Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ABSTRACT This article explains human resource management theory helps transactional leader leads human resource through exchange process. To explains this topic, the first section describes transactional leadership theory. The second section explains human resource management theory. The third section discusses transactional leader is important to learn human resource management theory. The fourth section summarizes human resource management theory helps transactional leader leads human resource through exchange process. Keywords : transactional leadership theory, human resource management theory, and exchange process TEORI KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL Pemimpin (leader) adalah orang yang mampu mempengaruhi (influence) orang lain dan memiliki wewenang manajerial. Kepemimpinan (leadership) adalah proses mempengaruhi (process of influencing) orang lain dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan topik ilmu manajemen yang sangat banyak diteliti dan semua riset kepemimpinan itu telah diarahkan untuk menjawab pertanyaan, “ Apakah itu pemimpin efektif (effective leader) ?” (Robbins dan Coulter, 2002 : 458). Teori kepemimpinan transaksional (transactional leadership theory) akan menjawab pertanyaan itu (Robbins dan Coulter, 2002 : 471 - 472 ; Yukl, 2002 : 241). Teori kepemimpinan transaksional (transactional leadership theory) mengatakan bahwa pemimpin efektif (effective leader) adalah pemimpin transaksional (transactional leader) (Robbins dan Coulter, 2002 : 471 - 472 ; Yukl, 2002 : 241). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 1 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 Apakah itu pemimpin transaksional (transactional leader) ?. Pemimpin transaksional (transactional leader) ialah pemimpin yang memimpin para pengikut (leads followers) untuk kepentingan diri pemimpin (self-interest) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Ciri pemimpin transaksional (transactional leader traits) yaitu memimpin para pengikut (leads followers) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Pemimpin transaksional memiliki satu ciri yaitu memimpin para pengikut (leads followers) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Contoh pemimpin transaksional adalah pemimpin politik (political leaders) dan pemimpin perusahaan (corporate leaders). Pemimpin politik (political leaders) melakukan proses pertukaran (exchange process) dengan menukar (exchange) suara pemilih yang mendukung dalam pemilihan umum dengan jabatan (jobs), subsidi (subsidies), dan program pembangunan pemerintah. Pemimpin perusahaan (corporate leaders) --- seperti direktur utama, presiden direktur, dan chief executive officer (CEO) --- melakukan proses pertukaran (exchange process) dengan menukar (exchange) kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau menukar (exchange) profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) (Yukl, 2005 : 241). Apakah visi (filosofi) pemimpin transaksional (transactional leader) ?. Visi (filosofi) pemimpin transaksional adalah pemimpin transaksional perlu memotivasi sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 17 – 22). Motivasi adalah kesediaan (willingness) melakukan usaha tingkat tinggi (high levels of effort) guna mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan (satisfy) kebutuhan (need) sejumlah individu (Robbins dan Coulter, 2002 : 424 - 425). Dengan kalimat lain, visi (filosofi) pemimpin transaksional adalah pemimpin transaksional perlu menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan karier sukses. Visi (filosofi) pemimpin transaksional dapat dijelaskan dengan menggunakan model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 17 – 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 17 – 22) yang dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 1. Model motivasi manajemen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 2 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 sumberdaya manusia yang dimodifikasi pada gambar 1 merupakan modifikasi yang penulis (Arrizal, 2010) lakukan terhadap model motivasi manajemen sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986 : 17 – 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia pada hakekatnya menerapkan hukum motivasi (Dessler, 1986 : 20). Gambar 1: Model Motivasi Manajemen Sumber Daya Manusia Analisis Jabatan Kemampuan Kerja (Profesionalisme) (Expectancy) Perencanaan Pegawai Pengadaan Pegawai Perekrutan Pegawai Seleksi Pegawai Orientasi Pegawai Pengembangan Pegawai Motivasi Kerja Pelatihan Pegawai Pemberian Gaji Kemauan Kerja (Imbalan Kerja) (Valence) Pemberian Insentif Finansial Kompensasi Pemberian Tunjangan Kualitas Kehidupan Kerja Koreksi Motivasi Kerja (Koreksi Kemampuan Kerja dan Kemauan Kerja) Penilaian Prestasi Kerja Manajemen Karier Sumber : Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga. 17 – 22 ; Dan kemudian Penulis Arrizal (2012) memodifikasi model motivasi manajemen sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 3 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 20) dan pemimpin transaksional (transactional leader) memimpin para pengikut (leads followers) untuk kepentingan diri pemimpin (self-interest) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) pada