Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk) Reza Rindy Antika [email protected] Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya Abstract Student Centered Learning is one approach to teaching in education. This approach gives students the freedom to have a chance get in depth knowledge (deep learning) and to improve the quality of students learning. Student Centered Learning (SCL) is applied in Islamic Junior High School Baitul ' Izzah Nganjuk established for 5 years and has got many achievements. Methods of research in this study using a qualitative approach. Techniques in data collection through (1) in depth interviews (2) observation. To analyze the data using constructivism learning theory . The selection of theory is based on the object of study in Islamic Junior High School Baitul 'Izzah Nganjuk, so it can explain the process of Student Centered Learning where students are required to take an active role. From these results research, learning strategies applied by Islamic Junior High School Baitul 'Izzah in Student Centered Learning are (1) Active Learning, learning oriented student activities (2) Contextual Learning, learning strategies with real life students. Obstacles that arise in the learning process based on Student Centered Learning comes from inside and from outside . Inside obstacles that arise from the presence of students who are still passive and not all subject matter can prioritize involvement of the students, especially the material on the basic formula. Outside obstacles is the lack of infrastructure available, the attention of governments is minimal, and the lack of knowledge of the parents of the actual learning process. Keywords: Student Centered Learning, learning process ABSTRAK Student Centered Learning merupakan salah satu pendekatan pengajaran dalam pendidikan. Pendekatan ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk memiliki kesempatan dan fasilitas menggali sendiri ilmu pengetahuannya sehingga akan didapat pengetahuan yang mendalam (deep learning) dan mampu meningkatkan kualitas siswa. Proses pembelajaran berbasis Student Centered Learning (SCL) diterapkan di SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk yang baru berdiri selama 5 tahun dan memiliki banyak prestasi. Metode penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tekhnik dalam pengumpulan data melalui (1) Indepth Interview (2) observasi. Untuk menganalisis data menggunakan teori pembelajaran konstruksivisme. Pemilihan teori ini didasarkan atas obyek penelitian yaitu SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk, sehingga dapat memperoleh penjelasan tentang proses pembelajaran berbasis Student Centered Learning dimana siswa dituntut untuk berperan aktif. Dari hasil penelitian ini diperoleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh SMP Islam Baitul 'Izzah dalam proses pembelajaran SCL yaitu (1) Active Learning, pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas murid (2) Contextual Learning, strategi pembelajaran dengan kehidupan nyata para siswa. Hambatan yang timbul dalam proses pembelajaran berbasis SCL berasal dari dalam dan dari luar. Hambatan yang muncul dari dalam adalah masih adanya siswa yang pasif dan tidak semua materi pelajaran bisa mengutamakan keaktifan siswa terutama materi tentang rumus dasar. Hambatan yang timbul dari luar adalah kurangnya sarana prasarana yang tersedia, perhatian pemerintah yang minim, serta kurangnya pengetahuan wali murid terhadap proses pembelajaran yang sebenarnya. Kata Kunci: Student Centered Learning, Proses Pembelajaran. BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 251 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 P endidikan saat ini merupakan ke- yang menjadikan siswa sebagai objek bu- butuhan yang sangat penting da- kan subjek. Model pembelajaran