Babel,” pada saat itu
berlaku kepada gereja2 Protestan di
Amerika Serikat yang telah menolak
pekabaran malaikat pertama.
Sebuah kesalahan dalam
perhitungan periode nubuatan telah
diperbaiki, dan para pemercaya
Filadelfia bersatu sekali lagi dalam
proklamasi ‘Kristus segera datang.’
“Bagaikan gelombang pasang gerakan
ini menyapu bersih seluruh Amerika.
Dari kota ke kota, dari desa ke desa,
dan hingga ke negeri-negeri terpencil
gerakan ini pergi, sampai umat Tuhan
yang sedang menunggu seluruhnya
dibangunkan. . . . Para pemercaya
melihat bahwa keraguan dan
kebingungan mereka telah
disingkirkan, dan harapan dan
semangat menyala di hati mereka . . .
Sebuah persiapan untuk menjumpai
Tuhan adalah beban dari jiwa2 yang
memohon ini. Ada doa sungguh dan
penyerahan tanpa reserve kepada
Tuhan.”10
Meskipun demikian, ketika tanggal
22 Oktober, tahun1844, berlalu, tanpa
tanda apapun akan harapan bahagia
mereka—yaitu kedatangan mulia dari
Yesus di awan2 di langit untuk
membawa mereka pulang rumah—
maka gerakan Advent Kedua
menderita kekecewaan pahit. Banyak
dari mereka yang telah berpisah dari
gereja2 mereka semula pada tahun
1844 sekarang meninggalkan iman
mereka seluruhnya.
Laodekia dan umat yang sisa
Namun Kristus tak meninggalkan
umatNya yang setia. Melalui
bimbingan Roh Kudus, Yesus
14
memimpin satu umat yang sisa sedikit
dari periode Filadelfia menuju periode
Laodekia, dan menuju terang indah
namun adalah kebenaran khidmat dari
pelayananNya di Bilik Maha Suci di bait
suci surgawi. Dalam pembersihan bait
suci surgawi, pekerjaan pelayanan
Kristus yang terakhir bagi umat
perjanjianNya telah dimulai. Dalam
pekerjaan ini Kristus sedang
menentukan nama2 siapa yang akan
ditahan dalam kitab kehidupan (Wahyu
3:5). Sebagaimana sejarah telah
menunjukkan, tak semua orang yang
mengakui iman kepadaNya telah tetap
setia kepada sumpah perjanjian
mereka. Dalam pengadilan di “rumah
Tuhan” (1 Petrus 4:17), akan ditentukan
siapa yang dianggap layak mendapat
warisan yang dijanjikan dalam berkat2
perjanjianNya. Inilah pekerjaan
terakhir yang Kristus akan lakukan
sebelum Ia kembali untuk mengakui
umatNya sebagai milikNya sendiri.11
(Lihat juga Daniel 8:14; Ibrani 8:1-4;
Wahyu 3:7, 8; 11:19.)
Sementara umat Tuhan yang sisa
yang setia memasuki periode ketujuh
dan periode gereja terakhir, terang
pada bait suci membawa besertanya
terang mengenai hukum Tuhan yang
terkandung di dalamnya (Wahyu 11:19).
Perintah keempat, yang sudah sangat
lama diinjak-inkak oleh mayoritas amat
besar dari gereja2 yang sudah jatuh,
sekarang kelihatan dalam terang yang
lebih jelas sebagai perjanjian kekal
(Keluaran 31:16, 17).
Sebagai umat perjanjian Tuhan,
gereja yang sisa sekarang melihat
dengan jelas bahwa mereka sedang
diuji tentang kebenaran Sabat. Pelayan
Tuhan menulis: “Saya melihat bahwa
Sabat yang suci adalah, dan akan
menjadi, tembok pemisah antara umat
Tuhan Israel asli dan orang-orang yang
tak percaya; dan bahwa Sabat adalah
persoalan besar yang akan
menyatukan hati dari umat kudus
Tuhan yang kekasih, yang sedang
menanti.”12
Krisis di Laodekia
Sambil melihat hingga periode konflik
terakhirnya gereja, Yohanes menulis,
“Maka marahlah naga itu kepada
perempuan itu, lalu pergi memerangi
keturunannya yang lain (yang sisa),
yang menuruti hukum-hukum Allah
dan memiliki kesaksian Yesus. (Wahyu
12:17).
Sementara umat Tuhan yang sisa
bisa secara pasti memperkirakan
perlawanan besar dari musuh-musuh
pekerjaan Kristus, pelayan Tuhan
mengamarkan, “Kita harus jauh lebih
takut pada bahaya dari dalam gereja
daripada bahaya dari luar gereja.”13
Serangan-serangannya Setan
terutama dinyatakan dari dalam
barisan umat yang sisa sendiri. Sangat
kuat godaan-godaannya, sehingga
banyak orang yang dulunya
bersemangat menjadi tak peduli pada
pekerjaan Kristus.
Pada tahun 1852, atau hanya delapan
tahun setelah tahun 1844, pelayan
Tuhan digerakkan untuk menulis,
“Banyak orang yang mengaku sedang
menantikan kedatangan segera dari
Kristus sementara menyesuaikan diri
dengan dunia ini dan berusaha lebih
sungguh untuk mencari pujian dari
orang-orang di sekitar mereka daripada
mencari perkenan Tuhan. Mereka
dingin dan formal.”14
“Aku tahu segala pekerjaanmu:
engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin
atau panas!. . . . Karena engkau berkata:
Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak
kekurangan apa-apa, dan karena
engkau tidak tahu, bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang, (Wahyu 3:15, 17).
“Kesaksian khidmat atas mana nasib
gereja ini tergantung telah dipandang
enteng, kalau tak seluruhnya
diabaikan.”15
Jika kondisi ketakpedulian rohani ini
akan terus berlanjut tanpa pertobatan
tulen, maka mereka yang masih tinggal
dalam kondisi itu akan dimuntahkan
keluar dari mulutnya Kristus (Wahyu
3:16). Gambaran ini “berarti bahwa Ia
tak bisa melayangkan doa-doa anda
atau ekspresi kasih anda kepada Bapa.
Ia tak bisa mengesahkan ajaran anda
dari firmanNya atau kerja rohani anda
dalam hal apapun. Ia tak bisa
menyampaikan kegiatan rohani anda
dengan permintaan agar kasih karunia
diberikan kepada anda.”16
Ketika kesaksian langsung ini
pertama kali diterapkan kepada mereka
yang sedang mengumumkan
pekabaran malaikat ketiga, banyak
orang berpikir bahwa ini akan
menyelesaikan pekerjaannya secara
cepat. Ini menggerakkan umat Tuhan
dimana-mana. Walaupun demikian,
sementara waktu berlalu, ini kehilangan
efeknya di hati dari para pemercaya.
Tujuh tahun kemudian, utusan Tuhan
menulis, “Saya melihat bahwa
pekabaran ini tak akan menyelesaikan
pekerjaannya dalam beberapa bulan
singkat. Ini dirancang untuk
membangunkan umat Tuhan, untuk
membuka kepada mereka akan
kesesatan mereka, dan untuk
memimpin kepada pertobatan tulen,
agar mereka dapat diperkenankan
dengan hadirat Yesus, dan layak untuk
seruan nyaring dari malaikat ketiga.” 17
Setelah 23 tahun berikutnya, gereja
Laodekia makin bertambah besar
dalam jumlah dan kemakmuran materi.
Meskipun demikian, pelayan Tuhan
didesak untuk menulis:
“Saya dipenuhi dengan kesedihan
ketika saya memikirkan kondisi kita
sebagai satu umat. Tuhan tak menutup
sorga bagi kita, tapi tindakan kita
sendiri yang terus-menerus tersesat
telah memisahkan kita dari Tuhan.
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Kesombonga, ketamakan, dan cinta
dunia telah hidup di hati tanpa takut
diusir atau dihukum. Dosa-dosa
kelancangan dan amat parah telah
tinggal diantara kita. Dan namun
pendapat umum adalah bahwa gereja
sedang berkembang dan bahwa damai
dan kemakmuran rohani ada di semua
perbatasan gereja.
“Gereja ini telah berpaling dari
mengikuti Kristus Pemimpinnya dan
secara berangsur-angsur sedang berbalik
menuju Mesir. Namun sedikit yang
merasa bahaya atau heran akan
kekurangan kekuatan rohani mereka.
Keraguan, dan bahkan tak percaya pada
kesaksian Roh Tuhan, sedang meragi di
gereja-gereja kita dimana-mana. . . .
Kesaksian-kesaksian (Yesus) tak dibaca
dan tak dihargai.”18 Umat yang sisa ini
yang dulunya bersemangat, dipenuhi
dengan kasih Yesus, sekarang sedang
berbalik jauh meninggalkan Dia.
Enam tahun kemudian, pada bulan
Juli tahun 1888, kesaksian berikut
muncul: “Fakta-fakta mengenai kondisi
sebenarnya dari yang mengaku umat
Tuhan berbicara lebih nyaring daripada
pengakuan mereka, dan membuktikan
bahwa suatu kekuatan telah memotong
kabel/tali tebal yang menjangkarkan
mereka dengan Batu Kekal, dan bahwa
mereka sedang terombang-ambing di
lautan bebas, tanpa peta atau kompas.”19
Sebuah pesan yang amat bernilai
Karena banyak orang telah
kehilangan pandangan pada Kristus
sebagai pemimpin mereka, pada tahun
1888 selama Konperensi General
Conference di Minneapolis, “Tuhan
dalam rahmatNya yang besar
mengirimkan pesan yang amat bernilai
kepada umatNya melalui Saudara
Ketua Jones dan Waggoner. Pekabaran
ini adalah untuk membawa secara lebih
jelas di hadapan dunia sang
Juruselamat yang ditinggikan, sang
korban bagi dosa-dosa seluruh dunia.
Pekabaran ini menyampaikan
pembenaran melalui iman pada sang
Penjamin; pekabaran ini mengundang
umat untuk menerima kebenaran
Kristus, yang mana dinyatakan dalam
penurutan/ketaatan kepada semua
perintah Tuhan. . . . Semua kuasa
diberikan ke dalam tanganNya, agar Ia
dapat membagikan pemberianpemberian limpah kepada manusia,
sambil memberikan pemberian tiada
taranya dari kebenaranNya sendiri
kepada agen manusia yang tak
berdaya. Inilah pekabaran yang Tuhan
perintahkan untuk diberikan kepada
dunia ini. Inilah pekabaran malaikat
ketiga, yang mana harus
diproklamasikan dengan seruan
nyaring, dan dihadiri dengan
pencurahan RohNya dalam ukuran
besar.”20 “Waktu ujian ada tepat di
depan kita, karena seruan nyaring dari
malaikat ketiga telah dimulai dalam
penyataan/wahyu tentang kebenaran
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Kristus, sang Penebus yang
mengampuni-dosa. Inilah permulaan
terang dari malaikat (lain/ke-4 di Wahyu
18) yang kemuliaannya akan memenuhi
seluruh bumi.”21
Sedihnya, pada tahun 1903, kondisi
gereja membuktikan bahwa pekabaran
ini tak pernah sepenuhnya diterima.
“Adalah sebuah kebenaran yang
khidmat dan mengerikan bahwa banyak
orang yang dulunya bersemangat
dalam memproklamirkan pekabaran
malaikat ketiga sekarang sedang
menjadi tak peduli dan sembarangan! . .
. Alih-alih memimpin dunia untuk
memberikan penurutan kepada hukum
Tuhan, gereja ini (GMAHK) sedang
bersatu dan makin erat dengan dunia ini
dalam pelanggaran. Tiap hari gereja ini
makin serupa dengan dunia.”22
Perpisahan dalam Laodekia
Sebelas tahun kemudian, Perang
Dunia Pertama pecah di Eropa. Ketika
kepemimpinan dari yang mengaku umat
Tuhan di Eropa melibatkan gereja untuk
mendukung usaha peperangan—
termasuk memanggul senjata perang
dan berperang pada hari Sabat jika
dibutuhkan—maka mereka menyatakan
bahwa mereka tak membangun diatas
batu gunung kebenaran. Karena sudah
sangat dipengaruhi oleh roh dunia,
mereka kehilangan pandangan akan
panggilan mereka yang mulia sebagai
umat perjanjian Tuhan. Orang-orang
yang memprotes telah dipecat.
Kira-kira lebih dari 2000 orang yang
keberatan memanggul senjata perang
telah dipisahkan/dipecat dari Gereja
Advent di Jerman saja. Tindakan yang
sama oleh yang mengaku umat Tuhan
terjadi di Negara-negara lain di Eropa.
Banyak dari jiwa-jiwa yang setia ini
dipenjarakan dan dihukum mati karena
sikap yang mereka ambil.
Setelah berakhirnya perang ini, sedikit
yang setia, yang tersebar di seluruh 16
negara di Eropa, berkumpul bersama
dengan harapan untuk berdamai
dengan mantan saudara-saudara
mereka. Sama seperti umat yang setia
di masa-masa sebelumnya, “untuk
mengamankan damai dan persatuan,
mereka siap untuk membuat
kelonggaran apapun yang konsisten
dengan kesetiaan kepada Tuhan.”23 Tapi
sayang sekali, kepemimpinan gereja,
yang telah dibutakan oleh kondisi
kebutaan rohani mereka, menolak untuk
mengambil tindakan terhadap mereka
yang telah melanggar hukum Tuhan.
Perpisahan ini, walaupun pedih dan
menyakitkan, menjadi permanen.
Dengan demikian lahirlah Advent Hari
Ketujuh Gerakan Pembaharuan.
Para pembaharu dan restorator
Hari ini, di bawah gerakan yang
dilambangkan oleh itu malaikat lain dari
Wahyu 18:1-4, “Umat Tuhan yang sisa,
sedang berdiri di hadapan dunia ini,
sebagai para pembaharu” sedang
menyatakan “bahwa hukum Tuhan
adalah pondasi dari semua
pembaharuan yang bertahan. . . .
Dalam kalimat-kalimat yang jelas,
tegas mereka [sedang menyampaikan]
keharusan untuk taat kepada semua
sabda dari Sepuluh Hukum. Didorong
oleh kasih Kristus, mereka [sedang
bekerjasama] dengan Dia dalam
membangun lagi tempat-tempat
reruntuhan. Mereka [sementara]
menjadi orang-orang yang
memperbaiki tembok yang tembus,
memperbaiki pelanggaran, para
pembaharu dari jalan-jalan untuk
dihuni.”24
Para pembaca yang kekasih, “apa
yang Tuhan maksudkan akan lakukan
bagi dunia melalui Israel, si bangsa
pilihan, Ia akhirnya akan selesaikan
melalui gerejaNya di bumi hari ini. Ia
‘telah menyewakan kebun anggurNya
kepada penggarap lain,’ yaitu kepada
umatNya yang memelihara-hukum,
yang mesti dengan setia ‘menyerahkan
kepadaNya buah-buah pada musimmusimnya’ (Matius 21:41). Tak pernah
Tuhan tanpa wakil-wakilNya yang benar
di muka bumi ini yang menjadikan
kepentingan Tuhan sebagai
kepentingan mereka sendiri. Saksisaksi bagi Tuhan ini diperhitungkan
sebagai Israel rohani, dan kepada
mereka akan digenapi semua janji-janji
perjanjian yang dibuat oleh Yehovah
kepada umatNya dahulu kala.”25
“Yang penting di sini ialah ketekunan/
kesabaran orang-orang kudus, yang
menuruti perintah2 Allah dan iman
kepada Yesus.” (Wahyu 14:12).
Referensi:
Life Sketches, p. 196.
The Acts of the Apostles, p. 14.
3
The Signs of the Times, March 27, 1884.
4
God’s Amazing Grace, p. 57.
5
The Acts of the Apostles, p. 376.
6
Ibid., p. 18.
7
The Great Controversy, p. 379.
8
Ibid.
9
Ibid., p. 376.
10
Ibid., pp. 400, 401.
11
Early Writings, p. 254.
12
Ibid., p. 33.
13
Selected Messages, bk. 1, p. 122.
14
Early Writings, p. 107.
15
Ibid., p. 270. [Emphasis supplied.]
16
Testimonies, vol. 6, p. 408.
17
Ibid., vol. 1, p. 186.
18
Ibid., vol. 5, p. 217. [Emphasis supplied.]
19
The Review and Herald, July 24, 1888.
[Emphasis supplied.]
20
Testimonies to Ministers, p. 91. [Emphasis supplied.]
21
The Review and Herald, Nov 22, 1892.
22
Testimonies, vol. 8, pp. 118, 119.
[Emphasis supplied.]
23
The Great Controversy, p. 45.
24
Prophets and Kings, p. 678.
25
Ibid., pp. 713, 714.
1
2
15
MINGGU, 7 DESEMBER, 2014
Umat Yang Sisa -
Sejarahdan
Perjalanan
Oleh Paul Chapman
“Maka mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
“Kita tak perlu takut apapun dalam
menghadapi masa depan, kecuali
ketika kita akan melupakan cara Tuhan
yang telah memimpin kita dan
pelajaranNya dalam sejarah kita di
masa lalu.”1
Untuk menempatkan dalam
pandangan yang pantas tentang umat
Tuhan yang sisa sementara umat yang
sisa ini ditemukan di sepanjang sejarah
dunia ini, kita pertama-tama perlu
mengerti perjanjian hubungan kasih
karunia yang Tuhan telah tetapkan
antara diriNya dan umatNya. Kita bisa
dengan amat baik mengekspresikan ini
dalam kata-kata: “Aku akan menjadi
Tuhan mereka, dan mereka akan
menjadi umatKu.” Yesaya 32:38. Tuhan
berkata tentang orang-orang yang
telah masuk ke dalam hubungan ini,
“”Maka inilah perjanjian yang
Kuadakan dengan kaum Israel sesudah
waktu itu,” demikianlah firman Tuhan.
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam
akal budi mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka, maka Aku akan
menjadi Allah mereka dan mereka
akan menjadi umat-Ku…. Sebab Aku
akan menaruh belas kasihan terhadap
kesalahan mereka dan tidak lagi
mengingat dosa-dosa mereka.” (Ibrani
8:10, 12).
Perjanjian hubungan kasih karunia ini
didasarkan pada kasih Tuhan yang tak
12
terbatas bagi orang-orang berdosa.
Tuhan sangat mengasihi kita, sehingga
Ia berjanji untuk memberikan atau
“mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. ”
(Yohanes 3:16). Dalam perjanjian ini,
Tuhan mengulurkan rahmatNya
kepada kita melalui Yesus, sang
Penebus yang dijanjikan; Ia
mengampuni dosa2 kita dan
menyelamatkan kita melalui “pada
waktu itu Dia telah menyelamatkan
kita, bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena
rahmat-Nya oleh permandian
kelahiran kembali dan oleh
pembaharuan yang dikerjakan oleh
Roh Kudus,” (Titus 3:5); dan oleh Roh
Kudus, Ia “telah mencurahkan”
kasihNya ke dalam hati dari setiap
pemercaya, “Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah
telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5).
Kasih ini menyatakan dirinya dalam
“menggenapi hukum Tuhan” “Kasih
tidak berbuat jahat terhadap sesama
manusia , karena itu kasih adalah
kegenapan hukum Tuhan. (Roma
13:10). Dalam perjanjian kasih karunia
ini, penurutan/ketaatan kepada
kehendakNya akan selalu menjadi ciri
khas dari umat Tuhan yang sisa. Itulah
sebabnya Yesus bisa berkata kepada
murid2Nya, “”Jikalau (kamu) mengasihi
Aku, kamu akan menuruti segala
(semua) perintah-Ku.” (Yohanes 14:15).
Pelajaran dari Israel dahulu kala
Dalam menggenapi janji
perjanjianNya kepada Abraham, maka
Tuhan memunculkan bangsa Israel. Ia
memilih mereka, agar supaya mereka
dapat “menyatakan karakterNya
kepada manusia. Ia merindukan
mereka untuk menjadi sebagai mata air
keselamatan di dunia ini. Bagi mereka
telah dipercayakan sabda surga, wahyu
kehendakNya.” 2 Dalam mengingatkan
mereka akan kewajiban dari perjanjian
mereka, Musa mengakui hubungan hati
yang membentuk dasar dari semua
penurutan sejati: “Kasihilah TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu.”
“Maka hendaklah dalam hatimu segala
firman, yang kusuruh kepadamu pada
hari ini.” (Alkitab Terjemahan Lama).
” (Ulangan 6:5, 6). Jadi bukanlah
kebetulan, sehingga ketika kasih Tuhan
pudar di hati mereka, maka umatNya
yang telah berjanji setia berakhir dalam
ketidaktaatan kepadaNya.
