BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan perbankan

advertisement
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan perbankan di Indonesia mulai dari yang konvensional hingga
yang syariah sangatlah ketat. Hal tersebut tampak sekali dengan adanya Bank
asing yang masuk ke Indonesia. Seperti contohnya OCBC Bank yang memiliki
saham sebesar 70% di Bank NISP. Tidak hanya itu saja, seperti halnya Bank asing
yaitu ANZ (Australia), HSBC(Hong Kong) dan lainnya adalah Bank asing dengan
kepemilikian saham terbesar di beberapa perbankan nasional. Tidak lupa dengan
industri perbankan syariah di Indonesia yang akan kedatangan pesaing bank-bank
syariah timur tengah seperti Kuwait Finance House yang merupakan salah satu
Islamic Bank terbesar di Kuwait.
Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, Mulya Siregar
mengatakan bahwa ada dua investor timur tengah yaitu Albarkah dan Asian
Finance Bank yang sangat tertarik untuk membeli Bank lokal. Adapun beberapa
faktor yang membuat bank-bank asing berminat untuk berinvestasi di Indonesia.
Salah satu alasannya yaitu karena tingginya Net Interest Margin (NIM) di
perbankan Indonesia. Jika kita bandingkan, untuk Bank asing di negara mereka
masing-masing NIM yang di dapat hanya sekitar 2-3%. Sedangkan di Indonesia
NIM yang di dapat rata-rata sebesar 6%. 1
1
Persaingan Bank Lokal dan Bank Asing. Blog Pasca Gunadarma [online].
Diakses pada 9 April 2014 dari http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/05/persainganbank-lokal-dan-bank-asing/
2 Persaingan perbankan dianggap menjadi salah satu indikator penurunan
tingkat margin perbankan. Hal ini dianggap dapat menguntungkan konsumen dan
dianggap dapat membuat persaingan perbankan lebih kompetitif. Pembatasan
aktivitas bank asing masuk ke daerah-daerah oleh Bank Indonesia (BI) ternyata
dinilai tidak menguntungkan konsumen perbankan. Hal ini dikarenakan
rendahnya tingkat kompetisi perbankan yang berakibat pada sulitnya menurunkan
tingkat margin yang dinilai sangat tinggi.
Kekuatan modal yang dimiliki investor asing akan mempermudah
penetrasi dan dominasi industri perbankan dalam negeri. Kelonggaran Ini tentu
saja didukung oleh UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang mengizinkan
kepemilikan asing pada Bank lokal hingga 99 persen. 2
Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang
berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya
sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi pembayaran, serta alat
transmisi kebijakan moneter. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1999
tentang ketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang
pembantu dan kantor perwakilan dari Bank yang berkedudukan di luar negeri
2
Ibid.
3 dalam pasal 1 (satu) ayat 2 (dua) bank yang berkedudukan diluar negeri adalah
Bank yang didirikan berdasarkan hukum asing dan berkantor pusat diluar negeri,
ayat 3 (tiga) kantor cabang adalah kantor dari yang berkedudukan di luar negeri
yang secara langsung bertanggung jawab kepada Kantor Pusat Bank yang
bersangkutan dan mempunyai alamat serta tempat kedudukan di Indonesia dan
ayat 4 (empat) kantor cabang pembantu adalah kantor dari Bank yang
berkedudukan di luar negeri yang secara langsung bertanggung jawab kepada
kantor cabang Bank yang bersangkutan dengan alamat tempat usaha yang jelas
dimana Kantor Cabang Pembantu tersebut melakukan kegiatan usahanya. 3
Dengan adanya peraturan ini maka Kantor Cabang Bank Asing akan
berbentuk kantor cabang dan apabila terjadi masalah atau bahkan tutup dipusatnya
maka akan berdampak pada cabangnya. Maka dari itu kinerja Bank asing harus
selalu dengan kondisi yang sehat agar nasabah akan tetap percaya. Sebagai bukti
apabila Bank tersebut layak dipercaya apabila pihak Bank dapat memperhatikan
kelancaran pihak yang memerlukan dana dalam memenuhi kewajibannya. Namun
dalam kenyataannya pada tahun 2008 banyak Bank yang bermasalah karena
tingkat kredit macet yang tinggi. Hal ini dapat terjadi karena iklim persaingan
bank yang berlomba-lomba untuk menarik nasabah dengan persyaratan kredit