ini meng- lam masyarakat, karena pendidik- anggap semua siswa sama, padahal setiap an bermanfaat untuk kelangsung- individu memiliki kemampuan berbeda- an dan proses kemajuan hidup manusia. beda. Sistem pendidikan yang ada pada Melalui pendidikan manusia dapat men- umumnya membatasi setiap gerak ruang transfer ilmu pengetahuan, nilai-nilai, ke- murid. Murid menerima semua ilmu pem- trampilan, serta teknologi kepada genera- berian guru, karena guru merupakan sum- si penerusnya. Pendidikan pulalah yang ber pengetahuan (Murwani, 2006). Model menjamin keberlangsungan kebudayaan pembelajaran seperti ini dalam dunia pen- dan peradaban manusia di muka bumi ini. didikan dikenal dengan istilah seragami- Pendidikan memiliki dua arti, yaitu pen- sasi, tanpa memperdulikan potensi serta didikan yang diartikan secara luas dimak- kebutuhan setiap siswa berbeda. Pende- nai bahwa pendidikan adalah bagian dari katan pembelajaran yang konvensional di- kehidupan itu sendiri dan berlangsung se- mana guru sebagai seorang yang ahli me- panjang hayat. Sedangkan pendidikan da- nyampaikan ilmu pengetahuan kepada lam arti sempit dimaknai sebagai penga- muridnya seperti ini biasa disebut dengan jaran yang diselenggarakan di sekolah Techer Centered Learning (Chrosby dalam (Soyomukti, 2010: 27). O'Neil dan McMahon, 2005) Proses pendidikan yang terjadi di Dalam perkembangannya pende- sekolah pada umumnya masih mengguna- katan Teacher Centered Learning (TCL) kan model pembelajaran konvensional tidak lagi sesuai dengan yang terjadi pada yaitu guru memegang posisi sentral se- kehidupan nyata. TCL merupakan pende- bagai sumber belajar yang memberikan katan yang dinilai memandang semua mu- pengetahuan dan ketrampilan pada siswa. rid sama. Untuk beberapa kondisi kegi- Guru sebagai subjek pembawa nilai dan atan TCL memang sudah cukup baik, akan norma budaya menduduki posisi sentral tetapi ketika berhadapan dengan kondisi dalam proses pendidikan (Bernadib dalam murid yang memiliki beragam karakter Murtiningsih, 2004:3). yang berbeda-beda maka paradigma ini Di Indonesia model pembelajaran sudah tidak bijak diterapkan lagi. Proses yang digunakan bersifat konvensional, pembelajaran yang terjadi seharusnya meBioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 252 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 nggunakan pendekatan konstruksivisme, masalah saat murid mengalami kesulitan dimana proses belajar menekankan bah- dalam proses pembelajaran. Natawijaya wa siswa dalam proses pembelajaran dalam Depdiknas (2005:31) menyebutkan harus bersikap aktif membangun penge- bahwa belajar aktif adalah suatu sistem tahuan secara individu, bukan hanya me- belajar mengajar yang menekankan keak- nerima begitu saja pengetahuan yang tifan siswa secara fisik, mental intelektual didapatkan (Anggriamurti, 2009). Penge- dan emosional guna memperoleh hasil be- tahuan yang ada dalam diri manusia me- lajar berupa perpaduan antara aspek kog- rupakan konstruksi (bentukan) dari diri nitif, afektif dan psikomotor. kita sendiri, dibentuk ketika individu me- Maryam Nur Azizah melakukan pe- lakukan interaksi dengan lingkungannya. nelitian pada tahun 2011 terhadap "Efek- Teori pembelajaran konstruksivisme di- tivitas Penggunaan Metode Pembelajaran dukung oleh Piaget yang melalui teori Student Centered Learning Berbasis Class- perkembangan kognitif yang berpendapat room Blogging Untuk Meningkatkan Hasil bahwa pengetahuan tidak boleh diperoleh Belajar Siswa SMA". Penelitian ini mem- secara pasif akan tetapi harus secara aktif bandingkan antara kelas yang mengguna- melalui tindakan (Trianto, 2009:29). kan metode pembelajaran Student Center- Pendekatan pendidikan SCL (Stu- ed Learning berbasis Classroom Blogging dent Centered Learning) muncul sebagai dan kelas yang menggunakan metode kon- alternative pendekatan pendidikan untuk