Selama berabad-abad anak-anak
Israel mengalami siklus/lingkaran
kesetiaan, kemurtadan, penghukuman,
kebangunan, dan pembaharuan.
Selama siklus/rangkaian kemurtadan
ini, amatlah sulit untuk membedakan
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
hal inilah yang memisahkan mereka.
Sementara sebagian kecil
memelihara perintah-perintah Tuhan
dan kesaksian Yesus selama suatu
jangka waktu panjang tertentu, mereka
meninggalkan hukum dan kesaksian
ketika prinsip-prinsip ini bertentangan
dengan kepentingan duniawi mereka.
Mungkin bahkan ketika kepentingan
badani mereka dipertaruhkan. Orangorang ini dilambangkan oleh benih
yang jatuh di atas batu dalam
perumpamaan yang disampaikan oleh
Yesus. Mereka pernah menerima
firman dengan gembira —tapi mereka
tak berakar, dan ketika godaan datang
mereka murtad (Lukas 8:13). Tapi umat
yang sisa sedikit tetap bertahan secara
rohani karena berpaut kepada prinsipprinsip hukum Tuhan dengan teguh
sampai akhir. Tuhan tak pernah tanpa
paling kurang serombongan kecil
pengikut yang setia yang tetap teguh
walaupun kemurtadan merajalela
dimana-mana. Inilah para pengibar
bendera, yang menyalakan api
kebenaran. “ “Aku masih
meninggalkan tujuh ribu orang bagiKu, yang tidak pernah sujud
menyembah Baal. Demikian juga pada
waktu ini ada tinggal suatu (umat) yang
sisa, menurut pilihan kasih karunia”
(Roma 11:4, 5). Umat yang sisa ini
berdiri dalam kekuatan yang Tuhan
berikan pada mereka.
Pelayan Tuhan ditunjukkan bahwa
“tak semua orang . . . akan dijerat oleh
tipuannya musuh. Sementara akhir
segala sesuatu di bumi makin dekat,
akan ada orang-orang yang setia yang
mampu memahami tanda-tanda
zaman. Sementara sejumlah besar
orang (mayoritas) yang mengaku para
pemercaya akan menyangkal iman
mereka melalui perbuatan mereka,
akan ada satu umat yang sisa yang
akan bertahan sampai akhir.”1
Bisa jadi persoalan terbesar yang kita hadapi adalah
memberikan penurutan dengan motif dan sikap yang
benar, dengan kehendak yang sepenuhnya berpadu
dalam kehendak Tuhan.
orang-orang yang percaya dan yang
beroleh hidup.” (Ibrani 10:38, 39).
Kita secara berulang kali
menghadapi berbagai godaan dan
ujian di sepanjang perjalanan sebagai
orang Kristen. Sebagian godaan atau
ujian, dengan bantuannya Tuhan, kita
bisa sanggup mengalahkan secara
cukup gampang, karena godaangodaan ini tak membangkitkan
tanggapan apapun didalam kita.
Orang-orang lain membuktikan diri
sebagai para penantang nyata dalam
hidup rohani kita—mereka
membangkitkan nada sensitive dalam
hati kita, menunjukkan beberapa titik
lemah atau kecondongan lemah dalam
karakter kita. Pada saat itulah sehingga
godaan menjadi tantangan nyata—
suatu saat ketika seseorang harus
membuat sebuah pilihan yang
menyakitkan:
Menyerah kepada godaan dan (bisa
jadi) menikmati “untuk sementara
kesenangan dari dosa” (Ibrani 11:25),
diikuti oleh beban rasa bersalah,
penyesalan, dan usikan hati nurani;
atau menyangkal kesenangan atau
kepentingan sendiri yang sementara
dan melakukan apa yang benar tak
peduli ongkos dari penyangkalan diri
(“Dalam pergumulan kamu melawan
dosa kamu belum sampai
mencucurkan darah”) tapi menikmati
kedamaian batin dalam waktu lama
dan hati nurani yang bersih (Ibrani
12:4).
ambil resiko dan ia takut pada
akibat2nya. Tapi ia tak mengalami
kebahagiaan dalam melayani bapanya
dan ia tak bahagia dalam hidup
harmonis dengan kehendak bapanya.
Penurutan dangkal macam ini,
walaupun kelihatan terhormat di mata
banyak orang, tak dapat dianggap
sebagai sebuah pencapaian kemajuan
rohani. Tuhan tak menerima apapun
kecuali kerelaan sepenuh hati.
Sebuah jenis penurutan yang sama
sekali berbeda telah ditunjukkan dalam
pengalaman Juruselamat kita, yang
bisa dengan benar berkata: “penguasa
dunia ini datang dan ia tidak berkuasa
sedikitpun atas diri-Ku. (Yohanes 14:30).
Tak ada sebuah pijakan yang mana
Setan bisa gunakan untuk membujuk
Yesus; tak ada tanggapan positif
apapun dalam jiwanya Kristus
terhadap apapun dari godaangodaannya Setan.
Yesus tak menuruti BapaNya dengan
menentang kehendakNya sendiri atau
kesenanganNya sendiri. PenurutanNya
kepada Bapa adalah selaras
sepenuhnya dengan kehendakNya
sendiri; ketaatanNya adalah ekspresi
dari kehendakNya sendiri. Sikap ini
secara sempurna digambarkan dalam
pengalaman hidupNya di bumi ini,
seperti telah dinubuatkan berabadabad sebelumnya: “Aku suka
melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu (Hukum-Mu) ada dalam
dadaku (hatiku)” (Mazmur 40:8, huruf
tebal ditambahkan).
Menghadapi “naga” penggodaan
Apa sebenarnya yang sedang
mendorong kita?
Pelayanan kasih
Tak peduli berapa besar rombongan
awal, atau berapa banyak orang yang
berlomba dalam perlombaan orang
Kristen; tak terlalu penting untuk
mengetahui berapa banyak yang
tersesat di sepanjang perjalanan. Hal
yang paling penting adalah menjadi
salah satu dari mereka yang bisa finish
kehidupan Kristen secara
berkemenangan dan ditemukan
diantara yang diselamatkan: “Dan
barangsiapa menang dan melakukan
pekerjaan-Ku sampai kesudahannya,
kepadanya akan Kukaruniakan kuasa
atas bangsa-bangsa; ” (Wahyu 2:26).
“Tetapi orang-Ku yang benar akan
hidup oleh iman, dan apabila ia
mengundurkan diri, maka Aku tidak
berkenan kepadanya. Tetapi kita
bukanlah orang-orang yang
mengundurkan diri dan binasa, tetapi
Dalam perumpamaan anak yang
hilang, kita memiliki contoh tentang
saudara yang lebih tua yang
menyangkal dirinya dan memberikan
penurutan kepada kehendak bapanya.
“Tetapi ia menjawab ayahnya,
katanya: Telah bertahun-tahun aku
melayani bapa dan belum pernah aku
melanggar perintah bapa, tetapi
kepadaku belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing
untuk bersukacita dengan sahabatsahabatku.” (Lukas 15:29). Ia merasa
frustrasi dengan pengalamannya di
rumah bapanya, yang mana tak benarbenar memberikannya kepuasan atau
kepenuhan tulen. Kelihatan bahwa
satu-satunya perbedaan nyata antara
dia dan saudaranya adalah bahwa ia
tak berani melakukan seperti apa yang
saudaranya telah lakukan. Ia telah taat
kepada bapanya dan melayani
bapanya hanya karena ia tak ingin
Nabi Daniel si orang benar mengerti
prinsip dasar bahwa sebuah penurutan
lahiriah adalah tak cukup, kecuali
ketaatan itu dimotivasi oleh kerelaan
batin dan sukacita hati untuk
melakukan kehendak Tuhan. Karena
alasan ini, sebelum berani untuk
memberikan nasehat apapun kepada
Raja Nebukadnesar, ia menekankan
fakta bahwa penurutan hanya bernilai
jika ketaatan itu datang atau keluar dari
hati yang bahagia, hati yang sukarela:
“Jadi, ya raja, biarlah nasihatku
berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah
diri tuanku dari pada dosa dengan
melakukan keadilan , dan dari pada
kesalahan dengan menunjukkan belas
kasihan terhadap orang yang
tertindas; dengan demikian
kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!”
(Daniel 4:27).
Menurut kamus Alkitab Strong, arti
sebenarnya dari kata “berkenan” yang
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
17
muncul dalam ayat ini, dalam bahasa
aslinya adalah “shephar” yang artinya
“menjadi indah,” “berkenan,” “dapat
diterima,” + “berpikir baik.” Arti ini juga
muncul dalam terjemahan dari ayat
Alkitab ini dalam bahasa-bahasa lain.
Hanyalah setelah Nebukadnesar akan
menjadi senang dengan nasehat ini,
atau “berpikir baik” tentang nasehat ini
dan menyukainya, sehingga
penurutannya akan bernilai.
“Tapi perhatikan disini bahwa
penurutan bukanlah sebuah ketaatan
lahiriah saja, tapi pelayanan kasih
sayang.” 2
Ketika mazmur pertama
menjelaskan ciri-ciri khas dari orang
yang diberkati oleh Tuhan, ia
menyatakan bahwa “kesukaannya
ialah hukum TUHAN.” (Mazmur 1:2).
Orang ini suka atau senang melakukan
kehendak Tuhan; kehendaknya tak
bertentangan dengan hukum Tuhan.
Kehendak Tuhan seperti dinyatakan
dalam hukumNya dan kehendaknya
pribadi ada dalam keselarasan
sempurna dengan satu sama lain.
Pemikiran yang sama ditemukan
dalam Mazmur 112:1, “Berbahagialah
orang yang… sangat suka kepada
segala perintah-Nya .”
Jika kita merenungkan berbagai
tantangan yang kita hadapi secara
pribadi, kita akan menghitung diantara
tantangan2 ini berbagai godaan2 kuat
yang mesti dilawan. Mungkin
persoalan terbesar yang kita hadapi
adalah memberikan penurutan dengan
motivasi/niat yang benar dan dengan
sikap yang benar, dengan sebuah
kehendak yang sepenuhnya dipadukan
dengan kehendak Tuhan, sambil
mengasihi apa yang Ia kasihi dan
membenci apa yang Ia benci.
Menghadapi tantangan ini hanya
mungkin melalui kelahiran baru.
Kelahiran baru bukanlah sebuah
perubahan dalam perilaku lahiriah.
Kelahiran baru adalah sebuah
perubahan radikal dalam berpikir dan
merasa yang mengubah identitas kita.
Kedalaman jiwa diubah melalui
kekuatan Roh Kudus.
“Sebuah perubahan akan kelihatan
dalam karakternya, dalam
kebiasaannya, dalam pencariannya.
Perbedaannya akan menjadi jelas dan
tegas antara apa mereka sebelumnya
dan apa mereka sekarang.”3
Mereka yang menghasilkan buah
Roh (Galatia 5:22, 23) “tak akan lagi
menghiasi diri mereka sesuai dengan
nafsu mereka sebelumnya, tapi
melalui iman pada Anak Tuhan
mereka akan mengikuti langkah2Nya,
memantulkan karakterNya, dan
memurnikan diri mereka tepat seperti
Ia adalah murni. Hal-hal yang dulunya
mereka benci sekarang mereka kasihi,
dan hal-hal yang dulunya mereka kasihi,
sekarang mereka benci.”4
Persoalan hati
Karena Tuhan itu adil, Ia
memberikan kesempatan yang sama
kepada semua orang—Roh Kudus
bekerja dalam setiap manusia, sambil
berjuang untuk menghasilkan jenis
pengalaman baru ini. Jadi mengapa
sebagian akan diselamatkan
sementara orang2 lain akan hilang?
Apa yang membuat perbedaan ini?
Jawabannya cukup sederhana: Tuhan
telah memberikan pada semua orang
dengan kehendak atau kemauan
bebas. Hanyalah melalui persetujuan
kita dan kerjasama kita dapatlah Roh
Kudus mengubah kita. Oleh sebab itu
kerelaan penurutan kita mestilah
konstan/terus-menerus.
Kita mesti selalu mengingat kasih
dan hikmat Tuhan—dan bahwa dalam
memilih jalanNya, dalam waktu
panjang kita akan bahagia. Secara
teoritis, ini kedengarannya bagus dan
kelihatan cukup masuk akal. Tapi bila
kita coba mempraktekkan kebenaran
ini dalam hidup kita sehari-hari, kita
menemukan bahwa pilihan ini sering
mengharuskan sebuah pergumulan.
Alkitab menyebut pergumulan ini
“pertandingan/peperangan iman yang
benar” (1 Timotius 6:12). Tapi jika kita
memilih jalan kita sendiri, kita
sebenarnya akan makin jauh dan
semakin jauh dari kebahagiaan.
Selama pergumulan ini, kita perlu
sering mengingatkan diri kita sendiri
tentang kasih Tuhan yang tiada
batasnya dan hikmat dan kuasaNya
yang tak terbatas, supaya kita bisa
ingat untuk mempercayai Yang Tak
Kelihatan dan membuat pilihan kita
dalam hidup ini secara sepadan. Makin
sering kita mempelajari firman Tuhan,
maka makin jelas kita akan mengenali
keindahan karakterNya dan keajaiban
rencanaNya. Pengenalan yang makin
bertambah tentang Dia akan
membuat kita jauh lebih gampang
untuk memahami dan mengenali
rencanaNya bagi kita. Dengan
mengikuti rencana Tuhan, kita
sebenarnya akan memenuhi kehendak
kita sendiri, yang telah menjadi sama
dengan kehendakNya.
Hal yang sebaliknya akan menjadi
Kita perlu mengingatkan diri kita tentang kasih Tuhan
yang tiada taranya dan hikmat dan kuasaNya yang tak
terbatas, supaya kita bisa ingat untuk percaya pada Yang
Tak Kelihatan.
18
seperti Bileam. Ia menuruti rencana
Tuhan tapi melakukannya secara
bersungut-sungut, karena frustrasi,
sambil merasa bahwa kehendak Tuhan
telah mencegahnya untuk
memperoleh harta kekayaan dan
kebahagiaan. Penurutan jenis ini
adalah tak bernilai bagiNya!
Jika kita telah/sedang berpikir
seperti Bileam—berarti kita kehilangan
pengalaman lahir baru yang tulen atau
tiada pengalaman lahir baru yang
sejati—jadi sekaranglah waktunya
yang tepat untuk bangun dan
memulihkan jenis hubungan dengan
Tuhan yang akan memampukan kita
melewati dengan aman ujian2 ekstrim
yang ada depan kita.
Sebuah permohonan kepada kita
semua
Juru kabar Tuhan menyatakan: “Apa
yang akan saya katakan untuk
membangunkan umat Tuhan yang sisa?
Saya ditunjukkan bahwa peristiwa2
mengerikan ada di depan kita; Setan
dan para malaikatnya sedang
membawa semua kekuatan mereka
untuk menghantam umat Tuhan. Ia
tahu bahwa jika mereka tidur sedikit
lebih lama maka ia pasti menjerat
mereka, karena mereka pasti binasa.”5
“ ‘Maukah anda menghindari tujuh
malapetaka terakhir? Maukah anda
pergi menuju kemuliaan dan
menikmati semua yang Tuhan telah
siapkan bagi mereka yang
mengasihiNya dan rela menderita
demi kepentinganNya? Jika demikian
ego diri anda mesti mati agar anda
bisa hidup. Bersiap, bersiap, bersiap.
Anda mesti memiliki persiapan yang
lebih besar daripada yang sekarang anda
miliki, karena hari Tuhan segera datang.
. . . Korbankan semua untuk Tuhan.
Serahkan semua diatas mezbahNya—
diri anda, harta anda, dan semua
keberadaan anda, sebagai korban yang
hidup. Untuk memasuki kemuliaan anda
mesti mengorbankan semua.’ ”6
“Ketika kita menyerahkan diri kita
kepada Kristus, hati kita disatukan
dengan hatiNya, kehendak kita
disatukan dengan kehendakNya, pikiran
kita menjadi satu dengan pikiranNya,
pemikiran kita patuh kepadaNya; kita
menghidupkan kehidupanNya.”7
Bukanlah kehendak Tuhan bagi kita
untuk menghasilkan sebuah kehidupan
saleh secara lahiriah seperti orang
Farisi coba lakukan. Apa itu kehendak
Tuhan? “Inilah kehendak (Tuhan)
Allah: yaitu pengudusanmu” (1
Tesalonika 4:3). Manusia seutuhnya,
termasuk pikiran dan perasaan kita,
semuanya mesti dibawa ke dalam
penurutan kepada Tuhan: “Kami
mematahkan setiap siasat orang dan
merubuhkan setiap kubu yang
dibangun oleh keangkuhan manusia
untuk menentang pengenalan akan
Allah. Kami menawan segala pikiran
dan menaklukkannya kepada Kristus,”
(2 Korintus 10:5, huruf tebal
ditambahkan).
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
disingkirkan jauh-jauh; ajaran2 gereja
yang bertentangan
dihilangkan;…kesombongan dan
kesesuaian dengan duniawi disapu
bersih; kesalahan2 diperbaiki; hati demi
hati disatukan dalam persekutuan yang
maha indah, dan kasih dan sukacita
yang paling menonjol.”8
Keadaan persatuan yang berbahagia
ini dan kasih persaudaraan diantara
umat yang setia yang sisa sedikit ini
sangat cocok dilukiskan oleh nama
yang diberikan kepada gereja dari
periode ini yaitu: Filadelfia, yang
artinya—“kasih persaudaraan.”
Tapi Yesus tak datang secara pribadi
sebagaimana mereka pikirkan akan
terjadi. Setelah waktu berlalu ketika
mereka pertama kali memperkirakan
Kristus akan datang, banyak orang
membuang harapan mereka pada
kedatangan Kristus yang segera.
Walaupun banyak yang patah
semangat, minoritas masih tetap
bertahan teguh. Karena dilarang hak
mereka untuk membicarakan harapan
mereka di gereja-gereja mereka, “pada
musim panas tahun 1844 kira2 lima
puluh ribu orang mundur dari gereja2
ini.”9 Pekabaran malaikat kedua dari
Wahyu 14:8, mengumumkan
“kejatuhan Babel,” pada saat itu
berlaku kepada gereja2 Protestan di
Amerika Serikat yang telah menolak
pekabaran malaikat pertama.
Sebuah kesalahan dalam
perhitungan periode nubuatan telah
diperbaiki, dan para pemercaya
Filadelfia bersatu sekali lagi dalam
proklamasi ‘Kristus segera datang.’
“Bagaikan gelombang pasang gerakan
ini menyapu bersih seluruh Amerika.
Dari kota ke kota, dari desa ke desa,
dan hingga ke negeri-negeri terpencil
gerakan ini pergi, sampai umat Tuhan
yang sedang menunggu seluruhnya
dibangunkan. . . . Para pemercaya
melihat bahwa keraguan dan
kebingungan mereka telah
disingkirkan, dan harapan dan
semangat menyala di hati mereka . . .
Sebuah persiapan untuk menjumpai
Tuhan adalah beban dari jiwa2 yang
memohon ini. Ada doa sungguh dan
penyerahan tanpa reserve kepada
Tuhan.”10
Meskipun demikian, ketika tanggal
22 Oktober, tahun1844, berlalu, tanpa
tanda apapun akan harapan bahagia
mereka—yaitu kedatangan mulia dari
Yesus di awan2 di langit untuk
membawa mereka pulang rumah—
maka gerakan Advent Kedua
menderita kekecewaan pahit. Banyak
dari mereka yang telah berpisah dari
gereja2 mereka semula pada tahun
1844 sekarang meninggalkan iman
mereka seluruhnya.
Laodekia dan umat yang sisa
Namun Kristus tak meninggalkan
umatNya yang setia. Melalui
bimbingan Roh Kudus, Yesus
14
memimpin satu umat yang sisa sedikit
dari periode Filadelfia menuju periode
Laodekia, dan menuju terang indah
namun adalah kebenaran khidmat dari
pelayananNya di Bilik Maha Suci di bait
suci surgawi. Dalam pembersihan bait
suci surgawi, pekerjaan pelayanan
Kristus yang terakhir bagi umat
perjanjianNya telah dimulai. Dalam
pekerjaan ini Kristus sedang
menentukan nama2 siapa yang akan
ditahan dalam kitab kehidupan (Wahyu
3:5). Sebagaimana sejarah telah
menunjukkan, tak semua orang yang
mengakui iman kepadaNya telah tetap
setia kepada sumpah perjanjian
mereka. Dalam pengadilan di “rumah
Tuhan” (1 Petrus 4:17), akan ditentukan
siapa yang dianggap layak mendapat
warisan yang dijanjikan dalam berkat2
perjanjianNya. Inilah pekerjaan
terakhir yang Kristus akan lakukan
sebelum Ia kembali untuk mengakui
umatNya sebagai milikNya sendiri.11
(Lihat juga Daniel 8:14; Ibrani 8:1-4;
Wahyu 3:7, 8; 11:19.)
