BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang artinya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Menurut Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar siswa tidak luput dari campur tangan seorang guru yang senantiasa selalu ingin meningkatkan potensi siswanya. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya. Namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua. Agar motivasi belajar semakin meningkat, hendaknya menjadi seorang guru dapat menggali potensi dalam dirinya yaitu kemampuannya dalam segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikapnya. Sebagai guru yang yang baik harus dapat merefleksi diri agar setiap permasalahan yang terjadi menjadi semakin jelas. Berdasarkan hasil pengamatan pada SD Rogomulyo 01 kelas IV, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, penggunaan metode pembelajaran yang variatif pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan metode klasikal dalam setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap metode-metode pembelajaran yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik 1 2 dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD N Rogomulyo 01, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yaitu siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 65 hanya 5 siswa atau hanya 29% saja, sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM ada 12 siswa atau 71%. Hasil belajar yang diperoleh sebagian besar siswa masih kurang baik karena disebabkan oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran masih kurang baik. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang sangatlah kurang dan tidak sesuai seperti yang diharapkan guru, maka guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA tersebut. Adapun permasalahan yang timbul dari pelaksanaan pembelajaran antara lain : siswa kurang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan materi pelajaran karena siswa ada yang berbicara sendiri dan bermain dengan teman sebangku, adapula yang mengganggu temannya. Sehingga pada saat guru memberikan tugas maupun pertanyaan, siswa yang tergolong pasif kurang memberikan respons yang baik. Permasalahan-permasalahan yang timbul pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 ini disebabkan karena guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa dituntut untuk memusatkan perhatiannya pada saat guru menjelaskan. Kondisi pembelajaran yang seperti inilah yang akan menjadikan siswa tidak bergairah maupun kurang aktif untuk mengikuti pelajaran karena kurangnya motivasi pada siswa sehingga hasil belajar siswa rendah. Akibat dari adanya permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di kelas IV SDN Rogomulyo 01 tersebut, maka guru mencari solusi yang tepat agar pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih aktif. Agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, dan kaitannya dengan hasil belajar siswa yang ingin ditingkatkan guru, maka guru mencoba menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajarai. Melalui metode pembelajaran demonstrasi, siswa akan turut aktif 3 selama proses pembelajaran. Demonstrasi bermanfaat bagi siswa karena siswa mampu mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana prosesnya, bahan apa saja yang diperlukan, serta bagaimana hasilnya Menurut Huda, Miftahul (2013: 233) penggunaan metode demonstrasi di dalam pembelajaran mempunyai kelebihan antara lain : membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret; dapat memusatkan perhatian siswa; membuat siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari; membuat proses pengajaran lebih menarik; dan sebagainya. Jika ada kelebihan, tentunya metode ini juga mempunyai kekurangan, antara lain: memerlukan keterampilan khusus dalam memeragakan materi; memerlukan dukungan fasilitas yang memadai; memerlukan biaya yang mahal jika membutuhkan peralatan modern; dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dipandang sangatlah penting untuk mengadakan penelitian tindakan kelas tentang “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015 / 2016”. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: Masalah-masalah yang dihadapi kelas IV dalam pembelajaran IPA antara lain: a) Pembelajannya masih bersifat konvensional hanya menggunakan metode ceramah tanpa disertai dengan model yang variatif sehingga siswa merasa jenuh dan bosan. b) Pada proses pembelajaran siswa hanya berkesempatan mendengarkan penjelasan dari guru sehingga siswa menjadi pasif. c) Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes masih banyak yang berada di bawah KKM karena sebagian besar siswa asik bermain sendiri. Adapun jumlah siswa yang nilainya diatas KKM sebanyak 29% dan siswa yang nilainya dibawah KKM sebanyak 71% dari 17 siswa dengan KKM ≥65. 4 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV Semester I SD Negeri Rogomulyo 01 kecamatan Kayen kabupaten Pati tahun 2015/ 2016.” 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 kecamatan Kayen kabupaten Pati tahun 2015/ 2016. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis a. Memberi masukan tentang variatif model pembelajaran. b. Memberikan kontribusi bahwa dengan melalui metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 1.5.2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki hasil belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki dalam diri masing-masing siswa dengan penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi serta menjadikan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. b. Manfaat bagi guru Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk lebih memahami fikiran dan perilaku serta tindakan siswa. Guru juga dapat memahami pentingnya inovasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan perbaikan dalam setiap proses pembelajaran. c. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sekolah untuk memperbaiki kualitas layanan di sekolah untuk dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan melalui metode 5 demonstrasi. Perpustakaan sekolah juga dapat menambahkan sumber literatur yang dapat digunakan sebagai rujukan atau tindak lanjut penelitian.