yang mudah sehingga Bank dalam menyalurkan kreditnya tidak berdasarkan
prinsip kehati-hatian. 4
Kondisi persaingan antar Bank yang begitu ketat dan ancaman likuidasi
bagi Bank yang bermasalah membuat para bankir harus bekerja lebih keras untuk
3
4
Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta. Raja Grafindo. 2003 hal 3
Putra, Wiyas dan Ambika Pega, Analisis Faktorā€faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
Lembaga Perbankan. Jurnal. 2011 hal 1
4 terus meningkatkan kinerjanya sehingga kesehatan Bank dapat dijaga bahkan
dipertahankan. Tingkat kesehatan Bank merupakan suatu nilai yang harus
dipertahankan oleh tiap Bank, karena baik buruknya tingkat kesehatan Bank akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan pihak-pihak yang berhubungan dengan Bank
yang bersangkutan. Bank Swasta Asing, adalah Bank yang didirikan dalam bentuk
cabang Bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk campuran antara
Bank asing dengan Bank nasional yang sudah ada di Indonesia. Bank asing ini
hanya diperkenankan menjalankan operasinya di lima kota besar di Indonesia,
contoh : Citibank, HSBC. 5
Peranan Bank asing terhadap perkembangan perekonomian Indonesia,
terutama dilihat dari indikator penyaluran kredit. Kinerja bank asing dibandingkan
dengan kinerja Bank campuran dan Bank domestik untuk mengetahui peranannya
masing-masing terhadap perekonomian nasional. Bank asing secara khusus lebih
fokus menjadi Bank yang melakukan aktivitas yang menghasilkan fee (fee based
income), sehingga kurang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional.
Masuknya institusi perbankan asing melalui akuisisi saham-saham
perbankan nasional (dengan predikat Bank campuran seperti ANZ Panin Bank,
Korea Exchange Bank Danamon, Bank Maybank Indocorp / BII dsb) maupun
melalui pendirian cabang lintas laut (overseas branch) seperti Citibank, OCBC,
DBS, Standar Chartered, HSBC dan sebagainya menciptakan tekanan yang
semakin berat dalam persaingan. Pangsa pasar saat ini tidak hanya sebatas konsep
5
Perkembangan Perbankan Indonesia [online]. Diakses pada 9 November 2013 dari
http://www.pradipha.com/2012/07/makalah-perkembangan-perbankan_24.html
5 segmen korporasi, komersial dan retail (perorangan), bank-bank asing tersebut
juga telah menyasar pasar-pasar pada segmen retail (baik untuk produk simpanan
maupun penyaluran kredit). Dengan dukungan kuat dari sisi funding di negara
induknya dan best practice dalam pelayanan internasional serta kemampuan
teknologinya bank-bank asing tersebut sangat berpotensi mengancam bank-bank
nasional di pasar-pasar nasional. Belum lagi image yang dimunculkan masyarakat
tentang segala yang berbau asing sangat kuat dalam penentuan preferensi
sehingga bukan hal yang luar biasa apabila banyak individu lebih memilih
bertransaksi dengan bank-bank asing.
Dari total 10 Bank asing yang beroperasi di Indonesia, hanya lima Bank
yang kinerjanya sangat bagus. HSBC konsisten sebagai Bank terbaik di kelompok
Bank asing. Di tengah proses restrukturisasi, Citibank justru mampu memperbaiki
predikatnya. Sepak terjang Bank asing di Indonesia mulai dibatasi. Sulitnya Bank
nasional melebarkan sayap ke sejumlah negara menjadi salah satu alasan lahirnya
keputusan itu. Asas resiprokal dijadikan dasar dalam membatasi gerak Bank asing
yang beroperasi di Indonesia.
Kontribusi Bank asing terhadap perekonomian nasional dinilai masih
minim. Hal itu terlihat dari peran intermediasi melalui peta penyaluran kredit
Bank asing. Salah satunya tampak dari minimnya penyaluran kredit Bank asing ke
sektor usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM).
Saat ini terdapat 10 Bank asing yang beroperasi di Indonesia. Pangsa aset
10 Bank tersebut mencapai 7,31% dari total aset Bank umum yang per Maret
2013 mencapai Rp4.313,83 triliun. Total aset Bank asing pada periode tersebut
6 mencapai Rp315,42 triliun, naik 14,27% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu. Peningkatan aset didorong oleh peningkatan profit yang dicetak Bank
asing. Hingga Maret 2013, net profit kelompok Bank asing tumbuh sebesar
16,28% secara year on year (yoy).
Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), ada lima Bank dari 10 Bank
asing yang berkinerja sangat bagus. Berada di posisi puncak dengan perolehan
skor 95,58%, HSBC mengungguli Standard Chartered Bank (Stanchart) yang
berada di posisi kedua dengan skor 91,29%. Citibank berhasil memperbaiki
predikatnya satu tingkat dari “bagus” menjadi “sangat bagus” pada 2012. Citibank
menyalip Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ karena mengalami penurunan skor dari
86,62% menjadi 83,23% 6
HSBC masih mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif. Bahkan, di
antara Bank asing lain yang beroperasi di Indonesia, kinerja HSBC paling
kinclong. Pada rating 120 bank yang dilakukan Biro Riset Infobank (birl), HSBC
bahkan berada di posisi puncak sebagai Bank asing berkinerja terbaik,
mengungguli 9 Bank asing lainnya. Sepanjang 2012 HSBC sukses meraup laba
sebesar Rp1,55 triliun naik 39,17%, jika dibandingkan 2011 yang sebesar Rp1,12
triliun. Penyaluran kredit Bank ini pun mencatatkan pertumbuhan, yakni sebesar
26,95%. Asetnya pada periode tersebut terkerek 17,17% menjadi Rp64,50 triliun.
Suksesnya HSBC menjadi nomor 1 dalam 10 bank asing versi Majalah
Infobank Juni 2013 tidak lepas dari peran semua divisi HSBC Indonesia dalam
meyakinkan nasabah akan merek HSBC di bandingkan pesaingnya. Sebagai salah
6
Kurniasih, Apriyani. “Kompetisi Ketat HSBC dan Stanchart.” InfoBank No. 411 Juni 2013
hal 58- 59
7 satu grup penyedia jasa perbankan dan finansial terbesar di dunia, dengan jaringan
yang berada di 85 negara dan 296,000 tenaga kerja yang beragam dan tersebar di
seluruh dunia. HSBC beraspirasi untuk mencari potensi-potensi dunia melalui
7,200 kantor yang berada di pasar negara maju dan berkembang. HSBC telah
terbukti sebagai Bank internasional yang terdepan. 7
HSBC, sebagai Bank Eropa terbesar berdasarkan market value telah
dinobatkan sebagai World’s Most Valuable Banking Brand dalam daftar ‘Top 500
Financial Brand’ oleh majalah The Bankers. HSBC juga merupakan satu-satunya
Bank yang meraih nilai triple ‘A’ - merupakan nilai tertinggi dalam survei yang
dilakukan. Pengumuman ini merupakan kelanjutan dari survei intrabrand terhadap
The World’s Most Valuable Brand yang dilakukan kepada merek-merek dagang di
semua sektor, di mana HSBC lompat 5 peringkat menduduki peringkat ke-23. Hal
ini merupakan peningkatan ke-dua tertinggi dari 40 perusahaan yang disurvei.
Chris Clark, Head of Group Marketing HSBC mengatakan: “Hanya dalam
jangka waktu 10 tahun, brand HSBC telah menjadi berkembang menjadi aset yang
sangat kuat dan hal ini juga turut menentukan fokus kami terhadap pasar
berkembang. Para nasabah kami yang berasal dari berbagai sektor bisnis akan
semakin
membutuhkan
solusi
serta
pelayanan
bisnis
yang
berdimensi
internasional, dan dalam hal ini kami memiliki posisi serta kualifikasi yang sangat
tepat untuk membantu mereka, seiring dengan semakin kuatnya posisi tawar dari
brand kami.”
7
Ibid.
8 Brian Caplen, Editor of The Banker mengatakan: “Dunia perbankan saat
ini semakin menyadari akan pentingnya nilai dari brand mereka dan bagaimana
merek ini akan menentukan apa yang mereka kerjakan di semua sektor bisnis di
berbagai tempat. Majalah The Bankers bersama-sama dengan Brand Finance telah
menyusun sebuah daftar yang spesifik berdasarkan nilai brand (brand values),
dan kami mengucapkan selamat kepada HSBC yang berhasil menduduki peringat
teratas dalam daftar kali ini.” 8
Setelah mendapat predikat The World’s Most Valuable Brand di tahun
2013, komitmen HSBC untuk dapat turut berperan dalam dunia perbankan di
Indonesia tercermin dari berbagai penghargaan yang diterima HSBC Indonesia
tahun 2011 antara lain Finance Asia's Best Foreign Commercial Bank, Trade
Finance Magazine's Best Foreign International Trade Bank, Euromoney Best
Sukuk Deal - Republic of Indonesia USD Global Sukuk, Deal of the Year- Axis
World Most Valuable Banking Brand in the world by Forbes Global 2011, di
tahun 2102 - 1st Rank in Euromoney FX Survey, Bisnis Indonesia Banking
Efficiency Award, Sustainable Business Awards 2012 dan Indonesia Green
Awards serta yang tercermin sebagai kontribusi HSBC kepada masyarakat dalam
berbagai aktivitas corporate sustainability. Pada 2013 HSBC Indonesia menerima
penghargaan sebagai Bank Asing Terbaik dari Alpha Southeast Asia untuk kelima
tahun berturut-turut sejak tahun 2009. Penghargaan ini diberikan pada acara
8
HSBC Sebagai “Most Valuable Banking Brand” [online]. Diakses pada 29 Desember 2013 dari
http://businesslounge.co/2013/01/22/hsbc-sebagai-most-valuable-banking-brand-2/
9 tahunan penghargaan Alpha Southeast Asia bagi institusi finansial terbaik, yang
diadakan di Jakarta pada 18 September 2013. 9
Penghargaan yang diraih HSBC Indonesia tidak luput dari kuatnya
manajemen merek HSBC di Indonesia di kalangan perbankan, pasar, masyarakat
dan juga para pesaingnya. HSBC Indonesia mampu menggeser pesaingnya dan
menjadikannya sebagai Bank asing berkinerja sangat bagus yang sampai saat ini
memegang kendali di kalangan Bank asing yang ada di Indonesia.
