BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
LandasanTeori
2.1.1 PengertianDaging
Daging
merupakan
bahan
pangan
yang
penting
dalammemenuhikebutuhan gizi.Daging adalah sekumpulan otot yang
melekat padakerangka.Istilah daging dibedakan dengan karkas.Menurut
Karyadi
dan
Muhillal
(2000;5).Dagingadalahbagianyangsudahtidakmengandungtulang,sedangka
nkarkas berupa daging yang belum dipisahkan dari tulang atau
kerangkanya.Proteinmerupakankomponenkimiaterpentingyangadadidalam
daging,proteinyangterkandung didalam daging berkisar 15-20 persen dari
berat bahan. Proteindaging lebih mudah dicerna dibanding yang berasal
dari nabati, sehingga proteinsangatbaik dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan,
perkembangan,
danpemeliharaan
bagitubuh.Kebutuhanproteinpadaanakbalita2-2,5gramperkilogramberat
badan,sedangkanpadaorangdewasahanya1gramperkilogramberatbadan.
Selainmutuproteinyatinggi,padadagingterdapatpulakandunganasamamino
esensialyanglengkapdanseimbangsertakayaakanvitamindanmineralyang
diperlukan
oleh
tubuh.
Berdasarkan
keadaan
fisik,
daging
dapatdikelompokan menjadi : (1) daging segar yang dilayukan atau tanpa
pelayuan,
(2)
Dagingsegaryangdilayukankemudiandidinginkan(dagingdingin),(3)Daging
segaryang didinginkan kemudian dibekukan (daging beku), (4) Daging
asap dan (5)daging olahan (Rasyaf, 2000; 22)
22
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Proses PelayuanDaging
Hewan yang baru dipotong dagingnya lentur dan lunak, kemudianterjadi
perubahan-perubahan sehingga jaringan otot menjadi keras, kaku,
dantidak mudah digerakkan, keadaan inilah yang disebut dengan rigor
mortis (KaryadidanMuhillal, 2000; 7). Dalam kondisi rigor, daging
menjadi lebih alot dankeras dibandingkan dengan sewaktu baru dipotong,
jika
dalam
keadaan
rigordimasak,
akanalotdantidaknikmat,untukmenghindaridagingdaririgor,dagingperlu
dibiarkan
untuk
menyelesaikan
proses
rigornya
sendiri,
(2000;
7)
proses
tersebutdinamakan proses aging(pelayuan).
Menurut
Karyadi
dan
Muhillal
Pelayuan
adalahpenanganandaging segar setelah penyembelihan dengan cara
menggantung ataumenyimpan selama waktu tertentu pada temperatur
diatas titik beku daging (-1,50 C0),prosespelayuan dibantu dengan sinar
ultraviolet.
Selama
proses
pelayuan,terjadi
aktivitasenzimyangmampumenguraikantenunanikatdaging,dagingmenjadi
lebihdapatmengikatair,bersifatlebihempuk,danmemilkiflavoryanglebih
kuat. Daging yang sudah berada di pasar atau swalayan adalah daging
yangtelah mengalami prosespelayuan.
Tujuan pelayuan daging:
1.
Agar proses pembentukan asam laktat dari glikogen
ototberlangsungsempurna, sehingga pertumbuhan bakteri
akanterhambat.
2.
Pengeluaran darah lebihsempurna.
23
Universitas Sumatera Utara
3.
Lapisan luar daging menjaadi kering, sehingga
kontaminasimikroba pembusuk dari luar dapatditahan.
4.
Untuk memperoleh daging yang memiliki tingkat keempukan
optimumserta cita rasa yangkhas.
2.2
Teori Permintaan
2.2.1
Pengertian Permintaan
Teori permintaan terhadap suatu barang atau output menerangkan
bagaimana seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk
meminta sesuatu barang yang tersedia di pasar. Jumlah barang yang diminta oleh
konsumen pada dasarnya tergantung kepada tingkat harga barang itu sendiri.
Adapun price effect terhadap jumlah barang yang diminta oleh konsumen
menunjukkan hubungan negatif yang sekaligus mencerminkan the law of
demand.(Nasution, dkk , 2012:7).