vensional. Penelitian yang dilaksanakan menjawab permasalahan ketidaksesuaian memperoleh kesimpulan bahwa proses pendekatan TCL. SCL merupakan pende- pembelajaran yang menggunakan metode katan pembelajaran yang berpusat pada pembelajaran Student Centered Learning siswa. Dalam pendekatan pembelajaran memperoleh peningkatan hasil belajar SCL, guru harus mampu melaksanakan yang lebih tinggi (Azizah, 2011). perannya dengan baik yaitu tidak hanya Warlan Sugiyo pada tahun pelajar- sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mo- an 2008/2009 melakukan penelitian ter- tivator, fasilitator, dan inovator. Guru ti- hadap siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 dak hanya dituntut untuk mengajar saja di Purworejo tentang "Efektivitas Metode depan kelas melainkan juga berperan Student Centered Learning Yang Berbasis membantu murid untuk memecahkan Fun Chemistry Untuk Meningkatkan Hasil BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 253 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 Belajar Kimia Siswa". Berdasarkan peneli- yang berbasis pada murid (Student Cen- tian dan pembahasan yang dilakukan da- tered Learning). Pembelajaran berbasis pat disimpulkan bahwa pelajaran dengan Student Centered Learning menuntut mu- menggunakan metode Student Centered rid aktif, serta melakukan diskusi dengan Learning yang berbasis Fun Chemistry sa- guru sebagai fasilitator jika menemui ke- ngat efektif untuk meningkatkan hasil be- sulitan. Aktifnya siswa diharapkan mampu lajar kimia (Sugiyo, 2009). menumbuhkan rasa kreatifitas siswa. Ke- Dewasa ini semakin banyak seko- majuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi lah yang menerapkan proses pembelajar- memudahkan para murid untuk memper- an berbasis Sudent Centered Learning. oleh ilmu pengetahuan tidak hanya mela- SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk adalah lui pembelajaran formal saja, akan tetapi salah satu sekolah swasta Islam yang me- bisa melalui berbagai media dan sumber nerapkan pembelajaran yang berbasis Stu- belajar. Sumber belajar bisa dari internet, dent Centered Learning (SCL). SMP swasta lingkungan sekitar, masyarakat, instansi, ini selama kurang lebih 5 tahun berdiri profesi atau bahkan teman sebaya. Pihak memiliki prestasi yang luar biasa mem- sekolah juga mengundang anggota, tokoh banggakan dan mampu bersaing dengan masyarakat, atau orangtua ke dalam kelas SMP Negeri unggulan di Kabupaten Ngan- untuk berbicara dengan topik yang berhu- juk. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk bungan dengan pekerjaannya (Parenting mendeskripsikan bagaimana proses pem- Program). Guru bukan lagi satu-satunya belajaran yang berbasis Student Centered sumber belajar tetapi mitra pembelajaran. Learning di SMP Islam Baitul 'Izzah Ngan- Proses pembelajaran berbasis Stu- juk serta hambatan yang muncul dalam dent Centered Learning memanfaatkan proses pembelajaran berbasis Student berbagai sumber belajar yang ada di seki- Centered Learning. tar sekolah. Perpustakaan mini yang ada di sekolah memiliki buku yang menunjang Penerapan Pembelajaran Student Centered Learning di SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk semenjak pertama kali berdiri sekitar 5 tahun yang lalu sudah melaksanakan pembelajaran proses pembelajaran, selain itu perpustakaan ini juga berisi buku-buku yang bersifat rekreatif yang dapat dibaca untuk mengisi waktu luang siswa. Lingkungan sekitar sekolah selain perpustakaan dapat BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 254 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. sampah dikumpulkan, kemudian dipilah, Contohnya untuk pelajaran PKN, OSIS dan lalu diolah ketika diadakan field study di kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan pengolahan sampah di daerah Baron. Mu- laboratorium demokrasi di luar kelas. Se- rid