Sementara umat Tuhan yang sisa
yang setia memasuki periode ketujuh
dan periode gereja terakhir, terang
pada bait suci membawa besertanya
terang mengenai hukum Tuhan yang
terkandung di dalamnya (Wahyu 11:19).
Perintah keempat, yang sudah sangat
lama diinjak-inkak oleh mayoritas amat
besar dari gereja2 yang sudah jatuh,
sekarang kelihatan dalam terang yang
lebih jelas sebagai perjanjian kekal
(Keluaran 31:16, 17).
Sebagai umat perjanjian Tuhan,
gereja yang sisa sekarang melihat
dengan jelas bahwa mereka sedang
diuji tentang kebenaran Sabat. Pelayan
Tuhan menulis: “Saya melihat bahwa
Sabat yang suci adalah, dan akan
menjadi, tembok pemisah antara umat
Tuhan Israel asli dan orang-orang yang
tak percaya; dan bahwa Sabat adalah
persoalan besar yang akan
menyatukan hati dari umat kudus
Tuhan yang kekasih, yang sedang
menanti.”12
Krisis di Laodekia
Sambil melihat hingga periode konflik
terakhirnya gereja, Yohanes menulis,
“Maka marahlah naga itu kepada
perempuan itu, lalu pergi memerangi
keturunannya yang lain (yang sisa),
yang menuruti hukum-hukum Allah
dan memiliki kesaksian Yesus. (Wahyu
12:17).
Sementara umat Tuhan yang sisa
bisa secara pasti memperkirakan
perlawanan besar dari musuh-musuh
pekerjaan Kristus, pelayan Tuhan
mengamarkan, “Kita harus jauh lebih
takut pada bahaya dari dalam gereja
daripada bahaya dari luar gereja.”13
Serangan-serangannya Setan
terutama dinyatakan dari dalam
barisan umat yang sisa sendiri. Sangat
kuat godaan-godaannya, sehingga
banyak orang yang dulunya
bersemangat menjadi tak peduli pada
pekerjaan Kristus.
Pada tahun 1852, atau hanya delapan
tahun setelah tahun 1844, pelayan
Tuhan digerakkan untuk menulis,
“Banyak orang yang mengaku sedang
menantikan kedatangan segera dari
Kristus sementara menyesuaikan diri
dengan dunia ini dan berusaha lebih
sungguh untuk mencari pujian dari
orang-orang di sekitar mereka daripada
mencari perkenan Tuhan. Mereka
dingin dan formal.”14
“Aku tahu segala pekerjaanmu:
engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin
atau panas!. . . . Karena engkau berkata:
Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak
kekurangan apa-apa, dan karena
engkau tidak tahu, bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang, (Wahyu 3:15, 17).
“Kesaksian khidmat atas mana nasib
gereja ini tergantung telah dipandang
enteng, kalau tak seluruhnya
diabaikan.”15
Jika kondisi ketakpedulian rohani ini
akan terus berlanjut tanpa pertobatan
tulen, maka mereka yang masih tinggal
dalam kondisi itu akan dimuntahkan
keluar dari mulutnya Kristus (Wahyu
3:16). Gambaran ini “berarti bahwa Ia
tak bisa melayangkan doa-doa anda
atau ekspresi kasih anda kepada Bapa.
Ia tak bisa mengesahkan ajaran anda
dari firmanNya atau kerja rohani anda
dalam hal apapun. Ia tak bisa
menyampaikan kegiatan rohani anda
dengan permintaan agar kasih karunia
diberikan kepada anda.”16
Ketika kesaksian langsung ini
pertama kali diterapkan kepada mereka
yang sedang mengumumkan
pekabaran malaikat ketiga, banyak
orang berpikir bahwa ini akan
menyelesaikan pekerjaannya secara
cepat. Ini menggerakkan umat Tuhan
dimana-mana. Walaupun demikian,
sementara waktu berlalu, ini kehilangan
efeknya di hati dari para pemercaya.
Tujuh tahun kemudian, utusan Tuhan
menulis, “Saya melihat bahwa
pekabaran ini tak akan menyelesaikan
pekerjaannya dalam beberapa bulan
singkat. Ini dirancang untuk
membangunkan umat Tuhan, untuk
membuka kepada mereka akan
kesesatan mereka, dan untuk
memimpin kepada pertobatan tulen,
agar mereka dapat diperkenankan
dengan hadirat Yesus, dan layak untuk
seruan nyaring dari malaikat ketiga.” 17
Setelah 23 tahun berikutnya, gereja
Laodekia makin bertambah besar
dalam jumlah dan kemakmuran materi.
Meskipun demikian, pelayan Tuhan
didesak untuk menulis:
“Saya dipenuhi dengan kesedihan
ketika saya memikirkan kondisi kita
sebagai satu umat. Tuhan tak menutup
sorga bagi kita, tapi tindakan kita
sendiri yang terus-menerus tersesat
telah memisahkan kita dari Tuhan.
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
JUMAT, 12 DESEMBER, 2014
Ciri Khas
dari Umat Yang
Sisa
Oleh D. Sureshkumar
Gerejanya Tuhan
Gerejanya Tuhan adalah sebuah
pelayanan yang ditentukan secara ilahi
yang terdiri dari para pengikut Tuhan
yang setia. Di seluruh Alkitab,
gerejanya Tuhan digambarkan oleh
seorang perempuan. Dalam Perjanjian
Lama, Tuhan sering menggunakan
nama “Sion” dalam menyebut
umatNya (Yesaya 51:16), dan Ia
menyatakan, “Putri Sion yang cantik
dan menarik” (Yeremia 6:2). Begitu
juga dalam Perjanjian Baru, sebagai
mempelai pria, Kristus menikahi
mempelai wanitaNya yaitu—gereja.
Paulus sang rasul menjelaskan kepada
para pemercaya gembalaannya, “Aku
telah mempertunangkan kamu kepada
satu laki-laki untuk membawa kamu
sebagai perawan suci kepada Kristus.”
(2 Korintus 11:2).
Gereja Yahudi: Israel adalah bangsa
pilihan yang digambarkan sebagai
sementara dinikahkan dengan Tuhan,
namun seringkali tak setia (Yeremia
2:11–22). Pada zaman Kristus Yesus
melihat gerejanya bagaikan pohon ara
yang tak berbuah, yang penuh dengan
daun-daun yang kelihatannya
mengesankan tapi kekurangan buah
bernilai.
Gereja Kristen pada Perjanjian Baru:
Israel Tuhan sejati bukan lagi sebuah
bangsa tapi sebuah gereja yang terdiri
dari orang Yahudi dan bukan Yahudi
yang menerima Kristus sebagai
Juruselamat mereka. Kristus
mendirikan gerejaNya diatas Batu
hidup.
Gereja bawah tanah selama Zaman
Kegelapan: Paus Roma dinyatakan
sebagai kepala atas seluruh gereja
20
utama; kekafiran memberikan tempat
kepada kepausan yang sekarang
menganiaya mereka yang mengasihi
Tuhan. Selama periode penganiayaan,
konflik, dan kegelapan ini, Tuhan yang
maha pengasih secara lembut
memelihara gerejaNya yang sisa yang
tersembunyi di hutan belantara.
Gereja Yang Sisa, gereja akhir-zaman:
Tuhan telah memanggil gerejaNya
pada zaman ini gereja yang sisa untuk
berdiri sebagai terang dunia, “supaya
dengan demikian Ia menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela. (Efesus 5:27).
Dan tak ada keraguan bahwa, dengan
kita atau tanpa kita, Tuhan akan
menemukan gereja demikian di bumi
ketika Ia datang. Demi kepentingan
keselamatan kita, kita pasti ingin
menjadi bagian dari gereja yang sisa
sedikit ini, sang gereja pemenang, karena
Kristus dan gerejaNya tak bisa
dipisahkan. “Hubungan dengan
Kristus…meliputi hubungan dengan
gerejaNya.” 1
“Gereja adalah agen Tuhan untuk
proklamasi kebenaran, yang
dikuasakan oleh Dia untuk melakukan
pekerjaan khusus; dan jika ia setia
kepada Tuhan, penurut kepada semua
perintah2Nya, maka akan tinggal
dalam gereja ini keunggulan dari kasih
karunia ilahi. Jika gereja mau menjadi
benar kepada kesetiaannya, jika ia
mau menghormati Tuhan Allah Israel,
maka tak ada kuasa yang bisa bertahan
melawannya.”2
Gereja Tuhan adalah pilar
kebenaran. Ia membela dan
mempraktekkan kebenaran (1
Timotius 3:15).
Umat yang sisa
Yohanes bicara tentang akhir zaman
dan menyebut tentang umat Tuhan
yang benar dalam Wahyu 12, sambil
menyebut mereka sebagai umat yang
sisa kepada siapa Setan akan
berperang. Sepanjang zaman, gereja
yang benar terdiri dari orang-orang
yang setia, yang Setan benci tapi ia tak
mampu paksa untuk berkompromi.
Mereka yang tetap setia kepada Tuhan
dalam semua keadaan, termasuk
dalam keadaan aniaya hebat, adalah
umat yang sisa yang sebenarnya.
Ketika setiap orang lain
mengkompromikan prinsip2nya, umat
yang setia adalah orang2 yang
mengalahkan Setan oleh darah Anak
Domba dan oleh firman kesaksian
mereka (Wahyu 12:11). “Dan naga
marah kepada perempuan ini, dan
pergi berperang dengan yang sisa dari
keturunan perempuan ini, yang
menuruti perintah2 Tuhan, dan
memiliki kesaksian Yesus” (ayat 17).
Kata yang sisa berasal dari bahasa
Perancis kuno remenant yang berarti
“yang tertinggal,” dari kata remanoir,
“yang tersisa.” Ia berarti yang tersisa
sedikit jumlahnya; atau sejumlah kecil
yang tersisa dari jumlah awal yang
lebih besar. Ada tiga kata dari bahasa
Yunani yang berbeda yang dipakai
dalam Perjanjian baru, kataleimma,
loipoy, and leimma, semua kata ini
diterjemahkan “yang sisa”. Kata dari
bahasa Yunani yang digunakan oleh
Yohanes ialah loipos (loipoy), yang
berarti bahwa apa yang “bagian dari
keseluruhan yang tersisa atau yang
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
terus bertahan” dan dengan demikian
menjadi yang sisa dari yang semula
banyak.
Tuhan Yesus telah memilih satu
umat untuk melayani Dia, yang sisa
dari waktu kejatuhan Adam. Hanya
keluarganya Nuh yang setia pada
waktu Air Bah. (Kejadian 6:1–8). Hanya
sedikit orang Israel yang menolak
untuk menyembah patung sapi emas
di padang gurun (Keluaran 32:25, 26).
Cuma Elia dan 7000 orang lain yang tak
berlutut untuk menyembah Baal ketika
Ahab memimpin Israel ke dalam
kemurtadan bangsa (1 Raja-Raja 19:10–
18). Cuma sedikit yang mengindahkan
panggilan Tuhan untuk kembali dari
Babel ke Yerusalem pada zamannya
Ezra (Ezra 2:1–70).
Ketika Alkitab bicara tentang gereja
yang sisa, itu sama seperti menunjuk
kepada sebagian kecil dari umat Tuhan
yang tetap setia kepada Tuhan pada
akhir zaman. Mereka berpaut kepada
keyakinan murni, kepada iman dan
ajaran gereja Kristen mula2,
sementara mayoritas di sekitar
mereka mengkompromikan iman
mereka.
Gereja yang sisa pada akhir zaman
terdiri dari orang-orang yang, dengan
kekuatannya Kristus, menuruti
perintah2 Tuhan dan membicarakan
kekuatan Yesus Kristus dalam hidup
mereka. Mereka tak membolehkan
ide2 kekafiran, berhala2, dan atau
keduniawian untuk dimasukkan ke
dalam kepercayaan mereka. Itulah
pengertian alkitabiah tentang umat
yang sisa yang terakhir. Tuhan telah
memiliki dan selalu memiliki dan akan
selalu memiliki satu umat yang sisa.
Keturunan dari umat yang sisa
Bangsa Yahudi percaya bahwa,
karena mereka adalah keturunan dari
Abraham, maka mereka pasti adalah
anak2 Tuhan. Teologi Roma Katolik
mengajarkan ide yang sama: “Ubi
Petrus, ibi ecclesia” (Dimana Petrus
ada, disitulah dimana gereja ada). Tapi
apa yang Alkitab katakan? Keturunan
lahiriah dari seorang bapa agung atau
dari seorang rasul Yesus, tanpa
kesamaan karakter dengan mereka,
tak menjadikan kita penerus dari
manusia-manusia Allah ini. Kesamaan
karakter adalah factor yang
menentukan (Matius 3:9; Yohanes 9:39;
Roma 9:6-8; 11:22; Galatia 3:7-9).
“Keturunan dari Abraham adalah
dibuktikan, bukan oleh namanya dan
keturunannya tapi oleh kesamaan
karakternya. Begitu juga suksesi/
kepenerusan kerasulan tak terletak pada
penyerahan kuasa kegerejaan tapi pada
hubungan rohani. Sebuah kehidupan
yang digerakkan oleh rohnya rasul2,
digerakkan oleh keyakinan dan ajaran
kebenaran yang rasul2 ajarakan, inilah
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Gereja yang sisa pada akhir zaman menuruti
perintah-perintah Tuhan dan membicarakan kuasa
Yesus dalam hidup mereka.
bukti asli dari kepenerusan kerasulan.
Inilah apa yang menjadikan orang2
sebagai para penerus dari guru2 injil
yang pertama.” 3
Yesus telah menyatakan syarat2
atas mana Tuhan telah berjanji untuk
mengakui kita sebagai umatNya:
“”Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku
ialah mereka, yang mendengarkan
firman Allah dan melakukannya.”
(Lukas 8:2l). “Jikalau kamu tetap dalam
firman-Ku , kamu benar-benar adalah
murid-Ku.” (Yohanes 8:31). ” Kamu
adalah sahabat-Ku, jikalau kamu
berbuat apa yang Kuperintahkan
kepadamu.” (Yohanes 15:14). “Setiap
orang yang tidak tinggal di dalam
ajaran Kristus , tetapi yang
melangkah keluar dari situ, tidak
memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di
dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa
maupun Anak. (2 John 1:9).
“Sebuah pengakuan . . . tak berarti
apapun di mata Tuhan; tapi penurutan
yang benar, yang rendah hati, yang
sukarela kepada syarat2Nya
menjadikan kita anak2 angkatNya.”4
“Ketika kita melihat orang2 teguh
dalam prinsip, tak gentar dalam
kewajiban, semangat dalam pekerjaan
Tuhan, namun rendah hati dan lembut
hati, lemah lembut dan ramah tamah,
sabar kepada semua orang, siap untuk
memaafkan, sambil menyatakan kasih
bagi jiwa2 bagi siapa Kristus telah
mati, maka kita tak perlu bertanya:
Apakah mereka orang Kristen?
Mereka memberikan bukti yang tak
bisa salah bahwa mereka telah
bersama dengan Yesus dan telah
belajar dari Dia.”5
Ciri-ciri khas dari umat Tuhan
Tuhan menyebut umat pilihanNya di
muka bumi, “UmatKu.” “yakni sisa
Israel itu. Mereka tidak akan
melakukan kelaliman atau berbicara
bohong; dalam mulut mereka tidak
akan terdapat lidah penipu; ya,
mereka akan seperti domba yang
makan rumput dan berbaring dengan
tidak ada yang mengganggunya. “
(Zefanya 3:13).
Dalam ayat Alkitab ini kita
menemukan ciri-ciri khas sebagai
berikut:
1. “Mereka tak akan melakukan
kelaliman/kejahatan.”
2. “Mereka tak akan berbicara
bohong; dalam mulut mereka tidak
akan terdapat lidah penipu.”
Kemudian, kita memiliki janji-janji ini:
1. Mereka “akan makan dan
berbaring.” dan
2. “Tidak ada yang mengganggu atau
menakutkan mereka.”
Umat Tuhan adalah mereka yang
akan memurnikan jiwa mereka dengan
menuruti kebenaran sebagaimana
kebenaran ada dalam Yesus. Tuhan
akan memiliki satu umat yang istimewa
dan terpisah. Iman mereka istimewa.
Masa depan mereka istimewa. Mereka
adalah gereja/jemaat yang dapat
dilihat dan dapat dikenali. Wahyu 12:17
menjelaskan ciri-ciri khas mereka
dalam konteks dari hari2 terakhir dari
sejarah bumi. Mereka dikenali oleh tiga
kwalitas utama:
1. Mereka bergantung pada kasih
karunianya Tuhan dan menuruti
perintah2 Tuhan (Wahyu 12:17; 14:12).
2. Mereka menjunjung kesaksian
Yesus Kristus (Wahyu 12:17). Ekspresi
ini, kesaksian Yesus atau bahasa
Yunaninya (marturia Iesou), terjadi
empat kali dalam kitab Wahyu (1:2, 9;
12:17; 19:10) dan dikenali sebagai
karunia nubuat (ayat 10). Umat yang
sisa ini juga ditandai oleh memiliki
iman kepada Yesus (Wahyu 14:12),
yaitu sama dengan, mereka
menjunjung ajaran2 dari Juruselamat
kita Yesus Kristus, yang didasarkan
pada komitmen iman.
3. Akhirnya, umat yang sisa ini
memiliki ketekunan/kesabaran dari
orang2 kudus (Wahyu 14:12).
“Ketekunan” disini berarti
“ketahanan.” Pada suatu waktu ketika
penyesatan dan kemurtadan kelihatan
merajalela, umat yang sisa melawan
terus-menerus serangan musuh dan
tetap setia dan komit kepada
Juruselamat. Kata dari bahasa Yunani
yang diterjemahkan “berpegang”
adalah echontoon, yang berarti
berpaut atau bergantung, secara erat
kepada seseorang atau sesuatu. Kitab
Wahyu juga bicara tentang hadiah
yang menanti umat yang sisa (Wahyu
2:7).
“Perempuan” adalah lambang dari
gereja, dan keturunan dari perempuan
ini adalah sejumlah orang percaya di tiap
21
generasi, dan “yang sisa dari
keturunannya” berarti, tentunya,
generasi terakhir dari gereja. Disini ada
sebuah nubuatan positif bahwa gereja
terakhir akan ditandai oleh ciri khusus
ini: mereka akan memiliki kesaksian
Yesus. Tapi apa itu kesaksian Yesus?
Wahyu 19:10: “Karena kesaksian Yesus
adalah roh nubuat.” “Jadi yang sisa
dari keturunannya adalah gereja yang
setia.”
Perintah-perintah Tuhan
Pada periode penting dan menarik
ini dari akhir-zaman, Tuhan memanggil
umatNya yang sisa untuk
memproklamasikan hukumNya dalam
roh dan kuasa Elia. Yohanes Pembaptis
menyiapkan jalan bagi kedatangan
Kristus yang pertama—sambil menarik
perhatian umat kepada 10 Perintah.
Begitu juga kita harus menyaringkan,
bukan dengan bunyi tak menentu,
pekabaran: “Takutlah akan Allah dan
muliakanlah Dia, karena telah tiba
saat penghakiman-Nya,” (Wahyu 14:7).
“Umat Tuhan yang sisa, sedang
berdiri di hadapan dunia ini sebagai
para pembaharu, harus menunjukkan
bahwa hukum Tuhan adalah pondasi
dari semua pembaharuan yang
bertahan.” 6
“Ia yang mengasihi dan memelihara
Sabat, dan mempertahankan kesucian
lembaga perkawinan, dengan demikian
ia membuktikan dirinya sebagai
sahabat manusia dan sahabat Tuhan.
Ia yang dengan petunjuknya atau
contohnya merendahkan kewajiban
dari lembaga2 suci ini adalah musuh
Tuhan dan manusia.”7
Meterai Tuhan
Sabat dikenali dengan pekabaran
pemeteraian dari Wahyu 7, karena
Sabat adalah meterainya Tuhan,
tandaNya sendiri (Yehezkiel 20:12, 20).
Sebagaimana karakter Tuhan,
dinyatakan dalam hukumNya,
karakter Tuhan ini dimeteraikan/
distempel pada hati dari umat yang
sisa, dengan demikian umat yang sisa
disucikan dalam kebenaran (Yesaya
8:16; Yeremia 31:33; 2 Korintus 3:3; 2
Tesalonika 2:13; Yohanes 17:17;
Mazmur 119:142). Ketika kondisi ini
dipenuhi sepenuhnya, maka
pemeliharaan Sabat adalah benarbenar menjadi tanda penyucian juga
tanda yang membedakan.