Menurut Dominick Salvatore (2005:94), permintaan akan suatu komoditas
timbul karena keinginan konsumen dan kemampuannya (dari hasrat dan keinginan
yang didukung dengan pendapatan) untuk membeli suatu komoditas. Teori
permintaan konsumen (consumer demand theory) mempostulatkan bahwa jumlah
komoditas yang diminta merupakan suatu fungsi dari atau bergantung pada harga
komoditas tersebut, pendapatan konsumen, harga komoditas yang berhubungan
(komplementer atau subtitusi), dan selera konsumen. Dalam bentuk fungsi, dapat
dituliskan sebagai berikut:
QdX = f (Px,I, Py, T)
Dimana :
Qdx
= kuantitas komoditas X yang diminta oleh individu per periode waktu
Px
= harga per unit komoditas X
I
= pendapatan konsumen
Py
= harga komoditas yang berhubungan(subtitusi dan komplementer)
T
= selera konsumen
24
Universitas Sumatera Utara
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu dan diikuti dengan daya beli.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang yaitu:
2.2.2 Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPermintaan
Permintaan suatu barang ditentukan oleh banyak faktor.Diantaranyaadalah
(1) Harga barang itu sendiri, (2) Harga barang lain yang berkaitandengan barang
tersebut, (3) Pendapatan masyarakat, (4) konsumsi, (5) Jumlah penduduk, (6)
Ketersediaan barang (produksi), (Sukirno, 2004;76).
1. Harga barang itusendiri
Hukum
permintaan
menjelaskan
sifat
hubungan
antara
permintaansuatu barang dengan tingkat harganya.Hukum permintaan
pada
hakikatnyamerupakan
suatuhipotesayangmenyatakanmakinrendahhargasuatubarangmakama
kin banyak permintaan terhadap suatu barang tersebut.Sebaliknya,
makin tinggiharga suatu barang maka semakin sedikit permintaan
terhadap barang tersebut(caterisparibus).Harga suatu barang adalah
nilai tukar yang dinyatakan ataudiukur dengan uang (Gilarso, 2004;
70). Faktor harga sangat menentukanjumlah permintaan, hal tersebut
sesuai dengan hukum permintaan dimana jumlah
barang yang
diminta berlawanan dengan perubahan harga dengan asumsi faktor
lainyang mempengaruhi dianggaptetap.
2. Harga barang lain sebagaisubstitusi
Hubungan yang disebabkan karena kenaikan harga menyebabkanpara
pembelimencaribaranglainyangdapatdigunakansebagaipenggantiterha
dap
barangyangmengalamikenaikanharga.Sebaliknya,apabilahargaturunm
25
Universitas Sumatera Utara
akaorangakanmengurangipembelianterhadapbaranglainyangsamajeni
snyadanmenambah pembelian terhadap barang yang mengalami
penurunan harga.Selainitu kenaikan harga menyebabkan pendapatan
riil para pembeliberkurang.Pendapatan yang merosot memaksa para
pembeli
untuk
mengurangipembelianya
terhadapberbagaijenisbarangdanterutamabarangyangmengalamikenai
kan harga (Sukirno, 2003; 66).
3. Pendapatanmasyarakat
Pendapatan
para
pembeli
merupakan
faktor
yang
sangat
pentingterhadap permintaan berbagai barang.Perubahan pendapatan
selalumenimbulkan perubahan permintaan berbagai jenis barang
(Sukirno, 2003; 81).Bertambahnya penghasilan akan menyebabkan
permintaan barang atau produkbertambah (Rasyaf, 2000; 138), tetapi
perubahan
dalam
pendapatan
juga
akanmengakibatkan
berkurangnyapermintaanuntukkomoditiyangakandibeliterutamaolehr
umah tangga yang tetap atau berkurang pendapatanya (Lipsey,
1997;87).
4. Konsumsi
Menurut
Keynes
dalam
Miller
(2006;
21)
konsumsi
didefinisikansebagai jumlah total barang dan jasa yang dibeli untuk
tujuan konsumsilangsung. Konsumsi merupakan salah satu penentu
utamapermintaan.
5. Jumlahpenduduk
Pertambahan jumlah penduduk secara umum akan menambah nilai
kebutuhanya, seperti makanan, pakaian, rumah, kendaraan, danlainlain
26
Universitas Sumatera Utara
menyebabkanjumlahbarangyangdimintaakanbertambah(Hidayat,200
3;25). Gilarso (2004; 25) mengatakan, jika jumlah pembeli suatu
barangtertentu
bertambah,makapadahargayangsamajumlahbarangyangdibelijugaaka
n bertambah, hal ini dapat terjadi karena pertambahan jumlah
pendudukdan
perbaikan
transportasi.
Makin
banyah
jumlah
penduduk, semakin besar pula barang yang dikonsumsi (Soekartawi,
2003;121).