diajak untuk mengunjungi langsung tiap tahun SMP Islam Baitul 'Izzah Ngan- anggota atau tokoh masyarakat yang ter- juk mengadakan pemilihan ketua OSIS, hal libat masalah pengolahan sampah di Ba- ini secara langsung melatih siswa berani ron, dengan cara ini murid belajar untuk berpendapat dan latihan berorganisasi. berani wawancara untuk menggali infor- Proses pembelajaran IPA tidak ha- masi. Selain melatih murid berani wawan- nya berlangsung di laboratorium saja. cara kegiatan ini memberi pengetahuan Lingkungan sekitar sekolah yang hijau pe- kepada murid bagaimana untuk memilah nuh dengan tanaman serta sawah bagian sampah sebelum dibuang yaitu sampah belakang sekolah menjadi tempat pembe- basah dan sampah kering, serta tidak lajaran IPA. Murid-murid belajar terkait membuang sampah sembarangan demi dengan tanaman, mulai dari proses pena- kebersihan lingkungan sekitar. Dengan naman, pembuatan pupuk, sampai pera- mengangkat tema lingkungan sekitar pro- watan tanaman. Guru memberi langkah- ses pembelajaran akan memiliki keber- langkah pembuatan pupuk kandang, mu- maknaan bagi siswa karena lingkungan rid-murid secara berkelompok memprak- yang paling dekat dan diakrabinya dijadi- tekkan langkah-langkah tersebut. Harapan kan salah satu sumber belajar (Komala- dari pembelajaran ini murid-murid dapat sari, 2010: 141-142) mempraktekkannya di rumah serta me- Kegiatan pembelajaran siswa yang ngurangi penggunaan pupuk kimia yang dialami secara langsung ini dapat tercer- berbahaya untuk lingkungan. min dalam kegiatan pengamatan (obser- Lingkungan sebagai sumber belajar vasi), membuktikan sendiri, diskusi, tanya dimanfaatkan untuk melihat kondisi fisik jawab, dan wawancara. Dengan proses dengan segala permasalahannya, misal yang dialami siswa ini transfer pengeta- dari hal kecil saja kenapa bisa terjadi huan bisa berjalan dengan optimal karena hujan, tentang pencemaran atau tentang siswa mengalami sendiri, sehingga tidak sampah. Murid-murid mengamati tentang hanya teori saja di dalam kelas. Pembela- pengolahan sampah, bagaimana proses jaran berbasis Student Centered Learning BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 255 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 di SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk mem- pat agar dalam penerapannya dalam ber- bina siswa untuk belajar, berpikir dan jalan dengan baik dan tidak menjadi pem- mencari informasi sehingga dalam proses belajaran yang membosankan bagi para pembelajaran yang tercipta suasana yang murid. aktif dan kreatif. SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk Murid pada pembelajaran berbasis menerapkan dua strategi pembelajaran Student Centered Learning harus selalu di- dalam praktek penyampaian proses pem- dorong untuk mempunyai motivasi yang belajaran berbasis Student Centered Le- tinggi untuk bisa mencapai kompetensi arning, yaitu Active Learning dan Contex- yang diharapkan. Murid dimotivasi deng- tual Learning. Strategi pembelajaran yang an cara sering melakukan diskusi sehingga diterapkan mengutamakan keaktifan mu- murid berani mengemukakan pendapat rid, serta menghargai keunikan yang ada serta belajar untuk memecahkan masalah. pada diri setiap murid. Strategi pembe- Murid juga dibiasakan untuk dapat me- lajaran kontekstual mengaitkan pengeta- nyampaikan atau mempresentasikan pe- huan siswa dengan dunia nyata sehingga ngetahuan yang dimilikinya. Dalam pem- memudahkan siswa untuk memahami ser- belajaran berbasis Student Centered Le- ta mengaplikasikan pengetahuan tersebut. arning murid juga tidak boleh takut dengan guru, jika murid memiliki ketakutan Active Learning pada guru tidak bisa melakukan diskusi Active learning adalah salah satu strategi atau sharing dengan nyaman. pembelajaran yang berbasis pada murid (Student Centered Learning). Strategi pem- Praktek