11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian E

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Pengertian E-commerce
Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian
dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan
electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba
dirumuskan definisinya. Secara umum e-commerce dapat didefinisikan
sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa
(trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik.
Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan
perniagaan
tersebut
merupakan
bagian
dari
kegiatan
bisnis.
Kesimpulannya, "E-commerce is a part of E-business" (Muhammad
2002, dalam Triana, 2014).
Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk
sementara hanya difokuskan dalam hal penggunaan media internet.
Pasalnya, penggunaan internetlah yang saat ini paling populer digunakan
oleh banyak orang, selain merupakan hal yang bisa dikategorikan sebagai
hal yang sedang „booming‟.
Di era teknologi pada saat ini telah banyak sekali merubah banyak
aspek bisnis dan aktivitas pasar. Salah satunya dalam bisnis perdagangan
11
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
misalnya, kemajuan teknologi telah melahirkan metode transaksi yang
dikenal dengan istilah e-commerce (electronic commerce). E-commerce
merupakan transaksi jual beli produk, jasa dan informasi antar mitra
bisnis melalui jaringan komputer yaitu internet. Internet merupakan “a
network of computer network” atau jaringan komputer yang
global
sangat besar yang terbentuk dari jaringan-jaringan kecil yang ada di
seluruh dunia yang saling berhubungan satu sama lain. Salah satu
fungsi internet adalah sebagai
infrastuktur
utama
e-commerce
(Muhammad 2002, dalam Triana, 20014).
Secara umum menurut Baum, (2000) yang dikutip oleh Purbo dan
Wahyudi, “E-commerceis a dynamic set of technologies, aplications,
and business process that link enterprises, consumers, and communities
trough
electronic
transactions and electronic exchange of goods,
services, and information”. E-commerce merupakan satu set dinamis
teknologi aplikasi dan proses bisnis yangmenghubungkan perusahaan,
konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, jasa dan informasi yang dilakukan secara
elektronik. (Asnawi, 2004 dalam Triana 2014).
Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain, di dalam
e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan /
perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public
network) yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media
internet.
12
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Sedangkan Purbo dan Wahyudi yang mengutip pendapatnya
Baum (2000) menyebutkan bahwa: “E-commerce is a dynamic set of
technologies, aplications, and business procces that link enterprises,
consumers, and communities through electronic transaction and the
electronic exchange of goods, services, and information”. Bahwa ecommerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas
melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan
informasi yang dilakukan secara elektronik. E-commerce digunakan
sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer), atau antara
perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan public.
Menurut Nuryani dalam Triana (2001) Jika diklasifikasikan, sistem ecommerce ter bagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu:
a.
Electronic Markets(EMs).
EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk melakukan / menyajikan penawaran
dalam
sebuah
segmen
pasar,
sehingga
pembeli
dapat
membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam
pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi
yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli
untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.
Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata
13
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat
mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang
ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan
lebih banyak.
b.
Electronic Data Interchange (EDI).
EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data
transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar antara
organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI didefinisikan
oleh International Data Exchange Association (IDEA) sebagai
“transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui
yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang
lain dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas
penggunaannya, biasanya digunakan oleh kelompok retail yang
besar ketika melakukan bisnis dagang dengan para supplier mereka.
EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan,
sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara
langsung dari satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer
yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari
penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan
berkas
dan
intervensi
dari
manusia.
Keuntungan
dalam
menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat,
mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang
14
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran
dapat dilakukan secara elektronik.
c.
Internet Commerce.
Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan
komersial ini seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa.
Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan /
pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau
sarana lain setelah uang ditransfer kerekening penjual. Penggunaan
internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti
mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu
lebih sesuai ditawarkan melalui internet harga lebih murah
mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya
dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat.
Internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang
paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah, serta pembelian
melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang
sampai di tempat pemesan.
Secara garis besar, e-commerce saat ini diterapkan untuk
melaksanakan aktivitas ekonomi business-to-business, business-toconsumer dan consumer-to-consumer (Nuryani, dalam Triana, 2001).
Berikut penjelasannya:
a.
Business-to-business
15
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku
bisnis atau dengan kata lain transaksi secara elektronik antar
perusahaan (dalam hal ini pelaku bisnis) dan dalam kapasitas atau
volume produk yang besar.
b.
