HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANKAN SHALAT DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS BEBAS DI SMAN 2 PASURUAN MITA EKA WULANDARI 1211010069 Subject : Kepatuhan, Shalat, Persepsi, Perilaku, Seks Bebas DESCRIPTION Remaja merupakan salah satu kelompok penduduk yang mudah terpengaruh oleh arus informasi baik yang negatif maupun yang positif, namun tidak bisa dipungkiri pergaulan dikalangan remaja sangat rawan dengan pergaulan bebas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kepatuhan Menjalankan Shalat dengan Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks Bebas di SMAN 2 Pasuruan. Jenis penelitian analitik korelasional desain penelitian yang digunakan adalah crossectional, populasi sebanyak 261 siswa. sampel dalam penelitian sebanyak 165 responden dengan teknik cluster sampling. Instrumen yang di gunakan adalah kuesioner, pengolahan data dilakukan melalui tahap editing, coding, scoring, entry data, cleaning data, tabulating, analisis data bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam menjalankan shalat sebanyak 116 orang (70,3%), dan sebagian besar responden mempunyai persepsinegatifterhadap perilaku seks bebas sebanyak 95 orang (57,6%). Hasil uji chi square dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara kepatuhan menjalankan shalat dengan persepsi remaja tentang perilaku seks bebas di SMAN 2 Pasuruan dengan tingkat signifikan mencapai 0,676 > α 0.05. Remaja yang patuh dan tidak patuh menjalankan shalat sama-sama mempunyai persepsi negatif terhadap perilaku seks bebas. Presentase remaja yang tidak terlibat dalam aktifitas seksual sebanyak 44 %, dengan nilai-nilai agama dan moral sebagai motivasi mereka untuk pantang melakukan aktifitas seksual. Tidak adanya hubungan antara kepatuhan menjalankan shalat dengan persepsi remaja terhadap perilaku seks bebas dikarenakan shalat yang dikerjakan siswa masih sebatas kewajiban mereka belum menganggap shalat sebagai kebutuhan sehingga meskipun mereka patuh namun tidak memberikan efek pada perilakunya. Upaya bidan memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan sangat penting dilakukan untuk menambah pengetahuan remaja tentang pentingnya memahami perkembangan seksual. ABSTRACT Adolescent is one group of people who easily influenced by information flows both negative and positive, but it can not be denied friendship among adolescents is very prone to free sex, this study aimed to determine the relationship of obedience to perform salah with the perception of adolescent toward free sex behavior in SMAN 2 Pasuruan. Type of research was analytical correlational with cross-sectional design, total population was 261 students. Samples in the study was 165 respondents taken with cluster sampling instrument used the questionnaire data processed through the editing stage, coding, scoring, data entry, cleaning the data, tabulating, bivariate data analysis performed using chi square test. Results of this research was that most respondents disobedient in performing salah were 116 people (70.3%), and the majority of respondents had a negative perception towards free sex behavior as many as 95 people (57.6%). Results of the chi square test we can conclude there is no relationship between obedience to perform salah with the perception of adolescents about free sex behavior in SMAN 2 Pasuruan with significant levels reached 0.676> α 0.05. adolescents who were obedient and disobedient to perform salah together have a negative perception towards sex behavior. The percentage of adolescents who did not engage in sexual activities as many as 44%, with religious values and morals as their motivation to abstain from sexual activity. The absence of a relationship between obedience to perform salah with the perception of adolescents towards free sex behavior due to the salah that carried by the studentis still performed as a mandatory they have not been regarded as a necessity so that although they are obedient, but have no effect on behavior. Midwifes should provide counseling and health education that is very important to increase knowledge about the importance of understanding adolescent sexual