Pemeliharaan-Sabat mengenali kita
sebagai para penyembah Tuhan yang
benar dan membedakan kita dari
anak2 pelanggaran. (Keluaran 31:16–18;
Yehezkiel 9:4–6). Sabat akan menjadi
ujian besar tentang kesetiaan pada
akhir masa percobaan manusia.
22
Umat Tuhan pemelihara-hukum
adalah mereka yang akan memiliki di
dahi mereka meterai Allah yang hidup
(Wahyu 14:1, 12; 7:2–4). “Dalam
menuruti perintah keempat dalam roh
dan kebenaran, maka orang-orang
akan menuruti semua sabda dari 10
Perintah Tuhan.”8
Iman kepada Yesus
Umat yang sisa juga ditandai oleh
memiliki iman kepada Yesus (Wahyu
14:12), yaitu sama dengan, melakukan
semua ajaran Yesus yang didasarkan
pada sebuah komitmen iman
kepadaNya.
“Iman pada kesanggupan Kristus
untuk menyelamatkan kita secara
cuma-cuma dan sepenuhnya dan
seluruhnya adalah iman kepada
Yesus.” 9
Iman yang berbuat atau bekerja
“Iman adalah percaya pada Tuhan—
yakin bahwa Ia mengasihi kita dan Ia
mengetahui apa yang terbaik demi
kebaikan kita. Jadi, iman memimpin
kita untuk memilih jalanNya, bukan
jalannya kita sendiri.”10
“Melalui iman kita menerima kasih
karunia Tuhan; tapi iman bukanlah
Juruselamat kita. Iman saja tak
memperoleh apapun. Iman adalah
tangan melalui mana kita memegang
Kristus dan menerapkan jasajasaNya.” 11
“[Iman] adalah tindakan jiwa oleh
mana manusia seutuhnya diserahkan
kepada penjagaan dan pengendalian
dari Yesus Kristus.”12
“Iman yang benar selalu
menghasilkan pertama pertobatan
yang tulen, dan kemudian perbuatan2
yang baik, yang mana adalah buah
dari iman yang benar itu.”13 “Iman
yang tulen, iman yang
menyelamatkan adalah tak bisa
dipisahkan dari pertobatan dan
perubahan sejati dan akan
menyatakan iman yang tulen dan
menyelamatkan ini dalam buah-buah
Roh Kudus. Iman yang tulen dan
menyelamatkan adalah percaya yang
terus-menerus, percaya secara sadar
pada Yesus.”14
“Iman dan perbuatan adalah
bergandengan tangan; iman dan
perbuatan bertindak secara harmonis
dalam pekerjaan mengalahkan dosa.
Perbuatan tanpa iman adalah mati, dan
iman tanpa perbuatan adalah mati.
Perbuatan kita tak akan pernah
menyelamatkan kita; adalah jasa dari
Kristus yang akan menyelamatkan kita
demi kepentingan kita. Melalui iman
pada Dia, Kristus akan membuat
semua usaha kita yang tak sempurna
menjadi dapat diterima oleh Tuhan.
Iman yang kita diharuskan untuk miliki
bukanlah iman yang tak berbuat-apaapa; iman yang menyelamatkan adalah
iman yang berbuat karena kasih dan
memurnikan jiwa.”15
“Umat Tuhan yang sisa mestilah
menjadi satu umat yang telah
bertobat. Penyampaian pekabaran ini
harus menghasilkan pertobatan dan
penyucian jiwa-jiwa. Kita harus
merasakan kuasa Roh Tuhan dalam
gerakan ini. Ini adalah pesan indah,
pesan jelas; ini berarti segalanya bagi
si penerima, dan ini harus
diproklamasikan dengan seruan
nyaring. Kita mesti memiliki iman yang
benar, iman yang teguh sehingga
pekabaran ini akan maju terus dengan
semakin penting sampai penutupan
waktu.
“Ada sebagian orang yang mengaku
orang percaya yang menerima
bagian2 tertentu dari Kesaksian
sebagai pesan dari Tuhan, sementara
mereka menolak bagian2 lain yang
melarang pemanjaan kesukaan
mereka. Orang2 demikian sedang
bekerja berlawanan dengan
kesejahteraan mereka sendiri dan
kesejahteraan gereja. . . .
“Sebuah tanggungjawab khidmat
terletak pada mereka yang mengenal
kebenaran supaya semua perbuatan
mereka akan sepadan dengan iman
mereka, dan bahwa hidup mereka
akan dimurnikan dan disucikan, dan
mereka telah siap bagi pekerjaan yang
mesti dengan cepat dilakukan pada
hari-hari terakhir dari pekabaran ini. . .
. Ada banyak orang diantara kita yang
kurang dalam kerohanian, dan yang,
kecuali mereka sepenuhnya bertobat,
mereka pasti akan hilang. Bisakah
saudara mengambil resiko ini?” 16
Mereka memiliki sebuah pesan
amaran
Tuhan sedang mengajar, memimpin,
dan membimbing umatNya yang sisa,
agar mereka bisa mengajar,
memimpin dan membimbing orangorang lain. Umat yang sisa juga akan
mengamarkan mereka yang
menyembah binatang dan mereka
yang menyatukan diri dengan patung
binatang, sambil mengatakan kepada
mereka bahwa mereka akan
menerima murka Tuhan (Wahyu 14:9–
11). Adalah kewajiban umat yang sisa
untuk memanggil umat Tuhan yang
masih ada di Babel untuk keluar dan
menjadi bagian dari umat yang sisa
sambil menegaskan kembali komitmen
mereka kepada kebenaran (Wahyu
18:4). Jadi umat yang sisa dan mereka
yang keluar dari Babel akan
melengkapi umat Tuhan yang sisa
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
hal inilah yang memisahkan mereka.
Sementara sebagian kecil
memelihara perintah-perintah Tuhan
dan kesaksian Yesus selama suatu
jangka waktu panjang tertentu, mereka
meninggalkan hukum dan kesaksian
ketika prinsip-prinsip ini bertentangan
dengan kepentingan duniawi mereka.
Mungkin bahkan ketika kepentingan
badani mereka dipertaruhkan. Orangorang ini dilambangkan oleh benih
yang jatuh di atas batu dalam
perumpamaan yang disampaikan oleh
Yesus. Mereka pernah menerima
firman dengan gembira —tapi mereka
tak berakar, dan ketika godaan datang
mereka murtad (Lukas 8:13). Tapi umat
yang sisa sedikit tetap bertahan secara
rohani karena berpaut kepada prinsipprinsip hukum Tuhan dengan teguh
sampai akhir. Tuhan tak pernah tanpa
paling kurang serombongan kecil
pengikut yang setia yang tetap teguh
walaupun kemurtadan merajalela
dimana-mana. Inilah para pengibar
bendera, yang menyalakan api
kebenaran. “ “Aku masih
meninggalkan tujuh ribu orang bagiKu, yang tidak pernah sujud
menyembah Baal. Demikian juga pada
waktu ini ada tinggal suatu (umat) yang
sisa, menurut pilihan kasih karunia”
(Roma 11:4, 5). Umat yang sisa ini
berdiri dalam kekuatan yang Tuhan
berikan pada mereka.
Pelayan Tuhan ditunjukkan bahwa
“tak semua orang . . . akan dijerat oleh
tipuannya musuh. Sementara akhir
segala sesuatu di bumi makin dekat,
akan ada orang-orang yang setia yang
mampu memahami tanda-tanda
zaman. Sementara sejumlah besar
orang (mayoritas) yang mengaku para
pemercaya akan menyangkal iman
mereka melalui perbuatan mereka,
akan ada satu umat yang sisa yang
akan bertahan sampai akhir.”1
Bisa jadi persoalan terbesar yang kita hadapi adalah
memberikan penurutan dengan motif dan sikap yang
benar, dengan kehendak yang sepenuhnya berpadu
dalam kehendak Tuhan.
orang-orang yang percaya dan yang
beroleh hidup.” (Ibrani 10:38, 39).
Kita secara berulang kali
menghadapi berbagai godaan dan
ujian di sepanjang perjalanan sebagai
orang Kristen. Sebagian godaan atau
ujian, dengan bantuannya Tuhan, kita
bisa sanggup mengalahkan secara
cukup gampang, karena godaangodaan ini tak membangkitkan
tanggapan apapun didalam kita.
Orang-orang lain membuktikan diri
sebagai para penantang nyata dalam
hidup rohani kita—mereka
membangkitkan nada sensitive dalam
hati kita, menunjukkan beberapa titik
lemah atau kecondongan lemah dalam
karakter kita. Pada saat itulah sehingga
godaan menjadi tantangan nyata—
suatu saat ketika seseorang harus
membuat sebuah pilihan yang
menyakitkan:
Menyerah kepada godaan dan (bisa
jadi) menikmati “untuk sementara
kesenangan dari dosa” (Ibrani 11:25),
diikuti oleh beban rasa bersalah,
penyesalan, dan usikan hati nurani;
atau menyangkal kesenangan atau
kepentingan sendiri yang sementara
dan melakukan apa yang benar tak
peduli ongkos dari penyangkalan diri
(“Dalam pergumulan kamu melawan
dosa kamu belum sampai
mencucurkan darah”) tapi menikmati
kedamaian batin dalam waktu lama
dan hati nurani yang bersih (Ibrani
12:4).
ambil resiko dan ia takut pada
akibat2nya. Tapi ia tak mengalami
kebahagiaan dalam melayani bapanya
dan ia tak bahagia dalam hidup
harmonis dengan kehendak bapanya.
Penurutan dangkal macam ini,
walaupun kelihatan terhormat di mata
banyak orang, tak dapat dianggap
sebagai sebuah pencapaian kemajuan
rohani. Tuhan tak menerima apapun
kecuali kerelaan sepenuh hati.
Sebuah jenis penurutan yang sama
sekali berbeda telah ditunjukkan dalam
pengalaman Juruselamat kita, yang
bisa dengan benar berkata: “penguasa
dunia ini datang dan ia tidak berkuasa
sedikitpun atas diri-Ku. (Yohanes 14:30).
Tak ada sebuah pijakan yang mana
Setan bisa gunakan untuk membujuk
Yesus; tak ada tanggapan positif
apapun dalam jiwanya Kristus
terhadap apapun dari godaangodaannya Setan.
Yesus tak menuruti BapaNya dengan
menentang kehendakNya sendiri atau
kesenanganNya sendiri. PenurutanNya
kepada Bapa adalah selaras
sepenuhnya dengan kehendakNya
sendiri; ketaatanNya adalah ekspresi
dari kehendakNya sendiri. Sikap ini
secara sempurna digambarkan dalam
pengalaman hidupNya di bumi ini,
seperti telah dinubuatkan berabadabad sebelumnya: “Aku suka
melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu (Hukum-Mu) ada dalam
dadaku (hatiku)” (Mazmur 40:8, huruf
tebal ditambahkan).
Menghadapi “naga” penggodaan
Apa sebenarnya yang sedang
mendorong kita?
Pelayanan kasih
Tak peduli berapa besar rombongan
awal, atau berapa banyak orang yang
berlomba dalam perlombaan orang
Kristen; tak terlalu penting untuk
mengetahui berapa banyak yang
tersesat di sepanjang perjalanan. Hal
yang paling penting adalah menjadi
salah satu dari mereka yang bisa finish
kehidupan Kristen secara
berkemenangan dan ditemukan
diantara yang diselamatkan: “Dan
barangsiapa menang dan melakukan
pekerjaan-Ku sampai kesudahannya,
kepadanya akan Kukaruniakan kuasa
atas bangsa-bangsa; ” (Wahyu 2:26).
“Tetapi orang-Ku yang benar akan
hidup oleh iman, dan apabila ia
mengundurkan diri, maka Aku tidak
berkenan kepadanya. Tetapi kita
bukanlah orang-orang yang
mengundurkan diri dan binasa, tetapi
Dalam perumpamaan anak yang
hilang, kita memiliki contoh tentang
saudara yang lebih tua yang
menyangkal dirinya dan memberikan
penurutan kepada kehendak bapanya.
“Tetapi ia menjawab ayahnya,
katanya: Telah bertahun-tahun aku
melayani bapa dan belum pernah aku
melanggar perintah bapa, tetapi
kepadaku belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing
untuk bersukacita dengan sahabatsahabatku.” (Lukas 15:29). Ia merasa
frustrasi dengan pengalamannya di
rumah bapanya, yang mana tak benarbenar memberikannya kepuasan atau
kepenuhan tulen. Kelihatan bahwa
satu-satunya perbedaan nyata antara
dia dan saudaranya adalah bahwa ia
tak berani melakukan seperti apa yang
saudaranya telah lakukan. Ia telah taat
kepada bapanya dan melayani
bapanya hanya karena ia tak ingin
Nabi Daniel si orang benar mengerti
prinsip dasar bahwa sebuah penurutan
lahiriah adalah tak cukup, kecuali
ketaatan itu dimotivasi oleh kerelaan
batin dan sukacita hati untuk
melakukan kehendak Tuhan. Karena
alasan ini, sebelum berani untuk
memberikan nasehat apapun kepada
Raja Nebukadnesar, ia menekankan
fakta bahwa penurutan hanya bernilai
jika ketaatan itu datang atau keluar dari
hati yang bahagia, hati yang sukarela:
“Jadi, ya raja, biarlah nasihatku
berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah
diri tuanku dari pada dosa dengan
melakukan keadilan , dan dari pada
kesalahan dengan menunjukkan belas
kasihan terhadap orang yang
tertindas; dengan demikian
kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!”
(Daniel 4:27).
Menurut kamus Alkitab Strong, arti
sebenarnya dari kata “berkenan” yang
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
17
SABAT PAGI, 13 DESEMBER, 2014
Ajaran
dari Umat Yang
Sisa
Dihimpun dari Alkitab dan Roh
Nubuat, dengan komentar
Oleh D. P. Silva
A
pa itu ajaran? Kata
“doktrin/ajaran”berarti
instruksi atau
pengajaran.
“Satu-satunya kata
dalam Perjanjian Lama yang Alkitab
Versi Revisi/RV juga Versi Sah/AV
menyebutkan ‘doktrin/ajaran’ adalah
dari kata bahasa Ibrani leqah=
‘petunjuk,’ tertulis. ‘yang diterima
(Ulangan 32:2, Ayub 11:4; Amsal 4:2,
Yesaya 24:24). Dalam Perjanjian Baru
‘doktrin’ diterjemahkan dari logos
(Ibrani 6:1 AV; bandingkan dengan
Alkitab RV), atau dari didache dan
didaskalia , yang mana berarti
khususnya tindakan pengajaran/
didaktik, yang terakhir berarti hal yang
diajarkan/didaskalia dari bahasa
Yunani.”1
Dalam Matius 7:28, 29 kita
mempunyai sebuah contoh yang baik
tentang konsep ini. Umat
mendengarkan Yesus sementara Ia
menyampaikan Khotbah Di Atas Bukit.
“Dan setelah Yesus mengakhiri
perkataan ini, takjublah orang banyak
itu mendengar pengajaran-Nya, sebab
Ia mengajar mereka sebagai orang
yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli
Taurat mereka.” (huruf tebal
ditambahkan).
Dalam Matius 16, kita menemukan
ilustrasi lain tentang pengertian dari
doktrin:
“Pada waktu murid-murid Yesus
menyeberang danau, mereka lupa
24
membawa roti. Yesus berkata kepada
mereka: “Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap ragi orang
Farisi dan Saduki. “ Maka mereka
berpikir-pikir dan seorang berkata
kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya
karena kita tidak membawa roti.” Dan
ketika Yesus mengetahui apa yang
mereka perbincangkan, Ia berkata:
“Mengapa kamu memperbincangkan
soal tidak ada roti? Hai orang-orang
yang kurang percaya! Belum juga
kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi
akan lima roti untuk lima ribu orang itu
dan berapa bakul roti kamu kumpulkan
kemudian? Ataupun akan tujuh roti
untuk empat ribu orang itu dan berapa
bakul kamu kumpulkan kemudian?
Bagaimana mungkin kamu tidak
mengerti bahwa bukan roti yang
Kumaksudkan. Aku berkata
kepadamu: Waspadalah terhadap ragi
orang Farisi dan Saduki.” Ketika itu
barulah mereka mengerti bahwa
bukan maksud-Nya supaya mereka
waspada terhadap ragi roti, melainkan
terhadap ajaran orang Farisi dan
Saduki.” (ayat 5 sampai 12, huruf tebal
ditambahkan).
Disini kita menemukan dua jenis
ajaran (atau pengajaran) yang
disebutkan dalam Perjanjian Baru:
1. Ajaran yang benar dari Kristus.
2. Ajaran yang palsu atau sesat dari
orang Farisi dan Saduki.
Bagaimana kita bisa membedakan
antara ajaran yang benar (tulen)
versus ajaran yang palsu (tiruan)?
Selama pesta tabernakel di
Yerusalem, Yesus berkata: “Jawab
Yesus kepada mereka: “Ajaran-Ku
tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi
dari Dia yang telah mengutus Aku.
Barangsiapa mau melakukan
kehendak-Nya , ia akan tahu entah
ajaran-Ku ini berasal dari Allah (Bapa),
entah Aku berkata-kata dari diri-Ku
sendiri.” (Yohanes 7:16, 17).
Ajarannya Kristus berasal dari Bapa,
dan Ia memberikan petunjuk dasar
untuk bagaimana mengenali tiap
ajaran yang benar: “Barangsiapa mau
melakukan kehendak-Nya [sang
Bapa].” Disini kita memiliki sebuah
kebenaran yang sangat penting.
Syarat atas mana kita bisa mengenali
atau mengetahui ajaran yang benar
yaitu berdasarkan kecondongan kita—
kemauan kita—untuk melakukan
kehendak Bapa.
Memilih dan mengajarkan ajaran yang
sehat
Dalam 2 Timotius 3:16, 17, sang rasul
mengenali apa sumber dari ajaran
yang benar yaitu: Kitab Suci. “Segala
tulisan yang diilhamkan Allah [Kitab
Suci/Alkitab] memang bermanfaat
untuk mengajar/pengajaran, untuk
menyatakan kesalahan, untuk
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. 3:17
Dengan demikian tiap-tiap manusia
kepunyaan Allah diperlengkapi untuk
setiap perbuatan baik.” Ia mendesak
para pemercaya untuk “beritakanlah
apa yang sesuai dengan ajaran yang
sehat” (Titus 2:1).
Sebaliknya, Paulus mengamarkan
umat Tuhan di Efesus pasal 4 tentang
bahaya “diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam
kelicikan mereka yang menyesatkan.”
Pastinya, ajaran2 (pengajaran2) jenis
ini bukan berasal dari Bapa tapi dari
bapa segala dusta (ayat 14).
“Pertanyaan yang paling penting
bagi kita, Apakah saya percaya
dengan iman yang menyelamatkan
pada Anak Allah? Apakah hidup saya
harmonis dengan hukum ilahi?
‘Barangsiapa percaya kepada Anak, ia
beroleh hidup yang kekal, tetapi
barangsiapa tidak taat kepada Anak,
ia tidak akan melihat hidup, melainkan
murka Allah tetap ada di atasnya.”
“Dan inilah tandanya, bahwa kita
mengenal Allah, yaitu jikalau kita
menuruti perintah-perintah-Nya.”
(Yohanes 3:36; 1 Yohanes 2:3).”2
Mengapa rasul Yohanes melihat
perlu untuk menjelaskan bagaimana
untuk mengetahui apakah kita sendiri
dan orang lain benar-benar mau
mengenal Kristus? Mengapa kita harus
berusaha untuk menentukan apakah
kita benar-benar mengenal Kristus?
Karena pada hari-hari terakhir, masa
yang sukar akan datang dimana yang
mengaku para pemercaya akan
memiliki sebentuk ibadah kesalehan
lahiriah, tapi pada kenyataannya
mereka menyangkal kekuatan Kristus
yang sebenarnya untuk memampukan
mereka menjadi pemenang (2 Timotius
3:1-5)
“Secara lahiriah mereka
menjalankan ibadah mereka, tetapi
pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu! “ .
Kita diamarkan terhadap “orangorang itu adalah rasul-rasul palsu,
pekerja-pekerja curang, yang
menyamar sebagai rasul-rasul
Kristus. Hal itu tidak usah
mengherankan, sebab Iblispun
menyamar sebagai malaikat Terang.”