Business-to-consumer
Bentuk bisnis yang menghubungkan perusahaan dengan para
pelanggan lewat internet, menyediakan instrumen penjualan produkproduk atau jasa-jasa dan mengatur komunikasi dan hubungan
dengan para pelanggan.
c.
Consumer-to-consumer
Merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan
antar konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada
saat tertentu pula. Segmentasi consumer-to-consumer ini sifatnya
lebih khusus karena transaksi dilakukan ke konsumen yang
memerlukan transaksi.
Menurut Muhammad dalam Triana (2002), dalam dunia e-
commerce, terdapat beberapa model bisnis yang dapat dikategorikan
menjadi sembilan model bisnis. Kesembilan model ini adalah:
a.
Virtual
Storefront, yaitu menjual produk fisik atau jasa secara
online, sedangkan pengirimannya menggunakan sarana-sarana
tradisional.
b.
Marketplace Concentrator, yaitu memusatkan informasi mengenai
produk dan jasa dari beberapa produsen pada satu titik sentral.
16
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
c.
Information Broker, yaitu menyediakan informasi mengenai produk,
harga dan ketersediaannya dan kadang menyediakan fasilitas
transaksi.
d.
Transaction Broker, yaitu pembeli dapat mengamati berbagai tarif
dan
syarat pembelian, namun aktivitas bisnis utamanya adalah
memfasilitasi transaksi.
e.
Electronict Clearinghouses, yaitu menyediakan suasana seperti
tempat
lelang produk, dimana harga dan ketersediaan selalu
berubah tergantung pada reaksi konsumen.
f.
Reverse Auction, yaitu konsumen mengajukan tawaran kepada
berbagai penjual untuk membeli barang atau jasa dengan harga yang
dispesifikasi oleh pembeli.
g.
Digital Product Delivery, yaitu menjual dan mengirim perangkat
lunak, multimedia dan produk digital lainnya lewat internet.
h.
Content Provider, yaitu menyediakan layanan dan dukungan bagi
para pemakai perangkat lunak dan perangkat keras.
i.
Online Service Provider, yaitu menyediakan layanan dan dukungan
bagi para pemakai perangkat lunak dan perangkat keras.
Menurut Sakti, (2001), berbeda dengan transaksi perdagangan
biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik yang
sangat khusus, yaitu:
17
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
a.
Transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang
suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international.
Sehingga, hanya perusahaan atau individu dengan modal besar yang
dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini dengan
internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan
produknya secara internasional cukup dengan membuat situs web
atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa batas waktu
(24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat
mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara on line.
b.
Transaksi anonim
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet
tidak harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak
memerlukan nama dari pembeli sepanjang mengenai pembayarannya
telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang ditentukan,
yang biasanya dengan kartu kredit.
c.
Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan
produk lain yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet
dengan
cara
mendownload
secara
elektronik.
Dalam
perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga
meliputi barang-barang kebutuhan hidup lainnya.
18
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
d.
Produk barang tak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce
dengan menawarkan barang tak berwujud separti data, software dan
ide-ide yang dijual melalui internet.
Implementasi e-commerce pada dunia industri yang penerapannya
semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi
menjadisemakin dinamis dan global, namun telah membentuk suatu
masyarakat tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik
(Electronic Business
Community).
Komunitas
ini
memanfaatkan
cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi, dan berkoordinasi
ini secara intens memanfaatkan media dan infrastruktur telekomunikasi
dan teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari.
Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai
pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah membentuk
sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan (demand) dan
penawaran (supply). Transaksi yang terjadi antara demand dan supply
dapat dengan mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan berada
dalam sisi geografis yang berbeda karena kemajuandan perkembangan
teknologi informasi, yang dalam hal ini adalah teknologi e-commerce
(Indrajit &Eko, 2001).