Pertambahan
penduduk
pertambahan
tidak
dengan
permintaan.Pertambahan
sendirinyamenyebabkan
penduduk
diikuti
olehperkembangan
dalamkesempatankerja.Lebihbanyakorangyangakanmenerimapendap
atan menambah daya beli dari masyarakat itu sendiri. Daya beli yang
bertambahinilah yang nantinya akan menaikkan atau menurunkan
jumlah permintaan(Sukirno, 2003;72).
6. Ketersediaan Barang(Produksi)
Produk peternakan umumnya memiliki harga yang relatiftinggi
dibandingkan dengan komoditas pertanian lainya, permintaan
produkpeternakan
berkaitaneratdengandayabelikonsumen.Semakinmeningkatnyapenda
patan
masyarakatmenyebabkanpermintaanakanproduk-
produkyangbermututinggi semakin meningkat. Seiring dengan
meningkatnya
penghasilanmasyarakat
menyebabkanpeningkatanpembelianterhadapsuatubarangatauproduky
anglebih baik (Rasyaf, 2000;145).
27
Universitas Sumatera Utara
Menurut Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld (2011:26), kurva
permintaan atau skedul permintaan adalah hubungan antara jumah barang yang
konsumen bersedia membei dengan harga barang tersebut. Kurva permintaandapat
terjadi perubahan yaitu apabila terjadi perubahan harga, maka hanya
akanmempengaruhi jumlah barang yang diminta, sehingga pergerakan akan
selaluberada di sepanjang kurva permintaan.Tetapi apabila terjadi perubahan
dalfaktor-faktor lain selain harga barang itu sendiri yang memengaruhi jumlah
barang yang dibeli, kita sebut perubahan-perubahan ini sebagai pergeseran dalam
permintaan. Permintaan bertambah atau berkurang saat jumlah yang diminta pada
setiap tingkat harga bertambah atau berkurang (Samuelson dan Nordhaus, 2003).
Perubahan dan pergeseran tersebut dapat dilihat dari gambar 2.1
Gambar 2.1
Gerakan Sepanjang Kurva permintaan
Pada Gambar 2.1 di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00
menjadi $2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax).Peningkatan harga es krim
ini mengakibatkan jumlah permintaan es krim turun dari 8 menjadi 4, dan terjadi
pergerakan di sepanjang kurva permintaan yaitu dari titik A ke B.
Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri jika terdapat
perubahan-perubahan ke atas permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
bukan harga. Untuk melihat pergeseran kurva permintaan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
28
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2
Pergeseran Kurva Permintaan
DariGambar 2.2 diatas untuk barang normal, apabila pendapatan
konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula dan
kurva permintaan akan bergeser ke kanan.Sedangkan untuk barang inferior,
apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan
turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
2.2.3
Elastisitas Permintaan
Hubungan kuantitatif antara harga dan kuantitas yang dibeli dianalisis
dengan menggunakan konsep elastisitas yang sangat penting. Elastisitas
permintaan adalah derajat (persentase) perubahan harga sesuatu barang (output)
yang mempengaruhi persentase perubahan jumlah barang yang diminta sehingga
dinyatakan sebagai price elasticity of demand (Nasution, dkk 2012 : 15).
Elastisitas permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam
kuantitas yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga dimana
kuantitas yang diminta adalah variabel yang tak bebas, atau perubahan tingkat
harga suatu barang mempengaruhi perubahan jumlah barang yang diminta
(Richard A, Bilas, 1993:16)
29
Universitas Sumatera Utara
Elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi tiga jenis elastisitas, sesuai dengan
determinan dari permintaan, diantaranya : (Nicholson, 2002:133)
1. Elastisitas harga terhadap permintaan.
Yaitu
perubahan
persentase
kuantitas
barang
sebagai
reaksi
perubahansebesar 1 persen pada harga.
persentase perubahan Q
eq,p = persentase
perubahan P
∂Q
P
= ∂P . Q
Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑝𝑝 > 1, maka permintaan barang tersebut elastis, artinya perubahan
harga sebesar 1 persen merubah jumlah barang yang diminta dengan
persentase yang lebih besar. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑝𝑝 = 1, maka permintaan barang tersebut
elastis uniter, artinya perubahan harga sebesar 1 persen merubah jumlah
barang yang diminta dengan perubahan yang sama besar. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑝𝑝 < 1,
maka permintaan barang tersebut inelastis, artinya perubahan harga
sebesar 1 persen merubah jumlah barang yang diminta dengan persentase
yang lebih kecil.