(2 Korintus 11:13, 14).
Pada akhir zaman, “amat banyak
orang akan muncul dengan ujian-ujian
yang tak diberikan dalam firman
Tuhan. Kita memiliki ujian kita dalam
Alkitab—perintah-perintah Tuhan dan
kesaksian Yesus. “Yang penting di sini
ialah ketekunan orang-orang kudus,
yang menuruti perintah2 Allah dan
iman kepada Yesus.” (Wahyu 14:12).
Inilah ujian yang sebenarnya, tapi
banyak ujian lain akan muncul diantara
umat ini. Akan muncul amat banyak,
yang muncul dari sini dan dari situ dan
dari sana. Akan terus-menerus muncul
hal(2) yang aneh atau asing untuk
menarik perhatian dari ujian Tuhan
yang sebenarnya.
“Hal-hal ini mengharuskan agar si
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
pendeta/pelayan yang menghadapi
ujian-ujian ini harus memiliki sebuah
pikiran yang paham, agar ia tak bisa
memberikan ijin kepada ajaran palsu
apapun. Suara2 akan terdengar,
berkata, Lihat, disini ada Kristus, ketika
tak ada Kristus sama sekali disana. Ini
adalah sebagian pendapat manusia
yang mereka ingin orang2 terima dan
percayai.
“Tapi hal yang paling menyedihkan
adalah bahwa prinsip2 menjadi
diselewengkan. Bukan karena tak ada
seorangpun yang mencoba untuk
melakukan prinsip, tapi karena prinsip
itu telah menjadi sangat diolesi
dengan campuran lembek yang akan
memerlukan penyelidikan sangat
seksama dari firman Tuhan untuk
melihat jika semua ini sesuai dengan
prinsip2 kesalehan sejati, yang
ditemukan pada ‘Demikianlah firman
Tuhan.’”3
“Banyak tradisi yang diajarkan tak
akan bisa dibandingkan dengan ajaran
dari Dia yang datang untuk
menunjukkan jalan ke surga. Kristus
mengajar dengan kuasa. Khotbah di
atas bukit adalah penyampaian yang
indah, namun sangat sederhana
sehingga seorang anak bisa
mempelajarinya tanpa disesatkan.
Bukit indah bahagia adalah lambang
keluhuran mulia dimana Kristus selalu
berdiri. Ia bicara dengan kekuatan
yang adalah milikNya sendiri. Setiap
kata yang Ia ucapkan datang dari
Tuhan. Ia adalah Firman dan Hikmat
Tuhan, dan Ia selalu menyampaikan
kebenaran dengan kuasa dari Tuhan.
‘Perkataan-perkataan yang Kukatakan
kepadamu adalah roh dan hidup.
(Yohanes 6:63).
“Apa yang dalam majelis2 surga
yang sang Bapa dan Anak anggap
penting untuk keselamatan manusia
telah diartikan sejak kekekalan oleh
kebenaran2 yang tak terbatas yang
manusia2 fana tak bisa gagal untuk
memahaminya. Wahyu2/Penyataan2
telah dibuat untuk menginstruksikan
mereka dalam kebenaran, agar
manusia Allah bisa memuliakan
kehidupannya sendiri dan kehidupan
sesamanya manusia, bukan hanya
dengan memiliki kebenaran, tapi
dengan mengkomunikasikan
kebenaran.’ “Semua tulisan dalam
Alkitab diilhamkan oleh Tuhan, dan
bermanfaat untuk pengajaran, untuk
peneguran, untuk perbaikan, untuk
instruksi dalam kebenaran: agar
manusia Allah bisa menjadi sempurna,
diperlengkapi seluruhnya untuk semua
perbuatan baik.” “Di hadapan Allah
dan Kristus Yesus yang akan
menghakimi orang yang hidup dan
yang mati, aku berpesan dengan
sungguh-sungguh kepadamu demi
penyataan-Nya dan demi KerajaanNya: Beritakanlah firman, siap
sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah
dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran. Karena
akan datang waktunya, orang tidak
dapat lagi menerima ajaran sehat ,
tetapi mereka akan mengumpulkan
guru-guru menurut kehendaknya untuk
memuaskan keinginan telinganya.” (2
Timothy 3:16-17 ; 2 Timotius 4:1-3. )
“Yesus membawa ke dalam
ajaranNya tiada ilmu pengetahuan
manusia. AjaranNya penuh dengan
kebenaran agung, kebenaran luhur,
yang menyelamatkan, dimana tak ada
bandingannya dengan ambisi manusia
yang tertinggi dan buatan manusia
yang paling dibanggakan; dan namun
hal-hal yang kurang pentinglah yang
memenuhi pikiran manusia. Rencana
agung penebusan manusia yang telah
jatuh telah dikerjakan dalam kehidupan
Kristus sebagai seorang manusia.
Rencana ini untuk memulihkan citra
moral Tuhan pada umat manusia yang
telah merosot moralnya dan akhlaknya
telah menjadi setiap maksud dan
tujuan dari kehidupan dan karakter
Yesus. KeagunganNya tak bisa
bercampur dengan ilmu pengetahuan
manusia, yang mana akan
memutuskanNya dari semua sumber
agung dari segala hikmat dalam
sehari. Topik ilmu pengetahuan
manusia tak pernah keluar dari
bibirNya yang suci. Melalui
mempercayai dan melakukan firman
Tuhan, Ia sedang memutuskan kelurga
manusia dari mobil-keretanya Setan.
Ia hidup untuk mati mengerikan
tergantung di kayu salib demi umat
manusia, dan Ia datang untuk
menyelamatkan jiwa-jiwa dengan
kebenaranNya sendiri, sambil
membawa ke dunia ini jaminan pasti
akan harapan dan pemulihan lengkap.”
4
“Kita perlu lebih banyak bekerjanya
Yang Maha Tak Terbatas dan jauh lebih
kurang percaya pada agen2 manusia.
Kita harus menyiapkan satu umat
untuk berdiri pada hari persiapannya
Tuhan; kita harus memanggil
perhatiannya manusia pada salib
Kalvari, untuk menjelaskan alasan
mengapa Kristus telah membuat
pengorbananNya demikian besar. Kita
harus menunjukkan kepada manusia
bahwa adalah bisa bagi manusia untuk
kembali setia kepada Tuhan dan taat
kepada perintah2Nya. Ketika orang
berdosa memandang Kristus sebagai
pendamaian bagi dosa-dosanya,
hendaklah orang-orang menyingkir.
Hendaklah mereka menyatakan
kepada orang berdosa bahwa Kristus
adalah “pendamaian untuk segala
dosa kita, dan bukan untuk dosa kita
saja, tetapi juga untuk dosa seluruh
dunia.’” (1 Yohanes 2:2). Semangati dia
untuk mencari hikmat dari Tuhan;
karena melalui doa sungguh ia akan
mempelajari jalan Tuhan secara lebih
sempurna daripada jika ia
diinstruksikan oleh penasehat(2)
manusia. Ia akan melihat bahwa
adalah pelanggaran hukum Tuhanlah
yang telah menyebabkan kematian
Anak Allah kekal, dan ia akan
membenci dosa2 yang telah melukai
Yesus. Sementara ia memandang pada
Kristus sebagai Imam Besar yang
penuh belas kasihan, lembut hati,
25
Pada saat itulah, dan hanya pada
saat itulah, sehingga Yesus akan
sanggup untuk datang dan mengakui
kita sebagai milikNya, karena “Apabila/
Ketika Kristus datang/menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti
Dia, sebab kita akan melihat Dia
dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya.” (1 Yohanes 3:2, huruf
tebal ditambahkan). Tujuan ini dapat
dicapai hanyalah ketika kita memiliki
pikiran Kristus: “Hendaklah kamu
dalam hidupmu bersama , menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, (Filipi 2:5, huruf
tebal ditambahkan). Pengalaman
demikian adalah apa yang
dimaksudkan oleh “Kristus ada di
tengah-tengah (dalam) kamu, Kristus
yang adalah pengharapan akan
kemuliaan! (Kolose 1:27).
Ketika kondisi ini dipenuhi, ketika kita
memiliki pikiran Kristus dan
memikirkan pemikiranNya, berbagi
nilai2Nya dan memiliki perasaan dan
sikap yang selaras dengan Dia, maka
buah Roh Kudus akan secara
sempurna dinyatakan dalam hidup
kita. “Kebenaran hukum Tuhan” akan
“digenapi dalam kita” karena kita
“tidak hidup menurut daging, tapi
menurut Roh Kudus” (Roma 8:4,
“supaya tuntutan hukum Tuhan
digenapi di dalam kita, yang tidak
hidup menurut daging, tetapi menurut
Roh.”
Adalah prinsip kasih—si maha
pondasi dari hukum Tuhan dan
ekspresi karakterNya—yang
memotivasi/mendorong tindakan dan
perilaku orang Kristen, yang melanda
semua segi kehidupannya.
Demikianlah sehingga “kebenaran
hukum” digenapi dalam semua segi
kehidupan. “ Yesus tak mengubah
karakter orang pada waktu
kedatanganNya. Pekerjaan perubahan
karakter mesti dilakukan sekarang.
Kehidupan kita tiap hari sedang
menentukan nasib kita.”8
Segi2 praktis dari kehidupan kita
dengan demikian akan dinyatakan
dalam banyak bidang dari hidup kita,
termasuk:
Sukacita dalam memelihara Hukum
Tuhan dan Sabat:
“Pekerjaan pemulihan dan
pembaharuan yang dilakukan oleh
orang-orang buangan yang kembali, di
bawah kepemimpinan Zerubabel, Ezra,
dan Nehemia, menyampaikan
gambaran tentang pekerjaan
pemulihan rohani yang akan
dikerjakan pada hari-hari terakhir dari
sejarah bumi ini. . . . Umat Tuhan yang
sisa, sedang berdiri di hadapan dunia ini
sebagai para pembaharu, harus
menunjukkan bahwa hukum Tuhan
adalah pondasi dari semua
pembaharuan yang bertahan dan bahwa
Sabat perintah keempat harus berdiri
sebagai tanda kenangan akan
penciptaan, sebuah pengingat terusmenerus akan kuasa Tuhan. Dalam
kalimat2 yang jelas, tegas mereka akan
menyampaikan keharusan untuk taat
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
kepada semua sabda dari 10 Hukum.
Didorong oleh kasih Kristus, mereka
bekerjasama dengan dia dalam
membangun tempat2 reruntuhan.
Mereka menjadi orang2 yang
memperbaiki tembok yang tembus,
yang memperbaiki jalan-jalan untuk
dihuni.”9
Mendorong sebuah ikatan-keluarga
yang makin erat
“Pekerjaan pertama dari orang
Kristen adalah untuk dipersatukan
dalam satu keluarga.”10
“Pada umumnya orang tualah yang
menciptakan suasana dalam
lingkungan rumah tangga, dan ketika
ada ketakcocokan antara bapak dan
ibu, maka anak-anak turut memiliki roh
yang sama. Jadikan suasana di rumah
tangga anda harum dengan kepekaan
kelembutan hati. Jika anda telah
menjadi renggang dengan suami atau
istri anda dan gagal menjadi orang
Kristen Alkitab, bertobatlah; karena
karakter yang anda bawa di masa
percobaan ini akan menjadi karakter
yang anda akan miliki ketika
kedatangan Kristus. Jika anda ingin
menjadi orang suci di surga, maka
anda pertama-tama mesti menjadi
orang suci di bumi. Ciri-ciri khas
karakter yang anda manjakan dalam
hidup ini tak akan diubah oleh
kematian atau oleh kebangkitan anda.
Anda akan bangkit dari kubur dengan
kecondongan sifat yang sama yang
anda telah nyatakan di rumah tangga
anda dan di masyarakat.”11
Menghidupkan terang pembaruan
kesehatan
“Adalah untuk kebaikan mereka
sendiri sehingga Tuhan
menasehatkan gereja yang sisa untuk
membuang penggunaan makanan
daging, teh, dan kopi, dan makanan
lain yang merusak. Ada banyak
makanan lain dimana kita bisa
konsumsi yang sehat dan bagus.
Diantara orang-orang yang sedang
menunggu kedatangan Tuhan,
makanan daging akhirnya akan
dibuang; daging akan berhenti untuk
menjadi bagian dari makanan mereka.
Kita harus selalu memandang tujuan
ini dan berusaha untuk bekerja terusmenerus ke arah itu.”12
“Umat Tuhan yang sisa mesti menjadi
satu umat yang telah bertobat.
Penyampaian pekabaran ini akan
menghasilkan pertobatan dan
penyucian jiwa-jiwa . . . Ada sebagian
orang yang mengaku orang percaya
yang menerima bagian-bagian
tertentu dari Kesaksian-Kesaksian
sebagai pesan dari Tuhan, sementara
mereka menolak bagian-bagian yang
melarang pemanjaan kesukaan
mereka. Orang-orang demikian
sedang bekerja berlawanan dengan
kesejahteraan mereka sendiri dan
kesejahteraan gereja. Adalah penting
agar kita berjalan dalam terang
sementara kita memiliki terang.
Mereka yang mengaku percaya pada
pembaharuan kesehatan, dan namun
bekerja berlawanan dengan prinsipprinsipnya dalam praktek kehidupan
sehari-hari, adalah sedang melukai
jiwa mereka sendiri dan sedang
memberikan kesan yang salah pada
pikiran para pemercaya dan orangorang yang tak percaya.”13
Berpakaian dengan cara serupaKristus
Pelayan Tuhan menjelaskan: “Saya
melihat bahwa umat Tuhan sedang
dipikat, dan bahwa sebagian telah
kehilangan hampir semua kepekaan
akan singkatnya waktu dan nilai dari
jiwa. Kesombongan telah merasuki
diantara para pemelihara-Sabat—
kesombongan berpakaian dan
berpenampilan. Berkata sang malaikat,
“Para pemelihara Sabat akan harus
mematikan ego diri, mematikan
kesombongan dan cinta pertunjukan
pakaian.’. . . Saya melihat bahwa jika
angkat-diri dibiarkan untuk masuk, ini
pasti akan menyesatkan jiwa-jiwa, dan
jika tidak dikalahkan ini akan
membuktikan kebinasaan mereka.
Ketika seseorang mulai mengangkat
dirinya dalam pandangan matanya
sendiri dan berpikir bahwa ia bisa
melakukan sesuatu, maka Roh Tuhan
ditarik, dan ia maju terus dalam
kekuatannya sendiri sampai ia jatuh
terguling.”14
Waktunya sekarang—Dimana kita
akan mulai?
“Tiap pagi serahkan dirimu kepada
Tuhan selama hari itu. Serahkan semua
rencanamu kepadaNya, untuk
dilakukan atau ditinggalkan sesuai
dengan pemeliharaan yang Tuhan
akan nyatakan. Jadi hari demi hari
anda bisa memberikan hidup anda ke
dalam tangan Tuhan, dan dengan
demikian hidup anda akan dibentuk
makin serupa dan semakin serupa
dengan kehidupan Kristus.”15
Referensi:
1
The Acts of the Apostles, pp. 535, 536.
2
Steps to Christ, p. 60.
3
Ibid., p. 57. [Emphasis supplied.]
4
Ibid., p. 58. [Emphasis supplied.]
5
Testimonies, vol. 1, p. 263. [Emphasis
supplied.]
6
Early Writings, pp. 66, 67. [Emphasis
supplied.]
7
Christ’s Object Lessons, p. 312. [Emphasis supplied.]
8
The Adventist Home, p. 16.
9
Conflict and Courage, p. 269. [Emphasis
supplied.]
10
The Adventist Home, p. 37.
11
Ibid., p. 16.
12
Counsels for the Church, p. 231. [Emphasis supplied.]
13
Ibid., p. 233. [Emphasis supplied.]
14
Early Writings, p. 120. [Emphasis
supplied.]
15
Steps to Christ, p. 70. [Emphasis
supplied.]
19
kita pernyataan dasar tentang ajaran2
penting yang menjadi ciri khas dari
gereja terakhir atau gereja yang sisa.
Yohanes menjelaskan umat Tuhan
sebagai orang-orang yang “menuruti
perintah2 Tuhan, dan memiliki
kesaksian Yesus.” “Disinilah ketekunan/
kesabaran dari orang2 kudus; disinilah
mereka yang menuruti perintah2
Tuhan, dan memiliki iman kepada Yesus
(huruf tebal ditambahkan).”
“Berlalunya waktu pada tahun 1844
adalah sebuah periode dengan
peristiwa2 besar, yang membukakan
kepada mata takjub kita pada
pembersihan bait suci yang
berlangsung di surga, dan memiliki
hubungan jelas dengan umat Tuhan di
bumi, [juga] pekabaran malaikat
pertama dan kedua dan ketiga,
mengibarkan bendera yang bertulisan,
“Perintah2 Tuhan dan iman kepada
Yesus.’ Salah satu batu patok dibawah
pekabaran ini adalah bait suci Tuhan,
yang dilihat oleh umatNya yang
mengasihi-kebenaran di sorga, dan
peti yang mengandung hukum Allah.
Terang dari Sabat perintah keempat
bersinar dalam cahaya kuat di jalan
dari para pelanggar hukum Allah.
Kefanaan/ketak-kekalan orang jahat
adalah satu batu patok penanda lama.
Saya bisa mengingat tak lebih dari
yang bisa datang dari atas patok2
lama ini.”10
Disini kita menemukan ajaran2 yang
paling penting dari gereja yang sisa:
l Pembersihan bait suci surgawi.
l Pekabaran tiga malaikat.
l Perintah2 Tuhan.
l Iman kepada Yesus.
l Terang dari Sabat perintah keempat.
l Kefanaan atau ketakkekalan dari
orang jahat.
Keyakinan2 yang membedakan ini
dengan jelas ditemukan dalam ajaran2
dari Tuhan dan firmanNya, sifat
berdosa dari manusia, rencana
keselamatan, keberadaan dan
pekerjaan dari malaikat, pentingnya
gereja dan pekerjaan gereja, dan
ajaran2 penting lainnya dari Alkitab.
Dan, sebagai tambahan kepada
perintah keempat, kebenaran2 lain
ditemukan dalam 10 Perintah, seperti
tidak berperang (perintah ke-4 dan ke6), pembaruan kesehatan (perintah ke6), pembaruan pendidikan (perintah
ke-5), dan pernikahan orang Kristen
selama seumur hidup (seperti juga
disebutkan dalam Kejadian 1:27;
Matius 19;3-6; Roma 7:1-3) (Perintah ke7). Ajaran2 ini dan ajaran2 lainnya
semuanya adalah prinsip2 yang
didasarkan pada 10 Perintah, hukum
Tuhan yang suci.
Sang rasul mengingatkan kita:
“yakni dengan keinsafan bahwa
hukum Tuhan itu bukanlah bagi orang
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
yang benar, melainkan bagi orang
durhaka dan orang lalim, bagi orang
fasik dan orang berdosa, bagi orang
duniawi dan yang tak beragama, bagi
pembunuh bapa dan pembunuh ibu,
bagi pembunuh pada umumnya, bagi
orang cabul dan pemburit, bagi
penculik, bagi pendusta, bagi orang
makan sumpah dan seterusnya segala
sesuatu yang bertentangan dengan
ajaran sehat yang berdasarkan Injil
dari Allah yang mulia dan maha
bahagia, seperti yang telah
dipercayakan kepadaku.” (1 Timotius
1:9–11).
Dalam permohonannya yang
terakhir, yang sungguh2, Paulus
menulis: “Di hadapan Allah dan
Kristus Yesus yang akan menghakimi
orang yang hidup dan yang mati, aku
berpesan dengan sungguh-sungguh
kepadamu demi penyataan-Nya dan
demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah
firman, siap sedialah baik atau tidak
baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan
pengajaran. Karena akan datang
waktunya, orang tidak dapat lagi
menerima ajaran sehat , tetapi
mereka akan mengumpulkan guruguru menurut kehendaknya untuk
memuaskan keinginan telinganya.
Mereka akan memalingkan telinganya
dari kebenaran dan membukanya
bagi dongeng. Tetapi kuasailah
dirimu dalam segala hal, sabarlah
menderita, lakukanlah pekerjaan
pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!” (2 Timotius 4:1–5, huruf
tebal ditambahkan).
Sebagai para pengikutnya Kristus—
orang2 yang akan memantulkan
citraNya sepenuhnya—apakah yang
kita akan ajarkan?
Sebelum kenaikanNya ke surga,
Kristus memberikan kita amanat
agung penginjilan:
“Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir
zaman.” (Matius 28:19, 20).