Sebagaimana halnya dunia bisnis tradisional yang tidak lepas dari
masalah-masalah, juga tidak ketinggalan dihadapkan dengan berbagai
persoalan yang tidak begitu jauh bedanya tetapi letak masalahnya
19
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
berbeda
dan
bersifat
lebih
kompleks
yaitu
berupa
ancaman
penyalahgunaan dan kegagalan sistem yang terjadi. Hal ini meliputi:
kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan, pencurian
informasi rahasia, penggunaan akses ke sumber pihak yang tidak berhak,
kehilangan kepercayaan dari para konsumen dan kerugian-kerugian yang
tidak terduga misalnya gangguan dari luar yang tidak terduga,
ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia
atau kesalahan sistem elektronik (Indrajit & Eko, 2001).
2.
Kepercayaan
Kepercayaan merupakan nilai yang paling dihargai dalam
hubungan antar manusia. Kepercayaan adalah rasa percaya yang dimiliki
orang terhadap orang lain, dimana kepercayaan ini didasarkan pada
integritas, reliabilitas dan kredibilitas. Kepercayaan akan ada, apabila
saling percaya dan itu terjadi jika saling terbuka, kompeten, adil, jujur,
akuntabel dan penuh penghargaan. Dipandang sebagai orang yang dapat
dipercaya, seseorang harus dilihat sebagai orang yang jujur, kompeten
dan memiliki ketulusan pada orang lain (Wibowo, 2006).
Kepercayaan merupakan kunci utama dalam
segala
bentuk
bisnis baik dalam lingkungan online maupun offline. Di dunia offline
kepercayaan dibangun dengan saling kenal mengenal secara baik, ada
proses ijab-qabul, ada materai, ada perjanjian dan lain-lain. Para pelaku
bisnis selain itu diproteksi pula secara horizontal oleh hukum-hukum
20
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
disamping proteksi secara vertikal seperti norma, nilai dan etika yang
dianut oleh para pelaku
bisnis. Dalam dunia online demikian pula,
harmonisasi antara ketiga aspek di atas (value, law dan konsensus)
dipadukan dengan mekanisme-mekanisme pembangun kepercayaan
secara total dalam proses keseluruhan (Muhammad et al, dalam Triana,
2002). Menurut James (2003) beberapa elemen penting dari kepercayaan
yaitu:
a.
Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan
tindakan masa lalu. Hal ini ditandai dengan adanya pembelian
ulang.
b.
Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan
dapat diandalkan.
c.
Kepercayaaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri
dalam resiko.
d.
Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri
partner.
Kepercayaan digambarkan sebagai suatu tindakan kognitif
(misalnya, bentuk pendapat atau prediksi bahwa sesuatu akan terjadi
atau orang akan berperilaku dalam cara tertentu), afektif (misalnya
masalah perasaan), atau konatif (misalnya masalah pilihan atau
keinginan) (Nazar & Syahran, dalam Shomad, 2008). Bebera pa
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh
positif terhadap minat menggunakan e-commerce, di antaranya penelitian
21
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
yang dilakukan oleh Kim et al. (2007), Pavlou (2003), dan Suh dan Han
(2003).
Risiko dan kepercayaan memiliki hubungan erat karena
kepercayaan akan sulit timbul apabila masih terdapat risiko yang terlalu
besar (Artha, dalam Shomad 2011). Dalam penelitiannya yang dilakukan
di Taiwan, Hung
et al (2006) menyimpulkan bahwa kepercayaan
berpengeruh positif terhadap sikap penggunaan layanan e-commerce.
Penelitian yang dilakukan oleh Cho
(2006) konsisten dengan hasil
penelitian Hung et al (2006). Cho menyimpulkan bahwa kepercayaan
pada jasa online mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap
penggunaan jasa online.
3.
Resiko
Risiko
adalah
suatu
keadaan
ketidakpastian
yang
dipertimbangkan seseorang untuk memutuskan iya atau tidak melakukan
transaksi secara online (Cho, 2006 dalam Yutadi 2015). (Murphy & Enis,
1986 dalam Yutadi 2015) mendefinisikan persepsi risiko sebagai
penaksiran pelanggan secara pribadi terhadap konsekuensi negatif ketika
membuat suatu kesalahan dalam transaksi. Kim et al (2007) yang
mendasar pada Jacoby dan Kaplan (1972), mengklasifikasi persepsi
risiko konsumen ke dalam tujuh tipe yaitu, risiko finansial, performa,
fisik, psikologi, sosial, waktu, dan risiko peluang. Menurut Nazar dan
Syahran (2008), persepsi resiko adalah tingkat ketidakpastian yang harus
22
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
ditanggung oleh konsumen jika melakukan transaksi secara online.