2. Elastisitas pendapatan terhadap Permintaan
Yaitu perubahan persentase pada kuantitas barang yang diminta
sebagaireaksi terhadap perubahan pendapatan sebesar 1 persen.
eq,I =
persentase perubahan Q
persentase perubahan I
∂Q
I
= ∂P . Q
Jika 0 <𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 < 1, maka komoditi tersebutadalah barang kebutuhan
pokok,dimana perubahan jumlah barang yang diminta searah dengan
perubahanpendapatan walaupun lebih kecil dari satu. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 > 0, maka
komoditi ituadalah barang normal, dimana perubahan jumlah barang yang
diminta searahdengan perubahan pendapatan. Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 <0, maka komoditi
tersebut adalahbarang inferior (barang bermutu rendah), dimana perubahan
jumlah
barangyang
diminta
berlawanan
arah
dengan
perubahan
30
Universitas Sumatera Utara
pendapatan.Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑖𝑖 >1,maka komoditi itu adalah barang mewah, dimana
perubahan jumlah barangyang diminta searah dengan perubahan
pendapatan dan lebih besar dari satu.
3. Elastisitas Harga Silang.
Yaitu persentase perubahan pada kuantitas barang yang diminta sebagai
reaksi terhadap perubahan 1 persen harga barang lain (P’)
persentase perubahan Q X
perubahan P Y
eq,P = persentase
∂Q
P
= ∂P X . QY
Y
X
Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑃𝑃 >0, maka kedua barang itu merupakan barang substitusi.
Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑃𝑃 <0, maka kedua barang itu merupakan barang komplementer.
Jika 𝑒𝑒𝑞𝑞,𝑃𝑃 = 0, maka kedua barang itu tidak berhubungan (bebas).
2.2.4 Keinginan, Kebutuhan, danPermintaan
Awaldarisuatupemasaranbermuladalamupayapemenuhankebutuhan
yang
mendasar serta diikuti dengan semakin bertambahnya keinginandan berbagai
permintaan manusia yang didapatkan pada penawaran barang yangrelatif
terbatas.
Menurut
Kotler
(2000;
6)
pengertian
kebutuhan
manusiaadalahsuatukeadaanakansebagiandaripemuasandasaryangdirasakanataudi
sadari.Sedangkan pengertian keinginan manusia adalah hasrat untukmemperoleh
pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebihdalam.
MenurutKotler(2000;23)Kebutuhanmanusiamerupakansesuatuyang
telah
ada dalam diri manusia, sehingga secara naluri manusia akanlebih cenderung
bergerak searah upaya pemenuhan kebutuhanya, sedangkankeinginanmanusia
cenderung kearah upaya pemenuhan tingkat kepuasanmanusia.
Adapun jenis kebutuhan menurut Kotler (2000; 23) yaitu:
1.
Kebutuhan yang dinyatakan
2.
Kebutuhanriil
31
Universitas Sumatera Utara
3.
Kebutuhan yang tidakdinyatakan
4.
Kebutuhankesenangan
5.
Kebutuhanrahasia
Refleksi
dari
berbagai
kebutuhan
dan
keinginan
tersebut
tercermindalambentuk permintaan.Konsep permintaan dicerminkan dalam
hubunganantara
barangyangdiinginkandanharga(Sukirno2002;30).
.Khususuntukkomoditas pertanian dalam hal ini daging sapi maka proyek
permintaan akan sangatdi pengaruhi oleh banyakhal.
Menurut Soekartawi (2003; 114), permintaan komoditas pertaniansecara
umum merupakan suatu permintaan yang dibutuhkan dan dibeli konsumendalam
waktu tertentu dan dengan harga yang berlaku saat itu. Oleh karenaitu,
permintaan akan sangat dipengaruhi oleh harga suatuproduk.
2.3 PengertianHarga
Istilah mengenai harga untuk berbagai produk tidak selalu samadan dengan
berbagai nama. Harga adalah ukuran atau nilai dari suatu barangmaupun jasa
yang dinominalkan dalam bentuk angka. Harga merupakan satu-satunyaunsur
dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan(Kotler,
2000;53).
Harga
merupakan
salah
satu
unsur
terpenting
dalam
menentukanpangsapasardanprofitabilitas.Umumnyapelangganpalingpekaterhada
phargauntukproduk yang bernilai tinggi atau sering dibeli.Mereka kurang peka
terhadapharga untuk barang yang bernilai rendah atau barang yang jarang dibeli
(Kottler,2000, 215).