hakekatnya menerapkan hukum motivasi (Dessler, 1986 : 20). Hukum motivasi berbunyi, “Orang-orang biasanya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan imbalan” (Vroom, 1964 : 183 ; Dessler, 1986 : 20). Banyak ahli manajemen mendukung hukum motivasi ini (Pritchard, Deleo, dan Bergen, 1976 ; Ranupandojo dan Husnan, 1985 : 212 ; Flippo, 1989 : 115 ; Dessler, 1986 : 20 ; Vroom, 1964 : 183). Dengan menerapkan hukum motivasi ini, maka pemimpin transaksional untuk memimpin dan memotivasi kerja pegawai memerlukan dua syarat mutlak yaitu kemampuan kerja dan kemauan kerja (Dessler, 1986 : 20 - 22). Pertama, kemampuan kerja. Pemimpin transaksional berusaha agar pegawai merasakan bahwa pekerjaan yang akan dikerjakannya akan dapat memperoleh imbalan. Kedua, kemauan kerja. Pemimpin transaksional berusaha mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pegawai dan kemudian menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai imbalan. Contohnya, direktur utama suatu perusahaan meminta kesediaan seorang pegawai bahwa pegawai itu akan dipromosikan menjadi manajer pemasaran dengan syarat pendapatan penjualan dapat mencapai satu miliar rupiah tiap bulan. Apakah yang terjadi ?. Pegawai itu tidak termotivasi menjadi manajer pemasaran karena pegawai itu merasakan tidak memiliki kemampuan kerja mencapai pendapatan penjualan sebesar satu miliar rupiah tiap bulan, meskipun pegawai itu menginginkan imbalan dan memiliki kemauan kerja menjadi manajer pemasaran. Dengan demikian pemimpin transaksional untuk memimpin dan memotivasi kerja pegawai memerlukan secara sekaligus kemampuan kerja dan kemauan kerja. Pemimpin transaksional (transactional leader) memimpin para pengikut (leads followers) untuk kepentingan diri pemimpin (self-interest) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) yaitu melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 4 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) (Dessler, 1986 : 20 - 22). Ciri pemimpin transaksional (transactional leader traits) yaitu memimpin para pengikut (leads followers) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok memimpin dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 20 – 22). Pemimpin transaksional dapat menggunakan teori manajemen sumberdaya manusia dalam memimpin dan memotivasi kerja sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Dengan kalimat lain, teori manajemen sumberdaya manusia dapat membantu pemimpin transaksional memimpin sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Dengan demikian teori kepemimpinan transaksional (transactional leadership theory) berkorelasi kuat dengan teori manajemen sumberdaya manusia (human resource management theory) untuk mencapai tujuan organisasi. TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA Apakah pengertian manajemen sumberdaya manusia ?. Ada dua pengertian manajemen sumberdaya manusia. Pertama, secara sederhana, manajemen sumberdaya manusia adalah pekerjaan manajer sumberdaya manusia. Secara sederhana pula, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah manajemen sumberdaya manusia. Kedua, manajemen sumberdaya manusia adalah aktifitas organisasi dalam menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 2 – 3). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 5 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 Pemimpin transaksional dapat menggunakan teori manajemen sumberdaya manusia dalam memimpin dan memotivasi kerja sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok memimpin dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 20 – 22 ; Yukl, 2002 : 241). Pertama, kemampuan kerja. Pemimpin transaksional harus memastikan bahwa pegawai memiliki kemampuan kerja untuk mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain, pemimpin transaksional harus mengetahui pekerjaan yang dikerjakan pegawai akan memperoleh imbalan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pegawai yang memiliki kemampuan kerja maka pemimpin transaksional harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai. Kedua, kemauan kerja. Pemimpin transaksional harus memastikan bahwa pegawai tersebut memiliki kemauan kerja untuk mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain, pemimpin transaksional harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pegawai dan kemudian menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai imbalan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pegawai yang memiliki kemauan kerja maka pemimpin transaksional harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, dan pemberian kualitas kehidupan kerja. Akhirnya ketiga, memeriksa kemampuan kerja dan kemauan kerja. Pemimpin transaksional harus memeriksa hasil usaha dalam memimpin dan memotivasi kerja pegawai (memeriksa kemampuan kerja dan kemauan kerja pegawai) dan berusaha mengambil strategi dan kebijakan yang diperlukan untuk memperbaiki motivasi kerja pegawai atau memperbaiki kemampuan kerja dan kemauan kerja pegawai. Oleh karena itu, pemimpin transaksional harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik penilaian prestasi kerja dan manajemen karier. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 6 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 Pemimpin transaksional (transactional leader) memimpin para pengikut (leads followers) untuk kepentingan diri pemimpin (self-interest) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) yaitu melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) (Dessler, 1986 : 20 - 22). Ciri pemimpin transaksional (transactional leader traits) yaitu memimpin para pengikut (leads followers) melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Semua konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia memberi kontribusi terhadap kemampuan kerja dan kemauan kerja serta pertukaran antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja (Dessler, 1986 : 20 22). Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia adalah analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai (Dessler, 1986 : 2 – 3). Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok memimpin dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 20 – 22). PEMIMPIN TRANSAKSIONAL PERLU MEMPELAJARI TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA Mengapakah pemimpin transaksional perlu mempelajari teori manajemen sumberdaya manusia ?. Mungkin lebih mudah menjawab pertanyaan itu dengan menyusun daftar kesalahan manajemen sumberdaya manusia yang tidak ingin dilakukan ketika memimpin pegawai. Contohnya, pemimpin transaksional tidak ingin (1) memperkerjakan pegawai yang tidak tepat (2) terjadinya tingkat pindah kerja dan berhenti kerja yang tinggi (3) pegawai berprestasi kurang memuaskan (4) pegawai merasa menerima gaji secara tidak Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 7 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 wajar dan tidak adil (5) kurangnya kesempatan pelatihan pegawai yang berakibat turunnya prestasi kerja pegawai (6) melakukan praktek-praktek manajemen sumberdaya manusia yang tidak wajar. Dengan mempelajari teori manajemen sumberdaya manusia maka pemimpin transaksional akan dapat menghindari kesalahan-kesalahan manajemen sumberdaya manusia seperti tersebut di atas. Dengan dapat menghindari kesalahan-kesalahan manajemen sumberdaya manusia seperti tersebut di atas, dan yang lebih penting hal itu dapat menjamin bahwa pemimpin transaksional akan mencapai tujuan organisasi melalui orang lain, artinya melalui pegawai. Seorang pemimpin dapat melakukan aktifitasaktifitas lain --- seperti menyusun perencanaan yang bagus, menyusun struktur organisasi yang jelas, membangun teknologi modern, dan menggunakan internal audit yang canggih --- namun masih saja pemimpin itu tidak berhasil dan tidak sukses, misalnya karena mengangkat orang yang tidak tepat atau karena tidak dapat memimpin dan memotivasi kerja pegawai. Sebaliknya, banyak pemimpin -- seperti direktur utama, jenderal, wali kota, bupati, gubernur --- yang berhasil dan sukses sekalipun tidak memiliki perencanaan, organisasi, teknologi, dan internal audit yang tidak memadai. Pemimpin itu berhasil dan sukses karena dapat memperkerjakan pegawai yang tepat pada jabatan yang tepat dan mampu memimpin, memotivasi, menilai prestasi kerja dan mengembangkan kemampuan kerja pegawai-pegawainya. Perlu diingat bahwa mencapai tujuan organisasi (mencapai hasil) merupakan inti pokok manajemen dan karena itu seorang pemimpin harus mampu mencapai hasil (tujuan organisasi) itu melalui orang lain, artinya melalui pegawai. Follett dalam Stoner (1990 : 7) mengatakan bahwa manajemen adalah seni mengerjakan pekerjaan melalui orang lain. KESIMPULAN Teori manajemen sumberdaya manusia membantu pemimpin transaksional memimpin sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Pemimpin transaksional (transactional leader) memimpin para pengikut (leads followers) untuk kepentingan diri pemimpin (self-interest) melalui proses pertukaran (exchange process) yaitu melalui proses pertukaran Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 8 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 - 5031 (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi). Semua konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia memberi kontribusi terhadap kemampuan kerja dan kemauan kerja serta pertukaran antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja. Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia adalah analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai. DAFTAR PUSTAKA Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga Flippo, Edwin B. 1989. Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Jilid 2. Diterjemahkan Oleh Moh Masud. Jakarta : Penerbit Erlangga Follett, Mary Parker dalam Stoner, James A. F. 1990. Manajemen. Terjemahan Alfonsus Sirait. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga Pritchard, Robert., Philip Deleo., and Clarence Van Bergen Jr. 1976. A Field Experiemental Test of Expectancy Valence Incentive Motivation Techniques. Organizational Behavior and Human Performance. Volume 15 Nomor 12 April 1976 Ranupandojo, Heidjrachman., dan Suad Husnan. 1985. Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 2002. Management. Seventh Edition. Upper Saddle River, New Jersey : Pearson Education, Inc Vroom, Victor H. 1964. Work and Motivation. New York : John Wiley & Sons. Dalam Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga Yukl, Gary. 2002. Leadership in Organizations. Fifth Edition. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice-Hall, Inc Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 9