Persepsi resiko menunjuk pada rasa ketidakpastian yang dialami oleh
konsumen saat memutuskan untuk
melakukan
pembelian melalui
perusahaan online (Gurung, 2006 dalam Safina 2015).
Pengertian lain mengenai persepsi resiko adalah persepsi atas
ketidakpastian dan konsekuensi yang akan dihadapi setelah melakukan
aktivitas tertentu (Hsu dan Chiu, 2004). Resiko persepsian merupakan
suatu
persepsi-persepsi
tentang
ketidakpastian
dan
konsekuensi-
konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan (Hsu dan
Chiu 2004 dalam Saraswati 2013). Persepsi resiko digunakan sebagai
suatu pengganti resiko karena sukar untuk menangkap resiko sebagai
suatu sasaran yang pasti. Menurut (Sjöberg et al, 2004 dalam Saraswati
2013), persepsi resiko merupakan penaksiran subyektif mengenai
probabilitas tipe yang menspesifikkan kecelakaan yang terjadi dan
bagaimana kekuatiran akan konsekuensi yang ditimbulkan.
4.
Persepsi Manfaat
Persepsi manfaat adalah tingkat sejauh mana seseorang yakin
bahwa dengan menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan
kinerja pekerjaannya (Jiang et al, 2000; Malhotra & Galletta, 1999,
dalam Saraswati 2013).
23
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Individu yang merasa semakin mudah menggunakan internet,
akan merasa semakin mudah mendapatkan manfaat dari teknologi
tersebut. Margherio (1998) menyatakan bahwa konsumen internet
melaporkan bahwa mereka melakukan pembelian di situs web karena
adanya
perceived
benefit
(misalnya,
kenyamanan
meningkat,
penghematan biaya, penghematan waktu, peningkatan berbagai produk
untuk memilih dari dibandingkan dengan belanja secara tradisional).
Individu yang merasa semakin mudah dan memahami penggunaan
internet, akan merasa semakin mudah mendapatkan manfaat dari
teknologi tersebut. Persepsi manfaat (perceived usefulness) merupakan
suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan
mendatangkan
manfaat
(Wibowo,2008)
yang
bagi
orang
yang
menggunakannya
juga mendasarkan pada (Davis, 1989 dalam
Yolanda 2014).
Davis et al (1989) dalam Yolanda (2014) mendefinisikan persepsi
manfaat (Perceived Usefulness) sebagai “the degree to which a person
believes that using particular system would enhance his or her job
performance” (suatu tingkatan di mana seseorang percaya bahwa
penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja
orang tersebut). Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa
manfaat dari penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan
kinerja dan prestasi kerja orang yang menggunakannya. Penerimaan
teknologi oleh pengguna ditentukan oleh dua tipe motivasi, yaitu
24
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul
karena adanya ekspektasi yang dirasakan oleh individu itu sendiri dari
hasil berinteraksi dengan sebuah aplikasi sistem teknologi informasi.
Sedangkan motivasi ekstrinsik muncul karena adanya ekspektasi atas
penggunaan aplikasi sistem teknologi informasi tertentu yang diterima
dari luar.
5.
Privasi
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang
dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan
privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan,
yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru
ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain.
Adapun definisi lain dari privasi yaitu sebagai suatu kemampuan untuk
mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan pilihan atau
kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. Privasi
jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri seseorang secara fisik
terhadap pihak pihak lain dalam rangka menyepi saja (Prabowo 1998).
Adapun faktor – faktor privasi menurut (Prabowo1998) :
a.
Faktor personal
Ada perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu
penelitian pria lebih memilih ruangan yang terdapat tiga orang
sedangkan wanita tidak mempermasalahkan isi dalam ruangan itu.
25
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
b.
Faktor situasional
Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan
dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di
dalamnya untuk mandiri.
c.
Faktor budaya
Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan perbedaan
dalam banyaknya privasi yang diinginkan tetapi berbeda dalam cara
bagaimana mereka mendapatkan privasi. Misalnya rumah orang
jawa tidak terdapat pagar dan menghadap ke jalan, tinggal dirumah
kecil dengan dinding dari bamboo terdiri dari keluarga tunggal anak
ayah dan ibu.
