pln melelang 50 unit terminal gas terapung

advertisement
PLN MELELANG 50 UNIT TERMINAL GAS TERAPUNG
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)
membuka lelang pengadaan terminal gas
terapung
atawa
floating
storage
regasification unit (FSRU). Terminal ini
akan dipakai untuk menyuplai gas
pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).
PLN butuh 50 FSRU ukuran jumbo dan
mini.
Sebagai gambaran, kebutuhan dana
investasi untuk membangun FSRU skala
besar adalah sekitar US$ 210 juta per unit.
Sementara, untuk membangun FSRU mini
kebutuhan dana sekitar US$ 50 juta. Jika
dihitung, nilai tender dari 50 unit FSRU
mini bisa mencapai US$ 2,5 miliar.
Jumlah
kebutuhan
FSRU
tersebut
bertambah dari rencana awal PLN cuma
tiga unit FSRU yakni di Sumatra Bagian
Utara (Sumbagut), Muara Tawar Jakarta,
dan Gorontalo Sulawesi Selatan.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN,
Supangkat Iwan Santoso menyatakan,
rencana pembangunan 50 unit FSRU ini
menyesuaikan
pembangkit-pembangkit
yang tersebar di Indonesia tengah dan
Indonesia timur. Seperti FSRU Belawan
untuk pembangkit listrik Sumut 3.
"Mungkin butuh sekitar 50-an lokasi,
kecil-kecil, mini LNG, FSRU-nya kecil,"
kata Iwan.
per day (BBTUD).
FSRU ini rencananya
akan digunakan untuk
pembangkit
listrik
berkapasitas
kurang
dari 100 Megawatt
(MW).
Pembangunan FSRU juga nantinya
menyesuaikan floating storage LNG atau
hub yang akan dibangun PLN. Pasalnya
tidak semua FSRU bisa langsung
memproses LNG.
Khusus FSRU mini, pasokan gas akan
didapat dari LNG yang diambil dari
storage LNG atau hub. "Nanti dibawa ke
hub bani disebar ke kapal kecil untuk
mengisi. Nanti tiap kluster ada satu hub.
Contoh (FSRU) Bangka Belitung hub-nya
Pontianak," kata Iwan.
Pasokan gasnya sendiri akan didapat dari
pasokan LNG Train 3 Tangguh dan LNG
Bontang. Jika pasokan LNG tersebut
masih kurang untuk memenuhi bauran
energi gas sebesar 25% pada 2025, maka
Iwan bilang, PLN akan menambah kontrak
LNG dari Train 3 atau Donggi Senoro.
PLN tidak akan membangun 50 unit FSRU
tersebut secara mandiri, namun akan
menggandeng pihak lain. Contohnya
proyek FSRU Gorontalo yang sedang
proses tender. Tender FSRU ini akan
terpisah dengan tender pembangkit listrik
yang akan dibangun di kawasan tersebut.
Pada FSRU Gorontalo, PLN merancang
berkapasitas 20 billion british thermal unit
Selain
FSRU
Gorontalo, PLN juga
akan melelang FSRU
Belawan.
Bedanya,
tender FSRU Belawan
akan terintegrasi dengan pembangkit
listrik. Ada juga tender proyek FSRU
Indonesia tengah. Saat ini sudah memasuki
proses
penawaran.
Pengumumannya
pertengahan November 2017.
FSRU Kurang ekonomis
Saat PLN gencar membangun FSRU,
Ketua Harian Asosiasi Produsen Listrik
Swasta
Indonesia
(APLSI)
Arthur
Simatupang mengingatkan, pengembang
listrik tertarik berinvestasi selama suplai
terjamin. Ia menyebut logistik gas dalam
negeri tidak semudah batubara. "Perlu
jaringan distribusi pipa yang memadai dari
sumber gas ke pembangkit listrik," kata
dia.
Dia juga menyatakan, PLTG yang di
daerah terpencil paling susah karena sulit
terjangkau sumber gas. Meskipun ada
FSRU perlu ada komitmen pasokan gas.
"Gas lebih murah dibandingkan PLTD dan
ramah lingkungan. Tapi terkendala sisi
logistik karena supply chain-nya yang
masih langka, sehingga hitungannya tidak
ekonomis," kata dia. Selain itu perlu
tambahan investasi LNG hub di beberapa
titik strategis.
Download