Brand management atau manajemen merek merupakan strategi marketing
dalam pengaturan suatu produk, boleh disebut juga sebagai seni pengelolaan
merek. Merek sangat penting dalam mencitrakan sebuah produk berkualitas. Janji
(promise) suatu merek menggambarkan karakter dan nilai (values) dari sebuah
produk sehingga konsumen menjadi percaya dan loyal terhadap arti penting
sebuah merek. Akibatnya merek mampu mendorong penjualan produk pada
tingkatan dimana konsumen merasa terpuaskan dan mengalami pengalaman yang
luar biasa. 10
Pada masa yang akan berlangsung dalam kancah persaingan bisnis di era
perkembangan teknologi yang begitu cepat dewasa ini bukan lagi perang kualitas
produk melainkan perang merek. Kualitas produk sudah menjadi standar yang
dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa pun, sementara satusatunya atribut yang sulit ditiru adalah merek yang kuat, yang memberikan
9
Penghargaan Bank Asing Terbaik untuk HSBC Indonesia [online].
Diakses pada 9 November 2013 dari http://www.pengusahaindonesia.co.id/penghargaanbank-asing-terbaik-untuk-hsbc-indonesia/
10
Misbah, Iwa. Strategi Merek [online]. Diakses pada 8 Februari 2015 dari
https://iwamisbah.wordpress.com/2011/05/15/210/
10 pedoman, jaminan, keyakinan, dan harapan kepada pelanggan bahwa dia akan
terpuaskan.
Membangun dan mengelola ekuitas merek telah menjadi sebuah prioritas
bagi perusahaan apapun, di semua tipe industri, dan di semua tipe pasar.
Membangun dan mengelola dengan baik akan meningkatkan loyalitas konsumen
dan keuntungan. Sebuah bisnis yang berorientasi pasar dimana telah
mensegmenkan target pasarnya dan melacak perilaku konsumen melalui
segmentasi berada dalam posisi terbaik untuk membangun sebuah merek yang
sukses. Langkah pertama dalam membangun sebuah identitas merek adalah
menentukan positioning produk yang diharapkan dan preposisi nilai (value
preposition) untuk target pasar yang spesifik. Tanpa spesifikasi ini, proses
penentuan identitas merek akan dengan cepat kabur dan hanya terjebak pada
mengembangkan fitur produk daripada manfaat untuk konsumen. Strategi
pengelolaan merek mutlak dibutuhkan agar supaya terbentuk sebuah taktikal yang
lebih sistematik dan terencana. 11
1.2. Fokus penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan fokus
penelitian, yaitu:
“Bagaimana strategi pengelolaan merek HSBC di Indonesia tahun
2013?”
11
Ibid.
11 1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah ingin
mengetahui strategi pengelolaan merek HSBC di Indonesia tahun 2013.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan
penelitian diatas,
maka
penulis memberikan
pembagian kegunaan penelitian dalam dua bagian, yaitu:
1.4.1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan di
bidang ilmu komunikasi pada umumnya dan periklanan pada khususnya mengenai
strategi pengelolaan merek HSBC di Indonesia. Dan nantinya bisa menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya yang tertarik untuk mempelajari The
Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) dengan permasalahan
yang terdapat di dalamnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi The
Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) dan masukan kepada
divisi bagian Retail Banking WealthManagement (RBWM) yang bermanfaat
untuk menjangkau lebih banyak nasabah, strategi pemasaran dalam periklanan
untuk mencapai benak konsumen lebih jauh, terutama mengenai strategi
pengelolaan merek HSBC di Indonesia.
Download