Perpustakaan Umum di Indonesia Sebagai Agen Perubahan Sosial (Dian Sinaga) PERPUSTAKAAN UMUM DI INDONESIA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN SOSIAL Dian Sinaga Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 ABSTRAK Perpustakaan umum sebagai institusi sosial sangat besar peranannya dalam perubahan sosial. hal ini berkaitan dengan keberadaan perpustakaan yang menyediakan informasi dan sumber informasi yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan hidup dan kehidupan masyarakat. Informasi merupakan kekuatan yang maha dahsyat. Informasi sebagai komoditi yang bersifat aneh yang akan menumbuhkembangkan potensi masyarakat, termasuk di dalamnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tantangan bagi pustakawan adalah, bagaimana perpustakan ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar yang berkelanjutan, pusat informasi yang aktual sehingga masyarakat pembacanya berubah menjadi masyarakat yang dinamis dan produktif. Kata kunci : Perpustakaan Umum, Institusional, Agen Perubahan Sosial, Informasi, Produktivitas Sosial PUBLIC LIBRARY IN INDONESIA AS AN AGENT OF CHANGE ABSTRACT Public library as an social institution has a great role in social change. It relates to the existence of library which provides information and information sources that are needed to support development and people’s lives. Information is an enormous power. Information is a strange commodity that grows and develops social potensial, including increasing human resource qualities. The challenges for librarian are how to make libraries as continuous study facilities, actual information centers so their public readers could change into dynamic and productive society. Keywords : Public Library, Social Institution, agent of change, social change, information, productive society. 78 Jurnal Sosiohumaniora, Vol. 6, No. 1, Maret 2004 : 78 - 85 PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo-Basuki. 1991 : 3). Buku dan terbitan lainnya ini merupakan wadah penyimpan khazana hasil pemikiran manusia. Eksistensi Perpustakaan muncul karena kebutuhan masyarakat serta dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat. Sebagai suatu Prantara sosial yang diciptakan oleh masyarakat, Perpustakaan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri sehingga sekarang ini muncul istilah Perpustakaan modern di tengah modernnya masyarakat. Perpustakaan banyak jenisnya di antaranya adalah Perpustakaan nasional. Perpustakaan umum, Perpustakaan khusus, Perpustakaan sekolah. Perpustakaan perguruan tinggi dan sebagainya. Dari semuanya ini hanya Perpustakaan umum yang berkaitan langsung dengan masyarakat umum. Perpustakaan nasional, walaupun termasuk Perpustakaan umum tapi ada yang hanya melayani pengguna tertentu, misalnya peneliti. Dalam menifesto Perpustakaan Umum yang dikeluarkan oleh Unesco (Sulistyo–Basuki, 200 : 3) dinyatakan bahwa perpustakaan umum merupakan Perpustakaan yang sepenuhnya dibiayai oleh dana umum, harus dapat diakses bagi semua anggota masyarakat sehingga masyarakat gedung Perpustakaan memiliki letak yang baik. Fasilitas ruang baca dan belajar yang baik, teknologi yang memadai serta jam buka yang memungkinkan anggota masyarakat mengunjunginya. Perpustakaan Umum (Public Library) memainkan peranan yang unik di dalam masyarakat. Melalui Perpustakaan. warga masyarakat dapat memberdaya (to empower) diri mereka sendiri dengan mendapatkan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya dan bidang tugas masingmasing. Yang pada akhirnya berumur pada tumbuhnya warga masyarakat yang terinformasi dengan baik (well informed), berkualitas dan demokratis. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Fuad Hasan (2000 : 3) bahwa kehadiran Perpustakaan (umum) merupakan tuntutan mutlak bagi semua masyarakat yang ingin menjadikan warganya bukan saja kaya akan informasi (well informed) dan terdidik baik (well educated). Melainkan makin bertambah kecanggihan wawasannya (sophisticated). Karena koleksinya bersifat umum, masyarakat yang dilayaninya adalah masyarakat umum di sekitarnya dimana Perpustakaan tersebut berada. Berarti melalui koleksinya Perpustakaan umum berusaha agar masyarakat setempat dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari bisa menjadi lebih bisa lagi (terampil/ ahli). Berdasarkan kemampuan merubah inilah Perpustakaan kemudian disebut sebagai agent of change. 