Produk peternakan umumnya memiliki harga yang relatif tinggi
dibandingkan dengan komoditas pertanian lainya.Permintaan produk peternakan
berkaitaneratdengankemampuandayabelikonsumen.Semakinmeningkatnya
32
Universitas Sumatera Utara
pendapatan masyarakat menyebabkan permintaan akan produk-produkyang
bermutu tinggi semakin meningkat. Seiring dengan meningkatnyapenghasilan
masyarakat menyebabkan peningkatan pembelian terhadap suatu barangatau
produk yang lebih baik (Rasyaf, 2000;145).
Menurut Swastha (2004; 25), harga adalah jumlah uang(ditambah
beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasidaribarangbesertapelayanannya.Darikeduadefinisitentanghargatersebut
diatas,dapatdisimpulkanbahwahargaadalahnilaisuatubarangatau
jasayangdiukurdengansejumlahuangyangdikeluarkanolehpembeliuntuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikutpelayanannya.
Dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikutiprosedur
enam tahap penetapan harga yaitu : (Swastha, 2004;55):
1.
Perusahaan memilih tinjauan penetapanharga
2.
Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas
kuantitasyang akan terjual pada tiap kemungkinanharga
3.
Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada
berbagailevel produksi dan pada berbagai level akumulasi
pengalamanproduksi
4.
Perusahaan menganalisa biaya, harga, dan tawaranpesaing.
5.
Perusahaan menyeleksi metode penetapanharga
2.4 Pendapatan
Lipsey (1997; 63) mengemukakan bahwa kenaikan pendapatanrumah
tangga akan menyebabkan lebih banyak komoditi yang akan diminta padasetiap
tingkat harga. Kenaikan pendapatan konsumen biasanya akan menaikan
permintaanterhadapsuatubarang,keadaaniniberlakubagibarang-barangpada
umumnya/barang normal, pengecualian terjadi pada barang inferior,dimana
33
Universitas Sumatera Utara
kenaikan pendapatan akan menurunkan permintaan barangtersebut.
Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkannaiknya
permintaan untuk komoditi yang dibeli terutama oleh rumah tanggayang
memperoleh
tambahan
pendapatan.
Namun
perubahan
dalam
distribusi
pendapatan akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditiyang
akan dibeli terutama oleh rumah tangga yang berkurangpendapatannya.
2.5 PengertianKonsumsi
Konsumsi
adalah
suatu
aktifitas
memakai
atau
menggunakan
suatuproduk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen.Perusahaanatau
perseorangan
yang
melakukan
kegiatan
konsumsi
disebut
konsumen.MenurutChaney (2003; 54) konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas
sosial
yangorang
lakukansehinggadapatdipakaiuntukmencirikandanmengenalmereka,selain
(sebagai tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Gagasan
bahwa
konsumsi
telah
menjadi
atau
sedang
menjadi
fokus
utama
kehidupansosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih umum dari
budayakonsumen.
Konsumsi adalah takaran jumlah suatu barang maupun jasayang
dipergunakan atau dipakai oleh konsumen, dan tingkat konsumsi yaknikuantitas
suatuprodukyangsudahpaten,ataujadiyangdibeliolehkonsumenpersatuan
waktusatubulanyanglalu(Sukirno,2004;113).Sedangkanfaktor-faktoryang
mempengaruhitingkatkonsumsisuatuprodukialahvariabel-variabelyangikut
menentukan naik dan turunnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadaptingkat
konsumsi produk tersebut (Kottler, 2000;108).
Menurut Braudrillard (2004;87), konsumsi adalah sistemyang menjalankan
34
Universitas Sumatera Utara
urutan tanda-tanda dan penyatuan kelompok. Jadi konsumsiitu sekaligus sebagai
moral
(sebuah
sistem
ideologi)
dan
sistem
komunikasi,struktur
pertukaran.Dengankonsumsisebagaimoral,makaakanmenjadifungsisosial
yang
memiliki organisasi yang terstruktur yang kemudian memaksamereka mengikuti
paksaan sosial yang takdisadari.
Chaney (2003; 47) menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telahmenjadi
atau
sedang
menjadi
nilaikulturalmendasari
fokus
gagasan
utama
lebih
kehidupan
umum
dari
sosial
budaya
dan
nilai-
konsumen.
