BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori 2.1.1 PengertianDaging Daging merupakan bahan pangan yang penting dalammemenuhikebutuhan gizi.Daging adalah sekumpulan otot yang melekat padakerangka.Istilah daging dibedakan dengan karkas.Menurut Karyadi dan Muhillal (2000;5).Dagingadalahbagianyangsudahtidakmengandungtulang,sedangka nkarkas berupa daging yang belum dipisahkan dari tulang atau kerangkanya.Proteinmerupakankomponenkimiaterpentingyangadadidalam daging,proteinyangterkandung didalam daging berkisar 15-20 persen dari berat bahan. Proteindaging lebih mudah dicerna dibanding yang berasal dari nabati, sehingga proteinsangatbaik dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, danpemeliharaan bagitubuh.Kebutuhanproteinpadaanakbalita2-2,5gramperkilogramberat badan,sedangkanpadaorangdewasahanya1gramperkilogramberatbadan. Selainmutuproteinyatinggi,padadagingterdapatpulakandunganasamamino esensialyanglengkapdanseimbangsertakayaakanvitamindanmineralyang diperlukan oleh tubuh. Berdasarkan keadaan fisik, daging dapatdikelompokan menjadi : (1) daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan, (2) Dagingsegaryangdilayukankemudiandidinginkan(dagingdingin),(3)Daging segaryang didinginkan kemudian dibekukan (daging beku), (4) Daging asap dan (5)daging olahan (Rasyaf, 2000; 22) 22 Universitas Sumatera Utara 2.1.2. Proses PelayuanDaging Hewan yang baru dipotong dagingnya lentur dan lunak, kemudianterjadi perubahan-perubahan sehingga jaringan otot menjadi keras, kaku, dantidak mudah digerakkan, keadaan inilah yang disebut dengan rigor mortis (KaryadidanMuhillal, 2000; 7). Dalam kondisi rigor, daging menjadi lebih alot dankeras dibandingkan dengan sewaktu baru dipotong, jika dalam keadaan rigordimasak, akanalotdantidaknikmat,untukmenghindaridagingdaririgor,dagingperlu dibiarkan untuk menyelesaikan proses rigornya sendiri, (2000; 7) proses tersebutdinamakan proses aging(pelayuan). Menurut Karyadi dan Muhillal Pelayuan adalahpenanganandaging segar setelah penyembelihan dengan cara menggantung ataumenyimpan selama waktu tertentu pada temperatur diatas titik beku daging (-1,50 C0),prosespelayuan dibantu dengan sinar ultraviolet. Selama proses pelayuan,terjadi aktivitasenzimyangmampumenguraikantenunanikatdaging,dagingmenjadi lebihdapatmengikatair,bersifatlebihempuk,danmemilkiflavoryanglebih kuat. Daging yang sudah berada di pasar atau swalayan adalah daging yangtelah mengalami prosespelayuan. Tujuan pelayuan daging: 1. Agar proses pembentukan asam laktat dari glikogen ototberlangsungsempurna, sehingga pertumbuhan bakteri akanterhambat. 2. Pengeluaran darah lebihsempurna. 23 Universitas Sumatera Utara 3. Lapisan luar daging menjaadi kering, sehingga kontaminasimikroba pembusuk dari luar dapatditahan. 4. Untuk memperoleh daging yang memiliki tingkat keempukan optimumserta cita rasa yangkhas. 2.2 Teori Permintaan 2.2.1 Pengertian Permintaan Teori permintaan terhadap suatu barang atau output menerangkan bagaimana seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk meminta sesuatu barang yang tersedia di pasar. Jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada dasarnya tergantung kepada tingkat harga barang itu sendiri. Adapun price effect terhadap jumlah barang yang diminta oleh konsumen menunjukkan hubungan negatif yang sekaligus mencerminkan the law of demand.(Nasution, dkk , 2012:7). Menurut Dominick Salvatore (2005:94), permintaan akan suatu komoditas timbul karena keinginan konsumen dan kemampuannya (dari hasrat dan keinginan yang didukung dengan pendapatan) untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan konsumen (consumer demand theory) mempostulatkan bahwa jumlah komoditas yang diminta merupakan suatu fungsi dari atau bergantung pada harga komoditas tersebut, pendapatan konsumen, harga komoditas yang berhubungan (komplementer atau subtitusi), dan selera konsumen. Dalam bentuk fungsi, dapat dituliskan sebagai berikut: QdX = f (Px,I, Py, T) Dimana : Qdx = kuantitas komoditas X yang diminta oleh individu per periode waktu Px = harga per unit komoditas X I = pendapatan konsumen Py = harga komoditas yang berhubungan(subtitusi dan komplementer) T = selera konsumen 24 Universitas Sumatera Utara Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu dan diikuti dengan daya beli. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang yaitu: 2.2.2 Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPermintaan Permintaan suatu barang ditentukan oleh banyak faktor.Diantaranyaadalah (1) Harga barang itu sendiri, (2) Harga barang lain yang berkaitandengan barang tersebut, (3) Pendapatan masyarakat, (4) konsumsi, (5) Jumlah penduduk, (6) Ketersediaan barang (produksi), (Sukirno, 2004;76). 1. Harga barang itusendiri Hukum permintaan menjelaskan sifat hubungan antara permintaansuatu barang dengan tingkat harganya.Hukum permintaan pada hakikatnyamerupakan suatuhipotesayangmenyatakanmakinrendahhargasuatubarangmakama kin banyak permintaan terhadap suatu barang tersebut.Sebaliknya, makin tinggiharga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut(caterisparibus).Harga suatu barang adalah nilai tukar yang dinyatakan ataudiukur dengan uang (Gilarso, 2004; 70). Faktor harga sangat menentukanjumlah permintaan, hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan dimana jumlah barang yang diminta berlawanan dengan perubahan harga dengan asumsi faktor lainyang mempengaruhi dianggaptetap. 2. Harga barang lain sebagaisubstitusi Hubungan yang disebabkan karena kenaikan harga menyebabkanpara pembelimencaribaranglainyangdapatdigunakansebagaipenggantiterha dap barangyangmengalamikenaikanharga.Sebaliknya,apabilahargaturunm 25 Universitas Sumatera Utara akaorangakanmengurangipembelianterhadapbaranglainyangsamajeni snyadanmenambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga.Selainitu kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeliberkurang.Pendapatan yang merosot memaksa para pembeli untuk mengurangipembelianya terhadapberbagaijenisbarangdanterutamabarangyangmengalamikenai kan harga (Sukirno, 2003; 66). 3. Pendapatanmasyarakat Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat pentingterhadap permintaan berbagai barang.Perubahan pendapatan selalumenimbulkan perubahan permintaan berbagai jenis barang (Sukirno, 2003; 81).Bertambahnya penghasilan akan menyebabkan permintaan barang atau produkbertambah (Rasyaf, 2000; 138), tetapi perubahan dalam pendapatan juga akanmengakibatkan berkurangnyapermintaanuntukkomoditiyangakandibeliterutamaolehr umah tangga yang tetap atau berkurang pendapatanya (Lipsey, 1997;87). 4. Konsumsi Menurut Keynes dalam Miller (2006; 21) konsumsi didefinisikansebagai jumlah total barang dan jasa yang dibeli untuk tujuan konsumsilangsung. Konsumsi merupakan salah satu penentu utamapermintaan. 5. Jumlahpenduduk Pertambahan jumlah penduduk secara umum akan menambah nilai kebutuhanya, seperti makanan, pakaian, rumah, kendaraan, danlainlain 26 Universitas Sumatera Utara menyebabkanjumlahbarangyangdimintaakanbertambah(Hidayat,200 3;25). Gilarso (2004; 25) mengatakan, jika jumlah pembeli suatu barangtertentu bertambah,makapadahargayangsamajumlahbarangyangdibelijugaaka n bertambah, hal ini dapat terjadi karena pertambahan jumlah pendudukdan perbaikan transportasi. Makin banyah jumlah penduduk, semakin besar pula barang yang dikonsumsi (Soekartawi, 2003;121). Pertambahan penduduk pertambahan tidak dengan permintaan.Pertambahan sendirinyamenyebabkan penduduk diikuti olehperkembangan dalamkesempatankerja.Lebihbanyakorangyangakanmenerimapendap atan menambah daya beli dari masyarakat itu sendiri. Daya beli yang bertambahinilah yang nantinya akan menaikkan atau menurunkan jumlah permintaan(Sukirno, 2003;72). 6. Ketersediaan Barang(Produksi) Produk peternakan umumnya memiliki harga yang relatiftinggi dibandingkan dengan komoditas pertanian lainya, permintaan produkpeternakan berkaitaneratdengandayabelikonsumen.Semakinmeningkatnyapenda patan masyarakatmenyebabkanpermintaanakanproduk- produkyangbermututinggi semakin meningkat. Seiring dengan meningkatnya penghasilanmasyarakat menyebabkanpeningkatanpembelianterhadapsuatubarangatauproduky anglebih baik (Rasyaf, 2000;145). 