Penyampaian Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk adalah sekolah swasta Islam yang sejak awal berdiri memiliki tekad untuk menjadikan proses pembelajaran tidak membosankan bagi murid. Penerapan proses pembelajaran berbasis Student Centered Learning memerlukan strategi pembelajaran yang te- belajaran active learning merupakan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas murid dan menerapkan prinsip learning by doing. Rasa ingin tahu murid pada hal yang belum diketahui mendorong keterlibatannya secara aktif dalam proses pembelajaran (Pannen, 2001: 42). Hal ini berarti bahwa sistem pembelajaran menempatkan murid sebagai subyek pembelajarBioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 256 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 an yang aktif. Murid bukan objek pembe- untuk mencari jawaban. Hasil akhir dari lajaran yang dijejali dengan informasi, te- tugas bisa dalam bentuk presentasi, ber- tapi murid adalah subyek yang memiliki main peran, mindmap, paper ataupun peta potensi. Sehingga proses pembelajaran (gambar) sesuai dengan materi serta harus diarahkan untuk mengembangkan tugas pembelajaran. seluruh potensi yang dimiliki murid. Ketiga, eksplorasi. Murid bersama Active Learning diterapkan dalam kelompoknya melakukan diskusi, wawan- proses pembelajaran di kelas SMP Islam cara pada narasumber, mencari materi tu- Baitul 'Izzah Nganjuk dengan berbagai al- gas melalui internet untuk menyelesaikan ternative. Alternative pembelajaran yang tugas, dan murid melakukan praktikum di aplikasikan di kelas menyesuaikan ma- untuk menemukan sendiri jawaban dari teri serta kemampuan guru. Hal ini dila- suatu permasalahan. kukan untuk menghindari rasa bosan mu- Keempat, presentasi. Presentasi di- rid-murid dengan strategi pembelajaran laksanakan untuk menyampaikan hasil te- yang monoton. Alternative pembelajaran muan jawaban atau kesimpulan suatu ma- yang diaplikasikan di SMP Islam Baitul teri pembelajaran, salah satu anggota ke- 'Izzah seperti berikut. lompok maju menjelaskan jawabannya. Pertama, pembentukan kelompok. Keberhasilan strategi pembelajar- Guru membagi murid menjadi beberapa an active learning ini didukung penuh de- kelompok, pembentukan kelompok bisa ngan media serta sumber belajar yang cu- guru yang menentukan atau murid sendiri kup memadai. Masing-masing kelas di yang menentukan. Kelompok yang sudah SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk disedia- terbentuk akan diberi petunjuk atau kisi- kan LCD, laptop, serta jaringan wifi yang kisi untuk memecahkan masalah kemu- menjangkau tiap kelas. Buku-buku yang dian menemukan jawaban terkait proses relevan dengan materi pembelajaran ba- pembelajaran. nyak tersedia di perpustakaan mini SMP Kedua, pemberian tugas. Guru Islam Baitul 'Izzah Nganjuk. memberikan kisi-kisi materi dan perta- Pelajaran bahasa Inggris dengan nyaan (tugas) kepada murid sesuai materi strategi pembelajaran active learning ter- pembelajaran. Tugas ini bisa didiskusikan lihat sangat menyenangkan bagi murid- dengan kelompok atau mencari sumber murid di SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk. BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 257 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 Memanfaatkan story bird di dunia internet Pembelajaran kontekstual adalah konsep murid diajak aktif menulis cerita meng- belajar dan mengajar yang membantu gu- gunakan bahasa Inggris. Story bird adalah ru untuk mengaitkan materi pembelajaran website yang digunakan untuk proses be- dengan kehidupan nyata para siswa dan lajar dalam pelajaran bahasa Inggris. Tan- mendorong para siswa untuk menerapkan pa disadari murid-murid menulis cerita pembelajaran yang diperoleh di sekolah menggunakan bahasa Inggris di story bird dalam kehidupan nyata siswa di lingkung- tanpa beban. an keluarga ataupun masyarakat luas