79 Perpustakaan Umum di Indonesia Sebagai Agen Perubahan Sosial (Dian Sinaga) PERPUSTAKAAN UMUM DI INDONESIA SEBAGAI AGENT OF CHANGE Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menampung atau menghimpun dan menyebarkan segala macam informasi kepada masyarakat luas semua tingkatan. tanpa terkecuali. Tidak dibatasi pada lokasi dan masyarakat tertentu saja seperti pada jenis Perpustakaan lainnya; tetapi luas tak terbatas dan beragam. Walaupun kurang mendalam bidang koleksinya. Perpustakaan umum tujuannya melayani kebutuhan masyarakat akan informasi secara menyeluruh di suatu daerah tertentu tanpa memisah-misahkan stratifikasinya di masyarakat (Yusuf, 1988 : 16). Hal ini berarti lokasi perpustakaan umum beragam sesuai dengan heterogennya masyarakat yang dilayaninya baik usia. Pendidikan. Pekerjaan (mata pencaharian), fisik, ras, dan sebagainya. Perpustakaan umum mempunyai empat tujuan utama seperti tercantum dalam menifesto Perpustakaan umum (Sulistyo–Basuki, 1991 : 46). 1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. Peningkatan ini bukan hanya pada segi ekonominya tapi juga kehidupan moral dan spiritual masyarakat. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat. Terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat. Sumber informasi yang seperti ini biasanya berupa bukan panduan “kerja sendiri” (do it you self yang diseleksi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat yang dilayaninya untuk melakukan usaha yang dapat manambah penghasilan tambahan (income generating) atau dapat membuka lapangan kerja (employment generating) (Hasan, 2000 : 3) 3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar-nya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembanghkan dengan bantuan bahan pustaka. Tujuan ini berkaitan dengan fungsi edukatif dari umum yaitu melalui koleksinya, masyarakat setempat memperoleh pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup (life long education) 4. Bertindak selaku agen kultural, artinya umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya. Ceramah. Pemutaran film, dan penyedia informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan. Kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya. Disni umum harus selektif dalam memilih sumber informasi yang akan disajikan koleksi, jangan sampai sumber inforami tersebut menimbulkan dampak budaya yang negatif bagi masyarakat yang dilayaninya. 80 Jurnal Sosiohumaniora, Vol. 6, No. 1, Maret 2004 : 78 - 85 Selo Soemardjan mengemukakan definisi perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilainilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soekanto. 2001 : 336). Yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan disini adalah himpunan kelompok manusia. Dalam kaitannya dengan sebutan agent of change, perpustakaan melalui sumber daya yang dimilikinya yang memposisikan dirinya sebagai agen yang memicu adanya perubahan masyarakat setempat dalam hal produktivitas, habitual, intelektual dan moral. Produktivitas Dengan sumber daya yang dimilikinya perpustakaan meningkatkan produktivitas masyarakat setempat. Produktivitas ini berkaitan dengan hal – hal yang mencakup cipta, karya dan karsa manusia. Penyediaan koleksi yang sesuai membuat masyarakat lebih produktif dalam berkarya dan menciptakan sesuatu misalnya usaha baru untuk meningkatkan penghasilannya; dapat meningkatkan keterampilan / keahlian sehingga mampu memanfaatkan bahan-bahan tertentu yang tersedia disekitarnya untuk meningkatkan taraf hidup. Hal ini dapat dicapai dengan penyediaan jenis bacaan achievement reading dan cultural reading. Habitual Yang dimaksud dengan habitual disini adalah kebiasaan. Koleksi yang ada di perpustakaan dapat mengubah kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya dari tidak suka baca menjadi suka baca; dari budaya ngobrol menjadi budaya baca dan bekerja; dari malas menjadi kreatif memanfaatkan waktu luang. Hal ini dapat dicapai dengan penyediaan jenis bacaan compensatory reading. Intelektual Koleksi perpustakaan mengubah intelektual masyarakat setempat atau dengan kata lain membuatnya menjadi lebih pintar dan memperluas cakrawala berpikirnya. Hal ini dapat dicapai dengan penyediaan buku-buku yang dapat menambah ilmu pengetahuan pengguna yaitu jenis bacaan achievement reading. Moral Kaitan perpustakaan dengan perubahan moral masyarakat yang dilayaninya adalah dengan koleksinya perpustakaan mampu mengubah moral masyarakat dari tidak baik menjadi baik yaitu dengan menyediakan koleksi buku-buku yang berisi tentang pembinaan moral atau buku yang dapat mempertebal keimanan seseorang yaitu jenis bacaan deotional reading. 