Adapun fungsi Privasi Menurut Altman dalam Prabowo, (1998)
ada tiga fungsi dari privasi, yaitu:
a.
Pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh
mana hubungan dengan oang lain diinginkan, kapan waktunya
menyendiri dan kapan waktunya bersamasama dengan orang lain
dikehendaki.
b.
Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan
orang lain, yang meliputi keintiman atau jarak dalam berhubungan
dengan orang lain.
c.
Memperjelas identitas diri
26
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
6.
Kontrol Perilaku
Kontrol perilaku persepsian direfleksikan oleh pengalaman masa
lalu dan juga kepemilikan sumber-sumber daya (misalnya uang, keahlian,
waktu,
kerjasama
dengan
organisasi
lainnya)
dan
kesempatan-
kesempatan, (Ajzen, 1991 dalam Novitasari 2015). Sedangkan menurut
Pavlou dan Fygenson (2006) persepsi kontrol perilaku adalah kemudahan
atau kesulitan konsumen dalam mendapatkan informasi produk dan
pembelian produk dari vendor web yang dirasakan oleh masing-masing
individu. Nazar dan Syahran (2008) menyatakan bahwa kemudahan
dalam penggunaan merupakan sejauh mana seorang individu berpikir
untuk bagaimana menggunakan atau menemukan sesuatu hal dengan
mudah dengan pemikirannya dia, dan itu merupakan faktor penting untuk
mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.
7.
Konsep Niat Penggunaan Sistem E-commerce
Niat yaitu suatu keinginan untuk melakukan perilaku, niat itu
dapat berubah-ubah sesuai dengan berjalannya waktu, (Jogiyanto, 2007
dalam Novitasari 2015). Menurut Nazar dan Syahran. (2008), niat terdiri
dari dua elemen yaitu niat terhadap perilaku dan kemungkinan akan
melakukan perilaku. Niat terhadap perilaku menunjukkan seberapa jauh
seseorang memiliki niat untuk melakukan perilaku di masa yang akan
datang. Kemungkinan akan menentukan perilaku menunjukkan seberapa
27
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
jauh kemungkinan seseorang akan melakukan perilaku di masa yang
akan datang tersebut.
Dalam lingkup e-commerce, niat menunjuk pada kemauan
seseorang untuk melakukan pembelian secara online. Sehingga,
mengukur niat akan dapat memberikan indikasi terhadap perilaku
konsumen untuk bertransaksi secara online (Gurung, 2006 dalam
Novitasari 2015).
Niat
untuk
melakukan
pembelian
atau
transaksi
dapat
diklasifikasikan sebagai salah satu komponen perilaku kognitif konsumen
tentang bagaimana seorang individu bermaksud untuk membeli merek
tertentu, (Linget al. 2010). Niat pembelian secara online adalah situasi
ketika seorang pelanggan bersedia dan berniat untuk terlibat dalam
transaksi online. Transaksi online dapat dianggap sebagai kegiatan di
mana proses pencarian informasi, transfer
informasi, dan pembelian
produk, (Pavlou, 2003 dalam Novitasari 2015).
Dalam penelitian ini menggunakan variabel kontrol perilaku
persepsian yang merupakan unsur dari Theory of Planned Behavior.
Theory of Planned Behavior merupakan pengembangan lebih lanjut dari
Theory of Reasoned Action. Teori ini mengasumsikan bahwa kontrol
perilaku persepsian mempunyai implikasi motivasional terhadap niat,
(Jogiyanto, 2007 dalam Novitasari 2015). Inti dari the theory planned
28
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
behavior, adalah niat seorang individu untuk melakukan suatu perilaku
tertentu, (Jogiyanto, 2007 dalam Novitasari).
Penelitian ini akan menggunakan lima variabel independen yaitu
kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi dan
persepsi kontrol perilaku. Penelitian ini digunakan untuk menguji apakah
keempat variabel ini memiliki motivasi terhadap niat pengguanaan ecommerce.
8.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah mengkaji mengenai pengaruh
kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi, dan
persepsi kontrol perilaku terhadap niat penggunaan sistem e-commerce.