de- Pelajaran Fisika tidak lagi menye- ngan tujuan akhir untuk menemukan ramkan dan membosankan dengan stra- makna materi tersebut untuk kehidupan- tegi pembelajaran Active Learning. Murid nya (Komalasari, 2010: 6). tidak hanya dijejali dengan teori ataupun Pembelajaran kontekstual yang ada rumus dasar. Dengan menggunakan ke- di SMP Islam Baitul 'Izzah menerapkan canggihan internet pembelajaran bisa le- tujuh komponen utama dalam pembela- bih menyenangkan dan tidak membosan- jaran kontekstual, yaitu: Pertama, kons- kan. Saat materi-materi yang membutuh- truktivisme. Pengetahuan diperoleh para kan contoh benda yang tidak ada di la- anak didik tidak begitu saja, akan tetapi boratorium sekolah, guru menggunakan melalui proses sedikit demi sedikit yang media internet untuk memberi contoh. Vi- kemudian semakin luas. Pengetahuan bu- deo-video di Youtube yang menarik mem- kan seperangkat konsep, kaidah atau fakta buat murid lebih mudah memahami ma- yang siap untuk diambil dan diingat. Anak teri pembelajaran dibandingkan dengan didik mengkonstruksi pengetahuan dan hanya dijelaskan oleh guru. memberi makna melalui pengalaman yang Contextual Learning SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk dalam penerapan proses pembelajaran berbasis Student Centered Learning selain menggunakan strategi pembelajaran active learning juga menggunakan strategi pembelajaran kontekstual (contextual learning). nyata. Kedua, menemukan (Inquiry). Dalam pembelajaran kontekstual diharapkan anak didik memperolehnya bukan dari hasil mengingat, melainkan dari menemukan sendiri melalui pengalamannya, dengan langkah seperti ini: observasi (observation), bertanya (questioning), mengajuBioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 258 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 kan dugaan (hiphotesis), pengumpulan da- dapat merenung tentang sikapnya yang ti- ta (data gathering), serta penyimpulan dak suka makan sayur atau buah adalah (conclusion). sikap yang salah. Seharusnya makan sayur Ketiga, masyarakat belajar (learn- dan buah untuk kesehatan tubuh. ing community). Hasil pembelajaran diper- Ketujuh, penilaian yang sebenarnya oleh melalui kerjasama dengan orang lain. (authentic assessment). Hasil akhir dari Dalam pembelajaran kontekstual diperlu- pembelajaran bukan segalanya, akan te- kan komunikasi dengan banyak orang tapi proses yang diiringi kemajuan belajar tidak hanya guru sebagai pusat informasi. merupakan nilai yang sesungguhnya. Pe- Murid-murid bekerjasama dalam kelom- nilaian dapat berupa penilaian berdasar- pok untuk menemukan pengetahuan. kan perbuatan (performance based) dan Keempat, bertanya (questioning). penilaian tertulis (pencil and paper test). Bertanya adalah salah satu cara menggali Pembelajaran kontekstual yang di- informasi, oleh karena itu anak didik da- terapkan di Baitul 'Izzah memperkenalkan lam proses pembelajaran berbasis kon- materi melalui penemuan, penguatan, ser- tekstual harus dioptimalkan untuk berta- ta keterhubungan. Murid diajak menye- nya. Pengetahuan yang dimiliki anak didik lami materi dengan cara anak menemukan bermula dari bertanya. sendiri jawaban suatu permasalahan, se- Kelima, pemodelan (modelling). Un- hingga diharapkan murid dapat mema- tuk memudahkan pembelajaran perlu ada- hami materi tidak hanya menghafal. Mu- nya model, tidak hanya guru yang bisa rid-murid diajak untuk berkelompok be- menjadi model dalam pembelajaran. Mu- kerjasama dalam sebuah tim baik di dalam rid, orangtua atau masyarakat bisa men- kelas, laboratorium, ataupun di luar seko- jadi model untuk dijadikan contoh. lah ketika melakukan field study. Keenam, refleksi (reflection). Re- Field study merupakan program fleksi adalah respon terhadap suatu keja- pembelajaran yang dilaksanakan SMP dian, aktivitas atau pengetahuan yang Islam Baitul 'Izzah berupa turun