MenurutBaudrillard,
(2004;30)kitahidupdalameradimanamasyarakattidaklagididasarkanpadapertukaran
barang materi yang berdaya guna, melainkan pada komoditassebagaitanda dan
simbol yang signifikansinya sewenang-wenang dantergantung kesepakatan dalam
apa yang disebutnya kode. Pada saat ini telahterbentuk masyarakat konsumen,
yaitu masyarakat dimana orang-orangberusaha menginformasikan, meneguhkan
identitas dan perbedaannya, sertamengalami kenikmatan melalui tindakan
membeli dan mengkonsumsi sistem tandabersama.
2.6 Subtitusi
Menurut Sukirno (2000; 80), sesuatu barang dinamakan barangpengganti
kepada sesuatu barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi dari baranglain
tersebut.Hargabarangpenggantidapatmempengaruhipermintaanbarangyang dapat
digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah,maka barang
yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalampermintaan.
2.7 PengertianProduksi
Pengertian produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakanatau
menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untukmemenuhi
35
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan
manusia.Sedangkan
orang,
badan
usaha,
atau
organisasiyangmenghasilkan barang dan jasa disebut produsen (Rasyaf,
2000;201).
Produksiadalahsuatukegiatanyangmenghasilkanoutputdalambentuk barang
maupun jasa. Menurut Sugiarto (2005; 75), produksi adalah suatukegiatan
yangmengubahinputmenjadioutput.Kegiatantersebutdalamekonomisbiasa
dinyatakan dalam fungsi produksi. Sedangkan menurut Suparmoko (2000;92),
Produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang
produksiyang
dihasilkandalamprosesproduksi.Dalambentukumumnyapadajumlahfaktor
produksi yang digunakan.
2.8 Konsep Kesediaan Untuk Membayar (Willingness to Pay)
Willingness to Payatau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan
individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian
terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas
lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau
masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam
rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai degan kondisi yang
diinginkan.WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan
jasa lingkungan (Hanley dan Spash, 1993).
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan WTP untuk
menghitung peningkatan atau kemunduran kondisi lingkungan adalah:
1. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu untuk
mengurangi dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu
kegiatan pembangunan.
36
Universitas Sumatera Utara
2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat
semakin menurunnya kualitas lingkungan.
3. Melalui suatu survey untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat
untuk membayar dalam rangka mengurangi dampak negatif pada
lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik.
Penghitungan WTP dapat dilakukan secara langsung (direct method)
dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung (indirect method),
yaitu penghitungan terhadap nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang
telah terjadi. Dalam penelitian ini penghitungan WTP dilakukan secara
langsung (direct method), dengan cara survey dan melakukan wawancara
dengan masyarakat.
2.8.1 Metode Perhitungan Nilai Willingness to Pay
Terdapat empat metode untuk memperoleh penawaran besarnya nilai
Willingness to Pay responden (Hanley dan Spash, 1993), yaitu :
1. Metode tawar menawar (Bidding Game)
Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apaka
bersedia membayar/menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan
sebagai titik awal (starting point).Jika “Ya” makin besarnya nilai uang yang
diturunkan/dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati.
2. Metode pertanyaan terbuka (Open-Ended Question)
Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden
berapa jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal
uang ingin diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan
metode ini adalah responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa
37
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi nilai yang
diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan
sehingga tidak akan timbul akan timbul bias titik awal. Sementara
kelemahan metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan
terlalu besar variasinya.
3. Metode kartu pembayaran (Payment Card)
Metode ini menawarkan kepada responden satu kartu yang terdiri dari
berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima
dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal
yang
sesuai
dengaan
preferensinya.
Pada
awalnya,
metode
ini
dikembangkan untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar.
Untuk meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai
patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan
tingkat pendapatan tertentu bagi orang di lingkungan yang lain.
Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk
membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti
pada teori tawar-menawar.Untuk menggunakan metode ini, diperlukan
pengetahuan statistik yang relatif baik.
4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum)
Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan
apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk
memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima
atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya
penurunan kualitas lingkungan.
Fungsi Willingness to Pay yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri
38
Universitas Sumatera Utara
dari beberapa variabel yang diduga akan mempengaruhi nilai Willingness to
Pay masyarakat jika ada peningkatan pelayanan di Kabupaten Mandailing
Natal. Beberapa variabel yang digunakan adalah :
1. Umur Responden
Masyarakat yang membeli daging bervariasi umurnya karena itu perlu
diteliti apakah umur responden berpengaruh terhadap kesediannya untuk
membayar harga daging sapi.
2. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai
Willingness to Payyang ingin dibayarkan oleh masyarakat untuk membeli
daging sapi menjelang lebaran.Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi
pendapatan responden maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay
yang akan dibayarkan oleh responden tersebut. Satuan yang digunakan
adalah Rupiah.
3. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap
sumber daya alam yang umumnya digunakan secara bebas dan tidak
memerlukan biaya.Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya
masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih baik cenderung lebih
memahami nilai ekonomi dari sumber daya yang semakin terbatas
jumlahnya dan menjadi barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi.
Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi tingkat pendidikan responden,
maka besar pula Willingness toPay yang akan dibayarkan untuk iuran air.
Dalam analisis data kuantitatif dengan analisis regresi berganda, tingkat
39
Universitas Sumatera Utara
pendidikan responden disajikan dalam bentuk numerik dengan menetapkan
skor-skor sebagai berikut :
a. Skor 0 untuk responden yang tidak bersekolah
b. Skor 1 untuk responden dengan pendidikan terakhir SD/Sederajat
c. Skor 2 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMP/Sederajat
d. Skor 3 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat
e. Skor 4 untuk responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi
4. Tingkat Harga Daging Sapi di Kecamatan Sungai Kanan, Kab Labusel
Hukum permintaan menjelaskan sifat hubungan antara permintaansuatu barang
dengan tingkat harganya.Hukum permintaan pada hakikatnyamerupakan
suatuhipotesayangmenyatakanmakinrendahhargasuatubarangmakamakin
banyak permintaan terhadap suatu barang tersebut.Sebaliknya, makin
tinggiharga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang
tersebut(caterisparibus).Harga suatu barang adalah nilai tukar
yang
dinyatakan ataudiukur dengan uang (Gilarso, 2004; 70). Faktor harga sangat
menentukanjumlah permintaan, hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan
dimana jumlah barang yang diminta berlawanan dengan perubahan harga
dengan asumsi faktor lainyang mempengaruhi dianggaptetap.
5. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah
tanggungan
keluarga
dalam
tiap
rumah
tangga
sangat
mempengaruhi jumlah permintaan daging sapi yang dikonsumsi tiap
keluarga.Maka kesediaan membayar dalam tiap rumah tangga keluarga
berbeda karena faktor jumlah tanggungan keluarga.Dan setiap anggota
keluarga yang berbeda-beda.Dalam jumlah tanggungan ini digunakan
satuan jumlah angka.
Asumsi yang berlaku dalam variabel ini adalah semakin tinggi atau
40
Universitas Sumatera Utara
semakin kecil angka tanggungan keluarga masyarakat yang mengkonsumsi
daging sapi maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang rela
dibayarkan oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat lebih dipahami pada alur kerangka
konseptual penelitian dibawah ini :
Umur (X1)
Pendapatan (X2)
Willingness To Pay
(Y)
Pendidikan (X3)
Jumlah Tanggungan
(x4)
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
2.9 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
N
o
Nama/Tahun
/
Judul
Penelitian
1
Arifah
(2008),Analisis
Wellingness to
Pay petani
Terhadap
peningkatan
pelayanan
irigasi
Rumusan Masalah
Apakah
produktivitas
lahan, tingkat
pendidikan,
jumlah
tanggungan
keluarga, dan
tingkat
pendapatan
Model
Analisis
Hasil
Peneliti
an
Pengelolaa
n data
dilakukan
secara
manual
dan
Mengguna
kan
computer
Varibel
yang
berpengar
uh positif
Adalah
produktivit
as lahan
dan
tingkat
41
Universitas Sumatera Utara
2
IMAN
HAROMAIN(2
0120) Faktor
Faktor yang
Mempengaruhi
Permintaan
Daging Sapi
DiIndonesia
Pada Tahun
2000-2009
berpengaruh
terhadap
pembayaran
iuran
pengelolaan
irigasi.
Microsoft
Excel dan
Minitab
for
Windows
Release
14.
pendidikan
,
sedangkan
variabel
lain tidak
berpengru
h terhadap
nyata.
1. Faktorfaktorapakahyangdapatmempengaruhipermin
taandagingsapidi Indonesia?
2. Seberapabesartingkathubunganfaktorfaktortersebutdenganpermintaan daging
sapinasional?
Metode
deskriptif
digunakan
untuk
melihat
perkemban
gan
permintaa
n daging
sapi di
Indonesia.