27 Universitas Sumatera Utara Menurut Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld (2011:26), kurva permintaan atau skedul permintaan adalah hubungan antara jumah barang yang konsumen bersedia membei dengan harga barang tersebut. Kurva permintaandapat terjadi perubahan yaitu apabila terjadi perubahan harga, maka hanya akanmempengaruhi jumlah barang yang diminta, sehingga pergerakan akan selaluberada di sepanjang kurva permintaan.Tetapi apabila terjadi perubahan dalfaktor-faktor lain selain harga barang itu sendiri yang memengaruhi jumlah barang yang dibeli, kita sebut perubahan-perubahan ini sebagai pergeseran dalam permintaan. Permintaan bertambah atau berkurang saat jumlah yang diminta pada setiap tingkat harga bertambah atau berkurang (Samuelson dan Nordhaus, 2003). Perubahan dan pergeseran tersebut dapat dilihat dari gambar 2.1 Gambar 2.1 Gerakan Sepanjang Kurva permintaan Pada Gambar 2.1 di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00 menjadi $2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax).Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan jumlah permintaan es krim turun dari 8 menjadi 4, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva permintaan yaitu dari titik A ke B. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri jika terdapat perubahan-perubahan ke atas permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga. Untuk melihat pergeseran kurva permintaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 28 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan DariGambar 2.2 diatas untuk barang normal, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.Sedangkan untuk barang inferior, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri. 2.2.3 Elastisitas Permintaan Hubungan kuantitatif antara harga dan kuantitas yang dibeli dianalisis dengan menggunakan konsep elastisitas yang sangat penting. Elastisitas permintaan adalah derajat (persentase) perubahan harga sesuatu barang (output) yang mempengaruhi persentase perubahan jumlah barang yang diminta sehingga dinyatakan sebagai price elasticity of demand (Nasution, dkk 2012 : 15). Elastisitas permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga dimana kuantitas yang diminta adalah variabel yang tak bebas, atau perubahan tingkat harga suatu barang mempengaruhi perubahan jumlah barang yang diminta (Richard A, Bilas, 1993:16) 29 Universitas Sumatera Utara Elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi tiga jenis elastisitas, sesuai dengan determinan dari permintaan, diantaranya : (Nicholson, 2002:133) 1. Elastisitas harga terhadap permintaan. Yaitu perubahan persentase kuantitas barang sebagai reaksi perubahansebesar 1 persen pada harga. persentase perubahan Q eq,p = persentase perubahan P ∂Q P = ∂P . Q Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑝𝑝 > 1, maka permintaan barang tersebut elastis, artinya perubahan harga sebesar 1 persen merubah jumlah barang yang diminta dengan persentase yang lebih besar. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑝𝑝 = 1, maka permintaan barang tersebut elastis uniter, artinya perubahan harga sebesar 1 persen merubah jumlah barang yang diminta dengan perubahan yang sama besar. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑝𝑝 < 1, maka permintaan barang tersebut inelastis, artinya perubahan harga sebesar 1 persen merubah jumlah barang yang diminta dengan persentase yang lebih kecil. 2. Elastisitas pendapatan terhadap Permintaan Yaitu perubahan persentase pada kuantitas barang yang diminta sebagaireaksi terhadap perubahan pendapatan sebesar 1 persen. eq,I = persentase perubahan Q persentase perubahan I ∂Q I = ∂P . Q Jika 0 <𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 < 1, maka komoditi tersebutadalah barang kebutuhan pokok,dimana perubahan jumlah barang yang diminta searah dengan perubahanpendapatan walaupun lebih kecil dari satu. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 > 0, maka komoditi ituadalah barang normal, dimana perubahan jumlah barang yang diminta searahdengan perubahan pendapatan. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 <0, maka komoditi tersebut adalahbarang inferior (barang bermutu rendah), dimana perubahan jumlah barangyang diminta berlawanan arah dengan perubahan 30 Universitas Sumatera Utara pendapatan.Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 >1,maka komoditi itu adalah barang mewah, dimana perubahan jumlah barangyang diminta searah dengan perubahan pendapatan dan lebih besar dari satu. 3. Elastisitas Harga Silang. Yaitu persentase perubahan pada kuantitas barang yang diminta sebagai reaksi terhadap perubahan 1 persen harga barang lain (P’) persentase perubahan Q X perubahan P Y eq,P = persentase ∂Q P = ∂P X . QY Y X Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑃𝑃 >0, maka kedua barang itu merupakan barang substitusi. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑃𝑃 <0, maka kedua barang itu merupakan barang komplementer. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑃𝑃 = 0, maka kedua barang itu tidak berhubungan (bebas). 2.2.4 Keinginan, Kebutuhan, danPermintaan Awaldarisuatupemasaranbermuladalamupayapemenuhankebutuhan yang mendasar serta diikuti dengan semakin bertambahnya keinginandan berbagai permintaan manusia yang didapatkan pada penawaran barang yangrelatif terbatas. Menurut Kotler (2000; 6) pengertian kebutuhan manusiaadalahsuatukeadaanakansebagiandaripemuasandasaryangdirasakanataudi sadari.Sedangkan pengertian keinginan manusia adalah hasrat untukmemperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebihdalam. MenurutKotler(2000;23)Kebutuhanmanusiamerupakansesuatuyang telah ada dalam diri manusia, sehingga secara naluri manusia akanlebih cenderung bergerak searah upaya pemenuhan kebutuhanya, sedangkankeinginanmanusia cenderung kearah upaya pemenuhan tingkat kepuasanmanusia. Adapun jenis kebutuhan menurut Kotler (2000; 23) yaitu: 1. Kebutuhan yang dinyatakan 2. Kebutuhanriil 31 Universitas Sumatera Utara 3. Kebutuhan yang tidakdinyatakan 4. Kebutuhankesenangan 5. Kebutuhanrahasia Refleksi dari berbagai kebutuhan dan keinginan tersebut tercermindalambentuk permintaan.Konsep permintaan dicerminkan dalam hubunganantara barangyangdiinginkandanharga(Sukirno2002;30). .Khususuntukkomoditas pertanian dalam hal ini daging sapi maka proyek permintaan akan sangatdi pengaruhi oleh banyakhal. Menurut Soekartawi (2003; 114), permintaan komoditas pertaniansecara umum merupakan suatu permintaan yang dibutuhkan dan dibeli konsumendalam waktu tertentu dan dengan harga yang berlaku saat itu. Oleh karenaitu, permintaan akan sangat dipengaruhi oleh harga suatuproduk. 2.3 PengertianHarga Istilah mengenai harga untuk berbagai produk tidak selalu samadan dengan berbagai nama. Harga adalah ukuran atau nilai dari suatu barangmaupun jasa yang dinominalkan dalam bentuk angka. Harga merupakan satu-satunyaunsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan(Kotler, 2000;53). Harga merupakan salah satu unsur terpenting dalam menentukanpangsapasardanprofitabilitas.Umumnyapelangganpalingpekaterhada phargauntukproduk yang bernilai tinggi atau sering dibeli.Mereka kurang peka terhadapharga untuk barang yang bernilai rendah atau barang yang jarang dibeli (Kottler,2000, 215). Produk peternakan umumnya memiliki harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan komoditas pertanian lainya.Permintaan produk peternakan berkaitaneratdengankemampuandayabelikonsumen.Semakinmeningkatnya 32 Universitas Sumatera Utara pendapatan masyarakat menyebabkan permintaan akan produk-produkyang bermutu tinggi semakin meningkat. Seiring dengan meningkatnyapenghasilan masyarakat menyebabkan peningkatan pembelian terhadap suatu barangatau produk yang lebih baik (Rasyaf, 2000;145). Menurut Swastha (2004; 25), harga adalah jumlah uang(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasidaribarangbesertapelayanannya.Darikeduadefinisitentanghargatersebut diatas,dapatdisimpulkanbahwahargaadalahnilaisuatubarangatau jasayangdiukurdengansejumlahuangyangdikeluarkanolehpembeliuntuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikutpelayanannya. Dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikutiprosedur enam tahap penetapan harga yaitu : (Swastha, 2004;55): 1. Perusahaan memilih tinjauan penetapanharga 2. Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas kuantitasyang akan terjual pada tiap kemungkinanharga 3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagailevel produksi dan pada berbagai level akumulasi pengalamanproduksi 4. Perusahaan menganalisa biaya, harga, dan tawaranpesaing. 5. Perusahaan menyeleksi metode penetapanharga 2.4 Pendapatan Lipsey (1997; 63) mengemukakan bahwa kenaikan pendapatanrumah tangga akan menyebabkan lebih banyak komoditi yang akan diminta padasetiap tingkat harga. Kenaikan pendapatan konsumen biasanya akan menaikan permintaanterhadapsuatubarang,keadaaniniberlakubagibarang-barangpada umumnya/barang normal, pengecualian terjadi pada barang inferior,dimana 33 Universitas Sumatera Utara kenaikan pendapatan akan menurunkan permintaan barangtersebut. Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkannaiknya permintaan untuk komoditi yang dibeli terutama oleh rumah tanggayang memperoleh tambahan pendapatan. Namun perubahan dalam distribusi pendapatan akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditiyang akan dibeli terutama oleh rumah tangga yang berkurangpendapatannya. 2.5 PengertianKonsumsi Konsumsi adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatuproduk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen.Perusahaanatau perseorangan yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen.MenurutChaney (2003; 54) konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas sosial yangorang lakukansehinggadapatdipakaiuntukmencirikandanmengenalmereka,selain (sebagai tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Gagasan bahwa konsumsi telah menjadi atau sedang menjadi fokus utama kehidupansosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih umum dari budayakonsumen. Konsumsi adalah takaran jumlah suatu barang maupun jasayang dipergunakan atau dipakai oleh konsumen, dan tingkat konsumsi yaknikuantitas suatuprodukyangsudahpaten,ataujadiyangdibeliolehkonsumenpersatuan waktusatubulanyanglalu(Sukirno,2004;113).Sedangkanfaktor-faktoryang mempengaruhitingkatkonsumsisuatuprodukialahvariabel-variabelyangikut menentukan naik dan turunnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadaptingkat konsumsi produk tersebut (Kottler, 2000;108). Menurut Braudrillard (2004;87), konsumsi adalah sistemyang menjalankan 34 Universitas Sumatera Utara urutan tanda-tanda dan penyatuan kelompok. Jadi konsumsiitu sekaligus sebagai moral (sebuah sistem ideologi) dan sistem komunikasi,struktur pertukaran.Dengankonsumsisebagaimoral,makaakanmenjadifungsisosial yang memiliki organisasi yang terstruktur yang kemudian memaksamereka mengikuti paksaan sosial yang takdisadari. Chaney (2003; 47) menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telahmenjadi atau sedang menjadi nilaikulturalmendasari fokus gagasan utama lebih kehidupan umum dari sosial budaya dan nilai- konsumen. MenurutBaudrillard, (2004;30)kitahidupdalameradimanamasyarakattidaklagididasarkanpadapertukaran barang materi yang berdaya guna, melainkan pada komoditassebagaitanda dan simbol yang signifikansinya sewenang-wenang dantergantung kesepakatan dalam apa yang disebutnya kode. Pada saat ini telahterbentuk masyarakat konsumen, yaitu masyarakat dimana orang-orangberusaha menginformasikan, meneguhkan identitas dan perbedaannya, sertamengalami kenikmatan melalui tindakan membeli dan mengkonsumsi sistem tandabersama. 