“Dalam amanat kepada murid2Nya,
Kristus bukan hanya menjelaskan
pekerjaan mereka tapi memberikan
mereka pekabaran mereka. Ajarkan
orang-orang, Ia katakan, ‘untuk
melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu.’ Murid2
harus mengajarkan apa yang Kristus
telah ajarkan. Apa yang Ia telah
ucapkan, bukan hanya secara pribadi,
tapi melalui semua nabi dan guru dari
Perjanjian Lama, termasuk disini.
Ajaran2 manusia dibuang. Tak ada
tempat bagi tradisi manusia, teori2 dan
kesimpulan2 manusia, atau undang2
gereja. Tak ada undang2 yang
ditetapkan oleh kuasa gereja yang
termasuk dalam amanat ini. Tak
satupun dari hal2 ini yang para pelayan
Kristus akan ajarkan. ‘Hukum Tuhan
dan kesaksian para nabi,’ dengan
catatan dari kata2Nya dan
perbuatan2Nya sendiri, adalah harta
yang dipercayakan kepada murid2
untuk diberikan kepada dunia ini. Nama
Kristus adalah kode mereka, lencana
pembeda mereka, ikatan persatuan
mereka, kuasa untuk tindakan mereka,
dan sumber kesuksesan mereka. Tiada
apapun yang tak membawa tanda2
tulisanNya yang akan diakui dalam
kerajaanNya.
“Injil harus disampaikan, bukan
seperti sebuah teori yang takbernyawa tak hidup, tapi sebagai
sebuah kekuatan menghidupkan untuk
mengubah kehidupan. Tuhan rindu
agar para penerima kasih karuniaNya
akan menjadi saksi2 akan kuasa/
kekuatan injil. Orang2 yang
tindakannya telah sangat melawan Dia,
Ia terima dengan cuma2; ketika
mereka bertobat, Ia memberikan
kepada mereka Roh ilahiNya,
menempatkan mereka dalam posisi2
kepercayaan tertinggi, dan mengutus
mereka ke perkemahan kaum yang
tak setia untuk memproklamasikan
belas kasihNya yang tak terbatas. Ia
ingin para pelayanNya bersaksi
tentang fakta bahwa melalui kasih
karuniaNya maka orang2 bisa memiliki
karakter serupa-Kristus, dan bisa
bergembira dalam jaminan dari
kasihNya yang besar. Ia ingin kita
bersaksi tentang fakta bahwa Ia tak
bisa puas sampai manusia dipulihkan
dan dikembalikan lagi dalam
kesempatan mereka yang istimewa
nan suci sebagai putra-putriNya.”11
Referensi:
James Hastings, Dictionary of the Bible,
p. 193.
2
The Desire of Ages, p. 396.
3
The General Conference Bulletin, April 16,
1901.
4
Special Testimonies on Education, pp. 6–
8.
5
Special Testimonies, Series A, No. 3, p.
53.
6
Sermons and Talks, vol. 1, p. 266.
7
The SDA Bible Commentary [E. G.
White Comments], vol. 7, p. 972.
8
Ibid., vol. 1, pp. 1104, 1105.
9
Selected Messages, vol. 3, pp. 168–173.
10
Counsels to Writers and Editors, pp. 30,
31. [Emphasis supplied.]
11
The Desire of Ages, p. 826.
1
27
SABAT SORE, 13 DESEMBER, 2014
Kasihilah
Musuh Mu
Oleh P. D. Lausevic
G
erakan cinta damai
sedang makin popular.
Pada 15 Februari, 2013,
pawai terbesar anti-perang
tercatat terjadi di 600 kota
sedunia dengan lebih dari 5
juta orang berpartisipasi. Dengan
berbagai agenda politik dan social
dalam pikiran, banyak kelompok di
seluruh dunia menuntut pantang
kekerasan dan cinta damai sebagai
solusi bagi semua penyakit
masyarakat. Di Amerika Serikat ini
menjadi biasa setelah protes2 anti
perang Vietnam pada tahun 1960-an.
Puluhan tahun sebelumnya, Mahatma
Gandhi memperkenalkan kepada dunia
ini sebuah fakta bahwa kelompok2 bisa
sukses merubuhkan kekuatan2
perkasa melalui cara2 damai.
Namun lama sebelum gerakan2 anti
perang atau cinta damai menjadi
terkenal atau kelihatan sebagai cara
untuk memberhasilkan perubahan
revolusioner dalam masyarakat, sang
Manusia dari Galilea sudah
memperkenalkan prinsip radikal—
bukan cuma untuk keuntungan politis
juga bukan untuk memerdekakan satu
masyarakat dari penjajahan
masyarakat lain—tapi sebagai prinsip
dasar yang tertanam dalam hati
manusia. Yesus berkata: “Kasihilah
musuhmu, berkatilah mereka yang
mengutuki engkau, berbuat baiklah
kepada mereka yang membenci kamu,
dan doakan mereka yang menghina
kamu, dan menganiaya kamu” (Matius
5:44).
Imperialisme Romawi Kuno terkenal
karena kengerian kekejaman mereka
sehingga nubuatan hanya bisa
menjelaskan bahwa binatang buas
keempat sebagai binatang yang “yang
28
menakutkan dan mendahsyatkan, dan
ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari
besi; ia melahap dan meremukkan,
dan sisanya diinjak-injaknya dengan
kakinya;” (Daniel 7:7). Di tengahtengah sistim pemerintahan yang
sangat mengerikan yang Setan bisa
rancang untuk menyingkirkan semua
kemerdekaan pribadi dalam bentuk
apapun, rasul Paulus bisa
menyatakan: “Tetapi, jika seterumu
lapar, berilah dia makan; jika ia haus,
berilah dia minum!” (Roma 12:20).
Betapa posisi radikal baginya untuk
menjadi warga Negara dari rejim yang
menindas yang membangkitkan
pemberontakan dan menyebabkan
pengungsi2 mencari tempat dimana
tangan kejam tak bisa jangkau..
Bahkan sang rasul yang menulis kata2
ini menghadapi kapak algojo Roma
karena berani hidup bertentangan
dengan prinsip2 imperialismenya.
Bagaimana mungkin bagi orang2 untuk
hidup di dunia jahat ini dengan ajaran
radikal demikian?
Prinsip2 Mesias
Sementara bangsa Yahudi mencari
Mesias sementara untuk merubuhkan
kuasa penjajah Romawi, Yesus datang
dalam cara yang demikian tak
diharapkan sehingga bangsa Yahudi
tak bisa membolehkan Mesias jenis
“ini”. Bisakah saudara bayangkan
pesan yang disampaikan sebelumnya
yang Ia berikan pada Khotbah di atas
Bukit? “Kamu telah mendengar firman:
Kasihilah sesamamu manusia dan
bencilah musuhmu. Tapi Aku berkata
kepadamu, Kasihilah musuhmu,
berkatilah mereka yang mengutuki
engkau, berbuat baiklah kepada
mereka yang membenci kamu, dan
doakan mereka yang menghina kamu,
dan menganiaya kamu.” (Matius 5:43,
44). Apa alasan bagi pesan radikal
demikian? “Karena dengan
demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang
jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang
benar dan orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang
mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga
berbuat demikian?” (Ayat 45, 46).
Pesan ini sangat alami sehingga orang
akan berpikir bahwa karakter demikian
lebih ilahi daripada manusia. Inilah
mengapa Yesus menyelesaikan pasal
ini dengan membandingkan sifat
manusia dengan sifat ilahi: Karena itu
haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna. ” (Ayat 48).
“Pernyataan kebencian tak pernah
menghancurkan kebencian dari
musuh2 kita. Tapi kasih dan keramahan
melahirkan kasih dan keramahan
sebagai balasannya. Walaupun Tuhan
dengan setia membalas kebaikan dan
menghukum kesalahan, namun Ia tak
menahan berkat2Nya dari orang jahat,
walaupun tiap hari mereka tak
menghormati namaNya. Ia
membiarkan sinar mentari dan hujan
tercurah pada orang benar dan tak
benar, membawa berkat kemakmuran
yang sama kepada keduanya. Jika
Tuhan yang suci memakai kesabaran
dan kebaikan demikian kepada
pemberontak dan penyembah berhala,
betapa diharuskan agar manusia
bersalah harus menyatakan roh yang
sama terhadap sesamanya manusia.
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Alih-alih mengutuk mereka yang
merugikan dia, adalah kewajibannya
untuk berusaha memenangkan
mereka dari jalan2 mereka yang jahat
dengan keramahan yang sama
dengan keramahan yang Kristus
perlakukan pada mereka yang
menganiaya Dia.. . . . Anak2 Tuhan
harus menyampaikan roh yang
berkuasa di Sorga. Prinsip2 tindakan
mereka tak boleh bersifat sama
dengan roh sempit, cinta diri dari dunia
ini. Hanya kesempurnaan yang bisa
memenuhi standard Sorga.”1 Alih-alih
bicara tentang keberanian berperang,
Tuhan menyatakan, “Berbahagialah
orang yang membawa damai, karena
mereka akan disebut anak-anak
Allah.” (Matius 5:9). Alih-alih berjuang
demi haknya, Ia berkata, “Masukkan
pedang itu kembali ke dalam
sarungnya, sebab barangsiapa
menggunakan pedang, akan binasa
oleh pedang.” (Matius 26:52). Ini dalam
konteks Petrus memotong telinganya
hamba Imam Besar demi membela
Gurunya yang tercinta. Gantinya
angkat jempol atas keberaniannya,
Yesus mendekati si musuh dan
“menjamah telinga orang itu dan
menyembuhkannya.” (Lukas 22:51).
Mesias model apa ini yang
menyembuhkan musuh yang anda
lukai dan memberi lagi kemenangan
kepada si penindas?
Mengapa Mesias aneh ini bertindak
seperti ini? Ia menjelaskan bahwa ini
karena “Kerajaan-Ku bukan dari dunia
ini ; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini,
pasti hamba-hamba-Ku telah
melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi,
akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari
sini.” (Yohanes 18:36). Cara Ia berpikir
adalah berbeda dengan cara kita biasa
berpikir. Mengapa? “Sebab rancangan/
pikiran-Ku bukanlah rancanganmu ,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,
demikianlah firman TUHAN. Seperti
tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan
rancangan-Ku dari rancanganmu.”
(Isaiah 55:8, 9).
Kerajaan baru ini tak didasarkan
atas penguasaan satu bangsa pada
bangsa lain, atau penguasaan satu
golongan pada golongan lain, atau
bahkan majikan menguasai budak.
Prinsip2 pemerintahan yang unik ini
telah ditunjukkan dalam kehidupan
sang guru Galilea yang rendah hati ini:
“”Kamu tahu, bahwa pemerintahpemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan
besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras
atas mereka. Tidaklah demikian di
antara kamu . Barangsiapa ingin
menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu; sama seperti Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.” (Matius
20:25–28). Dapatkah anda
membayangkan pemerintahan yang
dirancang untuk lebih melayani
warganya daripada warganya yang
melayani pemerintah? Bisakah anda
membayangkan agama dimana para
pemimpin adalah lebih para pelayan
nyata bagi jemaat mereka daripada
para anggota yang melayani para
pendeta mereka? Inilah intisari nyata
dari KeKristenan tulen.
Jika prinsip2 demikian benar2 diikuti,
maka tiap warga Negara akan
menghormati hak2 semua orang lain,
karena prinsip kasih agung akan
menjadi dasar dari semua
masyarakat. Justru ciri khas ini akan
memperkenalkan seseorang sebagai
orang Kristen, yang tak sama seperti
tesis2 doktrin yang jauh yang
kelihatan tiada efek dalam kehidupan
pribadi. “Dengan demikian semua
orang akan tahu, bahwa kamu adalah
murid-murid-Ku , yaitu jikalau kamu
saling mengasihi.” (Yohanes 13:35).
Apakah prinsip ini yang menuntun
dalam hidup kita? Apakah kita orang
Kristen?
Pondasi Perjanjian Lama
Ide tentang tindakan pantang
kekerasan terhadap penindasan oleh
perorangan2 atau pemerintah2 bukan
hanya sesuatu yang diperkenalkan
oleh Yesus dalam Perjanjian Baru. Ini
adalah sesuatu prinsip yang melintasi
semua penghalang waktu dan budaya.
Mesias yang kita sembah, “Yesus
Kristus,” adalah “sama, kemarin, dan
hari ini, dan selamanya” (Ibrani 13:8).
Karena sifatNya yang tak berubah
sehingga manusia tak diijinkan untuk
membinasakan dirinya atau lenyap
total oleh Tuhan pengasih.
“Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak
berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak
akan lenyap.” (Maleakhi 3:6).
Karakteristik ini ditunjukkan dalam
fakta bahwa sementara kita masih
musuh2Nya, Ia telah merancang cara
untuk menyelamatkan umat manusia.
“Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah
oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih
kita, yang sekarang telah
diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidup-Nya” (Roma
5:10). Kasih kekal ini benar2 tercipta
lagi pada kita jika kita mau
menerimanya. “Kita mengasihi Allah,
karena Allah lebih dahulu mengasihi
kita.” (1 Yohanes 4:19). Dapatkah anda
membayangkan kemenangan melalui
kematian? Menang karena berbuat
baik kepada musuh? Inilah secara
tepat apa tujuannya Kristus datang dan
tunjukkan pada kita oleh kematianNya.
Ketika Musa memulai misi
pembebasan bangsanya, ia tak paham
prinsip pemerintahan ilahi ini,
akibatnya ia harus melarikan dari dari
rumahnya dan keluarganya. Tapi
dalam sekolah Kristus, Ia belajar
kelembutan hati—untuk
mengendalikan nafsunya dan memiliki
perhatian kebapaan atas semua orang
yang butuh bantuannya.2 Oleh patuh
pada pimpinan Tuhan dalam hidupNya,
Musa belajar jenis iman dan percaya
pada Tuhan yang membuatnya
menjadi manusia Allah bahkan dalam
keadaan2 yang amat menguji.
Dapatkah anda membayangkan
bangsa Israel sedang berdiri di depan
Laut Merah dengan dikunci oleh
gunung tinggi dan curam di satu sisi
dan di sisi lain bala tentara Mesir
sedang mengejar? Menilai situasi
ngeri itu dari pandangan manusia saja
akan memimpin Musa untuk
menyadari bahwa tak ada rekayasa
teknik yang bisa merancang satu jalan
kelepasan. Tiada pengalaman sebagai
jenderal dari pasukan terkuat di dunia
yang cukup untuk menyiapkan bangsa
budak untuk membela diri sendiri
dalam waktu demikian singkat
terhadap pasukan Mesir yang terlatihbaik, berdisiplin-baik dan bersenjatalengkap. Satu-satunya pikiran manusia
yang mungkin untuk menyelamatkan
hidup mereka adalah untuk
merundingkan suatu jenis pakta
perdamaian yang mungkin akan
mengembalikan mayoritas ke dalam
perbudakan. Perjanjian perdamaian
demikian mungkin akan melibatkan
mempromosikan para pemimpin
menjadi mandor atas bangsa mereka
sendiri, dengan hak2 terbatas diatas
orang biasa atau bahkan para
pemimpin akan dihukum mati.
Musa tahu bahwa jika tugas yang
dilaksanakan bisa dilakukan manusia,
maka tak perlu Tuhan, tak perlu
bantuan ilahi. “Tetapi berkatalah Musa
kepada bangsa itu: “Janganlah takut,
berdirilah tetap dan lihatlah
keselamatan dari TUHAN, yang akan
diberikan-Nya hari ini kepadamu;
sebab orang Mesir yang kamu lihat
hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk
selama-lamanya. TUHAN akan
berperang untuk kamu , dan kamu
akan diam saja. ” (Keluaran 14:13, 14).
Tak ada persiapan untuk perang. Cuma
ada usaha untuk siapkan umat agar
percaya pada Tuhan saja tanpa
memakai senjata manusia—dan tanpa
cara manusia siapapun dalam
manajemen krisis. Seluruh tentara
Mesir dibinasakan tanpa satu tindakan
perang dari bangsa Israel. Bagaimana?
Senjata unik: Lebah-lebah, harmonis
29
generasi, dan “yang sisa dari
keturunannya” berarti, tentunya,
generasi terakhir dari gereja. Disini ada
sebuah nubuatan positif bahwa gereja
terakhir akan ditandai oleh ciri khusus
ini: mereka akan memiliki kesaksian
Yesus. Tapi apa itu kesaksian Yesus?
Wahyu 19:10: “Karena kesaksian Yesus
adalah roh nubuat.” “Jadi yang sisa
dari keturunannya adalah gereja yang
setia.”
Perintah-perintah Tuhan
Pada periode penting dan menarik
ini dari akhir-zaman, Tuhan memanggil
umatNya yang sisa untuk
memproklamasikan hukumNya dalam
roh dan kuasa Elia. Yohanes Pembaptis
menyiapkan jalan bagi kedatangan
Kristus yang pertama—sambil menarik
perhatian umat kepada 10 Perintah.
Begitu juga kita harus menyaringkan,
bukan dengan bunyi tak menentu,
pekabaran: “Takutlah akan Allah dan
muliakanlah Dia, karena telah tiba
saat penghakiman-Nya,” (Wahyu 14:7).
“Umat Tuhan yang sisa, sedang
berdiri di hadapan dunia ini sebagai
para pembaharu, harus menunjukkan
bahwa hukum Tuhan adalah pondasi
dari semua pembaharuan yang
bertahan.” 6
“Ia yang mengasihi dan memelihara
Sabat, dan mempertahankan kesucian
lembaga perkawinan, dengan demikian
ia membuktikan dirinya sebagai
sahabat manusia dan sahabat Tuhan.
Ia yang dengan petunjuknya atau
contohnya merendahkan kewajiban
dari lembaga2 suci ini adalah musuh
Tuhan dan manusia.”7
Meterai Tuhan
Sabat dikenali dengan pekabaran
pemeteraian dari Wahyu 7, karena
Sabat adalah meterainya Tuhan,
tandaNya sendiri (Yehezkiel 20:12, 20).
Sebagaimana karakter Tuhan,
dinyatakan dalam hukumNya,
karakter Tuhan ini dimeteraikan/
distempel pada hati dari umat yang
sisa, dengan demikian umat yang sisa
disucikan dalam kebenaran (Yesaya
8:16; Yeremia 31:33; 2 Korintus 3:3; 2
Tesalonika 2:13; Yohanes 17:17;
Mazmur 119:142). Ketika kondisi ini
dipenuhi sepenuhnya, maka
pemeliharaan Sabat adalah benarbenar menjadi tanda penyucian juga
tanda yang membedakan.
Pemeliharaan-Sabat mengenali kita
sebagai para penyembah Tuhan yang
benar dan membedakan kita dari
anak2 pelanggaran. (Keluaran 31:16–18;
Yehezkiel 9:4–6). Sabat akan menjadi
ujian besar tentang kesetiaan pada
akhir masa percobaan manusia.
22
Umat Tuhan pemelihara-hukum
adalah mereka yang akan memiliki di
dahi mereka meterai Allah yang hidup
(Wahyu 14:1, 12; 7:2–4). “Dalam
menuruti perintah keempat dalam roh
dan kebenaran, maka orang-orang
akan menuruti semua sabda dari 10
Perintah Tuhan.”8
Iman kepada Yesus
Umat yang sisa juga ditandai oleh
memiliki iman kepada Yesus (Wahyu
14:12), yaitu sama dengan, melakukan
semua ajaran Yesus yang didasarkan
pada sebuah komitmen iman
kepadaNya.
“Iman pada kesanggupan Kristus
untuk menyelamatkan kita secara
cuma-cuma dan sepenuhnya dan
seluruhnya adalah iman kepada
Yesus.” 9
Iman yang berbuat atau bekerja
“Iman adalah percaya pada Tuhan—
yakin bahwa Ia mengasihi kita dan Ia
mengetahui apa yang terbaik demi
kebaikan kita. Jadi, iman memimpin
kita untuk memilih jalanNya, bukan
jalannya kita sendiri.”10
“Melalui iman kita menerima kasih
karunia Tuhan; tapi iman bukanlah
Juruselamat kita. Iman saja tak
memperoleh apapun. Iman adalah
tangan melalui mana kita memegang
Kristus dan menerapkan jasajasaNya.” 11
“[Iman] adalah tindakan jiwa oleh
mana manusia seutuhnya diserahkan
kepada penjagaan dan pengendalian
dari Yesus Kristus.”12
“Iman yang benar selalu
menghasilkan pertama pertobatan
yang tulen, dan kemudian perbuatan2
yang baik, yang mana adalah buah
dari iman yang benar itu.”13 “Iman
yang tulen, iman yang
menyelamatkan adalah tak bisa
dipisahkan dari pertobatan dan
perubahan sejati dan akan
menyatakan iman yang tulen dan
menyelamatkan ini dalam buah-buah
Roh Kudus. Iman yang tulen dan
menyelamatkan adalah percaya yang
terus-menerus, percaya secara sadar
pada Yesus.”14
“Iman dan perbuatan adalah
bergandengan tangan; iman dan
perbuatan bertindak secara harmonis
dalam pekerjaan mengalahkan dosa.