Sedangkan
metode
kuantitatif
dengan
persamaan
regresi
linier
berganda
digunakan
untuk
menganali
sis faktorfaktor
yang
mempenga
ruhi
permintaa
n daging
sapi
Berdasark
an hasil
analisis
regresi
berganda,
diperoleh
hasil
sebagai
berikut :
koefisien
berganda
dengan
nilai
koefisien
korelasi
sebesar
0,976.
angka ini
menjelask
an bahwa
faktor
konsumsi,
produksi,
jumlah
penduduk,
harga
daging
sapi, harga
daging
ayam, dan
tingkat
pendapata
n secara
serentak
memiliki
tingkat
keeratan
hubungan
yang
tinggi
dengan
42
Universitas Sumatera Utara
permintaa
n daging
sapi
sebesar
97,6
persen.
Hasil Uji F
menunjuk
kan
keenam
variabel
berpengar
uh secara
nyata
terhadap
permintaa
n daging
sapi. Hasil
Uji
koefisien
determinas
i (R2)
untuk
permintaa
n daging
sapi 0.952
yang
berarti
95,2%
persen
mampu
dijelaskan
oleh
faktorfaktor,
seperti
konsumsi
daging
sapi,
produksi
daging
sapi
nasional,
jumlah
penduduk,
harga
daging
sapi, harga
daging
ayam, dan
43
Universitas Sumatera Utara
tingkat
pendapata
n dan
sisanya 4,8
persen,
dijelaskan
oleh faktor
lain di luar
penelitian
ini. Dari
hasil
analisis,
faktorfaktor
yang
secara
nyata
mempenga
ruhi WTP
masyaraka
t dalam
membayar
iuran air
adalah
tingkat
pendapata
n dan
kelompok
responden.
Nilai WTP
yang
diperoleh
dari tiap
kelompok
pengguna
air adalah
Rp.
1000,00
untuk
masyaraka
t pengguna
air
kelompok
pertama,
Rp.
703,0303
untuk
masyaraka
t pengguna
air
44
Universitas Sumatera Utara
kelompok
kedua, dan
Rp.
498,7273
untuk
masyaraka
t pengguna
air
kelompok
ketiga.
3
Gusty Elfa M
Simanjuntak
(2009) Analisis
Willingnes to
Pay masyarakat
terhadap
peningkatan
pelayanan
system
penyediaan air
bersih dengan
WSLIC (Water
Sanitation for
Low Income
Community)
(Studi Kasus
Desa Situdaun,
Kecamatan
Tenjolaya,
Kabupaten
Bogor)
1.Bagaimanakah karakteristik masyarakat
yang memanfaatkan air bersih dengan proyek
WSLIC? 2.Berapakah estimasi dari besarnya
nilai WTP masyarakat terhadap peningkatan
pelayanan dan perbaikan aliran air dengan
proyek WSLIC di Desa Situdaun Kecamatan
Tenjolaya Kabupaten Bogor?
3.Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
kesediaan masyarakat dalam membayar iuran
air untuk peningkatan pelayanan BPS dalam
mengelola WSLIC dan perbaikan aliran air di
Desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya
Kabupaten Bogor?
Dari
model
WTP yang
dihasilkan
diperoleh
faktorfaktor
yang
mempenga
ruhi
masyaraka
t dalam
membayar
iuran air.
Analisis
data
kualitatif
diolah
secara
deskriptif
untuk
mengetahu
i kondisi
umum
masyaraka
t pengguna
WSLIC,
serta
penggunaa
n dan
pengelolaa
n air di
Desa
Situdaun.
Data
kuantitatif
digunakan
untuk
mengetahu
Dari hasil
analisis,
faktorfaktor
yang
secara
nyata
mempenga
ruhi WTP
masyaraka
t dalam
membayar
iuran air
adalah
tingkat
pendapata
n dan
kelompok
responden.
Nilai WTP
yang
diperoleh
dari tiap
kelompok
pengguna
air adalah
Rp.
1000,00
untuk
masyaraka
t pengguna
air
kelompok
pertama,
Rp.
703,0303
untuk
masyaraka
t pengguna
air
kelompok
kedua, dan
Rp.
498,7273
untuk
masyaraka
t pengguna
45
Universitas Sumatera Utara
i model
WTP
masyaraka
t pengguna
air
air
kelompok
ketiga.
2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada kerangka konseptual penelitian dan
diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
1. Umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan
berpeengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay di
Kecamatan
Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu
Selatan.
2. Untuk mengetahui besar tingkat membayar daging sapi dalam menghadapi
lebaran.
46
Universitas Sumatera Utara
Download