lapangan baru diterima. Misalnya di sekolah menda- untuk praktik langsung di masyarakat. pat pengetahuan baru bagaimana harus Murid-murid diajak menemui realitas ke- hidup dengan sehat dan makan sayur hidupan nyata di masyarakat, tidak hanya serta buah, maka anak didik diharapkan teori di kelas. Dalam proses pembelajaran BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 259 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 murid perlu mendapatkan pengalaman Selain masih ada beberapa siswa langsung. Saat melakukan Field Study mu- yang pasif proses pembelajaran berbasis rid-murid melakukan eksplorasi, penemu- Student Centered Learning yang menguta- an (discovery), serta penelitian. Para guru makan keaktifan siswa tidak bisa dite- di SMP Islam Baitul 'Izzah yakin apabila rapkan ke dalam semua materi pembela- murid diberikan pengalaman secara nyata jaran terutama pada saat materi pembela- murid bisa menerima materi dengan mu- jaran rumus dasar matematika atau fisika. dah serta bisa mengaplisikan langsung Pada saat materi rumus dasar matematika pengetahuan yang didapat ke dalam kehi- dan fisika guru harus menerangkan ter- dupan sehari-hari. lebih dahulu. Berbeda dengan materi yang tidak ada rumus dasar, murid-murid bisa Hambatan Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning Saat proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL) di SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk ini tidak dapat dipungkiri menemui hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan tersebut timbul baik dari dalam (faktor internal) ataupun dari luar (faktor eksternal). Hambatan yang timbul dari dalam yaitu beberapa siswa yang masih pasif. Siswa pasif ini akibat dari rasa malu atau kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya. Murid yang masih pasif dalam proses pembelajaran juga memiliki rasa ingin tahu yang kecil, sehingga tidak ada semangat untuk mencari tahu jawaban suatu permasalahan. aktif untuk mencari sendiri jawaban suatu permasalahan terkait pembelajaran. Hambatan dalam proses pembelajaran berbasis Student Centered Learning tidak hanya timbul dari dalam, hambatan dari luar juga timbul dalam proses pembelajaran. Masyarakat terbiasa akan pembelajaran yang konvensional atau klasikal dimana guru adalah pusat pembelajaran dengan metode pembelajaran ceramah. Beberapa wali murid kurang paham tentang pembelajaran yang diterapkan di SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk karena berbeda dengan pembelajaran yang ada di sekolah lain. Sehingga muncul komplain dari beberapa wali murid yang menilai proses pembelajaran yang diterapkan terlalu santai. SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk sebagai sekolah swasta yang baru berdiri BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 260 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 selama 5 tahun sarana prasarana yang nerapkan strategi pembelajaran Active dimiliki masih sangat sederhana. Alat-alat Learning dan Contextual Learning. Active praktikum di laboratorium IPA (Ilmu Pe- Learning merupakan strategi pembelajar- ngetahuan Alam) yang dimiliki juga belum an yang berorientasi pada aktivitas murid. lengkap serta jumlah alat praktikum sa- Hal ini berarti bahwa sistem pembelajaran ngat terbatas. Perhatian pemerintah yang menempatkan murid sebagai subyek pem- masih minim terhadap sekolah ini juga belajaran yang aktif. Sedangkan strategi menjadi hambatan tersendiri untuk pro- pembelajaran kontekstual (Contextual Le- ses pembelajaran di SMP Islam Baitul arning) adalah konsep belajar mengajar 'Izzah Nganjuk. Perhatian pemerintah membantu guru untuk mengaitkan materi yang diharapkan terkait dengan bantuan pembelajaran dengan kehidupan nyata pa- perbaikan serta penambahan sarana pra- ra siswa dan mendorong para siswa untuk sarana, mengingat sekolah ini memiliki