81 Perpustakaan Umum di Indonesia Sebagai Agen Perubahan Sosial (Dian Sinaga) Perpustakaan baru bisa dikatakan sebagai agen perubahan sosial jika : 1. Memberikan kontribusi bagi kehidupan keluarga sebagai unit kehidupan sosial. 2. Perpustakaan diharapkan dapat menolong masyarakat memanfaatkan waktu luang menjadi lebih bermanfaat. 3. Perpustakaan diharapkan dapat meningkatkan kehidupan demokrasi dan menjadi warga negara yang baik. 4. Perpustakaan dapat dimanfaatkan sebagai instrumen untuk menumbuhkan keinginan belajar yang berkelanjutan. 5. Perpustakaan dapat memberikan kontribusi yang penting dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat. Untuk dapat menghasilkan perubahan-perubahan seperti di atas, perpustakaan perlu melaksanakan tindakan strategis terutama dalam hal seleksi bahan pustaka yang akan dikoleksi. Untuk itu perpustakaan sebaiknya dirancang sesuai dengan minat dan kepentingan khalayak dalam kawasannya (Hasan, 2000 : 3). Perpustakaan harus mengetahui dengan tepat siapa masyarakat yang akan dilayaninya; bagaimana latar belakang masyarakat itu baik pendidikan, usia, pekerjaan/mata pencaharian, rasa, agama, dan sebagainya. Dengan pengetahuan tersebut. Tujuan perpustakaan umum untuk memberdayakan masyarakat akan tercapai. KONDISI DI INDONESIA Indonesia terdiri dari kurang lebih 13.000 pulau besar dan kecil dengan kondisi geografi dan suku bangsa yang beraneka ragam. Keaneka ragam ini akan melatar belakangi perbedaan jenis koleksi perpustakaan umum di tempat yang berbeda karena minat masyarakatnya pasti berbeda-beda pula. Misalnya : koleksi buku perpustakaan umum di Papua Jayawijaya akan berbeda dengan di Manado; di Bandung akan berbeda dengan di Ambon; di daerah pegunungan akan berbeda dengan di daerah pantai; di kota akan berbeda dengan di desa. Akan tetapi kondisi perpustakaan umum di Indonesia sekarang ini memprihatinkan. Hal ini dapat melihat dari minimnya fasilitas yang dimiliki dan minimnya dana yang disediakan bagi pengelolaan perpustakaan umum dan ditambah pula dengan lemahnya manajemen perpustakaan dimana para pengelola perpustakaan tidak membuat perencanaan yang bersifat strategis yang berkaitan dengan pelayanan perpustakaan ke permukaan sehingga menjadi perhatian publik dan para pengambil keputusan di tingkat lembaga induknya (Siregar, s.a : 2) Sulistyo–Basuki (2000 : 5) mengemukakan beberapa kesulitan yang dihadapi perpustakaan umum di Indonesia: Perpustakaan didirikan oleh pemerintah Keberadaan perpustakaan umum ditentukan oleh pemerintah daerah sehingga visi dan pengetahuan kepala daerah tentang perpustakaan akan 82 Jurnal Sosiohumaniora, Vol. 6, No. 1, Maret 2004 : 78 - 85 menentukan eksistensi perpustakaan umum. Otonomi daerah mengakibatkan keberadaan perpustakaan umum di dominasi oleh kepala daerah. Minat baca dan budaya baca Rendahnya minat baca dan budaya baca masyarakat di Indonesia dapat dilihat mereka misalnya waktu menunggu angkutan umum, perkulihan. Masyarakat Indonesia sebagaian besar masih terkungkung di dalam budaya ngobrol Belum ada biografi yang menyatakan keberhasilan seseorang (di Indonesia) berkat bacaan di perpustakaan umum. Di Indonesia belum banyak tokoh yang dalam pidatonya mengutip berbagai buku sebagai sumber pengetahuannya. Dalam biografi tokoh-tokoh Indonesia, yang umumnya di tulis oleh orang lain, hampir tidak ada yang menyebutkan keberhasilan mereka karena belajar dari buku yang ada di perpustakaan umum. Sistem pendidikan yang mengarah ke ujian Sistem pendidikan tujuannya untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian akhir sehingga sedikit sekali rangsangan untuk membaca buku tambahan. Hal ini diperparah lagi dengan buruknya perpustakaan sekolah, tiadanya jam kunjungan ke perpustakaan serta butuhnya perpustakaan umum yang seharusnya menunjang perpustakaan sekolah. Tembok informasi Adanya kebijakan buku terlarang mengakibatkan banyak masyarakat tidak dapat membacanya. Reformasi tidak diikuti pembebasan buku-buku yang dilarang sebelumnya. Perpustakaan umum sebagai lembaga pemerintahan tidak dapat membuat