Antara lain:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Novitasari,
2015
Variabel Independen :
kepercayaan (X1), persepsi
resiko (X2), persepsi manfaat
(X3), dan persepsi kontrol
perilaku (X5)
Variabel Dependen :
Niat penggunaan E-commerce
2.
Yutadi,
2015
Variabel Independen :
Pengaruh Persepsi Privasi
(X4), Persepsi Keamanan,
PersepsiKepercayaan (X1),
Persepsi Risiko (X2),
Persepsi Kegunaan dan
Persepsi Kemudahan
Variabel Dependen :
Variabel kepercayaan,komitmen,
persepsi manfaat, dan persepsi
kontrol perilaku terbukti
berpengaruh terhadap loyalitas
nasabah.Sebaliknya, konstruk
persepsi resiko tidak berpen garuh
terhadap niat penggunaan sistem
E-commerce.
Hasil analisis untuk model ini
menunjukkan bahwa minat
penggunaan E-commerce
dipengaruhi secara positif oleh
konstruk persepsi privasi, konstruk
persepsi kepercayaan, konstruk
persepsirisiko, konstruk persepsi
kegunaan, dan konstruk persepsi
29
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
terhadap Minat Penggunaan
E-commerce.
3.
Shomad,
2013
4.
Saraswati,
2013
5.
Yolanda,
2014
9.
Variabel Independen :
Pengaruh Kepercayaan (X1),
Persepsi Kegunaan, Persepsi
Kemudahan, dan Persepsi
Risiko (X2).
Variabel Dependen :
Perilaku
Penggunaan E-commerce
Penerimaan sistem Ecommerce :
Pengaruh kepercayaan (X1),
persepsi manfaat (X3) dan
persepsi risiko (X2).
Variabel Independen :
Pengaruh Persepsi Manfaat
(X3), Persepsi Kemudahaan,
Persepsi Kenyamanan, Dan
Norma Subjektif
Variabel Dependen :
Terhadap Minat Menggunakan
Electronic Commerce (Ecommerce)
kemudahan.
Sedangkan konstruk persepsi
keamanan tidak memberikan
pengaruh positif terhadap minat
penggunaan e-commerce.
Hasil analisa adalah perilaku untuk
menggunakanE-commerce
dipengaruhi oleh minat, serta
konstruk minat dipengaruhi oleh
persepsi kegunaan, persepsi
kemudahan, dan persepsi risiko.
Hasil analisis untuk model ini
menunjukkan bahwa konstruk
minat berpengaruh terhadap
perilaku untuk menggunakan
layanan E-commerce, serta
konstruk kepercayaan dan persepsi
manfaat berpengaruh terhadap
minat digunakannya layanan sistem
E-commerce. Sedangkan konstruk
persepsi risiko tidak berpengaruh
terhadap minat digunakannya
layanan E-commerce.
Hasil analisis untuk model ini
menunjukkan bahwa persepsi
manfaat dan persepsi kenyamanan
berpengaruh terhadap minat
menggunakan E-commerce.
Sebaliknya, persepsi kemudahaan
dan norma subjektif tidak memiliki
pengaruh terhadap minat
menggunakan E-commerce.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Tidak semua orang akan melakukan penggunaan sistem ecommerce untuk melakukan transaksi jual beli. Dikarenakan banyak
faktor yang harus dilihat untuk memilih sistem penggunaan e-commerce.
Kepercayaan contohnya, seseorang tidak akan melakukan penggunaan ecommerce
jikalau
tidak
mempercayainya.
Pada
penelitian
ini,
kepercayaan diasumsikan sebagai kepercayaan terhadap orang atau pihak
30
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
tertentu. Diungkapkan pula oleh Moorman (1992) dalam Setiwan,
(2007), bahwa keterhubungan antara dua pihak yang melakukan
pertukaran, dalam hal ini pengguna informasi penelitian dengan para
peneliti, kualitas interaksi dengan peneliti, keterlibatan peneliti dalam
proses penelitian, dan komitmen untuk melakukan keterhubungan.
Artinya kepercayaan dan komitmen merupakan variable-variabel yang
terkait erat dengan perilaku penggunaan informasi penelitian pasar.