menerapkan pembelajaran yang diperoleh prestasi yang membanggakan. di sekolah dalam kehidupan nyata siswa di lingkungan keluarga ataupun masyara- Kesimpulan kat luas dengan tujuan akhir untuk mene- SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk sejak mukan makna materi tersebut untuk kehi- pertama berdiri sudah menerapkan pem- dupannya. belajaran berbasis Student Centered Le- Saat proses pembelajaran berbasis arning. Para guru SMP Islam Baitul 'Izzah Student Centered Learning tidak dapat di- Nganjuk yakin bahwa pembelajaran akan pungkiri menemui hambatan-hambatan berjalan dengan optimal apabila murid dalam pelaksanaannya. Hambatan terse- terlibat secara aktif dalam proses pem- but timbul dari dalam (faktor internal) belajaran. Pengetahuan bukan barang jadi ataupun dari luar (faktor eksternal). Ham- yang siap diambil atau ditransfer dari batan dari dalam yaitu masih ada bebe- guru ke murid, akan hasil bentukan diri rapa siswa yang pasif karena rasa malu sendiri yang merupakan hasil interaksi atau kurang percaya diri serta proses dengan lingkungannya. pembelajaran berbasis Student Centered Dalam penerapan proses pembela- Learning tidak bisa diaplikasikan pada jaran berbasis Student Centered Learning semua pelajaran terutama saat belajar ru- di SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk me- mus dasar (matematika atau fisika). BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 261 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 Hambatan dari luar yaitu sarana dan prasarana yang belum memadai mengingat SMP Islam Baitul 'Izzah Nganjuk baru berdiri selama 5 tahun. Selain itu wali murid yang belum paham akan hakikat pembelajaran yang sebenarnya juga yang Berbasis Fun Chemistry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa". Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia- No. 02/Vol.3 Soyomukti, Nurani. (2010). Teori-Teori Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media protes terhadap proses pembelajaran Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group yang terjadi, wali murid terbiasa dengan Internet pembelajaran konvensional dimana guru Anggriamurti, Ranty Aditya. (2003). "Pembelajaran Transformasi Geometri Dengan Pendekatan Konstruktivis Untuk Meningkatkan Penalaran Logis Siswa Kelas XII SMA BPI 2 Bandung", diambil 17 Oktober, dari ditiahttp://matematika.upi.edu/ind ex.php/penerapan pendekatanmatematika-realistik-untukmeningkatkan-pemahaman-siswaterhadap-konsep-bilangan-bulatpenelitian-tindakan-kelas-terhadapsiswa-kelas-vii-e-smp-2-banjarankab-bandung/ menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Sehingga memunculkan protes- selalu ceramah di depan kelas. Daftar Pustaka Depdiknas. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Jakarta: Ditjen Dikdasmen Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT Refika Aditama Murtiningsih, Siti. (2004). Pendidikan Alat Perlawanan, Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire, Yogyakarta: Resist Book Murwani, Elika Dwi. (2006). "Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis Siswa". Jurnal Pendidikan Penabur-No. 06/Th. V/Juni Pannen, Paulina dkk. (2001). Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka Sugiyo, Warlan dkk. (2009). "Efektivitas Metode Student Centered Learning Azizah, Maryam Nur. (2011). "Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA", diambil 17 Oktober 2013, dari http://cs.upi.edu/uploads/paper_sk ripsi_dik O'Neil, G n McMahon, T. (2005). "Student Centered Learning: What does it mean for students and lecture", diambil 15 September BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 262 Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” hal.251-263 2013, dari http://www.aishe.org/readings/20 05-1/oneill-mcmahon Tues_19th_Oct_SCL.html BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 263