apa-apa. Hanya menunggu keputusan tanpa berani mengambil kebijakan sendiri untuk meminjam buku terlarang. Disini bisa di lihat bahwa perpustakaan umum di Indonesia belum bisa dikatakan sebagai agent of change. Untuk itu sebenarnya pustakawan di perpustakaan umum bisa membuat gebrakan dengan jalan aktif dan relatif melayani masyarakat di kawasan perpustakaan. pustakawan harus mengadakan pendekatan psikologi untuk dapat menumbuhkan need for achievement yaitu suatu dorongan untuk maju pada para penggunanya. Keaktifan dan kreativitas pustakawan perpustakaan umum di indonesia terutama dibutuhkan sekarang ini di saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Aktif maksudnya aktif dalam hal mengejar pengunjung dan lebih aktif menyediakan informasi bagi pengguna (Sulistyo–Basuki, 1991: 134) sehingga pengguna dapat memanfaatkan jasa dan koleksi perpustakaan secara maksimal untuk merubah hidup mereka dan menjadi orang yang sukses 83 Perpustakaan Umum di Indonesia Sebagai Agen Perubahan Sosial (Dian Sinaga) menghadapi krisis ekonomi. Kreatif maksudnya kreatif dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi masyarakat melalui penyediaan koleksi yang sesuai dan penyediaan cara pelayanan yang tepat. Untuk itu koleksi perpustakaan harus bisa : 1. Memuaskan rasa ingin tahu 2. Menimbulkan inisiatif 3. Memberikan contoh-contoh disiplin yang tinggi 4. Membuat masyarakat semakin kreatif. Sebagai pustakawan yang aktif dan kreatif, pustakawan harus rutin mengadakan evaluasi terhadap perpustakaannya. Adapun tujuan dari evaluasi ini adalah : 1. Menentukan tingkat atau kualitas pelaksana pemberian jasa yang sudah dilaksanakan. 2. Membandingkan kualitas yang sudah dicapai dalam bidang jasa dengan perpustakaan lain. 3. Menentapkan jasa-jasa mana saja yang perlu tetap dilaksanakan atau diperhatikan. 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan suatu jasa sebagai dasar untuk perbaikan jasa tersebut dimasa yang akan datang. Dalam mengevaluasi, pustakawan dapat menggunakan catatan (statistik) perpustakaan untuk mengumpulkan fakta. Selain itu karena adalah perpustakaan umum, perpustakaan perlu berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan dan anggota masyarakat lainnya untuk membantu manafsirkan fakta dan mendapatkan saran sehubungan dengan itu. keterangan dari catatan dan dari masyarakat tadi digunakan untuk menentukan kebijakan perpustakaan selanjutnya. Evaluasi dan kebijakan ini harus dilaporkan pada masyarakat (Webdell, 2001 : 123) karena masyarakat yang memiliki perpustakaan umum. Pustakawan perpustakaan umum yang aktif dan kreatif dapat mensukseskan tujuan perpustakaan untuk memberdayakan masyarakat dan mampu merubah masyarakat setempat yang dilayaninya menjadi masyarakat yang mempunyai need for achievement. PENUTUP Perpustakaan umum memainkan peranan yang unik dalam masyarakat karena mampu mengubah masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat itu melalui sumber daya yang dimilikinya. Akan tetapi perpustakaan umum di Indonesia belum dapat dikatakan seperti ini karena berbagai kesulitan yang dihadapinya. Disini diperlukan pustakawan yang aktif dan kreatif dalam mengelola perpustakaannya dan dalam melayani masyarakat setempat yang dilayaninya. 84 Jurnal Sosiohumaniora, Vol. 6, No. 1, Maret 2004 : 78 - 85 Disamping itu pustakawan perlu berkomunikasi secara aktif dengan pengguna dan anggota masyarakat lainnya. DAFTAR PUSTAKA Hasan. Fuad 2000. Perpustakaan Sebagai Pusat Pembelajaran dan Agen Perubahan Masyarakat (Makalah disamping pada Seminar Perpustakaan Sebagai agen Perubahan Sosial di Jakarta, 24 Oktober 2000) Siregar A. Ridwan. [s.a]. Memberdaya Masyarakat Melalui Perpustakaan : Suatu Tinjauan Tentang Peran Perpustakaan Umum. http/www.usu.ac.ad/lib. Soekanto. Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Ed. Baru. Baru ke–4, Cet. 31. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Sulistyo-Basuki. 2000. Potensi Perpustakaan Dalam Menghadapi Krisis Sosial Budaya (Makalah disampaikan Pada Seminar Perepustakaan Sebagai Agen Perubahan Sosial di Jakarta, 24 Oktober 2000). Wendell, Laura. 2001. Perpustakaan Untuk Kita Semua! : Cara Memulai Dan Mengelola Perpustakaan Dasar. Penejemah, Ediati Kamil : Editor, Riris K. Toha Sarum Paet. Jakarta : Cocacola Foundation Indonesia. Yusuf, Pawit M. 1988. Pedoman Mencari Sumber Informasi. Bandung : Remadja Karya. 85