2.6 Subtitusi Menurut Sukirno (2000; 80), sesuatu barang dinamakan barangpengganti kepada sesuatu barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi dari baranglain tersebut.Hargabarangpenggantidapatmempengaruhipermintaanbarangyang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah,maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalampermintaan. 2.7 PengertianProduksi Pengertian produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakanatau menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untukmemenuhi 35 Universitas Sumatera Utara kebutuhan manusia.Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasiyangmenghasilkan barang dan jasa disebut produsen (Rasyaf, 2000;201). Produksiadalahsuatukegiatanyangmenghasilkanoutputdalambentuk barang maupun jasa. Menurut Sugiarto (2005; 75), produksi adalah suatukegiatan yangmengubahinputmenjadioutput.Kegiatantersebutdalamekonomisbiasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Sedangkan menurut Suparmoko (2000;92), Produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksiyang dihasilkandalamprosesproduksi.Dalambentukumumnyapadajumlahfaktor produksi yang digunakan. 2.8 Konsep Kesediaan Untuk Membayar (Willingness to Pay) Willingness to Payatau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai degan kondisi yang diinginkan.WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan jasa lingkungan (Hanley dan Spash, 1993). Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan WTP untuk menghitung peningkatan atau kemunduran kondisi lingkungan adalah: 1. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan. 36 Universitas Sumatera Utara 2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat semakin menurunnya kualitas lingkungan. 3. Melalui suatu survey untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar dalam rangka mengurangi dampak negatif pada lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Penghitungan WTP dapat dilakukan secara langsung (direct method) dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung (indirect method), yaitu penghitungan terhadap nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang telah terjadi. Dalam penelitian ini penghitungan WTP dilakukan secara langsung (direct method), dengan cara survey dan melakukan wawancara dengan masyarakat. 2.8.1 Metode Perhitungan Nilai Willingness to Pay Terdapat empat metode untuk memperoleh penawaran besarnya nilai Willingness to Pay responden (Hanley dan Spash, 1993), yaitu : 1. Metode tawar menawar (Bidding Game) Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apaka bersedia membayar/menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai titik awal (starting point).Jika “Ya” makin besarnya nilai uang yang diturunkan/dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati. 2. Metode pertanyaan terbuka (Open-Ended Question) Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal uang ingin diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini adalah responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa 37 Universitas Sumatera Utara mempengaruhi nilai yang diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan sehingga tidak akan timbul akan timbul bias titik awal. Sementara kelemahan metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan terlalu besar variasinya. 3. Metode kartu pembayaran (Payment Card) Metode ini menawarkan kepada responden satu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal yang sesuai dengaan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. Untuk meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan tingkat pendapatan tertentu bagi orang di lingkungan yang lain. Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada teori tawar-menawar.Untuk menggunakan metode ini, diperlukan pengetahuan statistik yang relatif baik. 4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum) Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya penurunan kualitas lingkungan. Fungsi Willingness to Pay yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri 38 Universitas Sumatera Utara dari beberapa variabel yang diduga akan mempengaruhi nilai Willingness to Pay masyarakat jika ada peningkatan pelayanan di Kabupaten Mandailing Natal. Beberapa variabel yang digunakan adalah : 1. Umur Responden Masyarakat yang membeli daging bervariasi umurnya karena itu perlu diteliti apakah umur responden berpengaruh terhadap kesediannya untuk membayar harga daging sapi. 2. Tingkat Pendapatan Responden Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai Willingness to Payyang ingin dibayarkan oleh masyarakat untuk membeli daging sapi menjelang lebaran.Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendapatan responden maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang akan dibayarkan oleh responden tersebut. Satuan yang digunakan adalah Rupiah. 3. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap sumber daya alam yang umumnya digunakan secara bebas dan tidak memerlukan biaya.Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih baik cenderung lebih memahami nilai ekonomi dari sumber daya yang semakin terbatas jumlahnya dan menjadi barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi. Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka besar pula Willingness toPay yang akan dibayarkan untuk iuran air. Dalam analisis data kuantitatif dengan analisis regresi berganda, tingkat 39 Universitas Sumatera Utara pendidikan responden disajikan dalam bentuk numerik dengan menetapkan skor-skor sebagai berikut : a. Skor 0 untuk responden yang tidak bersekolah b. Skor 1 untuk responden dengan pendidikan terakhir SD/Sederajat c. Skor 2 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMP/Sederajat d. Skor 3 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat e. Skor 4 untuk responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi 4. Tingkat Harga Daging Sapi di Kecamatan Sungai Kanan, Kab Labusel Hukum permintaan menjelaskan sifat hubungan antara permintaansuatu barang dengan tingkat harganya.Hukum permintaan pada hakikatnyamerupakan suatuhipotesayangmenyatakanmakinrendahhargasuatubarangmakamakin banyak permintaan terhadap suatu barang tersebut.Sebaliknya, makin tinggiharga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut(caterisparibus).Harga suatu barang adalah nilai tukar yang dinyatakan ataudiukur dengan uang (Gilarso, 2004; 70). Faktor harga sangat menentukanjumlah permintaan, hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan dimana jumlah barang yang diminta berlawanan dengan perubahan harga dengan asumsi faktor lainyang mempengaruhi dianggaptetap. 5. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga dalam tiap rumah tangga sangat mempengaruhi jumlah permintaan daging sapi yang dikonsumsi tiap keluarga.Maka kesediaan membayar dalam tiap rumah tangga keluarga berbeda karena faktor jumlah tanggungan keluarga.Dan setiap anggota keluarga yang berbeda-beda.Dalam jumlah tanggungan ini digunakan satuan jumlah angka. Asumsi yang berlaku dalam variabel ini adalah semakin tinggi atau 40 Universitas Sumatera Utara semakin kecil angka tanggungan keluarga masyarakat yang mengkonsumsi daging sapi maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang rela dibayarkan oleh masyarakat. Berdasarkan uraian diatas dapat lebih dipahami pada alur kerangka konseptual penelitian dibawah ini : Umur (X1) Pendapatan (X2) Willingness To Pay (Y) Pendidikan (X3) Jumlah Tanggungan (x4) Gambar 2.3 Kerangka Konseptual 2.9 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N o Nama/Tahun / Judul Penelitian 1 Arifah (2008),Analisis Wellingness to Pay petani Terhadap peningkatan pelayanan irigasi Rumusan Masalah Apakah produktivitas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan Model Analisis Hasil Peneliti an Pengelolaa n data dilakukan secara manual dan Mengguna kan computer Varibel yang berpengar uh positif Adalah produktivit as lahan dan tingkat 41 Universitas Sumatera Utara 2 IMAN HAROMAIN(2 0120) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi DiIndonesia Pada Tahun 2000-2009 berpengaruh terhadap pembayaran iuran pengelolaan irigasi. Microsoft Excel dan Minitab for Windows Release 14. pendidikan , sedangkan variabel lain tidak berpengru h terhadap nyata. 