development. Keywords: Obedience, Salah, Perception, Behavior, Free Sex Contributor : 1. Sri Wardini, SST., M.Kes 2. Wiwit Sulistyawati, SST., SKM Date : 21 Agustus 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Remaja merupakan salah satu kelompok penduduk yang mudah terpengaruh oleh arus informasi baik yang negatif maupun yang positif. Sementara para remaja yang statusnya sebagai remaja seringkali mempunyai kepribadian yang baik karena mereka termasuk golongan remaja yang berpendidikan dan sekaligus bermartabat, namun tidak bisa dipungkiri pergaulan dikalangan remaja sangat rawan dengan pergaulan bebas, karena mereka menganggap hal itu tidak berbahaya, bahkan hal-hal yang dianggap oleh remaja kalangan biasa (masyarakat desa) tabu untuk dilakukan maka hal itu dikalangan remaja merupakan hal yang biasa, seperti berboncengan dengan lawan jenis, bercanda, bahkan berciuman maupun berpelukan merupakan hal yang biasa dan modern. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang mengarah pada pergaulan bebas, berkaitan dengan hal itu kejadian seks diluar nikah pada kalangan remaja sudah menjadi rahasia umum.(Sarwono, 2009). Hasil penelitian yang dilakukakan Aini (2011) tentang Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks Bebas pada Remaja di SMAN 1 Bangsal Mojokerto menunjukkan bahwa remaja yang pemahaman tingkat agamanya baik dengan perilaku seks bebas yang positif sebanyak 54 responden (31,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks bebas yang negatif yaitu 13 responden (7,5%).Sedangkan remaja yang pemahaman tingkat agamanya cukup dengan perilaku seks bebas yang positif sebanyak 10 responden (5,8%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks bebas yang negatif sebanyak 30 responden (17,3%), sedangkan remaja yang pemahaman tingkat agamanya kurang dengan perilaku seks bebas yang negatif sebanyak 66 responden (38,2%) dan tidak ada satupun responden yang pemahaman tingkat agamanya kurang dengan perilaku seks bebas positif. Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada 10 Maret 2015 di SMAN 2 Pasuruan melalui wawancara terhadap 10 siswa didapatkan bahwa sebanyak 6 siswa (60%) kurang patuh dalam menjalankan shalat dengan tidak pernah mengikuti shalat jama’ah yang diwajibkan pihak sekolah. Dan 4 siswa (40%) lainnya patuh dalam menjalankan ritual keagamaan. Berkaitan dengan persepsi tentang perilaku seks bebas terdapat 7 anak (70%) yang mempunyai persepsi negatif terhadap perilaku seks bebas dan 3 anak (30%) mempunyai persepsi positif. Remaja memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang baik, sehingga remaja mampu menyelesaikan masalah mereka dengan efektif. Orang tua perlu memberikan bekal materi, intelektual yang berupa pendidikan formal, serta bekal spiritual yang berupa pendidikan agama bagi remaja. Pemahaman tingkat agama yang baik menghasilkan tauhid dan kepercayaan terhadap remaja untuk menghindari perilaku yang menyimpang. Banyak remaja yang melakukan aktivitas seks tanpa informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi. Sehingga kurangnya informasi ini dapat menyebabkan resiko kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta meningkatnya penyakit seksual (Evlyn dan Dewi, 2007). Upaya mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para remaja ini diperlukan kerjasama orang tua, sekolah, dan masyarakat. Keluarga, dalam hal ini orang tua, merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi remaja sebagai generasi penerus bangsa. Keluarga memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencetak pemimpin bangsa. Sekolah melaksanakan peran pendidikan ini melalui tiga perangkat, yaitu: kurikulum berlandaskan aqidah Islam, guru/tenaga pendidikan yang profesional serta berkepribadian Islam, serta sarana dan prasarana yang kondusif untuk melakukan proses pembentukan sifat adil dan kapabilitas kepemimpinan pada anak. Pendidikan kepribadian Islam di sekolah harus dilakukan pada semua jenjang pendidikan sesuai dengan proporsinya, dengan berbagai pendekatan (Suryodaminto, 2010). Peran bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada remaja adalah sebagai pendidik dimana bidan mempromosikan ‘wellness’ kepada remaja putri sehingga terlepas dari kenakalan remaja serta dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit dan sebagai suppoter mengidentifikasi faktor resiko yang mungkin terjadi akibat kenakalan remaja; seperti hamil pada usia muda (Sitepu, 2014). METODOLOGI Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelasional desain penelitian cross sectional. Variabel independen adalah kepatuhan menjalankan shalat, variabel dependen adalah persepsi remaja tentang perilaku seks bebas. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas 2 di SMAN 2 Pasuruan dengan jumlah sampel 165 responden yang diambil menggunakan teknik sampling Probability sampling, jenis cluster sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner berskala likert. Pengolahan data editing, coding, scoring, entry data, cleaning data, tabulating. Analisis data menggunakan uji chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam menjalankan shalat sebanyak 116 orang (70,3%) dan hampir setengahnya mempunyai persepsi negatif tentang perilaku seks bebas sebanyak 68 orang (41.2%). dan sebagian kecil tidak patuh serta berperilaku positif sebanyak 48 orang (29,1%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh hasil bahwa p value sebesar 0,676 > α 0,05 artinya H1 ditolak dan Ho diterima tidak ada hubungan antara kepatuhan menjalankan shalat dengan persepsi remaja tentang perilaku seks bebas di SMAN 2 Pasuruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam menjalankan shalat sebanyak 116 orang (70,3%). Kepatuhan adalah istilah yang digunakan dalam menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah ditentukan (Bastable, 2006) sedangkan ritual keagamaan adalah segala kegiatan keagamaan yang bersifat non formal yang dilaksanakan oleh dan untuk anak, remaja, orang tua dan seluruh wargaa masyarakat, yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu di masjid, dari mushola ke mushola, dari rumah ke rumah dimana mereka mereka berdomisili dengan secara terencana, terarah dan bertanggung jawab. Dengan tujuan untuk menjaga budaya serta menjalin tali silaturrahmi sehingga diharapakan dapat terbentuknysa ukhwah islamiyah sesama warga masyarakat (Qodir, 2013). Kepatuhan dalam menjalankan ritual keagamaan salah satunya adalah kegiatan shalat lima waktu, dalam agama Islam shalat merupakan ritual yang digunakan sebagai symbol keagamaan yang bersifat penghambaan, menurut sebagian ulama’ shalat merupakan sebuah ritual yang sangat istimewa baik di tinjau dari segi agama maupun kesehatan, shalat merupakan media terapi kejiwaan manusia (Al-Qohar, 2013). Ketidakpatuhan responden dalam menjalankan shalat dipengaruhi oleh faktor pergaulan, dan peraturan sekolah tentang wajib shalat masih lemah, karena selama ini siswa yang tidak melakukan shalat tidak mendapatkan teguran atau hukuman dari pihak sekolah, selain itu pergaulan juga berperan penting dalam mempengaruhi perilaku siswa, misalnya saat waktu shalat masih banyak responden yang hanya bermain-main dan pergi ke kantin. Hanya sedikit yang ikut shalat berjama’ah di musholla dalam sekolahan. Hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi negatif terhadap perilaku seks bebas sebanyak 95 orang (57,6%). Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba (kerja indra) disekitarnya (Widayatun (2009) dalam Suparyanto (2011)). Awal terjadinya persepsi adalah karena adanya objek atau stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera (objek tersebut menjadi perhatian panca indera), kemudian stimulus atau objek perhatian berada di bawah otak. Dari otak terjadi adanya ”kesan” atau jawaban (respon) adanya stimulus, berupa kesan atau respon. Dibalikkan ke indera kembali berupa “tanggapan” atau persepsi hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak (Widayatun (2009) dalam Suparyanto (2011)). Persepsi itu dalam stabilitasnya berbeda dalam ukuran, kecemerlangan warna, stabilitas gerak; persepsi bisa terjadi dengan sendirinya; setiap manusia atau individu dalam persepsi selau berbeda; persepsi atau tanggapan di dalam bentuk data actualnya disebut ” informasi”; hukum-hukum persepsi antara lain prinsip kedekatan, prinsip kontinu, prinsip gerak bersama (Widayatun (2009) dalam Suparyanto (2011)). Sebagian besar persepsi responden tentang perilaku seks bebas dalam kategori negatif, yaitu mereka menganggap perilaku seks bebas merupakan hal yang tidak baik dikalangan remaja, sehingga tidak perlu dikhawatirkan, hal ini memicu mereka untuk berpersepsi negatif terhadap perilaku seks bebas. Selain itu informasi yang kurang tepat akan mengakibatkan pemahaman yang kurang baik terhadap suatu hal, informasi yang diperoleh responden tentang perilaku seks bebas sebagian besar dari media elektronik, yaitu melalui internet dan TV. Kita semua sudah tahu bahwa baik internet maupun TV merupakan sumber informasi yang sangat luas dan perlu adanya penegasan kembali tentang segala informasi yang disampaikan. Terutama internet remaja yang tidak dapat mengendalikan diri mereka justru akan terjerumus pada perilaku negatif. Hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam menjalankan shalat sebanyak 116 orang (70,3%) dan hampir setengahnya mempunyai persepsi negatif tentang perilaku seks bebas sebanyak 68 orang (41.2%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh hasil bahwa p value sebesar 0,676 > α 0,05 artinya H1 ditolak dan Ho diterima tidak ada hubungan antara kepatuhan menjalankan shalat dengan persepsi remaja tentang perilaku seks bebas di SMAN 2 Pasuruan. Hubungan antara persepsi tentang seks bebas dan pengetahuan seksual remaja sangat erat kaitanya, adanya perubahan persepsi remaja tentang seksualitas seiring dengan terjadinya perubahan perilaku seksual di kalangan remaja yang dapat dipandang sebagai perubahan pandangan remaja pada nilai-nilai sosial dan nilai-nilai moral. Perubahan persepsi seksual dilihat dari perubahan pandangan remaja terhadap nilai sosial dan nilai moral (Evlyn dan Dewi, 2007). Menurut penelitian yang dilakukakan oleh (Sinha, Ram dan Richard, 2007) menunjukkan bahwa pemuda memandang agama sebagai penting, aktif dalam ibadah dan kegiatan. Keyakinan agama dapat berfungsi sebagai pencegah dari aktifitas seksual. Remaja yang tidak terlibat dalam aktifitas seksual menjadikan nilai-nilai agama dan moral sebagai motivasi mereka untuk pantang melakukan aktifitas seksual. Sedangkan dari hasil penelitian tidak ada hubungan antara kepatuhan menjalankan shalat dengan persepsi remaja tentang perilaku seks bebas, hal ini dikarenakan sebagian besar responden tidak aktif dalam menjalankan shalat. Sebenarnya remaja dapat menjadikan agama sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak akan terjerumus ke perilaku yang berisiko seperti aktifitas seksual, karena mereka merasa takut dan khawatir dengan adanya aktifitas seksual di kalangan remaja. Sementara remaja yang tidak menjadikan agama sebagai pedoman dalam sehari-hari mereka akan lebih mudah terpengaruh ke dalam perilaku yang berisiko. SIMPULAN Hasil penelitian tentang hubungan kepatuhan menjalankan shalat dengan persepsi remaja tentang perilaku seks bebas di SMAN 2 Pasuruan sebagian besar responden tidak patuh dalam menjalankan shalat sebanyak 116 orang (70,3%). Sebagian besar responden mempunyai persepsi negatif terhadap perilaku seks bebas sebanyak 95 orang (57,6%). Kepatuhan menjalankan shalat tidak berhubungan dengan persepsi remaja tentang perilaku seks bebas di SMAN 2 Pasuruan (p value = 0,676). REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti atau mengembangkan kembali tentang konsep persepsi remaja tentang perilaku seks bebas dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas meliputi pengetahuan dan sikap. 2. Bagi Institusi Pendidikan Melalui hasil penelitian ini diharapkan bagi institusi pendidikan sebaiknya melengkapi buku referensi di perpustakaan agar mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih mudah untuk mendapatkan referensi. 3. Bagi Responden / Tempat penelitian Responden dapat mencari informasi dan pengetahuan lebih lanjut tentang perilaku seks bebas melalui media informasi dan pendidikan kesehatan. 4. Bagi Masyarakat Masyarakat sebaiknya dapat meningkatkan lagi pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku seks bebas. ALAMAT KORESPONDENSI: Email : [email protected] No. Hp : 082336244804 Alamat : Desa Warungdowo Timur Kec. Pohjentrek Kab. Pasuruan