Perbuatan tanpa iman adalah mati, dan
iman tanpa perbuatan adalah mati.
Perbuatan kita tak akan pernah
menyelamatkan kita; adalah jasa dari
Kristus yang akan menyelamatkan kita
demi kepentingan kita. Melalui iman
pada Dia, Kristus akan membuat
semua usaha kita yang tak sempurna
menjadi dapat diterima oleh Tuhan.
Iman yang kita diharuskan untuk miliki
bukanlah iman yang tak berbuat-apaapa; iman yang menyelamatkan adalah
iman yang berbuat karena kasih dan
memurnikan jiwa.”15
“Umat Tuhan yang sisa mestilah
menjadi satu umat yang telah
bertobat. Penyampaian pekabaran ini
harus menghasilkan pertobatan dan
penyucian jiwa-jiwa. Kita harus
merasakan kuasa Roh Tuhan dalam
gerakan ini. Ini adalah pesan indah,
pesan jelas; ini berarti segalanya bagi
si penerima, dan ini harus
diproklamasikan dengan seruan
nyaring. Kita mesti memiliki iman yang
benar, iman yang teguh sehingga
pekabaran ini akan maju terus dengan
semakin penting sampai penutupan
waktu.
“Ada sebagian orang yang mengaku
orang percaya yang menerima
bagian2 tertentu dari Kesaksian
sebagai pesan dari Tuhan, sementara
mereka menolak bagian2 lain yang
melarang pemanjaan kesukaan
mereka. Orang2 demikian sedang
bekerja berlawanan dengan
kesejahteraan mereka sendiri dan
kesejahteraan gereja. . . .
“Sebuah tanggungjawab khidmat
terletak pada mereka yang mengenal
kebenaran supaya semua perbuatan
mereka akan sepadan dengan iman
mereka, dan bahwa hidup mereka
akan dimurnikan dan disucikan, dan
mereka telah siap bagi pekerjaan yang
mesti dengan cepat dilakukan pada
hari-hari terakhir dari pekabaran ini. . .
. Ada banyak orang diantara kita yang
kurang dalam kerohanian, dan yang,
kecuali mereka sepenuhnya bertobat,
mereka pasti akan hilang. Bisakah
saudara mengambil resiko ini?” 16
Mereka memiliki sebuah pesan
amaran
Tuhan sedang mengajar, memimpin,
dan membimbing umatNya yang sisa,
agar mereka bisa mengajar,
memimpin dan membimbing orangorang lain. Umat yang sisa juga akan
mengamarkan mereka yang
menyembah binatang dan mereka
yang menyatukan diri dengan patung
binatang, sambil mengatakan kepada
mereka bahwa mereka akan
menerima murka Tuhan (Wahyu 14:9–
11). Adalah kewajiban umat yang sisa
untuk memanggil umat Tuhan yang
masih ada di Babel untuk keluar dan
menjadi bagian dari umat yang sisa
sambil menegaskan kembali komitmen
mereka kepada kebenaran (Wahyu
18:4). Jadi umat yang sisa dan mereka
yang keluar dari Babel akan
melengkapi umat Tuhan yang sisa
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
sebelum kedatanganNya. Umat yang
sisa ini mengumumkan saat
penghakiman, memproklamasikan
keselamatan melalui Kristus, dan
mengumumkan mendekatnya
kedatangan Kristus yang kedua kali.
Inilah sebuah kewajiban yang khidmat.
Umat yang sisa tak cuma membuat pengakuan, tapi
benar-benar menuruti perintah-perintah Tuhan dari hati,
oleh kekuatan dan kasih karunia yang Yesus sediakan.
Mereka adalah para pemenang
“Umat Tuhan memeriksa jiwa
mereka di hadapanNya, sambil
memohon demi kesucian hati.” 17
Melalui kekuatanNya mereka
“mengalahkan binatang itu dan
patungnya dan bilangan namanya”
(Revelation 15:2).18
Mereka akan “menanggung
penderitaan dari masa kesukaran
Yakub; mereka telah berdiri tanpa
perantara melalui pencurahan terakhir
hukuman2 dari Tuhan.”19
Para pemenang akan menjadi pilar2
di bait suci Tuhan dan akan tertulis di
dahi mereka, nama Bapa, nama dari
Yerusalem baru, dan nama Yesus yang
baru (Wahyu 3:12). Umat yang sisa tak
hanya diampuni dan diterima, tapi
dihormati. “Sebuah serban tahir”
ditaruh pada kepala mereka. Mereka
akan menjadi seperti raja2 dan imam2
untuk Tuhan dan mengikuti Anak
Domba kemana saja Ia pergi (Wahyu
14:4, 5).
Dipakaikan dengan jubah kebenaran
Kristus
“Jubah kebenaran Kristus yang tak
bernoda dipakaikan pada anak2 Tuhan,
yang telah diuji, digoda, namun setia.
Umat yang sisa yang dihina telah
dipakaikan dengan pakaian mulia, tak
akan pernah lagi dicemari oleh
kejahatan2 dunia.”20 “Daun-daun
palem mengartikan bahwa mereka
telah memperoleh kemenangan, dan
pakaian putih mengartikan bahwa
mereka telah dipakaikan dengan
kebenaran Kristus.”21
“Kristus, hanyalah Kristus dan
kebenaranNya, yang akan
memberikan kita sebuah paspor untuk
masuk ke surga.”22
Umat yang sedikit yang adalah
bagian dari umat yang sisa
mempunyai kerinduan tulus,
sungguh2, mengasihi Tuhan. Mereka
sepenuh hati dalam melakukan
kehendak Tuhan. Mereka tak hanya
melakukan pelayanan di bibir saja atau
bicara-bicara saja tapi mereka
memberikan pelayanan sepenuh hati
yang nyata. Mereka berjalan rendah
hati dengan Tuhan dalam kelembutan
hati dan roh penyesalan akan dosa,
dan Tuhan mengakui mereka dan
memberikan mereka kasih karunia
dari Roh KudusNya, agar supaya
mereka dapat melakukan pekerjaan ini
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
, sesuai dengan kemampuan mereka,
yang Tuhan berikan pada mereka
untuk dilakukan (Mikha 6:6-8). Mereka
adalah para pekerja bersama Tuhan.
Mereka tak mengakui hikmat mereka
sendiri tapi mengakui bahwa hanya
kuasa Tuhan saja yang bisa
memampukan mereka (1 Korintus 3:9).
Kesimpulan
Umat yang sisa bukan cuma
membuat pengakuan tapi benar-benar
melakukan perintah2 Tuhan (Wahyu
12:17; 14:12) dari hati, melalui kekuatan
dan kasih karunia yang Yesus
sediakan. Mereka tak bergabung
dengan dunia. Mereka memisahkan
diri dari semua keduniawian (Yakobus
4:4), tak mencari pengakuan atau
kehormatan duniawi. (Wahyu 13:15–17;
pasal 14 dan 15).
Umat yang sisa adalah setia kepada
Tuhan dan kebenaranNya dan dengan
demikian kepada gerejaNya yang sisa.
“Gereja adalah tiang dan dasar
kebenaran” (1 Timotius 3:15). Mereka
menyampaikan amaran terakhir ke
seluruh dunia dan memproklamirkan
pekabaran itu malaikat lain dengan
kuasa.
Mereka adalah para pemercaya
yang mengalahkan cinta diri. Sebagai
hasil dari kematian Kristus di salib
Kalvari, mereka tak lagi hidup untuk
diri mereka tapi hidup untuk Dia yang
telah mati bagi mereka (2 Korintus
5:15). Umat yang sisa ada diantara
144.000, yang ditebus dari bumi. “Dan
di dalam mulut mereka tidak terdapat
dusta; mereka tidak bercela.”
(Wahyu 14:5). “Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari
kesusahan yang besar ; dan mereka
telah mencuci jubah mereka dan
membuatnya putih di dalam darah
Anak Domba.” (Wahyu 7:14).
Umat yang sisa melewati
pertentangan hebat sebelum mereka
menjadi gereja pemenang, seperti
dijelaskan dalam Wahyu 13, 14, 15, dan
17:14. Mereka mengerti bahwa
menjadi anggota gereja tak berarti
bahwa mereka menjadi milik Yesus,
tapi dengan menjadi milik Yesus
berarti bahwa mereka perlu menjadi
anggota gereja.
“Gereja yang sisa akan mengakui
Tuhan dalam hukumNya dan akan
memiliki karunia nubuatan. Penurutan
kepada hukum Tuhan, dan roh nubuat
adalah selalu yang membedakan umat
Tuhan yang benar.” 23
Jika anda memiliki ciri-ciri khas ini
dalam hidup anda, maka anda akan
menjadi bagian dari umat yang sisa:
Keselamatan adalah tak dijamin
melalui keanggotaan di gereja apapun.
Kita diselamatkan secara peroranganperorangan, bukan sebagai satu
gereja. Adalah kesempatan istimewa
dan tanggungjawab besar, untuk
menjadi bagian dari gereja ini, karena
kita memiliki panggilan yang suci.
Sebagai para anggota dari gereja
Tuhan yang sisa, kita mesti berdoa
dengan iman yang teguh untuk kasih
karunia Tuhan, bahkan berdoa demi
iman yang tulen, iman tulen yang lebih
besar dan demi sebuah kehidupan
yang lebih konsisten.
Referensi:
Education, p. 268.
The Acts of the Apostles, p. 600.
[Emphasis supplied.]
3
The Desire of Ages, pp. 466, 467.
[Emphasis supplied.]
4
Testimonies, vol. 2, p. 441.
5
Ibid., vol. 5, pp. 224, 225.
6
Prophets and Kings, p. 678. [Emphasis
supplied.]
7
The Signs of the Times, February 28,
1884. [Emphasis supplied.]
8
The Faith I Live By, p. 291.
9
Selected Messages, bk. 3, p. 172.
10
Education, p. 253.
11
The Desire of Ages, p. 175. [Emphasis
supplied.]
12
Mind, Character, and Personality, vol. 2,
p. 531.
13
Selected Messages, bk. 3, p. 195.
14
The Review and Herald, November 27,
1883.
15
The Signs of the Times, June 16, 1890.
[Emphasis supplied.]
16
Counsels on Diet and Foods, pp. 36, 37.
17
Testimonies, vol. 5, p. 475.
18
See The Acts of the Apostles, pp. 590,
591; The Great Controversy, pp. 648, 649.
19
Ibid., p. 649.
20
Testimonies, vol. 5, p. 475.
21
The SDA Bible Commentary, [E. G.
White Comments], vol. 7, p. 970.
[Emphasis supplied.]
22
Testimonies to Southern Africa, p. 32.
23
Loma Linda Messages, p. 33.
1
2
23
MINGGU, 14 DESEMBER, 2014
Kemenangan
Umat yang
Sisa
Dihimpun dari Alkitab dan Roh Nubuat,
dengan komentar
Oleh R. P. Borges
D
alam tahun2
panjang perjalanan
mereka dan konflik
mereka dengan kuasakuasa kejahatan, umat yang
sisa telah ditopang oleh Tuhan dan
diperkuat oleh janji2 agung dari
FirmanNya. Pada saat2 tergelap dalam
pengalaman mereka, pada masa
kesukaran, dan sering dibawah aniaya,
Tuhan telah menolong dan mendukung
anak2Nya. Pemeliharaan mujizat
membuktikan kuasa Tuhan untuk
mendukung, menyelamatkan, dan
melepaskan yang setia. Dengan
kelepasan2 yang kentara di belakang
mereka, umat yang sisa memandang
masa depan, dan oleh iman
menantikan peristiwa besar yang akan
menandai akhir dari perjalanan
mereka sebagai gereja militant, dan
awal dari pengalaman kemenangan
mereka sebagai: “jemaat…(yang)
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.” (Efesus 5:27).
Peristiwa2 terakhir dalam
pengalaman umat yang sisa
Kisah tujuh periode gereja dari
Efesus sampai Laodekia menyatakan
32
kebenaran agung: Bahkan dengan
penjelasan kedinginan dan
kemurtadan yang terjadi pada waktu2
tertentu, gereja diakui oleh Tuhan
sebagai umat yang sisa yang terdiri
dari jiwa2 yang setia. “Sejak
permulaan, jiwa2 yang setia telah
menjadi gereja di bumi. Di tiap zaman
Tuhan memiliki pengawal2Nya, yang
membawa kesaksian setia kepada
generasi dimana mereka hidup.
Pengawal2 ini memberikan pesan
amaran; dan ketika mereka dipanggil
untuk meletakkan senjata mereka,
orang2 lain melanjutkan pekerjaan
ini.Tuhan membawa saksi2 ini dalam
hubungan perjanjian dengan diriNya,
menyatukan gereja di bumi dengan
gereja di sorga. Ia mengutus
malaikat2Nya untuk melayani
gerejaNya, dan gerbang2 neraka tak
mampu melawan umatNya.”1 Oleh
sebab itu, di sepanjang sejarah gereja
Kristen, umat yang sisa yang setia
adalah orang2 yang Tuhan akui
sebagai milikNya, dan pada siapa Ia
punya perhatian khusus.
Menarik dicatat peristiwa2 terakhir
yang menandai kemenangan umat
yang sisa. Peristiwa2 ini menunjuk
kepada gerakan Tuhan yang indah
dalam pengalaman umatNya.
Peristiwa2 ini dapat disorot dalam
urutan sebagai berikut:
1. Hujan akhir & awal masa kesukaran
“Aku . . . melihat bahwa banyak
orang tak menyadari mereka mesti
jadi apa agar hidup dalam
pemandangan Tuhan tanpa imam
besar di bait suci melalui masa
kesukaran. Mereka yang menerima
meterai Tuhan yang hidup dan
dilindungi pada masa kesurakan mesti
memantulkan karakter Yesus
sepenuhnya.
“Aku melihat bahwa banyak orang
sedang mengabaikan persiapan yang
amat dibutuhkan dan menantikan
masa ‘penyegaran’ dan ‘hujan akhir’
untuk melayakkan mereka berdiri pada
hari Tuhan dan untuk hidup dalam
pemandanganNya. Oh, betapa banyak
orang yang aku lihat pada masa
kesukaran tanpa perlindungan! Mereka
telah mengabaikan persiapan yang
diperlukan; oleh sebab itu mereka tak
bisa menerima penyegaran yang
semua mesti miliki untuk melayakkan
mereka hidup dalam pemandangan
Tuhan yang suci. Orang2 yang
menolak untuk dibentuk oleh para nabi
dan gagal memurnikan jiwa mereka
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
dalam penurutan kepada seluruh
kebenaran, dan yang mau percaya
bahwa kondisi mereka adalah jauh
lebih baik daripada kondisi
sebenarnya, akan muncul pada waktu
turunnya malapetaka2, dan kemudian
melihat bahwa mereka perlu dibentuk
dan dipaskan untuk bangunan. Tapi tak
akan ada waktu lagi pada saat itu dan
tak ada Perantara untuk memohon
kasus mereka di hadapan Bapa.
Sebelum waktu ini pernyataan khidmat
yang amat ngeri telah disampaikan,
‘Barangsiapa yang berbuat jahat,
biarlah ia terus berbuat jahat ;
barangsiapa yang cemar, biarlah ia
terus cemar; dan barangsiapa yang
benar, biarlah ia terus berbuat
kebenaran; barangsiapa yang kudus,
biarlah ia terus menguduskan dirinya!”
(Wahyu 22:11). Aku melihat bahwa tak
seorangpun bisa mendapat
‘penyegaran’ kecuali mereka
memperoleh kemenangan atas tiap
godaan, atas kesombongan, atas cinta
diri, cinta dunia, dan atas tiap kata dan
tindakan yang salah. Oleh sebab itu,
kita harus, makin dekat dan semakin
dekat pada Tuhan dan sungguh2
mengusahakan persiapan itu yang
diharuskan untuk memampukan kita
berdiri pada pertempuran di hari
Tuhan. Hendaklah semua ingat bahwa
Tuhan itu suci dan bahwa tak
seorangpun selain orang2 yang suci
yang bisa selalu tinggal dalam
hadiratNya.”2
“Hubungan dengan agen ilahi tiap
saat tiap detik adalah penting untuk
kemajuan kita. Kita mungkin telah
memiliki ukuran Roh Tuhan, tapi oleh
doa dan iman kita harus terusmenerus mencari lebih banyak lagi
Roh Kudus. Tak akan pernah berguna
untuk menghentikan usaha2 kita. Jika
kita tak maju, jika kita tak
menempatkan diri dalam sikap untuk
menerima baik hujan awal maupun
hujan akhir, maka kita akan kehilangan
jiwa kita, dan tanggungjawabnya akan
terletak pada diri kita sendiri.
“ ‘Mintalah hujan dari pada TUHAN
pada akhir musim semi!’ (Zakaria 10:1).
Jangan duduk puas bahwa dalam
rangkaian musim biasa, hujan akan
turun. Mintalah hujan itu. Pertumbuhan
dan penyempurnaan benih tak
tergantung pada si petani. Tuhan saja
yang bisa mematangkan panenan.
Tapi kerjasamanya manusia
diharuskan. Pekerjaan Tuhan bagi kita
meminta tindakan dari pikiran kita,
pelatihan iman kita. Kita mesti mencari
perkenanNya dengan sepenuh hati jika
hujan kasih karunia akan turun pada
kita. Kita harus manfaatkan tiap
kesempatan dengan menempatkan
diri di saluran berkata. Kristus berkata,
‘Sebab di mana dua atau tiga orang
berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku
ada di tengah-tengah mereka ”
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
”Saya melihat bahwa tak seorangpun bisa
mendapat 'penyegaran' atau 'hujan akhir' kecuali
mereka menang atas tiap godaan, atas
kesombongan, cinta diri, cinta dunia, dan atas tiap
kata dan tindakan yang salah.”
(Matius 18:20). Acara2 gereja, seperti
dalam perkemahan2, ibadah2 di
gereja rumah, dan semua kesempatan
dimana ada usaha pribadi untuk jiwa2,
adalah kesempatan2 yang ditentukan
Tuhan untuk memberikan hujan awal
dan hujan akhir.
“Tapi hendaklah tak seorangpun
berpikir bahwa dalam menghadiri
pertemuan2 ini, maka kewajiban
mereka sudah selesai. Cuma hadir
saja pada semua temu ibadah yang
diadakan tak akan membawa berkat
kepada jiwa. Bukanlah hukum yang
pasti bahwa semua orang yang
menghadiri ibadah umum atau ibadah
local akan menerima suplai besar dari
surga. Keadaan2nya mungkin
kelihatan menguntungkan bagi
pencurahan limpah hujan kasih
karunia. Tapi Tuhan sendiri yang mesti
memerintahkan hujan ini untuk turun.
Oleh sebab itu kita tak boleh lalai
dalam memohon. Kita harus jangan
percaya pada pekerjaan
pemeliharaan biasa. Kita mesti berdoa
agar Tuhan akan membuka pancuran
air kehidupan. Dan kita sendiri mesti
menerima air hidup. Marilah kita,
dengan hati sesal, berdoa amat
sungguh2 agar sekarang, di waktu
hujan akhir, hujan kasih karunia bisa
tercurah pada kita. Di tiap temu
ibadah yang kita hadiri doa2 kita harus
hadir, agar justru pada saat ini Tuhan
akan memberikan kehangatan dan
kelembaban pada jiwa kita. Sementara
kita mencari Tuhan demi Roh Kudus,
ini akan mengerjakan pada kita
kelembutan hati, kerendahan hati dan
pikiran, sadar bergantung pada Tuhan
untuk penyempurnaan hujan akhir.
Jika kita berdoa demi berkat dalam
iman, kita akan menerimanya
sebagaimana Tuhan telah berjanji.”3
Utusan Tuhan menjelaskan
pemandangan indah waktu hujan akhir
ketika hujan akhir diterima dalam
kepenuhannya: “Banyak orang sedang
memuji Tuhan. Yang sakit
disembuhkan, dan mujizat2 lain
dikerjakan. Roh syafaat kelihatan,
bahkan seperti dinyatakan sebelum
hari besar Pentakosta. Ratusan dan
ribuan orang kelihatan mengunjungi
keluarga2 dan membuka Firman
Tuhan di hadapan mereka. Jiwa2
diyakinkan oleh kuasa Roh Kudus, dan
roh pertobatan tulen dinyatakan. Di
tiap sisi pintu2 dibuka lebar untuk
proklamasi kebenaran. Dunia ini
kelihatan diterangi dengan pengaruh
surgawi.”4
Ini akan menandai awal dari transisi
yang umat yang sisa akan lalui dari
tahap militant ke tahap kemenangan.
