Peta Interaktif Lahan Basah Senjata Baru Melawan Perubahan Iklim

advertisement
ARAHAN MEDIA
Peta Interaktif Lahan Basah Senjata Baru Melawan Perubahan Iklim
19 Agustus 2016 – Hari ini, Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) meluncurkan peta interaktif lahan basah
dunia yang berbasis web, bersamaan dengan dilangsungkannya Kongres Lahan Gambut Internasional di Kuching,
Sarawak Malaysia.
Peta Lahan Basah Dunia ini merupakan inisiatif baru Program Adaptasi dan Mitigasi Lahan Basah Berkelanjutan (SWAMP)
yang merupakan kolaborasi antara CIFOR dengan Departemen Kehutanan Amerika Serikat yang didukung oleh Badan
Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Peta interaktif ini bertujuan membangun wahana berbagi
pengetahuan mengenai lahan basah, histosol (lahan bergambut) dan cadangan karbon, yang menjadi kunci
mengidentifikasi dan menyusun prioritas aksi mitigasi dan mengembangkan strategi adaptasi perubahan iklim.
Peta online ini menampilkan estimasi sebaran lahan basah di seluruh dunia. Para pengakses dapat menjelajah peta dan
data­data di dalamnya secara bebas, sementara pengguna yang mendaftarkan diri dapat memverifikasi dan berkontribusi
menyempurnakan peta berdasarkan penelitian atau pengetahuan lapangan mereka.
Jelajahi Peta Lahan Basah Dunia dan jadilah pengguna terdaftar di sini.
Melalui sifat interaktifnya, akurasi peta ini dapat terus disempurnakan, dan pada saat yang bersamaan upaya berbagi­
data dalam komunitas penelitian dapat terus diperluas. Data dalam peta juga dapat diunduh secara gratis, dan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan penelitian lebih jauh menggunakan perangkat lunak sistem informasi geografis seperti
ArcGIS.
Lahan Basah berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim dan strategi adaptasi, selain menyediakan jasa lingkungan
esensial. Meski sampai saat ini, sebaran dan luasan pastinya, khususnya di wilayah tropis, belum cukup dikenali.
Daniel Murdiyarso, llmuwan CIFOR dan Peneliti Utama SWAMP, menyatakan bahwa pengetahuan mengenai lahan basah
sangat penting untuk mengarahkan tindakan restorasi lahan basah terdegradasi dan perlindungan terhadap lahan basah
alami yang masih utuh untuk kepentingan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Lahan basah adalah salah satu ekosistem kaya karbon yang menghadapi tekanan hebat akibat dari intervensi manusia
dalam mengubah penggunaan lahan. Potensi lahan basah dalam memitigasi perubahan iklim sudah diakui secara luas.
Selain itu, melalui jasa lingkungan yang diberikan, lahan basah juga sama pentingnya bagi adaptasi perubahan iklim,”
jelasnya.
Kongres Gambut Internasional ke­15 yang berlangsung hingga 19 Agustus tersebut digelar oleh Masyarakat Gambut
Malaysia dan Masyarakat Gambut Internasional. Konferensi ini bertujuan menjadi platform bagi para peneliti dan praktisi
untuk berbagi pengetahuan mengenai gambut dan lahan gambut di wilayah tropis.
Kontak:
Daniel Murdiyarso
Peneliti senior, CIFOR
[email protected]
www.cifor.org/swamp
www.cifor.org/global­wetlands/
Budhy Kristanty
Communications Outreach, CIFOR
[email protected]
www.cifor.org
http://blog.cifor.org/id/
CIFORIndonesia
@cifor_hutan
Download