1. Faktorfaktorapakahyangdapatmempengaruhipermin taandagingsapidi Indonesia? 2. Seberapabesartingkathubunganfaktorfaktortersebutdenganpermintaan daging sapinasional? Metode deskriptif digunakan untuk melihat perkemban gan permintaa n daging sapi di Indonesia. Sedangkan metode kuantitatif dengan persamaan regresi linier berganda digunakan untuk menganali sis faktorfaktor yang mempenga ruhi permintaa n daging sapi Berdasark an hasil analisis regresi berganda, diperoleh hasil sebagai berikut : koefisien berganda dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,976. angka ini menjelask an bahwa faktor konsumsi, produksi, jumlah penduduk, harga daging sapi, harga daging ayam, dan tingkat pendapata n secara serentak memiliki tingkat keeratan hubungan yang tinggi dengan 42 Universitas Sumatera Utara permintaa n daging sapi sebesar 97,6 persen. Hasil Uji F menunjuk kan keenam variabel berpengar uh secara nyata terhadap permintaa n daging sapi. Hasil Uji koefisien determinas i (R2) untuk permintaa n daging sapi 0.952 yang berarti 95,2% persen mampu dijelaskan oleh faktorfaktor, seperti konsumsi daging sapi, produksi daging sapi nasional, jumlah penduduk, harga daging sapi, harga daging ayam, dan 43 Universitas Sumatera Utara tingkat pendapata n dan sisanya 4,8 persen, dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini. Dari hasil analisis, faktorfaktor yang secara nyata mempenga ruhi WTP masyaraka t dalam membayar iuran air adalah tingkat pendapata n dan kelompok responden. Nilai WTP yang diperoleh dari tiap kelompok pengguna air adalah Rp. 1000,00 untuk masyaraka t pengguna air kelompok pertama, Rp. 703,0303 untuk masyaraka t pengguna air 44 Universitas Sumatera Utara kelompok kedua, dan Rp. 498,7273 untuk masyaraka t pengguna air kelompok ketiga. 3 Gusty Elfa M Simanjuntak (2009) Analisis Willingnes to Pay masyarakat terhadap peningkatan pelayanan system penyediaan air bersih dengan WSLIC (Water Sanitation for Low Income Community) (Studi Kasus Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor) 1.Bagaimanakah karakteristik masyarakat yang memanfaatkan air bersih dengan proyek WSLIC? 2.Berapakah estimasi dari besarnya nilai WTP masyarakat terhadap peningkatan pelayanan dan perbaikan aliran air dengan proyek WSLIC di Desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor? 3.Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam membayar iuran air untuk peningkatan pelayanan BPS dalam mengelola WSLIC dan perbaikan aliran air di Desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor? Dari model WTP yang dihasilkan diperoleh faktorfaktor yang mempenga ruhi masyaraka t dalam membayar iuran air. Analisis data kualitatif diolah secara deskriptif untuk mengetahu i kondisi umum masyaraka t pengguna WSLIC, serta penggunaa n dan pengelolaa n air di Desa Situdaun. Data kuantitatif digunakan untuk mengetahu Dari hasil analisis, faktorfaktor yang secara nyata mempenga ruhi WTP masyaraka t dalam membayar iuran air adalah tingkat pendapata n dan kelompok responden. Nilai WTP yang diperoleh dari tiap kelompok pengguna air adalah Rp. 1000,00 untuk masyaraka t pengguna air kelompok pertama, Rp. 703,0303 untuk masyaraka t pengguna air kelompok kedua, dan Rp. 498,7273 untuk masyaraka t pengguna 45 Universitas Sumatera Utara i model WTP masyaraka t pengguna air air kelompok ketiga. 2.10 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian pada kerangka konseptual penelitian dan diformulasikan hipotesis sebagai berikut : 1. Umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan berpeengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay di Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. 2. Untuk mengetahui besar tingkat membayar daging sapi dalam menghadapi lebaran. 46 Universitas Sumatera Utara