Gereja muncul “laksana fajar merekah,
indah bagaikan bulan purnama,
bercahaya bagaikan surya, dahsyat
seperti bala tentara dengan panjipanjinya”” (Kidung Agung 6:10).
Dengan demikian, para anggota gereja
yang setia dan penurut akan menjadi
umat yang sisa yang menang.
“Para pelayan Tuhan, yang
dikaruniai dengan kuasa dari sorga
dengan wajah mereka bercahaya, dan
bersianr dengan pengabdian suci,
bergerak maju untuk
memproklamirkan pesan dari surga.
Jiwa2 yang tersebar di semua badan
keagamaan menjawab panggilan ini,
dan jiwa2 berharga cepat2 keluar dari
gereja2 keparat, seperti Lot cepat2
keluar dari Sodom sebelum
kebinasaannya. Umat Tuhan diperkuat
oleh kemuliaan dahsyat yang turun
pada mereka dalam kelimpahan kaya
dan menyiapkan mereka untuk
menanggung saat penggodaan. Aku
mendengar dimana-mana amat
banyak suara berkata, ‘Yang penting di
sini ialah ketekunan orang-orang
kudus, yang menuruti perintah2 Allah
dan iman kepada Yesus.’ (Wahyu
14:12).”5
“ ‘Pada permulaan masa kesukaran,
kita dipenuhi dengan Roh Kudus
sementara kita maju dan
memproklamasikan Sabat lebih
lengkap.’ . . .
“ ‘Permulaan masa kesukaran itu,’
yang disebutkan disini, bukanlah
menunjuk kepada waktu ketika
malapetaka2 akan mulai dicurahkan,
tapi kepada satu periode singkat tepat
sebelum kutuk2 dicurahkan, sementara
Kristus ada dalam bait suci. Pada waktu
itu, sementara pekerjaan keselamatan
akan berakhir, kesukaran akan
menimpa bumi, dan bangsa2 akan
marah, namun dikendalikan supaya tak
mencegah pekerjaan malaikat ketiga.”6
Dengan kekuatan hujan akhir, maka
dunia ini akan diterangi dengan
kemuliaan Tuhan. Pengetahuan
kebenaran akan disampaikan kepada
semua jiwa. Para penduduk bumi, dari
33
utara ke selatan dan dari timur ke
barat, secara cerdas akan membuat
keputusan akhir mereka antara
perintah2 Tuhan dan perintah2
manusia. Tanda binatang akan
dipaksakan pada dunia ini. (Wahyu
13:14–17.)
Namun “tak seorangpun yang
dihukum sampai mereka telah
mendapat terang dan telah melihat
kewajiban dari perintah keempat. Tapi
ketika dekrit/UUHM akan dikeluarkan
untuk memaksakan sabat palsu, dan
seruan nyaring dari malaikat ketiga
akan mengamarkan banyak orang
terhadap penyembahan binatang dan
patungnya, maka garis secara jelas
ditarik antara yang palsu dan yang
benar. Kemudian orang2 yang masih
terus dalam pelanggaran akan
menerima tanda binatang.”7
“Masalah besar yang sudah sangat
dekat (yaitu pemaksaan undang2 hari
Minggu) akan mencabut keluar mereka
yang tak ditunjuk oleh Allah, dan Ia
akan menyiapkan pelayanan yang
murni, sejati, dan disucikan untuk hujan
akhir itu.”—3 SM 385: PPAZ 138.
Penguasa2 gereja murtad dari Wahyu
akan mempengaruhi penguasa2 sipil
untuk melanggar hak2 hati nurani dan
memaksakan dogma mereka. Para
penduduk planet bumi akan membuat
keputusannya, dan mereka yang
memutuskan untuk kebenaran akan
bergabung dengan umat Tuhan yang
sisa—sekalipun akan ada ancaman
hukuman mati—mereka akan tetap
setia pada Tuhan. Setelah
memperpanjang kesempatan terakhir
demi keselamatan dunia ini, Tuhan
akan menutup masa percobaan bagi
umat manusia yang tak mau bertobat.
2. Penutupan pintu kasihan
“Ketika pekabaran malaikat ketiga
berakhir, belas kasihan tak lagi
memohon bagi para penduduk bumi
yang bersalah. Umat Tuhan telah
menyelesaikan pekerjaan mereka.
Mereka telah menerima ‘hujan akhir,’
‘penyegaran dari hadirat Tuhan,’ dan
mereka telah siap untuk saat
pencobaan di depan mereka. Para
malaikat dengan cepat hilir-mudik
keluar masuk surga. Seorang malaikat
kembali dari bumi sambil
mengumumkan bahwa pekerjaannya
sudah selesai; ujian terakhir (uuhm)
telah dilaksanakan pada dunia, dan
semua orang yang telah terbukti setia
kepada sabda2 ilahi telah menerima
‘meterai Tuhan yang hidup’ (Wahyu
7:2). Kemudian Yesus menghentikan
perantaraanNya di bait suci di sorga.
Ia mengangkat tanganNya dan
dengan suara nyaring berkata, ‘Sudah
selesai;’ dan semua bala tentara
malaikat meletakkan mahkota mereka
sementara Ia membuat pengumuman
khidmat : ‘Barangsiapa yang berbuat
jahat, biarlah ia terus berbuat jahat ;
barangsiapa yang cemar, biarlah ia
terus cemar; dan barangsiapa yang
benar, biarlah ia terus berbuat
kebenaran; barangsiapa yang kudus,
biarlah ia terus menguduskan dirinya!”
(Wahyu 22:11). Setiap kasus telah
diputuskan untuk kehidupan atau
kematian. Kristus telah membuat
penebusan bagi umatNya dan
menghapus dosa2 mereka. Jumlah
wargaNya sudah komplit; “Maka
pemerintahan, kekuasaan dan
kebesaran dari kerajaan-kerajaan di
bawah semesta langit” (Daniel 7:27),
akan segera diberikan kepada para
ahli waris keselamatan, dan Yesus
akan bertahta sebagai Raja segala
raja dan Tuhan segala tuhan.”8
“Ketika pekerjaan pengadilan
pemeriksaan berakhir, maka nasib
semua orang telah diputuskan untuk
kehidupan atau kematian. Pintu
kasihan tertutup singkat sebelum
kedatangan Tuhan di awan2 di langit.”9
3. Masa kesukaran dan malapetaka2
Masa kesukaran akan menjadi
mengerikan dan menakutkan. Namun,
seperti nabi Daniel menjamin kita,
“Umat Tuhan akan dilepaskan, yaitu
setiap orang yang namanya ada
tertulis dalam Kitab itu” (Daniel 12:1).
Tuhan akan mengeksekusi hukuman
atas dunia ini—dan kutuk2
mengerikan, yang tak bercampur
dengan rahmat (Wahyu 16), akan
mulai dicurahkan. Tuhan akan
melindungi umatNya yang sisa
”Mintalah kamu pada Tuhan hujan pada waktu
hujan akhir.' Jangan duduk puas bahwa dalam
rangkaian musim biasa, hujan akan turun.
Mintalah hujan akhir.”
34
sehingga malapetaka2 yang akan
menimpa orang jahat tak akan
menimpa anak2Nya. Nabi Yesaya
menyatakan, “Mari bangsaku,
masuklah ke dalam kamarmu ,
tutuplah pintumu sesudah engkau
masuk, bersembunyilah barang
sesaat lamanya, sampai amarah itu
berlalu. Sebab sesungguhnya, TUHAN
mau keluar dari tempat-Nya untuk
menghukum penduduk bumi karena
kesalahannya, dan bumi tidak lagi
menyembunyikan darah yang
tertumpah di atasnya, tidak lagi
menutupi orang-orang yang mati
terbunuh di sana.” (Yesaya 26:20, 21).
Kamar2 yang disebutkan oleh nabi ini
menggambarkan perlindungan dari
Kristus dan para malaikatNya demi
kepentingan umatNya selama masa
kesukaran besar ini.10
Sementara orang2 kudus akan
berada dalam pemeliharaan Tuhan,
orang jahat akan menderita akibat2
dari tulah2 yang mengerikan ini:
“Peristiwa2 khidmat di depan kita
masih akan berlangsung. Trompet
demi trompet akan dinyaringkan;
cawan murka demi cawan murka akan
dicurahkan satu persatu pada para
penduduk bumi.”11
“Dunia ini akan segera ditinggalkan
oleh malaikat kemurahan, dan tujuh
malapetaka terakhir akan dicurahkan. .
. . Panah2 murka Tuhan akan segera
melesat, dan ketika Ia akan mulai
menghukum para pelanggar, maka tak
akan ada periode jeda sampai
tamat.” 12
4. Kedatangan Kristus yang kedua
Kembalinya Kristus di awan2 di
langit menandai berakhirnya sejarah
bumi dan permulaan hidup kekal bagi
umat yang sisa yang menang berjaya.
Inilah kiamat dunia—tamatnya para
pencinta dosa yang menghina
undangan rahmat dan keselamatan.
“Terang memancar di atas awan2 di
atas puncak2 gunung. Segera akan ada
penyataan kemuliaanNya. Surya
Kebenaran akan segera bersinar. Pagi
dan malam keduanya datang
bersamaan—pembukaan fajar pagi
hari kekal bagi orang benar, tibanya
malam kekal bagi orang jahat.”13
“Dalam sekejap mata, pada waktu
bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri
akan berbunyi dan orang-orang
[benar] yang mati akan dibangkitkan
dalam keadaan yang tidak dapat
binasa dan kita semua akan diubah .
Karena yang dapat binasa ini harus
mengenakan yang tidak dapat binasa,
dan yang dapat mati ini harus
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
maka hatinya akan diliputi penyesalan
akan dosa.”5
Perintah-perintah Tuhan
“Apa itu perintah-perintah Tuhan?
Perintah2 Tuhan adalah 10 sabda suci,
hukum kerajaan, hukum Tuhan yang
suci, yang mana adalah standard untuk
karakter, yang mana setiap jiwa mesti
hadapi dalam penghakiman, meskipun
mungkin sekarang diumumkan dari
mimbar-mimbar hari ini bahwa Tuhan
tak mempunyai hukum. Sekarang
siapa yang mempercayai
pengumuman ini?”6
“Ketika bait suci Tuhan di sorga
dibuka, betapa saat kemenangan akan
jadi bagi semua orang yang telah setia
dan benar! Di bait suci itu akan
kelihatan peti/tabut perjanjian dimana
ditempatkan dua loh batu, yang tertulis
hukum Allah. Dua loh batu ini akan
dimunculkan dari tempat
persembunyiannya, dan padanya akan
kelihatan 10 Perintah yang diukir oleh
jari Tuhan sendiri. Dua loh batu ini
sekarang terletak dalam peti perjanjian
dan akan menjadi sebuah kesaksian
yang meyakinkan tentang kebenaran
dan tuntutan2 yang mengikat dari
hukum Tuhan.”7
“Kewajiban kita untuk menuruti
hukum [moral] ini harus menjadi isi
dari pekabaran rahmat terakhir ini
kepada dunia ini. Hukum Tuhan
bukanlah sebuah hal yang baru.
Hukum Tuhan bukanlah kesucian yang
diciptakan, tapi kesucian yang
diberitahukan. Hukum Tuhan adalah
aturan prinsip2 yang menyatakan
belas kasihan, kebaikan, dan kasih.
Hukum Tuhan menyampaikan kepada
umat manusia yang telah jatuh tentang
karakter Tuhan dan menyatakan
dengan jelas tentang seluruh
kewajiban manusia.
“Sepuluh perintah, Kamu harus, dan
Kamu tak boleh, Jangan ini jangan itu,
adalah sepuluh janji, yang dijaminkan
kepada kita jika kita penurut kepada
hukum yang mengatur semesta alam.
“”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu
akan menuruti segala perintah-Ku.”
(Yohanes 14:15). Disini ada kesimpulan
dan intisari dari hukum Tuhan. Syarat2
keselamatan bagi setiap putra-putri
Adam dijelaskan disini.
“Sepuluh sabda suci yang diucapkan
oleh Kristus diatas gunung Sinai adalah
wahyu/penyataan dari karakter Tuhan,
dan diberitahukan kepada dunia ini
suatu fakta bahwa Ia memiliki
kewenangan atas seluruh milik
manusia. Hukum sepuluh sabdaNya itu
dari kasih terbesar yang dapat
disampaikan kepada manusia adalah
suara Tuhan dari surga yang berbicara
kepada jiwa dalam perjanjian,
26
“Lakukan ini, dan kamu tak akan
datang dalam kekuasaaan dan kendali
dari Setan.” Tak ada sesuatu yang
negative dalam hukum itu, walaupun
mungkin kelihatannya demikian.
LAKUKANlah hukum itu, dan Hiduplah.
“Dalam sepuluh hukum Tuhan telah
diletakkan undang2 kerajaanNya. Tiap
pelanggaran pada hukum alam adalah
pelanggaran pada hukum Allah.
“Tuhan telah memberikan
perintah2Nya yang suci untuk menjadi
tembok pelindung di sekitar makhluk2
ciptaanNya, dan mereka yang mau
menjaga diri dari kecemaran nafsu
dan selera bisa menjadi partisipan dari
sifat/kodrat ilahi. Pemahaman mereka
akan menjadi jelas. Mereka akan
mengetahui bagaimana memelihara
setiap kekuatan fisik dan mental dalam
kesehatan, sehingga dapat
dipersembahkan kepada Tuhan dalam
pelayanan. Tuhan bisa memakai
mereka: karena mereka mengerti
kata-kata dari sang rasul, ‘Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup , yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah: itu adalah ibadahmu
yang sejati.’ (Roma12:1).
“Kasih dari Yesus yang ada didalam
jiwa kita akan mengusir semua
kebencian, cinta diri, dan iri hati atau
kedengkian; karena hukum Tuhan
adalah sempurna, mengubahkan jiwa.
Ada kesehatan dalam penurutan
kepada hukum Tuhan. Kecintaan si
penurut diarahkan kepada Tuhan.
Sambil memandang kepada Yesus,
kita bisa menyemangati dan melayani
satu sama lain. Kasih Kristus
dipancarkan meluas dari dalam jiwa
kita, dan tak ada pertengkaran dan
pertikaian diantara kita.”8
Iman kepada Yesus
“Iman kepada Yesus telah diabaikan
dan diperlakukan secara
sembarangan, tak peduli. Iman pada
Yesus tak menduduki posisi penting
sebagaimana iman ini telah
dinyatakan kepada Yohanes. Iman
pada Kristus sebagai satu2nya
harapan orang berdosa telah sebagian
besar dibuang, dibuang bukan hanya
pada ceramah2 yang diberikan tapi
dibuang dari pengalaman rohani dari
banyak orang yang mengaku
mempercayai pekabaran malaikat
ketiga. . . .
“Pekabaran malaikat ketiga adalah
proklamasi perintah2 Tuhan dan iman
kepada Yesus. Perintah2 Tuhan telah
diproklamasikan, tapi iman kepada
Yesus Kristus tidak diproklamasikan
oleh orang2 Advent Hari Ketujuh
sebagai hal yang sama pentingnya,
hukum Allah dan injil Yesus mesti
bergandengan tangan. Saya tak bisa
menemukan bahasa untuk
mengungkapkan pokok ini dalam
kepenuhannya.
“‘Iman kepada Yesus.’ Ini
dibicarakan tapi tidak dimengerti.
Apakah yang merupakan iman kepada
Yesus, yang merupakan pekabaran
malaikat ketiga? Yesus menjadi
penanggung dosa kita agar Ia dapat
menjadi Juruselamat kita yang
mengampuni dosa kita. Ia telah
diperlakukan seperti kita layak untuk
diperlakukan. Ia datang ke dunia kita
dan mengambil dosa2 kita agar kita
dapat mengambil kebenaranNya. Dan
iman pada kesanggupan Kristus untuk
menyelamatkan kita secara gratis dan
sepenuhnya dan seluruhnya adalah
iman kepada Yesus.
“Satu-satunya keamanan bagi
bangsa Israel adalah darah di pintu
gerbang rumah mereka. Tuhan
berkata, ‘ Apabila Aku melihat darah
itu, maka Aku akan lewat dari pada
kamu’ (Keluaran 12:13). Semua alat
atau cara lain demi keamanan akan
menjadi tak berguna. Tiada apapun
kecuali darah di kedua tiang pintu dan
ambang atas pintu rumah mereka
yang akan mencegah jalan sehingga
malaikat maut tak boleh masuk untuk
membinasakan anak sulung. Ada
keselamatan bagi orang berdosa
dalam darah Yesus Kristus saja, yang
membersihkan kita dari semua dosa.
Orang dengan intelek yang
ditumbuhkan bisa memiliki segudang
ilmu pengetahuan, ia bisa terlibat
dalam spekulasi2 teologis, ia bisa jadi
orang besar dan dihormati manusia
dan dianggap gudang ilmu
pengetahuan, tapi kecuali ia memiliki
sebuah pengetahuan yang
menyelamatkan tentang Kristus yang
disalibkan demi dia dan oleh iman
berpegang pada kebenaran Kristus,
maka ia hilang. Kristus “tertikam oleh
karena pemberontakan kita , dia
diremukkan oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya
kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:5).
‘Diselamatkan oleh darah Yesus
Kristus,’ akan menjadi satu-satunya
harapan kita sekarang dan lagu kita di
sepanjang hidup kekal.”9
Jadi, apa, yang akan menjadi ajaran
dari gereja Tuhan hari ini? Tuhan tak
menguasakan gerejaNya untuk
menciptakan ajarannya sendiri. Gereja
mesti hanya mengajarkan ajaran2
dengan pondasi pasti berdasarkan
Alkitab, yang harmonis sepenuhnya
dengan ajaran Kristus.
Wahyu 12:17 dan 14:12 memberikan
Bentara Pembaharuan, Vol. 55, No.6
Bentara
PEMBAHARUAN
Jl. Anyelir A 1/2, Taman Modern, Cakung,
Jakarta Timur, Indonesia.
PINDAH ALAMAT? Tolong beritahu kami.
Perjalanan Panjang Umat Yang Sisa
Tawarikh Alkitab melihat sekilas
Melintasi pasir waktu
Melukiskan hari-hari dimana kita hidup
Yang terkenal karena terlalu banyak
kejahatan.
Seperti pada zaman Lot yang sulit,
Kejahatan besar merajalela.
Kejahatan makin berani dan amat ngeri,
Nafsu dan keangkuhan bergema.
Yang paling menyedihkan adalah orangorang
Yang mengaku melayani Tuhan yang
Sibuk, amat sibuk bergaya suam
Laodekia-yang-membosankan.
Dalam kebenaran mereka mesti didapati;
Pertobatan diajarkan sejak muda
Menuntun tiap pertumbuhan dalam prinsip
Agar berdiri teguh dalam kebenaran.
Hati mereka dijamah oleh kesalehan;
Jiwa dan roh mereka bergetar
Oleh sabda moral yang jelas dan pasti
Seperti terdapat dalam Firmannya Tuhan.
Dan bila krisis menimpa semua orang,
Banyak orang akan mengerti
Prinsip-prinsip yang dikibarkan
Oleh barisan musafirnya Tuhan.
Kekhawatiran hidup, tajamnya pergumulan
Sementara mengganggu kita semua.
Namun mata Syurga penuh kasih
Ia menilai tiap ujian.
Musafir2 ini menghormati Tuhan dengan
segenap hati mereka
Dan memujiNya atas kasih karuniaNya.
Sekarang mereka akan segera melihat
Juruselamat kekasih mereka
Dan berjumpa denganNya muka dengan muka.
Jadi, masih ada sedikit yang berjuang
Menuju negri yang lebih baik, tanah air
surgawi!
Dengan mata focus pada Kristus Tuhan
Mereka membentuk barisan musafir.
Lihat, lagu kemenangan akan segera
terdengar—
Judul mulia untuk disenandungkan
Ketika musafir gembira pandang ke atas
Tuk melihat Raja dahsyat mereka.
Barisan ini dikuatkan oleh tangan ilahi
Hiburan itu dari atas.
Rombongan yang mengikuti Kristus
Dikenal karena kasih serupa-Kristus.
Air mata lelah telah habis tercucur,
Godaan licik ditolak dengan berani.
Barisan musafir akan bergembira pada saat itu:
Itulah umat yang sisa yang akan
diselamatkan!
—B. Montrose
Download