Berdasarkan penelitian Novitasari, (2015) dan Yutadi, (2015) bahwa
kepercayaan berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem ecommerce.
Seiring
maraknya
kejahatan
internet,
seperti
misalnya
pembobolan kartukredit dan penipuan, faktor kepercayaan menjadi hal
yang sangat penting dalam transaksi online shop. Konsep kepercayaan ini
berarti bahwa pembeli percaya terhadap keandalan pihak penjual online
yang dapat menjamin keamanan bertransaksi online. Keamanan berarti
bahwa transaksi penjualan online dapat dipercaya. Hal ini disebabkan
oleh faktor persepsi resiko yang mana penggunaan e-commerce memiliki
banyak resiko salah satu contohnya adalah penipuan. Tetapi itu bisa
diantisipasi dengan memilih e-commerce yang memiliki sistem proteksi
yang baik. Hal ini akan membuat konsumen merasa tenang dan akan
berdampak positif. Berdasarkan penelitian Novitasari, (2015) Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi resiko tidak berpengaruh
terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. Sedangkan menurut
31
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Yutadi, (2015) menunjukkan bahwa persepsi risiko berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan e-commerce.
Berbeda dengan hal itu, faktor persepsi manfaat pun bisa
berpengaruh
untuk
melakukan
penggunaan
sistem
e-commerce
dikarenakan seseorang memahami sistem tersebut salah satu contohnya
adalah manfaat kepraktisan. Kepraktisan ini menjadi nilai tambahan
untuk sistem berbelanja online. Hasil penelitian Novitasari, (2015) dan
Saraswati (2013) menunjukan bahwa persepsi manfaat berpengaruh
positif terhadap niat penggunaan sistem e-commerce.
Begitu juga dengan persepsi privasi, bagaimana suatu perusahaan
e-commerce bisa menjaga kepercayaan konsumen dengan tidak
menyalahgunakan data pribadi konsumen yang akan berbelanja di ecommerce. Hal ini menjadi hal yang penting, karena tidak semua orang
ingin hak privasinya terganggu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Yutadi, (2015), persepsi privasi memberikan pengaruh positif
terhadap minat penggunaan e-commerce.
Dan persepsi kontrol perilaku dimana konsumen memiliki waktu
yang bebas dan tempat yang bebas untuk melakukan aktivitas berbelanja
online. Hasil penelitian Novitasari, (2015) menunjukkan bahwa persepsi
kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem ecommerce.
Dengan kata lain ada 5 (lima) variabel bebas penelitian yang
dapat mempengaruhi niat penggunaan sistem e-commerce yang nantinya
32
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
akan dianalisis terhadap niat penggunaan e-commerce. Berdasarkan
pemikiran tersebut, dapat diambil suatu kerangka yang diterjemahkan ke
dalam suatu model pengukuaran niat penggunaan sistem e-commerce
yang secara sederhana yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. Kerangka
pemikiran pada penelitian ini sebagaimana yang tampak pada gambar
dibawah ini:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kepercayaan
(X )
Persepsi Resiko
(X )
Persepsi Manfaat (X3)
H1
H2
H3
Niat Penggunaan
Sistem E-commerce
(Y)
H4
Persepsi Privasi (X4)
H5
Persepsi Kontrol
perilaku (X5)
H6
10. Hipotesis
Menurut Sugiyono, (2013) Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah perlu penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
yang masih perlu dibuktikan benar atau tidak. Dalam penelitian ini
hipotesis yang diajukan adalah:
33
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
H1
=
Kepercayaan
secara
parsial
berpengaruh
terhadap
niat
penggunaan sistem e-commerce.
H2
= Persepsi resiko secara parsial berpengaruh terhadap niat
penggunaan sistem e-commerce.
H3
=Persepsi manfaat secara parsial berpengaruh terhadap niat
penggunaan sistem e-commerce.
H4
=Persepsi privasi secara parsial berpengaruh terhadap niat
penggunaan sistem e-commerce.
H5
= Persepsi privasi secara parsial berpengaruh terhadap niat
penggunaan sistem e-commerce.
H6
= Kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi
dan persepsi kontrol perilaku secara simultan berpengaruh terhadap
niat penggunaan sistem e-commerce
34
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi…, Muhammad Fadlan Nafi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Download